Aku Telah Menemukan Jalan Masuk ke dalam Kerajaan Surga

21 Februari 2021

Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Ketika Yesus datang ke dalam dunia manusia, Dia memulai Zaman Kasih Karunia dan mengakhiri Zaman Hukum Taurat. Selama akhir zaman, Tuhan sekali lagi menjadi daging, dan dengan inkarnasi ini Dia mengakhiri Zaman Kasih Karunia dan memulai Zaman Kerajaan. Semua orang yang dapat menerima inkarnasi Tuhan yang kedua akan dibawa ke dalam Zaman Kerajaan, dan selanjutnya akan jadi bisa menerima bimbingan Tuhan secara pribadi. Meskipun Yesus melakukan banyak pekerjaan di antara manusia, Dia hanya menyelesaikan penebusan seluruh umat manusia dan menjadi korban penghapus dosa manusia; Dia tidak membebaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menjadi korban penghapus dosa dan menanggung dosa manusia,tetapi juga membuat Tuhan harus melakukan pekerjaan yang jauh lebih besar untuk membebaskan manusia sepenuhnya dari wataknya yang telah dirusak oleh Iblis. Jadi, sekarang setelah manusia diampuni dari dosa-dosanya, Tuhan telah datang kembali menjadi daging untuk membawa manusia memasuki zaman yang baru, dan memulai pekerjaan hajaran dan penghakiman. Pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka akan benar-benar hidup dalam terang, dan mereka akan mendapatkan jalan, kebenaran, dan hidup" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Firman Tuhan jelas. Tuhan Yesus melakukan pekerjaan penebusan, hanya mengampuni dosa manusia. Natur kita yang berdosa masih ada. Kita masih membutuhkan Tuhan untuk melakukan pekerjaan penghakiman dan penyucian, untuk memberi kita kebenaran dan menyelesaikan natur kita yang berdosa, membuat kita dapat membuang dosa dan tidak menentang Tuhan. Lalu kita akan taat dan takut akan Tuhan. Hanya itulah satu-satunya cara kita masuk ke dalam kerajaan Tuhan. Aku tidak memahami pekerjaan Tuhan. Kupikir dosa-dosa kita sudah diampuni dan kita bisa masuk ke dalam surga. Namun setelah 10 tahun percaya kepada Tuhan, aku masih hidup dalam dosa. Tuhan itu kudus, dan tak seorang pun yang tidak kudus dapat melihat Tuhan. Jadi bisakah orang yang hidup dalam dosa diangkat ke dalam kerajaan Tuhan? Aku bingung. Aku tidak paham. Membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa aku sadar aku melewatkan tahap terpenting pekerjaan Tuhan—pekerjaan penghakiman pada akhir zaman. Dalam iman kita, kita harus menjalani penghakiman Tuhan sehingga kita dapat ditahirkan, diselamatkan dan masuk ke dalam kerajaan. Aku ingin membagikan pengalamanku.

Sejak kecil aku sudah pergi ke gereja. Aku suka persekutuan orang lain tentang firman Tuhan. Setelah menikah, aku dan suamiku masih mengutamakan pekerjaan gereja. Kami secara aktif terlibat dalam pelayanan gereja. Namun seiring waktu, aku menyadari bahwa khotbah-khotbah pendeta kering dan hambar, dan dia selalu meminta sumbangan. Dia lebih peduli dengan keuangan daripada kehidupan kami. Para pendeta dan penatua selalu memperebutkan podium dan bersaing satu sama lain. Makin sedikit orang yang menghadiri ibadah, dan saat beribadah, mereka selalu mengobrol, dan sering tertidur selama khotbah. Aku tidak dapat merasakan bimbingan Tuhan. Mengikuti ibadah gereja makin melelahkan. Aku tak mampu menerapkan firman Tuhan, dan hidup dalam dosa. Dan saat aku melihat suamiku pulang kerja, dan hanya sibuk bermain gim online, mau tak mau aku hanya mengomeli dan memarahinya, menyuruhnya melakukan ini atau itu. Dia tidak mau mendengarkan, dan aku menjadi makin kesal. Aku selalu mengkritik inefisiensinya ketika melihatnya melakukan sesuatu dengan lambat. Dia selalu mengkritikku, mengatakan, "Kau belum berubah sedikit pun selama bertahun-tahun sebagai orang percaya." Merasa bersalah, aku aku teringat dengan firman Tuhan Yesus: "Dan mengapa engkau melihat selumbar yang ada di mata saudaramu, tetapi tidak melihat balok yang ada di matamu sendiri? Atau bagaimana engkau dapat berkata kepada saudaramu, biarkan aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu; dan, lihatlah, sebuah balok ada di matamu sendiri?" (Matius 7:3-4). Tuhan mengatakan kita tidak boleh melihat kesalahan orang lain, tetapi memeriksa kesalahan kita sendiri. Namun aku tak punya toleransi terhadap suamiku dan perilakunya, Aku selalu kehilangan kesabaranku dan bertengkar dengannya. Hubungan kami memburuk, dan aku menderita. Tuhan berkata: "Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus" (Imamat 11:44). Tuhan itu kudus, dan siapa pun yang tidak kudus tidak dapat melihat-Nya. Namun aku tidak mampu menerapkan firman-Nya. Aku selalu berbuat dosa, tak mampu lepas dari ikatan dosa. Bagaimana orang seperti diriku bisa masuk ke dalam kerajaan surga? Pemikiran ini membuatku merasa tidak tenang.

Suatu kali setelah ibadah, aku bertanya kepada pendeta tentang masalahku. Dia berkata, "Jangan khawatir. Meskipun kita sering berbuat dosa, Tuhan Yesus telah mengampuni dosa kita. Asalkan kita terus berdoa dan mengaku dosa kepada Tuhan, Dia akan membawa kita ke dalam kerajaan surga." Perkataannya tidak menyelesaikan kebingunganku. Alkitab berkata, "Usahakankah hidup damai dengan semua orang dan dalam kekudusan, karena tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan" (Ibrani 12:14). "Karena jika kita dengan sengaja berbuat dosa setelah menerima pengetahuan kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu" (Ibrani 10:26). Tertulis dengan jelas jika kita dengan sengaja berbuat dosa, tidak akan ada lagi korban untuk dosa. Dapatkah orang yang selalu berbuat dosa diangkat ke dalam surga? Aku tidak tahu bagaimana berhenti berbuat dosa, jadi aku memperbaiki sikap toleransi dan pengampunanku, tetapi aku tidak mampu melakukannya. Aku kembali mencari pendeta itu. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku juga tak punya solusi untuk masalah berbuat dosa lalu mengaku dosa. Bahkan Paulus berkata, 'Karena dalam diriku ada kehendak; tetapi aku tidak mendapati cara berbuat apa yang baik. Karena apa yang baik yang aku mau tidak aku lakukan: tetapi yang jahat yang aku tidak mau, itu yang aku lakukan' (Roma 7:18-19). Kita tak bisa tidak berbuat dosa, jadi bertobat dan mengaku dosa lebih banyak saja kepada Tuhan, dan aku akan berdoa lebih banyak untukmu." Mendengar ini dari pendeta benar-benar mengecewakan. Aku berdoa kepada Tuhan: "Ya Tuhan! Aku tak mau berbuat dosa, tetapi aku benar-benar tak mampu menahan diri. Hidup dalam dosa itu menyakitkan tetapi aku tidak tahu cara berhenti darinya. Aku takut Engkau akan meninggalkanku. Tuhan, kumohon selamatkan aku."

Di mana manusia berakhir, di situ Tuhan memulai. Suatu hari aku bertemu Saudari Susan secara online pada tahun 2018. Kami mempersekutukan Alkitab. Wawasan tentang Alkitab dan persekutuannya mencerahkan, jadi aku menyampaikan keresahan dan kebingunganku kepadanya. Aku berkata, "Aku sudah jadi orang percaya selama bertahun-tahun, tetapi aku selalu berbuat dosa. Aku khawatir tentang jalan masukku ke dalam kerajaan surga. Pendeta kami mengatakan Tuhan Yesus telah mengampuni kami, bahwa asalkan kami berdoa dan mengaku dosa, Dia akan membawa kami ke dalam surga saat Dia datang. Aku masih bingung. Apa pendapatmu tentang hal ini?" Saudari Susan berkata, "Benar bahwa kita telah diampuni, tetapi itu bukan berarti kita ditahirkan atau bebas dari dosa. Tuhan Yesus berkata, 'Siapa saja yang melakukan dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tinggal di rumah selamanya: tetapi Anak tetap tinggal selama-lamanya' (Yohanes 8:34-35). 'Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga; melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga' (Matius 7:21). Tuhan Yesus tidak pernah berkata kita akan masuk ke dalam kerajaan Tuhan karena kita diampuni, Dia mengatakan kepada kita bahwa hanya mereka yang melakukan kehendak Bapa yang dapat masuk." "Kita memahami gagasan manusia tentang masuk ke dalam kerajaan Tuhan karena dosa-dosa kita diampuni tidak ada dasarnya. Kita memahami satu hal dalam tahun-tahun iman kita: Setelah orang percaya kepada Tuhan dan dosa mereka diampuni, mereka terus hidup dalam keadaan berbuat dosa lalu mengaku dosa. Ini menunjukkan bahwa ini tidak sama dengan melepaskan ikatan dan belenggu dosa, dan juga tidak berarti bahwa kita telah ditahirkan. Tuhan itu kudus. Orang yang berbuat dosa atau menentang-Nya tidak boleh masuk ke dalam kerajaan-Nya. Hanya mereka yang menaati Tuhan dan melakukan kehendak-Nya yang bisa masuk." Mendengar persekutuannya, kupikir, "Benar. Jika Tuhan membiarkan pendosa, masuk ke dalam kerajaan surga, bagaimana bisa kekudusan-Nya dinyatakan?"

Kemudian dia membaca firman Tuhan. "Meskipun Yesus melakukan banyak pekerjaan di antara manusia, Dia hanya menyelesaikan penebusan seluruh umat manusia dan menjadi korban penghapus dosa manusia; Dia tidak membebaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menjadi korban penghapus dosa dan menanggung dosa manusia,tetapi juga membuat Tuhan harus melakukan pekerjaan yang jauh lebih besar untuk membebaskan manusia sepenuhnya dari wataknya yang telah dirusak oleh Iblis. Jadi, sekarang setelah manusia diampuni dari dosa-dosanya, Tuhan telah datang kembali menjadi daging untuk membawa manusia memasuki zaman yang baru, dan memulai pekerjaan hajaran dan penghakiman. Pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan menerima berkat yang lebih besar. Mereka akan benar-benar hidup dalam terang, dan mereka akan mendapatkan jalan, kebenaran, dan hidup." "Meskipun manusia telah ditebus dan diampuni dosanya, itu hanya dapat dianggap bahwa Tuhan tidak lagi mengingat pelanggaran manusia dan tidak memperlakukan manusia sesuai dengan pelanggarannya. Namun, ketika manusia hidup dalam daging dan belum dibebaskan dari dosa, ia hanya bisa terus berbuat dosa, tanpa henti menyingkapkan watak rusak Iblis dalam dirinya. Inilah kehidupan yang manusia jalani, siklus tanpa henti berbuat dosa dan meminta pengampunan. Mayoritas manusia berbuat dosa di siang hari lalu mengakui dosa di malam hari. Dengan demikian, sekalipun korban penghapus dosa selamanya efektif bagi manusia, itu tidak dapat menyelamatkan manusia dari dosa. Hanya separuh dari pekerjaan penyelamatan telah diselesaikan, karena watak manusia masih rusak. ... Tidak mudah bagi manusia untuk menyadari dosa-dosanya; manusia tidak dapat mengenali sifat dasarnya sendiri yang telah berakar begitu dalam. Hanya melalui penghakiman oleh firman, dampak seperti itu dapat dicapai. Hanya dengan demikian, manusia secara bertahap diubahkan dimulai dari titik tersebut hingga seterusnya." "Melalui pekerjaan penghakiman dan hajaran ini, manusia akan sepenuhnya menyadari substansi mereka sebenarnya yang najis dan rusak, dan mereka akan dapat sepenuhnya berubah dan menjadi tahir. Hanya dengan cara ini manusia dapat dilayakkan untuk kembali menghadap takhta Tuhan. Semua pekerjaan yang dilakukan sekarang ini bertujuan agar manusia dapat ditahirkan dan diubahkan. Melalui penghakiman dan hajaran oleh firman-Nya, serta melalui pemurnian, manusia dapat mengenyahkan kerusakan dirinya dan disucikan. Daripada menganggap tahap pekerjaan ini sebagai tahap penyelamatan, lebih tepat menganggapnya sebagai tahap pekerjaan penyucian" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia).

Setelah membaca ini, Saudari Susan melanjutkan. "Meskipun kita telah menerima penebusan Tuhan Yesus dan dosa-dosa kita diampuni, natur iblis kita yang mendorong kita berbuat dosa belum diselesaikan. Itu sebabnya kita berbuat dosa dan menentang Tuhan, dan tak mampu menerapkan firman Tuhan. Pada Zaman Kasih Karunia, penebusan Tuhan Yesus untuk menebus kita dari dosa adalah agar kita bisa lolos dari hukuman hukum Taurat, dilayakkan untuk datang ke hadapan Tuhan dan menikmati kasih karunia-Nya. Meskipun Dia mengampuni dosa-dosa kita, natur iblis kita tidak diselesaikan. Kita masih sangat congkak, curang, dan jahat. Kita terlalu memikirkan diri kita sendiri, selalu ingin menentukan keputusan dan memaksakan cara kita. Jika orang lain melakukan sesuatu yang tidak kita sukai, kita memarahi dan menindas mereka. Kita berbohong dan menipu, dan doa kita kepada Tuhan adalah kata-kata kosong. Kita bicara tentang menaati dan mengasihi Tuhan, tetapi kita melakukan segalanya demi keuntungan pribadi. Kita mengorbankan diri hanya demi berkat Tuhan. Kita senang jika kita diberkati, tetapi jika kita menghadapi kesulitan, kita mengeluh. Kita bahkan mungkin menyangkal Tuhan. Watak rusak ini lebih buruk daripada dosa. Jika itu tidak diselesaikan, kita cenderung melakukan kejahatan dan menentang Tuhan. Kita masih penuh dosa. Bagaimana kita bisa layak bagi kerajaan Tuhan? Itulah sebabnya Tuhan Yesus berjanji untuk datang kembali. Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Dia mengungkapkan semua kebenaran untuk menyelamatkan manusia. Dia melakukan pekerjaan penghakiman. Ini untuk menyelesaikan natur manusia yang rusak, untuk menyelesaikan akar masalah kita yang selalu berbuat dosa dan menentang Tuhan, dan menyucikan serta menyelamatkan kita, dan membawa kita ke dalam kerajaan-Nya." "Pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa menggenapi firman Tuhan Yesus: 'Ada banyak hal lain yang bisa Kukatakan kepadamu, tetapi engkau tidak bisa menerima semuanya itu saat ini. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan menuntun engkau sekalian ke dalam seluruh kebenaran' (Yohanes 16:12-13). 'karena Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkan dunia. Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Aku nyatakan, itulah yang akan menghakiminya di akhir zaman'" (Yohanes 12:47-48). 1 Petrus berkata: 'Karena waktunya akan datang penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan' (1 Petrus 4:17). Dengan menerima penghakiman Tuhan, kita dapat memperoleh kebenaran. Kita dapat ditahirkan, dan baru setelah itu kita dapat masuk ke dalam kerajaan Tuhan."

Persekutuan Saudari Susan mengandung terang dan sejalan dengan Alkitab. Aku diyakinkan. Pada Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus hanya melakukan pekerjaan penebusan, tetapi itu tidak menyelesaikan natur manusia yang berdosa. Iman kita hanya bisa mengampuni dosa-dosa kita, dan kita harus menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman untuk menyelesaikan akar penyebab dosa kita, dan ditahirkan. Mataku terbuka. Ada tahap pekerjaan Tuhan yang belum kualami. Aku mendengar bahwa Tuhan Yesus telah datang kembali dan mengungkapkan kebenaran untuk melakukan pekerjaan penghakiman untuk menyucikan dan menyelamatkan manusia dan membawa kita ke dalam kerajaan Tuhan. Aku sangat gembira, aku segera bertanya kepada Saudari Susan, "Bagaimana pekerjaan penghakiman Tuhan menyucikan kita?"

Dia membacakanku beberapa firman Tuhan Yang Mahakuasa. Mari kita membacanya: "Pekerjaan Tuhan dalam inkarnasi saat ini adalah untuk mengungkapkan watak-Nya terutama melalui hajaran dan penghakiman. Dengan membangun di atas dasar ini, Dia membawa lebih banyak kebenaran kepada manusia dan menunjukkan kepadanya lebih banyak jalan penerapan, dengan demikian mencapai tujuan-Nya untuk menaklukkan dan menyelamatkan manusia dari wataknya yang rusak. Inilah yang ada di balik pekerjaan Tuhan pada Zaman Kerajaan." "Pada akhir zaman, Kristus menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan esensi manusia, dan membedah perkataan dan perbuatan manusia. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia seharusnya menaati Tuhan, bagaimana seharusnya manusia setia kepada Tuhan, bagaimana manusia seharusnya hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan sebagainya. Firman ini semuanya ditujukan pada esensi manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan berkaitan dengan bagaimana manusia merupakan perwujudan Iblis, dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan tidak hanya menjelaskan natur manusia dengan beberapa kata; Dia menyingkapkan, menangani, dan memangkasnya dalam jangka panjang. Cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan ini tidak bisa digantikan dengan perkataan biasa, tetapi dengan kebenaran yang sama sekali tidak dimiliki manusia. Hanya cara-cara seperti inilah yang dapat disebut penghakiman; hanya melalui penghakiman jenis inilah manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya untuk tunduk kepada Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Yang dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman adalah pemahaman manusia tentang wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan kehendak Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami olehnya. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar penyebab dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua efek ini dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman, karena hakikat pekerjaan ini sebenarnya adalah pekerjaan membukakan jalan, kebenaran, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia).

Saudari Susan melanjutkan persekutuannya. "Pada akhir zaman, Tuhan mengungkapkan kebenaran untuk melakukan pekerjaan penghakiman dan mentahirkan, serta menyelamatkan manusia, dan menyingkapkan misteri seluruh pekerjaan-Nya. Dia menyingkapkan kebenaran tentang kerusakan manusia, dan menyingkapkan serta membedah natur jahat kita yang menentang Tuhan, memberi tahu kita apa racun-racun iblis dalam natur kita, keadaan dan pemikiran rusak apa yang dihasilkankan oleh racun-racun iblis ini, dan bagaimana menyelesaikannya. Firman Tuhan menjelaskan apa arti ketundukan kepada Tuhan, apa arti kasih sejati bagi Tuhan, dan bagaimana menjadi orang jujur. Semua itu menunjukkan kepada kita bagaimana menyingkirkan watak rusak kita dan mencapai keselamatan. Semua itu juga menyingkapkan watak Tuhan yang kudus dan benar. Dengan menjalani penghakiman dan hajaran Tuhan, kita memahami kebenaran, dan akhirnya memahami esensi kerusakan kita. Lalu kita mulai membenci betapa Iblis telah merusak kita, bersujud di hadapan Tuhan dan bertobat, dan menerapkan kebenaran. Watak kita yang rusak lambat laun berubah, dan kita bisa mendapatkan rasa hormat dan ketaatan agar makin tidak berbuat dosa dan menentang Tuhan." Saudari Susan membagikan pengalaman pribadinya. Dia selalu berpikir dia lebih cakap daripada orang lain, dia egois dan memaksa orang untuk menerima pandangannya. Dia selalu mengasingkan dan menegur penentangan apa pun. Itu menyakiti dan menindas mereka. Melalui penghakiman dan penyingkapan firman Tuhan, dia sadar dia hidup berdasarkan hukum Iblis seperti "Akulah yang berkuasa" Dia sangat keras kepala dan congkak, ingin orang lain menuruti gagasannya seolah-olah itu adalah kebenaran. Dia tidak menghormati Tuhan dan tak bernalar. Ini menjijikkan bagi Tuhan dan orang-orang. Dia selalu ingin orang lain mendengarkannya, dan itu adalah watak iblis. Iblis itu sombong, ingin setara dengan Tuhan. Dia ingin mengendalikan, membuat manusia mendengarkan dan memujanya, karena itu Tuhan mengutuknya. Saudari Susan merasa takut setelah menyadari sifat dan akibat dari masalahnya, dia membenci dirinya sendiri dan menerapkan kebenaran. Dia menjadi rendah hati dalam interaksinya dengan orang lain. Dia tidak lagi memandang rendah dan menindas mereka. Dia mampu menerima gagasan orang-orang, dan hubungannya dengan orang-orang membaik. Hatiku terang saat mendengar persekutuannya tentang firman Tuhan dan pengalamannya. Jadi Tuhan menggunakan firman-Nya untuk menghakimi dan mentahirkan watak kita yang rusak. Pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan kita sangatlah praktis! Aku sudah percaya selama bertahun-tahun, tetapi tidak mampu lepas dari dosa. Aku sangat menderita, tetapi kutemukan jalannya!

Setelah itu, aku mulai membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, menonton film-film, dan mendengarkan lagu-lagu pujian dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku juga menghadiri pertemuan untuk mempersekutukan firman Tuhan. Aku dapat merasakan pekerjaan Roh Kudus. Aku memahami misteri dan kebenaran yang tak pernah kuketahui sebelumnya. Aku sangat menikmatinya. Aku tahu bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali!

Aku membaca lebih banyak firman Tuhan Yang Mahakuasa dan mendapatkan pemahaman tentang watakku yang congkak. Aku merendahkan dan memarahi orang lain dan itu adalah watak jahatku. Tuhan benci itu. Aku berdoa kepada Tuhan untuk bertobat. Aku tidak mau lagi bertindak seperti itu dan berfokus pada kesalahan orang lain. Itu tidak masuk akal. Saat melihat suamiku melakukan sesuatu yang tidak kusukai, aku selalu berdoa agar Tuhan menenangkan hatiku dan berbicara kepadanya dengan tenang. Suatu hari, suamiku berkata kepadaku, "Kau telah berubah sejak mulai percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Kau tidak marah seperti dahulu, dan kau dapat berdiskusi dengan tenang." Aku bersyukur kepada Tuhan dalam hatiku. Aku tahu keberhasilanku adalah berkat firman Tuhan. Yang benar-benar mengejutkanku adalah ketika suamiku melihat ini, dia mulai membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa menerima-Nya. Suamiku menyadari melalui firman Tuhan bahwa Iblis memikat, mengendalikan, dan merusak manusia melalui gim online. Dia akhirnya memahami bahaya bermain gim online, dan tidak lagi terpikat olehnya. Kami tidak lagi bertengkar. Kami membaca firman Tuhan, dan bersekutu satu sama lain. Saat menghadapi kesulitan, kami mencari kebenaran dari firman Tuhan untuk menemukan solusi. Aku merasa pekerjaan penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa adalah apa yang kubutuhkan, dan bahwa itu sangat penting untuk mentahirkan dan menyelamatkan kami sepenuhnya. Aku menemukan jalan untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Syukur kepada Tuhan!

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait

Tinggalkan Balasan