Kehilangan dan Menemukan Kembali
Oleh Saudara Xieli, Amerika Serikat Aku datang ke AS untuk bekerja sekeras-kerasnya dalam mengejar kehidupan yang bahagia dengan standar...
Kami menyambut semua pencari yang merindukan penampakan Tuhan!
Aku dilahirkan dalam keluarga Katolik. Sejak aku kecil, nenekku mengajarkanku cara berdoa dan menjalankan ritual-ritual Katolik. Ketika aku berusia lima belas tahun, aku mulai mempelajari doktrin Katolik. Romo kami selalu mengatakan bahwa kita harus mengikuti perintah Tuhan, saling mengasihi, menghadiri Misa, dan melakukan perbuatan baik. Dia mengatakan bahwa hanya orang yang melakukan hal-hal ini yang merupakan orang percaya yang saleh, dan ketika Tuhan datang, Dia akan mengangkat mereka ke kerajaan surga. Aku sering berkata dalam hati, "Aku harus melakukan apa yang Tuhan katakan, mengikuti semua aturan gereja, dan aktif melakukan perbuatan baik, agar Tuhan mengasihiku dan ketika Dia kembali, Dia akan memberkatiku dan mengangkatku ke kerajaan surga."
Setelah masuk kuliah, aku sempat menunda studiku agar aku punya lebih banyak waktu untuk memberikan pelayanan di gereja. Selama masa itu, aku mendapati bahwa jemaat lain tampak begitu saleh di gereja, berdoa dan menghadiri Misa, tetapi dalam kehidupan sehari-hari mereka merokok, minum-minum, dan berpesta liar. Aku merasa jijik, kupikir "Tuhan mengajarkan kita untuk mengasihi-Nya, menolong mereka yang membutuhkan, dan menjauhi godaan duniawi. Orang-orang ini mungkin terlihat seperti percaya kepada Tuhan, tetapi mereka sebenarnya tidak melakukan apa-apa untuk-Nya. Mereka bernafsu pada hal-hal duniawi dan mencari kesenangan duniawi. Bukankah itu menentang ajaran Tuhan? Aku tidak boleh seperti mereka. Aku akan melakukan lebih banyak pekerjaan baik untuk Tuhan agar aku bisa masuk ke dalam kerajaan surga ketika saatnya tiba." Namun seiring berjalannya waktu, aku menyadari diriku juga tidak mampu menaati perintah Tuhan dalam kehidupanku sehari-hari. Setiap kali melihat anggota gereja yang mencari kesenangan hidup dengan bahagia dan bebas sementara aku menghadapi kesulitan dan kesusahan, aku tidak bisa menahan diri untuk menyalahkan Tuhan. Tuhan mengajarkan kita untuk mengasihi orang lain sebagaimana mengasihi diri kita sendiri, tetapi aku selalu merasa iri dan memandang rendah orang-orang. Keluargaku memarahiku ketika aku berbuat salah, tetapi aku hanya mencari-cari alasan, membantah, dan marah kepada mereka. Tuhan mengajarkan kita untuk bersikap rendah hati dan pemaaf, tetapi aku tidak mematuhinya. Aku merasa sangat bersalah, menjadi orang percaya seperti sekadar julukan bagiku. Aku mulai merenung: "Mengapa aku tidak pernah bisa mengatasi dosaku? Meskipun setiap kali berbuat dosa, aku mengakuinya kepada romoku dan melakukan perbuatan baik untuk menebusnya, aku tetap saja mengulangi dosa yang sama. Bagaimana bisa Tuhan memberkati iman seperti ini?" Namun, romo kami selalu berkata bahwa dengan mengaku kepadanya setelah berbuat dosa, kita akan diampuni, dan selama kita bekerja untuk Tuhan dan melakukan perbuatan baik, Dia akan kembali berbelas kasihan, memberkati kita, dan membiarkan kita masuk ke dalam kerajaan-Nya, karena dikatakan dalam Alkitab: "Aku telah berlomba dengan baik, aku telah menyelesaikan pertandinganku dan aku telah mempertahankan iman. Mulai sekarang, telah dianugerahkan kepadaku mahkota kebenaran" (2 Timotius 4:7-8). Ketika memikirkan kata-kata romo itu, aku terhibur. Aku berpikir bahwa selama aku lebih sering menghadiri Misa, mengaku dosa, dan terus mengorbankan diri untuk Tuhan, maka aku punya harapan untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Jadi, kusibukkan diriku dengan melakukan perbuatan baik. Aku mengunjungi orang sakit dan tahanan, serta menjadi sukarelawan di panti asuhan.
Suatu hari pada tahun 2017, aku sedang membuka Facebook untuk melihat pesan-pesan seperti biasanya ketika tiba-tiba aku melihat sebuah bagian yang diunggah oleh seorang saudari bernama Betty: "Meskipun banyak orang percaya kepada Tuhan, hanya sedikit yang memahami apa arti beriman kepada Tuhan, dan apa yang harus mereka lakukan agar sesuai dengan maksud-maksud Tuhan. ... 'Percaya kepada Tuhan' berarti percaya bahwa Tuhan itu ada; ini adalah konsep paling sederhana tentang percaya kepada Tuhan. Selain itu, percaya bahwa Tuhan itu ada tidak sama dengan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan; sebaliknya, ini adalah sejenis keyakinan sederhana dengan nuansa agamawi yang kuat. Iman yang sejati kepada Tuhan berarti sebagai berikut: orang mengalami firman dan pekerjaan-Nya atas dasar kepercayaan bahwa Tuhan memegang kedaulatan atas segala sesuatu, membersihkan watak rusak orang, memenuhi maksud-maksud Tuhan, dan akhirnya mengenal Tuhan. Hanya perjalanan semacam inilah yang disebut 'iman kepada Tuhan'. Namun orang sering menganggap kepercayaan kepada Tuhan sebagai hal yang sederhana dan tidak penting. Orang-orang yang memercayai Tuhan dengan cara seperti ini telah kehilangan makna percaya kepada Tuhan, dan meskipun mereka mungkin terus percaya sampai akhir, mereka tidak akan pernah mendapatkan perkenanan Tuhan, karena mereka menempuh jalan yang salah. Saat ini, masih ada orang yang percaya kepada Tuhan berdasarkan kata-kata dan doktrin yang kosong. Mereka tidak tahu bahwa mereka tidak memiliki esensi kepercayaan kepada Tuhan, dan mereka tidak dapat menerima perkenanan Tuhan. Mereka tetap berdoa kepada Tuhan meminta berkat keamanan dan anugerah yang cukup. Marilah kita berhenti, menenangkan hati kita, dan bertanya kepada diri kita sendiri: mungkinkah percaya kepada Tuhan benar-benar adalah hal yang termudah di bumi? Mungkinkah percaya kepada Tuhan semata-mata berarti menerima banyak anugerah dari Tuhan? Apakah orang yang percaya kepada Tuhan tanpa mengenal-Nya atau yang percaya kepada Tuhan tetapi menentang-Nya benar-benar bisa memenuhi maksud-maksud Tuhan?" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Pengantar"). Kata-kata ini terasa begitu segar dan baru. Aku langsung tertarik. Aku terutama belum pernah mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan di akhir tulisan itu. Kupikir: "Ini luar biasa! Kata-kata siapa ini? Bagian sependek itu mengungkapkan sepenuhnya makna iman kepada Tuhan serta tujuan kita beriman." Aku merenungkan kata-kata itu, menenangkan hatiku dan dengan sungguh-sungguh merenungkan imanku untuk pertama kalinya dalam hidupku. Aku memikirkan kembali perjalanan imanku selama bertahun-tahun. Aku berpartisipasi dalam banyak kegiatan dan upacara di gereja, aktif dalam pelayanan gereja dan melakukan perbuatan baik di komunitas, serta cukup menderita dan membayar sejumlah harga. Namun, aku melakukan semua itu agar aku dan keluargaku diberkati serta dilindungi oleh Tuhan, dan terutama agar aku bisa masuk ke dalam kerajaan surga. Aku selalu berpikir bahwa aku bertindak benar dengan mengejar hal-hal tersebut, bahwa Tuhan akan senang dengan imanku, dan aku akan menerima janji serta berkat-Nya. Namun, setelah membaca kata-kata itu, samar-samar aku mulai menyadari bahwa ada makna iman yang jauh lebih dalam. Aktif melakukan perbuatan baik dan menyangkal diri hanya demi mendapatkan berkat dari kerajaan surga sebagai imbalan bukanlah mengasihi Tuhan yang sesungguhnya. Bagaimana mungkin Tuhan akan memuji iman semacam itu? Namun, kemudian aku berpikir tentang bagaimana aku sudah percaya kepada Tuhan selama lebih dari 20 tahun, selalu terlibat dalam pelayanan gereja. Mungkinkah semua penderitaan dan pengorbananku selama ini tidak berarti apa-apa? Makin aku merenungkan kata-kata itu, makin aku ingin melihat apa lagi yang ada di linimasa Facebook Saudari Betty, agar aku bisa memahami semua ini dengan jelas. Jadi aku menghubunginya dan kami bertemu secara daring.
Aku menceritakan kepadanya bagaimana perasaanku saat membaca kata-kata itu: "Unggahan daringmu itu luar biasa. Itu membuatku sadar bahwa aku percaya kepada Tuhan hanya demi berkat, bukan benar-benar mengasihi Tuhan. Namun, ada satu hal yang belum kupahami. Alkitab mengatakan: 'Aku telah berlomba dengan baik, aku telah menyelesaikan pertandinganku dan aku telah mempertahankan iman. Mulai sekarang, telah dianugerahkan kepadaku mahkota kebenaran' (2 Timotius 4:7-8). Romoku selalu berkata bahwa selama kita terus melakukan pekerjaan dan perbuatan baik, Tuhan akan memberkati kita dan kita akan mampu masuk ke dalam kerajaan surga. Aku sudah melakukan semua itu selama bertahun-tahun aku beriman. Apakah Tuhan benar-benar tidak akan mengingat segala hal yang telah kulakukan? Apakah aku tidak akan mampu masuk ke dalam kerajaan surga?" Betty membagikan persekutuan ini, "Selalu bekerja keras, berkorban, dan melakukan perbuatan baik demi Tuhan akan menyenangkan hati-Nya, dan ketika Dia kembali, Dia akan mengangkat kita ke kerajaan-Nya. Itu adalah perkataan Paulus. Tuhan Yesus tidak pernah mengatakan hal seperti itu, dan begitu pula Roh Kudus. Kata-kata itu hanya mencerminkan pandangan Paulus sendiri, itu bukanlah apa yang Tuhan maksudkan. Kata-kata manusia bukanlah kebenaran. Hanya firman Tuhan yang merupakan kebenaran. Jika menyangkut hal penting tentang masuk ke dalam kerajaan surga, firman Tuhan harus menjadi dasarnya. Jika kita mengikuti perkataan manusia, kita mungkin akan menyimpang dari jalan Tuhan. Jadi, siapa sebenarnya yang dapat masuk ke dalam kerajaan surga? Tuhan Yesus sudah memberitahu kita dengan jelas: 'Bukan setiap orang yang berseru Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga, dialah yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga' (Matius 7:21). Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan tidak melihat seberapa banyak kita berkorban dalam menentukan apakah kita bisa masuk ke dalam kerajaan surga. Sebaliknya, Dia melihat apakah kita mengikuti kehendak-Nya atau tidak. Artinya, untuk masuk ke dalam kerajaan surga, orang harus melepaskan diri dari natur berdosanya dan dibersihkan, serta harus mengikuti firman Tuhan, tunduk, mengasihi, dan menyembah-Nya. Jika kita bekerja keras, rajin, dan banyak berkorban, tetapi kita tidak mampu mengikuti firman Tuhan, sering berbuat dosa, dan menentang Tuhan, kita tidak akan bisa masuk ke dalam kerajaan surga. Orang-orang Farisi Yahudi itu yang menentang Tuhan, melayani Tuhan tahun demi tahun di bait suci, dan menyebarkan Injil Tuhan di mana-mana. Mereka sangat menderita dan membayar harga yang mahal. Dari luar, mereka tampak setia kepada Tuhan, tetapi yang mereka pedulikan hanyalah mengadakan ritual keagamaan. Mereka menjaga dan memberitakan tradisi dan doktrin manusia, serta mengabaikan hukum dan perintah Tuhan. Pelayanan mereka sepenuhnya bertentangan dengan maksud Tuhan, dan mereka menyimpang dari jalan-Nya. Terutama saat Tuhan Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, orang-orang Farisi dengan kejam mengutuk dan memfitnah-Nya serta melakukan segala cara agar orang-orang tidak mengikuti-Nya, demi melindungi kedudukan dan mata pencaharian mereka. Pada akhirnya, mereka bersekongkol dengan pemerintah Romawi untuk menyalibkan Tuhan Yesus, yang mendatangkan hukuman dari Tuhan. Ini membuktikan bahwa orang dapat bekerja keras, berkorban, dan mengorbankan diri, tetapi bukan berarti mereka mengikuti kehendak Tuhan. Ini karena mereka belum dibersihkan dari dosa, dan orang-orang masih akan berdosa dan menentang Tuhan bahkan jika mereka telah berkorban dan banyak mengorbankan diri mereka untuk-Nya. Maka seperti itulah kita. Meskipun kita tampak bekerja keras, bersikap baik hati dan memberi, serta membantu sesama jemaat gereja, tujuan kita adalah untuk diberkati dan masuk ke dalam kerajaan surga. Ketika kita diberkati Tuhan, kita berterima kasih dan memuji-Nya. Ketika kita sakit atau ditimpa bencana, kita menyalahkan dan keliru memahami Tuhan, bahkan kita mampu mengkhianati-Nya. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa kita tidak melakukan semua itu karena mengasihi atau ingin memuaskan Tuhan, melainkan untuk membuat kesepakatan dengan Tuhan. Kita hanya menggunakan Tuhan untuk memenuhi ambisi dan keinginan kita sendiri. Lalu, bagaimana kita bisa menjadi orang yang mengikuti kehendak Bapa Surgawi? Alkitab mengatakan: 'Jadilah engkau kudus; karena Aku kudus' (1 Petrus 1:16). Tuhan itu kudus, jadi bagaimana mungkin Tuhan memimpin orang-orang kotor seperti kita ke dalam kerajaan surga? Kita bisa diperkenan oleh Tuhan dan layak masuk ke dalam kerajaan surga hanya jika kita membuang natur berdosa kita, dibersihkan, dan tidak lagi berbuat dosa atau menentang Tuhan." Saat mendengarkan Saudari Betty, aku berpikir, "Dahulu aku mengira bahwa aku bisa masuk ke dalam kerajaan surga dengan perbuatan baik, tetapi sekarang tampaknya aku telah menerapkan imanku dengan cara yang bertentangan dengan maksud Tuhan. Manusia hanya dapat masuk ke dalam kerajaan surga dengan menjadi kudus, tetapi aku tidak tahu bagaimana cara menjadi kudus." Aku menyampaikan pikiranku dengan Saudari Betty.
Dia membacakan beberapa bagian yang relevan dari firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Orang berdosa sepertimu, yang baru saja ditebus, yang belum diubahkan atau disempurnakan Tuhan, dapatkah engkau sejalan dengan maksud-maksud Tuhan? Bagimu, engkau yang masih dirimu yang lama, memang benar bahwa engkau diselamatkan oleh Yesus, dan engkau tidak berbuat dosa karena penyelamatan Tuhan, tetapi hal ini tidak membuktikan bahwa engkau tidak berdosa dan tidak najis. Bagaimana mungkin engkau bisa kudus jika engkau belum diubahkan? Di dalam dirimu, engkau dipenuhi dengan kenajisan, egois dan kasar, tetapi engkau masih berharap untuk dapat turun bersama Yesus—enak betul! Engkau melewatkan satu tahap dalam kepercayaanmu kepada Tuhan: engkau hanya ditebus, tetapi belum diubahkan. Agar engkau dapat selaras dengan maksud-maksud Tuhan, Tuhan harus secara pribadi melakukan pekerjaan untuk mengubahkan dan menahirkanmu; jika tidak, engkau tidak akan mampu mencapai kekudusan karena engkau baru saja ditebus. Dengan begini, engkau tidak akan layak mendapat bagian dalam berkat-berkat yang baik dari Tuhan, sebab engkau telah melewatkan satu tahap dalam pekerjaan Tuhan mengelola manusia, yaitu tahap kunci berupa pengubahan dan penyempurnaan. Dengan demikian, engkau, seorang berdosa yang baru saja ditebus, tidak dapat langsung menerima warisan Tuhan" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mengenai Sebutan dan Identitas"). "Meskipun Yesus datang di antara manusia dan melakukan banyak pekerjaan, Dia hanya menyelesaikan pekerjaan penebusan seluruh umat manusia dan melayani sebagai korban penghapus dosa manusia; Dia tidak membebaskan manusia dari wataknya yang rusak. Menyelamatkan manusia sepenuhnya dari pengaruh Iblis tidak hanya membuat Yesus harus menjadi korban penghapus dosa dan menanggung dosa manusia, tetapi juga menuntut Tuhan untuk melakukan pekerjaan yang bahkan lebih besar untuk membebaskan manusia sepenuhnya dari wataknya yang telah dirusak oleh Iblis. Jadi, setelah manusia diampuni dari dosa-dosanya, Tuhan datang kembali menjadi daging untuk memimpin manusia memasuki zaman yang baru, dan memulai pekerjaan hajaran dan penghakiman. Pekerjaan ini telah membawa manusia ke dalam alam yang lebih tinggi. Semua orang yang tunduk di bawah kekuasaan-Nya akan menikmati kebenaran yang lebih tinggi dan mendapatkan berkat yang lebih besar. Mereka akan benar-benar hidup dalam terang, dan mereka akan mendapatkan kebenaran, jalan, dan hidup" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Pengantar"). Saudari Betty kemudian berkata, "Di Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus hanya melakukan pekerjaan penebusan. Setelah kita menerima keselamatan dari-Nya, kita hanya perlu mengaku dan bertobat kepada-Nya, maka dosa kita diampuni, dan kemudian kita bisa menikmati kasih karunia dan berkat yang Dia limpahkan kepada kita. Tuhan Yesus mengampuni dosa-dosa kita, tetapi Dia tidak menghapus natur berdosa dan watak Iblis kita. Setelah manusia dirusak oleh Iblis, kita jadi dikuasai oleh watak kita yang rusak, seperti kecongkakan, kesombongan, kebengkokan, kelicikan, kejahatan, dan keserakahan, sehingga kita tidak bisa menahan diri dari berbuat dosa dan menentang Tuhan. Itulah natur Iblis kita, yang merupakan akar dari dosa dan penentangan kita terhadap Tuhan; jika kita tidak mengatasi natur berdosa ini, kita tidak akan pernah berhenti berbuat dosa serta menentang Tuhan, dan kita tidak akan pernah layak untuk masuk ke dalam kerajaan surga. Itulah sebabnya Tuhan mengatakan bahwa Dia akan kembali di akhir zaman, mengungkapkan kebenaran untuk melakukan pekerjaan penghakiman, yang dimulai di rumah Tuhan, untuk sepenuhnya membersihkan dan mengubah watak Iblis kita. Dengan demikian, kita dapat terbebas dari dosa serta sepenuhnya diselamatkan, dan didapatkan oleh Tuhan. Sebagaimana dinubuatkan oleh Tuhan: 'Dia yang menolak Aku dan tidak menerima firman-Ku, sudah ada yang menghakiminya: firman yang Kunyatakan, itulah yang akan menghakiminya pada akhir zaman' (Yohanes 12:48). 'Masih banyak hal lain yang ingin Kukatakan kepadamu, tetapi engkau belum mampu menerima semuanya itu sekarang. Namun, ketika Dia, Roh Kebenaran itu, datang, Dia akan mengajarkan kepadamu seluruh kebenaran: karena Dia tidak akan berbicara dari diri-Nya sendiri; tetapi Dia akan menyampaikan segala sesuatu yang telah didengar-Nya: dan Dia akan menunjukkan hal-hal yang akan datang kepadamu' (Yohanes 16:12-13). Kita hanya bisa dibersihkan dari kerusakan kita dengan menerima pekerjaan penghakiman Tuhan yang datang kembali pada akhir zaman. Hanya dengan begitu kita akan layak mewarisi janji-janji Tuhan dan memasuki kerajaan-Nya." Persekutuan Saudari Betty benar-benar membuatku melihat terang. Selama bertahun-tahun, aku telah berbuat dosa, lalu mengaku kepada romo dan bekerja keras melakukan perbuatan baik, tetapi aku tetap tidak bisa menahan diri dari berbuat dosa. Sekarang aku tahu bahwa Tuhan Yesus hanya melakukan pekerjaan penebusan, dan dengan percaya kepada-Nya, hanya dosa-dosa kita yang diampuni, tetapi natur berdosa kita masih tetap ada dalam diri kita. Itulah sebabnya aku masih hidup dalam sebuah lingkaran setan dosa dan pengakuan. Satu-satunya cara untuk dibersihkan dari kerusakan kita adalah dengan menerima pekerjaan penghakiman Tuhan yang datang kembali pada akhir zaman. Hanya dengan begitu kita mampu benar-benar tunduk dan takut akan Tuhan, serta layak untuk memasuki kerajaan-Nya. Pemikiran itu membuatku sangat bahagia. Aku kini memiliki harapan untuk masuk ke dalam kerajaan surga!
Keesokan harinya, Saudari Betty memutar pembacaan berjudul: "Juruselamat Telah Datang Kembali di atas 'Awan Putih'". Pembacaan itu sangat menyentuh hatiku, dan aku merasa kata-kata itu sangat berwibawa. She told me excitedly, "The Lord we've been yearning for has already returned as Almighty God incarnate. Almighty God expresses many truths and does the work of judgment beginning in God's house. What we read yesterday and the reading we listened to today were all uttered by Almighty God. He has come and opened the seven seals and unrolled the small scroll. He has disclosed all the mysteries we've never understood and bestowed all the truths we need to be fully saved and cleansed. Ini menggenapi nubuat dalam Kitab Wahyu: 'Siapa bertelinga, hendaklah dia mendengarkan apa yang Roh katakan kepada gereja-gereja' (Wahyu Pasal 3:6). Suara Tuhan yang kudengar hari ini adalah karena bimbingan Tuhan, dan kami sangat diberkati!" Aku begitu gembira dan bersemangat saat mendengar kabar bahwa Tuhan telah kembali. Semua pembacaan yang kudengar dan kata-kata yang kubaca sehari sebelumnya merupakan firman Tuhan. Tidak heran jika kata-kata itu memiliki otoritas yang begitu besar! Siapa lagi yang mampu mengungkapkan misteri tentang bagaimana Tuhan kembali? Tidak ada yang mampu melakukannya selain Tuhan. Aku benar-benar yakin bahwa kata-kata ini diucapkan oleh Tuhan dan bahwa Tuhan telah kembali! Aku merasa sangat bersemangat saat itu. Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku bisa menyambut kedatangan Tuhan kembali. Aku merasa sangat diberkati! Aku hanya memiliki satu pertanyaan: "Bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman untuk membersihkan dan sepenuhnya menyelamatkan manusia?"
Saudari Betty kemudian membacakan bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa untuk menjawab pertanyaanku: "Kristus akhir zaman menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan esensi manusia, dan membedah perkataan dan perbuatan manusia. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia seharusnya tunduk kepada Tuhan, bagaimana seharusnya manusia setia kepada Tuhan, bagaimana manusia seharusnya hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan sebagainya. Firman ini semuanya ditujukan pada esensi manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan berkaitan dengan bagaimana manusia merupakan perwujudan Iblis, dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan tidak hanya menjelaskan natur manusia dengan beberapa kata; Dia menyingkapkan dan memangkasnya dalam jangka panjang. Semua cara-cara penyingkapan dan pemangkasan yang beragam ini tidak bisa digantikan dengan perkataan biasa, tetapi dengan kebenaran yang sama sekali tidak dimiliki manusia. Hanya cara-cara seperti inilah yang dapat disebut penghakiman; hanya melalui penghakiman jenis inilah manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya tentang Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Yang dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman adalah pemahaman manusia tentang wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan maksud-maksud Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami olehnya. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui esensi dirinya yang rusak dan akar penyebab dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua efek ini dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman, karena esensi pekerjaan ini sebenarnya adalah pekerjaan membukakan jalan, kebenaran, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kristus Melakukan Pekerjaan Penghakiman dengan Menggunakan Kebenaran"). Setelah membacakannya, Saudari Betty berkata, "Di akhir zaman, Tuhan Yang Mahakuasa bekerja untuk menghakimi dan membersihkan umat manusia melalui firman-Nya. Dia menghakimi pemberontakan, ketidakbenaran, watak rusak, dan natur Iblis manusia yang menentang Tuhan, serta menyingkapkan keinginan kita akan berkat, iman kita yang tercemar, pandangan keliru, dan berbagai gagasan kita tentang Tuhan. Dia juga menunjukkan bagaimana menjadi jujur, melayani sesuai dengan maksud-Nya, sungguh-sungguh tunduk dan mengasihi-Nya, mengikuti kehendak-Nya, dan sebagainya. Dengan mengalami penghakiman dan hajaran firman-Nya, kita menyadari betapa kita telah dirusak oleh Iblis, menjadi congkak, sombong, bengkok, licik, jahat, dan serakah—dan bagaimana segala sesuatu yang kita jalani berasal dari watak Iblis dalam diri kita. Dalam hal ini, kita melihat watak Tuhan yang kudus dan benar, yang tidak menoleransi pelanggaran, dan kita mulai membenci diri sendiri, merasa menyesal, dan berfokus menerapkan kebenaran. Kemudian watak hidup kita perlahan mulai berubah. Semua ini dicapai melalui firman Tuhan tentang penghakiman." Saudari Betty kemudian membagikan pengalamannya sendiri. Dalam imannya sebelumnya, dia selalu berpikir bahwa dia mengasihi Tuhan karena dia mengorbankan dirinya dan berkorban dengan semangat, jadi dia sering berdoa, memohon kasih karunia dan berkat dari Tuhan. Dia sangat percaya bahwa karena dia telah menderita demi Tuhan, Tuhan pasti akan memberinya imbalan berupa jalan masuk ke dalam kerajaan surga. Setelah menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman serta dihakimi dan disingkapkan oleh firman-Nya, dia menyadari bahwa pandangannya tentang iman salah dan tercemar: Dia percaya kepada Tuhan bukan karena mengasihi atau tunduk kepada-Nya atau melaksanakan tugas makhluk ciptaan, melainkan untuk memenuhi keinginannya sendiri akan berkat dan untuk mendapatkan berkat kerajaan surga sebagai imbalan. Ini berarti menggunakan Tuhan dan membuat kesepakatan dengan-Nya. Dia menyadari betapa dia begitu egois, tidak berperikemanusiaan atau bernalar, dan dia sepenuhnya menyesali serta membenci dirinya sendiri. Dia mulai mengejar kebenaran seperti yang dituntut oleh Tuhan, dan pandangannya yang keliru tentang iman pun diperbaiki. Watak Iblis yang dimilikinya juga mulai berubah. Dia menyadari bahwa satu-satunya cara untuk benar-benar mengenal diri sendiri dan dibersihkan dari kerusakan adalah dengan menerima penghakiman dan hajaran firman Tuhan. Dari persekutuan ini, aku melihat betapa nyata cara Tuhan mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman, serta bagaimana hal itu benar-benar dapat mengubah dan membersihkan manusia. Aku menyadari betapa kita membutuhkan pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman dan bahwa kita sekarang memiliki jalan untuk terbebas dari kerusakan. Aku senang sekali.
Dalam pertemuan-pertemuan selanjutnya, Saudari Betty bersekutu denganku tentang misteri inkarnasi Tuhan, bagaimana Iblis merusak manusia, bagaimana Tuhan menyelamatkan manusia selangkah demi selangkah, kisah tersembunyi dalam Alkitab, kesudahan dan tujuan manusia, dan banyak lagi. Ini adalah kebenaran yang belum pernah kudengar sebelumnya selama lebih dari 20 tahun aku percaya kepada Tuhan. Makin aku membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, makin aku merasa bahwa firman itu adalah suara Tuhan. Hanya Tuhan yang berinkarnasi yang mampu mengungkapkan firman dengan otoritas dan kuasa seperti itu. Selain Tuhan, siapa yang mampu menyingkapkan kebenaran tentang kerusakan umat manusia oleh Iblis? Siapa yang mampu menunjukkan penyimpangan dalam iman kita dan menunjukkan jalan yang benar dalam kepercayaan kita? Siapa yang dapat mengungkap misteri rencana 6.000 tahun-Nya dan memberi tahu kita tentang kesudahan dan tujuan akhir yang menanti kita? Aku jadi yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan yang kembali—Dia adalah Kristus akhir zaman! Kemudian aku dengan bersukacita menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman.
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.
Oleh Saudara Xieli, Amerika Serikat Aku datang ke AS untuk bekerja sekeras-kerasnya dalam mengejar kehidupan yang bahagia dengan standar...
Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Kristus akhir zaman membawa kehidupan, dan membawa jalan kebenaran yang abadi dan tidak berkesudahan....
Oleh Saudari Qiu Zhen, Tiongkok Suatu hari, adik perempuanku memanggilku untuk mengatakan bahwa dia sudah kembali dari utara dan bahwa dia...
Oleh Saudara Mingzhi, TiongkokTuhan Yesus membicarakan tentang dua jenis orang ketika Dia menubuatkan kedatangan-Nya kembali: gadis...