Pola Pikir yang Benar untuk Membagikan Injil

14 Desember 2022

Oleh Saudari Zhui Qiu, Tiongkok

Suatu kali, seorang saudara memberitahuku adik perempuannya, Li Ping, telah beriman sejak kecil, dan telah bertahun-tahun bekerja dengan antusias demi Tuhan, dia tulus dalam imannya. Dia ingin aku membagikan Injil dengannya. Aku dengan senang hati setuju. Namun, saat aku bicara dengan Li Ping, dia berdiri dan berkata dengan gugup, "Pendeta kami bilang Kristus-Kristus palsu akan muncul pada akhir zaman untuk menyesatkan orang, dan semua berita tentang kedatangan Tuhan kembali itu palsu. Kau berkhotbah untuk Kilat dari Timur. Aku tak akan mendengarkan. Kita bisa mengobrol tentang hal lain, tapi jangan membicarakan iman denganku." Melihat dia telah sangat disesatkan oleh rumor dan kebohongan pendeta, aku coba memberitahunya, "Saudari, apa kau tahu apa yang dimaksud dengan 'Kilat dari Timur'? Tuhan Yesus dengan jelas bernubuat, 'Karena sama seperti kilat datang dari arah timur dan bersinar ke arah barat, demikianlah kedatangan Anak Manusia kelak' (Matius 24:27). 'Kilat dari Timur' mengacu pada pekerjaan dan firman Tuhan. Semua kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa seperti terang yang cemerlang yang muncul di Timur, maka dari itu dinamakan 'Kilat dari Timur.' Terang kebenaran ini telah bersinar dari Timur ke Barat. Nubuat Tuhan telah digenapi sepenuhnya. Mari kita lihat apakah Kilat dari Timur adalah penampakan dan pekerjaan Tuhan." Dia tak mau mendengarkan, lalu berkata, "Pendeta kami bilang jika seseorang mengkhotbahkan jalan yang berbeda, jangan dengarkan, sebagus apa pun isinya. Bahkan tak boleh mendengarkan orang tua atau saudara sendiri, dan tak boleh menjamu orang asing sama sekali." Itu bukan kehendak Tuhan. Alkitab berkata, "Jangan lupa untuk berbuat baik kepada orang asing, karena sebagian orang melakukannya dan tanpa sadar mereka menjamu para malaikat" (Ibrani 13:2). Aku menjawab dengan sabar, "Saudari, Alkitab berkata, 'Barang siapa memiliki telinga, hendaklah dia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja' (Wahyu 2:7). 'Dan pada tengah malam terdengar teriakan, "Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya"' (Matius 25:6). Semua nubuat ini menunjukkan, untuk menyambut Tuhan, kita harus mendengarkan suara-Nya. Jika seseorang bersaksi Tuhan telah datang kembali, kita harus temui Dia. Hanya dengan begitu kita punya kesempatan menyambut Tuhan. Jika kita tak mendengarkan atau mencari saat mendengar seseorang bersaksi bahwa Tuhan telah datang kembali, kita akan kehilangan kesempatan untuk menyambut Dia!" Namun, dia menolak mendengarkan dan mencari alasan untuk pergi. Sikap Li Ping menaruhku di posisi sulit. Jika dia tak mau mendengarkan, bagaimana aku bisa membagikan Injil kepadanya? Namun, aku tahu itu bukan pola pikir yang benar. Aku bahkan belum bersaksi tentang kedatangan Tuhan kembali, aku tak boleh menyerah. Selama dia orang percaya sejati, aku harus berusaha yang terbaik untuk membagikan Injil dengannya.

Kami kemudian pergi ke rumah Li Ping untuk membagikan Injil, tapi dia menutup pintu saat melihat kami dan menolak membukanya apa pun yang kami katakan. Kami tak berdaya, jadi kami pergi. Kami ke sana beberapa kali lagi, tapi dia tak mau membuka pintu, dan berkata, "Pendeta kami bilang kalian ingin mencuri domba, dan kami harus memukuli siapa pun dari Kilat dari Timur sampai mati, melemparkan mereka ke sungai, atau laporkan ke polisi. Pergilah dari sini, pastikan pendeta kami tak melihat kalian." Mendengar dia mengatakan itu membuatku sangat tak nyaman dan ingin menyerah. Namun, saat itu, aku tak yakin apakah menyerah itu sesuai dengan kehendak Tuhan, jadi aku berdoa dalam hati. Kemudian terlintas sebuah kutipan firman Tuhan: "Dalam mengabarkan Injil, engkau harus memenuhi tanggung jawabmu dan dengan sungguh-sungguh menangani setiap orang yang kepadanya engkau mengabarkan Injil. Tuhan menyelamatkan manusia sebisa mungkin, dan engkau harus memikirkan kehendak Tuhan, engkau tidak boleh sembarangan melewatkan siapa pun yang sedang mencari dan mempertimbangkan jalan yang benar. ... Asalkan mereka mau mempertimbangkan jalan yang benar dan mampu mencari kebenaran, engkau harus berupaya sebaik mungkin untuk membacakan lebih banyak firman Tuhan dan mempersekutukan lebih banyak kebenaran kepada mereka, dan bersaksi tentang pekerjaan Tuhan serta menyelesaikan masalah gagasan mereka sehingga engkau bisa mendapatkan mereka dan membawa mereka ke hadapan Tuhan. Inilah yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengabaran Injil" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Semua Orang Percaya Terikat Secara Moral pada Tugas untuk Menyebarkan Injil"). Aku malu saat merenungkan firman Tuhan. Tuhan menyelamatkan manusia sebaik mungkin. Tuhan tak akan menyerah atas seseorang selagi masih ada harapan. Sebagai pengkhotbah Injil, aku harus mengerahkan segenap daya. Selama seseorang sesuai dengan prinsip, aku harus berkhotbah kepada mereka dengan sabar dan penuh kasih, serta memenuhi tanggung jawabku. Itu adalah tugasku. Namun, aku ingin mundur dan menyerah saat menemui kesulitan kecil. Aku sama sekali tak berbakti pada tugasku. Aku merasa sangat bersalah saat menyadarinya. Aku berdoa dan bertekad bagaimanapun Li Ping memperlakukanku, karena dia punya kemanusiaan yang baik dan orang percaya sejati, aku tak akan menyerah, aku akan bersaksi tentang firman dan pekerjaan Tuhan, serta membawa dia ke hadapan Tuhan. Saat aku pertama menyelidiki pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, tanpa saudara-saudari dengan sabar mempersekutukan kebenaran untuk menyelesaikan gagasanku, aku mungkin masih menganut agama. Membagikan Injil membutuhkan kasih dan kesabaran yang luar biasa, juga mengerahkan segenap daya dan memenuhi tanggung jawab kita. Itu adalah kehendak Tuhan.

Tak disangka, saat mengunjungi Li Ping lagi, dia membukakan pintu untuk kami. Namun, dia mengabaikan kami dan tak mau bicara. Kupikir selama dia membuka pintu, kami punya kesempatan untuk bersekutu, dia perlahan akan paham jika mau mendengarkan sedikit. Kami mengambil kesempatan ini untuk bersekutu dengannya. Aku bilang, "Saudari, menyambut kedatangan Tuhan adalah hal besar. Jika kita tak mengikuti firman Tuhan, tapi serta-merta mendengarkan manusia saat menyelidiki jalan yang benar, kita bisa melawan Tuhan. Saat Tuhan Yesus muncul dan bekerja, orang percaya Yahudi mendengarkan pemuka agama mereka, mengutuk dan menolak Tuhan bersama pemukanya. Mereka akhirnya dihukum oleh Tuhan. Para pemuka agama dan pendeta sekarang ini tak mau mencari atau menyelidiki pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, bahkan berusaha sebaik mungkin menutup gereja dan menyebarkan kebohongan untuk menyesatkan orang percaya. Mereka bilang semua berita tentang kedatangan Tuhan itu palsu, dan meski saudara kita yang mengatakan itu, jangan dengarkan dan laporkan ke polisi. Apakah ucapan dan tindakan seperti itu sesuai dengan ajaran Tuhan? Apa orang yang mengatakan hal seperti itu bisa disebut orang percaya?" Sikapnya jauh membaik saat melihat semua perkataan kami benar, lalu bersedia mengobrol dengan kami. Dia juga menceritakan apa yang membuatnya bingung: "Tuhan Yesus memperingatkan kita, 'Jadi, jika ada orang yang berkata kepada engkau: Lihat, Kristus ada di sini, atau Kristus ada di sana; jangan engkau percaya. Karena akan bangkit Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu, dan mereka akan membuat tanda-tanda dan mukjizat yang dahsyat; jadi, jika mungkin, mereka akan menyesatkan orang-orang pilihan' (Matius 24:23-24). Pada akhir zaman saat Tuhan datang kembali, akan ada banyak Kristus dan nabi palsu yang menyesatkan manusia. Pendeta bilang semua khotbah kedatangan Tuhan kembali itu berisi Kristus palsu yang menyesatkan orang. Kami tak menguasai Alkitab, jadi dia menyuruh kami berhati-hati, jika tidak, akan sia-sia kami beriman selama ini. Aku mengkhawatirkan keadaanku jika beriman kepada hal yang salah." Aku langsung menjawab, "Saudari, kami paham kau takut disesatkan. Namun, kita harus memahami kehendak Tuhan. Tuhan Yesus mengatakan ini agar kita punya ketajaman tentang Kristus palsu dan tak tertipu oleh mereka, bukan agar membabi-buta waspada terhadap mereka dan gagal menyambut Tuhan. Dia juga dengan jelas menjelaskan manifestasi dari Kristus palsu. Mereka mengandalkan menunjukkan tanda-tanda dan mukjizat untuk menyesatkan orang. Kita tahu ciri-ciri Kristus palsu, jadi kita tak akan disesatkan asalkan memperhatikan itu. Jika kita mengutip firman Tuhan di luar konteks dan percaya semua kesaksian tentang kedatangan Tuhan kembali itu palsu, tak pernah mencari atau menyelidiki, bukankah kita akan mengutuk kedatangan Tuhan Yesus kembali? Lalu, bagaimana kita bisa menyambut Tuhan? Jadi, jika kita ingin tahu apa ini kedatangan Tuhan Yesus kembali, kuncinya adalah mendengarkan suara Tuhan dan membedakan Kristus asli dari Kristus palsu. Selalu waspada dan menolak semuanya tak menyelesaikan masalah. Kunci dalam menyambut Tuhan adalah mendengarkan suara-Nya. Tuhan Yesus berfirman: 'Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membuka pintu itu, Aku akan datang masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku' (Wahyu 3:20)."

Setelah itu, kami membaca beberapa kutipan firman Tuhan tentang cara membedakan Kristus asli dari Kristus palsu. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Jika, pada masa sekarang, muncul orang yang dapat memperlihatkan tanda dan keajaiban, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan melakukan banyak mukjizat, dan jika orang ini mengaku bahwa merekalah Yesus yang telah datang, inilah pemalsuan yang dilakukan oleh roh-roh jahat yang meniru Yesus. Ingatlah ini! Tuhan tidak mengulangi pekerjaan yang sama. Tahap pekerjaan Yesus sudah diselesaikan, dan Tuhan tidak akan pernah melakukan lagi tahap pekerjaan tersebut. Pekerjaan Tuhan tidak sejalan dengan gagasan manusia; contohnya, Perjanjian Lama menubuatkan kedatangan Mesias, dan penggenapan nubuat ini adalah kedatangan Yesus. Ini sudah terjadi, maka akan keliru jika Mesias lain datang lagi. Yesus sudah datang sekali, maka akan keliru jika Yesus datang lagi kali ini. Ada satu nama untuk setiap zaman, dan setiap nama dicirikan oleh zaman tersebut. Dalam gagasan manusia, Tuhan harus selalu memperlihatkan tanda dan keajaiban, harus selalu menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan, dan harus selalu seperti Yesus. Namun, kali ini, Tuhan sama sekali tidak seperti itu. Jika, pada akhir zaman, Tuhan masih memperlihatkan tanda dan keajaiban, dan masih mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit—jika Dia melakukan hal yang sama persis seperti yang Yesus lakukan—berarti Tuhan mengulangi pekerjaan yang sama, dan pekerjaan Yesus tidak memiliki makna atau nilai. Jadi, Tuhan melakukan satu tahap pekerjaan dalam setiap zaman. Begitu setiap tahap pekerjaan-Nya selesai, tahap itu akan segera ditiru oleh roh-roh jahat, dan setelah Iblis mulai mengikuti jejak Tuhan, Tuhan berubah ke cara yang berbeda. Begitu Tuhan telah menyelesaikan suatu tahap pekerjaan-Nya, tahap itu ditiru oleh roh jahat. Engkau semua harus betul-betul jelas mengenai hal ini" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mengenal Pekerjaan Tuhan pada Zaman Sekarang"). "Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki esensi Tuhan, dan Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki pengungkapan Tuhan. Karena Tuhan menjadi daging, Dia akan melaksanakan pekerjaan yang ingin Dia lakukan, dan karena Tuhan menjadi daging, Dia akan mengungkapkan siapa Dia, dan akan dapat membawa kebenaran kepada manusia, menganugerahkan hidup kepadanya, dan menunjukkan jalan kepadanya. Daging yang tidak memiliki esensi Tuhan pasti bukan Tuhan yang berinkarnasi; ini tidak diragukan lagi. Jika manusia berniat untuk menyelidiki apakah daging itu adalah daging inkarnasi Tuhan, manusia harus menegaskannya dari watak yang Dia ungkapkan dan perkataan yang Dia ucapkan. Dengan kata lain, untuk menegaskan apakah itu adalah daging inkarnasi Tuhan atau bukan, dan apakah itu jalan yang benar atau bukan, orang harus membedakan berdasarkan esensi-Nya. Jadi, untuk menentukan apakah itu daging Tuhan yang berinkarnasi atau bukan, kuncinya terletak pada esensi-Nya (pekerjaan-Nya, perkataan-Nya, watak-Nya, dan banyak aspek lainnya), bukan pada penampilan lahiriahnya. Jika manusia hanya mengamati penampilan lahiriah-Nya, dan sebagai akibatnya mengabaikan esensi-Nya, ini menunjukkan bahwa manusia itu bodoh dan tidak tahu apa-apa" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Pengantar"). Setelah membaca firman Tuhan aku bersekutu, "Firman Tuhan sangat jelas. Membedakan Kristus asli dari Kristus yang palsu harus dilakukan dari pekerjaan, firman, dan watak yang Dia tunjukkan. Ini karena esensi Kristus adalah jalan, kebenaran, dan hidup. Dia menganugerahkan kebenaran kepada umat manusia dan memancarkan watak Tuhan. Dia melakukan pekerjaan penebusan dan penyelamatan. Saat Tuhan Yesus bekerja, Dia memberi manusia jalan pertobatan. Dia mengajari kita untuk mengaku dan bertobat, mengasihi orang lain seperti mengasihi diri sendiri, bersikap toleran dan sabar. Dia juga menunjukkan banyak tanda dan mukjizat, menyembuhkan orang sakit, mengusir iblis, menghidupkan kembali orang mati, membuat orang lumpuh berjalan kembali. Dia menganugerahkan kasih karunia tanpa akhir kepada manusia, mengizinkan kita merasakan rahmat dan kasih Tuhan serta melihat kuasa dan otoritas-Nya. Pada akhirnya, Tuhan Yesus dipakukan di kayu salib, menyelesaikan pekerjaan penebusan. Dari firman dan pekerjaan Tuhan, serta watak yang Dia tunjukkan, kita bisa melihat bahwa Dia punya esensi ilahi, Dia adalah Tuhan yang berinkarnasi. Sekarang Dia telah datang kembali pada akhir zaman sebagai Tuhan Yang Mahakuasa. Dia mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan menghakimi dan mentahirkan manusia. Firman Tuhan Yang Mahakuasa kaya dan berlimpah, mengungkap begitu banyak misteri dan kebenaran, seperti bagaimana kita bisa lepas dari belenggu dosa, cara mengejar perubahan watak dan diselamatkan sepenuhnya, serta kesudahan dan tempat tujuan manusia. Dia mengarahkan kita ke jalan menuju penyelamatan dan memasuki kerajaan Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa juga menghakimi dan mengungkap kebenaran dari kerusakan manusia oleh Iblis, menyingkap watak jahat manusia yang bertentangan dengan Tuhan, seperti congkak, licik, dan jahat. Dia juga menunjukkan watak benar-Nya yang tak menoleransi pelanggaran. Firman-Nya menunjukkan kepada kita jalan penerapan dan jalan masuk, seperti cara menjadi orang jujur, mengabdikan diri kepada tugas, cara tunduk kepada Tuhan. Dengan makan dan minum firman Tuhan serta mengalami penghakiman dan hajaran Tuhan, watak umat pilihannya berubah, dan mereka punya banyak pengalaman dan kesaksian. Kita bisa lihat dari pekerjaan dan firman Tuhan Yang Mahakuasa bahwa Dia adalah Kristus pada akhir zaman, Dia adalah Tuhan itu sendiri. Tuhan Yang Mahakuasa adalah kedatangan Tuhan kembali. Namun, Kristus palsu pada dasarnya adalah roh jahat. Mereka tak punya kebenaran dan tak bisa menyelamatkan atau menyucikan orang. Mereka hanya bisa menyesatkan orang dengan menunjukkan tanda-tanda dan mukjizat. Kita bisa lihat Kristus palsu tak punya esensi Kristus dan tak bisa melakukan pekerjaan-Nya. Mereka semua menyebut diri Tuhan, tapi mereka palsu dan hanya sementara bisa membodohi orang."

Dia berkata, "Yang kau baca sangat bagus—sangat menarik. Tidak heran pendetaku bilang kami akan tertarik begitu mendengar yang kau khotbahkan. Aku sangat menyukai khotbahmu, tapi masih perlu memikirkannya." Aku menjawab, "Saudari, selama kita beriman, bukankah kita merindukan kedatangan Tuhan kembali? Kuharap kau mendekati ini dengan hati-hati. Jika kau melewatkan kesempatan diselamatkan Tuhan, itu penyesalan seumur hidup." Setelah itu, bagaimanapun kami bersekutu, dia tak bereaksi atau mengatakan sepatah kata pun. Aku merasa lelah dan kesabaranku habis. Kupikir karena dia tak mau menerima setelah menerima begitu banyak persekutuan dari kami, tak ada yang bisa kami lakukan. Namun, pikiran itu membuatku tak nyaman. Aku ingat firman Tuhan: "Sadarkah engkau akan beban yang engkau pikul, akan amanatmu, dan tanggung jawabmu? Di manakah rasa bermisimu yang bersejarah itu? Bagaimana engkau akan melayani secara memadai sebagai seorang tuan di masa yang akan datang? Apakah engkau memiliki rasa pertuanan yang kuat? Bagaimana engkau akan menjelaskan tentang tuan atas segala sesuatu? Apakah itu berarti benar-benar tuan atas semua makhluk hidup dan atas semua hal jasmani di dunia? Rencana apa yang engkau miliki bagi kemajuan tahap pekerjaan berikutnya? Berapa banyak orang yang menantikanmu untuk menjadi gembala mereka? Apakah tugasmu berat? Mereka miskin, menyedihkan, buta, dan bingung, meratap dalam kegelapan—di manakah jalan itu? Betapa mereka merindukan terang, seperti bintang jatuh, yang tiba-tiba turun dan melenyapkan kekuatan kegelapan yang telah menindas manusia bertahun-tahun lamanya. Siapa yang dapat mengetahui betapa resahnya mereka berharap, dan bagaimana mereka bertahan, siang dan malam, untuk hal ini? Bahkan di hari ketika cahaya melintas, orang-orang yang sangat menderita ini tetap terkurung di penjara bawah tanah yang gelap, tanpa harapan kebebasan; kapankah mereka akan berhenti menangis? Yang mengerikan adalah kemalangan dari roh-roh yang rapuh ini, yang tidak pernah diberi istirahat, dan yang sudah lama diikat dalam keadaan seperti ini oleh ikatan tanpa ampun dan sejarah yang membeku. Dan, siapa yang pernah mendengar suara ratapan mereka? Siapa yang pernah melihat keadaan mereka yang menyedihkan? Pernahkah terlintas dalam benakmu betapa sedih dan cemasnya hati Tuhan? Bagaimana Dia sanggup menyaksikan manusia lugu yang telah Dia ciptakan dengan tangan-Nya sendiri, menderita siksaan seperti itu? Manusia, bagaimanapun juga, adalah korban yang telah diracuni. Dan walaupun manusia telah bertahan hingga sekarang, siapa yang pernah mengetahui bahwa umat manusia sudah lama diracuni oleh si jahat? Sudah lupakah engkau bahwa engkau adalah salah satu dari korban-korban itu? Bersediakah engkau berjuang, demi kasihmu kepada Tuhan, untuk menyelamatkan orang-orang yang bertahan ini? Tidak bersediakah engkau mencurahkan segenap tenagamu untuk membalas kebaikan Tuhan, yang mengasihi manusia seperti darah dan daging-Nya sendiri? Kesimpulannya, bagaimana engkau menafsirkan tentang dipakai oleh Tuhan untuk menjalani hidup yang luar biasa? Apakah engkau sungguh-sungguh memiliki ketetapan hati dan keyakinan untuk menjalani hidup yang penuh makna sebagai orang saleh yang melayani Tuhan?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Seharusnya Engkau Mengelola Misimu yang akan Datang?"). Firman Tuhan memberi tahu kita betapa sedih dan cemasnya Dia, bahwa Dia berharap semua orang percaya sejati dari setiap denominasi, semua yang berada dalam kegelapan, sangat merindukan kedatangan Tuhan kembali, segera mendengar suara Tuhan dan kembali ke rumah-Nya. Namun, saat seorang calon penerima Injil yang disesatkan oleh pendetanya dan terbelenggu gagasan agama ada tepat di depanku, aku tak bisa dengan sabar bersekutu tentang kebenaran dan membimbingnya. Aku dengan santai membatasi diri dan menyerah atas dia. Di mana kasih dan rasa tanggung jawabku? Aku ingat bagaimana aku dulu merindukan kedatangan Tuhan kembali setiap hari. Takut disesatkan oleh Kristus palsu, jadi saat mendengar seseorang bersaksi bahwa Tuhan telah datang kembali, aku tak berani mempelajarinya. Itu adalah masa yang sulit. Aku beruntung telah menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman sebelum Li Ping, jadi membagikan Injil kepadanya adalah tanggung jawab dan tugasku. Lalu, aku tak langsung menerima tahap pekerjaan ini. Aku juga punya banyak gagasan awalnya. Saudara-saudari dengan sabar bersekutu denganku berulang kali sebelum aku cukup beruntung datang ke hadapan Tuhan. Namun, aku tak menempatkan diriku pada posisinya dan berpikir dari sudut pandangnya. Aku tak punya kasih dan kesabaran, serta tak memenuhi tanggung jawabku. Selama ada sedikit harapan, dan dia punya kecenderungan mencari dan menyelidiki, aku harus pikirkan cara untuk tetap bersekutu dengannya. Itulah yang disebut melakukan tanggung jawabku. Saat memikirkan itu, aku bersimpati kepadanya. Menyambut Tuhan adalah hal besar yang menyangkut kesudahan akhir kita. Pendekatannya yang hati-hati sangat normal. Aku hanya melakukan beberapa perjalanan ekstra, melihat dia punya banyak gagasan, aku ingin membatasi dia dan menyerah. Aku sangat congkak dan tak masuk akal. Aku merasa sangat buruk dan bersalah saat memikirkan itu. Aku berdoa dan bersumpah kepada Tuhan bahwa aku akan terus membagikan Injil kepadanya dan berusaha keras membawa dia ke hadapan Tuhan.

Aku kembali ke rumah Li Ping bersama Saudari Cheng beberapa hari kemudian. Dia menyambut kami dengan hangat begitu melihat kami, dia berkata, "Saudari, apakah kalian sudah makan? Jika belum, aku akan membuat sesuatu. Hari ini sangat dingin—anggaplah rumah sendiri." Sikapnya berubah begitu cepat? Aku dan Saudari Cheng juga terkejut. Aku khawatir dia tak akan mempersilakan kami masuk. Perubahan 180 derajat dalam sikapnya tak terduga. Setelah kami duduk, Li Ping menceritakan yang ada di pikirannya: "Aku sudah berpikir beberapa hari terakhir ini. Kalian berkali-kali datang untuk membagikan Injil kepadaku. Jika iman kalian bukan di jalan yang benar, jika itu tak berasal dari Roh Kudus, bagaimana kalian bisa punya kasih dan kesabaran seperti itu? Aku juga berpikir setiap kali kalian datang, aku tak mendengarkan atau bersikap ramah, justru hanya mendengarkan pendetaku, takut disesatkan Kristus palsu. Aku tak mendengarkan suara Tuhan. Tak mempelajari kesaksian kalian bahwa Tuhan telah datang kembali, tapi hanya bersembunyi saat melihat kalian. Bagaimana aku bisa menyambut Tuhan jika seperti itu? Aku sangat bodoh dan bebal!" Aku sangat tersentuh mendengarnya mengatakan itu dan bersyukur kepada Tuhan berulang kali di dalam hati. Aku teringat firman Tuhan: "Hati dan roh manusia berada di tangan Tuhan, segala sesuatu dalam kehidupannya berada dalam pengamatan mata Tuhan. Entah engkau memercayainya atau tidak, setiap dan segala hal, apakah hidup atau mati, akan berganti, berubah, diperbarui, dan lenyap sesuai dengan pemikiran Tuhan. Begitulah cara Tuhan memimpin segala sesuatu" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tuhan adalah Sumber Kehidupan Manusia"). Hari itu kami juga bicara tentang kita tak bisa masuk kerajaan Tuhan jika hanya ditebus dari dosa, tanpa menerima penghakiman Tuhan pada akhir zaman. Aku bilang, "Percaya kepada Tuhan, mengaku dan bertobat berarti Tuhan menebus kita dan tak melihat kita berdosa, tapi bukan berarti bebas dari dosa. Kita masih hidup dalam lingkaran berbuat dosa dan mengaku. Jika watak rusak kita tak diselesaikan, kita akan terus berbuat dosa dan menentang Tuhan, tak bisa masuk ke kerajaan-Nya. Alkitab berkata, 'Tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan' (Ibrani 12:14). 'Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus' (Imamat 11:45). 'Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, siapa saja yang melakukan dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tinggal di rumah selamanya: tetapi Anak tetap tinggal selama-lamanya' (Yohanes 8:34-35). Tuhan itu kudus dan Dia tak akan membiarkan manusia yang kotor menodai tanah kudus, tapi kita tak bisa menahan diri berbuat dosa sepanjang waktu. Bagaimana kita bisa masuk ke kerajaan Tuhan jika penuh dengan kerusakan dan terbelenggu dosa? Hanya Tuhan yang bisa menyelamatkan kita. Pada akhir zaman, Tuhan muncul dan bekerja, mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman untuk menyelesaikan kerusakan umat manusia, membebaskan manusia sepenuhnya dari belenggu dosa, dan mentahirkan kita dari kerusakan agar pada akhirnya kita bisa memasuki tanah kudus Tuhan." Li Ping berkata dengan berapi-api, "Jadi, jika ingin ditahirkan, kita harus mengalami penghakiman Tuhan pada akhir zaman, jika tidak, watak rusak kita tak akan pernah berubah." Aku sangat senang dia bisa memahami itu.

Lalu, kami bersekutu tentang cara memahami pendeta agama, orang Farisi. Kami membaca kutipan firman Tuhan Yang Mahakuasa. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Lihatlah para pemimpin setiap denominasi. Mereka semua congkak dan merasa diri benar, dan penafsiran mereka terhadap Alkitab di luar konteks dan dibimbing oleh gagasan dan imajinasi mereka sendiri. Mereka semua bergantung pada karunia dan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan mereka. Jika mereka tidak mampu berkhotbah sama sekali, akankah orang-orang mengikuti mereka? Bagaimanapun, mereka memang memiliki sedikit pengetahuan dan dapat mengkhotbahkan sedikit doktrin, atau mereka tahu bagaimana memenangkan hati orang lain dan menggunakan sedikit kelicikan. Mereka menggunakan hal-hal ini untuk menipu orang dan membawa mereka ke hadapan diri mereka sendiri. Secara teori, orang-orang itu percaya kepada Tuhan—tetapi kenyataannya, mereka mengikuti para pemimpin mereka. Ketika mereka bertemu dengan seseorang yang mengkhotbahkan jalan yang benar, sebagian dari mereka akan berkata: 'Kami harus berkonsultasi dengan pemimpin kami tentang iman kami.' Lihatlah bagaimana orang masih membutuhkan persetujuan orang lain ketika mereka percaya kepada Tuhan dan menerima jalan yang benar—bukankah ini masalah? Kalau begitu, menjadi apakah para pemimpin itu? Tidakkah mereka menjadi orang Farisi, gembala palsu, antikristus, dan batu sandungan bagi penerimaan orang akan jalan yang benar?" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"). "Ada orang-orang yang membaca Alkitab di gereja-gereja besar membacakannya sepanjang hari, tetapi tak seorang pun di antara mereka yang memahami tujuan pekerjaan Tuhan. Tak seorang pun yang dapat mengenal Tuhan; bahkan, tak ada seorang pun di antara mereka yang dapat selaras dengan kehendak Tuhan. Mereka semua tidak berharga, manusia hina, masing-masing meninggikan diri untuk mengajar Tuhan. Mereka dengan sengaja menentang Tuhan bahkan saat mereka membawa panji-Nya. Mengaku beriman kepada Tuhan, mereka tetap saja memakan daging manusia dan meminum darah manusia. Semua orang semacam itu adalah setan-setan yang menelan jiwa manusia, para penghulu setan yang sengaja menghalangi mereka yang berusaha melangkah ke jalan yang benar, dan batu sandungan yang menghalangi orang-orang yang mencari Tuhan. Mereka mungkin tampak seperti 'raga yang kuat', tetapi bagaimana pengikut mereka bisa mengetahui bahwa mereka tidak lain adalah antikristus yang memimpin manusia untuk menentang Tuhan? Bagaimana para pengikut mereka bisa mengetahui bahwa merekalah setan-setan hidup yang didedikasikan untuk menelan jiwa manusia?" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Semua Orang yang Tidak Mengenal Tuhan adalah Orang-Orang yang Menentang Tuhan"). Aku bersekutu, "Firman Tuhan Yang Mahakuasa secara tajam menyingkap natur dan esensi pemuka agama yang melawan Tuhan. Di masa lalu, kita tak punya ketajaman tentang pendeta. Kita pikir mereka menguasai Alkitab, mereka punya tingkat pertumbuhan dan memahami kebenaran, jadi kita mendengarkan mereka secara membabi buta. Kita akan mengikuti apa pun yang mereka atur. Kita memandang kata-kata pendeta lebih penting daripada firman Tuhan, dan hal besar seperti menyambut Tuhan harus mendapat persetujuan mereka. Jika tidak, kita tak akan berani mencari atau menerimanya, meski mendengar suara Tuhan. Kita terlalu meninggikan mereka. Kita bukan orang percaya atau pengikut. Kini fakta telah menunjukkan kepada kita saat para pemuka dunia keagamaan mendengar kesaksian kedatangan Tuhan Yesus kembali, mereka tak membimbing orang percaya untuk mempelajarinya, tapi menyesatkan mereka dengan bermacam kebohongan dan mencegah mereka menyelidiki jalan yang benar. Mereka hanya punya satu tujuan: mencegah orang percaya menerima penyelamatan Tuhan pada akhir zaman, agar orang percaya tetap berada dalam cengkeraman dan diseret ke neraka bersama mereka. Kita bisa lihat dari perilakunya bahwa esensi mereka melawan Tuhan, mereka adalah iblis yang melahap jiwa manusia. Seperti firman Tuhan Yesus, 'Celakalah engkau, ahli-ahli Taurat dan orang-orang farisi, orang munafik, karena engkau menutup Kerajaan Surga terhadap manusia: padahal engkau sendiri tidak pernah pergi ke sana, namun engkau menghalangi orang-orang yang berusaha masuk ke sana' (Matius 23:13)." Tanggapan Li Ping adalah, "Tanpa Tuhan yang berinkarnasi pada akhir zaman, muncul dan bekerja, mengungkapkan kebenaran, menyingkap kemunafikan para pemuka agama ini, kita tak akan pernah melihat wajah mereka yang sebenarnya, kemunafikan dan kedengkian mereka, tapi terus diperdaya mereka. Sungguh bodoh!" Memiliki ketajaman atas pendetanya benar-benar berkat Tuhan. Li Ping membaca banyak firman Tuhan Yang Mahakuasa setelah itu dan kami bersekutu bersama tentang tiga tahap pekerjaan Tuhan, kenapa Tuhan berinkarnasi untuk bekerja pada akhir zaman, cara mengalami penghakiman Tuhan untuk ditahirkan, dan aspek kebenaran lainnya.

Setelah beberapa waktu mencari dan menyelidiki, dia menjadi yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah kedatangan Tuhan Yesus kembali. Namun, yang tak kami duga adalah tepat setelah dia yakin akan pekerjaan Tuhan, pendeta Li Ping mengetahuinya.

Suatu malam, tak lama setelah duduk, kami mendengar ketukan mendesak di pintu. Li Ping melihat banyak kaki melalui celah di bawah pintu dan berkata dengan panik, "Gawat, mereka bilang riwayat kalian akan tamat jika mereka menangkap kalian, lalu menyerahkan ke polisi. Aku tak bisa membiarkan mereka melihat kalian." Dia langsung menyembunyikan kami, dan tak lama, 7 atau 8 orang menyerbu masuk. Mereka murka dan semuanya bicara sekaligus, berkata, "Mana orang-orang itu? Kami lihat dua orang datang ke rumahmu dan mereka belum pergi. Mereka seharusnya ada di sini. Kami akan patahkan tangan dan kaki mereka begitu tertangkap." Aku bisa lihat tatapan ganas di mata mereka melalui celah kecil, seperti serigala. Mereka mulai mencari ke mana-mana, di halaman, di bawah tempat tidur, di kandang babi, di setiap sudut dan celah. Saat sampai di tempat kami bersembunyi, mereka menyorotkan senter ke mana-mana, dan saat mereka hampir tepat di depanku, jantungku berpacu karena ketakutan. Jika kami ditemukan, seandainya tak mati dipukuli, kami akan dibuat cacat. Aku segera berdoa kepada Tuhan, tak berani berpisah dari-Nya bahkan untuk sesaat. Aku tahu Tuhan adalah batu karangku, dan apa pun yang mereka lakukan terhadapku hari itu ada di tangan-Nya. Mereka tak bisa melakukan apa pun kepadaku jika Tuhan tak mengizinkannya. Memikirkan itu, rasa takutku berkurang. Mereka mencari di banyak tempat, tapi tak pernah menemukan kami. Itu perlindungan Tuhan! Lalu, kudengar seseorang berkata dengan marah, "Aneh sekali. Dua orang sudah pasti datang ke rumahmu dan tak pernah pergi. Kenapa kami tak bisa menemukan mereka?" Li Ping menegur mereka dengan marah, "Aku bisa lihat dari perilakumu bahwa kau tak seperti orang percaya. Mereka datang untuk membagikan Injil, tapi mereka seperti memasuki sarang serigala, menghadapi kutukan atau pemukulan. Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi orang lain seperti diri kita sendiri. Berdasarkan perilakumu, kau bahkan tak sebaik orang tak percaya. Sekarang aku benar-benar melihat jati dirimu. Apa kau bahkan orang Kristen? Kau orang Farisi." Mereka pergi dengan gusar setelah dia mengatakan itu. Aku dan Saudari Cheng sangat senang mendengar itu darinya. Dia akhirnya punya ketajaman atas para pemuka agama itu dan tak lagi disesatkan atau diganggu oleh mereka. Setelah mereka pergi, Li Ping berkata dengan emosi, "Setelah gangguan mereka hari ini, aku telah melihat jari diri mereka. Mereka antikristus, musuh Tuhan. Aku mengikuti Tuhan Yang Mahakuasa bagaimanapun mereka menggangguku." Aku sangat tersentuh mendengarnya mengatakan itu, dan bersyukur kepada Tuhan berulang kali.

Pengalaman itu memberiku pandangan lebih jelas tentang wajah iblis para pemuka agama yang menentang Tuhan. Mereka tak mau mencari atau menyelidiki pekerjaan Tuhan sama sekali, sangat murka saat mendengar seseorang bersaksi tentang kedatangan Tuhan kembali, dan akan mengakhiri riwayat orang itu. Mereka bukan tak percaya. Mereka antikristus, orang Farisi yang muak terhadap kebenaran, yang membencinya. Aku juga melihat perbuatan luar biasa Tuhan dan ini menguatkan imanku. Apa pun kesulitan yang kuhadapi saat membagikan Injil, selama ada calon penerima Injil, aku harus memakai kasih dan kesabaran untuk memberikan kesaksian tentang pekerjaan dan firman Tuhan agar mereka bisa mendengar suara Tuhan dan menerima penyelamatan-Nya pada akhir zaman. Itulah satu-satunya cara untuk memenuhi tanggung jawab dan tugasku.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Belajar dari Kritik

Oleh Saudari Song Yu, Belanda Pada Mei tahun ini, seorang saudari melapor kepadaku bahwa Saudari Lu berkata kepadanya setidaknya tiga...

Tinggalkan Balasan