Menuai Tuaian dari Dipangkas dan Ditangani
Oleh Saudari You Xin, Korea Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Orang tidak dapat mengubah watak mereka sendiri; mereka harus menjalani...
Kami menyambut semua pencari yang merindukan penampakan Tuhan!
Pengalaman menginjil yang menyisakan kesan terdalam padaku terjadi pada April 2021, ketika aku bertemu seorang saudara Katolik di internet bernama Rafael. Aku bersaksi tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman kepadanya, dan sementara bersekutu, kulihat kualitasnya baik dan dia cepat memahami kebenaran. Setelah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, dia merasa itu adalah suara Tuhan dan karena itu dia mau mencari dan menyelidiki jalan yang benar, juga secara aktif menghadiri pertemuan. Di luar dugaan, suatu hari, seorang saudari mengirimiku pesan yang berkata bahwa Rafael bertemu dengan pendeta Katoliknya yang lama, dan tidak datang lagi ke pertemuan. Saat membaca pesan ini, kupikir pasti ada banyak gagasan dan kekeliruan yang telah ditanamkan pada dirinya. Aku segera menghubunginya, dan menyadari bahwa dia kebingungan dengan apa yang telah kami persekutukan, tetapi tidak menjelaskan apa yang membuatnya bingung. Pada waktu itu, aku tidak tahu bagaimana harus bersekutu dengannya, pikiranku kosong. Aku sama sekali tidak tahu harus berbuat apa. Aku terus-menerus berdoa, memohon agar Tuhan membimbingnya jika dia memang domba-Nya, dan berkata bahwa aku mau berupaya semampuku untuk bersekutu dengannya.
Beberapa waktu kemudian, aku dan Anila mengundang Rafael untuk bersekutu bersama. Ketika Rafael menghadiri pertemuan kami, dia sangat bersemangat, bicara panjang lebar mengenai doktrin agamawi, membicarakan pengabdiannya kepada Tuhan Yesus dan betapa teguh imannya. Dia berpikir karena Tuhan Yesus telah berinkarnasi sebagai laki-laki dan Dia menyebut Tuhan di yang surga sebagai "Bapa", dan karena orang-orang dalam dunia keagamaan terbiasa menyebut Tuhan yang di yang surga sebagai "Bapa", Tuhan akan datang kembali dalam wujud laki-laki. Tuhan Yang Mahakuasa menampakkan diri dan bekerja dalam wujud perempuan tidak bisa diterima olehnya. Mendengarkan intensitas perkataannya, aku tidak tahu bagaimana harus mulai bersekutu dengannya. Aku berdoa kepada Tuhan memohon bimbingan. Lalu, aku berkata kepada Rafael, "Aku yakin imanmu kepada Tuhan Yesus benar-benar teguh, tetapi marilah kita berpikir sejenak: kita sering berdoa kepada Tuhan Yesus, tetapi apakah kita benar-benar mengenal Dia? Apakah kita benar-benar tahu bahwa Tuhan Yesus adalah inkarnasi dari Tuhan itu sendiri? Apa kita benar-benar tahu bahwa Dia adalah jalan, kebenaran, dan hidup? Beranikah kita berkata bahwa kita mengetahui esensi ilahi Tuhan Yesus? Beranikah kita menjamin bahwa saat Tuhan Yesus datang kembali, kita benar-benar bisa tahu bahwa itu adalah Dia? Sebenarnya, mengapa kita percaya kepada Dia? Apakah itu karena keluarga kandung-Nya atau penampilan-Nya?" Rafael tidak bisa menjawab semua pertanyaan itu dengan sepatah kata pun. Lalu aku membacakan beberapa bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Hakikat kepercayaan manusia kepada Tuhan adalah kepercayaan kepada Roh Tuhan, dan bahkan kepercayaan mereka kepada Tuhan yang berinkarnasi adalah karena daging ini merupakan perwujudan dari Roh Tuhan, yang berarti bahwa kepercayaan tersebut tetap merupakan kepercayaan kepada Roh. Ada perbedaan antara Roh dan daging, tetapi karena daging ini berasal dari Roh, dan merupakan Firman yang menjadi manusia, maka apa yang manusia percayai itu tetaplah hakikat yang melekat pada Tuhan" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Orang yang Mengenal Tuhan dan Pekerjaan-Nya yang Dapat Memuaskan Tuhan"). "Inkarnasi berarti Roh Tuhan menjadi daging, artinya, Tuhan menjadi daging; pekerjaan yang dilakukan daging adalah pekerjaan Roh, yang diwujudkan dalam daging dan diungkapkan oleh daging. Tidak seorang pun kecuali daging Tuhan yang dapat melaksanakan pelayanan Tuhan yang berinkarnasi; artinya, hanya daging inkarnasi Tuhan, kemanusiaan normal ini—dan tidak ada yang lain—yang dapat mengungkapkan pekerjaan ilahi" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Esensi Daging yang Didiami oleh Tuhan"). Setelah membacakan firman Tuhan kepadanya, aku bersekutu: "Kita semua tahu bahwa Tuhan Yesus lahir dari keluarga tukang kayu. Dia tampak normal, secara lahiriah tidak berbeda dengan manusia biasa, tetapi Dia adalah tubuh yang dikenakan oleh Roh Tuhan, dan Dia adalah Tuhan itu sendiri yang berinkarnasi. Bukan karena Dia orang Yahudi, maka kita percaya kepada-Nya, juga bukan karena Dia lahir dari Maria, apalagi karena jenis kelamin atau penampilan-Nya. Kita percaya kepada-Nya karena Dia punya esensi Roh Tuhan, karena Dia adalah jalan, kebenaran, dan hidup. Hanya Dia yang mampu mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan ilahi. Demikian pula, mengapa kini kita percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa? Karena Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, Dia adalah Roh Tuhan Yesus yang sekali lagi mengenakan daging manusia biasa, hidup di antara kita, mengungkapkan kebenaran, melakukan pekerjaan penghakiman dan pentahiran pada akhir zaman. Tuhan Yang Mahakuasa dan Tuhan Yesus memiliki sumber yang sama, dan keduanya memiliki esensi Roh Tuhan. Di keluarga mana pun inkarnasi Tuhan ini dilahirkan, penampilan-Nya, jenis kelamin-Nya, tak satu pun bisa mengubah esensi-Nya. Tuhan Yang Mahakuasa telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran dan melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman. Ini cukup untuk membuktikan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah inkarnasi dari Roh Tuhan dan Dia adalah Tuhan Yesus yang datang kembali."
Perlahan-lahan, Rafael akhirnya mau mencari kebenaran. Dia berkata bahwa dia menerima semua perkataanku, tetapi dia masih tidak bisa mengerti mengapa kali ini Tuhan memilih berinkarnasi dalam wujud perempuan. Melihat sikapnya sedikit melembut, aku bertanya: "Apakah wujud atau jenis kelamin yang Tuhan pilih untuk bekerja dalam daging adalah hal yang bisa kita putuskan? Saat ibu kita melahirkan kita, kita tidak bisa memilih penampilan dia, dan seperti apa pun penampilannya, kita hanya harus menerimanya. Inilah nalar yang harus dimiliki anak. Tidakkah kau setuju?" Rafael mengangguk dan berkata: "Tentu saja, kita tak punya hak untuk memilih." Aku melanjutkan: "Demikian pula, apakah jenis daging yang kini telah Tuhan pilih sekarang untuk berinkarnasi, sebagai laki-laki atau perempuan, adalah hal yang bisa kita putuskan? Seandainya kita berkata jika Tuhan datang sebagai laki-laki, aku akan menerimanya, tetapi jika datang sebagai perempuan, aku tidak akan menerimanya, bukankah itu tak masuk akal? Jenis kelamin inkarnasi Tuhan adalah urusan Tuhan itu sendiri dan itu pilihan Tuhan. Sebagai manusia, kita tak berhak berkomentar, bukan? Tuhan adalah Tuhan atas makhluk ciptaan. Hikmat Tuhan lebih tinggi daripada langit dan pikiran-Nya lebih tinggi daripada pikiran manusia. Kita hanya manusia tak berarti; bagaimana kita bisa menyelami hikmat Tuhan dalam pekerjaan-Nya? Mengenai penampakan dan pekerjaan Tuhan, kita sama sekali tak berhak memilih. Tuhan telah menjadi daging, dan selama Dia mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan Tuhan, apa pun jenis kelaminnya, Dia adalah Tuhan itu sendiri, dan kita harus menerima dan tunduk. Hanya inilah artinya engkau berakal sehat, dan hanya inilah artinya engkau berpikir cerdas." Rafael mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan tidak membantahku.
Kemudian, aku membacakan beberapa bagian Alkitab kepadanya: "Pada awalnya adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Tuhan, dan Firman itu adalah Tuhan" (Yohanes 1:1). "Bumi tidak berbentuk dan kosong; dan kegelapan menutupi lautan yang dalam. Dan Roh Tuhan bergerak di atas permukaan air" (Kejadian 1:2). "Maka Tuhan menciptakan manusia menurut gambar-Nya, dalam gambar Tuhan diciptakan-Nya dia, laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka" (Kejadian 1:27). "Karena itu awasilah dirimu baik-baik; karena engkau tidak melihat suatu bentuk apa pun pada hari ketika Yahweh berbicara kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api: jangan sampai engkau merusak dirimu sendiri, dan membuat bagi dirimu patung, yang menyerupai bentuk apa pun, yang menyerupai laki-laki atau perempuan, yang menyerupai binatang buas apa pun yang ada di bumi, yang menyerupai burung bersayap yang terbang di udara, yang menyerupai apa pun yang melata di tanah, yang menyerupai ikan yang ada di perairan di bawah bumi" (Ulangan 4:15-18). Aku bersekutu: "Dari bagian Alkitab ini, kita bisa mengerti bahwa esensi Tuhan adalah roh, Dia tidak punya wujud tetap, dan Dia tidak mengizinkan manusia mewujudkan Dia ke dalam bentuk apa pun untuk disembah. Dalam kitab Kejadian, ada tertulis bahwa pada mulanya, Tuhan pertama-tama menciptakan laki-laki dan kemudian perempuan, menurut gambar-Nya sendiri. Jadi, menurutmu Tuhan itu laki-laki atau perempuan? Kau mungkin berkata laki-laki, tetapi Tuhan juga menciptakan perempuan menurut gambar-Nya. Kau mungkin berkata perempuan, tetapi Tuhan juga menciptakan laki-laki menurut gambar-Nya. Jadi, apa yang sebenarnya terjadi di sini? Tuhan itu adil, dan Dia menciptakan laki-laki dan perempuan menurut gambar-Nya. Saat pertama kali Dia berinkarnasi adalah sebagai laki-laki, dan pada akhir zaman, Dia telah berinkarnasi sebagai perempuan, artinya Dia memperlakukan laki-laki maupun perempuan dengan adil. Jika pada kedua peristiwa itu Tuhan berinkarnasi sebagai laki-laki, itu akan tidak adil bagi perempuan. Mengatakan Tuhan itu laki-laki atau perempuan sama saja dengan membatasi Tuhan, padahal itulah yang paling Dia benci. Tujuan setiap kali Tuhan berinkarnasi adalah untuk menyelamatkan manusia, dan berinkarnasi berarti mengambil wujud manusia, baik laki-laki maupun perempuan. Namun, apa pun jenis kelamin Tuhan yang berinkarnasi, esensi-Nya selamanya tak berubah." Penjelasan ini tampaknya dipahami oleh Rafael, dan dia benar-benar setuju dengan apa yang kukatakan. Kemudian, aku mengiriminya beberapa bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa: "Setiap tahap pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Saat itu, ketika Yesus datang, Dia datang dalam wujud laki-laki, dan ketika Tuhan datang kali ini, wujud-Nya adalah perempuan. Dari sini, engkau bisa melihat bahwa ciptaan Tuhan baik laki-laki maupun perempuan dapat digunakan dalam pekerjaan-Nya, dan bagi-Nya tidak ada perbedaan gender. Ketika Roh-Nya datang, Dia dapat mengenakan jenis daging apa pun yang dikehendaki-Nya dan daging tersebut dapat merepresentasikan diri-Nya; entah laki-laki atau perempuan, daging itu dapat merepresentasikan Tuhan selama itu adalah daging inkarnasi-Nya. Jika Yesus menampakkan diri sebagai perempuan ketika Dia datang, dengan kata lain, jika seorang bayi perempuan, dan bukan bayi laki-laki, yang dikandung oleh Roh Kudus, tahap pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Jika itu masalahnya, tahap pekerjaan saat ini akan diselesaikan oleh seorang laki-laki sebagai gantinya, tetapi pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Pekerjaan yang dilakukan di setiap tahap memiliki makna pentingnya sendiri; tidak ada tahap pekerjaan yang diulangi, atau yang bertentangan satu sama lain" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi"). "Jika Tuhan datang ke dunia hanya sebagai laki-laki, maka orang mendefinisikan Dia sebagai Tuhan atas laki-laki dan orang tidak akan pernah percaya bahwa Dia adalah Tuhan atas perempuan. Para lelaki lalu menganggap bahwa ada kesamaan antara mereka dan Tuhan, yakni sama-sama laki-laki, dan bahwa Tuhan adalah kepala para lelaki. Lalu, bagaimana dengan perempuan? Tidak adil; bukankah ini perlakuan istimewa bagi laki-laki? Kalau begini keadaannya, semua orang yang Tuhan selamatkan adalah laki-laki seperti diri-Nya, dan tak seorang perempuan pun akan diselamatkan. Sewaktu menciptakan umat manusia, Tuhan menciptakan Adam dan Dia menciptakan Hawa. Dia menciptakan bukan hanya Adam, melainkan menjadikan laki-laki dan perempuan sesuai dengan gambar-Nya. Maka, Tuhan bukan hanya Tuhan atas laki-laki, melainkan juga Tuhan atas perempuan" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"). "Tuhan bukan hanya Roh Kudus, bukan hanya Roh, atau Roh yang tujuh kali lipat lebih kuat, atau Roh yang mencakup segalanya, tetapi juga seorang manusia—seorang manusia biasa, manusia yang sangat biasa. Dia bukan hanya laki-laki, tetapi juga perempuan. Keduanya serupa dalam hal Mereka sama-sama terlahir dari manusia, dan berbeda dalam hal yang satu dikandung dari Roh Kudus dan yang lainnya terlahir dari seorang manusia, meskipun berasal langsung dari Roh. Mereka serupa dalam hal keduanya adalah daging inkarnasi Tuhan yang melakukan pekerjaan Bapa, dan berbeda dalam hal yang satu melakukan pekerjaan penebusan dan yang lainnya melakukan pekerjaan penaklukan. Keduanya merepresentasikan Bapa, tetapi yang satu adalah Sang Penebus, yang penuh dengan kasih setia dan belas kasihan, dan yang lainnya adalah Tuhan kebenaran, yang penuh dengan murka dan penghakiman. Yang satu adalah Panglima Tertinggi yang memulai pekerjaan penebusan, dan yang lainnya adalah Tuhan yang benar yang menyelesaikan pekerjaan penaklukan. Yang satu adalah Yang Awal, yang lain adalah Yang Akhir. Yang satu adalah daging tanpa dosa, yang lain adalah daging yang menyelesaikan penebusan, melanjutkan pekerjaan, dan tidak pernah berdosa. Keduanya adalah Roh yang sama, tetapi Mereka tinggal dalam daging yang berbeda dan dilahirkan di tempat yang berbeda, dan Mereka dipisahkan selang beberapa ribu tahun. Namun, semua pekerjaan Mereka saling melengkapi, tidak pernah bertentangan, dan dapat dibandingkan. Keduanya adalah manusia, tetapi yang satu adalah bayi laki-laki dan yang lainnya adalah bayi perempuan" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimanakah Pemahamanmu tentang Tuhan?"). Setelah membaca firman Tuhan, Anila bersekutu: "Pekerjaan Tuhan selalu baru dan tidak pernah usang, Dia tidak pernah mengulangi pekerjaan-Nya. Pekerjaan Tuhan selalu memperbarui, mengubah, dan terus meningkat. Jika Tuhan melakukan pekerjaan yang berulang, manusia akan cenderung membatasi Dia, dan kita tidak akan memiliki pengenalan yang benar akan Dia. Pertama kali berinkarnasi, Tuhan adalah laki-laki, jadi apakah akibatnya jika Tuhan datang kembali dalam daging sebagai laki-laki lagi? Manusia akan membatasi Tuhan sebagai laki-laki, dan berpikir Tuhan hanya mengakui dan menyukai laki-laki. Mereka akan berpikir Dia tak mengasihi perempuan dan membenci perempuan, dan karena itu, perempuan akan didiskriminasi selamanya. Apakah itu pemahaman yang benar? Apakah ini adil bagi perempuan? Apa ini sesuai dengan maksud Tuhan? Bukankah semua ini hanya gagasan dan imajinasi manusia? Tuhan itu adil, dan Dia memperlakukan laki-laki dan perempuan secara sama. Tuhan telah berinkarnasi sekali sebagai laki-laki dan sekali sebagai perempuan. Ini sangat bermakna! Tuhan yang berinkarnasi sebagai perempuan pada akhir zaman telah menjungkirbalikkan gagasan semua orang, membalikkan pemahaman keliru manusia tentang Tuhan, mendobrak batasan manusia tentang Tuhan, dan memperlihatkan kepada manusia bahwa Tuhan tidak hanya Tuhan bagi laki-laki, tetapi juga bagi perempuan. Tuhan adalah Tuhan atas seluruh umat manusia. Tak seorang pun boleh menggunakan gagasan mereka untuk membatasi Tuhan sebagai laki-laki atau perempuan."
Setelah Anila selesai bersekutu, aku menambahkan: "Sebenarnya, apa pun wujud yang gunakan Tuhan dalam inkarnasi-Nya, esensi-Nya tidak berubah. Wujud ini adalah Roh Tuhan yang menjadi daging. Wujud ini merepresentasikan Tuhan itu sendiri, dan mampu melakukan pekerjaan ilahi. Pada Zaman Kasih Karunia, Tuhan menjadi daging dan disalibkan sebagai korban penghapus dosa manusia. Tuhan Yesus adalah seorang pria dan dapat disalibkan untuk menebus manusia. Jika saja Tuhan berinkarnasi sebagai perempuan pada inkarnasi pertama, Dia pasti tetap mampu menyelesaikan pekerjaan penebusan dan mengungkapkan kebenaran untuk memberikan kepada manusia jalan menuju pertobatan. Oleh karena itu, jenis kelamin dan wujud inkarnasi Tuhan tidaklah penting, juga tidak penting apakah Dia memiliki rupa keagungan. Yang penting adalah Dia memiliki esensi Tuhan, mengungkapkan kebenaran, dan melakukan pekerjaan menyelamatkan manusia. Itu saja yang harus diperhatikan dengan saksama saat menyelidiki jalan yang benar." Lalu aku membacakan bagian lain firman Tuhan: "Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki esensi Tuhan, dan Dia yang adalah Tuhan yang berinkarnasi akan memiliki pengungkapan Tuhan. Karena Tuhan menjadi daging, Dia akan melaksanakan pekerjaan yang ingin Dia lakukan, dan karena Tuhan menjadi daging, Dia akan mengungkapkan siapa Dia, dan akan dapat membawa kebenaran kepada manusia, menganugerahkan hidup kepadanya, dan menunjukkan jalan kepadanya. Daging yang tidak memiliki esensi Tuhan pasti bukan Tuhan yang berinkarnasi; ini tidak diragukan lagi. Jika manusia berniat untuk menyelidiki apakah daging itu adalah daging inkarnasi Tuhan, manusia harus menegaskannya dari watak yang Dia ungkapkan dan perkataan yang Dia ucapkan. Dengan kata lain, untuk menegaskan apakah itu adalah daging inkarnasi Tuhan atau bukan, dan apakah itu jalan yang benar atau bukan, orang harus membedakan berdasarkan esensi-Nya. Jadi, untuk menentukan apakah itu daging Tuhan yang berinkarnasi atau bukan, kuncinya terletak pada esensi-Nya (pekerjaan-Nya, perkataan-Nya, watak-Nya, dan banyak aspek lainnya), bukan pada penampilan lahiriah-Nya. Jika manusia hanya memeriksa penampilan lahiriah-Nya, dan sebagai akibatnya mengabaikan esensi-Nya, ini menunjukkan bahwa manusia itu bodoh dan tidak tahu apa-apa" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Pengantar"). Aku terus bersekutu: "Firman Tuhan sangat jelas. Untuk memastikan apakah itu adalah inkarnasi Tuhan atau bukan, hal utama yang harus dilihat adalah apa Dia mampu mengungkapkan kebenaran dan melakukan pekerjaan Tuhan. Jika engkau tidak berfokus pada mendengarkan suara Tuhan saat menyelidiki jalan yang benar, dan malah menilai berdasarkan penampilan dan jenis kelamin inkarnasi, bukankah engkau sedang melakukan kesalahan yang sama seperti orang Farisi yang menentang Tuhan Yesus? Orang Farisi melihat bahwa latar belakang keluarga-Nya dan penampilan Tuhan Yesus sama sekali berbeda dari gagasan dan konsep mereka tentang Mesias, jadi mereka menghakimi dan mengutuk Tuhan Yesus tanpa sama sekali mencari atau menyelidiki firman atau pekerjaan-Nya. Pada akhirnya, mereka menyalibkan Yesus, menyinggung watak Tuhan sehingga mereka dihukum dan dikutuk. Jika orang tidak membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa atau tidak berfokus pada mendengarkan suara Tuhan, menolak dan menentang Tuhan Yang Mahakuasa karena inkarnasi Tuhan dalam wujud perempuan tidak sesuai dengan gagasan mereka, bukankah ini berarti sedang menyalibkan Tuhan sekali lagi?"
Setelah persekutuan dengan Rafael, dia berkata akan terus mencari kebenaran, dan saat kami mengundang dia ke pertemuan besok malamnya, dia langsung setuju. Namun di luar dugaan, dia tidak datang malam berikutnya dan tidak menjawab saat kutelepon. Aku sangat khawatir. Jadi, setiap pagi ketika bangun pagi, aku selalu mengirimi dia beberapa firman Tuhan, berharap suatu hari dia akan menjawab. Namun, dia tidak pernah membaca pesanku dan aku benar-benar putus asa. Kemudian, aku meminta saudara-saudari lainnya untuk berusaha menghubunginya, tetapi dia tak bisa dihubungi. Aku kembali jatuh dalam keputusasaan, menganggap memang begitulah adanya. Tepat ketika aku hampir sama sekali menyerah, tanpa sengaja aku menemukan sebuah artikel tentang pengalaman seorang saudari saat memberitakan Injil kepada orang Italia. Aku kebetulan mengenal saudara yang dia injili ini karena saat ini dia bekerja sama denganku untuk memberitakan Injil. Saudara ini memiliki kemanusiaan yang baik dan pemahaman yang murni tentang kebenaran, jadi aku tak menyangka dia punya begitu banyak gagasan ketika menerima Injil, atau tak bisa dihubungi saudari itu selama dua bulan. Meski begitu, saudari itu tidak menyerah. Dia terus menunggu dan mencari kesempatan untuk mempersekutukan firman Tuhan kepadanya, hingga akhirnya, firman Tuhan Yang Mahakuasa menyelesaikan gagasannya satu per satu, dan dia menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Pengalaman saudari itu sungguh menyentuhku sekaligus membuatku merasa malu. Tuhan telah melakukan banyak pekerjaan, membayar harga yang mahal, dan mengatur banyak orang, peristiwa, dan berbagai hal bagi semua orang yang datang ke hadapan-Nya. Jika aku memahami pertimbangan Tuhan yang bijaksana dalam menyelamatkan manusia, maka seharusnya aku memperhatikan maksud-Nya. Namun, menghadapi kesulitan kecil, aku siap untuk mundur dan menyerah. Aku sama sekali tidak punya ketekunan. Di mana kesetiaan dan kesaksianku? Kemudian, aku membaca firman Tuhan: "Dalam menyebarkan Injil, engkau harus terlebih dahulu memenuhi tanggung jawabmu. Engkau harus mengikuti hati nurani dan nalarmu dalam melakukan semua yang mampu kaulakukan dan semua yang harus kaulakukan. Engkau harus dengan penuh kasih memberikan solusi untuk gagasan apa pun yang mungkin dimiliki orang yang sedang menyelidiki jalan yang benar atau pertanyaan apa pun yang mereka ajukan. Jika engkau benar-benar tidak mampu memberikan solusi, engkau dapat menemukan beberapa bagian firman Tuhan yang relevan untuk dibacakan kepada mereka, atau video-video yang relevan tentang kesaksian pengalaman, atau beberapa film kesaksian penginjilan yang relevan untuk kautunjukkan kepada mereka. Sangatlah mungkin bahwa ini akan efektif; setidaknya engkau akan memenuhi tanggung jawabmu, dan tidak akan merasa tertuduh oleh hati nuranimu. Namun, jika engkau acuh tak acuh dan bingung dalam melakukannya, engkau akan cenderung menunda segala sesuatu, dan tidak akan mudah untuk memenangkan orang itu. Dalam menyebarkan Injil kepada orang lain, orang harus memenuhi tanggung jawab mereka. Bagaimana seharusnya memahami kata 'tanggung jawab' ini? Bagaimana seharusnya orang melakukan dan menerapkan tanggung jawabnya? Engkau harus mengerti bahwa setelah menyambut Tuhan dan mengalami pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, engkau berkewajiban untuk memberikan kesaksian tentang pekerjaan Tuhan kepada mereka yang haus akan penampakan-Nya. Jadi, bagaimana caramu menyebarkan Injil kepada mereka? Baik secara daring ataupun dalam kehidupan nyata, engkau harus menyebarkan Injil dengan cara apa pun untuk memenangkan orang dan dengan cara yang efektif. Penyebaran Injil bukanlah sesuatu yang kaulakukan ketika engkau merasa ingin melakukannya, ketika suasana hatimu baik dan tidak kaulakukan ketika suasana hatimu buruk. Itu juga bukan sesuatu yang kaulakukan sesuai dengan preferensimu, bukan engkau memutuskan siapa yang menerima perlakuan istimewa, memberitakan Injil kepada orang-orang yang kausukai dan tidak memberitakannya kepada orang-orang yang tidak kausukai. Injil harus dikabarkan sesuai dengan tuntutan Tuhan dan prinsip-prinsip rumah-Nya. Engkau harus memenuhi tanggung jawab dan tugasmu sebagai makhluk ciptaan, melakukan semua yang mampu kaulakukan untuk bersaksi tentang kebenaran yang kaupahami, tentang firman Tuhan, dan tentang pekerjaan Tuhan kepada mereka yang sedang menyelidiki jalan yang benar. Dengan cara itulah engkau harus memenuhi tanggung jawab dan tugasmu sebagai makhluk ciptaan. Apa yang harus orang lakukan saat mereka menyebarkan Injil? Mereka harus memenuhi tanggung jawab mereka, melakukan apa pun yang mampu mereka lakukan, dan selalu rela membayar harga" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Menyebarkan Injil adalah Tugas yang Wajib Semua Orang Percaya Laksanakan"). "Jadi, bagaimana seharusnya memperlakukan orang yang sedang menyelidiki jalan yang benar? Selama mereka sesuai dengan prinsip-prinsip rumah Tuhan dalam hal penyebaran Injil, kita berkewajiban memberitakan Injil kepada mereka; dan sekalipun sikap mereka saat ini buruk dan tidak mau menerimanya, kita harus bersabar terhadap mereka. Sampai berapa lama dan sampai sejauh mana kita harus bersabar? Sampai mereka menolakmu, tidak mengizinkanmu masuk ke rumah mereka, sampai tidak ada diskusi yang berhasil, sampai engkau tidak dapat lagi menelepon mereka, atau tidak dapat meminta orang lain untuk mengundang mereka, dan sampai mereka tidak mengakuimu. Jika inilah yang terjadi, tidak mungkin lagi untuk menyebarkan Injil kepada mereka. Pada saat itulah engkau telah memenuhi tanggung jawabmu. Itu berarti engkau telah melaksanakan tugasmu. Namun, selama masih ada secercah harapan, engkau harus memikirkan segala cara dan berusaha semaksimal mungkin untuk membacakan firman Tuhan dan memberikan kesaksian tentang pekerjaan-Nya kepada mereka. Sebagai contoh, engkau berelasi dengan seseorang selama dua atau tiga tahun. Engkau telah berkali-kali mencoba menyebarkan Injil dan bersaksi bagi Tuhan kepadanya, tetapi dia tidak berniat untuk menerimanya. Namun, pemahaman orang itu cukup baik, dan dia benar-benar seorang calon penerima Injil. Apa yang harus kaulakukan? Pertama-tama, engkau sama sekali tidak boleh menyerah terhadapnya, sebaliknya engkau harus terus berinteraksi dengannya seperti biasa, terus membacakan firman Tuhan kepadanya, dan memberikan kesaksian tentang pekerjaan-Nya. Jangan menyerah terhadapnya; bersabarlah sampai akhir. Mungkin suatu hari nanti, dia akan tersadar dan merasa bahwa sudah waktunya untuk menyelidiki jalan yang benar. Itulah sebabnya bersabar dan bertekun sampai akhir adalah aspek yang sangat penting dalam menyebarkan Injil. Dan mengapa melakukan hal ini? Karena ini adalah tugas makhluk ciptaan. Karena engkau berelasi dengannya, engkau berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberitakan Injil Tuhan kepadanya. Terdapat banyak proses di antara pertama kalinya dia mendengar firman Tuhan dan Injil sampai dia berbalik, dan ini membutuhkan waktu. Periode ini mengharuskanmu untuk bersabar dan menunggu, sampai tiba saatnya dia berbalik dan engkau membawanya ke hadapan Tuhan, kembali ke rumah-Nya. Ini adalah kewajibanmu. Apa yang dimaksud dengan kewajiban? Kewajiban adalah tanggung jawab yang tidak dapat diabaikan, yang wajib orang lakukan. Sama seperti bagaimana seorang ibu memperlakukan anaknya. Betapa pun tidak patuh atau nakalnya anak itu, atau jika dia sakit dan tidak mau makan, apa kewajiban ibu itu? Karena tahu bahwa ini adalah anaknya, dia menyayangi, mencintai, dan dengan penuh perhatian memedulikannya. Tidak ada bedanya apakah anak itu mengakuinya sebagai ibunya atau tidak, dan bagaimanapun anak itu memperlakukannya—dia tetap berada di sisinya, melindunginya, tanpa meninggalkannya sesaat pun, terus-menerus menunggunya untuk percaya bahwa dia adalah ibunya dan menunggunya untuk kembali ke pelukannya. Dengan cara inilah, dia terus-menerus mengawasi dan menjaganya. Inilah yang dimaksud dengan tanggung jawab; inilah yang dimaksud dengan kewajiban. Jika orang-orang yang terlibat dalam penyebaran Injil menerapkan cara ini, memiliki hati yang mengasihi sesama seperti ini, mereka pasti akan menaati prinsip-prinsip penyebaran Injil, dan akan sepenuhnya mampu mencapai hasil" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Menyebarkan Injil adalah Tugas yang Wajib Semua Orang Percaya Laksanakan"). Setelah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku merasa malu. Tuhan telah menjelaskan tanggung jawab yang harus dilakukan para penginjil. Situasi setiap calon penerima Injil berbeda dan harus diperlakukan secara berbeda. Engkau tidak boleh mengandalkan gagasan, imajinasi, atau prasangkamu untuk membenci dan membatasi mereka, apalagi melepaskan mereka dengan terburu-buru. Jika, berdasarkan prinsip, engkau meyakini seseorang layak menerima Injil, maka engkau harus berusaha sekuat tenaga dan menggunakan segala cara untuk bersaksi tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman kepada mereka dan membawa mereka ke hadapan Tuhan. Inilah prinsip yang harus dimiliki dalam mengabarkan Injil. Namun, baru beberapa waktu tak bisa menghubungi Saudara Rafael, aku kehilangan kesabaran dan belas kasihan. Aku sedang mengalami masa sulit dan tidak ingin terus berusaha untuk bersekutu dengannya. Aku merasa bahwa dengan dia mengabaikan kami, tidak menjawab telepon, dan tidak membaca pesan kami, tidak ada lagi yang bisa kami lakukan. Aku telah mempersekutukan apa yang harus kupersekutukan, hanya Rafael-lah yang tidak mau menerimanya. Aku tak mampu mengerahkan lebih banyak upaya, jadi kukesampingkan dia untuk saat ini. Namun, aku merasa gelisah. Aku terus berpikir bahwa saudara ini punya iman yang tulus, serta kualitas dan kapasitas yang baik untuk memahami kebenaran, tetapi dia telah terjerat gagasan agamawi karena gangguan dan penyesatan seorang pendeta. Aku harus membantu dia di saat kritis ini, aku tak boleh hanya diam saja dan tidak melakukan apa pun. Aku harus memenuhi tanggung jawab sebagai penginjil. Jadi, aku mengiriminya sebuah artikel kesaksian pengalaman, berharap bisa membantunya. Entah dia membacanya atau tidak, aku harus melakukan semua yang kubisa.
Beberapa hari kemudian, dia mengirimiku pesan: "Selama ini aku telah berdoa. Meskipun aku tidak mengatakan apa pun, aku tahu Tuhan memeriksa hati kita. Hatiku berseru kepada Tuhan Yang Mahakuasa agar mencerahkan dan membimbingku, karena kalau tidak, aku akan melakukan kesalahan dan menyinggung Tuhan." Aku sangat tersentuh. Kemudian dalam balasannya, aku membaca: "Dunia ini sangat rusak dan jahat. Orang-orang sangat sulit untuk semakin dekat kepada Tuhan. Satu-satunya senjata melawan kejahatan adalah firman Tuhan Yang Mahakuasa dan Alkitab." Dia mengakui firman Tuhan Yang Mahakuasa, dan ini membuktikan dia mampu memahami suara Tuhan dan ada harapan untuk mendapatkan dia kembali. Namun, aku tahu dia sedang melewati pertempuran batin yang sengit dan khawatir dia mungkin berhenti membaca pesanku setiap saat. Aku sangat cemas, jadi kutenangkan diriku dan berdoa kepada Tuhan. Saat berdoa, aku teringat sebuah kalimat dari firman Tuhan: "Tuhan pasti tidak akan dengan mudah meninggalkan umat manusia, atau sampai saat terakhir." Terinspirasi, aku bergegas membaca beberapa bagian firman Tuhan: "Perikop berikut ini tercatat di Kitab Yunus 4:10-11: 'Lalu Yahweh berfirman, "Engkau menyayangi pohon jarak itu, padahal engkau tidak perlu berjerih lelah menanam atau membuatnya tumbuh, yang tumbuh dalam semalam dan mati dalam semalam: Bagaimana Aku tidak menyayangi Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari 120.000 orang, yang tidak bisa membedakan tangan kanan dari tangan kiri; dan juga banyak sekali ternaknya?"' Ini adalah kata-kata yang sebenarnya dari Tuhan Yahweh, yang dicatat dari sebuah percakapan antara Tuhan dan Yunus. Walau percakapan ini singkat, percakapan ini penuh dengan kepedulian Sang Pencipta bagi umat manusia dan keengganan-Nya untuk melepaskan umat manusia" (Firman, Jilid 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik II"). "Walau Yunus dipercayai untuk menyatakan firman Tuhan Yahweh kepada penduduk Niniwe, ia tidak memahami niat Tuhan Yahweh, ia juga tidak memahami kekhawatiran dan harapan-Nya bagi orang-orang kota itu. Lewat teguran ini, Tuhan bermaksud mengatakan kepadanya bahwa umat manusia adalah hasil tangan Tuhan sendiri, dan bahwa Dia telah mengerahkan upaya yang sungguh-sungguh pada setiap manusia, bahwa setiap manusia memikul harapan Tuhan, dan bahwa setiap manusia menikmati penyediaan kehidupan Tuhan; bagi setiap manusia, Tuhan telah membayar harga dari upaya yang sungguh-sungguh. Teguran ini juga memberitahu Yunus bahwa Tuhan menyayangi manusia, yang adalah hasil pekerjaan tangan-Nya sendiri, sama seperti Yunus sendiri yang menyayangi pohon jarak. Tuhan pasti tidak akan dengan mudah meninggalkan umat manusia, atau sampai saat terakhir, terutama karena ada begitu banyak anak dan ternak yang tidak bersalah di dalam kota itu" (Firman, Jilid 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik II"). Setelah membaca firman Tuhan, aku tersentuh, jadi aku berkata kepada Rafael: "Saudaraku, kau adalah orang yang bijaksana dan mampu memahami suara Tuhan. Tuhan telah berinkarnasi pada akhir zaman dan telah mengungkapkan jutaan firman kebenaran untuk membekali kita, menyelamatkan dari belenggu dosa, dan menyucikan kita untuk masuk ke dalam ke kerajaan-Nya. Kuharap kau bisa sepenuhnya memikirkan hal yang berkaitan dengan nasib dan kesudahan kita ini. Aku akan berdoa untukmu. Kiranya Tuhan membuka hatimu dan membuatmu segera kembali ke rumah-Nya." Lalu aku mengiriminya tiga bagian firman Tuhan. Di antaranya, ada satu bagian firman Tuhan yang membuatnya merenung dan membawanya ke titik balik. Firman Tuhan katakan: "Kedatangan Yesus kembali adalah keselamatan besar bagi orang-orang yang mampu menerima kebenaran, tetapi bagi mereka yang tidak dapat menerima kebenaran, itu adalah tanda penghukuman. Engkau sekalian harus memilih jalanmu sendiri dan jangan menghujat Roh Kudus dan menolak kebenaran. Jangan menjadi orang yang bebal dan congkak, tetapi jadilah orang yang tunduk pada bimbingan Roh Kudus, yang merindukan dan mencari kebenaran; hanya dengan cara inilah engkau sekalian akan mendapatkan manfaat. Kusarankan agar engkau melangkah di jalan kepercayaanmu kepada Tuhan dengan berhati-hati. Jangan langsung mengambil kesimpulan; terlebih lagi, jangan percaya kepada Tuhan dengan seenaknya atau sembarangan. Engkau sekalian harus tahu bahwa orang-orang yang percaya kepada Tuhan setidaknya harus memiliki hati yang rendah hati dan takut akan Tuhan. Mereka yang telah mendengar kebenaran tetapi mencibir dan menghinanya adalah orang yang bodoh dan bebal. Mereka yang telah mendengar kebenaran tetapi dengan sembarangan mengambil kesimpulan atau mengutukinya, dipenuhi dengan kecongkakan. Tidak seorang pun yang percaya kepada Yesus pantas menyumpahi atau mengutuki orang lain. Engkau sekalian harus menjadi orang yang bernalar dan menerima kebenaran. Mungkin, setelah mendengar tentang jalan kebenaran dan setelah membaca firman kehidupan, engkau yakin bahwa hanya satu dari 10.000 perkataan ini yang sesuai dengan keyakinanmu dan Alkitab, maka engkau harus terus mencari dalam 1/10.000 dari perkataan ini. Aku tetap menasihatimu agar engkau bersikap rendah hati, jangan terlalu percaya diri, dan jangan meninggikan dirimu terlalu tinggi. Dengan memiliki sedikit hati yang takut akan Tuhan, engkau akan mendapatkan terang yang lebih besar. Jika engkau teliti mengkaji dan berulang-ulang merenungkan perkataan ini, engkau akan mengerti apakah perkataan ini merupakan kebenaran atau bukan, dan apakah perkataan ini merupakan hidup atau bukan. Bisa jadi, baru membaca beberapa kalimat saja, beberapa orang tanpa berpikir akan mengutuk perkataan ini, dengan berkata: 'Ini hanya sekadar pencerahan Roh Kudus,' atau, 'Ini kristus palsu yang datang untuk menyesatkan orang.' Mereka yang mengatakan hal-hal seperti itu dibutakan oleh ketidaktahuan! Engkau terlalu sedikit memahami pekerjaan dan hikmat Tuhan, dan Aku sarankan agar engkau memulai lagi dari nol! Janganlah engkau sekalian tanpa berpikir langsung mengutuk firman yang dinyatakan oleh Tuhan karena kristus-kristus palsu yang muncul pada akhir zaman, dan janganlah menjadi orang yang menghujat Roh Kudus karena takut disesatkan. Bukankah itu sangat disayangkan? Jika setelah banyak mengkaji, engkau tetap percaya bahwa firman ini bukan kebenaran, bukan jalan, dan bukan pengungkapan Tuhan, pada akhirnya engkau akan dihukum, dan tidak mendapatkan berkat. Jika engkau tidak dapat menerima kebenaran yang disampaikan dengan begitu sederhana dan jelas ini, bukankah engkau tidak layak menerima keselamatan Tuhan? Bukankah engkau orang yang tidak cukup diberkati untuk kembali ke hadapan takhta Tuhan? Pikirkanlah hal itu! Jangan gegabah dan terburu-buru, dan jangan memperlakukan iman kepada Tuhan sebagai permainan. Berpikirlah demi tempat tujuanmu, demi prospekmu, demi hidupmu, dan jangan bermain-main dengan dirimu sendiri. Dapatkah engkau menerima semua perkataan ini?" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pada Saat Engkau Melihat Tubuh Rohani Yesus, Tuhan Sudah Menciptakan kembali Langit dan Bumi"). Hari itu, Rafael membaca bagian firman Tuhan ini dan mengirimiku pesan panjang tentang perasaan dan pemahamannya akan bagian firman itu. Aku dapat memahami bahwa dia merasakan pergumulan dalam batin dan khawatir bahwa dia akan menempuh jalan yang salah, dan dia takut percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa berarti mengikuti denominasi lain dan mengkhianati Tuhan Yesus. Aku menemukan satu bagian firman Tuhan dan mengirimkannya kepada dia, lalu bersekutu: "Gereja Tuhan Yang Mahakuasa bukan milik kelompok agama mana pun. Itu muncul karena penampakan dan pekerjaan Tuhan Yesus yang datang kembali, bukan karena seseorang mendirikan denominasi baru. Tuhan Yang Mahakuasa mengungkapkan kebenaran untuk melakukan pekerjaan penghakiman, memulai Zaman Kerajaan dan mengakhiri Zaman Kasih Karunia. Selain Tuhan yang berinkarnasi itu sendiri, tidak ada pemimpin, orang besar atau terkenal di dunia yang mampu mengungkapkan kebenaran, memimpin atau menyelamatkan umat manusia. Meskipun pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa berbeda dengan pekerjaan Tuhan Yesus atau Yahweh, pada dasarnya mereka adalah Tuhan yang sama. Yahweh, Yesus, dan Tuhan Yang Mahakuasa hanyalah nama berbeda yang digunakan oleh Tuhan pada zaman yang berbeda. Namun, bagaimanapun nama atau pekerjaan Tuhan berubah, esensi-Nya tidak berubah. Tuhan selamanya adalah Tuhan. Tuhan berfirman: 'Pekerjaan yang Yesus lakukan merepresentasikan nama Yesus dan merepresentasikan Zaman Kasih Karunia; sedangkan pekerjaan yang Yahweh lakukan merepresentasikan Yahweh dan merepresentasikan Zaman Hukum Taurat. Pekerjaan mereka adalah pekerjaan satu Roh di dua zaman yang berbeda. ... Meskipun Mereka disebut dengan dua nama yang berbeda, Roh yang sama itulah yang menyelesaikan kedua tahap pekerjaan, dan pekerjaan yang sudah dilakukan terus berjalan. Karena nama berbeda dan isi pekerjaan berbeda, maka zamannya pun berbeda. Ketika Yahweh datang, itulah zaman Yahweh, dan ketika Yesus datang itulah zaman Yesus. Karena itu, pada setiap kedatangan-Nya, Tuhan disebut dengan satu nama, itu merepresentasikan satu zaman, dan Dia memulai jalan yang baru; dan di setiap jalan yang baru, Dia menggunakan nama baru, yang menunjukkan bahwa Tuhan selalu baru dan tidak pernah usang, dan bahwa pekerjaan-Nya tidak pernah berhenti bergerak maju. Sebagaimana sejarah selalu bergerak maju, pekerjaan Tuhan pun selalu bergerak maju. Supaya rencana pengelolaan enam ribu tahun mencapai akhirnya, pekerjaan-Nya harus terus maju. Setiap hari dan setiap tahun Dia harus melakukan pekerjaan baru; Dia harus memulai jalan yang baru, memulai zaman baru, memulai pekerjaan yang baru dan yang lebih besar, dan bersama semua ini, membawa nama-nama baru dan pekerjaan baru. ... Mulai dari pekerjaan Yahweh hingga pekerjaan Yesus, dan dari pekerjaan Yesus sampai pekerjaan tahap sekarang ini, tiga tahap ini mencakup urutan berkelanjutan dari keseluruhan pengelolaan Tuhan, dan semuanya merupakan pekerjaan satu Roh. Sejak penciptaan dunia, Tuhan selalu bekerja mengelola umat manusia. Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Pertama dan Yang Terakhir, dan Dialah Pribadi yang memulai dan mengakhiri suatu zaman. Ketiga tahap pekerjaan tersebut, di zaman yang berbeda dan lokasi yang berbeda, tidak salah lagi merupakan pekerjaan dari satu Roh. Semua orang yang memisahkan ketiga tahap ini bertentangan dengan Tuhan. Sekarang, engkau harus memahami bahwa semua pekerjaan dari tahap pertama hingga hari ini adalah pekerjaan dari satu Tuhan, pekerjaan dari satu Roh. Tentang hal ini, tentu tidak ada keraguan' (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"). Firman Tuhan Yang Mahakuasa sangat jelas. Pekerjaan Tuhan menyelamatkan manusia dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah pekerjaan Zaman Hukum Taurat, saat Yahweh mengeluarkan hukum Taurat untuk memimpin bangsa Israel hidup di bumi. Tahap kedua adalah pekerjaan penebusan pada Zaman Kasih Karunia, dan inilah pertama kalinya Tuhan berinkarnasi untuk menjadi korban penghapus dosa umat manusia. Pekerjaan tahap ketiga adalah pekerjaan penghakiman pada akhir zaman seperti yang dinubuatkan dalam kitab Wahyu. Ketiga tahap pekerjaan ini adalah rencana pengelolaan Tuhan yang lengkap untuk menyelamatkan umat manusia. Tuhan melakukan pekerjaan berbeda pada setiap zaman, tetapi semua pekerjaan ketiga tahap itu dilakukan oleh satu Tuhan. Aku akan memberikan contoh sederhana. Pekerjaan pengelolaan Tuhan bisa dianalogikan dengan pembangunan sebuah rumah. Zaman Hukum Taurat melambangkan fondasi rumah, karena tanpa fondasi, rumah sama sekali tidak bisa dibangun. Zaman Kasih Karunia melambangkan struktur rumah, karena tanpa struktur, rumah tidak bisa terbentuk. Zaman Kerajaan itu seperti atap. Tanpa langkah terakhir ini, rumah tetap tidak lengkap dan tidak bisa menahan angin atau hujan. Karena itu, masing-masing dari ketiga langkah ini sangat diperlukan. Kepercayaan kita kepada Tuhan Yang Mahakuasa bukan berarti kita telah mengkhianati Tuhan Yesus, apalagi percaya kepada Tuhan yang berbeda. Kita hanya mengimbangi langkah kaki Anak Domba. Saat ini ada beberapa agama besar di dunia dan orang-orang percaya telah terpecah menjadi lebih dari 2.000 denominasi. Apa pun denominasi mereka sebelumnya, makin banyak saudara-saudari dengan iman yang tulus dan haus akan penampakan Tuhan telah menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, telah mulai menerima penyiraman dan makanan dari firman-Nya. Fakta ini sangat jelas. Ini juga menggenapi nubuat alkitab: 'Supaya dalam persiapan kegenapan waktu Dia dapat mempersatukan segala sesuatu di dalam Kristus, baik yang ada di surga maupun yang ada di bumi; bahkan di dalam Dia' (Efesus 1:10). 'Dan akan terjadi pada akhir zaman, bahwa gunung rumah Yahweh akan ditegakkan di puncak gunung-gunung, dan akan ditinggikan di atas bukit-bukit; Semua bangsa akan datang berbondong-bondong ke sana' (Yesaya 2:2)." Setelah membaca apa yang kupersekutukan, dia mengirim emoji doa dan berkata: "Kau benar, Tuhan Yang Mahakuasa adalah satu-satunya Tuhan yang benar, kita semua harus berada di bawah nama Tuhan Yang Mahakuasa. Tuhan Yang Mahakuasa memanggilku. Dia tahu hatiku, kekhawatiranku, dan ketakutanku." Lalu aku mengiriminya beberapa film Injil dan firman Tuhan. Aku juga berdoa kepada Tuhan, berkata bahwa entah Rafael akhirnya menghadiri pertemuan atau tidak, aku harus berusaha semampuku serta belajar menunggu, mencari, dan tunduk.
Empat hari kemudian, aku menerima pesan tak terduga darinya menanyakan apakah dia bisa terus menghadiri pertemuan. Dia juga berkata firman Tuhan Yang Mahakuasa sangat berharga baginya dan dia tidak bisa hidup tanpanya. Dari firman Tuhan, dia memahami banyak kebenaran dan misteri Alkitab. Firman Tuhan telah menariknya masuk. Pada saat itu, aku menangis terharu. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan! Beberapa waktu kemudian, dia berkata telah membaca firman Tuhan yang kukirimkan, dan pertanyaan yang firman Tuhan ajukan membuatnya merasa sangat bersalah. Dia juga berkata: "Aku tak boleh ceroboh dalam imanku atau menganggapnya sebagai lelucon, jadi kuputuskan untuk terus menyelidiki jalan yang benar. Kedatangan Tuhan kembali sangat penting bagiku dan aku tak ingin kehilangan kesempatan untuk menyambut-Nya. Aku tidak mau pada akhirnya menyinggung atau mengkhianati Dia." Aku sangat senang dan bersyukur kepada Tuhan! Aku melihat otoritas dan kuasa firman Tuhan! Firman Tuhanlah yang membalikkan Rafael dan membuatnya memutuskan menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman.
Pengalaman ini sangat menyentuhku dan membuatku sadar bahwa apa pun jenis calon penerima Injil yang kutemui, asalkan mereka mampu memahami suara Tuhan, aku harus memenuhi tugas dan kewajibanku untuk membawa mereka ke dalam rumah Tuhan. Hanya dengan melaksanakan tugas kita dengan cara seperti ini, barulah kita tidak akan memiliki utang dan penyesalan. Syukur kepada Tuhan!
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.
Oleh Saudari You Xin, Korea Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Orang tidak dapat mengubah watak mereka sendiri; mereka harus menjalani...
Oleh Saudara Xiao Fan, Tiongkok Pada Agustus 2019, aku melakukan tugas produksi video dan diminta memimpin pekerjaan itu. Pada waktu itu,...
Aku cukup lama menjadi pemimpin di sebuah gereja. Saudari Zhang, diaken Injil, bertanggung jawab dalam tugas dan sangat proaktif. Namun,...
Pada Mei 2022, penduduk dari beberapa desa menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Namun, tak lama setelah itu, banyak...