Aku Telah Melihat Penampakan Tuhan

10 Maret 2022

Oleh Jian Zheng, Korea

Dahulu aku adalah jemaat gereja Presbiterian Korea. Semua orang di keluargaku menjadi orang percaya ketika putriku jatuh sakit. Setelah itu, dia mulai membaik dari hari ke hari. Aku sangat bersyukur atas belas kasihan Tuhan Yesus. Sejak saat itu, aku berjanji akan setia mengikut Tuhan, bekerja keras untuk menjadi orang yang Dia tuntut dan membawa sukacita bagi-Nya. Aku tak pernah melewatkan ibadah gereja, sesibuk apa pun pekerjaanku, Aku selalu memberi sedekah dan persembahan, serta seccara aktif terlibat dalam kegiatan gereja. Sebagian besar waktuku kugunakan untuk membaca Alkitab dan terlibat dalam kegiatan gereja, dan hampir tak pernah pergi makan malam dan berkumpul bersama keluarga, teman, rekan sekerja, dan semacamnya. Mereka menjadi frustrasi denganku karena hal itu. Beberapa temanku, ketika aku berhenti minum alkohol dan merokok setelah menjadi orang percaya, dan tidak mau lagi pergi berpesta dengan mereka, mereka selalu mengejekku, mengatakan hal-hal seperti, "Kau sangat suka pergi ke gereja, jadi katakan, apa manfaat pergi ke gereja setiap hari untukmu? Apa gunanya imanmu ini?" Sejujurnya, dibanjiri pertanyaan demi pertanyaan, aku benar-benar tak tahu harus berkata apa. Namun, karena pertanyaan merekalah aku mulai benar-benar merenung: untuk apa sebenarnya aku beriman? Apakah untuk memohon Tuhan menyembuhkan putriku, atau untuk menjaga keluargaku? Apakah beriman berarti hanya membaca Alkitab dan pergi ke gereja setiap hari? Aku benar-benar tidak tahu. Aku membawa semua pertanyaan ini kepada pendeta di gerejaku. Jawaban mereka semua hampir sama: iman kita adalah untuk menikmati kasih karunia keselamatan Tuhan, dan ketika Dia datang kembali, Dia akan mengangkat kita ke surga untuk hidup yang kekal. Jawaban semacam itu tampaknya menyelesaikan kebingunganku, tetapi itu memunculkan pertanyaan lain: lalu bagaimana aku bisa masuk ke dalam surga? Mereka mengatakan kepadaku, "Roma 10:10 berbunyi, 'Sebab dengan hati, orang percaya kepada kebenaran; dan dengan mulut, pengakuan kepada keselamatan dibuat.' Ini berarti dosa kita diampuni oleh Tuhan, jadi kita diselamatkan oleh iman, dan Tuhan akan langsung mengangkat kita ke dalam kerajaan ketika Dia datang kembali. Jadi, asalkan memiliki iman, kau tidak perlu khawatir tentang masuk surga." Aku berpikir bahwa Tuhan itu kudus, dan Alkitab berkata "Tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan" (Ibrani 12:14). Tuhan menuntut kita untuk menjadi kudus, tetapi aku hidup dalam dosa dan tidak mampu menerapkan firman-Nya. Bagaimana aku layak masuk ke dalam kerajaan? Tuhan Yesus berkata kepada kita: "Engkau harus mengasihi Tuhan dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap pikiranmu. Inilah perintah pertama dan yang terutama. Dan perintah yang kedua, yang sama dengan itu, Engkau harus mengasihi sesamamu manusia seperti diri sendiri" (Matius 22:37-39). Namun dalam kehidupan sehari-hari, tuntutan sederhana untuk mengasihi pun tidak mampu kulakukan, sekeras apa pun aku berusaha. Aku mengasihi keluargaku lebih daripada mengasihi Tuhan, dan aku tidak bisa benar-benar mengasihi orang lain seperti diriku sendiri. Ketika teman-teman dan keluargaku mengolok-olok diriku, aku membenci mereka karena hal itu, bukannya bersikap toleran dan sabar. Aku juga teringat Ibrani 10:26, yang berbunyi "Karena jika kita dengan sengaja berbuat dosa setelah menerima pengetahuan kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu." Aku tahu apa yang Tuhan tuntut, tetapi aku tak mampu melaksanakannya. Aku terus hidup dalam dosa, dan upah dosa adalah maut. Jika itu masalahnya, apa bedanya kesudahanku dengan orang tidak percaya. Ini membuatku berpikir bahwa masuk ke dalam kerajaan tidaklah sesederhana seperti yang dikatakan pendeta, tetapi aku tetap tidak tahu bagaimana aku bisa masuk surga dan memperoleh hidup kekal. Aku tetap tidak memiliki jalan. Aku terus bertanya kepada pendeta dan teman-teman gerejaku, tetapi tak seorang pun dari mereka yang memiliki jawaban yang jelas. Mereka hanya bertanya mengapa aku tiba-tiba menanyakan semua pertanyaan aneh ini, dan mengatakan inilah cara orang telah menerapkan iman selama berabad-abad. Aku masih sama bingungnya seperti biasanya, jadi aku memutuskan untuk membaca ulang keempat Injil, berpikir pasti ada jawaban dalam perkataan Tuhan Yesus.

Suatu hari pada tahun 2008, aku membaca ayat-ayat ini: "Yesus berkata kepadanya: Akulah kebangkitan dan kehidupan: barang siapa percaya kepada-Ku, meskipun dia telah mati, dia akan hidup kembali: Dan barang siapa yang hidup dan percaya kepada-Ku tidak akan pernah mati. Percayakah engkau hal ini?" (Yohanes 11:25-26). Ayat-ayat ini membingungkanku ketika aku membacanya. Mengapa Tuhan mengatakan bahwa kita harus hidup dan percaya kepada-Nya? Sebagai orang percaya, bukankah kita semua hidup dan percaya kepada-Nya? Apakah Tuhan memandang kita sebagai orang mati? Itu menimbulkan banyak pertanyaan bagiku. Selama beberapa waktu, aku menghabiskan setiap waktu luang untuk merenungkan hal ini, tetapi aku tidak pernah bisa mengetahui arti sebenarnya. Aku kembali menemui pendeta dan jemaat gereja lainnya dengan pertanyaanku, dan mereka bukan hanya tidak memiliki jawaban, tetapi juga menertawakanku. Namun, aku terus merasa sepertinya ada makna lebih dalam yang tersembunyi dalam apa yang Tuhan katakan.

Kemudian, suatu kali aku membaca ayat ini dalam Injil Matius: "Dan murid-muridnya yang lain berkata kepada-Nya, Tuhan, biarkan aku terlebih dahulu pergi dan menguburkan ayahku. Namun Yesus berkata kepadanya, Ikutlah Aku; dan biarkan orang mati menguburkan orang mati mereka sendiri" (Matius 8:21-22). Ketika aku melihat frasa "biarkan orang mati menguburkan orang mati mereka sendiri", aku sedikit bingung. Mengapa Tuhan menyebut mereka yang masih hidup pada waktu itu sebagai orang mati? Apakah Tuhan memandang kita sebagai orang yang hidup, atau orang mati? Aku teringat Alkitab berkata upah dosa adalah maut, dan aku hidup dalam dosa. Apakah itu yang dimaksud Tuhan dengan "orang mati"? Jika demikian, bagaimana aku bisa hidup kembali, dan bagaimana aku bisa masuk ke dalam kerajaan? Hatiku penuh dengan pertanyaan yang tidak bisa kupahami. Namun di lubuk hati, aku jelas tentang satu hal: karena Tuhan yang mengatakan hal-hal ini, jawabannya pasti ada di dalam Alkitab. Jadi aku tidak kehilangan iman, tetapi terus mencari jawabannya.

Aku bersyukur atas bimbingan Tuhan. Beberapa bulan kemudian, aku membaca hal lain yang Dia katakan: "Sesungguhnya, Aku berkata kepadamu, Saatnya akan tiba, dan telah tiba sekarang, ketika orang mati akan mendengar suara Anak Tuhan: dan mereka yang mendengarnya akan hidup" (Yohanes 5:25). Membaca ayat ini, segera menjadi jelas bagiku bahwa orang mati hidup kembali ketika mereka mendengar suara Tuhan. Aku yakin inilah jawaban yang selama ini kucari! Namun, aku masih agak bingung, berpikir bahwa aku telah mendengar suara Tuhan sejak lama, tetapi aku masih belum bebas dari ikatan dosa. Apakah aku dianggap sebagai orang hidup? Apa sebenarnya yang dimaksud dengan "mereka yang mendengarnya akan hidup"? Bagaimana orang bisa hidup kembali? Apakah Tuhan akan mengatakan sesuatu yang baru ketika Dia datang kembali yang harus kita dengar? Dan jika demikian, bagaimana kita bisa mendengar suara Tuhan? Di mana kita bisa mendengarnya? Aku tidak mampu memahaminya, jadi aku berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhan, kumohon biarkan aku mendengar suara-Mu sesegera mungkin. Aku tidak mau mati. Kumohon selamatkan aku."

Setelah itu, ketika aku pergi ke ibadah gereja, aku mulai memperhatikan apakah para pendeta pernah mengatakan sesuatu tentang kedatangan Tuhan kembali atau suara Tuhan dalam khotbah mereka. Yang benar-benar mengecewakan bagiku adalah semua yang mereka lakukan adalah memberitahu kita untuk waspada terhadap kebohongan, serta untuk berjaga-jaga dan menanti, tetapi tidak mengatakan apa pun tentang kedatangan Tuhan kembali. Aku juga bertanya kepada beberapa orang penting yang memimpin gereja tentang hal-hal ini, tetapi mereka berkata pertanyaan yang selalu kuajukan ini berasal dari ketiadaan iman, bahwa aku sama seperti Tomas. Mereka mulai mengucilkanku. Kemudian jemaat gereja lain yang tadinya selalu akrab denganku mulai menjauhkan diri dan mengucilkanku. Akhirnya aku meninggalkan gereja yang telah kuhadiri selama 18 tahun. Aku menonton program dari jaringan CBS dan CTS sepanjang hari, berharap mendengar suara Tuhan dari khotbah pendeta terkenal. Aku melakukan ini selama hampir enam bulan, menonton program-program ini hampir setiap hari selama 10 jam atau lebih. Aku benar-benar mendengar banyak khotbah, tetapi aku masih belum menemukan jawaban yang kuinginkan. Aku terus mendengar mereka berkata bahwa Tuhan akan segera datang kembali dan kita harus berjaga-jaga dan menanti Namun, aku dipenuhi dengan pertanyaan. Semua pendeta mengatakan bahwa Tuhan akan datang kembali, tetapi kapan? Dan mengapa kita belum menyambut Dia? Aku terus-menerus berdoa kepada Tuhan pada waktu itu, berkata, "Tuhan! Aku telah menantikan-Mu selama ini, sangat berharap untuk menyambutmu dalam hidupku, mendengar suaramu. Ya Tuhan, kapan Engkau akan datang? Kumohon biarkan aku mendengar suara-Mu."

Suatu hari pada Maret 2013, di pintu masuk gedung kami, seorang pria tua yang tampak seperti berusia 70-an tahun, menghampiriku, menanyakan apakah aku mau berlangganan surat kabar Chosun Ilbo. Aku berpikir sekarang semua orang memiliki ponsel dan komputer, siapa yang membaca surat kabar? Jadi dengan tegas aku menolaknya. Namun, selama beberapa hari setiap kali dia melihatku, dia terus memintaku untuk berlangganan. Aku terus menolaknya. Namun, di luar dugaanku, aku bertemu dengan pria yang sama sebulan kemudian di depan lift. Seolah-olah dia telah menungguku. Ketika dia melihatku, dia tersenyum dan menyapa, kemudian memintaku untuk berlangganan. Aku heran mengapa pria ini terus berusaha menjual surat kabar kepadaku. Mencoba bersikap baik, akhirnya aku berlangganan, tetapi karena berbagai alasan, aku tak sempat membacanya. Lalu suatu pagi di awal Mei setelah surat kabar itu datang, aku mengambilnya dan dengan cepat membaca berita utama seperti yang selalu kulakukan. Dan ada satu berita yang benar-benar mengejutkanku. Itu tertulis "Tuhan Yesus Datang Kembali—Tuhan Yang Mahakuasa Mengungkapkan Firman pada Zaman Kerajaan." Aku terkejut—Apa? Tuhan datang kembali? Tuhan Yang Mahakuasa? Zaman Kerajaan? Mungkinkah itu benar? Perasaanku campur aduk pada saat itu—aku benar-benar bersemangat. Akhirnya kau menemukan berita tentang kedatangan Tuhan kembali. Namun kemudian, aku bertanya-tanya mungkin saja itu berita palsu. Aku melihat ke bagian bawah halaman itu dan melihat nomor telepon dan alamat Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan beberapa judul buku dari Gereja tersebut. Aku merasa perlu untuk menyelidiki hal ini dengan saksama, karena kedatangan Tuhan kembali adalah masalah yang sangat besar. Aku segera menghubungi nomor yang kutemukan di surat kabar itu. Aku mendengar suara seorang saudari menjawab telepon dan bertanya kepadanya, "Aku mau bertanya, apakah yang tercetak di surat kabar ini benar? Apakah Tuhan telah datang kembali? Apakah perkataan ini benar-benar perkataan dari Tuhan?" Dia berkata, "Benar." Saudari Kim dan Piao dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa mengatur waktu untuk bertemu denganku dan mereka mempersekutukan tiga tahap pekerjaan Tuhan kepadaku. Saudari Kim berkata, "Sejak Adam dan Hawa dirusak oleh Iblis, manusia telah hidup dalam dosa, di bawah kekuatan Iblis, dipermainkan dan disiksa oleh Iblis. Tuhan telah melakukan tiga tahap pekerjaan untuk menyelamatkan umat manusia sepenuhnya dari kekuasaan Iblis, yaitu Zaman Hukum Taurat, Zaman Kasih Karunia, dan Zaman Kerajaan. Ini adalah tiga tahap pekerjaan yang berbeda, tetapi semuanya dilakukan oleh Tuhan yang sama. Setiap tahap pekerjaan Tuhan didasarkan pada apa yang dibutuhkan untuk kemanusiaan yang rusak, dan masing-masing dibangun di atas yang sebelumnya, untuk melakukan pekerjaan yang lebih mendalam dan tinggi." Kemudian dia membacakan satu bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Rencana pengelolaan enam ribu tahun dibagi menjadi tiga tahap pekerjaan. Masing-masing tahap tidak dapat merepresentasikan ketiga tahap pekerjaan tetapi hanya dapat merepresentasikan satu bagian dari keseluruhan. Nama Yahweh tidak dapat merepresentasikan semua watak Tuhan. Fakta bahwa Dia melakukan pekerjaan di Zaman Hukum Taurat tidak membuktikan bahwa Tuhan hanya dapat menjadi Tuhan di bawah hukum Taurat. Yahweh menetapkan hukum Taurat bagi manusia dan memberikan perintah-perintah, meminta manusia untuk membangun Bait Suci dan mezbah. Pekerjaan yang Dia lakukan hanya merepresentasikan Zaman Hukum Taurat. Pekerjaan yang Dia lakukan tidak membuktikan bahwa Tuhan adalah Tuhan yang meminta manusia untuk memelihara hukum Taurat, Tuhan di Bait Suci, atau Tuhan di depan mezbah. Tidak bisa dikatakan seperti ini. Pekerjaan di bawah hukum Taurat hanya dapat merepresentasikan satu zaman. Oleh karena itu, jika Tuhan hanya bekerja di Zaman Hukum Taurat, manusia akan mendefinisikan Tuhan dengan berkata, 'Tuhan adalah Tuhan di dalam Bait Suci. Untuk melayani Tuhan, kita harus mengenakan jubah imam dan masuk ke dalam Bait Suci.' Jika pekerjaan di Zaman Kasih Karunia belum dikerjakan dan Zaman Hukum Taurat masih berlanjut sampai sekarang, manusia tidak akan tahu bahwa Tuhan juga penuh belas kasihan dan pengasih. Jika pekerjaan di Zaman Hukum Taurat belum diselesaikan, dan hanya pekerjaan di Zaman Kasih Karunia yang telah diselesaikan, maka semua yang akan manusia ketahui hanyalah bahwa Tuhan hanya dapat menebus dan mengampuni dosa manusia. Manusia hanya akan mengetahui bahwa Dia kudus dan tidak berdosa, bahwa Dia dapat mengorbankan diri-Nya dan disalibkan bagi manusia. Manusia hanya akan mengetahui ini dan tidak akan mengetahui hal lain. Jadi, masing-masing zaman merepresentasikan satu bagian dari watak Tuhan. Zaman Hukum Taurat merepresentasikan beberapa aspek, Zaman Kasih Karunia merepresentasikan beberapa aspek, dan zaman ini pun merepresentasikan beberapa aspek. Watak Tuhan hanya dapat sepenuhnya tersingkap melalui gabungan dari ketiga tahap tersebut. Hanya ketika manusia mengetahui ketiga tahap tersebut, barulah manusia dapat sepenuhnya menerimanya. Tidak satu pun dari ketiga tahap dapat dihilangkan. Engkau hanya akan melihat watak Tuhan secara keseluruhan setelah engkau mengetahui ketiga tahap pekerjaan tersebut. Fakta bahwa Tuhan menyelesaikan pekerjaan-Nya di Zaman Hukum Taurat tidak membuktikan bahwa Dia hanyalah Tuhan di bawah hukum Taurat, dan fakta bahwa Dia menyelesaikan pekerjaan penebusan tidak menunjukkan bahwa Tuhan akan selamanya menebus umat manusia. Ini semua merupakan kesimpulan yang ditarik manusia. Zaman Kasih Karunia telah berakhir, engkau tidak bisa mengatakan bahwa Tuhan hanyalah milik salib dan salib saja yang merepresentasikan keselamatan dari Tuhan. Jika engkau melakukannya, engkau sedang mendefinisikan Tuhan. Pada tahap ini, Tuhan terutama sedang melakukan pekerjaan firman, tetapi engkau tidak dapat mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah berbelas kasihan kepada manusia dan bahwa apa yang telah dilakukan-Nya hanyalah hajaran dan penghakiman. Pekerjaan di akhir zaman mengungkapkan pekerjaan Yahweh dan pekerjaan Yesus dan semua misteri yang tidak dipahami manusia. Ini dilakukan untuk menyingkapkan tempat tujuan manusia dan akhir dari umat manusia serta menyimpulkan seluruh pekerjaan penyelamatan di antara umat manusia. Tahap pekerjaan di akhir zaman membawa segala sesuatu kepada akhirnya. Semua misteri yang tidak dipahami manusia harus disingkapkan agar manusia memperoleh wawasan dan pemahaman yang jelas akan semua itu di dalam hati mereka. Hanya setelah itulah manusia dapat dibagi menurut jenis mereka. Hanya setelah rencana pengelolaan enam ribu tahun diselesaikan, manusia akan memiliki pemahaman akan watak Tuhan secara keseluruhan, karena pengelolaan-Nya akan berakhir" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Misteri Inkarnasi (4)"). Kemudian Saudari Kim menyampaikan lebih banyak persekutuan kepadaku dan aku memahami bahwa rencana pengelolaan 6.000 tahun Tuhan dibagi menjadi tiga zaman, tiga tahap—Zaman Hukum Taurat, Zaman Kasih Karunia, dan Zaman Kerajaan. Pada Zaman Hukum Taurat, Yahweh mengeluarkan hukum Taurat agar orang tahu apa arti dosa. Pada Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus menyelesaikan pekerjaan penebusan. Dia disalibkan bagi umat manusia, mengampuni kita dari dosa, memungkinkan kita untuk dibebaskan dari penghukuman dan kematian di bawah hukum Taurat. Pada Zaman Kerajaan, Tuhan Yang Mahakuasa sedang melakukan pekerjaan penghakiman untuk menyelesaikan sumber dosa manusia, untuk sepenuhnya mentahirkan dan menyelamatkan kita serta membawa kita ke dalam kerajaan Tuhan. Ketiga tahap pekerjaan tersebut terjadi pada zaman yang berbeda dan mencakup hal yang berbeda, tetapi semua itu dilakukan oleh satu Tuhan. Itu adalah satu Tuhan yang melakukan pekerjaan yang berbeda pada zaman yang berbeda. Memahami hal ini benar-benar mencerahkan bagiku.

Kemudian Saudari Piao bersekutu tentang bagaimana Tuhan Yang Mahakuasa mentahirkan manusia melalui pekerjaan penghakiman-Nya. Dia membagikan satu bagian firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Kristus akhir zaman menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan esensi manusia, dan membedah perkataan dan perbuatan manusia. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia seharusnya menaati Tuhan, bagaimana seharusnya manusia setia kepada Tuhan, bagaimana manusia seharusnya hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan sebagainya. Firman ini semuanya ditujukan pada esensi manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan berkaitan dengan bagaimana manusia merupakan perwujudan Iblis, dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan tidak hanya menjelaskan natur manusia dengan beberapa kata; Dia menyingkapkan, menangani, dan memangkasnya dalam jangka panjang. Semua cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan yang beragam ini tidak bisa digantikan dengan perkataan biasa, tetapi dengan kebenaran yang sama sekali tidak dimiliki manusia. Hanya cara-cara seperti inilah yang dapat disebut penghakiman; hanya melalui penghakiman jenis inilah manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya tentang Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan. Yang dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman adalah pemahaman manusia tentang wajah Tuhan yang sejati dan kebenaran tentang pemberontakannya sendiri. Pekerjaan penghakiman memungkinkan manusia untuk mendapatkan banyak pemahaman akan kehendak Tuhan, tujuan pekerjaan Tuhan, dan misteri-misteri yang tidak dapat dipahami olehnya. Pekerjaan ini juga memungkinkan manusia untuk mengenali dan mengetahui hakikatnya yang rusak dan akar penyebab dari kerusakannya, dan juga mengungkapkan keburukan manusia. Semua efek ini dihasilkan oleh pekerjaan penghakiman, karena hakikat pekerjaan ini sebenarnya adalah pekerjaan membukakan jalan, kebenaran, dan hidup Tuhan kepada semua orang yang beriman kepada-Nya. Pekerjaan ini adalah pekerjaan penghakiman yang dilakukan oleh Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kristus Melakukan Pekerjaan Penghakiman dengan Menggunakan Kebenaran"). Kemudian Saudari Piao memberitahukanku, "Tuhan Yang Mahakuasa menggunakan kebenaran untuk menghakimi dan mentahirkan manusia. Dia telah mengungkapkan jutaan firman yang menyingkapkan misteri Alkitab dan memberi kesaksian tentang pekerjaan Tuhan, dan semua itu menyingkapkan sumber dosa manusia dan kebenaran tentang kerusakan kita. Beberapa adalah tentang perubahan watak dan jalan masuk kehidupan, dan beberapa adalah tentang menentukan kesudahan manusia, dll. Semua itu adalah kebenaran dan semuanya berasal dari Tuhan. Ini memperlihatkan kepada kita watak Tuhan yang benar dan kudus, dan hikmat-Nya. Siapa pun yang membaca firman-Nya dapat merasakan otoritas dan kuasanya. Tuhan melihat semuanya, dan hanya Tuhan yang tahu seluruh kerusakan manusia. Tuhan menyingkapkan setiap pemikiran, sudut pandang, gagasan, dan keadaan kita yang rusak begitu jelas, dan dengan istilah yang sangat praktis. Dia juga menyingkapkan dan menganalisis esensi kerusakan ini, menyelesaikan dosa dan sikap menentang umat manusia terhadap Tuhan dari sumbernya." Dia juga berkata, "Melalui penghakiman, penyingkapan dan pemurnian firman Tuhan, kita memperoleh pemahaman mengenai kebenaran tentang kerusakan kita oleh Iblis. Kemudian kita menyadari betapa congkak, bengkok, egois, dan hinanya diri kita, bahwa semua yang kita katakan dan lakukan didasarkan pada kerusakan dan kita tidak hidup dalam keserupaan dengan manusia. Berjuang untuk mengejar reputasi dan status, terlibat dalam intrik, berbohong dan menipu, bersikap iri dan membenci, beriman tanpa tunduk kepada Tuhan, penuh dengan keinginan yang berlebihan, menyalahkan dan menentang Tuhan ketika kita menghadapi ujian atau kesulitan semuanya adalah contoh-contohnya. Kita memahami sedikit kebenaran melalui penghakiman dan hajaran Tuhan dan dapat membedakan antara hal-hal positif dan negatif. Kita juga makin mengetahui tentang watak benar Tuhan yang tidak menoleransi pelanggaran, dan secara berangsur mulai menghormati dan tunduk kepada Tuhan. Kita mampu bertobat, menerima penghakiman dan hajaran-Nya, dan melaksanakan firman-Nya." Dia juga berkata, "Tanpa firman Tuhan menyingkapkan kita, tetapi hanya mengandalkan doa dan pengakuan, kita takkan pernah mendapatkan pemahaman itu melalui perenungan atau menyelesaikan sumber dosa kita. Melalui pengalaman kita juga memahami bahwa penghakiman Tuhan adalah kasih-Nya yang paling sejati dan keselamatan terbaik bagi manusia, dan tanpa pekerjaan nyata itu, watak rusak kita takkan pernah bisa ditahirkan. Itulah sebabnya menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman adalah satu-satunya jalan ke dalam kerajaan." Kemudian, dia memberitahukanku tentang kesaksian pribadi mereka tentang penghakiman firman Tuhan. Semua itu sangat praktis. Aku merasa bahwa pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa adalah persis apa yang kubutuhkan secara rohani, bahwa pekerjaan Tuhan pada akhir zaman benar-benar mampu mengubah dan mentahirkan manusia, dan satu-satunya jalan untuk masuk ke dalam kerajaan adalah dengan menerima penghakiman Tuhan.

Selama beberapa hari selanjutnya para saudari juga memberitahukanku tentang mengapa dunia keagamaan begitu tandus sekarang dan khotbah para pendeta terasa hambar. Juga memberitahukan hal yang sebenarnya mengenai Alkitab, misteri dan makna inkarnasi Tuhan. Aku merasa firman Tuhan Yang Mahakuasa begitu kaya dan membuka mataku pada begitu banyak misteri. Setelah menyelidikinya, aku dengan senang hati menerima keselamatan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman.

Para saudari ini memberiku beberapa buku firman Tuhan. Setibanya di rumah, aku membuka salah satu darinya, Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba. Hal pertama yang kulihat adalah beberapa bagian firman Tuhan dalam kata pengantar: "Meskipun banyak orang percaya kepada Tuhan, hanya sedikit yang memahami apa arti beriman kepada Tuhan, dan apa yang harus mereka lakukan agar sesuai dengan kehendak Tuhan. Hal ini terjadi karena, walaupun orang terbiasa mendengar kata 'Tuhan' dan frasa seperti 'pekerjaan Tuhan', mereka tidak mengenal Tuhan, apalagi mengetahui pekerjaan-Nya. Maka tak heran jika semua orang yang tidak mengenal Tuhan karut-marut dalam kepercayaan mereka kepadanya. Orang tidak menganggap serius kepercayaan kepada Tuhan, dan ini sepenuhnya karena percaya kepada Tuhan terlalu asing, terlalu aneh bagi mereka. Dengan demikian, mereka gagal memenuhi tuntutan Tuhan. Dengan kata lain, jika orang tidak mengenal Tuhan, dan tidak mengetahui pekerjaan-Nya, mereka tidak layak untuk dipakai Tuhan, apalagi memenuhi kehendak Tuhan. 'Percaya kepada Tuhan' berarti percaya bahwa Tuhan itu ada; ini adalah konsep paling sederhana tentang percaya kepada Tuhan. Selain itu, percaya bahwa Tuhan itu ada tidak sama dengan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan; sebaliknya, ini adalah sejenis keyakinan sederhana dengan nuansa agamawi yang kuat. Iman yang sejati kepada Tuhan berarti sebagai berikut: orang mengalami firman dan pekerjaan-Nya atas dasar kepercayaan bahwa Tuhan memegang kedaulatan atas segala sesuatu, membersihkan watak rusak orang, memenuhi kehendak Tuhan, dan akhirnya mengenal Tuhan. Hanya perjalanan semacam inilah yang disebut 'iman kepada Tuhan'" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Firman Tuhan itu terperinci dan praktis, dan menunjukkan arti sebenarnya dari iman kepada Tuhan. Aku menyadari bahwa iman harus mengalami firman dan pekerjaan Tuhan agar kita mampu menyingkirkan kerusakan, memperoleh kebenaran dan mengenal Tuhan. Hanya itulah iman yang sejati. Dahulu kupikir iman berarti berdoa setiap hari dan sering pergi ke gereja. Sayangnya, aku tidak pernah tahu apakah aku berada di jalan iman yang benar atau tidak, jadi aku hanya merasa kebingungan sampai saat itu. Setelah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku tersadar bahwa jalan yang kutempuh dalam imanku sebelumnya sama sekali keliru. Lalu aku melihat judul pada daftar isi "Apakah Engkau Orang yang Telah Hidup Kembali?" Itu membuatku tertarik dan langsung membacanya. Isinya firman dari Tuhan: "Tuhan menciptakan manusia, tetapi kemudian manusia dirusak oleh Iblis, sehingga manusia menjadi 'orang mati'. Jadi, setelah engkau berubah, engkau tidak akan lagi menjadi seperti 'orang mati' ini. Firman Tuhanlah yang menghidupkan kembali roh manusia dan membuat mereka dilahirkan kembali, dan ketika roh manusia dilahirkan kembali, mereka akan hidup kembali. Ketika Aku berbicara tentang 'orang mati', Aku merujuk kepada jasad-jasad yang tidak memiliki roh, kepada orang-orang yang rohnya telah mati di dalam diri mereka. Ketika roh manusia dihidupkan kembali, mereka menjadi hidup. Para orang kudus yang dibicarakan sebelumnya merujuk pada orang-orang yang telah hidup kembali, mereka yang berada di bawah pengaruh Iblis tetapi mengalahkan Iblis. ...

"... 'Orang mati' adalah mereka yang menentang dan memberontak terhadap Tuhan; mereka adalah orang-orang yang mati rasa dalam roh dan tidak memahami firman Tuhan; mereka adalah orang-orang yang tidak melakukan kebenaran dan sama sekali tidak memiliki kesetiaan kepada Tuhan, dan mereka adalah orang-orang yang hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis dan dieksploitasi oleh Iblis. Orang-orang mati mewujudkan diri mereka dengan berdiri menentang kebenaran, dengan memberontak terhadap Tuhan, dan menjadi rendah, hina, jahat, kejam, curang, serta busuk. Bahkan seandainya orang-orang semacam ini makan dan minum firman Tuhan, mereka tidak mampu hidup dalam firman Tuhan; meskipun mereka hidup, tetapi mereka adalah mayat yang bernapas dan berjalan. Orang-orang mati sama sekali tidak mampu memuaskan Tuhan, apalagi taat sepenuhnya kepada Dia. Mereka hanya bisa menipu Dia, menghujat Dia, dan mengkhianati Dia, dan semua yang mereka hasilkan melalui cara hidup mereka mengungkapkan natur Iblis. Jika orang ingin menjadi pribadi-pribadi yang hidup dan memberi kesaksian tentang Tuhan serta diperkenan Tuhan, mereka harus menerima penyelamatan Tuhan; mereka harus tunduk pada penghakiman dan hajaran-Nya, dan menerima pemangkasan serta penanganan Tuhan dengan senang hati. Baru setelah itulah mereka akan dapat melakukan semua kebenaran yang dituntut Tuhan, dan baru pada saat itulah mereka akan mendapatkan penyelamatan Tuhan serta benar-benar menjadi manusia-manusia yang hidup. Orang yang hidup diselamatkan oleh Tuhan; mereka telah dihakimi dan dihajar oleh Tuhan; mereka bersedia mendedikasikan diri dan dengan bahagia menyerahkan nyawa bagi Tuhan, dan mereka akan dengan senang hati mempersembahkan seluruh hidup mereka kepada Tuhan. Saat manusia yang hidup menjadi kesaksian bagi Tuhan barulah Iblis dapat dipermalukan; hanya orang-orang yang hidup yang dapat menyebarluaskan pekerjaan Injil Tuhan, hanya orang-orang yang hidup yang mencari hati Tuhan, dan hanya orang-orang yang hidup yang adalah manusia sejati" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Setelah membaca bagian ini, aku yakin dalam hatiku bahwa inilah jawaban yang kucari selama bertahun-tahun. Akhirnya aku tahu apa artinya menjadi "mati" atau "hidup". Ketika Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, mereka bisa mendengarkan Tuhan, menyatakan dan memuliakan Dia. Mereka adalah orang-orang yang hidup dengan roh. Kemudian Iblis mencobai mereka untuk mengkhianati Tuhan dan mereka mulai hidup dalam dosa, di bawah kekuasaan Iblis, dan begitulah manusia menjadi makin rusak, dengan berbagai macam racun Iblis yang ditanamkan ke dalam diri kita. Kita telah tenggelam makin dalam ke dalam dosa, menyangkal Tuhan, menolak dan menentang Dia, hidup dalam watak iblis. Kita sama sekali berbeda dari ketika Tuhan menciptakan kita pada mulanya. Tuhan memandang semua orang yang hidup dalam dosa dan di bawah kekuasaan Iblis sebagai orang mati, dan orang mati adalah milik Iblis, mereka menentang Tuhan. Mereka tidak layak untuk kerajaan-Nya. Orang yang hidup adalah mereka yang diselamatkan oleh Tuhan. Kerusakan mereka ditahirkan melalui penghakiman dan hajaran Tuhan. Mereka menyingkirkan dosa, kekuatan Iblis, dan berhenti memberontak dan menentang Tuhan. Bagaimanapun Tuhan berbicara dan bekerja, mereka mampu mendengarkan dan taat. Orang yang hidup mampu bersaksi dan memuliakan Tuhan, dan mereka adalah satu-satunya yang mampu mendapatkan perkenanan Tuhan dan masuk ke dalam kerajaan-Nya. Untuk menjadi orang yang hidup, kita harus menerima kebenaran yang diungkapkan Tuhan Yang Mahakuasa dan mengalami penghakiman-Nya, akhirnya menjadi tahir dan mendapatkan kembali hati nurani dan nalar kita, menaati Sang Pencipta dan menerapkan firman Tuhan, serta menghormati dan bersaksi tentang Tuhan. Inilah orang yang benar-benar telah hidup kembali, yang dapat masuk ke dalam kerajaan dan memperoleh hidup yang kekal. Pada saat itu aku benar-benar memahami apa yang Tuhan maksudkan dengan "Akulah kebangkitan dan kehidupan: barang siapa percaya kepada-Ku, meskipun dia telah mati, dia akan hidup kembali: Dan barang siapa yang hidup dan percaya kepada-Ku tidak akan pernah mati" (Yohanes 11:25-26). Itulah artinya. Aku merasa sepertinya hatiku terang setelah memahami semua itu.

Setelah itu, aku membaca bagian lain, dan judulnya adalah "Hanya Kristus Akhir Zaman yang Bisa Memberi Manusia Jalan Hidup yang Kekal". Itu meninggalkan kesan yang sangat mendalam bagiku. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Kristus akhir zaman membawa hidup, dan membawa jalan kebenaran yang abadi dan tidak berkesudahan. Kebenaran ini adalah jalan yang memungkinkan manusia memperoleh hidup, dan satu-satunya jalan untuk manusia mengenal Tuhan dan menjadi berkenan di hadapan Tuhan. Apabila engkau tidak mencari jalan hidup yang disediakan Kristus akhir zaman, engkau tidak akan pernah memperoleh perkenanan Yesus, dan tidak akan pernah memenuhi syarat untuk memasuki gerbang kerajaan surga, karena engkau adalah boneka dan tawanan sejarah. Mereka yang dikendalikan oleh peraturan-peraturan, oleh hukum yang tertulis, dan terbelenggu oleh sejarah, tidak akan pernah bisa memperoleh hidup maupun mendapatkan jalan hidup yang kekal. Ini karena satu-satunya yang mereka miliki hanyalah air keruh yang telah dipertahankan selama ribuan tahun, dan bukan air kehidupan yang mengalir dari takhta. Mereka yang tidak menerima air kehidupan akan selamanya tetap mayat, mainan Iblis, dan anak-anak neraka. Lalu, bagaimana mereka bisa melihat Tuhan? Jika engkau hanya mencoba untuk berpegang teguh pada masa lalu, hanya mencoba untuk mempertahankan hal-hal sebagaimana adanya dengan tidak berubah sama sekali, dan tidak mencoba untuk mengubah status quo dan menyingkirkan sejarah, bukankah engkau akan selalu menentang Tuhan? Langkah-langkah pekerjaan Tuhan sangat luas dan dahsyat, seperti ombak yang bergelora dan guruh yang menderu—tetapi engkau hanya duduk pasif dan menunggu kehancuran, mempertahankan kebodohanmu dan tidak melakukan apa pun. Dengan cara seperti ini, bagaimana engkau bisa dianggap sebagai seorang yang mengikut jejak langkah Anak Domba? Bagaimana engkau bisa menyatakan bahwa Tuhan yang engkau yakini dengan teguh adalah Tuhan yang selalu baru dan tidak pernah usang? Bagaimana kata-kata dalam buku-bukumu yang sudah menguning termakan usia bisa mengantarkanmu ke zaman baru? Bagaimana kata-kata itu bisa menuntunmu mencari langkah-langkah pekerjaan Tuhan? Bagaimana kata-kata itu bisa membawamu ke surga? Yang engkau pegang di tanganmu adalah hukum yang tertulis yang hanya bisa memberikan penghiburan sementara, bukan kebenaran yang bisa memberikan hidup. Kitab suci yang engkau baca hanya bisa memperkaya lidahmu, bukan kata-kata falsafah yang bisa membantumu memahami hidup manusia, apalagi jalan yang bisa menuntunmu menuju kesempurnaan. Apakah kesenjangan ini tidak memberimu alasan untuk merenung? Tidakkah ini membantumu memahami misteri yang terkandung di dalamnya? Mampukah engkau membawa dirimu sendiri ke surga untuk bertemu Tuhan dengan caramu sendiri? Tanpa kedatangan Tuhan, bisakah engkau membawa dirimu sendiri ke surga untuk menikmati kebahagiaan keluarga bersama Tuhan? Apakah sekarang engkau masih bermimpi? Jika demikian, Aku menyarankan agar engkau berhenti bermimpi dan menyaksikan siapa yang sedang bekerja sekarang—lihatlah siapa yang sekarang sedang melakukan pekerjaan menyelamatkan manusia pada akhir zaman. Kalau engkau tidak melakukan itu, engkau tidak akan pernah mendapatkan kebenaran, dan tidak akan pernah memperoleh hidup" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Firman ini benar-benar berdampak besar padaku. Aku merasa firman ini sangat berotoritas dan kuat, bahwa firman itu hanya bisa berasal dari Tuhan. Aku teringat Tuhan Yesus berkata "Akulah jalan, kebenaran, dan hidup: tidak ada manusia yang datang kepada Bapa, tanpa melalui Aku" (Yohanes 14:6). Ya. Selain Tuhan, siapa yang mungkin bisa menguasai pintu gerbang kerajaan? Jika kita menginginkan hidup yang kekal, kita harus menerima jalan hidup yang kekal yang diberikan oleh Kristus akhir zaman. Itu berarti kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan Yesus yang datang kembali, dan itulah satu-satunya cara untuk mewujudkan harapan kita memasuki kerajaan. Aku merasa sangat beruntung bahwa aku mampu menemukan jalan ke dalam kerajaan. Aku sangat bersemangat. Aku membaca firman Tuhan seolah-olah itu adalah makanan bagi orang yang kelaparan, dan itu memiliki dampak yang begitu mendalam padaku. Makin membaca, makin aku tahu bahwa semua itu adalah kebenaran, bahwa semua itu tidak mungkin berasal dari pendeta atau teolog mana pun. Firman Tuhan Yang Mahakuasa memberi makan jiwaku yang mengembara dan lapar, dan aku teringat kembali pada lelaki tua penjual surat kabar itu. Dia terus memintaku untuk berlangganan, dan itulah sebabnya akhirnya aku mendengar suara Tuhan. Aku ingin berterima kasih padanya, tetapi aku tak pernah bisa menemukan dia lagi. Kemudian aku menyadari bahwa ini adalah pengaturan Tuhan yang luar biasa. Pria itu memintaku untuk berlangganan, yang memungkinkanku untuk mendengar suara Tuhan dan menyambut kedatangan Tuhan kembali. Itu adalah bimbingan Tuhan dan kasih-Nya kepadaku. Aku benar-benar bersyukur kepada Tuhan. Aku merasa sangat diberkati karena telah mampu mendengar suara Tuhan dan melihat penampakan-Nya dalam hidupku. Ini adalah kemurahan dan anugerah Tuhan, dan terlebih lagi, keselamatan-Nya bagiku. Syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa!

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait