Cara Menangani Bantuan dan Saran dari Orang Lain

08 Maret 2025

Sabtu, 31 Desember 2022, Cuaca Cerah

Waktu berlalu begitu cepat. Sudah dua bulan sejak aku menjadi pengawas pekerjaan video dan aku bahkan tidak menyadarinya. Aku merasa telah mendapatkan banyak hal akhir-akhir ini. Entah itu dalam menyelesaikan keadaan saudara-saudariku, atau bersekutu dalam masalah pekerjaan, aku merasa makin nyaman. Sepertinya aku memiliki beberapa kualitas dan aku siap untuk tugas ini. Oh, ngomong-ngomong, besok Tahun Baru dan Li Ran harus pulang ke rumah selama beberapa hari untuk mengurus sesuatu. Dia sudah lama menjadi pengawas dan dia biasanya selalu membantuku. Namun, sekarang aku sudah melakukan penerapan selama beberapa bulan, aku merasa mampu mengatur pekerjaan, bahkan tanpa kehadirannya di sampingku. Video-video yang dibuat oleh saudara-saudari akhir-akhir ini tidak memenuhi standar dan mereka menjadi negatif. Aku harus secepat mungkin menulis surat kepada mereka untuk bersekutu. Aku berharap mereka dapat memahami maksud Tuhan dan melepaskan diri dari keadaan negatif mereka.

Senin, 2 Januari 2023, Langit Cerah hingga Berawan

Hari ini aku menerima surat dari beberapa saudara-saudari, yang mengatakan bahwa persekutuan kami benar-benar membantu mereka dan bahwa ke depannya, mereka bersedia untuk meningkatkan keterampilan mereka dan melaksanakan tugas mereka dengan benar. Membaca surat-surat ini membuatku merasa sangat senang dan kupikir, "Lihat, aku benar-benar bisa menyelesaikan beberapa masalah nyata." Aku pun memuji diriku sendiri. Li Ran kembali malam ini. Dia bertanya kepadaku tentang bagaimana pekerjaanku selama beberapa hari terakhir dan mengingatkanku, "Hanya dengan menyelesaikan keadaan setiap orang tidaklah cukup, kita juga harus bersekutu dengan mereka mengenai teknik dan prinsip-prinsip, kalau tidak, mereka tidak akan bisa membuat video yang berkualitas." Aku cukup setuju dengan apa yang dikatakannya, tetapi ekspresi cemberut dan nada tidak puasnya membuatku merasa gelisah, "Tidakkah kau lihat bahwa aku baru saja melakukan sesuatu yang baik? Mengapa kau terus mengungkit-ungkit kesalahan kecil ini?" Setelah beberapa kali mendengarnya berkata, "kau tidak bisa hanya menyelesaikan keadaan orang dan selesai begitu saja", aku mulai merasa tidak nyaman, seolah-olah dengan melakukan hal ini berarti IQ-ku sangat rendah. "Aku juga melakukan berbagai hal dengan pertimbangan. Kau menekankan kesalahan yang dilakukan pada saat sembrono. Apakah kau mencoba membuatku terlihat buruk? Seolah-olah pekerjaan yang telah kulakukan selama beberapa hari terakhir ini tidak ada nilainya." Li Ran masih meringkas masalah dalam pekerjaanku, tetapi aku tidak ingin terus mendengarkan, dan aku membentak balik kepadanya, "Nah, jika kau punya sangat banyak ide, mengapa kau tidak mengatakannya dan memberitahuku bagaimana tepatnya melakukan ini?" Li Ran tertegun sejenak dan keadaan menjadi sedikit canggung. Aku menyadari bahwa aku telah mempermalukannya dengan mengatakan hal ini, jadi aku berdoa dalam hati kepada Tuhan, memohon kepada-Nya untuk membantuku menenangkan diri, dan tidak bertindak berdasarkan emosiku. Setelah diskusi kami selesai, aku bertanya-tanya, "Apa yang dikatakan Li Ran tidak salah, tetapi aku masih tidak mau menerimanya ketika aku mendengarnya. Ini menunjukkan watak yang rusak, tetapi bagaimana aku bisa mengatasinya?"

Kamis, 5 Januari 2023, Cuaca Berawan

Hari ini, Li Ran bertanya kepadaku bagaimana keadaanku akhir-akhir ini. Aku menjawab, "Aku baik-baik saja, hanya sedikit kekurangan tenaga dan mengantuk." Segera setelah aku mengatakan ini, dia menjawab, "Mengapa kau mengantuk? Tidakkah kau perlu merenungkan sikapmu terhadap tugasmu? Kau bilang keadaanmu baik-baik saja, tetapi jika keadaanmu normal, mengapa pekerjaan yang menjadi tanggung jawabmu tidak menghasilkan apa pun? Video terbarumu juga belum selesai, jadi kau menghabiskan seluruh waktumu untuk apa?" Li Ran kemudian menceritakan pengalamannya sendiri ketika berada dalam keadaan asal-asalan dalam tugasnya untuk bersekutu denganku. Aku merasa diperlakukan tidak adil dan banyak hal yang ingin kukatakan kembali, "Apakah aku bersikap asal-asalan? Tidak. Aku sudah mengenali perilaku asal-asalanku dan mulai memperbaikinya, jadi mengapa kau masih berpikir aku berperilaku seperti itu? Alasan aku tidak mendapatkan hasil bukan karena aku tidak betul-betul memperhatikan tugasku. Aku benar-benar memiliki rasa mendesak dalam apa yang kulakukan, dan aku tidak bisa melewatkan fase penelitian, bukan? Kau terus mengungkit-ungkit masalahku dan membesar-besarkannya. Mengapa kau tidak melihat kemajuanku? Apakah kau mengharapkanku menjadi sempurna?" Setelah persekutuan Li Ran, Shasha juga berbicara tentang bagaimana dia telah bersikap asal-asalan dan tidak memikul beban dalam tugasnya. Sebenarnya, aku menunjukkan beberapa perilaku yang dia sebutkan, tetapi aku tidak ingin mengakuinya, dan membalas, "Kupikir aku telah melaksanakan tugasku dengan sangat baik akhir-akhir ini. Aku tidak memperhatikan diriku yang bersikap asal-asalan dalam tugasku, seperti yang kau katakan, tetapi aku akan pergi berdoa dan merenung, oke?" Aku merasa betapa menentangnya diriku, dan bahwa keadaan ini benar-benar buruk, jadi aku berdoa dalam hati, "Oh Tuhan, tolong jagalah hatiku. Siapa pun orangnya, asalkan mereka berbicara sesuai dengan kebenaran, aku harus mendengarkan. Aku tidak ingin merasa menentang terhadap kritik yang membangun dari saudari-saudariku lagi."

Jumat, 6 Januari 2023, Hari Jumat, Cuaca Berawan hingga Cerah

Hatiku masih berat saat memikirkan keadaan yang kusingkapkan tadi malam. "Mengapa aku begitu pemarah? Mengapa aku tidak tahan mendengar orang lain menunjukkan masalahku? Watak macam apa ini? Setiap kali seseorang mengatakan sesuatu tentang aku, aku langsung naik pitam. Bagaimana aku bisa melaksanakan tugasku atau bekerja sama dengan orang lain jika seperti ini?" Pagi itu, aku menonton sebuah video pengalaman yang berjudul Cara Menghadapi Dipangkas dan Ditangani. Di dalamnya terdapat bagian dari firman Tuhan yang benar-benar menyentuh hatiku. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Ketika antikristus dipangkas, hal pertama yang mereka lakukan adalah menentang dan menolaknya di lubuk hati mereka. Mereka melawannya. Dan mengapa mereka melakukannya? Ini karena, berdasarkan esensi natur mereka, antikristus muak akan kebenaran dan membencinya, dan mereka sama sekali tidak menerima kebenaran. Tentu saja, esensi dan watak antikristus menghalangi mereka untuk mengakui kesalahan mereka sendiri atau mengakui watak rusak mereka sendiri. Berdasarkan dua fakta ini, sikap antikristus ketika mereka dipangkas adalah sama sekali menolak dan menentang sepenuhnya. Mereka membencinya dan menentangnya dari lubuk hati, dan tidak memiliki sedikit pun penerimaan atau ketundukan, apalagi perenungan atau pertobatan sejati. Ketika antikristus dipangkas, siapa pun yang melakukannya, berkenaan dengan apa pun, sejauh mana pun mereka harus disalahkan atas masalah ini, sejelas apa pun kesalahan mereka, sebanyak apa pun kejahatan yang mereka lakukan, atau konsekuensi apa pun yang diakibatkan oleh kejahatan mereka terhadap pekerjaan gereja—antikristus tidak memikirkan semuanya ini. Bagi antikristus, orang yang memangkas mereka adalah orang yang mengasingkan mereka, atau mencari-cari kesalahan untuk menyiksa mereka. Antikristus bahkan mungkin menganggap diri mereka sedang dirundung dan dipermalukan, bahwa mereka tidak diperlakukan sebagai manusia, dan bahwa mereka diremehkan dan dicemooh. Setelah antikristus dipangkas, mereka tidak pernah merenungkan apa sebenarnya perbuatan salah mereka, watak rusak apa yang telah mereka perlihatkan, dan apakah mereka telah mencari prinsip yang seharusnya mereka patuhi, apakah mereka bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran, atau memenuhi tanggung jawab mereka dalam hal yang tentangnya mereka dipangkas. Mereka tidak memeriksa atau merenungkan semua ini, mereka juga tidak memikirkan dan merenungkan masalah ini. Sebaliknya, mereka memperlakukan pemangkasan terhadap diri mereka sesuai keinginan mereka sendiri dan dengan sikap yang gampang marah. Setiap kali antikristus dipangkas, mereka akan penuh dengan kemarahan, ketidaktaatan, dan kebencian, dan tidak akan mendengarkan nasihat dari siapa pun. Mereka tidak mau menerima diri mereka dipangkas, dan tidak mampu kembali ke hadapan Tuhan untuk mengenal dan merenungkan diri mereka sendiri, untuk menangani tindakan mereka yang melanggar prinsip, seperti bersikap asal-asalan atau berperilaku buruk dalam tugas mereka, dan mereka juga tidak menggunakan kesempatan ini untuk mengatasi watak rusak mereka sendiri. Sebaliknya, mereka mencari-cari alasan untuk membela diri, membenarkan diri, dan mereka bahkan akan mengatakan hal-hal untuk memancing konflik dan menghasut orang lain" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Dua Belas). Firman Tuhan mengatakan bahwa karena antikristus muak akan kebenaran, saat mereka dipangkas, atau saat orang lain menunjukkan masalah mereka, mereka merasa dengan gigih melawannya. Mereka tidak pernah merenungkan masalah mereka dan selalu mengandalkan sifat pemarah mereka untuk menangani berbagai hal, serta hati mereka bahkan dipenuhi dengan kekeliruan, mengatakan bahwa orang lain memangkas mereka karena orang itu meremehkan dan ingin mempermalukan mereka. Mereka punya banyak keluhan terhadap orang lain. Sebagai perbandingan, perilakuku dan perilaku seorang antikristus adalah sama. Li Ran menunjukkan bahwa aku gagal untuk memahami poin-poin penting saat aku menyelesaikan masalah, dan bahwa aku tidak cukup berkomunikasi mengenai hal-hal profesional atau teknis. Hal-hal ini memang merupakan masalah yang layak untuk difokuskan. Memang benar bahwa keterampilan profesional dan pemahaman prinsip-prinsip saudara-saudari masih kurang, yang berarti video mereka selalu harus dikerjakan ulang, dan bahwa masalah ini memang berasal dari kelalaianku. Setelah Li Ran selesai menyampaikan sarannya, aku seharusnya segera mendiskusikan cara memperbaiki penyimpangan ini, tetapi karena aku tidak tahan dengan nada yang dia gunakan saat menunjukkan masalahku, aku merasa dia mencoba mempermalukan dan merendahkanku, jadi mau tidak mau aku melampiaskan ketidakpuasanku. Aku tidak ingin mendengarkan apa pun yang dia katakan setelah itu atau mengakui masalah yang dia tunjukkan. Aku berpikir bahwa dia merendahkan, mencoba mempermalukan, dan meremehkanku. Bukankah apa yang kusingkapan adalah perilaku memalukan yang sama dengan orang yang tidak menerima kebenaran dan terus-menerus membuat argumen konyol yang tidak rasional? Orang-orang yang benar-benar mencintai kebenaran dan bernalar bersikap menerima saat mereka dipangkas dan masalah mereka ditunjukkan. Mereka mampu merenungkan dan mencari kebenaran untuk menyelesaikan penyimpangan-penyimpangan ini secepat mungkin. Bahkan jika mereka tidak dapat mengenali hal-hal ini pada saat itu, mereka tidak kehilangan kesabaran atau terus membuat argumen konyol untuk menguji dan membalikkan kritik orang lain. Namun, ketika saudariku memberiku beberapa saran yang akan bermanfaat bagi pekerjaan, aku bukan hanya tidak menerimanya, melainkan juga percaya bahwa dia berusaha mempermalukan dan meremehkanku. Pemahamanku tidak masuk akal serta tidak bernalar, dan aku tidak berdoa kepada Tuhan atau memberontak terhadap diriku sendiri. Sebaliknya, aku melampiaskan keluhan dan ketidakpuasanku untuk mempermalukan saudariku. Aku bersikap keras, tidak mau membiarkan siapa pun mengganggu atau mendekatiku. Ini menunjukkan watak yang muak akan kebenaran dan penuh dengan kekejaman. Jika aku tidak memperbaiki hal ini, Tuhan pasti akan membenci dan menolak serta menyingkirkanku!

Aku teringat bagian dari firman Tuhan yang pernah kubaca: "Meskipun sekarang ini, banyak orang melaksanakan tugas, hanya ada sedikit orang yang mengejar kebenaran. Hanya segelintir orang mengejar kebenaran dan masuk ke dalam kenyataan pada saat mereka melaksanakan tugasnya; sebagian besar orang, masih tidak memiliki prinsip dalam cara mereka melakukan sesuatu, mereka tetaplah bukan orang yang benar-benar tunduk kepada Tuhan; mereka sekadar menyatakan bahwa mereka mencintai kebenaran, bahwa mereka mau mengejar kebenaran dan mau berjuang untuk kebenaran, tetapi tetap saja tak seorang pun tahu berapa lama tekad tersebut akan bertahan. Orang yang tidak mengejar kebenaran cenderung memperlihatkan watak rusak mereka kapan saja atau di mana saja. Mereka tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap tugasnya, mereka sering kali bersikap asal-asalan, mereka bertindak sekehendak hatinya, dan bahkan tak mampu menerima diri mereka dipangkas. Begitu mereka menjadi negatif dan lemah, mereka cenderung meninggalkan tugasnya—ini sering terjadi, tidak ada yang lebih biasa terjadi daripada ini; demikianlah perilaku semua orang yang tidak mengejar kebenaran. Jadi, jika orang belum memperoleh kebenaran, mereka tidak dapat diandalkan dan tidak dapat dipercaya. Apa artinya mereka tidak dapat dipercaya? Itu berarti saat mereka menghadapi kesulitan atau kemunduran, besar kemungkinan mereka akan jatuh, juga menjadi negatif dan lemah. Apakah orang yang sering menjadi negatif dan lemah adalah orang yang dapat dipercaya? Tentu saja tidak. Namun, orang yang memahami kebenaran berbeda. Orang yang sungguh-sungguh memahami kebenaran pasti memiliki hati yang takut akan Tuhan dan hati yang tunduk kepada Tuhan, dan hanya orang yang memiliki hati yang takut akan Tuhan-lah yang bisa dipercaya; orang yang tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan tidak dapat dipercaya. Bagaimana cara memperlakukan orang yang tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan? Mereka, tentu saja, harus diberi bimbingan dan dukungan penuh kasih. Mereka harus lebih sering ditindaklanjuti saat melaksanakan tugas mereka, dan diberi lebih banyak bantuan serta instruksi; hanya dengan demikian, dapat dipastikan mereka akan melaksanakan tugas mereka dengan efektif. Lalu apa tujuan melakukan hal ini? Tujuan utamanya adalah menjunjung tinggi pekerjaan rumah Tuhan. Tujuan kedua adalah agar dapat dengan segera mengidentifikasi masalahnya, dengan segera membekali mereka, mendukung mereka, atau memangkas mereka, meluruskan penyimpangan mereka, melengkapi kekurangan dan apa yang kurang pada diri mereka. Ini bermanfaat bagi orang-orang; tidak ada yang jahat mengenai hal ini" (Firman, Jilid 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja, "Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja (7)"). Memikirkan firman Tuhan membuatku menyadari bahwa saudara-saudari menunjukkan masalah dan penyimpangan bukan karena mereka jahat atau mencoba mengejek dan meremehkan orang dengan mengungkapkan kekurangan mereka, tetapi karena mereka bertanggung jawab atas pekerjaan gereja, dan karena semua orang memiliki watak yang rusak, tidak dapat diandalkan, dan mampu melakukan kejahatan tanpa sadar, melanggar prinsip-prinsip dengan bertindak berdasarkan keinginan pribadi, bersikap asal-asalan dalam tugas, dan menunda serta mengganggu pekerjaan gereja, sehingga menimbulkan akibat yang serius. Ada yang mengatakan bahwa "Ketika orang tersesat, mereka takut tidak ada yang akan membimbing mereka." Ketika ada seseorang di sekitar mereka yang sering menawarkan bantuan atau memangkas mereka dalam tugas mereka, itu adalah bantuan dan perlindungan yang luar biasa bagi mereka. Biasanya, ketika aku menindaklanjuti suatu pekerjaan dan melihat adanya kelalaian atau penyimpangan, aku akan menunjukkannya, dan membuat orang sadar akan keseriusan serta akibatnya. Aku melakukan ini karena aku ingin orang melaksanakan tugasnya dengan baik dan menghindari penyimpangan serta penundaan dalam pekerjaan. Li Ran menunjukkan masalahku untuk alasan yang sama. Di satu sisi, ini untuk membantuku mendapatkan hasil yang baik, tetapi hal ini dilakukan atas dasar kasih dan rasa memiliki beban, serta demi kebaikanku sendiri. Aku seharusnya tidak merasa menentang atau marah; apalagi membentaknya. Sama seperti di awal, saat video tidak memenuhi standar, hal ini terutama disebabkan oleh orang-orang yang tidak memahami prinsip-prinsip teknis. Aku tidak menyadari masalah ini, dan ketika dia menunjukkannya, aku seharusnya membimbing semua orang dalam meringkas penyimpangan ini untuk mempelajari beberapa keterampilan, tetapi aku tidak pernah merenungkan diriku sendiri atau meringkas masalahku, dan hanya membentak balik padanya. Dalam hal apa aku bersikap masuk akal? Kukatakan pada diriku sendiri bahwa, ke depannya, aku harus menerima ketika orang lain menunjukkan masalahku dan tidak lagi merasa menentang.

Sabtu, 7 Januari 2023, Cuaca Cerah

Hari ini seorang pemimpin menghadiri pertemuan kami dan menemukan beberapa penyimpangan yang muncul selama kami bekerja. Contohnya, beberapa saudara dan saudari berselisih mengenai sebuah video dan kami tidak meluruskan masalah ini, hanya memberikan beberapa saran dan membiarkan mereka melanjutkannya, akibatnya video tersebut tidak memenuhi standar dan pekerjaan pun tertunda. Pemimpin juga mengungkapkan dan mengkritik kami karena tidak melakukan pekerjaan nyata. Mendengar semua masalah ini disampaikan satu per satu mulai membuatku benar-benar tidak nyaman, dan aku menyadari betapa mati rasanya aku. Masalah yang ditunjukkan oleh pemimpin ini adalah masalah yang sama dengan yang ditunjukkan oleh Li Ran kepadaku. Namun, karena aku tidak mau mendengarkan dan belum menanggapinya dengan serius, maka semua itu tidak terselesaikan. Seandainya aku bisa menerima peringatannya saat itu, dan mendiskusikan berbagai hal secara rinci dengannya, serta mencari jalan keluar, mungkin masalah ini bisa diselesaikan dan sedikit diperbaiki, atau setidaknya, pekerjaan tidak akan sampai pada keadaan yang begitu buruk.

Selasa, 14 Maret 2023, Cuaca Sangat Berawan hingga Cerah

Selama salah satu waktu teduhku, aku membaca beberapa firman Tuhan mengenai watakku yang muak akan kebenaran dan aku menjadi lebih sadar akan keseriusan masalah ini. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Di gereja, ada orang-orang yang beranggapan bahwa berupaya keras atau melakukan beberapa hal yang berisiko berarti bahwa mereka telah mengumpulkan prestasi. Sebenarnya, berdasarkan tindakannya, mereka memang layak mendapatkan pujian, tetapi watak dan sikap mereka terhadap kebenaran itu memuakkan dan menjijikkan. ... Tuhan tidak membenci kualitas buruk manusia, Dia tidak membenci kebodohan mereka, dan Dia tidak membenci bahwa mereka memiliki watak yang rusak. Apa yang paling Tuhan benci dalam diri manusia? Tuhan paling benci ketika orang muak akan kebenaran. Jika engkau muak akan kebenaran, maka karena hal itu saja, Tuhan tidak akan pernah berkenan akan engkau. Ini tidak dapat diubah. Jika engkau muak akan kebenaran, jika engkau tidak mencintai kebenaran, jika sikapmu terhadap kebenaran adalah sikap yang tidak peduli, menghina, dan congkak, atau bahkan merasa jijik, menentang dan menolaknya—jika perilakumu seperti ini, Tuhan benar-benar jijik terhadapmu, dan engkau pasti tidak akan diselamatkan. Jika engkau benar-benar mencintai kebenaran di dalam hatimu, dan hanya saja engkau memiliki kualitas yang sedikit buruk dan kurang wawasan, sedikit bodoh, dan engkau sering melakukan kesalahan, tetapi engkau tidak berniat melakukan kejahatan, dan hanya melakukan beberapa hal bodoh; jika di dalam hatimu, engkau mau mendengarkan apa yang Tuhan persekutukan tentang kebenaran, dan di dalam hatimu, engkau rindu akan kebenaran; jika sikapmu dalam memperlakukan kebenaran dan firman Tuhan adalah sikap yang tulus dan penuh kerinduan, dan engkau dapat menghargai dan menghormati firman Tuhan—ini sudah cukup. Tuhan menyukai orang semacam itu. Meskipun terkadang engkau mungkin sedikit bodoh, Tuhan tetap menyukaimu. Tuhan menyukai hatimu yang merindukan kebenaran, dan Dia menyukai sikapmu yang tulus terhadap kebenaran. Jadi, Tuhan berbelas kasihan terhadapmu dan selalu menunjukkan kebaikan kepadamu. Dia tidak memandang kualitasmu yang buruk atau kebodohanmu, juga tidak memandang pelanggaranmu. Karena sikapmu terhadap kebenaran adalah tulus dan berhasrat, dan hatimu benar; maka karena mempertimbangkan ketulusan hati dan sikapmu ini, Dia akan selalu berbelas kasihan terhadapmu, dan Roh Kudus akan bekerja dalam dirimu, dan engkau memiliki harapan untuk diselamatkan. Di sisi lain, jika engkau keras kepala di dalam hati dan memanjakan diri sendiri, jika engkau muak akan kebenaran, dan tak pernah mengindahkan firman Tuhan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan kebenaran, dan jika engkau bersikap memusuhi dan menghina dari lubuk hatimu, maka seperti apakah sikap Tuhan terhadapmu? Benci, muak, dan murka yang tak henti-hentinya" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Untuk Melaksanakan Tugas dengan Baik, Memahami Kebenaran Sangatlah Penting"). Setelah membaca firman Tuhan, aku merasa bahwa watak Tuhan itu benar dan kudus. Tuhan tidak membenci manusia karena mereka bodoh atau tidak berkualitas, tetapi Dia melihat sikap mereka terhadap kebenaran. Jika seseorang memiliki karunia dan kualitas yang hebat serta mampu melakukan pekerjaan, tetapi mereka sering kali menyingkapkan watak yang muak akan kebenaran dalam tugas mereka, dan mereka biasanya tidak dapat menerima kebenaran atau merenung, Tuhan tidak akan menyukai orang ini, tidak soal seberapa hebatnya kualitas mereka. Tuhan mengasihi orang-orang yang bersedia menerima kebenaran, bahkan jika mereka tidak memiliki kualitas dan tidak dapat melakukan pekerjaan yang hebat. Melihat standar Tuhan dalam menilai manusia, dan membandingkannya dengan perilakuku, aku merasa seperti berada dalam bahaya besar. Aku telah mengandalkan kecerdasan dan kualitasku, dan sebagai pengawas, aku sudah mampu melakukan beberapa pekerjaan dan menyelesaikan beberapa kesulitan yang dialami anggota timku dengan jalan masuk kehidupan, yang membuatku merasa bahwa aku tahu apa yang sedang kulakukan. Namun, saat orang lain menunjukkan masalahku, aku dikuasai oleh harga diriku, dan aku merasa seolah-olah mereka mencoba meremehkan dan mempermalukanku. Sikapku terhadap saran orang lain, hal-hal positif, dan kebenaran telah menghina serta congkak, dan aku telah membuat Tuhan merasa jijik. Aku telah melakukan pelanggaran dalam tugasku, dan jika aku terus bersikap tidak rasional dan tidak bertobat, Tuhan pasti akan mengeluarkan dan menyingkirkanku. Ini benar-benar membuatku takut! Aku berdoa dalam hati dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, "Oh Tuhan, aku ingin bertobat. Aku ingin melaksanakan tugasku dengan benar bersama saudara-saudariku, tetapi watakku yang rusak begitu parah. Tolong disiplinkan aku lagi dan selamatkan aku dari ikatan watakku yang rusak."

Selasa, 21 Maret 2024, Cuaca Cerah

Hari ini, aku membaca bagian dari firman Tuhan yang memberiku sebuah jalan penerapan. Tuhan berfirman: "Engkau harus terlebih dahulu menyelesaikan semua kesulitan dalam dirimu sendiri dengan mengandalkan Tuhan. Akhiri watakmu yang bejat dan berusahalah untuk benar-benar memahami keadaanmu sendiri dan ketahui bagaimana engkau harus bertindak; teruslah bersekutu tentang apa pun yang tidak engkau pahami. Tidak bisa diterima jika seseorang tidak mengenal dirinya sendiri. Pertama-tama, sembuhkan penyakitmu sendiri, dan dengan makan dan minum firman-Ku lebih banyak lagi serta merenungkannya, jalanilah hidupmu dan lakukan perbuatanmu berlandaskan firman-Ku; entah engkau berada di rumah atau di tempat lain, engkau harus mengizinkan Tuhan berkuasa di dalam dirimu. Buanglah daging dan sifat alamiah. Selalu izinkan firman Tuhan berkuasa di dalam dirimu. Tidak perlu khawatir bahwa hidupmu tidak berubah; seiring waktu, engkau akan mulai merasakan bahwa watakmu telah banyak berubah. Sebelumnya, engkau berhasrat menjadi pusat perhatian, engkau tidak mematuhi siapa pun atau engkau ambisius, merasa benar sendiri, atau sombong—ini adalah hal-hal yang secara bertahap akan engkau singkirkan. Jika engkau ingin membuangnya sekarang, itu tidak mungkin! Ini karena dirimu yang lama tidak akan membiarkan orang lain menyentuhnya, begitu dalamnya akar watak itu. Maka, engkau harus melakukan usaha subjektif, secara positif dan aktif tunduk pada pekerjaan Roh Kudus, menggunakan kehendakmu untuk bekerja sama dengan Tuhan, dan bersedia melaksanakan firman-Ku. ... Jangan merasa benar sendiri; ambil kelebihan orang lain dan gunakan untuk mengimbangi kekuranganmu sendiri, lihat bagaimana orang lain hidup dengan firman Tuhan; dan lihat apakah kehidupan, perbuatan, dan ucapan mereka layak ditiru. Jika engkau menganggap orang lain lebih rendah daripadamu, engkau merasa benar sendiri, egois, dan tidak berguna bagi siapa pun. Yang penting sekarang adalah berfokus pada kehidupan, makan dan minum lebih banyak firman-Ku, mengalami firman-Ku, mengetahui firman-Ku, membuat firman-Ku benar-benar menjadi hidupmu—inilah hal-hal yang utama. Jika seseorang tidak dapat hidup menurut firman Tuhan, bisakah hidupnya menjadi dewasa? Tidak, tidak bisa. Engkau harus hidup menurut firman-Ku sepanjang waktu dan menjadikan firman-Ku sebagai kode perilakumu dalam hidup, sehingga engkau merasa bahwa bertindak kode perilaku itulah yang disukai Tuhan, dan bertindak sebaliknya itu dibenci Tuhan; perlahan-lahan, engkau akan berjalan di jalur yang benar" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 22"). Tuhan berfirman: "Tidak bisa diterima jika seseorang tidak mengenal dirinya sendiri. Pertama-tama, sembuhkan penyakitmu sendiri." Kebenarannya adalah bahwa Tuhan telah membuat jalan penerapan yang sangat jelas. Saat kita menghadapi berbagai hal, kita harus selalu datang ke hadirat Tuhan untuk merenung, mengenal diri kita sendiri, dan mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalah kita. Di masa lalu, saat orang lain menunjukkan masalahku, aku langsung menjadi pemarah dan tidak mau merenung, dan kupikir, "Apa yang kau katakan tidak objektif; tidak seperti itu kenyataannya," atau, "Kau mungkin menunjukkan masalahku, tetapi kau belum tentu lebih baik dariku." Aku akan membantah serta merasa melawannya, dan tidak melihat situasi ini sebagai sesuatu yang berasal dari Tuhan, jadi aku melawan orang lain dan akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Kebenarannya adalah, meskipun orang yang menunjukkan masalahku mungkin memperlihatkan kerusakan dan terkadang mengatakan hal-hal yang tidak sepenuhnya akurat, asalkan apa yang mereka koreksi dari diriku sesuai dengan fakta, aku harus menerimanya, merenungkan diriku sendiri, dan mencari kebenaran yang berkaitan dengan penyelesaian masalah ini. Ini adalah sikap menerima kebenaran. Hanya dengan menerapkan cara ini, watak congkakku yang muak akan kebenaran perlahan-lahan dapat diatasi.

Senin, 10 April 2023, Cuaca Cerah

Hari ini, pemimpin menulis surat kepadaku tentang lambatnya kemajuan kami dalam membuat video, mengatakan bahwa kami hanya sekadar mengerjakannya dan tidak serius dalam menindaklanjuti pekerjaan ini, bahwa kami tidak mencari tahu alasan di balik kelambatan ini, dan bahwa kami melalaikan tugas kami dengan melakukan hal tersebut. Reaksi pertamaku adalah membantah, dan kupikir, "Kami sedang menyelesaikan masalah ini, ini hanya masalah waktu. Selain itu, mereka yang membuat video memiliki kesulitan teknik yang nyata, jadi, apakah kau benar-benar bisa menyalahkan kami?" Aku merasa diperlakukan tidak adil, tetapi aku menyadari bahwa aku mulai merasa menentang dan tidak menerima saran lagi, jadi aku terus berdoa kepada Tuhan, "Oh Tuhan, aku sangat memberontak! Aku terus bersikap tidak rasional dan tidak bisa mencari kebenaran untuk memetik pelajaran. Oh Tuhan, tolong jagalah hatiku, agar aku dapat menerima bimbingan dan pertolongan pemimpin." Setelah itu, kami membahas masalah produksi video yang lambat bersama-sama dan akhirnya menemukan bahwa efisiensi kami memang terlalu rendah dan kami terlalu banyak menunda-nunda. Aku biasanya hanya menghujani mereka dengan kata-kata kosong untuk mendesak mereka, tetapi aku tidak pernah benar-benar memahami bagian mana yang melambat, bagian mana yang bisa dihilangkan, bagian mana yang cenderung macet dan membuang-buang waktu, atau cara memperbaiki sikap malas beberapa orang dalam tugas mereka. Dengan benar-benar menyelidiki dan mencari prinsip-prinsip kebenaran untuk menyelesaikan masalah-masalah ini, pekerjaan dapat berkembang setidaknya dua kali lebih cepat. Aku hampir saja menolak saran orang lain lagi, dan jika aku benar-benar menolaknya, masalah-masalah ini akan tetap tidak terselesaikan, dan pekerjaan akan terus tertunda. Makin banyak hal yang kualami, makin aku merasakan betapa pentingnya menerima saran dari orang lain dan merenungkannya ketika sesuatu terjadi!

Mengingat kembali pengalamanku sendiri, aku dipenuhi dengan banyak emosi dan melihat betapa bijaksananya Tuhan! Seandainya Li Ran tidak menunjukkan masalahku, aku tidak akan pernah menyadari betapa seriusnya watakku yang muak akan kebenaran, dan tanpa penyingkapan serta pengungkapan firman Tuhan, aku juga tidak akan tahu cara merenungkan diriku sendiri. Aku hanya akan terus melangkah lebih jauh ke jalan yang salah, dan pada akhirnya, aku akan ditolak oleh saudara-saudariku, serta Tuhan akan menyingkirkanku. Pekerjaan Tuhan yang menakjubkanlah yang memperlihatkan kerusakan serta keburukanku, dan firman penghakiman Tuhan yang keraslah yang menyingkapkan watak rusakku, serta membuatku dapat melihat watak Iblisku yang muak akan kebenaran, dan aku pun sadar serta berbalik. Ini semua adalah kasih Tuhan! Meskipun aku masih belum banyak berubah, aku bersedia menerima penghakiman dan hajaran firman Tuhan di masa depan sehingga aku dapat perlahan-lahan berubah.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Kurangi Ukuran Huruf
Tambah Ukuran Huruf
Masuk Layar Penuh
Keluar Layar Penuh