Melaksanakan Tugas Bukanlah tentang Senioritas

27 Juli 2022

Oleh Saudara Shang Jin, Korea

Aku telah terlibat dalam perekaman lagu pujian selama beberapa tahun. Karena sudah cukup lama percaya kepada Tuhan, beberapa saudara-saudari menemuiku sebelum perekaman lagu untuk memintaku mempersekutukan pemahamanku tentang lirik lagu pujian firman Tuhan. Terkadang, pemimpin kelompok meminta saudara-saudari muda untuk bersekutu denganku tentang firman Tuhan. Seiring berjalannya waktu, aku mendapati bahwa dalam hal mempersekutukan firman Tuhan, aku telah mendapatkan pujian dari saudara-saudariku dan pemimpin kelompok, dan aku sangat senang. Meskipun ketika menyanyi suaraku yang terburuk, pemahamanku tentang firman Tuhan terbaik di antara saudara-saudariku. Untuk mendapatkan kekaguman dari saudara-saudariku, setiap kali mereka memintaku menyampaikan pemahamanku tentang lirik lagu pujian, Aku merenungkan segala sesuatunya terlebih dahulu, dan juga mencari beberapa persekutuan atau video yang berkaitan dengan lirik sebagai referensi. Dengan begitu, pemahaman dalam persekutuanku bisa lebih tinggi dari orang lain. Selain itu, meskipun aku berkata kemampuan menerima setiap orang terbatas, dan kita semua harus hanya mempersekutukan apa yang kita pahami, ketika orang lain bersekutu, aku sama sekali tidak mendengarkan dengan saksama. Sebaliknya, aku hanya memikirkan bagaimana aku bisa menyampaikan pemahaman yang lebih unik daripada orang lain. Terkadang, aku meminta saudara-saudari bersekutu terlebih dahulu, lalu setelah mereka selesai, aku menunjukkan kekurangannya dan memberi tahu mereka caraku memahami lirik lagu ini. Setelah aku selesai, beberapa saudara-saudari berkata dengan gembira, "Persekutuanmu sangat membantu kami." Yang lain berkata, "Aku memiliki sedikit pengalaman dan sedikit pemahaman tentang firman Tuhan. Kelak, aku akan memintamu bersekutu sebelum merekam setiap lagu." Setelah mendengar hal-hal ini, meskipun aku mengingatkan mereka agar tidak bergantung pada orang lain, dan bahwa mereka tetap harus berusaha merenungkan firman Tuhan, tapi di hatiku, tanpa sadar aku masih menghargai diriku sendiri.

Ada juga beberapa pertemuan di mana kami bersekutu tentang mengenali antikristus, dan beberapa saudara-saudari berkata kepadaku, "Saudara, pemahaman kami tentang firman Tuhan yang menyingkapkan antikristus agak dangkal, dan tak mampu membedakan berdasarkan keadaan yang sebenarnya. Mari bersekutulah dengan kami!" Pada saat seperti itu, aku berkata pemahamanku sangat sedikit, tapi tetap merasakan rasa superioritas di hatiku. Aku merasa telah lama percaya kepada Tuhan, bahwa aku telah bertemu banyak orang dan mengalami banyak hal, jadi aku memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang firman Tuhan daripada saudara-saudariku. Setelah itu, aku bersekutu tentang peristiwa antikristus menipu orang-orang yang kudengar di masa lalu. Ketika aku melihat semua orang mendengarkan dengan saksama, aku sangat menikmati perasaan dihargai. Perlahan, aku mendapati beberapa saudara-saudari jarang merenungkan makna lirik lagu pujian, dan hanya menunggu persekutuanku. Aku cukup mati rasa pada waktu itu, dan tidak tahu bagaimana merenungkan diriku sendiri. Aku hanya punya perasaan samar bahwa ini tidak pantas. Aku bahkan berpikir yang kupersekutukan hanyalah bagaimana aku memahami firman Tuhan, dan itu sangat membantu saudara-saudariku, jadi seharusnya tidak menjadi masalah. Jadi, aku tak terlalu memikirkannya. Dan dengan begitu saja, tanpa sadar, aku memosisikan diriku di atas orang lain.

Pernah, sebelum perekaman, seorang saudari yang lebih muda berkata kepadaku, "Saudara, ceritakan sebuah kisah Alkitab yang berkaitan dengan lagu pujian ini!" Untuk membuat kisahnya lebih hidup, ketika berbicara, aku meniru nada bicara Tuhan Yahweh. Segera setelah mengucapkan beberapa kata, aku merasa sangat tidak nyaman. Kupikir, "Bukankah tak pantas bagiku meniru nada bicara firman Tuhan?" Namun sekali lagi, aku melakukannya untuk membantu orang masuk ke dalam keadaan siap untuk perekaman, jadi kupikir tidak ada masalah. Namun, setelah berbicara sebentar, saudari muda itu berkata kepadaku, "Saudara, kau membuatku mengantuk." Ketika mendengarnya mengatakan itu, wajahku memerah, dan aku segera berhenti berbicara. Karena semua orang tidak dalam kondisi yang terbaik saat itu, kualitas rekamannya sangat buruk, tapi aku tidak merenungkan diriku sendiri. Malamnya, masalah perutku tiba-tiba kambuh. Bahkan setelah minum obat, aku masih merasakan sakit di perutku dari waktu ke waktu. Sekitar pukul dua di tengah malam, tiba-tiba aku merasakan sakit yang hebat di perutku. Itu sangat menyakitkan sehingga aku berguling-guling di tempat tidur. Rasanya aku akan mati setiap saat. Pada saat ini, aku dengan jelas teringat firman Tuhan di benakku, "Namun, dengan penyakit serius apa pun—ketika engkau terserang penyakit, dan ketika, secara tiba-tiba, hidup menjadi tak tertahankan—perasaan atau penyakit semacam itu tidak terjadi secara kebetulan" ("Pandanglah Segala Sesuatu dari Mata Kebenaran" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Melalui peringatan firman Tuhan, aku sadar penyakit ini datang secara tiba-tiba bukan karena kebetulan, ini terjadi atas seizin Tuhan, jadi kurenungkan apa yang baru-baru ini kusingkapkan. Aku sadar bahwa sebelum perekaman, menceritakan kisah Alkitab dengan lebih jelas dan membuat saudara-saudariku menghormatiku, aku telah sengaja meniru nada bicara Tuhan. Aku terkejut dengan tindakanku. Aku teringat firman Tuhan, "Engkau harus menghormati kesaksian Tuhan. Engkau tidak boleh mengabaikan pekerjaan Tuhan dan firman yang keluar dari mulut-Nya. Engkau tidak boleh menirukan nada suara dan tujuan perkataan Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perintah-Perintah Zaman Baru"). "Jagalah langkah kakimu demi menghindarkan diri dari melanggar batas yang telah Tuhan tetapkan bagimu. Jika engkau melanggar batas, ini akan menyebabkanmu berdiri di posisi Tuhan dan mengucapkan perkataan yang sombong dan congkak, dan dengan demikian engkau akan dibenci Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perintah-Perintah Zaman Baru"). Memikirkan hal ini, aku sangat takut. Tuhan mengingatkan kita sejak lama agar berdiri di posisi kita sendiri, waspada terhadap lidah kita, dan jangan pernah meniru nada bicara Tuhan, atau kita akan dibenci Tuhan. Meskipun demikian, untuk membuat orang menghormatiku, aku meniru nada bicara Tuhan. Bukankah dengan melakukan ini aku berdiri di posisi Tuhan? Ini sesuatu yang sangat menyinggung watak Tuhan. Baru pada saat inilah aku menyadari bahwa ini pendisiplinan Tuhan bagiku. Aku segera berdoa kepada Tuhan. "Ya Tuhan, aku sangat tak tahu malu. Untuk mendapatkan kekaguman dari saudara-saudariku, aku sengaja meniru nada bicara-Mu untuk pamer. Aku sangat congkak sehingga kehilangan nalar. Tuhan, aku mau bertobat, dan kumohon bimbinglah aku untuk mengenal diriku sendiri." Aku terus merenung, berdoa, dan mencari Tuhan, dan tanpa sadar, rasa sakitku sedikit berkurang.

Setelah itu aku heran, mengapa aku bisa melakukan hal seperti itu? Dalam perenunganku, aku membaca satu bagian firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Sekarang ini, engkau semua menghadapi masalah yang sangat besar. Masalah apakah itu? Masalah itu adalah, karena engkau mampu mengkhotbahkan sedikit doktrin, dan memiliki pemahaman tentang perkataan rohani tertentu, dan mampu berbicara sedikit tentang pengalamanmu mengenal dirimu sendiri, engkau pun mengira bahwa engkau memahami kebenaran, bahwa imanmu kepada Tuhan telah mencapai taraf tertentu, bahwa engkau lebih hebat dari kebanyakan orang. Padahal sebenarnya, engkau semua belum masuk ke dalam kenyataan kebenaran, dan tanpa adanya orang yang mendukungmu dan membekalimu, tanpa adanya orang yang mempersekutukan kebenaran kepadamu dan membimbingmu, kemajuanmu pasti akan terhenti, dan engkau akan menjadi makin merosot. Engkau semua tak mampu melaksanakan pekerjaan bersaksi tentang Tuhan, engkau tak mampu menyelesaikan amanat Tuhan, tetapi di dalam hatimu, engkau masih menganggap dirimu hebat, engkau mengira dirimu memahami lebih banyak daripada kebanyakan orang—padahal sebenarnya, engkau tidak memiliki tingkat pertumbuhan, engkau belum masuk ke dalam kenyataan kebenaran, dan engkau telah menjadi makin congkak hanya karena mampu memahami beberapa perkataan dan kalimat doktrin. Begitu orang masuk ke dalam keadaan seperti ini, saat mereka mengira mereka telah memperoleh kebenaran, dan menjadi puas akan dirinya, bahaya macam apakah yang sedang mereka hadapi? Jika seorang pemimpin palsu atau antikristus yang meyakinkan benar-benar muncul, engkau pasti akan tertipu dan mulai mengikuti mereka. Ini berbahaya, bukan? Engkau cenderung menjadi congkak, sombong, dan berpuas diri—dan begitu engkau seperti ini, bukankah engkau akan menyimpang dari Tuhan dan berbuat sekehendakmu sendiri? Tanpa mengalami kenyataan kebenaran, engkau tidak akan mampu bersaksi tentang Tuhan; engkau hanya akan bersaksi tentang dirimu sendiri dan memamerkan dirimu—dan bukankah itu juga berarti engkau akan berada dalam bahaya? ... Engkau mungkin telah melaksanakan tugasmu selama beberapa tahun, tetapi belum terlihat adanya kemajuan dalam jalan masukmu ke dalam kehidupan, engkau hanya memahami beberapa doktrin dangkal, dan tidak memiliki pemahaman yang benar tentang watak dan esensi Tuhan, tidak memiliki wawasan sama sekali—dan jika inilah tingkat pertumbuhanmu sekarang ini, apa yang akan cenderung kaulakukan? Penyingkapan kerusakan apa yang akan kauperlihatkan? (Kecongkakan dan kesombongan.) Apakah kecongkakan dan kesombonganmu akan meningkat, ataukah tetap tak berubah? (Akan meningkat.) Mengapa itu akan meningkat? (Karena kami akan menganggap diri kami sangat berkualitas.) Dan berdasarkan apa orang menganggap diri mereka sangat berkualitas? Berdasarkan pada sudah berapa tahun mereka melaksanakan tugas tertentu, sudah sebanyak apa pengalaman mereka, bukan? Dan ketika orang merasa seperti ini, bukankah mereka akan mulai secara berangsur memikirkan senioritas? Sebagai contoh, ada seorang saudara telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun dan melaksanakan suatu tugas untuk waktu yang lama, jadi dia adalah orang yang paling memenuhi syarat untuk berbicara tentang tugas ini; ada seorang saudari belum lama berada di sini, dan meskipun dia sedikit berkualitas, dia belum berpengalaman dalam melaksanakan tugas ini, dan belum lama percaya kepada Tuhan, jadi dia adalah orang yang paling tidak memenuhi syarat untuk berbicara. Orang yang paling memenuhi syarat untuk berbicara berpikir dalam hatinya, 'Karena aku memiliki senioritas, itu berarti pelaksanaan tugasku memenuhi standar, dan pengejaranku telah mencapai puncaknya, dan tidak ada yang perlu kuperjuangkan atau kumasuki. Aku telah melaksanakan tugas ini dengan baik, bisa dikatakan aku telah menuntaskan pekerjaan ini, Tuhan pasti dipuaskan.' Dengan demikian, mereka pun mulai makin berpuas diri. Apakah ini menunjukkan bahwa mereka telah masuk ke dalam kenyataan kebenaran? Mereka tidak lagi mengalami kemajuan. Mereka masih belum memperoleh kebenaran atau hidup, tetapi yakin diri mereka sangat berkualitas, dan berbicara dalam posisi senioritas, serta menantikan upah dari Tuhan. Bukankah inilah penyingkapan kerusakan itu? Jika orang tidak 'sangat berkualitas,' mereka sadar bahwa mereka harus waspada, mereka ingatkan diri mereka untuk tidak melakukan kesalahan; begitu mereka yakin bahwa mereka sangat berkualitas, mereka pun makin congkak, mulai menganggap diri mereka hebat, dan cenderung berpuas diri. Pada saat-saat seperti itu, bukankah kemungkinan besar mereka akan meminta upah dan mahkota dari Tuhan, seperti yang Paulus lakukan? (Ya.) Apa hubungan antara manusia dan Tuhan? Ini bukanlah hubungan antara Sang Pencipta dan makhluk ciptaan. Ini tidak lebih dari hubungan yang transaksional. Dan ketika hubungan sudah menjadi seperti itu, manusia tidak memiliki hubungan dengan Tuhan, dan kemungkinan besar Tuhan akan menyembunyikan wajah-Nya dari mereka—ini adalah sebuah tanda bahaya" ("Hanya Jika Engkau Selalu Hidup di Hadirat Tuhan, Engkau Dapat Menempuh Jalan Keselamatan" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Setelah membaca firman Tuhan, aku membandingkannya dengan keadaanku sendiri. Setelah aku memulai tugasku dalam kelompok lagu pujian, ketika melihat banyak saudara-saudari di sekitarku yang belum lama percaya kepada Tuhan, tanpa sadar aku mulai merasa memiliki senioritas. Aku merasa aku telah cukup lama percaya kepada Tuhan, yang membuatku senior dalam kelompok. Jadi, aku menempatkan diriku pada posisi yang tinggi. Setiap kali berinteraksi dengan saudara-saudariku, aku selalu merasa lebih berpengalaman dan lebih senior daripada mereka. Ketika kami mempersekutukan pemahaman kami tentang lirik, aku telah meyakini mereka memiliki sedikit pengalaman, memiliki pemahaman yang dangkal tentang firman Tuhan, dan tidak ada banyak terang atau pemahaman dalam persekutuan mereka, jadi ketika mereka bersekutu, aku tak pernah mendengarkan dengan saksama. Aku selalu membiarkan saudara-saudariku bersekutu terlebih dahulu, lalu kusampaikan beberapa pemahaman yang tidak mereka pahami, yang membuatku terlihat lebih paham daripada orang lain. Dari semua pemikiran yang kumiliki, aku sadar naturku sangat congkak. Aku menganggap tahun-tahun kepercayaanku kepada Tuhan dan mendengarkan khotbah sebagai modal, aku menggunakannya untuk pamer, dan sama sekali tidak merasa bersalah. Aku benar-benar tak punya rasa malu! Aku teringat bagaimana aku mampu menyampaikan sedikit pemahamanku tentang firman Tuhan. Bukankah ini berkat pencerahan Roh Kudus? Namun, alih-alih meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan, aku berusaha mencuri kemuliaan Tuhan dan menggunakan pekerjaan Roh Kudus sebagai modal untuk pamer. Aku benar-benar tak tahu malu!

Kemudian, aku teringat firman Tuhan. "Kebenaran adalah hidup Tuhan itu sendiri; kebenaran merepresentasikan watak-Nya, esensi-Nya, dan apa yang Dia miliki dan siapa Dia. Jika engkau berkata bahwa dengan memiliki beberapa pengalaman dan pengetahuan, itu berarti engkau memiliki kebenaran, lalu sudahkah engkau mencapai kekudusan? Mengapa engkau masih memperlihatkan kerusakan? Mengapa engkau tidak dapat membedakan antara berbagai jenis orang? Mengapa engkau tidak mampu bersaksi tentang Tuhan? Meskipun engkau memahami beberapa kebenaran, dapatkah engkau merepresentasikan Tuhan? Dapatkah engkau hidup dalam watak Tuhan? Engkau mungkin memiliki beberapa pengalaman, pengetahuan, dan terang mengenai aspek kebenaran tertentu, tetapi apa yang dapat kauberikan kepada orang sangat terbatas dan tidak dapat bertahan lama. Ini karena pemahaman dan terang yang kauperoleh tidak merepresentasikan esensi kebenaran, dan tidak merepresentasikan seluruh kebenaran. Itu hanya merepresentasikan satu sisi atau sebagian kecil dari kebenaran, itu hanya merupakan tingkatan yang dapat dicapai oleh manusia, dan itu masih jauh dari esensi kebenaran. Terang, pencerahan, pengalaman, dan pengetahuan yang sedikit ini tidak akan pernah bisa menggantikan kebenaran. Meskipun semua orang mengalami kebenaran, dan semua pengalaman dan pengetahuan mereka digabungkan, itu tidak akan mencapai keseluruhan dan esensi dari satu saja kalimat kebenaran ini. ... Beberapa orang berkata mereka memiliki kebenaran segera setelah mereka memahami makna tekstual dari firman Tuhan. Bukankah ini omong kosong? Dalam hal terang dan pengetahuan, ada masalah kedalaman. Kenyataan kebenaran yang dapat orang masuki selama seumur hidup kepercayaannya itu terbatas. Jadi, hanya karena engkau memiliki beberapa pengetahuan dan terang bukan berarti engkau memiliki kenyataan kebenaran. Hal utama yang harus kauperhatikan adalah apakah terang dan pengetahuan ini berkaitan dengan esensi kebenaran. Inilah hal yang terpenting. Beberapa orang merasa bahwa mereka memiliki kebenaran ketika mereka dapat menjelaskan atau memberikan sedikit pemahaman yang dangkal. Hal ini membuat mereka bahagia sehingga mereka menjadi sombong dan angkuh. Sebenarnya, mereka masih jauh dari memasuki kenyataan kebenaran. Kebenaran apa yang dapat orang miliki? Dapatkah orang yang memiliki kebenaran jatuh kapan pun dan di mana pun? Ketika orang memiliki kebenaran, bagaimana mungkin mereka masih menentang Tuhan dan mengkhianati Tuhan? Jika engkau menyatakan bahwa engkau memiliki kebenaran yang membuktikan bahwa di dalam dirimu terdapat hidupnya Kristus—maka itu mengerikan! Itu berarti engkau telah menjadi Tuhan, engkau telah menjadi Kristus, bukan? Ini adalah pernyataan yang tidak masuk akal, dan sepenuhnya kesimpulan manusia; itu berkaitan dengan gagasan dan imajinasi manusia, dan bukan pernyataan tentang Tuhan yang dapat dipertahankan" (Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, Bagian Tiga). Firman Tuhan sangat jelas. Meskipun orang memiliki sedikit pengetahuan tentang kebenaran, itu hanya mewakili pengalaman pribadi mereka. Itu tak boleh membekali hidup orang, dan takkan pernah bisa menggantikan kebenaran! Dihadapkan dengan kebenaran, sedikit pengetahuan manusia hanyalah setetes air di lautan. Itu benar-benar sangat kecil. Tanpa Tuhan mengungkapkan kebenaran dan pencerahan dari Roh Kudus, kita takkan pernah mengenal kebenaran. Apalagi memiliki pemahaman nyata tentang kebenaran. Sebenarnya, aku memiliki sedikit pemahaman tentang firman Tuhan karena aku mendengar banyak persekutuan dan pengalaman dari orang lain di pertemuan. Aku telah mempelajari beberapa doktrin dengan mendengarkan persekutuan orang lain. Meskipun persekutuanku memiliki sedikit pencerahan, itu bukan pemahaman nyata yang kuperoleh dari menerapkan kebenaran dan mengalami firman Tuhan, itu hanyalah perkataan orang lain yang kupelajari. Meskipun demikian, aku menggunakan hal-hal ini sebagai modal untuk pamer, tanpa tahu malu membual di depan saudara-saudariku, dan menikmati perasaan dihormati. Aku benar-benar tak bernalar! Aku telah lama percaya kepada Tuhan, tapi hampir tak pernah menerapkan kebenaran apa pun. Aku puas dengan pemahaman yang dangkal tentang firman Tuhan, dan bahkan memperlakukannya sebagai modal, mengira aku memahami lebih banyak dan punya wawasan yang lebih besar tentang firman Tuhan daripada orang lain, tapi sebenarnya, aku telah stagnan dalam jalan masuk kehidupan dan pengejaranku akan kebenaran. Aku sangat bodoh!

Suatu hari, dalam perenunganku, aku membaca satu bagian firman Tuhan yang menyingkapkan antikristus yang membantuku lebih mengenal diriku sendiri. Firman Tuhan katakan: "Esensi perilaku antikristus adalah selalu menggunakan berbagai cara dan metode demi mencapai tujuan mereka untuk memiliki status, membujuk orang-orang dan membuat orang-orang itu mengikuti dan menghormati mereka. Bisa jadi di kedalaman hati mereka, mereka tidak secara sengaja bersaing dengan Tuhan untuk memperebutkan manusia, tetapi ada satu hal yang pasti: sekalipun mereka tidak bersaing dengan Tuhan untuk mendapatkan manusia, mereka masih berharap untuk memiliki status dan kekuasaan di antara manusia. Sekalipun saatnya tiba ketika mereka menyadari bahwa mereka sedang bersaing dengan Tuhan demi status, dan mereka sedikit menahan diri, mereka tetap menggunakan berbagai cara untuk mengejar status dan prestise; mereka tahu jelas di dalam hatinya bahwa mereka akan mendapatkan status yang sah dengan cara mendapatkan persetujuan dan kekaguman orang lain. Singkat kata, meskipun segala sesuatu yang antikristus lakukan tampaknya merupakan suatu pelaksanaan tugas, konsekuensinya adalah untuk menipu orang, membuat orang memuja dan mengikuti mereka—dalam hal ini, melaksanakan tugas mereka dengan cara ini adalah meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri. Ambisi mereka untuk mengendalikan orang—dan mendapatkan status serta kekuasaan di gereja—tidak akan pernah berubah. Antikristus itu sepenuhnya seperti ini. Apa pun yang Tuhan firmankan atau lakukan, dan apa pun yang Dia minta dari manusia, antikristus tidak melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan atau memenuhi tugas-tugas mereka dengan cara yang sesuai dengan firman dan tuntutan-Nya, juga tidak menyerah dalam pengejaran mereka akan kekuasaan dan status sebagai hasil dari memahami perkataan-Nya dan sedikit memahami makna kebenaran. Ambisi dan keinginan mereka masih tetap ada, semua itu tetap menguasai hati mereka dan mengendalikan seluruh keberadaan mereka, mengarahkan perilaku dan pemikiran mereka, dan menentukan jalan yang mereka tempuh. Ini adalah antikristus sejati" ("Mereka Menipu, Membujuk, Mengancam, dan Mengendalikan orang" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Dari yang disingkapkan firman Tuhan, aku memperoleh beberapa pengetahuan dan pemahaman tentang esensi dari apa yang dilakukan antikristus. Betapapun bersemangatnya antikristus bekerja, berkorban, menderita, membayar harga, atau membantu saudara-saudari mereka karena kasih, motif mereka selalu sama. Yang mereka lakukan hanyalah memenangkan hati saudara-saudari mereka sebagai sarana mencapai tujuan mereka untuk membuat orang mengagumi dan memuja mereka. Mereka menggunakan berbagai cara untuk pamer, dan dengan demikian membawa orang ke hadapan diri mereka sendiri tanpa orang lain menyadarinya. Esensi dari apa yang antikristus lakukan sama dengan esensi penghulu malaikat. Mereka selalu ingin memiliki kedudukan yang tinggi dan bersaing dengan Tuhan demi mendapatkan orang dan status. Ambisi mereka akan status dan kekuasaan tak pernah berubah. Aku menggunakan perwujudan antikristus ini untuk merenungkan tindakanku sendiri. Meskipun aku tak bermaksud bersaing dengan Tuhan demi mendapatkan orng, ketika bersekutu dengan orang lain, aku selalu berpikir tentang cara bersekutu agar orang lain akan menghormati dan memujaku. Aku bahkan ingin mereka menemuiku ketika mereka kesulitan memahami firman Tuhan. Untuk mencapai tujuan ini, diam-diam aku berusaha keras memahami lirik lagu pujian. Karena aku tidak meninggikan atau bersaksi tentang Tuhan, juga tidak memimpin saudara-saudariku untuk mengandalkan Tuhan, hati mereka makin jauh dari Tuhan, dan mereka tak lagi mengandalkan Tuhan untuk merenungkan liriknya. Melainkan, mereka menunggu persekutuanku. Bukankah aku hanya membawa semua orang ke hadapan diriku sendiri? Aku sedang menempuh jalan antikristus! Setelah beriman selama bertahun-tahun, meskipun mampu membahas sedikit pemahaman tentang firman Tuhan, watak hidupku sama sekali belum berubah. Di luarnya, aku tak berani secara terang-terangan bersaing dengan Tuhan demi mendapatkan orang dan status, tapi dalam hatiku, aku tidak pernah menyerah mengejar reputasi dan status. Di lingkungan yang tepat, tanpa sadar aku pamer untuk membuat orang menghormatiku. Aku sangat menyedihkan. Setelah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, aku hanya bisa berbicara tentang doktrin dan tidak memiliki kenyataan, tapi aku masih dengan congkak menganggap diriku baik. Aku sama sekali tak punya kesadaran diri. Aku memikirkan tentang saudara-saudari muda di sekitarku. Meskipun beberapa orang belum lama percaya kepada Tuhan dan pemahaman mereka tentang firman Tuhan masih dangkal, mereka mengejar dengan penuh semangat. Begitu memahami firman Tuhan, mereka bisa langsung menerapkan dan memasukinya dalam kehidupan mereka, dan ketika menyingkapkan watak yang rusak, mereka dapat dengan segera mencari kebenaran untuk menyelesaikannya. Makin kubandingkan diriku dengan mereka, makin aku merasa malu. Aku bukan apa-apa, tapi aku selalu memamerkan senioritasku di depan saudara-saudariku. Aku benar-benar sangat tak tahu malu! Kali ini, jika Tuhan tidak menggunakan penyakit untuk mengingatkan dan mendisiplinkanku, tanpa sadar, aku pasti telah menempuh jalan yang menentang Tuhan!

Kemudian, aku membaca beberapa bagian firman Tuhan. "Sebagai salah satu makhluk ciptaan, manusia harus berperilaku sesuai dengan statusnya sendiri, dan berperilaku dengan penuh tanggung jawab. Dengan patuh menjaga apa yang dipercayakan kepadamu oleh Sang Pencipta. Jangan bertindak di luar batas, atau melakukan hal-hal di luar jangkauan kemampuanmu atau yang menjijikkan bagi Tuhan. Jangan berusaha menjadi orang hebat, atau menjadi manusia super, atau berada di atas orang lain, jangan berusaha menjadi Tuhan. Ini adalah hal-hal yang seharusnya tidak diinginkan oleh orang. Berusaha menjadi orang hebat atau manusia super itu tidak masuk akal. Berusaha untuk menjadi Tuhan lebih memalukan lagi; itu hal yang menjijikkan, dan tercela. Apa yang patut dipuji, dan apa yang harus terus dilakukan oleh makhluk ciptaan lebih dari apa pun, adalah menjadi makhluk ciptaan yang sejati; ini adalah satu-satunya tujuan yang harus dikejar oleh semua orang" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik I"). "Suasana seperti inilah yang harus ada di dalam gereja—semua orang berfokus pada kebenaran dan berusaha untuk memperolehnya. Tidak masalah apakah mereka orang-orang berusia lanjut atau orang muda, atau apakah mereka orang yang sudah lama percaya atau belum lama percaya. Tidak masalah juga apakah mereka berkualitas tinggi atau rendah. Hal-hal ini tidak penting. Di hadapan kebenaran, semua orang setara. Hal-hal yang harus engkau lihat adalah siapa yang mampu berbicara dengan benar dan sesuai dengan kebenaran, siapa yang memikirkan kepentingan rumah Tuhan, siapa yang paling terbeban dalam pekerjaan rumah Tuhan, siapa yang memahami kebenaran dengan lebih jelas, siapa yang juga memiliki rasa keadilan, dan siapa yang bersedia membayar harga. Orang-orang seperti itu harus didukung dan dihargai oleh saudara-saudari mereka. Atmosfer kejujuran yang berasal dari mengejar kebenaran ini harus ada di dalam gereja; dengan demikian, engkau akan memiliki pekerjaan Roh Kudus dan Tuhan akan memberikan berkat dan bimbingan" ("Hanya Jika Engkau Mencurahkan Hati, Pikiran, dan Jiwamu ke Dalam Pelaksanaan Tugasmu, Engkau Akan Memiliki Keserupaan dengan Manusia" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Dari firman Tuhan aku mengerti, Tuhan menginginkan kita berperilaku baik dan memenuhi tugas kita sebagai makhluk ciptaan dengan kerendahhatian. Inilah pengejaran dan rasionalitas yang harus orang miliki. Aku seharusnya tak memamerkan senioritasku. Seberapapun lamanya aku percaya kepada Tuhan dan sebanyak apa pun tugas yang telah kulaksanakan di gereja, atau sebanyak apa pun pengalaman dan pengetahuan tentang firman Tuhan yang kumiliki, aku akan selalu menjadi makhluk ciptaan, dan harus mengejar kebenaran dan melaksanakan tugasku setara dengan saudara-saudariku. Inilah satu-satunya cara untuk menerima pekerjaan Roh Kudus.

Setelah memahami kehendak Tuhan, aku memiliki beberapa arah tentang jalan apa yang harus kutempuh di masa depan. Setelah itu, ketika mempersekutukan lirik atau dalam pertemuan bersama saudara-saudariku, aku tak lagi pamer secara membabi buta, dan mendengarkan persekutuan semua orang dengan penuh perhatian. Kudapati beberapa orang menunjukkan terang dan pencerahan yang tidak kupahami saat mereka mempersekutukan pengalaman dan pengetahuan mereka dan ini membuatku makin merasa malu. Dahulu, aku selalu berpikir persekutuanku yang terdalam, tapi kini kusadari, aku tidak lebih baik dalam persekutuan daripada saudara-saudariku. Aku terlalu congkak dan memuji diri sendiri, jadi selalu menganggap diriku yang terbaik, dan tak mengetahui kemampuanku sendiri. Aku tahu aku harus berdiri di posisiku sendiri, lebih mendengarkan persekutuan orang lain, dan belajar menerima pencerahan dan terang dari Tuhan. Inilah satu-satunya cara aku bisa bertumbuh.

Kemudian suatu sore, seorang saudara tiba-tiba mengirimiku pesan memintaku menyampaikan pemahamanku tentang lirik dua lagu pujian, tapi karena waktunya agak terburu-buru, aku tak punya waktu merenungkannya terlebih dahulu. Aku sangat khawatir, "Jika persekutuanku buruk, apa pendapat saudaraku tentang diriku?" Pada saat ini, tiba-tiba aku sadar, aku ingin kembali menggunakan persekutuan untuk membuat orang menghormatiku, jadi aku segera berdoa kepada Tuhan, mengatakan aku ingin meninggalkan niatku yang salah. Setelah itu, aku berkata kepada saudaraku, "Aku juga tak sepenuhnya memahami kedua lagu pujian itu, jadi aku tak tahu banyak, tapi kita bisa bersekutu bersama-sama." Ketika mengarahkan pikiranku ke arah yang benar, aku melihat bimbingan Tuhan, Aku mendapat beberapa inspirasi dari persekutuan saudaraku, dan atas dasar persekutuannya, aku menyampaikan sedikit wawasanku. Dengan cara ini, kami saling melengkapi, dan saat kami bersekutu, hati kami menjadi makin cerah.

Aku benar-benar mengalami, ketika kita tidak pamer, dan mempersekutukan kebenaran setara dengan saudara-saudari, kita menerima pekerjaan Roh Kudus, dan hati kita menjadi lega dan tenang. Syukur kepada Tuhan!

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait