Aku Menemukan Kehidupan yang Benar-Benar Bahagia
Oleh Saudari Elizabeth, RusiaAku dibesarkan di keluarga pedesaan biasa. Meskipun kami sama sekali tidak berkecukupan, aku tetap sangat...
Kami menyambut semua pencari yang merindukan penampakan Tuhan!
Pada Juni 2021, aku mulai berlatih menyirami para orang percaya baru. Aku tahu aku memiliki banyak kekurangan, jadi aku sering berdoa kepada Tuhan dan mendedikasikan diriku untuk makan dan minum firman Tuhan. Tak lama kemudian, aku mulai memahami beberapa prinsip kebenaran dan mampu menyampaikan sedikit pencerahan mengenai berbagai hal dalam persekutuanku. Semua saudara-saudariku berkata aku bersekutu dengan sangat baik. Meskipun berkata, "Syukur kepada Tuhan! Semua ini adalah pencerahan Tuhan," aku diam-diam merasa sangat bangga akan diriku sendiri. Aku selalu menjadi anggota yang paling terlihat di setiap pertemuan dan yang lain semuanya menghormatiku—ini memberiku semangat yang lebih besar untuk melaksanakan tugasku dengan aktif. Beberapa waktu kemudian, aku dipasangkan dengan Saudara Xiang Ming. Dia belum lama percaya kepada Tuhan dan masih kurang dalam hal mempersekutukan kebenaran, jadi cukup sulit baginya ketika dia baru mulai berlatih menyirami para orang percaya baru, tetapi dia berdedikasi untuk mengejar kebenaran dan bertumbuh dengan cepat. Dia juga jenis orang yang sangat berterus terang dan selalu membuka diri dan memberitahukan dengan jujur ketika dirinya memperlihatkan tanda-tanda kerusakan, dan dia berfokus untuk mencari kebenaran dan merenungkan bagaimana dia mengenal dirinya sendiri ketika dia menghadapi masalah. Semua saudara-saudari menganggapnya orang yang mengejar kebenaran. Ketika melihat hal ini, aku merasa sedikit terancam: "Xiang Ming sangat giat dan rajin—jika ini terus berlanjut, dia akan segera menyusulku. Lalu siapa yang akan menghormatiku? Ini tidak boleh dibiarkan, aku harus segera memperlengkapi diriku dengan kebenaran. Aku tak boleh membiarkan dia melampauiku." Setelah itu, aku bekerja jauh lebih keras daripada sebelumnya.
Suatu kali, Xiang Ming berkata kepadaku: "Aku telah mulai memahami banyak kebenaran saat melaksanakan tugasku bersama saudara-saudari, dan aku merasa sangat bahagia dan bebas. Aku sebenarnya ingin berhenti dari pekerjaanku dan mulai melaksanakan tugasku sepenuh waktu, tetapi ada beberapa rintangan yang menghalangiku dan aku tidak yakin bagaimana mengatasinya." Mendengar perkataannya, aku langsung berpikir: "Jika dia mulai melaksanakan tugasnya sepenuh waktu, dia akan berkembang jauh lebih cepat dan mengejarku dalam waktu singkat. Apa yang akan kulakukan jika orang lain mulai menghormatinya dan aku tertinggal? Akan lebih baik jika dia menunggu sedikit lebih lama sebelum berhenti dari pekerjaannya." Jadi aku berkata kepadanya: "Kita harus berlatih untuk tunduk dan menunggu. Berdoalah kepada Tuhan dan Dia akan mempersiapkan saat yang tepat untukmu." Namun, begitu mengatakannya, aku merasa sedikit bersalah. Kupikir: "Bukankah aku sengaja menghalangi Xiang Ming untuk mengejar kebenaran?" Namun, aku tetap khawatir dia akan mengancam statusku, jadi aku tidak mengatakan apa-apa lagi. Setelah itu, Xiang Ming mampu menyelesaikan masalahnya dengan mengandalkan Tuhan dan berhenti dari pekerjaannya hanya seminggu kemudian. Ketika mendengar tentang hal ini, aku bukan saja tidak senang dengan keputusan Xiang Ming, aku malah merasa agak sedih. Karena khawatir Xiang Ming akan membuatku tidak lagi menjadi pusat perhatian, aku menahan hal-hal tertentu ketika bekerja sama dengannya. Ketika aku membaca bagian-bagian tertentu dari firman Tuhan yang relevan dengan keadaannya selama bersaat teduh, aku tidak mau membagikannya kepada dia seperti yang dahulu kulakukan. Ketika dia menemuiku untuk bertanya tentang masalah yang dia hadapi, aku tidak mau membagikan semua wawasanku kepadanya, kupikir: "Aku butuh dua tahun hanya untuk mendapatkan beberapa wawasan ini. Jika kuberitahukan semuanya, dia akan bertumbuh sangat cepat dan semua saudara-saudari akan menghormatinya. Apa yang akan kulakukan jika itu terjadi?" Setelah beberapa waktu, aku dan Xiang Ming menjadi semakin menjauh. Kami tidak lagi berbicara dengan bebas satu sama lain dan tidak lagi saling membantu. Selain ketika kami harus berkomunikasi dalam tugas, kami jarang berinteraksi. Keadaanku menjadi sedikit lebih buruk dan aku tidak mendapatkan pencerahan yang jelas ketika makan dan minum firman Tuhan. Namun pada waktu itu, aku tidak menyadari ada yang salah dengan keadaanku dan tidak datang ke hadapan Tuhan untuk mencari dan merenungkannya.
Beberapa waktu kemudian, karena kebutuhan pekerjaan, aku dan Xiang Ming harus berpisah dan menyirami para orang percaya baru secara terpisah. Ketika kudengar kami akan berpisah, aku diam-diam merasa senang: "Kelak, aku tak perlu lagi mempersiapkan bahan untuk pertemuan bersama dengannya. Tentu saja, tanpa bantuanku, dia tak akan berkembang secepat sebelumnya. Aku hanya perlu terus melaksanakan tugasku, meningkatkan hasil kerjaku dan tidak membiarkan dia mengejarku. Semua orang akan melihat bahwa dia tidak cakap dan semua upaya yang dia kerahkan akan sia-sia." Suatu kali, setelah pertemuan, aku dan Xiang Ming mengobrol tentang bagaimana pertemuan kami dengan para orang percaya baru saat kami berjalan pulang. Dia berkata dia merasa sangat sedih karena beberapa orang percaya baru yang menjadi tanggung jawabnya tidak mau menghadiri pertemuan dan selama ini dia tak mampu menyirami mereka dengan efektif. Mendengar perkataannya, kupikir: "Dia sedang mengalami beberapa masalah dan menjadi negatif, aku harus segera membantunya." Namun pada saat yang sama, diam-diam aku juga merasa sangat senang, kupikir: "Pertemuanku berjalan cukup baik hari ini, dan pemimpin berkata aku menyampaikan persekutuanku dengan sangat baik." Lalu Xiang Ming bertanya kepadaku tentang keadaan pertemuanku. Aku sadar jika kukatakan kepadanya bahwa semuanya berjalan dengan baik, dia hanya akan menjadi makin negatif, tetapi aku tak mampu menahan diri untuk sedikit pamer. Aku ingin memperlihatkan kepadanya seberapa jauh aku telah mengunggulinya dan meredam semangatnya. Jadi, dengan nada suara berpuas diri, kukatakan kepadanya, "Sebenarnya, pertemuanku berjalan dengan sangat baik." Mendengar perkataanku, Xiang Ming tampak makin tertekan dan tidak lagi mengatakan apa pun. Saat kulihat ekspresi wajahnya yang sedih, aku merasa sedikit bersalah dan berpikir: "Mengapa aku tak bisa tutup mulut? Bukankah ini akan memengaruhi antusiasme Xiang Ming terhadap pekerjaannya? Sikapku benar-benar buruk!" Sesampainya di rumah, kami bersekutu lagi sebentar, tetapi keadaan Xiang Ming tetap tidak membaik. Kupikir: "Aku telah menyampaikan persekutuanku sebaik mungkin, jadi bukan masalahku jika keadaannya masih buruk."
Beberapa hari kemudian, saat kami sedang berjalan pulang setelah pertemuan kami, aku bertanya kepada Xiang Ming tentang keadaan pertemuannya. Dia berkata dia telah mempersekutukan firman Tuhan tentang masalah para orang percaya baru yang tidak mau menghadiri pertemuan dan itu berjalan dengan baik. Mendengar perkataannya, aku merasa sedikit tidak senang. Aku merasa ini artinya aku tidak bisa membandingkan pertemuanku yang sukses dengan pertemuannya yang kurang efektif. Jadi, aku langsung saja menunjukkan masalah dalam persekutuan yang disampaikannya. Akibatnya, keadaannya kembali tenggelam dalam perasaan putus asa setelah akhirnya mengalami sedikit peningkatan. Xiang Ming menjawab: "Hanya inilah yang kupahami sekarang, dan aku hanya mampu mempersekutukan apa yang kupahami kepada orang percaya baru." Mendengar perkataannya, aku merasa sedikit bersalah, kupikir: "Aku kembali meredam antusiasme Xiang Ming! Mengingat bahwa dia baru percaya kepada Tuhan, mampu memperoleh sedikit hasil dari pertemuan adalah tanda kemajuan. Seharusnya aku memberinya semangat." Sebenarnya, aku ingin minta maaf kepadanya, tetapi aku merasa sedikit malu dan khawatir tentang apa yang akan dia pikirkan tentangku. Akankah dia menganggapku orang yang kejam jika kuberitahukan kepadanya? Setelah terus mempertimbangkan tentang masalah ini di benakku, akhirnya kuputuskan untuk tidak mengatakan apa pun kepadanya. Saat kami berjalan pulang, aku bertanya-tanya dalam hatiku: "Mengapa aku selalu meredam antusiasme seseorang seperti itu?" Aku sadar aku tak tahan melihat orang lain bekerja dengan baik dan aku telah menjadi iri terhadap Xiang Ming. Aku khawatir jika dia mengubah keadaannya dan mulai mendapatkan hasil yang baik, saudara-saudari akan mulai menghormati dan memujinya dan akan melupakan semua tentang diriku. Untuk memastikan dia tidak menonjolkan dirinya, aku menyerangnya dan membuatnya menjadi negatif. Menyadari hal ini, aku merasa buruk dan bersalah. Begitu tiba di rumah, aku berdoa kepada Tuhan, mengatakan kepada-Nya bahwa aku siap untuk bertobat dan berubah, dan memohon agar Dia membimbingku untuk mengenali watakku yang rusak.
Di tengah pencarianku, aku menemukan beberapa bagian firman Tuhan: "Ada orang-orang yang selalu takut orang lain lebih baik daripada mereka atau mengungguli mereka, takut orang lain akan dikenali sedangkan mereka diabaikan, dan ini membuat mereka menyerang dan mengucilkan orang lain. Bukankah ini contoh perasaan iri terhadap orang-orang yang berbakat? Bukankah itu egois dan hina? Watak macam apa ini? Ini adalah watak yang kejam! Orang-orang yang hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri, yang hanya memuaskan keinginan egois mereka sendiri, tanpa memikirkan orang lain atau tanpa memikirkan kepentingan rumah Tuhan memiliki watak yang buruk, dan Tuhan tidak mengasihi mereka" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Kebebasan dan Kemerdekaan Hanya Dapat Diperoleh dengan Menyingkirkan Watak yang Rusak"). "Jika ada orang yang berkata bahwa mereka mencintai kebenaran dan bahwa mereka mengejar kebenaran, padahal pada dasarnya, tujuan yang mereka kejar adalah untuk membedakan diri mereka sendiri, pamer, membuat orang mengagumi mereka, mencapai kepentingan mereka sendiri, dan pelaksanaan tugas mereka bukanlah untuk tunduk kepada Tuhan atau memuaskan-Nya, melainkan untuk memperoleh ketenaran, keuntungan, dan status, maka pengejaran mereka itu tidak dapat dibenarkan. Dengan demikian, dalam hal pekerjaan gereja, apakah tindakan mereka adalah penghambat, atau apakah membantu memajukannya? Tindakan mereka jelas merupakan penghambat; semua itu tidak memajukan pekerjaan gereja. Ada orang yang di luarnya terlihat sedang melakukan pekerjaan gereja, tetapi mereka sebenarnya mengejar ketenaran, keuntungan, dan status pribadi mereka, menjalankan urusan mereka sendiri, membentuk kelompok tertutup mereka sendiri, kerajaan kecil mereka sendiri—apakah orang semacam ini sedang melaksanakan tugas mereka? Semua pekerjaan yang mereka lakukan pada dasarnya mengacaukan, mengganggu, dan merusak pekerjaan gereja. Apa akibat pengejaran mereka akan ketenaran, keuntungan, dan status? Pertama, ini memengaruhi bagaimana umat pilihan Tuhan makan dan minum firman Tuhan secara normal dan memahami kebenaran, ini menghalangi jalan masuk kehidupan mereka, menghentikan mereka memasuki jalur yang benar dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan, dan membawa mereka ke jalan yang salah—yang merugikan umat pilihan, dan membawa mereka menuju kehancuran. Dan pada akhirnya, apa akibatnya terhadap pekerjaan gereja? Itu mengakibatkan gangguan, kerusakan, dan kehancuran. Inilah akibatnya jika orang mengejar ketenaran, keuntungan, dan status. Ketika mereka melaksanakan tugas mereka dengan cara ini, bukankah ini dapat didefinisikan bahwa mereka sedang menempuh jalan antikristus? ... Masalah dengan orang yang mengejar kepentingan diri mereka sendiri adalah bahwa tujuan yang mereka kejar adalah tujuan Iblis—semua itu adalah tujuan yang jahat dan tidak adil. Ketika orang mengejar kepentingan pribadi seperti ketenaran, keuntungan, dan status, tanpa disadari mereka menjadi alat Iblis, mereka menjadi saluran keluar bagi Iblis, dan selain itu, mereka menjadi perwujudan Iblis. Mereka memainkan peran negatif di dalam gereja; terhadap pekerjaan gereja, dan terhadap kehidupan bergereja yang normal serta terhadap pengejaran normal umat pilihan Tuhan, efek yang mereka hasilkan adalah mengganggu dan merusak; mereka memiliki efek yang merugikan dan negatif" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Satu)). Firman Tuhan menyingkapkan keadaanku pada waktu itu dengan sangat tepat. Ketika kulihat Xiang Ming mengalami kemajuan hidup yang cepat dan semua saudara-saudari menghormatinya, aku khawatir dia akan membuatku tidak lagi menjadi pusat perhatian dan membuat orang lain tidak lagi mengagumiku, jadi aku dengan sengaja menjauhkan diri darinya. Ketika aku menerima pencerahan melalui makan dan minum firman Tuhan, aku tak mau membagikan hal itu kepadanya. Ketika dia menyatakan keinginan untuk bekerja penuh waktu dalam tugasnya, aku dengan sengaja mengatakan beberapa hal dalam upayaku menahan dirinya. Ketika dia mengalami beberapa kesulitan dalam tugasnya, tidak mendapatkan hasil yang baik dan menjadi putus asa, aku malah membual di depannya tentang betapa baiknya pekerjaanku, menyebabkan dia menjadi makin putus asa. Kemudian, ketika akhirnya dia mulai membalikkan keadaannya dan mengalami kemajuan, aku dengan sengaja menyerangnya dengan mencari-cari kekurangan dalam persekutuan yang disampaikannya. Bukankah aku iri hati terhadap seseorang yang berbakat, sama seperti yang telah firman Tuhan singkapkan? Karena aku hanya memikirkan reputasi dan statusku sendiri, aku tidak menyadari bahwa dengan Xiang Ming hidup dalam kenegatifan, itu akan memengaruhi pekerjaan penyiramannya dan menghalangi para orang percaya baru untuk mengalami kemajuan dalam hidup mereka. Aku tahu betul betapa pentingnya pekerjaan penyiraman, tetapi aku tetap menyerang Xiang Ming. Bukankah aku benar-benar sedang bertindak sebagai salah satu antek Iblis dan mengganggu serta menghancurkan pekerjaan gereja? Betapa egois, hina, dan kejamnya diriku! Gereja telah mengatur agar aku bekerja sama dengan Xiang Ming sehingga kami dapat melengkapi kelebihan dan kelemahan satu sama lain dan menyirami para orang percaya baru dengan baik. Namun, aku bukan saja tidak belajar dari kelebihan Xiang Ming dan membuat kami tidak lagi saling membantu dan masuk ke dalam kebenaran bersama-sama, aku juga penuh dengan iri hati dan kebencian terhadapnya dan tak mau membagikan kebenaran yang kupahami kepadanya karena takut dia akan mengungguliku. Aku terjebak dalam keadaan iri hati, egois dan hina. Tak heran jika hatiku menjadi gelap dan tertekan dan aku sama sekali tak mampu mendapatkan pencerahan yang jelas dari makan dan minum firman Tuhan. Tuhan telah berpaling dariku. Aku benar-benar berada dalam keadaan berbahaya dan harus bertobat kepada Tuhan sesegera mungkin.
Kemudian, aku menemukan beberapa bagian firman Tuhan: "Penindasan antikristus secara terang-terangan terhadap orang, pengucilan dan serangannya terhadap mereka, serta caranya membeberkan masalah mereka, semuanya itu telah direncanakannya. Tanpa keraguan, antikristus menggunakan cara-cara seperti ini untuk menargetkan mereka yang mengejar kebenaran dan mampu mengenali mereka. Dengan memecah belah orang-orang ini, antikristus mencapai tujuan untuk memperkuat kedudukan mereka sendiri. Menyerang dan mengucilkan orang dengan cara seperti ini naturnya kejam. Ada serangan dalam tutur kata dan cara bicara mereka: pembeberan, kutukan, fitnah, dan umpatan jahat. Mereka bahkan memutarbalikkan fakta, membicarakan hal-hal positif seolah-olah itu adalah hal-hal negatif dan hal-hal negatif seolah-olah itu adalah hal-hal positif. Dengan membalikkan yang hitam dan yang putih dan mencampuradukkan yang benar dan yang salah seperti ini, antikristus mencapai tujuan mereka untuk mengalahkan orang dan merusak reputasi mereka. Apa pola pikir yang dimiliki antikristus yang membuat mereka menyerang dan mengucilkan para pembangkang ini? Sering kali, itu berasal dari pola pikir iri hati. Di dalam watak yang kejam, perasaan iri selalu disertai dengan kebencian yang kuat; dan sebagai akibat dari perasaan iri mereka, antikristus menyerang dan mengucilkan orang. Dalam situasi seperti ini, jika antikristus disingkapkan, dilaporkan, kehilangan statusnya, dan merasa diserang dalam pikirannya, mereka tidak akan tunduk atau senang akan hal itu, dan akan makin mudah bagi mereka untuk menciptakan pola pikir balas dendam yang kuat. Balas dendam adalah sejenis pola pikir, dan juga merupakan sejenis watak rusak. Ketika antikristus melihat bahwa apa yang dilakukan seseorang merugikan mereka, bahwa orang lain lebih cakap daripada mereka, atau pernyataan dan saran seseorang lebih baik atau lebih bijaksana daripada saran mereka, dan semua orang setuju dengan pernyataan dan saran orang itu, antikristus merasa posisi mereka terancam, perasaan iri dan kebencian pun muncul di hati mereka, dan mereka menyerang dan membalas dendam. Saat membalas dendam, antikristus biasanya melontarkan serangan pendahuluan kepada target mereka. Mereka proaktif dalam menyerang dan menghancurkan orang, sampai orang lain itu tunduk. Baru setelah itulah, mereka merasa telah melampiaskan emosi mereka. Perwujudan lain apa saja yang ada untuk menyerang dan mengucilkan orang lain? (Merendahkan orang lain.) Merendahkan orang lain adalah salah satu bentuk perwujudannya; sebaik apa pun pekerjaan yang kaulakukan, antikristus akan tetap merendahkanmu atau menghukummu, sampai engkau menjadi negatif dan lemah dan tak tahan lagi. Dengan demikian, mereka pun merasa senang dan mereka akan mencapai tujuan mereka" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Dua: Mereka Menyerang dan Mengucilkan Para Pembangkang"). "Segala hal yang antikristus lakukan bertujuan untuk memenangkan hati orang, menyerang dan mengucilkan para pembangkang, memperkuat status mereka, memperoleh kekuasaan, dan mengendalikan orang-orang. Apa natur dari tindakan ini? Apakah mereka sedang menerapkan kebenaran? Apakah mereka memimpin umat pilihan Tuhan untuk masuk ke dalam firman Tuhan dan datang ke hadirat Tuhan? (Tidak.) Lalu, apa yang mereka lakukan? Mereka bersaing dengan Tuhan untuk mendapatkan umat pilihan-Nya, bersaing untuk memenangkan hati orang, dan berusaha membangun kerajaan mereka sendiri. Siapa yang seharusnya ada di hati setiap orang? Seharusnya ada tempat bagi Tuhan. Namun, apa pun yang antikristus lakukan sangat bertolak belakang dengan hal tersebut. Mereka tidak membiarkan Tuhan atau kebenaran memiliki tempat di hati manusia. Sebaliknya mereka menginginkan manusia, pemimpin yang seperti mereka, dan agar Iblis memiliki tempat di hati manusia" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, "Bab Satu: Mereka Berusaha Memenangkan Hati Orang"). Melalui firman Tuhan, aku mengerti bahwa antikristus merasa iri terhadap mereka yang lebih berbakat daripada mereka. Untuk melindungi dan memperkuat status mereka sendiri, mereka menyerang dan mengucilkan orang lain. Pada dasarnya, mereka menginginkan tempat di hati semua orang dan bersaing dengan Tuhan untuk mendapatkan manusia. Bukankah seperti inilah caraku bertindak terhadap Xiang Ming? Baru saja dia mulai mendapatkan sedikit hasil dalam tugasnya dan mulai keluar dari kenegatifan, aku dengan sengaja mencari-cari kesalahan dalam pekerjaannya dan memintanya mencapai standar yang belum mampu dicapainya. Dengan membuatnya menganggap pekerjaan penyiraman itu sulit dan menganggap dirinya mungkin tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan itu, aku mendorongnya kembali ke dalam kenegatifan. Saat kurenungkan mengapa aku menyerang Xiang Ming, aku sadar bahwa aku ingin semua saudara-saudari menghormati dan memujaku. Aku ingin mereka memikirkanku setiap kali seseorang bertanya siapa yang paling efektif dalam pekerjaan mereka dan paling rajin dalam mengejar kebenaran. Aku ingin memiliki tempat di hati semua saudara-saudari. Dalam ketetapan administratif yang dikeluarkan Tuhan selama Zaman Kerajaan, Dia menetapkan bahwa manusia hanya boleh meninggikan Tuhan, tetapi aku terus berusaha membuat semua orang mengagumi dan memujaku. Bukankah aku sedang menentang Tuhan? Xiang Ming sendiri adalah orang percaya baru dan belum membangun dasar yang dalam—jika dia tenggelam dalam masa kenegatifan yang berkepanjangan karena seranganku, itu akan memengaruhi kepercayaannya kepada Tuhan dan tugasnya. Bahkan, dia mungkin akan mempertimbangkan untuk meninggalkan gereja. Meskipun dia teguh dalam imannya, seranganku tetap akan menahan jalan masuknya ke dalam kehidupan dan memengaruhi kemajuan hidup para orang percaya baru. Pekerjaan Tuhan akan segera berakhir dan tidak ada banyak waktu yang tersisa bagi orang-orang untuk mengejar kebenaran. Jika aku tidak membantu saudara-saudariku dalam melaksanakan tugas mereka dengan baik, dan bahkan meredam semangat mereka untuk melaksanakan tugas, bukankah ini akan menunda dan memengaruhi jalan masuk kehidupan mereka? Iblis sedang mengawasi kita dan menginginkan kita semua jatuh ke dalam kenegatifan dan kelemahan, menjauhkan diri kita dari Tuhan dan mengkhianati-Nya. Dan aku justru memainkan peran Iblis dan melayani sebagai anteknya—betapa jahatnya diriku! Tindakanku jelas telah menyingkapkan watak antikristus dalam diriku. Aku sedang menempuh jalan antikristus dan jika aku tidak segera bertobat, Tuhan akan membenci dan menolakku. Menyadari hal ini, aku menjadi sedikit takut dan segera berdoa kepada Tuhan: "Ya Tuhan! Aku telah bersikap egois dan hina, dan telah menjadi sangat terobsesi dengan ketenaran dan status. Aku siap memberontak terhadap diriku dan hidup berdasarkan firman-Mu. Kumohon bimbinglah aku."
Setelah berdoa, aku menemukan beberapa bagian firman Tuhan ini: "Ketika keegoisan dan rencana jahat untuk mendapatkan keuntungan bagimu sendiri muncul di dalam dirimu, dan engkau menyadarinya, engkau harus berdoa kepada Tuhan dan mencari kebenaran untuk menyelesaikan hal ini. Hal pertama yang harus kausadari adalah bahwa pada dasarnya, bertindak seperti ini adalah pelanggaran terhadap prinsip-prinsip kebenaran, merugikan pekerjaan gereja, merupakan perilaku yang egois dan hina, merupakan hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh orang yang berhati nurani dan bernalar. Engkau harus mengesampingkan kepentingan dan keegoisanmu sendiri, dan harus memikirkan pekerjaan gereja—hal ini sejalan dengan maksud Tuhan. Setelah berdoa dan merenungkan dirimu, jika engkau benar-benar menyadari bahwa bertindak seperti itu adalah egois dan hina, akan mudah bagimu mengesampingkan keegoisanmu sendiri. Ketika engkau mengesampingkan keegoisan dan rencana licikmu untuk mendapatkan keuntungan, engkau akan merasa tenang, engkau akan merasa damai dan penuh sukacita, dan akan merasa bahwa orang yang berhati nurani dan bernalar haruslah memikirkan pekerjaan gereja, bahwa mereka tidak boleh berpaku pada kepentingan mereka sendiri, itu sangat egois dan hina, begitu tidak berhati nurani atau bernalar. Bertindak tanpa pamrih, memikirkan pekerjaan gereja, dan hanya melakukan apa yang memuaskan Tuhan adalah hal yang adil dan terhormat, dan akan membuat keberadaanmu menjadi bernilai. Hidup seperti ini di bumi berarti engkau sedang bersikap terbuka dan jujur, engkau sedang hidup dalam kemanusiaan yang normal, dan dalam gambar manusia yang sejati, dan engkau bukan saja memiliki hati nurani yang murni, tetapi juga layak menerima segala sesuatu yang Tuhan anugerahkan kepadamu. Makin engkau hidup seperti ini, makin engkau akan merasa tenang di dalam hatimu, makin engkau damai dan penuh sukacita, dan makin engkau akan merasa bahagia. Dengan demikian, bukankah itu berarti engkau telah berjalan di jalur yang benar dalam imanmu kepada Tuhan?" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Dengan Menyerahkan Hatinya kepada Tuhan, Orang Dapat Memperoleh Kebenaran"). "Jika engkau benar-benar mampu memikirkan maksud-maksud Tuhan, engkau akan mampu memperlakukan orang lain dengan adil. Jika engkau merekomendasikan orang yang baik dan membiarkan mereka menjalani pelatihan dan melaksanakan suatu tugas, dengan demikian menambahkan seorang yang berbakat ke dalam rumah Tuhan, bukankah itu akan mempermudah pekerjaanmu? Bukankah itu berarti engkau akan menunjukkan kesetiaan dalam tugasmu? Itu adalah sebuah perbuatan baik di hadapan Tuhan; inilah hati nurani dan nalar yang minimal harus dimiliki oleh orang yang melayani sebagai pemimpin" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Kebebasan dan Kemerdekaan Hanya Dapat Diperoleh dengan Menyingkirkan Watak yang Rusak"). Firman Tuhan memberiku jalan penerapan: aku harus meninggalkan pengejaranku akan kepentingan pribadi, aku harus memperhatikan maksud Tuhan dan melindungi pekerjaan gereja. Xiang Ming memiliki kualitas, jadi aku harus lebih banyak membantunya agar dia mampu memikul pekerjaan penyiraman para orang percaya baru sesegera mungkin. Itulah yang harus dilakukan oleh orang yang memiliki kemanusiaan. Aku teringat firman Tuhan yang berkata: "Fungsinya tidak sama. Ada satu tubuh. Masing-masing melakukan tugasnya, masing-masing berada di tempatnya dan melakukan yang terbaik—untuk setiap percikan api ada satu kilatan cahaya—dan mencari kedewasaan dalam hidup. Dengan demikian, Aku akan puas" (Firman, Jilid 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 21"). Tuhan memberi setiap kita bakat yang berbeda agar kita dapat menggunakannya untuk melaksanakan tugas kita masing-masing dengan baik di gereja. Inilah yang harus kita lakukan sebagai makhluk ciptaan. Aku dan Xiang Ming memiliki peran khusus di gereja, jadi aku seharusnya tidak merasa iri terhadapnya dan mengucilkannya. Aku seharusnya bekerja sama dengannya secara harmonis dan bekerja bersama-sama untuk melaksanakan tugas kami dan menjadi kesaksian bagi Tuhan—hanya cara kerja seperti inilah yang bernilai.
Beberapa waktu kemudian, dalam persekutuanku, aku membuka diri kepada Xiang Ming tentang keadaanku selama waktu itu dan apa yang akhirnya kupahami tentang diriku sendiri. Setelah persekutuan kami, aku merasa jauh lebih damai dan tenang. Aku merasa kembali hidup dalam terang, seakan-akan akhirnya aku dapat menghirup udara segar dalam-dalam setelah lama terengah-engah dan megap-megap mencari udara. Akhirnya aku merasa tenang dan aku dan Xiang Ming juga makin dekat. Setelah itu, kami memutuskan untuk bekerja sama secara harmonis untuk menyirami para pendatang baru. Sejak saat itu, kami sering membuka diri satu sama lain tentang keadaan kami saat ini dan selalu berbagi berbagai jalan penerapan yang kami temukan untuk menyirami para orang percaya baru. Setiap kali Xiang Ming menghadapi kesulitan, aku selalu berupaya sebaik mungkin mempersekutukan kebenaran untuk membantunya. Aku juga mendapat manfaat dari kelebihan Xiang Ming. Misalnya, aku memperoleh banyak dari wawasan tertentu yang dia bagikan selama persekutuan yang tidak pernah terpikirkan olehku. Melalui peristiwa ini, aku sadar bahwa membuka diri dan bersekutu dengan orang lain tentang pengalaman kita dan segala sesuatu yang telah kita dapatkan bukan sekadar perkara membekali orang lain, tetapi juga merupakan cara untuk menerapkan kebenaran yang dapat membantu kita memperbaiki kelemahan kita sendiri dan mendapatkan lebih banyak pekerjaan Roh Kudus. Sebenarnya, dengan menetapkan niat yang benar, belajar dari kelebihan orang lain untuk mengimbangi kelemahan kita, dan melakukan penerapan sesuai dengan firman Tuhan, kita semua mendapat manfaat dan mengalami kemajuan dalam hidup kita.
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.
Oleh Saudari Elizabeth, RusiaAku dibesarkan di keluarga pedesaan biasa. Meskipun kami sama sekali tidak berkecukupan, aku tetap sangat...
Oleh Saudari Tiantian, Tiongkok Di bulan April, aku menangani pekerjaan teks di gereja. Suatu hari aku menerima surat dari pimpinan tinggi...
Pada bulan Oktober 2022, aku dan Shelley terpilih menjadi pemimpin gereja. Karena kami baru mulai berlatih dan belum terbiasa dengan banyak...
Oleh Saudari Melanie, FilipinaDahulu, aku menyirami para orang percaya baru di gereja, tetapi karena kualitasku agak kurang, ada banyak...