Sebuah Terobosan

16 Desember 2019

Oleh Saudari Fangfang, Tiongkok

Kami semua dalam keluargaku percaya kepada Tuhan Yesus, dan walaupun aku hanya orang percaya awam di gereja kami, ayahku adalah salah satu rekan kerja gereja. Pada bulan Februari 2004, aku menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman dan aku memberitakan Injil kerajaan kepada adik bungsuku perempuan segera setelah itu. Awalnya aku berencana untuk memberi kesaksian tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman kepada ayahku setelah memperlengkapi diriku dengan beberapa firman dan kebenaran Tuhan. Namun tak kusangka, ketika ayahku mendengar bahwa aku menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, dia menjadi panik, berusaha menghancurkan dan menghalangi kepercayaanku.

Suatu malam, ayahku datang ke rumahku dengan gusar dan berkata dengan marah kepadaku, "Aku tidak akan pernah menyangka kau akan mengabaikan nasihatku dan nasihat dari pemimpin gereja kita dan mulai percaya kepada Kilat dari Timur! Kau sebaiknya segera pergi menemui pemimpin kita dan bertobat, serta memohon kepada Tuhan untuk mengampuni dosa-dosamu!" Aku menjawab, "Ayah, aku telah membaca banyak firman Tuhan Yang Mahakuasa dan aku benar-benar percaya bahwa semua itu adalah suara Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, dan aku yakin akan imanku. Zaman Kasih Karunia sudah berakhir, dan sekarang kita berada di Zaman Kerajaan. Tuhan telah datang untuk melakukan pekerjaan baru dan membawa kita ke perjamuan kawin Anak Domba. Bukankah dalam Alkitab dikatakan, 'Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba ke mana pun Dia pergi' (Wahyu 14:4)? Dalam memercayai Tuhan Yang Mahakuasa, aku mengikuti jejak langkah Anak Domba ...." Namun apa pun yang kukatakan, ayahku tidak tertarik mendengar semuanya dan terus bersikeras untuk membawaku menemui pemimpin gereja kami. Suamiku juga bergabung dengannya untuk menekanku. Ekspresi wajah ayahku menunjukkan kepadaku bahwa dia bertekad sepenuhnya untuk membawaku kembali ke gereja lamaku. Aku menyadari bahwa emosi mereka sangat tinggi dan mereka menaruhku di bawah tekanan yang luar biasa, dan mau tak mau, aku merasa sedikit gugup. Jadi aku berdoa dalam hati kepada Tuhan dan memohon perlindungan dan bimbingan-Nya. Benar saja, tanpa mengizinkanku mengatakan hal lainnya, ayahku mengajak suamiku untuk mengantar kami semua ke tempat pertemuan di gereja lamaku. Ketika aku memasuki ruangan dan melihat 60 atau 70 orang menunggu di sana—termasuk adik bungsuku, yang dibawa ke sana oleh ibu mertuanya—aku menyadari bahwa pertemuan ini telah diatur sebelumnya dan bahwa mereka akan mengeroyok kami berdua. Semua orang di ruangan itu memandangi adik bungsuku dan aku dengan aneh, dan beberapa dari mereka menunjuk ke arah kami dan saling berbisik. Pemimpin senior kami dengan cepat menghampiri kami dan segera mulai mendesak kami untuk berhenti percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Kemudian dia mulai mengutuk dan menghujat pekerjaan Tuhan pada akhir zaman tanpa menahan dirinya. Dia bahkan mengatakan banyak kebohongan, seperti, "Orang-orang yang bergabung dengan Kilat dari Timur tidak pernah bisa pergi, dan kalau mereka melarikan diri, hidung mereka akan dipotong dan mata mereka dicungkil...." Dengan mengucapkan kebohongan ini dan menghasut jemaat, pemimpin itu membuat ayah dan ibu mertua adikku semakin marah dan gelisah, dan mereka memaksa kami memejamkan mata dan meminta pemimpin itu untuk berdoa bagi kami. Meskipun aku merasa muak dengan apa yang sedang mereka lakukan, dan kami tidak mengatakan apa pun ketika pemimpin itu mendoakan kami, kebohongan yang diucapkan pemimpin itu telah meninggalkan kesan yang mendalam dalam diriku.

Saat perjalanan pulang, aku masih bisa mendengar kebohongan yang mengerikan itu terus terngiang-ngiang di telingaku dan mengganggu ketenangan pikiranku. Aku bahkan tidak bisa berkonsentrasi pada firman Tuhan. Aku mengingat tentang bagaimana aku sudah berhubungan dengan Saudari Zhang dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa selama beberapa waktu dan bagaimana dia selalu bersikap sopan dan tulus dalam cara bicara dan perilakunya. Saudari Zhang juga memperlihatkan banyak kasih dalam caranya bersekutu dengan kami dan tidak seperti yang digambarkan oleh pemimpin gereja tersebut. Namun yang paling penting adalah bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran, dan penuh dengan otoritas dan kuasa. Tidak ada seorang manusia pun yang mampu mengungkapkan perkataan seperti itu dan menurutku itu pasti perkataan Tuhan. Jadi mengapa ada begitu banyak kabar bohong yang menyeramkan seputar Gereja Tuhan Yang Mahakuasa? Jadi, sepanjang malam aku terjaga, tidak bisa tidur karena pikiranku beralih dari positif ke negatif dan terus begitu secara berulang-ulang. Keesokan harinya, aku merasa mengantuk dan lesu—merasakan kegalauan yang sulit diungkapkan—dan aku merasa tidak ingin melakukan apa pun. Adik bungsuku datang, dan segera menjadi jelas bagiku bahwa dia tidak sanggup mempertahankan keyakinannya karena diserang oleh pemimpin dan ibu mertuanya. Dia tidak lagi berani percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa dan sekarang mendesakku untuk melepaskan juga keyakinanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Aku berkata kepadanya dengan cemas, "Dik, aku tahu kau khawatir, dan aku juga sangat bingung dan kesal, sama sepertimu. Namun aku sudah banyak memikirkan masalah ini, dan juga berdoa kepada Tuhan untuk memohon bimbingan, jadi apa pun yang dikatakan pemimpin dan yang lainnya, ada satu hal yang dapat kita yakini, yaitu bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa tidak akan pernah bisa diucapkan oleh manusia. Aku yakin bahwa perkataan ini adalah suara Tuhan. Aku sudah membaca Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba berkali-kali, dan buku ini menyingkapkan misteri rencana pengelolaan Tuhan selama enam ribu tahun. Membaca buku itu mengajarkanku bahwa ada tiga tahap pekerjaan Tuhan untuk menyelamatkan umat manusia, dan bahwa pekerjaan penghakiman oleh firman pada akhir zaman adalah pekerjaan yang akan menyelamatkan manusia sekali dan untuk selamanya. Hanya pekerjaan penghakiman yang dapat memampukan kita untuk benar-benar melepaskan belenggu natur dosa kita dan mencapai penyucian sehingga kita dapat diangkat masuk ke dalam kerajaan surga. Isi buku ini sepenuhnya sesuai dengan nubuat Tuhan dalam Alkitab dan berisi kebenaran yang tidak dapat ditemukan dalam Alkitab. Hanya Tuhan yang mampu mengetahui kebenaran dan misteri ini. Jadi, itulah sebabnya aku sangat yakin bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah suara Tuhan dan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, yang telah lama kita nantikan! Dik, iman kita tidak salah. Apa pun yang kau lakukan, jangan mudah menyerah untuk berpegang pada jalan yang benar!" Setelah adik bungsuku pergi, aku merasa sangat sedih dan berpikir: "Tuhan Yang Mahakuasa jelas sekali adalah Tuhan Yesus yang datang kembali. Itu sungguh sangat benar. Jadi mengapa pemimpin gereja dan keluarga kami tidak mengizinkan kami percaya kepada-Nya?" Tepat ketika aku sedang memikirkan hal ini, ponsel suamiku berdering. Ayahku menelepon, dan dia ingin aku segera pergi ke rumahnya. Aku yakin bahwa ayahku akan kembali menggangguku, jadi aku katakan aku tidak mau, tetapi suamiku meraih tanganku dengan kasar dan menarikku ke mobil. Ketika aku sampai di rumah ayahku, aku melihat bahwa adik bungsuku dan ibu mertuanya telah berada di sana. Ketika melihatku, wajah ayahku tampak kecut, dan dia berkata, "Tadi malam pemimpin gereja telah berdoa untuk penebusan dosa-dosamu di hadapan Tuhan Yesus. Namun tak satu pun di antaramu berdua yang mengakui dosamu dan bertobat. Aku memanggilmu berdua di sini hari ini supaya kalian berdua dapat menaikkan doa pertobatan di hadapan Tuhan, dan agar kalian berdua tidak pernah lagi percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa...." Mendengar semua ini, aku benar-benar merasa muak. Aku berpikir dalam hati: "Dengan menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, aku mengikuti jejak langkah Anak Domba dan menyambut kedatangan Tuhan kembali. Di mana dosanya? Aku tidak akan dengan sengaja mengatakan kebohongan dan berbicara omong kosong." Melihat bahwa aku tidak akan menaikkan doa pertobatan, kedua orang tuaku dan ibu mertua adik bungsuku mulai mengeroyok aku. Mereka mulai memfitnah dan menghujat Tuhan Yang Mahakuasa dan mengulangi kebohongan yang mengerikan itu agar dapat memaksaku untuk mengaku dosa dan bertobat. Mengingat semua kebohongan yang berseliweran di dalam pikiranku dan keluargaku yang terus-menerus mengeroyokku membuatku merasa sesak napas, dan aku mulai merasa pusing dan lemas. Aku berpikir dalam hati: "Jika mereka terus menekanku setiap hari, aku tidak akan bisa berhubungan dengan saudara-saudari dan aku juga tidak bisa membaca firman Tuhan dengan benar. Kurasa aku tidak akan sanggup menempuh jalan iman kepada Tuhan ini...." Pada saat itu, orang tuaku dan ibu mertuaku memegangiku dan memaksaku dan saudari bungsuku untuk memejamkan mata dan bertobat. Melihat betapa agresifnya mereka berperilaku membuatku sangat kesal, dan aku tidak mampu menghentikan air mata yang mengalir di mataku. Sambil menangis, aku berdoa kepada Tuhan: "Ya Tuhan Yesus, aku tahu bahwa Engkau telah datang kembali sebagai Tuhan Yang Mahakuasa, tetapi saat ini aku tidak memiliki keberanian untuk percaya kepada-Mu. Kumohon kepada-Mu untuk memaafkanku dan mengampuni dosa-dosaku." Setelah mencapai titik ini dalam doaku, aku menangis tersedu-sedu sehingga aku tidak mampu melanjutkan doaku, dan akhirnya doaku berakhir. Setelah itu, tiba-tiba aku merasa tekadku melemah, semua keberanianku lenyap, dan aku sama sekali tidak mampu merasakan kehadiran Tuhan. Aku merasa sangat gelisah, dan aku berkata kepada adik bungsuku, "Sebelum doa pertobatan itu aku merasa masih memiliki kekuatan, tetapi setelah mengucapkannya, aku merasa sangat lelah, seakan-akan Roh Kudus telah meninggalkanku. Sebenarnya, percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa artinya mengikut Tuhan, dan dengan menaikkan doa pertobatan, artinya kita telah mengkhianati Tuhan."

Pertentangan di hatiku berlanjut setelah aku tiba di rumah. Aku telah membaca begitu banyak firman Tuhan Yang Mahakuasa dan telah mengakui bahwa itu adalah perkataan Tuhan. Aku tahu bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali dan tidak menerima-Nya berarti mengkhianati Tuhan, di mana akan membuatku tidak hanya gagal mendapatkan keselamatan, tetapi juga dihukum oleh Tuhan. Namun kalau aku bersikeras untuk percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, maka pemimpin gereja dan ayahku pasti akan terus menggangguku dan aku tidak akan pernah merasakan kedamaian lagi. Aku benar-benar merasa seperti tidak memiliki keberanian untuk bertekun dalam imanku. Pikiranku kacau balau, aku menghadapi kesulitan di mana-mana, dan aku sama sekali tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Kepalaku berdengung, dan aku merasa nyaris mengalami depresi. Aku ingin Saudari Zhang datang sehingga aku dapat mengembalikan buku firman Tuhan kepadanya, dan dengan melakukan itu, aku akan dapat melepaskan diri dari kehidupan yang penuh penderitaan ini.

Beberapa hari kemudian, Saudari Zhang datang ke toko untuk memberikan dukungannya. Aku sangat gugup karena aku khawatir suamiku akan melihat dia dan memberi tahu ayahku. Jadi, dengan terengah-engah, aku menceritakan semua yang telah terjadi selama beberapa hari terakhir. Kemudian aku buru-buru mengeluarkan buku firman Tuhan yang kusembunyikan di bawah beberapa kotak barang dan mengembalikan kepadanya. Aku berkata kepadanya, "Saudari, orang tua dan suamiku sedang menggangguku, dan para pemimpin serta saudara-saudari dari gereja lamaku sedang menghalangiku sedemikian rupa sehingga aku merasa sangat lelah dengan kecemasan. Aku tidak tahan lagi, jadi tolong bawa buku ini pergi bersamamu." Saudara Zhang menatapku, dan dengan penuh ketulusan berkata, "Saudari, kita telah menerima pekerjaan baru Tuhan pada akhir zaman, jadi gangguan dan tekanan dari para pemimpin agama dan keluarga ini sebenarnya adalah peperangan yang sedang berlangsung di alam roh! Tuhan Yesus berkata: 'Jangan pikir Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang' (Matius 10:34). 'Dan musuh orang adalah anggota keluarganya sendiri' (Matius 10:36). Dari firman Tuhan kita dapat memahami bahwa kedatangan Tuhan kembali ke bumi untuk melakukan pekerjaan keselamatan pasti akan menyebabkan peperangan di alam roh. Itu karena orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan dan mencintai kebenaran akan mengikuti Tuhan ketika mereka mendengar perkataan Tuhan. Ini pasti akan membangkitkan permusuhan dari semua orang yang merasa tidak suka dengan kebenaran, yang membenci kebenaran, dan yang menentang Tuhan. Akibatnya, kedua belah pihak—yang positif, yang adalah milik Tuhan, dan yang negatif, yang adalah milik Iblis—akan disingkapkan dan setiap mereka akan dipisahkan menurut jenisnya masing-masing. Inilah kemahakuasaan dan hikmat Tuhan! Dahulu ketika Tuhan Yesus pertama kali mulai melakukan pekerjaan-Nya, banyak orang Yahudi awam yang mendengar perkataan Tuhan Yesus dan menyaksikan kuasa-Nya yang besar mulai percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang telah dinubuatkan, dan kemudian mengikuti Dia. Namun semua imam kepala Yahudi, ahli Taurat dan orang Farisi, yang melihat rakyat jelata meninggalkan mereka dan mengikuti Tuhan Yesus, mulai mengarang dan menyebarkan banyak kabar bohong untuk menipu rakyat jelata. Mereka berkata bahwa Tuhan Yesus mengandalkan Beelzebul, raja setan, untuk mengusir Iblis, dan bahwa Dia rakus dan suka minum anggur. Dan ketika Tuhan Yesus bangkit dari kematian, mereka menyuap para prajurit Romawi dengan uang perak untuk mengarang dan menyebarkan kabar bohong bahwa tubuh Tuhan Yesus telah dicuri oleh para murid-Nya. Ini adalah beberapa cara yang mereka coba lakukan untuk mencegah orang menerima keselamatan Tuhan Yesus. Dan pada akhirnya, apa yang terjadi pada semua orang Yahudi yang percaya pada apa yang dikatakan pemimpin agama mereka dan tidak berani mengikuti Tuhan Yesus? Mereka tidak hanya kehilangan keselamatan Tuhan, mereka juga dihukum dan dikutuk oleh Tuhan: Israel ditaklukkan selama hampir 2.000 tahun, dan orang-orang Yahudi masuk dalam pembuangan ke seluruh dunia, di mana banyak dari mereka dianiaya dan dibunuh. Ini adalah akibat mengerikan yang disebabkan oleh karena mereka yang telah menyalibkan Tuhan dan dengan serius menyinggung watak Tuhan. Sekarang ini, Tuhan telah sekali lagi menjadi manusia untuk melakukan pekerjaan-Nya, dan sejarah sekarang sedang terulang. Para pemimpin agama saat ini sama seperti orang Farisi zaman dahulu: mereka dengan jelas melihat kenyataan Tuhan yang datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, mengungkapkan kebenaran dan menyelamatkan manusia, tetapi karena mereka tidak mencintai kebenaran, mereka menyangkal dan mengutuk pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Untuk melindungi posisi mereka dan mempertahankan mata pencaharian mereka, mereka mengarang kabar bohong untuk menentang dan mengutuk Tuhan dan menggunakan kabar bohong ini untuk menipu dan mengendalikan orang. Mereka bahkan menggunakan dan menghasut beberapa orang yang tidak mengerti untuk menekan orang percaya yang telah menerima jalan yang benar, dan mereka dengan gila-gilaan berusaha untuk mengganggu dan menghalangi orang sehingga mereka tidak berpaling kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dan dengan demikian menghancurkan kesempatan terakhir orang untuk menerima keselamatan. Saudari, kita harus mampu dengan jelas melihat bahwa ini adalah peperangan rohani dan menyadari rencana licik Iblis." Setelah mendengarkan persekutuan Saudari Zhang, segalanya tiba-tiba menjadi jelas: dari sejak zaman dahulu, jalan yang benar selalu dianiaya dan aku benar-benar sedang berada dalam peperangan rohani yang sedang berlangsung! Para pemimpin gereja lamaku mengarang kabar bohong dan mengutuk pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, dan mereka menganiaya dan menggangguku berulang-ulang untuk menghentikanku, agar aku tidak lagi percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, semua karena mereka membenci kebenaran dan merupakan seteru Tuhan. Persekutuan saudari itu membantuku memahami mengapa hal-hal itu terjadi kepadaku, tetapi aku masih merasa sangat lemah dan terlalu takut untuk menyimpan buku firman Tuhan tersebut. Aku tahu bahwa ayahku dan yang lainnya akan datang ke rumahku dan membuat keributan jika aku menyimpannya dan akan menyulitkan kehidupan rumah tanggaku, jadi aku ragu untuk menyimpan buku itu. Melihat bahwa aku seperti makan buah simalakama, Saudari Zhang memberiku nomor teleponnya dan berkata, "Saudari, begini saja—aku akan membawa pulang buku firman Tuhan ini ke rumah dan menyimpannya untukmu. Kapan pun kau merasa ingin membacanya, hubungi saja aku dan aku akan membawanya kepadamu." Aku setuju dan mengantar Saudari Zhang ke pintu. Tepat pada saat itu, suamiku datang berlari menghampiri dan, menunjuk Saudari Zhang sambil berteriak, "Ambil buku itu dan pergi sekarang juga. Dan jangan kembali lagi, kalau tidak aku akan membuatmu menyesal!" Sementara aku menyaksikan Saudari Zhang berjalan menjauh, aku merasa sangat sedih dan tertekan dengan cara yang sulit kujelaskan.

Awalnya, kupikir mengembalikan buku firman Tuhan kepada Saudari Zhang akan membuat ayahku berhenti menggangguku dan kehidupan yang tenang yang pernah kumiliki akan berlanjut. Kenyataannya, yang terjadi justru sebaliknya: bukan hanya aku tidak merasakan kedamaian di hatiku, tetapi aku justru merasakan kekosongan yang tak dapat kujelaskan. Aku kurang bersemangat dalam apa pun yang aku kerjakan, dan firman Tuhan Yang Mahakuasa serta lagu-lagu pujian Tuhan selalu terus terngiang-ngiang di pikiranku siang dan malam. Aku tahu Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, dan bahwa firman yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran; namun, segala sesuatu yang dikatakan pemimpin gereja kepadaku, dan adegan ayahku dan yang lainnya mengganggu dan menyerangku juga terus melintas di benakku. Aku sangat menderita, dan aku merasa seakan-akan telah jatuh ke dalam jurang yang sangat dalam sehingga aku tidak mampu memanjat keluar. Aku tidak bisa makan atau tidur dengan benar, dan aku merasa sangat tertekan, seakan-akan kepalaku akan pecah. Di tengah semua penderitaan ini, aku berlutut dan memohon kepada Tuhan: "Ya Tuhan, satu-satunya Tuhan yang benar yang menciptakan langit dan bumi dan semua makhluk hidup! Saat ini aku berada dalam keadaan yang sangat menderita dan merasa sangat bingung. Aku tahu bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, tetapi tingkat pertumbuhanku sangat rendah dan setiap kali aku berpikir tentang gangguan dan serangan yang ayahku lakukan terhadapku, aku terlalu takut untuk mengikuti-Mu. Ya Tuhan, aku terjebak di persimpangan jalan, tidak mampu mengambil keputusan. Aku tidak tahu harus berbuat apa, jadi kumohon bimbing dan pimpinlah aku...." Selama berdoa, tanpa menyadarinya, tiba-tiba aku mulai mengingat firman Tuhan Yang Mahakuasa ini: "Engkau tidak perlu takut akan ini dan itu. Tidak peduli berapa banyak kesulitan dan bahaya yang engkau hadapi, engkau harus tetap teguh di hadapan-Ku; jangan terhalang oleh apa pun agar kehendak-Ku dapat terlaksana. ... Jangan takut; dengan dukungan-Ku, siapa yang bisa menghalangi jalan? Ingat ini! Ingat!" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 10"). Firman Tuhan memberiku ledakan kekuatan yang cukup untuk membuat hatiku yang takut menjadi kuat. "Ya!" pikirku. "Dengan Tuhan sebagai pendukungku, apa yang perlu kutakutkan? Karena aku sudah bertekad bahwa ini adalah jalan yang benar, maka aku seharusnya tidak boleh dibatasi oleh siapa pun, peristiwa atau hal apa pun. Aku harus menerobos kuasa kegelapan dan mengikuti Tuhan dengan tekad yang teguh. Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, kalau aku bahkan tidak mampu mengakui imanku ketika berhadapan dengan kekuatan Iblis yang bermusuhan, orang percaya macam apa aku ini? Bukankah aku sebenarnya sedang menyerah kepada Iblis dan mengkhianati Tuhan?" Aku kemudian teringat bagaimana, selama persekutuannya, Saudari Zhang mengatakan kepadaku bahwa gangguan dari keluargaku dan pemimpin gereja semuanya adalah bagian dari peperangan rohani, dan jika aku memilih untuk berada di pihak mereka, aku akan jatuh tepat ke dalam perangkap licik Iblis. Itu berarti aku akan benar-benar kehilangan kesempatan untuk diselamatkan dan memasuki kerajaan surga. Kemudian aku merenungkan tentang penderitaan rohani yang aku alami sejak Saudari Zhang mengambil kembali buku firman Tuhan. Aku merasa bahwa aku tidak dapat memiliki Tuhan dalam hidupku dan merasa bahwa meninggalkan Tuhan bahkan lebih menyakitkan daripada ditinggalkan oleh keluarga dan gereja lamaku. Jadi aku mengangkat telepon dan menghubungi Saudari Zhang, dan mengatur tempat untuk bertemu dengannya sehingga aku bisa mendapatkan kembali buku firman Tuhan itu.

Setelah itu, setiap kali suamiku tidak berada di rumah, aku akan mengambil kesempatan untuk rajin membaca firman Tuhan dan menyanyikan lagu-lagu pujian. Semakin aku membaca firman, semakin aku menikmatinya, dan semakin aku menyanyikan lagu-lagu pujian, perasaanku semakin santai dan nyaman. Imanku yang mula-mula dipulihkan, dan semua rasa sakit dan masalahku lenyap seperti kabut pagi. Aku sungguh merasa bahwa firman Tuhan dapat menopang hidupku, dan bahwa aku sanggup hidup tanpa apa pun kecuali Tuhan. Tiga bulan kemudian, Saudari Zhang membawaku ke Gereja Tuhan Yang Mahakuasa untuk menghadiri ibadah.

Tanpa diduga, suamiku mengetahui tentang ibadahku di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dan memberi tahu ayahku. Suatu malam, aku berada di lantai atas ketika tiba-tiba aku mendengar keributan hebat di halaman. Aku membuka tirai dan berkeringat dingin ketika aku melihat ayahku bersama empat atau lima rekan sekerja gerejanya bergegas masuk tampak seperti mereka sudah siap untuk membuat keributan. Hatiku mulai berdebar-debar, dan aku dengan segera berlutut dan berseru kepada Tuhan: "Ya Tuhan Yang Mahakuasa, ayahku telah membawa orang-orang gereja itu untuk kembali menggangguku dan aku benar-benar takut. Ya Tuhan, Engkau tahu bahwa tingkat pertumbuhanku masih rendah, jadi kumohon berilah aku iman dan keberanian…." Firman Tuhan ini tiba-tiba datang kepadaku: "Engkau harus memiliki keberanian-Ku di dalam dirimu dan mempunyai prinsip ketika menghadapi kerabat yang tidak percaya. Tetapi demi Aku, engkau juga tidak boleh menyerah pada kekuatan gelap apa pun. Andalkan hikmat-Ku untuk berjalan dengan cara yang sempurna; jangan biarkan konspirasi Iblis menguasai. Kerahkan segala usahamu untuk menempatkan hatimu di hadapan-Ku, maka Aku akan menghiburmu dan memberimu kedamaian dan kebahagiaan di hatimu" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 10"). Firman Tuhan memberiku iman dan kekuatan, dan aku tidak lagi merasa segan dan takut. Aku berpikir: "Sekeras apa pun mereka menggangguku, aku tidak akan jatuh ke dalam perangkap Iblis lagi dan ditipu oleh mereka. Aku diciptakan oleh Tuhan. Memiliki iman kepada Tuhan dan mengikuti Tuhan adalah hukum langit dan bumi yang tidak dapat diubah, dan tidak seorang pun yang memiliki hak untuk ikut campur, bahkan orang-orang terdekatku." Akibatnya, aku bisa turun ke bawah dan menyapa ayahku dan rekan-rekan sekerjanya dengan tenang. Begitu mereka melihatku, mereka semua langsung berbicara. Seorang rekan sekerja wanita di antara mereka memiliki ekspresi "kekhawatiran yang penuh kepedulian" di wajahnya ketika dia berkata, "Fangfang, kau adalah orang yang sangat cerdas, jadi mengapa kau tidak bisa mengerti bagaimana perasaan kami? Kami semua menginginkan yang terbaik untukmu. Jangan begitu keras kepala. Datanglah di hadapan Tuhan dan bertobatlah, oke?" Dengan sangat tenang aku menjawab, "Saudari, tidak seorang pun di antara kalian yang pernah mendengarkan khotbah Kilat dari Timur, kalian juga belum membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa. Aku mendorong kalian semua untuk menyelidikinya dengan benar dan tidak hanya mengutuk dan menentang Tuhan Yang Mahakuasa secara membabi buta. Yang perlu kalian lakukan adalah membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa dan kemudian kalian akan tahu apakah Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali." Dia menjawab, "Kami tidak berani membaca buku itu karena isinya memiliki kuasa yang terlalu besar untuk menarik orang masuk. Sangat mudah untuk ditarik ke dalamnya." Aku berkata," Itu justru karena apa yang Tuhan ungkapkan semuanya adalah kebenaran dan karena perkataan-Nya adalah suara Tuhan yang memiliki kuasa untuk menaklukkan manusia. Hanya firman Tuhan yang memiliki otoritas dan kuasa seperti ini. Alasan mengapa orang tertarik pada firman Tuhan ketika mereka membacanya adalah karena mereka dapat memahami kebenaran dan mendapatkan makanan kehidupan dari membacanya. Siapa yang mau meninggalkan sumber air kehidupan setelah menemukannya?" Mereka tidak punya jawaban untuk itu, tetapi hanya mengatakan banyak hal yang menghujat Tuhan Yang Mahakuasa dan berusaha menakut-nakutiku dengan mengatakan aku akan dihakimi di neraka jika aku tidak bertobat. Dengan suara yang tegas, aku berkata, "Kalian memfitnah Gereja Tuhan Yang Mahakuasa dengan mengatakan 'Orang-orang yang bergabung dengan Kilat dari Timur tidak akan pernah bisa pergi, dan kalau mereka melarikan diri, hidung mereka dipotong dan mata mereka dicungkil.' Tidak ada sedikit pun bukti nyata untuk tuduhan semacam itu. Itu semua kabar bohong dan fitnah yang jahat! Kalian temukan untukku satu orang yang hidungnya telah dipotong atau mata mereka dicungkil. Kalau kalian tidak dapat menemukan bukti yang nyata, maka kalian adalah sekelompok pembohong yang hanya menipu orang. Injil kerajaan Tuhan Yang Mahakuasa telah tersebar jauh dan luas di seluruh Tiongkok, dan semua orang sekarang telah mendengarnya. Setidaknya sekarang ada beberapa juta orang Kristen di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Tentu saja, ketika Injil diberitakan, selalu ada beberapa orang yang membenci kebenaran dan yang tidak menerimanya. Namun pernahkah kalian melihat seseorang yang hidungnya telah dipotong atau matanya dicungkil? Kalau ada satu saja, media akan segera melaporkannya dan itu akan menjadi kegemparan nasional. Aku dan adikku telah dengan sengaja diganggu oleh kalian sampai kami melepaskan keyakinan kami. Namun kami terlihat baik-baik saja, bukan? Kalian berbohong untuk menipu orang. Dengan percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, aku mengikuti jejak langkah Tuhan dan memilih jalan yang benar. Aku tidak melakukan kesalahan apa pun, jadi aku tidak perlu bertobat. Imanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa tidak akan pernah goyah, jadi kalau kalian tidak mau percaya ya sudah, tetapi setidaknya jangan berusaha untuk menghentikanku untuk percaya. Mengenai bagaimana akhir hidupku nanti, tidak seorang manusia pun yang dapat menentukannya, karena nasib setiap orang ada di tangan Tuhan. Hanya dengan mengikuti pekerjaan Tuhan dan menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman barulah manusia akan memiliki tujuan akhir yang baik. Jadi jangan datang menggangguku lagi." Tak lama setelah perkataan ini keluar dari mulutku, ayahku berdiri dengan segera dan tiba-tiba, dan dengan nada suara yang agresif mengeluarkan ancaman ini: "Kalau kau terus percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, maka kau bukan putriku lagi!"

Ketika mendengar ancaman ayahku untuk mengakhiri hubungan kami, aku merasa sangat sedih, dan berpikir: "Kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa sungguh adalah kebenaran yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja. Jadi mengapa kau tidak mendengarkannya, tetapi malah mendengarkan kabar bohong dan kebohongan yang disebarkan oleh para pemimpin gereja? Bagaimana kau bisa seperti mereka membenci aku karena percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dan bahkan rela mengakhiri hubungan kita?" Semakin aku memikirkannya, aku menjadi semakin sedih, tetapi kemudian tiba-tiba aku teringat satu bagian dari firman Tuhan: "Tuhan menciptakan dunia ini dan menghadirkan manusia, makhluk hidup yang ke dalamnya dianugerahkan-Nya kehidupan. Selanjutnya, manusia memiliki orang tua dan kerabat dan tidak sendirian lagi. Sejak pertama kali manusia melayangkan pandangannya ke dunia lahiriah ini, dia telah ditakdirkan untuk berada dalam penetapan Tuhan. Napas kehidupan dari Tuhanlah yang menyokong setiap makhluk hidup selama masa pertumbuhannya hingga dewasa. Selama proses ini, tak seorang pun merasa bahwa manusia bertumbuh dewasa karena pemeliharaan Tuhan, melainkan mereka meyakini bahwa manusia bertumbuh karena kasih pemeliharaan orang tuanya, dan bahwa naluri kehidupannya sendirilah yang mengatur proses pertumbuhannya. Anggapan ini ada karena manusia tidak memahami siapa yang menganugerahkan kehidupan dan dari mana kehidupan itu berasal, terlebih lagi, cara naluri kehidupan menciptakan keajaiban" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tuhan adalah Sumber Kehidupan Manusia"). Firman Tuhan membuatku mengerti bahwa meskipun tubuh fisikku berasal dari orang tuaku, sumber kehidupanku adalah Tuhan. "Tanpa anugerah kehidupan dari Tuhan," pikirku, "tubuhku hanya akan menjadi sepotong daging yang membusuk, dan fakta bahwa aku masih hidup hari ini adalah semata-mata karena pemeliharaan dan perlindungan Tuhan, kalau tidak aku pasti telah ditelan oleh Iblis sejak dahulu. Tuhan adalah sumber kehidupanku, bukan orang tuaku, dan aku bisa memutuskan hubungan apa pun kecuali hubungan dengan Tuhan. Orang tuaku bukan saja tidak tertarik untuk mencari atau menyelidiki kedatangan Tuhan kembali, tetapi mereka juga sepenuhnya mendukung para pemimpin gereja dalam memfitnah dan menghujat pekerjaan Tuhan dan berusaha memaksaku untuk mengkhianati Tuhan. Ini membuktikan bahwa esensi mereka menentang dan bermusuhan dengan Tuhan, tetapi aku tidak akan dicemari oleh mereka dan menentang Tuhan. Aku akan berdiri di pihak Tuhan, dan bahkan jika orang tuaku menolak aku, aku akan tetap mengikuti Tuhan sampai akhir, dan aku akan berdiri teguh dan menjadi kesaksian bagi Tuhan." Jadi aku berkata kepada ayahku, "Ayah, dalam hal iman kepada Tuhan, aku menaati Tuhan, bukan manusia, dan aku juga tidak dipengaruhi oleh perasaan. Kalau apa yang kau katakan sesuai dengan kebenaran dan kehendak Tuhan maka aku akan mendengarkanmu. Namun kalau kau menyuruhku mengkhianati Tuhan, maka aku tidak akan pernah melakukan apa yang kau katakan!" Ketika mereka melihat betapa teguhnya sikapku, mereka semua menggelengkan kepala, berdiri, dan pergi dengan wajah sedih. Pada saat itu, aku merasa telah meraih kemenangan dan aku tidak bisa menahan diri untuk memuji dan bersyukur kepada Tuhan di dalam hatiku: "Ya Tuhan Yang Mahakuasa, Engkau sungguh mahakuasa. Firman-Mulah yang memberiku iman dan keberanian, dan yang membawa kekalahan telak dan memalukan ini kepada Iblis."

Meskipun orang-orang dari komunitas agama tidak datang menggangguku lagi, pemimpin gereja itu masih terus menghasut orang tuaku untuk menggangguku. Setiap beberapa hari, mereka akan datang ke rumahku untuk mendesakku agar mengubah pikiranku, dan mereka selalu bersikeras agar aku menemui pemimpin itu untuk bertobat. Suatu hari, orang tuaku datang dan ayahku mencoba menggunakan ayat-ayat yang diambil secara acak dari Alkitab untuk menipuku sementara ibuku berdiri di sebelahnya dengan air mata memohon kepadaku untuk menemui pemimpin itu untuk bertobat. Aku sangat sedih melihat ibuku begitu sedih. Aku mengingat tentang bagaimana dia kehilangan ibunya pada usia tiga tahun dan kemudian dianiaya oleh ibu tirinya. Dia telah banyak menderita dalam hidupnya dan sekarang setelah dia sudah tua, dan aku belum menjadi anak yang berbakti, terutama dalam caraku membuatnya khawatir sekarang. Kemudian aku melihat wajah tua ayahku dan rambutnya yang mulai memutih, dan itu membuat aku semakin sedih, dan aku segera menangis. Tepat ketika aku mulai melemah, aku teringat satu bagian dari firman Tuhan: "Dalam setiap tahap pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam diri orang, dari luar pekerjaan itu terlihat seperti interaksi antara orang-orang, seolah-olah lahir karena pengaturan manusia, atau muncul dari campur tangan manusia. Namun, di balik layar, setiap tahap pekerjaan, dan semua yang terjadi, adalah pertaruhan yang Iblis buat di hadapan Tuhan, dan orang-orang harus berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan. Misalnya, ketika Ayub diuji: Di balik layar, Iblis bertaruh dengan Tuhan, dan yang terjadi kepada Ayub adalah perbuatan manusia, dan campur tangan manusia. Di balik setiap tahap yang Tuhan lakukan di dalam dirimu, terdapat pertaruhan antara Iblis dengan Tuhan—di balik semua itu ada pertempuran" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mengasihi Tuhan yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan"). Firman Tuhan membantuku untuk memahami bahwa di permukaan tampaknya seakan-akan orang tuaku yang sedang menggangguku, tetapi di alam roh, Iblislah yang sedang bertaruh dengan Tuhan. Itu seperti ketika Ayub mengalami ujian Tuhan, dan istrinya, yang berperan sebagai salah satu budak Iblis, berkata kepadanya: "Apakah engkau masih mempertahankan kesalehanmu? Kutukilah Tuhan dan matilah!" (Ayub 2:9). Namun karena Ayub takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, dia memarahi istrinya, menyebutnya wanita yang bodoh dan keras kepala; dia tidak berbuat dosa dengan kata-katanya. Dia menjadi kesaksian bagi Tuhan di hadapan Iblis, dan di mata Tuhan Yahweh, Ayub adalah manusia yang sempurna. Sekarang aku diganggu oleh kedua orang tuaku, yang telah memercayai semua kebohongan yang dikatakan para pemimpin, dan ini juga adalah salah satu pencobaan Iblis. Iblis tahu bahwa aku sangat peduli dengan orang tuaku dan memanfaatkan kesempatan ini untuk memengaruhiku. Iblis dengan sia-sia berharap untuk menggunakan empatiku terhadap orang tuaku untuk membuatku menyangkal dan mengkhianati Tuhan, yang menunjukkan betapa keji dan jahatnya Iblis! Namun aku tidak akan memberikan Iblis kepuasan untuk melihat rencananya membuahkan hasil. Aku tidak akan mengecewakan dan membuat sedih Tuhan, jadi aku memutuskan untuk berdiri di pihak Tuhan. Setelah itu, apa pun yang dikatakan orangtuaku, bagaimanapun mereka mendesakku, hatiku tidak goyah sedikit pun. Melihat aku sama sekali tidak dapat digoyahkan, orang tuaku pergi, dengan wajah yang sangat sedih.

Di kemudian hari, pemimpin gereja itu membuat ayahku berdiri di hadapan semua jemaat gereja dan mengumumkan bahwa aku telah dikeluarkan dari gereja. Pemimpin itu juga membuat orang tuaku menjauh dariku. Sebagai akibat dari gangguan pemimpin gereja dan orang tuaku, suamiku mulai dengan gila-gilaan menganiaya aku. Setiap kali aku pulang dari memenuhi tugasku untuk gereja, dia akan memukuli atau melecehkanku secara verbal, dan terkadang dia bahkan mengunciku di rumah kami. Dia akan merusak skuter listrik atau sepedaku, dan suatu kali dia bahkan membawaku ke kantor polisi. Aku disiksa olehnya sampai aku merasa lelah secara fisik dan terlihat sangat lesu, dan tetangga kami di desa juga mulai mengejek dan memfitnahku. Diperhadapkan dengan situasi ini, rohku melemah dan aku mulai merasa bahwa beriman kepada Tuhan terlalu berat. Aku tidak tahu bagaimana melanjutkannya, jadi aku sering berlutut di hadapan Tuhan dan berdoa sambil menangis, memohon agar Tuhan memberiku iman dan kekuatan. Dan kemudian, pada satu kesempatan, aku membaca firman Tuhan ini: "Mereka yang disebut oleh Tuhan sebagai pemenang adalah mereka yang tetap mampu bersaksi, mempertahankan keyakinan, dan pengabdian mereka kepada Tuhan saat dipengaruhi dan diserang oleh Iblis, yaitu, saat berada dalam kekuatan kegelapan. Jika engkau tetap mampu menjaga kemurnian hati dan kasih tulusmu terhadap Tuhan apa pun yang terjadi, engkau memberikan kesaksian di hadapan Tuhan, dan inilah yang disebut oleh Tuhan sebagai pemenang. Jika pengejaranmu sempurna saat Tuhan memberkatimu, tetapi engkau mundur ketika tidak ada berkat-Nya, apakah ini kemurnian? Karena engkau yakin bahwa jalan ini benar, engkau harus mengikutinya hingga akhir; engkau harus mempertahankan pengabdianmu kepada Tuhan. Karena engkau sudah melihat bahwa Tuhan Sendiri telah datang ke bumi untuk menyempurnakanmu, engkau harus memberikan hatimu seluruhnya kepada-Nya. Tidak peduli apa yang Dia lakukan, bahkan jika Dia menentukan kesudahan yang tidak menyenangkan bagimu pada akhirnya, engkau tetap bisa mengikuti-Nya. Inilah arti dari mempertahankan kemurnianmu di hadapan Tuhan" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Sudah Seharusnya Mempertahankan Kesetiaanmu kepada Tuhan"). Dari firman Tuhan aku jadi memahami bahwa, selama akhir zaman, Tuhan akan membuat sekelompok orang menjadi pemenang. Tuhan akan mengizinkan Iblis mencobai manusia, dan apakah itu penindasan dari pemerintah PKT (Partai Komunis Tiongkok), gangguan dari komunitas agama, pengabaian oleh kerabat, atau cemoohan dan penghinaan yang diterima dari masyarakat umum, kita orang percaya harus menjalani ujian ini secara nyata, karena hanya orang-orang percaya itulah yang mampu menaati Tuhan, tetap setia kepada Tuhan, dan menjadi kesaksian bagi Tuhan, serta dalam situasi apa pun akan menjadi pemenang yang telah dijadikan oleh Tuhan. Tuhan telah mengatur situasi sulit ini agar dapat menyempurnakanku, untuk melihat apakah aku benar-benar memiliki iman kepada-Nya, dan untuk melihat apakah aku benar-benar orang yang sungguh-sungguh menaati-Nya, dan yang sungguh-sungguh setia kepada-Nya. Setelah memahami kehendak Tuhan, aku datang di hadapan Tuhan dan membuat janji ini: apa pun kesulitan atau penindasan yang aku hadapi, aku akan selalu mengikuti Tuhan dengan ketetapan hati, aku akan selalu memenuhi tugasku sebagai salah satu makhluk Tuhan agar dapat memuaskan Tuhan, dan aku akan menjadi kesaksian kemenangan bagi Tuhan di hadapan Iblis. Setelah itu, meskipun suamiku terus-menerus mengganggu dan mengusikku, aku tetap sering berdoa kepada Tuhan, memandang kepada Tuhan, memperlengkapi diriku dengan firman Tuhan setiap hari, dan aku tidak lagi merasakan penderitaan di hatiku. Tuhan juga membuka jalan keluar bagiku: suamiku dihukum oleh Tuhan pada beberapa kesempatan karena menganiayaku dengan gila-gilaan, dan setelah itu dia tidak berani memukuliku atau merusak sepedaku lagi. Melalui pengalaman ini, aku melihat kemahakuasaan dan kedaulatan Tuhan serta perbuatan-Nya yang luar biasa. Aku melihat bahwa tidak ada kekuatan gelap apa pun yang mampu melampaui otoritas dan kuasa Tuhan, dan aku secara pribadi mengalami kenyataan bahwa selama kita bersandar dengan tulus kepada Tuhan dan menghadapi segala sesuatu yang datang dengan mengandalkan firman Tuhan, maka Tuhan akan membuka jalan bagi kita dan akan menuntun kita untuk mengalahkan pengaruh gelap Iblis. Setelah mengalami semua penganiayaan dan penderitaan ini, meskipun tubuh fisikku telah sedikit menderita, aku tetap merasa bahwa aku telah memperoleh banyak hal. Imanku kepada Tuhan bertumbuh semakin lama semakin kuat, dan ini semua adalah berkat Tuhan bagiku. Terima kasih, Tuhan Yang Mahakuasa!

Setahun kemudian, aku pergi bersama Saudari Zhang ke tempat kerja adik bungsuku dan kembali memberi kesaksian tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman kepadanya. Adik bungsuku menerimanya, dan ketika aku melihatnya mengambil buku firman Tuhan, aku jadi memiliki penghargaan yang mendalam tentang betapa sulitnya bagi seseorang untuk diselamatkan oleh Tuhan. Keinginan Tuhan untuk menyelamatkan manusia sungguh nyata! Aku tidak mampu menghentikan air mata syukurku yang berlinang di wajahku, dan hatiku melonjak dengan rasa syukur dan pujian kepada Tuhan! Pada tahun 2006, aku dan adik bungsuku bergabung dan memberitakan Injil kerajaan kepada saudari kami yang lain dan, setelah itu, kami juga dapat membawa beberapa kerabat kami yang lain di hadapan Tuhan Yang Mahakuasa. Ini memampukanku untuk melihat bahwa bagaimanapun para pemimpin agama dengan gila-gilaan membuat kebohongan dan mengusik serta mengganggu orang-orang percaya sejati, Injil kerajaan Tuhan akan menyebar, dan tidak seorang pun yang mampu menghentikannya. Domba-domba Tuhan pasti akan mendengar suara-Nya dan kembali di hadapan takhta-Nya. Sebagaimana Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Kerajaan meluas di tengah umat manusia, kerajaan terbentuk di tengah umat manusia, kerajaan ditegakkan di tengah umat manusia; tidak ada kekuatan apa pun yang bisa menghancurkan kerajaan-Ku" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta, Bab 19").

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Badai Perceraian Mereda

Oleh Saudari Lu Xi, Jepang Pada 2015, seorang teman membuatku mulai percaya kepada Tuhan yang Mahakuasa. Setelah menerima pekerjaan Tuhan...