Pelajaran yang Dipetik Dari Kegagalan
Oleh Saudari Joanne, Korea SelatanKetika aku melayani sebagai pemimpin gereja, Wang Hua mengawasi pekerjaanku. Dia sering membicarakan cara...
Kami menyambut semua pencari yang merindukan penampakan Tuhan!
Li Cheng adalah seorang pemimpin gereja yang terutama bertanggung jawab atas pekerjaan mengusir dan mengeluarkan orang, yang juga mengawasi tugas-tugasku. Setelah lebih dari setahun berinteraksi dengannya, aku lihat dia mempunyai kualitas bagus, menunjukkan rasa terbeban dalam melaksanakan tugasnya, dan mampu mengidentifikasi berbagai persoalan dalam pekerjaan serta memahami keadaan orang. Terutama ketika menyusun bahan-bahan pengusiran dan pengeluaran, dia dapat memahami insiden-insiden utama dan menemukan firman Tuhan yang sesuai untuk mendefinisikan mereka yang dikeluarkan dan diusir berdasarkan perilaku mereka, yang tidak dapat kulakukan sendiri. Setiap kali kami berkumpul dan bersekutu untuk memahami berbagai tipe orang, aku selalu berharap Li Cheng bisa hadir. Jika dia tidak muncul, aku merasa kecewa, seolah tiang penopangku hilang. Selama sekitar setahun terakhir, orang-orang jahat dan pengikut yang bukan orang percaya telah diusir dari gereja-gereja yang di bawah tanggung jawab Li Cheng, gereja-gereja itu pun dibersihkan secara signifikan. Aku benar-benar percaya bahwa Li Cheng adalah seseorang yang mengejar dan memahami kebenaran, bahkan berpikir bahwa hanya seseorang seperti dia yang bisa menjadi seorang pemimpin. Aku benar-benar mengaguminya dan memandangnya sebagai teladan dalam perjalanan imanku.
Suatu hari pada bulan Mei 2023, aku menerima sepucuk surat dari pemimpin tingkat atas yang mengatakan bahwa Li Cheng diberhentikan. Aku tersentak dan tidak percaya mendengar kabar itu, lalu berpikir, "Li Cheng memiliki kualitas yang bagus, punya karunia, dan memberikan hasil dalam tugasnya. Bagaimana bisa orang seperti dia diberhentikan? Apakah para pemimpin terlalu menuntut? Aku harus menanyakan alasan Li Cheng diberhentikan saat bertemu mereka nanti." Mau tak mau aku kemudian membandingkan diriku dengan Li Cheng. Dia tidak hanya bisa memahami keadaan yang sebenarnya dari seseorang dan menemukan firman Tuhan yang sesuai untuk menyelesaikan kesulitan mereka, dia juga mempunyai hasil dalam pekerjaannya. Dibandingkan diriku, aku tidak mempunyai karunianya, tidak tahan menderita dan membayar harga sebesar dia, dan aku sering kesulitan dalam menyelesaikan keadaan orang dan kerap meminta bantuan darinya. Jika bahkan seseorang seperti Li Cheng diberhentikan, aku merasa tidak lama lagi juga akan diberhentikan. Pemikiran ini meruntuhkan jiwaku, dan selama beberapa hari berikutnya, aku tidak mempunyai energi untuk melaksanakan tugasku dan hanya melihat kegelapan di depan. Aku menyadari bahwa keadaanku salah, dan aku ingin mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalahku. Aku tahu bahwa keputusan gereja untuk memberhentikan orang adalah berdasarkan prinsip, dan pemberhentian Li Cheng tentu karena pelanggaran prinsip yang dia lakukan dalam tugasnya. Aku teringat sebuah ayat dari firman Tuhan dan mencarinya untuk dibaca. Tuhan berfirman: "Pada setiap periode dan di setiap tahap, beberapa hal tertentu terjadi di gereja yang bertentangan dengan gagasan orang. Sebagai contoh, ada orang yang sakit, ada pemimpin dan pekerja yang diganti, ada orang yang disingkapkan dan disingkirkan, ada yang menghadapi ujian antara hidup dan mati, ada gereja-gereja yang bahkan di dalamnya terdapat orang jahat dan antikristus yang menyebabkan kekacauan, dan sebagainya. Hal-hal ini terjadi dari waktu ke waktu, tetapi semua itu sama sekali bukanlah kebetulan. Semua hal ini terjadi karena kedaulatan dan pengaturan Tuhan. Masa yang sangat damai dapat tiba-tiba terganggu oleh beberapa kejadian atau peristiwa yang tidak lazim, yang terjadi di sekitarmu, atau terjadi pada dirimu secara pribadi, dan terjadinya hal-hal tersebut merusak tatanan normal kehidupan orang. Di luarnya, hal-hal ini tidak sesuai dengan gagasan dan imajinasi orang, ini adalah hal-hal yang tidak diinginkan orang untuk terjadi atau untuk mereka lihat. Jadi, apakah terjadinya hal-hal ini bermanfaat bagi orang? Bagaimana seharusnya orang menanganinya, mengalaminya, dan memahaminya? Apakah ini sesuatu yang pernah kaupikirkan? (Kami harus memahami bahwa hal ini terjadi karena kedaulatan Tuhan.) Apakah hal ini terjadi hanya agar orang memahami bahwa ini adalah karena kedaulatan Tuhan? Sudahkah engkau memetik pelajaran dari hal ini? ... Manusia tidak memiliki pemahaman tentang Tuhan pada awalnya, dan ketika mereka mengalami beberapa hal yang bertentangan dengan gagasan mereka, mereka tidak mencari kebenaran atau mencari orang untuk mempersekutukannya, melainkan hanya menangani hal-hal itu berdasarkan gagasan dan imajinasi mereka, sebelum akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa 'apakah hal-hal ini adalah dari Tuhan atau bukan masih belum pasti', dan mereka mulai meragukan Tuhan, dan bahkan meragukan firman-Nya. Akibatnya, keraguan, spekulasi, dan kewaspadaan mereka terhadap Tuhan menjadi makin parah, dan mereka kehilangan motivasi untuk melaksanakan tugas mereka. Mereka tidak mau menderita dan berkorban, dan mereka bermalas-malasan, asal-asalan hari demi hari. Setelah mengalami beberapa kejadian tertentu, antusiasme, tekad, dan keinginan yang sedikit yang mereka miliki sebelumnya telah meninggalkan mereka dan lenyap, dan yang tersisa hanyalah pemikiran tentang bagaimana membuat rencana mereka sendiri untuk masa depan dan mencari jalan keluar. Orang-orang semacam ini banyak sekali. Karena orang tidak mencintai kebenaran dan tidak mencarinya, setiap kali sesuatu menimpa mereka, mereka melihatnya berdasarkan pandangan mereka sendiri, tanpa pernah belajar untuk menerima bahwa hal itu adalah dari Tuhan. Mereka tidak mencari kebenaran dalam firman Tuhan untuk menemukan jawabannya, dan mereka tidak mencari orang yang memahami kebenaran untuk mempersekutukan hal-hal ini dan membereskannya. Sebaliknya, mereka selalu menggunakan pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri dalam berinteraksi dengan orang lain untuk menganalisis dan menilai hal-hal yang menimpa mereka. Dan apa hasil akhirnya? Mereka membuat diri mereka sendiri terperangkap dalam keadaan canggung tanpa tujuan—inilah akibatnya jika orang tidak mencari kebenaran" (Firman, Jilid 6, Tentang Pengejaran akan Kebenaran, "Apa yang Dimaksud dengan Mengejar Kebenaran (11)"). Dari firman Tuhan, aku memahami bahwa ketika berbagai hal terjadi di gereja yang tidak sejalan dengan gagasan orang-orang, mereka yang tidak mengejar kebenaran tidak akan menerima sesuatu dari Tuhan. Alih-alih, mereka akan mengeluh dan menyalahpahami Tuhan berdasarkan gagasan dan imajinasi mereka sendiri, dan keadaan mereka akan memburuk, mempengaruhi tugas mereka. Persis seperti itulah perilakuku. Aku selalu memandang tinggi dan mengagumi Li Cheng. Setelah mengetahui bahwa dia punya kualitas yang bagus, berbakat, sibuk dengan tugasnya setiap hari, dan bisa selalu menemukan firman Tuhan yang tepat untuk menyelesaikan keadaan saudara-saudari, aku menganggap dia adalah seseorang yang mengejar kebenaran. Sekarang, dia sudah diberhentikan, yang sama sekali tidak sesuai dengan gagasanku. Aku bukannya mencari kebenaran tentang masalah ini, malah merasa dizalimi atas nama Li Cheng dan bahkan berpikir kalau para pemimpin itu sudah bersikap tidak adil kepadanya. Tidakkah aku berpikiran dangkal dalam masalah ini? Maksud Tuhan adalah agar aku memetik pelajaran dan memahami berbagai aspek kebenaran dari situasi seperti ini yang tidak sejalan dengan gagasan manusia. Namun demikian, saat mendengar bahwa Li Cheng telah diberhentikan, reaksi awalku adalah mengeluhkan bahwa para pemimpin telah menangani masalah ini secara tidak adil, dan berpikir bahwa tuntutan mereka terlalu tinggi dan bahkan ingin mencecar para pemimpin tentang mengapa memperlakukan Li Cheng seperti itu. Aku juga berpikir bahwa aku lebih rendah dari Li Cheng dan mungkin akan menghadapi pemberhentian juga, yang membawaku hidup dalam sikap negatif dan salah paham, sehingga memengaruhi tugasku. Dari firman Tuhan, aku memahami bahayanya tidak mencari kebenaran saat berbagai hal terjadi kepadaku. Setelah mengetahui ini, perasaan penentanganku mereda, dan aku mau mencari kebenaran mengenai masalah ini.
Selanjutnya, ketika pemimpin bersekutu dan menyingkapkan perilaku Li Cheng, aku mengetahui bahwa Li Cheng sangat congkak, menganggap diri benar dan bersikap seenaknya dalam melaksanakan tugasnya, mengambil keputusan atas segala sesuatu sendiri tanpa mendiskusikannya dengan para rekan kerjanya. Meskipun telah berulang kali bersekutu, dia tetap tidak berbalik dari sikapnya, menyebabkan gangguan untuk pekerjaan gereja. Baru kemudian dia diberhentikan dan diminta untuk merenung. Pemimpin juga memberikan contoh-contoh spesifik perilaku Li Cheng. Baru-baru ini, seorang pemimpin gereja mengalami penundaan dalam tugasnya karena ada masalah keluarga, dan tanpa mencari prinsip-prinsip, melihat konteks, atau berkonsultasi dengan rekan kerja, Li Cheng menyusun bahan-bahan untuk mengeluarkan orang ini dari gereja. Untungnya, pemimpin tingkat atas turun tangan untuk mencegahnya. Di waktu yang lain, diam-diam Li Cheng menunjuk seorang pengawas tanpa berkonsultasi dengan siapa pun. Pengawas ini memiliki kualitas buruk dan tidak dapat menata pekerjaan, sehingga memengaruhi pekerjaan gereja. Ketika pemimpin memangkas Li Cheng karena bertindak seenaknya, dia menolak menerimanya. Selanjutnya, saudari-saudari yang lain juga bicara tentang perwujudan tindakan seenaknya Li Cheng dalam tugasnya. Ketika mendengar fakta-fakta ini, aku terkejut, dan tidak ingin percaya bahwa Li Cheng adalah orang yang congkak. Kemudian pemimpin menunjukkanku satu bagian dari firman Tuhan: "Antikristus tidak bisa bekerja sama dengan siapa pun; mereka selalu ingin berkuasa secara otoriter. Ciri khas dari manifestasi ini adalah 'seorang diri'. Mengapa menggunakan kata 'seorang diri' untuk menggambarkannya? Karena sebelum bertindak, mereka tidak datang ke hadapan Tuhan dalam doa, mereka juga tidak mencari prinsip-prinsip kebenaran, apalagi menemukan orang untuk diajak bersekutu dan mengatakan kepadanya, 'Apakah prosesnya tepat? Apa yang ditetapkan dalam pengaturan kerja? Bagaimana hal seperti ini harus ditangani?' Mereka tidak pernah mendiskusikan berbagai hal atau berusaha mencapai kesepakatan dengan sesama pekerja dan rekan kerja. Mereka benar-benar memikirkan hal-hal dan rancangan sendiri, membuat rencana dan pengaturan mereka sendiri. Hanya dengan membaca sekilas tentang pengaturan kerja di rumah Tuhan, mereka beranggapan bahwa mereka sudah memahaminya, dan kemudian secara membabi buta mengatur pekerjaan—dan pada saat orang lain mengetahui hal ini, pekerjaan sudah diatur. Mustahil bagi siapa pun untuk terlebih dahulu mendengar pandangan atau pendapat mereka dari mulut mereka sendiri karena mereka tidak pernah mengomunikasikan kepada siapa pun pikiran dan pandangan yang mereka pendam. Mungkin orang bertanya, 'Bukankah semua pemimpin dan pekerja punya rekan kerja?' Mereka mungkin secara teknis memiliki seseorang sebagai rekan kerja, tetapi ketika tiba waktunya bekerja, mereka tidak lagi memilikinya—mereka bekerja seorang diri. Meskipun para pemimpin dan pekerja memiliki rekan kerja, dan semua orang yang melakukan suatu tugas memiliki rekan kerja, para antikristus yakin memiliki kualitas diri yang baik dan lebih baik dari orang kebanyakan sehingga orang kebanyakan tidak layak menjadi rekan kerja mereka, dan semua orang lebih rendah daripada mereka. Inilah sebabnya antikristus suka menjadi penentu keputusan dan tidak suka mendiskusikan segala sesuatu dengan orang lain. Mereka pikir melakukan hal itu membuat mereka terlihat seperti orang yang tidak cakap dan tidak berguna. Sudut pandang macam apa ini? Watak macam apa ini? Apakah ini watak yang congkak? Mereka menganggap bekerja sama dan mendiskusikan segala sesuatu dengan orang lain, bertanya kepada mereka dan mencari dari mereka, adalah tidak bermartabat dan merendahkan, suatu penghinaan terhadap harga diri mereka. Jadi, untuk melindungi harga diri, mereka tidak bersikap transparan dalam apa pun yang mereka lakukan, mereka juga tidak memberi tahu orang lain tentang hal itu, apalagi mendiskusikannya. Menurut mereka berdiskusi dengan orang lain berarti memperlihatkan diri mereka tidak cakap; menurut mereka selalu meminta pendapat orang lain berarti mereka bodoh dan tidak mampu berpikir sendiri; menurut mereka bekerja bersama orang lain dalam menyelesaikan tugas atau beberapa masalah membuat mereka tampak tidak berguna. Bukankah ini adalah mentalitas mereka yang congkak dan absurd? Bukankah ini adalah watak rusak mereka? Kecongkakan dan sikap merasa benar di dalam diri mereka terlalu jelas; mereka telah kehilangan semua nalar manusia normal, dan mereka tidak sehat secara mental. Mereka selalu berpikir bahwa mereka memiliki kemampuan, mampu menyelesaikan segala sesuatu seorang diri, dan tidak perlu bekerja sama dengan orang lain. Karena mereka memiliki watak yang rusak seperti itu, mereka tak mampu mencapai kerja sama yang harmonis. Mereka yakin bahwa bekerja sama dengan orang lain berarti melemahkan dan memecah-belah kekuasaan mereka, bahwa ketika pekerjaan dibagi dengan orang lain, kekuasaan mereka sendiri berkurang dan mereka tak bisa memutuskan sendiri segala sesuatunya, yang berarti mereka tidak memiliki kekuasaan nyata, yang bagi mereka merupakan kerugian besar. Jadi, apa pun yang terjadi pada diri mereka, jika mereka yakin bahwa mereka mengerti dan tahu cara yang tepat untuk menanganinya, mereka tidak akan mendiskusikannya dengan orang lain, sementara mereka yang akan mengambil semua keputusan. Mereka akan lebih memilih melakukan kesalahan daripada membiarkan orang lain tahu, mereka akan lebih memilih untuk salah daripada berbagi kekuasaan dengan orang lain, dan mereka akan lebih memilih diberhentikan daripada membiarkan orang lain ikut campur dalam pekerjaan mereka. Inilah antikristus" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Delapan (Bagian Satu)). Firman Tuhan mengungkapkan bahwa antikristus bertindak sesuka hatinya, mengambil keputusan sendiri demi mempertahankan kekuasaannya. Mereka tidak mencari prinsip-prinsip kebenaran dan juga tidak berdiskusi dengan yang lain saat masalah menimpa mereka, natur mereka juga congkak serta tidak masuk akal. Jika hal ini dibandingkan dengan perilaku Li Cheng, sebagai seorang pemimpin gereja, dia melaksanakan tugasnya dengan bertindak semena-mena serta memakai kekuasaan untuk kepentingannya sendiri, ketika saudara-saudari menunjukkan masalahnya, dia bukan saja tidak mau merenungkan dirinya, tetapi dia juga percaya bahwa dia memahami situasinya dan bisa mengambil keputusan sendiri. Dia tidak mencari prinsip-prinsip, mengesampingkan rekan kerjanya, dan diam-diam menyusun bahan-bahan untuk mengeluarkan orang-orang, selain itu dia juga menunjuk seorang pengawas yang tidak sesuai, mengacaukan dan mengganggu pekerjaan gereja, serta mengabaikan ucapan orang lain. Bukankah perilaku Li Cheng ini benar-benar sejalan dengan penjelasan Tuhan tentang bagaimana antikristus mengerjakan segalanya "sendirian"? Dia memonopoli kekuasaan untuk mengendalikan gereja dan mengacaukan pekerjaan gereja, yang sama persis dengan perilaku antikristus yang Tuhan singkapkan. Dia sudah mulai menempuh jalan sebagai antikristus. Para pimpinan dan pekerja beberapa kali menyampaikan masalahnya ini, tetapi dia tidak pernah menanggapinya secara serius. Pimpinan tingkat atas memecatnya atas dasar prinsip-prinsip yang sepenuhnya patut!
Aku hanya bisa merenung, berpikir, "Setelah berinteraksi dengan Li Cheng untuk waktu yang begitu lama, bagaimana bisa aku tidak memahaminya dan bahkan berpikir bahwa dia memegang kenyataan kebenaran serta mengaguminya?" Dalam pencarian, aku membaca bagian dari firman Tuhan ini: "Ada beberapa orang yang sering disesatkan oleh mereka yang secara lahiriah tampak rohani, mulia, luhur, dan hebat. Adapun orang yang mampu dengan fasih membicarakan kata-kata dan doktrin, dan yang ujaran serta tindakannya sepertinya layak dikagumi, orang-orang yang terperdaya oleh mereka tidak pernah melihat esensi dari tindakan mereka, prinsip yang melatarbelakangi perbuatan mereka, atau apa tujuan mereka. Terlebih lagi, mereka tidak pernah melihat apakah orang-orang ini sungguh tunduk kepada Tuhan, dan mereka juga tidak pernah memastikan apakah orang-orang ini sungguh-sungguh takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Mereka tidak pernah mengenali esensi kemanusiaan orang-orang ini. Sebaliknya, mulai dari langkah pertama berkenalan dengan orang-orang tersebut, mereka sedikit demi sedikit mulai mengagumi dan menghormati orang-orang ini, dan pada akhirnya, orang-orang ini menjadi idola mereka. Lagi pula, dalam pikiran beberapa orang, idola yang mereka puja—dan yang mereka anggap sanggup meninggalkan keluarga serta pekerjaan mereka, dan yang tampak di luarnya mampu membayar harga—adalah orang-orang yang benar-benar memuaskan Tuhan dan dapat memperoleh kesudahan yang baik dan tempat tujuan yang baik. Dalam pikiran mereka, idola-idola ini adalah orang-orang yang dipuji Tuhan" (Firman, Jilid 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Bagaimana Mengetahui Watak Tuhan dan Hasil yang Akan Dicapai Pekerjaan-Nya"). Dari firman Tuhan, aku menyadari bahwa pemujaanku kepada Li Cheng terutama karena hasil yang diberikannya ketika mengawasi pekerjaan mengeluarkan orang dan kemampuan kerjanya yang kuat. Dia juga memiliki kecerdasan dan karunia dan dapat menemukan firman Tuhan yang sesuai untuk dipersekutukan yang menyasar ke keadaan orang-orang, maka aku mengira dia memahami kebenaran dan memiliki kenyataan. Namun demikian, fakta menunjukkan bahwa Li Cheng sama sekali tidak sadar akan betapa seriusnya watak antikristus yang telah disingkapkannya. Dia tidak mau menerima ketika dipangkas oleh para pemimpin, dan sudah jelas bahwa dia tidak mau menerima kebenaran dan biasanya hanya memperlengkapi dirinya dengan doktrin-doktrin. Dia menyibukkan diri dengan tugasnya untuk memberikan hasil dan membuat orang menyanjungnya, tidak mengejar kebenaran untuk mengatasi watak rusaknya sendiri, tetapi aku malah memujanya sebagai berhala dan bahkan mengikuti teladannya; betapa bodohnya diriku! Aku memikirkan tentang bagaimana Tuhan berkenan pada Petrus karena dia berfokus pada usaha mencari kebenaran dan memenuhi maksud Tuhan baik dalam kehidupannya sehari-hari maupun dalam melaksanakan tugasnya. Dalam setiap hal kecil, dia berfokus untuk mengubah watak lamanya. Sebaliknya, aku menghakimi orang berdasarkan kecerdasan dan karunia mereka, dari pekerjaan yang mereka lakukan serta penderitaan yang tampak mereka alami. Aku melihat bahwa pandanganku dalam menghakimi orang ini merupakan pelanggaran terhadap ketetapan Tuhan. Seandainya Li Cheng tidak dipecat, aku tidak akan merenungkan masalah ini dan akan terus mengikuti teladannya. Untuk saat ini, aku sungguh bersyukur kepada Tuhan karena sudah mengatur orang-orang, peristiwa dan hal-hal tersebut. Itulah cara Tuhan menyelamatkanku. Ketika mengetahui bahwa sebagian saudara-saudari di gereja masih belum memahami Li Cheng, Aku bersekutu dengan mereka tentang arti bertindak semena-mena, dan tentang bagaimana seseorang tidak seharusnya menilai orang-orang hanya berdasarkan penampilan mereka, melainkan berdasarkan apakah mereka bertindak sesuai dengan firman Tuhan atau tidak serta bisa menerapkan kebenaran untuk menjunjung tinggi pekerjaan gereja. Setelah mendengarkan, saudara-saudari pun bisa memahami tentang Li Cheng.
Setelah itu, aku terus merenung: Mengapa aku bereaksi begitu keras terhadap pemecatan Li Cheng dan langsung merasa putus asa? Aku memeriksa diriku sendiri dan mendapati bahwa aku memiliki pandangan bahwa jika seseorang seperti Li Cheng yang dalam segala hal lebih baik dari diriku bisa dipecat, maka aku juga mungkin akan dipecat. Sesudah itu, aku membaca satu bagian dari firman Tuhan: "Selama proses pelaksanaan tugas mereka, antikristus selalu memperhitungkan prospek dan takdir mereka sendiri: sampai sekarang sudah berapa tahun mereka melaksanakan tugas, sudah berapa banyak kesukaran yang mereka tanggung, sudah berapa banyak yang mereka tinggalkan bagi Tuhan, sudah berapa besar harga yang mereka bayarkan, sudah berapa banyak tenaga yang mereka kerahkan, sudah berapa tahun masa muda yang mereka korbankan, dan apakah sekarang mereka telah berhak menerima upah dan mahkota; apakah selama beberapa tahun ini mereka telah mengumpulkan cukup modal ketika melaksanakan tugas mereka, apakah mereka adalah orang yang diperkenan di hadapan Tuhan, dan apakah mereka adalah orang yang dapat menerima upah dan mahkota di mata Tuhan. ... Mereka berpegang teguh pada ambisi dan hasrat mereka sendiri, menganggapnya sebagai kebenaran, sebagai satu-satunya tujuan dalam hidup, dan sebagai upaya yang dapat dibenarkan. Mereka tidak memahami kebenaran bahwa jika watak seseorang tidak berubah, mereka akan selamanya menjadi musuh Tuhan, dan mereka tidak tahu bahwa berkat apa yang Tuhan berikan kepada seseorang dan bagaimana Tuhan memperlakukan seseorang, itu tidak didasarkan pada kualitas, karunia, talenta atau modal mereka, tetapi pada seberapa banyak kebenaran yang mereka terapkan dan seberapa banyak kebenaran yang mereka peroleh, dan apakah mereka adalah orang yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Ini adalah kebenaran-kebenaran yang tidak akan pernah antikristus pahami. Antikristus tidak akan pernah menyadari hal ini, dan di sinilah mereka paling bodoh. Dari awal hingga akhir, bagaimanakah sikap antikristus terhadap tugas mereka? Mereka yakin bahwa melaksanakan tugas adalah sebuah transaksi, bahwa siapa pun yang paling banyak mengorbankan diri dalam tugas mereka, siapa pun yang paling banyak berkontribusi bagi rumah Tuhan dan bertahan paling lama di rumah Tuhan, dialah yang akan memiliki kesempatan yang lebih tinggi untuk diberkati dan memperoleh mahkota pada akhirnya. Seperti inilah cara berpikir antikristus" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Tujuh)). Dari firman Tuhan, aku tahu bahwa antikristus memperlakukan tugasnya sebagai sebuah transaksi, memanfaatkan bekerja lebih banyak dan hasil dalam tugasnya sebagai alat tawar menawar untuk ditukar dengan berkat dari Tuhan. Inilah logika antikristus. Aku juga memegang sudut pandang ini. Saat aku mengetahui bahwa seseorang yang lebih menonjol dariku dalam segala hal telah dipecat, aku berpikir bahwa cepat atau lambat, aku juga akan diberhentikan. Aku merasa prospekku di masa depan menjadi tidak jelas, yang membuatku bersikap negatif. Pada kenyataannya, standar Tuhan dalam menilai orang tidak didasarkan pada seberapa berbakat mereka atau seberapa banyak mereka tampak menderita atau bekerja, melainkan lebih kepada seberapa banyak kebenaran yang mereka terapkan dan dapatkan dalam melaksanakan tugas mereka. Sementara itu, aku menilai orang bukan berdasarkan firman Tuhan, melainkan berdasarkan gagasan dan imajinasiku sendiri, mengira bahwa orang yang memiliki karunia dan yang bekerja keras pasti sejalan dengan maksud Tuhan dan akan mendapatkan perkenanan-Nya. Oleh karena itu, ketika aku mendengar bahwa Li Cheng diberhentikan, aku tidak dapat menerimanya dan bahkan ingin mempertanyakan kepada para pemimpin mengapa dia diberhentikan dan menuntut keadilan nntuk dia. Pada kenyataannya, kedatanganku untuk membantu Li Cheng sebenarnya hanyalah sebuah dalih bagiku untuk membantah. Aku khawatir akulah yang selanjutnya akan diberhentikan dan takut aku tidak akan memiliki masa depan yang baik. Di balik keinginanku untuk mempertanyakan para pemimpin pada dasarnya terdapat keinginan untuk mempertanyakan Tuhan, untuk mengeluh bahwa Tuhan berlaku tidak adil dan terlalu menuntut kepada manusia. Aku tidak berada di posisi sebagai makhluk ciptaan dan tunduk pada pekerjaan Tuhan; sebaliknya, aku membantah dan menentang Tuhan. Baru setelah itu aku menyadari betapa serius natur yang telah kuungkapkan. Aku berpikir tentang Paulus, yang menggunakan pekerjaannya sebagai modal untuk menentang Tuhan dan menuntut dikaruniai mahkota kebeneran dari-Nya. Akhirnya, dia dihukum dan dikutuk oleh Tuhan. Jika aku tidak bertobat, Tuhan tidak akan berkenan kepadaku entah seberapa banyak aku telah menderita dalam tugasku, dan pada akhirnya aku akan dihukum sama seperti Paulus! Pemberhentian Li Cheng berfungsi sebagai peringatan bagiku, membuatku mengetahui bahwa meskipun aku percaya kepada Tuhan, aku memuja orang dan berjalan di jalan yang salah. Dari lubuk hatiku, aku merasa di sini Tuhan mengasihi dan menyelamatkanku.
Setelah Li Cheng diberhentikan, dia merenung untuk sementara waktu, mendapatkan pemahaman mengenai watak rusaknya, dan ditugaskan kembali oleh gereja untuk melaksanakan suatu tugas. Sekarang aku kembali melaksanakan tugas bersama Li Cheng, tetapi aku tidak lagi memujanya seperti sebelumnya. Alih-alih, aku berfokus untuk mengenali apakah yang dia katakan berdasarkan pada firman Tuhan. Jika aku mempunyai pendapat yang berbeda, maka aku menyampaikannya, aku mencari prinsip-prinsip kebenaran untuk berbagai hal yang tidak aku pahami, dan aku melaporkan berbagai masalah yang tidak bisa kupahami dengan benar kepada para pemimpin. Dengan menerapkan cara ini, aku bisa memahami beberapa prinsip dan menemukan jalan untuk maju. Setelah melalui pengalaman ini, aku menyadari pentingnya mencari kebenaran, dan aku mulai berfokus kepada merenungkan berbagai hal yang kulakukan yang melanggar prinsip-prinsip ketika melaksanakan tugas. Aku juga membimbing saudara-saudari untuk mnecari prinisip kebenaran dalam melaksanakan tugas mereka sehingga semua orang berhenti berfokus kepada tindakan luar dan sebaliknya berkonsentrasi untuk mengejar kebenaran dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan prinsip-prinsip. Pengalaman ini telah membetulkan pandangan keliruku atas berbagai hal, dan aku bersyukur atas keselamatan Tuhan!
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.
Oleh Saudari Joanne, Korea SelatanKetika aku melayani sebagai pemimpin gereja, Wang Hua mengawasi pekerjaanku. Dia sering membicarakan cara...
Oleh Saudari Li Qian, TiongkokAkhir Agustus 2020, aku terpilih sebagai pemimpin gereja dan bermitra dengan Xin Ran. Pada awal September,...
Oleh Saudara Qi Hang, KoreaAku mengelola buku dan barang gereja. Aku memeriksa apakah barang-barang sudah diatur dan disimpan, apakah...
Oleh Saudari Xiao Wen, SpanyolTahun lalu, aku dan Saudari Liu menangani pekerjaan video gereja. Keterampilan profesional dan pengalaman dia...