c. Dunia keagamaan mengira percaya kepada Tuhan berarti percaya kepada Alkitab, dan meninggalkan Alkitab berarti tidak percaya kepada Tuhan; pemahaman ini keliru
Firman Tuhan Yang Mahakuasa pada Akhir Zaman
Selama bertahun-tahun, sarana kepercayaan tradisional orang (yaitu dalam Kekristenan, salah satu dari tiga agama besar dunia) adalah dengan membaca Alkitab; meninggalkan Alkitab artinya tidak percaya kepada Tuhan, meninggalkan Alkitab berarti murtad dan sesat, dan bahkan ketika orang membaca buku-buku lain, landasan dari buku-buku ini haruslah merupakan penjelasan isi Alkitab. Dengan kata lain, jika engkau percaya kepada Tuhan, engkau harus membaca Alkitab, dan selain Alkitab, engkau tidak boleh memuja buku lain yang tidak ada kaitannya dengan Alkitab. Jika engkau melakukannya, artinya engkau mengkhianati Tuhan. Sejak adanya Alkitab, kepercayaan orang kepada Tuhan adalah kepercayaan kepada Alkitab. Alih-alih mengatakan bahwa orang percaya kepada Tuhan, lebih tepat mengatakan bahwa mereka percaya kepada Alkitab; daripada mengatakan bahwa mereka telah mulai membaca Alkitab, akan lebih tepat mengatakan mereka telah mulai percaya pada Alkitab; dan daripada mengatakan mereka telah kembali ke hadirat Tuhan, akan lebih tepat mengatakan mereka telah kembali ke hadirat Alkitab. Dengan cara ini, orang memuja Alkitab seakan-akan Alkitab adalah Tuhan, seakan-akan Alkitab itulah inti kehidupannya, dan kehilangan Alkitab sama artinya dengan kehilangan hidupnya. Orang menganggap Alkitab sama tingginya dengan Tuhan, bahkan ada orang yang menganggapnya lebih tinggi daripada Tuhan. Jika orang tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus, jika orang tidak bisa merasakan Tuhan, mereka tetap bisa hidup—tetapi begitu mereka kehilangan Alkitab, atau kehilangan pasal dan kata-kata terkenal dari Alkitab, mereka merasa seperti kehilangan hidup. Jadi, begitu orang mulai percaya kepada Tuhan, mereka mulai membaca Alkitab, dan menghafalkannya, dan semakin banyak mereka bisa menghafalkannya, semakin ini membuktikan bahwa mereka mengasihi Tuhan dan memiliki iman yang besar. Mereka yang telah membaca Alkitab dan bisa membicarakannya dengan orang lain akan dianggap sebagai saudara-saudari yang baik. Selama bertahun-tahun, iman dan kesetiaan orang kepada Tuhan diukur seturut tingkat pemahaman mereka terhadap Alkitab. Sebagian besar orang tidak mengerti mengapa mereka harus percaya kepada Tuhan, atau bagaimana cara percaya kepada Tuhan, dan mereka tidak berbuat apa pun selain mencari petunjuk untuk mengartikan pasal-pasal Alkitab dengan membabi buta. Orang tidak pernah mengejar petunjuk dari pekerjaan Roh Kudus; sejak dahulu, mereka tidak berbuat apa pun selain mati-matian mempelajari dan meneliti Alkitab, dan tidak ada yang pernah menemukan pekerjaan Roh Kudus yang lebih baru di luar Alkitab. Tak ada yang pernah meninggalkan Alkitab, ataupun berani melakukannya. Orang telah mempelajari Alkitab selama bertahun-tahun, mereka telah menghasilkan begitu banyak penjelasan, serta mencurahkan begitu banyak upaya; mereka juga memiliki banyak perbedaan pendapat tentang Alkitab, yang mereka perdebatkan tanpa akhir, sehingga sekarang ini telah terbentuk lebih dari dua ribu denominasi yang berbeda. Mereka semua ingin menemukan penjelasan yang istimewa, atau misteri yang lebih besar di dalam Alkitab, mereka ingin menyelidikinya, dan menemukan di dalamnya latar belakang pekerjaan Yahweh di Israel, atau latar belakang pekerjaan Yesus di Yudea, atau lebih banyak misteri yang tidak diketahui oleh orang lain. Pendekatan orang terhadap Alkitab adalah pendekatan obsesi dan iman, dan tidak seorang pun yang bisa sepenuhnya memahami kisah sebenarnya di balik Alkitab ataupun hakikatnya. Jadi, sekarang ini, orang masih memiliki perasaan takjub yang tak bisa dijelaskan tentang Alkitab; dan mereka bahkan semakin terobsesi olehnya, dan semakin beriman kepadanya. Sekarang ini, setiap orang ingin menemukan berbagai nubuatan tentang pekerjaan akhir zaman dalam Alkitab, mereka ingin menemukan pekerjaan apa yang dilakukan oleh Tuhan selama akhir zaman, dan apa sajakah tanda-tanda akhir zaman itu. Dengan demikian, pemujaan mereka kepada Alkitab menjadi lebih membara, dan semakin dekat akhir zaman, semakin besar kepercayaan buta yang mereka berikan kepada berbagai nubuatan dalam Alkitab, terutama tentang akhir zaman. Dengan kepercayaan buta akan Alkitab, dan keyakinan sedemikian rupa terhadap Alkitab, mereka tidak berhasrat untuk mencari pekerjaan Roh Kudus. Dalam pemahaman mereka, orang mengira bahwa hanya Alkitablah yang bisa mendatangkan pekerjaan Roh Kudus; hanya di dalam Alkitablah mereka bisa menemukan jejak-jejak langkah Tuhan; hanya di dalam Alkitablah tersembunyi misteri pekerjaan Tuhan; hanya Alkitablah—bukan buku atau orang lain—yang bisa menjelaskan segala sesuatu tentang Tuhan dan keseluruhan pekerjaan-Nya; Alkitab bisa mendatangkan pekerjaan surga ke bumi; dan Alkitab bisa memulai sekaligus mengakhiri zaman. Dengan pemahaman seperti ini, orang tidak memiliki kecenderungan untuk mencari pekerjaan Roh Kudus. Jadi, terlepas dari seberapa besar Alkitab telah membantu manusia di masa lalu, Alkitab telah menjadi rintangan bagi pekerjaan terbaru Tuhan. Tanpa Alkitab, orang bisa mencari jejak langkah Tuhan di tempat lain, tetapi di masa ini, jejak langkah-Nya telah dikungkung oleh Alkitab, menjadikan perluasan pekerjaan terbaru-Nya dua kali lipat lebih sulit dan merupakan pergumulan berat. Semua ini dikarenakan oleh pasal-pasal dan kata-kata terkenal dari Alkitab serta berbagai nubuatan di dalamnya. Alkitab telah menjadi berhala dalam benak orang, Alkitab telah menjadi teka-teki dalam otak mereka, dan mereka tidak sanggup untuk percaya bahwa Tuhan bisa bekerja di luar Alkitab, mereka tidak sanggup untuk percaya bahwa orang bisa menemukan Tuhan di luar Alkitab, apalagi percaya bahwa Tuhan bisa meninggalkan Alkitab selama melakukan pekerjaan terakhir dan memulai pekerjaan yang baru. Ini tidak terpikirkan oleh orang-orang; mereka tidak bisa memercayainya, dan mereka juga tidak bisa membayangkannya. Alkitab telah menjadi rintangan yang besar terhadap penerimaan orang akan pekerjaan baru Tuhan, dan menjadi penghalang bagi Tuhan untuk memperluas pekerjaan baru ini.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (1)"
Banyak orang percaya bahwa memahami dan mampu menafsirkan Alkitab sama dengan menemukan jalan yang benar—tetapi, pada kenyataannya, apakah sesederhana itu? Tidak seorang pun tahu kenyataan tentang Alkitab: bahwa Alkitab tidak lebih dari catatan sejarah tentang pekerjaan Tuhan, dan kesaksian atas dua tahap pekerjaan Tuhan sebelumnya, dan tidak memberi engkau pemahaman tentang tujuan pekerjaan Tuhan. Setiap orang yang telah membaca Alkitab tahu bahwa Alkitab mencatat dua tahap pekerjaan Tuhan selama Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia. Perjanjian Lama mencatat sejarah Israel dan pekerjaan Yahweh sejak masa penciptaan hingga akhir Zaman Hukum Taurat. Perjanjian Baru mencatat pekerjaan Yesus di bumi, yang ada dalam Empat Injil, serta pekerjaan Paulus—bukankah itu catatan sejarah? Mengemukakan perkara-perkara zaman dahulu pada masa kini menjadikan semua itu sejarah, dan sungguhpun perkara-perkara itu sangat benar atau nyata, semuanya tetaplah sejarah—dan sejarah tidak dapat berurusan dengan masa kini, karena Tuhan tidak melihat kembali sejarah! Jadi, jika engkau hanya memahami Alkitab, dan tidak memahami apa pun tentang pekerjaan yang Tuhan ingin lakukan saat ini, dan jika engkau percaya kepada Tuhan tetapi tidak mencari pekerjaan Roh Kudus, engkau tidak mengerti apa artinya mencari Tuhan. Jika engkau membaca Alkitab untuk menyelidiki sejarah Israel, untuk meneliti sejarah penciptaan Tuhan atas langit dan bumi, berarti engkau tidak percaya kepada Tuhan. Akan tetapi saat ini, karena engkau percaya kepada Tuhan, dan mengejar kehidupan, mengejar pengenalan akan Tuhan, dan tidak mengejar kata-kata dan doktrin yang mati, atau pemahaman tentang sejarah, engkau harus mencari maksud-maksud Tuhan di masa kini, dan harus mencari tren pekerjaan Roh Kudus. Seandainya engkau seorang arkeolog, engkau dapat membaca Alkitab—tetapi engkau bukan arkeolog, engkau adalah orang yang percaya kepada Tuhan, dan engkau sebaiknya mencari maksud-maksud Tuhan di masa kini.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (4)"
Alkitab adalah sebuah buku sejarah, dan jika engkau makan dan minum Perjanjian Lama selama Zaman Kasih Karunia—jika engkau melakukan apa yang dituntut di zaman Perjanjian Lama selama Zaman Kasih Karunia—Yesus akan menolak dan mengutukmu; jika engkau menerapkan Perjanjian Lama pada pekerjaan Yesus, engkau akan menjadi orang Farisi. Jika hari ini engkau mencampur Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru untuk dimakan dan diminum, dan dilakukan, Tuhan masa kini akan mengutukmu; engkau akan tertinggal dari pekerjaan Roh Kudus hari ini! Jika engkau makan dan minum Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, engkau berada di luar aliran Roh Kudus! Selama masa Yesus hidup, Yesus memimpin orang Yahudi dan semua orang yang mengikuti-Nya selaras dengan pekerjaan Roh Kudus di dalam Dia di saat itu. Dia tidak menggunakan Alkitab sebagai landasan dari pekerjaan-Nya, tetapi bicara sesuai dengan pekerjaan-Nya; Dia tidak memedulikan apa yang dikatakan oleh Alkitab, Dia juga tidak mencari jalan untuk memimpin pengikut-Nya di dalam Alkitab. Sejak Dia mulai bekerja, Dia menyebarkan jalan pertobatan—kata yang sama sekali tidak disebut di dalam nubuat Perjanjian Lama. Dia bukan saja tidak bertindak sesuai dengan Alkitab, tetapi Dia juga membuka jalan yang baru, dan melakukan pekerjaan baru. Dia tidak pernah merujuk pada Alkitab ketika berkhotbah. Selama Zaman Hukum Taurat, tidak ada orang yang pernah bisa melakukan mukjizat-Nya dalam menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. Demikian pula, pekerjaan-Nya, ajaran-Nya, otoritas-Nya, dan kuasa firman-Nya melampaui siapa pun selama Zaman Hukum Taurat. Yesus hanya melakukan pekerjaan yang lebih baru, dan meskipun banyak orang mengutuk-Nya dengan menggunakan Alkitab—dan bahkan menggunakan Perjanjian Lama untuk menyalibkan-Nya—pekerjaan-Nya melampaui Perjanjian Lama; jika tidak demikian, mengapa orang-orang memakukan-Nya ke kayu salib? Bukankah karena Perjanjian Lama tidak mengatakan apa pun tentang ajaran-Nya dan kemampuan-Nya untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan? Pekerjaan-Nya dimaksudkan untuk membuka jalan baru, bukan untuk sengaja melawan Alkitab, atau sengaja membuang Perjanjian Lama. Dia hanya datang untuk melakukan pelayanan-Nya, untuk mendatangkan pekerjaan baru bagi mereka yang merindukan dan mencari Dia. Dia bukan datang untuk menjelaskan Perjanjian Lama atau menegakkan pekerjaan dari masa Perjanjian Lama. Pekerjaan-Nya bukanlah dimaksudkan untuk melanjutkan perkembangan Zaman Hukum Taurat, karena pekerjaan-Nya tidak mempertimbangkan apakah Alkitab digunakan sebagai landasan pekerjaan itu; Yesus hanya datang untuk melakukan pekerjaan yang harus Dia lakukan. Dengan demikian, Dia tidak menjelaskan nubuat-nubuat dari Perjanjian Lama, Dia juga tidak bekerja menurut firman Perjanjian Lama dari Zaman Hukum Taurat. Dia mengabaikan apa yang dikatakan oleh Perjanjian Lama, Dia tidak peduli apakah Perjanjian Lama selaras atau tidak selaras dengan pekerjaan-Nya, dan tidak peduli pada apa yang orang lain ketahui tentang pekerjaan-Nya, atau bagaimana mereka mengutuk pekerjaan-Nya. Dia hanya terus melakukan pekerjaan yang harus Dia lakukan, walaupun banyak orang menggunakan nubuatan para nabi Perjanjian Lama untuk mengutuk-Nya. Bagi orang-orang, pekerjaan-Nya sepertinya tidak punya dasar, dan banyak dari pekerjaan-Nya yang tidak selaras dengan catatan dari Perjanjian Lama. Bukankah ini kekeliruan manusia? Apakah aturan perlu diterapkan pada pekerjaan Tuhan? Dan haruskah pekerjaan Tuhan selaras dengan nubuatan para nabi? Lagipula, mana yang lebih besar: Tuhan atau Alkitab? Mengapa pekerjaan Tuhan harus selaras dengan Alkitab? Apakah Tuhan tidak punya hak untuk melampaui Alkitab? Tidak bisakah Tuhan meninggalkan Alkitab dan melakukan pekerjaan lain? Mengapa Yesus dan murid-murid-Nya tidak memelihara hari Sabat? Jika Dia harus bertindak berdasarkan hari Sabat dan sesuai dengan perintah-perintah Perjanjian Lama, mengapa Yesus tidak memelihara hari Sabat setelah Dia datang, tetapi malah membasuh kaki, menutup kepala, memecah roti, dan minum anggur? Bukankah semua ini tidak tercantum di dalam perintah Perjanjian Lama? Jika Yesus menghormati Perjanjian Lama, mengapa Dia meninggalkan peraturan ini? Engkau harus mengetahui mana yang ada lebih dahulu, Tuhan atau Alkitab! Sebagai Tuhan atas hari Sabat, tidak bisakah Dia juga menjadi Tuhan atas Alkitab?
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (1)"
Sebelumnya, orang Israel hanya membaca Perjanjian Lama. Itu berarti, pada awal Zaman Kasih Karunia, orang membaca Perjanjian Lama. Perjanjian Baru baru muncul selama Zaman Kasih Karunia. Perjanjian Baru belum ada ketika Yesus bekerja; orang-orang, setelah Dia bangkit dan naik ke surga, mencatat pekerjaan-Nya. Baru setelah itulah ada Empat Injil, di samping itu ada pula surat-surat Paulus dan Petrus, serta Kitab Wahyu. Lebih dari tiga ratus tahun setelah Yesus naik ke surga, generasi berikutnya menyusun dokumen-dokumen ini secara selektif, dan baru setelah itulah terdapat Alkitab Perjanjian Baru. Baru setelah pekerjaan ini selesai, ada Perjanjian Baru; Perjanjian Baru tidak ada sebelumnya. Tuhan telah melakukan semua pekerjaan itu, dan Paulus serta rasul-rasul lainnya telah menulis begitu banyak surat kepada jemaat-jemaat di berbagai lokasi. Orang-orang setelah mereka menggabungkan surat-surat mereka dan menambahkan penglihatan terbesar yang dicatat Yohanes di Pulau Patmos, yang di dalamnya dinubuatkan tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Orang membuat pengaturan ini, yang berbeda dari perkataan zaman sekarang. Apa yang dicatat pada zaman sekarang sesuai dengan langkah-langkah pekerjaan Tuhan; yang bersentuhan dengan orang-orang pada zaman sekarang adalah pekerjaan yang secara pribadi dilakukan oleh Tuhan dan firman yang secara pribadi diucapkan oleh-Nya. Engkau—manusia—tidak perlu ikut campur; firman, yang datang langsung dari Roh, telah disusun langkah demi langkah, dan berbeda dari pengaturan catatan manusia. Apa yang mereka catat, dapat dikatakan, sesuai dengan tingkat pendidikan mereka dan kualitas manusia. Apa yang mereka catat adalah pengalaman manusia, dan masing-masing memiliki cara mereka sendiri dalam mencatat dan mengetahui, dan setiap catatan pun berbeda. Jadi, jika engkau menyembah Alkitab sebagai Tuhan, engkau sangat bebal dan bodoh! Mengapa engkau tidak mencari pekerjaan Tuhan pada zaman sekarang? Hanya pekerjaan Tuhan dapat menyelamatkan manusia. Alkitab tidak dapat menyelamatkan manusia, orang bisa membacanya selama ribuan tahun, dan tetap tidak ada sedikit pun perubahan dalam diri mereka, dan jika engkau menyembah Alkitab, engkau tidak akan pernah mendapatkan pekerjaan Roh Kudus.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (3)"
Manusia telah dirusak dan hidup dalam perangkap Iblis. Semua manusia hidup dalam daging, hidup dalam keinginan yang egois, dan tak seorang pun dari antara mereka yang sesuai dengan-Ku. Ada orang-orang yang mengatakan bahwa mereka sesuai dengan-Ku, tetapi orang-orang semacam itu semuanya menyembah berhala yang samar-samar. Meskipun mereka mengakui bahwa nama-Ku kudus, mereka menapaki jalan yang bertentangan dengan-Ku, dan perkataan mereka penuh dengan kecongkakan dan keyakinan diri. Ini karena, pada dasarnya, mereka semua menentang-Ku dan tidak sesuai dengan-Ku. Setiap hari mereka mencari jejak-Ku di dalam Alkitab dan menemukan perikop-perikop yang "cocok" secara acak yang tak habis-habisnya mereka baca dan ucapkan sebagai Kitab Suci. Mereka tidak tahu bagaimana menjadi sesuai dengan-Ku ataupun apa arti melawan-Ku. Mereka sekadar membaca Kitab Suci secara membabi buta. Di dalam Alkitab, mereka membatasi Tuhan yang samar yang belum pernah mereka lihat, dan yang tidak dapat mereka lihat, dan mengeluarkan Alkitab untuk dilihat di waktu senggang mereka. Mereka percaya kepada keberadaan-Ku hanya dalam ruang lingkup Alkitab, dan mereka menyamakan-Ku dengan Alkitab; tanpa Alkitab, Aku tidak ada, dan tanpa Aku, Alkitab tidak ada. Mereka tidak mengindahkan keberadaan atau tindakan-Ku, melainkan mencurahkan perhatian yang berlebihan dan khusus pada setiap kata dalam Kitab Suci. Lebih banyak lagi bahkan meyakini bahwa Aku tidak boleh melakukan apa pun yang Kuinginkan kecuali jika hal itu telah dinubuatkan dalam Kitab Suci. Mereka menganggap Kitab Suci terlalu penting. Dapat dikatakan bahwa mereka melihat kata-kata harfiah sebagai sesuatu yang sangat penting, sampai-sampai mereka memakai ayat-ayat dari Alkitab untuk menilai setiap kata yang Kuucapkan dan untuk mengecam-Ku. Yang mereka cari bukanlah cara agar sesuai dengan-Ku atau cara agar sesuai dengan kebenaran, tetapi cara agar sesuai dengan perkataan Alkitab, dan mereka meyakini bahwa segala sesuatu yang tidak sesuai dengan Alkitab, tanpa terkecuali, bukanlah pekerjaan-Ku. Bukankah orang-orang semacam ini adalah keturunan orang Farisi yang fanatik? Orang Farisi Yahudi menggunakan hukum Musa untuk mengutuk Yesus. Mereka tidak berupaya untuk sesuai dengan Yesus pada waktu itu, tetapi dengan giat mematuhi hukum Taurat hingga ke huruf-hurufnya, sampai—setelah menuduh-Nya tidak mematuhi hukum Taurat dalam Perjanjian Lama dan menuduh-Nya bukan Mesias—mereka akhirnya memakukan Yesus yang tak berdosa itu ke kayu salib. Apa hakikat mereka? Bukankah hakikat mereka adalah tidak mencari cara agar dapat sesuai dengan kebenaran? Mereka memperhatikan setiap kata dalam Kitab Suci tetapi tidak mengindahkan maksud-maksud-Ku ataupun langkah serta cara-Ku bekerja. Mereka bukanlah orang yang mencari kebenaran, melainkan orang yang dengan kaku berpegang pada kata-kata; mereka bukanlah orang yang percaya kepada Tuhan, tetapi orang yang percaya pada Alkitab. Intinya, mereka adalah anjing-anjing penjaga Alkitab. Untuk menjaga kepentingan Alkitab, menjunjung tinggi martabat Alkitab, dan melindungi reputasi Alkitab, mereka bahkan sampai memakukan Yesus yang penuh belas kasihan itu ke kayu salib. Hal ini mereka lakukan hanya demi membela Alkitab, dan demi mempertahankan status setiap kata dalam Alkitab di hati manusia. Jadi mereka lebih memilih meninggalkan masa depan dan korban penghapus dosa mereka untuk menghukum Yesus, yang tidak sesuai dengan doktrin Kitab Suci, sampai mati. Bukankah mereka semua adalah kacung-kacung bagi setiap kata dalam Kitab Suci?
Lalu, bagaimana dengan orang-orang di zaman sekarang ini? Kristus telah datang untuk mengabarkan kebenaran, tetapi mereka lebih suka mengusir-Nya dari dunia ini sehingga mereka bisa mendapatkan jalan masuk ke dalam surga dan menerima kasih karunia. Mereka lebih suka sepenuhnya menolak datangnya kebenaran demi melindungi kepentingan Alkitab, dan mereka lebih suka memakukan lagi Kristus yang sudah datang kembali dalam daging ke kayu salib demi memastikan keberadaan Alkitab untuk selamanya. Bagaimana mungkin manusia dapat menerima keselamatan-Ku jika hatinya begitu jahat, dan naturnya begitu berlawanan dengan-Ku? Aku hidup di tengah manusia, tetapi manusia tidak mengetahui keberadaan-Ku. Saat Kupancarkan terang-Ku ke atas manusia, mereka tetap tidak mengetahui keberadaan-Ku. Saat Kulepaskan murka-Ku ke atas manusia, dia menyangkali keberadaan-Ku bahkan dengan semangat yang lebih besar. Manusia mencari kesesuaian dengan firman dan kesesuaian dengan Alkitab, tetapi tak seorang pun datang ke hadapan-Ku untuk mencari cara agar sesuai dengan kebenaran. Manusia menengadah kepada-Ku di surga dan mencurahkan perhatian khusus pada keberadaan-Ku di surga, tetapi tak seorang pun memedulikan diri-Ku dalam rupa manusia, karena diri-Ku yang hidup di antara manusia sama sekali terlalu tak berarti. Orang-orang yang hanya mencari kesesuaian dengan firman di Alkitab dan yang hanya mencari kesesuaian dengan Tuhan yang samar-samar menjadi pemandangan yang rendah bagi-Ku. Itu karena apa yang mereka sembah adalah kata-kata yang mati, dan sesosok Tuhan yang mampu memberi mereka kekayaan yang tak terkira; yang mereka sembah adalah sesosok Tuhan yang menyerahkan diri-Nya pada belas kasihan manusia—sesosok Tuhan yang tidak ada. Lalu, apakah yang dapat diperoleh orang-orang semacam ini dari-Ku? Manusia terlalu rendah untuk diungkapkan dengan kata-kata. Orang-orang yang menentang-Ku, yang membuat tuntutan tanpa batas kepada-Ku, yang tidak mencintai kebenaran, yang memberontak terhadap-Ku—bagaimana mungkin mereka bisa sesuai dengan-Ku?
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Harus Mencari Cara agar Sesuai dengan Kristus"
Kutipan Film Terkait
Apa Hubungan Antara Tuhan dan Alkitab?
Apakah Percaya pada Alkitab Sama dengan Percaya kepada Tuhan?
Lagu Pujian Terkait
Alkitab Telah Menjadi Penghalang untuk Manusia Menerima Pekerjaan Baru Tuhan
Orang yang Percaya kepada Tuhan Harus Mencari Kehendak-Nya di Masa Kini