1. Apa artinya percaya kepada Tuhan, apa artinya mengikuti Tuhan

Firman Tuhan Yang Mahakuasa pada Akhir Zaman

Meskipun banyak orang percaya kepada Tuhan, hanya sedikit yang memahami apa arti beriman kepada Tuhan, dan apa yang harus mereka lakukan agar sesuai dengan maksud-maksud Tuhan. Hal ini terjadi karena, walaupun orang terbiasa mendengar kata "Tuhan" dan frasa seperti "pekerjaan Tuhan", mereka tidak mengenal Tuhan, apalagi mengetahui pekerjaan-Nya. Maka tak heran jika semua orang yang tidak mengenal Tuhan karut-marut dalam kepercayaan mereka kepadanya. Orang tidak menganggap serius kepercayaan kepada Tuhan, dan ini sepenuhnya karena percaya kepada Tuhan terlalu asing, terlalu aneh bagi mereka. Dengan demikian, mereka gagal memenuhi tuntutan Tuhan. Dengan kata lain, jika orang tidak mengenal Tuhan, dan tidak mengetahui pekerjaan-Nya, mereka tidak layak untuk dipakai Tuhan, apalagi memenuhi maksud-maksud Tuhan. "Percaya kepada Tuhan" berarti percaya bahwa Tuhan itu ada; ini adalah konsep paling sederhana tentang percaya kepada Tuhan. Selain itu, percaya bahwa Tuhan itu ada tidak sama dengan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan; sebaliknya, ini adalah sejenis keyakinan sederhana dengan nuansa agamawi yang kuat. Iman yang sejati kepada Tuhan berarti sebagai berikut: orang mengalami firman dan pekerjaan-Nya atas dasar kepercayaan bahwa Tuhan memegang kedaulatan atas segala sesuatu, membersihkan watak rusak orang, memenuhi maksud-maksud Tuhan, dan akhirnya mengenal Tuhan. Hanya perjalanan semacam inilah yang disebut "iman kepada Tuhan". Namun orang sering menganggap kepercayaan kepada Tuhan sebagai hal yang sederhana dan tidak penting. Orang-orang yang memercayai Tuhan dengan cara seperti ini telah kehilangan makna percaya kepada Tuhan, dan meskipun mereka mungkin terus percaya sampai akhir, mereka tidak akan pernah mendapatkan perkenanan Tuhan, karena mereka menempuh jalan yang salah. Saat ini, masih ada orang yang percaya kepada Tuhan berdasarkan kata-kata dan doktrin yang kosong. Mereka tidak tahu bahwa mereka tidak memiliki esensi kepercayaan kepada Tuhan, dan mereka tidak dapat menerima perkenanan Tuhan. Mereka tetap berdoa kepada Tuhan meminta berkat keamanan dan anugerah yang cukup. Marilah kita berhenti, menenangkan hati kita, dan bertanya kepada diri kita sendiri: mungkinkah percaya kepada Tuhan benar-benar adalah hal yang termudah di bumi? Mungkinkah percaya kepada Tuhan semata-mata berarti menerima banyak anugerah dari Tuhan? Apakah orang yang percaya kepada Tuhan tanpa mengenal-Nya atau yang percaya kepada Tuhan tetapi menentang-Nya benar-benar bisa memenuhi maksud-maksud Tuhan?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kata Pengantar"

Cara paling sederhana untuk menggambarkan kepercayaan kepada Tuhan adalah percaya bahwa Tuhan itu ada, dan, di atas landasan inilah, orang mengikuti-Nya, tunduk pada-Nya, menerima kedaulatan-Nya, pengaturan, dan penataan-Nya, mengindahkan firman-Nya, hidup berdasarkan firman-Nya, melakukan segala sesuatu berdasarkan firman-Nya, menjadi makhluk ciptaan sejati, serta takut akan Dia dan menjauhi kejahatan; hanya inilah yang berarti benar-benar percaya kepada Tuhan. Inilah yang dimaksud dengan mengikut Tuhan. Jika engkau berkata bahwa engkau mengikut Tuhan, tetapi di dalam hatimu, engkau tidak menerima firman Tuhan, dan tetap bersikap ragu mengenainya, dan engkau tidak menerima kedaulatan, pengaturan, dan penataan-Nya, dan engkau selalu memiliki gagasan dan kesalahpahaman tentang apa yang Dia lakukan, dan mengeluh tentang hal itu, selalu merasa tidak puas; dan jika engkau selalu mengukur dan berusaha memahami apa yang Dia lakukan dengan menggunakan gagasan dan imajinasimu sendiri; dan jika engkau selalu memiliki pemikiran dan pemahamanmu sendiri—ini akan menyebabkan masalah. Itu bukanlah mengalami pekerjaan Tuhan, dan itu sama sekali bukan mengikuti-Nya dengan sungguh-sungguh. Itu bukanlah percaya kepada Tuhan.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan percaya kepada Tuhan? Apakah menganut agama setara dengan percaya kepada Tuhan? Menganut agama berarti mengikuti Iblis; percaya kepada Tuhan berarti mengikuti Tuhan—dan hanya mereka yang mengikuti Kristus yang adalah orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan. Orang yang sama sekali tidak menerima firman Tuhan sebagai hidup mereka bukanlah orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan. Mereka adalah pengikut yang bukan orang percaya, dan sekalipun mereka telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, itu tidak ada gunanya. Jika seseorang yang percaya kepada Tuhan hanya melakukan upacara keagamaan tetapi tidak menerapkan kebenaran, berarti dia bukanlah orang yang percaya kepada Tuhan, dan Tuhan tidak mengakuinya. Apa yang perlu kaumiliki, agar Tuhan mengakuimu sebagai pengikut-Nya? Tahukah engkau standar apa yang Tuhan gunakan untuk menilai seseorang? Tuhan menilai apakah engkau melakukan segala sesuatu berdasarkan tuntutan-Nya, dan apakah engkau menerapkan kebenaran dan tunduk pada kebenaran berdasarkan firman-Nya atau tidak. Inilah standar yang Tuhan gunakan untuk menilai seseorang. Penilaian Tuhan tidak didasarkan pada sudah berapa tahun engkau percaya kepada-Nya, sejauh mana engkau telah menempuh perjalanan, berapa banyak perilaku baikmu, atau berapa banyak kata-kata dan doktrin yang kaupahami. Dia menilai dirimu berdasarkan apakah engkau mengejar kebenaran atau tidak dan jalan apa yang kaupilih. Banyak orang mengatakan bahwa mereka percaya kepada Tuhan dan menyembah-Nya, tetapi di dalam hatinya, mereka tidak mencintai firman yang Tuhan ucapkan. Mereka tidak tertarik pada kebenaran. Mereka selalu yakin bahwa hidup berdasarkan falsafah Iblis atau berbagai teori duniawi adalah hal yang biasa orang lakukan, bahwa ini adalah cara untuk melindungi diri mereka sendiri, dan bahwa ini adalah cara menjalani hidup yang bermakna di dunia ini. Seperti inikah orang-orang yang percaya kepada Tuhan dan mengikuti Dia? Tidak.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Orang Tidak Dapat Diselamatkan karena Menganut Agama atau karena Melakukan Upacara Keagamaan"

Kepercayaan yang sejati kepada Tuhan bukanlah tentang engkau percaya kepada Tuhan hanya untuk diselamatkan, apalagi hanya untuk menjadi orang baik. Juga bukan untuk memiliki keserupaan dengan manusia. Sebenarnya, kepercayaan orang kepada Tuhan tidak boleh dianggap sebagai sekadar keyakinan bahwa Tuhan itu ada, dan bahwa Dia adalah jalan, kebenaran, dan hidup, dan hanya itu saja. Ini juga bukan hanya tentang mengakui Tuhan, dan percaya bahwa Dia yang berdaulat atas segala sesuatu, bahwa Dia Mahakuasa, bahwa Dia yang menciptakan bumi dan segala sesuatu, bahwa Dia unik, dan bahwa Dia Mahatinggi. Percaya kepada Tuhan tidak hanya sebatas memercayai fakta tersebut. Maksud Tuhan adalah agar seluruh keberadaan dan hatimu harus diberikan kepada-Nya dan tunduk kepada-Nya. Dengan kata lain, engkau harus mengikuti Tuhan, mengizinkan-Nya memakaimu, dan bahkan senang untuk melakukan pelayanan bagi Dia—apa pun yang kaulakukan untuk-Nya memang sudah seharusnya dilakukan. Bukan berarti hanya mereka yang ditentukan sejak semula dan dipilih oleh Tuhan yang harus percaya kepada-Nya. Sebenarnya, semua manusia harus menyembah Tuhan, mengindahkan dan tunduk kepada-Nya, karena manusia diciptakan oleh Tuhan. Jika engkau tahu bahwa tujuan percaya kepada Tuhan adalah untuk memperoleh keselamatan dan hidup yang kekal, tetapi engkau tidak menerima kebenaran sedikit pun dan tidak menempuh jalan mengejar kebenaran, bukankah engkau sedang mengelabui dirimu sendiri? Jika engkau hanya memahami doktrin, tetapi tidak mengejar kebenaran, dapatkah engkau memperoleh kebenaran? Hal terpenting dalam kepercayaan kepada Tuhan adalah mengejar kebenaran. Orang harus mencari, merenungkan, dan menyelidiki apa makna terdalam dari setiap kebenaran sekaligus mencari cara bagaimana melakukan penerapan dan masuk ke dalam aspek dari kebenaran itu. Orang yang percaya kepada Tuhan harus memahami dan memiliki hal-hal ini.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"

Karena engkau percaya kepada Tuhan, engkau harus makan dan minum firman-Nya, mengalami firman-Nya, dan hidup dalam firman-Nya. Hanya ini yang bisa disebut percaya kepada Tuhan! Jika engkau mengatakan percaya kepada Tuhan dengan mulutmu tetapi tidak dapat menerapkan apa pun dari firman-Nya atau menghasilkan kenyataan apa pun, ini tidak bisa disebut percaya kepada Tuhan. Sebaliknya, itu hanya "ingin makan roti sampai kenyang". Hanya bicara tentang kesaksian yang sepele, hal-hal yang tidak berguna, dan persoalan yang dangkal, tanpa memiliki sedikit pun realitas: ini bukan merupakan kepercayaan kepada Tuhan, dan engkau sama sekali belum memahami cara yang benar untuk percaya kepada Tuhan. Mengapa engkau harus makan dan minum sebanyak mungkin firman Tuhan? Jika engkau tidak makan dan minum firman-Nya tetapi hanya berusaha naik ke surga, apakah itu disebut percaya kepada Tuhan? Apa langkah pertama yang harus dilakukan oleh orang yang percaya kepada Tuhan? Dengan jalan apakah Tuhan menyempurnakan manusia? Bisakah engkau disempurnakan tanpa makan dan minum firman Tuhan? Dapatkah engkau dianggap sebagai warga kerajaan tanpa firman Tuhan yang berfungsi sebagai realitasmu? Apa sebenarnya makna percaya kepada Tuhan? Orang-orang percaya di dalam Tuhan setidaknya harus berperilaku baik secara lahiriah; yang paling penting dari semuanya adalah memiliki firman Tuhan. Apa pun yang terjadi, engkau tidak pernah bisa berpaling dari firman-Nya. Mengenal Tuhan dan memenuhi maksud-maksud-Nya semua dicapai melalui firman-Nya. Di masa depan, setiap bangsa, denominasi, agama, dan sektor akan ditaklukkan melalui firman Tuhan. Tuhan akan berfirman secara langsung, dan semua orang akan memegang firman Tuhan dalam tangan mereka; dan dengan cara ini, umat manusia akan disempurnakan. Di dalam dan di luar, firman Tuhan meliputi seluruhnya: umat manusia akan mengucapkan firman Tuhan dengan mulut mereka, melakukan penerapan sesuai dengan firman Tuhan, dan menyimpan firman Tuhan di dalam batin mereka, tetap mendalami firman Tuhan baik secara batiniah maupun lahiriah. Dengan demikian, manusia akan disempurnakan. Mereka yang memenuhi maksud-maksud Tuhan dan mampu menjadi saksi bagi-Nya adalah orang-orang yang memiliki firman Tuhan sebagai realitas mereka.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Zaman Kerajaan adalah Zaman Firman"

Engkau harus memiliki cara pandang yang benar dalam memercayai Tuhan dan engkau harus berusaha mendapatkan firman Tuhan. Engkau perlu makan dan minum firman Tuhan dan harus bisa hidup dalam kebenaran dan terutama engkau harus mampu melihat perbuatan-perbuatan-Nya yang nyata, perbuatan-Nya yang menakjubkan di seluruh alam semesta, juga pekerjaan nyata yang Dia lakukan dalam daging. Melalui pengalaman praktis mereka, manusia bisa menghargai bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan-Nya dalam diri mereka dan apa yang menjadi maksud-Nya bagi mereka. Tujuan semua ini adalah untuk menyingkirkan watak mereka yang rusak dan jahat. Setelah engkau menyingkirkan dari dalam dirimu kecemaran dan ketidakbenaran, dan setelah engkau membersihkan niatmu yang salah dan setelah engkau mengembangkan imanmu yang sejati kepada Tuhan—hanya dengan iman sejatilah engkau bisa benar-benar mengasihi Tuhan. Engkau hanya bisa mengasihi Tuhan dengan murni di atas dasar kepercayaanmu kepada-Nya. Dapatkah engkau mengasihi Tuhan tanpa percaya kepada-Nya? Karena engkau percaya kepada Tuhan, engkau tidak bisa membiarkan dirimu bingung tentang hal ini. Sebagian orang menjadi penuh semangat begitu mereka melihat bahwa iman kepada Tuhan akan memberi mereka berkat, tetapi langsung kehilangan energi begitu tahu bahwa mereka harus mengalami pemurnian. Seperti itukah percaya kepada Tuhan? Pada akhirnya, engkau harus mencapai ketundukan yang sempurna dan mutlak di hadapan Tuhan dalam imanmu. Engkau percaya kepada Tuhan, tetapi masih menuntut-Nya, memiliki banyak gagasan agamawi yang tidak bisa engkau lepaskan, keinginan pribadi yang tak bisa engkau lepaskan, dan masih mencari berkat daging, dan ingin agar Tuhan menyelamatkan dagingmu, menyelamatkan jiwamu—semua itu adalah perilaku orang yang punya cara pandang salah. Meskipun orang dengan kepercayaan agamawi memiliki iman kepada Tuhan, mereka tidak berusaha mengubah watak mereka, tidak mengejar pengenalan akan Tuhan, tetapi sebaliknya mereka hanya tertarik mencari apa yang daging mereka inginkan. Banyak di antara engkau sekalian yang memiliki iman yang termasuk dalam golongan orang agamawi; ini bukanlah iman yang sejati kepada Tuhan. Untuk percaya kepada Tuhan, manusia harus memiliki hati yang siap untuk menderita bagi-Nya dan kerelaan untuk menyerahkan diri bagi-Nya. Jika mereka tidak memenuhi kedua persyaratan ini, hal itu tidak dianggap sebagai iman kepada Tuhan dan mereka tidak akan mampu mengalami perubahan dalam watak mereka. Hanya mereka yang dengan sungguh-sungguh mengejar kebenaran, mencari pengenalan akan Tuhan, dan mengejar kehidupan yang merupakan orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian"

Jika engkau percaya kepada Tuhan, engkau harus tunduk pada Tuhan, melakukan kebenaran, dan melakukan semua tugasmu. Selain itu, engkau harus memahami hal-hal yang harus engkau alami. Jika engkau hanya mengalami dirimu dipangkas, didisiplinkan, dan dihakimi, jika engkau hanya mampu menikmati Tuhan, tetapi tetap tidak mampu merasakan ketika Tuhan sedang mendisiplinkan atau memangkas dirimu—ini tidak bisa diterima. Mungkin dalam peristiwa pemurnian ini, engkau masih mampu bertahan, tetapi ini masih belum cukup; engkau masih harus terus bergerak maju. Pelajaran mengasihi Tuhan tidak pernah berhenti, dan tidak akan pernah ada akhirnya. Manusia memandang percaya kepada Tuhan sebagai sesuatu yang sangat sederhana, tetapi begitu mereka mendapat sedikit pengalaman praktis, mereka kemudian menyadari bahwa percaya kepada Tuhan itu tidaklah sesederhana yang orang bayangkan. Ketika Tuhan bekerja untuk memurnikan manusia, manusia menderita. Makin besar pemurnian yang mereka alami, makin mereka memiliki hati yang mengasihi Tuhan, dan akan makin besar kekuatan Tuhan dinyatakan dalam dirinya. Sebaliknya, makin sedikit orang mengalami pemurnian, makin sedikit mereka memiliki hati yagn mengasihi Tuhan dan akan makin sedikit kekuatan Tuhan dinyatakan di dalam diri mereka. Semakin besar pemurnian dan penderitaan seseorang, dan semakin besar siksaan yang mereka alami, akan semakin dalam kasihnya kepada Tuhan, akan menjadi semakin murni imannya kepada Tuhan, dan akan semakin mendalam pengenalannya akan Tuhan. Dalam pengalamanmu, engkau akan melihat bahwa orang-orang yang mengalami banyak penderitaan saat mereka dimurnikan, yang menerima banyak pemangkasan dan disiplin, memiliki kasih yang dalam kepada Tuhan serta pengenalan akan Tuhan yang lebih mendalam dan kuat, dan bahwa mereka yang tidak mengalami pemangkasan Tuhan hanya akan memiliki pengenalan yang dangkal. Mereka hanya bisa berkata: "Tuhan itu begitu baik, Dia memberikan anugerah kepada manusia sehingga manusia bisa menikmati-Nya." Jika orang telah dipangkas dan didisiplinkan Tuhan, mereka akan mampu membicarakan tentang pengenalan yang benar akan Tuhan. Jadi, semakin luar biasa pekerjaan Tuhan dalam diri manusia, semakin berharga dan bermakna pekerjaan itu. Semakin tak terselami itu bagimu dan semakin tidak sesuai dengan gagasanmu, semakin pekerjaan Tuhan itu mampu menaklukkanmu, mendapatkanmu, dan menjadikanmu sempurna. Betapa dalamnya makna penting pekerjaan Tuhan! Jika Tuhan tidak memurnikan manusia dengan cara ini, jika Dia tidak bekerja dengan metode ini, pekerjaan-Nya akan menjadi tidak efektif dan tanpa makna. Dikatakan di masa lalu bahwa Tuhan akan memilih dan mendapatkan kelompok orang ini, dan menyempurnakan mereka pada akhir zaman; dalam hal ini terkandung makna penting yang luar biasa. Semakin besar pekerjaan yang dikerjakan-Nya dalam dirimu, semakin dalam dan semakin murni kasihmu kepada Tuhan. Semakin besar pekerjaan Tuhan, semakin manusia mampu memahami sesuatu dari hikmat-Nya dan semakin dalam pengenalan manusia akan Dia.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian"

Apa yang dimaksud dengan kepercayaan yang sejati kepada Tuhan sekarang ini? Itu adalah penerimaan terhadap firman Tuhan sebagai kenyataan hidupmu dan mengenal Tuhan dari firman-Nya untuk mencapai kasih sejati kepada-Nya. Lebih jelasnya: kepercayaan kepada Tuhan adalah agar engkau bisa tunduk kepada Tuhan, mengasihi-Nya, dan memenuhi tugas yang seharusnya dipenuhi oleh makhluk ciptaan. Inilah tujuan percaya kepada Tuhan. Engkau harus mencapai pengetahuan tentang keindahan Tuhan, tentang betapa Tuhan layak untuk dihormati, tentang bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan keselamatan dalam diri semua makhluk ciptaan dan menyempurnakan mereka—inilah inti dari kepercayaanmu kepada Tuhan. Kepercayaan kepada Tuhan pada dasarnya adalah peralihan dari hidup dalam daging kepada hidup yang mengasihi Tuhan; dari hidup dalam kerusakan menjadi hidup dalam firman Tuhan; ini berarti keluar dari kuasa Iblis dan hidup di bawah pemeliharaan dan perlindungan Tuhan; ini berarti mampu mencapai ketundukan kepada Tuhan dan bukan ketundukan kepada daging; ini berarti mengizinkan Tuhan mendapatkan seluruh hatimu, mengizinkan Tuhan menyempurnakanmu, dan membebaskan dirimu sendiri dari watak jahat yang rusak. Kepercayaan kepada Tuhan pada prinsipnya adalah agar kuasa dan kemuliaan Tuhan termanifestasi dalam dirimu, sehingga engkau bisa mengikuti kehendak Tuhan, dan menyelesaikan rencana Tuhan, dan bisa menjadi kesaksian bagi Tuhan di hadapan Iblis. Kepercayaan kepada Tuhan seharusnya tidak berputar di sekitar keinginan untuk melihat tanda dan mukjizat, ataupun untuk kepentingan dagingmu sendiri. Kepercayaan itu seharusnya tentang pengejaran pengenalan akan Tuhan, dan mampu tunduk kepada Tuhan, dan sama seperti Petrus, tunduk kepada-Nya sampai mati. Inilah tujuan utama percaya kepada Tuhan. Orang makan dan minum firman Tuhan supaya mengenal Tuhan dan memuaskan Dia. Makan dan minum firman Tuhan memberimu pengenalan yang lebih besar tentang Tuhan, dan baru setelah itulah engkau mampu tunduk kepada-Nya. Dengan pengenalan akan Tuhan barulah engkau bisa mengasihi Dia, dan inilah tujuan yang manusia harus miliki dalam kepercayaannya kepada Tuhan. Jika, dalam kepercayaanmu kepada Tuhan, engkau selalu berusaha melihat tanda dan mukjizat, artinya cara pandang kepercayaan ini salah. Kepercayaan kepada Tuhan pada prinsipnya adalah penerimaan terhadap firman Tuhan sebagai kenyataan hidup. Tujuan Tuhan hanya dicapai dengan melakukan firman Tuhan yang keluar dari mulut-Nya dan melaksanakannya di dalam dirimu. Dalam memercayai Tuhan, manusia harus berjuang untuk disempurnakan oleh Tuhan, mampu tunduk kepada Tuhan, dan tunduk sepenuhnya kepada Tuhan. Jika engkau mampu tunduk kepada Tuhan tanpa keluhan, memperhatikan maksud Tuhan, mencapai tingkat pertumbuhan seperti Petrus, dan memiliki sikap Petrus yang dikatakan oleh Tuhan, itulah saatnya ketika engkau telah mencapai keberhasilan dalam kepercayaan kepada Tuhan, dan itu akan menandakan bahwa engkau telah didapatkan oleh Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Segala Sesuatu Terlaksana oleh Firman Tuhan"

Jadi, apa yang dimaksud dengan kepercayaan kepada Tuhan? Kepercayaan kepada Tuhan adalah proses memperoleh keselamatan Tuhan dan ini merupakan proses perubahan dari manusia yang dirusak oleh Iblis menjadi makhluk ciptaan sejati di mata Tuhan. Jika orang hidup berdasarkan watak dan natur Iblis mereka, apakah mereka adalah makhluk ciptaan yang layak di mata Tuhan? (Tidak.) Engkau berkata bahwa engkau percaya kepada Tuhan, engkau mengakui Tuhan, engkau mengakui kedaulatan Tuhan dan mengakui bahwa Tuhan memberikanmu segalanya, tetapi apakah engkau hidup dalam firman Tuhan? Apakah engkau hidup sesuai dengan tuntutan Tuhan? Apakah engkau mengikuti jalan Tuhan? Dapatkah makhluk ciptaan seperti dirimu datang ke hadapan Tuhan? Dapatkah engkau hidup bersama Tuhan? Apakah engkau memiliki hati yang takut akan Tuhan? Apakah kehidupan yang kaujalani dan jalan yang kautempuh sesuai dengan Tuhan (Tidak.) Lalu, apa arti kepercayaanmu kepada Tuhan? Sudahkah engkau berada di jalan yang benar? Kepercayaanmu kepada Tuhan hanyalah di mulut saja. Engkau percaya dan mengakui nama Tuhan. Engkau mengakui bahwa Tuhan adalah Penciptamu dan Tuhanmu, tetapi pada dasarnya engkau belum menerima kedaulatan atau pengaturan-Nya dan engkau tidak dapat sesuai dengan Tuhan sepenuhnya. Dengan kata lain, makna kepercayaanmu kepada Tuhan belum sepenuhnya terwujud. Meskipun engkau percaya kepada Tuhan, engkau belum menyingkirkan kerusakanmu dan belum memperoleh keselamatan, dan engkau belum masuk ke dalam kenyataan kebenaran yang seharusnya telah kaumasuki dalam kepercayaanmu kepada Tuhan. Ini adalah kesalahan. Jika dipandang dengan cara seperti ini, kepercayaan kepada Tuhan bukanlah hal yang sederhana.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"

Setelah percaya selama bertahun-tahun ini, apakah engkau menjadikan firman Tuhan sebagai hidupmu? Sudahkah ada perubahan dalam watak rusakmu yang sebelumnya? Apakah engkau, selaras dengan firman Tuhan zaman sekarang, tahu apa artinya memiliki hidup dan apa artinya tidak memiliki hidup? Jelaskah ini bagimu? Yang paling penting dalam mengikuti Tuhan adalah bahwa segala sesuatu haruslah sesuai dengan firman Tuhan zaman sekarang: entah engkau sedang berusaha memiliki jalan masuk kehidupan, atau berusaha memenuhi maksud Tuhan, semuanya itu harus terpusat pada firman Tuhan zaman sekarang. Jika apa yang engkau persekutukan dan masuki tidak terpusat pada firman Tuhan zaman sekarang, berarti engkau adalah orang asing bagi firman Tuhan, dan sama sekali kehilangan pekerjaan Roh Kudus. Yang diinginkan Tuhan ialah orang-orang yang mengikuti jejak langkah-Nya. Sebagus dan semurni apa pun pemahamanmu sebelumnya, Tuhan tidak menginginkannya, dan jika engkau tidak mampu menyingkirkan hal-hal seperti itu, semua itu akan menjadi penghalang yang luar biasa untuk jalan masukmu di masa depan. Semua orang yang mampu mengikuti cahaya Roh Kudus saat ini, diberkati. Orang dari masa lalu juga mengikuti jejak langkah Tuhan, tetapi mereka tidak dapat mengikuti-Nya hingga sekarang ini; ini adalah berkat bagi orang-orang pada akhir zaman. Mereka yang dapat mengikuti pekerjaan Roh Kudus saat ini dan dapat mengikuti jejak langkah Tuhan, sampai sedemikian rupa hingga mereka mengikuti Tuhan ke mana pun Tuhan memimpin mereka—mereka inilah orang-orang yang diberkati Tuhan. Mereka yang tidak mengikuti pekerjaan Roh Kudus pada saat ini, mereka belum masuk ke dalam pekerjaan firman Tuhan, dan sebanyak apa pun mereka bekerja, atau sebesar apa pun penderitaan mereka, atau sebanyak apa pun mereka menyibukkan diri, tidak ada yang berarti bagi Tuhan, dan Tuhan tidak akan memuji mereka. Sekarang ini, semua orang yang mengikuti firman Tuhan zaman sekarang berada dalam aliran Roh Kudus; mereka yang tidak mengenal firman Tuhan zaman sekarang, berada di luar aliran Roh Kudus, dan orang-orang seperti itu tidak dipuji oleh Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kenalilah Pekerjaan Terbaru Tuhan dan Ikutilah Jejak Langkah-Nya"

Mereka yang mengikut Tuhan, setidaknya, harus mampu meninggalkan semua yang mereka miliki. Tuhan pernah berfirman dalam Alkitab, "Siapa pun di antara engkau sekalian yang tidak melepaskan semua yang dimilikinya, ia tidak bisa menjadi murid-Ku" (Lukas 14:33). Apa artinya orang harus meninggalkan semua yang dia miliki? Itu berarti dia harus meninggalkan keluarganya, meninggalkan pekerjaannya, meninggalkan semua keterikatan duniawinya. Mudahkah melakukan hal ini? Sangat sulit untuk melakukannya. Tanpa kemauan untuk melakukannya, orang sama sekali tidak akan mampu melakukannya. Jika orang memiliki kemauan untuk meninggalkan semuanya, mereka tentu saja akan memiliki kemauan untuk menanggung kesukaran. Jika orang tidak mampu menanggung kesukaran, mereka tidak akan mampu meninggalkan apa pun, meskipun mereka ingin melakukannya. Ada orang-orang yang, setelah meninggalkan keluarga dan menjauhkan diri dari orang-orang yang mereka kasihi, merindukan kampung halaman tak lama setelah melaksanakan tugas mereka. Jika mereka benar-benar tak mampu menahan kerinduan itu, mereka mungkin akan pulang dengan sembunyi-sembunyi untuk mengunjungi keluarga, lalu kembali untuk melaksanakan tugas mereka. Ada orang-orang yang, setelah meninggalkan rumah untuk melaksanakan tugas, mereka nyaris tak mampu menahan kerinduan mereka kepada orang-orang yang mereka kasihi pada saat Tahun Baru dan hari libur lainnya, dan ketika semua orang sedang tidur pada malam hari, mereka diam-diam menangis. Setelah itu, mereka berdoa kepada Tuhan dan merasa lebih baik, dan selanjutnya mereka kembali melaksanakan tugas. Meskipun orang-orang ini mampu meninggalkan keluarganya, mereka tak mampu menanggung banyak penderitaan. Jika mereka tidak mampu menyingkirkan perasaan mereka terhadap hubungan daging ini, bagaimana mereka akan mampu benar-benar mengorbankan diri mereka bagi Tuhan? Ada orang-orang yang mampu meninggalkan semua yang mereka miliki dan mengikut Tuhan, meninggalkan pekerjaan dan keluarga mereka—tetapi apa tujuan mereka melakukannya? Ada orang-orang yang berusaha untuk memperoleh kasih karunia dan berkat, dan ada orang-orang yang seperti Paulus, hanya mengejar mahkota dan upah. Hanya ada sedikit orang yang meninggalkan semua yang mereka miliki untuk mendapatkan kebenaran dan hidup, dan untuk memperoleh keselamatan. Jadi, pengejaran seperti apakah yang sesuai dengan maksud Tuhan? Tentu saja pengejaran akan kebenaran dan pengejaran untuk memperoleh hidup. Pengejaran ini sepenuhnya sesuai dengan maksud Tuhan dan merupakan bagian terpenting dalam percaya kepada Tuhan. ... Engkau hanya dapat masuk ke dalam kerajaan Tuhan jika engkau mampu meninggalkan semua yang kauanggap paling penting agar engkau dapat mengikut Tuhan dan melaksanakan tugasmu, dan agar engkau dapat mengejar kebenaran dan memperoleh hidup. Apa artinya masuk ke dalam kerajaan Tuhan? Itu berarti engkau mampu meninggalkan semua yang kaumiliki dan mengikut Tuhan, memperhatikan firman-Nya, dan tunduk pada pengaturan-Nya, tunduk kepada-Nya dalam segala hal; itu berarti Dia telah menjadi Tuanmu dan Tuhanmu. Bagi Tuhan, itu berarti engkau telah masuk ke dalam Kerajaan-Nya, dan bencana apa pun yang menimpamu, engkau akan selalu berada dalam perlindungan-Nya dan akan mampu bertahan, dan engkau akan menjadi bagian dari umat Kerajaan-Nya. Tuhan akan mengakuimu sebagai pengikut-Nya, atau memberikan janji-Nya untuk menyempurnakan dirimu—tetapi langkah pertama yang harus kaulakukan, engkau harus mengikut Kristus. Hanya dengan cara demikian engkau dapat mengambil bagian dalam pelatihan kerajaan. Jika engkau tidak mengikut Kristus dan berada di luar kerajaan Tuhan, Tuhan tidak akan mengakui dirimu. Dan jika Tuhan tidak mengakuimu, meskipun engkau ingin diselamatkan dan mendapatkan janji Tuhan dan disempurnakan oleh-Nya, dapatkah engkau memperoleh semua ini? Tidak. Jika engkau ingin mendapatkan perkenanan Tuhan, pertama-tama, engkau harus memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya. Jika engkau mampu meninggalkan semua yang kaumiliki untuk mengejar kebenaran, jika engkau mampu mencari kebenaran dalam pelaksanaan tugasmu, jika engkau mampu bertindak sesuai dengan prinsip, dan jika engkau benar-benar memiliki kesaksian pengalaman, barulah engkau memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan Tuhan dan menerima janji-Nya. Jika engkau tidak mampu meninggalkan semua yang kaumiliki untuk mengikut Tuhan, dan engkau bahkan tidak memenuhi syarat untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya, dan engkau sama sekali tidak berhak atas berkat-Nya dan janji-Nya. Ada banyak orang yang telah meninggalkan semua yang mereka miliki dan melaksanakan tugas di rumah Tuhan, tetapi bukan berarti mereka mampu memperoleh kebenaran. Orang harus mencintai kebenaran dan mampu menerima kebenaran sebelum mereka memperolehnya. Jika orang tidak mengejar kebenaran, mereka tidak akan memperoleh kebenaran. Apalagi mereka yang hanya melaksanakan tugas pada waktu luang—pengalaman mereka akan pekerjaan Tuhan begitu terbatas sehingga akan lebih sulit bagi mereka untuk memperoleh kebenaran. Jika orang tidak melaksanakan tugasnya atau tidak mengejar kebenaran, mereka akan kehilangan kesempatan yang luar biasa untuk diselamatkan dan disempurnakan oleh Tuhan. Ada orang-orang yang mengaku percaya kepada Tuhan, tetapi mereka tidak melaksanakan tugas, dan mengejar hal-hal duniawi. Apakah ini meninggalkan semua yang mereka miliki? Jika orang percaya kepada Tuhan dengan cara ini, mampukah mereka mengikut Tuhan sampai akhir? Lihatlah murid-murid Tuhan Yesus; di antara mereka terdapat nelayan, petani, dan pemungut cukai. Ketika Tuhan Yesus memanggil mereka dan berkata, "Ikutlah Aku," mereka meninggalkan pekerjaannya dan mengikut Tuhan. Mereka tidak memikirkan masalah pekerjaan mereka, atau mempermasalahkan apakah setelah itu mereka akan memiliki jalan untuk bertahan hidup di dunia, mereka mengikut Tuhan Yesus seketika itu juga. Petrus mengabdikan dirinya dengan sepenuh hati, memenuhi amanat Tuhan Yesus sampai akhir dan menjunjung tinggi tugasnya. Sepanjang hidupnya, dia berusaha untuk mengasihi Tuhan, dan pada akhirnya, ia disempurnakan oleh Tuhan. Ada orang-orang yang bahkan tak mampu meninggalkan semua yang mereka miliki, tetapi ingin masuk ke dalam kerajaan. Bukankah mereka sedang bermimpi?

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Bagian Tiga"

Apakah engkau tahu apa artinya mengikuti Tuhan? Tanpa penglihatan, jalan mana yang akan engkau tempuh? Dalam pekerjaan sekarang ini, kalau tidak memiliki penglihatan, engkau sama sekali tidak akan bisa disempurnakan. Kepada siapakah engkau percaya? Mengapa engkau percaya kepada-Nya? Mengapa engkau mengikuti Dia? Apakah engkau memandang imanmu seperti suatu permainan? Apakah engkau memperlakukan hidupmu layaknya mainan? Tuhan zaman sekarang adalah penglihatan yang terbesar. Seberapa banyak tentang Dia yang engkau ketahui? Seberapa banyak tentang Dia yang sudah engkau lihat? Setelah melihat Tuhan zaman sekarang, apakah dasar imanmu kepada Tuhan kuat? Apakah kaupikir bahwa selama engkau mengikuti Tuhan dengan bingung seperti ini, engkau akan memperoleh keselamatan? Apakah kaupikir engkau bisa menangkap ikan di air yang keruh? Apakah sesederhana itu? Berapa banyak gagasan tentang firman yang Tuhan katakan sekarang yang sudah kauabaikan? Apakah engkau memiliki penglihatan mengenai Tuhan zaman sekarang? Di mana letak pengertianmu mengenai Tuhan zaman sekarang? Engkau selalu percaya bahwa engkau bisa mendapatkan Dia[a] hanya dengan mengikuti-Nya, atau hanya dengan melihat-Nya, dan tidak ada seorang pun yang bisa menyingkirkanmu. Jangan berpikir bahwa mengikuti Tuhan adalah hal yang mudah. Kuncinya adalah engkau harus mengenal Dia, engkau harus mengetahui tentang pekerjaan-Nya, dan engkau harus memiliki keinginan untuk menanggung kesukaran demi Dia, memiliki keinginan untuk mengorbankan hidupmu bagi Dia, dan memiliki keinginan untuk disempurnakan oleh Dia. Inilah penglihatan yang harus kaumiliki. Penglihatan ini tidak akan kaumiliki jika engkau selalu berpikir tentang menikmati kasih karunia. Jangan mengira bahwa Tuhan di sini hanya untuk kesenangan manusia, dan hanya untuk melimpahkan kasih karunia atas manusia. Pikiranmu itu salah! Jika orang tidak bisa mempertaruhkan hidupnya untuk mengikuti Dia, dan jika orang tidak bisa meninggalkan seluruh harta duniawinya untuk mengikuti Dia, mereka pasti tidak akan bisa terus mengikuti Dia sampai akhir! Engkau harus memiliki penglihatan sebagai dasar. Jika suatu hari kemalangan menimpamu, apa yang seharusnya kaulakukan? Akankah engkau masih bisa terus mengikuti Dia? Jangan dengan enteng mengatakan apakah engkau bisa mengikuti sampai akhir. Lebih baik engkau membuka dahulu matamu lebar-lebar untuk melihat waktu seperti apakah sekarang ini. Meskipun sekarang engkau semua mungkin seperti tiang-tiang bait, akan tiba waktunya ketika semua tiang itu akan digerogoti cacing, menyebabkan bait itu roboh, karena pada saat ini, ada banyak sekali penglihatan yang tidak kaumiliki. Engkau semua hanya memperhatikan dunia kecilmu sendiri, dan engkau tidak tahu cara pencarian yang paling dapat diandalkan dan paling tepat. Engkau semua tidak mengindahkan penglihatan tentang pekerjaan sekarang ini, dan engkau juga tidak menyimpan hal-hal ini di dalam hatimu. Apakah engkau pernah mempertimbangkan bahwa suatu hari nanti Tuhanmu akan menempatkanmu di suatu tempat yang sangat asing? Bisakah kaubayangkan akan menjadi apakah engkau suatu hari nanti ketika Aku mungkin merenggut semuanya darimu? Apakah kekuatanmu pada hari itu akan sama seperti kekuatanmu sekarang? Apakah imanmu akan timbul kembali? Dalam mengikuti Tuhan, engkau harus mengetahui penglihatan yang terbesar ini, yaitu "Tuhan". Ini adalah hal yang paling penting. Juga, jangan berpikir bahwa dengan berhenti bergaul dengan manusia duniawi untuk disucikan, engkau menjadi keluarga Tuhan. Hari-hari ini, Tuhan sendirilah yang bekerja di tengah-tengah makhluk ciptaan; Tuhanlah yang telah datang ke tengah-tengah manusia untuk melakukan pekerjaan-Nya sendiri—bukan untuk melakukan kampanye. Bahkan tidak banyak orang di antaramu yang bisa mengetahui bahwa pekerjaan pada zaman sekarang adalah pekerjaan Tuhan di surga yang telah menjadi daging. Ini bukan tentang membuatmu menjadi pribadi-pribadi berbakat yang luar biasa; tetapi ini untuk membantumu mengetahui makna penting dari hidup manusia, mengetahui tempat tujuan manusia, dan membantumu mengenal Tuhan dan keseluruhan-Nya. Engkau seharusnya mengetahui bahwa engkau adalah makhluk ciptaan di tangan Sang Pencipta. Apa yang seharusnya engkau mengerti, apa yang seharusnya kaulakukan, dan bagaimana seharusnya engkau mengikuti Tuhan—bukankah semua ini adalah kebenaran yang harus kaupahami? Bukankah itu semua adalah penglihatan yang seharusnya kaulihat?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Engkau Semua Harus Mengerti Pekerjaan Tuhan—Jangan Mengikuti dalam Keadaan Bingung!"

Catatan kaki:

a. Naskah asli tidak mengandung kata "Dia".


Bagi kebanyakan orang, ketika tidak ada masalah yang mereka hadapi, ketika segalanya berjalan lancar bagi mereka, mereka merasa bahwa Tuhan itu berkuasa, adil, dan indah. Ketika Tuhan menguji mereka, memangkas mereka, mendidik mereka, dan mendisiplinkan mereka, ketika Dia meminta mereka untuk mengesampingkan kepentingan mereka sendiri, untuk memberontak terhadap daging mereka dan menerapkan kebenaran, ketika Tuhan bekerja di dalam diri mereka, serta mengatur dan memerintah atas nasib dan hidup mereka, pemberontakan mereka pun muncul, dan terciptalah kerenggangan antara mereka dan Tuhan, terciptalah konflik dan jurang pemisah antara mereka dan Tuhan. Pada saat-saat seperti itu, di dalam hati mereka, Tuhan sama sekali tidak indah; Dia sama sekali tidak berkuasa, karena apa yang Dia lakukan tidak sesuai dengan keinginan mereka. Tuhan membuat mereka sedih; Dia membuat mereka kesal; Dia mendatangkan kesakitan dan penderitaan kepada mereka; Dia membuat mereka merasa gelisah. Karena itu, mereka sama sekali tidak tunduk kepada Tuhan, malah memberontak terhadap-Nya dan menjauhi-Nya. Dengan melakukan ini, apakah mereka menerapkan kebenaran? Apakah mereka mengikuti jalan Tuhan? Apakah mereka mengikuti Tuhan? Tidak. Sebanyak apa pun gagasan dan imajinasimu tentang pekerjaan Tuhan, dan sekalipun engkau sebelumnya bertindak sesuai dengan kehendakmu sendiri dan memberontak terhadap Tuhan, jika engkau benar-benar mengejar kebenaran, dan menerima penghakiman dan hajaran firman Tuhan, serta menerima dirimu dipangkas oleh firman Tuhan; jika, dalam segala sesuatu yang Dia atur, engkau dapat mengikuti jalan Tuhan, mengindahkan firman-Nya, belajar untuk memahami maksud-Nya, melakukan penerapan sesuai dengan firman dan keinginan-Nya, mampu tunduk dengan cara mencari; dan jika engkau mampu mengesampingkan semua kehendak, keinginan, pertimbangan, dan niatmu sendiri, dan tidak menentang Tuhan, itu berarti engkau sedang mengikuti Tuhan! Engkau mungkin berkata engkau mengikuti Tuhan, tetapi jika semua yang kaulakukan adalah sesuai dengan kehendakmu sendiri, dengan tujuanmu sendiri dan rencanamu sendiri, tanpa menyerahkannya kepada Tuhan, apakah Tuhan masih Tuhanmu? Tidak. Jika Tuhan bukanlah Tuhanmu, berarti, ketika engkau mengatakan engkau mengikut Tuhan, bukankah ini adalah kata-kata kosong? Bukankah kata-kata seperti itu adalah upaya untuk mengelabui orang? Engkau mungkin mengatakan bahwa engkau mengikut Tuhan, tetapi jika semua tindakan dan perbuatanmu, pandanganmu akan hidup ini, nilai-nilaimu, dan sikap serta prinsip yang kaugunakan dalam memperlakukan dan menangani masalah semuanya berasal dari Iblis—jika engkau menangani semua ini sepenuhnya berdasarkan hukum dan cara berpikir Iblis, apakah engkau pengikut Tuhan? (Bukan). ... Jika seseorang hanya di luarnya saja kelihatannya telah meninggalkan segala sesuatu dan telah melaksanakan tugas mereka, kelihatannya saja mengikuti Tuhan, tetapi semua pemikiran dan tindakan mereka selaras dengan cara berpikir dan falsafah Iblis, apakah mereka benar-benar merupakan pengikut Tuhan? (Bukan). Mereka bukan pengikut Tuhan karena mereka selalu memberontak terhadap Tuhan, tidak menerapkan kebenaran, dan tidak tunduk kepada Tuhan. Lalu mengapa mereka percaya kepada Tuhan? Apa yang sesungguhnya ingin mereka dapatkan? Ini berarti melakukan kebalikan dari apa yang seharusnya mereka lakukan. Apakah mereka benar-benar orang yang percaya kepada Tuhan? Tidak; jika dikatakan dengan bahasa yang lebih halus, mereka adalah orang-orang yang menganut agama. Mereka mungkin mengaku percaya kepada Tuhan, tetapi Tuhan tidak mengakui mereka. Tuhan akan menganggap mereka para pelaku kejahatan, dan Dia tidak akan menyelamatkan orang-orang seperti itu.

—Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Orang Tidak Dapat Diselamatkan karena Menganut Agama atau karena Melakukan Upacara Keagamaan"

Pada zaman sekarang, banyak orang menganggap mengikut Tuhan itu mudah, tetapi ketika pekerjaan Tuhan akan segera berakhir, engkau akan mengetahui arti "mengikut" yang sebenarnya. Hanya karena engkau masih mampu mengikut Tuhan sekarang ini setelah ditaklukkan, ini tidak membuktikan bahwa engkau adalah salah seorang dari antara mereka yang akan disempurnakan. Mereka yang tidak mampu bertahan dalam ujian, yang tidak mampu menang di tengah kesengsaraan, pada akhirnya tidak akan mampu berdiri teguh, sehingga tidak mampu pula mengikut Tuhan sampai akhirnya. Mereka yang sungguh-sungguh mengikut Tuhan mampu bertahan dalam ujian mereka, sedangkan mereka yang tidak sungguh-sungguh mengikut Tuhan tidak sanggup bertahan dalam ujian apa pun dari Tuhan. Cepat atau lambat, mereka akan disingkirkan, sedangkan para pemenang akan tetap tinggal di dalam kerajaan. Apakah manusia sungguh-sungguh mencari Tuhan atau tidak, itu ditentukan oleh ujian terhadap pekerjaannya, yaitu oleh ujian dari Tuhan, dan ini tidak ada kaitannya dengan keputusan manusia itu sendiri. Tuhan tidak menolak siapa pun begitu saja; segala yang Dia lakukan adalah untuk meyakinkan manusia sepenuhnya. Dia tidak melakukan apa pun yang tidak terlihat oleh manusia, atau pekerjaan apa pun yang tidak dapat meyakinkan manusia. Apakah keyakinan manusia itu benar atau salah dibuktikan oleh fakta dan tidak bisa ditentukan oleh manusia. Memang benar bahwa "gandum tidak bisa diubah menjadi lalang dan lalang tidak bisa diubah menjadi gandum". Semua orang yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan pada akhirnya akan tetap tinggal di dalam kerajaan, dan Tuhan tidak akan salah memperlakukan siapa pun yang sungguh-sungguh mengasihi Dia.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan Tuhan dan Penerapan Manusia"

Kutipan Film Terkait

Apakah Artinya Iman Sejati Kepada Tuhan?

Kesaksian Pengalaman Terkait

Ujian dari Lingkungan yang Sulit

Lagu Pujian Terkait

Seluruh Umat Manusia Harus Menyembah Tuhan

Kau Harus Berupaya Memiliki Kasih yang Sejati kepada Tuhan

Prinsip Iman kepada Tuhan

Sebelumnya: 30. Cara mengatasi masalah orang memberontak terhadap Tuhan dan menentang-Nya

Selanjutnya: 2. Mengapa orang yang percaya kepada Tuhan harus menerima penghakiman dan hajaran-Nya

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini

Hubungi kami via Messenger