3. Berdasarkan perkataan Paulus, yang mengatakan bahwa "Segala tulisan dalam Kitab Suci diberikan atas ilham Tuhan" (2 Timotius 3:16), para pendeta dan penatua dunia keagamaan percaya bahwa tulisan dalam Alkitab adalah firman Tuhan. Namun, engkau mengatakan bahwa tidak semua tulisan dalam Alkitab adalah firman Tuhan. Apa yang kaumaksud dengan ini?
Firman Tuhan yang Relevan:
Sekarang ini, orang-orang percaya bahwa Alkitab adalah Tuhan, dan Tuhan adalah Alkitab. Jadi, mereka juga percaya bahwa semua perkataan dalam Alkitab adalah satu-satunya perkataan yang Tuhan ucapkan, dan bahwa semua perkataan itu diucapkan oleh Tuhan. Mereka yang percaya kepada Tuhan bahkan mengira meskipun enam puluh enam kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru semuanya ditulis oleh manusia, semuanya itu diberikan oleh ilham dari Tuhan, dan merupakan catatan perkataan Roh Kudus. Ini adalah pemahaman manusia yang keliru, dan tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan. Sebenarnya, selain kitab-kitab nubuat, sebagian besar Perjanjian Lama adalah catatan sejarah. Beberapa surat dalam Perjanjian Baru berasal dari pengalaman orang, dan beberapa berasal dari pencerahan Roh Kudus; surat-surat Paulus, misalnya, muncul dari pekerjaan seorang manusia, surat-surat itu semuanya adalah hasil pencerahan Roh Kudus, dan dituliskan kepada jemaat-jemaat, dan merupakan kata-kata nasihat dan dorongan bagi saudara-saudari di jemaat-jemaat. Perkataan itu bukan perkataan yang diucapkan oleh Roh Kudus—Paulus tidak dapat berbicara atas nama Roh Kudus, dan ia juga bukan seorang nabi, apalagi melihat penglihatan yang Yohanes lihat. Surat-suratnya ditulis untuk jemaat-jemaat di Efesus, Filadelfia, Galatia, dan jemaat-jemaat lain. Dan dengan demikian, surat-surat Paulus dalam Perjanjian Baru adalah surat-surat yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat, dan bukan ilham dari Roh Kudus, juga bukan perkataan langsung Roh Kudus. Surat-surat itu hanyalah kata-kata nasihat, penghiburan, dan dorongan yang ia tuliskan kepada jemaat selama pekerjaannya. Jadi, surat-surat itu juga adalah catatan tentang sebagian besar pekerjaan Paulus pada masa itu. Surat-surat itu ditulis kepada semua orang, yang merupakan saudara-saudari di dalam Tuhan, sehingga saudara-saudari di jemaat-jemaat pada waktu itu akan mengikuti nasihatnya dan mematuhi jalan pertobatan Tuhan Yesus. Paulus sama sekali tidak mengatakan bahwa, baik jemaat-jemaat pada masa itu maupun masa yang akan datang, semuanya harus makan dan minum hal-hal yang dia tuliskan, ia juga tidak mengatakan semua perkataannya berasal dari Tuhan. Sesuai dengan keadaan jemaat pada masa itu, ia hanya berbicara kepada saudara dan saudari, dan menasihati mereka, dan menginspirasi kepercayaan dalam diri mereka, dan ia hanya berkhotbah atau mengingatkan orang-orang dan menasihati mereka. Kata-katanya didasarkan pada bebannya sendiri, dan ia mendukung orang melalui perkataan ini. Ia melakukan pekerjaan seorang rasul bagi jemaat pada masa itu, ia adalah seorang pekerja yang dipakai oleh Tuhan Yesus, dan karenanya, ia harus memenuhi tanggung jawab bagi jemaat-jemaat, dan harus menjalankan pekerjaan bagi jemaat, ia harus mengetahui tentang keadaan saudara dan saudari—dan karena ini, ia menulis surat kepada semua saudara-saudari di dalam Tuhan. Semua yang ia katakan yang mendidik kerohanian dan yang positif bagi orang-orang adalah benar, tetapi tidak merepresentasikan perkataan Roh Kudus, dan perkataan itu tidak dapat merepresentasikan Tuhan. Adalah pemahaman yang sangat mengerikan, dan penghujatan yang sangat besar, jika orang memperlakukan catatan pengalaman seorang manusia dan surat-surat seorang rasul sebagai kata-kata yang diucapkan oleh Roh Kudus kepada jemaat-jemaat! Hal itu terutama benar berkenaan dengan surat-surat yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat, karena surat-suratnya ditulis kepada saudara-saudari sesuai dengan keadaan dan situasi masing-masing jemaat pada masa itu, dan untuk menasihati saudara-saudari di dalam Tuhan, supaya mereka dapat menerima kasih karunia dari Tuhan Yesus. Surat-suratnya ditulis untuk membangun saudara-saudari pada masa itu. Dapat dikatakan bahwa ini merupakan bebannya sendiri, juga beban yang ditanggungkan kepadanya oleh Roh Kudus; bagaimanapun juga, dia adalah seorang rasul yang memimpin jemaat-jemaat pada masa itu, yang menulis surat kepada jemaat-jemaat dan menasihati mereka—itu adalah tanggung jawabnya. Identitasnya semata-mata seorang rasul yang bekerja, dan ia semata-mata rasul yang diutus oleh Tuhan; ia bukan seorang nabi, atau seorang penubuat. Baginya, pekerjaannya sendiri dan kehidupan saudara-saudari adalah yang terpenting. Jadi, ia tidak dapat berbicara atas nama Roh Kudus. Perkataannya bukanlah perkataan Roh Kudus, terlebih lagi tidak bisa dikatakan sebagai perkataan Tuhan, karena Paulus tidak lebih dari makhluk ciptaan Tuhan, dan tentu saja bukan inkarnasi Tuhan. Identitasnya tidak sama dengan identitas Yesus. Perkataan Yesus adalah perkataan Roh Kudus, perkataan itu adalah firman Tuhan, karena identitas-Nya adalah identitas Kristus—Anak Tuhan. Bagaimana mungkin Paulus bisa setara dengan Dia? Jika orang memandang surat-surat atau perkataan Paulus sebagai perkataan Roh Kudus, dan menyembah perkataannya sebagai Tuhan, dapat dikatakan bahwa mereka terlalu sembarangan. Mengatakannya lebih tegas lagi, bukankah ini benar-benar penghujatan? Bagaimana mungkin seorang manusia berbicara atas nama Tuhan? Dan bagaimana mungkin orang tunduk pada catatan surat-surat Paulus dan perkataan yang ia ucapkan seolah-olah itu adalah kitab suci, atau kitab surgawi? Dapatkah firman Tuhan diucapkan oleh manusia dengan tidak serius? Bagaimana mungkin seorang manusia berbicara atas nama Tuhan? Jadi, bagaimana pendapatmu—mungkinkah surat-surat yang ia tulis kepada jemaat-jemaat tidak dicemari oleh gagasannya sendiri? Bagaimana mungkin surat-surat itu tidak dicemari oleh gagasan manusia? Ia menulis surat kepada jemaat-jemaat berdasarkan pengalaman pribadinya dan pengetahuannya sendiri. Misalnya, Paulus menulis surat kepada jemaat Galatia yang memuat pendapat tertentu, dan Petrus menulis surat yang lain, yang mengemukakan pendapat lainnya. Manakah di antara keduanya yang berasal dari Roh Kudus? Tidak seorang pun bisa mengatakan dengan pasti. Dengan demikian, yang dapat dikatakan hanyalah bahwa mereka keduanya menanggung beban bagi jemaat-jemaat, tetapi surat-surat mereka merepresentasikan tingkat pertumbuhan mereka, surat-surat itu merepresentasikan perbekalan dan dukungan mereka bagi saudara-saudari, dan beban mereka terhadap jemaat, dan surat-surat itu hanya merepresentasikan pekerjaan manusia—tidak sepenuhnya dari Roh Kudus. Jika engkau mengatakan bahwa surat-suratnya adalah perkataan Roh Kudus, engkau tidak masuk akal, dan engkau melakukan penghujatan! Surat-surat Paulus dan surat-surat lainnya dalam Perjanjian Baru setara dengan tulisan tokoh-tokoh rohani pada masa sekarang: surat-surat itu sejajar dengan buku-buku Watchman Nee atau pengalaman hidup Lawrence, dan lain-lain. Hanya saja, buku-buku tokoh rohani yang baru ini tidak dikumpulkan ke dalam Perjanjian Baru, tetapi hakikat orang-orang ini sama: mereka adalah orang-orang yang dipakai Roh Kudus selama waktu tertentu, dan mereka tidak dapat secara langsung merepresentasikan Tuhan.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (3)"
Selama Zaman Hukum Taurat Perjanjian Lama, sejumlah besar nabi yang dibangkitkan oleh Yahweh untuk bernubuat bagi-Nya memberi petunjuk kepada berbagai suku dan bangsa, dan menubuatkan pekerjaan yang akan Yahweh lakukan. Semua orang yang telah dibangkitkan-Nya ini telah dikaruniai Roh nubuat oleh Yahweh: mereka bisa melihat penglihatan-penglihatan yang berasal dari Yahweh dan mendengar suara-Nya, dan dengan cara demikian mereka diilhami oleh-Nya dan mereka pun menuliskan nubuat-nubuat tersebut. Pekerjaan yang mereka lakukan adalah ungkapan dari suara Yahweh, ungkapan nubuat Yahweh, dan pekerjaan Yahweh pada saat itu hanyalah membimbing orang dengan menggunakan Roh; Dia tidak menjadi daging, dan orang-orang tidak melihat wajah-Nya. Oleh karena itulah, Dia membangkitkan banyak nabi untuk melakukan pekerjaan-Nya, dan memberi mereka tutur kata-Nya yang kemudian mereka sampaikan kepada setiap suku dan kaum Israel. Pekerjaan mereka adalah bernubuat, dan beberapa di antara mereka menuliskan petunjuk Yahweh kepada mereka untuk ditunjukkan kepada orang lain. Yahweh mengangkat orang-orang ini untuk bernubuat, untuk memberitahukan pekerjaan di masa depan atau pekerjaan yang masih harus diselesaikan pada masa itu, agar orang-orang dapat memandang kehebatan dan hikmat Yahweh. Kitab-kitab nubuat ini sangat berbeda dari kitab-kitab lain di dalam Alkitab; kitab ini berisi perkataan-perkataan yang diucapkan atau ditulis oleh mereka yang telah dikaruniai Roh nubuat—yaitu mereka yang telah mendapat penglihatan atau mendengar suara Yahweh. Selain kitab-kitab nubuat ini, semua bagian yang lain dalam Perjanjian Lama terdiri dari catatan yang dibuat oleh orang-orang sesudah Yahweh menyelesaikan pekerjaan-Nya. Kitab-kitab ini tidak bisa menggantikan nubuat yang diucapkan oleh nabi-nabi yang diangkat oleh Yahweh, sama seperti Kitab Kejadian dan Keluaran tidak bisa dibandingkan dengan Kitab Yesaya dan Kitab Daniel. Nubuatan-nubuatan itu diucapkan sebelum pekerjaan dilaksanakan; sedangkan kitab-kitab lain ditulis sesudah pekerjaan diselesaikan, karena hanya itu yang bisa orang lakukan. Para nabi pada masa itu diilhami oleh Yahweh dan mengucapkan beberapa nubuat, mereka mengucapkan banyak perkataan, dan mereka menubuatkan hal-hal yang akan terjadi pada Zaman Kasih Karunia, juga penghancuran dunia pada akhir zaman—yaitu pekerjaan yang Yahweh rencanakan. Kitab-kitab lainnya berisi catatan tentang pekerjaan yang telah Yahweh lakukan di Israel. ... Dengan demikian, apa yang tercatat di dalam Alkitab Perjanjian Lama adalah murni pekerjaan Tuhan di Israel pada masa itu. Kata-kata yang diucapkan oleh para nabi, oleh Yesaya, Daniel, Yeremia, dan Yehezkiel ... kata-kata mereka menubuatkan pekerjaan Yahweh yang lainnya di muka bumi, yaitu menubuatkan pekerjaan Tuhan Yahweh itu sendiri. Semua ini berasal dari Tuhan, ini pekerjaan Roh Kudus, dan selain dari kitab-kitab para nabi ini, segala sesuatu yang tertulis adalah catatan tentang pengalaman manusia dalam pekerjaan Yahweh pada masa itu.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (1)"
Tidak segala sesuatu di dalam Alkitab merupakan catatan perkataan yang diucapkan oleh Tuhan secara pribadi. Alkitab hanya mendokumentasikan dua tahap pekerjaan Tuhan sebelumnya, di mana satu bagian berupa catatan tentang nubuatan para nabi, dan satu bagian lagi merupakan pengalaman dan pengetahuan yang ditulis orang-orang yang dipakai Tuhan di sepanjang zaman. Pengalaman manusia dicemari oleh pendapat dan pengetahuan manusia, ini adalah sesuatu yang tak dapat dihindari. Di banyak kitab dalam Alkitab terdapat gagasan manusia, prasangka manusia, dan pemahaman manusia yang tidak masuk akal. Tentu saja, sebagian besar perkataan itu adalah hasil pencerahan dan penerangan Roh Kudus, dan merupakan pemahaman yang benar—tetapi tetap tidak dapat dikatakan bahwa perkataan tersebut seluruhnya merupakan pengungkapan kebenaran yang kurat. Pandangan mereka tentang hal-hal tertentu tidak lebih dari pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman pribadi, atau pencerahan Roh Kudus. Nubuat para nabi diberi petunjuk oleh Tuhan secara pribadi: nubuatan nabi-nabi seperti Yesaya, Daniel, Ezra, Yeremia, dan Yehezkiel berasal dari petunjuk langsung Roh Kudus; orang-orang ini adalah para pelihat, mereka telah menerima Roh nubuat, dan mereka semua adalah nabi Perjanjian Lama. Selama Zaman Hukum Taurat, orang-orang ini, yang telah menerima ilham dari Yahweh, menyampaikan banyak nubuat, yang secara langsung diberi petunjuk oleh Yahweh.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Tentang Alkitab (3)"
Kutipan Khotbah dan Persekutuan untuk Referensi:
Pertama-tama, kita harus memahami bagaimana Alkitab dibentuk, dan kapan Alkitab dibuat. Kitab asli Alkitab mengacu pada Perjanjian Lama. Orang-orang Israel, yaitu kaum Yahudi, menyebut hanya Perjanjian Lama sebagai Alkitab. Lalu, di Zaman Kasih Karunia, Tuhan Yesus melakukan tahap pekerjaan penebusan. Lebih dari tiga ratus tahun sesudah Masehi, para pemimpin gereja saat itu berkumpul untuk mengadakan pertemuan. Mereka percaya bahwa akhir zaman sudah dekat dan bahwa firman yang telah Tuhan Yesus ucapkan, beserta dengan surat-surat yang telah ditulis oleh para murid, harus dirangkum ke dalam satu kitab seperti halnya Perjanjian Lama, untuk kemudian dikirim ke gereja-gereja di semua tempat. Dengan demikian, karya tulis tersebut akan diamankan dengan baik, dan kehidupan gereja dapat diatur ke jalan yang benar. Oleh karena itu, mereka menyortir dan mengumpulkan semua karya tulis murid-murid dan rasul-rasul Tuhan Yesus dan pada akhirnya, setelah melakukan penelitian, mereka menentukan dua puluh tujuh karya tulis sebagai kanon resmi Perjanjian Baru. Mereka kemudian menggabungkan kedua puluh tujuh kanon resmi Perjanjian Baru dengan Perjanjian Lama sehingga terbentuklah keseluruhan isi Alkitab. Inilah dasar dibuatnya keseluruhan kitab Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama. Ada beberapa orang yang percaya bahwa seluruh isi Alkitab diilhami oleh Tuhan; Paulus, khususnya, berkata pada waktu itu: "Semua yang tertulis dalam kitab suci diilhami oleh Tuhan." Ada sebuah fakta di balik perkataan ini. Pada saat dikatakan, belum ada Perjanjian baru karena Perjanjian Baru belum menjadi sebuah kitab dan masih berupa lusinan surat-surat yang terpisah-pisah yang berada di tangan masing-masing gereja. Dengan latar belakang yang seperti ini, apa sebenarnya arti kata-kata Paulus? Tentu saja, kata-kata itu mengacu kepada Perjanjian Lama. Oleh karena itu, pernyataan Paulus dalam 2 Timotius, yaitu "Semua yang tertulis dalam kitab suci diilhami oleh Tuhan" diarahkan pada Perjanjian Lama, bukan pada Perjanjian Baru. Ini adalah fakta. Akan tetapi, orang-orang di akhir zaman menganggap kata "kitab suci" yang diucapkan oleh Paulus itu mencakup seluruh kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Ini bertentangan dengan fakta pada waktu itu dan berseberangan dengan latar belakang perkataan Paulus pada saat itu. Oleh karena itu, ini tidak sesuai dengan fakta dan merupakan penafsiran yang bias dan keliru. Selain itu, jika dikatakan bahwa Perjanjian Lama diilhami oleh Tuhan, apakah ini bisa dipercaya? Apa artinya "diilhami oleh Tuhan"? Apa artinya "ilham"? Di dalam Perjanjian Lama Zaman Hukum Taurat, Musa adalah pemimpin kaum Israel dan pelayan yang ditunjuk oleh Tuhan, yaitu sebagai orang yang memimpin umat Israel keluar dari Mesir, dan menyampaikan hukum-hukum Tuhan. Pekerjaan di Zaman Hukum Taurat dilakukan oleh Tuhan melalui Musa. Musa memiliki otoritas yang paling besar untuk menjelaskan tentang Perjanjian Lama, sementara yang lainnya tidak memenuhi persyaratan ini. Di dalam Kelima Kitab Musa, apakah Musa berkata bahwa apa yang ia tulis diilhami oleh Tuhan? Pertama, Musa tidak mengatakan hal ini. Kedua, dari semua nabi yang Tuhan pakai di zaman Perjanjian Lama, tidak ada satu pun di antara nabi-nabi yang paling hebat yaitu Yesaya, Daniel dan Yehezkiel yang mengatakan hal ini. Kalimat "Semua yang tertulis dalam kitab suci diilhami oleh Tuhan" hanya dikatakan sesudahnya oleh Paulus, dan oleh karena itu tidak dapat sepenuhnya dijadikan sebagai bukti.
Setelah surat-surat yang mereka tulis ini dikirim ke gereja-gereja, bagaimana saudara dan saudari di gereja itu melihatnya? Mungkinkah mereka berkata "Inilah suara Tuhan, inilah suara Tuhan!"? Apakah mereka mengatakan ini? Mereka pastinya akan berkata: "Ini adalah surat dari saudara Petrus, lihatlah, apa yang ia tulis dalam surat ini sangat bagus, sangat mendidik kerohanian kita;" "Ini adalah surat dari saudara Paulus;" "Ini adalah surat dari Barnabas;" "Ini adalah surat dari Matius." ... Pada saat itu mungkinkah beberapa orang menganggap surat-surat dari para murid ini sebagai firman Tuhan? Seratus persen tidak, karena Petrus, Matius dan yang lainnya tidak pernah berkata bahwa mereka adalah Tuhan, dan tidak pernah berkata bahwa mereka adalah Tuhan yang berinkarnasi. Mereka semua mengakui bahwa mereka adalah orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, bahwa mereka adalah murid-murid Tuhan Yesus. Oleh karena itu, saudara dan saudari di gereja pada saat itu juga melihat mereka sebagai saudara-saudara mereka, dan menganggap surat-surat mereka dan apa yang mereka katakan sebagai kata-kata, komunikasi dan kesaksian saudara-saudara. Ini sepenuhnya benar dan juga sesuai dengan latar belakang historisnya. Akan tetapi, orang-orang zaman sekarang menganggap kata-kata para murid ini sebagai firman Tuhan, dan meninggikannya sama seperti mereka meninggikan firman Tuhan; bukankah ini bertentangan dengan fakta-fakta historis pada waktu itu? Orang-orang zaman sekarang dengan mata terbuka lebar berani menentang fakta-fakta sejarah dan menganggap perkataan orang-orang ini sebagai firman Tuhan tanpa merasa bahwa mereka itu salah. Jika seseorang mengungkapkan fakta ini, mereka akan mengutip ayat-ayat di Alkitab untuk membela diri. Apakah kata-kata itu berdasar? Apa yang dimaksud oleh kata-kata itu? Apakah engkau memahaminya? Ada kata-kata yang berdampak seperti ini di dalam surat-surat para murid: Petrus menyebutkan bahwa kata-kata dan surat-surat saudara Paulus mengandung pencerahan dan pekerjaan Roh Kudus. Tetapi Petrus tidak berkata bahwa kata-kata Paulus adalah firman Tuhan. Petrus tidak mengatakan bahwa kata-kata Paulus semuanya diilhami oleh Roh Kudus dan harus dianggap sebagai firman Tuhan—salah jika kita berkata seperti ini. Paulus juga tidak berani berkata bahwa kata-katanya dinyatakan oleh Tuhan, bahwa kata-katanya itu diilhami oleh Tuhan. Baik Paulus maupun Petrus tidak berani bersaksi bahwa apa yang mereka katakan adalah firman Tuhan, jadi bagaimana bisa orang-orang percaya di akhir zaman menganggap kata-kata mereka sebagai firman Tuhan? Kesalahan apa yang mereka perbuat? Menurutmu, apakah para penafsir kitab suci di seluruh dunia keagamaan telah memahaminya dengan benar atau tidak? Dihadapkan dengan kesalahan sebesar dan sekonyol ini, mereka tidak menyadarinya, tidak memiliki pemahaman mengenainya dan tidak dapat melihatnya. Orang-orang ini sendiri tidak memiliki kebenaran dan tidak dapat mengenali berbagai hal; akan tetapi, orang lain memuja mereka dengan membabi buta. Dalam imannya, orang-orang secara membabi buta percaya kepada manusia. Orang-orang beragama bersikap takhayul tentang Alkitab, menyembahnya dan menempatkannya di atas Tuhan, berpikir bahwa Alkitab itu merepresentasikan Tuhan, dan segala sesuatu haruslah sesuai dengan Alkitab. Bukankah memiliki keyakinan yang buta dan memuja Alkitab seperti itu sungguh tidak masuk akal? Dengan cara apa orang-orang memegang keyakinan yang buta tentang Alkitab? Mereka tidak memperlakukannya sesuai dengan fakta-fakta sejarah. Mereka tidak benar-benar mengejar kebenaran dan tidak melakukan pendekatan terhadap Alkitab sesuai dengan pencerahan dan penerangan Roh Kudus, melainkan dengan membabi buta menyembah orang-orang terkenal. Tidak peduli siapa yang mengatakan apa, mereka semua menganggapnya benar, mereka menerima semuanya, dan menerapkannya tanpa pandang bulu. Apakah Paulus bebas dari kesalahan? Apakah perkataannya akurat? Ia juga seorang manusia, jadi bagaimana mungkin seorang manusia bebas dari ketidakmurnian? Oleh karena itu, bukankah salah jika pada Zaman Kasih Karunia orang-orang mengumpulkan surat-surat para murid dan menyatukannya dengan firman Tuhan? Firman Tuhan di dalam Alkitab adalah firman Tuhan, sementara apa yang dikatakan oleh manusia adalah perkataan manusia. Kata-kata mana di dalam Alkitab yang merupakan firman Tuhan? Kita harus dapat membedakannya. Hanya apa yang dikatakan oleh Tuhan Yahweh itu sendiri, apa yang Tuhan Yahweh perintahkan kepada Musa untuk ia katakan, apa yang Tuhan Yahweh perintahkan kepada para nabi untuk mereka katakan, apa yang diminta untuk disampaikan oleh para nabi, dan juga apa yang Tuhan Yesus sendiri katakan adalah firman Tuhan yang asli. Pernahkah engkau melihat sesuatu di dalam perkataan para nabi yang terutama bersifat simbolik? Mereka berkata "Demikian Yahweh berkata," "Inilah yang Yahweh katakan," mereka tidak berkata "Demikianlah Aku Daniel (Aku Yesaya)." Hal ini menjelaskan kepada orang-orang bahwa para nabi menyampaikan firman Tuhan yang asli. Oleh karena itu, semua firman Tuhan yang asli, yang disampaikan oleh para nabi, merupakan firman Tuhan yang sebenarnya, semua yang dicatat, yang telah dikatakan oleh Tuhan Yahweh sendiri adalah firman Tuhan yang sejati, dan semua yang dicatat oleh para rasul, yang telah dikatakan oleh Tuhan Yesus itu sendiri adalah firman Tuhan. Hanya bagian Alkitab inilah yang merupakan firman Tuhan yang sejati dan selain itu, semua yang dikatakan oleh para murid dan hal-hal yang dicatat oleh para pelayan Tuhan adalah kesaksian manusia.
—Persekutuan dari Atas