8. Engkau bersaksi bahwa Tuhan akhir zaman telah berinkarnasi sebagai seorang wanita Kami tidak dapat menerima hal itu. Tertulis di Alkitab bahwa Yesus memanggil Tuhan di surga Bapa, dan Tuhan di surga memanggil Yesus Putra yang terkasih. Bukankah bapa dan putra adalah pria? Alkitab juga mengatakan bahwa, "kepala wanita adalah pria" (1 Korintus 11:3). Oleh sebab itu, wanita tidak memiliki otoritas, jadi, mengapa engkau mengatakan bahwa Tuhan akhir zaman telah berinkarnasi sebagai seorang wanita?
Firman Tuhan yang Relevan:
Setiap tahap pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Saat itu, ketika Yesus datang, Dia adalah laki-laki, dan ketika Tuhan datang kali ini, Dia adalah perempuan. Dari sini, engkau bisa melihat bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan demi pekerjaan-Nya, dan bagi-Nya tidak ada perbedaan gender. Ketika Roh-Nya datang, Dia dapat mengenakan jenis daging apa pun yang dikehendaki-Nya dan daging tersebut dapat merepresentasikan diri-Nya; entah laki-laki atau perempuan, daging itu dapat merepresentasikan Tuhan selama itu adalah daging inkarnasi-Nya. Jika Yesus menampakkan diri sebagai perempuan ketika Dia datang, dengan kata lain, jika seorang bayi perempuan, dan bukan bayi laki-laki, yang dikandung oleh Roh Kudus, tahap pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Jika itu masalahnya, tahap pekerjaan saat ini akan diselesaikan oleh seorang laki-laki sebagai gantinya, tetapi pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Pekerjaan yang dilakukan di setiap tahap sama-sama sangat penting; tidak ada tahap pekerjaan yang diulangi, atau yang bertentangan satu sama lain. Pada saat itu, Yesus dalam melakukan pekerjaan-Nya disebut "Putra tunggal", dan "Putra" menyiratkan gender laki-laki. Lalu, mengapa Putra tunggal tidak disebutkan di tahap saat ini? Karena tuntutan pekerjaan mengharuskan adanya perubahan dalam gender yang berbeda dengan gender Yesus. Bagi Tuhan, tidak ada perbedaan gender. Dia melakukan pekerjaan-Nya seperti yang Dia inginkan, dan dalam melakukan pekerjaan-Nya, Dia tidak tunduk pada batasan apa pun, tetapi sangat bebas. Namun, setiap tahap pekerjaan memiliki signifikansi praktisnya sendiri. Tuhan menjadi daging dua kali, dan dengan sendirinya terbukti bahwa inkarnasi-Nya selama akhir zaman adalah untuk yang terakhir kalinya. Dia telah datang untuk membuat semua perbuatan-Nya diketahui. Jika di tahap ini Dia tidak menjadi daging untuk secara pribadi melakukan pekerjaan untuk disaksikan manusia, manusia akan selamanya berpegang teguh pada gagasan bahwa Tuhan itu hanya laki-laki, bukan perempuan. Sebelum ini, semua manusia yakin bahwa Tuhan hanya bisa menjadi laki-laki dan bahwa seorang perempuan tidak dapat disebut sebagai Tuhan, karena semua manusia menganggap laki-laki memiliki otoritas atas perempuan. Mereka yakin bahwa tidak ada perempuan yang dapat memegang otoritas, hanya laki-laki. Terlebih lagi, mereka bahkan mengatakan bahwa laki-laki adalah kepala atas perempuan dan perempuan harus menaati laki-laki dan tidak boleh mengunggulinya. Di masa lalu, ketika dikatakan bahwa laki-laki adalah kepala perempuan, ini ditujukan kepada Adam dan Hawa, yang telah diperdaya oleh ular—bukan ditujukan kepada laki-laki dan perempuan sebagaimana mereka telah diciptakan Yahweh pada mulanya. Tentu saja, seorang perempuan harus menaati dan mengasihi suaminya, dan seorang suami harus belajar untuk menafkahi dan menyokong keluarganya. Semua ini adalah hukum dan ketetapan yang ditetapkan oleh Yahweh untuk ditaati umat manusia dalam kehidupan mereka di bumi. Yahweh berkata kepada perempuan, "Engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan memerintah atasmu." Dia berkata demikian hanya agar umat manusia (yaitu, laki-laki dan perempuan) dapat menjalani kehidupan yang normal di bawah kekuasaan Yahweh, dan agar kehidupan umat manusia dapat memiliki sebuah struktur, dan tidak melenceng dari tatanan yang semestinya. Oleh karena itu, Yahweh membuat aturan yang pantas tentang bagaimana laki-laki dan perempuan seharusnya bertindak, meskipun ini hanya berkaitan dengan semua makhluk ciptaan yang hidup di bumi, dan tidak ada kaitannya dengan daging inkarnasi Tuhan. Bagaimana mungkin Tuhan menjadi sama dengan makhluk ciptaan-Nya? Firman-Nya ditujukan hanya kepada umat manusia yang diciptakan-Nya; agar umat manusia menjalani kehidupan normal itulah Dia menetapkan aturan untuk laki-laki dan perempuan. Pada mulanya, ketika Yahweh menciptakan umat manusia, Dia menciptakan dua jenis manusia, laki-laki dan perempuan; dan karena itu ada pembagian laki-laki dan perempuan dalam daging inkarnasi-Nya. Dia tidak memutuskan pekerjaan-Nya berdasarkan firman yang Dia ucapkan kepada Adam dan Hawa. Dua kali Dia telah menjadi daging telah ditentukan sepenuhnya menurut pemikiran-Nya pada saat Dia pertama kali menciptakan manusia; artinya, Dia telah menyelesaikan pekerjaan dua inkarnasi-Nya berdasarkan pada laki-laki dan perempuan sebelum mereka dirusak. Jika manusia menggunakan firman yang diucapkan Yahweh kepada Adam dan Hawa, yang telah diperdaya oleh ular, dan menerapkan firman itu pada pekerjaan inkarnasi Tuhan, tidakkah Yesus juga harus mengasihi istri-Nya sebagaimana seharusnya? Jika demikian, akankah Tuhan tetap adalah Tuhan? Dan jika demikian, akankah Dia tetap dapat menyelesaikan pekerjaan-Nya? Seandainya adalah salah bagi daging inkarnasi Tuhan untuk menjadi perempuan, maka bukankah juga merupakan kesalahan yang paling besar bagi Tuhan karena telah menciptakan perempuan? Jika manusia masih percaya bahwa adalah keliru bagi Tuhan untuk berinkarnasi sebagai perempuan, maka bukankah Yesus, yang tidak menikah dan karenanya tidak dapat mengasihi istri-Nya, juga menjadi kekeliruan yang sama besarnya dengan inkarnasi di masa sekarang? Karena engkau menggunakan firman yang diucapkan Yahweh kepada Hawa untuk mengukur kebenaran inkarnasi Tuhan pada zaman sekarang, maka engkau harus menggunakan firman Yahweh kepada Adam untuk menilai Tuhan Yesus yang menjadi daging pada Zaman Kasih Karunia. Bukankah keduanya satu dan sama? Karena engkau mengukur Tuhan Yesus menurut laki-laki yang tidak diperdaya oleh ular, maka engkau tidak boleh menilai kebenaran inkarnasi pada zaman sekarang menurut perempuan yang telah diperdaya oleh ular. Ini tentu tidak adil! Mengukur Tuhan dengan cara ini membuktikan bahwa engkau tidak rasional. Ketika Yahweh dua kali menjadi daging, gender daging-Nya terkait dengan laki-laki dan perempuan yang tidak diperdaya oleh ular; sesuai dengan laki-laki dan perempuan yang tidak diperdaya oleh ularlah Dia dua kali menjadi daging. Jangan berpikir bahwa kelelakian Yesus sama dengan kelelakian Adam yang telah diperdaya oleh ular. Dia dan Adam sama sekali tidak terkait, keduanya adalah dua laki-laki dengan natur yang berbeda. Tentunya tidak mungkin bahwa kelelakian Yesus membuktikan bahwa Dia adalah kepala atas semua perempuan tetapi bukan kepala atas semua laki-laki, bukan? Bukankah Dia adalah Raja atas semua orang Yahudi (termasuk laki-laki dan perempuan)? Dia adalah Tuhan itu sendiri, bukan hanya kepala atas perempuan tetapi juga kepala atas laki-laki. Dia adalah Tuhan atas semua makhluk dan kepala atas semua makhluk. Bagaimana bisa engkau menentukan kelelakian Yesus sebagai simbol kepala atas perempuan? Bukankah ini adalah penghujatan? Yesus adalah laki-laki yang belum dirusak. Dia adalah Tuhan; Dia adalah Kristus. Bagaimana mungkin Dia menjadi laki-laki seperti Adam yang rusak? Yesus adalah daging yang dikenakan oleh Roh Tuhan yang Mahakudus. Bagaimana bisa engkau mengatakan bahwa Dia adalah Tuhan yang memiliki kelelakian Adam? Jika demikian, bukankah semua pekerjaan Tuhan itu salah? Apakah Yahweh bisa menyatukan ke dalam diri Yesus kelelakian Adam, yang telah diperdaya oleh ular? Bukankah inkarnasi pada zaman sekarang merupakan contoh lain dari pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi, yang berbeda secara gender dari Yesus tetapi yang sama seperti Dia secara natur? Masih beranikah engkau mengatakan bahwa Tuhan yang berinkarnasi tidak mungkin perempuan karena perempuan adalah manusia pertama yang diperdaya oleh ular? Masih beranikah engkau mengatakan bahwa karena perempuan adalah yang paling najis dan merupakan sumber kerusakan umat manusia, maka Tuhan tidak mungkin menjadi daging sebagai seorang perempuan? Beranikah engkau berkukuh mengatakan bahwa "perempuan harus selalu menaati laki-laki dan tidak akan pernah mewujudkan atau merepresentasikan Tuhan secara langsung"?
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi"
Jika Tuhan datang ke dunia hanya sebagai laki-laki, maka orang mendefinisikan Dia sebagai Tuhan atas laki-laki dan orang tidak akan pernah percaya bahwa Dia adalah Tuhan atas perempuan. Para lelaki lalu menganggap bahwa ada kesamaan antara mereka dan Tuhan, yakni sama-sama laki-laki, dan bahwa Tuhan adalah kepala para lelaki. Lalu, bagaimana dengan perempuan? Tidak adil; bukankah ini perlakuan istimewa bagi laki-laki? Kalau begini keadaannya, semua orang yang Tuhan selamatkan adalah laki-laki seperti diri-Nya, dan tak seorang perempuan pun akan diselamatkan. Sewaktu menciptakan umat manusia, Tuhan menciptakan Adam dan Dia menciptakan Hawa. Dia menciptakan bukan hanya Adam, melainkan menjadikan laki-laki dan perempuan sesuai dengan gambar-Nya. Maka, Tuhan bukan hanya Tuhan atas laki-laki, melainkan juga Tuhan atas perempuan.
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Visi Pekerjaan Tuhan (3)"
Seandainya saja pekerjaan Yesus telah selesai, dan tidak dilengkapi dengan pekerjaan pada tahap akhir zaman ini, manusia akan selamanya berpegang teguh pada gagasan bahwa hanya Yesuslah satu-satunya Putra Tuhan, artinya, Tuhan hanya memiliki satu putra dan siapa pun yang datang setelahnya dengan memakai nama lain bukanlah Putra tunggal Tuhan itu, apalagi Tuhan itu sendiri. Manusia memiliki gagasan bahwa siapa pun yang melayani sebagai korban penghapus dosa atau yang mengambil alih kekuasaan atas nama Tuhan dan menebus semua umat manusia, adalah Putra tunggal Tuhan. Ada sebagian orang yang percaya bahwa asalkan Dia yang datang adalah laki-laki, Dia bisa dianggap sebagai Putra tunggal Tuhan dan representasi Tuhan. Bahkan ada orang yang mengatakan bahwa Yesus adalah Putra Yahweh, Putra tunggal-Nya. Bukankah gagasan semacam itu sangat berlebihan? Jika tahap pekerjaan ini tidak dilakukan pada zaman terakhir, maka terhadap Tuhan, seluruh umat manusia akan diselubungi oleh bayangan gelap. Jika ini masalahnya, laki-laki akan menganggap dirinya lebih tinggi daripada perempuan, dan perempuan tidak akan pernah bisa mengangkat kepala mereka, dan kemudian, bahkan tak seorang perempuan pun yang bisa diselamatkan. Orang-orang selalu menganggap bahwa Tuhan adalah laki-laki, dan terlebih lagi, bahwa Dia selalu memandang rendah perempuan, dan tidak akan menganugerahkan keselamatan kepadanya. Jika demikian, bukankah benar bahwa semua perempuan, yang diciptakan Yahweh dan yang juga telah dirusak, tidak akan pernah punya kesempatan untuk diselamatkan? Kalau begitu, bukankah tidak ada gunanya bagi Yahweh untuk menciptakan perempuan, yaitu, menciptakan Hawa? Dan bukankah perempuan akan binasa untuk selamanya? Untuk alasan ini, tahap pekerjaan pada akhir zaman harus dilakukan untuk menyelamatkan seluruh umat manusia, bukan hanya menyelamatkan perempuan. Jika ada orang yang berpikir bahwa jika Tuhan harus berinkarnasi sebagai perempuan, itu semata-mata demi menyelamatkan perempuan, maka orang itu benar-benar bodoh!
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi"
Yesus dan Aku berasal dari satu Roh. Walaupun Kami tidak terkait di dalam daging Kami, Roh Kami adalah satu; meskipun muatan dari apa yang Kami lakukan dan pekerjaan yang Kami lakukan tidak sama, Kami sama dalam esensi; daging Kami mengambil wujud yang berbeda, tetapi ini dikarenakan perubahan pada zaman dan kebutuhan yang berbeda dari pekerjaan Kami; pelayanan Kami tidak sama, jadi pekerjaan yang Kami hasilkan dan watak yang Kami ungkapkan kepada manusia pun berbeda. Itulah sebabnya apa yang manusia lihat dan pahami saat ini berbeda dengan apa yang mereka lihat dan pahami di masa lalu, yaitu karena perubahan pada zaman. Karena semua itu, Mereka berbeda dalam gender dan wujud daging Mereka, dan Mereka tidak terlahir di keluarga yang sama, apalagi pada periode waktu yang sama, Roh Mereka bagaimanapun juga adalah satu. Karena semua itu, daging Mereka tidak sedarah dan sama sekali tidak ada kaitan kekerabatan secara jasmani, tidak dapat disangkal bahwa Mereka adalah daging inkarnasi Tuhan pada dua periode waktu yang berbeda. Bahwa Mereka adalah daging inkarnasi Tuhan merupakan kebenaran yang tidak terbantahkan, bahkan meskipun Mereka tidak memiliki garis keturunan yang sama, dan tidak berbicara bahasa manusia yang sama (yang satu adalah seorang laki-laki yang berbicara bahasa orang Yahudi dan yang satunya lagi adalah seorang perempuan yang hanya berbicara bahasa Mandarin). Karena alasan-alasan inilah Mereka telah tinggal di negara yang berbeda untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh mereka masing-masing, dan pada periode waktu yang berbeda pula. Terlepas dari fakta bahwa Mereka adalah Roh yang sama, memiliki esensi yang sama, tidak ada kesamaan sama sekali di antara penampilan lahiriah daging Mereka. Yang sama-sama mereka miliki adalah kemanusiaan yang sama, tetapi dalam hal penampilan lahiriah daging Mereka dan keadaan kelahiran Mereka, Mereka tidak sama. Hal-hal ini tidak berdampak pada pekerjaan Mereka masing-masing atau pada pengetahuan yang manusia miliki tentang Mereka, karena dalam analisis terakhir, Mereka adalah Roh yang sama dan tak seorang pun dapat memisahkan Mereka. Meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah, seluruh keberadaan Mereka berada dalam kendali Roh Mereka, yang mengalokasikan kepada Mereka pekerjaan yang berbeda pada periode waktu yang berbeda, dan mengalokasikan kepada daging Mereka garis keturunan yang berbeda. Roh Yahweh bukanlah bapa dari Roh Yesus, dan Roh Yesus bukanlah anak dari Roh Yahweh: Mereka adalah satu dan Roh yang sama. Demikian pula, Tuhan yang berinkarnasi pada zaman sekarang dan Yesus tidak memiliki hubungan darah, tetapi Mereka adalah satu, ini karena Roh Mereka adalah satu. Tuhan dapat melakukan pekerjaan belas kasihan dan kasih setia, juga pekerjaan penghakiman yang adil dan hajaran terhadap manusia, serta pekerjaan mendatangkan kutuk atas manusia; dan pada akhirnya, Dia dapat melakukan pekerjaan memusnahkan dunia dan menghukum orang yang jahat. Bukankah Dia sendiri yang melakukan semuanya ini? Bukankah ini adalah kemahakuasaan Tuhan?
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi"
Tuhan bukan hanya Roh Kudus, bukan hanya Roh, atau Roh yang tujuh kali lipat lebih kuat, atau Roh yang mencakup segalanya, tetapi juga seorang manusia—seorang manusia biasa, manusia yang sangat biasa. Dia bukan hanya laki-laki, tetapi juga perempuan. Keduanya serupa dalam hal Mereka sama-sama terlahir dari manusia, dan berbeda dalam hal yang satu dikandung dari Roh Kudus dan yang lainnya terlahir dari seorang manusia, meskipun berasal langsung dari Roh. Mereka serupa dalam hal keduanya adalah daging inkarnasi Tuhan yang melakukan pekerjaan Bapa, dan berbeda dalam hal yang satu melakukan pekerjaan penebusan dan yang lainnya melakukan pekerjaan penaklukan. Keduanya merepresentasikan Bapa, tetapi yang satu adalah Sang Penebus, yang penuh dengan kasih setia dan belas kasihan, dan yang lainnya adalah Tuhan kebenaran, yang penuh dengan murka dan penghakiman. Yang satu adalah Panglima Tertinggi yang memulai pekerjaan penebusan, dan yang lainnya adalah Tuhan yang benar yang menyelesaikan pekerjaan penaklukan. Yang satu adalah Yang Awal, yang lain adalah Yang Akhir. Yang satu adalah daging tanpa dosa, yang lain adalah daging yang menyelesaikan penebusan, melanjutkan pekerjaan, dan tidak pernah berdosa. Keduanya adalah Roh yang sama, tetapi Mereka tinggal dalam daging yang berbeda dan dilahirkan di tempat yang berbeda, dan Mereka dipisahkan selang beberapa ribu tahun. Namun, semua pekerjaan Mereka saling melengkapi, tidak pernah bertentangan, dan dapat dibandingkan. Keduanya adalah manusia, tetapi yang satu adalah bayi laki-laki dan yang lainnya adalah bayi perempuan. Selama bertahun-tahun ini, yang telah dilihat orang bukan hanya Roh dan bukan hanya manusia, seorang laki-laki, tetapi juga banyak hal yang tidak sesuai dengan gagasan manusia; dan dengan demikian, manusia tidak pernah mampu untuk sepenuhnya memahami diri-Ku. Mereka tetap setengah percaya dan setengah meragukan Aku—seolah-olah Aku ada, tetapi seolah-olah Aku juga mimpi yang penuh ilusi—itulah sebabnya, hingga hari ini, orang-orang masih belum tahu siapa Tuhan itu. Dapatkah engkau benar-benar menyimpulkan Aku dalam satu kalimat sederhana? Apakah engkau sungguh berani mengatakan, "Yesus tidak lain adalah Tuhan, dan Tuhan tidak lain adalah Yesus"? Apakah engkau sungguh berani mengatakan, "Tuhan tidak lain adalah Roh, dan Roh tidak lain adalah Tuhan"? Apakah engkau merasa nyaman berkata, "Tuhan hanyalah manusia berpakaian daging"? Apakah engkau benar-benar memiliki keberanian untuk menegaskan, "Gambar Yesus merupakan gambar Tuhan yang luar biasa"? Apakah engkau mampu menggunakan kefasihan bicaramu untuk menjelaskan watak dan gambar Tuhan secara menyeluruh? Apakah engkau benar-benar berani mengatakan, "Tuhan menciptakan laki-laki saja, bukan perempuan, menurut gambar-Nya sendiri"? Jika engkau mengatakan ini, berarti tidak ada perempuan di antara mereka yang Kupilih, dan terlebih lagi perempuan tidak akan menjadi salah satu golongan manusia. Sekarang, apakah engkau benar-benar tahu siapa Tuhan itu? Apakah Tuhan itu manusia? Apakah Tuhan itu Roh? Apakah Tuhan itu benar-benar seorang laki-laki? Dapatkah hanya Yesus yang menyelesaikan pekerjaan yang hendak-Ku lakukan? Jika engkau memilih hanya satu dari pertanyaan di atas untuk menyimpulkan esensi-Ku, berarti engkau adalah orang percaya setia yang sangat bodoh. Jika Aku bekerja sebagai daging inkarnasi sekali, dan hanya sekali, akankah engkau membatasi Aku? Dapatkah engkau sepenuhnya memahami diri-Ku dengan melihat sekilas saja? Dapatkah engkau benar-benar sepenuhnya menyimpulkan diri-Ku berdasarkan apa yang telah disingkapkan kepadamu selama masa hidupmu? Jika Aku melakukan pekerjaan yang serupa dalam dua inkarnasi-Ku, bagaimana pandanganmu tentang Aku? Akankah engkau meninggalkan Aku selamanya terpaku di kayu salib? Mungkinkah Tuhan itu sesederhana yang engkau nyatakan?
—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimanakah Pemahamanmu tentang Tuhan?"