Bab Tiga Belas: Mereka Mengendalikan Keuangan Gereja, Juga Mengendalikan Hati Orang

I. Antikristus Mengendalikan Hati Orang

Hari ini mari kita bersekutu tentang butir ketiga belas dari berbagai perwujudan antikristus—mereka mengendalikan keuangan gereja, juga mengendalikan hati orang. Dilihat dari berbagai perwujudan antikristus yang berbeda-beda, setiap butir dari perwujudan antikristus berkaitan dengan watak dan esensi mereka yang menolak kebenaran, kejam, dan jahat. Butir tiga belas tidak terkecuali dalam hal ini. "Mereka mengendalikan keuangan gereja, juga mengendalikan hati orang"—berdasarkan perwujudan ini, engkau dapat melihat bahwa para antikristus tidak hanya ambisius tetapi juga serakah. Mereka memendam banyak keinginan dalam hati mereka. Apakah memiliki banyak keinginan seperti itu dibenarkan? (Tidak.) Apakah mengendalikan hati orang adalah hal yang positif? Orang dapat melihat dengan jelas dari kata "mengendalikan" bahwa itu bukanlah hal yang positif. Atas pertimbangan apa hal itu diangap tidak positif? Apa yang salah dengan memegang kendali? Apakah engkau semua ingin mengendalikan hati orang? (Tidak.) Walaupun engkau tidak ingin melakukannya, akan ada waktunya ketika engkau tidak dapat menahan diri untuk bertindak seperti itu. Inilah yang disebut "watak"; ini pula yang disebut "esensi." Para antikristus yang mengendalikan hati orang bukanlah kebutuhan yang dibenarkan, juga tidak adil dan masuk akal; itu hal yang negatif. Apa maksud dari "mengendalikan hati orang?" Mengendalikan hati orang bukanlah hal yang abstrak, melainkan hal yang sangat nyata dan spesifik, dengan metode, perilaku dan bahasa yang spesifik, serta pemikiran, cara pandang, niat, dan motif yang spesifik. Jadi, apa saja perwujudan nyata dari para antikristus yang mengendalikan hati orang dan bagaimana pengendalian ini dijelaskan secara spesifik? (Menampilkan diri seperti orang yang menderita dan banyak berkorban untuk mendapatkan penerimaan dan penghargaan dari orang lain, serta bertujuan menyesatkan orang lain.) Antikristus menggunakan perilaku dan perwujudan tertentu untuk memenangkan hati orang-orang agar mendapatkan tempat di hati mereka, dan membuat orang-orang menghargai mereka. Ketika antikristus mendapatkan penghargaan dari orang lain, hasil akhirnya adalah menyesatkan orang lain. Namun, di dalam hati mereka, sesungguhnya cara-cara ini bukanlah keinginan pribadi para antikristus demi menyesatkan orang lain; apa yang mereka inginkan adalah dihargai—itulah tujuan mereka. Apa masih ada tujuan lain? (Antikristus memanfaatkan bantuan kecil untuk menyesatkan orang dan menjerat mereka, dan mereka memamerkan kemampuan dan karunia mereka agar orang lain menghargai dan mengagumi mereka serta mematuhi perintah mereka, dan mencapai tujuan mereka untuk memenangkan hati orang serta mendapatkan kendali atas mereka.) Ini adalah salah satu aspek. (Antikristus berpura-pura menjadi orang yang rohani. Ketika mereka dipangkas, mereka gagal memahaminya, tetapi mereka berpura-pura telah memahami dan mampu menaatinya, sehingga orang lain akan merasa bahwa mereka tekun dalam mengejar kebenaran dan memiliki cukup banyak pemahaman rohani. Mereka menyamar sebagai orang yang mengejar dan memahami kebenaran demi mendapat penghargaan dan penghormatan orang lain.) Ini aspek lainnya. Antikristus selalu ingin membuat orang lain melihat betapa rohaninya mereka, dan bahwa mereka mampu mengejar dan tunduk pada kebenaran. Sesungguhnya, pemahaman mereka samar, namun mereka tetap menampilkan diri sebagai orang yang spiritual agar orang lain menghargai dan menghormati mereka. Mereka menggunakan cara seperti itu untuk mengendalikan hati orang lain. Apakah ada lagi? (Antikristus berbicara tentang kata-kata dan doktrin untuk memamerkan dan meneguhkan diri mereka sendiri, sehingga orang lain berpikir bahwa mereka memahami kebenaran dan memiliki tingkat pertumbuhan, menghargai, memuja, dan mendengarkan mereka. Mereka dapat mengendalikan orang dengan cara ini.) Sikap ini merupakan perwujudan nyata antikristus, tetapi untuk menyatakan bahwa "mereka berbicara tentang kata-kata dan doktrin" tidak sepenuhnya tepat. Antikristus tidak menyadari bahwa mereka berbicara tentang kata-kata dan doktrin; Mereka percaya bahwa hal-hal yang mereka bicarakan adalah kenyataan, sebagai teori dan khotbah yang mulia, dan mereka menggunakan hal-hal ini untuk menyesatkan orang. Jika antikristus tahu bahwa yang mereka sampaikan sebenarnya adalah kata-kata dan doktrin, maka mereka akan berhenti membahasnya. Apakah ada hal lain lagi? (Antikristus secara terang-terangan melawan prinsip-prinsip tersebut, menggunakan kekuasaan yang mereka miliki dan teori-teori rohani palsu untuk mendapatkan kepercayaan semua orang dengan licik agar tujuan mereka mendapatkan kendali atas orang dapat tercapai.) (Antikristus memutuskan hubungan umat pilihan Tuhan dengan Yang di Atas. Mereka tidak menerapkan pengaturan kerja, mereka memegang kekuasaan mutlak dalam wilayah mereka, dan mereka mencoba membangun kerajaan mereka sendiri serta mengendalikan orang.) Ini juga perwujudan antikristus yang nyata. Lebih tepatnya, mereka menipu Yang di Atas, menyembunyikan berbagai hal dari orang-orang di bawah mereka, dan berusaha memenangkan hati orang-orang. Mereka tidak membiarkan orang lain melihat situasi sebenarnya, dan dengan licik mendapatkan kepercayaan mereka demi mencapai tujuan untuk mengendalikan hati orang. Tujuan mereka dalam menipu Yang di Atas dan menyembunyikan berbagai hal dari orang-orang di bawah mereka adalah untuk mencegah Yang di Atas dan saudara-saudari dari melihat kebenaran tentang diri mereka sehingga Yang di Atas dan saudara-saudari akan menaruh kepercayaan kepada mereka, dan pada akhirnya saudara-saudari akan datang untuk memuja mereka dengan sukarela—lalu mereka akan mencapai tujuan mereka yaitu mengendalikan hati orang. Apakah masih ada lagi? (Antikristus membuat banyak aturan yang tampaknya benar untuk orang-orang patuhi, dan menggunakannya untuk menggantikan kebenaran, sehingga orang-orang mulai percaya bahwa menaati aturan-aturan ini sama dengan menerapkan kebenaran. Dengan cara ini, antikristus mengendalikan hati orang-orang dan membawa orang-orang ke hadapan mereka.) Ini harus dijelaskan sebagai antikristus yang membuat banyak aturan dan ketentuan untuk menggantikan prinsip-prinsip kebenaran, berpura-pura sebagai orang yang berjiwa rohani, memahami kebenaran, sehingga orang-orang akan mendengarkan mereka, dan dengan demikian, mereka mencapai tujuan untuk mengendalikan hati orang-orang. Jika aturan-yang antikristus buat bermanfaat bagi kehidupan bergereja dan bagi orang-orang yang melaksanakan tugas mereka, dan jika aturan-aturan tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran, dan tidak merugikan kepentingan rumah Tuhan, maka tidak ada yang salah dengan hal ini. Dalam menangani berbagai macam orang di gereja, adalah perlu, selain mempersekutukan kebenaran, untuk membuat beberapa aturan administratif untuk mengendalikan orang-orang. Jika aturan administratif ini tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran, tetapi justru menguntungkan orang, maka aturan tersebut adalah hal yang positif, dan ini bukanlah mengendalikan hati orang-orang. Jika aturan ini dianggap sebagai prinsip-prinsip kebenaran, maka ada masalah. Jika demikian, apakah antikristus mampu membuat aturan yang menguntungkan orang-orang dan sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran? (Tidak, mereka tidak mampu.) Coba rangkumlah bagaimana hal ini seharusnya dijelaskan. (Antikristus membuat beberapa aturan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran dan pura-pura berjiwa rohani serta memahami kebenaran untuk membuat orang-orang mematuhi mereka, dan mencapai tujuan mereka untuk mengendalikan hati orang-orang.) Itu relatif tepat. Ada lagi? (Antikristus suka melontarkan pemikiran-pemikiran yang terdengar muluk untuk menunjukkan kecerdasan dan wawasan mereka, serta membuat orang-orang menghargai mereka. Contohnya, setelah semua orang membahas suatu masalah dan memutuskan apa yang harus dilakukan tentang hal itu, antikristus akan mengucapkan serangkaian teori untuk menyanggah saran semua orang, dan membuat semua orang mendengarkan mereka, padahal sebenarnya pandangan mereka sama sekali tidak lebih cerdas. Kemudian, seiring berjalannya waktu, apa pun masalahnya, tak seorang pun akan berani mempersekutukan kebenaran atau mencari prinsip-prinsip kebenaran, dan akan merasa bahwa mereka harus membiarkan antikristus membuat keputusan akhir, dan pada akhirnya antikristus akan mencapai tujuan mereka untuk mengendalikan orang.) Antikristus melontarkan pemikiran-pemikiran yang terdengar muluk di setiap kesempatan, menyanggah saran orang lain, memamerkan diri mereka sendiri, dan membuat orang lain beranggapan bahwa mereka sangat cerdas, dan dengan demikian mencapai tujuan mereka untuk menyesatkan dan mengendalikan orang lain. Kita telah banyak bersekutu tentang perwujudan antikristus yang mengendalikan dan menyesatkan orang di masa lalu. Ketika antikristus melakukan hal ini, berbagai macam taktik, perwujudan, dan metode digunakan. Terkadang mereka menggunakan tindakan, terkadang mereka menggunakan ucapan, dan di lain waktu mereka menggunakan sejenis perspektif tertentu untuk menyesatkan orang. Singkatnya, ada tujuan yang mendasari semua hal yang dilakukan antikristus ini; tak satu pun dari tindakan ini yang murni dan terus terang, serta tak satu pun darinya yang sesuai dengan kebenaran. Semua yang mereka lakukan adalah demi menyesatkan orang dan membuat orang menghargai serta memuja mereka. Apa pun yang antikristus katakan dan lakukan di luarnya hanyalah kepalsuan—semua itu adalah perilaku baik dan hal-hal yang orang anggap baik—tetapi sebenarnya, jika orang menyelidiki esensi dari hal-hal ini, motif dan tujuan yang mendasari tindakan antikristus semuanya tersembunyi, bertentangan dengan kebenaran, dan dibenci oleh Tuhan.

Dilihat dari cara mereka mengendalikan hati orang-orang, kemanusiaan antikristus itu hina dan egois, serta watak mereka muak akan kebenaran, jahat, dan kejam. Antikristus menggunakan segala macam tipu daya yang tercela dan curang untuk mencapai tujuan mereka, tanpa rasa malu sedikit pun—ini adalah ciri dari natur jahat mereka. Selain itu, tanpa memedulikan apakah orang-orang bersedia atau tidak, tanpa memberi tahu mereka atau memperoleh persetujuan mereka, antikristus selalu ingin mengendalikan orang-orang, memanipulasi, dan mendominasi mereka. Antikristus ingin segala sesuatu yang orang-orang pikirkan dan inginkan dalam hati mereka menjadi target manipulasinya, antikristus ingin orang-orang memiliki tempat baginya di hati mereka, memuja, dan mengaguminya dalam segala hal. Antikristus ingin membatasi dan memengaruhi orang-orang dengan perkataan dan sudut pandang mereka, serta memanipulasi dan mengendalikan orang-orang berdasarkan keinginan mereka sendiri. Watak macam apa ini? Bukankah itu kekejaman? Itu seperti harimau yang menjepit lehermu dengan rahangnya—berusaha sekuat tenaga untuk bernapas dan berjuang untuk bergerak, engkau tidak dapat melakukan apa yang kauinginkan. Sebaliknya, engkau berada di bawah cengkeraman mulutnya yang ganas dan mematikan. Berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri, engkau tidak mampu, dan meskipun engkau memohon kepada harimau tersebut untuk melonggarkan rahangnya, itu tidak mungkin, tidak ada ruang untuk diskusi. Antikristus memiliki watak seperti itu. Misalkan engkau melibatkan mereka dalam diskusi, dengan berkata, "Tidak bisakah kau berhenti berusaha mencari cara untuk mengendalikan orang-orang? Tidak bisakah kau berperilaku baik dan menjadi pengikut? Tidak bisakah kau berperilaku baik dan melaksanakan tugas serta mempertahankan kedudukanmu?" Apakah mereka dapat menyetujui hal ini? Apakah engkau, dengan menggunakan perilaku baik atau apa yang kaupahami tentang kebenaran, dapat mencegah mereka agar tidak melanjutkan jalan mereka? Adakah orang yang dapat mengubah sudut pandang mereka? Dilihat dari watak kejam antikristus, tak seorang pun akan mampu mengubah pemikiran dan perspektif mereka, juga tak seorang pun akan mampu mengubah keinginan mereka untuk mengendalikan hati orang-orang. Tak seorang pun mampu mengubah mereka, dan tidak ada negosiasi dengan mereka—ini disebut "kekejaman". Ambisi dan keinginan antikristus untuk mengendalikan orang-orang adalah perwujudan dari esensi mereka. Jika engkau menggunakan perilaku baik untuk mengubah mereka, akankah itu berhasil? Jika engkau menggunakan pengalaman nyatamu ketika menerima pemangkasan, penghakiman, dan hajaran untuk membantu dan menyokong mereka—dapatkah mereka berubah? Apakah mereka akan menghentikan apa yang sedang mereka lakukan? (Tidak, mereka tidak akan berhenti.) Pernahkah engkau semua bertemu dengan orang semacam ini sebelumnya? (Ya. Dengan orang semacam ini, di mana pun mereka melaksanakan tugas, dan meskipun mereka mungkin gagal dan tersandung beberapa kali, atau bahkan menjalani pendisiplinan berupa penyakit, hasrat mereka untuk mengejar status tidak dapat diubah. Ke mana pun mereka pergi, mereka ingin memperoleh status dan kekuasaan.) Jika perubahan tempat atau kelompok tidak akan mengubah mereka, bagaimana jika menunggu hingga mereka lebih tua—akankah mereka berubah sedikit saat itu? Akankah mereka melepaskan sedikit pengejaran mereka akan kekuasaan dan otoritas, akankah pengejaran itu sedikit melemah? (Tidak. Ini tidak ada hubungannya dengan usia; watak mereka ini tidak dapat diubah.) Watak yang kejam mengatur dan mengendalikan antikristus, jadi mereka tidak dapat berubah. Tampaknya watak kejam antikristus adalah sesuatu yang telah dirasakan dan dilihat sendiri oleh sejumlah orang. Antikristus mengendalikan hati orang-orang adalah kenyataan dan didukung oleh bukti faktual—ini adalah hal yang sangat serius. Orang-orang semacam ini tidak mampu melupakan atau mengesampingkan hal tentang mengendalikan hati orang-orang. Seperti itulah esensi natur antikristus. Dari sudut pandang subjektif, mereka tidak mampu mengesampingkannya; dari sudut pandang objektif, tak seorang pun mampu mengubah mereka—mereka sepenuhnya adalah antikristus. Katakan kepada-Ku, adakah antikristus yang, setelah mereka dikeluarkan dan tidak lagi berada di antara saudara-saudari, kehilangan hasrat untuk mengendalikan hati orang lain? Akankah antikristus berubah berdasarkan perubahan lingkungan atau posisi geografis mereka? (Tidak, mereka tidak akan berubah.) Mereka tidak akan berubah seiring dengan perubahan waktu dan tempat—ini ditentukan oleh esensi natur mereka. Dalam mengendalikan hati orang-orang, antikristus sebenarnya sedang berusaha menggunakan kekuasaan di antara orang-orang—kekuasaan untuk menjadi penentu keputusan, membuat keputusan, mengendalikan orang-orang, dan memanipulasi hati orang-orang—kekuasaan inilah yang ingin mereka peroleh. Untuk mengendalikan hati orang-orang, antikristus akan menggunakan segala macam cara dan sarana untuk membuat orang-orang menghargai mereka, menipu dan menyesatkan orang-orang, memberikan orang-orang kesan yang palsu, dan bahkan menggunakan cara dan sarana tertentu untuk menutupi watak dan karakter mereka yang rusak, serta menghalangi manusia agar tidak dapat menilai atau memahami esensi mereka yang sebenarnya yang muak akan kebenaran dan esensi antikristus. Di luarnya, mereka berpura-pura menjadi orang yang berjiwa rohani dan sempurna, yang tanpa cacat atau cela, atau tanpa sedikit pun watak yang rusak, dan dengan cara ini, mereka mencapai tujuan mereka untuk membuat orang lain menghargai, menghormati, mengagumi, memuja, dan bahkan mengandalkan mereka. Mencapai tujuan-tujuan ini, pada esensinya, merupakan konsekuensi dari antikristus yang mengendalikan hati orang-orang. Dalam persekutuan kita tentang semua watak dan perwujudan antikristus, upaya antikristus mengendalikan hati orang-orang dan mengejar kekuasaan serta keuntungan telah mengambil alih sebagian besar pembahasan. Karena kita telah banyak bersekutu tentang topik ini, mari kita akhiri pembahasannya hari ini.

II. Antikristus Mengendalikan Keuangan Gereja

Hal utama yang akan kita persekutukan hari ini adalah, selain berusaha untuk mengendalikan hati orang lain, serta ambisi dan hasrat mereka akan kekuasaan, antikristus memiliki perwujudan mematikan lainnya, yaitu, mereka juga menunjukkan hasrat yang besar terhadap keuangan gereja, sebuah hasrat yang juga dapat disebut ketamakan. Selain kesukaan mereka terhadap status, antikristus juga memiliki kesukaan khusus terhadap keuangan. Minat dan kesenangan yang mereka miliki terhadap keuangan sangat besar dan menyeluruh; kita mendefinisikan ini sebagai antikristus mengendalikan keuangan gereja. Antikristus berusaha mengendalikan keuangan gereja dan berusaha mengendalikan hati orang lain adalah hal yang sama. Keduanya adalah upaya yang sama-sama tidak dapat dibenarkan dan tidak masuk akal. Jelaslah bahwa ini adalah sesuatu yang tidak terhormat. Memiliki ambisi dan hasrat untuk mengendalikan hati orang lain sudah cukup menjijikkan, itu sudah sangat tidak terhormat, tetapi antikristus juga ingin mengendalikan keuangan gereja. Itu adalah hal yang jauh lebih tercela yang terjadi pada mereka. Jadi, ketika antikristus berusaha mengendalikan keuangan gereja, apa saja perwujudan nyatanya? Apakah ini akan lebih mudah dinilai daripada ketika mereka berusaha mengendalikan hati orang lain? Ketika antikristus berusaha mengendalikan hati orang lain, beberapa pendekatan dan watak yang mereka terapkan dapat dinilai oleh orang-orang. Namun, jika mereka bersikap sangat tertutup dan licik, serta ada beberapa pernyataan, taktik, atau tipu muslihat Iblis di baliknya, yang tidak diperlihatkan antikristus dari luar, tetapi hanya dipikirkan dalam pemikiran pribadi mereka, maka hal-hal ini tidak akan mudah dinilai. Namun, berusaha mengendalikan keuangan gereja seharusnya memiliki beberapa perwujudan dan pendekatan yang nyata. Apakah engkau semua merasa pendekatan ini mudah dinilai? Ketika engkau semua telah melihat hal-hal ini dengan matamu sendiri dan mendengarnya dengan telingamu sendiri, dapatkah engkau semua menilai bahwa semua ini adalah perilaku antikristus? (Jika semua itu adalah perilaku yang jelas, maka ya, kami dapat menilainya. Sebagai contoh, antikristus akan bertanya tentang siapa yang bertanggung jawab untuk menyimpan persembahan dan hal-hal semacam itu.) Ini pasti akan mudah dinilai karena keuangan adalah hal yang sensitif dan kebanyakan orang tidak akan menanyakannya kecuali mereka adalah orang-orang tamak yang memiliki rencana dengan keuangan tersebut, di mana dalam hal ini mereka akan tertarik dan mengajukan pertanyaan tentang informasi semacam ini. Jadi, mari kita bersekutu tentang perwujudan nyata apa saja dari antikristus yang berusaha mengendalikan keuangan gereja.

Jika berkenaan dengan topik tentang antikristus yang mengendalikan keuangan gereja, kebanyakan orang akan mengaitkannya dalam pikiran mereka dengan contoh-contoh yang pernah mereka lihat di masa lalu tentang penipuan atau penyalahgunaan harta milik gereja, bukan? Atau mungkin ada beberapa orang yang, karena masih muda atau belum terlalu lama percaya kepada Tuhan, tidak terlalu memedulikan hal-hal ini dan sama sekali tidak memikirkannya. Jadi, mari kita persekutukan tentang hal ini secara terperinci, agar engkau semua dapat mulai memahami beberapa masalah, aturan, serta pantangan yang berkaitan dengan keuangan gereja. Ada orang-orang yang berkata, "Aku tidak pernah tertarik atau menanyakan hal-hal tentang keuangan gereja. Aku tidak memiliki ketamakan seperti itu. Ini tidak ada hubungannya denganku dan ini adalah topik yang agak sensitif di gereja, jadi tidak menjadi masalah jika aku mengetahuinya atau tidak mengetahuinya." Apakah sudut pandang ini benar? (Tidak.) Mengapa tidak? Apa pun yang mungkin engkau semua pikirkan, topik yang sedang kita persekutukan hari ini berkaitan dengan watak antikristus, dan dari sudut pandang menganalisis serta menelaah watak antikristus, akan bermanfaat bagi masing-masing dari engkau semua untuk memahami semua ini dengan jelas. Kita akan menggunakan hal ini untuk menelaah watak antikristus, jadi mari kita terlebih dahulu bersekutu tentang bagaimana antikristus memperlakukan harta milik gereja, apa sebenarnya yang dimaksud dengan harta milik gereja dan siapa pemiliknya dalam pikiran mereka, serta bagaimana antikristus memandang dan mengalokasikan harta ini dalam pikiran pribadi mereka. Pertama-tama, bagaimana antikristus mendefinisikan uang dan berbagai barang yang dipersembahkan oleh saudara-saudari di gereja? Dilihat dari karakter mereka, antikristus adalah orang yang tamak, dan ketamakan mereka sangat besar sehingga mereka tidak akan mengabaikan harta ini. Sebaliknya, mereka akan sangat tertarik dengannya, memperhatikan dengan saksama untuk memeriksa dan mencari tahu berapa banyak harta milik gereja yang ada, siapa yang bertanggung jawab untuk menyimpannya, di mana harta tersebut disimpan, dan berapa banyak orang yang mengetahuinya. Jika menyangkut informasi mendasar tentang keuangan gereja, antikristus pertama-tama akan menunjukkan minat yang sangat besar dalam hal ini, dengan memberinya perhatian khusus, meminta informasi, dan bertanya-tanya, berusaha dengan segenap kemampuan mereka untuk mendapatkan informasi tersebut. Jika mereka tidak memiliki ketamakan dan tidak menyimpan rencana, apakah mereka akan tertarik dengan hal-hal ini? (Tentu saja tidak.) Antikristus berbeda dari orang-orang dengan kemanusiaan yang normal, karena ada motif tersembunyi di balik perhatian mereka. Perhatian mereka bukanlah tentang menyimpan harta ini, melainkan mereka ingin memilikinya, atau dapat menggunakannya sekehendak hati mereka. Oleh karena itu, perwujudan pertama antikristus yang mengendalikan keuangan gereja adalah memprioritaskan kepemilikan dan penggunaan mereka atas harta milik gereja.

A. Memprioritaskan Kepemilikan dan Penggunaan Mereka Atas Harta Milik Gereja

Begitu antikristus memperoleh status, sebuah pemikiran yang keliru dan tidak tahu malu muncul di lubuk hati mereka: Menjadi seorang pemimpin seharusnya membuat mereka tidak hanya berhak untuk mengetahui tentang keuangan gereja, tetapi juga memiliki kekuasaan mutlak untuk mengendalikannya. Apa tujuan mereka memiliki kendali atas keuangan gereja? Untuk memiliki kekuasaan untuk memprioritaskan kepemilikan dan penggunaan mereka atas harta milik gereja. Apa yang dimaksud dengan memprioritaskan kepemilikan dan penggunaan mereka atas harta milik gereja? Itu berarti, selama mereka memimpin sebuah gereja, uang dan barang-barang yang dipersembahkan oleh saudara-saudari di bawah pengawasan mereka semuanya berada di bawah pengelolaan, penggunaan, dan kepemilikan mereka. Apakah pemikiran ini benar atau salah? Jelas sekali, itu salah, tetapi seperti itulah cara berpikir antikristus. Hal pertama yang mereka lakukan setelah menjadi seorang pemimpin adalah berusaha menyusun rencana mengenai keuangan. Pertama, mereka mencari tahu siapa yang mengelola keuangan, berapa banyak orang yang mengelola keuangan, berapa banyak uang yang ada di pembukuan, dan apakah orang-orang yang mengelola keuangan ini adalah tangan kanan mereka yang cakap atau orang kepercayaan mereka. Jika bukan, mereka segera memberhentikan orang-orang tersebut dengan dalih tertentu dan kemudian menggantinya dengan orang-orang mereka sendiri. Apakah mereka hanya sampai pada mengganti orang yang bertanggung jawab mengelola keuangan? Tidak, tidak sesederhana itu. Ambisi mereka jauh melampaui ini; mereka benar-benar harus mengetahui jumlah yang jelas mengenai harta milik gereja. Selain mengajak orang untuk memberikan persembahan, bagaimana antikristus menangani harta ini? Mereka mengambil uang dari gereja ketika mereka perlu membeli pakaian, dan mengambilnya lagi ketika mereka pergi ke dokter, dan jika mereka kekurangan pakaian, mereka memilih beberapa potong yang lebih bagus dari pakaian yang disumbangkan oleh saudara-saudari. Lalu mereka masih belum selesai setelah membuat pilihan; mereka harus mencoba setiap potong pakaian, menyimpan yang terbaik untuk diri mereka sendiri, dan hanya menyisakan pakaian-pakaian buruk yang tidak mereka inginkan untuk gereja. Singkatnya, mereka akan menggunakan uang gereja untuk membeli makanan dan membiayai pengeluaran mereka sendiri, bahkan untuk biaya perjalanan sekecil apa pun, dan beberapa dari mereka bahkan bertindak terlalu jauh sampai menggunakan uang gereja untuk membeli barang-barang mewah, suplemen kesehatan, kosmetik, dan segala macam barang untuk keperluan pribadi mereka. Begitu antikristus menduduki posisi kepemimpinan, dan sebelum mereka melakukan sedikit pun pekerjaan, mereka sangat proaktif dalam hal menikmati harta milik gereja, dan mereka menjadikan hal ini sebagai prioritas. Setelah antikristus menikmati harta ini, seluruh pandangan rohani serta kualitas hidup mereka mengalami perubahan besar-besaran dan menjadi sama sekali berbeda dari sebelumnya. Pada setiap kesempatan, mereka akan pergi ke salon untuk menata rambut, dan pergi ke tempat refleksi untuk dipijat, mereka akan memanjakan diri, melakukan hal-hal untuk menjaga kesehatan mereka, dan membuat sup herbal untuk diri mereka sendiri. Bahkan berbagai peralatan rumah tangga listrik yang mereka gunakan akan mengalami pembaruan. Begitu mereka menjadi pemimpin, antikristus membuat catatan mengenai siapa saja orang-orang kaya di gereja dan orang-orang yang mampu memberikan persembahan. Orang-orang kaya ini kemudian akan mengeluarkan banyak uang, dan orang-orang yang sering memberikan persembahan menjadi anggota gereja yang dihargai, dan menjadi anak emas di mata antikristus. Ketika antikristus masuk ke dalam gereja, itu sama seperti ketika seekor rubah masuk ke dalam kebun anggur. Kebun anggur itu akan mengalami bencana. Bukan hanya rubah tersebut akan memakan buah anggur yang baik, dia juga akan merusak seluruh tempat itu.

Di benak antikristus, uang dan barang-barang yang dipersembahkan oleh saudara-saudari, yang secara kolektif dikenal sebagai "persembahan", semuanya adalah harta "umum" milik gereja. Ini bukan berarti bahwa harta umum ini untuk penggunaan bersama; melainkan mengacu pada fakta bahwa itu adalah persembahan bersama yang berasal dari semua orang, tetapi hak penggunaannya, untuk semua tujuan praktis, diberikan kepada para pemimpin. Dari sudut pandang antikristus, mereka berkewajiban untuk memprioritaskan kepemilikan dan penggunaan mereka atas harta milik gereja karena mereka adalah pemimpin, mereka yang mengepalai, dan segala sesuatu di gereja, terutama barang-barang yang bagus, harus menjadi milik mereka dan berada di bawah otoritas mereka. Antikristus percaya: "Mengatakan bahwa uang dan barang-barang yang dipersembahkan oleh saudara-saudari diberikan kepada tuhan hanyalah ungkapan yang dangkal. Berapa banyak dari barang-barang ini yang dapat tuhan gunakan? Dapatkah tuhan turun dari Surga untuk membagikan persembahan ini kepada orang-orang? Jadi, bukankah seharusnya terserah pada orang-orang untuk memutuskan bagaimana persembahan ini akan dibelanjakan, dialokasikan, dan digunakan?" Seperti itulah pemikiran tak tahu malu yang dimiliki antikristus mengenai harta milik gereja. Apa yang jauh lebih tidak tahu malu? Mereka berkata, "Tuhan yang di Surga tidak dapat menikmati uang dan barang-barang yang telah dipersembahkan manusia di bumi, jadi bagaimana barang-barang ini dapat dialokasikan dan digunakan? Bukankah pemimpin gereja seharusnya membantu untuk mengonsumsi, menggunakan, dan menikmatinya? Itu akan sama saja dengan tuhan yang di Surga yang menggunakannya." Jadi, antikristus, tentu saja, menjadikan persembahan saudara-saudari sebagai harta pribadi mereka. Mereka sangat jelas tentang siapa yang mempersembahkan apa dan kapan. Hal-hal ini harus dilaporkan kepada mereka dan diketahui oleh mereka. Mereka tidak peduli dengan hal-hal lainnya. Ada satu hal yang sangat penting bagi mereka selain memegang teguh kekuasaan mereka sendiri, dan itu adalah mengendalikan keuangan gereja. Inilah yang membuat menjadi pemimpin berharga bagi mereka. Dalam cara antikristus memandang dan menangani harta milik gereja, apakah ada satu aspek pun yang sesuai dengan kebenaran atau dengan tuntutan Tuhan? (Tidak, tidak ada.) Sejak awal mula hingga saat ini, pernahkah Tuhan berfirman tentang siapa yang boleh memiliki atau menggunakan persembahan yang diberikan kepada-Nya oleh saudara-saudari? Pernahkah Tuhan menyatakan bahwa para pemimpin dan pekerja gereja, para rasul, dan para nabi harus memiliki otoritas untuk memprioritaskan kepemilikan dan penggunaan mereka atas harta milik gereja? Pernahkah Tuhan berfirman bahwa penggunaan dan kepemilikan harta milik gereja jatuh kepada siapa pun yang menjadi pemimpin? (Tidak, tidak pernah.) Lalu mengapa antikristus memiliki kesalahpahaman semacam ini? Karena firman Tuhan tidak memuat ketentuan yang jelas tentang harta milik gereja, mengapa antikristus memiliki pandangan seperti ini terhadapnya? (Mereka tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan.) Apakah sesederhana itu? Mengatakan dalam situasi ini bahwa mereka tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan hanyalah kata-kata kosong. Kata-kata ini tidak menyentuh watak antikristus. Apakah antikristus menginginkan harta milik gereja ketika mereka tidak berada dalam posisi kepemimpinan? (Mereka menginginkannya.) Jadi, dapatkah engkau mengatakan bahwa mereka kehilangan hati yang takut akan Tuhan setelah mereka menjadi pemimpin? Tentunya tidak berarti bahwa mereka memiliki hati yang takut akan Tuhan sebelum menjadi pemimpin, bukan? Dapatkah orang mengatakan ini? (Tidak.) Oleh karena itu, penjelasan ini tidak berlaku. Antikristus menginginkan harta milik gereja: Mengapa demikian? (Mereka memiliki watak yang jahat.) (Natur mereka tamak.) (Natur mereka adalah mencari keuntungan di atas segalanya.) Apakah mencari keuntungan di atas segalanya merupakan esensi watak antikristus? (Tidak.) Ini hanyalah perwujudan dari karakter mereka. Jadi, mari kita telaah apa sebenarnya watak dalam diri antikristus. (Watak mereka jahat dan kejam.) Watak mereka, yang paling utama, kejam, dan kemudian jahat. Apa yang dimaksud dengan kejam? Itu berarti bahwa mereka akan merebut dengan paksa hal-hal yang tidak seharusnya menjadi milik mereka atau bukan milik mereka, tanpa peduli apakah orang lain setuju dengan hal ini atau apa yang mereka pikirkan: ini adalah watak yang kejam. Esensi natur bawaan antikristus, para setan dan Iblis ini, adalah bersaing dengan Tuhan untuk segala sesuatu. Di dalam gereja, selain bersaing dengan Tuhan demi memperebutkan umat pilihan-Nya, antikristus juga berusaha merampas persembahan yang telah orang-orang berikan kepada-Nya. Di luarnya, antikristus akan terlihat tamak, tetapi sebenarnya, itu karena mereka memiliki watak dan esensi antikristus sehingga mereka ingin merampas dan menggelapkan uang serta barang-barang yang orang-orang persembahkan kepada Tuhan. Ini, pada esensinya, adalah kekejaman. Ini sama seperti jika, sebagai contoh, engkau membeli jaket katun baru yang trendi dan berkualitas baik, kemudian seseorang melihatnya dan berkata, "Jaket katun milikmu ini lebih bagus daripada milikku. Jaket lusuh yang kukenakan berlubang-lubang dan sudah ketinggalan zaman. Mengapa milikmu begitu bagus?" dan setelah selesai berbicara, dia dengan paksa menanggalkan jaket katun milikmu, lalu memberikan jaketnya yang rusak kepadamu. Engkau tidak dapat menolak untuk bertukar dengannya. Dia akan membuatmu menderita, menyulitkanmu, memukulimu, dan bahkan mungkin membunuhmu. Beranikah engkau menentangnya? Engkau tidak akan berani menentangnya dan dia akan mengambil barang-barang milikmu tanpa persetujuanmu. Jadi, apa watak orang ini? Wataknya kejam. Apakah ada perbedaan antara ini dan watak antikristus dalam mengambil alih dan menggunakan harta milik gereja? (Tidak, tidak ada.) Berdasarkan sudut pandang antikristus tentang harta, begitu mereka menjadi pemimpin dan "pejabat", serta memiliki harta milik gereja dalam genggaman mereka, harta tersebut menjadi milik mereka. Tanpa peduli siapa yang memberikan persembahan, atau apa yang mereka berikan sebagai persembahan, antikristus akan merampasnya untuk diri mereka sendiri. Apa yang dimaksud dengan merampas sesuatu? Itu artinya, setelah harta milik gereja—yang seharusnya digunakan dan dialokasikan dengan benar sesuai dengan aturan gereja—berada di bawah kendali antikristus, hanya merekalah yang memiliki kekuasaan eksklusif untuk menggunakannya. Bahkan ketika harta itu dibutuhkan untuk pekerjaan gereja atau oleh para pekerja di gereja, antikristus tidak mengizinkan harta tersebut untuk digunakan. Hanya mereka yang diizinkan untuk menggunakannya. Mengenai bagaimana harta milik gereja digunakan dan dialokasikan, antikristus menjadi penentu keputusan; jika mereka ingin mengizinkanmu untuk menggunakannya, engkau boleh menggunakannya, dan jika tidak, maka engkau tidak boleh menggunakannya. Jika uang persembahan gereja tidak banyak dan sama sekali habis digunakan untuk pengeluaran pribadi antikristus setelah mereka menguasainya, mereka tidak peduli jika tidak ada uang yang tersisa untuk pekerjaan gereja. Mereka tidak memikirkan pekerjaan gereja atau pengeluaran normal gereja. Yang mereka inginkan hanyalah mengambil uang ini dan menggunakannya sendiri, memperlakukannya seperti penghasilan mereka sendiri. Bukankah melakukan hal-hal dengan cara seperti ini memalukan? (Ya, benar.) Di beberapa gereja yang terletak di daerah yang relatif kaya, antikristus berpikir: "Tempat ini sangat bagus. Dalam hal pengeluaran, aku dapat berfoya-foya dan berbuat sekehendak hatiku, serta tidak perlu mematuhi aturan dan prinsip-prinsip gereja. Aku dapat menggunakan uang sekehendak hatiku. Sejak aku menjadi pemimpin, akhirnya aku dapat menikmati hidup dengan menggunakan uang tanpa perlu menghitung-hitung. Jika aku ingin menggunakan uang untuk membeli sesuatu, aku hanya perlu mengatakannya, aku tidak perlu mengkhawatirkannya, dan aku tentu saja tidak perlu membicarakannya dengan siapa pun." Dalam hal menggunakan kekayaan gereja, antikristus memegang semua kekuasaan itu sendiri, mereka bertindak dengan gegabah, dan mereka menggunakan uang seperti air. Selain tidak melakukan pekerjaan apa pun sesuai dengan prinsip-prinsip gereja atau pengaturan kerja, antikristus memperlakukan harta milik gereja dengan cara yang sama, tanpa prinsip apa pun. Mungkinkah mereka tidak memahami prinsip-prinsip tersebut? Tidak, mereka tahu betul prinsip-prinsip yang mengatur alokasi dan pengeluaran harta milik gereja, tetapi mereka tidak mampu mengendalikan ketamakan dan hasrat mereka sendiri. Ketika mereka adalah orang-orang biasa tanpa status apa pun, mereka rendah hati dan menjalani kehidupan sehari-hari yang sederhana, tetapi begitu mereka menjadi pemimpin, mereka menganggap diri mereka hebat. Mereka menjadi sangat pemilih dalam cara berpakaian dan makan. Mereka tidak lagi makan makanan biasa, dan mereka belajar cara mencari merek-merek terkenal dan berkualitas ketika berbelanja pakaian. Segala sesuatunya harus mahal; baru setelah itulah mereka merasa bahwa itu sesuai dengan identitas dan status mereka. Begitu antikristus menjadi pemimpin, seolah-olah saudara-saudari semuanya berutang kepada mereka, dan harus memberikan hadiah kepada mereka. Jika ada barang bagus yang datang, mereka harus diutamakan, dan saudara-saudari diharapkan untuk mengeluarkan uang untuk mereka. Antikristus meyakini bahwa menjadi pemimpin berarti mereka harus memiliki kekuasan untuk memprioritaskan kepemilikan dan penggunaan mereka atas harta milik gereja. Bukan saja mereka berpikir dengan cara seperti ini, mereka juga berperilaku dengan cara seperti ini. Selain itu, mereka bertindak keterlaluan, hingga membuat orang lain jijik. Dilihat dari perspektif ini, seperti apakah karakter antikristus? Setelah menjadi pemimpin, dan tanpa melakukan sedikit pun pekerjaan, mereka ingin memiliki persembahan dan memprioritaskan penggunaannya. Orang macam apa yang mampu melakukan hal-hal seperti itu? Hanya seorang penjahat, tiran, atau penindas setempat yang akan melakukan hal-hal ini.

Ada seorang pemimpin yang melakukan tindakan berikut ini. Cobalah untuk menilai hal yang telah dia lakukan, dan menelaahnya. Suatu hari, Aku menerima sebungkus suplemen makanan herbal Tiongkok. Aku berpikir, "Aku tidak meminta siapa pun untuk membelikannya bagi-Ku, jadi dari mana barang ini dikirim? Siapa yang telah membelinya? Mengapa Aku tidak mengetahuinya?" Kemudian, setelah bertanya ke sana kemari, Aku mengetahui bahwa yang mengirimkannya adalah seorang pemimpin yang, tanpa bertanya kepada Yang di Atas, telah mengambil inisiatif untuk membelinya. Dia berkata bahwa barang ini dibutuhkan oleh Yang di Atas. Setelah mendengarnya, saudara-saudari yang di bawah berkata, "Karena Yang di Atas ingin membelinya, itu mudah, kita tinggal menggunakan uang milik gereja untuk membelinya. Apa pun yang ingin dibeli oleh Yang di Atas tidak menjadi masalah, khususnya karena itu untuk Tuhan. Kami tidak keberatan sedikit pun." Mengenai uang yang digunakan, milik siapakah itu? (Persembahan milik Tuhan.) Mengapa dia begitu royal dalam hal menggunakan persembahan milik Tuhan? Apakah pembelian ini diizinkan oleh Yang di Atas? Tanpa meminta persetujuan-Ku, dia secara diam-diam memutuskan sendiri untuk membeli obat tersebut. Ketika dia sedang membelinya, dia tidak berhenti sejenak untuk berpikir, "Apakah ini akan berguna bagi Yang di Atas? Apakah yang kubeli ini pantas? Berapa banyak yang harus kubeli? Apakah Yang di Atas mengizinkanku untuk menggunakan uang ini?" Apakah dia menanyakan hal-hal ini? (Tidak.) Tanpa bertanya sedikit pun, dia langsung membeli barang ini. Berasal dari manakah keroyalan ini? Kesetiaan pribadi macam apa ini? Dia menggunakan uang milik Tuhan untuk membeli sesuatu bagi Tuhan, menganggapnya sebagai kewajibannya, melakukan apa pun yang diperlukan dan mengatasi semua kesulitan untuk membeli barang tersebut dan memuaskan Tuhan. Apa yang dimaksud dengan memuaskan Tuhan di sini? Itu berarti: "Aku dapat memberikan kejutan kepadamu dengan senang hati tanpa memberitahumu. Lihat, aku memiliki kemampuan ini! Tahukah engkau bahwa aku mampu melakukan hal ini? Bagaimana menurutmu? Bukankah ini kejutan yang menyenangkan? Tidakkah engkau senang? Apakah engkau merasa terhibur?" Uang siapa yang kaubelanjakan? Apakah uang milikmu? Jika yang kaubelanjakan adalah uang milik Tuhan, apakah engkau mendapatkan persetujuan Tuhan? Engkau menggunakan uang yang kaucuri dari Tuhan, dan kemudian engkau berkata bahwa engkau ingin memberi Tuhan kejutan yang menyenangkan: Logika macam apa ini? Uang siapakah yang kaubelanjakan dengan begitu royal? (Uang milik rumah Tuhan.) Bersikap royal dengan uang milik rumah Tuhan berarti bersikap royal dengan persembahan milik Tuhan. Bukankah ini menjijikkan? (Ya.) Engkau semua mungkin merasa jijik saat mendengar hal ini, tetapi orang yang melakukannya, sama sekali tidak merasa jijik, merasa sangat bangga akan dirinya sendiri. Setelah barang itu dikirim, dia berpikir, "Mengapa tidak ada jawaban? Aku telah melakukan perbuatan yang sangat baik ini untukmu, jadi mengapa engkau tidak mengucapkan terima kasih kepadaku? Bagaimana dengan barang itu? Apakah engkau puas dengannya? Apakah engkau ingin aku membelikan lebih banyak untukmu di kemudian hari? Penilaian seperti apa yang engkau berikan kepadaku? Mulai sekarang, apakah engkau akan menempatkanku pada posisi penting? Apakah engkau puas dengan apa yang telah kulakukan? Aku menggunakan uang milikmu untuk melakukan sesuatu bagimu. Apa pendapatmu tentang kebaikanku? Apakah engkau senang? Oh, kumohon katakan sesuatu. Mengapa tidak ada jawaban?" Haruskah Aku menjawabnya? (Tidak.) Mengapa tidak? Kejadian ini terjadi beberapa waktu yang lalu, tetapi selama ini Aku selalu merasa jijik karenanya. Aku merasa jijik setiap kali melihat barang yang dibelinya. Katakan kepada-Ku, apakah masuk akal untuk merasa jijik? Apakah ada gunanya menelaah kejadian ini? (Ya, itu berguna.) Perilaku macam apa ini? Apakah ini ungkapan kesetiaan? Kebaikan? Ataukah hati yang takut akan Tuhan? (Bukan satu pun dari hal ini.) Ini disebut menjilat dan mempermainkan seseorang, dan itu artinya: "Aku menggunakan uangmu untuk membeli sesuatu untuk melayanimu dan meninggalkan kesan yang baik padamu, agar engkau memandangku dengan lebih baik." Pemimpin ini ingin menyenangkan-Ku, menyanjung-Ku dan menjilat-Ku, tetapi dia gagal pada akhirnya, dan dia ketahuan. Kesalahan apa yang dia lakukan? Pertama-tama, Aku tidak memintanya untuk melakukan hal ini; Aku tidak mengiriminya pesan untuk melakukannya. Kedua, jika dia ingin melakukan hal ini karena kebaikan hatinya, dia seharusnya bertanya terlebih dahulu dan mendapatkan persetujuan sebelum melanjutkan. Lalu saat dia melakukannya, bukankah seharusnya dia menanyakan hal-hal terkait yang perlu dia ketahui? Sebagai contoh, berapa jumlah barang yang harus dibeli, berapa nilai uang yang harus dikeluarkan untuk membelinya, jenis barang apa yang harus dibeli, dan bagaimana uang itu harus dibelanjakan. Bukankah seharusnya dia menanyakan hal-hal ini? Menanyakan hal-hal ini berarti telah bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran. Jadi, apa natur kegagalannya dalam menanyakan hal-hal ini? Pada tingkat yang lebih kecil, dia menganggap dirinya sangat cerdas, pada tingkat yang lebih besar, ini disebut bertindak dengan sengaja, tidak menghargai Tuhan, dan bertindak secara ceroboh! Aku tidak pernah memintanya untuk membeli barang tersebut, jadi untuk apa dia menunjukkan niat baik ini? Bukankah dia sedang mencari masalah? Selain itu, masalah terbesarnya adalah cara antikristus memperlakukan harta, yang merupakan hal yang sedang kita persekutukan dan telaah hari ini. Dia menganggap bahwa, sebagai pemimpin gereja itu, dia memenuhi syarat untuk menikmati persembahan yang diberikan kepada Tuhan oleh umat pilihan Tuhan di gereja, dan bahwa dia memiliki kekuasaan untuk menggunakan serta memiliki persembahan yang diberikan kepada Tuhan ini, dan bahwa dialah yang menjadi penentu keputusan mengenai hal itu. Di gereja itu, dia memiliki kekuasaan seorang raja dan menjadi tiran setempat. Dia berpikir: "Aku tidak perlu memberi tahu atau bertanya kepadamu tentang barang-barang yang kubeli, aku hanya akan mengurusnya untukmu. Apakah engkau setuju atau tidak, asalkan aku merasa bahwa melakukannya dengan cara seperti ini adalah baik, dan aku ingin melakukannya dengan cara seperti ini, maka begitulah caraku melakukannya." Orang macam apakah dia? Bukankah dia seorang antikristus? Antikristus sama tidak tahu malunya seperti itu. Ketika orang ini diberi status dan menjadi pemimpin, dia ingin menjadi raja, untuk merampas harta milik gereja. Dia menganggap bahwa dia sendirilah yang memegang kendali tentang harta milik gereja, dan punya kekuasaan untuk memilikinya serta menggunakannya. Dia bahkan berpikir bahwa dialah yang menjadi penentu keputusan tentang membeli barang-barang untuk-Ku dan barang-barang apa saja yang harus dibeli. Namun, apakah Aku membutuhkanmu untuk membeli barang-barang untuk-Ku? Apa pun yang Kugunakan dan dengan cara apa pun Aku menggunakannya, apakah Aku membutuhkan keterlibatanmu? Bukankah ini tidak bernalar? Bukankah ini tidak tahu malu? Apakah engkau sudah lupa siapa dirimu? Bukankah ini sama seperti penghulu malaikat yang setelah diberi status, ingin menjadi setara dengan Tuhan? Berapa banyak kesalahan yang dilakukan orang yang melakukan hal ini? Yang pertama adalah dia mengalokasikan harta milik gereja seolah-olah itu adalah harta pribadinya; yang kedua adalah dia mengambil inisiatif untuk membuat keputusan tentang membeli barang-barang untuk-Ku; yang ketiga adalah, setelah membuat keputusan ini seorang diri, dia tidak memberi tahu Yang di Atas tentang hal itu, tidak mencari ataupun melaporkannya kepada mereka. Masing-masing dari kesalahan ini cukup serius. Antikristus ini tampaknya menjalankan operasinya dengan sangat lancar di sana. Begitu dia memberi perintah, antek-anteknya akan melaksanakan perintahnya dengan baik. Mereka bahkan tidak berhenti sejenak untuk bertanya, "Kita menghabiskan begitu banyak uang untuk membeli barang ini. Apakah Tuhan memerintahkannya? Bolehkah uang itu digunakan dengan cara seperti ini? Apakah ini pantas? Siapa sebenarnya yang memerintahkannya?" Para antek itu bahkan tidak menanyakan hal-hal ini. Apakah mereka mau memikul tanggung jawab sedikit pun? Apakah mereka memiliki kesetiaan sedikit pun? Tidak, mereka tidak memiliki kesetiaan, dan mereka harus disingkirkan. Inilah contoh lampau dari seseorang yang menggunakan persembahan sekehendak hatinya dan tanpa prinsip apa pun. Menggunakan persembahan milik Tuhan untuk membeli barang-barang bagi Tuhan, tanpa mendapatkan persetujuan-Ku: melakukan hal ini berarti melakukan kesalahan besar.

Berikut contoh lainnya, Aku ingin engkau semua mendengarkan apa yang dilakukan orang-orang ini dan melihat apakah engkau semua merasa jengkel mendengarnya. Selama pertemuan gereja, kursi yang Kududuki terlalu empuk, dan ketika Aku duduk di kursi tersebut, tubuh-Ku merosot ke bawah cukup rendah. Mejanya juga sangat tinggi sehingga Aku harus menjaga punggung-Ku tetap lurus, dan duduk seperti ini dalam jangka waktu yang lama membuat-Ku lelah. Jadi, Aku meminta mereka untuk membeli sebuah kursi yang sedikit lebih tinggi dan yang dudukannya tidak terlalu empuk. Bukankah ini sesuatu yang seharusnya mudah untuk dilakukan? (Ya, benar.) Ini sebenarnya hal yang sangat sederhana. Pertama, mereka perlu mengukur tinggi kursi yang Kududuki pada saat itu, dan kemudian mencari kursi yang lima sentimeter lebih tinggi atau mungkin sedikit lebih tinggi dari itu, dan setelah itu, mereka perlu memeriksa seberapa empuk dudukannya, dan mencari kursi yang agak lebih keras. Pertama-tama, mereka dapat mencari di toko-toko, dan jika mereka tidak melihat kursi yang cocok, mereka dapat mencarinya lebih lanjut secara daring. Bukankah ini sesuatu yang dapat dengan mudah diatasi? Apakah ini akan menimbulkan kesulitan sedikit pun? Menggunakan uang untuk membeli sesuatu tidak bisa disebut tantangan, dan selain itu, jika beberapa orang menyatukan pemikiran mereka, ini seharusnya menjadi tugas yang mudah untuk dilaksanakan. Jadi, setelah beberapa waktu, aku datang lagi ke pertemuan di gereja tersebut, dan bertanya kepada mereka apakah mereka sudah membeli sebuah kursi baru. Mereka berkata, "Kami sudah mencarinya, tetapi kami tidak melihat ada kursi yang benar-benar cocok, dan kami tidak tahu jenis kursi apa yang engkau inginkan." Mendengar perkataannya membuat-Ku tersentak. Kupikir, "Setahu-Ku ada banyak sekali toko yang menjual segala macam barang di sini, dengan segala jenis kualitas, jadi seharusnya tidak terlalu sulit untuk membeli sebuah kursi. Aku juga tidak berharap terlalu banyak." Namun, orang yang bertanggung jawab atas pembelian tersebut berkata, "Tidak mudah untuk membelinya; tak ada satu pun kursi yang dijual dengan spesifikasi yang engkau inginkan. Mungkin Engkau bisa puas dengan memakai kursi yang sudah ada." Kupikir, "Baiklah, kalau kau tidak membelinya, tidak menjadi masalah, itu berarti akan menghemat uang, jadi Aku akan puas dengan kursi yang ini saja untuk saat ini." Setelah beberapa waktu berlalu, Aku pergi ke tempat lain, di mana ada beberapa kursi yang cukup bagus dan nyaman untuk diduduki, dan sekilas engkau bisa tahu bahwa kursi-kursi itu bermodel kuno dan berkualitas baik. Jadi, Aku memfotonya dan meminta mereka untuk menggunakan ini sebagai panduan untuk membeli kursi tersebut, tanpa menentukan preferensi warnanya, dan Aku memberi tahu mereka bahwa jika kursi tersebut tidak ada di toko-toko, mereka harus mencarinya secara daring. Aku bahkan mengatakan bahwa mereka harus mencarinya di tempat-tempat yang menjual perlengkapan kantor. Setelah itu, mereka memberikan jawaban berikut, "Kami sudah mencarinya secara daring, tetapi tidak ada. Semua produsen mengatakan bahwa ini adalah model yang sudah ketinggalan zaman dan sekarang ini tidak ada lagi yang memproduksi kursi-kursi dengan model seperti itu, jadi kami tidak dapat membelinya." Mendengar jawabannya lagi-lagi membuat-Ku tersentak, dan Kupikir, "Orang-orang ini sungguh buruk dalam menangani berbagai hal, dan mereka sangat tidak dapat diandalkan. Mereka hanya dipercayakan dengan tugas kecil ini, dan sudah dua kali mereka berkata bahwa mereka tidak dapat membeli apa yang Kuinginkan, dan menolak-Ku." Aku meminta mereka untuk terus mencari dan melihat apakah ada yang tersedia di situs web lain. Sementara itu, sambil menunggu, Aku menemukan sebuah kursi di salah satu gudang gereja. Kursi itu, yang dilengkapi dengan bantalan busa yang dilapisi dengan pola bunga merah muda, belum sepenuhnya selesai. Kursi itu memiliki sandaran punggung yang sangat lurus, sandaran tangan yang sangat lurus, kaki kursi yang sangat lurus, dan tempat duduk yang sangat lurus. Setiap bagian kursi itu lurus; semuanya memiliki sudut siku-siku dan sudut persegi. Aku berkata, "Apakah kursi ini dibuat sendiri?" Seseorang, bergegas maju, menjawab, "Bukankah engkau membutuhkan sebuah kursi? Kami membuat kursi ini untukmu, dan kami baru saja bersiap untuk memberitahumu tentang hal itu dan memintamu untuk mencobanya." Mereka bersikap sangat ramah, jadi Kupikir: "Tentu, Aku akan mencobanya." Aku mendudukkan diri-Ku dengan kokoh di atas kursi tersebut dan merasa sangat tidak nyaman, seakan-akan aku sedang duduk di atas batu karena busa di alas duduk kursi itu sangat keras. "Tidak apa-apa," kata orang yang berdiri di sebelah-Ku, "Ini bisa dibuat sedikit lebih lembut. Ini belum selesai. Kami akan membuatnya menjadi lebih baik, dan kemudian engkau dapat mengujinya lagi." Mengujinya sekali lagi? Duduk di bangku kayu kecil akan lebih baik daripada kursi itu; setidaknya tidak akan terasa seperti Aku sedang duduk di atas batu. Aku berkata, "Tidak, ini tidak bisa digunakan. Teruslah mencari jika kalian bisa. Jika tidak dapat menemukan kursinya, lupakan saja." Jadi, Aku meminta mereka untuk terus mencari. Orang-orang yang membuat kursi itu mungkin tidak mengerti. Mereka mungkin berpikir, "Kami telah menunjukkan begitu banyak kebaikan kepadamu, memilih bahan, model, dan ukuran, serta membuat kursi khusus untukmu. Mengapa engkau tidak menghargai tindakan kebaikan ini? Selain itu, engkau mengatakan bahwa rasanya seperti engkau sedang duduk di atas batu, bahwa alas duduknya keras. Mengapa engkau begitu rewel? Apa pun yang kami buat untukmu, seharusnya engkau gunakan saja, titik. Namun, engkau malah tetap ingin membeli kursi. Kami memberitahumu berulang kali bahwa model kursi yang engkau inginkan tidak dapat ditemukan, tetapi engkau terus bersikeras agar kami membelinya. Bukankah itu akan menghabiskan uang? Bagaimana dengan menghemat sedikit uang? Membuat kursi jauh lebih ekonomis; bahannya tidak mahal. Apa pun yang dapat kami buat sendiri, sebaiknya kami membuatnya daripada membeli. Mengapa engkau tidak tahu apa artinya berhemat?" Katakan kepada-Ku, akankah lebih baik bagi Aku untuk menggunakan kursi itu atau tidak? (Lebih baik Engkau tidak menggunakannya.) Begitu mereka melihat Aku tidak akan menggunakan kursi yang mereka buat, mereka menaruhnya di sudut ruangan, dan tak seorang pun dari mereka yang menggunakannya. Katakan kepada-Ku, jika Aku tidak menggunakannya, apakah Aku akan menyakiti perasaan orang lain? (Tidak.) Selama bertahun-tahun Aku tidak pernah duduk di kursi yang begitu keras. Itu adalah pengalaman yang luar biasa. Sungguh "kebaikan" yang begitu besar yang ditunjukkan orang-orang ini kepada-Ku. Beberapa waktu kemudian, entah karena beberapa keadaan yang tak terduga, sebuah kursi benar-benar dibelikan untuk-Ku, jadi orang-orang itu memang menunjukkan "kebaikan" kepada-Ku. Itu pertama kalinya Aku meminta mereka untuk membeli sesuatu bagi-Ku, dan mereka mendengarnya langsung dari-Ku, dan cara mereka menangani tugas itu sangat menjijikkan. Pembelian satu kursi bagi-Ku sangat sulit dan berat, semuanya harus melalui mereka dan didiskusikan dengan mereka, dan selain itu, Aku harus mengetahui suasana hati mereka. Jika suasana hati mereka sedang baik, mereka mungkin akan membelikannya untuk-Ku, dan jika tidak, mereka mungkin tidak akan membelikannya, lalu Aku tidak akan dapat menggunakannya. "Engkau ingin duduk di sebuah kursi yang nyaman, tetapi kami belum pernah mengalaminya, jadi bermimpi sajalah. Gunakan saja kursi yang dibuat oleh tukang kayu ini. Ketika kami telah memiliki kursi yang nyaman untuk digunakan, engkau pun dapat menggunakannya." Bukankah orang-orang ini memang seperti itu? Orang macam apa mereka? Bukankah mereka adalah orang-orang yang berkarakter rendah? Aku hanya meminta mereka untuk mengeluarkan sejumlah uang persembahan untuk membeli sesuatu, yang perlu mereka lakukan hanyalah menggerakkan tangan dan mata mereka sedikit, tetapi ternyata begitu sulit, begitu merepotkan, untuk membuat mereka menangani tugas itu. Bagaimana jika mereka diminta untuk mengeluarkan uang mereka sendiri? Awalnya, Aku tidak mengatakan uang siapa yang akan digunakan. Apakah mereka mengira Aku bermaksud agar mereka menggunakan uang mereka sendiri, dan akibatnya mereka menjadi takut sehingga mereka menolak untuk melakukan pembelian? Mungkinkah itu alasannya? Ketika memintamu untuk membeli sesuatu, bagaimana mungkin Aku membuatmu menggunakan uangmu sendiri? Jika gereja memiliki dananya, maka pergilah dan lakukan pembelian, dan jika tidak, jangan lakukan. Tidak mungkin Aku akan membuatmu menggunakan uangmu sendiri. Jadi, mengapa dibutuhkan begitu banyak upaya untuk membuat mereka melaksanakan tugas kecil ini? Orang-orang ini tidak memiliki kemanusiaan! Ketika mereka tidak berusaha menyelesaikan sesuatu dan Aku tidak berinteraksi dengan mereka, kelihatannya mereka baik dan bernalar, tetapi setelah mereka mulai melaksanakan suatu tugas, kebaikan dan nalar itu tidak ada lagi. Orang-orang ini bingung! Bagaimana Aku bisa rukun dengan mereka?

Berikut ini adalah contoh lain yang melibatkan topik persembahan. Ada sebuah tempat dengan dapur kecil, di mana peralatan memasak dan peralatan makan semuanya untuk penggunaan umum, dan terkadang, di musim dingin, orang-orang di sana tidak dapat terhindar dari terjangkit flu. Aku meminta mereka untuk membeli lemari sterilisasi atau disinfektan ozon untuk mensterilkan peralatan memasak dan semua peralatan makan bersama. Ini akan menjadi aman dan higienis. Apakah ini permintaan yang besar? (Tidak.) Aku memercayakan tugas ini kepada seseorang dan, dalam waktu singkat, Kudengar bahwa disinfektan ozon itu telah dibeli. Kekhawatiran-Ku pun sirna, dan setelah itu, Aku tidak memperhatikan hal ini lebih lanjut. Namun, ternyata ada yang tidak beres. Mesin yang dibeli orang ini ternyata bukanlah disinfektan ozon, melainkan mesin pengering udara. Itu adalah pembelian yang menyesatkan, dan selain itu kualitasnya sangat buruk, sama sekali tidak memiliki efek sterilisasi. Apakah orang yang menangani tugas ini mengetahuinya? (Seharusnya dia tahu.) Namun, bajingan ini mungkin tidak tahu. Mengapa demikian? Orang yang Kutugaskan untuk melaksanakan tugas ini tidak melaksanakannya sendiri, tetapi dia menemukan perantara untuk melaksanakannya untuknya, jadi dia tidak pernah tahu persis barang apa yang dibawa orang tersebut, atau apakah kualitasnya bagus atau buruk. Bagaimana pendapatmu tentang cara masalah ini ditangani? Apakah itu dilakukan dengan teliti atau tidak? Apakah orang ini memiliki kredibilitas? Apakah dia pantas untuk diandalkan? (Tidak.) Orang macam apa ini? Apakah dia seseorang yang berintegritas atau memiliki kemanusiaan? (Tidak.) Dia adalah orang yang bingung, sepenuhnya bajingan. Ini juga bukan akhir kisahnya. Tak lama setelah ini, orang yang bertanggung jawab atas tugas itu mulai berpikir, "Menggunakan disinfektan ozon untuk mensterilkan barang-barang memang bagus. Karena ada banyak orang yang menggunakan ruang makan kita, mungkin kita juga harus membeli disinfektan ozon untuk ruangan-ruangan itu. Engkau membeli satu, jadi kami juga akan membeli beberapa buah. Engkau membeli yang kecil untuk dapur kecilmu dan kami akan membeli beberapa yang besar untuk ruang makan besar kami." Begitu dia memunculkan ide ini, dia mendiskusikannya bersama beberapa bajingan lainnya, dan kemudian itu diputuskan. Ternyata, setelah disinfektan ozon itu dibeli, saudara-saudari mengatakan bahwa karena setiap orang menggunakan peralatan makan mereka sendiri dan tidak saling berbagi, maka tidak perlu mensterilkannya, dan alat sterilisasi itu menjadi tidak diperlukan. Pada akhirnya, mesin-mesin itu dibiarkan menganggur, dan bahkan sekarang ada beberapa yang disimpan di gudang dengan kemasan yang masih utuh. Bagaimana menurut engkau semua tentang cara masalah ini ditangani? Apakah itu dilakukan dengan cara yang rasional? Bukankah ini adalah kasus seseorang, dengan terlalu banyak waktu luang dan tidak punya kegiatan, yang menemukan cara sembrono untuk menggunakan uang? Beberapa orang, yang mengira perintah untuk melakukan pembelian ini berasal dari Yang di Atas, bahkan berkata, "Jangan mengeluh! Kita harus menerima bahwa ini pemberian Tuhan. Tuhan sangat mengasihi manusia sehingga Dia bahkan membelikan kita barang-barang yang tidak kita butuhkan. Dia bersedia menghabiskan banyak uang untuk kita. Tuhan terlalu baik kepada kita!" Namun, sekarang mereka tahu bahwa pembelian ini adalah hasil operasi rahasia dari sekelompok bajingan. Mereka memboroskan persembahan seperti ini, tanpa ada yang bertanggung jawab, tanpa ada seorang pun yang memeriksa barang-barang, dan memeriksa apakah pembelian ini sesuai, atau melaporkannya setelah pembelian itu dilakukan. Atas dasar apa orang ini membeli barang-barang itu? Itu karena Aku memintanya untuk membeli sebuah lemari sterilisasi untuk dapur kecil tersebut. Apakah Aku meminta dia membelinya untuk semua ruang makan? Aku tidak pernah memberinya tugas seperti itu. Jadi, apa motifnya membeli alat-alat itu untuk semua ruang makan? Bukankah dia menganggap persembahan sebagai milik pribadinya dan mengalokasikannya sesuai keinginannya? Apakah dia memiliki otoritas untuk mengalokasikannya? (Tidak.) Sebelum membeli mesin-mesin ini, dia tidak pernah bertanya kepada-Ku, "Karena kita membeli satu mesin untuk dapur kecil, haruskah kita juga membeli beberapa mesin untuk ruang makan besar?" Setelah melakukan pembelian, dia tidak melaporkan berapa banyak disinfektan ozon yang dibelinya dan berapa jumlah uang yang dikeluarkan, dan dia juga tidak melaporkan fakta bahwa saudara-saudari tidak membutuhkannya. Ini adalah cara yang menjijikkan untuk menangani masalah ini. Dia pun masih menentang ketika dipangkas karena melakukan hal yang kacau seperti ini. Bagaimana seharusnya orang semacam ini diperlakukan? (Keluarkan dia dari gereja.) Mengingat natur peristiwa ini, tidaklah berlebihan untuk mengeluarkannya dari gereja, karena ini adalah masalah yang berkaitan dengan persembahan, dan karena berkaitan dengan persembahan, itu melanggar ketetapan administratif. Ini artinya bertindak dengan ceroboh! Apakah dia pikir uang itu adalah miliknya? Apakah dia memiliki otoritas untuk menggunakan dan memboroskannya? Dengan pembelian yang Kupercayakan kepada orang-orang untuk dilakukan bagi-Ku, mereka mempersulit segalanya, dan menyelesaikan tugas tersebut adalah pergumulan yang sangat besar bagi mereka, dan ditambah lagi, Aku harus mendiskusikan semuanya dengan mereka. Sedangkan apa yang tidak Kupercayakan kepada orang lain untuk dilakukan dan dibeli, mereka membeli barang-barang itu tanpa berpikir dua kali, tanpa membuat rencana atau berkonsultasi dengan kebanyakan orang mengenai apakah barang-barang itu akan berguna atau tidak. Mereka hanya memboroskan uang sekehendak hati mereka. Beberapa waktu yang lalu, ada keadaan khusus di mana sebagian orang diminta membeli makanan untuk persediaan selama enam bulan hingga satu tahun karena khawatir makanan yang ada tidak akan cukup. Hal itu dijelaskan kepada mereka secara singkat dan sederhana, dan dalam waktu seminggu, mereka melaporkan kembali dengan berkata bahwa mereka telah menyelesaikan pembelian mereka dalam tiga hari, setelah membeli produk organik dan produk-produk yang sedang dalam proses mendapatkan sertifikasi organik. Bagaimana hasil pekerjaan mereka? Bukankah mereka telah melakukan pekerjaan dengan sangat baik? Aku tidak perlu lagi berkomentar, masalah itu telah ditangani. Mereka menangani tugas ini dengan kesediaan yang ceria, dan tampak sangat terampil, cekatan, cerdas, dan penuh perhatian. Mereka tidak hanya membeli makanan yang mereka perlukan, tetapi juga kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan sehari-hari itu mencakup semua yang mereka perlukan, mereka membeli segala sesuatu yang dapat dibayangkan, bahkan barang-barang seperti permen, biji melon, dan makanan ringan lainnya. Kupikir orang-orang ini sungguh tahu cara menjalani hidup; mereka tahu cara menggunakan uang, dan juga berani menggunakannya. Mereka cakap, dengan keterampilan bertahan hidup yang sangat kuat, lebih kuat daripada binatang liar, dan mereka bergerak sangat cepat, lebih cepat dari yang Kuduga. Agar dapat bertahan hidup, mereka mampu melakukan segala upaya. Tidak ada yang tidak mampu mereka lakukan. Dari kejadian ini, Aku melihat bahwa orang-orang ini tidak sepenuhnya bodoh atau sama sekali tidak mampu menyelesaikan tugas, tetapi itu terutama tergantung pada untuk siapa mereka menangani tugas tersebut. Jika mereka menangani tugas untuk diri mereka sendiri, mereka tampak sangat aktif, cerdas, cepat dalam bertindak, dan efisien. Mereka tidak perlu didesak, dan Aku tidak perlu mengkhawatirkan mereka. Namun, ketika mereka sedang melaksanakan tugas di rumah Tuhan, mereka merasa sulit untuk menangani tugas apa pun, mereka tidak pernah dapat menemukan prinsip-prinsip, dan selalu mengacaukannya. Ternyata ada alasan untuk hal ini, dan ada perbedaan yang sangat besar antara mereka yang melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri dan melakukan sesuatu untuk rumah Tuhan. Untuk saat ini, kita tidak akan membahas tentang watak atau esensi seperti apa yang orang-orang ini miliki. Dua sikap yang sama sekali berbeda yang dimiliki orang-orang ini dalam menangani berbagai hal memperlihatkan bahwa mereka memiliki karakter yang sangat rendah. Seberapa rendah karakter mereka? Biar Kudefinisikan hal ini untuk engkau semua, orang-orang ini bukanlah manusia, mereka hanyalah sekelompok binatang! Apakah definisi ini cocok untuk mereka? (Ya.) Perkataan ini mungkin sulit untuk diterima dan mungkin menjengkelkan untuk didengar, tetapi inilah tepatnya cara orang-orang ini melaksanakan tugas, dan seperti inilah diri mereka. Apa yang Kukatakan didasarkan pada fakta dan bukan fitnah yang tidak berdasar. Ketika rumah Tuhan menggunakan beberapa orang yang, mengingat fakta bahwa mereka masih muda, berkualitas agak rendah, dan tidak memiliki dasar maupun tingkat pertumbuhan, rumah Tuhan akan terus membantu mereka serta mempersekutukan kebenaran dan prinsip-prinsip kepada mereka. Namun, pada akhirnya, karakter buruk tetaplah karakter buruk, binatang buas tetaplah binatang buas, dan orang-orang ini tidak akan pernah berubah. Mereka bukan hanya tidak akan menerapkan kebenaran, mereka akan berubah menjadi lebih buruk, makin banyak menuntut, dan tidak memiliki sedikit pun rasa malu yang merupakan bagian dari kemanusiaan yang normal. Ketika mereka membeli sesuatu atau melaksanakan tugas untuk rumah Tuhan, mereka tidak pernah meminta nasihat tentang cara membeli barang-barang ini dengan harga murah dan menghemat uang sembari mendapatkan sesuatu yang berguna. Mereka tidak pernah melakukan hal ini. Mereka hanya menggunakan uang secara membabi buta, membeli barang-barang dengan sembrono, dan hanya membeli beberapa produk yang tidak berguna. Namun, ketika tiba saatnya untuk menyelesaikan sebuah tugas atau membeli sesuatu untuk-Ku secara pribadi, mereka mulai menganggapnya serius dan berpikir untuk mengurangi biaya serta mencari cara untuk menghasilkan lebih banyak dengan uang lebih sedikit. Mereka menganggap bahwa melakukan berbagai hal dengan cara seperti ini berarti berpegang pada prinsip-prinsip dan menerapkan kebenaran. Apakah orang-orang ini memiliki nalar sedikit pun? Uang siapakah ini, dan untuk siapa uang itu seharusnya digunakan—hal-hal ini bahkan tidak jelas bagi mereka. Bukankah ini seperti cara bajingan menangani sesuatu? Adakah orang-orang seperti ini di sekitar engkau semua? Semua orang yang tidak mau berdiskusi dengan bagian keuangan atau dengan saudara-saudari yang menjadi mitra mereka ketika membeli barang-barang berharga atau mahal untuk gereja, yang terus saja memboroskan uang persembahan sekehendak hati mereka, yang tahu bahwa mereka harus menghemat uang dan menganggarkan pengeluaran mereka ketika mereka menggunakan uang sendiri, tetapi memboroskan uang dengan seenaknya ketika mereka menggunakan persembahan milik Tuhan, orang-orang semacam ini benar-benar sangat memuakkan! Mereka terlalu menjijikkan, bukan? (Ya.) Hal-hal seperti itu membuat jijik setiap kali Aku memikirkannya. Binatang-binatang itu bahkan lebih rendah daripada anjing penjaga. Apakah mereka layak untuk tinggal di rumah Tuhan?

Dahulu, ada seorang pemimpin yang selalu mengambil semua barang yang saudara-saudari persembahkan kepada Tuhan di berbagai tempat ke dalam "penyimpanan"-nya, termasuk benda-benda berharga, pakaian biasa, produk perawatan kesehatan yang bisa dimakan, dan sebagainya. Tas-tas bermerek dipakainya, sepatu kulit dikenakan di kakinya, cincin di jarinya, kalung di lehernya, dan sebagainya. Apa pun yang dapat dia gunakan, dia akan mengambil dan menggunakannya, tanpa meminta persetujuan siapa pun. Suatu hari, saudara Yang Di Atas bertanya kepadanya mengapa semua barang yang dipersembahkan kepada Tuhan oleh saudara-saudari di berbagai tempat belum diserahkan. Dia menjawab: "Saudara-saudari mengatakan bahwa barang-barang ini diberikan kepada gereja, mereka tidak mengatakan bahwa barang-barang tersebut dipersembahkan kepada tuhan." Dia bahkan memberikan penekanan khusus pada hal bahwa barang-barang itu telah diberikan kepada gereja, dengan implikasi yang tersirat bahwa, karena dia sendiri adalah perwakilan yang berkuasa penuh atas gereja, Tuhan sebaiknya berhenti berharap untuk mendapatkan barang-barang ini, bahwa barang-barang tersebut bukan untuk Tuhan, melainkan untuk digunakan oleh gereja. Secara spesifik, maksudnya adalah: "Semua ini adalah untuk aku gunakan, bukan dipersembahkan untuk tuhan gunakan. Untuk apa kau bertanya? Apakah kau berhak menanyakannya?" Apakah mendengar ini membuat engkau semua marah? (Ya.) Mendengarnya pasti membuat siapa pun marah. Katakan kepada-Ku, adakah orang yang percaya bahwa barang-barang yang diberikan saudara-saudari kepada gereja dipersembahkan kepada para pemimpin gereja? Adakah orang yang mengatakan bahwa, ketika mempersembahkan barang-barang kepada gereja, mereka sedang mempersembahkannya kepada pemimpin gereja tertentu? Adakah orang yang punya niat seperti ini? (Tidak.) Kecuali, ketika mereka memberikan persembahan, mereka menulis, "Tolong teruskan barang ini kepada si Anu", baru setelah itulah barang tersebut menjadi milik pribadi pemimpin tersebut. Jika tidak, semua barang yang dipersembahkan, baik berupa uang maupun barang, diberikan oleh saudara-saudari kepada Tuhan. Barang-barang yang dipersembahkan kepada Tuhan secara kolektif disebut persembahan. Setelah ditetapkan sebagai persembahan, barang-barang itu adalah untuk Tuhan gunakan. Ketika barang-barang itu untuk Tuhan gunakan, bagaimana Tuhan menggunakannya? Bagaimana Tuhan mengalokasikan barang-barang ini? (Dia memberikannya kepada gereja untuk digunakan dalam pekerjaannya.) Benar. Ada prinsip-prinsip dan perincian spesifik untuk penggunaannya dalam pekerjaan gereja, termasuk biaya hidup bagi mereka yang melaksanakan tugas mereka penuh waktu di gereja, dan berbagai pengeluaran pekerjaan gereja. Selama periode inkarnasi Tuhan, penggunaan ini mencakup dua hal ini: pengeluaran sehari-hari Kristus, dan semua biaya pekerjaan gereja. Jadi, di dalam kedua hal ini, adakah yang mengatakan bahwa persembahan dapat diubah menjadi gaji, hadiah, pengeluaran, dan upah pribadi? (Tidak, tidak ada.) Persembahan bukan milik satu orang saja. Penggunaan dan alokasi persembahan harus diatur oleh rumah Tuhan, dan terutama digunakan dalam pekerjaan gereja: tidak termasuk di sini bahwa siapa pun yang menjadi pemimpin gereja akan memiliki otoritas untuk memiliki atau menggunakan persembahan. Jadi, bagaimana tepatnya persembahan harus digunakan? Persembahan ini harus dialokasikan berdasarkan prinsip-prinsip yang mengatur penggunaan harta milik gereja. Dilihat dari perspektif ini, bukankah memalukan bahwa antikristus selalu ingin memprioritaskan kepemilikan dan penggunaan mereka atas persembahan? Antikristus selalu menganggap bahwa uang dan barang-barang yang dipersembahkan oleh saudara-saudari adalah milik siapa pun yang berada di posisi kepemimpinan. Bukankah ini cara berpikir yang tidak tahu malu? (Ya.) Itu sangat tidak tahu malu! Antikristus tidak hanya jahat dan kejam dalam watak mereka, tetapi karakter mereka juga hina dan rendah, tanpa rasa malu.

Dengan mempersekutukan topik-topik ini dan membahas hal-hal ini, kebenaran yang harus orang pahami dan terapkan akan menjadi jelas. Namun, jika kita tidak mempersekutukan hal-hal ini, pemahaman orang akan beberapa kebenaran pasti akan selalu terhenti pada tingkat harfiah dan doktrinal, dan akan tetap relatif kosong. Jika kita memadukan beberapa hal nyata ke dalam persekutuan kita tentang kebenaran, akan jauh lebih mudah bagi orang-orang untuk memahami berbagai hal, dan pemahaman mereka tentang kebenaran akan lebih praktis dan nyata. Oleh karena itu, mempersekutukan hal-hal ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk menjelekkan siapa pun atau mempersulit mereka. Ini adalah hal-hal yang memang telah terjadi, dan selain itu, hal-hal tersebut berkaitan dengan topik yang sedang kita persekutukan. Jadi, beberapa orang tertentu telah menjadi bahan pengajaran yang hidup, dan menjadi tokoh serta karakter dalam contoh-contoh khusus yang sedang kita persekutukan dan telaah. Ini sangat normal. Kebenaran, pada dasarnya, berhubungan dengan kata-kata, pemikiran, pandangan, tindakan, dan watak yang disingkapkan dalam perjalanan hidup manusia. Jika kita hanya bersekutu dan menguraikan makna harfiah dari kebenaran, memisahkannya dari kehidupan nyata, lalu kapankah orang-orang akan mampu memperoleh pemahaman sejati tentang kebenaran? Melakukan hal-hal dengan cara seperti itu akan membuat orang-orang jauh lebih sulit untuk memahami kebenaran, dan mereka akan mengalami kesulitan untuk masuk ke dalam kenyataan kebenaran. Mengemukakan beberapa contoh khusus untuk dipersekutukan dan ditelaah akan menjadi lebih membantu orang-untuk memahami kebenaran, prinsip-prinsip yang harus mereka terapkan, maksud Tuhan, dan jalan yang harus mereka ikuti. Karena alasan ini, apa pun yang terjadi, metode ini tepat dan bermanfaat bagi orang-orang. Jika hal-hal ini tidak menyentuh kebenaran ataupun menyentuh watak antikristus yang sedang kita telaah, Aku tidak akan bersedia membahasnya. Namun, watak dan esensi orang-orang yang melakukan hal-hal ini memang menyentuh topik yang sedang kita persekutukan, jadi kita harus mempersekutukannya jika diperlukan. Tujuan mempersekutukan hal ini bukanlah untuk menekan orang atau menyulitkan mereka, juga bukan untuk mempermalukan mereka di depan umum; sebaliknya, tujuannya adalah untuk menelaah watak dan esensi manusia, dan bahkan yang jauh lebih penting, untuk menelaah watak antikristus dalam diri manusia. Jika, setiap kali persekutuan kita menyentuh topik-topik ini, yang terlintas di benak engkau semua hanyalah bahwa orang ini dan itu melakukan begini dan begitu, dan engkau gagal memikirkan bagaimana hal ini berhubungan dengan kebenaran dan watak rusak manusia, apakah ini membuktikan bahwa engkau semua telah memahami kebenaran? (Tidak.) Jika engkau semua hanya mengingat satu hal atau satu orang tertentu, lalu ada prasangka, opini, dan diskriminasi yang muncul dalam dirimu terhadap orang tersebut, dapatkah engkau dikatakan telah sampai pada pemahaman akan kebenaran? Ini bukanlah memahami kebenaran. Jadi, dalam kondisi apa engkau dapat dianggap telah sampai pada pemahaman akan kebenaran? Hampir setiap kali kita bersekutu dan menelaah berbagai perwujudan esensi antikristus, Aku menceritakan beberapa kisah untuk dijadikan contoh-contoh khusus, dan Aku bersekutu dengan engkau semua tentang di mana letak kesalahan dalam kisah-kisah tersebut dan jalan yang harus orang-orang ikuti. Jika engkau semua masih belum mengerti setelah persekutuan seperti ini, berarti ada masalah dengan pemahamanmu, bahwa kualitasmu terlalu buruk dan engkau tidak memiliki pemahaman rohani. Jadi, dalam kondisi apa engkau dapat dianggap memiliki kemampuan memahami, memiliki pemahaman rohani, dan telah memahami kebenaran dalam contoh-contoh yang telah kita persekutukan? Pertama-tama, engkau harus mampu membandingkan dirimu dengan contoh-contoh yang sedang kita persekutukan dan mulai mengenal dirimu sendiri, untuk melihat apakah engkau juga memiliki watak seperti ini, dan apakah engkau mungkin mampu melakukan hal-hal semacam itu jika memiliki status dan otoritas, serta apakah engkau juga memiliki pemikiran dan pendapat seperti itu atau menyingkapkan watak seperti ini. Ini adalah salah satu aspeknya. Selain itu, di antara contoh-contoh yang kita persekutukan, engkau harus mencari prinsip-prinsip kebenaran yang harus kaupahami dan patuhi dengan cara yang positif. Ini berarti menemukan jalan yang harus kauterapkan, dan mengetahui, dalam keadaan ini, posisi apa yang harus kauambil dan bagaimana menerapkannya dengan cara yang benar dan sesuai dengan maksud-maksud Tuhan. Selain itu, melalui penelaahan, engkau harus mampu mengenali bahwa watakmu sama dengan watak antikristus, membuat hubungan itu, dan mengetahui cara membereskannya. Dengan cara ini, engkau akan sampai pada pemahaman tentang kebenaran, engkau akan menjadi orang yang memiliki pemahaman rohani, dan yang memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran. Jika setelah engkau selesai mendengarkan sebuah kisah, engkau mengingat semua rinciannya, semua sebab dan akibatnya, serta mampu menjelaskannya, tetapi engkau tidak memahami prinsip-prinsip kebenaran yang harus diterapkan dan dimasuki orang-orang, serta ketika dihadapkan dengan suatu situasi, engkau tidak tahu bagaimana cara menerapkan kebenaran ini agar engkau dapat mengetahui yang sebenarnya mengenai orang-orang dan berbagai hal, serta mengenal dirimu sendiri, ini berarti engkau tidak memiliki kemampuan memahami. Seseorang yang tidak memiliki kemampuan memahami adalah orang yang tidak memiliki pemahaman rohani.

Aku akan memberikan contoh lain. Ada seorang pria yang baru saja terpilih sebagai pemimpin. Sebelum dia benar-benar mengerti dan memahami situasi yang sebenarnya dari berbagai aspek pekerjaan, dengan kata lain, sebelum dia benar-benar secara resmi melakukan berbagai aspek pekerjaan, dia mulai mengajukan pertanyaan pribadi, "Siapa orang-orang yang bertugas menyimpan persembahan kepada tuhan di gereja kita? Laporkan kepadaku dengan daftar nama mereka. Lalu, berikan semua nomor rekening dan kata sandinya. Aku ingin mengetahui berapa banyak uang yang ada." Dia tidak tertarik dengan pekerjaan apa pun. Satu hal yang paling dia minati dan paling membuatnya bersemangat adalah nama-nama orang yang menyimpan persembahan, serta nomor rekening dan kata sandinya. Bukankah ini akan menimbulkan masalah? Dia ingin mendapatkan persembahan itu, bukan? Ketika engkau semua menghadapi situasi seperti ini, apa yang harus kaulakukan? Karena dia telah menjadi seorang pemimpin, apakah itu berarti bahwa harta milik gereja harus diserahkan kepadanya, dan bahwa dia berhak untuk mengetahuinya dan berkuasa untuk mengendalikannya? (Tidak, dia tidak boleh diberi informasi ini.) Mengapa tidak? Bukankah engkau akan bersalah karena pembangkangan jika tidak memberikan informasi tersebut kepadanya? (Fakta bahwa dia memperlihatkan perwujudan ini adalah bukti bahwa ada sesuatu yang salah dengan dirinya, jadi, untuk melindungi persembahan kepada Tuhan, kami tidak boleh memberinya informasi ini.) Benar: Karena ada sesuatu yang salah dengan dirinya, engkau tidak boleh memberikan informasi tersebut kepadanya. Jawaban engkau semua membuktikan bahwa persekutuan-Ku sebelumnya tidak sia-sia dan engkau semua telah memahaminya. Mengapa engkau tidak boleh memberikan informasi ini kepadanya? Tanggung jawab dan tugas seorang pemimpin bukanlah memusatkan perhatian mereka pada persembahan, atau berusaha mendapatkan informasi apa pun yang berkaitan dengan persembahan. Ini bukanlah tugas atau tanggung jawab seorang pemimpin. Gereja di mana-mana memiliki orang yang telah ditunjuk untuk mengelola dan menyimpan persembahan. Selain itu, gereja memiliki aturan dan prinsip yang ketat untuk mengatur penggunaan persembahan. Tak seorang pun memiliki kekuasaan untuk memprioritaskan penggunaan persembahan bagi mereka, apalagi memiliki kekuasaan untuk memprioritaskan kepemilikan mereka atas persembahan. Ini berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali. Bukankah ini fakta? Bukankah ini benar? (Ya, benar.) Ketika antikristus ingin memprioritaskan kepemilikan dan penggunaan mereka atas persembahan, ini saja sudah salah. Mereka menganggap bahwa, sebagai pemimpin, mereka seharusnya dapat dengan bebas menikmati penggunaan persembahan: apakah ini kebenaran? Uang ini adalah milik Tuhan. Mengapa mereka menyalahgunakannya? Mengapa mereka menikmati penggunaannya sekehendak hati mereka? Apakah mereka berhak untuk melakukannya? Apakah Tuhan setuju mereka menggunakan persembahan dengan cara seperti ini? Apakah umat pilihan Tuhan menyetujuinya? Bahwa antikristus merampas persembahan dan memboroskannya: ini ditentukan oleh watak kejam mereka, ini adalah cara memandang segala sesuatu yang muncul dari ketamakan mereka, dan bukan sesuatu yang telah ditentukan oleh firman Tuhan. Antikristus ini selalu ingin menguasai semua persembahan, serta semua informasi tentang orang-orang yang bertanggung jawab atas penyimpanannya, dan semua nomor rekening serta kata sandinya. Ini adalah masalah serius, bukan? Apakah dia ingin mengetahui fakta-fakta yang berkaitan tentang persembahan Tuhan, dan menyimpannya dengan baik, lalu mengalokasikannya dengan cara yang masuk akal, dan menjaganya tetap utuh, tanpa mengizinkan siapa pun untuk menggunakannya dengan bebas dan sembrono? Apakah dia berniat melakukan hal ini? Dapatkah orang melihat, dari tindakannya, adanya tanda-tanda niat baik? (Tidak.) Jadi, jika seseorang benar-benar tidak mengingini persembahan, apa yang akan dia lakukan jika terpilih sebagai pemimpin? (Pertama-tama mereka akan mencari tahu tentang efektivitas dari berbagai aspek pekerjaan di gereja, serta bagaimana persembahan disimpan dan apakah tempat penyimpanannya aman atau tidak. Namun, mereka tidak akan menanyakan tentang nomor rekening, kata sandi, atau jumlah uang yang disimpan.) Benar, tetapi ada satu hal lagi. Setelah seseorang yang benar-benar tidak mengingini persembahan terpilih sebagai pemimpin, dia akan memeriksa apakah tempat penyimpanan persembahan itu aman atau tidak, serta apakah orang-orang yang ditugaskan untuk menyimpannya sesuai dan dapat diandalkan, apakah mereka akan menyalahgunakan persembahan itu atau tidak, dan apakah mereka menyimpan persembahan itu sesuai dengan prinsip-prinsip. Dia akan terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal ini. Mengenai informasi yang sensitif seperti jumlah persembahan dan kata sandi, orang-orang yang tidak tamak—orang-orang yang baik dan terhormat—akan menghindari hal ini. Namun, seseorang yang tamak tidak akan menghindarinya, dia akan menggunakan kedok, "Aku adalah pemimpinnya. Bukankah aku seharusnya mengambil alih setiap aspek pekerjaan? Segala sesuatu yang lain telah diserahkan kepadaku, mengapa persembahan tidak?" Dengan menggunakan kekuasaan yang dia miliki, dia akan ingin mengambil alih kendali keuangan gereja dengan dalih ini. Itu adalah masalah. Dia tidak akan melakukan pekerjaannya atau memenuhi tanggung jawabnya dengan benar, dia juga tidak akan mengelola keuangan gereja sesuai dengan prosedur dan prinsip-prinsip yang normal. Sebaliknya, dia akan memiliki rencana sendiri untuk dirinya. Siapa pun yang mampu berpikir seperti manusia normal dapat melihat hal ini. Begitu pemimpin ini mulai melakukannya, seseorang melaporkannya dan dia dihentikan. Setelah itu, orang yang melaporkan tersebut membuat laporan kepada-Ku, menanyakan apakah itu adalah tindakan yang benar, dan Aku berkata bahwa itu benar. Ini disebut melindungi kepentingan rumah Tuhan; informasi tersebut tidak dapat diberikan kepada orang semacam itu. Ingin mengendalikan uang milik rumah Tuhan terlebih dahulu tanpa melakukan sedikit pun pekerjaan, bukankah ini seperti si naga merah yang sangat besar? Ketika si naga merah yang sangat besar menangkap saudara-saudari, hal pertama yang dilakukannya adalah tidak memukuli mereka, karena takut mereka tidak akan mampu berbicara dengan jelas setelah dipukuli hingga tidak sadarkan diri. Pertama-tama, dia bertanya di mana uang gereja disimpan, siapa yang menyimpannya, dan berapa jumlahnya. Baru setelah itu dia akan bertanya siapa pemimpin gerejanya. Tujuannya hanyalah untuk merampas uang. Apa yang dilakukan pemimpin ini dan apa yang dilakukan si naga merah yang sangat besar memiliki natur yang sama. Pemimpin tersebut tidak mengumpulkan informasi tentang pekerjaan apa pun, atau memikul beban apa pun, dan dia hanya memperhatikan keuangan. Bukankah ini bersikap hina? Tindakan orang hina ini sangat kentara! Bahkan sebelum statusnya aman, dia ingin mengambil uang itu. Bukankah dia terlalu terburu-buru? Dia tidak menyadari bahwa orang lain telah mulai mengenalinya, dan dia segera diberhentikan. Jika menyangkut orang semacam ini, yang berperilaku dengan cara yang begitu kentara, engkau semua harus mengingat hal ini: Segera berhentikan dia. Tidak perlu mengetahui apa pun lagi tentang orang semacam ini, seperti watak, kemanusiaan, pendidikan, latar belakang keluarga, sudah berapa lama dia percaya kepada Tuhan, apakah dia memiliki prinsip atau tidak, seperti apa pengalaman hidupnya. Engkau tidak perlu mengetahui yang sebenarnya mengenai semua hal tersebut, satu hal ini saja sudah cukup untuk menentukan bahwa orang semacam itu adalah seorang antikristus. Engkau semua harus bersatu untuk memberhentikan dan menyingkirkan orang ini. Engkau tidak membutuhkan dia sebagai pemimpin. Mengapa? Jika engkau membiarkan dia memimpinmu, dia akan memboroskan uang yang gereja miliki, serta menyalahgunakan semuanya, dan kemudian pekerjaan gereja akan terhenti dan tidak mungkin dilaksanakan. Jika engkau menjumpai orang semacam ini, yang berfokus pada merampas uang, yang perhatiannya selalu tertuju pada kekayaan, serta tamak, dan jika tanda-tanda natur aslinya belum muncul, dan semua orang telah memilihnya dengan cara yang membingungkan, menganggap bahwa dia memiliki karunia, bahwa dia cakap dalam pekerjaannya, bahwa dia mampu memimpin semua orang untuk masuk ke dalam kenyataan kebenaran, tidak menyangka bahwa begitu dia menjadi pemimpin, dia akan mulai memasukkan uang ke dalam sakunya sendiri, engkau harus segera menurunkannya dari kedudukannya. Ini memang tindakan yang benar. Setelah itu, engkau dapat memilih orang lain. Gereja tidak akan hancur jika tidak memiliki pemimpin selama satu hari. Umat pilihan Tuhan percaya kepada Tuhan, bukan kepada pemimpin tertentu. Katakan kepada-Ku, apakah ada saat-saat ketika saudara-saudari melakukan kesalahan dalam penilaian? Sebelum orang ini menjadi pemimpin, tidak mungkin mengetahui bahwa dia tamak. Dalam interaksinya dengan orang lain, dia tidak berusaha mengambil keuntungan, dia menggunakan uangnya sendiri ketika membeli segala sesuatu, dan dia bahkan memberi sedekah. Namun, hal pertama yang dia lakukan setelah menjadi pemimpin adalah mendapatkan informasi tentang keuangan gereja. Kebanyakan orang tidak mampu menahan dorongan jahat semacam ini. Sungguh sulit dipercaya! Bagaimana mungkin dia berubah dalam semalam? Bukannya dia berubah dalam semalam, tetapi dia memang makhluk seperti itu sejak awal, satu-satunya perbedaan adalah, sebelumnya, dia tidak berada dalam keadaan yang akan menyingkapkan dirinya, dan sekarang dia telah disingkapkan oleh situasi ini. Karena orang ini telah disingkapkan, mengapa engkau masih berbelas kasihan kepadanya? Tendang saja dia dengan kuat untuk mendorongnya keluar dari sini, makin jauh makin baik! Beranikah engkau semua melakukannya? (Ya.) Jika menyangkut siapa pun yang terus membuat rencana mengenai harta milik gereja, jangan memilih mereka jika engkau belum memahami mereka sepenuhnya. Jika, dalam keadaan tidak tahu, engkau memang memilihnya tanpa memahami dirinya secara menyeluruh, dan kemudian mendapati bahwa dia adalah makhluk yang tamak dan seorang Yudas, engkau harus segera mengusir dan mengeluarkannya. Jangan berbelas kasihan dan jangan ragu-ragu. Ada orang-orang yang berkata: "Meskipun orang itu tamak, dia sangat baik dalam semua hal lainnya. Dia mampu membimbing orang untuk memahami firman Tuhan, dan dia dapat membuat orang melaksanakan tugas mereka secara normal." Namun, dia hanya bersikap seperti ini untuk sesaat. Seiring berjalannya waktu, dia tidak akan lagi seperti ini. Hanya dalam beberapa hari saja, wajah setannya menjadi jelas. Semua perwujudan dan watak antikristus yang telah kita persekutukan sebelumnya akan, sedikit demi sedikit, tersingkap dalam dirinya. Pada saat itu, bukankah sudah terlambat untuk memberhentikannya? Pekerjaan gereja pasti telah mengalami kerugian. Jika engkau tidak percaya dengan apa yang telah Kukatakan dan engkau ragu-ragu, jangan mulai menangis tersedu-sedu ketika engkau menyesal. Pertama-tama, lihatlah bagaimana seseorang memperlakukan persembahan: Ini adalah strategi yang paling sederhana, serta yang paling langsung dan terus terang untuk mengetahui yang sebenarnya apakah seseorang memiliki esensi antikristus atau tidak. Dengan topik-topik yang telah kita persekutukan sebelumnya, kita harus mengenali watak antikristus melalui beberapa perwujudan, penyingkapan, perspektif, perkataan, dan tindakan, serta melihat apakah mereka memiliki esensi antikristus atau tidak berdasarkan watak mereka. Pada satu masalah ini saja, tidak perlu melakukan hal-hal ini: itu langsung dan terus terang, sederhana, dan membutuhkan lebih sedikit upaya dan waktu. Asalkan seseorang memperlihatkan perwujudan ini—terus-menerus ingin memprioritaskan kepemilikan mereka atas persembahan atau merampas persembahan secara paksa—engkau dapat yakin bahwa dia, seratus persen, adalah seorang antikristus. Dia dapat digolongkan sebagai seorang antikristus, dan tidak boleh melayani sebagai seorang pemimpin, tetapi harus diberhentikan dan ditolak oleh saudara-saudari.

Kita baru saja bersekutu tentang perwujudan antikristus yang memprioritaskan kepemilikan dan penggunaan mereka atas persembahan, serta menggunakannya untuk menguraikan dan menelaah watak dan esensi yang diungkapkan oleh antikristus dalam upaya mereka untuk mengendalikan keuangan gereja. Ini adalah pokok bahasan yang pertama. Kepemilikan dan penggunaan, ini adalah pendekatan antikristus yang paling awal dan mendasar dalam hal harta milik gereja. Dalam pokok bahasan ini, kita tidak bersekutu secara spesifik tentang bagaimana antikristus memiliki dan menggunakan harta milik gereja. Kita akan membahas secara lebih terperinci dan spesifik dalam pokok bahasan berikutnya, yaitu antikristus memboroskan, menggelapkan, meminjamkan, menggunakan secara curang, dan mencuri persembahan.

B. Memboroskan, Menggelapkan, Meminjamkan, Menggunakan secara Curang, dan Mencuri Persembahan

1. Memboroskan Persembahan

Antikristus menganggap bahwa memiliki status dan otoritas memberi mereka kekuasaan untuk memprioritaskan kepemilikan mereka dan penggunaan persembahan. Jadi, begitu mereka memiliki kekuasaan itu, bagaimana cara mereka mengalokasikan dan menggunakan persembahan? Apakah mereka melakukannya berdasarkan aturan gereja atau prinsip-prinsip yang mengatur kebutuhan pekerjaan gereja? Bolehkah mereka melakukan hal ini? (Tidak.) Fakta bahwa mereka tidak boleh melakukan hal ini berkaitan dengan banyak hal. Begitu antikristus memperoleh status, mereka tidak dapat menghindarkan diri dari melakukan beberapa hal yang melibatkan pekerjaan gereja, dan sebagian dari pekerjaan ini melibatkan pengeluaran dan alokasi harta milik gereja. Jika demikian, apa prinsip-prinsip yang mereka gunakan dalam mengalokasikan harta milik gereja? Apakah dengan berhemat? Apakah dengan bersikap teliti dalam merencanakan pengeluaran, dan berhemat sedapat mungkin? Apakah dengan mempertimbangkan rumah Tuhan dalam segala hal? Tidak. Jika mereka dapat pergi ke suatu tempat dengan sepeda, mereka tetap menggunakan uang untuk naik bus. Ketika mereka merasa tidak mudah dan tidak nyaman untuk selalu bepergian dengan bus atau mobil sewaan, mereka mulai mempertimbangkan untuk menggunakan uang milik rumah Tuhan untuk membeli sebuah mobil. Ketika mencari sebuah mobil, mereka tidak suka dengan harga yang murah dan model dengan performa rata-rata, dan secara khusus memilih mobil dengan performa tinggi, model bermerek yang diimpor langsung dari luar negeri, yang harganya lebih dari dua miliar. Mereka berpikir, "Ini bukan masalah besar, dan bagaimanapun juga, rumah tuhanlah yang membayarnya, dan uang milik rumah tuhan adalah uang milik semua orang. Tidak ada yang sulit bagi semua orang untuk membeli mobil bersama-sama. Rumah tuhan begitu besar, seluruh alam semesta adalah milik tuhan, jadi apakah masalah besar jika rumah tuhan membeli sebuah mobil? Di dunia Iblis, mobil yang dikendarai orang-orang semuanya berharga beberapa miliar, jadi gereja kami membeli sebuah mobil hanya seharga dua miliar itu cukup hemat. Lagi pula, mobil itu bukan untuk kugunakan sendiri, seluruh jemaat akan menggunakannya bersama-sama." Saat antikristus membuka mulut mereka, keluarlah uang dua miliar lebih, tanpa rasa khawatir atau berdebar-debar sedikit pun, dan tanpa rasa bersalah sama sekali. Setelah membeli mobil tersebut, mereka mulai menikmatinya. Mereka tidak lagi pergi ke tempat-tempat yang seharusnya mereka kunjungi dengan berjalan kaki, mereka tidak lagi mengendarai sepeda ke tempat-tempat yang seharusnya mereka kunjungi dengan sepeda, dan mereka tidak lagi menyewa mobil untuk tempat-tempat yang dapat mereka kunjungi dengan mobil sewaan; sebaliknya, mereka bersikeras menggunakan mobil mereka sendiri. Mereka benar-benar merasa lebih baik daripada orang lain, seolah-olah mereka mampu melakukan pekerjaan yang besar. Antikristus menggunakan uang dengan sangat boros, semua yang mereka beli haruslah barang-barang yang bagus, berkualitas tinggi dan mahal, serta teknologi terbaru. Sebagai contoh, perbedaan harga antara model biasa dan model berkualitas tinggi dari jenis mesin dan peralatan tertentu dapat bervariasi hingga beberapa puluh juta. Dalam situasi ini, antikristus akan ingin membeli model yang berkualitas tinggi dan mahal. Asalkan mereka tidak menggunakan uang mereka sendiri, melakukan hal ini sama sekali tidak akan mengganggu mereka. Jika mereka harus membayar dari kantong mereka sendiri, mereka tidak akan mampu membeli mobil yang paling biasa atau paling murah sekalipun, tetapi ketika engkau berkata bahwa rumah Tuhan akan membayarnya, mereka akan menginginkan mobil yang paling mahal. Bukankah mereka ini binatang buas? Bukankah mereka tidak masuk akal? Bukankah ini memboroskan persembahan? (Ya.) Orang-orang yang memboroskan persembahan memiliki kemanusiaan yang buruk, mereka egois dan tercela! Setelah antikristus memperoleh kekuasaan untuk menggunakan persembahan, mereka ingin merampas persembahan itu untuk diri mereka sendiri, menggunakannya dengan mengabaikan prinsip-prinsip, dan bersikeras mendapatkan barang-barang yang berkualitas tinggi dan mahal untuk setiap pembelian. Ketika mereka membeli kacamata, mereka menginginkan yang mahal, jenis yang menghalangi cahaya biru dan sinar ultraviolet, dengan lensa yang paling jernih, dan ketika mereka membeli komputer, mereka menginginkan komputer model terbaru yang mahal. Entah mereka akan perlu menggunakan berbagai perangkat dan peralatan dalam tugas mereka atau tidak, begitu topik pembelian barang-barang tersebut muncul, mereka ingin membeli yang berkualitas dan mahal. Bukankah ini memboroskan persembahan? Mereka tahu cara berhemat dalam hal uang mereka sendiri, barang apa pun bisa mereka gunakan asalkan berguna, tetapi jika harus membeli sesuatu untuk rumah Tuhan, masalah kebergunaan dan penghematan uang tidak lagi menjadi pertimbangan. Yang mereka pikirkan hanyalah bahwa barang itu harus bermerek terkenal, harus memperlihatkan kedudukan mereka, dan mereka membeli barang apa pun yang paling mahal. Bukankah ini mencari kehancuran mereka sendiri? Menggunakan persembahan seperti air, bukankah ini yang antikristus lakukan? (Ya.)

Ada seorang pria yang pergi membeli sikat gigi bersama saudara yang di Atas. Dia membeli sikat gigi seharga lebih dari satu dolar untuk saudara itu, tetapi dia membeli sikat gigi impor yang harganya lebih dari 15 dolar untuk dirinya sendiri. Jadi, antara saudara yang di Atas dan saudara biasa ini, bukankah engkau semua akan berkata bahwa ada perbedaan tertentu dalam hal status mereka? (Ya.) Dalam hal logika—tidak usah menyinggung hal-hal seperti status, kedudukan, atau cara Tuhan mengalokasikan, dan mari hanya membahas fakta bahwa saudara yang di Atas telah bekerja keras selama bertahun-tahun—bukankah seharusnya dia menggunakan sesuatu yang berkualitas lebih tinggi? Namun, dia tidak peduli tentang hal ini. Apa prinsip yang dia ikuti? Berhemat sedapat mungkin: jenis barang ini bukanlah sesuatu yang canggih, jadi tidak ada gunanya menggunakan barang yang mahal, dan tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk itu, barang yang dapat digunakan saja sudah cukup. Jadi, jika menyangkut identitas, kedudukan, dan status kedua orang ini, ada perbedaan di antara mereka, dan sebuah barang dengan kualitas paling biasa telah dibeli untuk orang yang seharusnya menggunakan barang yang bagus, dan sebuah barang dengan kualitas terbaik telah dibeli untuk orang yang seharusnya menggunakan barang yang biasa-biasa saja. Apa masalahnya di sini? Siapakah di antara kedua orang ini yang bermasalah? Orang yang menggunakan barang yang bagus adalah orang yang bermasalah. Dia tidak tahu siapa dirinya dan tidak memiliki rasa malu, serta selalu membeli barang terbaik dan termahal asalkan rumah Tuhan yang membayarnya. Apakah orang ini memiliki nalar sedikit pun? Jika dia melakukan hal ini saat berbelanja bersama saudara yang di Atas—membuat pilihan-pilihan ini di hadapan saudara ini—apa yang akan dia lakukan jika dia berbelanja sendirian? Berapa banyak uang yang akan dia belanjakan secara royal? Dia pasti akan bertindak lebih jauh, dan perbedaannya tidak akan hanya sepuluh dolar; dia akan cukup berani untuk membeli barang dengan harga berapa pun, mengeluarkan uang sebesar apa pun untuk membeli barang-barang itu. Dia menggunakan persembahan dan uang milik rumah Tuhan dengan cara seperti ini; bukankah dia sedang mencari kehancurannya sendiri? Ada orang-orang yang berpikir, "Aku telah melakukan pekerjaan yang begitu besar untuk rumah tuhan, mengambil begitu banyak risiko, menanggung begitu banyak kesukaran, dan aku telah dijebloskan ke dalam penjara beberapa kali. Aku seharusnya berhak menikmati perlakuan khusus." "Hak"-mu ini, apakah itu adalah kebenaran? Dalam firman Tuhan yang mana Dia membuat ketentuan bahwa siapa pun yang telah dipenjara, atau menanggung kesukaran, atau melakukan perjalanan untuk-Nya selama bertahun-tahun, seharusnya berhak menikmati perlakuan khusus, dan seharusnya berhak menikmati prioritas pertama dalam menggunakan dan memiliki persembahan, serta memboroskannya sekehendak hati mereka, dan bahwa ini adalah ketetapan administratif? Pernahkah Tuhan mengucapkan sepatah kata pun tentang hal ini? (Tidak, tidak pernah.) Jadi, apa yang Tuhan katakan tentang bagaimana orang semacam ini, bersama para pemimpin, pekerja, dan semua orang yang melaksanakan tugas mereka di rumah Tuhan, diharapkan untuk menggunakan persembahan? Mereka harus menggunakannya untuk pengeluaran normal; tak seorang pun memiliki otoritas khusus untuk menggunakan atau memiliki persembahan. Tuhan tidak akan menjadikan persembahan milik-Nya sebagai harta pribadi seorang manusia pun. Pada saat yang sama, Tuhan tidak menetapkan bahwa orang harus memboroskan uang pada penggunaan dan alokasi persembahan. Orang macam apa yang memboroskan uang? Watak macam apa yang dimiliki orang yang memboroskan uang? Ini adalah sesuatu yang dilakukan oleh binatang buas, tiran, bajingan, gangster, dan penjahat tercela yang tidak memiliki rasa malu, ini adalah sesuatu yang dilakukan oleh antikristus. Siapa pun yang memiliki sedikit kemanusiaan dan rasa malu tidak akan melakukan hal serendah ini. Ada orang-orang yang, setelah menjadi pemimpin gereja, menganggap bahwa ini memberi mereka otoritas untuk menggunakan persembahan dan harta milik gereja. Mereka ingin dan berani membeli apa pun dan segala sesuatu, serta ingin meminta apa pun dan segala sesuatu. Mereka merasa bahwa apa pun yang mereka beli, apa pun yang mereka nikmati, sangat layak bagi mereka. Selain itu, mereka tidak pernah peduli untuk menanyakan harganya. Jika ada seseorang yang membelikan mereka sebuah barang yang murah dan biasa, mereka justru akan marah dan menaruh dendam kepada mereka. Inilah antikristus.

2. Menggelapkan Persembahan

Perwujudan lain dari antikristus yang mencoba untuk mengendalikan keuangan gereja adalah penggelapan. Istilah "penggelapan" seharusnya mudah dipahami. Apakah penggelapan berarti mengambil harta milik gereja dan memberikannya kepada saudara-saudari atau mengalokasikannya untuk pekerjaan gereja sehingga dapat digunakan dengan benar? (Tidak, bukan.) Lalu, apa yang dimaksud dengan "penggelapan"? (Itu berarti tidak menggunakannya dengan cara yang benar, tetapi menggunakannya sekehendak hati atau secara diam-diam.) Meskipun benar jika mengatakan "menggunakannya secara diam-diam", hal itu tidak terlalu spesifik. Jika seseorang menggunakan harta milik gereja secara diam-diam untuk biaya hidup orang-orang yang melaksanakan tugas mereka penuh waktu, maka tidak ada yang salah dengan hal ini, dan itu bukanlah penggelapan. Penggelapan dikutuk, dan itu tidak sesuai dengan prinsip-prinsip. Sebagai contoh, beberapa pemimpin gereja mengendalikan keuangan gereja, dan ketika anak-anak mereka kekurangan dana untuk masuk universitas, dan mereka benar-benar tidak memiliki cukup uang di rumah, mereka datang ke hadapan Tuhan untuk berdoa, berkata, "Ya tuhan, biarkan aku mengakui kesalahanku terlebih dahulu dan memohon pengampunanmu. Jika engkau harus memberikan hukuman, maka hukumlah aku dan bukan anakku. Aku tahu ini tidak benar, tetapi saat ini aku sedang berada dalam kesulitan, jadi aku terpaksa melakukan hal ini. Kasih karuniamu selalu berlimpah, jadi aku hanya berharap agar engkau akan melepaskanku dari kesulitan kali ini dan memberkatiku. Aku kekurangan sekitar empat puluh sampai enam puluh juta untuk biaya kuliah anakku, dan bahkan setelah mengumpulkan uang dan meminjam ke sana kemari, aku masih belum memiliki cukup uang. Bolehkah aku menggunakan uangmu untuk membayar biaya kuliah anakku?" Kemudian, setelah mereka selesai berdoa, mereka merasa sangat tenang dan, berpikir bahwa Tuhan telah menyetujuinya, mereka mengambil uang itu untuk keperluan pribadi mereka. Ini adalah penggelapan, bukan? Tidak menggunakan uang untuk hal yang seharusnya, tetapi menggunakannya untuk tujuan lain, melanggar prinsip-prinsip yang mengatur penggunaan persembahan di rumah Tuhan: inilah yang disebut "penggelapan". Ketika seorang anggota keluarga jatuh sakit dan membutuhkan uang, atau mereka kekurangan dana dalam transaksi bisnis, mereka mulai membuat rencana tentang persembahan, dan dalam hatinya, mereka berdoa, berkata: "Ya tuhan, ampunilah aku, aku tidak bermaksud melakukannya, keluargaku benar-benar sedang mengalami kesulitan. Kasih-Mu seluas lautan dan tak terbatas seperti langit dan engkau tidak mengingat pelanggaran orang. Setelah aku menggunakan uang ini, aku akan mengembalikannya kepadamu dua kali lipat ketika bisnis keluargaku menghasilkan uang, jadi kumohon izinkan aku menggunakannya." Beginilah cara mereka menggunakan persembahan kepada Tuhan. Entah itu adalah seorang kerabat atau teman yang membutuhkan uang, asalkan para pemimpin ini memiliki uang di tangannya, mereka akan memberikannya kepada orang tersebut, tanpa bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip atau mendapatkan persetujuan orang lain, apalagi memikirkan sejenak fakta bahwa ini adalah persembahan kepada Tuhan. Sebaliknya, mereka akan mengambil keputusan sendiri, mengeluarkan uang dari gereja, dan menggunakannya untuk tujuan lain. Bukankah ini adalah penggelapan? (Ya.) Ini adalah penggelapan. Ada orang-orang yang mengembalikan uang itu sepenuhnya setelah secara diam-diam menggelapkan persembahan; apakah ini berarti bahwa mereka tidak lagi bersalah atas dosa menggelapkan persembahan? Apakah ini berarti mereka dapat dibebaskan dari tanggung jawab? Atau, jika pada saat penggelapan, mereka memiliki alasan, latar belakang tertentu, atau kesukaran, dan mereka tidak punya pilihan lain selain menggelapkan uang, dapatkah penggelapan ini diampuni dan tidak dikutuk? (Tidak.) Jika demikian, dosa menggelapkan persembahan adalah dosa yang serius! Apakah ada bedanya dengan apa yang dilakukan Yudas? Bukankah orang yang menggelapkan persembahan sama seperti Yudas? (Ya, benar.) Ketika anak-anak mereka akan masuk universitas, ketika seseorang dalam keluarga mereka sedang berbisnis, atau seorang lansia membutuhkan perawatan medis, atau mereka tidak memiliki pupuk untuk bertani, dalam semua situasi ini, mereka ingin menggunakan uang gereja. Ada orang-orang yang bahkan menghancurkan kuitansi persembahan yang diberikan oleh saudara-saudari, lalu memasukkan uang itu ke saku mereka sendiri untuk digunakan sekehendak hati mereka, tanpa sedikit pun rasa malu atau jantung mereka berdebar-debar. Ada yang bahkan menerima persembahan uang dari saudara-saudari di pertemuan, dan kemudian, segera setelah pertemuan itu selesai, mereka pergi dan membeli barang-barang dengan uang tersebut. Kemudian, ada beberapa saudara-saudari yang, setelah melihat orang-orang ini menggelapkan persembahan dengan mata mereka sendiri, tetap membiarkan mereka menyimpan uang tersebut, tanpa ada seorang pun yang memikul tanggung jawab, dan tak ada seorang pun yang maju untuk menghentikannya. Mereka semua takut menyinggung para pemimpin ini, jadi mereka hanya melihat saat mereka menggunakan uang tersebut. Kalau begitu, apakah engkau mempersembahkan uang ini kepada Tuhan, atau bukan? Jika engkau memberi amal kepada orang lain, engkau harus memperjelas bahwa engkau tidak mempersembahkan uang ini kepada Tuhan, jadi Tuhan tidak akan mengingatnya. Kemudian, mengenai siapa pemilik uang ini, siapa yang menggunakannya, dan bagaimana uang itu digunakan, hal-hal ini tidak akan ada hubungannya dengan rumah Tuhan. Sebaliknya, jika uangmu itu memang telah dipersembahkan kepada Tuhan, tetapi sebelum gereja sempat menggunakannya, ada seseorang yang menggunakannya seperti itu, memboroskannya seperti itu, dan engkau tidak peduli sedikit pun, tidak menghentikannya, dan tidak melaporkannya, maka dalam kasus ini, ada masalah denganmu, engkau terlibat dalam dosanya, dan ketika orang itu dihukum, engkau pun tidak akan bisa lolos.

3. Meminjamkan Persembahan

Segala sesuatu yang melibatkan penggunaan persembahan dengan semau-maunya, penggunaan dan pengeluaran persembahan yang tidak patut, selalu berkaitan dengan ketetapan administratif, dan memiliki kualitas pelanggaran terhadapnya. Ada orang-orang yang dalam mengelola harta milik gereja, mungkin mengatakan, "Harta milik gereja teronggok begitu saja. Sekarang ini, bank-bank memiliki berbagai jenis program investasi, seperti, surat obligasi, dan reksa dana, yang semuanya memberikan tingkat keuntungan yang baik. Jika kita mengambil uang dari gereja dan menginvestasikannya, dan mendapatkan sedikit keuntungan, bukankah ini membawa manfaat bagi rumah tuhan?" Kemudian, tanpa mendiskusikannya, tanpa mendapatkan persetujuan siapa pun di gereja, mereka mengambil keputusan sendiri untuk meminjamkan uang itu. Apa tujuan mereka melakukan hal itu? Dikatakan dengan bahasa yang halus, ini berarti menghasilkan keuntungan bagi rumah Tuhan, memikirkan rumah Tuhan; tetapi sebenarnya, orang-orang ini menyimpan motif yang egois. Mereka ingin meminjamkan uang tanpa diketahui siapa pun, lalu, pada akhirnya, mengembalikan jumlah pokoknya ke rumah Tuhan, sedangkan keuntungannya mereka simpan untuk diri mereka sendiri. Bukankah melakukan ini berarti menyimpan niat tidak setia? Inilah yang disebut meminjamkan persembahan. Bisakah meminjamkan persembahan dianggap sebagai penggunaan yang benar? (Tidak, tidak bisa.) Ada orang-orang lainnya yang mengatakan, "Tuhan mengasihi umat manusia, rumah tuhan itu penuh kehangatan. Sesekali, ketika saudara-saudari kita kekurangan uang, tidak bolehkah kita meminjamkan persembahan tuhan kepada mereka?" Kemudian ada orang-orang yang mengambil keputusan sendiri, dan beberapa antikristus bahkan memohon dan menghasut saudara-saudari, seraya mengatakan, "Tuhan mengasihi umat manusia, tuhan mengaruniakan hidup, memberikan segalanya kepada manusia, jadi bukan masalah besar untuk meminjamkan uang, bukan? Meminjamkan uang kepada saudara-saudari kita untuk menopang mereka pada masa-masa yang sangat mendesak, untuk menolong mereka melewati kesulitan dalam hidup mereka, bukankah itu kehendak tuhan? Jika tuhan mengasihi manusia, bolehkah manusia tidak saling mengasihi? Ayolah, pinjami mereka uang!" Mendengar hal ini, sebagian besar orang yang bodoh berkata: "Tentu saja, jika engkau berkata begitu. Bagaimanapun, uang itu milik semua orang, jadi anggap saja ini sebagai kita semua orang membantu seseorang." Jadi, dengan satu orang melontarkan ide-ide yang terdengar bagus dan sekelompok orang menjilatnya, pada akhirnya keluarlah uang itu. Jadi, apakah ucapanmu bahwa "uang ini telah dipersembahkan kepada Tuhan" memiliki arti? Jika memang memiliki arti, maka uang itu telah menjadi milik Tuhan dan sekarang telah dikuduskan, sehingga uang tersebut hanya pantas untuk digunakan sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah Tuhan tetapkan. Jika itu tidak memiliki arti, jika uang yang engkau persembahkan tidak memiliki arti, maka tindakan apa yang kaulakukan terhadap persembahan itu? Apakah itu hanya sebuah permainan? Apakah engkau sedang mempermainkan Tuhan dan menipu Dia? Setelah meletakkan barang-barang yang ingin engkau persembahkan di atas mezbah, engkau mulai merasa iri, karena barang-barang itu diletakkan di sana, tetapi Tuhan tidak menggunakannya, dan sepertinya Dia tidak akan membutuhkannya sama sekali. Jadi, ketika engkau perlu menggunakannya, engkau mengambilnya dan menggunakannya untuk dirimu sendiri. Atau mungkin engkau mempersembahkan terlalu banyak dan, karena menyesalinya setelah itu, engkau mengambil kembali sebagian darinya. Atau mungkin engkau tidak berpikir jernih ketika engkau memberikan persembahan itu, dan sekarang engkau telah menemukan kegunaannya, engkau mengambilnya kembali. Apakah natur dari perilaku tersebut? Begitu orang telah mempersembahkan uang dan barang-barang ini kepada Tuhan, itu sama artinya dengan menyajikannya di atas mezbah, dan barang-barang yang telah disajikan di atas mezbah dianggap apa? Itu adalah persembahan. Sekalipun itu hanya sebuah batu, atau sebutir pasir, bakpao, atau segelas air, selama engkau telah meletakkannya di atas mezbah, barang ini adalah milik Tuhan, bukan milik manusia, dan tak satu pun manusia boleh menyentuhnya lagi. Entah engkau menginginkannya untuk dirimu sendiri atau tidak, atau merasa bahwa engkau memiliki kegunaan yang sah untuk hal itu, tidak satu pun manusia memiliki hak atasnya lagi. Ada orang yang mengatakan, "Bukankah tuhan mengasihi umat manusia? Memangnya kenapa kalau dia mengizinkan umat manusia mendapat bagian? Sekarang ini, engkau tidak haus dan engkau tidak membutuhkan air, tetapi aku haus, jadi mengapa aku tidak boleh minum?" Akan tetapi engkau harus melihat apakah Tuhan menyetujuinya atau tidak. Jika Tuhan menyetujuinya, ini membuktikan bahwa Dia telah memberimu hak dan engkau memiliki hak untuk menggunakannya; tetapi jika Tuhan tidak menyetujuinya, engkau tidak memiliki hak untuk menggunakannya. Dalam situasi di mana engkau tidak memiliki hak, di mana Tuhan tidak memberikan hak itu kepadamu, menggunakan sesuatu yang menjadi milik Tuhan adalah sangat tabu, dan merupakan hal yang paling Tuhan benci. Orang selalu mengatakan bahwa Tuhan tidak menoleransi pelanggaran manusia, tetapi mereka tidak pernah mengerti seperti apa watak Tuhan sebenarnya, atau perbuatan mereka yang mana yang paling mungkin menyinggung wataknya. Dalam hal persembahan kepada Tuhan, banyak orang terus-menerus memikirkannya, ingin menggunakan atau mengalokasikannya sesuka hati mereka, menggunakannya, memilikinya, atau bahkan memboroskannya menurut keinginan mereka sendiri; tetapi Kuberitahukan kepadamu, engkau sudah tamat, engkau pantas mati! Seperti itulah watak Tuhan. Tuhan tidak mengizinkan siapa pun menyentuh barang-barang milik-Nya; seperti itulah martabat-Nya. Hanya ada satu situasi di mana manusia diberi hak oleh Tuhan untuk menggunakan barang tersebut, dan itu adalah menggunakannya secara tepat sesuai dengan peraturan gereja serta prinsip-prinsip yang mengatur penggunaannya. Tetap berada dalam batas-batas ini diperkenan oleh Tuhan, tetapi menyimpang dari batas-batas ini merupakan pelanggaran terhadap watak Tuhan, terhadap ketetapan administratif. Memang seketat itulah, tanpa menyisakan ruang untuk negosiasi, dan tidak ada jalan alternatif. Oleh karena itu, mereka yang melakukan hal-hal seperti memboroskan, menggelapkan, atau meminjamkan persembahan dianggap sebagai antikristus di mata Tuhan. Mengapa mereka diperlakukan dengan begitu keras, sampai-sampai dianggap sebagai antikristus? Jika seorang yang percaya kepada Tuhan bisa bertindak sejauh itu hingga berani menyentuh, atau menggunakan, atau memboroskan sesuka hati barang-barang milik Tuhan yang telah dikuduskan, maka orang seperti apakah mereka? Orang seperti itu adalah musuh Tuhan. Hanya musuh-musuh Tuhan yang akan memiliki sikap seperti itu terhadap barang-barang milik-Nya; tidak ada orang rusak biasa yang akan melakukan hal ini, bahkan binatang pun tidak akan melakukan hal ini, hanya musuh Tuhan, Iblis, dan si naga merah yang sangat besar, yang akan melakukan hal semacam itu. Apakah pernyataan ini terlalu keras? Tidak, ini adalah fakta dan sepenuhnya akurat. Bagaimana mungkin Iblis dapat menyentuh hal-hal yang menjadi milik Tuhan? Seperti itulah martabat Tuhan!

4. Menggunakan Persembahan secara Curang

Ada orang-orang lain yang, dengan berbagai dalih, meminta uang dan barang-barang kepada keluarga Tuhan, dengan berkata, "Gereja kami kekurangan sebuah kursi, jadi belikan kami sebuah kursi. Beberapa saudara-saudari di gereja kami tidak memiliki komputer untuk digunakan dalam melaksanakan tugas mereka, jadi belikan kami komputer MacIntosh. Kami sering menghubungi orang dalam pekerjaan kami, dan kami membutuhkan telepon, jadi belikanlah kami ponsel iPhone. Namun, memiliki satu ponsel tidaklah cukup, itu akan terlalu merepotkan, karena terkadang kami harus menghubungi orang yang berbeda. Satu saluran telepon terlalu mudah untuk dipantau, jadi kami membutuhkan beberapa saluran telepon." Jadi, beberapa orang ini memiliki empat atau lima ponsel dan membawa dua atau tiga laptop sekaligus; mereka memiliki penampilan yang sangat mengesankan, tetapi kinerja mereka buruk. Bagaimana mereka bisa mendapatkan semua barang ini? Mereka mendapatkan semuanya secara curang. Sebelumnya, kita telah membahas tentang seorang wanita bodoh, yang merupakan khas antikristus. Ketika rumah Tuhan sedang merenovasi sebuah gedung gereja, wanita itu bekerja sama dengan seorang pria untuk menggunakan uang milik gereja secara curang, yang menyebabkan kerugian besar bagi rumah Tuhan. Ketika pria ini melakukan renovasi, dia mengambil sebagian uang renovasi seperti yang mungkin dilakukan oleh seorang kontraktor yang bukan orang percaya, membeli barang-barang yang berkualitas tinggi dan mahal serta mengeluarkan banyak uang tambahan. Ketika beberapa orang melihat ada masalah, wanita bodoh ini membantu pria itu menutupi dan menyembunyikan hal ini, dan bersama-sama mereka menipu uang milik rumah Tuhan. Pada akhirnya mereka ketahuan dan mereka berdua diusir. Dalam hal ini, mereka mendatangkan kehancuran bagi diri mereka sendiri, dan merusak hidup mereka. Apakah menangis tersedu-sedu ada gunanya bagi mereka? Karena pada akhirnya semuanya menjadi seperti ini, mengapa mereka bertindak seperti itu sejak awal? Mengapa wanita bodoh itu tidak berpikir masak-masak ketika dia menggunakan persembahan secara curang? Apakah terlalu berlebihan bagi rumah Tuhan untuk mengusirnya dan memaksanya mengembalikan uang tersebut? (Tidak, tidak berlebihan.) Dia pantas menerimanya! Orang semacam ini tidak pantas dikasihani. Tidak ada belas kasihan terhadapnya. Kemudian ada seorang pemimpin wanita yang kita bahas sebelumnya. Dia secara diam-diam mengambil cukup banyak uang milik gereja dan meminjamkannya kepada seorang tidak percaya. Beberapa waktu kemudian, dia juga ditangani. Mungkin ada orang-orang yang berpikir, "Bukankah dia hanya meminjamkan sedikit uang? Biarkan dia mengembalikannya dan anggap selesai. Mengapa mengeluarkannya? Itu berarti orang yang cukup baik menjadi orang tidak percaya dalam sekejap mata, dan harus pergi bekerja untuk mencari nafkah. Dia sangat menyedihkan!" Apakah orang ini menyedihkan? Mengapa engkau justru tidak berkata bahwa dia menjijikkan? Mengapa engkau tidak melihat hal-hal yang telah dia lakukan? Apa yang dia lakukan sudah cukup untuk membuatmu merasa jijik sepanjang sisa hidupmu, dan engkau malah mengasihaninya! Orang-orang yang mengasihaninya—orang macam apa mereka? Mereka semua adalah orang-orang bodoh dan orang yang menunjukkan kebaikan tanpa pandang bulu kepada semua orang.

5. Mencuri Persembahan

Ada satu perwujudan terakhir dari antikristus yang mengendalikan keuangan gereja, yaitu mencuri persembahan. Ada orang-orang bodoh yang, ketika memberikan persembahan, memegang prinsip "jangan biarkan tangan kiri tahu apa yang dilakukan tangan kanan", dan kemudian mereka menyerahkan uang yang mereka persembahkan kepada seseorang yang bahkan mereka sendiri tidak yakin dia dapat dipercaya. Mereka berkata, "Persembahan yang kuberikan kali ini jumlahnya cukup besar, jadi jangan biarkan orang lain mengetahuinya, dan jangan dicatat di pembukuan. Aku memberikannya di hadapan Tuhan dan bukan di hadapan orang lain. Asalkan Tuhan mengetahuinya, itu tidak menjadi masalah. Jika kita memberi tahu saudara-saudari, mereka mungkin akan memujaku. Jadi, agar mereka tidak mengagumiku, aku memberikannya secara rahasia." Setelah melakukannya, mereka merasa cukup puas akan diri mereka sendiri, berpikir, "Aku memberikan persembahanku dengan cara yang berprinsip, rendah hati, dan tenang, merahasiakannya, serta melakukannya tanpa sepengetahuan saudara-saudari." Namun, cara yang bodoh ini telah membuka peluang bagi orang-orang yang tamak untuk dimanfaatkan. Begitu persembahan telah diberikan, antikristus yang menerima persembahan itu pergi dan menyimpannya di bank, menganggapnya sebagai milik mereka sendiri. Dia bahkan akan memberi tahu orang yang memberikan persembahan itu, "Lain kali saat kau memberikan persembahan, kau harus melakukannya dengan cara yang sama. Melakukannya dengan cara seperti ini memang benar dan sesuai dengan prinsip-prinsip; orang harus bersikap rendah hati saat memberikan persembahan. Rumah tuhan telah mengatakan agar jangan meminta orang untuk memberikan persembahan. Ini berarti rumah Tuhan meminta agar orang bersikap rendah hati, tidak membicarakan tentang persembahan mereka bahkan setelah memberikannya, atau memberitahukan jumlah yang diberikan, apalagi mengatakan kepada siapa persembahan itu diberikan." Dapatkah orang yang memberikan persembahan ini menyadari niat orang yang sebenarnya? Mengapa mereka melakukan tindakan yang bodoh seperti itu? Tanpa mengetahui betapa keji dan jahatnya hati manusia, mereka sangat memercayai orang ini, dan pada akhirnya, uang mereka dicuri. Ini adalah kasus dari seseorang yang memberi peluang kepada seorang antikristus, yang memungkinkannya untuk mencuri uang. Namun, adakah kasus di mana seorang antikristus tetap dapat mencuri uang tanpa diberi peluang? Adakah kasus di mana seseorang, saat mencatat pembukuan, dengan sengaja menuliskan jumlah yang salah atau yang lebih rendah, dan secara diam-diam mengambil uang tersebut, sedikit demi sedikit, ketika orang-orang tidak memperhatikan? Ada cukup banyak orang semacam ini. Orang-orang semacam itu tamak akan kekayaan, mereka berkarakter rendah dan jahat, serta mampu melakukan apa pun asalkan mereka memiliki kesempatan. Ada sebuah ungkapan, "Kesempatan adalah bagi orang yang siap." Orang-orang yang tidak tamak tidak memperhatikan hal-hal ini, tetapi orang-orang yang tamak selalu memperhatikannya. Pikiran mereka selalu berpikir tentang membuat rencana dan mencari peluang untuk memanfaatkan dalam hal uang, mencari cara bagaimana mereka dapat mengambil keuntungan dan menggunakan uang secara diam-diam.

Ada seorang wanita bodoh. Suatu kali ketika Aku sedang berbicara dengannya, Aku menyinggung tentang keinginan gereja untuk mencetak beberapa buku, dan bertanya apakah dia tahu tentang percetakan. Dia menjawab dengan banyak teori dan kemudian segera melanjutkannya dengan berkata, "Biasanya, percetakan memberi komisi saat mereka mencetak buku. Jika kita meminta orang tidak percaya untuk melakukan pekerjaan itu, pasti akan ada banyak transaksi gelap yang terjadi, dan mereka pasti akan mengambil cukup banyak keuntungan untuk diri mereka sendiri secara diam-diam." Saat dia berbicara, dia mulai tampak berseri-seri. Matanya berbinar, alisnya terangkat tinggi di dahinya, dan pipinya memerah, dia terlihat senang dan bersemangat. Kupikir, "Jika kau dapat menangani pekerjaan percetakan ini, maka lakukanlah, dan seberapa banyak engkau tahu tentang hal itu, katakan saja kepada-Ku sebanyak itu. Apa yang membuatmu menjadi sangat bersemangat?" Namun, begitu Aku mulai memikirkannya di benak-Ku, Aku memahaminya: Ada keuntungan yang bisa diperoleh di sini. Dia sama sekali tidak peduli tentang bagaimana pencetakan buku itu akan dilakukan, buku mana yang akan dicetak, seperti apa kualitasnya nanti, atau bagaimana cara mencari sebuah percetakan. Yang dia pedulikan hanyalah tentang mendapatkan komisi. Belum ada pekerjaan yang dilakukan, dan dia sudah berbicara tentang mendapatkan komisi. Kupikir, "Kemiskinan pasti telah membuatmu gila. Bagaimana kau bisa berharap untuk mendapatkan komisi dari pencetakan buku untuk rumah Tuhan? Ketika mendistribusikan buku, rumah Tuhan tidak menghasilkan sepeser pun, semuanya diberikan secara cuma-cuma, dan kau ingin mendapatkan komisi?" Bukankah wanita ini sedang mencari mati? Bahkan sebelum rumah Tuhan setuju untuk membiarkannya mengambil pekerjaan ini, ketika Aku baru meminta informasi, dia sudah berbicara tentang mendapatkan komisi. Jika pekerjaan itu memang diserahkan kepadanya, dia tidak akan berhenti setelah mendapatkan komisi, dan dia bisa saja membawa kabur semua uang itu. Berapa pun uang yang kauberikan kepadanya, sebanyak itulah dia akan menipumu, sebanyak itulah dia akan mencurinya. Apakah aku melebih-lebihkan hal ini? Wanita bodoh ini benar-benar orang yang sangat buruk, bukan? Menurut pendapat-Ku, dia adalah seorang penjahat dan gangster yang berani mendapatkan uang sebanyak yang dia bisa. Saat ini, kita tidak akan membahas pertanyaan apakah Tuhan setuju dengan hal ini atau tidak, dan tanyakan saja kepada saudara-saudari apakah wanita ini menangani hal ini dengan sepatutnya, apakah mereka dapat menerima caranya menangani hal itu, dan apakah umat pilihan Tuhan dapat mengampuninya.

Kemudian ada orang-orang yang bahkan terlalu menjijikkan untuk dibicarakan. Ketika mereka menerima pekerjaan untuk rumah Tuhan, mereka bekerja sama dengan orang-orang tidak percaya untuk menaikkan harga, membuat rumah Tuhan membayar jumlah yang terlalu besar dan mengalami kerugian. Jika engkau berkata engkau tidak akan membelinya atau bahwa engkau tidak akan setuju dengan pengajuan mereka, mereka akan menjadi kesal, dan mencoba berbagai cara untuk membujukmu atau menghalangimu, dan mendapatkan uang dari gereja. Ketika uang telah dibayarkan kepada orang-orang tidak percaya tersebut, dan mereka telah diuntungkan, serta reputasi mereka juga meningkat, mereka merasa senang seolah-olah mereka baru saja memenangkan undian. Ini artinya tidak tahu berterima kasih, memboroskan persembahan, dan tidak pernah berusaha untuk mendapatkan sedikit pun manfaat bagi rumah Tuhan. Mengapa para wanita bodoh yang bertanggung jawab atas pencetakan buku-buku itu diberhentikan? Karena mereka membuat rumah Tuhan mengalami kerugian, dan bertindak secara ceroboh. Ketika mereka bernegosiasi dengan orang-orang tidak percaya, mereka terus menekan harga serendah mungkin, sampai-sampai biayanya bahkan lebih rendah daripada biaya produksi, sampai-sampai membuat orang-orang tidak percaya itu merasa jijik dan tidak mau lagi berbisnis dengan mereka. Pada akhirnya, orang-orang tidak percaya itu dengan enggan menyetujuinya, tetapi kualitas cetaknya menjadi sangat buruk. Katakan kepada-Ku, adakah seorang pun yang bersedia untuk berbisnis dengan kerugian? Orang-orang di dunia ini harus bertahan hidup, dan dalam berbisnis, mereka harus menghasilkan cukup uang untuk menutupi biaya hidup dan biaya tenaga kerja mereka selain biaya produksi. Para wanita itu tidak membiarkan orang-orang tidak percaya ini menghasilkan uang sedikit pun, menegosiasikan harga dengan cara yang tidak masuk akal dan menekan harga serendah mungkin, sambil berpikir bahwa mereka sedang menghemat uang untuk rumah Tuhan, dan bagaimana hasilnya? Pihak lain akhirnya mengabaikan kualitas pekerjaan dan penjilidan. Jika mereka tidak menutupi defisit di sini, bukankah mereka akan mengalami kerugian? Jika mereka harus mengalami kerugian, akankah mereka mau melakukan pekerjaan itu? Dapatkah mereka membuat para wanita itu mendapatkan keuntungan dari kesepakatan itu? Tidak, itu tidak mungkin. Jika mereka ingin membiarkan para wanita itu mendapatkan keuntungan dari kesepakatan itu, mereka tidak akan berbisnis, mereka pasti akan beramal. Para wanita bodoh itu tidak dapat memahami hal ini, mereka melaksanakan tugas untuk rumah Tuhan dengan cara seperti ini, dan membuat kekacauan total. Pada akhirnya, mereka masih penuh dengan alasan, dengan berkata: "Aku memikirkan rumah Tuhan. Aku menghemat uang untuk rumah Tuhan. Satu sen yang dihemat berarti satu sen yang dihemat, dan dua sen yang dihemat berarti untung satu sen!" Mereka bicara omong kosong! Tahukah mereka apa yang dimaksud dengan aturan industri? Tahukah mereka apa yang dimaksud dengan aturan tidak tertulis dan bersikap masuk akal? Jadi, apa hasil akhirnya? Ada buku-buku yang kualitasnya sangat buruk, halaman-halamannya mulai terlepas setelah dibalik beberapa kali, dan seluruh buku akan rusak, membuatnya tidak mungkin untuk dibaca, jadi tidak ada pilihan selain mencetak ulang semuanya. Apakah ini menghemat uang atau menghabiskan uang lebih banyak? (Itu menghabiskan uang lebih banyak.) Inilah kegagalan yang ditimbulkan oleh para wanita bodoh itu.

Cara antikristus memperlakukan persembahan sama sekali tidak berprinsip dan tidak manusiawi, yang merupakan bukti nyata bahwa mereka memiliki watak yang jahat dan kejam. Dilihat dari cara mereka memperlakukan persembahan dan semua milik Tuhan, watak antikristus benar-benar bertentangan dengan Tuhan. Mereka memandang persembahan milik Tuhan dengan penghinaan yang sangat besar, mempermainkan dan memperlakukannya sekehendak hati mereka, tidak memperlihatkan rasa hormat sedikit pun, dan tidak memiliki batasan apa pun. Jika mereka bersikap seperti ini dalam memperlakukan barang-barang milik Tuhan, bagaimana mereka memperlakukan Tuhan itu sendiri? Atau firman yang diucapkan-Nya? Jawabannya sudah jelas. Ini adalah esensi natur antikristus, esensi antikristus yang didominasi oleh kejahatan dan kekejaman; inilah antikristus yang sesungguhnya. Ingatlah hal ini: Jika menyangkut seseorang yang mampu memboroskan, menggelapkan, meminjamkan, menggunakan secara curang, atau mencuri persembahan, engkau tidak perlu mengamati perwujudan lainnya. Asalkan salah satu dari kategori ini ada, orang ini sudah cukup untuk dianggap sebagai seorang antikristus. Engkau tidak perlu menanyakan atau menyelidiki, apalagi memeriksanya, untuk melihat apakah dia adalah orang semacam ini, dan apakah di kemudian hari dia mungkin mampu melakukan hal-hal semacam ini. Asalkan dia termasuk dalam salah satu kategori tadi, ini membuatnya menjadi seorang antikristus, menjadi musuh Tuhan. Lihatlah, engkau semua: Entah itu seorang pemimpin yang telah engkau semua pilih, atau seorang pemimpin yang telah kauputuskan untuk dipilih, atau salah satu di antara orang-orang yang engkau semua anggap cukup baik, siapa pun yang memperlihatkan perilaku seperti ini, atau kecenderungan seperti ini, pasti akan menjadi antikristus.

Sudahkah engkau semua memetik pelajaran tertentudari hal-hal yang telah Kupersekutukan hari ini? Sudahkah engkau memperoleh pemahaman akan suatu kebenaran? Engkau semua tidak dapat menjelaskan tentang hal ini secara gamblang, jadi Aku akan memberi tahu engkau semua pelajaran seperti apa yang harus kaupetik. Engkau tidak boleh membuat rencana apa pun tentang barang-barang yang dipersembahkan orang-orang kepada Tuhan. Apa pun barang-barang ini, entah itu bernilai atau tidak, entah engkau memerlukannya atau tidak, entah itu berharga atau tidak, engkau tidak boleh membuat rencana apa pun tentang semua itu. Pergilah dan hasilkanlah uang jika engkau memiliki kemampuannya. Hasilkanlah uang sebanyak yang engkau mau, tak seorang pun akan ikut campur dengan hal ini, tetapi engkau sama sekali tidak boleh membuat rencana apa pun tentang persembahan milik Tuhan. Kewaspadaan ini adalah sesuatu yang harus engkau semua miliki; rasionalitas ini adalah sesuatu yang harus kaumiliki. Pernyataan di atas adalah salah satu pelajaran. Pelajaran lainnya adalah bahwa siapa pun yang memboroskan, menggelapkan, meminjamkan, menggunakan secara curang, dan mencuri persembahan harus dianggap sebagai sejenis Yudas. Orang-orang yang telah melakukan tindakan dan praktik semacam ini telah menyinggung watak Tuhan, dan Tuhan tidak akan menyelamatkan mereka. Engkau tidak boleh menyimpan angan-angan apa pun tentang hal ini. Aku telah mengatakannya seperti ini dan Tuhan akan mewujudkan hal-hal ini. Ini telah ditentukan, dan tidak ada ruang untuk negosiasi. Ada orang-orang yang akan berkata: "Penggelapan yang kulakukan ada latar belakangnya: aku masih muda dan bodoh ketika aku dengan sembrono menggunakan uang itu, tetapi aku tidak menipu uang milik rumah tuhan terlalu banyak, aku hanya mencuri 40 hingga 60 ribu, atau 60 ribu atau 100 ribu." Namun, ini bukan tentang jumlahnya; masalahnya adalah ketika engkau melakukannya, objek tindakanmu adalah Tuhan. Engkau telah menyentuh barang-barang milik Tuhan, dan melakukannya tidak dapat diterima. Barang-barang milik Tuhan bukanlah milik umum, bukan milik semua orang, bukan milik gereja, dan bukan milik rumah Tuhan: Itu adalah milik Tuhan, dan engkau tidak boleh mencampuradukkan konsep-konsep ini. Tuhan tidak berpikir demikian, dan Dia juga tidak pernah memberitahumu bahwa, "Barang-barang dan persembahan milik-Ku adalah milik gereja, dan semua itu harus dialokasikan oleh gereja," apalagi berkata, "Semua persembahan kepada-Ku adalah milik gereja, milik rumah Tuhan, dan menjadi tanggung jawab saudara-saudari, dan siapa pun yang ingin menggunakannya, cukup melaporkannya saja." Tuhan tidak mengatakan hal semacam itu, Dia tidak pernah mengatakannya. Jadi, apa yang Tuhan katakan? Sesuatu yang dipersembahkan kepada Tuhan adalah milik Tuhan, dan setelah barang ini dipersembahkan di atas mezbah, itu menjadi milik Tuhan untuk selama-lamanya, dan tidak ada manusia yang memiliki hak atau kekuasaan untuk menggunakannya tanpa izin. Membuat rencana tentang persembahan, dan melaksanakan rencana tersebut untuk menggelapkan, menggunakan secara curang, mencuri, meminjamkan, dan memboroskannya—semua tindakan ini dikutuk sebagai pelanggaran terhadap watak Tuhan, sebagai tindakan antikristus, dan sama dengan dosa penghujatan terhadap Roh Kudus, yang karenanya Tuhan tidak akan pernah mengampunimu. Seperti itulah martabat Tuhan dan orang-orang tidak boleh meremehkannya. Ketika engkau merampok atau mencuri dari orang lain, engkau mungkin dijatuhi hukuman satu hingga dua tahun, atau tiga hingga lima tahun oleh hukum, dan setelah engkau dipenjara selama tiga hingga lima tahun, engkau tidak akan lagi bersalah atas kejahatan apa pun. Namun, ketika engkau mengambil dan menggunakan barang-barang milik Tuhan, persembahan milik Tuhan, ini adalah dosa yang di mata Tuhan bersifat permanen, dosa yang tidak dapat diampuni. Aku telah mengucapkan firman ini kepadamu, dan siapa pun yang menentangnya harus menanggung akibatnya. Ketika saat itu tiba, jangan sampai engkau mengeluh bahwa Aku tidak memberitahumu. Aku telah menjelaskan firman-Ku secara gamblang kepadamu di sini hari ini, menancapkannya seperti paku pada sebuah papan, dan inilah yang akan terjadi. Terserah padamu apakah engkau memercayainya atau tidak. Ada orang-orang yang berkata bahwa mereka tidak takut. Jadi, jika engkau tidak takut, tunggu dan lihat saja bagaimana keadaannya nanti. Jangan menunggu sampai engkau dihukum, karena pada saat itu akan sudah terlambat untuk menangis, menggertakkan gigimu, dan menyesal.

24 Oktober 2020

Sebelumnya: Bab Sebelas: Mereka Tidak Menerima Diri Mereka Dipangkas, Juga Tidak Memiliki Sikap Pertobatan Ketika Mereka Melakukan Kesalahan, dan Justru Menyebarkan Gagasan dan Menghakimi Tuhan di Depan Umum

Selanjutnya: Bab Empat Belas: Mereka Memperlakukan Rumah Tuhan Seperti Wilayah Kekuasaan Pribadinya

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini