Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan 3

Firman Tuhan Harian: Kutipan 444

Bagaimana orang memahami seluk-beluk roh? Bagaimana Roh Kudus bekerja dalam diri manusia? Bagaimana Iblis bekerja dalam diri manusia? Bagaimana roh jahat bekerja dalam diri manusia? Apa saja perwujudannya? Ketika sesuatu terjadi padamu, apakah itu berasal dari Roh Kudus, dan haruskah engkau menurutinya, atau menolaknya? Dalam tindakan nyata manusia, banyak di antaranya berasal dari kehendak manusia, tetapi orang senantiasa yakin bahwa itu datang dari Roh Kudus. Beberapa hal datang dari roh jahat, tetapi manusia masih saja berpikir bahwa itu berasal dari Roh Kudus, dan terkadang, Roh Kudus membimbing manusia dari dalam batin, tetapi manusia takut jangan-jangan bimbingan itu berasal dari Iblis dan dengan demikian, mereka tidak berani menurutinya, padahal sesungguhnya bimbingan itu adalah pencerahan Roh Kudus. Jadi, tanpa menerapkan kemampuan membedakan, orang tidak mungkin menimba pengalaman dalam pengalaman nyatanya; tanpa kemampuan membedakan, orang tidak mungkin mendapatkan kehidupan. Bagaimana Roh Kudus bekerja? Bagaimana roh jahat bekerja? Apa yang berasal dari kehendak manusia? Dan apa yang dihasilkan dari bimbingan dan pencerahan Roh Kudus? Apabila engkau memahami pola pekerjaan Roh Kudus dalam diri manusia, maka dalam kehidupan sehari-hari dan pengalaman nyatamu, engkau akan dapat mengembangkan pengetahuanmu dan melakukan pembedaan; engkau akan mengenal Tuhan, engkau akan dapat memahami dan mengenali si Iblis; engkau tidak akan bingung dalam ketaatan atau pengejaranmu, dan engkau akan menjadi orang yang berpikiran jernih, yang selalu menaati pekerjaan Roh Kudus.

Pekerjaan Roh Kudus merupakan suatu bentuk bimbingan yang proaktif dan pencerahan yang positif. Pekerjaan-Nya tidak membiarkan manusia menjadi pasif. Pekerjaan-Nya menghibur hati mereka, memberi mereka iman dan tekad, dan memampukan mereka mengejar penyempurnaan oleh Tuhan. Bila Roh Kudus bekerja, manusia mampu untuk masuk secara aktif; mereka tidak pasif atau terpaksa, melainkan bertindak atas inisiatif sendiri. Bila Roh Kudus bekerja, manusia menjadi bahagia dan rela hati, bersedia taat, dan merendahkan diri dengan senang hati. Meskipun mereka merasa pedih dan rapuh di dalam, mereka memiliki tekad untuk bekerja sama; mereka rela menderita, mampu taat, dan tidak ternoda oleh kehendak manusia, tidak ternoda oleh pemikiran manusia, dan sudah pasti tidak ternoda oleh hasrat dan motivasi manusia. Bila manusia mengalami pekerjaan Roh Kudus, mereka terutama menjadi kudus dalam batinnya. Mereka yang memiliki pekerjaan Roh Kudus hidup dalam kasih akan Tuhan dan kasih akan saudara-saudari mereka; mereka menyenangi hal-hal yang Tuhan senangi, dan membenci hal-hal yang Tuhan benci. Manusia yang dijamah oleh pekerjaan Roh Kudus memiliki kemanusiaan yang normal, dan mereka senantiasa mengejar kebenaran dan memiliki kemanusiaan. Bila Roh Kudus bekerja dalam diri manusia, keadaan mereka semakin lama semakin baik, dan kemanusiaan mereka semakin lama semakin normal, dan meskipun sebagian kerja sama mereka mungkin bodoh, tetapi motivasi mereka benar, jalan masuk mereka positif, mereka tidak berusaha menimbulkan gangguan, dan dalam diri mereka tidak ada maksud jahat. Pekerjaan Roh Kudus itu normal dan nyata, Roh Kudus bekerja dalam diri manusia menurut aturan kehidupan manusia yang normal, dan Dia mencerahkan dan membimbing manusia sesuai dengan pengejaran nyata manusia normal. Bila Roh Kudus bekerja dalam diri manusia, Dia membimbing dan mencerahkan mereka sesuai dengan kebutuhan manusia normal. Dia membekali mereka sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka, dan Dia secara positif membimbing dan mencerahkan mereka berdasarkan apa yang kurang dalam diri mereka dan sesuai dengan kelemahan-kelemahan mereka. Pekerjaan Roh Kudus bertujuan untuk mencerahkan dan membimbing manusia dalam kehidupan nyata; hanya bilamana mereka mengalami firman Tuhan dalam kehidupan aktual, barulah mereka dapat melihat pekerjaan Roh Kudus. Apabila, dalam kehidupan sehari-hari mereka, manusia berada dalam keadaan positif dan menjalani kehidupan rohani yang normal, maka mereka memiliki pekerjaan Roh Kudus. Dalam keadaan seperti itu, bila mereka makan dan minum firman Tuhan, mereka memiliki iman; bila mereka berdoa, mereka terinspirasi; bila menghadapi sesuatu, mereka tidak pasif; dan ketika sesuatu terjadi, mereka mampu mengambil hikmah yang Tuhan ingin mereka petik dari hal-hal tersebut. Mereka tidak pasif atau lemah, dan walaupun mereka mengalami kesulitan-kesulitan nyata, mereka bersedia menaati semua pengaturan Tuhan.

Apa sajakah dampak yang dicapai oleh pekerjaan Roh Kudus? Engkau mungkin saja bodoh, dan engkau mungkin tidak memiliki kearifan, tetapi dengan Roh Kudus bekerja, akan ada iman dalam dirimu, dan engkau akan selalu merasa tidak cukup mengasihi Tuhan. Engkau akan bersedia bekerja sama, seberapa besarnya pun kesulitan yang menanti di depan. Berbagai hal akan menimpa dirimu dan tidak akan jelas bagimu apakah itu datang dari Tuhan atau dari Iblis, tetapi engkau akan mampu menunggu, dan engkau tidak akan bersikap pasif ataupun lalai. Inilah pekerjaan Roh Kudus yang normal. Bila Roh Kudus bekerja dalam dirimu, engkau akan tetap mengalami kesulitan-kesulitan nyata: terkadang engkau menangis, dan terkadang ada hal-hal yang tidak mampu engkau atasi, tetapi ini semua merupakan suatu tahap pekerjaan Roh Kudus yang normal. Walaupun engkau tidak mengatasi berbagai kesulitan tersebut, dan walaupun saat itu engkau lemah dan penuh keluh kesah, setelahnya engkau tetap mampu mengasihi Tuhan dengan iman yang mutlak. Kepasifanmu tidak dapat mencegahmu menimba pengalaman-pengalaman normal, dan terlepas dari apa yang dikatakan oleh orang lain, dan bagaimana mereka menyerangmu, engkau tetap dapat mengasihi Tuhan. Pada saat berdoa, engkau selalu merasa telah berutang begitu besar kepada Tuhan, dan engkau bertekad akan memuaskan Tuhan dan meninggalkan daging bila menemui hal seperti itu lagi. Kekuatan tersebut menunjukkan bahwa pekerjaan Roh Kudus ada dalam dirimu, dan inilah keadaan normal dari pekerjaan Roh Kudus.

Pekerjaan apa yang berasal dari Iblis? Dalam pekerjaan yang berasal dari Iblis, visi dalam batin manusia samar; mereka tidak memiliki kemanusiaan yang normal, motivasi di balik tindakan mereka keliru, dan walaupun mereka berharap mengasihi Tuhan, dalam diri mereka selalu ada tuduhan-tuduhan, dan tuduhan-tuduhan serta pikiran-pikiran ini selalu mengganggu di dalam batin mereka, menahan pertumbuhan hidup mereka, dan mencegah mereka untuk datang ke hadapan Tuhan dalam kondisi normal. Artinya, begitu ada pekerjaan Iblis dalam diri manusia, hati mereka tidak dapat tenang di hadapan Tuhan. Orang-orang semacam itu tidak tahu apa yang harus dilakukan—begitu melihat orang lain berkumpul dalam persekutuan, mereka rasanya ingin kabur, dan mereka tidak mampu menutup mata ketika orang lain tengah berdoa. Pekerjaan roh jahat merusak hubungan normal antara manusia dan Tuhan, dan mengeruhkan visi terdahulu manusia atau jalan masuk mereka sebelumnya ke dalam kehidupan; di dalam hati, mereka tidak pernah dapat mendekat kepada Tuhan, ada saja hal-hal yang mengganggu dan membelenggu mereka. Hati mereka tidak dapat menemukan kedamaian, dan mereka tidak memiliki kekuatan lagi untuk mengasihi Tuhan, dan jiwa mereka tenggelam. Itulah perwujudan-perwujudan pekerjaan Iblis. Perwujudan pekerjaan Iblis adalah: tidak mampu berdiri teguh dan memberikan kesaksian, sehingga membuat engkau menjadi seseorang yang bersalah di hadapan Tuhan, dan yang tidak memiliki kesetiaan kepada Tuhan. Saat Iblis campur tangan, engkau kehilangan kasih dan kesetiaan kepada Tuhan dalam dirimu, engkau kehilangan hubungan yang normal dengan Tuhan, engkau tidak mengejar kebenaran atau memperbaiki diri; engkau mengalami kemunduran dan menjadi pasif, engkau memuaskan diri sendiri, engkau membiarkan dosa merajalela, dan tidak membenci dosa; di samping itu, campur tangan Iblis membuatmu menjadi orang yang cabul; ini menyebabkan jamahan Tuhan menghilang dalam dirimu, dan membuatmu mengeluh tentang Tuhan dan menentang-Nya, sehingga engkau pun mempertanyakan Tuhan; bahkan bisa saja engkau akan meninggalkan-Nya. Semua ini adalah pekerjaan Iblis.

Dikutip dari "Pekerjaan Roh Kudus dan Pekerjaan Iblis" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 445

Bila sesuatu terjadi kepadamu dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana engkau bisa membedakan apakah itu berasal dari pekerjaan Roh Kudus atau pekerjaan Iblis? Bila kondisi manusia normal, maka kehidupan rohani dan kehidupan dalam daging mereka normal, dan nalar mereka juga normal dan teratur. Saat manusia berada dalam kondisi ini, apa yang mereka alami dan ketahui dalam diri mereka pada umumnya dapat dikatakan bersumber dari jamahan Roh Kudus (memperoleh pengertian atau memiliki sedikit pengetahuan sederhana ketika mereka makan dan minum firman Tuhan, atau setia dalam beberapa hal, atau memiliki kekuatan untuk mengasihi Tuhan dalam beberapa hal—ini semua berasal dari Roh Kudus). Pekerjaan Roh Kudus dalam diri manusia sangat normal; manusia tidak mampu merasakannya, dan itu seolah-olah berasal dari manusia itu sendiri, padahal sesungguhnya itu adalah pekerjaan Roh Kudus. Dalam kehidupan sehari-hari, Roh Kudus melakukan pekerjaan besar maupun kecil dalam setiap manusia, hanya saja jangkauan pekerjaan-pekerjaan itu beragam. Ada orang yang memiliki kualitas baik, mereka cepat paham berbagai hal, dan pencerahan Roh Kudus sungguh hebat dalam diri mereka. Sementara itu, ada orang yang kualitasnya rendah, dan mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk memahami berbargai hal, tetapi Roh Kudus menjamah batin mereka, dan mereka pun mampu mencapai kesetiaan kepada Tuhan—Roh Kudus bekerja dalam diri semua orang yang mengejar Tuhan. Bila, dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak menentang atau memberontak terhadap Tuhan, tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan pengelolaan Tuhan, dan tidak mengganggu pekerjaan Tuhan, dalam diri mereka masing-masing Roh Tuhan akan bekerja dalam tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah; Dia menjamah mereka, mencerahkan mereka, memberi mereka iman, memberi mereka kekuatan, dan menggerakkan mereka untuk masuk secara proaktif, tidak malas atau mengingini kenikmatan-kenikmatan daging, bersedia melakukan kebenaran, dan merindukan firman Tuhan. Semua ini adalah pekerjaan yang datang dari Roh Kudus.

Bila keadaan manusia tidak normal, mereka ditinggalkan oleh Roh Kudus; dalam pikiran mereka, mereka cenderung bersungut-sungut, motivasi mereka keliru, mereka malas, mereka memuaskan daging, dan hati mereka memberontak terhadap kebenaran. Ini semua berasal dari Iblis. Bila kondisi manusia tidak normal, bila batin mereka gelap dan mereka telah kehilangan nalar yang normal, telah ditinggalkan oleh Roh Kudus, dan tidak mampu merasakan Tuhan dalam diri mereka sendiri, inilah saat ketika Iblis bekerja dalam diri mereka. Apabila manusia selalu memiliki kekuatan dalam batinnya dan selalu mengasihi Tuhan, maka pada umumnya bila ada hal-hal yang terjadi pada mereka, itu datang dari Roh Kudus, dan siapa pun yang mereka temui, pertemuan itu merupakan hasil dari pengaturan Tuhan. Artinya, bila engkau berada dalam keadaan normal, bila engkau berada dalam pekerjaan besar Roh Kudus, tidak mungkin bagi Iblis untuk membuatmu goyah. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa segala sesuatu berasal dari Roh Kudus, dan walaupun engkau mempunyai pikiran-pikiran yang keliru, engkau mampu meninggalkan pikiran-pikiran itu dan tidak mengikutinya. Semua ini datang dari pekerjaan Roh Kudus. Dalam keadaan apakah Iblis ikut campur? Iblis mudah bekerja dalam dirimu bila kondisimu tidak normal, bila engkau belum dijamah oleh Tuhan, dan tidak memiliki pekerjaan Tuhan, bila batinmu kering dan tandus, bila engkau berdoa kepada Tuhan tetapi tidak memahami apa pun, dan saat engkau makan dan minum firman Tuhan engkau tidak dicerahkan atau diterangi. Dengan kata lain, bila engkau telah ditinggalkan oleh Roh Kudus dan engkau tidak dapat merasakan Tuhan, maka banyak hal terjadi pada dirimu yang berasal dari pencobaan Iblis. Sebagaimana Roh Kudus bekerja, Iblis juga selalu bekerja. Roh Kudus menjamah batin manusia, sedangkan pada saat bersamaan, Iblis mengganggu batin manusia. Akan tetapi, pekerjaan Roh Kudus mengambil posisi terdepan, dan manusia yang berada dalam keadaan normal bisa menang; ini adalah kemenangan pekerjaan Roh Kudus atas pekerjaan Iblis. Sementara Roh Kudus bekerja, watak rusak masih ada dalam diri manusia; kendati demikian, selama Roh Kudus bekerja, mudah bagi orang untuk menemukan dan mengenali pemberontakan, motivasi, dan kepalsuan mereka. Baru saat itulah manusia merasa menyesal dan mulai bersedia untuk bertobat. Dengan demikian, watak mereka yang pemberontak dan rusak perlahan-lahan disingkirkan dalam pekerjaan Tuhan. Pekerjaan Roh Kudus terutama bersifat normal; saat Dia bekerja dalam diri manusia, mereka tetap akan mengalami kesukaran-kesukaran, mereka tetap menangis, mereka tetap menderita, mereka tetap lemah, dan masih ada banyak hal yang belum jelas bagi mereka, tetapi dalam keadaan demikian, mereka mampu menahan diri dari kemunduran, dan dapat mengasihi Tuhan, dan meskipun mereka menangis dan merasa tertekan, mereka tetap mampu memuji Tuhan; pekerjaan Roh Kudus terutama bersifat normal, dan sama sekali tidak supernatural. Kebanyakan manusia meyakini bahwa begitu Roh Kudus mulai bekerja, terjadi perubahan pada keadaan manusia, dan hal-hal yang bagi mereka penting, disingkirkan. Keyakinan seperti itu keliru. Ketika Roh Kudus bekerja dalam manusia, hal-hal pasif dalam diri manusia masih ada dan tingkat pertumbuhan manusia tetaplah sama, tetapi kini dia mempunyai penerangan dan pencerahan Roh Kudus, sehingga keadaannya menjadi lebih proaktif, kondisi batinnya menjadi normal, dan dia berubah dengan cepat. Dalam pengalaman-pengalaman nyata manusia, mereka terutama mengalami pekerjaan Roh Kudus atau Iblis, dan apabila mereka tidak mampu memahami keadaan-keadaan itu dan tidak membedakannya, maka mereka tidak dapat memasuki pengalaman nyata, apalagi perubahan watak. Jadi, kunci mengalami pekerjaan Tuhan adalah mampu untuk mengenali hal-hal seperti itu; dengan begitu, mereka akan lebih mudah menimba pengalaman.

Dikutip dari "Pekerjaan Roh Kudus dan Pekerjaan Iblis" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 446

Pekerjaan Roh Kudus adalah kemajuan positif, sedangkan pekerjaan Iblis merupakan kemunduran, kenegatifan, pemberontakan, penentangan terhadap Tuhan, hilangnya iman kepada Tuhan, keengganan bahkan untuk menyanyikan lagu pujian, dan terlalu lemah untuk menjalankan tugas. Segala hal yang bersumber dari pencerahan Roh Kudus terjadi dengan sangat alami; tidak dipaksakan atas dirimu. Jika engkau mengikutinya, engkau akan beroleh kedamaian; jika tidak, setelahnya engkau akan ditegur. Dengan pencerahan Roh Kudus, apa pun yang engkau lakukan tidak akan terganggu atau terkekang; engkau akan dibebaskan, akan ada jalan penerapan dalam tindakan-tindakanmu, dan engkau tidak akan terkekang oleh apa pun, melainkan mampu untuk melakukan kehendak Tuhan. Pekerjaan Iblis mendatangkan gangguan dalam banyak hal bagimu; itu menjadikan engkau enggan berdoa, terlalu malas untuk makan dan minum firman Tuhan, dan tidak ingin menjalani kehidupan bergereja, dan itu menjauhkanmu dari kehidupan rohani. Pekerjaan Roh Kudus tidak mengganggu kehidupan sehari-harimu dan tidak mengganggu kehidupan rohanimu yang normal. Engkau tidak mampu membedakan banyak hal ketika itu terjadi, tetapi selang beberapa hari, hatimu menjadi lebih terang dan pikiranmu lebih jernih. Engkau memperoleh pengertian tentang hal-hal dari roh, dan perlahan-lahan engkau dapat membedakan apakah suatu pemikiran berasal dari Tuhan atau dari Iblis. Beberapa hal jelas-jelas membuatmu menentang Tuhan dan memberontak terhadap Tuhan, atau menghentikanmu menerapkan firman Tuhan; semua hal ini berasal dari Iblis. Beberapa hal tidak terlalu jelas, dan engkau tidak bisa mengetahui apakah sesungguhnya hal-hal tersebut pada saat itu; setelahnya, engkau bisa melihat perwujudan-perwujudannya, dan kemudian menerapkan kearifan. Jika engkau bisa dengan jelas membedakan mana hal-hal yang berasal dari Iblis dan mana yang diarahkan oleh Roh Kudus, engkau tidak akan lagi mudah disesatkan dalam pengalaman-pengalamanmu. Ada kalanya, bila keadaanmu kurang baik, akan ada pikiran-pikiran tertentu yang membuatmu keluar dari keadaan pasifmu. Ini menunjukkan bahwa walaupun keadaanmu tidak menguntungkan, beberapa pikiranmu masih bisa berasal dari Roh Kudus. Keliru untuk beranggapan bahwa bila engkau pasif, semua pikiranmu berasal dari Iblis; apabila itu benar, lalu kapan engkau bisa beralih ke keadaan positif? Setelah pasif selama sekian waktu, Roh Kudus memberi kepadamu kesempatan untuk disempurnakan; Dia menjamahmu dan membawamu ke luar dari keadaan pasifmu.

Dengan mengetahui apa pekerjaan Roh Kudus, dan apa pekerjaan Iblis, engkau dapat membandingkannya dengan keadaan dirimu ketika mengalami pengalaman-pengalaman itu, dan dengan pengalaman-pengalamanmu sendiri, dengan cara ini akan ada lebih banyak kebenaran yang berhubungan dengan prinsip dalam pengalaman-pengalamanmu. Setelah memahami berbagai kebenaran tentang prinsip ini, engkau akan mampu mengendalikan keadaan nyatamu, engkau akan mampu menilai manusia dan peristiwa, dan engkau tidak lagi perlu menghabiskan begitu banyak upaya untuk mendapatkan pekerjaan Roh Kudus. Tentunya, ini tergantung pada motivasi yang benar, dan pada kesediaanmu untuk mencari dan melakukan penerapan. Bahasa seperti ini—bahasa yang berkenaan dengan prinsip—harus muncul dalam pengalaman-pengalamanmu. Tanpanya, pengalaman-pengalamanmu akan sarat gangguan Iblis dan pengetahuan bodoh. Apabila engkau tidak memahami cara Roh Kudus bekerja, maka engkau tidak memahami bagaimana engkau harus masuk, dan apabila engkau tidak memahami cara Iblis bekerja, engkau juga tidak memahami cara untuk berhati-hati dalam melangkah. Manusia harus memahami cara Roh Kudus bekerja dan cara Iblis bekerja; keduanya adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pengalaman manusia.

Dikutip dari "Pekerjaan Roh Kudus dan Pekerjaan Iblis" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 447

Aspek apa yang tercakup dalam kemanusiaan yang normal? Wawasan, nalar, hati nurani, dan karakter. Jika engkau bisa mencapai keadaan normal dalam setiap aspek ini, kemanusiaanmu sesuai standar. Engkau harus punya keserupaan dengan manusia normal dan bertindak layaknya orang yang percaya kepada Tuhan. Engkau tidak harus mencapai hal-hal besar atau berdiplomasi; engkau hanya harus menjadi manusia normal, dengan nalar seorang yang normal, mampu melihat inti hal-hal, dan setidaknya terlihat seperti seorang manusia normal. Itu sudah cukup. Semua yang dituntut darimu sekarang ini berada dalam kemampuanmu; ini sama sekali bukan memaksa bebek hinggap di tempat elang bertengger. Tak ada kata sia-sia atau pekerjaan sia-sia akan dilakukan atas dirimu. Semua keburukan yang diungkapkan atau disingkapkan dalam hidupmu harus dibuang. Engkau semua telah dirusak Iblis dan meluap dengan racun Iblis. Semua yang diminta darimu adalah menyingkirkan watak Iblis yang rusak ini. Engkau tidak diminta menjadi tokoh berpangkat tinggi, atau seseorang yang hebat atau terkenal. Ini tidak berguna. Pekerjaan yang dilakukan dalam dirimu sesuai dengan apa yang melekat dalam dirimu. Ada batas-batas dari apa yang Kutuntut dari manusia. Apa yang Kuminta dari manusia ditentukan dalam batasan. Jika engkau berlatih dengan cara dan nada suara yang digunakan para intelektual ketika berbicara, ini tidak akan berhasil; engkau tidak akan mampu melakukannya. Sesuai kualitas engkau semua, engkau setidaknya harus mampu berbicara dengan hikmat dan kebijaksanaan dan menjelaskan berbagai hal secara jelas dan mudah dipahami. Hanya inilah yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan. Jika setidak-tidaknya engkau mendapatkan wawasan dan nalar, itu sudah cukup. Saat ini, hal yang utama adalah menyingkirkan watak Iblis yang rusak. Engkau harus menyingkirkan keburukan yang terwujud dalam dirimu. Jika engkau belum menyingkirkannya, bagaimana engkau bisa menyentuh nalar dan wawasan tertinggi? Berhubung zaman telah berubah, banyak orang tidak memiliki kerendahan hati atau kesabaran, dan mereka mungkin juga tidak memiliki kasih atau kebajikan orang kudus. Betapa konyolnya orang-orang ini! Apakah mereka memiliki kemanusiaan yang normal, bahkan sedikit saja? Apakah mereka memiliki kesaksian yang bisa dibicarakan? Mereka sama sekali tidak memiliki wawasan atau nalar. Tentu saja, beberapa aspek tindakan manusia yang menyimpang dan keliru harus dibetulkan; misalnya, kehidupan rohani yang kaku di masa lalu atau penampilan mati rasa dan kebodohan manusia—semua hal ini harus diubah. Perubahan bukan berarti membiarkan dirimu menjadi cabul atau memanjakan diri dalam kedagingan serta mengatakan apa pun yang engkau inginkan. Engkau tidak boleh berbicara dengan sembarangan. Bertindak seperti seorang manusia normal adalah berbicara dengan patut, Ya berarti ya, tidak berarti tidak. Berpeganglah pada fakta dan berbicaralah dengan pantas. Jangan curang, jangan berbohong. Batas yang bisa dicapai seorang manusia normal sehubungan dengan perubahan watak harus dipahami. Jika tidak, engkau tidak akan bisa masuk ke dalam kenyataan.

Dikutip dari "Meningkatkan Kualitas adalah Demi Menerima Keselamatan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 448

Pelaksanaan tugas manusia sebenarnya adalah pencapaian dari semua yang melekat di dalam diri manusia, yaitu, apa yang mungkin dilakukan manusia. Saat itulah tugasnya terpenuhi. Kekurangan manusia selama pelayanannya secara berangsur-angsur berkurang melalui pengalaman yang progresif dan proses pengalaman penghakiman yang dialaminya; kedua hal ini tidak menghalangi atau memengaruhi tugas manusia. Mereka yang berhenti melayani atau menyerah dan mundur karena takut ada kekurangan dalam pelayanan mereka adalah orang yang paling pengecut di antara umat manusia. Jika manusia tidak dapat mengungkapkan apa yang seharusnya dia ungkapkan selama pelayanan atau mencapai apa yang secara mendasar mungkin dicapainya, dan malah bermain-main dan asal-asalan, mereka telah kehilangan fungsi yang seharusnya dimiliki oleh makhluk ciptaan. Orang-orang semacam ini dikenal sebagai "orang yang biasa-biasa saja"; mereka adalah sampah yang tidak berguna. Bagaimana orang-orang semacam ini dapat disebut makhluk ciptaan? Bukankah mereka adalah makhluk rusak yang bersinar di luar tetapi busuk di dalam? Jika seseorang menyebut dirinya Tuhan tetapi tidak mampu mengungkapkan keberadaan yang ilahi, atau melakukan pekerjaan Tuhan itu sendiri, atau mewakili Tuhan, maka tidak diragukan lagi dia pasti bukan Tuhan, karena dia tidak memiliki esensi Tuhan, dan apa yang secara mendasar dapat dicapai Tuhan tidak ada dalam dirinya. Jika manusia kehilangan apa yang dapat secara mendasar dicapainya, dia tidak bisa lagi dianggap sebagai manusia, dan dia tidak layak berdiri sebagai makhluk ciptaan atau datang ke hadapan Tuhan dan melayani Dia. Selain itu, dia tidak layak menerima anugerah Tuhan atau diawasi, dilindungi, dan disempurnakan Tuhan. Banyak orang yang telah kehilangan kepercayaan dari Tuhan ikut kehilangan anugerah-Nya juga. Mereka bukan hanya tidak membenci perbuatan mereka yang jahat, tetapi dengan berani menyebarkan gagasan bahwa jalan Tuhan itu salah, dan para pemberontak itu bahkan menyangkal keberadaan Tuhan. Bagaimana orang-orang semacam itu, yang memiliki sifat pemberontakan seperti itu layak menikmati anugerah Tuhan? Mereka yang tidak melakukan tugasnya telah sangat menentang Tuhan, dan berutang banyak kepada-Nya, tetapi mereka berbalik dan mencela bahwa Tuhan salah. Bagaimana bisa orang-orang semacam itu layak disempurnakan? Bukankah ini adalah pendahulu yang akan disingkirkan dan dihukum? Manusia yang tidak melakukan tugasnya di hadapan Tuhan sudah bersalah karena melakukan kejahatan paling keji, yang bahkan hukuman mati pun tidak cukup, tetapi mereka malah berani berbantah dengan Tuhan dan menganggap dirinya setara dengan Dia. Apa gunanya menyempurnakan orang semacam ini? Jika manusia gagal melakukan tugasnya, mereka seharusnya merasa bersalah dan berutang; mereka seharusnya membenci kelemahan dan ketidakbergunaannya mereka, pemberontakannya serta kerusakan mereka, dan terlebih lagi, seharusnya memberikan hidup mereka kepada Tuhan. Baru setelah itulah mereka adalah makhluk ciptaan yang benar-benar mengasihi Tuhan, dan hanya orang-orang semacam itulah yang layak menikmati berkat dan janji Tuhan, dan disempurnakan oleh-Nya. Dan bagaimana dengan kebanyakan dari engkau semua? Bagaimana caramu memperlakukan Tuhan yang hidup di antaramu? Bagaimana caramu melakukan tugasmu di hadapan-Nya? Sudahkah engkau melakukan semua yang menjadi panggilanmu, bahkan dengan mengorbankan nyawamu sendiri? Apa yang sudah engkau semua korbankan? Bukankah engkau semua sudah menerima banyak dari-Ku? Tidak bisakah engkau semua membedakannya? Seberapa setiakah engkau semua kepada-Ku? Bagaimana engkau telah melayani-Ku? Dan bagaimana dengan semua yang telah Kuanugerahkan kepadamu dan telah Kulakukan bagimu? Sudahkah engkau semua mengukur semuanya? Sudahkah engkau semua menilai dan membandingkan ini dengan suara hati nurani kecil yang engkau semua miliki dalam dirimu? Siapa yang bisa membuat perkataan dan tindakanmu menjadi layak? Mungkinkah pengorbananmu yang sangat kecil itu sebanding dengan semua yang telah Kuanugerahkan kepadamu? Aku tidak punya pilihan lain dan telah dengan sepenuh hati mengabdi kepadamu, tetapi engkau semua memiliki niat jahat dan setengah hati terhadap-Ku. Inilah jangkauan tugasmu, satu-satunya fungsi engkau semua. Bukan begitu? Tidakkah engkau semua tahu bahwa engkau sama sekali telah gagal menjalankan tugas makhluk ciptaan? Bagaimana bisa engkau semua dianggap sebagai makhluk ciptaan? Tidakkah jelas bagimu apa yang engkau semua ungkapkan dan hidupi? Engkau semua telah gagal dalam memenuhi tugasmu, tetapi masih berusaha untuk mendapatkan toleransi dan anugerah berlimpah dari Tuhan. Anugerah seperti itu tidak disiapkan bagi mereka yang tidak berharga dan hina sepertimu, melainkan disiapkan bagi mereka yang tidak meminta apa pun dan dengan senang hati berkorban. Orang-orang sepertimu, yang biasa-biasa saja, sama sekali tidak layak menerima anugerah surga. Hanya penderitaan dan hukuman kekal yang akan menyertai hari-harimu! Jika engkau semua tidak bisa setia kepada-Ku, maka nasibmu adalah mengalami salah satu penderitaan. Jika engkau tidak dapat bertanggung jawab atas firman dan pekerjaan-Ku, kesudahanmu adalah mengalami salah satu hukuman. Semua anugerah, berkat, dan cara hidup kerajaan yang indah tidak akan ada kaitannya denganmu. Inilah akhir yang layak engkau semua dapatkan dan akibat dari perbuatanmu sendiri!

Dikutip dari "Perbedaan antara Pelayanan Tuhan yang Berinkarnasi dan Tugas Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 449

Mereka, yang bodoh dan sombong, bukan hanya tidak berusaha melakukan yang terbaik atau melaksanakan tugasnya, mereka juga mengulurkan tangan meminta anugerah, seolah-olah apa yang mereka minta memang pantas. Dan jika mereka tidak mendapatkan apa yang dimintanya, mereka menjadi semakin tidak setia. Bagaimana bisa orang-orang semacam itu dianggap masuk akal? Engkau semua berkualitas rendah dan tak bernalar, sama sekali tidak mampu memenuhi tugas yang seharusnya engkau semua penuhi selama pekerjaan pengelolaan. Harga dirimu sudah anjlok! Kegagalanmu untuk membalas budi-Ku karena menunjukkan anugerah seperti itu kepadamu sudah merupakan tindakan pemberontakan yang ekstrem, cukup untuk mengutukmu dan menunjukkan kepengecutanmu, ketidakmampuan, kehinaan, dan ketidaklayakanmu. Apa hak engkau semua untuk tetap mengulurkan tanganmu? Bahwa engkau semua tidak bisa membantu pekerjaan-Ku sedikit pun, tidak bisa setia, dan tidak mampu menjadi kesaksian bagi-Ku adalah kesalahan dan kegagalanmu, tetapi engkau semua malah menyerang-Ku, mengatakan kebohongan tentang-Ku, dan mengeluh bahwa Aku tidak benar. Apakah ini yang merupakan kesetiaanmu? Apakah ini yang merupakan kasihmu? Pekerjaan apa lagi yang dapat engkau semua lakukan selain ini? Apa peran sertamu dalam semua pekerjaan yang sudah dilakukan? Berapa banyak yang sudah kaukorbankan? Aku telah menunjukkan toleransi yang sangat besar dengan tidak menyalahkanmu, tetapi engkau semua tetap tanpa malu-malu mencari-cari alasan kepada-Ku dan diam-diam mengeluh tentang-Ku. Apakah engkau semua masih memiliki unsur manusia walau sedikit pun? Walaupun tugas manusia dicemari oleh pikiran dan gagasannya, engkau harus melakukan tugasmu dan menunjukkan kesetiaanmu. Ketidakmurnian dalam pekerjaan manusia berhubungan dengan masalah kualitasnya, sementara, jika manusia tidak melakukan tugasnya, itu menunjukkan pemberontakannya. Tidak ada hubungan antara tugas manusia dan apakah dia diberkati atau dikutuk. Tugas adalah apa yang manusia harus penuhi; itu adalah panggilan surgawinya, dan seharusnya tidak bergantung pada imbalan jasa, kondisi, atau nalar. Baru setelah itulah dia bisa dikatakan melakukan tugasnya. Diberkati adalah ketika orang disempurnakan dan menikmati berkat Tuhan setelah mengalami penghakiman. Dikutuk adalah ketika wataknya tidak berubah setelah mereka mengalami hajaran dan penghakiman, itu adalah ketika mereka tidak mengalami proses disempurnakan tetapi dihukum. Namun terlepas dari apakah mereka diberkati atau dikutuk, makhluk ciptaan harus memenuhi tugasnya, melakukan apa yang seharusnya dilakukan, dan melakukan apa yang mampu dilakukannya; inilah yang setidaknya harus dilakukan oleh orang yang mengejar Tuhan. Engkau tidak seharusnya melakukan tugasmu hanya untuk diberkati, dan engkau tidak seharusnya menolak untuk bertindak karena takut dikutuk. Kuberitahukan satu hal kepadamu: pelaksanaan tugas manusia adalah apa yang harus dia lakukan, dan jika dia tidak mampu melakukan tugasnya, maka itu terjadi karena pemberontakannya. Melalui proses melakukan tugasnyalah manusia secara berangsur-ansur akan diubahkan, dan melalui proses inilah dia menunjukkan kesetiaannya. Karena itu, semakin banyak tugas yang mampu kaulakukan, semakin banyak kebenaran yang akan kauterima, dan akan semakin nyata pengungkapanmu. Orang-orang yang hanya melakukan tugas dengan sekadarnya dan tidak mencari kebenaran pada akhirnya akan disingkirkan, karena orang-orang semacam itu tidak melakukan tugas mereka dalam menerapkan kebenaran, dan tidak menerapkan kebenaran dalam memenuhi tugasnya. Orang-orang semacam itu tetap tidak berubah dan akan dikutuk. Tidak hanya pengungkapan mereka yang tidak murni, tetapi segala sesuatu yang mereka ungkapkan juga jahat.

Dikutip dari "Perbedaan antara Pelayanan Tuhan yang Berinkarnasi dan Tugas Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 450

Jika engkau tidak punya pengetahuan tentang pekerjaan Tuhan, engkau tidak akan tahu cara bekerja sama dengan Tuhan. Jika engkau tidak tahu prinsip-prinsip pekerjaan Tuhan, dan tidak menyadari cara Iblis bekerja di dalam diri manusia, engkau tidak akan punya jalan pengamalan. Berusaha dengan giat saja tidak akan membuatmu mencapai hasil yang dituntut oleh Tuhan. Sarana memperoleh pengalaman semacam itu mirip dengan yang disampaikan oleh Lawrence: tidak membuat pembedaan terhadap apa pun dan berfokus pada pengalaman semata, sama sekali tidak menyadari apa pekerjaan Iblis itu, dan apa pekerjaan Roh Kudus itu, berada dalam keadaan apa manusia tanpa hadirat Tuhan, dan orang seperti apakah yang Tuhan ingin sempurnakan. Prinsip apa yang harus diterapkan saat menangani beragam tipe manusia, cara memahami kehendak Tuhan di masa kini, cara mengenal watak Tuhan, dan kepada manusia, keadaan, dan zaman seperti apakah belas kasih, kemegahan, dan keadilan Tuhan ditujukan—dia tidak punya kepekaan untuk membedakan semua itu. Jika manusia tidak memiliki penglihatan yang luas sebagai landasan bagi pengalaman mereka, maka mereka tidak akan beroleh hidup, apalagi pengalaman; mereka akan terus dengan bodohnya tunduk pada segala sesuatu dan menanggungnya. Manusia semacam ini sangatlah sulit disempurnakan. Dapat dikatakan bahwa jika engkau tidak memiliki penglihatan seperti yang telah disebutkan di atas, ini merupakan bukti yang cukup bahwa engkau adalah seorang yang kerdil, engkau seperti tiang garam yang selalu berdiri di Israel. Orang seperti ini tidaklah berguna, sama sekali tidak ada faedahnya! Beberapa orang hanyalah tunduk dengan buta, mereka cuma tahu tentang diri sendiri dan selalu memakai cara-cara mereka sendiri dalam bertindak ketika menangani hal-hal baru, atau memakai "hikmat" untuk menangani hal-hal remeh yang tak layak untuk disebutkan. Orang seperti ini sama sekali tidak memiliki kepekaan untuk membedakan, dan seolah-olah memang sudah menjadi naturnya untuk menyerahkan diri mereka untuk diusik, dan mereka selalu sama, tidak pernah berubah. Orang seperti ini adalah orang bodoh yang tak memiliki kepekaan sedikit pun. Mereka tidak pernah berusaha mengambil tindakan yang sesuai dengan keadaan atau orang yang berbeda. Orang seperti ini tidak punya pengalaman. Aku telah melihat beberapa orang yang sedemikian terikat dengan pengetahuan tentang diri mereka sendiri sehingga ketika dihadapkan dengan orang yang dikuasai oleh pekerjaan roh jahat, mereka menundukkan kepala dan mengakui dosa mereka, tidak berani berdiri dan mengutuknya. Dan, ketika menghadapi pekerjaan Roh Kudus yang nyata, mereka tak punya keberanian untuk taat. Mereka percaya bahwa roh jahat juga ada di tangan Tuhan, dan tak punya sedikit pun keberanian untuk berdiri dan menentangnya. Orang-orang seperti ini mempermalukan Tuhan, dan mereka sama sekali tidak mampu menanggung beban berat bagi-Nya. Orang-orang bodoh seperti ini tidak mampu membedakan apa pun. Karena itu, cara mengalami seperti ini haruslah disingkirkan, karena itu tidak dapat dipertahankan di mata Tuhan.

Dikutip dari "Tentang Pengalaman" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 451

Dalam aliran sekarang, semua orang yang benar-benar mengasihi Tuhan memiliki kesempatan untuk disempurnakan oleh-Nya. Tidak peduli apakah mereka muda atau tua, selama mereka tetap mempertahankan ketaatan kepada Tuhan dalam hati mereka dan menghormati-Nya, mereka dapat disempurnakan oleh-Nya. Tuhan menyempurnakan orang-orang sesuai dengan fungsi mereka yang berbeda. Selama engkau telah mengerahkan segenap kekuatanmu, dan tunduk pada pekerjaan Tuhan, engkau dapat disempurnakan oleh-Nya. Pada saat ini, tidak ada seorang pun dari antaramu yang sempurna. Terkadang engkau mampu melaksanakan satu macam fungsi dan terkadang engkau dapat melakukan dua; selama engkau mengerahkan seluruh upaya untuk mengorbankan dirimu bagi Tuhan, pada akhirnya engkau akan disempurnakan oleh Tuhan.

Orang-orang muda memiliki falsafah hidup yang lebih sedikit, dan mereka kekurangan hikmat dan wawasan. Tuhan ada di sini untuk menyempurnakan hikmat dan wawasan manusia. Firman-Nya akan melengkapi kekurangan-kekurangan mereka. Namun, watak orang-orang muda tidaklah stabil, dan harus diubahkan oleh Tuhan. Orang-orang muda memiliki gagasan agamawi yang lebih sedikit dan falsafah hidup yang lebih sedikit; mereka memikirkan tentang segala sesuatu secara sederhana, dan pemikiran mereka tidaklah kompleks. Ini adalah bagian dari kemanusiaan mereka yang masih belum terbentuk, dan ini adalah bagian yang patut dihargai; tetapi orang-orang muda tidak tahu banyak dan kurang bijaksana. Ini adalah sesuatu yang perlu disempurnakan oleh Tuhan. Disempurnakan oleh Tuhan akan memampukanmu mengembangkan ketajaman berpikir. Engkau akan mampu secara jelas memahami banyak hal rohani, dan secara berangsur-angsur berubah menjadi seseorang yang layak dipakai oleh Tuhan. Saudara-saudari yang lebih tua juga memiliki fungsi untuk mereka laksanakan, dan mereka tidak ditinggalkan oleh Tuhan. Saudara-saudari yang lebih tua juga memiliki aspek yang diinginkan dan aspek yang tidak diinginkan. Mereka memiliki lebih banyak falsafah hidup dan lebih banyak gagasan agamawi. Dalam tindakan mereka, mereka berpaut erat pada kaidah yang kaku, menyukai peraturan yang mereka terapkan secara mekanis, dan tanpa fleksibilitas. Ini adalah aspek yang tidak diinginkan. Namun, saudara-saudari yang lebih tua ini tetap tenang dan teguh apa pun yang terjadi; watak mereka stabil, dan mereka tidak memiliki suasana hati yang bergejolak. Mereka mungkin lebih lambat dalam menerima berbagai hal, tetapi ini bukan kesalahan utama mereka. Selama engkau semua mampu untuk tunduk; selama engkau dapat menerima firman Tuhan yang sekarang ini dan tidak menyelidiki setiap cacat dan celah dari firman Tuhan, selama engkau hanya peduli untuk tunduk dan mengikuti, dan tidak pernah menghakimi firman Tuhan atau menyembunyikan pikiran-pikiran buruk tentang firman Tuhan; selama engkau menerima firman-Nya dan menerapkannya—maka, setelah engkau memenuhi syarat-syarat ini, engkau dapat disempurnakan.

Entah engkau saudara-saudari yang lebih muda atau lebih tua, engkau harus tahu fungsi yang harus engkau laksanakan. Mereka yang masih muda janganlah congkak; mereka yang lebih tua janganlah pasif, juga jangan mengalami kemunduran. Selain itu, mereka mampu menggunakan kelebihan masing-masing untuk saling menutupi kekurangan, dan mereka bisa melayani satu sama lain tanpa ada prasangka. Sebuah jembatan pertemanan dibangun di antara saudara-saudari yang lebih tua dan lebih muda, dan karena kasih Tuhan, engkau semua mampu untuk mengerti satu sama lain dengan lebih baik. Saudara-saudari yang lebih muda tidak memandang remeh saudara-saudari yang lebih tua, dan saudara-saudari yang lebih tua tidak merasa diri benar. Bukankah ini adalah hubungan yang harmonis? Jika engkau semua memiliki ketetapan hati seperti ini, maka kehendak Tuhan pasti akan terlaksana dalam generasimu.

Dikutip dari "Mengenai Semua Orang yang Melaksanakan Fungsi Mereka" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 452

Di masa depan, apakah engkau akan diberkati atau dikutuk, itu akan ditentukan berdasarkan tindakan dan perilakumu sekarang ini. Jika engkau hendak disempurnakan oleh Tuhan, itu harus terjadi pada saat ini, pada era ini; tidak akan ada kesempatan lain di masa depan. Tuhan sungguh-sungguh ingin menyempurnakan engkau semua sekarang, dan ini bukan sekadar kata-kata. Di masa depan, ujian-ujian apa pun yang akan menimpamu, peristiwa-peristiwa apa pun yang akan terjadi, atau musibah-musibah apa pun yang akan kautemui, Tuhan ingin menyempurnakanmu; ini adalah fakta yang pasti dan tidak diragukan lagi. Dapat dilihat dari manakah hal ini? Dapat dilihat dari fakta bahwa firman Tuhan, di segala zaman dan generasi, belum pernah mencapai puncak setinggi sekarang ini. Firman Tuhan telah memasuki alam tertingginya, dan pekerjaan Roh Kudus di antara semua manusia pada zaman sekarang sama sekali berbeda dari yang sebelumnya. Hampir tidak ada satu pun dari generasi sebelumnya yang pernah memiliki pengalaman seperti ini; bahkan pada zaman Yesus, tidak ada pewahyuan seperti yang ada pada masa sekarang. Firman Tuhan yang diucapkan kepadamu, hal-hal yang engkau semua pahami, dan pengalamanmu semuanya telah mencapai puncak yang baru. Di tengah ujian dan hajaran, engkau semua manusia tidak beranjak pergi, dan ini adalah bukti yang cukup bahwa pekerjaan Tuhan telah mencapai keagungan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini bukan sesuatu yang mampu dilakukan oleh manusia, juga bukan sesuatu yang dapat manusia pertahankan; sebaliknya, ini adalah pekerjaan Tuhan itu sendiri. Jadi, dari banyak kenyataan tentang pekerjaan Tuhan, dapat dilihat bahwa Tuhan ingin menyempurnakan manusia, dan Dia pasti mampu menyempurnakanmu. Jika engkau semua memiliki wawasan ini, dan menggali penemuan baru ini, maka engkau tidak akan menantikan kedatangan Yesus untuk kedua kalinya; melainkan, engkau akan mempersilakan Tuhan untuk menyempurnakanmu pada masa sekarang. Oleh karena itu, engkau semua harus melakukan yang terbaik dan mengerahkan segala upaya sehingga engkau dapat disempurnakan oleh Tuhan.

Sekarang, engkau tidak boleh menaruh perhatian pada hal-hal yang negatif. Pertama-tama, singkirkanlah dan abaikan hal apa pun yang dapat membuatmu merasa negatif. Ketika engkau mengurus berbagai perkara, lakukanlah dengan hati yang mencari dan merasakan kemajuan ke depan, dengan hati yang tunduk kepada Tuhan. Kapan pun engkau semua menemukan kelemahan dalam dirimu, tetapi tidak membiarkan kelemahan itu mengendalikanmu, dan sekalipun ada kelemahan, melaksanakan fungsi yang harus kaulaksanakan, maka engkau telah membuat langkah maju yang positif. Misalnya: engkau saudara-saudari yang lebih tua memiliki gagasan agamawi, tetapi engkau mampu untuk berdoa, tunduk, makan dan minum firman Tuhan, dan menyanyikan lagu-lagu pujian .... Dengan kata lain, engkau harus mengabdikan dirimu dengan segenap kekuatan yang bisa engkau kerahkan untuk melakukan apa pun yang bisa kaulakukan, apa pun fungsi yang bisa kaulaksanakan. Jangan menunggu dengan pasif. Mampu memuaskan Tuhan dalam melakukan tugasmu adalah langkah pertama. Maka, begitu engkau mampu memahami kebenaran dan mendapatkan jalan masuk ke dalam kenyataan firman Tuhan, engkau akan disempurnakan oleh-Nya.

Dikutip dari "Mengenai Semua Orang yang Melaksanakan Fungsi Mereka" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 453

Setiap orang yang telah bertekad, bisa melayani Tuhan—tetapi hanya mereka yang memberi perhatian penuh pada kehendak Tuhan dan memahami kehendak Tuhan yang layak dan berhak untuk melayani Tuhan. Aku telah mendapati hal ini di antaramu: banyak orang yakin bahwa selama mereka dengan sungguh-sungguh menyebarkan Injil bagi Tuhan, pergi ke jalan-jalan untuk Tuhan, mengorbankan diri mereka sendiri dan menyerahkan segala sesuatu untuk Tuhan, dan seterusnya, maka inilah arti melayani Tuhan. Bahkan orang-orang yang lebih religius yakin bahwa melayani Tuhan berarti pergi ke sana kemari dengan Alkitab di tangan mereka, menyebarkan Injil kerajaan surga dan menyelamatkan jiwa-jiwa dengan membuat mereka bertobat dan mengakui dosa. Ada banyak juga pemuka agama yang berpikir bahwa melayani Tuhan artinya berkhotbah di kapel setelah menempuh studi dan pelatihan lanjutan di seminari, dan mengajar orang melalui pembacaan ayat-ayat Alkitab. Selain itu, ada juga orang-orang di wilayah miskin yang percaya bahwa melayani Tuhan berarti menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh-roh jahat di antara saudara-saudari mereka atau berdoa bagi mereka, atau melayani mereka. Di antaramu, ada banyak orang yang percaya bahwa melayani Tuhan berarti makan dan minum firman Tuhan, berdoa kepada Tuhan setiap hari, juga mengunjungi dan melakukan pekerjaan di gereja di mana-mana. Ada saudara-saudari lainnya yang percaya bahwa melayani Tuhan berarti tidak pernah menikah atau membesarkan anak dan mendedikasikan segenap keberadaan mereka bagi Tuhan. Namun, hanya sedikit yang mengetahui apa sebenarnya arti melayani Tuhan. Meskipun ada begitu banyak orang yang melayani Tuhan seperti bintang di langit, jumlah mereka yang bisa melayani secara langsung, dan yang mampu melayani sesuai dengan kehendak Tuhan, sangatlah sedikit—benar-benar sedikit. Mengapa Kukatakan demikian? Kukatakan ini karena engkau tidak memahami hakikat dari frasa "pelayanan kepada Tuhan," dan engkau sangat sedikit memahami tentang bagaimana melayani sesuai dengan kehendak Tuhan. Ada kebutuhan yang mendesak bagi orang-orang untuk memahami dengan tepat jenis pelayanan kepada Tuhan seperti apa yang dapat selaras dengan kehendak-Nya.

Jika engkau semua ingin melayani sesuai dengan kehendak Tuhan, engkau harus terlebih dahulu memahami orang macam apa yang berkenan kepada Tuhan, orang macam apa yang dibenci Tuhan, orang macam apa yang disempurnakan oleh Tuhan, dan orang macam apa yang layak untuk melayani Tuhan. Setidaknya, engkau semua harus dibekali dengan pengetahuan ini. Selain itu, engkau semua harus mengetahui tujuan pekerjaan Tuhan, dan pekerjaan yang akan Tuhan lakukan di sini pada saat ini. Setelah memahami hal ini, dan melalui bimbingan firman Tuhan, engkau harus terlebih dahulu memiliki jalan masuk, dan engkau harus terlebih dahulu menerima amanat Tuhan. Setelah engkau semua memiliki pengalaman yang nyata dari firman Tuhan, dan ketika engkau benar-benar mengetahui pekerjaan Tuhan, engkau semua akan memenuhi syarat untuk melayani Tuhan. Pada saat engkau semua melayani-Nya barulah Tuhan membuka mata rohanimu dan memungkinkanmu untuk memiliki pemahaman yang lebih besar tentang pekerjaan-Nya dan melihatnya dengan lebih jelas. Saat engkau memasuki kenyataan ini, pengalamanmu akan menjadi lebih mendalam dan nyata, dan engkau semua yang memiliki pengalaman seperti itu akan mampu berjalan di antara gereja-gereja dan membekali saudara-saudarimu, sehingga engkau semua bisa saling memanfaatkan kekuatan satu sama lain untuk mengimbangi kekuranganmu sendiri, dan mendapatkan pengetahuan yang lebih kaya dalam rohmu. Setelah memperoleh efek ini barulah engkau semua akan mampu melayani sesuai dengan kehendak Tuhan dan disempurnakan oleh Tuhan di sepanjang pelayananmu.

Mereka yang melayani Tuhan harus menjadi sahabat karib Tuhan, mereka harus berkenan kepada Tuhan, dan mampu menunjukkan loyalitas tertinggi kepada Tuhan. Apakah engkau melakukannya di belakang atau di depan umum, engkau dapat memperoleh sukacita Tuhan di hadapan Tuhan, engkau mampu berdiri teguh di hadapan Tuhan, dan terlepas dari bagaimana orang lain memperlakukanmu, engkau senantiasa menapaki jalan yang harus kaujalani, dan memberi perhatian penuh pada beban Tuhan. Hanya orang-orang seperti inilah yang adalah sahabat karib Tuhan. Sahabat karib Tuhan mampu melayani-Nya secara langsung karena mereka telah diberikan amanat agung Tuhan dan beban Tuhan, mereka mampu menjadikan hati Tuhan menjadi hati mereka, dan menjadikan beban Tuhan sebagai beban mereka sendiri, dan mereka tidak memikirkan prospek masa depan mereka: meskipun mereka tidak akan mendapatkan apa pun, mereka akan selalu percaya kepada Tuhan dengan hati yang mengasihi Dia. Karena itu, orang semacam ini adalah sahabat karib Tuhan. Sahabat karib Tuhan adalah orang kepercayaan-Nya juga; hanya orang kepercayaan Tuhan yang bisa ikut merasakan keresahan-Nya, dan pemikiran-Nya, dan meskipun daging mereka sakit dan lemah, mereka mampu menanggung rasa sakit dan meninggalkan apa yang mereka cintai demi memuaskan Tuhan. Tuhan memberi beban lebih banyak kepada orang-orang semacam itu, dan apa yang ingin Tuhan lakukan dipersaksikan dalam kesaksian orang-orang semacam itu. Dengan demikian, orang-orang ini memperkenan Tuhan, mereka adalah pelayan Tuhan yang berkenan di hati-Nya, dan hanya orang semacam ini yang bisa memerintah bersama Tuhan. Saat engkau telah benar-benar menjadi sahabat karib Tuhan adalah saat engkau benar-benar akan memerintah bersama dengan Tuhan.

Dikutip dari "Bagaimana Melayani dalam Keselarasan dengan Kehendak Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 454

Yesus mampu menuntaskan amanat Tuhan—pekerjaan penebusan seluruh umat manusia—karena Dia memberi perhatian penuh pada kehendak Tuhan, tanpa membuat rencana dan pengaturan apa pun bagi diri-Nya sendiri. Jadi, Dia juga adalah sahabat karib Tuhan—Tuhan itu sendiri—sesuatu yang engkau semua pahami dengan sangat baik. (Sebenarnya, Dia adalah Tuhan itu sendiri yang tentang-Nya Tuhan memberi kesaksian. Aku menyinggungnya di sini untuk menggunakan kenyataan tentang Yesus guna mengilustrasikan perkara tersebut.) Dia mampu menempatkan rencana pengelolaan Tuhan sebagai pusat hidup, dan senantiasa berdoa kepada Bapa Surgawi serta mencari kehendak Bapa Surgawi. Dia berdoa, dan berkata: "Bapa! Terjadilah apa yang menjadi kehendak-Mu, dan bertindaklah bukan menurut keinginan-Ku tetapi menurut rencana-Mu. Manusia mungkin lemah, tetapi mengapa Engkau harus peduli terhadapnya? Bagaimana bisa manusia layak Engkau pedulikan, manusia yang seperti seekor semut di tangan-Mu? Dalam hati-Ku, Aku hanya ingin menyelesaikan kehendak-Mu, dan Aku ingin agar Engkau bisa melakukan apa yang akan Engkau lakukan di dalam-Ku sesuai dengan keinginan-Mu sendiri." Dalam perjalanan menuju Yerusalem, Yesus merasakan kesakitan, seolah-olah pisau sedang ditusuk dan dipelintir di jantung-Nya, namun Dia tidak memiliki niat sedikit pun untuk mengingkari perkataan-Nya; selalu ada kekuatan dahsyat yang mendorong-Nya menuju ke tempat Dia akan disalibkan. Akhirnya, Dia dipaku di kayu salib dan menjadi serupa dengan daging yang berdosa, menyelesaikan pekerjaan penebusan umat manusia. Dia melepaskan belenggu kematian dan alam maut. Di hadapan-Nya, kematian, neraka, dan alam maut kehilangan kuasa mereka, dan ditaklukkan oleh-Nya. Dia hidup selama tiga puluh tiga tahun, dan selama itu Dia selalu melakukan yang terbaik untuk memenuhi kehendak Tuhan sesuai dengan pekerjaan Tuhan pada saat itu, tidak pernah memikirkan keuntungan atau kerugian pribadi-Nya sendiri, dan selalu memikirkan kehendak Bapa. Karena itu, setelah Dia dibaptis, Tuhan berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Karena pelayanan-Nya di hadapan Tuhan selaras dengan kehendak Tuhan, Tuhan meletakkan beban berat untuk menebus semua umat manusia di kedua bahu-Nya dan membuat-Nya menyelesaikannya, dan Dia layak serta berhak untuk menyelesaikan tugas penting ini. Di sepanjang hidup-Nya, Dia menanggung penderitaan yang tak terkira bagi Tuhan, dan Dia dicobai oleh Iblis berkali-kali, tetapi Dia tidak pernah tawar hati. Tuhan memberi-Nya tugas yang sedemikian besar karena Dia memercayai-Nya, dan mengasihi-Nya, sehingga Tuhan secara pribadi berkata: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Pada waktu itu, hanya Yesus yang dapat menyelesaikan amanat ini, dan ini adalah satu aspek praktis dari penyelesaian pekerjaan Tuhan untuk menebus seluruh umat manusia di Zaman Kasih Karunia.

Jika, seperti Yesus, engkau semua mampu memberikan kepedulian penuh pada beban Tuhan dan menyangkali dagingmu, Tuhan akan memercayakan tugas penting-Nya kepadamu, sehingga engkau semua akan memenuhi persyaratan melayani Tuhan. Hanya dalam keadaan seperti itulah engkau semua akan berani berkata bahwa engkau semua sedang melakukan kehendak Tuhan dan menyelesaikan amanat-Nya, dan baru pada saat itulah engkau semua akan berani mengatakan bahwa engkau semua benar-benar melayani Tuhan. Dibandingkan dengan teladan Yesus, apakah engkau berani mengatakan bahwa engkau adalah sahabat karib Tuhan? Beranikah engkau berkata bahwa engkau sedang melakukan kehendak Tuhan? Beranikah engkau berkata bahwa engkau sedang benar-benar melayani Tuhan? Sekarang, engkau tidak memahami cara melayani Tuhan, beranikah engkau berkata bahwa engkau adalah sahabat karib Tuhan? Jika engkau berkata bahwa engkau melayani Tuhan, bukankah engkau menghujat Dia? Renungkanlah hal ini: engkau sedang melayani Tuhan atau melayani dirimu sendiri? Engkau melayani Iblis, tetapi dengan keras kepala engkau berkata sedang melayani Tuhan—dalam hal ini, bukankah engkau menghujat Tuhan? Banyak orang di belakang-Ku mendambakan berkat berupa status, mereka melahap makanan dengan rakus, mereka suka tidur dan memberi perhatian kepada daging, selalu takut bahwa tidak ada jalan keluar bagi daging. Mereka tidak melakukan fungsi normal mereka di gereja, melainkan menjadi pembonceng, atau menasihati saudara-saudari mereka dengan menggunakan firman-Ku, mereka memerintah orang lain dari posisi otoritas. Orang-orang ini terus berkata bahwa mereka sedang melakukan kehendak Tuhan, mereka selalu berkata bahwa mereka adalah sahabat karib Tuhan—bukankah ini menggelikan? Jika engkau memiliki niat yang benar, tetapi tidak mampu melayani sesuai dengan kehendak Tuhan, artinya engkau sedang bersikap bodoh; tetapi jika niatmu tidak benar, dan engkau tetap berkata bahwa engkau melayani Tuhan, artinya engkau adalah orang yang menentang Tuhan, dan engkau patut dihukum oleh Tuhan! Aku tidak punya simpati terhadap orang semacam itu! Di rumah Tuhan, mereka adalah pembonceng, selalu mendambakan kenyamanan daging, dan tidak memperhatikan kepentingan Tuhan. Mereka selalu mencari apa yang baik untuk mereka, dan mereka tidak menghiraukan kehendak Tuhan. Mereka tidak menerima pemeriksaan Roh Tuhan dalam apa pun yang mereka lakukan. Mereka selalu mengatur siasat dan memperdaya saudara-saudari mereka dan bermuka dua, seperti seekor rubah di kebun anggur, selalu mencuri anggur dan menginjak-injak kebun anggur. Mungkinkah orang seperti itu menjadi sahabat karib Tuhan? Apakah engkau layak menerima berkat Tuhan? Engkau tidak bertanggung jawab atas hidupmu dan gereja, apakah engkau layak menerima amanat Tuhan? Siapa berani memercayai seseorang sepertimu? Jika engkau melayani seperti ini, mungkinkah Tuhan berani memercayakan kepadamu tugas yang lebih besar? Bukankah ini menyebabkan penundaan pada pekerjaan?

Kukatakan ini agar engkau semua dapat mengetahui persyaratan apa yang harus dipenuhi untuk melayani dalam keselarasan dengan kehendak Tuhan. Jika engkau semua tidak memberikan hatimu kepada Tuhan, jika engkau tidak peduli dengan kehendak Tuhan seperti Yesus, maka engkau semua tidak dapat dipercaya oleh Tuhan, dan akhirnya akan dihakimi oleh Tuhan. Mungkin sekarang, dalam pelayananmu untuk Tuhan, engkau selalu memendam niat untuk mengelabui Tuhan dan selalu berurusan dengan-Nya dengan sikap yang acuh tak acuh. Singkatnya, terlepas dari apa pun, jika engkau menipu Tuhan, penghakiman tanpa belas kasih akan menimpamu. Engkau semua seharusnya mengambil manfaat karena baru saja masuk ke jalur yang benar dalam melayani Tuhan dengan pertama-tama memberikan hatimu kepada Tuhan, tanpa loyalitas yang terbagi. Terlepas dari apakah engkau berada di hadapan Tuhan atau di hadapan orang lain, hatimu harus selalu ditujukan kepada Tuhan, dan engkau harus bertekad untuk mengasihi Tuhan seperti Yesus. Dengan demikian, Tuhan akan menyempurnakanmu, sehingga engkau menjadi pelayan Tuhan yang berkenan di hati-Nya. Jika engkau benar-benar ingin disempurnakan oleh Tuhan, dan agar pelayananmu ada dalam keselarasan dengan kehendak-Nya, maka engkau harus mengubah pandanganmu yang terdahulu tentang iman kepada Tuhan, dan mengubah caramu yang lama dalam melayani Tuhan, sehingga semakin banyak dari dirimu yang disempurnakan oleh Tuhan. Dengan cara ini, Tuhan tidak akan meninggalkanmu, dan, seperti Petrus, engkau akan menjadi pelopor bagi mereka yang mengasihi Tuhan. Jika engkau tetap tidak bertobat, maka engkau akan menjumpai akhir yang sama seperti Yudas. Ini harus dipahami oleh semua orang yang percaya kepada Tuhan.

Dikutip dari "Bagaimana Melayani dalam Keselarasan dengan Kehendak Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 455

Sejak awal pekerjaan-Nya di seluruh semesta, Tuhan telah menentukan dari semula banyak orang untuk melayani-Nya, termasuk mereka dari berbagai kalangan masyarakat. Tujuan-Nya adalah untuk memenuhi kehendak-Nya dan menyelesaikan pekerjaan-Nya di bumi dengan lancar; inilah tujuan Tuhan dalam memilih orang-orang untuk melayani-Nya. Setiap orang yang melayani Tuhan harus memahami kehendak-Nya. Pekerjaan-Nya ini membuat hikmat dan kemahakuasaan Tuhan, serta prinsip pekerjaan-Nya di bumi, lebih nyata bagi manusia. Tuhan sebenarnya sudah datang ke bumi untuk melakukan pekerjaan-Nya, untuk terlibat dengan manusia, sehingga mereka dapat mengetahui perbuatan-perbuatan-Nya dengan lebih jelas. Sekarang ini engkau semua, kelompok orang ini, sungguh beruntung dapat melayani Tuhan yang nyata. Ini adalah berkat yang tak terukur bagimu—sesungguhnya, engkau diangkat oleh Tuhan. Dalam memilih seseorang untuk melayani-Nya, Tuhan selalu memiliki prinsip-Nya sendiri. Melayani Tuhan sama sekali bukan sekadar masalah antusiasme seperti yang orang bayangkan. Pada zaman sekarang, engkau semua melihat bahwa semua orang yang melayani Tuhan melakukannya karena mereka memiliki tuntunan Tuhan dan pekerjaan Roh Kudus, dan karena mereka adalah orang-orang yang mengejar kebenaran. Ini adalah syarat minimum bagi semua orang yang melayani Tuhan.

Melayani Tuhan bukan tugas yang sederhana. Mereka yang watak rusaknya tetap tidak berubah tidak akan pernah bisa melayani Tuhan. Jika watakmu belum dihakimi dan dihajar oleh firman Tuhan, watakmu masih merepresentasikan Iblis, yang membuktikan bahwa engkau melayani Tuhan karena niat baikmu sendiri, bahwa pelayananmu itu didasarkan pada natur Iblis dalam dirimu. Engkau melayani Tuhan dengan karakter alamimu dan berdasarkan pilihan pribadimu. Terlebih lagi, engkau selalu berpikir bahwa hal-hal yang engkau bersedia lakukan adalah hal yang menyenangkan Tuhan, dan hal-hal yang tidak ingin engkau lakukan adalah hal yang Tuhan benci; engkau bekerja sepenuhnya berdasarkan pilihanmu sendiri. Dapatkah ini disebut melayani Tuhan? Pada akhirnya, tidak akan ada sedikit pun perubahan dalam watak hidupmu; sebaliknya, pelayananmu akan membuatmu semakin keras kepala, jadi watak rusakmu akan semakin tertanam dalam dirimu, dan dengan demikian, di dalam dirimu akan terbentuk aturan-aturan mengenai pelayanan kepada Tuhan yang terutama didasarkan pada karaktermu sendiri, dan pengalaman yang diperoleh dari pelayananmu yang sesuai dengan watakmu sendiri. Ini adalah pengalaman dan pelajaran manusia. Ini adalah falsafah hidup manusia di dunia. Orang-orang seperti ini dapat digolongkan sebagai orang-orang Farisi dan tokoh agamawi. Jika mereka tidak pernah sadar dan bertobat, mereka pasti akan berubah menjadi Kristus-Kristus palsu dan antikristus yang memperdaya orang-orang pada akhir zaman. Para Kristus palsu dan antikristus yang dibicarakan ini akan muncul dari antara orang-orang semacam ini. Jika mereka yang melayani Tuhan mengikuti karakter mereka sendiri dan bertindak berdasarkan kehendak mereka sendiri, mereka berisiko disingkirkan kapan saja. Mereka yang menggunakan pengalaman yang mereka dapatkan selama bertahun-tahun melayani Tuhan untuk memenangkan hati orang lain, menceramahi dan mengendalikan mereka, serta menganggap diri mereka lebih hebat dari orang lain—dan yang tidak pernah bertobat, tidak pernah mengakui dosa mereka, tidak pernah melepaskan keuntungan dari kedudukan mereka—orang-orang ini akan jatuh di hadapan Tuhan. Mereka sejenis dengan Paulus, menyalahgunakan senioritas mereka dan memamerkan kualifikasi mereka. Tuhan tidak akan membawa orang-orang semacam ini menuju kesempurnaan. Pelayanan semacam ini mengganggu pekerjaan Tuhan. Manusia selalu berpaut pada yang lama. Mereka berpaut pada gagasan dari masa lalu, pada segala sesuatu dari masa yang lampau. Ini adalah rintangan yang besar dalam pelayanan mereka. Jika engkau tidak bisa menyingkirkannya, hal-hal ini akan menghambat seluruh hidupmu. Tuhan tidak akan memujimu, tidak sedikit pun, bahkan sekalipun kakimu patah ketika berlari atau punggungmu sakit karena bekerja keras, bahkan sekalipun engkau menjadi martir dalam pelayananmu kepada Tuhan. Malah sebaliknya: Dia akan berkata bahwa engkau adalah pelaku kejahatan.

Dikutip dari "Pelayanan Rohani Harus Dibersihkan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 456

Mulai hari ini, Tuhan akan secara resmi menyempurnakan orang-orang yang tidak memiliki gagasan-gagasan agamawi, yang bersedia menyingkirkan diri mereka yang lama, dan yang menaati Tuhan dengan polos. Dia akan menyempurnakan mereka yang mendambakan firman Tuhan. Orang-orang ini harus bangkit dan melayani Tuhan. Di dalam Tuhan ada kelimpahan tanpa akhir dan hikmat tak terbatas. Pekerjaan-Nya yang luar biasa dan firman-Nya yang berharga menunggu untuk dinikmati oleh lebih banyak orang. Dalam keadaannya yang sekarang, mereka yang memiliki gagasan agamawi, mereka yang menganggap diri mereka senior, dan mereka yang tidak bisa menyingkirkan diri mereka sendiri, akan sulit untuk menerima hal-hal baru ini. Roh Kudus tidak punya kesempatan untuk menyempurnakan orang-orang ini. Jika orang tidak bertekad untuk taat, dan tidak haus akan firman Tuhan, mereka sama sekali tidak dapat menerima hal-hal yang baru ini; mereka hanya akan menjadi semakin memberontak, semakin licik, dan dengan demikian akan berakhir di jalur yang salah. Dalam melakukan pekerjaan-Nya sekarang ini, Tuhan akan membangkitkan lebih banyak orang yang sungguh-sungguh mengasihi-Nya dan yang dapat menerima terang yang baru, dan Dia akan sepenuhnya menyingkirkan tokoh agamawi yang menyalahgunakan senioritas mereka; Dia tidak menginginkan satu pun dari mereka yang dengan keras kepala menentang perubahan. Apakah engkau mau menjadi salah satu dari orang-orang ini? Apakah engkau melakukan pelayananmu berdasarkan pilihanmu sendiri atau apa yang Tuhan minta? Ini adalah sesuatu yang harus engkau ketahui sendiri. Apakah engkau seorang tokoh agama, atau apakah engkau bayi yang baru lahir yang disempurnakan oleh Tuhan? Berapa banyak dari pelayananmu yang dipuji oleh Roh Kudus? Berapa banyak dari pelayananmu yang bahkan tidak ingin diingat Tuhan? Seberapa besarkah perubahan dalam hidupmu sebagai hasil dari bertahun-tahun melayani? Apakah engkau jelas tentang semua ini? Jika engkau sungguh-sungguh beriman, engkau akan menyingkirkan gagasan agamawimu yang lama, dan akan melayani Tuhan dengan lebih baik dengan cara yang baru. Belum terlambat untuk bangkit sekarang. Gagasan agamawiyang lama dapat menyebabkan orang kehilangan seluruh hidupnya. Pengalaman yang didapatkan seseorang dapat menyebabkan mereka menyimpang dari Tuhan dan melakukan hal-hal dengan cara mereka sendiri. Jika engkau tidak menyingkirkan hal-hal tersebut, hal-hal itu akan menjadi batu sandungan bagi pertumbuhan hidupmu. Tuhan selalu menyempurnakan mereka yang melayani-Nya, dan tidak dengan enteng menyingkirkan mereka. Jika engkau sungguh-sungguh menerima penghakiman dan hajaran firman Tuhan, jika engkau bisa menyingkirkan penerapan dan aturan agamawimu yang lama, dan berhenti menggunakan gagasan agamawimu yang lama untuk mengukur firman Tuhan zaman sekarang, setelah itu barulah akan ada masa depan untukmu. Namun, jika engkau berpaut pada hal-hal lama, jika engkau masih menghargai semua itu, engkau sama sekali tidak dapat diselamatkan. Tuhan tidak memperhatikan orang-orang semacam itu. Jika engkau benar-benar ingin disempurnakan, engkau harus bertekad untuk sepenuhnya melepaskan semua hal dari sebelumnya. Bahkan sekalipun apa yang dilakukan sebelumnya adalah hal yang benar, bahkan sekalipun itu adalah pekerjaan Tuhan, engkau tetap harus mampu menyingkirkannya dan berhenti berpaut pada hal itu. Bahkan sekalipun itu jelas merupakan pekerjaan Roh Kudus, dilakukan langsung oleh Roh Kudus, sekarang engkau harus menyingkirkannya. Engkau tidak boleh berpegang pada hal tersebut. Inilah yang Tuhan tuntut. Segala sesuatu harus diperbarui. Dalam pekerjaan Tuhan dan firman Tuhan, Dia tidak merujuk pada hal-hal lama yang terjadi sebelumnya, Dia tidak menyelidiki almanak kuno; Tuhan adalah Tuhan yang selalu baru dan tidak pernah usang, dan bahkan tidak berpaut pada firman-Nya sendiri yang Dia ucapkan di masa lalu—yang menunjukkan bahwa Tuhan tidak mengikuti aturan apa pun. Jadi jika engkau, sebagai manusia, selalu berpaut pada hal-hal dari masa lalu, jika engkau menolak melepaskan semua itu, dan dengan kaku menerapkan semua itu dengan cara yang dirumuskan, sementara Tuhan tidak lagi bekerja dengan menggunakan cara yang Dia gunakan sebelumnya, maka bukankah kata-katamu dan tindakanmu mengganggu? Bukankah engkau telah menjadi musuh Tuhan? Apakah engkau rela membiarkan seluruh hidupmu menjadi bobrok dan hancur karena hal-hal lama ini? Hal-hal lama ini akan membuatmu menjadi seseorang yang menghalangi pekerjaan Tuhan—apakah engkau ingin menjadi orang semacam itu? Jika engkau benar-benar tidak menginginkannya, segeralah hentikan apa yang sedang engkau lakukan dan berbaliklah; mulailah lagi dari awal. Tuhan tidak akan mengingat pelayananmu di masa lalu.

Dikutip dari "Pelayanan Rohani Harus Dibersihkan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 457

Mengenai pekerjaan, manusia percaya bahwa bekerja berarti sangat sibuk melakukan banyak hal bagi Tuhan, berkhotbah di mana-mana, dan mengorbankan diri bagi Dia. Meskipun keyakinan ini benar, ini terlalu sepihak; hal yang Tuhan minta dari manusia bukanlah sekadar sibuk melakukan banyak hal bagi-Nya; lebih dari hal itu, pekerjaan ini berkaitan dengan pelayanan dan pembekalan di dalam roh. Banyak saudara-saudari, bahkan setelah pengalaman selama bertahun-tahun, belum pernah memikirkan tentang bekerja bagi Tuhan, karena pekerjaan yang dibayangkan manusia tidak sesuai dengan apa yang Tuhan minta. Oleh karena itu, manusia tidak tertarik sama sekali dengan masalah pekerjaan, dan inilah justru alasan mengapa jalan masuk manusia juga sangat sepihak. Engkau semua harus memulai jalan masukmu dengan bekerja bagi Tuhan, sehingga engkau semua dapat mengalami semua aspek pengalaman dengan lebih baik. Inilah yang harus engkau masuki. Pekerjaan bukan mengacu pada sibuk melakukan banyak hal bagi Tuhan, tetapi mengacu pada apakah hidup manusia dan hal yang manusia jalani mampu memberikan kenikmatan kepada Tuhan. Pekerjaan mengacu pada orang-orang yang menggunakan pengabdian mereka kepada Tuhan dan pengenalan mereka akan Tuhan untuk bersaksi tentang Tuhan dan melayani manusia. Inilah tanggung jawab manusia dan inilah yang harus dipahami oleh semua manusia. Bisa dikatakan bahwa jalan masukmu adalah pekerjaanmu, dan hal yang berusaha untuk engkau semua masuki selama melakukan pekerjaan bagi Tuhan. Mengalami pekerjaan Tuhan bukan hanya berarti bahwa engkau tahu cara makan dan minum firman-Nya; yang lebih penting, engkau harus tahu bagaimana memberikan kesaksian tentang Tuhan, dan mampu melayani Tuhan, serta mampu melayani dan membekali manusia. Inilah yang dimaksud dengan pekerjaan, dan inilah juga jalan masukmu; inilah yang harus dicapai oleh setiap orang. Ada banyak orang yang hanya berfokus menyibukkan diri melakukan banyak hal bagi Tuhan dan berkhotbah dimana-mana, tetapi mengabaikan pengalaman pribadi mereka dan melalaikan jalan masuk mereka ke dalam kehidupan rohani. Inilah yang telah menyebabkan mereka yang melayani Tuhan menjadi mereka yang menentang Tuhan. Orang-orang ini, yang telah melayani Tuhan dan melayani manusia selama bertahun-tahun, telah begitu saja menganggap bekerja dan berkhotbah sebagai jalan masuk, dan tidak seorang pun memandang pengalaman rohaninya sendiri sebagai jalan masuk yang penting. Sebaliknya, mereka menggunakan pencerahan yang mereka peroleh dari pekerjaan Roh Kudus sebagai modal untuk mengajar orang lain. Ketika berkhotbah, mereka sangat terbeban dan menerima pekerjaan Roh Kudus, dan melalui hal ini, mereka memperdengarkan suara Roh Kudus. Pada waktu ini, mereka yang bekerja dipenuhi perasaan puas akan dirinya, seolah-olah pekerjaan Roh Kudus telah menjadi pengalaman rohani mereka sendiri; mereka merasa bahwa semua perkataan yang mereka ucapkan adalah dari keberadaaan mereka sendiri, tetapi sekali lagi tampaknya pengalaman mereka sendiri tidaklah sejelas yang mereka paparkan. Lebih dari itu, sebelum berbicara, mereka tak terpikirkan tentang apa yang akan mereka katakan, tetapi ketika Roh Kudus bekerja dalam diri mereka, perkataan mereka mengalir keluar tanpa henti. Setelah engkau satu kali berkhotbah dengan cara demikian, engkau merasa bahwa tingkat pertumbuhanmu yang sesungguhnya tidaklah sekecil yang engkau yakini, dan seperti dalam sebuah situasi di mana Roh Kudus telah bekerja dalam dirimu beberapa kali, engkau pun yakin bahwa engkau sudah memiliki tingkat pertumbuhan yang baik dan secara keliru meyakini bahwa pekerjaan Roh Kudus itu adalah jalan masukmu sendiri dan keberadaanmu sendiri. Ketika engkau terus-menerus mengalami seperti ini, engkau akan menjadi lalai mengenai jalan masukmu sendiri, tergelincir ke dalam kemalasan tanpa menyadarinya, dan berhenti untuk mementingkan jalan masukmu sendiri. Karena alasan inilah, ketika engkau melayani orang lain, engkau harus membedakan dengan jelas antara tingkat pertumbuhanmu dan pekerjaan Roh Kudus. Hal ini akan mempermudah jalan masukmu dan akan lebih bermanfaat bagi pengalamanmu. Ketika manusia menganggap pekerjaan Roh Kudus sebagai pengalaman mereka sendiri, ini menjadi sebuah sumber kemerosotan. Itulah sebabnya Kukatakan bahwa tugas apa pun yang engkau semua laksanakan, engkau harus menganggap jalan masukmu sebagai pelajaran yang sangat penting.

Dikutip dari "Pekerjaan dan Jalan Masuk (2)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 458

Orang bekerja untuk memenuhi kehendak Tuhan, untuk membawa semua orang yang berkenan di hati Tuhan ke hadapan-Nya, untuk membawa manusia kepada Tuhan, dan untuk memperkenalkan pekerjaan Roh Kudus serta bimbingan Tuhan kepada manusia, dan dengan cara demikian menyempurnakan buah-buah pekerjaan Tuhan. Oleh karena itu, sangat penting untuk engkau semua benar-benar memahami tentang hakikat dari pekerjaan. Sebagai orang yang dipakai Tuhan, semua orang layak bekerja bagi Tuhan, artinya, semua orang memiliki kesempatan untuk dipakai oleh Roh Kudus. Namun, ada satu hal yang harus engkau semua sadari: ketika manusia melakukan pekerjaan yang diamanatkan Tuhan, manusia telah diberi kesempatan untuk dipakai oleh Tuhan, tetapi apa yang dikatakan dan diketahui manusia bukan seluruhnya merupakan tingkat pertumbuhan manusia. Satu-satunya yang dapat engkau semua lakukan adalah mengetahui dengan lebih baik kekuranganmu sendiri selama melakukan pekerjaanmu, dan mulai menerima pencerahan yang lebih besar dari Roh Kudus. Dengan cara ini, engkau semua akan dimampukan untuk memperoleh jalan masuk yang lebih baik dalam melakukan pekerjaanmu. Jika manusia menganggap bimbingan yang berasal dari Tuhan sebagai jalan masuk mereka sendiri dan sebagai sesuatu yang pada dasarnya ada dalam diri mereka, maka tidak ada kemungkinan bagi tingkat pertumbuhan manusia itu untuk berkembang. Pencerahan saat Roh Kudus bekerja dalam diri manusia terjadi ketika mereka berada dalam keadaan yang normal; pada saat seperti itu, orang sering keliru mengira bahwa pencerahan yang mereka terima adalah tingkat pertumbuhan mereka sendiri yang sebenarnya, karena Roh Kudus mencerahkan dengan cara yang sangat biasa, dan Dia memanfaatkan apa yang pada dasarnya ada dalam diri manusia. Ketika orang bekerja dan berbicara, atau ketika mereka berdoa dan melakukan saat teduh, suatu kebenaran tiba-tiba menjadi jelas bagi mereka. Namun, pada kenyataannya, hal yang manusia lihat itu hanyalah pencerahan Roh Kudus (tentu saja, pencerahan ini berkaitan dengan kerja sama manusia) dan tidak merepresentasikan tingkat pertumbuhan manusia yang sebenarnya. Setelah suatu periode pengalaman, di mana manusia menjumpai beberapa kesulitan dan ujian, tingkat pertumbuhan manusia yang sebenarnya menjadi jelas dalam keadaan seperti itu. Baru setelah itulah, manusia mendapati bahwa tingkat pertumbuhannya tidaklah sehebat itu, dan keegoisan, sifat memikirkan diri sendiri, serta keserakahan manusia semuanya muncul. Baru setelah mengalami beberapa siklus pengalaman seperti ini, banyak dari mereka yang dibangunkan di dalam roh mereka, akhirnya menyadari bahwa apa yang telah mereka alami di masa lalu bukanlah kenyataan pribadi mereka sendiri, melainkan penerangan sesaat dari Roh Kudus, dan bahwa manusia hanyalah telah menerima terang tersebut. Ketika Roh Kudus menerangi manusia agar memahami kebenaran, itu sering kali dilakukan dengan cara yang jelas dan gamblang, tanpa menjelaskan bagaimana terjadinya atau ke mana arah tujuannya. Artinya, daripada memasukkan kesulitan manusia ke dalam pengungkapan ini, Dia secara langsung mengungkapkan kebenaran. Ketika manusia menjumpai kesulitan dalam proses masuknya, dan ia kemudian menyertakan pencerahan Roh Kudus, ini menjadi pengalaman nyata manusia. ... Jadi, pada saat yang sama engkau menerima pekerjaan Roh kudus, engkau harus lebih lagi mementingkan jalan masukmu, memahami dengan tepat apa pekerjaan Roh Kudus dan apa jalan masukmu, juga menyatukan pekerjaan Roh Kudus ke dalam jalan masukmu, sehingga engkau semua dapat disempurnakan oleh Roh Kudus dalam lebih banyak cara, dan agar hakikat pekerjaan Roh Kudus dapat dilakukan dalam dirimu. Dalam perjalananmu mengalami pekerjaan Roh Kudus, engkau akan mulai mengenal Roh Kudus, juga dirimu sendiri, dan terlebih dari itu, di tengah entah berapa banyak peristiwa penderitaan yang berat, engkau akan mengambangkan hubungan yang normal dengan Tuhan, dan hubungan antara engkau dan Tuhan akan semakin dekat hari demi hari. Setelah begitu banyak peristiwa pemangkasan dan pemurnian, engkau akan mengembangkan kasih yang sejati kepada Tuhan. Itulah sebabnya engkau semua harus menyadari bahwa penderitaan, pukulan, dan kesengsaraan tidak perlu ditakuti; yang menakutkan adalah hanya memiliki pekerjaan Roh Kudus, tetapi tidak memiliki jalan masukmu. Ketika tiba saatnya pekerjaan Tuhan selesai, engkau akan berjerih lelah dengan sia-sia; meskipun engkau mengalami pekerjaan Tuhan, engkau tidak akan mengenal Roh Kudus atau memiliki jalan masukmu sendiri. Pencerahan melalui bekerjanya Roh Kudus dalam diri manusia bukanlah untuk menopang hasrat manusia, tetapi untuk membuka jalan masuk bagi manusia, serta untuk memungkinkan manusia mulai mengenal Roh Kudus, dan dari titik ini, mengembangkan hati yang penuh rasa hormat dan pemujaan terhadap Tuhan.

Dikutip dari "Pekerjaan dan Jalan Masuk (2)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 459

Terdapat jauh lebih sedikit penyimpangan dalam pekerjaan orang-orang yang telah mengalami pemangkasan, penanganan, penghakiman, dan hajaran, dan ungkapan pekerjaan mereka jauh lebih akurat. Mereka, yang mengandalkan kealamian mereka dalam bekerja, membuat kesalahan yang cukup besar. Pekerjaan orang yang belum disempurnakan mengungkapkan terlalu banyak kealamian mereka sendiri, yang menjadi penghalang besar bagi pekerjaan Roh Kudus. Setinggi apa pun kualitas orang, mereka juga harus menjalani pemangkasan, penanganan, dan penghakiman sebelum mereka dapat menjalankan pekerjaan yang diamanatkan Tuhan. Jika mereka belum mengalami penghakiman ini, sebaik apa pun pekerjaan yang mereka tunaikan, pekerjaan itu tidak bisa sejalan dengan prinsip kebenaran dan selalu merupakan hasil dari kealamian dan kebaikan manusia. Pekerjaan orang yang telah mengalami pemangkasan, penanganan, dan penghakiman jauh lebih akurat dibandingkan dengan pekerjaan mereka yang belum dipangkas, ditangani, dan dihakimi. Mereka yang belum menjalani penghakiman tidak mengungkapkan apa pun kecuali daging dan pemikiran manusia, yang berbaur dengan banyak kecerdasan dan bakat bawaan manusia. Itu bukan ungkapan akurat manusia tentang pekerjaan Tuhan. Orang-orang yang mengikuti mereka dibawa ke hadapan mereka oleh kualitas bawaan mereka. Karena mereka mengungkapkan terlalu banyak wawasan dan pengalaman manusia, yang hampir terputus dari maksud asli Tuhan, dan menyimpang terlalu jauh darinya, pekerjaan orang seperti ini tidak dapat membawa umat ke hadapan Tuhan, melainkan membawa mereka ke hadapan manusia. Jadi, mereka yang belum menjalani penghakiman dan hajaran tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan pekerjaan yang diamanatkan oleh Tuhan. Pekerjaan pekerja yang memenuhi syarat dapat membawa umat ke jalan yang benar dan membuat mereka dapat masuk lebih jauh ke dalam kebenaran. Pekerjaan yang dilakukannya dapat membawa umat ke hadapan Tuhan. Selain itu, pekerjaan yang dilakukannya dapat bervariasi menurut orangnya dan tidak terikat oleh aturan, yang memberikan keleluasaan dan kebebasan kepada manusia, juga kapasitas untuk tumbuh secara bertahap dalam kehidupan dan memperoleh jalan masuk yang lebih mendalam ke dalam kebenaran. Pekerjaan pekerja yang tidak memenuhi syarat tidak memadai. Pekerjaannya tidak bijaksana. Dia hanya dapat membawa orang kepada peraturan, dan apa yang dituntutnya dari umat tidak bervariasi menurut orangnya; dia tidak bekerja sesuai dengan kebutuhan manusia yang sebenarnya. Dalam pekerjaan semacam ini, ada terlalu banyak aturan dan terlalu banyak doktrin, dan ini tidak dapat membawa orang ke dalam kenyataan ataupun ke dalam penerapan pertumbuhan dalam hidup yang normal. Pekerjaan ini hanya memungkinkan manusia untuk memegang teguh beberapa aturan yang tidak berharga. Panduan seperti ini hanya dapat menyesatkan manusia. Dia menuntunmu agar menjadi seperti dia; dia dapat membawamu kepada apa yang dia miliki dan siapa dia. Agar pengikut dapat mengetahui apakah pemimpin memenuhi syarat atau tidak, kuncinya adalah melihat jalan yang mereka pimpin dan hasil pekerjaan mereka, dan melihat apakah pengikut menerima prinsip sesuai dengan kebenaran, dan apakah mereka menerima jalan pengamalan yang cocok untuk perubahan hidup mereka. Engkau harus membedakan pekerjaan yang berbeda-beda dari jenis orang yang berbeda-beda; engkau tidak boleh menjadi pengikut yang bodoh. Ini memengaruhi masalah jalan masuk umat. Jika engkau tidak dapat membedakan kepemimpinan orang mana yang memiliki jalan dan mana yang tidak, engkau akan mudah ditipu. Semua ini berpengaruh langsung atas kehidupanmu sendiri. Ada terlalu banyak kealamian dalam pekerjaan orang yang belum disempurnakan; pekerjaan itu terlalu banyak tercampur dengan kehendak manusia. Keberadaan mereka adalah kealamian—mereka terlahir dengan itu. Itu bukan kehidupan setelah menjalani penanganan atau realitas setelah mengalami perubahan. Bagaimana orang seperti ini dapat membantu mereka yang mengejar kehidupan? Kehidupan asli manusia adalah kecerdasan atau bakat bawaannya. Kecerdasan atau bakat seperti ini sangat jauh dari tuntutan Tuhan yang sebenarnya terhadap manusia. Jika manusia belum disempurnakan dan wataknya yang rusak belum dipangkas dan ditangani, akan ada kesenjangan yang lebar antara apa yang dia ungkapkan dan kebenaran; apa yang dia ungkapkan akan tercampur dengan hal-hal yang tidak jelas, seperti imajinasi dan pengalamannya secara sepihak. Selain itu, terlepas dari cara kerjanya, orang merasa tidak ada tujuan menyeluruh dan tidak ada kebenaran yang cocok untuk masuknya semua orang. Sebagian besar hal yang dituntut dari manusia berada di luar jangkauan kemampuan mereka, seolah-olah mereka sekawanan bebek yang digiring ke tempat bertengger. Ini adalah pekerjaan kehendak manusia. Watak manusia yang rusak, pikiran, dan gagasannya menjalari seluruh bagian tubuhnya. Manusia tidak dilahirkan dengan naluri untuk melakukan kebenaran, dan manusia juga tidak memiliki naluri untuk memahami kebenaran secara langsung. Apalagi ditambah dengan watak manusia yang rusak—jika orang yang alami seperti ini bekerja, bukankah itu menyebabkan gangguan? Akan tetapi, orang yang telah disempurnakan memiliki pengalaman tentang kebenaran yang harus dipahami manusia, dan pengetahuan tentang watak mereka yang rusak, sehingga hal-hal yang tidak jelas dan tidak nyata dalam pekerjaannya berangsur-angsur berkurang, pencemaran oleh manusia pun semakin sedikit, dan pekerjaan serta pelayanannya semakin mendekati standar yang dituntut oleh Tuhan. Dengan demikian, pekerjaannya telah memasuki kebenaran kenyataan dan pekerjaan itu juga menjadi realistis. Pikiran di dalam jiwa manusia pada khususnya menghambat pekerjaan Roh Kudus. Manusia memiliki imajinasi yang kaya dan logika yang masuk akal, dan dia memiliki pengalaman jangka panjang dalam menangani berbagai urusan. Jika aspek-aspek manusia ini tidak menjalani pemangkasan dan pembetulan, semua itu menjadi penghambat pekerjaan. Oleh karena itu, pekerjaan manusia tidak dapat mencapai tingkat akurasi tertinggi, terutama pekerjaan manusia yang belum disempurnakan.

Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 460

Engkau perlu memiliki pemahaman tentang berbagai keadaan yang akan orang alami ketika Roh Kudus bekerja dalam diri mereka. Khususnya, orang-orang yang bekerja sama untuk melayani Tuhan, mereka harus memiliki pemahaman yang bahkan lebih kuat tentang berbagai keadaan yang terjadi oleh karena pekerjaan yang Roh Kudus lakukan dalam diri manusia. Jika engkau hanya membicarakan tentang banyak pengalaman atau cara-cara untuk memperoleh jalan masuk, itu menunjukkan bahwa pengalamanmu itu terlalu sepihak. Tanpa memahami keadaanmu yang sebenarnya dan tanpa memahami prinsip kebenaran, tidaklah mungkin untuk mencapai perubahan watak. Tanpa mengetahui prinsip-prinsip pekerjaan Roh Kudus atau tanpa memahami buah yang dihasilkannya, akan sulit bagimu untuk mengenali pekerjaan roh-roh jahat. Engkau harus menyingkapkan pekerjaan roh-roh jahat, juga gagasan manusia, dan menerobos langsung ke inti masalahnya; engkau juga harus menunjukkan berbagai penyimpangan dalam penerapan yang orang lakukan atau berbagai masalah yang mereka hadapi dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan, sehingga mereka dapat menyadarinya. Paling tidak, engkau tidak boleh membuat mereka merasa negatif atau pasif. Namun, engkau harus memahami kesulitan yang secara objektif dialami oleh kebanyakan orang, engkau tidak boleh bersikap tak masuk akal atau bersikap ibarat "mencoba mengajari babi bernyanyi"; itu adalah perilaku yang bodoh. Untuk menyelesaikan banyak kesulitan yang orang alami, engkau harus terlebih dahulu memahami dinamika pekerjaan Roh Kudus; engkau harus memahami cara Roh Kudus melakukan pekerjaan dalam diri orang yang berbeda, engkau harus memiliki pemahaman tentang berbagai kesulitan yang orang hadapi dan kekurangan mereka, dan engkau harus memahami pokok permasalahan yang sebenarnya dan mengetahui sumber masalahnya, tanpa penyimpangan atau melakukan kesalahan apa pun. Hanya orang semacam ini yang memenuhi syarat untuk berkoordinasi dalam melayani Tuhan.

Mampu atau tidaknya engkau memahami pokok persoalan dan memahami banyak hal dengan jelas tergantung pada pengalaman pribadimu. Caramu mengalami adalah juga caramu memimpin orang lain. Jika engkau memahami huruf-huruf tertulis dan doktrin, engkau akan memimpin orang lain untuk memahami huruf-huruf tertulis dan doktrin. Caramu mengalami kenyataan firman Tuhan merupakan caramu menuntun orang lain untuk mendapatkan jalan masuk menuju kenyataan firman Tuhan. Jika engkau mampu memahami banyak kebenaran dan dengan jelas mendapatkan wawasan tentang berbagai hal dari firman Tuhan, engkau pun mampu memimpin orang lain untuk memahami banyak kebenaran, dan orang-orang yang engkau pimpin akan memiliki pemahaman yang jelas tentang visi. Jika engkau berfokus untuk memahami perasaan supernatural, orang-orang yang engkau pimpin juga akan melakukan hal yang sama. Jika engkau mengabaikan penerapan, dan sebaliknya memberi penekanan pada diskusi, maka orang-orang yang kaupimpin juga akan berfokus pada diskusi, tanpa melakukan penerapan sama sekali atau mencapai perubahan apa pun dalam watak mereka; mereka hanya akan bersemangat secara lahiriah, tanpa melakukan kebenaran apa pun. Semua manusia membekali orang lain dengan apa yang mereka sendiri miliki. Tipe seseorang menentukan ke jalan mana dia menuntun orang lain, juga tipe orang apa yang mereka pimpin. Agar benar-benar layak dipakai Tuhan, engkau bukan saja harus memiliki aspirasi, tetapi engkau juga membutuhkan banyak pencerahan dari Tuhan, tuntunan dari firman-Nya, pengalaman ditangani oleh-Nya, dan pemurnian oleh firman-Nya. Dengan ini sebagai dasar, pada waktu-waktu biasa, engkau semua harus memberi perhatian pada pengamatan, pemikiran, perenungan, pengambilan kesimpulanmu, serta melakukan penyerapan, atau penyingkiran yang sesuai. Semua ini adalah jalan masukmu ke dalam kenyataan, masing-masing darinya sangat diperlukan. Inilah cara Tuhan bekerja. Jika engkau masuk ke dalam metode yang Tuhan gunakan dalam bekerja ini, engkau bisa memiliki kesempatan setiap hari untuk disempurnakan oleh-Nya. Dan kapan pun, entah lingkunganmu sukar atau menyenangkan, entah engkau sedang diuji atau dicobai, entah engkau sedang bekerja atau tidak, entah engkau sedang menjalani hidup secara perorangan atau berkelompok, engkau akan selalu menemukan kesempatan untuk disempurnakan oleh Tuhan, tanpa kehilangan satu pun dari kesempatan itu. Engkau akan dapat menemukan semuanya—dan dengan cara ini, engkau akan menemukan rahasia untuk mengalami firman Tuhan.

dari "Dengan Apakah Seorang Gembala yang Cakap Harus Diperlengkapi" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 461

Pada masa kini, banyak orang tidak memperhatikan pelajaran apa yang harus dipelajari ketika berkoordinasi dengan orang lain. Aku telah mendapati bahwa banyak dari antaramu sama sekali tidak dapat memetik pelajaran saat berkoordinasi dengan orang lain; sebagian besar darimu tetap berpegang pada pandanganmu sendiri. Ketika melakukan pekerjaan di gereja, engkau mengatakan bagianmu dan orang lain mengatakan bagian mereka, dan yang satu tidak ada kaitannya dengan yang lain; engkau sesungguhnya sama sekali tidak bekerjasama. Engkau semua sangat sibuk menyampaikan wawasanmu sendiri saja atau melepaskan "beban" yang kautanggung dalam dirimu, tanpa mencari kehidupan, bahkan dengan cara sekecil apa pun. Engkau tampaknya hanya melakukan pekerjaan secara sembarangan, selalu percaya bahwa engkau harus menempuh jalanmu sendiri, tanpa peduli apa yang dikatakan atau dilakukan siapa pun; engkau berpikir engkau harus bersekutu sebagaimana Roh Kudus memimpinmu, tanpa peduli keadaan yang dihadapi orang lain. Engkau tidak mampu menemukan kelebihan orang lain, engkau juga tidak mampu memeriksa dirimu sendiri. Penerimaanmu mengenai banyak hal benar-benar menyimpang dan keliru. Dapat dikatakan bahwa bahkan sekarangpun engkau semua masih menunjukkan banyak pembenaran diri, seolah-olah penyakit lamamu telah kambuh. Engkau semua tidak berkomunikasi satu sama lain dengan cara yang mencapai keterbukaan penuh, misalnya, tentang hasil seperti apa yang telah kaucapai dari pekerjaan di gereja-gereja tertentu, atau tentang kondisi terkini dari keadaan batinmu, dan seterusnya; engkau semua sama sekali tidak pernah berkomunikasi tentang hal-hal seperti itu. Engkau semua sama sekali tidak terlibat dalam tindakan-tindakan nyata seperti melepaskan gagasanmu sendiri atau mengabaikan dirimu sendiri. Para pemimpin dan pekerja hanya memikirkan tentang bagaimana agar saudara-saudari mereka tidak bersikap negatif dan bagaimana agar membuat mereka mampu mengikuti dengan penuh semangat. Namun, engkau semua berpikir mengikuti dengan penuh semangat saja sudah cukup, dan pada dasarnya, engkau tidak memiliki pemahaman tentang apa artinya mengenal dirimu dan meninggalkan dirimu sendiri, terlebih lagi, engkau tidak memahami apa artinya melayani dengan bekerjasama dengan orang lain. Engkau hanya memikirkan tentang kemauanmu sendiri dalam membalas kasih Tuhan, memikirkan kemauanmu sendiri dalam menghidupi cara Petrus. Terlepas dari hal-hal ini, engkau tidak memikirkan apa pun lainnya. Engkau bahkan mengatakan bahwa, tidak peduli apa pun yang orang lain lakukan, engkau tidak akan tunduk secara membabi buta, dan tidak peduli seperti apa orang itu, engkau sendiri akan mencari kesempurnaan dari Tuhan, dan itu sudah cukup. Namun faktanya adalah bahwa bagaimanapun, kemauanmu itu belum terungkap secara konkret dalam kenyataan. Bukankah semua ini tipe perilaku yang kautunjukkan saat ini? Masing-masing dari antaramu berpegang teguh pada wawasanmu sendiri, dan engkau semua ingin disempurnakan. Aku melihat bahwa engkau semua telah melayani untuk waktu yang sangat lama tanpa mengalami banyak kemajuan; khususnya, dalam pelajaran tentang bekerja sama secara harmonis ini, engkau sama sekali tidak mencapai apa-apa! Ketika pergi ke gereja-gereja, engkau berkomunikasi dengan caramu, dan orang lain berkomunikasi dengan cara mereka. Jarang terjadi koordinasi yang harmonis, dan hal ini bahkan lebih lagi dilakukan oleh para pengikut yang memiliki kedudukan lebih rendah darimu. Artinya, jarang sekali ada di antara engkau semua yang memahami apa arti melayani Tuhan, atau bagaimana seseorang harus melayani Tuhan. Engkau semua bingung dan menganggap pelajaran seperti ini sebagai hal yang sepele. Bahkan ada banyak orang yang bukan hanya gagal untuk menerapkan aspek kebenaran ini, tetapi juga secara sengaja melakukan hal yang salah. Bahkan mereka yang telah melayani selama bertahun-tahun berkelahi dan berencana licik satu sama lain, juga cemburu dan kompetitif; ini sangat mementingkan diri sendiri, dan mereka sama sekali tidak bekerja sama. Tidakkah semua ini merepresentasikan tingkat pertumbuhanmu yang sebenarnya? Engkau semua sebagai orang-orang yang melayani bersama-sama setiap hari, engkau seperti orang Israel, yang secara langsung melayani Tuhan itu sendiri setiap hari di bait suci. Bagaimana mungkin engkau semua orang-orang, yang melayani Tuhan, tidak tahu bagaimana bekerjasama atau bagaimana melayani?

Dikutip dari "Melayani Seperti yang Dilakukan Orang Israel" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 462

Tuntutan yang diajukan kepadamu pada zaman sekarang—untuk bekerjasama secara selaras—adalah serupa dengan pelayanan yang Yahweh kehendaki dari orang Israel: jika tidak, berhenti sajalah melakukan pelayanan. Karena engkau semua adalah orang-orang yang melayani Tuhan secara langsung, paling tidak engkau harus mampu memiliki kesetiaan dan ketundukan dalam pelayananmu, dan juga harus mampu belajar dengan cara yang praktis. Khususnya bagi engkau semua yang bekerja di gereja, adakah saudara-saudari yang kedudukannya lebih rendah darimu yang berani berurusan denganmu? Adakah yang berani mengatakan secara langsung kepadamu tentang kesalahanmu? Engkau semua berdiri lebih tinggi di atas siapa pun; engkau memerintah sebagai raja! Engkau semua bahkan tidak belajar atau masuk ke dalam pelajaran praktis semacam ini, namun engkau tetap berbicara tentang melayani Tuhan! Saat ini, engkau diminta untuk memimpin sejumlah gereja, tetapi engkau bukan saja tidak menyangkal dirimu sendiri, engkau bahkan berpegang teguh pada pendapat dan gagasanmu sendiri, dan mengatakan hal-hal seperti, "Aku kira masalah ini seharusnya diselesaikan dengan cara ini, seperti yang telah Tuhan katakan bahwa kita tidak boleh dikendalikan oleh orang lain dan bahwa sekarang ini kita tidak boleh tunduk secara membabi buta." Karena itu, engkau masing-masing berpegang pada pendapatmu sendiri, dan tak seorang pun menaati yang lainnya. Meskipun engkau tahu dengan jelas bahwa pelayananmu menemui jalan buntu, engkau tetap mengatakan, "Menurut pendapatku, jalanku tidak jauh dari sasaran. Bagaimanapun juga, kita masing-masing memiliki pendapat: engkau berbicara tentang pendapatmu, dan aku akan berbicara tentang pendapatku; engkau bersekutu tentang visi-visimu, dan aku akan berbicara tentang jalan masukku." Engkau tidak pernah mengambil tanggungjawab atas banyak hal yang seharusnya ditangani, atau engkau hanya mencukupkan diri, masing-masing dari antaramu mengeluarkan pendapatmu sendiri dan dengan hati-hati melindungi status, reputasi, dan kehormatanmu sendiri. Tak seorang pun dari antaramu bersedia untuk merendahkan diri, dan tidak ada pihak yang mau mengambil inisiatif untuk mengalah dan saling mengisi kekurangan satu sama lain sehingga kehidupan dapat berkembang lebih cepat. Ketika engkau semua sedang bekerjasama, engkau harus belajar mencari kebenaran. Engkau mungkin berkata: "Aku tidak memiliki pemahaman yang jelas mengenai aspek kebenaran ini. Pengalaman apa yang engkau miliki tentang hal ini?" Atau, engkau bisa mengatakan, "Engkau memiliki lebih banyak pengalaman daripada aku dalam aspek ini; bisakah engkau memberiku bimbingan?" Bukankah itu cara yang baik untuk melakukannya? Engkau semua telah mendengarkan banyak khotbah, dan telah memiliki beberapa pengalaman dalam melayani. Jika engkau tidak belajar dari satu sama lain, saling menolong, dan saling mengisi kekurangan masing-masing ketika melakukan pekerjaan di gereja, bagaimana engkau bisa belajar? Setiap kali engkau menghadapi apa pun, engkau semua harus bersekutu satu dengan yang lain sehingga hidupmu semua bisa mendapatkan manfaat. Terlebih lagi, engkau semua harus dengan saksama mempersekutukan tentang hal apapun sebelum mengambil keputusan. Hanya dengan berbuat demikian engkau mengambil tanggung jawab atas gereja dan bukan semata-mata bertindak secara sembarangan. Setelah engkau mengunjungi semua gereja, engkau harus berkumpul bersama dan bersekutu tentang semua persoalan yang kau temui serta masalah apa pun yang kautemui dalam pekerjaanmu, kemudian engkau harus berkomunikasi tentang pencerahan dan penerangan yang telah kauterima—ini merupakan pengamalan pelayanan yang sangat diperlukan. Engkau semua harus mencapai kerjasama yang selaras demi tujuan pekerjaan Tuhan, demi kepentingan gereja, dan agar memacu saudara-saudarimu untuk maju. Engkau harus berkoordinasi satu sama lain, masing-masing mengubah yang lainnya dan mencapai hasil kerja yang lebih baik, sehingga engkau dapat memperhatikan kehendak Tuhan. Inilah kerjasama yang sejati, dan hanya mereka yang terlibat di dalamnya akan mendapatkan jalan masuk yang benar. Saat bekerja sama, beberapa kata yang engkau ucapkan mungkin tidak sesuai, tetapi itu tidak masalah. Bersekutulah tentang hal itu nanti, dan dapatkan pemahaman yang jelas mengenai hal itu; jangan mengabaikannya. Setelah persekutuan semacam ini, engkau dapat mengisi kekurangan saudara atau saudarimu. Hanya dengan bergerak lebih mendalam dalam pekerjaanmu seperti ini engkau dapat mencapai hasil yang lebih baik. Setiap orang dari antaramu, sebagai orang-orang yang melayani Tuhan, harus mampu membela kepentingan gereja dalam segala hal yang engkau lakukan, alih-alih hanya mempertimbangkan kepentinganmu sendiri. Tidak dapat diterima untuk engkau bertindak sendiri dan saling melemahkan. Orang yang berperilaku seperti itu tidak layak untuk melayani Tuhan! Orang-orang semacam itu memiliki watak yang sangat buruk; tidak ada kemanusiaan sedikit pun dalam diri mereka. Mereka seratus persen Iblis! Mereka binatang buas! Bahkan sekarang pun, hal-hal seperti itu masih terjadi di antara engkau semua; engkau bahkan melangkah lebih jauh dengan saling menyerang selama persekutuan, dengan sengaja mencari dalih dan wajahmu menjadi merah padam sementara memperdebatkan beberapa perkara yang sepele. Tak seorang pun bersedia mengesampingkan dirinya, masing-masing menyembunyikan pikiran batinnya dari yang lain, mengawasi pihak lain dengan saksama dan selalu berwaspada. Apakah watak seperti ini pantas untuk melakukan pelayanan bagi Tuhan? Dapatkah pekerjaan seperti yang kaulakukan membekali sesuatu bagi saudara-saudarimu? Engkau bukan saja tidak mampu membimbing orang ke jalan kehidupan yang benar, tetapi engkau juga sesungguhnya menyuntikkan watakmu yang rusak itu kepada saudara-saudarimu. Tidakkah engkau menyakiti orang lain? Hati nuranimu mengerikan, dan busuk sampai ke akarnya! Engkau tidak masuk ke dalam realitas, engkau juga tidak melakukan kebenaran. Selain itu, engkau tanpa rasa malu menyingkapkan naturmu yang jahat kepada orang lain. Engkau benar-benar tak tahu malu! Saudara-saudari ini telah dipercayakan kepadamu, tetapi engkau membawa mereka ke neraka. Bukankah engkau orang yang hati nuraninya telah menjadi busuk? Engkau benar-benar tak tahu malu!

Dikutip dari "Melayani Seperti yang Dilakukan Orang Israel" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 463

Apakah engkau mampu menyampaikan tentang watak yang diungkapkan Tuhan di setiap zaman dengan cara yang konkret, dengan bahasa yang secara tepat menjelaskan makna penting zaman tersebut? Apakah engkau, yang mengalami pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, mampu menjelaskan watak benar Tuhan secara rinci? Dapatkah engkau bersaksi tentang watak Tuhan dengan jelas dan akurat? Bagaimana engkau akan menyampaikan apa yang telah engkau lihat dan alami kepada orang-orang percaya agamawi yang taat, malang, dan menyedihkan, yang lapar dan haus akan kebenaran dan yang sedang menantikanmu untuk menggembalakan mereka? Orang-orang macam apakah yang sedang menantimu untuk menggembalakan mereka? Dapatkah engkau membayangkannya? Sadarkah engkau akan beban yang engkau pikul, akan amanatmu, dan tanggung jawabmu? Di manakah rasa bermisimu yang bersejarah itu? Bagaimana engkau akan melayani secara memadai sebagai seorang tuan di masa yang akan datang? Apakah engkau memiliki rasa pertuanan yang kuat? Bagaimana engkau akan menjelaskan tentang tuan atas segala sesuatu? Apakah itu berarti benar-benar tuan atas semua makhluk hidup dan atas semua hal jasmani di dunia? Rencana apa yang engkau miliki bagi kemajuan tahap pekerjaan berikutnya? Berapa banyak orang yang menantikanmu untuk menjadi gembala mereka? Apakah tugasmu berat? Mereka miskin, menyedihkan, buta, dan bingung, meratap dalam kegelapan—di manakah jalan itu? Betapa mereka merindukan terang, seperti bintang jatuh, yang tiba-tiba turun dan melenyapkan kekuatan kegelapan yang telah menindas manusia bertahun-tahun lamanya. Siapa yang dapat mengetahui betapa resahnya mereka berharap, dan bagaimana mereka bertahan, siang dan malam, untuk hal ini? Bahkan di hari ketika cahaya melintas, orang-orang yang sangat menderita ini tetap terkurung di penjara bawah tanah yang gelap, tanpa harapan kebebasan; kapankah mereka akan berhenti menangis? Yang mengerikan adalah kemalangan dari roh-roh yang rapuh ini, yang tidak pernah diberi istirahat, dan yang sudah lama diikat dalam keadaan seperti ini oleh ikatan tanpa ampun dan sejarah yang membeku. Dan, siapa yang pernah mendengar suara ratapan mereka? Siapa yang pernah melihat keadaan mereka yang menyedihkan? Pernahkah terlintas dalam benakmu betapa sedih dan cemasnya hati Tuhan? Bagaimana Dia sanggup menyaksikan manusia lugu yang telah Dia ciptakan dengan tangan-Nya sendiri, menderita siksaan seperti itu? Manusia, bagaimanapun juga, adalah korban yang telah diracuni. Dan walaupun manusia telah bertahan hingga sekarang, siapa yang pernah mengetahui bahwa umat manusia sudah lama diracuni oleh si jahat? Sudah lupakah engkau bahwa engkau adalah salah satu dari korban-korban itu? Bersediakah engkau berjuang, demi kasihmu kepada Tuhan, untuk menyelamatkan orang-orang yang bertahan ini? Tidak bersediakah engkau mencurahkan segenap tenagamu untuk membalas kebaikan Tuhan, yang mengasihi manusia seperti darah dan daging-Nya sendiri? Kesimpulannya, bagaimana engkau menafsirkan tentang dipakai oleh Tuhan untuk menjalani hidup yang luar biasa? Apakah engkau sungguh-sungguh memiliki ketetapan hati dan keyakinan untuk menjalani hidup yang penuh makna sebagai orang saleh yang melayani Tuhan?

dari "Bagaimana Seharusnya Engkau Mengelola Misimu yang akan Datang?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 464

Orang-orang percaya kepadaku, tetapi mereka tidak mampu memberikan kesaksian tentang-Ku, juga tidak dapat bersaksi bagi-Ku sebelum Aku membuat diri-Ku sendiri dikenal. Orang hanya melihat bahwa Aku melebihi makhluk ciptaan dan semua orang kudus, dan melihat bahwa pekerjaan yang Kulakukan tidak dapat dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, mulai dari orang-orang Yahudi sampai orang-orang zaman sekarang, semua orang yang menyaksikan perbuatan-perbuatan-Ku yang mulia telah dipenuhi dengan tak lebih daripada rasa penasaran terhadap diri-Ku, dan tak satu pun mulut makhluk ciptaan yang mampu memberikan kesaksian tentang-Ku. Hanya Bapa-Ku yang memberikan kesaksian tentang Aku dan membuka jalan bagi-Ku di antara semua makhluk ciptaan; jika Dia tidak melakukannya, bagaimanapun cara-Ku bekerja, manusia tidak akan pernah tahu bahwa Akulah Tuhan atas segala ciptaan, karena manusia hanya tahu bagaimana mengambil dari-Ku dan tidak memiliki iman kepada-Ku sebagai hasil dari pekerjaan-Ku. Manusia mengenal-Ku hanya karena Aku tidak bersalah dan sama sekali bukan seorang berdosa, karena Aku dapat menjelaskan banyak misteri, karena Aku melampaui orang banyak, atau karena manusia telah mendapat banyak manfaat dari-Ku, tetapi hanya sedikit yang percaya bahwa Aku adalah Tuhan atas ciptaan. Inilah sebabnya Kukatakan bahwa manusia tidak tahu mengapa mereka beriman kepada-Ku; mereka tidak mengetahui tujuan atau makna penting beriman kepada-Ku. Realitas manusia sangat kurang, sampai-sampai mereka nyaris tidak layak untuk bersaksi bagi-Ku. Engkau semua memiliki iman sejati yang terlalu kecil, dan telah memperoleh terlalu sedikit, sehingga engkau semua hanya memiliki kesaksian yang terlalu sedikit. Selain itu, engkau semua memahami terlalu sedikit dan terlalu kurang, sehingga engkau nyaris tidak layak untuk memberikan kesaksian tentang perbuatan-perbuatan-Ku. Ketetapan hatimu memang kuat, tetapi apakah engkau semua yakin bahwa engkau akan sanggup bersaksi dengan berhasil tentang hakikat Tuhan? Apa yang telah engkau semua alami dan saksikan melebihi yang telah dialami dan disaksikan para orang kudus dan nabi dari segala zaman, tetapi apakah engkau semua mampu memberikan kesaksian yang lebih besar daripada perkataan para orang kudus dan nabi pada masa yang lampau itu? Yang sekarang ini Kukaruniakan kepadamu melebihi yang Kukaruniakan kepada Musa dan Daud, jadi demikian juga Aku meminta agar kesaksianmu melebihi kesaksian Musa dan agar perkataanmu lebih hebat dari perkataan Daud. Aku memberimu seratus kali lipat—jadi demikian juga Aku memintamu mengembalikannya kepada-Ku sebanyak itu. Engkau harus tahu bahwa Akulah yang mengaruniakan hidup kepada umat manusia, dan engkau semualah yang menerima hidup itu dari-Ku dan harus memberikan kesaksian tentang-Ku. Inilah tugasmu yang Kuembankan kepadamu dan yang harus engkau semua lakukan bagi-Ku. Aku telah mengaruniakan seluruh kemuliaan-Ku kepadamu, Aku telah mengaruniakan kepadamu hidup yang tidak pernah diterima oleh umat pilihan, yaitu umat Israel. Sudah sepatutnya, engkau semua harus menjadi kesaksian bagi-Ku dan mengabdikan masa mudamu kepada-Ku serta menyerahkan hidupmu. Siapa pun yang menerima kemuliaan-Ku haruslah menjadi saksi-Ku dan menyerahkan hidup mereka bagi-Ku. Ini telah sejak lama ditentukan dari semula oleh-Ku. Engkau semua sungguh beruntung karena Aku mengaruniakan kemuliaan-Ku kepadamu, dan tugasmu adalah bersaksi tentang kemuliaan-Ku. Jika engkau semua percaya kepada-Ku hanya untuk mendapatkan berkat, maka pekerjaan-Ku tidak akan terlalu bermakna, dan engkau semua tidak akan memenuhi tugasmu. Orang-orang Israel hanya melihat belas kasihan, kasih dan kebesaran-Ku, dan orang-orang Yahudi hanya menyaksikan kesabaran dan penebusan-Ku. Mereka melihat pekerjaan Roh-Ku teramat sedikit, sampai pada titik di mana mereka hanya memahami sepersepuluh ribu saja dari apa yang telah engkau semua dengar dan lihat. Apa yang telah engkau semua lihat bahkan melebihi apa yang telah dilihat para imam kepala di antara mereka. Kebenaran yang engkau semua pahami sekarang ini melebihi pemahaman mereka; apa yang telah engkau semua lihat sekarang ini melebihi apa yang terlihat pada Zaman Hukum Taurat, juga pada Zaman Kasih Karunia, dan apa yang telah engkau semua alami melebihi bahkan pengalaman Musa dan Elia. Karena yang orang Israel pahami hanyalah hukum Yahweh, dan yang mereka lihat hanyalah penampakan bagian belakang Yahweh; apa yang dipahami orang-orang Yahudi hanyalah penebusan Yesus, yang mereka terima hanyalah kasih karunia yang dianugerahkan oleh Yesus, dan yang mereka lihat hanyalah gambaran Yesus dalam keluarga orang Yahudi. Apa yang engkau semua lihat sekarang ini adalah kemuliaan Yahweh, penebusan Yesus, dan semua perbuatan-Ku sekarang ini. Jadi, engkau juga telah mendengar perkataan Roh-Ku, menyadari akan hikmat-Ku, mengetahui keajaiban-Ku, dan mengetahui tentang watak-Ku. Aku juga telah memberitahukan kepadamu seluruh rencana pengelolaan-Ku. Apa yang telah engkau semua lihat bukan hanya Tuhan yang penuh kasih dan berbelas kasihan, tetapi sosok Tuhan yang penuh dengan kebenaran. Engkau telah melihat pekerjaan-Ku yang ajaib dan mengetahui bahwa Aku penuh dengan kemegahan dan murka. Lebih dari itu, engkau mengetahui bahwa Aku pernah menumpahkan amukan kemarahan-Ku kepada kaum Israel, dan bahwa sekarang ini, murka-Ku telah datang atasmu. Engkau semua memahami misteri-Ku di surga lebih banyak daripada Yesaya dan Yohanes; engkau semua mengetahui keindahan dan keagungan-Ku lebih daripada semua orang kudus di generasi sebelumnya. Apa yang telah engkau semua terima bukan hanya kebenaran-Ku, jalan-Ku, dan hidup-Ku, melainkan juga penglihatan dan wahyu yang lebih hebat daripada penglihatan dan wahyu Yohanes. Engkau semua memahami jauh lebih banyak misteri dan juga telah melihat wajah asli-Ku; engkau semua telah menerima lebih banyak penghakiman-Ku dan mengetahui lebih banyak tentang watak benar-Ku. Jadi, meskipun engkau semua dilahirkan pada akhir zaman, pemahamanmu adalah pemahaman mereka yang lahir sebelumnya dan di masa yang lampau, dan engkau juga telah mengalami hal-hal dari zaman sekarang, dan semua ini dilakukan oleh-Ku secara pribadi. Apa yang Kuminta darimu tidaklah berlebihan, karena Aku telah memberimu begitu banyak, dan engkau semua telah melihat banyak hal dalam diri-Ku. Oleh karena itu, Aku memintamu untuk memberikan kesaksian tentang-Ku bagi orang-orang kudus di masa yang lampau, dan inilah satu-satunya keinginan hati-Ku.

Dikutip dari "Apa yang Kauketahui tentang Iman?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 465

Sekarang apakah engkau benar-benar tahu mengapa engkau percaya kepada-Ku? Apakah engkau benar-benar mengetahui tujuan dan makna penting pekerjaan-Ku? Apakah engkau benar-benar mengetahui tugasmu? Apakah engkau benar-benar mengetahui kesaksian-Ku? Jika engkau sekadar percaya kepada-Ku, tetapi tidak terdapat baik kemuliaan-Ku maupun kesaksian-Ku dalam dirimu, berarti Aku sudah lama menyingkirkanmu. Adapun orang-orang yang sok tahu itu, mereka bahkan terlebih lagi adalah duri di mata-Ku, dan di rumah-Ku, mereka tidak lebih dari rintangan di jalan-Ku, mereka adalah lalang yang harus seluruhnya ditampi dalam pekerjaan-Ku, mereka tidak berguna, mereka tidak berharga, dan Aku sudah lama membenci mereka. Murka-Ku sering kali menimpa semua orang yang tidak lagi memiliki kesaksian, dan tongkat-Ku tidak pernah meninggalkan mereka. Aku sudah lama menyerahkan mereka ke tangan si jahat; mereka tidak lagi memiliki berkat-berkat-Ku. Ketika saatnya tiba, hajaran terhadap mereka akan lebih mengerikan daripada hajaran terhadap para gadis bodoh itu. Sekarang, Aku hanya melakukan pekerjaan yang sudah menjadi tugas-Ku; Aku akan mengikat seluruh gandum itu menjadi berkas-berkas, bersama dengan semua lalang itu. Inilah pekerjaan-Ku sekarang. Lalang-lalang ini akan ditampi pada waktu penampian-Ku, lalu bulir-bulir gandum akan dikumpulkan ke dalam lumbung, dan lalang-lalang yang telah ditampi itu akan ditempatkan di dalam api untuk dibakar sampai menjadi debu. Pekerjaan-Ku sekarang hanyalah mengikat semua manusia menjadi berkas-berkas; yaitu, untuk sepenuhnya menaklukkan mereka. Lalu, Aku akan mulai menampi untuk menyingkapkan kesudahan semua manusia. Jadi, engkau harus tahu bagaimana engkau seharusnya memuaskan-Ku sekarang, dan bagaimana engkau harus menapaki jalur yang benar dalam imanmu kepada-Ku. Yang Kuinginkan adalah kesetiaan dan ketaatanmu sekarang, kasih dan kesaksianmu sekarang. Sekalipun pada saat ini engkau tidak tahu apa arti kesaksian atau apa arti kasih, engkau harus membawa segenap dirimu kepada-Ku dan menyerahkan kepada-Ku satu-satunya harta yang kaumiliki: kesetiaan dan ketaatanmu. Engkau harus tahu bahwa kesaksian mengenai kalahnya Iblis oleh-Ku terletak dalam kesetiaan dan ketaatan manusia, begitu juga kesaksian mengenai tuntasnya penaklukkan-Ku terhadap manusia. Tugas dalam imanmu kepada-Ku adalah memberikan kesaksian tentang-Ku, setia kepada-Ku dan bukan kepada yang lain, dan taat sampai akhir. Sebelum Aku memulai langkah pekerjaan-Ku yang selanjutnya, bagaimana engkau akan memberikan kesaksian tentang-Ku? Bagaimana engkau akan bersikap setia dan taat kepada-Ku? Apakah engkau akan mengabdikan seluruh kesetiaanmu demi fungsimu atau akankah engkau menyerah begitu saja? Apakah engkau lebih suka tunduk pada setiap pengaturan-Ku (sekalipun itu berarti kematian atau kehancuran), ataukah melarikan diri di tengah jalan demi menghindari hajaran-Ku? Aku menghajarmu supaya engkau bisa menjadi saksi-Ku, setia dan taat kepada-Ku. Terlebih lagi, hajaran pada saat ini bertujuan untuk menyingkapkan langkah pekerjaan-Ku yang selanjutnya dan memungkinkan pekerjaan ini untuk terus maju tanpa hambatan. Karena itulah, Aku menasihatimu untuk bijak dan tidak memperlakukan hidupmu ataupun makna keberadaanmu sebagai butiran pasir yang tidak berharga. Bisakah engkau mengetahui dengan pasti apa pekerjaan-Ku yang akan datang? Tahukah engkau bagaimana Aku akan bekerja di hari-hari mendatang dan bagaimana pekerjaan-Ku akan berkembang? Engkau harus mengetahui makna penting pengalamanmu mengenai pekerjaan-Ku, dan lebih jauh lagi, makna penting imanmu kepada-Ku. Aku sudah melakukan begitu banyak; bagaimana mungkin Aku menyerah di tengah jalan, seperti yang kaubayangkan? Aku sudah melakukan pekerjaan yang sedemikian luasnya; bagaimana mungkin Aku menghancurkannya? Memang, Aku telah datang untuk mengakhiri zaman ini. Ini benar, tetapi terlebih lagi engkau harus tahu bahwa Aku akan memulai zaman yang baru, memulai pekerjaan yang baru, dan terutama, menyebarkan Injil kerajaan. Jadi, engkau harus tahu bahwa pekerjaan sekarang ini hanyalah untuk memulai sebuah zaman dan meletakkan dasar untuk penyebaran Injil di kemudian hari dan mengakhiri zaman ini di masa mendatang. Pekerjaan-Ku tidak sesederhana yang kaupikirkan, juga tidak sepele atau tak bermakna seperti yang mungkin kauyakini. Oleh karena itu, Aku tetap harus mengatakan kepadamu: engkau harus menyerahkan hidupmu bagi pekerjaan-Ku, dan terlebih lagi, engkau harus mengabdikan dirimu bagi kemuliaan-Ku. Sudah lama Aku merindukanmu untuk memberikan kesaksian tentang-Ku, dan bahkan Aku telah sangat lama merindukanmu untuk menyebarkan Injil-Ku. Engkau harus memahami apa yang ada di hati-Ku.

Dikutip dari "Apa yang Kauketahui tentang Iman?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 466

Meskipun imanmu sangat tulus, tidak seorang pun di antaramu yang mampu menceritakan dengan lengkap tentang diri-Ku kepada orang lain, dan tidak seorang pun di antaramu yang dapat memberikan kesaksian penuh tentang semua kenyataan yang engkau lihat. Pikirkan tentang ini: sekarang ini, kebanyakan dari antaramu yang lalai dalam tugas-tugasmu, malah mengejar daging, mengenyangkan daging, dan dengan rakus menikmati kedagingan. Engkau memiliki sedikit kebenaran. Lalu, bagaimana engkau dapat memberikan kesaksian tentang semua yang telah engkau lihat? Apakah engkau semua benar-benar yakin bahwa engkau bisa menjadi saksi-Ku? Jika tiba suatu hari di manaengkau tidak mampu memberikan kesaksian tentang semua yang telah engkau lihat sekarang ini, engkau telah kehilangan fungsi sebagai makhluk ciptaan, dan keberadaanmu tidak akan ada artinya sama sekali. Engkau tidak akan layak menjadi manusia. Bahkan dapat dikatakan bahwa engkau tidak akan menjadi manusia! Aku telah melakukan pekerjaan yang tak terhitung banyaknya di dalam dirimu, tetapi karena saat ini engkau tidak belajar apa pun, tidak menyadari apa pun, tidak efektif dalam pekerjaanmu, ketika tiba waktunya bagi-Ku untuk memperluas pekerjaan-Ku, engkau hanya akan menatap dengan tatapan kosong, lidah kelu, dan sama sekali tidak berguna. Bukankah itu akan menjadikanmu orang berdosa untuk selamanya? Bila saat itu tiba, bukankah engkau akan merasakan penyesalan terdalam? Bukankah engkau akan tenggelam dalam depresi? Semua pekerjaan-Ku sekarang ini bukan dilakukan karena kemalasan dan kejenuhan, tetapi untuk meletakkan landasan bagi pekerjaan-Ku di masa mendatang. Itu bukan karena Aku sedang menghadapi jalan buntu dan perlu memikirkan sesuatu yang baru. Engkau harus memahami pekerjaan yang Aku lakukan; ini bukan sesuatu yang dilakukan oleh seorang anak kecil yang bermain di jalanan, melainkan pekerjaan yang dilakukan untuk merepresentasikan Bapa-Ku. Engkau semua harus tahu bahwa bukan Aku yang sedang melakukan semua ini sendiri; melainkan, Aku merepresentasikan Bapa-Ku. Sementara itu, peranmu hanyalah mengikuti, menaati, berubah, dan bersaksi. Yang harus engkau semua pahami adalah mengapa engkau semua harus percaya kepada-Ku; ini adalah pertanyaan terpenting yang harus engkau masing-masing pahami. Bapa-Ku, demi kemuliaan-Nya, dari semula telah menetapkan engkau semua untuk-Ku sejak saat Dia menciptakan dunia. Demi pekerjaan-Ku, dan demi kemuliaan-Nya, maka Dia telah menetapkan engkau semua dari semula. Oleh karena Bapa-Ku, maka engkau semua percaya kepada-Ku; oleh karena penetapan Bapa-Ku dari semula, maka engkau mengikuti Aku. Tidak satu pun dari semua ini merupakan pilihanmu sendiri. Bahkan yang lebih penting lagi adalah engkau semua memahami bahwa engkau adalah orang-orang yang Bapa-Ku berikan kepada-Ku untuk tujuan bersaksi tentang Aku. Karena Dia menganugerahkan engkau semua kepada-Ku, engkau harus mematuhi jalan-jalan yang Kuberikan kepadamu, juga jalan dan perkataan yang Kuajarkan kepadamu, karena tugasmu adalah menaati jalan-jalan-Ku. Inilah tujuan awal dari imanmu kepada-Ku. Jadi, Aku katakan hal ini kepadamu: engkau semua hanyalah orang-orang yang Bapa-Ku anugerahkan kepada-Ku untuk menaati jalan-jalan-Ku. Namun, engkau semua hanya percaya kepada-Ku; engkau bukan berasal dari Aku karena engkau semua bukan berasal dari keluarga Israel, melainkan sejenis dengan si ular tua. Satu-satunya yang Kuminta untuk engkau semua lakukan adalah memberikan kesaksian bagi-Ku, tetapi sekarang engkau semua harus berjalan di jalan-Ku. Semua ini demi kesaksian di masa mendatang. Jika engkau semua hanya berfungsi sebagai orang-orang yang mendengar jalan-Ku, engkau tidak akan memiliki nilai apa pun, dan makna penting dianugerahkannya dirimu kepada-Ku oleh Bapa-Ku akan hilang. Apa yang bersikeras Kuberitahukan kepadamu adalah hal ini: engkau semua harus berjalan di jalan-Ku.

Dikutip dari "Bagaimanakah Pemahamanmu tentang Tuhan?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 467

Bagaimana Roh Kudus bekerja dalam gereja pada masa sekarang? Apakah engkau memiliki pemahaman yang kuat mengenai pertanyaan ini? Apa sajakah kesulitan terbesar saudara-saudarimu? Apa sajakah yang paling kurang mereka miliki? Saat ini, ada beberapa orang yang bersikap negatif saat mereka mengalami ujian, dan beberapa dari mereka bahkan mengeluh. Beberapa orang tidak lagi bergerak maju karena Tuhan telah selesai berfirman. Manusia belum masuk ke jalur yang benar dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan. Mereka tidak bisa hidup mandiri, dan tidak dapat mempertahankan kehidupan rohani mereka sendiri. Beberapa orang mengikuti dan mengejar dengan semangat, dan bersedia melakukan penerapan pada saat Tuhan berfirman, tetapi pada saat Tuhan tidak berfirman, mereka tidak lagi bergerak maju. Manusia masih belum mengerti kehendak Tuhan dalam hati mereka dan mereka tidak memiliki kasih yang spontan kepada Tuhan; mereka mengikuti Tuhan di masa lalu karena mereka dipaksa. Sekarang, ada beberapa orang yang bosan akan pekerjaan Tuhan. Bukankah orang-orang semacam itu berada dalam bahaya? Banyak orang berada dalam keadaan sekadar menjalani. Meski mereka makan dan minum firman Tuhan serta berdoa kepada-Nya, mereka melakukannya setengah hati, dan mereka tidak lagi memiliki dorongan seperti yang pernah mereka miliki. Sebagian besar orang tidak tertarik pada pekerjaan pemurnian dan penyempurnaan Tuhan, dan seolah-olah mereka memang tidak pernah memiliki dorongan batin. Ketika mereka melakukan pelanggaran, mereka tidak merasa berutang kepada Tuhan, mereka juga tidak memiliki kesadaran untuk merasa menyesal. Mereka tidak mengejar kebenaran ataupun meninggalkan gereja, dan sebaliknya mereka hanya mengejar kesenangan sementara. Orang-orang ini dungu, benar-benar bodoh! Apabila waktunya tiba, mereka semua akan dicampakkan, dan tak seorang pun akan diselamatkan! Apakah engkau berpikir jika seseorang sudah pernah diselamatkan, mereka akan selalu diselamatkan? Keyakinan ini murni tipuan! Semua orang yang tidak mengejar jalan masuk ke dalam kehidupan akan dihajar. Sebagian besar orang sama sekali tidak tertarik untuk masuk ke dalam hidup, tidak tertarik akan visi, atau menerapkan kebenaran. Mereka tidak mengejar jalan masuk, dan mereka tentu saja tidak mengejar jalan masuk yang lebih mendalam. Bukankah mereka sedang menghancurkan diri sendiri? Saat ini, ada sebagian orang yang kondisinya terus-menerus membaik. Semakin banyak Roh Kudus bekerja, semakin banyak mereka memperoleh keyakinan; dan semakin banyak mereka mengalami, semakin mereka merasakan kedalaman misteri pekerjaan Tuhan. Semakin dalam mereka masuk, semakin banyak mereka memahami. Mereka merasa bahwa kasih Tuhan begitu besar, dan mereka merasa mantap serta tercerahkan dalam batin mereka. Mereka memiliki pemahaman tentang pekerjaan Tuhan. Ini adalah orang-orang yang di dalam dirinya Roh Kudus sedang bekerja. Beberapa orang berkata: "Meskipun tidak ada firman baru dari Tuhan, aku tetap harus menggali kebenaran lebih dalam, aku harus bersungguh-sungguh mengenai setiap hal dalam pengalaman nyataku dan masuk ke dalam realitas firman Tuhan." Orang semacam ini memiliki pekerjaan Roh Kudus. Meskipun Tuhan tidak memperlihatkan wajah-Nya dan tersembunyi dari setiap manusia, dan meskipun Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, dan ada kalanya orang mengalami beberapa pemurnian secara batiniah, tetapi Tuhan belum sepenuhnya meninggalkan manusia. Jika seseorang tidak dapat mempertahankan kebenaran yang harus mereka laksanakan, mereka tidak akan memiliki pekerjaan Roh Kudus. Selama masa pemurnian, mengenai Tuhan tidak memperlihatkan diri-Nya, jika engkau tidak memiliki keyakinan tetapi malah meringkuk ketakutan, jika engkau tidak berfokus untuk mengalami firman-Nya, ini berarti engkau sedang melarikan diri dari pekerjaan Tuhan. Nantinya, engkau akan menjadi salah seorang dari mereka yang akan dicampakkan. Mereka yang tidak berusaha untuk masuk ke dalam firman Tuhan tidak mungkin bisa menjadi kesaksian bagi-Nya. Orang-orang yang mampu menjadi kesaksian bagi Tuhan dan memuaskan kehendak-Nya sepenuhnya bergantung pada dorongan mereka untuk mengejar firman Tuhan. Pekerjaan yang Tuhan lakukan dalam diri manusia terutama adalah memungkinkan mereka untuk memperoleh kebenaran; mendorongmu untuk mengejar kehidupan adalah demi menyempurnakan dirimu, dan semua ini adalah agar engkau sesuai untuk dipakai oleh Tuhan. Semua yang sedang kaukejar sekarang adalah mendengarkan misteri, mendengarkan firman Tuhan, memanjakan matamu, memandang ke sekeliling untuk melihat apakah ada hal baru atau tren baru, dan dengan demikian memuaskan keingintahuanmu. Jika ini adalah niat dalam hatimu, tidak mungkin bagimu untuk memenuhi tuntutan Tuhan. Mereka yang tidak mengejar kebenaran tidak bisa mengikuti sampai akhir. Sekarang, bukannya Tuhan tidak melakukan sesuatu, masalahnya manusia tidak bekerja sama dengan-Nya, karena mereka bosan dengan pekerjaan-Nya. Mereka hanya ingin mendengar firman yang Dia ucapkan untuk mengaruniakan berkat, dan mereka enggan mendengarkan firman penghakiman dan hajaran-Nya. Apa alasan hal ini? Alasannya adalah karena hasrat manusia untuk memperoleh berkat belum terpenuhi, dan karenanya mereka menjadi negatif serta lemah. Ini bukan karena Tuhan sengaja tidak memperbolehkan manusia untuk mengikuti-Nya, juga bukan karena Dia sengaja menghantam manusia. Manusia bersikap negatif dan lemah hanya karena niat mereka tidak pantas. Tuhan adalah Tuhan yang memberi manusia kehidupan, dan Dia tidak bisa membawa manusia menuju kematian. Kenegatifan, kelemahan, dan kemunduran manusia semuanya disebabkan oleh perbuatan mereka sendiri.

Pekerjaan Tuhan saat ini membawa pemurnian bagi manusia, dan hanya mereka yang bisa berdiri teguh selama menerima pemurnian ini yang akan memperoleh perkenanan Tuhan. Tidak peduli bagaimana Dia menyembunyikan diri-Nya, entah dengan cara tidak berbicara atau tidak bekerja, engkau tetap dapat mengejar dengan penuh semangat. Bahkan seandainya Tuhan berkata bahwa Dia akan menolakmu, engkau tetap akan mengikuti-Nya. Inilah artinya menjadi kesaksian bagi Tuhan. Jika Tuhan menyembunyikan diri-Nya darimu dan engkau berhenti mengikuti-Nya, apakah ini adalah menjadi kesaksian bagi Tuhan? Jika orang tidak benar-benar masuk, mereka tidak memiliki tingkat pertumbuhan yang nyata, dan saat mereka benar-benar menghadapi ujian yang besar, mereka akan tersandung. Ketika Tuhan tidak berbicara, atau melakukan apa yang tidak sejalan dengan gagasanmu sendiri, engkau hancur hati. Jika Tuhan saat ini bertindak sesuai gagasanmu sendiri, jika Dia memuaskan kehendakmu, dan engkau mampu bertahan serta mengejar dengan semangat, maka berlandaskan apakah hidupmu sebenarnya? Kukatakan bahwa ada banyak orang yang hidup dengan cara yang sepenuhnya bergantung pada keingintahuan manusia. Mereka sama sekali tidak memiliki hati yang murni untuk melakukan pengejaran. Semua orang yang tidak mengejar jalan masuk ke dalam kebenaran melainkan mengandalkan keingintahuan mereka dalam hidup adalah manusia menjijikkan, dan mereka berada dalam bahaya! Beraneka ragam pekerjaan Tuhan semuanya dilakukan untuk menyempurnakan manusia. Akan tetapi, manusia selalu ingin tahu, mereka senang menanyakan tentang kabar angin, mereka peduli akan hal-hal yang terjadi di luar negeri—misalnya, mereka ingin tahu tentang apa yang terjadi di Israel, atau apakah terjadi gempa di Mesir—mereka selalu mencari hal-hal baru yang asing untuk memuaskan hasrat egois mereka. Mereka tidak mengejar hidup, juga tidak mengejar untuk dirinya disempurnakan. Mereka hanya berusaha agar hari Tuhan datang lebih cepat sehingga mimpi indah mereka dapat terwujud dan hasrat mereka yang berlebihan bisa terpenuhi. Orang semacam ini tidak praktis—mereka adalah orang dengan sudut pandang yang tidak pantas. Hanya pengejaran akan kebenaranlah yang merupakan fondasi kepercayaan manusia kepada Tuhan, dan jika manusia tidak mengejar jalan masuk ke dalam hidup, jika mereka tidak berusaha memuaskan Tuhan, mereka akan dijatuhi hukuman. Mereka yang akan dihukum adalah mereka yang belum memiliki pekerjaan Roh Kudus selama waktu pekerjaan Tuhan.

Dikutip dari "Engkau Sudah Seharusnya Mempertahankan Pengabdianmu kepada Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 468

Bagaimana manusia seharusnya bekerja sama dengan Tuhan selama tahap pekerjaan-Nya ini? Tuhan saat ini sedang menguji orang-orang. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, tetapi menyembunyikan diri-Nya dan tidak langsung berhubungan dengan manusia. Dari luar, sepertinya Dia tidak sedang melakukan pekerjaan apa pun, tetapi sebenarnya Dia tetap bekerja dalam diri manusia. Siapa pun yang sedang mengejar jalan masuk ke dalam kehidupan memiliki visi untuk pengejaran hidup mereka dan mereka tidak memiliki keraguan, bahkan sekalipun mereka tidak sepenuhnya memahami pekerjaan Tuhan. Selagi mengalami ujian, bahkan ketika engkau tidak mengetahui apa yang ingin Tuhan lakukan dan pekerjaan apa yang ingin Dia tuntaskan, engkau harus tahu bahwa maksud Tuhan untuk umat manusia selalu baik. Jika engkau mengejar-Nya dengan hati yang murni, Dia tidak akan pernah meninggalkanmu, dan pada akhirnya Dia pasti akan menyempurnakanmu, dan membawa manusia ke tempat tujuan yang tepat. Bagaimanapun cara Tuhan menguji manusia saat ini, akan ada hari ketika Dia akan memberi kepada manusia hasil akhir yang sesuai dan memberi kepada mereka balasan yang pantas berdasarkan yang telah mereka lakukan. Tuhan tidak akan menuntun manusia sampai ke titik tertentu lalu mencampakkan mereka begitu saja serta mengabaikan mereka. Ini karena Tuhan dapat dipercaya. Pada tahap ini, Roh Kudus sedang melakukan pekerjaan pemurnian. Dia sedang memurnikan setiap orang. Dalam langkah pekerjaan yang terdiri dari ujian kematian dan ujian hajaran, pemurnian dilakukan melalui firman. Agar manusia mengalami pekerjaan Tuhan, mereka pertama-tama harus memahami pekerjaan-Nya saat ini dan memahami bagaimana manusia seharusnya bekerja sama. Memang, ini adalah sesuatu yang harus dipahami oleh setiap manusia. Apa pun yang Tuhan lakukan, baik itu pemurnian atau bahkan seandainya Dia tidak berbicara, tidak ada satu pun dari langkah pekerjaan Tuhan yang sejalan dengan gagasan manusia. Setiap langkah pekerjaan-Nya menghancurkan dan mendobrak gagasan manusia. Inilah pekerjaan-Nya. Namun, engkau harus percaya bahwa, karena pekerjaan Tuhan telah mencapai tahap tertentu, Dia tidak akan menghukum mati seluruh umat manusia apa pun yang terjadi. Dia memberi janji dan berkat kepada umat manusia, dan semua orang yang mengejar-Nya akan dapat memperoleh berkat-Nya, tetapi mereka yang tidak melakukannya akan dibuang oleh Tuhan. Ini tergantung pada pengejaranmu. Apa pun yang terjadi, engkau harus percaya bahwa pada saat pekerjaan Tuhan selesai, setiap orang akan memiliki tempat tujuan yang sesuai. Tuhan telah memberikan kepada umat manusia aspirasi yang indah, tetapi jika mereka tidak mengejar, mereka tidak dapat meraihnya. Engkau seharusnya dapat melihat ini sekarang—pemurnian Tuhan dan hajaran-Nya terhadap manusia adalah pekerjaan-Nya, tetapi bagi manusia, bagian mereka adalah mereka harus mengejar perubahan dalam watak mereka setiap saat. Dalam pengalaman praktismu, engkau pertama-tama harus mengetahui cara makan dan minum firman Tuhan; engkau harus menemukan di dalam firman-Nya apa yang harus engkau masuki dan apa kekuranganmu sendiri, engkau harus mencari jalan masuk ke dalam pengalaman praktismu, dan mengambil bagian dari firman Tuhan yang harus diterapkan dan berusaha untuk menerapkannya. Makan dan minum firman Tuhan adalah satu aspek. Selain itu, kehidupan gereja juga harus dijaga, engkau harus memiliki kehidupan rohani yang normal, dan engkau harus mampu menyerahkan semua keadaanmu saat ini kepada Tuhan. Tidak peduli bagaimana pekerjaan-Nya berubah, kehidupan rohanimu harus tetap normal. Kehidupan rohani dapat mempertahankan masuknya dirimu dengan normal. Apa pun yang Tuhan lakukan, engkau harus melanjutkan kehidupan rohanimu tanpa gangguan dan memenuhi tugasmu. Inilah yang harus dilakukan oleh manusia. Semua ini adalah pekerjaan Roh Kudus, tetapi bagi mereka yang berada dalam keadaan normal, ini adalah penyempurnaan, bagi mereka yang berada dalam keadaan tidak normal, ini adalah ujian. Pada tahap pekerjaan pemurnian Roh Kudus saat ini, sebagian orang mengatakan bahwa pekerjaan Tuhan sungguh besar dan bahwa manusia benar-benar membutuhkan pemurnian, jika tidak, tingkat pertumbuhan mereka akan terlalu kecil, dan mereka tidak akan mungkin memperoleh kehendak Tuhan. Akan tetapi, bagi mereka yang keadaannya tidak baik, itu menjadi alasan untuk tidak mengejar Tuhan, dan alasan untuk tidak menghadiri persekutuan atau makan dan minum firman Tuhan. Dalam pekerjaan Tuhan, apa pun yang Dia lakukan atau apa pun perubahan yang Dia sebabkan, manusia harus mempertahankan garis dasar kehidupan rohani yang normal. Engkau mungkin belum pernah kendur dalam tahap kehidupan rohanimu sekarang ini, tetapi engkau masih belum memperoleh banyak, dan engkau belum menuai panen yang banyak. Dalam keadaan semacam ini, engkau harus terus mengikuti aturan; engkau harus tetap mematuhi aturan ini sehingga engkau tidak menderita kerugian dalam hidupmu dan supaya engkau dapat memuaskan kehendak Tuhan. Jika kehidupan rohanimu tidak normal, engkau tidak bisa memahami pekerjaan Tuhan saat ini, sebaliknya engkau selalu merasa bahwa ini sepenuhnya tidak sesuai dengan gagasanmu sendiri, dan meskipun engkau bersedia untuk mengikuti-Nya, engkau kurang memiliki dorongan batin. Jadi apa pun yang Tuhan sedang lakukan saat ini, manusia harus bekerja sama. Jika manusia tidak bekerja sama, Roh Kudus tidak bisa melakukan pekerjaan-Nya, dan jika manusia tidak memiliki hati untuk bekerja sama, mereka hampir tidak mungkin memperoleh pekerjaan Roh Kudus. Jika engkau ingin memiliki pekerjaan Roh Kudus dalam dirimu, dan jika engkau ingin memperoleh perkenan Tuhan, engkau harus mempertahankan pengabdianmu yang sejati di hadapan Tuhan. Sekarang, tidak perlu bagimu untuk memiliki pemahaman yang lebih dalam, teori yang lebih tinggi, atau hal-hal lain semacam itu—satu-satunya yang dituntut darimu adalah menjunjung tinggi firman Tuhan di atas fondasi yang sejati. Jika manusia tidak bekerja sama dengan Tuhan dan tidak mengejar jalan masuk yang lebih dalam, Tuhan akan mengambil semua hal yang semula mereka miliki. Dalam dirinya, manusia selalu tamak akan kemudahan dan lebih memilih menikmati apa yang sudah tersedia. Mereka ingin memperoleh janji Tuhan tanpa membayar harga sama sekali. Semua ini pemikiran berlebihan yang manusia pendam dalam dirinya. Memperoleh hidup itu sendiri tanpa membayar harga—tetapi pernahkah ada yang semudah ini? Saat seseorang percaya kepada Tuhan dan berusaha untuk masuk ke dalam hidup serta mengusahakan perubahan dalam wataknya, mereka harus membayar harga dan mencapai keadaan di mana mereka akan selalu mengikuti Tuhan apa pun yang Dia lakukan. Ini adalah sesuatu yang orang harus lakukan. Bahkan jika engkau mengikuti semua ini sebagai sebuah aturan, engkau harus selalu menjunjung tinggi hal itu, dan sebesar apa pun ujiannya, engkau tidak boleh melepaskan hubungan normalmu dengan Tuhan. Engkau harus mampu berdoa, mempertahankan kehidupan bergerejamu, dan jangan pernah meninggalkan saudara-saudarimu. Pada saat Tuhan mengujimu, engkau harus tetap mencari kebenaran. Ini adalah persyaratan minimum untuk kehidupan rohani. Milikilah selalu hati yang berhasrat untuk mencari dan berusahalah untuk bekerja sama, gunakan semua energimu—bisakah ini dilakukan? Jika orang menjadikan ini sebagai fondasi, mereka akan mampu memperoleh kearifan dan jalan masuk ke dalam realitas. Mudah untuk menerima firman Tuhan saat keadaan dirimu normal; dalam keadaan ini, tidak terasa sulit untuk menerapkan kebenaran, dan engkau merasakan bahwa pekerjaan Tuhan sungguh luar biasa. Namun, jika keadaanmu buruk, sebesar apa pun pekerjaan Tuhan dan seindah apa pun seseorang berbicara, engkau tidak akan menghiraukannya. Saat keadaan seseorang tidak normal, Tuhan tidak bisa bekerja dalam diri mereka, dan mereka tidak bisa mencapai perubahan dalam watak mereka.

Dikutip dari "Engkau Sudah Seharusnya Mempertahankan Pengabdianmu kepada Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 469

Jika orang tidak memiliki keyakinan, tidak mudah bagi mereka untuk terus menempuh jalan ini. Sekarang semua orang bisa melihat bahwa pekerjaan Tuhan sama sekali tidak sejalan dengan gagasan manusia. Tuhan telah melakukan begitu banyak pekerjaan dan mengucapkan begitu banyak firman, yang sepenuhnya tidak sejalan dengan gagasan manusia. Dengan demikian, manusia harus memiliki keyakinan dan tekad yang kuat agar dapat berpegang pada apa yang telah mereka lihat dan apa yang telah mereka peroleh dari pengalaman mereka. Apa pun yang Tuhan lakukan dalam diri manusia, mereka harus menjunjung tinggi apa yang mereka sendiri miliki, bersikap tulus di hadapan Tuhan, dan tetap mengabdi kepada-Nya sampai akhir. Ini adalah tugas umat manusia. Manusia harus menjunjung tinggi apa yang harus mereka lakukan. Kepercayaan kepada Tuhan menuntut ketaatan kepada-Nya dan mengalami pekerjaan-Nya. Tuhan sudah melakukan banyak sekali pekerjaan—bisa dikatakan bahwa bagi manusia semuanya itu adalah penyempurnaan, pemurnian, dan terlebih lagi, hajaran. Belum pernah ada satu langkah pun dari pekerjaan Tuhan yang sejalan dengan gagasan manusia; apa yang telah manusia nikmati adalah firman Tuhan yang keras. Saat Tuhan datang, manusia seharusnya menikmati kemegahan-Nya dan murka-Nya. Namun, sekeras apa pun firman-Nya, Dia datang untuk menyelamatkan dan menyempurnakan umat manusia. Sebagai makhluk ciptaan, manusia harus melakukan tugas yang seharusnya mereka lakukan, dan menjadi kesaksian bagi Tuhan di tengah pemurnian. Dalam setiap ujian, mereka harus menjunjung tinggi kesaksian yang harus mereka berikan, dan melakukannya dengan memberi kesaksian yang berkumandang bagi Tuhan. Orang yang melakukan ini adalah seorang pemenang. Bagaimanapun cara Tuhan memurnikanmu, engkau tetap penuh keyakinan dan tidak pernah kehilangan keyakinan kepada-Nya. Engkau melakukan apa yang seharusnya manusia lakukan. Inilah yang Tuhan tuntut dari manusia, dan hati manusia harus mampu sepenuhnya kembali kepada-Nya dan berpaling kepada-Nya di setiap saat yang berlalu. Inilah seorang pemenang. Mereka yang Tuhan sebut "para pemenang" adalah mereka yang tetap mampu menjadi kesaksian dan mempertahankan keyakinan dan pengabdian mereka kepada Tuhan ketika berada di bawah pengaruh Iblis dan dikepung oleh Iblis, yaitu saat mereka mendapati diri mereka berada di tengah kekuatan kegelapan. Jika engkau tetap mampu menjaga hati yang murni di hadapan Tuhan dan mempertahankan kasih yang tulus kepada Tuhan apa pun yang terjadi, engkau sedang menjadi kesaksian di hadapan Tuhan, dan inilah yang Tuhan maksudkan sebagai "pemenang". Jika pengejaranmu hebat ketika Tuhan memberkatimu, tetapi engkau mundur ketika tidak ada berkat-Nya, apakah ini kemurnian? Karena engkau yakin bahwa jalan ini benar, engkau harus mengikutinya hingga akhir; engkau harus mempertahankan pengabdianmu kepada Tuhan. Karena engkau sudah melihat bahwa Tuhan itu sendiri telah datang ke bumi untuk menyempurnakanmu, engkau harus memberikan hatimu seluruhnya kepada-Nya. Jika engkau tetap dapat mengikuti Dia apa pun yang Dia lakukan, bahkan sekalipun Dia menentukan kesudahan yang tidak menyenangkan bagimu pada akhirnya, inilah artinya mempertahankan kemurnianmu di hadapan Tuhan. Mempersembahkan tubuh rohani yang kudus dan perawan suci kepada Tuhan berarti menjaga ketulusan hati di hadapan Tuhan. Bagi umat manusia, ketulusan adalah kemurnian, dan kemampuan untuk bersikap tulus terhadap Tuhan adalah mempertahankan kemurnian. Inilah yang seharusnya engkau lakukan. Saat engkau harus berdoa, berdoalah; saat engkau harus berkumpul bersama dalam persekutuan, lakukanlah itu; saat engkau harus menyanyikan lagu pujian, nyanyikanlah lagu pujian; dan saat engkau harus meninggalkan daging, tinggalkanlah daging. Saat engkau melaksanakan tugasmu, jangan engkau kacau dalam melakukannya; saat engkau dihadapkan pada ujian, berdirilah teguh. Inilah pengabdian kepada Tuhan. Jika engkau tidak menjunjung apa yang seharusnya manusia lakukan, maka semua penderitaan dan tekadmu terdahulu sia-sia.

Dikutip dari "Engkau Sudah Seharusnya Mempertahankan Pengabdianmu kepada Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 470

Untuk setiap langkah pekerjaan Tuhan, ada cara manusia seharusnya bekerja sama. Tuhan memurnikan manusia sehingga mereka memiliki keyakinan saat mereka menjalani pemurnian. Tuhan menyempurnakan manusia sehingga mereka memiliki keyakinan untuk disempurnakan oleh Tuhan dan bersedia menerima pemurnian-Nya dan ditangani serta dipangkas oleh Tuhan. Roh Tuhan bekerja dalam diri manusia untuk membawa pencerahan serta penerangan kepada mereka, dan membuat mereka bekerja sama dengan-Nya dan bertindak. Tuhan tidak berbicara selama pemurnian. Dia tidak mengeluarkan suara-Nya, tetapi tetap ada pekerjaan yang harus manusia lakukan. Engkau harus menjunjung apa yang sudah engkau punyai, engkau harus tetap dapat berdoa kepada Tuhan, dekat dengan Tuhan, dan menjadi kesaksian di hadapan Tuhan; dengan cara ini engkau akan memenuhi tugasmu. Engkau semua harus melihat secara jelas dari pekerjaan Tuhan bahwa ujian-Nya terhadap keyakinan dan kasih manusia mengharuskan mereka untuk berdoa lebih banyak kepada Tuhan, dan agar mereka menikmati firman Tuhan di hadapan-Nya lebih sering lagi. Jika Tuhan mencerahkanmu dan membuatmu memahami kehendak-Nya, tetapi engkau tidak melakukannya sama sekali, engkau tidak akan mendapatkan apa pun. Saat engkau melakukan firman Tuhan, engkau tetap harus mampu berdoa kepada-Nya, dan saat engkau menikmati firman-Nya, engkau harus selalu datang ke hadapan-Nya dan mencari dan dipenuhi dengan keyakinan kepada-Nya, tanpa sedikit pun merasa berkecil hati atau dingin. Mereka yang tidak melakukan firman Tuhan berenergi penuh saat bersekutu, tetapi jatuh ke dalam kegelapan saat mereka kembali ke rumah. Ada beberapa orang yang bahkan tidak mau bersekutu bersama. Jadi, engkau harus melihat secara jelas tugas apa yang seharusnya manusia penuhi. Engkau mungkin tidak mengetahui apa sebenarnya kehendak Tuhan, tetapi engkau bisa melaksanakan tugasmu, engkau bisa berdoa saat engkau harus berdoa, engkau bisa mengamalkan kebenaran saat engkau harus melakukannya, dan engkau bisa melakukan apa yang seharusnya manusia lakukan. Engkau bisa menjunjung visimu yang sejati. Dengan cara ini, engkau akan lebih mampu menerima langkah selanjutnya dari pekerjaan Tuhan. Ketika Tuhan bekerja dengan cara tersembunyi akan menjadi masalah jika engkau tidak mencari. Saat Dia berbicara dan berkhotbah selama persekutuan, engkau mendengarkan dengan bersemangat, tetapi saat Dia tidak berbicara, engkau kehilangan energi dan mundur. Orang macam apa yang bertindak seperti ini? Ini adalah orang yang hanya mengikuti arus. Mereka tidak memiliki sikap, tanpa kesaksian, dan tanpa visi! Sebagian besar manusia seperti itu. Jika engkau terus seperti itu, suatu hari nanti, saat engkau menghadapi ujian besar, engkau akan jatuh dalam hukuman. Memiliki sikap sangatlah penting selama proses Tuhan menyempurnakan manusia. Jika engkau tidak meragukan satu langkah pun dari pekerjaan Tuhan, jika engkau memenuhi tugas manusia, jika engkau dengan tulus menjunjung tinggi apa yang Tuhan minta untuk engkau lakukan, yang berarti, engkau mengingat nasihat Tuhan, dan apa pun yang Dia lakukan sekarang, engkau tidak melupakan nasihat-Nya, jika engkau tidak meragukan pekerjaan-Nya, mempertahankan sikapmu, menegakkan kesaksianmu, dan menang di setiap langkah, pada akhirnya engkau akan disempurnakan oleh Tuhan dan dijadikan seorang pemenang. Jika engkau mampu berdiri teguh melewati setiap ujian Tuhan, dan engkau tetap bisa berdiri teguh sampai akhir, engkau adalah seorang pemenang, dan engkau adalah seseorang yang telah disempurnakan oleh Tuhan. Jika engkau tidak bisa berdiri teguh dalam ujianmu saat ini, akan jauh lebih sulit di masa depan. Jika engkau hanya menjalani sejumlah kecil penderitaan dan engkau tidak mengejar kebenaran, maka pada akhirnya engkau tidak akan mendapatkan apa pun. Engkau akan dibiarkan dengan tangan kosong. Ada beberapa orang yang menghentikan pengejaran mereka saat mereka melihat bahwa Tuhan tidak berbicara, dan hati mereka menjadi tercerai-berai. Bukankah orang seperti itu adalah orang bodoh? Orang-orang semacam ini tidak memiliki kenyataan. Saat Tuhan sedang berbicara, mereka selalu berlarian, terlihat sibuk, dan bersemangat di luarnya, tetapi sekarang karena Dia tidak berbicara, mereka berhenti mencari. Orang semacam ini tidak punya masa depan. Selama pemurnian, engkau harus masuk dari sudut pandang positif dan mempelajari pelajaran yang harus engkau pelajari; saat engkau berdoa kepada Tuhan dan membaca firman-Nya, engkau harus mengukur keadaanmu sendiri berdasarkan firman-Nya, menemukan kekuranganmu, dan mendapati bahwa masih banyak sekali yang harus engkau pelajari. Semakin tulus engkau mencari saat engkau menjalani pemurnian, semakin engkau akan mendapati dirimu tidak memadai. Saat engkau sedang mengalami pemurnian, ada banyak persoalan yang engkau temui; engkau tidak bisa melihatnya secara jelas, engkau mengeluh, engkau menyingkapkan dagingmu sendiri—hanya dengan cara inilah, engkau menemukan bahwa engkau memiliki terlalu banyak watak yang rusak dalam dirimu.

Dikutip dari "Engkau Sudah Seharusnya Mempertahankan Pengabdianmu kepada Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 471

Pekerjaan Tuhan di akhir zaman memerlukan keyakinan sangat besar, keyakinan yang bahkan lebih besar daripada yang dimiliki Ayub. Tanpa keyakinan, manusia tidak akan dapat terus memperoleh pengalaman dan tidak akan dapat disempurnakan oleh Tuhan. Saat hari ujian besar tiba, akan ada orang-orang yang meninggalkan gereja—beberapa orang di sana, beberapa orang di sini. Akan ada beberapa orang yang telah menjalani pengejaran mereka dengan cukup baik di hari-hari sebelumnya, dan tidak jelas mengapa mereka tidak lagi percaya. Banyak hal akan terjadi yang tidak akan engkau pahami, dan Tuhan tidak akan menyatakan tanda atau mukjizat apa pun, juga tidak melakukan hal supernatural apa pun. Ini adalah untuk melihat apakah engkau bisa berdiri teguh—Tuhan menggunakan fakta-fakta untuk memurnikan manusia. Engkau belum banyak menderita. Di masa depan saat ujian besar datang, di beberapa tempat setiap orang dalam gereja akan pergi, dan mereka yang sudah sangat akrab denganmu akan pergi dan meninggalkan iman mereka. Akankah engkau mampu berdiri teguh? Sampai sekarang, ujian yang sudah engkau hadapi sangatlah kecil, dan engkau mungkin hampir tidak bisa menahannya. Langkah ini mencakup pemurnian dan penyempurnaan hanya melalui firman. Di langkah berikutnya, fakta-fakta akan muncul di hadapanmu untuk memurnikanmu, dan engkau akan berada di tengah bahaya. Ketika ini menjadi benar-benar serius, Tuhan akan menasihatimu untuk bergegas dan pergi, dan orang-orang agamawi akan berusaha memikatmu agar pergi bersama mereka. Ini adalah untuk melihat apakah engkau bisa terus berada di jalan ini, dan semua ini adalah ujian. Ujian saat ini sungguh kecil, tetapi akan tiba hari saat ada beberapa rumah di mana orang tua tidak lagi percaya dan ada beberapa rumah dimana ada anak-anak tidak lagi percaya. Akankah engkau mampu melanjutkan? Semakin jauh engkau berjalan, ujianmu akan menjadi sangat besar. Tuhan melaksanakan pekerjaan-Nya menyempurnakan manusia sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pertumbuhan mereka. Selama tahap Tuhan menyempurnakan manusia, jumlah manusia tidak mungkin akan terus bertambah—jumlahnya hanya akan menyusut. Hanya melalui pemurnian-pemurnian ini, manusia bisa disempurnakan. Ditangani, didisiplinkan, diuji, dihajar, dikutuk—bisakah engkau menahan semua ini? Ketika engkau melihat sebuah gereja yang situasinya sangat baik, di mana saudara-saudari semuanya melakukan pencarian dengan energi luar biasa, engkau sendiri merasa terdorong. Saat tiba hari ketika mereka semua telah pergi, beberapa dari mereka tidak lagi percaya, beberapa orang telah pergi untuk mengurus bisnis atau menikah, dan beberapa bergabung dengan agama, akankah engkau mampu berdiri teguh saat itu? Akankah engkau tetap mampu untuk tidak terpengaruh dalam batinmu? Penyempurnaan umat manusia oleh Tuhan bukan hal yang sesederhana itu! Dia menggunakan banyak hal untuk memurnikan manusia. Manusia melihat ini sebagai metode, tetapi dalam maksud Tuhan yang sejati, ini sama sekali bukan metode, melainkan fakta. Pada akhirnya, saat Dia telah memurnikan manusia sampai pada titik tertentu dan mereka tidak lagi memiliki keluhan, tahap pekerjaan-Nya ini akan selesai. Pekerjaan besar Roh Kudus adalah menyempurnakanmu, dan saat Dia tidak bekerja serta menyembunyikan diri-Nya, bahkan itu pun bertujuan untuk menyempurnakanmu, dan terutama, dengan cara demikian bisa terlihat apakah manusia memiliki kasih kepada Tuhan, dan apakah mereka memiliki keyakinan yang benar kepada-Nya. Saat Tuhan berbicara dengan jelas, tidak perlu bagimu untuk mencari; hanya ketika Dia bersembunyi engkau perlu mencari, engkau perlu meraba jalanmu. Engkau harus mampu memenuhi tugas makhluk ciptaan, dan tidak peduli seperti apa kesudahan masa depanmu dan tempat tujuanmu, engkau harus mampu mengejar pengetahuan dan kasih akan Tuhan selama tahun-tahun masa hidupmu, dan bagaimanapun cara Tuhan memperlakukanmu, engkau harus mampu untuk tidak mengeluh. Ada satu syarat agar Roh Kudus bekerja dalam diri manusia. Mereka harus haus serta mencari dan tidak setengah hati ataupun meragukan tindakan Tuhan, dan mereka harus mampu untuk senantiasa menjunjung tugas mereka setiap saat; hanya dengan cara inilah mereka bisa memperoleh pekerjaan Roh Kudus. Dalam setiap langkah pekerjaan Tuhan, apa yang dituntut dari manusia adalah keyakinan yang sungguh besar dan untuk manusia mencari di hadapan Tuhan—hanya melalui pengalamanlah, manusia mampu menemukan betapa indahnya Tuhan itu dan betapa Roh Kudus bekerja dalam diri manusia. Jika engkau tidak mengalami, jika engkau tidak meraba jalanmu, jika engkau tidak mencari, engkau tidak akan memperoleh apa pun. Engkau harus meraba jalanmu melalui pengalamanmu, dan hanya melalui pengalamanmu, engkau bisa melihat tindakan Tuhan, dan mengenali keajaiban-Nya dan betapa tak terselami diri-Nya.

Dikutip dari "Engkau Sudah Seharusnya Mempertahankan Pengabdianmu kepada Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 472

Tuhan membuatmu mengalami berbagai macam badai, kesukaran, kesulitan, dan banyak kegagalan dan kemunduran, sehingga, akhirnya, selama proses mengalami hal-hal ini, engkau akhirnya mendapati bahwa segala sesuatu yang Tuhan katakan itu benar, dan bahwa keyakinan, gagasan, imajinasi, pengetahuan, teori filosofis, dan falsafahmu, apa yang telah engkau pelajari di dunia dan yang telah diajarkan oleh orang tuamu semuanya itu salah. Semua itu tidak dapat menuntunmu ke jalan yang benar dalam hidupmu, tidak dapat menuntunmu untuk memahami kebenaran dan datang ke hadapan Tuhan, dan jalan yang engkau tempuh adalah jalan kegagalan. Tuhan akan membuatmu menyadari hal ini pada akhirnya. Bagi dirimu, ini adalah proses yang perlu, dan hal yang harus engkau peroleh selama proses mengalami keselamatan. Tetapi hal ini juga menyedihkan Tuhan: karena orang-orang memberontak, dan memiliki watak yang rusak, mereka harus melalui proses ini dan mengalami kemunduran ini. Tetapi jika seseorang sungguh-sungguh mencintai kebenaran, jika mereka benar-benar ingin diselamatkan oleh Tuhan, jika mereka bersedia menerima berbagai metode penyelamatan Tuhan—misalnya ujian, disiplin, penghakiman dan hajaran—jika mereka bertekad untuk menderita demikian, jika mereka rela membayar harga ini, Tuhan sebenarnya tidak ingin mereka menderita begitu banyak kesusahan, Dia juga tidak ingin mereka mengalami begitu banyak kemunduran dan kegagalan. Namun, orang-orang terlalu memberontak. Mereka ingin mengambil jalan serong, mereka bersedia menderita kesukaran ini. Manusia memang seperti itu, dan Tuhan tidak punya pilihan selain menyerahkan manusia kepada Iblis, dan menempatkan mereka ke dalam berbagai situasi yang terus-menerus melunakkan mereka, sehingga mereka memperoleh berbagai jenis pengalaman dan mempelajari berbagai pelajaran dari situasi ini, dan mengenali esensi dari segala macam hal yang jahat. Setelah itu, mereka merenungkan kembali dan mendapati bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, mereka mengakui bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, bahwa hanya Tuhan yang merupakan kenyataan dari semua hal positif, dan bahwa hanya Tuhanlah yang benar-benar mengasihi manusia, dan tidak ada yang lebih baik, atau yang lebih peduli kepada manusia selain daripada Tuhan. Sampai sejauh mana orang digembleng pada akhirnya? Sampai engkau mengatakan, "Aku telah mengalami segala macam situasi, dan tidak ada satu pun situasi, orang, peristiwa, atau hal apa pun yang dapat membuatku memahami kebenaran, yang dapat membuatku menikmati kebenaran, yang bisa membuatku memasuki kebenaran kenyataan. Aku hanya bisa dengan taat melakukan penerapan sesuai dengan firman Tuhan, dengan taat tinggal di tempatku sebagai manusia, bertindak sesuai status dan tugas makhluk ciptaan, dengan taat menerima kedaulatan dan pengaturan Tuhan, dan datang ke hadapan Sang Pencipta tanpa keluhan atau pilihan apa pun, dan tanpa tuntutan atau keinginanku sendiri." Ketika orang telah mencapai taraf ini, mereka benar-benar tunduk di hadapan Tuhan, dan Tuhan tidak perlu lagi menciptakan berbagai situasi untuk mereka alami. Jadi jalan mana yang ingin kautempuh? Tidak seorang pun, dalam keinginan subjektifnya, mau menderita kesusahan, dan tidak seorang pun ingin mengalami kemunduran, kegagalan, kesengsaraan, frustrasi, dan badai. Namun, tidak ada cara lain. Hal-hal di dalam diri manusia—esensi naturnya, pemberontakannya, pemikiran dan perspektifnya—semua itu terlalu rumit; setiap hari, hal-hal itu menjadi berbaur dan terjalin di dalam dirimu, dan bergolak di dalam dirimu. Engkau memasuki sedikit kebenaran kenyataan, engkau memahami sedikit kebenaran, dan engkau tidak memiliki kekuatan untuk mengatasi esensi watakmu yang rusak, gagasanmu, dan imajinasimu. Oleh karena itu, engkau tidak punya pilihan selain menerima pendekatan lain: untuk terus-menerus mengalami kegagalan dan frustrasi, dan terus-menerus jatuh, terombang-ambing oleh kesukaran, bergolak dalam kotoran, sampai saatnya tiba ketika engkau berkata, "Aku lelah, aku muak, aku tidak ingin hidup seperti ini. Aku tidak ingin mengalami kegagalan ini, aku ingin datang ke hadapan Sang Pencipta dengan ketaatan. Aku akan mendengarkan firman Tuhan, aku akan melakukan apa yang Dia katakan. Hanya inilah jalan yang benar dalam kehidupan." Hanya pada saat engkau sepenuhnya mengakui kekalahan, barulah engkau akan datang ke hadapan Tuhan. Apakah engkau mengetahui sesuatu tentang watak Tuhan dari hal ini? Apa sikap Tuhan terhadap manusia? Apa pun yang Tuhan lakukan, Dia mengharapkan yang terbaik untuk manusia. Lingkungan apa pun yang Dia tentukan atau apa pun yang Dia minta untuk engkau lakukan, Dia selalu berharap untuk melihat hasil yang terbaik. Katakanlah engkau menghadapi sesuatu dan mengalami kemunduran dan kegagalan. Tuhan tidak ingin melihatmu gagal dan engkau kemudian berpikir dirimu sudah tamat, bahwa engkau telah direnggut oleh Iblis, dimana setelah itu engkau tidak akan pernah lagi mampu memulihkan dirimu, dan engkau terpuruk dalam kesedihan—Tuhan tidak ingin melihat hasil seperti ini. Apa yang ingin dilihat Tuhan? Engkau mungkin telah gagal dalam hal ini tetapi engkau dapat mencari kebenaran, untuk menemukan alasan kegagalanmu; engkau menerima kenyataan dari kegagalan ini dan belajar sesuatu darinya, engkau memetik pelajaran, engkau menyadari bahwa adalah salah bertindak seperti itu, bahwa hanya bertindak sesuai dengan firman Tuhanlah yang benar. Engkau menyadari, "Aku jahat dan aku memiliki watak rusak iblis dalam diriku. Ada pemberontakan dalam diriku, aku jauh berbeda dari orang-orang benar yang Tuhan bicarakan, dan aku tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan." Engkau menyadari sebuah fenomena, fakta sebenarnya dari hal tersebut, dan engkau memahami banyak hal dan bertumbuh melalui kemunduran dan kegagalan ini. Inilah yang ingin dilihat Tuhan. Apa artinya "bertumbuh dewasa"? Itu berarti Tuhan bisa mendapatkan dirimu, dan engkau bisa memperoleh keselamatan. Ini berarti engkau mampu memasuki kebenaran kenyataan, bahwa engkau telah datang selangkah lebih dekat untuk memijakkan kaki di jalan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Inilah yang ingin dilihat Tuhan. Tuhan bertindak dengan maksud baik, dan semua tindakan-Nya mengandung kasih-Nya yang tersembunyi, yang orang sering kali tak mampu menghargainya. Manusia berpikiran sempit dan picik, dan hatinya sesempit lubang jarum; jika Tuhan tidak mengakui dirinya atau tidak memiliki kasih karunia atau berkat untuknya, dia menyalahkan Tuhan. Namun Tuhan tidak bertengkar dengan manusia; Dia menyiapkan lingkungan yang membuat manusia tahu bagaimana kasih karunia dan manfaat diperoleh, apa arti kasih karunia bagi manusia, dan apa yang dapat dipelajari manusia dari hal tersebut. Misalnya engkau suka makan sesuatu yang baik yang Tuhan katakan buruk bagi kesehatanmu jika dimakan berlebihan. Engkau tidak mendengarkan, tetapi bersikeras untuk memakannya, dan Tuhan mengizinkanmu untuk membuat pilihan itu dengan bebas. Akibatnya, engkau jatuh sakit. Setelah mengalami ini beberapa kali, engkau akhirnya mengerti bahwa firman Tuhanlah yang benar, bahwa semua yang Dia katakan adalah benar, dan bahwa engkau harus melakukan penerapan sesuai dengan firman-Nya. Ini adalah jalan yang benar. Jadi, menjadi apa kemunduran, kegagalan, dan kesedihan yang orang alami ini? Engkau jadi menghargai maksud Tuhan yang bersungguh-sungguh, dan engkau juga percaya dan yakin bahwa firman Tuhan itu benar; imanmu kepada Tuhan bertumbuh. Ada hal lain juga: dengan mengalami masa kegagalan ini, engkau mulai menyadari kebenaran dan ketepatan firman Tuhan, engkau melihat bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, dan engkau memahami prinsip menerapkan kebenaran. Jadi, adalah baik bagi orang untuk mengalami kegagalan—meskipun itu juga sesuatu yang menyakitkan, sesuatu yang menggembleng mereka. Namun jika digembleng demikian pada akhirnya membuatmu kembali ke hadapan Tuhan, menyambut firman-Nya, dan menerima firman itu sebagai kebenaran, maka penggemblengan, kemunduran dan kegagalan seperti itu tidak dialami dengan sia-sia. Inilah yang ingin dilihat oleh Tuhan.

Dikutip dari "Cara Mengetahui Natur dan Hakikat Paulus" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 473

Engkau harus ingat bahwa firman ini telah diucapkan saat ini: Di kemudian hari, engkau akan mengalami kesengsaraan yang lebih besar dan penderitaan yang lebih besar! Untuk disempurnakan bukanlah hal yang sederhana atau mudah. Paling tidak engkau harus memiliki iman Ayub, atau mungkin bahkan iman yang lebih besar daripada ini. Engkau harus tahu bahwa ujian di masa depan akan lebih besar daripada ujian Ayub, dan bahwa engkau masih harus menjalani hajaran jangka panjang. Apakah ini hal yang mudah? Jika kualitasmu tidak dapat diperbaiki, jika kemampuan pemahamanmu kurang, dan jika engkau tahu terlalu sedikit, pada saat itu engkau tidak akan memiliki kesaksian apa pun, tetapi sebaliknya akan menjadi lelucon, alat permainan bagi Iblis. Jika engkau tidak dapat mempertahankan visi itu sekarang, engkau tidak memiliki landasan sama sekali, dan di masa depan engkau akan dicampakkan! Tak satu pun dari rentangan jalan itu mudah untuk ditempuh, jadi jangan pandang remeh hal ini. Timbanglah hal ini dengan hati-hati sekarang dan buatlah persiapan sehingga engkau dapat menempuh rentangan terakhir dari jalan ini dengan benar. Inilah jalan yang harus ditempuh di masa depan, jalan yang harus ditempuh oleh semua orang. Engkau tidak boleh mengabaikan pengetahuan ini; jangan berpikir bahwa apa yang Kukatakan kepadamu hanyalah sia-sia saja. Akan tiba saatnya engkau memanfaatkan semuanya dengan baik—firman-Ku tidak mungkin diucapkan dengan sia-sia. Inilah saatnya memperlengkapi dirimu, saatnya membuka jalan bagi masa depan. Engkau harus mempersiapkan jalan yang akan kautempuh nanti; engkau harus khawatir dan cemas tentang bagaimana engkau akan mampu berdiri teguh di masa depan, dan mempersiapkan diri dengan baik bagi jalanmu di masa depan. Jangan serakah dan malas! Engkau harus benar-benar melakukan segalanya yang kau bisa untuk memanfaatkan waktumu sebaik-baiknya, agar kau bisa mendapatkan segala sesuatu yang kaubutuhkan. Aku memberimu segalanya agar kau bisa mengerti. Engkau semua telah melihat dengan matamu sendiri bahwa dalam waktu kurang dari tiga tahun, Aku telah mengatakan begitu banyak hal dan melakukan begitu banyak pekerjaan. Salah satu alasan Aku telah melakukan pekerjaan dengan cara ini adalah karena manusia memiliki begitu banyak kekurangan, dan alasan lain adalah karena waktunya terlalu singkat; tidak boleh ada penundaan lebih lanjut. Engkau membayangkan bahwa manusia harus lebih dahulu mencapai kejernihan batin yang sempurna sebelum mereka dapat menjadi kesaksian dan dipakai—tetapi tidakkah itu terlalu lambat? Jadi, berapa lama Aku harus menyertaimu? Jika kau meminta-Ku untuk menyertaimu sampai Aku tua dan beruban, itu tidak mungkin! Dengan menjalani kesengsaraan yang lebih besar, pemahaman sejati dalam diri semua orang akan tercapai. Inilah tahap-tahap pekerjaan itu. Setelah engkau sepenuhnya memahami visi persekutuan hari ini dan mencapai tingkat pertumbuhan yang sejati, kesukaran apa pun yang kaualami di masa depan tidak akan mengalahkanmu, dan engkau akan mampu menahannya. Ketika Aku telah menyelesaikan tahap pekerjaan yang terakhir ini dan selesai mengucapkan firman yang terakhir, di masa depan manusia akan perlu menempuh jalan mereka sendiri. Ini akan menggenapi firman yang diucapkan sebelumnya: Roh Kudus memiliki amanat bagi setiap orang, dan pekerjaan untuk dilakukan dalam diri setiap orang. Di masa depan, setiap orang akan menempuh jalan yang harus mereka tempuh, dipimpin oleh Roh Kudus. Siapa yang akan mampu memedulikan orang lain ketika mengalami kesengsaraan? Setiap individu memiliki penderitaan mereka masing-masing, dan masing-masing memiliki tingkat pertumbuhan mereka sendiri. Tak seorang pun memiliki tingkat pertumbuhan yang sama dengan siapa pun yang lain. Para suami tidak akan mampu memedulikan istri mereka, atau orang tua memedulikan anak-anak mereka; tak seorang pun akan mampu memedulikan orang lain. Situasinya tidak akan seperti sekarang, ketika saling memedulikan dan saling mendukung masih memungkinkan. Itu akan menjadi saat ketika masing-masing tipe manusia tersingkapkan. Yakni, ketika Tuhan memukul para gembala, domba-domba dari kawanan itu akan tercerai-berai, dan pada saat itu engkau semua tidak akan memiliki pemimpin yang sejati. Manusia akan terbagi—situasinya tidak akan seperti sekarang, ketika engkau semua dapat berkumpul sebagai sebuah jemaat. Di masa depan, mereka yang tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus akan menunjukkan warna asli mereka. Para suami akan menjual istri mereka, para istri akan menjual suami mereka, anak-anak akan menjual orangtua mereka, dan orangtua akan menganiaya anak-anak mereka—hati manusia benar-benar melampaui pemahaman! Yang dapat dilakukan hanyalah berpegang pada apa yang kita miliki, dan untuk menempuh rentangan jalan yang terakhir dengan benar. Saat ini, engkau semua tidak melihat hal ini dengan jelas; engkau semua memiliki pandangan yang dangkal. Bukan hal yang mudah untuk menjalani tahap pekerjaan ini dengan berhasil.

Dikutip dari "Bagaimana Engkau Harus Menempuh Rentangan Jalan yang Terakhir" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 474

Kebanyakan orang percaya kepada Tuhan demi tempat tujuan mereka di masa depan, atau demi kesenangan sementara. Bagi mereka yang belum pernah mengalami penanganan, mereka percaya kepada Tuhan agar masuk ke dalam surga, agar memperoleh upah. Mereka percaya kepada Tuhan bukan untuk disempurnakan, atau untuk melakukan tugas sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Dengan kata lain, kebanyakan orang percaya kepada Tuhan bukan untuk memenuhi tanggung jawab mereka atau untuk menyelesaikan tugas mereka. Jarang orang percaya kepada Tuhan untuk dapat menjalani kehidupan yang bermakna, juga jarang orang percaya bahwa karena manusia hidup, maka sudah seharusnyalah ia mengasihi Tuhan karena itu telah ditetapkan oleh Surga dan diakui oleh bumi, dan karena itu adalah panggilan alami manusia. Dengan demikian, meskipun setiap orang masing-masing mengejar tujuannya sendiri, tujuan pengejaran mereka dan motivasi di baliknya, semua sama, dan, lebih dari itu, bagi kebanyakan mereka, sasaran penyembahan mereka kurang lebih sama. Selama ribuan tahun terakhir, sudah banyak orang percaya yang meninggal, dan sudah banyak yang meninggal dan terlahir kembali. Bukan hanya satu atau dua orang yang mencari Tuhan, bahkan bukan hanya seribu atau dua ribu orang, tetapi kebanyakan dari orang-orang ini melakukan pengejaran hanya demi masa depan mereka sendiri atau demi pengharapan mulia mereka di masa mendatang. Orang yang benar-benar mengabdi kepada Kristus sangat jarang. Banyak orang percaya yang saleh masih mati terjerat dalam jerat mereka sendiri, bahkan jumlah orang yang telah mencapai kemenangan sangatlah kecil. Sampai saat ini, alasan mengapa orang gagal, atau apa rahasia kemenangan mereka, semua itu masih belum mereka ketahui. Mereka yang terobsesi dalam pencariannya akan Kristus masih belum mengalami momen dirinya dicerahkan seketika, mereka belum sampai ke dasar dari misteri-misteri ini, sebab mereka sama sekali tidak mengetahuinya. Meskipun mereka berupaya sungguh-sungguh dalam pencarian mereka, jalan yang mereka tempuh adalah jalan kegagalan yang juga ditempuh oleh pendahulu mereka, dan bukan jalan keberhasilan. Dengan demikian, bagaimanapun cara mereka mencari, bukankah mereka menempuh jalan yang mengarah pada kegelapan? Bukankah yang mereka peroleh adalah buah yang pahit? Cukup sulit memprediksi apakah orang yang meniru mereka yang berhasil di masa lalu, pada akhirnya akan mendapatkan keberuntungan ataukah malapetaka. Lalu, seberapa lebih burukkah kemungkinannya bagi orang yang berusaha mengikuti jejak langkah mereka yang gagal? Bukankah peluang mereka untuk gagal bahkan lebih besar lagi? Bernilaikah jalan yang mereka tempuh itu? Bukankah mereka hanya membuang-buang waktu saja? Terlepas dari apakah orang berhasil atau gagal dalam pengejaran mereka, singkatnya, ada alasan mengapa mereka melakukannya, dan tidaklah benar bahwa keberhasilan atau kegagalan mereka ditentukan oleh pencarian mereka yang sesuka hati.

Dikutip dari "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada Jalan yang Manusia Jalani" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 475

Hal paling mendasar yang dituntut dari manusia dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan adalah mereka memiliki hati yang jujur, mereka mengabdikan diri sepenuhnya, dan menaati dengan sungguh-sungguh. Hal tersulit bagi manusia adalah mempersembahkan seluruh hidupnya sebagai ganti kepercayaan sejati, yang melaluinya mereka dapat memperoleh seluruh kebenaran, dan memenuhi tugas mereka sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Hal inilah yang tak dapat dicapai oleh mereka yang gagal, dan bahkan lebih tak tercapai lagi oleh mereka yang tidak bisa menemukan Kristus. Karena manusia tidak cakap dalam hal mengabdikan seluruh dirinya kepada Tuhan, karena manusia tidak bersedia melaksanakan tugasnya bagi Sang Pencipta, karena manusia sudah melihat kebenaran tetapi menghindarinya dan menempuh jalannya sendiri, karena manusia selalu berusaha mengikuti jalan mereka yang sudah gagal, karena manusia selalu menentang Surga, maka manusia selalu gagal, selalu terjebak dalam tipu daya Iblis, dan terjerat dalam jerat mereka sendiri. Karena manusia tidak mengenal Kristus, karena manusia tidak mahir dalam memahami dan mengalami kebenaran, karena manusia terlalu memuja Paulus dan terlalu mendambakan surga, karena manusia selalu menuntut agar Kristus menaati mereka dan selalu menyuruh-nyuruh Tuhan, maka, para tokoh besar itu dan mereka yang telah mengalami perubahan dunia, mereka tetap akan mati, dan tetap akan mati di tengah hajaran Tuhan. Yang bisa Kukatakan mengenai orang-orang seperti itu adalah bahwa mereka mengalami kematian yang tragis, dan bahwa akibat yang mereka terima—yakni kematian mereka—bukannya tanpa alasan. Bukankah kegagalan mereka malah lebih tak dapat diterima oleh hukum Surga? Kebenaran datang dari dunia manusia, tetapi kebenaran di antara manusia disampaikan oleh Kristus. Kebenaran berasal dari Kristus, yakni, dari Tuhan itu sendiri, dan bukan sesuatu yang mampu dilakukan oleh manusia. Akan tetapi, Kristus hanya menyediakan kebenaran; Dia tidak datang untuk memutuskan apakah manusia akan berhasil dalam pengejarannya akan kebenaran. Oleh karena itu, keberhasilan atau kegagalan dalam kebenaran, semua itu tergantung pada pengejaran manusia. Keberhasilan atau kegagalan manusia dalam kebenaran tak pernah ada hubungannya dengan Kristus, melainkan ditentukan oleh pengejaran mereka. Tempat tujuan manusia dan keberhasilan atau kegagalan manusia tidak bisa dianggap tanggung jawab Tuhan, sehingga Tuhan itu sendiri yang dianggap harus memikulnya, sebab hal ini bukan masalah Tuhan itu sendiri, melainkan berkaitan langsung dengan tugas yang harus dilakukan oleh makhluk ciptaan Tuhan. Kebanyakan orang sebenarnya memiliki sedikit pengetahuan tentang pengejaran dan tempat tujuan Paulus dan Petrus, tetapi orang-orang tidak tahu apa pun lebih dari tentang kesudahan Petrus dan Paulus, dan tidak tahu rahasia di balik keberhasilan Petrus, atau kekurangan yang menyebabkan kegagalan Paulus. Jadi, jika engkau semua sama sekali tak mampu memahami hakikat pengejaran mereka yang sebenarnya, berarti pengejaran kebanyakan orang di antaramu akan tetap gagal, dan sekalipun beberapa orang dari antaramu akan berhasil, mereka tetap tidak akan menyamai Petrus. Jika jalan pengejaranmu adalah jalan yang benar, ada harapan bagimu untuk berhasil; jika jalan yang engkau tapaki dalam mengejar kebenaran adalah jalan yang salah, selamanya engkau tidak akan dapat berhasil, dan akan mendapat hasil akhir yang sama dengan Paulus.

Dikutip dari "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada Jalan yang Manusia Jalani" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 476

Petrus adalah manusia yang disempurnakan. Hanya setelah mengalami hajaran dan penghakiman, yang membuatnya memiliki kasih yang murni kepada Tuhan, barulah ia sepenuhnya disempurnakan; jalan yang ditempuhnya adalah jalan penyempurnaan dirinya. Dengan kata lain, sejak dari awal sekali, jalan yang ditempuh Petrus adalah jalan yang benar, dan motivasinya memercayai Tuhan adalah motivasi yang benar, sehingga ia menjadi seseorang yang disempurnakan dan ia menapaki jalan baru yang belum pernah dijalani manusia sebelumnya. Namun, jalan yang dijalani Paulus sejak semula adalah jalan yang bertentangan dengan Kristus, dan hanya karena Roh Kudus ingin memakai dirinya, dan memanfaatkan karunianya serta segala kecakapannya untuk pekerjaan-Nya, maka Paulus dapat bekerja bagi Kristus selama beberapa puluh tahun. Ia sekadar seseorang yang dipakai oleh Roh Kudus, dan ia bukan dipakai karena Yesus berkenan memandang kemanusiaannya, tetapi karena karunia yang dimilikinya. Ia dapat bekerja bagi Yesus karena ia dipukul rebah, bukan karena ia senang melakukannya. Ia mampu melakukan pekerjaan semacam itu karena pencerahan dan bimbingan Roh Kudus, dan pekerjaan yang dilakukannya sama sekali tidak merepresentasikan pengejarannya, ataupun kemanusiaannya. Pekerjaan Paulus merepresentasikan pekerjaan seorang hamba, dengan kata lain, ia melakukan pekerjaan seorang rasul. Akan tetapi, Petrus berbeda: ia juga melakukan beberapa pekerjaan; pekerjaan itu tidak sehebat pekerjaan Paulus, tetapi ia bekerja sembari mengejar jalan masuknya sendiri, dan pekerjaannya berbeda dengan pekerjaan Paulus. Pekerjaan Petrus adalah pelaksanaan tugas makhluk ciptaan Tuhan. Ia bukan bekerja dalam peran seorang rasul, tetapi bekerja sambil mengejar kasih kepada Tuhan. Perjalanan pekerjaan Paulus juga mengandung pengejaran pribadinya: tujuan pengejarannya tak lebih dari memenuhi harapan masa depannya, dan hasratnya adalah untuk mendapatkan tempat tujuan yang baik. Ia tidak menerima pemurnian selama pekerjaannya, ia juga tak menerima pemangkasan dan penanganan. Ia percaya bahwa selama pekerjaan yang dilakukannya itu memuaskan keinginan Tuhan, dan selama semua yang diperbuatnya itu menyenangkan bagi Tuhan, suatu upah pada akhirnya akan menanti dirinya. Tidak ada pengalaman pribadi dalam pekerjaannya—semua itu hanya demi dirinya sendiri, dan tidak dilaksanakan di tengah pengejarannya akan perubahan. Segala sesuatu dalam pekerjaannya adalah sebuah transaksi, sama sekali tidak mengandung unsur tugas atau ketundukan seorang makhluk ciptaan Tuhan. Dalam perjalanan pekerjaannya, tidak terjadi perubahan pada watak lama Paulus. Pekerjaannya hanyalah pelayanan kepada orang lain, dan tidak dapat mendatangkan perubahan dalam wataknya. Paulus melakukan pekerjaannya secara langsung, tanpa pernah disempurnakan atau ditangani, dan ia dimotivasi oleh upah. Petrus berbeda: ia adalah seorang yang telah melalui pemangkasan dan penanganan, dan telah mengalami pemurnian. Tujuan dan motivasi pekerjaan Petrus pada dasarnya berbeda dengan tujuan dan motivasi Paulus. Meskipun Petrus tidak melakukan sejumlah besar pekerjaan, wataknya mengalami banyak perubahan, dan hal yang dicarinya adalah kebenaran, dan perubahan yang sesungguhnya. Pekerjaannya tidak dilakukan semata-mata demi pekerjaan itu sendiri. Meskipun Paulus melakukan banyak pekerjaan, semua itu adalah pekerjaan Roh Kudus, dan meskipun Paulus bekerja sama dalam pekerjaan ini, ia tidak mengalaminya. Bahwa Petrus melakukan jauh lebih sedikit pekerjaan, itu hanya karena Roh Kudus tidak melakukan terlalu banyak pekerjaan melalui dirinya. Banyaknya pekerjaan mereka tidak menentukan apakah mereka disempurnakan; pengejaran yang seorang bertujuan untuk mendapatkan upah, sementara pengejaran yang lain bertujuan untuk mencapai kasih yang terdalam kepada Tuhan, dan memenuhi tugasnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sampai pada taraf ia dapat hidup dalam gambar yang indah untuk memuaskan keinginan Tuhan. Secara lahiriah mereka berbeda, dan hakikat mereka pun berbeda. Engkau tidak dapat menentukan siapa dari antara mereka yang disempurnakan berdasarkan banyaknya pekerjaan yang mereka lakukan. Petrus berusaha hidup dalam gambar seorang yang mengasihi Tuhan, menjadi seorang yang menaati Tuhan, menjadi seorang yang menerima penanganan dan pemangkasan, dan menjadi seorang yang memenuhi tugasnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Dia mampu mengabdikan dirinya kepada Tuhan, menyerahkan seluruh dirinya ke dalam tangan Tuhan, dan menaati-Nya sampai mati. Itulah yang bertekad ia lakukan, dan terlebih lagi, itulah yang dicapai olehnya. Alasan inilah yang mendasari mengapa pada akhirnya kesudahan hidupnya berbeda dengan kesudahan hidup Paulus. Pekerjaan yang Roh Kudus lakukan dalam diri Petrus bertujuan untuk menyempurnakan dirinya, dan pekerjaan yang dilakukan Roh Kudus dalam diri Paulus bertujuan untuk memakai dirinya. Hal itu karena natur dan pandangan mereka mengenai pengejaran tidak sama. Keduanya memiliki pekerjaan Roh Kudus. Petrus menerapkan pekerjaan ini pada dirinya sendiri, serta menyalurkannya kepada orang lain; sedangkan Paulus hanya menyalurkan seluruh pekerjaan Roh Kudus itu kepada orang lain, dan dirinya sendiri tidak mendapatkan apa pun dari pekerjaan itu. Dengan demikian, setelah mengalami pekerjaan Roh Kudus selama bertahun-tahun, perubahan dalam diri Paulus hampir tidak ada. Ia hampir tetap sama dengan keadaan asli dirinya, dan ia masih tetap Paulus yang sama seperti sebelumnya. Hanya saja setelah mengalami kesukaran pekerjaan selama bertahun-tahun, ia telah belajar cara "bekerja," dan telah belajar bertekun, tetapi natur lamanya—yakni naturnya yang sangat suka bersaing dan seperti tentara bayaran—masih tetap ada. Setelah bekerja selama bertahun-tahun, ia tidak menyadari wataknya yang rusak, ia juga tidak membebaskan diri dari wataknya yang lama, dan semua itu masih terlihat jelas dalam pekerjaannya. Di dalam dirinya, ia hanya memiliki lebih banyak pengalaman kerja, tetapi pengalaman yang sedikit seperti itu tak mampu mengubah dirinya dan tak dapat mengubah pandangannya mengenai keberadaan atau makna penting pengejarannya. Meskipun ia telah bekerja bertahun-tahun bagi Kristus, dan tak pernah lagi menganiaya Tuhan Yesus, dalam hatinya tidak ada perubahan mengenai pengetahuannya akan Tuhan. Ini berarti bahwa ia tidak bekerja demi mengabdikan dirinya kepada Tuhan, sebaliknya, ia terpaksa bekerja demi tempat tujuannya di masa depan. Sebab, pada mulanya, ia menganiaya Kristus, dan tidak tunduk kepada Kristus; pada dasarnya, ia seorang pemberontak yang sengaja menentang Kristus, dan seorang yang tidak memiliki pengenalan akan pekerjaan Roh Kudus. Saat pekerjaannya sudah hampir berakhir, ia masih tidak mengetahui pekerjaan Roh Kudus, dan hanya bertindak menurut kemauannya sendiri, sesuai dengan tabiatnya sendiri, tanpa sedikit pun memperhatikan kehendak Roh Kudus. Jadi, natur Paulus adalah bermusuhan dengan Kristus dan tidak menaati kebenaran. Seseorang yang seperti ini, yang telah ditinggalkan oleh pekerjaan Roh Kudus, yang tidak mengetahui pekerjaan Roh Kudus, dan yang juga menentang Kristus—bagaimana mungkin orang seperti ini diselamatkan? Dapat tidaknya manusia diselamatkan bukan tergantung pada berapa banyak pekerjaan yang ia lakukan, atau berapa banyak ia mengabdi, melainkan ditentukan oleh apakah ia mengetahui pekerjaan Roh Kudus atau tidak, apakah ia mampu menerapkan kebenaran atau tidak, dan apakah pandangannya terhadap pengejaran sesuai dengan kebenaran atau tidak.

Dikutip dari "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada Jalan yang Manusia Jalani" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 477

Walaupun penyingkapan alami memang terjadi setelah Petrus mulai mengikuti Yesus, pada dasarnya, ia adalah seorang yang, sejak semula, bersedia untuk tunduk pada Roh Kudus dan mencari Kristus. Ketaatannya kepada Roh Kudus bersifat murni: ia tidak mencari kemasyhuran dan kekayaan, melainkan termotivasi oleh ketaatan pada kebenaran. Meskipun tiga kali Petrus menyangkal bahwa dirinya mengenal Kristus, dan meskipun ia mencobai Tuhan Yesus, sedikit kelemahan manusia seperti itu tidak ada kaitannya dengan naturnya, itu tidak memengaruhi pengejarannya di masa mendatang, dan itu tidak cukup membuktikan bahwa tindakan mencobainya adalah tindakan seorang antikristus. Kelemahan manusia normal dimiliki semua orang di dunia—apakah kaukira Petrus berbeda dalam hal ini? Bukankah orang memiliki pandangan tertentu mengenai Petrus karena ia melakukan beberapa kesalahan bodoh? Dan, bukankah orang begitu memuja Paulus karena semua pekerjaan yang dilakukannya, dan karena semua surat yang ditulisnya? Bagaimana mungkin manusia mampu mengetahui esensi manusia yang sebenarnya? Tentunya mereka yang benar-benar berakal dapat memahami sesuatu yang sepele seperti itu? Meskipun pengalaman Petrus yang menyakitkan selama bertahun-tahun tidak dicatat dalam Alkitab, ini tidak membuktikan bahwa Petrus tidak memiliki pengalaman yang nyata, atau bahwa Petrus tidak disempurnakan. Bagaimana pekerjaan Tuhan dapat diselami sepenuhnya oleh manusia? Catatan dalam Alkitab bukan dipilih secara pribadi oleh Yesus, melainkan dihimpun oleh generasi-generasi selanjutnya. Dengan demikian, bukankah semua yang tercatat dalam Alkitab dipilih berdasarkan gagasan manusia? Terlebih lagi, kesudahan Petrus dan Paulus tidak dinyatakan secara jelas dalam surat-surat kepada jemaat, sehingga manusia menilai Petrus dan Paulus menurut persepsinya sendiri, dan menurut keinginannya sendiri. Dan, karena Paulus melakukan begitu banyak pekerjaan, karena "kontribusinya" begitu besar, ia merebut kepercayaan massa. Bukankah manusia hanya berkonsentrasi pada hal-hal yang tampak di permukaan? Bagaimana mungkin manusia mampu mengetahui esensi manusia yang sebenarnya? Belum lagi, mengingat bahwa Paulus telah menjadi sasaran pemujaan selama ribuan tahun, siapa yang berani dengan gegabah menyangkal pekerjaannya? Petrus hanya seorang nelayan, jadi bagaimana mungkin kontribusinya bisa sebesar kontribusi Paulus? Dalam hal kontribusi, Paulus sudah semestinya diberi upah lebih daripada Petrus, dan ia sudah semestinya menjadi orang yang lebih memenuhi syarat mendapatkan perkenanan Tuhan. Siapa menyangka bahwa, dalam perlakuan-Nya terhadap Paulus, Tuhan sekadar membuatnya bekerja melalui karunia-karunianya, sedangkan terhadap Petrus, Tuhan menyempurnakan dirinya. Sama sekali bukan berarti bahwa Tuhan Yesus telah membuat rencana bagi Petrus dan Paulus sejak semula: sebaliknya, mereka disempurnakan atau dibuat bekerja adalah berdasarkan natur yang melekat pada diri mereka. Jadi, yang orang lihat hanyalah kontribusi lahiriah manusia, sedangkan yang Tuhan lihat adalah esensi manusia, serta jalan yang dikejar manusia sejak semula, dan motivasi di balik pengejaran manusia. Orang mengukur manusia menurut gagasan mereka, dan menurut persepsi mereka sendiri, tetapi kesudahan manusia tidak ditentukan oleh hal-hal lahiriahnya. Oleh karena itu, Kukatakan bahwa jika jalan yang kautempuh sejak semula adalah jalan keberhasilan, dan sudut pandangmu mengenai pengejaran sejak semula adalah sudut pandang yang benar, itu berarti engkau seperti Petrus; jika jalan yang kautempuh adalah jalan kegagalan, maka berapapun harga yang kaubayar, kesudahanmu akan tetap sama seperti Paulus. Bagaimanapun juga, tempat tujuanmu, dan berhasil atau gagalnya dirimu, keduanya ditentukan oleh apakah jalan yang kaucari itu benar atau tidak, dan bukan oleh pengabdianmu, atau harga yang kaubayarkan. Hakikat Petrus dan Paulus, dan tujuan yang mereka kejar, berbeda; manusia tidak mampu menemukan hal-hal ini, dan hanya Tuhan yang dapat mengetahui hal-hal ini secara menyeluruh. Sebab yang Tuhan lihat adalah esensi manusia, sedangkan manusia tidak tahu apa-apa mengenai hakikatnya sendiri. Manusia tidak mampu melihat hakikat dalam diri manusia atau tingkat pertumbuhannya yang sebenarnya, dan karenanya, mereka tidak mampu mengetahui alasan kegagalan dan keberhasilan Paulus dan Petrus. Alasan mengapa kebanyakan orang memuja Paulus, dan bukan Petrus adalah karena Paulus dipakai untuk melayani orang banyak, dan manusia dapat melihat pekerjaan ini, sehingga orang mengakui "pencapaian" Paulus. Sementara itu, pengalaman Petrus tak terlihat oleh manusia, dan perkara yang dicarinya tak terjangkau oleh manusia, sehingga manusia tidak menaruh perhatian kepada Petrus.

Dikutip dari "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada Jalan yang Manusia Jalani" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 478

Petrus disempurnakan melalui dirinya mengalami penanganan dan pemurnian. Ia berkata, "Aku harus memuaskan keinginan Tuhan setiap saat. Dalam segala yang kulakukan, aku hanya ingin memuaskan keinginan Tuhan, dan entah aku dihajar, atau dihakimi, aku akan tetap senang melakukannya." Petrus memberikan segenap dirinya kepada Tuhan, dan pekerjaan, perkataan, serta seluruh kehidupannya, semua itu adalah demi mengasihi Tuhan. Ia adalah seorang yang mencari kekudusan, dan semakin banyak yang dialaminya, semakin besar kasihnya kepada Tuhan jauh di lubuk hatinya. Sementara itu, Paulus hanya melakukan pekerjaan lahiriah, dan meskipun ia juga bekerja keras, jerih payahnya sekadar untuk dapat bekerja dengan baik dan dengan demikian mendapat upah. Seandainya ia tahu bahwa ia tak akan mendapat upah, ia pasti sudah menyerah dalam pekerjaannya itu. Perkara yang dihiraukan Petrus hanyalah kasih sejati dalam hatinya, dan hal yang nyata serta dapat dicapai. Ia tidak menghiraukan apakah ia akan menerima upah, melainkan apakah wataknya dapat diubahkan. Paulus menghiraukan soal bekerja lebih keras lagi, ia menghiraukan soal pekerjaan dan pengabdian lahiriah, dan tentang doktrin-doktrin yang tidak dialami oleh orang biasa. Ia sama sekali tidak menghiraukan soal perubahan jauh di lubuk hatinya maupun soal kasih yang sejati kepada Tuhan. Pengalaman Petrus bertujuan untuk mencapai kasih sejati dan pengenalan yang benar tentang Tuhan. Pengalamannya bertujuan agar hubungannya lebih dekat dengan Tuhan, dan untuk mendapatkan pengalaman hidup yang nyata. Pekerjaan Paulus dilakukan karena pekerjaan itu dipercayakan kepadanya oleh Yesus, dan untuk mendapatkan hal-hal yang didambakannya, tetapi hal-hal ini tidak berkaitan dengan pengenalan akan dirinya sendiri dan akan Tuhan. Pekerjaannya semata-mata demi meloloskan diri dari hajaran dan penghakiman. Yang Petrus cari adalah kasih yang murni, dan yang Paulus cari adalah mahkota kebenaran. Petrus mengalami pekerjaan Roh Kudus selama bertahun-tahun, dan memiliki pengetahuan yang nyata tentang Kristus, juga pengetahuan mendalam mengenai dirinya sendiri. Jadi, kasihnya kepada Tuhan murni. Bertahun-tahun pemurnian telah meningkatkan pengetahuannya tentang Yesus dan kehidupan, dan kasihnya adalah kasih yang tanpa syarat, kasih yang spontan, dan ia tidak menuntut apa pun sebagai balasan, ia juga tidak berharap mendapat keuntungan apa pun. Paulus bekerja selama bertahun-tahun, tetapi ia tidak memiliki pengetahuan yang banyak tentang Kristus, dan pengetahuannya tentang dirinya sendiri pun sangat sedikit. Ia tak memiliki kasih sama sekali kepada Kristus, dan pekerjaannya serta perjalanan yang dilaluinya bertujuan agar ia mendapatkan penghargaan pada akhirnya. Perkara yang dicarinya adalah mahkota yang paling cemerlang, bukan kasih yang termurni. Ia tidak mencari secara aktif, tetapi secara pasif; ia tidak melakukan tugasnya, tetapi dipaksa dalam pengejarannya setelah ditangkap oleh pekerjaan Roh Kudus. Jadi, pengejarannya tidaklah membuktikan bahwa ia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memenuhi syarat. Petruslah makhluk ciptaan Tuhan yang memenuhi syarat, yang melakukan tugasnya. Manusia berpikir bahwa semua orang yang berkontribusi kepada Tuhan semestinya mendapat upah, dan semakin besar kontribusi yang diberikan, tentu semakin besar pula perkenanan Tuhan yang semestinya diterimanya. Esensi sudut pandang manusia adalah selalu bertransaksi, dan manusia tidak berusaha secara aktif melakukan tugasnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Bagi Tuhan, semakin orang berusaha memiliki kasih yang sejati kepada Tuhan dan ketaatan penuh kepada Tuhan, yang juga berarti berusaha melakukan tugasnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan, semakin mereka dapat memperoleh perkenanan Tuhan. Sudut pandang Tuhan adalah menuntut manusia memulihkan kembali tugas dan status mereka yang semula. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, jadi manusia seharusnya tidak melewati batasnya sendiri dengan mengajukan tuntutan kepada Tuhan, dan seharusnya tidak melakukan apa pun selain melakukan tugasnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Tempat tujuan Paulus dan Petrus ditentukan berdasarkan apakah mereka dapat melakukan tugas mereka sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dan bukan berdasarkan ukuran kontribusi mereka; tempat tujuan mereka ditentukan berdasarkan perkara yang mereka cari sejak semula, bukan berdasarkan berapa banyak pekerjaan yang mereka lakukan, atau perkiraan orang lain mengenai mereka. Jadi, berusaha secara aktif melakukan tugas sebagai makhluk ciptaan Tuhan adalah jalan menuju keberhasilan; mengupayakan jalan kasih sejati kepada Tuhan adalah jalan yang paling benar; mengusahakan perubahan pada watak lama seseorang, dan mengupayakan kasih yang murni kepada Tuhan, adalah jalan menuju keberhasilan. Jalan menuju keberhasilan yang seperti itu adalah jalan pemulihan tugas yang semula, juga pemulihan rupa makhluk ciptaan Tuhan yang semula. Inilah jalan pemulihan, dan inilah juga tujuan semua pekerjaan Tuhan dari awal hingga akhir. Jika pengejaran manusia dinodai dengan tuntutan pribadi yang berlebihan serta keinginan yang tidak masuk akal, hasil yang dicapai tidak akan berupa perubahan dalam watak manusia. Ini bertentangan dengan pekerjaan pemulihan. Pekerjaan itu pasti bukanlah pekerjaan yang dilakukan oleh Roh Kudus, sehingga membuktikan bahwa pengejaran semacam ini tidak diperkenan oleh Tuhan. Apakah pengejaran yang tidak berkenan kepada Tuhan memiliki makna penting?

Dikutip dari "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada Jalan yang Manusia Jalani" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 479

Pekerjaan yang dilakukan Paulus dipamerkan di hadapan manusia, tetapi mengenai semurni apakah kasihnya kepada Tuhan dan sedalam apakah dia mengasihi Tuhan jauh di lubuk hatinya—hal-hal ini tak terlihat oleh manusia. Manusia hanya dapat melihat pekerjaan yang dilakukannya, yang berdasarkannya manusia tahu bahwa ia pastilah dipakai oleh Roh Kudus, sehingga manusia berpikir bahwa Paulus lebih baik daripada Petrus, bahwa pekerjaannya lebih besar, karena ia mampu membekali jemaat. Petrus hanya mencurahkan perhatiannya pada pengalaman pribadinya dan mendapatkan hanya segelintir orang selama pekerjaannya yang sesekali tersebut. Dari Petrus, hanya ada sedikit surat kepada jemaat yang kurang dikenal, tetapi siapa yang mengetahui seberapa dalam kasihnya kepada Tuhan jauh di lubuk hatinya? Hari demi hari, Paulus bekerja untuk Tuhan: selama ada pekerjaan yang harus dilakukan, ia melakukannya. Ia merasa dengan cara demikian, ia akan dapat memperoleh mahkota, dan dapat memuaskan Tuhan, tetapi ia tidak mencari cara untuk mengubah dirinya melalui pekerjaannya tersebut. Apa pun dalam kehidupan Petrus yang tidak memuaskan keinginan Tuhan membuatnya merasa tidak tenang. Jika hal itu tidak memuaskan keinginan Tuhan, ia akan merasa menyesal, dan akan mencari cara yang sesuai yang dapat diupayakannya untuk memuaskan hati Tuhan. Bahkan dalam aspek terkecil dan paling tak penting dalam hidupnya, ia tetap menuntut dirinya untuk memuaskan keinginan Tuhan. Ia sangat tegas dalam hal watak lamanya, selalu dengan ketat menuntut dirinya untuk masuk lebih dalam lagi ke dalam kebenaran. Paulus hanya mencari reputasi dan status yang dangkal. Ia berusaha memamerkan dirinya sendiri di hadapan manusia, dan tidak berusaha membuat kemajuan lebih mendalam pada jalan masuk kehidupan. Yang ia pedulikan adalah doktrin, bukan kenyataan. Ada orang-orang yang berkata, "Paulus melakukan begitu banyak pekerjaan bagi Tuhan, mengapa ia tidak diingat oleh Tuhan? Petrus hanya melakukan sedikit pekerjaan bagi Tuhan, dan tidak memberi kontribusi yang besar bagi jemaat, jadi mengapa ia disempurnakan?" Petrus mengasihi Tuhan sampai tingkat tertentu yang dituntut oleh Tuhan; hanya orang-orang seperti ini yang memiliki kesaksian. Lalu, bagaimana dengan Paulus? Sampai tingkat manakah Paulus mengasihi Tuhan? Tahukah engkau? Demi apa pekerjaan Paulus dilakukan? Dan demi apa pekerjaan Petrus dilakukan? Petrus tidak melakukan banyak pekerjaan, tetapi tahukah engkau apa yang ada jauh di lubuk hatinya? Pekerjaan Paulus berkaitan dengan pembekalan bagi jemaat, dan dukungan dari jemaat. Hal yang Petrus alami adalah perubahan dalam watak hidupnya; ia mengalami kasih kepada Tuhan. Sekarang, setelah engkau mengetahui perbedaan dalam hakikat mereka, engkau dapat melihat siapa yang, pada akhirnya, benar-benar percaya kepada Tuhan, dan siapa yang tidak benar-benar percaya kepada Tuhan. Salah seorang dari mereka benar-benar mengasihi Tuhan, dan yang seorang lagi tidak benar-benar mengasihi Tuhan; salah seorang mengalami perubahan dalam wataknya, dan yang seorang lagi tidak; yang seorang melayani dengan rendah hati, dan tak mudah dilihat orang, dan yang lain dipuja orang dan memiliki citra yang hebat; yang seorang mengejar kekudusan, dan yang seorang lagi tidak, dan meskipun ia tidak cemar, ia tidak memiliki kasih yang murni; yang seorang memiliki kemanusiaan sejati, dan yang seorang lagi tidak; yang seorang memiliki akal seorang makhluk ciptaan Tuhan, dan yang lain tidak. Seperti itulah perbedaan hakikat antara Paulus dan Petrus. Jalan yang ditempuh Petrus adalah jalan keberhasilan, yang juga merupakan jalan untuk mencapai pemulihan kemanusiaan yang normal dan pemulihan tugas seorang makhluk ciptaan Tuhan. Petrus merepresentasikan semua orang yang berhasil. Jalan yang ditempuh Paulus adalah jalan kegagalan, dan ia merepresentasikan semua orang yang hanya menundukkan diri dan mengorbankan diri di permukaannya saja, dan tidak dengan tulus mengasihi Tuhan. Paulus merepresentasikan semua orang yang tidak memiliki kebenaran. Dalam kepercayaannya kepada Tuhan, Petrus berusaha memuaskan Tuhan dalam segala hal, dan berusaha menaati segala sesuatu yang berasal dari Tuhan. Tanpa keluhan sedikit pun, ia sanggup menerima hajaran dan penghakiman, juga pemurnian, kesengsaraan, dan kekurangan dalam hidupnya, tak satu pun dari hal-hal itu yang dapat mengubah kasihnya kepada Tuhan. Bukankah inilah kasih kepada Tuhan yang sesungguhnya? Bukankah inilah pemenuhan tugas makhluk ciptaan Tuhan? Baik dalam hajaran, penghakiman, ataupun kesengsaraan—engkau selalu mampu mencapai ketaatan sampai mati, dan inilah yang harus dicapai oleh makhluk ciptaan Tuhan, inilah kemurnian kasih kepada Tuhan. Jika manusia dapat mencapai sejauh ini, dialah makhluk ciptaan Tuhan yang memenuhi syarat, dan tak ada yang lebih memuaskan keinginan Sang Pencipta. Bayangkan engkau dapat bekerja bagi Tuhan, tetapi engkau tidak menaati Tuhan, dan tak mampu sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Dengan demikian, engkau bukan saja tidak memenuhi tugasmu sebagai makhluk ciptaan Tuhan, tetapi engkau juga akan dikutuk oleh Tuhan, karena engkau seorang yang tidak memiliki kebenaran, yang tidak mampu menaati Tuhan, dan yang tidak taat kepada Tuhan. Engkau hanya menghiraukan soal bekerja bagi Tuhan, dan tidak menghiraukan tentang menerapkan kebenaran, atau mengenal dirimu sendiri. Engkau tidak memahami ataupun mengenal Sang Pencipta, dan tidak menaati ataupun mengasihi Sang Pencipta. Engkau adalah seorang yang pada dasarnya tidak taat kepada Tuhan, dan orang seperti itu bukanlah orang yang dikasihi Sang Pencipta.

Dikutip dari "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada Jalan yang Manusia Jalani" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 480

Ada orang-orang yang berkata: "Paulus melakukan banyak sekali pekerjaan, dan ia memikul beban yang sangat berat bagi jemaat serta memberi kontribusi yang begitu besar bagi mereka. Ketiga belas surat Paulus menyokong 2.000 tahun Zaman Kasih Karunia, dan nomor dua terbesar di bawah Empat Injil. Siapa yang dapat dibandingkan dengan dirinya? Tak ada seorang pun dapat menguraikan Kitab Wahyu yang ditulis Yohanes, sedangkan surat-surat Paulus membekali hidup, dan pekerjaan yang ia lakukan bermanfaat bagi jemaat. Siapa lagi yang dapat mencapai hal-hal seperti ini? Lalu, pekerjaan apakah yang dilakukan Petrus?" Ketika manusia mengukur sesama manusia, ia melakukannya berdasarkan kontribusi mereka. Ketika Tuhan mengukur manusia, Dia melakukannya berdasarkan natur manusia. Di antara orang-orang yang mencari hidup, Paulus adalah orang yang tidak memahami esensinya sendiri. Ia sama sekali tidak rendah hati ataupun taat, ia juga tidak memahami hakikatnya, yang bertentangan dengan Tuhan. Jadi, Paulus adalah seorang yang belum mengalami pengalaman terperinci, dan seorang yang tidak menerapkan kebenaran. Petrus berbeda. Ia tahu ketidaksempurnaannya, kelemahannya, dan wataknya yang rusak sebagai makhluk ciptaan Tuhan, dan dengan demikian ia memiliki jalan penerapan untuk mengubah wataknya; ia bukan salah seorang dari mereka yang hanya memiliki doktrin tetapi tidak memiliki kenyataan. Mereka yang berubah adalah orang-orang baru yang telah diselamatkan, mereka adalah orang-orang yang memenuhi syarat dalam mengejar kebenaran. Mereka yang tidak berubah termasuk orang-orang yang tentu saja sudah usang; mereka adalah orang-orang yang belum diselamatkan, yakni orang-orang yang dibenci dan ditolak oleh Tuhan. Mereka tidak akan diingat oleh Tuhan sebesar apa pun pekerjaan mereka. Pada saat engkau membandingkan hal ini dengan pengejaranmu sendiri, apakah engkau pada akhirnya adalah orang yang sejenis dengan Petrus ataukah dengan Paulus, itu seharusnya sudah jelas. Jika masih belum ada kebenaran dalam pencarianmu, dan jika bahkan sampai saat ini pun engkau masih congkak dan lancang seperti Paulus, dan masih licin lidah dan sombong seperti dirinya, tak diragukan lagi, engkau adalah orang bobrok yang gagal. Jika yang kaucari sama seperti Petrus, jika engkau mengusahakan penerapan dan perubahan sejati, dan tidak congkak ataupun keras kepala, tetapi berusaha melakukan tugasmu, maka engkau adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dapat meraih kemenangan. Paulus tidak mengetahui hakikat atau kerusakannya sendiri, terlebih lagi, dia tidak mengetahui ketidaktaatannya sendiri. Ia tak pernah menyebutkan penentangannya yang keji terhadap Kristus, dia juga tak pernah merasa terlalu menyesal. Ia hanya memberikan penjelasan singkat, dan jauh di lubuk hatinya, ia tidak sepenuhnya tunduk kepada Tuhan. Meskipun ia jatuh di jalan menuju ke Damsyik, ia tidak melihat jauh ke dalam dirinya. Ia puas dengan sekadar terus bekerja, dan ia tidak menganggap mengenal diri sendiri dan mengubah watak lamanya sebagai perkara yang paling penting. Ia puas dengan sekadar mengatakan kebenaran, dengan membekali orang lain sebagai obat bagi hati nuraninya sendiri, dan dengan tidak lagi menganiaya murid-murid Yesus demi menghibur dirinya sendiri dan memaafkan dirinya sendiri atas dosa masa lalunya. Tujuan yang dikejarnya tak lebih dari mahkota di masa mendatang dan pekerjaan sementara, tujuan yang dikejarnya adalah kasih karunia yang melimpah. Ia tidak mencari kebenaran yang memadai, ia juga tidak mengusahakan pertumbuhan yang lebih dalam ke dalam kebenaran yang sebelumnya tidak ia pahami. Jadi, pengetahuannya tentang dirinya sendiri dapat dikatakan palsu, dan ia tidak menerima hajaran ataupun penghakiman. Bahwa ia mampu bekerja, bukan berarti ia memiliki pengetahuan tentang natur atau hakikatnya sendiri; fokusnya hanya pada penerapan secara lahiriah. Bahkan, hal yang ia perjuangkan bukanlah perubahan, melainkan pengetahuan. Pekerjaannya adalah sepenuhnya hasil dari penampakan Yesus di jalan menuju ke Damsyik. Pekerjaan itu bukanlah sesuatu yang ia putuskan dari semula, bukan pula pekerjaan yang dilakukannya setelah ia menerima pemangkasan dari watak lamanya. Bagaimanapun ia bekerja, watak lamanya tidak berubah, jadi pekerjaannya itu tidak menebus dosa masa lalunya, melainkan sekadar memegang peranan tertentu di antara jemaat pada waktu itu. Bagi seorang yang seperti ini, yang watak lamanya tidak berubah—dengan kata lain, yang tidak mendapatkan keselamatan, bahkan yang tanpa kebenaran—ia sama sekali tak mampu menjadi salah seorang yang diterima oleh Tuhan Yesus. Ia bukan seorang yang dipenuhi dengan kasih dan rasa hormat kepada Yesus Kristus, ia juga bukan orang yang cakap dalam mencari kebenaran, apalagi orang yang berusaha memahami misteri inkarnasi. Ia hanya seorang yang ahli dalam penyesatan, dan yang tak mau tunduk kepada siapa pun yang lebih tinggi daripada dirinya atau kepada mereka yang memiliki kebenaran. Ia iri kepada orang-orang atau kebenaran yang bertentangan dengan dirinya, atau yang bermusuhan dengannya, lebih memilih orang-orang berkarunia yang menampilkan citra hebat dan memiliki pengetahuan mendalam. Ia tidak suka berhubungan dengan orang-orang miskin yang mencari jalan yang benar dan yang hanya memedulikan kebenaran, dan justru menyibukkan dirinya dengan tokoh-tokoh senior dari organisasi keagamaan yang hanya bicara soal doktrin, dan yang memiliki pengetahuan berlimpah. Ia tidak mencintai pekerjaan baru Roh Kudus, dan tidak memedulikan gerakan dalam pekerjaan baru Roh Kudus. Sebaliknya, ia menyukai aturan-aturan dan doktrin yang lebih tinggi daripada kebenaran umum. Dalam esensi dasar dirinya dan keseluruhan hal yang dicarinya, ia tak layak disebut orang Kristen yang mengejar kebenaran, apalagi hamba yang setia di dalam rumah Tuhan, karena kemunafikannya sudah keterlaluan, dan ketidaktaatannya terlalu besar. Meskipun ia dikenal sebagai hamba Tuhan Yesus, ia sama sekali tak layak masuk ke dalam gerbang kerajaan surga, karena dari awal hingga akhir, tindakan-tindakannya tak dapat dikatakan benar. Ia hanya dapat dilihat sebagai orang yang munafik, dan melakukan ketidakbenaran, tetapi yang juga bekerja bagi Kristus. Meskipun ia tak dapat disebut jahat, ia cocok disebut sebagai orang yang melakukan ketidakbenaran. Ia melakukan banyak pekerjaan, tetapi ia tak boleh dinilai berdasarkan jumlah pekerjaan yang dilakukannya, melainkan hanya berdasarkan kualitas dan hakikat dari pekerjaan tersebut. Hanya dengan cara ini, alasan di balik hal ini dapat dipahami. Ia selalu percaya: "Aku sanggup bekerja, aku lebih baik daripada kebanyakan orang; tak ada orang lain yang penuh perhatian terhadap beban Tuhan seperti aku, dan tak seorang pun bertobat sedalam diriku, sebab cahaya besar itu memancar atasku, dan aku telah melihat cahaya yang besar itu, jadi pertobatanku lebih dalam daripada siapa pun." Pada waktu itu, inilah yang ia pikirkan di dalam hatinya. Di akhir pekerjaannya, Paulus berkata: "Aku sudah melakukan pertandingan yang baik, aku sudah menyelesaikan perlombaanku, dan sudah tersedia bagiku mahkota kebenaran." Perjuangannya, pekerjaannya, dan perlombaannya seluruhnya adalah demi mahkota kebenaran, dan dia tidak terus bergerak maju secara aktif. Meskipun dia tidak asal-asalan dalam pekerjaannya, dapat dikatakan bahwa pekerjaannya sekadar untuk menebus kesalahannya, untuk mendamaikan tuduhan dalam hati nuraninya. Ia hanya berharap untuk menuntaskan pekerjaannya, menyelesaikan perlombaannya, dan mengakhiri pertandingannya sesegera mungkin, sehingga ia bisa secepat mungkin mendapatkan mahkota kebenaran yang sudah lama didambakannya. Hal yang didambakannya bukanlah bertemu dengan Tuhan Yesus melalui pengalaman dan pengenalannya yang benar, melainkan menyelesaikan pekerjaannya secepat mungkin, supaya pada saat bertemu dengan Tuhan Yesus, ia menerima upah yang ingin didapatkannya dari pekerjaannya. Ia menggunakan pekerjaannya untuk menenteramkan dirinya sendiri, dan melakukan kesepakatan untuk mendapatkan mahkota di masa mendatang. Hal yang dicarinya bukanlah kebenaran ataupun Tuhan, melainkan hanya mahkota. Bagaimana mungkin pengejaran semacam ini memenuhi standar? Motivasinya, pekerjaannya, harga yang dibayarkannya, dan semua upayanya—semua itu disusupi oleh khayalannya yang luar biasa, dan ia bekerja sepenuhnya berdasarkan hasratnya sendiri. Dalam seluruh pekerjaannya, tak ada sedikit pun kerelaan dalam harga yang dibayarnya; ia semata-mata melakukan suatu kesepakatan. Upayanya tidak dilakukan secara sukarela untuk memenuhi tugasnya, melainkan dilakukan secara sukarela untuk mencapai tujuan dari kesepakatan tersebut. Bernilaikah upaya seperti itu? Siapa yang akan memuji upayanya yang tidak murni itu? Siapa yang tertarik dengan upaya semacam itu? Pekerjaannya penuh dengan mimpi-mimpi untuk masa depan, penuh dengan rencana indah, dan tidak mengandung jalan yang dapat digunakan untuk mengubah watak manusia. Begitu banyak dari kebajikannya adalah kepura-puraan; pekerjaannya tidak membekali hidup, melainkan hanya kesopanan yang pura-pura; semua itu hanya untuk melakukan kesepakatan. Bagaimana mungkin pekerjaan seperti ini dapat memimpin manusia ke jalan menuju pemulihan tugasnya yang semula?

Dikutip dari "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada Jalan yang Manusia Jalani" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 481

Satu-satunya yang Petrus inginkan adalah berkenan di hati Tuhan. Ia berusaha memenuhi keinginan Tuhan, dan terlepas dari penderitaan dan kesengsaraan, ia tetap bersedia untuk memenuhi kehendak Tuhan. Tidak ada pengejaran oleh orang yang percaya kepada Tuhan yang lebih besar daripada itu. Hal yang dicari Paulus ternoda oleh dagingnya sendiri, oleh gagasannya sendiri, dan oleh rencana serta rancangannya sendiri. Ia sama sekali bukan makhluk ciptaan Tuhan yang memenuhi syarat, bukan seseorang yang berusaha untuk memenuhi kehendak Tuhan. Petrus berusaha untuk tunduk pada pengaturan Tuhan, dan meskipun pekerjaan yang dilakukannya tidak besar, motivasi di balik pengejarannya dan jalan yang ditempuhnya benar; meskipun ia tidak mampu mendapatkan banyak orang, ia mampu mengejar jalan kebenaran. Karena hal ini, dapat dikatakan bahwa ia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang memenuhi syarat. Sekarang ini, sekalipun engkau bukan seorang pekerja, engkau harus mampu melakukan tugas seorang makhluk ciptaan Tuhan dan berupaya untuk tunduk pada semua pengaturan Tuhan. Engkau harus mampu menaati apa pun yang Tuhan katakan, dan mengalami segala macam kesusahan dan pemurnian, dan sekalipun engkau lemah, dalam hatimu, engkau harus tetap mampu mengasihi Tuhan. Mereka yang bertanggung jawab atas hidupnya sendiri bersedia melakukan tugas seorang makhluk ciptaan Tuhan, dan sudut pandang orang-orang semacam itu terhadap pengejaran adalah sudut pandang yang benar. Inilah orang-orang yang Tuhan butuhkan. Jika engkau melakukan banyak pekerjaan, dan orang lain memperoleh pengajaran darimu, tetapi engkau sendiri tidak berubah, dan tidak memiliki kesaksian apa pun, atau tidak memiliki pengalaman yang sejati, sampai-sampai pada akhir hidupmu, masih tak ada apa pun yang telah engkau lakukan menjadi kesaksian, lalu apakah engkau seorang yang telah diubahkan? Apakah engkau seorang yang mengejar kebenaran? Pada waktu itu, Roh Kudus memakaimu, tetapi pada saat Dia memakaimu, Dia memakai bagian dari dirimu yang dapat digunakan untuk bekerja, dan Dia tidak memakai bagian dari dirimu yang tidak dapat digunakan untuk bekerja. Jika engkau berusaha untuk berubah, engkau akan berangsur-angsur disempurnakan selama proses engkau sedang dipakai. Meski demikian, Roh Kudus tidak bertanggung jawab tentang apakah engkau pada akhirnya akan didapatkan atau tidak, dan ini tergantung pada cara pengejaranmu. Jika tidak ada perubahan dalam watak pribadimu, itu adalah karena sudut pandangmu tentang pengejaran salah. Jika engkau tidak dikaruniai upah, itu adalah masalahmu sendiri, dan itu adalah karena engkau tidak menerapkan kebenaran, dan tak mampu memenuhi keinginan Tuhan. Jadi, tak ada yang lebih penting daripada pengalaman pribadimu, dan tak ada yang lebih penting daripada jalan masukmu sendiri! Ada orang-orang yang pada akhirnya akan berkata: "Aku sudah melakukan begitu banyak pekerjaan bagi-Mu, dan meskipun Aku tidak memiliki pencapaian yang patut dirayakan, tetap saja aku sudah rajin dalam upayaku. Tidak dapatkah Engkau mengizinkanku masuk ke dalam surga untuk memakan buah pohon kehidupan?" Engkau harus tahu orang-orang macam apa yang Aku inginkan; mereka yang tidak murni tidak diizinkan masuk ke dalam kerajaan, mereka yang tidak murni tidak diizinkan mencemarkan tanah yang kudus. Meskipun engkau mungkin sudah melakukan banyak pekerjaan, dan telah bekerja selama bertahun-tahun, pada akhirnya, jika engkau masih sangat kotor, maka menurut hukum Surga tidak dapat dibenarkan jika engkau berharap dapat masuk ke dalam kerajaan-Ku! Semenjak dunia dijadikan sampai saat ini, tak pernah Aku menawarkan jalan masuk yang mudah ke dalam kerajaan-Ku kepada orang-orang yang menjilat untuk mendapatkan perkenanan-Ku. Ini adalah peraturan surgawi, dan tak seorang pun dapat melanggarnya! Engkau harus mencari hidup. Sekarang ini, orang-orang yang disempurnakan adalah mereka yang sejenis dengan Petrus. Mereka adalah orang-orang yang mengusahakan perubahan pada wataknya sendiri, dan bersedia menjadi kesaksian bagi Tuhan serta melaksanakan tugasnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Hanya orang-orang seperti inilah yang akan disempurnakan. Jika engkau hanya mencari upah, dan tidak berusaha mengubah watak hidupmu sendiri, maka semua upayamu akan sia-sia—ini adalah kebenaran yang tak dapat diubah!

Dikutip dari "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada Jalan yang Manusia Jalani" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 482

Dari perbedaan hakikat Petrus dan Paulus, engkau seharusnya memahami bahwa semua orang yang tidak mengejar hidup, berjerih lelah dengan sia-sia! Engkau percaya kepada Tuhan dan mengikuti Tuhan, jadi di dalam hatimu, engkau harus mengasihi Tuhan. Engkau harus menyingkirkan watakmu yang rusak, engkau harus berusaha memenuhi keinginan Tuhan, dan engkau harus melaksanakan tugas seorang makhluk ciptaan Tuhan. Karena engkau percaya kepada Tuhan dan mengikuti Tuhan, engkau harus memberikan segalanya kepada Tuhan, dan tidak boleh membuat pilihan atau tuntutan pribadi, dan engkau harus memenuhi keinginan Tuhan. Karena engkau diciptakan, engkau harus menaati Tuhan yang menciptakanmu, karena engkau pada dasarnya, tidak memiliki kuasa atas dirimu sendiri, dan tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan nasibmu sendiri. Karena engkau seorang yang percaya kepada Tuhan, engkau harus mengejar kekudusan dan perubahan. Karena engkau makhluk ciptaan Tuhan, engkau harus mematuhi tugasmu, dan menyadari batas peranmu, dan tidak boleh melangkahi tugasmu. Hal ini bukan untuk membatasimu, atau menekanmu melalui doktrin, melainkan inilah jalan agar engkau dapat melakukan tugasmu, dan jalan ini dapat dicapai—dan yang harus dicapai—oleh semua orang yang menerapkan kebenaran. Jika engkau membandingkan hakikat Petrus dan Paulus, engkau akan tahu bagaimana engkau harus mencari. Mengenai jalan yang dilalui Petrus dan Paulus, yang satu adalah jalan untuk disempurnakan, dan yang lain adalah jalan untuk disingkirkan; Petrus dan Paulus merepresentasikan dua jalan yang berbeda. Meskipun masing-masing dari mereka menerima pekerjaan Roh Kudus, dan masing-masing mendapatkan pencerahan dan penerangan Roh Kudus, dan masing-masing menerima hal yang telah dipercayakan kepada mereka oleh Tuhan Yesus, buah yang dihasilkan dalam diri masing-masing mereka tidaklah sama: yang seorang benar-benar menghasilkan buah, dan yang seorang lagi tidak. Dari hakikat mereka, pekerjaan yang mereka lakukan, apa yang mereka nyatakan secara lahiriah, dan kesudahan mereka, engkau semestinya memahami jalan mana yang harus kautempuh, jalan mana yang harus kaupilih untuk kaujalani. Mereka menjalani dua jalan yang jelas berbeda. Paulus dan Petrus, merekalah intisari masing-masing jalan ini, dan oleh karenanya, dari sejak semula mereka dibiarkan untuk menjadi perlambang kedua jalan ini. Apakah hal-hal penting dalam pengalaman Paulus, dan mengapa ia tidak berhasil? Apakah hal-hal penting dalam pengalaman Petrus, dan bagaimana ia mengalami dirinya disempurnakan? Jika engkau membandingkan hal yang dipedulikan oleh masing-masing mereka, engkau akan mengetahui orang seperti apa tepatnya yang Tuhan ingin, apa kehendak Tuhan, apakah watak Tuhan itu, orang seperti apa yang pada akhirnya akan disempurnakan, serta orang seperti apa yang tidak akan disempurnakan; engkau akan tahu orang yang memiliki watak seperti apa yang akan disempurnakan, dan orang yang memiliki watak seperti apa yang tidak akan disempurnakan—perkara-perkara hakiki ini dapat dilihat dalam pengalaman Petrus dan Paulus. Tuhan menciptakan segala sesuatu, dan dengan demikian, Dia membuat semua ciptaan berada di bawah kekuasaan-Nya dan tunduk pada kekuasaan-Nya; Dia akan memerintah segala sesuatu, sehingga segala sesuatu berada di tangan-Nya. Semua ciptaan Tuhan, termasuk binatang, tumbuhan, umat manusia, gunung-gunung dan sungai-sungai, serta danau-danau—semua harus berada di bawah kekuasaan-Nya. Semua benda di angkasa dan di atas tanah harus berada di bawah kekuasaan-Nya. Semua ciptaan itu tak bisa punya pilihan lain dan harus tunduk pada pengaturan-Nya. Hal ini ditetapkan oleh Tuhan, dan merupakan otoritas Tuhan. Tuhan memerintah segala sesuatu, dan mengatur serta mengurutkan segalanya, masing-masing dikelompokkan berdasarkan jenisnya, dan diberikan posisinya sendiri, sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebesar apa pun sesuatu, tidak ada sesuatu apa pun yang dapat melampaui Tuhan, segala sesuatu melayani manusia yang diciptakan oleh Tuhan, dan tidak ada sesuatu pun yang berani untuk tidak menaati Tuhan atau mengajukan tuntutan kepada Tuhan. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, juga harus melaksanakan tugasnya sebagai manusia. Entah ia tuan ataukah pengurus segala sesuatu, setinggi apa pun status manusia di antara segala sesuatu, ia tetap hanyalah manusia kecil yang berada di bawah kekuasaan Tuhan, dan tak lebih dari manusia yang tak penting, makhluk ciptaan Tuhan, dan ia tidak akan pernah berada di atas Tuhan. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia harus berupaya untuk melakukan tugas seorang makhluk ciptaan Tuhan, dan berusaha untuk mengasihi Tuhan tanpa mengajukan pilihan lain, sebab Tuhan layak menerima kasih manusia. Mereka yang berusaha untuk mengasihi Tuhan tidak boleh mencari keuntungan pribadi atau mencari apa yang mereka sendiri dambakan; inilah cara pengejaran yang paling benar. Jika hal yang kaucari adalah kebenaran, jika hal yang kaulakukan adalah kebenaran, dan jika hal yang kaucapai adalah perubahan pada watakmu, maka jalan yang kautapaki adalah jalan yang benar. Jika hal yang kaucari adalah berkat daging, dan hal yang kaulakukan adalah kebenaran yang berasal dari gagasanmu sendiri, dan jika tidak ada perubahan pada watakmu, dan engkau sama sekali tidak taat kepada Tuhan dalam rupa manusia, dan engkau masih hidup dalam ketidakjelasan, maka hal yang engkau cari itu pasti akan membawamu ke neraka, karena jalan yang kautempuh adalah jalan kegagalan. Apakah engkau akan disempurnakan ataukah disingkirkan, itu tergantung pada pengejaranmu sendiri, yang juga berarti bahwa keberhasilan dan kegagalan tergantung pada jalan yang manusia jalani.

Dikutip dari "Keberhasilan atau Kegagalan Tergantung pada Jalan yang Manusia Jalani" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Sebelumnya: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan 2

Selanjutnya: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan 4

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini