Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan 1

Firman Tuhan Harian: Kutipan 374

Tuhan Yang Mahakuasa, Kepala segala sesuatu, menjalankan kuasa kerajaan-Nya dari takhta-Nya. Dia memerintah atas alam semesta dan segala sesuatu, dan Dia sedang menuntun kita di seluruh muka bumi. Kita harus mendekat kepada-Nya setiap saat dan datang ke hadapan-Nya dalam kesunyian, tanpa pernah melewatkan satu saat pun, dan mempelajari berbagai hal setiap waktu. Segalanya, mulai dari lingkungan di sekitar kita, hingga orang-orang, perkara-perkara, dan berbagai hal, semuanya ada seturut izin dari takhta-Nya. Jangan sekali-kali membiarkan keluhan apa pun timbul dalam hatimu, atau Tuhan tidak akan mencurahkan kasih karunia-Nya kepadamu. Ketika penyakit menimpa, itu adalah kasih Tuhan, dan pasti ada maksud baik-Nya di baliknya. Sekalipun tubuhmu bisa saja mengalami sedikit penderitaan, jangan dengarkan gagasan si Iblis. Pujilah Tuhan di tengah keadaan sakit dan nikmati Tuhan di tengah puji-pujianmu. Jangan tawar hati di hadapan sakit penyakit, tetaplah mencari dan jangan pernah menyerah, dan Tuhan akan menerangimu dengan terang-Nya. Seperti apa iman Ayub? Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tabib yang maha hebat! Berdiam dalam penyakit berarti sakit, tetapi berdiam di dalam roh berarti sehat. Selama engkau masih mempunyai napas tersisa, Tuhan tak akan membiarkanmu mati.

Kita memiliki kehidupan Kristus yang telah bangkit dalam diri kita. Tak bisa disangkal, kita kekurangan iman di hadirat Tuhan: kiranya Tuhan memberikan iman sejati di dalam kita. Firman Tuhan sungguh manis! Firman Tuhan adalah obat yang manjur! Firman Tuhan mempermalukan Iblis dan setan-setan! Memahami Firman Tuhan memberi kita dukungan. Firman-Nya bertindak cepat untuk menyelamatkan hati kita! Firman-Nya mengenyahkan segala sesuatu dan menjadikan segalanya damai. Iman itu seperti jembatan dari satu gelondong kayu: mereka yang dengan tercela mempertahankan hidup akan mengalami kesulitan menyeberanginya, tetapi mereka yang siap untuk mengorbankan diri dapat menyeberanginya dengan pasti, tanpa rasa khawatir. Jika manusia memiliki pikiran yang kerdil dan penakut, itu karena mereka telah dibodohi oleh Iblis, yang takut bahwa kita akan menyeberangi jembatan iman untuk masuk ke dalam Tuhan. Iblis menempuh segala cara yang memungkinkan untuk mengirimkan pikiran-pikirannya kepada kita. Kita harus berdoa setiap saat agar Tuhan menerangi kita dengan cahaya-Nya, setiap saat bergantung kepada Tuhan untuk menyucikan kita dari racun Iblis, setiap saat berlatih dalam roh kita untuk mendekat kepada Tuhan, dan mengizinkan Tuhan berkuasa atas seluruh keberadaan kita.

dari "Bab 6, Perkataan Kristus pada Mulanya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 375

Hal apa yang pertama-tama harus orang lakukan setiap kali mereka menghadapi sebuah masalah? Mereka harus berdoa; doa harus diutamakan. Doa menunjukkan bahwa engkau adalah orang yang saleh, bahwa engkau telah mulai memiliki hati yang takut akan Tuhan, bahwa engkau tahu bagaimana mencari Tuhan, bahwa engkau telah memberi Dia tempat di dalam hatimu, bahwa engkau adalah seorang Kristen yang saleh. Banyak orang percaya berusia lanjut berlutut untuk berdoa pada waktu yang sama setiap harinya, terkadang sedemikian lamanya, sampai-sampai mereka tidak dapat berdiri kembali. Kita tidak dapat mengatakan apakah ini ritual atau bukan, atau apakah mereka bisa mendapatkan sesuatu darinya atau tidak; kita katakan saja bahwa saudara-saudari yang sudah lanjut usia ini sangat saleh, jauh lebih baik dan lebih rajin daripada engkau semua anak-anak muda. Hal pertama yang harus dilakukan saat menghadapi masalah adalah berdoa. Doa bukan sekadar berbicara panjang lebar secara tidak tulus; itu tidak akan menyelesaikan masalah apa pun. Engkau mungkin saja berdoa delapan atau sepuluh kali dan tidak mendapatkan apa pun, tetapi jangan putus asa—engkau harus tetap berdoa. Ketika sesuatu terjadi pada dirimu, berdoalah terlebih dahulu, beri tahu Tuhan terlebih dahulu, izinkan Tuhan mengambil alih, izinkan Tuhan membantumu, izinkan Tuhan memimpinmu, dan menunjukkan jalan kepadamu. Ini membuktikan bahwa engkau telah mengutamakan Tuhan, bahwa Dia ada di dalam hatimu. Jika, saat engkau menghadapi masalah, hal pertama yang engkau lakukan adalah merasakan penentangan, menjadi marah, dan meledak dalam kemarahanmu—jika, sebelum apa pun, engkau menjadi negatif—ini adalah perwujudan tidak adanya Tuhan dalam hatimu. Dalam kehidupan nyata, engkau harus berdoa setiap kali terjadi apa pun pada dirimu. Pertama-tama, engkau harus berlutut dan berdoa—ini sangat penting. Doa menunjukkan sikapmu terhadap Tuhan di hadirat-Nya. Engkau tidak akan melakukannya jika Tuhan tidak ada dalam hatimu. Ada orang-orang yang berkata, "Aku berdoa tetapi tetap saja Tuhan tidak mencerahkanku!" Engkau tidak boleh berkata seperti itu. Pertama-tama perhatikan apakah motivasimu untuk berdoa benar; jika engkau benar-benar mencari kebenaran dan sering berdoa kepada Tuhan, Dia pasti dapat mencerahkanmu dalam hal tertentu sehingga engkau dapat mengerti—dengan kata lain, Tuhan akan membuatmu mengerti. Tanpa pencerahan Tuhan, engkau tidak dapat memahaminya sendiri: engkau tidak memiliki kecerdasan, engkau tidak memiliki otak untuk itu, dan ini tidak dapat dicapai oleh kecerdasan manusia. Ketika engkau akhirnya memahami, apakah pemahaman itu lahir dari pikiranmu sendiri? Jika engkau tidak diterangi oleh Roh Kudus, tak seorang pun yang kautanyai akan mengetahui apa makna pekerjaan Roh atau apa yang Tuhan maksudkan; hanya jika Tuhan itu sendiri yang memberitahukan maknanya kepadamu, barulah engkau akan mengetahuinya Karena itu, hal pertama yang harus dilakukan ketika sesuatu terjadi pada dirimu adalah berdoa. Doa membutuhkan penyelidikan dengan sikap yang mencari, dan diungkapkannya pikiran, pendapat, dan sikapmu—inilah yang harus tercakup dalam doa. Sekadar melakukannya dengan asal-asalan, tidak akan berpengaruh, jadi jangan menyalahkan Roh Kudus karena tidak mencerahkanmu. Aku telah mendapati bahwa dalam iman beberapa orang kepada Tuhan, mereka terus percaya, tetapi Tuhan hanya ada di bibir mereka. Tuhan tidak ada di dalam hati mereka, mereka menyangkal pekerjaan Roh, dan mereka juga menyangkal doa; mereka hanya membaca firman Tuhan, dan tidak lebih. Bisakah ini disebut beriman kepada Tuhan? Mereka terus percaya sampai Tuhan lenyap sama sekali dari iman mereka. Secara khusus, ada orang-orang yang sering menangani urusan umum, dan merasa sangat sibuk dan tidak mendapatkan apa pun untuk semua usaha mereka. Ini adalah kasus, di mana orang tidak menempuh jalan yang benar dalam iman mereka kepada Tuhan. Bukankah dibutuhkan kerja keras untuk menempuh jalan yang benar? Mereka gagal menempuh jalan ini bahkan setelah memahami banyak doktrin, dan cenderung menempuh jalan yang menurun. Jadi ketika sesuatu terjadi pada dirimu, engkau semua harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk berdoa dan mencari—inilah setidaknya yang harus engkau lakukan. Belajar bagaimana mencari kehendak Tuhan dan maksud Roh Kudus adalah kuncinya. Jika orang yang percaya kepada Tuhan tidak mampu mengalami dan menerapkan dengan cara demikian, mereka tidak akan mendapatkan apa pun, dan iman mereka tidak akan bermakna sedikit pun.

Dikutip dari "Pandanglah Segala Sesuatu dari Mata Kebenaran" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 376

Terlepas dari seberapa banyak kebenaran yang dipahami orang, seberapa banyak tugas yang telah dilaksanakan orang, seberapa banyak yang telah dialami orang saat melaksanakan tugas-tugas tersebut, seberapa besar atau kecil tingkat pertumbuhan orang, atau jenis lingkungan semacam apa yang dihadapinya, sikap yang harus orang miliki adalah bahwa dia harus memandang kepada Tuhan dan mengandalkan Dia dalam segala sesuatu yang dia lakukan. Inilah hikmat yang terbesar. Mengapa Kukatakan bahwa inilah hikmat yang terbesar? Sekalipun seseorang telah mulai memahami banyak kebenaran, akan cukupkah itu jika dia tidak mengandalkan Tuhan? Beberapa orang, setelah memercayai Tuhan sedikit lebih lama, telah memahami sedikit kebenaran dan menjalani beberapa ujian. Mereka mungkin mendapatkan sedikit pengalaman nyata, tetapi mereka tidak tahu cara bersandar kepada Tuhan, dan mereka juga tidak memahami cara memandang kepada Tuhan dan mengandalkan Dia. Apakah orang semacam itu memiliki hikmat? Merekalah orang yang paling bodoh, dan merekalah jenis orang yang menganggap diri mereka sendiri pintar; mereka tidak takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Sebagian orang mengatakan: "Aku memahami banyak kebenaran dan memiliki kebenaran kenyataan. Tidak apa-apa hanya melakukan segala sesuatu dengan cara yang berprinsip. Aku setia kepada Tuhan, dan aku tahu bagaimana untuk dekat dengan Dia. Bukankah cukup bahwa aku mengandalkan kebenaran?" Secara doktrin, "mengandalkan kebenaran" berjalan dengan baik. Namun, ada banyak kali dan dalam banyak situasi orang tidak mengetahui apa arti kebenaran atau apa arti prinsip kebenaran. Semua orang yang memiliki pengalaman nyata mengetahui hal ini. Sebagai contoh, ketika engkau menghadapi beberapa masalah, engkau mungkin tidak tahu bagaimana kebenaran yang relevan dengan masalah ini harus diterapkan. Apa yang seharusnya kauperbuat pada saat-saat seperti ini? Sebanyak apa pun pengalaman nyata yang kaumiliki, engkau tidak dapat menerapkan kebenaran itu dalam semua situasi. Berapa tahun pun engkau telah percaya kepada Tuhan, berapa banyak pun hal yang telah kaualami, dan sebanyak apa pun pemangkasan, penanganan atau pendisiplinan yang telah kaualami, apakah engkau sumber kebenaran? Sebagian orang mengatakan: "Aku hafal semua perkataan dan bagian-bagian yang terkenal dalam buku, Firman Menampakkan Diri Dalam Rupa Manusia; Aku tidak perlu mengandalkan Tuhan atau memandang kepada Tuhan. Aku akan baik-baik saja dengan hanya mengandalkan firman Tuhan ini." Firman yang telah kauhafalkan bersifat statis, tetapi lingkungan yang kautemui—serta keadaanmu—bersifat dinamis. Memiliki pemahaman akan kata-kata harfiah dan berbicara tentang banyak doktrin rohani tidak sama artinya dengan pemahaman akan kebenaran, apalagi bisa disamakan dengan memahami kehendak Tuhan dalam setiap situasi. Jadi, ada pelajaran yang sangat penting untuk diketahui di sini: itu adalah bahwa manusia perlu memandang kepada Tuhan dalam segala hal, dan bahwa dengan melakukannya, mereka dapat mencapai kepercayaan kepada Tuhan. Dengan mengandalkan Tuhan barulah manusia akan memiliki jalan untuk diikuti. Jika tidak, engkau bisa melakukan sesuatu dengan benar dan sesuai dengan prinsip kebenaran, tetapi apabila engkau tidak mengandalkan Tuhan, tindakanmu hanyalah perbuatan manusia, dan hal itu tidak akan memuaskan Tuhan. Karena orang memiliki pemahaman yang sangat dangkal tentang kebenaran, mereka cenderung mengikuti aturan dan berpegang teguh pada huruf-huruf yang tertulis dan doktrin dengan menggunakan kebenaran yang sama ketika menghadapi berbagai situasi yang berbeda. Ada kemungkinan bahwa mereka dapat menyelesaikan banyak persoalan secara umum sesuai dengan prinsip kebenaran, tetapi bimbingan Tuhan tidak dapat dilihat dalam hal ini, juga tidak terlihat pekerjaan Roh Kudus di sana. Ada masalah yang serius di sini, yakni bahwa orang melakukan banyak hal dengan mengandalkan pada pengalaman mereka dan pada aturan-aturan yang telah mereka pahami, serta pada imajinasi manusia tertentu. Mereka nyaris tidak mampu mencapai hasil terbaik, yang terjadi melalui pemahaman akan kehendak Tuhan secara jelas dengan memandang kepada Tuhan dan berdoa kepada-Nya, dan kemudian mengandalkan pekerjaan dan bimbingan Tuhan. Karena alasan ini, Kukatakan bahwa hikmat yang terbesar adalah memandang kepada Tuhan dan mengandalkan Dia dalam segala hal.

Dikutip dari "Orang Beriman Pertama-tama Perlu Memahami yang Sebenarnya Mengenai Tren Kejahatan di Dunia" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 377

Kebenaran adalah kehidupan Tuhan itu sendiri; kebenaran merepresentasikan watak-Nya, esensi-Nya, dan semua yang ada di dalam diri-Nya. Jika engkau berkata bahwa memiliki sedikit pengalaman berarti memiliki kebenaran, lalu dapatkah engkau merepresentasikan watak Tuhan? Engkau mungkin memiliki beberapa pengalaman atau terang berkenaan dengan aspek atau sisi kebenaran tertentu, tetapi engkau tidak mampu membekali orang lain dengan terang tersebut untuk selamanya, jadi terang yang telah engkau dapatkan ini bukanlah kebenaran; itu hanyalah titik tertentu yang mampu dicapai oleh manusia. Itu hanyalah pengalaman yang tepat dan pemahaman yang tepat yang seharusnya orang miliki: beberapa pengalaman nyata dan pengetahuan akan kebenaran. Terang ini, pencerahan dan pemahaman dari pengalaman ini tidak pernah bisa menggantikan kebenaran; bahkan jika semua orang telah sepenuhnya mengalami kebenaran ini, dan menyatukan semua pemahaman dari pengalaman mereka, itu tetap tidak dapat menggantikan satu kebenaran tersebut. Sebagaimana telah dikatakan di masa lalu, "Aku meringkaskan ini dengan pepatah bagi dunia manusia: Di antara manusia, tidak ada seorang pun yang mengasihi Aku." Ini adalah sebuah pernyataan kebenaran; inilah esensi sejati kehidupan. Inilah hal yang paling mendalam; inilah ungkapan Tuhan itu sendiri. Engkau dapat terus mengalaminya, dan jika engkau mengalaminya selama tiga tahun, engkau akan memiliki pemahaman yang dangkal tentang hal itu; jika engkau mengalaminya selama delapan tahun, engkau akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam akan hal itu—tetapi pemahaman apa pun yang engkau dapatkan tidak akan pernah mampu menggantikan satu pernyataan kebenaran tersebut. Seorang yang lain, setelah mengalaminya selama dua tahun, mungkin mendapatkan sedikit pemahaman, dan kemudian memiliki pemahaman yang sedikit lebih mendalam setelah mengalaminya selama sepuluh tahun, dan kemudian memiliki pemahaman lebih lanjut setelah mengalaminya seumur hidup—tetapi jika engkau dan orang yang lain itu menggabungkan pemahaman yang telah engkau berdua dapatkan, bahkan setelah itu pun—pemahaman sebanyak apa pun, pengalaman sebanyak apa pun, wawasan seluas apa pun, terang sebanyak apa pun, atau contoh sebanyak apa pun yang engkau berdua dapatkan—semua itu tetap tidak dapat menggantikan satu pernyataan kebenaran tersebut. Dengan kata lain, kehidupan manusia akan selalu merupakan kehidupan manusia, dan sebanyak apa pun pemahamanmu yang mungkin sesuai dengan kebenaran, yang sesuai dengan maksud Tuhan dan tuntutan-Nya, pemahamanmu itu tidak akan pernah bisa menggantikan kebenaran. Mengatakan bahwa orang telah mendapatkan kebenaran artinya adalah bahwa mereka memiliki beberapa kenyataan, bahwa mereka telah mendapatkan beberapa pemahaman tentang kebenaran, bahwa mereka telah memperoleh beberapa jalan masuk yang nyata ke dalam firman Tuhan, bahwa mereka telah memiliki pengalaman nyata dengan firman Tuhan, dan bahwa mereka berada di jalur yang benar dalam iman mereka kepada Tuhan. Satu saja pernyataan dari Tuhan sudah cukup untuk dialami seseorang seumur hidupnya; bahkan seandainya manusia harus mengalaminya selama beberapa kali masa kehidupan atau bahkan selama beberapa ribu tahun, mereka tetap tidak akan dapat sepenuhnya dan secara menyeluruh mengalami satu kebenaran. Jika orang hanya memahami beberapa perkataan yang dangkal, tetapi mereka menyatakan bahwa mereka telah mendapatkan kebenaran, bukankah itu sama sekali omong kosong? ...

Ketika orang memahami kebenaran, dan hidup dengan kebenaran tersebut sebagai hidup mereka, hidup seperti apakah yang dimaksud? Hidup yang dimaksud adalah kemampuan mereka untuk hidup mendasarkan firman Tuhan; itu berarti mereka memiliki pengetahuan yang nyata akan firman Tuhan dan pemahaman sejati akan kebenaran. Ketika orang memiliki hidup yang baru ini dalam diri mereka, cara mereka hidup dibangun di atas dasar firman Tuhan sebagai kebenaran, dan mereka sedang hidup dalam alam kebenaran. Hidup manusia adalah tentang mengetahui dan mengalami kebenaran, dan dengan hal ini sebagai fondasinya, tidak melampaui ruang lingkup itu; inilah hidup yang dimaksud ketika membicarakan tentang mendapatkan hidup kebenaran. Untuk engkau hidup dengan kebenaran sebagai hidupmu, itu bukan berarti bahwa hidup kebenaran itu ada dalam dirimu, juga bukan berarti jika engkau memiliki kebenaran sebagai hidupmu, engkau menjadi kebenaran, dan kehidupan batinmu menjadi hidup kebenaran; apalagi menganggap bahwa dirimu adalah hidup kebenaran. Pada akhirnya, hidupmu tetaplah hidup seorang manusia. Hanya saja, seorang manusia itu dapat hidup berdasarkan firman Tuhan, memiliki pengetahuan akan kebenaran, dan memahaminya secara mendalam; pemahaman ini tidak dapat diambil dari dirimu. Engkau mengalami dan memahami hal-hal ini sepenuhnya, merasa bahwa semua itu sangat baik dan berharga, dan engkau mulai menerimanya sebagai dasar bagi hidupmu; selain itu, engkau hidup dengan bergantung pada hal-hal ini, dan tak seorang pun yang dapat mengubahnya: jadi, inilah hidupmu. Artinya, hidupmu hanya berisi hal-hal ini—pemahaman, pengalaman, dan wawasan tentang kebenaran—dan apa pun yang kaulakukan, engkau akan mendasarkan cara hidupmu berdasarkan hal-hal ini, dan engkau tidak akan melampaui ruang lingkup ini atau melewati batas-batas ini; inilah tepatnya jenis kehidupan yang akan engkau miliki. Tujuan utama pekerjaan Tuhan adalah agar manusia memiliki kehidupan yang seperti ini. Sebaik apa pun orang memahami kebenaran, esensi mereka tetap adalah esensi manusia, dan sama sekali tidak dapat dibandingkan dengan esensi Tuhan. Karena pengalaman mereka akan kebenaran berlangsung terus-menerus, tidaklah mungkin bagi mereka untuk sepenuhnya hidup dalam kebenaran; mereka hanya dapat hidup dalam sedikit kebenaran yang sangat terbatas yang mampu diperoleh manusia. Lalu, bagaimana mungkin mereka berubah menjadi Tuhan? ... Jika engkau memiliki sedikit pengalaman dengan firman Tuhan, dan hidup berdasarkan pada pemahamanmu akan kebenaran, maka firman Tuhan menjadi hidupmu. Namun, engkau tetap tidak dapat mengatakan bahwa kebenaran adalah hidupmu atau bahwa apa yang kauungkapkan adalah kebenaran; jika itu adalah pendapatmu, engkau keliru. Jika engkau memiliki pengalaman tertentu dengan satu aspek kebenaran, dapatkah ini merepresentasikan kebenaran? Hal itu sama sekali tidak dapat merepresentasikan kebenaran. Dapatkah engkau menjelaskan kebenaran secara menyeluruh? Engkau benar-benar tidak bisa. Dapatkah engkau menemukan watak Tuhan dari kebenaran? Dapatkah engkau menemukan esensi Tuhan? Engkau tidak bisa. Pengalaman kebenaran setiap orang hanyalah satu aspek dan satu cakupan; dengan mengalaminya dalam lingkup terbatasmu sendiri, engkau tidak dapat menyentuh seluruh kebenaran. Dapatkah orang hidup dalam makna asli kebenaran? Seberapa banyak pengalamanmu yang sedikit itu? Sebutir pasir di pantai, setetes air di lautan. Karena itu, tidak peduli betapa berharganya pemahaman dan perasaanmu dari pengalamanmu, walaupun semua itu benar-benar tak ternilai—itu tidak dapat dianggap sebagai kebenaran. Sumber kebenaran dan makna kebenaran mencakup bidang yang sangat luas. Tidak ada yang dapat membantahnya. Ada orang-orang yang berkata, "Apakah pengetahuanku tentang pengalaman tidak akan pernah bertentangan?" Tentu saja tidak. Pemahaman yang benar yang berasal dari pengalamanmu akan firman Tuhan adalah sesuai dengan kebenaran—bagaimana mungkin hal itu bertentangan? Kebenaran bisa menjadi hidupmu di lingkungan mana pun. Kebenaran dapat memberimu jalan, dan memungkinkanmu untuk bertahan hidup. Namun, hal-hal yang dimiliki orang dan terang yang telah mereka peroleh hanya cocok untuk diri mereka sendiri atau untuk orang lain dalam ruang lingkup tertentu, tetapi tidak akan cocok dalam ruang lingkup yang berbeda. Sedalam apa pun pengalaman seseorang, itu tetap sangat terbatas, dan pengalaman mereka tidak akan pernah mencapai ruang lingkup kebenaran. Terang seseorang dan pemahaman seseorang tidak pernah dapat dibandingkan dengan kebenaran.

Dikutip dari "Orang Beriman Pertama-tama Perlu Memahami yang Sebenarnya Mengenai Tren Kejahatan di Dunia" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 378

Jika engkau ingin mengamalkan kebenaran, dan jika engkau ingin memahaminya, pertama-tama engkau harus memahami esensi kesulitan yang engkau hadapi dan hal-hal yang terjadi di sekitarmu, apa masalahnya dengan persoalan-persoalan ini, juga aspek kebenaran apa yang berkaitan dengannya. Engkau harus mencari hal-hal ini, dan setelah itu, engkau harus mencari kebenaran berdasarkan kesulitanmu yang nyata. Dengan cara itu engkau secara bertahap akan mendapat pengalaman, engkau akan mampu melihat tangan Tuhan di dalam segala sesuatu yang terjadi padamu, dan apa yang Dia mau engkau lakukan dan hasil yang ingin Dia capai dalam dirimu. Mungkin engkau tidak pernah merasa bahwa apa pun yang terjadi padamu berkaitan dengan kebenaran dan kepercayaanmu kepada Tuhan, dan engkau hanya berkata kepada dirimu sendiri, "Aku punya cara sendiri untuk menangani hal ini; Aku tidak perlu kebenaran atau firman Tuhan. Ketika aku menghadiri pertemuan, atau ketika aku membaca firman Tuhan, atau ketika aku melakukan tugasku, aku akan memeriksa diriku berdasarkan kebenaran dan firman Tuhan." Jika hal sehari-hari yang terjadi dalam hidupmu—segala hal yang berhubungan dengan keluarga, pekerjaan, pernikahan, dan masa depanmu—jika engkau merasa berbagai hal tersebut tidak ada hubungannya dengan kebenaran, dan engkau menyelesaikan semua itu menggunakan cara-cara manusia, jika seperti itu yang kaualami, maka engkau tidak akan pernah memperoleh kebenaran; engkau tidak akan pernah mengerti apa sebenarnya yang Tuhan ingin engkau lakukan atau hasil yang Dia ingin engkau capai. Mengejar kebenaran adalah proses yang panjang. Ada sisi sederhana dan ada sisi kompleks dalam mengejar kebenaran. Sederhananya, kita harus mencari kebenaran dan mengamalkan serta mengalami firman Tuhan dalam apa pun yang terjadi di sekitar kita. Begitu engkau mulai melakukannya, engkau akan semakin melihat betapa banyak kebenaran yang seharusnya engkau dapatkan dan kejar dalam kepercayaanmu kepada Tuhan dan bahwa kebenaran sungguh nyata dan kebenaran adalah kehidupan. Tidak benar bahwa hanya mereka yang melayani Tuhan dan para pemimpin gereja yang perlu melakukan segala sesuatu sesuai dengan kebenaran, sementara para pengikut biasa tidak; jika seperti itu, maka tidak akan ada makna penting di dalam firman yang diungkapkan oleh Tuhan. Sekarang, sudahkah engkau semua memiliki jalan untuk mengejar kebenaran? Apa hal pertama yang harus diperhatikan sewaktu mengejar kebenaran? Yang pertama sekali, engkau harus meluangkan lebih banyak waktu untuk makan dan minum firman Tuhan dan mendengarkan persekutuan. Ketika engkau menghadapi suatu masalah, berdoalah dan carilah lebih lagi. Ketika engkau semua telah memperlengkapi dirimu dengan lebih banyak kebenaran, dan telah memperoleh jalan masuk kehidupan, serta memiliki tingkat pertumbuhan, engkau akan mampu melakukan sesuatu yang nyata, mengerjakan suatu pekerjaan kecil, dan selanjutnya akan berhasil melewati ujian dan pencobaan. Pada waktu itu, engkau semua akan merasa bahwa engkau telah sungguh-sungguh mengerti dan memperoleh beberapa kebenaran, dan engkau akan merasa bahwa firman yang diucapkan Tuhan itulah yang manusia butuhkan, dan yang harus mereka peroleh, dan bahwa inilah satu-satunya kebenaran di dunia yang dapat memberi hidup kepada manusia.

Dikutip dari "Makna Penting Mengejar Kebenaran dan Jalan untuk Mengejarnya" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 379

Banyak orang pernah mengatakan ini sebelumnya: "Aku memahami semua kebenaran, hanya saja aku tidak mampu menerapkannya." Kalimat ini mengungkapkan akar masalahnya, yang juga merupakan sebuah masalah dalam natur manusia. Jika natur seseorang membenci kebenaran, mereka tidak akan pernah menerapkan kebenaran. Mereka yang membenci kebenaran pasti akan menyimpan keinginan yang berlebihan dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan; apa pun yang mereka lakukan, niat mereka sendiri selalu ada di dalamnya. Misalnya, ada orang yang telah mengalami penganiayaan dan tidak bisa pulang, merindukan hal berikut: "Aku tidak bisa pulang sekarang. Namun suatu hari nanti, Tuhan akan memberiku rumah yang lebih baik. Dia tidak akan membuatku menderita dengan sia-sia." Atau mereka berpikir, "Tuhan akan memberiku makanan untuk dimakan di mana pun aku tinggal. Tuhan tidak akan membawaku ke jalan buntu. Jika Dia melakukannya, Dia pasti telah melakukan kesalahan." Bukankah orang-orang memiliki pemikiran ini di dalam diri mereka? Ada orang-orang yang berpikir, "Aku mengorbankan diri begitu banyak bagi Tuhan, jadi tidak seharusnya Dia menyerahkanku ke tangan penguasa yang saat ini berkuasa. Aku telah meninggalkan banyak hal dan aku dengan sungguh-sungguh mengejar kebenaran, jadi sudah sepantasnya Tuhan memberkatiku; kami sangat menanti-nantikan datangnya hari Tuhan, jadi hari Tuhan harus segera tiba, dan Dia harus membuat keinginan kami menjadi kenyataan." Orang selalu mengajukan tuntutan yang berlebihan kepada Tuhan di dalam diri mereka, dan mereka berpikir: kami telah melakukan ini, jadi sudah sepantasnya Tuhan melakukan ini dan itu; kami telah membuat beberapa prestasi, jadi Tuhan harus memberi kami upah dan memberi kami berkat atau lainnya. Ada juga orang-orang yang, ketika mereka melihat orang lain meninggalkan keluarga mereka dan mengorbankan diri mereka untuk Tuhan dengan cara yang santai, merasa sedih dan berpikir: "Orang lain telah meninggalkan rumah mereka sejak lama. Bagaimana mereka dapat mengatasinya? Mengapa aku tidak pernah bisa mengatasinya? Mengapa aku tidak pernah mampu melepaskan keluarga dan anak-anakku? Mengapa Tuhan baik kepada mereka tetapi tidak kepadaku? Mengapa Roh Kudus tidak menganugerahkan kasih karunia kepadaku? Mengapa Tuhan tidak bersamaku?" Keadaan apakah ini? Orang sangat tidak masuk akal. Mereka tidak menerapkan kebenaran; sebaliknya, mereka mengeluh tentang Tuhan. Mereka tidak melakukan upaya subjektif mereka ataupun mencapai apa yang seharusnya mereka capai secara subjektif. Mereka telah menyerah pada pilihan yang seharusnya mereka buat secara subjektif dan jalan yang harus mereka tempuh. Mereka selalu menuntut agar Tuhan melakukan ini atau itu, dan ingin Tuhan secara membabi buta bersikap baik kepada mereka, secara membabi buta menganugerahi mereka, membimbing mereka, dan memberi mereka kesenangan. Mereka berpikir, "Aku telah meninggalkan rumahku, aku telah meninggalkan begitu banyak hal, aku melaksanakan tugasku dan aku telah sangat menderita. Karena itu, Tuhan seharusnya memberkatiku, membuatku tidak merindukan rumah, memberiku tekad untuk meninggalkan keluargaku, dan membuatku lebih kuat. Mengapa aku begitu lemah? Mengapa orang lain begitu kuat? Tuhan seharusnya membuatku kuat." "Orang lain bisa pulang; mengapa aku dianiaya dan tidak bisa pulang? Tuhan tidak menunjukkan kasih karunia kepadaku." Apa yang orang-orang ini katakan benar-benar tidak masuk akal, dan lebih dari itu, tidak mengandung kebenaran sama sekali. Bagaimana keluhan orang muncul? Keluhan adalah hal-hal yang diungkapkan dari dalam diri manusia dan semuanya merepresentasikan natur manusia. Jika manusia tidak menyingkirkan hal-hal di dalam dirinya ini, sebesar apa pun tingkat pertumbuhanmu, sebanyak apa pun kebenaran yang kaupahami, engkau tidak akan pernah memiliki jaminan bahwa engkau akan dapat tetap berdiri. Akan ada kemungkinan bagimu untuk menghujat Tuhan dan mengkhianati Dia serta meninggalkan jalan yang benar kapan pun dan di mana pun. Ini adalah sesuatu yang bisa terjadi dengan sangat mudah. Apakah engkau semua memahaminya dengan jelas sekarang? Orang harus memahami dan menguasai apa yang dapat diungkapkan oleh natur mereka kapan saja; mereka harus menangani masalah ini dengan hati-hati. Mereka yang memiliki pemahaman yang relatif baik akan kebenaran, terkadang, sedikit menyadari hal ini. Ketika mereka menemukan suatu masalah, mereka dapat melakukan perenungan dan introspeksi yang mendalam. Namun terkadang, mereka tidak menyadari masalah tersebut, jadi tidak ada yang dapat mereka lakukan. Mereka kemudian hanya bisa menunggu Tuhan untuk mengungkapkan kepada mereka atau mengungkapkan fakta kepada mereka. Terkadang orang yang bodoh sadar akan hal-hal ini, tetapi mereka bersikap lunak pada diri mereka sendiri, dengan berkata, "Semua orang seperti ini, jadi itu tidak berarti apa pun. Tuhan akan mengampuniku; Dia tidak akan mengingatnya. Ini normal." Apa yang seharusnya orang pilih dan apa yang seharusnya mereka lakukan tidak mereka lakukan atau capai. Mereka semua bingung, sangat lamban, dan mereka sangat bergantung, bahkan terlibat dalam pemikiran liar. "Jika Tuhan mengubah kita sepenuhnya suatu hari nanti, kita tidak akan lamban lagi. Kita kemudian bisa berjalan maju dengan benar. Tuhan tidak perlu terlalu memikirkan kita." Engkau harus melihat dengan jelas sekarang. Engkau harus membuat pilihanmu sendiri mengenai jalan yang akan kautempuh; pilihan yang dibuat setiap orang sangatlah penting. Engkau dapat mendeteksi hal ini, jadi seberapa kuat engkau dalam hal melatih pengendalian diri? Seberapa kuat engkau saat harus menyangkal diri? Ini adalah prasyarat untuk menerapkan kebenaran dan unsur kunci. Setiap kali engkau menghadapi suatu masalah, jika itu adalah situasi di mana engkau menyadari bagaimana melakukannya sesuai dengan kebenaran, engkau akan tahu bagaimana bertindak hanya jika engkau jelas tentang pilihan apa yang harus kauambil dan apa yang harus kauterapkan. Jika engkau dapat membedakan apa yang benar dan salah dalam keadaanmu sendiri tetapi belum sepenuhnya jelas tentang hal itu, dan hanya meneruskannya dengan caramu yang bingung, engkau tidak akan pernah membuat kemajuan apa pun atau mengalami terobosan. Jika engkau tidak serius tentang jalan masukmu ke dalam kehidupan, engkau hanya menahan dirimu, dan ini hanya dapat membuktikan bahwa engkau tidak mencintai kebenaran.

Dikutip dari "Hanya dengan Memahami Keadaanmu Sendiri, Engkau Dapat Memulai di Jalur yang Benar" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 380

Mereka yang mampu menerapkan kebenaran dapat menerima pemeriksaan Tuhan ketika melakukan segala sesuatu. Ketika engkau menerima pemeriksaan Tuhan, hatimu menjadi lurus. Jika engkau hanya melakukan hal-hal agar dilihat orang lain, dan tidak menerima pemeriksaan Tuhan, apakah Tuhan masih ada di dalam hatimu? Orang-orang semacam ini tidak menghormati Tuhan. Jangan selalu melakukan segala sesuatu demi kepentinganmu sendiri dan jangan selalu mempertimbangkan kepentinganmu sendiri; jangan memikirkan status, gengsi, atau reputasimu sendiri. Juga jangan mempertimbangkan kepentingan manusia. Engkau harus terlebih dahulu memikirkan kepentingan rumah Tuhan, dan menjadikannya prioritas utamamu. Engkau harus mempertimbangkan kehendak Tuhan dan mulailah dengan merenungkan apakah engkau murni atau tidak dalam memenuhi tugasmu, apakah engkau telah berusaha sekuatmu untuk setia, melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan tanggung jawabmu, dan mengerahkan seluruh tenagamu atau tidak, serta apakah engkau telah dengan sepenuh hati memikirkan tugasmu dan pekerjaan rumah Tuhan atau tidak. Engkau harus memikirkan hal-hal ini. Renungkanlah hal-hal ini sesering mungkin, maka akan menjadi lebih mudah bagimu untuk melaksanakan tugasmu dengan baik. Jika kualitasmu buruk, pengalamanmu dangkal, atau engkau tidak cakap dalam pekerjaanmu, berarti mungkin ada beberapa kesalahan atau kekurangan dalam pekerjaanmu, dan hasilnya mungkin tidak terlalu baik—tetapi engkau telah mengerahkan upayamu yang terbaik. Ketika engkau tidak memikirkan keinginanmu sendiri yang egois atau mempertimbangkan kepentinganmu sendiri dalam hal-hal yang kaulakukan, dan sebaliknya terus-menerus mempertimbangkan pekerjaan rumah Tuhan, mengingat kepentingan rumah Tuhan, dan melaksanakan tugasmu dengan baik, maka engkau akan mengumpulkan perbuatan baik di hadapan Tuhan. Orang yang melakukan perbuatan baik ini adalah orang yang memiliki kebenaran kenyataan; dengan demikian, mereka telah menjadi kesaksian. Jika engkau selalu hidup menurut daging, selalu memuaskan keinginan egoismu sendiri, orang semacam ini tidak memiliki kebenaran kenyataan; ini adalah tanda tidak menghormati Tuhan. Engkau berkata, "Aku belum melakukan apa-apa; bagaimana aku bisa mempermalukan Tuhan?" Dalam pemikiran dan gagasanmu, dalam niat, tujuan, dan motif di balik tindakanmu, dan dalam akibat dari apa yang telah engkau lakukan—dalam segala hal engkau memuaskan Iblis, menjadi bahan tertawaannya, dan membiarkannya mendapatkan sesuatu pada dirimu. Engkau sedikit pun tidak memiliki kesaksian yang seharusnya kaumiliki sebagai seorang Kristen. Engkau tidak menghormati nama Tuhan dalam segala hal, dan engkau tidak memiliki kesaksian yang tulus. Apakah Tuhan akan mengingat hal-hal yang telah engkau lakukan? Pada akhirnya, kesimpulan apa yang akan Tuhan ambil tentang tindakanmu dan tugas yang engkau lakukan? Bukankah harus ada sesuatu yang timbul dari situ, semacam pernyataan? Dalam Alkitab, Tuhan Yesus berkata: "Banyak orang akan berkata kepada-Ku pada hari itu, Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat atas nama-Mu? Dan atas nama-Mu telah mengusir setan? Dan atas nama-Mu melakukan banyak pekerjaan luar biasa? Dan kemudian Aku akan menyatakan kepada mereka, Aku tidak pernah mengenal engkau semua: pergilah dari-Ku, engkau semua yang melakukan kejahatan." Mengapa Tuhan Yesus mengatakan ini? Mengapa mereka yang menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan atas nama Tuhan, yang melakukan perjalanan untuk berkhotbah atas nama Tuhan, menjadi pelaku kejahatan? Siapa pelaku kejahatan ini? Apakah mereka orang yang tidak percaya kepada Tuhan? Mereka semua percaya kepada Tuhan dan mengikuti Tuhan. Mereka juga menyerahkan segalanya bagi Tuhan, mengorbankan diri mereka demi Tuhan, dan melakukan tugas mereka. Namun, dalam melakukan tugas mereka, mereka tidak memiliki pengabdian dan kesaksian, sehingga hal itu menjadi melakukan kejahatan. Inilah sebabnya Tuhan Yesus berkata: "Pergilah dari-Ku, engkau semua yang melakukan kejahatan."

Standar apa yang digunakan untuk menilai apakah perbuatan seseorang itu baik atau buruk? Itu tergantung pada apakah engkau, dalam pemikiran, ungkapan, dan tindakanmu, memiliki kesaksian dalam hal menerapkan kebenaran dan hidup dalam kebenaran kenyataan atau tidak. Jika engkau tidak memiliki kenyataan ini atau tidak hidup di dalamnya, engkau pastilah seorang pelaku kejahatan. Bagaimana Tuhan memandang pelaku kejahatan? Pemikiran dan tindakan lahiriahmu tidak menjadi kesaksian untuk Tuhan, juga tidak mempermalukan atau mengalahkan Iblis; sebaliknya, pemikiran dan tindakan lahiriahmu mempermalukan Tuhan, dan penuh dengan tanda-tanda yang menyebabkan Tuhan menjadi malu. Engkau tidak bersaksi bagi Tuhan, tidak mengorbankan dirimu untuk Tuhan, engkau juga tidak memenuhi tanggung jawab dan kewajibanmu kepada Tuhan; sebaliknya, engkau bertindak demi kepentinganmu sendiri. Apa arti dari "demi kepentinganmu sendiri"? Demi Iblis. Karena itu, pada akhirnya, Tuhan akan berkata, "Pergilah daripada-Ku, engkau yang melakukan kejahatan." Di mata Tuhan, engkau belum melakukan perbuatan baik, tetapi sebaliknya, perilakumu telah berubah menjadi jahat. Engkau tidak akan diberi upah dan Tuhan tidak akan mengingatmu. Bukankah ini sama sekali sia-sia? Bagi masing-masing darimu yang sedang melaksanakan tugasmu, sedalam apa pun engkau memahami kebenaran, jika engkau ingin memasuki kebenaran kenyataan, cara paling sederhana untuk melakukannya adalah dengan memikirkan kepentingan rumah Tuhan dalam segala sesuatu yang kaulakukan, serta melepaskan keinginanmu yang egois, maksud, motif, gengsi, dan statusmu sendiri. Prioritaskan kepentingan rumah Tuhan—inilah setidaknya yang harus kaulakukan. Jika orang yang sedang melakukan tugasnya bahkan tidak bisa berbuat sebanyak ini, lalu bagaimana mungkin dia bisa disebut menunaikan tugasnya? Ini bukanlah menunaikan tugas. Engkau pertama-tama harus mempertimbangkan kepentingan rumah Tuhan, mempertimbangkan kepentingan Tuhan sendiri, dan mempertimbangkan pekerjaan-Nya, serta menempatkan pertimbangan ini sebagai yang pertama dan terutama; baru setelah itulah engkau dapat memikirkan stabilitas dari kedudukanmu atau bagaimana orang lain memandangmu. Apakah engkau semua tidak merasa bahwa agak lebih mudah apabila engkau membagi ini ke dalam langkah-langkah dan melakukan beberapa kompromi? Jika engkau melakukan hal ini selama beberapa waktu, engkau akan mulai merasa bahwa memuaskan Tuhan tidaklah sulit. Selain itu, jika engkau dapat memenuhi tanggung jawabmu, melakukan kewajiban dan tugasmu, mengesampingkan keinginanmu yang egois, mengesampingkan niat dan motifmu sendiri, memiliki pertimbangan terhadap kehendak Tuhan, dan mengutamakan kepentingan Tuhan dan rumah-Nya, maka setelah mengalami hal ini selama beberapa saat, engkau akan merasa bahwa ini adalah cara yang baik untuk hidup. Ini adalah menjalani hidup dengan jujur dan tulus, tanpa menjadi orang yang tercela atau tak berguna, dan hidup secara adil dan terhormat, bukan berpikiran sempit atau jahat; engkau akan merasa bahwa inilah cara seseorang harus hidup dan bertindak. Lambat laun, keinginan di dalam hatimu untuk memuaskan kepentinganmu sendiri akan berkurang.

Dikutip dari "Serahkanlah Hatimu yang Sejati kepada Tuhan, maka Engkau Dapat Memperoleh Kebenaran" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 381

Kebanyakan orang memberikan penekanan khusus pada perilaku dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan, sebagai akibatnya terjadi perubahan tertentu dalam perilaku mereka. Setelah mereka mulai percaya kepada Tuhan, mereka berhenti bersengketa dengan orang lain, mereka berhenti menghina dan bertengkar dengan orang, mereka berhenti merokok dan mabuk-mabukan, dan berhenti mencuri properti milik umum—apakah itu hanya sebuah paku atau kayu—dan bahkan mereka tidak lagi pergi ke pengadilan setiap kali mereka menderita kerugian atau diperlakukan tidak adil. Tidak diragukan, mereka memang mengalami beberapa perubahan perilaku. Karena, begitu mereka percaya kepada Tuhan, menerima jalan yang benar membuat manusia merasa sangat baik, dan karena mereka juga sekarang telah merasakan kasih karunia oleh pekerjaan Roh Kudus, mereka menjadi sangat bersemangat, dan bahkan tidak ada satu pun yang tidak bisa mereka tinggalkan atau tidak bisa mereka pikul. Meskipun demikian, setelah percaya selama tiga, lima, sepuluh, atau tiga puluh tahun, karena tidak ada perubahan dalam watak hidup mereka, pada akhirnya, mereka kembali jatuh lagi ke jalan-jalan mereka yang lama; kecongkakan dan keangkuhan mereka semakin terasa, mereka mulai bersaing untuk memperebutkan kekuasaan dan keuntungan, mereka mengingini uang gereja, mereka melakukan apa saja yang memuaskan kepentingan mereka, mereka menginginkan status dan kesenangan, dan mereka telah menjadi parasit di rumah Tuhan. Secara khusus, kebanyakan mereka yang melayani sebagai pemimpin ditinggalkan orang-orang. Dan fakta ini membuktikan apa? Perubahan yang hanya berkaitan dengan perilaku tidak akan bertahan; jika tidak ada perubahan dalam watak kehidupan seseorang, maka cepat atau lambat, sisi jahatnya akan tampak dengan sendirinya. Karena sumber perubahan dalam perilaku mereka adalah semangat, diikuti oleh sedikit pekerjaan Roh Kudus pada saat itu, sangat mudah bagi mereka untuk menjadi bersemangat, atau menunjukkan kebaikan pada suatu waktu. Seperti yang dikatakan orang tidak percaya, "Melakukan satu perbuatan baik itu mudah, yang sulit adalah melakukan perbuatan baik seumur hidup." Manusia tidak mampu melakukan perbuatan baik seumur hidup mereka. Perilaku mereka diarahkan oleh kehidupan, apa pun kehidupan mereka, begitu juga perilaku mereka dan hanya apa yang dinyatakan secara alamilah yang merepresentasikan kehidupan dan sifat seseorang. Hal-hal yang palsu tidak akan bertahan. Ketika Tuhan bekerja untuk menyelamatkan manusia, itu bukanlah untuk menghiasi manusia dengan sikap baik—pekerjaan Tuhan adalah untuk mengubah watak manusia, membuat mereka lahir kembali menjadi manusia baru. Oleh karena itu, penghakiman, hajaran, ujian, dan pemurnian Tuhan terhadap manusia semuanya bertujuan untuk mengubah wataknya, sehingga ia mencapai ketaatan dan kesetiaan mutlak kepada Tuhan, dan menyembah Tuhan secara normal. Inilah tujuan pekerjaan Tuhan. Memiliki sikap baik tidak sama dengan menaati Tuhan, apalagi menjadi serupa dengan Kristus. Perubahan dalam perilaku didasarkan pada doktrin dan lahir dari semangat—bukan didasarkan pada pengetahuan sejati akan Tuhan, atau akan kebenaran, dan perubahan itu tidak berdasar pada bimbingan Roh Kudus. Walau ada waktu-waktu di mana sebagian dari apa yang manusia lakukan diarahkan oleh Roh Kudus, ini bukanlah ungkapan kehidupan, apalagi dianggap sama dengan mengenal Tuhan, tidak peduli seberapa baik perilaku seseorang, hal itu tidak membuktikan mereka menaati Tuhan atau mereka melakukan kebenaran. Perubahan perilaku hanyalah ilusi sementara; itu hanyalah perwujudan dari semangat. Itu tidak bisa dianggap sebagai ungkapan kehidupan.

Dikutip dari "Perbedaan antara Perubahan Lahiriah dan Perubahan Watak" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 382

Orang bisa berperilaku baik, tetapi itu tidak selalu berarti bahwa mereka memiliki kebenaran. Memiliki semangat hanya bisa membuat mereka menaati doktrin dan mengikuti aturan; orang-orang yang tidak memiliki kebenaran tidak mungkin dapat menyelesaikan masalah-masalah yang esensial, dan doktrin juga tidak dapat menggantikan posisi kebenaran. Orang-orang yang telah mengalami perubahan dalam watak mereka berbeda; mereka telah memahami kebenaran, mereka memahami semua masalah, mereka tahu cara bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan, cara bertindak sesuai dengan kebenaran prinsip, dan cara bertindak agar menyenangkan Tuhan, dan mereka memahami sifat dari kerusakan yang mereka perlihatkan. Ketika ide-ide dan gagasan mereka sendiri disingkapkan, mereka mampu bersikap arif dan meninggalkan daging. Demikianlah perubahan dalam watak itu disingkapkan. Hal yang utama mengenai orang yang telah mengalami perubahan watak adalah bahwa mereka telah dapat dengan jelas memahami kebenaran, dan ketika melakukan sesuatu, mereka melakukan kebenaran dengan cukup akurat dan mereka tidak sering memperlihatkan kerusakan. Secara umum, mereka yang wataknya telah berubah tampak sangat berakal sehat dan arif, dan karena pemahaman mereka akan kebenaran, mereka tidak memperlihatkan terlalu banyak sikap yang membenarkan diri sendiri atau kecongkakan. Mereka dapat melihat dan memahami di balik banyak dari kerusakan yang telah disingkapkan di dalam diri mereka, sehingga mereka tidak menjadi congkak. Mereka mampu memiliki pemahaman yang terukur tentang di mana kedudukan manusia, tentang cara berperilaku yang pantas, tentang cara menjadi taat, tentang apa yang harus dikatakan dan apa yang tidak boleh dikatakan, dan tentang apa yang harus dikatakan serta apa yang harus dilakukan dan kepada siapa itu dikatakan dan dilakukan. Inilah sebabnya dikatakan bahwa orang-orang seperti ini cukup berakal sehat. Mereka yang telah mengalami perubahan dalam watak mereka benar-benar hidup dalam keserupaan dengan manusia, dan mereka memiliki kebenaran. Mereka selalu mampu berbicara dan melihat berbagai hal sesuai dengan kebenaran, dan mereka berprinsip dalam segala sesuatu yang mereka lakukan; mereka tidak tunduk pada pengaruh orang, perkara, atau apa pun dan mereka semua memiliki pandangan mereka sendiri dan dapat mempertahankan kebenaran prinsip. Watak mereka relatif stabil, mereka tidak terombang-ambing, dan apa pun keadaan yang mereka hadapi, mereka mengerti cara melakukan tugas-tugas mereka dengan benar dan cara berperilaku untuk kepuasan Tuhan. Mereka yang wataknya benar-benar telah berubah tidak memusatkan perhatian pada apa yang harus dilakukan untuk membuat diri mereka tampak baik pada tingkat lahiriah—mereka telah mendapatkan kejelasan batin tentang apa yang harus dilakukan untuk menyenangkan Tuhan. Oleh karena itu, secara lahiriah, mereka mungkin tidak tampak menjadi begitu antusias atau telah melakukan sesuatu yang sangat hebat, tetapi segala sesuatu yang mereka lakukan bermakna, bernilai, dan membuahkan hasil yang nyata. Mereka yang wataknya telah berubah pasti memiliki banyak kebenaran, dan ini dapat ditegaskan melalui cara pandang mereka tentang berbagai hal dan tindakan mereka yang berprinsip. Mereka yang tidak memiliki kebenaran sama sekali belum mencapai perubahan apa pun dalam watak. Perubahan watak bukan berarti memiliki kemanusiaan yang telah matang dan berpengalaman; ini terutama merujuk pada kondisi ketika beberapa dari racun-racun iblis di dalam natur seseorang berubah sebagai hasil dari memperoleh pengenalan akan Tuhan dan pemahaman tentang kebenaran. Dengan kata lain, racun-racun Iblis itu ditahirkan, dan kebenaran yang disingkapkan oleh Tuhan berakar dalam diri orang-orang semacam itu, menjadi hidup mereka, dan menjadi satu-satunya dasar dari keberadaan mereka. Baru setelah itulah mereka menjadi manusia baru, dan karena itu, mengalami perubahan watak. Perubahan watak bukan berarti bahwa watak lahiriah orang menjadi lebih lembut daripada sebelumnya, bahwa mereka dahulu congkak tetapi sekarang dapat berkomunikasi dengan pantas, atau mereka dahulu tidak mau mendengarkan siapa pun tetapi sekarang dapat mendengarkan orang lain; perubahan-perubahan lahiriah semacam ini tidak dapat dikatakan sebagai perubahan watak. Tentu saja perubahan watak memang mencakup keadaan dan pengungkapan seperti itu, tetapi bahan yang paling penting adalah bahwa secara batin, hidup mereka telah berubah. Kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan benar-benar menjadi kehidupan mereka sendiri, racun iblis di dalamnya telah disingkirkan, dan berbagai cara pandang mereka telah berubah sepenuhnya—dan tak seorang pun di antara mereka yang sejalan dengan cara pandang dunia. Orang-orang ini dapat melihat rencana jahat dan racun si naga merah besar dengan jelas sebagaimana adanya; mereka telah memahami esensi sejati kehidupan. Jadi, nilai-nilai kehidupan mereka telah berubah, dan inilah jenis perubahan yang paling mendasar, serta esensi dari perubahan watak.

Dikutip dari "Perbedaan antara Perubahan Lahiriah dan Perubahan Watak" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 383

Perubahan dalam watak seseorang bukanlah perubahan dalam perilakunya, juga bukan perubahan lahiriah yang dibuat-buat atau perubahan sementara karena semangat; sebaliknya, ini adalah perubahan watak yang sejati yang memunculkan perubahan dalam perilaku. Perubahan perilaku seperti itu tidak sama dengan perubahan yang terlihat dalam perilaku dan tindakan lahiriah seseorang. Perubahan watak berarti engkau telah memahami dan mengalami kebenaran, dan kebenaran telah menjadi hidupmu. Di masa lalu, engkau memahami kebenaran tentang masalah ini, tetapi engkau tidak mampu menerapkan kebenaran tersebut; kebenaran hanyalah sebuah doktrin bagimu yang tidak melekat. Sekarang setelah watakmu berubah, engkau tidak hanya memahami kebenaran, tetapi engkau juga melakukan penerapan sesuai dengan kebenaran tersebut. Sekarang engkau dapat melepaskan hal-hal yang engkau sukai di masa lalu, hal-hal yang dahulu bersedia engkau lakukan, juga imajinasimu, dan gagasanmu. Engkau sekarang mampu melepaskan hal-hal yang sebelumnya tidak dapat engkau lepaskan. Inilah perubahan watak, dan inilah juga proses mengubah watakmu. Mungkin kedengarannya cukup sederhana, tetapi sebenarnya, seseorang yang berada di tengah proses ini pasti mengalami banyak kesukaran, harus mengalahkan tubuhnya, dan harus meninggalkan aspek kedagingan yang merupakan bagian dari naturnya. Orang semacam itu juga harus menjalani penanganan dan pemangkasan, hajaran dan penghakiman, serta ujian dan pemurnian. Setelah mengalami semua ini, barulah orang dapat sedikit memahami naturnya sendiri. Namun, setelah memiliki sedikit pemahaman tentang naturnya, bukan berarti bahwa orang dapat langsung berubah; orang harus menanggung kesukaran selama prosesnya. Demikian pula, dapatkah engkau langsung menerapkan kebenaran begitu mendapatkan sedikit pemahaman tentang suatu perkara? Engkau tidak dapat mulai dengan segera menerapkannya. Sementara engkau memiliki pemahaman, orang lain memangkasmu dan menanganimu, dan kemudian lingkungan mendesakmu, memaksamu untuk bertindak sesuai dengan kebenaran prinsip. Terkadang, orang tidak mau melalui semua ini, dengan mengatakan, "Mengapa aku tidak boleh melakukannya seperti itu? Apakah aku harus melakukannya dengan cara seperti ini?" Orang lain berkata, "Jika engkau percaya kepada Tuhan, engkau harus melakukannya dengan cara seperti ini. Melakukan seperti ini sesuai dengan kebenaran." Pada saat orang mencapai titik tertentu di mana mereka telah mengalami beberapa ujian dan akhirnya memahami kehendak Tuhan dan beberapa kebenaran, mereka akan merasa cukup senang dan bersedia bertindak sesuai dengan kebenaran prinsip. Manusia pada mulanya enggan menerapkan kebenaran. Sebagai contoh, melaksanakan tugas seseorang dengan taat: engkau memahami tentang pelaksanaan tugasmu dan ketaatanmu kepada Tuhan, dan engkau juga memahami kebenaran yang terkait, tetapi kapankah engkau akan dapat sepenuhnya taat kepada Tuhan? Kapankah engkau dapat melaksanakan tugasmu dalam nama dan dalam perbuatan? Ini akan membutuhkan proses. Selama proses ini, engkau bisa saja mengalami banyak kesulitan. Beberapa orang mungkin menanganimu, dan yang lain mungkin mengkritikmu. Mata setiap orang akan tertuju kepadamu, dan baru setelah itulah, engkau akan mulai menyadari bahwa engkau di pihak yang salah dan bahwa engkau adalah orang yang telah melakukan tugasmu dengan buruk, bahwa kurangnya pengabdian dalam melakukan tugasmu tidaklah bisa diterima, dan bahwa engkau tidak boleh ceroboh atau asal-asalan. Roh Kudus akan mencerahkanmu dari dalam dan menegurmu ketika engkau melakukan kesalahan. Selama proses ini, engkau akan memahami beberapa hal tentang dirimu sendiri dan akan mengetahui bahwa engkau terlalu kotor. Engkau memendam terlalu banyak motif pribadi, dan terlalu banyak keinginan tidak wajar dalam melaksanakan tugasmu. Setelah engkau memahami esensi dari semua hal ini, engkau dapat datang ke hadapan Tuhan dalam doa dan benar-benar bertobat; dengan cara inilah, engkau dapat ditahirkan dari ketidakmurnian itu. Jika dalam hal ini, engkau sering mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalah praktismu sendiri, engkau akan secara bertahap memasuki jalur yang benar dalam imanmu. Semakin watak seseorang yang rusak dimurnikan, semakin watak hidup mereka akan berubah.

Intinya, seberapa banyak engkau sekarang benar-benar memenuhi tugasmu? Seberapa banyak engkau memenuhi tugasmu sesuai dengan kebenaran setelah watakmu diubahkan? Dengan memeriksa hal ini, engkau dapat mengetahui seberapa besar sebenarnya watakmu telah berubah. Mencapai perubahan dalam watak orang bukanlah masalah sederhana; ini tidak berarti hanya mengalami sedikit perubahan dalam perilaku, mendapatkan sedikit pengetahuan tentang kebenaran, bisa berbicara sedikit tentang pengalaman seseorang dengan setiap aspek kebenaran, atau mengubah beberapa atau menjadi sedikit taat setelah didisiplinkan. Hal-hal ini bukan merupakan perubahan dalam watak hidup seseorang. Mengapa Aku mengatakan ini? Meskipun engkau mungkin sudah agak berubah, engkau masih belum benar-benar menerapkan kebenaran. Mungkin karena engkau berada di lingkungan yang cocok untuk sementara waktu, dan situasi yang menyenangkan, atau keadaanmu saat ini telah memaksamu, maka engkau pun berperilaku seperti ini. Selain itu, ketika kondisi pikiranmu stabil dan Roh Kudus bekerja, engkau mampu menerapkannya. Jika engkau sedang mengalami ujian, dan penderitaan sepanjang ujian seperti yang dialami Ayub, atau seperti Petrus yang diminta Tuhan untuk mati, akankah engkau mampu berkata, "Bahkan seandainya aku mati sesudah mengenal-Mu, itu tidak mengapa"? Perubahan watak tidak terjadi dalam semalam, dan begitu engkau memahami kebenaran, engkau tidak bisa serta-merta menerapkannya dalam setiap lingkungan. Ini melibatkan natur manusia. Terkadang sepertinya engkau sedang menerapkan kebenaran, tetapi pada kenyataannya, natur dari tindakanmu tidak menunjukkan bahwa engkau sedang melakukannya. Banyak orang memiliki cara-cara tertentu untuk berperilaku secara lahiriah, misalnya mereka sanggup mengesampingkan keluarga dan karier serta melaksanakan tugasnya, dan karenanya mereka yakin mereka sedang menerapkan kebenaran. Namun Tuhan tidak mengakui bahwa engkau sedang melakukan kebenaran. Jika segala sesuatu yang engkau lakukan mengandung motif pribadi dan itu dipalsukan, itu berarti engkau tidak sedang melakukan kebenaran; engkau hanya memperlihatkan perilaku yang dangkal. Sebenarnya, perilaku semacam ini mungkin akan dikutuk oleh Tuhan; itu tidak akan dipuji atau diingat oleh-Nya. Membedah ini lebih jauh, engkau sedang melakukan kejahatan dan perilakumu bertentangan dengan Tuhan. Secara lahiriah, engkau tidak sedang mengacaukan atau mengganggu apa pun dan engkau belum melakukan kerusakan yang nyata atau melanggar kebenaran apa pun. Itu tampaknya logis dan masuk akal, tetapi esensi dari tindakanmu berkaitan dengan melakukan kejahatan dan menentang Tuhan. Oleh karena itu, engkau harus memastikan apakah telah terjadi perubahan dalam watakmu dan apakah engkau sedang menerapkan kebenaran dengan melihat motif di balik tindakanmu dalam terang firman Tuhan. Itu tidak ditentukan oleh pandangan manusia mengenai apakah tindakanmu itu sesuai dengan imajinasi dan niat manusia, atau apakah itu sesuai dengan seleramu; hal-hal seperti itu tidak penting. Sebaliknya, itu tergantung kepada Tuhan yang berkata apakah engkau sedang menyelaraskan diri dengan kehendak-Nya atau tidak, apakah tindakanmu memiliki kebenaran kenyataan atau tidak, dan apakah tindakanmu memenuhi tuntutan dan standar-Nya atau tidak. Hanya dengan mengukur dirimu sendiri terhadap tuntuan Tuhan, barulah itu akurat. Perubahan dalam watak dan menerapkan kebenaran tidak sesederhana dan semudah yang orang bayangkan. Apakah engkau memahami ini sekarang? Apakah engkau memiliki pengalaman dengan ini? Ketika sampai pada esensi masalah, engkau mungkin tidak memahaminya; masuknya dirimu dalam hal ini terlalu dangkal. Engkau semua sibuk kian kemari sepanjang hari, dari fajar hingga petang, bangun awal dan tidur larut malam, tetapi engkau belum mencapai perubahan dalam watak hidupmu, dan engkau tidak dapat memahami apa yang berkaitan dengan perubahan seperti itu. Ini berarti masuknya dirimu dalam hal ini terlalu dangkal, bukan begitu? Terlepas dari berapa lama engkau sudah percaya kepada Tuhan, engkau mungkin tidak merasakan esensi dan hal-hal mendalam yang berkaitan dengan mencapai perubahan watak. Dapatkah dikatakan bahwa watakmu telah berubah? Bagaimana engkau tahu apakah Tuhan memujimu atau tidak? Setidaknya, engkau akan merasa luar biasa teguh dalam segala sesuatu yang engkau lakukan, dan engkau akan merasakan Roh Kudus membimbing dan mencerahkanmu dan bekerja dalam dirimu sementara engkau sedang memenuhi tugasmu, sedang melakukan pekerjaan apa pun di rumah Tuhan, atau melakukan yang biasanya engkau lakukan. Tingkah lakumu akan selaras dengan firman Tuhan, dan begitu engkau sudah mendapatkan suatu tingkat pengalaman tertentu, engkau akan merasa bahwa caramu bertindak di masa lalu relatif sesuai. Namun, jika sesudah mendapatkan pengalaman untuk jangka waktu tertentu, engkau merasa bahwa beberapa hal yang engkau lakukan di masa lalu tidak sesuai, dan engkau tidak puas dengannya, dan merasa bahwa memang tidak ada kebenaran dalam hal-hal yang engkau lakukan, maka ini membuktikan bahwa segala sesuatu yang engkau lakukan dilakukan untuk menentang Tuhan. Itu adalah bukti bahwa pelayananmu penuh dengan pemberontakan, penentangan, dan cara-cara bertindak manusia.

Dikutip dari "Apa yang Harus Diketahui tentang Mengubah Watak Seseorang" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 384

Dalam mengukur apakah orang dapat menaati Tuhan atau tidak, hal utama yang harus dilihat adalah apakah mereka menginginkan sesuatu yang berlebihan dari Tuhan, dan apakah mereka memiliki niat terselubung atau tidak. Jika orang selalu mengajukan tuntutan kepada Tuhan, itu membuktikan bahwa mereka tidak taat kepada-Nya. Apa pun yang terjadi pada dirimu, jika engkau tidak bisa menerima hal itu dari Tuhan, tidak bisa mencari kebenaran, selalu berbicara berdasarkan penalaranmu sendiri yang subjektif dan selalu merasa bahwa hanya engkaulah yang benar, dan bahkan masih mampu meragukan Tuhan, maka engkau akan berada dalam kesulitan. Orang-orang seperti itu adalah yang paling congkak dan pemberontak terhadap Tuhan. Orang yang selalu mengajukan tuntutan kepada Tuhan tidak pernah bisa dengan tulus menaati-Nya. Jika engkau mengajukan tuntutan kepada Tuhan, ini membuktikan bahwa engkau sedang membuat kesepakatan dengan Tuhan, bahwa engkau sedang memilih pemikiranmu sendiri, dan bertindak menurut pemikiranmu sendiri. Dalam hal ini, engkau mengkhianati Tuhan, dan tidak memiliki ketaatan. Mengajukan tuntutan kepada Tuhan tidaklah masuk akal; jika engkau sungguh-sungguh percaya bahwa Dia adalah Tuhan, engkau tidak akan berani mengajukan tuntutan kepada-Nya, engkau juga tidak akan memenuhi syarat untuk mengajukan tuntutan kepada-Nya, baik tuntutanmu itu masuk akal atau tidak. Jika engkau memiliki iman yang sejati dan percaya bahwa Dia adalah Tuhan, engkau tidak akan punya pilihan selain menyembah dan menaati-Nya. Sekarang ini, manusia tidak hanya memiliki pilihan, tetapi bahkan menuntut agar Tuhan bertindak sesuai dengan pikirannya sendiri. Mereka memilih pikiran mereka sendiri dan menyuruh Tuhan bertindak menuruti kemauan mereka, dan mereka tidak menuntut dirinya untuk bertindak sesuai dengan pikiran Tuhan. Oleh sebab itu, tidak ada iman yang sejati di dalam diri manusia, tidak ada iman yang besar, dan mereka tidak pernah bisa mendapatkan perkenanan Tuhan. Ketika engkau mampu mengurangi tuntutan terhadap Tuhan, imanmu yang sejati dan ketaatanmu akan bertumbuh, dan akal sehatmu juga akan menjadi relatif normal. Seringkali yang terjadi adalah bahwa semakin orang cenderung untuk bernalar, dan semakin banyak pembenaran yang mereka berikan, semakin sulit mereka untuk ditangani. Mereka tidak hanya memiliki banyak tuntutan, tetapi mereka juga bersikap "dikasih hati minta ampela". Ketika dipuaskan di satu bidang, mereka kemudian mengajukan tuntutan di bidang lain, mereka harus dipuaskan di segala bidang, dan jika tidak, mereka mulai mengeluh, dan menganggap diri mereka tidak ada harapan. Kemudian mereka merasa berutang dan menyesal, dan mereka dengan hati getir menangis tersedu, dan ingin mati. Apa gunanya bersikap seperti itu? Dapatkah ini menyelesaikan masalah? Jadi, sebelum sesuatu terjadi, engkau harus menganalisis naturmu sendiri—hal-hal apa yang ada di dalamnya, apa yang kausukai, dan apa yang ingin kaucapai dengan tuntutanmu. Sebagian orang, yakin bahwa mereka memiliki beberapa kualitas dan bakat, selalu ingin menjadi pemimpin, dan menjadi lebih baik daripada orang lain, dan karena itu mereka menuntut Tuhan memakai mereka. Dan jika Tuhan tidak memakai mereka, mereka berkata: "Tuhan, mengapa Engkau tidak memperkenan diriku? Pakailah aku dengan luar biasa, kujamin aku akan mengorbankan diriku untuk-Mu." Apakah motivasi seperti itu benar? Mengorbankan diri bagi Tuhan adalah hal yang baik, tetapi kesediaan mereka untuk mengorbankan diri bagi Tuhan menempati urutan kedua; di dalam hati mereka, yang mereka sukai adalah status—itulah yang mereka fokuskan. Jika engkau benar-benar mampu untuk taat, engkau akan mengikut Dia dengan satu hati dan pikiran entah Dia memakaimu atau tidak, dan engkau akan mampu mengorbankan diri untuk-Nya entah engkau memiliki status atau tidak. Baru setelah itulah engkau akan memiliki akal sehat dan menjadi seseorang yang menaati Tuhan.

Dikutip dari "Manusia Mengajukan Terlalu Banyak Tuntutan Kepada Tuhan" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 385

Satu-satunya sikap yang makhluk ciptaan harus miliki terhadap Penciptanya adalah ketaatan, ketaatan tanpa syarat. Ini adalah sesuatu yang mungkin tidak mampu diterima oleh beberapa orang di masa kini. Ini karena tingkat pertumbuhan manusia terlalu kecil dan mereka tidak memiliki kebenaran kenyataan. Jika ini menggambarkan keadaanmu, maka engkau jauh dari mampu untuk menaati Tuhan. Sementara manusia menerima penyediaan dan penyiraman dari firman Tuhan, manusia sebenarnya sedang mempersiapkan satu hal. Yakni bahwa pada akhirnya manusia akan mampu mencapai ketundukan yang mutlak dan tanpa syarat kepada Tuhan, di mana saat mencapai titik ini, engkau, ciptaan ini, telah mencapai standar yang dituntut darimu. Terkadang, Tuhan dengan sengaja melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan gagasanmu, yang bertentangan dengan apa yang engkau inginkan, atau yang bahkan tampak bertentangan dengan prinsip, atau dengan perasaan, kemanusiaan, atau sentimen manusia, membuatmu tidak mampu menerimanya dan tidak mampu memahaminya. Dari segi mana pun engkau melihatnya, itu terlihat tidak benar, engkau sama sekali tidak dapat menerimanya, dan engkau merasa apa yang Dia lakukan tidaklah masuk akal. Jadi apakah tujuan Tuhan melakukan hal-hal ini? Untuk mengujimu. Engkau tidak perlu mendiskusikan bagaimana dan mengapa Tuhan melakukan apa yang Dia lakukan; satu-satunya yang perlu engkau lakukan adalah mempertahankan keyakinanmu bahwa Dia adalah kebenaran, dan mengakui bahwa Dia adalah Penciptamu, bahwa Dia adalah Tuhanmu. Ini jauh lebih tinggi dari semua kebenaran, lebih tinggi dari semua hikmat dunia, dari apa yang manusia sebut moralitas, etika, pengetahuan, pendidikan, falsafah, atau budaya tradisional, dan bahkan lebih tinggi dari kasih sayang atau persahabatan, atau yang disebut cinta di antara manusia—ini sungguh lebih tinggi daripada semua hal lainnya. Jika engkau tidak dapat memahami hal ini, cepat atau lambat, ketika sesuatu terjadi padamu, kemungkinan besar engkau akan memberontak terhadap Tuhan dan tersesat, sebelum akhirnya bertobat dan menyadari betapa menyenangkannya Tuhan dan makna penting pekerjaan yang Dia lakukan di dalam dirimu, atau, lebih buruk lagi, engkau mungkin tersandung dan jatuh karenanya. ... Terlepas dari berapa lama seseorang telah percaya kepada Tuhan, berapa jauh jalan yang telah mereka tempuh, berapa banyak pekerjaan yang telah mereka lakukan dan berapa banyak tugas yang telah mereka laksanakan, sepanjang waktu ini telah mempersiapkan mereka untuk satu hal: supaya engkau pada akhirnya mampu mencapai ketundukan yang mutlak dan tanpa syarat kepada Tuhan. Jadi apakah artinya "tanpa syarat"? Artinya mengabaikan pembenaran pribadimu, mengabaikan pemikiran objektifmu, dan tidak berbantah tentang apa pun: engkau adalah makhluk ciptaan, dan engkau tidak layak. Ketika engkau berbantah dengan Tuhan, engkau berada di posisi yang salah; ketika engkau berusaha untuk membenarkan dirimu sendiri di hadapan Tuhan, sekali lagi, engkau berada di posisi yang salah; ketika engkau berdebat dengan Tuhan, ketika engkau ingin bertanya alasannya, mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, jika engkau tidak dapat taat tanpa memahami terlebih dahulu, dan hanya akan tunduk begitu semuanya jelas bagimu, engkau sekali lagi berada di posisi yang salah. Jika posisimu salah, apakah ketaatanmu kepada Tuhan mutlak? Apakah engkau memperlakukan Tuhan sebagaimana seharusnya Tuhan diperlakukan? Apakah engkau menyembah-Nya sebagai Tuhan atas segala ciptaan? Tidak, itulah sebabnya Tuhan tidak mengakui dirimu. Hal-hal apakah yang dapat memampukanmu untuk mencapai ketaatan yang mutlak dan tanpa syarat kepada Tuhan? Bagaimana hal ini dapat kaualami? Di satu sisi, sedikit hati nurani dan kemanusiaan yang normal diperlukan; di sisi lain, sembari engkau menyelesaikan tugasmu, setiap aspek kebenaran harus dipahami agar engkau dapat memahami kehendak Tuhan. Terkadang, kualitas manusia tidak memenuhi syarat dan manusia tidak memiliki kekuatan atau energi untuk memahami semua kebenaran. Namun, ada satu hal: terlepas dari lingkungan, orang, peristiwa, dan hal-hal yang menimpamu dan yang Tuhan telah aturkan bagimu, engkau harus selalu memiliki sikap taat dan jangan tanya alasannya. Jika engkau bahkan tidak memiliki sikap ini, dan engkau bahkan mampu sampai memiliki sikap waspada terhadap Tuhan, berspekulasi tentang Tuhan, atau berpikir, "Aku harus mempertimbangkan apakah yang sedang Tuhan lakukan ini sungguh-sungguh benar. Mereka berkata Tuhan adalah kasih, mari kita lihat apakah ada kasih dalam apa yang Dia lakukan dengan diriku, dan apakah ini benar-benar kasih," jika engkau selalu memeriksa apakah yang Tuhan lakukan sesuai dengan gagasanmu, melihat apakah yang Tuhan lakukan adalah hal yang engkau suka, atau bahkan apakah itu sesuai dengan apa yang engkau percayai sebagai kebenaran, maka posisimu salah, dan ini akan mendatangkan masalah bagimu dan engkau cenderung akan menyinggung watak Tuhan.

Dikutip dari "Untuk Pemimpin dan Pekerja, Memilih Jalan adalah yang Paling Penting (9)" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 386

Berkali-kali gagal dan jatuh bukanlah hal yang buruk; demikian pula halnya dengan disingkapkan. Baik engkau pernah ditangani, dipangkas, ataupun disingkapkan, engkau harus mengingat hal ini setiap saat: disingkapkan tidak berarti bahwa engkau dihukum. Disingkapkan adalah hal yang baik; ini adalah kesempatan terbaik bagimu untuk mengenal dirimu sendiri. Ini bisa membawa perubahan pada pengalaman hidupmu. Tanpa penyingkapan, engkau tidak akan memiliki kesempatan, keadaan, maupun konteks yang memampukanmu untuk mencapai pemahaman tentang kenyataan kerusakanmu. Jika engkau dapat mengenal hal-hal yang ada di dalam dirimu, semua aspek yang tersembunyi jauh di dalam dirimu, yang sulit untuk dikenali dan sulit untuk digali, ini adalah hal yang baik. Menjadi mampu untuk sungguh-sungguh mengenal dirimu sendiri adalah kesempatan terbaik bagimu untuk memperbaiki jalanmu dan menjadi manusia yang baru; inilah kesempatan terbaik bagimu untuk memperoleh kehidupan baru. Begitu engkau benar-benar mengenal dirimu sendiri, engkau akan dapat melihat bahwa saat kebenaran menjadi hidup seseorang, itu sungguh sebuah hal yang berharga, dan engkau akan menjadi haus akan kebenaran dan masuk ke dalam realitas. Ini adalah hal yang luar biasa! Jika engkau dapat meraih kesempatan ini dan dengan sungguh-sungguh merenungkan dirimu sendiri serta mendapatkan pengetahuan yang benar tentang dirimu sendiri setiap kali engkau gagal atau jatuh, maka di tengah-tengah sikap negatif dan kelemahan, engkau akan mampu bangkit kembali. Setelah melewati ambang batas ini, engkau akan mampu mengambil langkah maju yang besar dan memasuki kebenaran kenyataan.

Jika engkau percaya pada kedaulatan Tuhan, maka engkau harus percaya bahwa peristiwa yang terjadi setiap hari, baik atau buruk, semua itu tidak terjadi secara acak. Itu bukannya seseorang dengan sengaja bersikap keras kepadamu atau menyasar dirimu; semua ini diatur oleh Tuhan. Mengapa Tuhan mengatur semua hal ini? Bukan untuk mengungkapkan dirimu yang sebenarnya atau menelanjangimu; menelanjangimu bukanlah tujuan akhir. Tujuan akhirnya adalah menyempurnakanmu dan menyelamatkanmu. Bagaimana Tuhan melakukannya? Dia memulai dengan membuatmu menyadari watakmu sendiri yang rusak, natur dan esensimu, kekuranganmu, dan kelemahanmu. Dengan mengetahui hal-hal ini dan memahaminya dengan jelas barulah engkau dapat mengejar kebenaran dan secara berangsur-angsur membuang watakmu yang rusak. Ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan kepadamu. Engkau harus tahu cara memanfaatkan kesempatan ini, dan engkau tidak boleh menentang Tuhan. Secara khusus, pada saat menghadapi orang, perkara, dan hal-hal yang diatur oleh Tuhan di sekitarmu, jangan selalu merasa bahwa segala sesuatu tidak seperti yang kauinginkan, jangan selalu ingin melarikan diri atau selalu menyalahkan dan salah memahami Tuhan. Jika engkau selalu melakukan hal-hal itu, maka engkau tidak sedang mengalami pekerjaan Tuhan, dan itu akan menjadikanmu sangat sulit memasuki kebenaran kenyataan. Setiap kali engkau mendapati bahwa engkau tidak dapat sepenuhnya memahami, ketika kesulitan muncul, engkau harus belajar untuk tunduk. Engkau harus memulai dengan datang ke hadapan Tuhan dan lebih banyak berdoa. Dengan begitu, sebelum engkau menyadarinya, perubahan akan terjadi dalam keadaan batinmu, dan engkau akan dapat mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalahmu. Dengan demikian, engkau akan dapat mengalami pekerjaan Tuhan. Ketika ini terjadi, kebenaran kenyataan sedang ditempa di dalam dirimu, dan beginilah engkau akan mengalami kemajuan dan mengalami perubahan dalam keadaan hidupmu. Begitu engkau sudah mengalami perubahan ini dan memiliki kebenaran kenyataan ini, engkau juga akan memiliki tingkat pertumbuhan, dan dengan adanya tingkat pertumbuhan datanglah kehidupan. Jika seseorang selalu hidup berdasarkan watak Iblis yang rusak, tidak peduli seberapa besar antusiasme atau seberapa banyak energi yang mereka miliki, mereka tetap tidak dapat dianggap mengalami tingkat pertumbuhan atau kehidupan. Tuhan bekerja dalam diri setiap orang, dan apa pun cara-Nya, jenis orang, perkara dan hal-hal yang Dia gunakan dalam pelayanan-Nya, atau seperti apa pun nada firman-Nya, Dia hanya memiliki satu tujuan: menyelamatkanmu. Sebelum menyelamatkanmu, Dia perlu mengubahmu, jadi bagaimana itu bisa terjadi tanpa engkau sedikit menderita? Engkau harus menderita. Penderitaan ini dapat melibatkan banyak hal. Tuhan membangkitkan orang-orang, perkara-perkara, dan hal-hal di sekitarmu agar engkau akhirnya dapat mengenal dirimu sendiri, atau engkau langsung ditangani, dipangkas, dan disingkapkan. Sama seperti seseorang di meja operasi—engkau harus menjalani rasa sakit untuk mendapatkan hasil yang baik. Jika setiap kali engkau dipangkas dan ditangani dan setiap kali Dia membangkitkan orang-orang, perkara-perkara, dan hal-hal, itu membangkitkan perasaanmu dan memberimu dorongan, berarti ini sudah benar, dan engkau akan mengalami tingkat pertumbuhan dan akan memasuki kebenaran kenyataan. Jika setiap kali engkau dipangkas dan ditangani, dan setiap kali Tuhan memunculkan lingkungan bagimu, engkau tidak merasakan kesakitan ataupun ketidaknyamanan sama sekali, dan tidak merasakan apa pun sama sekali, dan jika engkau tidak datang ke hadapan Tuhan untuk mencari kehendak-Nya, tidak berdoa, juga tidak mencari kebenaran, berarti engkau benar-benar mati rasa! Jika seseorang terlalu mati rasa, dan tidak pernah sadar secara rohani, Tuhan pun tidak memiliki cara untuk bekerja dalam diri mereka. Dia akan berkata, "Orang ini sudah terlalu mati rasa, dan telah dirusak terlalu dalam. Lihatlah segala sesuatu yang telah Kulakukan, dan semua upaya yang telah Kubuat; Aku telah melakukan begitu banyak hal padanya—tetapi Aku tetap tidak dapat menggerakkan hatinya atau membangunkan rohnya. Orang ini akan berada dalam masalah; dia tidak mudah untuk diselamatkan." Jika Tuhan mengatur lingkungan, orang-orang, perkara, dan hal-hal tertentu bagimu, jika Dia memangkas dan menanganimu dan jika engkau memetik pelajaran dari hal ini, jika engkau telah belajar untuk datang ke hadapan Tuhan, belajar mencari kebenaran, dan tanpa sadar, dicerahkan dan diterangi dan memperoleh kebenaran, jika engkau telah mengalami perubahan di lingkungan ini, menuai upah, dan membuat kemajuan, jika engkau mulai memiliki sedikit pemahaman tentang kehendak Tuhan dan engkau berhenti mengeluh, maka semua ini akan berarti bahwa engkau telah berdiri teguh di tengah ujian di lingkungan ini, dan telah bertahan dalam ujian. Dengan demikian, engkau telah berhasil melewati ujian yang berat ini.

Dikutip dari "Untuk Mendapatkan Kebenaran, Engkau Harus Belajar dari Orang-Orang, Perkara-Perkara, dan Hal-Hal di Sekitarmu" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 387

Dalam pekerjaan mereka, para pemimpin dan pengerja gereja harus memperhatikan dua hal: pertama adalah melakukan pekerjaan mereka tepat sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh pengaturan kerja, tidak pernah melanggar prinsip-prinsip itu dan tidak mendasarkan pekerjaan mereka pada apa pun yang mungkin mereka bayangkan atau pada gagasan-gagasan mereka sendiri. Dalam segala hal yang mereka lakukan, mereka harus menunjukkan perhatian pada pekerjaan rumah Tuhan, dan selalu mengutamakan kepentingannya. Hal lain—dan ini adalah yang paling penting—yaitu bahwa dalam segala sesuatu yang mereka lakukan, mereka harus berfokus mengikuti tuntunan Roh Kudus dan melakukan segala sesuatu dengan ketat sesuai dengan firman Tuhan. Jika engkau masih dapat menentang tuntunan Roh Kudus, atau jika engkau dengan keras kepala mengikuti gagasan-gagasanmu sendiri dan melakukan segala sesuatu sesuai dengan imajinasimu sendiri, tindakan-tindakanmu itu akan merupakan penentangan paling serius terhadap Tuhan. Sering menolak pencerahan dan tuntunan Roh Kudus hanya akan menghasilkan jalan buntu. Jika engkau kehilangan pekerjaan Roh Kudus, engkau tidak akan mampu bekerja; dan bahkan jika entah bagaimana, engkau dapat bekerja, engkau tidak akan menyelesaikan apa pun. Inilah dua prinsip utama yang harus dipatuhi saat bekerja: pertama adalah melakukan pekerjaanmu persis sesuai dengan pengaturan dari yang di Atas, serta bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh yang di Atas; dan yang kedua adalah mengikuti tuntunan Roh Kudus di dalam dirimu. Setelah kedua hal ini dipahami, engkau tidak akan cenderung membuat kesalahan. Bagimu yang pengalamannya di area ini masih terbatas, gagasanmu sendiri akan sedikit merusak pekerjaanmu. Terkadang, engkau mungkin tidak memahami pencerahan atau bimbingan di dalam dirimu yang berasal dari Roh Kudus; di lain waktu, engkau tampak memahaminya, tetapi engkau cenderung mengabaikannya. Engkau selalu membayangkan atau menyimpulkan dengan cara manusia, bertindak sesuai keinginanmu, tanpa sama sekali memedulikan kehendak Roh Kudus. Engkau melakukan pekerjaanmu hanya menurut gagasanmu sendiri, mengesampingkan pencerahan apa pun dari Roh Kudus. Situasi seperti itu sering terjadi. Bimbingan batin dari Roh Kudus sama sekali tidak supernatural; sebenarnya, hal itu sangat normal. Artinya, di lubuk hatimu, engkau tahu ini adalah cara yang tepat untuk bertindak, dan bahwa itu adalah cara yang terbaik. Pemikiran ini sebenarnya cukup jelas; itu bukan datang dari perenunganmu, tetapi merupakan semacam perasaan yang kaumunculkan dari lubuk hati, dan terkadang engkau tidak sepenuhnya memahami apa yang membuatmu bertindak seperti ini. Ini sering kali tak lain adalah pencerahan dari Roh Kudus, dan inilah caranya hal itu sering terjadi pada kebanyakan orang. Gagasan diri sendiri sering kali berasal dari pemikiran dan pertimbangan, dan semuanya tercemar oleh keinginan diri sendiri, gagasan tentang area apa yang dapat membuat orang mendapatkan keuntungan bagi diri sendiri, dan keuntungan apa yang mungkin dimiliki sesuatu untuk dirinya sendiri; setiap keputusan manusia memiliki hal-hal ini di dalamnya. Namun, bimbingan dari Roh Kudus sama sekali tidak mengandung pencampuran semacam itu. Penting untuk memperhatikan dengan cermat bimbingan atau pencerahan dari Roh Kudus; khususnya dalam masalah-masalah utama, engkau harus berhati-hati untuk dapat memahaminya. Orang yang suka menggunakan otak mereka, dan yang suka bertindak berdasarkan gagasan mereka sendiri, sangat cenderung melewatkan bimbingan atau pencerahan tersebut. Para pemimpin dan pekerja yang memenuhi syarat memperhatikan pekerjaan Roh Kudus. Mereka yang menaati Roh Kudus takut akan Tuhan dan tanpa lelah mengejar kebenaran. Untuk memuaskan Tuhan dan menjadi kesaksian bagi-Nya dengan benar, orang harus menyelidiki pekerjaannya untuk mencari adanya unsur-unsur pencemaran dan niat, dan kemudian berusaha untuk melihat seberapa banyak pekerjaan itu dimotivasi oleh gagasan manusia, berapa banyak yang lahir dari pencerahan oleh Roh Kudus, dan berapa banyak yang sesuai dengan firman Tuhan. Engkau harus terus-menerus, dan dalam segala keadaan, memeriksa perkataan dan perbuatanmu. Sering melakukan penerapan dengan cara ini akan menempatkanmu pada jalur yang benar dalam melayani Tuhan. Penting untuk memiliki banyak kebenaran untuk mencapai pelayanan kepada Tuhan dengan cara yang sejalan dengan maksud-Nya. Orang memiliki kemampuan untuk membedakan hanya setelah mereka memahami kebenaran dan mampu mengenali apa yang muncul dari gagasan mereka sendiri dan hal-hal yang menunjukkan apa yang memotivasi mereka. Mereka mampu mengenali ketidakmurnian manusia, serta apa artinya bertindak sesuai dengan kebenaran. Baru pada saat itulah, mereka bisa mengetahui bagaimana untuk tunduk dengan lebih murni. Tanpa kebenaran, mustahil bagi orang untuk menerapkan ketajaman berpikir. Orang yang bingung mungkin percaya kepada Tuhan sepanjang hidupnya tanpa mengetahui apa artinya jika kerusakannya sendiri disingkapkan atau apa artinya menentang Tuhan, karena dia tidak memahami kebenaran; pemikiran itu bahkan tidak ada dalam pikirannya. Kebenaran berada di luar jangkauan orang-orang yang berkualitas terlalu rendah; bagaimanapun engkau bersekutu tentang hal itu dengan mereka, mereka tetap tidak memahami. Orang-orang semacam itu bingung. Dalam iman mereka, orang-orang yang bingung tidak bisa menjadi kesaksian bagi Tuhan; mereka hanya mampu melakukan sedikit pelayanan. Untuk memenuhi pekerjaan yang Tuhan percayakan, kedua prinsip ini perlu dipahami. Orang harus benar-benar mematuhi pengaturan kerja dari Yang di Atas, dan harus memperhatikan untuk menaati setiap bimbingan dari Roh Kudus. Jika kedua prinsip ini dipahami barulah pekerjaan orang bisa efektif dan kehendak Tuhan akan dipuaskan.

Dikutip dari "Prinsip Kerja Utama bagi Para Pemimpin dan Pekerja" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 388

Yang dicari Petrus adalah mengenal dirinya sendiri dan memahami apa yang disingkapkan dalam dirinya melalui pemurnian firman Tuhan dan dalam berbagai ujian yang Tuhan berikan untuknya. Ketika dia benar-benar memahami dirinya sendiri, Petrus menyadari betapa sangat rusaknya manusia, dan betapa tidak berharga dan tidak layaknya manusia melayani Tuhan, dan bahwa mereka tidak layak hidup di hadapan-Nya. Petrus kemudian bersujud di hadapan Tuhan. Pada akhirnya, Dia berpikir, "Mengenal Tuhan adalah hal yang paling berharga! Jika aku mati sebelum mengenal Dia, itu akan sangat menyedihkan; aku merasa mengenal Tuhan adalah hal yang paling penting dan paling bermakna. Jika manusia tidak mengenal Tuhan, dia tidak layak untuk hidup, dan dia tidak memiliki kehidupan." Pada saat pengalaman Petrus telah mencapai titik ini, dia telah mengerti naturnya sendiri dan mendapatkan pemahaman yang relatif baik tentang hal itu. Meskipun dia mungkin tidak akan bisa menjelaskannya dengan gamblang seperti orang-orang masa kini, Petrus memang telah mencapai keadaan ini. Karena itu, mengejar kehidupan dan mencapai kesempurnaan oleh Tuhan membutuhkan mengetahui natur orang dari dalam perkataan Tuhan, serta memahami aspek-aspek dari natur orang dan menggambarkannya secara akurat dalam kata-kata, berbicara dengan jelas dan terus terang. Hanya inilah yang disebut benar-benar mengenal dirimu sendiri, dan engkau akan mencapai hasil yang dituntut oleh Tuhan. Jika pengetahuanmu belum mencapai titik ini, tetapi engkau mengaku mengenal dirimu sendiri dan berkata bahwa engkau telah mendapatkan kehidupan, bukankah engkau hanya menyombongkan diri? Engkau tidak mengenal dirimu sendiri, engkau juga tidak tahu siapa dirimu di hadapan Tuhan, apakah engkau telah benar-benar memenuhi standar menjadi manusia, atau berapa banyak unsur iblis yang masih kaumiliki di dalam dirimu. Engkau masih belum jelas tentang milik siapakah engkau, dan engkau bahkan tidak memiliki pengetahuan diri—jadi bagaimana bisa engkau memiliki nalar di hadapan Tuhan? Ketika Petrus mengejar kehidupan, dia berfokus untuk memahami dirinya sendiri dan mengubah wataknya selama masa ujiannya, dan dia berjuang untuk mengenal Tuhan, dan pada akhirnya, dia berpikir, "Manusia harus mencari pemahaman tentang Tuhan dalam hidup; mengenal Dia adalah hal yang paling penting. Jika aku tidak mengenal Tuhan, aku tidak bisa beristirahat dengan tenang ketika aku mati. Begitu aku mengenal-Nya, jika Tuhan kemudian membuatku mati, aku tetap akan merasa paling bersyukur untuk mengalaminya; aku tidak akan mengeluh sedikit pun, dan seluruh hidupku akan dipuaskan." Petrus tidak dapat memperoleh tingkat pemahaman ini atau mencapai titik ini segera setelah dia mulai percaya kepada Tuhan; pertama-tama dia harus menjalani banyak ujian. Pengalamannya harus mencapai tonggak sejarah tertentu, dan dia harus benar-benar memahami dirinya sendiri, sebelum dia bisa merasakan nilai mengenal Tuhan. Karena itu, jalan yang ditempuh Petrus adalah jalan untuk mendapatkan kehidupan dan disempurnakan; inilah aspek yang menjadi fokus utama penerapan spesifiknya.

Jalan apa yang engkau semua tempuh sekarang? Jika itu tidak berada pada level yang sama dengan level Petrus dalam hal mencari kehidupan, memahami dirimu sendiri, dan mengenal Tuhan, artinya engkau tidak sedang berjalan di jalan Petrus. Hari-hari ini, kebanyakan orang berada dalam keadaan seperti ini: "Untuk mendapatkan berkat, aku harus mengorbankan diriku bagi Tuhan dan membayar harga bagi-Nya. Untuk mendapatkan berkat, aku harus meninggalkan segalanya bagi Tuhan; Aku harus menyelesaikan apa yang telah Dia percayakan kepadaku, dan melaksanakan tugasku dengan baik." Ini didominasi oleh niat untuk mendapatkan berkat; yang adalah contoh mengorbankan diri sendiri sepenuhnya dengan tujuan memperoleh upah dari Tuhan dan mendapatkan mahkota. Orang semacam itu tidak memiliki kebenaran di dalam hati mereka, dan pemahaman mereka pasti hanya terdiri dari beberapa kalimat doktrin yang mereka pamerkan ke mana pun mereka pergi. Jalan mereka adalah jalan Paulus. Iman orang semacam itu adalah tindakan kerja keras yang terus-menerus, dan di lubuk hati mereka, mereka merasa bahwa semakin banyak mereka melakukannya, semakin itu akan membuktikan kesetiaan mereka kepada Tuhan; juga, bahwa semakin banyak mereka melakukannya, semakin Dia pasti akan dipuaskan; dan bahwa semakin banyak mereka melakukannya, semakin mereka akan layak diberikan mahkota di hadapan Tuhan, dan mereka pasti akan menerima berkat terbesar di dalam rumah-Nya. Mereka berpikir bahwa jika mereka dapat menanggung penderitaan, berkhotbah, dan mati bagi Kristus, jika mereka dapat mengorbankan hidup mereka sendiri, dan jika mereka dapat menyelesaikan semua tugas yang dipercayakan Tuhan kepada mereka, mereka akan berada dalam kumpulan orang yang paling diberkati Tuhan—yaitu yang mendapatkan berkat terbesar—dan kemudian mereka pasti akan diberikan mahkota. Inilah tepatnya yang Paulus bayangkan dan apa yang dicari olehnya; inilah tepatnya jalan yang ditempuh olehnya, dan di bawah tuntunan pemikiran seperti itulah dia bekerja untuk melayani Tuhan. Bukankah pemikiran dan niat seperti itu berasal dari natur jahat? Ini sama seperti manusia duniawi, yang yakin bahwa selama berada di bumi mereka harus mengejar pengetahuan, dan yang yakin bahwa setelah memperoleh pengetahuan barulah mereka dapat menjadi lebih baik daripada orang lain, menjadi pejabat, dan memiliki status; mereka berpikir bahwa begitu mereka memiliki status, mereka dapat mewujudkan ambisi mereka dan membawa rumah tangga dan bisnis mereka naik sampai ke tingkat tertentu. Bukankah semua orang tidak percaya menempuh jalan ini? Mereka yang dikuasai oleh natur jahat ini hanya dapat menjadi seperti Paulus dalam iman mereka: "Aku harus membuang segalanya untuk mengorbankan diriku bagi Tuhan; Aku harus setia di hadapan-Nya, dan pada akhirnya, aku akan menerima mahkota yang paling indah dan berkat terbesar." Ini adalah sikap yang sama seperti sikap yang dimiliki oleh orang-orang duniawi yang mengejar hal-hal duniawi; mereka sama sekali tidak ada bedanya, dan tunduk pada natur yang sama. Ketika manusia memiliki natur jahat semacam ini, di dunia, mereka akan berusaha mendapatkan pengetahuan, status, pembelajaran, dan menonjolkan diri; di rumah Tuhan, mereka akan berusaha untuk mengorbankan diri mereka bagi Tuhan, dan pada akhirnya mendapatkan mahkota dan berkat besar. Jika manusia tidak memiliki kebenaran setelah mereka menjadi orang yang percaya kepada Tuhan, dan belum mengalami perubahan dalam wataknya, mereka pasti akan berada di jalan ini. Ini adalah kenyataan yang tidak bisa disangkali oleh siapa pun, dan ini adalah jalan yang sama sekali bertentangan dengan jalan Petrus. Jalan mana yang sedang engkau semua tempuh saat ini? Meskipun engkau mungkin tidak berencana untuk menempuh jalan Paulus, naturmu telah memutuskan bahwa engkau berjalan di jalan ini, dan engkau akan pergi ke arah itu walau tidak mau. Meskipun engkau ingin menginjakkan kaki di jalan Petrus, jika engkau tidak jelas tentang cara melakukannya, tanpa sadar engkau akan menempuh jalan Paulus: ini adalah kenyataan situasinya.

Bagaimana tepatnya orang seharusnya berjalan di jalan Petrus dewasa ini? Jika engkau tidak mampu membedakan antara jalan Petrus dan jalan Paulus, atau jika engkau sama sekali tidak mengetahui tentang jalan-jalan tersebut, maka sebanyak apa pun engkau mengeklaim bahwa engkau sedang menempuh jalan Petrus, semua itu hanyalah kata-kata kosong. Engkau harus terlebih dahulu memiliki gagasan yang jelas tentang apa arti jalan Petrus dan apa arti jalan Paulus. Jika engkau benar-benar memahami bahwa jalan Petrus adalah jalan kehidupan, dan satu-satunya jalan menuju kesempurnaan, baru setelah itulah engkau akan mampu mengetahui dan memahami kebenaran dan cara-cara spesifik untuk mengambil jalan Petrus. Jika engkau tidak memahami jalan Petrus, maka jalan yang engkau ambil pasti adalah jalan Paulus, karena tidak akan ada jalan lain untukmu; engkau tidak akan punya pilihan. Orang yang tidak memiliki kebenaran dan tidak memiliki tekad akan merasa kesulitan untuk menempuh jalan Petrus. Dapat dikatakan bahwa Tuhan sekarang telah menyingkapkan jalan menuju keselamatan dan kesempurnaan kepadamu. Ini adalah kasih karunia dan peninggian Tuhan, dan Dialah yang membimbingmu ke jalan Petrus. Tanpa bimbingan dan pencerahan Tuhan, tak seorang pun yang akan dapat menempuh jalan Petrus; satu-satunya pilihan adalah menyusuri jalan Paulus, mengikuti jejak langkah Paulus menuju pemusnahan. Saat itu, Paulus tidak merasa salah menempuh jalan itu; dia sepenuhnya yakin bahwa itu benar. Dia tidak memiliki kebenaran, dan dia, terutama, tidak mengalami perubahan watak. Dia terlalu percaya pada dirinya sendiri, dan merasa bahwa tidak ada masalah sedikit pun untuk pergi ke arah itu. Dia terus maju, penuh kepercayaan diri dan dengan keyakinan diri sepenuhnya. Pada akhirnya, dia tidak pernah sadar; dia masih berpikir bahwa baginya hidup adalah Kristus. Karena itu, Paulus terus menempuh jalan itu sampai akhirnya, dan pada saat dia akhirnya dihukum, semuanya sudah berakhir baginya. Jalan Paulus tidak melibatkan mengenal dirinya sendiri, apalagi mencari perubahan watak. Dia tidak pernah menganalisis naturnya sendiri, dan dia juga tidak mendapatkan pengetahuan apa pun tentang siapa dirinya; dia hanya tahu bahwa dia adalah tersangka utama dalam penganiayaan terhadap Yesus. Dia tidak memiliki pemahaman sedikit pun tentang naturnya sendiri, dan setelah menyelesaikan pekerjaannya, Paulus benar-benar merasa bahwa dia adalah Kristus dan harus diberi upah. Pekerjaan yang Paulus lakukan hanyalah pelayanan yang diberikan kepada Tuhan. Bagi Paulus secara pribadi, meskipun dia menerima beberapa pewahyuan dari Roh Kudus, dia sama sekali tidak memiliki kebenaran atau kehidupan. Dia tidak diselamatkan oleh Tuhan; dia dihukum oleh Tuhan. Mengapa dikatakan bahwa Jalan Petrus adalah jalan menuju kesempurnaan? Itu karena, dalam penerapan Petrus, dia menaruh penekanan khusus pada kehidupan, pada upaya untuk mengenal Tuhan, dan pada mengenal dirinya sendiri. Melalui pengalamannya tentang pekerjaan Tuhan, dia mengenal dirinya sendiri, mendapatkan pemahaman tentang keadaan manusia yang rusak, mengetahui kekurangannya sendiri, dan menemukan hal paling berharga yang seharusnya dikejar manusia. Dia mampu dengan tulus mengasihi Tuhan, dia belajar cara membalas budi Tuhan, dia mendapatkan sedikit kebenaran, dan dia memiliki kenyataan yang Tuhan tuntut. Dari semua hal yang Petrus katakan selama ujiannya, dapat dilihat bahwa dia memang orang yang paling memahami Tuhan. Karena dia akhirnya memahami begitu banyak kebenaran dari firman Tuhan, jalannya menjadi semakin terang dan semakin selaras dengan kehendak Tuhan. Jika Petrus tidak memiliki kebenaran ini, maka jalan yang diambilnya tidak mungkin benar.

Dikutip dari "Cara Menempuh Jalan Petrus" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 389

Petrus setia kepada-Ku selama bertahun-tahun, tetapi dia tidak pernah menggerutu ataupun mengeluh; bahkan Ayub tidak sebanding dengannya, dan, selama berabad-abad, semua orang kudus lainnya sangat jauh bila dibandingkan dengan Petrus. Dia tidak hanya berusaha untuk mengenal-Ku, tetapi juga jadi mengenal-Ku pada saat Iblis sedang melakukan rencananya yang curang. Ini membuat Petrus melayani-Ku selama bertahun-tahun, selalu sejalan dengan kehendak-Ku, dan karena alasan inilah dia tidak pernah ditindas oleh Iblis. Petrus belajar dari iman Ayub, tetapi dia juga dengan jelas menyadari kekurangan Ayub. Meskipun Ayub memiliki iman yang luar biasa, dia tidak memiliki pengetahuan akan hal-hal di alam roh, jadi dia mengucapkan banyak perkataan yang tidak sesuai dengan kenyataan; ini menunjukkan bahwa pengetahuan Ayub masih dangkal dan tidak dapat menjadi sempurna. Oleh karena itu, Petrus selalu berfokus untuk memperoleh kepekaan dalam rohnya, dan selalu memperhatikan dinamika alam roh. Sebagai hasilnya, dia tidak hanya mampu mengetahui apa yang menjadi keinginan-Ku, tetapi juga memiliki sedikit pengetahuan tentang rencana curang Iblis. Karena ini, pengenalannya akan Aku menjadi lebih besar daripada siapa pun di sepanjang zaman.

Dari pengalaman Petrus, tidaklah sulit untuk memahami bahwa jika manusia ingin mengenal-Ku, mereka harus berfokus untuk memberikan perhatian yang saksama di dalam roh mereka. Aku tidak memintamu untuk "mempersembahkan" hal-hal tertentu kepada-Ku secara lahiriah; itu adalah hal yang sekunder. Jika engkau tidak mengenal-Ku, maka seluruh iman, kasih, dan kesetiaan yang kaubicarakan hanyalah ilusi, semua itu hanya buih, dan engkau pasti akan menjadi orang yang menyombongkan diri di hadapan-Ku tetapi tidak mengenal dirinya sendiri. Dengan demikian, engkau kembali akan dijerat oleh Iblis dan tidak mampu melepaskan dirimu sendiri; engkau akan menjadi manusia durhaka dan objek pemusnahan. Namun, jika engkau dingin dan tidak peduli terhadap firman-Ku, maka tidak diragukan lagi bahwa engkau menentang Aku. Ini adalah kenyataan, dan engkau sebaiknya melayangkan pandanganmu melalui gerbang alam roh untuk melihat berbagai macam roh yang telah Kuhajar. Siapakah di antara mereka, diperhadapkan dengan firman-Ku, yang tidak pasif, tidak peduli, dan tidak menerima firman-Ku? Siapakah di antara mereka yang tidak sinis terhadap firman-Ku? Siapakah di antara mereka yang tidak mencoba mencari-cari kesalahan terhadap firman-Ku? Siapakah di antara mereka yang tidak menggunakan firman-Ku sebagai "senjata pertahanan" untuk melindungi diri mereka sendiri? Mereka tidak menggunakan isi firman-Ku sebagai jalan untuk mengenal-Ku, tetapi hanya menggunakan firman-Ku sebagai mainan untuk mereka mainkan. Dalam hal ini, bukankah mereka sedang menentang-Ku secara langsung? Siapakah firman-Ku? Siapakah Roh-Ku? Aku telah berkali-kali menanyakan kepada engkau semua pertanyaan semacam itu, tetapi pernahkah engkau mendapatkan wawasan yang lebih tinggi dan jelas tentangnya? Pernahkah engkau benar-benar mengalaminya? Aku mengingatkanmu sekali lagi: jika engkau tidak mengetahui firman-Ku, ataupun menerimanya, ataupun menerapkannya, maka engkau pasti akan menjadi objek hajaran-Ku! Engkau pasti akan menjadi korban si Iblis!

Dikutip dari "Bab 8, Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 390

Meskipun banyak orang percaya kepada Tuhan, hanya sedikit yang memahami apa arti beriman kepada Tuhan, dan apa yang harus mereka lakukan agar sesuai dengan kehendak Tuhan. Hal ini terjadi karena, walaupun orang terbiasa mendengar kata "Tuhan" dan frasa seperti "pekerjaan Tuhan", mereka tidak mengenal Tuhan, apalagi mengetahui pekerjaan-Nya. Maka tak heran jika semua orang yang tidak mengenal Tuhan karut-marut dalam kepercayaan mereka kepadanya. Orang tidak menganggap serius kepercayaan kepada Tuhan, dan ini sepenuhnya karena percaya kepada Tuhan terlalu asing, terlalu aneh bagi mereka. Dengan demikian, mereka gagal memenuhi tuntutan Tuhan. Dengan kata lain, jika orang tidak mengenal Tuhan, dan tidak mengetahui pekerjaan-Nya, mereka tidak layak untuk dipakai Tuhan, apalagi memenuhi kehendak Tuhan. "Percaya kepada Tuhan" berarti percaya bahwa Tuhan itu ada; ini adalah konsep paling sederhana tentang percaya kepada Tuhan. Selain itu, percaya bahwa Tuhan itu ada tidak sama dengan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan; sebaliknya, ini adalah sejenis keyakinan sederhana dengan nuansa agamawi yang kuat. Iman yang sejati kepada Tuhan berarti sebagai berikut: orang mengalami firman dan pekerjaan-Nya atas dasar kepercayaan bahwa Tuhan memegang kedaulatan atas segala sesuatu, membersihkan watak rusak orang, memenuhi kehendak Tuhan, dan akhirnya mengenal Tuhan. Hanya perjalanan semacam inilah yang disebut "iman kepada Tuhan". Namun orang sering menganggap kepercayaan kepada Tuhan sebagai hal yang sederhana dan tidak penting. Orang-orang yang memercayai Tuhan dengan cara seperti ini telah kehilangan makna percaya kepada Tuhan, dan meskipun mereka mungkin terus percaya sampai akhir, mereka tidak akan pernah mendapatkan perkenanan Tuhan, karena mereka menempuh jalan yang salah. Saat ini, masih ada orang yang percaya kepada Tuhan menurut huruf-huruf yang tertulis, dan dalam doktrin yang kosong. Mereka tidak tahu bahwa mereka tidak memiliki esensi kepercayaan kepada Tuhan, dan mereka tidak dapat menerima perkenanan Tuhan. Mereka tetap berdoa kepada Tuhan meminta berkat keamanan dan anugerah yang cukup. Marilah kita berhenti, menenangkan hati kita, dan bertanya kepada diri kita sendiri: mungkinkah percaya kepada Tuhan benar-benar adalah hal yang termudah di bumi? Mungkinkah percaya kepada Tuhan semata-mata berarti menerima banyak anugerah dari Tuhan? Apakah orang yang percaya kepada Tuhan tanpa mengenal-Nya atau yang percaya kepada Tuhan tetapi menentang-Nya benar-benar bisa memenuhi kehendak Tuhan?

Dikutip dari "Kata Pengantar, Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 391

Apa yang telah diterima manusia sejak pertama kali dia mulai percaya kepada Tuhan? Apa yang telah engkau ketahui tentang Tuhan? Seberapa banyak engkau telah berubah karena kepercayaanmu kepada Tuhan? Sekarang, engkau semua tahu bahwa kepercayaan manusia kepada Tuhan bukanlah semata-mata demi keselamatan jiwa dan kesejahteraan fisiknya belaka, bukan pula sekadar untuk memperkaya kehidupannya melalui mengasihi Tuhan, dan lain sebagainya. Masalahnya, jika engkau mengasihi Tuhan demi kesejahteraan fisik atau kenikmatan sesaat, sekalipun pada akhirnya kasihmu kepada Tuhan mencapai puncaknya dan engkau tidak menginginkan apa pun lagi, kasih yang kaucari ini tetap adalah kasih yang tercemar dan tidak berkenan bagi Tuhan. Orang-orang yang menggunakan kasih kepada Tuhan untuk memperkaya kehidupan mereka yang membosankan dan mengisi kekosongan dalam hati mereka adalah jenis orang yang berhasrat mencari kehidupan yang mudah, bukan orang yang benar-benar berupaya untuk mengasihi Tuhan. Kasih seperti ini adalah kasih yang terpaksa, itu merupakan pengejaran kepuasan emosi semata, dan Tuhan tidak membutuhkan kasih semacam ini. Jadi, kasih seperti apa yang kaumiliki? Apa tujuanmu mengasihi Tuhan? Seberapa besar kasih sejati yang kaumiliki bagi Tuhan saat ini? Kasih kebanyakan di antaramu adalah kasih seperti yang disebutkan di atas. Kasih semacam ini hanya mempertahankan status quo; kasih semacam ini tidak dapat bertahan untuk selamanya, ataupun berakar dalam diri manusia. Kasih semacam ini bagaikan bunga yang tidak menghasilkan buah setelah mekar dan kemudian layu. Dengan kata lain, setelah engkau telanjur mengasihi Tuhan dengan cara seperti itu, jika tak seorang pun yang membimbingmu dalam perjalanan selanjutnya, engkau akan jatuh. Jika engkau hanya bisa mengasihi Tuhan pada masa mengasihi Tuhan tetapi tidak ada perubahan watak setelahnya, engkau akan tetap tidak mampu melepaskan diri dari selubung pengaruh kegelapan, engkau akan tetap tidak sanggup melepaskan diri dari ikatan Iblis dan tipu dayanya. Tak seorang pun dari orang semacam itu yang bisa sepenuhnya didapatkan oleh Tuhan; pada akhirnya, roh, jiwa, dan tubuh mereka akan tetap dimiliki Iblis. Tidak ada keraguan tentang hal ini. Semua orang yang tidak bisa sepenuhnya didapatkan oleh Tuhan akan kembali ke tempat asal mereka, yakni kembali kepada Iblis, dan mereka akan turun ke lautan api dan belerang untuk menerima penghukuman selanjutnya dari Tuhan. Orang-orang yang didapatkan oleh Tuhan adalah mereka yang meninggalkan Iblis dan melepaskan diri dari wilayah kekuasaannya. Orang-orang seperti ini secara sah terhitung sebagai anak-anak kerajaan. Begitulah cara anak-anak kerajaan dibentuk. Apakah engkau ingin menjadi orang-orang semacam ini? Apakah engkau ingin didapatkan oleh Tuhan? Apakah engkau ingin melepaskan diri dari wilayah kekuasaan Iblis dan kembali kepada Tuhan? Apakah engkau sekarang menjadi milik Iblis ataukah terhitung di antara anak-anak kerajaan? Hal-hal ini seharusnya sudah jelas, dan tidak perlu dijelaskan lebih lanjut.

Dikutip dari "Pandangan yang Harus Dimiliki Orang Percaya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 392

Di masa lampau, banyak orang mencari dengan ambisi dan gagasan liar, mereka mencari sebagai hasil dari harapan mereka sendiri. Mari kita kesampingkan sejenak masalah itu; yang terpenting sekarang adalah menemukan jalan penerapan yang akan memampukan setiap orang dari antaramu untuk mempertahankan keadaan yang normal di hadapan Tuhan dan secara berangsur-angsur membebaskan diri dari belenggu pengaruh Iblis, sehingga engkau semua bisa didapatkan oleh Tuhan, dan hidup di bumi seturut apa yang dikehendaki Tuhan darimu. Hanya dengan cara inilah engkau dapat memenuhi tujuan Tuhan. Banyak orang percaya kepada Tuhan, tetapi tidak mengetahui apa yang Tuhan inginkan ataupun apa yang Iblis inginkan. Dengan buta, mereka percaya dan hanya mengikuti orang-orang lain, dan karena itu tidak pernah memiliki kehidupan Kristiani yang normal; di samping itu, mereka tidak pernah memiliki hubungan pribadi yang normal, apalagi hubungan yang normal dengan Tuhan. Dari sini dapat dipahami bahwa ada banyak kesulitan dan kelemahan manusia serta faktor-faktor lain yang dapat merintangi kehendak Tuhan. Ini cukup untuk membuktikan bahwa manusia belum sampai pada jalan yang benar dalam kepercayaan kepada Tuhan, ataupun telah masuk ke dalam pengalaman nyata kehidupan manusia. Jadi, apa maksudnya sampai pada jalan yang benar dalam kepercayaan kepada Tuhan? Sampai pada jalan yang benar berarti engkau selalu dapat menenangkan hatimu di hadapan Tuhan dan menikmati persekutuan yang normal dengan Tuhan, secara berangsur-angsur mulai memahami apa yang kurang dalam diri manusia, dan secara perlahan memperoleh pengenalan akan Tuhan yang lebih dalam. Dengan cara itu, engkau memperoleh pemahaman dan pencerahan baru dalam rohmu setiap hari; kerinduanmu bertumbuh, engkau berupaya untuk masuk ke dalam kebenaran, dan setiap hari ada terang dan pemahaman yang baru. Melalui jalan ini, engkau secara berangsur-angsur terbebas dari pengaruh Iblis dan bertumbuh dalam hidupmu. Orang semacam ini telah masuk ke jalan yang benar. Evaluasilah pengalaman nyatamu dan periksalah jalan yang telah kautempuh dalam imanmu: ketika engkau membandingkan hal-hal tersebut terhadap apaa yang dijelaskan di atas, apakah engkau mendapati dirimu sedang berada di jalan yang benar? Dalam hal apa engkau telah bebas dari belenggu dan pengaruh Iblis? Jika engkau belum berada di jalan yang benar, artinya ikatanmu dengan Iblis belum putus. Dalam kondisi seperti ini, akankah usahamu untuk mengasihi Tuhan menghasilkan kasih yang tulus, penuh pengabdian, dan murni? Engkau berkata bahwa kasihmu kepada Tuhan teguh dan sepenuh hati, tetapi engkau belum terbebas dari belenggu Iblis. Bukankah engkau sedang mencoba membodohi Tuhan? Jika engkau ingin mencapai suatu keadaan di mana kasih-Mu bagi Tuhan adalah murni, dan engkau ingin sepenuhnya didapatkan oleh Tuhan dan terhitung di antara anak-anak kerajaan, engkau harus terlebih dahulu menempatkan dirimu sendiri pada jalan yang benar dalam kepercayaan kepada Tuhan.

Dikutip dari "Pandangan yang Harus Dimiliki Orang Percaya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 393

Masalah umum yang ada pada semua orang adalah bahwa mereka memahami kebenaran tetapi gagal melakukannya. Hal ini karena, pada satu sisi, mereka tidak bersedia membayar harga, dan pada sisi lain, karena kearifan mereka terlalu tidak memadai; mereka tidak dapat melihat banyak kesulitan dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana adanya, dan tidak tahu bagaimana melakukan penerapan dengan benar. Karena pengalaman orang terlalu dangkal, kualitas mereka sangat buruk, dan kadar pemahaman mereka akan kebenaran terbatas, mereka tidak memiliki cara untuk menyelesaikan kesulitan yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mereka percaya kepada Tuhan hanya dengan kata-kata, dan tidak mampu membawa Tuhan ke dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan kata lain, Tuhan adalah Tuhan, hidup adalah hidup, dan seolah-olah manusia tidak memiliki hubungan dengan Tuhan dalam hidup mereka. Itulah yang dipikirkan semua orang. Dengan percaya kepada Tuhan seperti ini, pada realitasnya, manusia tidak akan didapatkan dan disempurnakan oleh-Nya. Kenyataannya, bukan karena firman Tuhan belum diungkapkan secara utuh, tetapi kemampuan orang untuk menerima firman-Nyalah yang terlalu tidak memadai. Orang bisa mengatakan bahwa hampir tidak ada yang bertindak sesuai dengan niat asli Tuhan; sebaliknya, iman mereka kepada Tuhan sesuai dengan niat mereka sendiri, gagasan agamawi yang mereka pegang di masa lalu, dan cara mereka sendiri dalam melakukan segala sesuatu. Sedikit yang mengalami transformasi setelah menerima firman Tuhan dan mulai bertindak sesuai dengan kehendak-Nya. Sebaliknya, mereka bertahan dalam keyakinan mereka yang keliru. Ketika orang mulai percaya kepada Tuhan, mereka melakukannya berdasarkan aturan agama yang konvensional, dan mereka hidup dan berinteraksi dengan orang lain sepenuhnya berdasarkan filosofi pribadi mereka untuk hidup. Orang bisa mengatakan bahwa ini benar untuk sembilan dari setiap sepuluh orang. Hanya sedikit yang merumuskan rencana lain dan membuka lembaran baru setelah mulai percaya kepada Tuhan. Umat manusia telah gagal untuk memandang firman Tuhan sebagai kebenaran, atau menganggapnya sebagai kebenaran untuk diterapkan.

Contohnya, iman kepada Yesus. Entah seseorang baru saja percaya ataupun sudah sangat lama percaya, mereka semua hanya menggunakan talenta apa pun yang mereka punyai dan menunjukkan keterampilan apa pun yang mereka miliki. Orang-orang hanya menambahkan "iman kepada Tuhan", tiga kata ini, ke dalam kehidupan mereka yang biasa, tetapi tidak membuat perubahan pada watak mereka, dan iman mereka kepada Tuhan tidak tumbuh sedikit pun. Pengejaran mereka tidak panas atau dingin. Mereka tidak mengatakan bahwa mereka akan meninggalkan iman mereka, tetapi mereka juga tidak menguduskan semua untuk Tuhan. Mereka tidak pernah benar-benar mengasihi Tuhan atau menaati-Nya. Iman mereka kepada Tuhan adalah campuran dari yang asli dan yang palsu, mereka mendekatinya dengan satu mata terbuka dan satu mata tertutup, dan tidak bersungguh-sungguh dalam mengamalkan iman mereka. Mereka terus berada dalam keadaan kebingungan, dan akhirnya mati dalam keadaan bingung. Apa gunanya semua itu? Hari ini, untuk percaya kepada Tuhan yang praktis, engkau harus menginjakkan kaki di jalan yang benar. Jika engkau percaya kepada Tuhan, engkau tidak semestinya hanya mencari berkat, tetapi berusahalah mengasihi dan mengenal Tuhan. Melalui pencerahan-Nya, melalui pencarian pribadimu sendiri, engkau dapat makan dan minum firman-Nya, mengembangkan pemahaman sejati akan Tuhan, dan memiliki kasih sejati akan Tuhan yang bersumber dari hatimu yang paling dalam. Dengan kata lain, ketika kasihmu kepada Tuhan paling tulus, dan tidak ada yang bisa menghancurkan atau menghalangi kasihmu kepada-Nya, saat inilah engkau berada di jalan yang benar dalam kepercayaanmu kepada Tuhan. Ini membuktikan bahwa engkau adalah milik Tuhan, karena hatimu sudah menjadi milik Tuhan dan tidak ada hal lain yang bisa memilikimu. Melalui pengalamanmu, melalui harga yang telah kaubayar, dan melalui pekerjaan Tuhan, engkau dapat mengembangkan kasih kepada Tuhan tanpa diminta—dan ketika engkau melakukannya, engkau akan menjadi bebas dari pengaruh Iblis dan akan hidup dalam terang firman Tuhan. Hanya ketika engkau telah terbebas dari pengaruh kegelapan, barulah dapat dikatakan engkau telah memperoleh Tuhan. Dalam imanmu kepada Tuhan, engkau harus berusaha mencari tujuan ini. Ini adalah tugasmu masing-masing. Tak satu pun darimu yang boleh puas dengan keadaan saat ini. Pemikiranmu tidak boleh bercabang terhadap pekerjaan Tuhan, maupun menganggapnya enteng. Engkau harus memikirkan Tuhan dalam segala hal dan setiap saat, dan melakukan semua hal demi Dia. Dan setiap kali engkau berbicara atau bertindak, engkau harus mengutamakan kepentingan rumah Tuhan. Hanya dengan demikian, engkau dapat memperkenan hati Tuhan.

Dikutip dari "Engkau Harus Hidup untuk Kebenaran karena Engkau Percaya kepada Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 394

Dalam iman mereka kepada Tuhan, kesalahan terbesar orang adalah mereka hanya percaya di bibir saja, dan Tuhan sama sekali tidak ada dalam kehidupan sehari-hari mereka. Semua orang memang percaya akan keberadaan Tuhan, tetapi Tuhan bukanlah bagian dari kehidupan mereka sehari-hari. Mulut manusia mengucapkan banyak doa kepada Tuhan, tetapi Tuhan hanya memiliki sedikit tempat di hati mereka, dan karenanya, Tuhan menguji mereka lagi dan lagi. Itu karena manusia tidak suci, sehingga Tuhan tidak memiliki pilihan selain menguji mereka, sehingga mereka bisa merasa malu dan mengenal diri mereka sendiri di tengah-tengah ujian ini. Jika tidak, umat manusia akan berubah menjadi keturunan penghulu malaikat, dan menjadi semakin rusak. Dalam proses iman mereka kepada Tuhan, setiap orang membuang banyak niat dan tujuan pribadi mereka di dalam penahiran tanpa henti dari Tuhan. Jika tidak, Tuhan tidak mungkin dapat menggunakan siapa pun, dan tidak mungkin melakukan pekerjaan yang seharusnya Dia lakukan dalam diri manusia. Pertama-tama, Tuhan menahirkan manusia, dan melalui proses ini, mereka dapat mengenal diri mereka sendiri dan Tuhan dapat mengubah mereka. Hanya pada saat itulah, Tuhan mengerjakan hidup-Nya di dalam diri mereka, dan hanya dengan demikian, hati mereka dapat sepenuhnya berbalik kepada Tuhan. Jadi, Kukatakan, percaya kepada Tuhan tidak sesederhana yang dikatakan orang. Dalam pandangan Tuhan, jika engkau hanya memiliki pengetahuan, tetapi tidak memiliki firman-Nya sebagai hidup, dan jika engkau hanya terbatas pada pengetahuanmu sendiri, tetapi tidak dapat melakukan kebenaran atau hidup dalam firman Tuhan, ini masih membuktikan bahwa engkau tidak memiliki hati yang mengasihi Tuhan, dan itu menunjukkan bahwa hatimu bukan milik Tuhan. Seseorang dapat mengenal Tuhan dengan percaya kepada-Nya: ini adalah tujuan akhir, dan tujuan pengejaran manusia. Engkau harus berusaha hidup dalam firman Tuhan sehingga firman itu membuahkan hasil dalam penerapanmu. Jika engkau hanya memiliki pengetahuan doktrinal, imanmu kepada Tuhan akan sia-sia. Hanya bila engkau juga melakukan penerapan dan hidup dalam firman-Nya, barulah imanmu dapat dianggap utuh dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Di jalan ini, banyak orang yang dapat berbicara tentang pengetahuan yang luas, tetapi pada saat kematiannya, mata mereka penuh dengan air mata, dan mereka membenci diri mereka sendiri karena telah menyia-nyiakan hidup mereka dan menjalani hidup sampai lanjut usia dalam kesia-siaan. Mereka hanya memahami doktrin, tetapi tidak bisa melakukan kebenaran atau menjadi saksi bagi Tuhan; sebaliknya, mereka hanya berlari ke sana kemari, sibuk sendiri, dan hanya di ambang kematianlah mereka akhirnya menyadari bahwa mereka tidak memiliki kesaksian yang benar, bahwa mereka tidak mengenal Tuhan sama sekali. Dan bukankah ini sudah terlambat? Mengapa engkau tidak memanfaatkan hari ini dan mencari kebenaran yang kaukasihi? Mengapa menunggu sampai besok? Jika dalam hidup, engkau tidak menderita demi kebenaran atau berusaha mendapatkannya, mungkinkah engkau ingin merasa menyesal pada saat menjelang kematianmu? Jika demikian, lalu mengapa percaya kepada Tuhan? Sebenarnya, ada banyak hal di mana orang, jika mereka berusaha sedikit saja, dapat melakukan kebenaran dan dengan demikian memuaskan Tuhan. Hanya saja, hati manusia selalu dikuasai oleh setan, sehingga mereka tidak dapat bertindak demi Tuhan, dan terus-menerus sibuk demi kedagingan mereka, tanpa ada yang dicapai pada akhirnya. Karena alasan ini, orang terus-menerus dilanda masalah dan kesulitan. Bukankah ini siksaan Iblis? Bukankah ini kerusakan daging? Jangan coba-coba membohongi Tuhan dengan basa-basimu. Sebaliknya, engkau harus mengambil tindakan nyata. Jangan menipu diri sendiri—apa gunanya itu? Apa yang bisa kaudapatkan dengan hidup demi kedaginganmu dan memperjuangkan keuntungan dan ketenaran?

Dikutip dari "Engkau Harus Hidup untuk Kebenaran karena Engkau Percaya kepada Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 395

Sekarang, engkau semua harus berusaha keras untuk menjadi umat Tuhan, dan akan mulai sepenuhnya masuk ke jalur yang benar. Menjadi umat Tuhan berarti masuk ke dalam Zaman Kerajaan. Sekarang ini, engkau semua secara resmi mulai masuk ke dalam pelatihan dari kerajaan, dan kehidupan masa depanmu tidak akan lagi kendur dan ceroboh seperti sebelumnya; kehidupan seperti itu tidak dapat memenuhi standar yang dituntut oleh Tuhan. Jika engkau tidak merasakan sedikit pun perasaan terdesak, ini menunjukkan bahwa engkau tidak punya keinginan untuk membenahi dirimu sendiri, bahwa pengejaranmu itu kacau dan bingung, dan engkau tidak mampu untuk memenuhi kehendak Tuhan. Masuk ke dalam pelatihan kerajaan berarti mengawali kehidupan sebagai umat Tuhan—maukah engkau menerima pelatihan seperti itu? Maukah engkau memiliki suatu perasaan keterdesakan? Maukah engkau hidup dalam pendisiplinan Tuhan? Maukah engkau hidup dalam hajaran Tuhan? Ketika firman Tuhan datang kepadamu dan mengujimu, bagaimana engkau akan bertindak? Dan, apa yang akan engkau lakukan ketika diperhadapkan dengan segala macam fakta? Di masa lalu, pusat perhatianmu bukan pada kehidupan; sekarang ini, engkau harus berfokus untuk masuk ke dalam kehidupan kenyataan, dan mengejar perubahan dalam watak hidupmu. Inilah yang harus dicapai oleh umat kerajaan. Semua orang yang merupakan umat Tuhan harus memiliki hidup, mereka harus menerima pelatihan kerajaan, dan mengejar perubahan dalam watak hidupnya. Inilah yang dituntut Tuhan dari umat kerajaan.

Tuntutan Tuhan terhadap umat kerajaan adalah sebagai berikut:

1. Mereka harus menerima amanat Tuhan. Ini berarti, mereka harus menerima semua firman yang diucapkan dalam pekerjaan Tuhan pada akhir zaman.

2. Mereka harus masuk ke dalam pelatihan dari kerajaan.

3. Mereka harus berusaha keras agar hati mereka dijamah oleh Tuhan. Ketika hatimu telah berpaling sepenuhnya kepada Tuhan dan engkau telah memiliki kehidupan rohani yang normal, engkau akan hidup dalam alam kebebasan, yang berarti engkau akan hidup di bawah pemeliharaan dan perlindungan kasih Tuhan. Hanya ketika engkau hidup di bawah pemeliharaan dan perlindungan Tuhan-lah, engkau akan menjadi milik Tuhan.

4. Mereka harus didapatkan oleh Tuhan.

5. Mereka harus menjadi perwujudan kemuliaan Tuhan di muka bumi.

Kelima poin ini merupakan amanat-Ku bagi engkau semua. Firman-Ku disampaikan kepada umat Tuhan, dan jika engkau tidak mau menerima amanat ini, Aku tidak akan memaksamu—tetapi jika engkau benar-benar menerimanya, engkau akan dapat melakukan kehendak Tuhan. Sekarang ini, engkau semua mulai menerima amanat Tuhan, dan berusaha keras untuk menjadi umat kerajaan, dan mencapai standar yang dituntut untuk menjadi umat kerajaan. Inilah langkah pertama untuk masuk. Jika engkau ingin melakukan kehendak Tuhan sepenuhnya, engkau harus menerima kelima amanat ini, dan jika engkau mampu mencapainya, engkau akan berkenan di hati Tuhan, dan Tuhan pasti akan sangat memakai dirimu. Apa yang paling penting sekarang ini ialah masuk ke dalam pelatihan kerajaan. Masuk ke dalam pelatihan kerajaan melibatkan kehidupan rohani. Sebelumnya, tidak ada pembicaraan tentang kehidupan rohani, tetapi sekarang, pada saat engkau mulai masuk ke dalam pelatihan dari kerajaan, engkau secara resmi masuk ke dalam kehidupan rohani.

Dikutip dari "Kenalilah Pekerjaan Terbaru Tuhan dan Ikutilah Jejak Langkah-Nya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 396

Kehidupan seperti apakah kehidupan rohani itu? Kehidupan rohani adalah kehidupan di mana hatimu telah berpaling sepenuhnya kepada Tuhan dan sanggup mengindahkan kasih Tuhan. Ini adalah kehidupan di mana engkau hidup dalam firman Tuhan, dan tidak ada hal lain yang menguasai hatimu, engkau mampu memahami kehendak Tuhan pada zaman sekarang, dan dibimbing oleh cahaya Roh Kudus pada zaman sekarang untuk melaksanakan tugasmu. Kehidupan antara manusia dan Tuhan seperti itu adalah kehidupan rohani. Jika engkau tidak mampu mengikuti cahaya yang sekarang ini, berarti jarak telah terbuka dalam hubunganmu dengan Tuhan—bahkan hubungan itu mungkin telah putus—dan engkau tidak memiliki kehidupan rohani yang normal. Hubungan yang normal dengan Tuhan dibangun di atas fondasi penerimaan firman Tuhan zaman sekarang. Apakah engkau memiliki kehidupan rohani yang normal? Apakah engkau memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan? Apakah engkau seseorang yang mengikuti pekerjaan Roh Kudus? Jika engkau dapat mengikuti cahaya Roh Kudus hari ini, dan dapat memahami kehendak Tuhan di dalam firman-Nya, serta masuk ke dalam firman ini, maka engkaulah orang yang mengikuti aliran Roh Kudus. Jika engkau tidak mengikuti aliran Roh Kudus, tidak disangsikan lagi bahwa engkau adalah orang yang tidak mengejar kebenaran. Roh Kudus tidak mungkin bekerja di dalam diri orang yang tidak punya keinginan untuk memperbaiki dirinya, dan sebagai akibatnya, orang seperti itu tidak pernah dapat mengerahkan kekuatannya dan selalu pasif. Sekarang ini, apakah engkau mengikuti aliran Roh Kudus? Apakah engkau berada dalam aliran Roh Kudus? Sudahkah engkau keluar dari keadaanmu yang pasif? Semua orang yang percaya kepada firman Tuhan, yang menjadikan pekerjaan Tuhan sebagai fondasi, dan yang mengikuti cahaya Roh Kudus pada zaman sekarang—mereka semua berada dalam aliran Roh Kudus. Jika engkau percaya bahwa firman Tuhan sungguh benar dan tepat, dan jika engkau percaya akan firman Tuhan, apa pun yang Dia katakan, engkau adalah orang yang berusaha keras untuk masuk ke dalam pekerjaan Tuhan, dan dengan cara inilah engkau memenuhi kehendak Tuhan.

Untuk masuk ke dalam aliran Roh Kudus, engkau harus memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan, dan engkau harus terlebih dahulu melepaskan diri dari keadaanmu yang pasif. Beberapa orang selalu mengikuti mayoritas, dan hati mereka menyimpang terlalu jauh dari Tuhan; orang-orang seperti itu tidak memiliki hasrat untuk memperbaiki diri mereka, dan standar yang mereka kejar terlampau rendah. Hanya upaya keras untuk mengasihi Tuhan, dan didapatkan oleh Tuhan-lah yang merupakan kehendak Tuhan. Ada orang yang semata-mata menggunakan hati nuraninya untuk membalas kasih Tuhan, tetapi ini tidak dapat memenuhi kehendak Tuhan; semakin tinggi standar yang kaukejar, semakin itu selaras dengan kehendak Tuhan. Sebagai seorang yang normal dan yang berupaya keras untuk mengasihi Tuhan, masuk ke dalam kerajaan untuk menjadi salah satu dari antara umat Tuhan adalah masa depanmu yang sejati dan suatu kehidupan yang paling berharga dan penting; tidak ada yang lebih diberkati dari dirimu. Mengapa Kukatakan demikian? Sebab mereka yang tidak percaya kepada Tuhan hidup untuk daging, dan mereka hidup untuk Iblis, tetapi sekarang, engkau hidup untuk Tuhan, dan hidup untuk melakukan kehendak Tuhan. Itu sebabnya Kukatakan bahwa hidupmu adalah hidup yang paling bermakna. Hanya sekelompok orang ini, yang telah dipilih oleh Tuhan, yang dapat hidup dalam kehidupan yang paling bermakna: tidak ada orang lain di dunia ini yang dapat hidup dalam kehidupan yang sedemikian berharga dan bermakna. Karena engkau semua telah dipilih oleh Tuhan, ditinggikan oleh Tuhan, dan terlebih lagi, karena kasih Tuhan kepadamu, engkau semua telah memahami kehidupan yang sejati, dan mengetahui cara menjalani hidup yang paling bernilai. Ini bukan karena pengejaranmu itu baik, tetapi karena kasih karunia Tuhan; Tuhan-lah yang membuka mata hati rohmu, dan Roh Tuhan-lah yang telah menjamah hatimu, memberimu keberuntungan untuk datang ke hadapan-Nya. Jika Roh Tuhan tidak mencerahkan dirimu, engkau semua tidak akan mampu melihat apa yang indah mengenai Tuhan, juga tidak mungkin bagimu untuk mengasihi Tuhan. Sepenuhnya karena Roh Tuhan telah menjamah hati manusia, sehingga hati mereka berbalik kepada Tuhan. Adakalanya, ketika engkau sedang menikmati firman Tuhan, rohmu terjamah dan engkau merasa bahwa, tidak dapat tidak, engkau harus mengasihi Tuhan, bahwa dalam dirimu ada kekuatan dahsyat, dan bahwa tidak ada apa pun yang tidak dapat engkau singkirkan. Jika engkau merasa seperti itu, engkau telah dijamah oleh Roh Tuhan, dan hatimu telah sepenuhnya berbalik kepada Tuhan, dan engkau akan berdoa kepada Tuhan dengan berkata: "Ya, Tuhan! Kami benar-benar telah Kautentukan dari semula dan Kaupilih. Kemuliaan-Mu memberiku kebanggaan, dan betapa mulia rasanya bagiku untuk menjadi salah seorang dari umat-Mu. Aku akan mengorbankan dan memberikan apa pun untuk melakukan kehendak-Mu, dan akan mengabdikan seluruh tahun-tahunku, dan semua upaya seumur hidupku, bagi-Mu." Ketika engkau berdoa seperti ini, akan ada kasih tanpa akhir dan ketaatan sejati kepada Tuhan dalam hatimu. Pernahkah engkau memiliki pengalaman seperti ini? Jika orang sering dijamah oleh Roh Tuhan, mereka secara khusus bersedia mengabdikan diri kepada Tuhan dalam doa-doanya: "Ya, Tuhan! Aku ingin melihat hari kemuliaan-Mu dan aku ingin hidup bagi-Mu—tiada yang lebih berharga atau bermakna selain dari hidup bagi-Mu, dan tidak kupunyai sedikit pun keinginan untuk hidup bagi Iblis dan daging. Engkau meninggikan aku dengan memampukan aku untuk hidup bagi-Mu saat ini." Ketika engkau telah berdoa dengan cara ini, engkau akan merasa bahwa engkau, tidak dapat tidak, harus menyerahkan hatimu kepada Tuhan, bahwa engkau harus mendapatkan Tuhan, dan bahwa engkau tidak ingin mati tanpa mendapatkan Tuhan selagi engkau masih hidup. Setelah mengucapkan doa seperti itu, akan ada kekuatan yang tak terbatas dalam dirimu, tetapi engkau tidak akan tahu dari mana datang kekuatan itu; di dalam hatimu akan ada kekuatan tak terbatas, dan engkau akan memiliki suatu perasaan bahwa Tuhan itu begitu indah dan bahwa Dia patut dicintai. Pada saat inilah engkau telah dijamah oleh Tuhan. Semua orang yang memiliki pengalaman seperti itu telah dijamah oleh Tuhan. Bagi mereka yang kerap kali dijamah Tuhan, perubahan terjadi dalam hidupnya, mereka mampu membulatkan tekad mereka dan ingin untuk sepenuhnya mendapatkan Tuhan, kasih kepada Tuhan dalam hati mereka semakin kuat, hati mereka telah sepenuhnya berpaling kepada Tuhan, mereka tidak mengindahkan keluarga, dunia, keterikatan, atau masa depan mereka, dan mereka rela mengabdikan upaya seumur hidup mereka bagi Tuhan. Semua orang yang telah dijamah oleh Roh Tuhan adalah orang-orang yang mengejar kebenaran dan yang mempunyai harapan untuk disempurnakan oleh Tuhan.

Dikutip dari "Kenalilah Pekerjaan Terbaru Tuhan dan Ikutilah Jejak Langkah-Nya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 397

Yang paling penting dalam mengikuti Tuhan adalah bahwa segala sesuatu haruslah sesuai dengan firman Tuhan zaman sekarang: entah engkau mengejar untuk masuk ke dalam hidup, entah memenuhi kehendak Tuhan, semuanya harus terpusat pada firman Tuhan zaman sekarang. Jika apa yang engkau bicarakan dan kejar tidak terpusat pada firman Tuhan zaman sekarang, berarti engkau adalah orang asing bagi firman Tuhan, dan sama sekali kehilangan pekerjaan Roh Kudus. Yang diinginkan Tuhan ialah orang-orang yang mengikuti jejak langkah-Nya. Sebagus dan semurni apa pun pemahamanmu sebelumnya, Tuhan tidak menginginkannya, dan jika engkau tidak mampu menyingkirkan hal-hal seperti itu, semua itu akan menjadi penghalang yang luar biasa untuk jalan masukmu di masa depan. Semua orang yang mampu mengikuti cahaya Roh Kudus saat ini, diberkati. Orang dari masa lalu juga mengikuti jejak langkah Tuhan, tetapi mereka tidak dapat mengikuti-Nya hingga sekarang ini; ini adalah berkat bagi orang-orang pada akhir zaman. Mereka yang dapat mengikuti pekerjaan Roh Kudus saat ini dan dapat mengikuti jejak langkah Tuhan, sampai sedemikian rupa hingga mereka mengikuti Tuhan ke mana pun Tuhan memimpin mereka—mereka inilah orang-orang yang diberkati Tuhan. Mereka yang tidak mengikuti pekerjaan Roh Kudus pada saat ini, mereka belum masuk ke dalam pekerjaan firman Tuhan, dan sebanyak apa pun mereka bekerja, atau sebesar apa pun penderitaan mereka, atau sebanyak apa pun mereka menyibukkan diri, tidak ada yang berarti bagi Tuhan, dan Tuhan tidak akan memuji mereka. Sekarang ini, semua orang yang mengikuti firman Tuhan zaman sekarang berada dalam aliran Roh Kudus; mereka yang tidak mengenal firman Tuhan zaman sekarang, berada di luar aliran Roh Kudus, dan orang-orang seperti itu tidak dipuji oleh Tuhan. Pelayanan yang terpisah dari perkataan Roh Kudus pada masa sekarang adalah pelayanan yang berasal dari daging dan gagasan manusia, dan pelayanan itu tidak mungkin selaras dengan kehendak Tuhan. Jika orang hidup di tengah gagasan keagamaan, mereka tidak dapat melakukan apa pun yang sesuai dengan kehendak Tuhan dan meskipun melayani Tuhan, mereka melayani di tengah-tengah imajinasi dan gagasan mereka dan sama sekali tidak dapat melayani sesuai dengan kehendak Tuhan. Mereka yang tidak dapat mengikuti pekerjaan Roh Kudus tidak memahami kehendak Tuhan dan mereka yang tidak memahami kehendak Tuhan tidak dapat melayani Tuhan. Tuhan menghendaki pelayanan yang berkenan di hati-Nya; Dia tidak menginginkan pelayanan yang berasal dari gagasan dan keinginan daging. Jika orang tidak mampu mengikuti langkah-langkah pekerjaan Roh Kudus, mereka hidup sesuai gagasan mereka. Pelayanan orang-orang seperti itu mengganggu dan mengacaukan, dan pelayanan seperti itu bertentangan dengan Tuhan. Dengan demikian, mereka yang tidak dapat mengikuti jejak langkah Tuhan tidak dapat melayani Tuhan; mereka yang tidak dapat mengikuti jejak langkah Tuhan tentu saja menentang Tuhan dan tidak dapat selaras dengan Tuhan. "Mengikuti pekerjaan Roh Kudus" berarti memahami kehendak Tuhan pada zaman sekarang, dapat bertindak sesuai dengan tuntutan Tuhan di masa sekarang, dapat mematuhi dan mengikuti Tuhan zaman sekarang, dan masuk sesuai dengan perkataan-perkataan terbaru dari Tuhan. Hanya orang seperti inilah yang mengikuti pekerjaan Roh Kudus dan berada dalam aliran Roh Kudus. Orang-orang seperti itu tidak hanya dapat menerima pujian dari Tuhan dan melihat Tuhan, tetapi mereka juga dapat mengetahui watak Tuhan dari pekerjaan Tuhan yang terbaru, dan dapat mengetahui gagasan serta ketidaktaatan manusia, serta natur dan hakikat manusia, dari pekerjaan-Nya yang terbaru; lebih jauh lagi, mereka dapat secara bertahap mengalami perubahan dalam watak mereka selama melakukan pelayanannya. Hanya orang-orang seperti ini yang dapat memperoleh Tuhan dan yang benar-benar menemukan jalan yang benar. Mereka yang disingkirkan oleh pekerjaan Roh Kudus adalah orang yang tidak dapat mengikuti pekerjaan Tuhan yang terbaru, dan yang memberontak terhadap pekerjaan Tuhan yang terbaru. Orang-orang seperti itu secara terbuka menentang Tuhan karena Tuhan telah melakukan pekerjaan baru, dan karena gambaran Tuhan tidak sama dengan gambaran yang ada di dalam gagasan mereka—sebagai hasilnya, mereka secara terbuka menentang Tuhan dan menghakimi Tuhan, sehingga akibatnya Tuhan membenci dan menolak mereka. Memiliki pengetahuan tentang pekerjaan Tuhan yang terbaru bukan hal mudah, tetapi jika orang memiliki kehendak untuk menaati pekerjaan Tuhan dan mencari pekerjaan Tuhan, mereka akan memiliki kesempatan untuk melihat Tuhan dan mendapatkan bimbingan terbaru dari Roh Kudus. Mereka yang dengan sengaja menentang pekerjaan Tuhan tidak dapat menerima pencerahan Roh Kudus atau bimbingan Tuhan. Dengan demikian, entah orang dapat menerima pekerjaan Tuhan yang terbaru atau tidak, itu tergantung pada anugerah Tuhan, itu tergantung pada pengejaran mereka, dan itu tergantung pada niat mereka.

Dikutip dari "Kenalilah Pekerjaan Terbaru Tuhan dan Ikutilah Jejak Langkah-Nya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 398

Semua orang yang mampu menaati perkataan Roh Kudus pada masa sekarang, diberkati. Tidak peduli bagaimana keadaan mereka dahulu, atau bagaimana Roh Kudus dahulu bekerja di dalam diri mereka—mereka yang telah memperoleh pekerjaan Tuhan yang terbaru adalah yang paling diberkati, dan mereka yang tidak dapat mengikuti pekerjaan terbaru pada masa sekarang akan disingkirkan. Tuhan menginginkan mereka yang dapat menerima terang yang baru dan Dia menginginkan mereka yang menerima dan mengetahui pekerjaan-Nya yang terbaru. Mengapa dikatakan bahwa engkau harus menjadi perawan suci? Seorang perawan suci mampu mencari pekerjaan Roh Kudus dan memahami perkara baru, dan lebih dari itu, dia mampu mengesampingkan gagasan yang lama dan menaati pekerjaan Tuhan pada zaman sekarang. Kelompok orang ini, yang menerima pekerjaan terbaru pada zaman sekarang, telah ditentukan oleh Tuhan sejak sebelum segala zaman dan mereka merupakan orang-orang yang paling diberkati. Engkau semua mendengar suara Tuhan secara langsung dan melihat penampakan Tuhan, dan dengan demikian, di seluruh langit dan bumi, serta di sepanjang zaman, tidak ada yang lebih diberkati selain daripadamu, selain daripada sekelompok orang ini. Semua ini karena pekerjaan Tuhan, karena predestinasi dan pemilihan Tuhan, dan karena kasih karunia Tuhan; jika Tuhan tidak berbicara dan mengucapkan firman-Nya, dapatkah keadaanmu seperti sekarang ini? Oleh karena itu, segala kemuliaan dan pujian hanya bagi Tuhan, sebab semua ini terjadi karena Tuhan meninggikan dirimu. Dengan semua hal ini dalam benakmu, mungkinkah engkau tetap pasif? Mungkinkah kekuatanmu tetap tidak dapat bangkit?

Bahwa engkau sanggup menerima penghakiman, hajaran, pukulan, dan pemurnian dari firman Tuhan, dan terlebih dari itu, sanggup menerima amanat Tuhan, itu telah ditentukan dari semula oleh Tuhan sebelum segala zaman, dan dengan demikian engkau tidak boleh terlalu sedih ketika dihajar. Tidak seorang pun dapat merampas pekerjaan yang telah dilakukan di dalam dirimu, dan berkat-berkat yang telah dianugerahkan kepadamu, dan tidak seorang pun dapat merampas segala sesuatu yang telah diberikan kepadamu. Orang agamawi tidak sebanding denganmu. Engkau semua bukan ahli Alkitab dan tidak dilengkapi dengan teori agama, tetapi karena Tuhan telah bekerja di dalam dirimu, engkau semua telah memperoleh lebih daripada siapa pun dari zaman ke zaman—dan ini adalah berkatmu yang paling besar. Karena itu, engkau semua bahkan harus lebih berdedikasi kepada Tuhan, bahkan harus lebih setia lagi kepada-Nya. Karena Tuhan meninggikan dirimu, engkau harus meningkatkan upayamu dan harus mempersiapkan tingkat pertumbuhanmu untuk menerima amanat dari Tuhan. Engkau harus berdiri teguh di tempat yang telah Tuhan berikan kepadamu, berusaha keras untuk menjadi salah seorang umat Tuhan, menerima pelatihan dari kerajaan, didapatkan oleh Tuhan, dan pada akhirnya menjadi kesaksian yang mulia bagi Tuhan. Apakah engkau memiliki tekad-tekad ini? Jika engkau memiliki tekad seperti itu, pada akhirnya engkau pasti didapatkan oleh Tuhan dan akan menjadi kesaksian yang mulia bagi Tuhan. Engkau harus memahami bahwa amanat yang utama adalah didapatkan oleh Tuhan dan menjadi kesaksian yang mulia bagi Tuhan. Ini adalah kehendak Tuhan.

Dikutip dari "Kenalilah Pekerjaan Terbaru Tuhan dan Ikutilah Jejak Langkah-Nya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 399

Perkataan Roh Kudus pada zaman sekarang merupakan dinamika pekerjaan Roh Kudus, dan pencerahan Roh Kudus dalam diri manusia secara berkesinambungan selama periode ini merupakan tren pekerjaan Roh Kudus. Lantas, tren apakah yang terdapat dalam pekerjaan Roh Kudus pada zaman sekarang? Tren tersebut adalah kepemimpinan orang-orang untuk masuk ke dalam pekerjaan Tuhan zaman sekarang, dan ke dalam kehidupan rohani yang normal. Ada beberapa langkah untuk masuk ke dalam kehidupan rohani yang normal:

1. Pertama, engkau harus mencurahkan hatimu ke dalam firman Tuhan. Engkau tidak boleh mengejar firman Tuhan pada masa lalu, dan tidak boleh mempelajari atau membandingkannya dengan firman Tuhan zaman sekarang. Sebaliknya, engkau harus mencurahkan segenap hatimu ke dalam firman Tuhan pada masa sekarang. Jika ada orang yang masih ingin membaca firman Tuhan, buku-buku rohani, atau tulisan lain berupa khotbah dari masa lalu, dan tidak mengikuti perkataan Roh Kudus pada zaman sekarang, mereka adalah orang yang paling bodoh; Tuhan membenci orang-orang seperti itu. Jika engkau bersedia menerima terang Roh Kudus sekarang ini, curahkanlah hatimu sepenuhnya ke dalam perkataan Tuhan pada zaman sekarang. Inilah hal pertama yang harus engkau capai.

2. Engkau harus berdoa berlandaskan firman yang diucapkan oleh Tuhan pada zaman sekarang, masuk ke dalam firman Tuhan dan bersekutu dengan Tuhan, dan menyatakan tekadmu di hadapan Tuhan, menetapkan standar apa yang ingin engkau capai.

3. Engkau harus mengejar jalan masuk yang lebih mendalam kepada kebenaran berlandaskan pekerjaan Roh Kudus pada zaman sekarang. Jangan berpegang pada perkataan dan teori usang dari masa lalu.

4. Engkau harus berusaha untuk dijamah oleh Roh Kudus dan masuk ke dalam firman Tuhan.

5. Engkau harus berusaha keras untuk masuk ke jalan yang ditempuh oleh Roh Kudus pada zaman sekarang.

Dan bagaimana caramu berusaha agar dijamah oleh Roh Kudus? Yang penting ialah hidup dalam firman Tuhan pada masa sekarang dan berdoa berdasarkan pada tuntutan Tuhan. Setelah berdoa dengan cara ini, Roh Kudus pasti akan menjamahmu. Jika engkau tidak mencari berdasarkan fondasi firman yang diucapkan oleh Tuhan pada zaman sekarang, itu tidak akan ada hasilnya. Engkau harus berdoa, dan berkata: "Ya, Tuhan! Aku telah menentang-Mu, dan aku sangat berutang kepada-Mu; aku sangat tidak taat, dan tidak pernah dapat memuaskan-Mu. Ya, Tuhan, kumohon Engkau menyelamatkan aku, aku ingin melayani-Mu sampai akhir, aku rela mati demi Engkau. Hakimilah aku dan hajarlah aku, dan aku tidak akan mengeluh; aku telah menentang Engkau dan aku layak mati, sehingga semua orang dapat melihat watak-Mu yang benar dalam kematianku." Ketika engkau berdoa dari dalam hatimu dengan cara ini, Tuhan akan mendengarmu dan akan membimbingmu; jika engkau tidak berdoa berlandaskan firman yang Roh Kudus ucapkan pada zaman sekarang, tidak ada kemungkinan bagi Roh Kudus untuk menjamahmu. Jika engkau berdoa sesuai dengan kehendak Tuhan dan sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan untuk kaulakukan sekarang ini, engkau akan berkata: "Ya, Tuhan! Aku ingin menerima amanat-Mu dan setia kepada amanat-Mu, dan aku bersedia mencurahkan seluruh hidupku demi kemuliaan-Mu, sehingga apa pun yang kulakukan dapat mencapai standar umat Tuhan. Biarlah hatiku dijamah oleh-Mu. Aku mohon agar Roh-Mu senantiasa mencerahkan aku, supaya semua yang kulakukan mempermalukan Iblis, sehingga aku pada akhirnya didapatkan oleh-Mu." Jika engkau berdoa seperti ini, dengan cara yang berpusat pada kehendak Tuhan, Roh Kudus pasti akan bekerja di dalam dirimu. Tidak penting berapa banyak kata yang kauucapkan dalam doamu—yang terpenting ialah apakah engkau memahami kehendak Tuhan atau tidak. Engkau semua mungkin pernah memiliki pengalaman berikut ini: Adakalanya, ketika berdoa dalam kebaktian, dinamika pekerjaan Roh Kudus mencapai puncaknya, menyebabkan kekuatan setiap orang bertambah. Beberapa orang menangis getir dan berlinang air mata ketika berdoa, diliputi penyesalan di hadapan Tuhan, dan beberapa orang menunjukkan ketetapan hatinya dan membuat ikrar. Seperti itulah dampak yang harus dicapai oleh pekerjaan Roh Kudus. Sekarang ini, sangat penting bahwa semua orang benar-benar mencurahkan hati mereka ke dalam firman Tuhan. Jangan pusatkan perhatianmu pada firman yang diucapkan sebelumnya; jika engkau masih berpegang pada apa yang datang sebelumnya, Roh Kudus tidak akan bekerja di dalam dirimu. Apakah engkau mengerti betapa pentingnya hal ini?

Apakah engkau semua mengetahui jalan yang ditempuh oleh Roh Kudus pada zaman sekarang? Beberapa pokok di atas adalah apa yang harus diselesaikan oleh Roh Kudus pada zaman sekarang dan di masa depan; hal-hal itu adalah jalan yang diambil oleh Roh Kudus, dan jalan masuk yang harus dikejar oleh manusia. Dalam jalan masukmu ke dalam kehidupan, setidak-tidaknya engkau harus mencurahkan hatimu ke dalam firman Tuhan dan dapat menerima penghakiman dan hajaran dari firman Tuhan; hatimu harus merindukan Tuhan, engkau harus mengejar lebih dalam lagi untuk masuk ke dalam kebenaran dan mencapai tujuan-tujuan yang dituntut oleh Tuhan. Ketika engkau memiliki kekuatan ini, ini menunjukkan bahwa engkau telah dijamah oleh Tuhan, dan hatimu mulai berpaling kepada Tuhan.

Langkah pertama untuk masuk ke dalam kehidupan adalah mencurahkan segenap hatimu ke dalam firman Tuhan, dan langkah kedua adalah menerima dirimu dijamah oleh Roh Kudus. Dampak apakah yang ingin dicapai dengan menerima dirimu dijamah oleh Roh Kudus? Agar dapat memiliki kerinduan, mencari, dan menggali kebenaran yang lebih dalam dan agar mampu bekerja sama dengan Tuhan dalam cara yang positif. Sekarang ini, engkau bekerja sama dengan Tuhan, yang berarti ada tujuan dalam pengejaranmu, dalam doa-doamu, dan dalam persekutuanmu perihal firman Tuhan, dan dalam engkau melakukan tugasmu sesuai dengan tuntutan Tuhan—hanya inilah yang artinya bekerja sama dengan Tuhan. Jika engkau hanya berbicara tentang membiarkan Tuhan bertindak, tetapi tidak mengambil tindakan apa pun, tidak berdoa, tidak mencari, dapatkah ini disebut kerja sama? Jika di dalam dirimu tidak terdapat sedikit pun kerja sama, dan engkau kehilangan pelatihan untuk jalan masuk yang memiliki tujuan tertentu, maka engkau tidak sedang bekerja sama. Beberapa orang berkata: "Segalanya bergantung pada predestinasi Tuhan, semuanya dilakukan oleh Tuhan itu sendiri; jika Tuhan tidak melakukannya, bagaimana mungkin manusia bisa melakukannya?" Pekerjaan Tuhan itu normal dan tidak sedikit pun supernatural, dan hanya melalui pencarianmu secara aktif, Roh Kudus bekerja, sebab Tuhan tidak memaksa manusia—engkau harus memberi Tuhan kesempatan untuk bekerja, dan jika engkau tidak mengejar ataupun masuk, jika tidak ada sedikit pun kerinduan dalam hatimu, Tuhan tidak memiliki kesempatan untuk bekerja. Dengan cara apakah engkau dapat berusaha untuk dirimu dijamah oleh Tuhan? Melalui doa dan semakin mendekat kepada Tuhan. Namun, yang paling penting, ingat, semua itu harus berlandaskan pada firman yang Tuhan ucapkan. Ketika engkau sering dijamah Tuhan, engkau tidak diperbudak oleh daging: suami, istri, anak-anak, dan uang—mereka semua tidak dapat membelenggumu, dan engkau semata-mata ingin mengejar kebenaran serta hidup di hadapan Tuhan. Pada saat inilah, engkau akan menjadi orang yang hidup dalam alam kebebasan.

Dikutip dari "Kenalilah Pekerjaan Terbaru Tuhan dan Ikutilah Jejak Langkah-Nya" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 400

Tuhan telah bertekad untuk melengkapi manusia, dan Terlepas dari perspektif mana pun Dia berfirman, semuanya demi menjadikan orang-orang sempurna. Firman yang diucapkan dari perspektif Roh sulit dipahami orang; mereka tidak memiliki sarana untuk menemukan jalan penerapan, karena kemampuan pemahaman mereka terbatas. Pekerjaan Tuhan mencapai dampak yang berbeda, dan dalam mengambil setiap langkah pekerjaan, Dia memiliki tujuan-Nya. Terlebih lagi, sangatlah penting bagi-Nya untuk berfirman dari berbagai perspektif yang berbeda, karena hanya dengan melakukannya, Dia dapat menyempurnakan manusia. Jika Dia hanya memperdengarkan suara-Nya dari sudut pandang Roh, tidak akan ada jalan untuk menyelesaikan tahap pekerjaan Tuhan ini. Dari nada suara-Nya ketika berbicara, engkau dapat mengerti bahwa Dia berketetapan untuk melengkapi sekelompok orang ini. Jadi, apa yang harus menjadi langkah pertama bagi setiap orang yang ingin dijadikan sempurna? Di atas segalanya, engkau harus mengenal pekerjaan Tuhan. Dewasa ini, suatu metode baru telah dimulai dalam pekerjaan Tuhan; zaman telah berubah, cara Tuhan bekerja pun telah berubah, dan metode yang Tuhan gunakan untuk berfirman berbeda. Saat ini, bukan hanya metode pekerjaan-Nya yang berubah, tetapi zaman juga berubah. Sekarang adalah Zaman Kerajaan. Sekarang juga adalah zaman mengasihi Tuhan. Ini adalah sebuah pendahuluan dari Zaman Kerajaan Seribu Tahun—yang juga merupakan Zaman Firman, dan yang di dalamnya Tuhan menggunakan banyak cara berbicara untuk menyempurnakan manusia, dan berbicara dari sudut pandang yang berbeda untuk membekali manusia. Pada saat memasuki Zaman Kerajaan Seribu Tahun, Tuhan akan mulai menggunakan firman untuk menyempurnakan manusia, memungkinkan manusia untuk memasuki kehidupan kenyataan dan memimpin mereka ke jalan yang benar. Setelah mengalami begitu banyak langkah pekerjaan Tuhan, manusia telah menyaksikan bahwa pekerjaan Tuhan tidak tetap sama, melainkan tanpa henti terus berkembang dan menjadi semakin dalam. Setelah manusia mengalaminya sedemikian lama, pekerjaan itu telah berulang kali berputar, dan terus-menerus berubah. Namun sebanyak apa pun perubahannya, itu tidak pernah menyimpang dari tujuan Tuhan untuk membawa keselamatan bagi manusia. Bahkan melalui sepuluh ribu perubahan pun, pekerjaan itu tidak pernah menyimpang dari tujuannya yang semula. Betapapun pekerjaan Tuhan dapat berubah, pekerjaan itu tidak pernah menyimpang dari kebenaran atau dari kehidupan. Berbagai perubahan metode dalam melakukan pekerjaan tersebut hanya melibatkan perubahan dalam format pekerjaan dan perspektif yang Tuhan gunakan untuk berfirman; tidak ada perubahan dalam tujuan utama pekerjaan Tuhan. Perubahan nada suara Tuhan dan metode kerja-Nya dibuat untuk mencapai suatu efek. Perubahan nada suara bukan berarti perubahan tujuan atau prinsip di balik pekerjaan itu. Orang percaya kepada Tuhan terutama demi mencari kehidupan; jika engkau percaya kepada Tuhan tetapi tidak mencari kehidupan atau mengejar kebenaran atau pengetahuan akan Tuhan, ini bukanlah kepercayaan kepada Tuhan! Apakah realistis untuk terus berupaya memasuki kerajaan demi menjadi raja? Mencapai kasih sejati bagi Tuhan melalui pencarian kehidupan—hanya inilah realitas; pengejaran dan penerapan kebenaran—semua ini adalah realitas. Dengan membaca firman Tuhan dan mengalami firman-Nya, engkau akan bisa memahami pengetahuan akan Tuhan di tengah-tengah pengalaman nyata, dan inilah yang dimaksud dengan sungguh-sungguh melakukan pengejaran.

Dikutip dari "Zaman Kerajaan adalah Zaman Firman" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 401

Sekarang adalah Zaman Kerajaan. Mengenai apakah engkau telah memasuki zaman yang baru ini atau belum, itu tergantung dari apakah engkau telah memasuki realitas firman Tuhan, apakah firman-Nya telah menjadi kehidupan kenyataanmu. Firman Tuhan diberitakan kepada setiap orang sehingga, pada akhirnya, semua orang akan hidup di dunia firman Tuhan dan firman-Nya akan mencerahkan dan menerangi tiap-tiap orang dari dalam batinnya. Jika, selama waktu ini, engkau ceroboh dalam membaca firman Tuhan, dan tidak tertarik dengan firman-Nya, hal itu menunjukkan bahwa ada kondisimu salah. Jika engkau tidak dapat memasuki Zaman Firman, Roh Kudus tidak bekerja dalam dirimu; jika engkau sudah memasuki zaman ini, Dia akan melakukan pekerjaan-Nya. Apa yang dapat engkau lakukan pada permulaan Zaman Firman ini untuk memperoleh pekerjaan Roh Kudus? Di zaman ini, dan di tengah-tengahmu, Tuhan akan menggenapkan kenyataan berikut ini: bahwa setiap orang akan hidup dalam firman Tuhan, akan dapat melakukan kebenaran, dan akan mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh; bahwa semua orang akan menggunakan firman Tuhan sebagai dasar dan realitas mereka, dan akan memiliki hati yang menghormati Tuhan; dan melalui melakukan firman Tuhan, manusia kemudian akan menggunakan kekuasaan raja bersama-sama dengan Tuhan. Inilah pekerjaan yang akan dicapai oleh Tuhan. Bisakah engkau bertahan tanpa membaca firman Tuhan? Dewasa ini, ada banyak orang yang merasa bahwa mereka tidak tahan bahkan satu atau dua hari pun tanpa membaca firman Tuhan. Mereka harus membaca firman-Nya setiap hari, dan jika waktunya tidak memungkinkan, mendengarkannya akan cukup. Inilah perasaan yang Roh Kudus berikan kepada orang, dan inilah cara Dia mulai menggerakkan mereka. Artinya, Dia mengatur orang melalui firman sehingga mereka dapat masuk ke dalam realitas firman Tuhan. Jika, setelah satu hari saja tanpa makan dan minum firman Tuhan, engkau merasakan kegelapan dan kehausan, dan tidak tahan, ini menunjukkan bahwa engkau telah digerakkan oleh Roh Kudus, dan bahwa Dia tidak berpaling darimu. Maka, engkau adalah orang yang berada di aliran ini. Namun, jika setelah satu atau dua hari tanpa makan dan minum firman Tuhan, engkau tidak merasakan apa-apa, jika engkau tidak haus, dan sama sekali tidak tersentuh, ini menunjukkan bahwa Roh Kudus telah berpaling darimu. Maka, ini berarti ada sesuatu yang tidak beres dengan keadaan batiniahmu; engkau belum memasuki Zaman Firman, dan engkau adalah salah seorang yang sudah jauh tertinggal. Tuhan menggunakan firman untuk memerintah orang; engkau merasa senang jika makan dan minum firman Tuhan, dan jika tidak melakukannya, engkau tidak mempunyai jalan yang harus diikuti. Firman Tuhan menjadi makanan orang dan kekuatan yang menggerakkan mereka. Alkitab mengatakan bahwa "Manusia hidup bukan hanya dari roti, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Tuhan." Dewasa ini, Tuhan akan menyelesaikan pekerjaan ini, dan Dia akan menggenapkan kenyataan ini di dalam engkau sekalian. Bagaimana mungkin di masa lampau orang bisa tahan berhari-hari tidak membaca firman Tuhan dan bisa makan dan bekerja seperti biasa, tetapi tidak demikian halnya sekarang? Di zaman ini, Tuhan terutama menggunakan firman untuk mengatur segalanya. Melalui firman Tuhan, manusia dihakimi dan disempurnakan, lalu akhirnya dibawa ke dalam kerajaan. Hanya firman Tuhan yang dapat membekali kehidupan manusia, dan hanya firman Tuhan yang dapat memberi terang kepada manusia dan jalan kepada pengamalan, khususnya di Zaman Kerajaan. Selama engkau tidak menyimpang dari realitas firman Tuhan, makan dan minum firman-Nya setiap hari, Tuhan akan dapat menyempurnakanmu.

Dikutip dari "Zaman Kerajaan adalah Zaman Firman" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 402

Pengejaran kehidupan bukanlah sesuatu yang dapat diburu-buru; pertumbuhan kehidupan tidak terjadi hanya dalam waktu satu atau dua hari. Pekerjaan Tuhan itu normal dan praktis, dan ada proses yang harus dilalui. Butuh tiga puluh tiga setengah tahun bagi Yesus yang berinkarnasi untuk menyelesaikan pekerjaan penyaliban-Nya—apalagi menyucikan manusia dan mengubah kehidupan mereka, yang merupakan pekerjaan paling sulit! Bukan tugas yang mudah untuk membentuk manusia normal yang memanifestasikan Tuhan. Ini khususnya berlaku bagi orang-orang yang lahir di negeri si naga merah yang sangat besar, yang berkualitas buruk dan membutuhkan firman dan pekerjaan Tuhan selama jangka waktu panjang. Jadi jangan tidak sabar untuk melihat hasilnya. Engkau harus proaktif dalam makan dan minum firman Tuhan, dan mengerahkan upaya lebih besar pada firman Tuhan. Apabila engkau selesai membaca firman-Nya, engkau harus dapat menerapkannya dalam pengamalan sesungguhnya, bertumbuh dalam pengetahuan, wawasan, kebijaksanaan, dan hikmat dalam firman Tuhan. Melalui ini, engkau akan berubah tanpa menyadarinya. Jika engkau dapat menerapkan prinsip makan dan minum firman Tuhan, membacanya, mengenalnya, mengalaminya, dan melakukannya, engkau akan mencapai kedewasaan tanpa menyadarinya. Ada orang-orang yang mengatakan bahwa mereka tidak dapat melakukan firman Tuhan bahkan setelah membacanya. Mengapa engkau terburu-buru? Ketika engkau mencapai tingkat pertumbuhan tertentu, engkau akan dapat melakukan firman-Nya. Akankah seorang anak berusia empat atau lima tahun mengatakan bahwa dia tidak dapat menafkahi atau menghormati orang tuanya? Engkau harus mengenali sejauh mana tingkat pertumbuhanmu saat ini. Lakukan hal yang dapat engkau lakukan, dan hindari menjadi seseorang yang mengganggu pengelolaan Tuhan. Makan dan minum saja firman Tuhan, dan jadikanlah itu sebagai prinsipmu mulai sekarang. Sementara itu, jangan khawatir tentang apakah Tuhan dapat menjadi lengkap. Jangan dahulu menyelidikinya. Makan dan minum saja firman Tuhan ketika firman itu datang kepadamu, dan Tuhan pasti akan melengkapimu. Namun, ada suatu prinsip yang olehnya engkau harus makan dan minum firman-Nya. Jangan melakukannya secara membabi buta. Dalam makan dan minum firman Tuhan, di satu sisi, carilah firman yang harus engkau ketahui—yaitu yang terkait dengan penglihatan—dan di sisi lain, carilah firman yang harus engkau terapkan dalam kenyataan—yakni hal yang harus engkau masuki. Satu aspek berhubungan dengan pengetahuan, dan aspek lainnya dengan jalan masuk. Setelah engkau memahami keduanya—apabila engkau telah memahami hal yang harus engkau ketahui dan hal yang harus engkau lakukan—engkau akan mengetahui cara makan dan minum firman Tuhan.

Dikutip dari "Zaman Kerajaan adalah Zaman Firman" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 403

Sejak sekarang, pembicaraan tentang firman Tuhan haruslah menjadi prinsip dalam caramu berbicara. Biasanya, ketika engkau sekalian berkumpul, haruslah engkau terlibat dalam persekutuan tentang firman Tuhan, menelaah firman Tuhan sebagai inti interaksimu, membicarakan apa yang engkau ketahui tentang firman ini, bagaimana caramu mengamalkannya, dan bagaimana Roh Kudus bekerja. Selama engkau mempersekutukan firman Tuhan, Roh Kudus akan menerangimu. Untuk memperoleh dunia firman Tuhan, dibutuhkan kerja sama manusia. Jika engkau tidak memasuki hal ini, Tuhan tidak akan memiliki cara untuk bekerja; jika engkau tetap tutup mulut dan tidak bicara tentang firman-Nya, Dia tidak punya cara untuk menerangimu. Setiap kali engkau tidak sibuk, bicaralah tentang firman Tuhan, dan jangan mengobrol seperti orang kurang kerjaan! Biarlah hidupmu dipenuhi dengan firman Tuhan—baru kemudian engkau akan menjadi orang percaya yang taat. Tak masalah jika persekutuanmu dangkal. Tanpa kedangkalan, tidak akan ada kedalaman. Harus ada proses. Melalui pelatihanmu, engkau akan memahami penerangan Roh Kudus atas dirimu, dan bagaimana cara makan dan minum firman Tuhan secara efektif. Setelah selang waktu menyelidik, engkau akan masuk ke dalam realitas firman Tuhan. Hanya jika engkau bertekad untuk bekerja sama, engkau akan dapat menerima pekerjaan Roh Kudus.

Dalam prinsip-prinsip makan dan minum firman Tuhan, yang satu berhubungan dengan pengetahuan, dan yang lainnya tentang jalan masuk. Firman manakah yang harus engkau ketahui? Engkau harus mengetahui firman yang berhubungan dengan penglihatan (misalnya, yang berkaitan dengan zaman apa yang pekerjaan Tuhan masuki sekarang, hal apa yang hendak Tuhan capai sekarang, apa yang dimaksud dengan inkarnasi, dan sebagainya; semua ini berhubungan dengan penglihatan). Apa yang dimaksud dengan jalan yang harus dimasuki manusia? Ini mengacu pada firman Tuhan yang harus dilakukan dan dimasuki manusia. Hal tersebut di atas adalah dua aspek dari makan dan minum firman Tuhan. Mulai sekarang, makan dan minumlah firman Tuhan dengan cara ini. Jika engkau memiliki pemahaman yang jelas tentang firman-Nya mengenai penglihatan, tidak perlu lagi untuk terus membaca di sepanjang waktu. Yang paling penting adalah makan dan minum lebih banyak firman tentang jalan masuk, seperti bagaimana cara menujukan hatimu kepada Tuhan, bagaimana menenangkan hatimu di hadapan-Nya, dan bagaimana meninggalkan daging. Hal-hal inilah yang harus engkau lakukan. Tanpa mengetahui cara makan dan minum firman Tuhan, persekutuan yang benar adalah mustahil. Begitu engkau mengetahui cara makan dan minum firman-Nya, ketika engkau telah memahami apa yang menjadi kuncinya, persekutuan akan menjadi bebas, dan apa pun masalah yang timbul, engkau akan dapat bersekutu dan memahami realitas. Jika saat mempersekutukan tentang firman Tuhan engkau tidak memiliki realitas, berarti engkau belum memahami apa yang menjadi kuncinya, yang menunjukkan bahwa engkau tidak tahu bagaimana cara makan dan minum firman Tuhan. Beberapa orang mungkin merasa bahwa membaca firman Tuhan itu melelahkan, yang bukan merupakan keadaan normal. Hal yang normal adalah jangan pernah lelah membaca firman Tuhan, selalu merasa haus akan firman itu, dan selalu menyadari firman-Nya begitu menyenangkan. Inilah cara seseorang yang sungguh-sungguh telah masuk memakan dan meminum firman Tuhan. Ketika engkau merasa bahwa firman Tuhan sangat praktis dan persis yang harus dimasuki oleh manusia; apabila engkau merasa bahwa firman-Nya sangat berguna dan bermanfaat bagi manusia, bahwa firman adalah perbekalan kehidupan manusia—Roh Kuduslah yang memberikan perasaan ini kepadamu, dan Roh Kuduslah yang menggerakkanmu. Ini membuktikan bahwa Roh Kudus sedang bekerja dalam dirimu dan bahwa Tuhan tidak berpaling darimu. Beberapa orang, yang menganggap bahwa Tuhan selalu berbicara, menjadi lelah dengan firman-Nya, dan mengira bahwa tidak ada konsekuensinya apakah mereka membacanya atau tidak—yang bukanlah keadaan yang normal. Mereka tidak memiliki hati yang haus untuk memasuki realitas, dan orang-orang seperti itu tidak haus atau tidak mementingkan agar dapat disempurnakan. Setiap kali engkau merasa tidak haus akan firman Tuhan, ini menunjukkan bahwa engkau tidak berada dalam keadaan yang normal. Di masa lalu, apakah Tuhan telah berpaling darimu dapat ditentukan oleh apakah engkau merasa damai dalam batinmu, dan apakah engkau mengalami kenikmatan. Sekarang kuncinya adalah apakah engkau haus akan firman Tuhan, apakah firman-Nya adalah realitasmu, apakah engkau setia, dan apakah engkau mampu melakukan segala yang dapat engkau lakukan bagi Tuhan. Dengan kata lain, manusia dihakimi oleh realitas firman Tuhan. Tuhan mengarahkan firman-Nya kepada seluruh umat manusia. Jika engkau bersedia membacanya, Dia akan mencerahkanmu, tetapi jika tidak, Dia tidak akan melakukannya. Tuhan menerangi orang-orang yang lapar dan haus akan kebenaran, dan Dia mencerahkan mereka yang mencari Dia. Ada orang yang mengatakan bahwa Tuhan tidak menerangi mereka bahkan setelah mereka membaca firman-Nya. Tetapi dengan cara bagaimanakah engkau membaca firman ini? Jika engkau membaca firman-Nya layaknya orang yang memacu kudanya sambil mengamati bunga dan tidak mementingkan realitas, bagaimana mungkin Tuhan mencerahkanmu? Bagaimana mungkin seseorang yang tidak menghargai firman Tuhan disempurnakan oleh-Nya? Jika engkau tidak menghargai firman Tuhan, engkau tidak akan memiliki kebenaran ataupun realitas. Jika engkau menghargai firman-Nya, engkau akan dapat menerapkan kebenaran, dan hanya dengan demikian engkau akan memiliki realitas. Inilah sebabnya engkau harus makan dan minum firman Tuhan setiap saat, entah sibuk atau tidak, situasinya merugikan atau tidak, dan apakah engkau sedang diuji atau tidak. Secara keseluruhan, firman Tuhan adalah dasar dari keberadaan manusia. Tidak seorang pun bisa berpaling dari firman Tuhan, tetapi harus makan firman-Nya sebagaimana mereka makan tiga kali sehari. Mungkinkah disempurnakan dan didapatkan oleh Tuhan bisa sesederhana itu? Entah engkau mengerti atau tidak saat ini, dan apakah engkau memiliki wawasan ke dalam pekerjaan Tuhan ataukah tidak, engkau harus makan dan minum firman Tuhan sebanyak mungkin. Inilah yang dimaksud masuk dengan cara yang proaktif. Setelah membaca firman Tuhan, segeralah lakukan apa yang dapat engkau masuki, dan sisihkan untuk sementara waktu apa yang tidak dapat engkau lakukan. Mungkin ada banyak firman Tuhan yang tidak dapat engkau pahami pada awalnya, tetapi setelah dua atau tiga bulan, bahkan mungkin satu tahun, engkau akan memahaminya. Bagaimana ini bisa terjadi? Ini karena Tuhan tidak dapat menyempurnakan manusia dalam satu atau dua hari. Sering kali, ketika membaca firman-Nya, engkau mungkin tidak langsung mengerti. Saat itu, firman Tuhan tidak ubahnya seperti teks belaka; engkau harus mengalaminya beberapa waktu lamanya sebelum mampu memahaminya. Tuhan telah begitu banyak berfirman, engkau harus melakukan yang terbaik untuk makan dan minum firman-Nya, dan kemudian, tanpa kausadari, engkau akan menjadi paham, dan tanpa kausadari, Roh Kudus akan mencerahkanmu. Ketika Roh Kudus mencerahkan manusia, sering kali tanpa manusia menyadarinya. Dia mencerahkan dan membimbingmu apabila engkau haus dan mencari. Prinsip kerja Roh Kudus terpusat pada firman Tuhan yang engkau makan dan minum. Semua orang yang tidak mementingkan firman Tuhan dan selalu memiliki sikap yang berbeda terhadap firman-Nya—dengan pikiran keruh, mereka yakin bahwa tidak ada bedanya entah mereka membaca firman-Nya atau tidak—adalah mereka yang tidak memiliki realitas. Baik pekerjaan Roh Kudus maupun pencerahan-Nya tidak dapat dilihat pada orang semacam itu. Orang-orang seperti ini hanya berbuat ala kadarnya, penuh kepura-puraan tanpa kualifikasi sejati, seperti Tuan Nanguo dalam cerita kiasan.[a]

Dikutip dari "Zaman Kerajaan adalah Zaman Firman" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Catatan kaki:

a. Naskah asli tidak mengandung frasa "cerita kiasan."


Firman Tuhan Harian: Kutipan 404

Saat firman Tuhan dinyatakan, engkau harus segera menerimanya, serta memakan dan meminumnya. Seberapa banyak pun yang engkau pahami, satu sudut pandang yang harus engkau pegang teguh adalah makan dan minum, mengenal, dan melakukan firman-Nya. Inilah sesuatu yang harus mampu engkau lakukan. Jangan pikirkan tentang seberapa hebat tingkat pertumbuhanmu; cukup berfokuslah pada makan dan minum firman-Nya. Inilah yang harus menjadi bentuk kerja sama manusia. Kehidupan rohanimu terutama adalah mencoba masuk ke dalam realitas dari makan dan minum firman Tuhan dan melakukannya. Bukan urusanmu untuk berfokus pada hal lain. Para pemimpin gereja hendaknya dapat membimbing semua saudara-saudari mereka sehingga mereka tahu cara makan dan minum firman Tuhan. Inilah tanggung jawab setiap pemimpin gereja. Baik muda ataupun tua, semua harus menganggap makan dan minum firman Tuhan sangatlah penting dan harus menyimpan firman-Nya di dalam hati mereka. Masuk ke dalam realitas ini berarti memasuki Zaman Kerajaan. Dewasa ini, kebanyakan orang merasa bahwa mereka tidak dapat hidup tanpa makan dan minum dari firman Tuhan, dan merasa bahwa firman-Nya selalu baru, terlepas dari waktu. Ini berarti bahwa mereka mulai mengarah pada jalur yang benar. Tuhan menggunakan firman untuk melakukan pekerjaan-Nya dan membekali manusia. Ketika setiap orang merindukan dan haus akan firman Tuhan, manusia akan memasuki dunia firman-Nya.

Tuhan telah banyak berfirman. Berapa banyak yang sudah kauketahui? Berapa banyak yang sudah engkau masuki? Jika seorang pemimpin gereja tidak membimbing saudara-saudari seimannya ke dalam realitas firman Tuhan, dia akan lalai dalam tugasnya dan gagal memenuhi tanggung jawabnya! Entah pemahamanmu itu mendalam atau dangkal, sampai sejauh mana pun pemahamanmu, engkau harus tahu bagaimana makan dan minum firman-Nya, engkau harus sangat memperhatikan firman-Nya, dan memahami pentingnya dan perlunya memakan dan meminumnya. Tuhan sudah demikian banyak berfirman, jika engkau tidak makan dan minum firman-Nya, atau berusaha mencari, atau melakukan firman-Nya, ini tidak dapat disebut percaya kepada Tuhan. Karena engkau percaya kepada Tuhan, engkau harus makan dan minum firman-Nya, mengalami firman-Nya, dan hidup dalam firman-Nya. Hanya ini yang bisa disebut percaya kepada Tuhan! Jika engkau mengatakan percaya kepada Tuhan dengan mulutmu tetapi tidak dapat menerapkan apa pun dari firman-Nya atau menghasilkan kenyataan apa pun, ini tidak bisa disebut percaya kepada Tuhan. Sebaliknya, itu hanya "mencari roti untuk memuaskan rasa lapar." Hanya bicara tentang kesaksian yang sepele, hal-hal yang tidak berguna, dan persoalan yang dangkal, tanpa memiliki sedikit pun realitas: ini bukan merupakan kepercayaan kepada Tuhan, dan engkau sama sekali belum memahami cara yang benar untuk percaya kepada Tuhan. Mengapa engkau harus makan dan minum sebanyak mungkin firman Tuhan? Jika engkau tidak makan dan minum firman-Nya tetapi hanya berusaha naik ke surga, apakah itu disebut percaya kepada Tuhan? Apa langkah pertama yang harus dilakukan oleh orang yang percaya kepada Tuhan? Dengan jalan apakah Tuhan menyempurnakan manusia? Bisakah engkau disempurnakan tanpa makan dan minum firman Tuhan? Dapatkah engkau dianggap sebagai warga kerajaan tanpa firman Tuhan yang berfungsi sebagai realitasmu? Apa sebenarnya makna percaya kepada Tuhan? Orang-orang percaya di dalam Tuhan setidaknya harus berperilaku baik secara lahiriah; yang paling penting dari semuanya adalah memiliki firman Tuhan. Apa pun yang terjadi, engkau tidak pernah bisa berpaling dari firman-Nya. Mengenal Tuhan dan memenuhi maksud-Nya semua dicapai melalui firman-Nya. Di masa depan, setiap bangsa, denominasi, agama, dan sektor akan ditaklukkan melalui firman Tuhan. Tuhan akan berfirman secara langsung, dan semua orang akan memegang firman Tuhan dalam tangan mereka; dan dengan cara ini, umat manusia akan disempurnakan. Di dalam dan di luar, firman Tuhan meliputi seluruhnya: umat manusia akan mengucapkan firman Tuhan dengan mulut mereka, melakukan penerapan sesuai dengan firman Tuhan, dan menyimpan firman Tuhan di dalam batin mereka, tetap mendalami firman Tuhan baik secara batiniah maupun lahiriah. Dengan demikian, manusia akan disempurnakan. Mereka yang memenuhi maksud Tuhan dan mampu menjadi saksi bagi-Nya adalah orang-orang yang memiliki firman Tuhan sebagai realitas mereka.

Masuk ke dalam Zaman Firman—Zaman Kerajaan Seribu Tahun—adalah pekerjaan yang sedang digenapkan sekarang. Mulai sekarang, terapkanlah keterlibatan dalam persekutuan tentang firman Tuhan. Hanya dengan makan dan minum serta mengalami firman Tuhan, engkau akan sanggup hidup dalam firman Tuhan. Engkau harus menghasilkan beberapa pengalaman praktis agar dapat meyakinkan orang lain. Jika engkau tidak dapat hidup dalam realitas firman Tuhan, tidak seorang pun akan bisa diyakinkan! Semua orang yang dipakai Tuhan mampu hidup dalam realitas firman Tuhan. Jika engkau tidak bisa menghasilkan kenyataan ini dan menjadi kesaksian bagi Tuhan, ini menunjukkan bahwa Roh Kudus belum bekerja dalam dirimu, dan engkau belum disempurnakan. Inilah pentingnya firman Tuhan. Apakah engkau memiliki hati yang haus akan firman Tuhan? Mereka yang haus akan firman Tuhan berarti haus akan kebenaran, dan hanya orang-orang seperti inilah yang diberkati oleh Tuhan. Di masa mendatang, lebih banyak lagi firman yang akan Tuhan sampaikan kepada semua agama dan denominasi. Dia pertama kali berfirman dan memperdengarkan suara-Nya di antara engkau sekalian untuk melengkapimu sebelum lanjut berbicara dan memperdengarkan suara-Nya di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi untuk menaklukkan mereka. Melalui firman-Nya, semua orang akan dengan tulus dan sepenuhnya diyakinkan. Melalui firman Tuhan dan pewahyuan-Nya, watak manusia yang rusak menyusut, dia mendapatkan penampakan sebagai manusia, dan wataknya yang memberontak berkurang. Firman bekerja atas manusia dengan otoritas dan menaklukkan manusia di dalam terang Tuhan. Pekerjaan yang Tuhan lakukan di zaman sekarang, serta titik balik dari pekerjaan-Nya, semua dapat ditemukan dalam firman-Nya. Jika engkau tidak membaca firman-Nya, engkau tidak akan mengerti apa-apa. Melalui makan dan minum sendiri dari firman-Nya, dan melalui keterlibatan dalam persekutuan dengan saudara-saudari seiman serta berbagai pengalaman nyatamu, engkau akan mendapatkan pengenalan penuh akan firman Tuhan. Hanya saat itulah engkau akan bisa sungguh-sungguh hidup dalam realitasnya.

Dikutip dari "Zaman Kerajaan adalah Zaman Firman" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Firman Tuhan Harian: Kutipan 405

Aku sebelumnya pernah berkata: "Semua orang yang berfokus pada melihat tanda dan mukjizat akan ditinggalkan; mereka bukanlah orang-orang yang akan disempurnakan." Aku sudah mengucapkan begitu banyak firman, tetapi manusia belum memiliki pengetahuan sedikit pun tentang pekerjaan ini, dan, setelah tiba di titik ini, manusia masih meminta tanda dan mukjizat. Apakah kepercayaanmu kepada Tuhan tak lain hanyalah pengejaran tanda dan mukjizat atau supaya mendapat kehidupan? Yesus juga mengucapkan banyak firman, dan beberapa di antaranya masih belum digenapi. Dapatkah engkau mengatakan bahwa Yesus bukan Tuhan? Tuhan bersaksi bahwa Dia adalah Kristus dan Anak Tuhan yang terkasih. Dapatkah engkau menyangkalnya? Zaman sekarang ini, Tuhan hanya menyampaikan firman, dan jika engkau tidak mengetahui ini secara menyeluruh, engkau tidak akan mampu berdiri teguh. Apakah engkau percaya kepada-Nya karena Dia adalah Tuhan, atau engkau percaya kepada-Nya berdasarkan apakah firman-Nya digenapi atau tidak? Apakah engkau percaya kepada tanda dan mukjizat, atau percaya kepada Tuhan? Zaman sekarang ini, Dia tidak menunjukkan tanda dan mukjizat—apakah Dia benar-benar Tuhan? Jika firman yang Dia ucapkan tidak digenapi, apakah Dia benar-benar Tuhan? Apakah esensi Tuhan ditentukan oleh apakah firman-Nya digenapi atau tidak? Mengapa ada beberapa orang yang selalu menunggu penggenapan firman Tuhan sebelum mereka percaya kepada-Nya? Bukankah ini berarti mereka tidak mengenal Dia? Semua orang yang memiliki pemahaman seperti itu adalah orang yang menyangkal Tuhan. Mereka menggunakan pemahaman untuk mengukur Tuhan; jika firman Tuhan digenapi, mereka percaya kepada Tuhan, dan jika tidak, mereka tidak percaya kepada-Nya; dan mereka selalu mengejar tanda dan mukjizat. Bukankah orang-orang ini adalah orang Farisi zaman modern? Yang menentukan engkau akan mampu berdiri teguh atau tidak adalah apakah engkau mengenal Tuhan yang sejati atau tidak—ini sangat penting! Semakin besar realitas firman Tuhan dalam dirimu, semakin besar pengenalanmu akan kenyataan Tuhan, dan semakin engkau mampu berdiri teguh selama ujian. Semakin engkau berfokus untuk melihat tanda dan mukjizat; semakin engkau tidak mampu berdiri teguh, dan engkau akan jatuh di tengah ujian. Tanda dan mukjizat bukanlah dasar; hanya kenyataan Tuhan yang adalah kehidupan. Sebagian orang tidak tahu dampak yang akan dicapai oleh pekerjaan Tuhan. Mereka menghabiskan waktu dalam kebingungan, tidak mengejar pengenalan akan pekerjaan Tuhan. Tujuan pengejaran mereka hanya untuk membuat Tuhan memenuhi keinginan mereka, dan baru setelah itulah mereka akan serius dalam kepercayaan mereka. Mereka mengatakan bahwa mereka akan mengejar kehidupan jika firman Tuhan digenapi, tetapi jika tidak, tidak mungkin bagi mereka mengejar kehidupan. Manusia berpikir bahwa kepercayaan kepada Tuhan adalah pengejaran untuk melihat tanda dan mukjizat dan pengejaran naik ke surga dan ke tingkat yang ketiga dari surga. Tak satu pun dari mereka yang mengatakan bahwa kepercayaan mereka kepada Tuhan adalah pengejaran jalan masuk ke dalam realitas, pengejaran kehidupan, dan pengejaran agar didapatkan oleh Tuhan. Apakah nilai dari pengejaran semacam ini? Mereka yang tidak mengejar pengenalan akan Tuhan dan memuaskan Tuhan adalah orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan; mereka adalah orang yang menghujat Tuhan!

Sekarang apakah engkau semua memahami apa arti kepercayaan kepada Tuhan? Apakah kepercayaan kepada Tuhan berarti melihat tanda dan mukjizat? Apakah itu berarti naik ke surga? Percaya kepada Tuhan tidaklah mudah. Praktik-praktik agamawi semacam itu harus disingkirkan; mengejar kesembuhan orang sakit dan mengusir setan, berfokus pada tanda dan mukjizat, mendambakan lebih banyak kasih karunia, damai sejahtera dan sukacita, mengejar prospek dan kenyamanan daging—semua ini adalah praktik-praktik agamawi, dan praktik-praktik agamawi semacam itu merupakan jenis kepercayaan yang samar. Apa yang dimaksud dengan kepercayaan yang sejati kepada Tuhan sekarang ini? Itu adalah penerimaan terhadap firman Tuhan sebagai kehidupan kenyataanmu dan mengenal Tuhan dari firman-Nya untuk mencapai kasih sejati kepada-Nya. Lebih jelasnya: kepercayaan kepada Tuhan adalah agar engkau bisa menaati Tuhan, mengasihi-Nya, dan melakukan tugas yang seharusnya dilakukan oleh makhluk ciptaan Tuhan. Inilah tujuan percaya kepada Tuhan. Engkau harus mencapai pengetahuan tentang keindahan Tuhan, tentang betapa Tuhan layak untuk dihormati, tentang bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan keselamatan dalam diri semua makhluk ciptaan dan menyempurnakan mereka—inilah inti dari kepercayaanmu kepada Tuhan. Kepercayaan kepada Tuhan pada dasarnya adalah peralihan dari hidup dalam daging kepada hidup yang mengasihi Tuhan; dari hidup dalam kerusakan menjadi hidup dalam firman Tuhan; ini berarti keluar dari wilayah kekuasaan Iblis dan hidup di bawah pemeliharaan dan perlindungan Tuhan; ini berarti mampu mencapai ketaatan kepada Tuhan dan bukan ketaatan kepada daging; ini berarti mengizinkan Tuhan mendapatkan seluruh hatimu, mengizinkan Tuhan menyempurnakanmu, dan membebaskan dirimu sendiri dari watak jahat yang rusak. Kepercayaan kepada Tuhan pada prinsipnya adalah agar kuasa dan kemuliaan Tuhan termanifestasi dalam dirimu, sehingga engkau bisa melakukan kehendak Tuhan, dan menyelesaikan rencana Tuhan, dan bisa menjadi kesaksian bagi Tuhan di hadapan Iblis. Kepercayaan kepada Tuhan seharusnya tidak berputar di sekitar keinginan untuk melihat tanda dan mukjizat, ataupun untuk kepentingan dagingmu sendiri. Kepercayaan itu seharusnya tentang pengejaran pengenalan akan Tuhan, dan mampu menaati Tuhan, dan sama seperti Petrus, menaati Dia sampai mati. Inilah tujuan utama percaya kepada Tuhan. Orang makan dan minum firman Tuhan supaya mengenal Tuhan dan memuaskan Dia. Makan dan minum firman Tuhan memberimu pengenalan yang lebih besar tentang Tuhan, dan baru setelah itulah engkau mampu menaati Dia. Dengan pengenalan akan Tuhan barulah engkau bisa mengasihi Dia, dan inilah tujuan yang manusia harus miliki dalam kepercayaannya kepada Tuhan. Jika, dalam kepercayaanmu kepada Tuhan, engkau selalu berusaha melihat tanda dan mukjizat, artinya cara pandang kepercayaan ini salah. Kepercayaan kepada Tuhan pada prinsipnya adalah penerimaan terhadap firman Tuhan sebagai kehidupan kenyataan. Tujuan Tuhan hanya dicapai dengan melakukan firman Tuhan yang keluar dari mulut-Nya dan melaksanakannya di dalam dirimu. Dalam memercayai Tuhan, manusia harus berjuang untuk disempurnakan oleh Tuhan, mampu tunduk kepada Tuhan, dan taat sepenuhnya kepada Tuhan. Jika engkau mampu menaati Tuhan tanpa keluhan, memperhatikan kerinduan Tuhan, mencapai tingkat pertumbuhan seperti Petrus, dan memiliki sikap Petrus yang dikatakan oleh Tuhan, itulah saatnya ketika engkau telah mencapai keberhasilan dalam kepercayaan kepada Tuhan, dan itu akan menandakan bahwa engkau telah didapatkan oleh Tuhan.

Dikutip dari "Segala Sesuatu Terlaksana oleh Firman Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Sebelumnya: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan

Selanjutnya: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan 2

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini