Mengenal Pekerjaan Tuhan 1
Firman Tuhan Harian: Kutipan 141
Mengenal pekerjaan Tuhan pada masa-masa ini, sebagian besar berarti mengetahui apa pelayanan utama Tuhan yang berinkarnasi pada akhir zaman, dan apa yang harus Dia lakukan di bumi. Aku telah menyebutkan sebelumnya dalam firman-Ku bahwa Tuhan telah datang ke bumi (pada akhir zaman) untuk memberikan sebuah teladan sebelum pergi. Bagaimana cara Tuhan memberi teladan? Dia melakukannya dengan mengucapkan firman, dan dengan bekerja dan berbicara di seluruh negeri. Inilah pekerjaan Tuhan pada akhir zaman; Dia hanya berfirman, untuk menjadikan bumi sebuah dunia firman, agar setiap orang dibekali dan dicerahkan oleh firman-Nya, dan agar roh manusia dibangunkan dan manusia memperoleh pemahaman tentang visi. Pada akhir zaman, Tuhan yang berinkarnasi telah datang ke bumi terutama untuk mengucapkan firman. Waktu Yesus datang, Dia menyebarkan Injil kerajaan surga, dan menyelesaikan pekerjaan penebusan lewat penyaliban. Dia mengakhiri Zaman Hukum Taurat, dan menghapuskan semua hal yang lama. Kedatangan Yesus mengakhiri Zaman Hukum Taurat, dan mengawali Zaman Kasih Karunia; kedatangan Tuhan yang berinkarnasi pada akhir zaman telah mengakhiri Zaman Kasih Karunia. Dia telah datang terutama untuk mengucapkan firman-Nya, memakai firman untuk menyempurnakan manusia, menerangi dan mencerahkan manusia, serta menyingkirkan tempat Tuhan yang samar-samar dalam hati manusia. Tahap ini bukanlah tahap pekerjaan yang Yesus lakukan ketika Dia datang. Ketika Yesus datang, Dia melakukan banyak mukjizat, Dia menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan, dan Dia melakukan pekerjaan penebusan lewat penyaliban. Akibatnya, dalam pemahamannya, manusia percaya bahwa beginilah Tuhan itu seharusnya. Sebab ketika Yesus datang, Dia tidak bekerja untuk menghapuskan gambaran Tuhan yang samar-samar dari hati manusia; ketika Dia datang, Dia disalibkan, Dia menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan, dan Dia menyebarkan Injil kerajaan surga. Di satu sisi, inkarnasi Tuhan pada akhir zaman menghapuskan ruang yang ditempati Tuhan yang samar-samar dalam gagasan manusia, sehingga tidak ada lagi gambaran Tuhan yang samar-samar dalam hati manusia. Melalui firman-Nya yang nyata dan pekerjaan-Nya yang nyata, melalui pergerakan-Nya melintasi seluruh negeri, dan melalui pekerjaan-Nya yang sangat nyata dan normal yang dilakukan-Nya di antara manusia, Dia membuat manusia mengetahui kenyataan diri Tuhan, dan menghapuskan ruang bagi Tuhan yang samar-samar dalam hati manusia. Di sisi lain, Tuhan menggunakan firman yang diucapkan oleh daging-Nya untuk menyempurnakan manusia, dan menyelesaikan segala sesuatu. Inilah pekerjaan yang akan Tuhan selesaikan pada akhir zaman.
Hal yang harus engkau semua ketahui:
1. Pekerjaan Tuhan itu tidaklah supernatural, dan engkau semua tidak boleh memiliki gagasan tertentu mengenai hal ini.
2. Engkau semua harus memahami pekerjaan utama yang harus dilakukan oleh Tuhan yang berinkarnasi pada saat ini.
Dia tidak datang untuk menyembuhkan orang sakit, atau mengusir setan, atau melakukan mukjizat, dan Dia tidak datang untuk menyebarkan Injil pertobatan, atau menganugerahkan penebusan kepada manusia. Itu karena Yesus sudah melakukan pekerjaan ini, dan Tuhan tidak mengulangi pekerjaan yang sama. Pada zaman sekarang, Tuhan telah datang untuk mengakhiri Zaman Kasih Karunia dan menghalau semua praktik yang dilakukan pada Zaman Kasih Karunia. Tuhan yang nyata telah datang terutama untuk menunjukkan bahwa Dia nyata. Ketika Yesus datang, Dia mengucapkan sedikit firman; Dia terutama memperlihatkan mukjizat, mengadakan tanda dan mukjizat, menyembuhkan orang sakit, dan mengusir setan, atau Dia mengucapkan nubuat untuk meyakinkan manusia dan membuat manusia melihat bahwa Dia benar-benar adalah Tuhan, dan bahwa Dia adalah Tuhan yang tak terpengaruh oleh perasaan. Pada akhirnya, Dia menyelesaikan pekerjaan penyaliban. Tuhan zaman sekarang tidak memperlihatkan tanda dan mukjizat, Dia juga tidak menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. Waktu Yesus datang, pekerjaan yang Dia lakukan merepresentasikan satu bagian dari Tuhan, tetapi kali ini, Tuhan telah datang untuk melakukan tahap pekerjaan yang sudah waktunya, sebab Tuhan tidak mengulangi pekerjaan yang sama; Dia adalah Tuhan yang selalu baru dan tak pernah usang, jadi, satu-satunya yang engkau saksikan pada zaman sekarang adalah firman dan pekerjaan Tuhan yang nyata.
Dikutip dari "Mengenal Pekerjaan Tuhan pada Zaman Sekarang" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 142
Tuhan yang berinkarnasi pada akhir zaman telah datang terutama untuk mengucapkan firman-Nya, menjelaskan segala sesuatu yang perlu bagi hidup manusia, menunjukkan perkara yang harus dimasuki manusia, memperlihatkan kepada manusia perbuatan-perbuatan Tuhan, dan memperlihatkan kepada manusia hikmat, kemahakuasaan, dan keajaiban Tuhan. Melalui berbagai cara Tuhan berbicara, manusia menyaksikan keunggulan Tuhan, kebesaran Tuhan, dan, terlebih lagi, kerendahhatian serta ketersembunyian Tuhan. Manusia melihat bahwa Tuhan itu unggul, tetapi Dia rendah hati dan tersembunyi, dan dapat menjadi yang paling hina dari semuanya. Sebagian firman-Nya diucapkan langsung dari sudut pandang Roh, sebagian firman-Nya diucapkan langsung dari sudut pandang manusia, dan sebagian firman-Nya diucapkan dari sudut pandang orang ketiga. Dari hal ini, dapat dilihat bahwa cara Tuhan bekerja sangat beragam dan melalui firmanlah Dia memampukan manusia untuk memahaminya. Pekerjaan Tuhan pada akhir zaman normal dan nyata, dan karena itulah sekelompok orang pada akhir zaman akan mengalami ujian yang terbesar. Karena kenormalan dan kenyataan diri Tuhan, semua orang sudah masuk ke dalam ujian yang seperti itu; masuknya manusia ke dalam ujian Tuhan adalah karena kenormalan dan kenyataan diri Tuhan. Pada zaman Yesus, tidak ada gagasan manusia ataupun ujian. Karena sebagian besar pekerjaan yang Yesus lakukan sesuai dengan gagasan manusia, orang-orang mengikuti Dia, dan tidak memiliki gagasan tentang diri-Nya. Ujian-ujian pada zaman sekarang adalah yang terbesar yang pernah dihadapi manusia, dan ketika dikatakan bahwa orang-orang ini sudah keluar dari kesusahan yang besar, inilah kesusahan yang dimaksud. Pada zaman sekarang, Tuhan berfirman untuk menciptakan iman, kasih, penerimaan akan penderitaan, dan ketaatan dalam diri orang-orang ini. Firman yang diucapkan oleh Tuhan yang berinkarnasi pada akhir zaman diucapkan sesuai dengan natur esensi manusia, perilaku manusia, dan apa yang harus dimasuki manusia sekarang ini. Firman-Nya nyata dan normal: Dia tidak berbicara tentang hari esok, Dia juga tidak menengok hari kemarin; Dia hanya berfirman tentang apa yang harus dimasuki, dilakukan, dan dipahami pada zaman sekarang. Jika, pada masa sekarang, muncul orang yang dapat memperlihatkan tanda dan keajaiban, mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, dan melakukan banyak mukjizat, dan jika orang ini mengaku bahwa merekalah Yesus yang telah datang, inilah pemalsuan yang dilakukan oleh roh-roh jahat yang meniru Yesus. Ingatlah ini! Tuhan tidak mengulangi pekerjaan yang sama. Tahap pekerjaan Yesus sudah diselesaikan, dan Tuhan tidak akan pernah melakukan lagi tahap pekerjaan tersebut. Pekerjaan Tuhan tidak sejalan dengan gagasan manusia; contohnya, Perjanjian Lama menubuatkan kedatangan Mesias, dan penggenapan nubuat ini adalah kedatangan Yesus. Ini sudah terjadi, maka akan keliru jika Mesias lain datang lagi. Yesus sudah datang sekali, maka akan keliru jika Yesus datang lagi kali ini. Ada satu nama untuk setiap zaman, dan setiap nama dicirikan oleh zaman tersebut. Dalam gagasan manusia, Tuhan harus selalu memperlihatkan tanda dan keajaiban, harus selalu menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan, dan harus selalu seperti Yesus. Namun, kali ini, Tuhan sama sekali tidak seperti itu. Jika, pada akhir zaman, Tuhan masih memperlihatkan tanda dan keajaiban, dan masih mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit—jika Dia melakukan hal yang sama persis seperti yang Yesus lakukan—berarti Tuhan mengulangi pekerjaan yang sama, dan pekerjaan Yesus tidak memiliki makna atau nilai. Jadi, Tuhan melakukan satu tahap pekerjaan dalam setiap zaman. Begitu setiap tahap pekerjaan-Nya selesai, tahap itu akan segera ditiru oleh roh-roh jahat, dan setelah Iblis mulai mengikuti jejak Tuhan, Tuhan berubah ke cara yang berbeda. Begitu Tuhan telah menyelesaikan suatu tahap pekerjaan-Nya, tahap itu ditiru oleh roh jahat. Engkau semua harus betul-betul jelas mengenai hal ini. Mengapa pekerjaan Tuhan pada zaman sekarang berbeda dengan pekerjaan Yesus? Mengapa Tuhan sekarang ini tidak memperlihatkan tanda dan keajaiban, tidak mengusir setan, dan tidak menyembuhkan orang sakit? Jika pekerjaan Yesus sama dengan pekerjaan yang dilakukan pada Zaman Hukum Taurat, mungkinkah Dia merepresentasikan Tuhan Zaman Kasih Karunia? Mungkinkah Dia menyelesaikan pekerjaan penyaliban? Jika, seperti pada Zaman Hukum Taurat, Yesus masuk ke dalam Bait Suci dan memelihara hari Sabat, Dia tidak akan dianiaya oleh siapa pun dan akan dirangkul oleh semua orang. Jika demikian keadaannya, mungkinkah Dia disalibkan? Mungkinkah Dia menyelesaikan pekerjaan penebusan? Apa gunanya jika pada akhir zaman Tuhan yang berinkarnasi memperlihatkan tanda dan keajaiban seperti yang Yesus lakukan? Hanya bila Tuhan melakukan bagian pekerjaan-Nya yang lain pada akhir zaman, yakni pekerjaan yang merepresentasikan sebagian dari rencana pengelolaan-Nya, barulah manusia dapat memperoleh pengenalan yang lebih dalam akan Tuhan, dan hanya dengan demikianlah rencana pengelolaan Tuhan dapat diselesaikan.
Dikutip dari "Mengenal Pekerjaan Tuhan pada Zaman Sekarang" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 143
Pada akhir zaman, Tuhan telah datang terutama untuk mengucapkan firman-Nya. Dia berbicara dari sudut pandang Roh, dari sudut pandang manusia, dan dari sudut pandang orang ketiga; Dia berbicara dengan berbagai cara, menggunakan satu cara untuk satu masa tertentu, dan Dia menggunakan cara bicara untuk mengubah gagasan manusia dan menghapuskan gambaran Tuhan yang samar-samar dari hati manusia. Inilah pekerjaan utama yang dilakukan oleh Tuhan. Karena manusia meyakini bahwa Tuhan telah datang untuk menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, melakukan mukjizat, dan mengaruniakan berkat materi kepada manusia, maka Tuhan melakukan tahap pekerjaan ini—yakni pekerjaan hajaran dan penghakiman—untuk menghapuskan hal-hal seperti itu dari gagasan manusia, supaya manusia dapat mengetahui kenyataan dan kenormalan diri Tuhan, dan supaya gambaran Yesus dapat dihilangkan dari hati mereka dan digantikan dengan gambaran Tuhan yang baru. Begitu gambaran Tuhan dalam diri manusia menjadi usang, gambaran itu menjadi berhala. Waktu Yesus datang dan melakukan tahap pekerjaan itu, Dia tidak merepresentasikan keseluruhan diri Tuhan. Dia melakukan sejumlah tanda dan keajaiban, mengucapkan beberapa firman, dan pada akhirnya disalibkan. Dia merepresentasikan satu bagian dari diri Tuhan. Dia tidak dapat merepresentasikan seluruh diri Tuhan, tetapi merepresentasikan Tuhan dalam melakukan satu bagian dari pekerjaan Tuhan. Hal ini karena Tuhan begitu besar, dan begitu ajaib, dan Dia tak terselami, dan karena Tuhan hanya melakukan satu bagian dari pekerjaan-Nya di setiap zaman. Pekerjaan yang Tuhan lakukan pada zaman ini terutama adalah penyediaan firman-Nya untuk hidup manusia; penyingkapan natur esensi dan watak rusak manusia; dan disingkirkannya gagasan agamawi, pemikiran kuno yang tak masuk akal, pemikiran yang ketinggalan zaman, serta pengetahuan dan budaya manusia. Semua hal ini harus dibersihkan dengan cara disingkapkan oleh firman Tuhan. Pada akhir zaman, Tuhan menggunakan firman, bukan tanda dan keajaiban, untuk menyempurnakan manusia. Dia menggunakan firman-Nya untuk menyingkapkan manusia, menghakimi manusia, menghajar manusia, dan menyempurnakan manusia, supaya di dalam firman Tuhan, manusia dapat melihat hikmat dan keindahan Tuhan, dan menjadi paham akan watak Tuhan, dan supaya melalui firman Tuhan, manusia melihat perbuatan-perbuatan Tuhan. Selama Zaman Hukum Taurat, Yahweh memimpin Musa keluar dari Mesir dengan firman-Nya, dan Dia mengucapkan beberapa firman kepada orang Israel; pada waktu itu, sebagian perbuatan Tuhan dinyatakan dengan jelas, tetapi karena kualitas manusia terbatas, dan tak ada yang dapat membuat pengetahuannya sempurna, Tuhan terus berbicara dan bekerja. Pada Zaman Kasih Karunia, manusia sekali lagi melihat sebagian dari perbuatan Tuhan. Yesus dapat menunjukkan tanda dan keajaiban, menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan, dan disalibkan, tiga hari kemudian Dia bangkit dan menampakkan diri dalam daging di hadapan manusia. Mengenai Tuhan, manusia tidak mengetahui lebih dari ini. Manusia mengenal Tuhan hanya sebanyak yang ditunjukkan Tuhan kepadanya, dan jika Tuhan tidak menunjukkan perkara lain lagi kepada manusia, sampai sebegitulah batasan pengenalan manusia akan Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan terus bekerja agar pengenalan manusia tentang diri-Nya dapat menjadi lebih mendalam, dan supaya manusia dapat secara bertahap mengenal hakikat Tuhan. Pada akhir zaman, Tuhan menggunakan firman-Nya untuk menyempurnakan manusia. Watakmu yang rusak disingkapkan oleh firman Tuhan, dan gagasan-gagasan agamawimu digantikan dengan kenyataan diri Tuhan. Tuhan yang berinkarnasi pada akhir zaman telah datang terutama untuk menggenapi firman, "Firman menjadi manusia, Firman datang ke dalam daging, dan Firman menampakkan diri dalam rupa manusia," dan jika engkau tidak memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang hal ini, engkau tidak akan mampu berdiri teguh. Pada akhir zaman, Tuhan terutama bermaksud untuk menyelesaikan satu tahap pekerjaan yang di dalamnya Firman menampakkan diri dalam rupa manusia, dan ini adalah satu bagian dari rencana pengelolaan Tuhan. Jadi, pengenalanmu harus jelas; bagaimanapun cara Tuhan bekerja, Tuhan tidak mengizinkan manusia membatasi diri-Nya. Bila Tuhan tidak melakukan pekerjaan-Nya pada akhir zaman, pengenalan manusia akan diri-Nya tidak akan dapat bertambah dalam. Engkau hanya akan tahu bahwa Tuhan dapat disalibkan dan dapat menghancurkan Sodom, dan bahwa Yesus dapat dibangkitkan dari kematian dan menampakkan diri kepada Petrus .... Namun, engkau tidak akan pernah mengatakan bahwa firman Tuhan dapat menyelesaikan segala sesuatu, dan dapat menaklukkan manusia. Hanya dengan mengalami firman Tuhan, engkau dapat berbicara mengenai pengenalan semacam ini, dan semakin banyak pekerjaan Tuhan yang engkau alami, semakin menyeluruh pengenalanmu akan Dia. Baru setelah itulah, engkau akan berhenti membatasi Tuhan dalam gagasanmu sendiri. Manusia mengenal Tuhan dengan mengalami pekerjaan-Nya; tidak ada cara lain yang tepat untuk mengenal Tuhan.
Dikutip dari "Mengenal Pekerjaan Tuhan pada Zaman Sekarang" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 144
Sekarang ini, seharusnya jelas bagi engkau semua bahwa, pada akhir zaman, fakta bahwa "Firman menjadi manusia" adalah yang terutama yang digenapi oleh Tuhan. Melalui pekerjaan-Nya yang nyata di bumi, Dia membuat manusia mengenal diri-Nya, dan berhubungan dengan-Nya, dan melihat perbuatan-perbuatan-Nya yang nyata. Dia membuat manusia melihat dengan jelas bahwa Dia dapat memperlihatkan tanda dan keajaiban, tetapi ada pula masa ketika Dia tidak dapat melakukan itu; ini tergantung pada zamannya. Berdasarkan hal ini, engkau dapat melihat bahwa Tuhan bukan tidak mampu memperlihatkan tanda dan keajaiban, melainkan Dia mengubah cara-Nya bekerja sesuai dengan pekerjaan yang harus dilakukan dan sesuai dengan zamannya. Pada tahap pekerjaan yang sekarang ini, Dia tidak memperlihatkan tanda dan keajaiban; bahwa Dia memperlihatkan beberapa tanda dan keajaiban pada zaman Yesus adalah karena pekerjaan-Nya pada zaman itu berbeda. Tuhan tidak melakukan pekerjaan tersebut pada zaman sekarang, dan beberapa orang meyakini bahwa Dia tak mampu memperlihatkan tanda dan keajaiban, atau mereka berpikir jika Dia tidak memperlihatkan tanda dan keajaiban, maka Dia bukanlah Tuhan. Bukankah ini sebuah kekeliruan? Tuhan sanggup memperlihatkan tanda dan keajaiban tetapi Dia sedang bekerja di zaman yang berbeda, dan karena itu Dia tidak melakukan pekerjaan seperti itu. Karena ini adalah zaman yang berbeda, dan karena ini adalah tahap pekerjaan Tuhan yang berbeda, perbuatan-perbuatan yang dinyatakan Tuhan juga berbeda. Kepercayaan manusia kepada Tuhan bukanlah kepercayaan pada tanda dan keajaiban, bukan pula kepercayaan pada mukjizat, melainkan kepercayaan pada pekerjaan-Nya yang nyata selama zaman yang baru. Manusia mengenal Tuhan melalui cara Tuhan bekerja, dan pengenalan ini menghasilkan kepercayaan kepada Tuhan dalam diri manusia, yang artinya, kepercayaan pada pekerjaan dan perbuatan Tuhan. Dalam tahap pekerjaan ini, Tuhan terutama berfirman. Jangan menunggu untuk melihat tanda dan keajaiban; engkau tidak akan melihatnya! Ini karena engkau tidak dilahirkan pada Zaman Kasih Karunia. Jika engkau dilahirkan pada zaman itu, engkau mungkin sudah melihat tanda dan keajaiban, tetapi engkau dilahirkan pada akhir zaman, sehingga engkau hanya dapat melihat kenyataan dan kenormalan diri Tuhan. Jangan berharap melihat Yesus yang supernatural pada akhir zaman. Engkau hanya dapat melihat Tuhan yang berinkarnasi yang nyata, yang tidak ada bedanya dengan manusia normal. Di setiap zaman, Tuhan menyatakan perbuatan-perbuatan yang berbeda. Di setiap zaman, Dia menyatakan sebagian dari perbuatan Tuhan, dan pekerjaan setiap zaman merepresentasikan satu bagian dari watak Tuhan, dan merepresentasikan satu bagian dari perbuatan Tuhan. Perbuatan yang Dia nyatakan berbeda-beda tergantung pada zaman Dia bekerja, tetapi semuanya memberi kepada manusia pengetahuan tentang Tuhan yang lebih mendalam, kepercayaan kepada Tuhan yang lebih nyata dan lebih membumi. Manusia percaya kepada Tuhan oleh karena semua perbuatan Tuhan, karena Tuhan begitu ajaib, begitu besar, karena Dia mahakuasa, dan tidak terselami. Bila engkau percaya kepada Tuhan karena Dia dapat melakukan tanda dan keajaiban dan dapat menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan, maka pandanganmu itu salah, dan beberapa orang akan berkata kepadamu: "Bukankah roh-roh jahat juga dapat melakukan hal-hal semacam itu?" Bukankah ini sama saja dengan mencampuradukkan gambaran Tuhan dan gambaran Iblis? Pada zaman sekarang, kepercayaan manusia kepada Tuhan adalah karena perbuatan-Nya yang banyak dan sejumlah besar pekerjaan yang Dia lakukan dan banyak cara yang Dia gunakan untuk berfirman. Tuhan menggunakan perkataan-Nya untuk menaklukkan manusia dan menyempurnakannya. Manusia percaya kepada Tuhan karena perbuatan-Nya yang banyak, bukan karena Dia mampu memperlihatkan tanda dan keajaiban; manusia mengenal-Nya hanya dengan menyaksikan perbuatan-perbuatan-Nya. Hanya dengan mengetahui perbuatan-perbuatan Tuhan yang nyata, cara-Nya bekerja, cara bijaksana yang digunakan-Nya, cara-Nya berfirman, dan cara-Nya menyempurnakan manusia—hanya dengan mengetahui aspek-aspek ini—engkau dapat memahami kenyataan diri Tuhan dan memahami watak-Nya, mengetahui apa yang disukai-Nya, apa yang dibenci-Nya, cara-Nya bekerja dalam diri manusia. Dengan memahami apa yang disukai dan tidak disukai Tuhan, engkau dapat membedakan antara hal-hal yang positif dan yang negatif, dan melalui pengenalanmu akan Tuhan, ada kemajuan dalam hidupmu. Singkatnya, engkau harus mendapatkan pengetahuan tentang pekerjaan Tuhan, dan engkau harus meluruskan pandanganmu mengenai kepercayaan kepada Tuhan.
Dikutip dari "Mengenal Pekerjaan Tuhan pada Zaman Sekarang" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 145
Bagaimanapun engkau mengejar, yang terpenting, engkau harus memahami pekerjaan yang Tuhan lakukan sekarang ini, dan engkau harus mengetahui signifikansi pekerjaan ini. Engkau harus memahami dan mengetahui pekerjaan apa yang Tuhan lakukan ketika Dia datang pada akhir zaman, watak apa yang Dia bawa, dan apa yang akan disempurnakan dalam diri manusia. Jika engkau tidak mengetahui atau memahami pekerjaan yang dilakukan-Nya saat Dia datang dalam daging, lalu bagaimana engkau bisa memahami kehendak-Nya, dan bagaimana engkau bisa menjadi sahabat karib-Nya? Sebenarnya, menjadi sahabat karib Tuhan tidaklah rumit, tetapi juga tidak sederhana. Jika manusia bisa memahaminya secara menyeluruh dan menerapkannya, itu menjadi tidak rumit; jika manusia tidak dapat memahaminya secara menyeluruh, itu menjadi jauh lebih sulit, dan selain itu, manusia menjadi rentan terhadap pengejaran mereka yang membawa mereka ke dalam ketidakjelasan. Jika, dalam mengejar Tuhan, manusia tidak memiliki posisinya sendiri untuk berpijak, dan tidak tahu kebenaran apa yang harus mereka pegang, itu berarti mereka tidak memiliki dasar, dan karena itu tidak mudah bagi mereka untuk berdiri teguh. Pada masa kini, ada begitu banyak orang yang tidak memahami kebenaran, yang tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat atau mengetahui apa yang harus dikasihi atau dibenci. Orang semacam itu hampir tidak mampu berdiri teguh. Kunci dari kepercayaan kepada Tuhan adalah mampu menerapkan kebenaran, peduli akan kehendak Tuhan, mengetahui pekerjaan Tuhan atas manusia ketika Dia datang dalam daging dan prinsip-prinsip dalam Dia berbicara. Jangan mengikuti kebanyakan orang. Engkau harus memiliki prinsip mengenai apa yang harus kaumasuki, dan engkau harus berpegang padanya. Berpegang teguh pada hal-hal di dalam dirimu yang dibawa oleh pencerahan Tuhan akan membantumu. Jika engkau tidak memegangnya dengan teguh, sekarang engkau akan berbelok ke satu arah, besok engkau akan berbelok ke arah yang lain, dan engkau tidak akan pernah memperoleh apa pun yang nyata. Menjadi seperti ini tidak bermanfaat bagi kehidupanmu sendiri. Mereka yang tidak memahami kebenaran selalu mengikuti orang lain: jika orang mengatakan bahwa ini adalah pekerjaan Roh Kudus, engkau juga mengatakan itu adalah pekerjaan Roh Kudus; jika orang mengatakan ini adalah pekerjaan roh jahat, engkau pun menjadi bimbang, atau juga mengatakan bahwa itu adalah pekerjaan roh jahat. Engkau selalu membeo perkataan orang lain, dan tidak mampu membedakan apa pun sendiri, dan engkau juga tidak mampu berpikir sendiri. Ini adalah orang yang tidak memiliki pendirian, yang tidak mampu membedakan—orang semacam ini adalah orang celaka yang tidak berguna! Engkau selalu mengulangi perkataan orang lain: sekarang dikatakan bahwa ini adalah pekerjaan Roh Kudus, tetapi ada kemungkinan bahwa suatu hari nanti orang akan mengatakan bahwa ini bukanlah pekerjaan Roh Kudus, dan itu sebenarnya hanyalah perbuatan manusia—tetapi engkau tidak dapat membedakan hal ini, dan ketika engkau menyaksikan orang lain mengatakan hal itu, engkau mengatakan hal yang sama. Sesungguhnya itu adalah pekerjaan Roh Kudus, tetapi engkau mengatakan itu adalah pekerjaan manusia; bukankah engkau telah menjadi salah satu dari orang-orang yang menghujat pekerjaan Roh Kudus? Dalam hal ini, bukankah engkau telah menentang Tuhan karena engkau tidak mampu membedakan? Mungkin suatu hari nanti akan muncul beberapa orang bodoh yang mengatakan bahwa "ini adalah pekerjaan roh jahat," dan ketika mendengar kata-kata ini, engkau menjadi bingung, dan sekali lagi, engkau akan terikat oleh perkataan orang lain. Setiap kali seseorang menimbulkan kekacauan, engkau tidak mampu mempertahankan pendirianmu, dan ini semua disebabkan karena engkau tidak memiliki kebenaran. Percaya kepada Tuhan dan berusaha mengenal Tuhan bukanlah masalah sederhana. Hal-hal ini tidak dapat dicapai hanya dengan berkumpul dan mendengarkan khotbah, dan engkau tidak dapat disempurnakan oleh semangat saja. Engkau harus mengalami, dan mengetahui, dan memiliki prinsip dalam tindakanmu, dan mendapatkan pekerjaan Roh Kudus. Jika engkau telah memiliki pengalaman, engkau akan mampu membedakan banyak hal—engkau akan mampu membedakan antara yang baik dan yang jahat, antara kebenaran dan kejahatan, antara apa yang berasal dari darah dan daging serta apa yang berasal dari kebenaran. Engkau seharusnya mampu membedakan semua hal ini, dan dengan melakukannya, apa pun keadaannya, engkau tidak akan pernah tersesat. Hanya inilah tingkat pertumbuhanmu yang sebenarnya.
Dikutip dari "Hanya Orang yang Mengenal Tuhan dan Pekerjaan-Nya yang Dapat Memuaskan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 146
Mengetahui pekerjaan Tuhan bukanlah hal yang sederhana. Engkau harus memiliki standar dan tujuan dalam pengejaranmu, engkau harus mengetahui bagaimana mencari jalan yang benar, bagaimana menilai apakah itu adalah jalan yang benar atau bukan, dan apakah itu adalah pekerjaan Tuhan atau bukan. Apakah prinsip yang paling mendasar dalam mencari jalan yang benar? Engkau harus melihat apakah ada pekerjaan Roh Kudus di jalan ini atau tidak, apakah perkataan itu adalah ungkapan kebenaran atau bukan, mengenai siapakah kesaksian itu, dan apa manfaatnya bagimu. Membedakan antara jalan yang benar dan jalan yang salah membutuhkan beberapa aspek pengetahuan dasar, yang paling mendasar adalah mengetahui ada atau tidaknya pekerjaan Roh Kudus di dalamnya. Karena hakikat kepercayaan manusia kepada Tuhan adalah kepercayaan kepada Roh Tuhan, dan bahkan kepercayaan mereka kepada Tuhan yang berinkarnasi adalah karena daging ini merupakan perwujudan dari Roh Tuhan, yang berarti bahwa kepercayaan tersebut tetap merupakan kepercayaan kepada Roh. Ada perbedaan antara Roh dan daging, tetapi karena daging ini berasal dari Roh, dan merupakan Firman yang menjadi manusia, maka apa yang manusia percayai itu tetaplah hakikat yang melekat pada Tuhan. Jadi, dalam membedakan apakah itu adalah jalan yang benar atau bukan, yang terpenting adalah engkau harus melihat apakah di jalan ini ada pekerjaan Roh Kudus atau tidak, setelah itu engkau harus melihat apakah ada kebenaran di jalan ini atau tidak. Kebenaran adalah watak hidup kemanusiaan yang normal, yakni, apa yang dituntut Tuhan dari manusia ketika Tuhan menciptakannya pada mulanya, yaitu, kemanusiaan yang normal secara keseluruhan (termasuk akal budi, wawasan, hikmat manusia, dan pengetahuan dasar tentang menjadi manusia). Artinya, engkau harus melihat apakah jalan ini dapat membawa manusia ke dalam kehidupan kemanusiaan yang normal atau tidak, apakah kebenaran yang dibicarakan itu diperlukan atau tidak berdasarkan kenyataan kemanusiaan yang normal, apakah kebenaran itu praktis dan nyata atau tidak, dan apakah kebenaran itu paling tepat waktu atau tidak. Jika ada kebenaran, jalan itu akan mampu membawa manusia ke dalam pengalaman yang normal dan nyata; selanjutnya, manusia akan menjadi semakin normal, akal budi manusia akan menjadi semakin utuh, kehidupan manusia dalam daging dan kehidupan rohani manusia akan menjadi semakin tertata, dan emosi manusia akan menjadi semakin normal. Ini adalah prinsip yang kedua. Ada satu prinsip lainnya lagi, yaitu apakah pengetahuan manusia akan Tuhan semakin bertambah atau tidak, dan apakah mengalami pekerjaan dan kebenaran semacam itu dapat mengobarkan kasih kepada Tuhan di dalam diri mereka dan membawa mereka semakin dekat kepada Tuhan atau tidak. Dalam hal ini, dapat diukur apakah jalan ini adalah jalan yang benar atau bukan. Yang paling mendasar adalah apakah jalan ini realistis dan bukan supranatural, dan apakah jalan ini dapat membekali kehidupan manusia atau tidak. Jika sesuai dengan prinsip-prinsip ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa jalan ini adalah jalan yang benar. Aku mengucapkan kata-kata ini bukan untuk membuat engkau semua menerima jalan-jalan yang lain dalam pengalamanmu kelak, ataupun sebagai prediksi bahwa akan ada pekerjaan zaman baru lainnya di masa depan. Aku mengatakannya supaya engkau semua merasa yakin bahwa jalan yang sekarang ini adalah jalan yang benar, sehingga engkau semua tidak hanya setengah yakin dalam kepercayaanmu pada pekerjaan Tuhan pada masa kini dan agar engkau dapat memperoleh pemahaman tentang hal itu. Bahkan ada banyak orang yang, meskipun merasa yakin, masih mengikuti dalam kebingungan; keyakinan semacam itu tidak memiliki prinsip, dan cepat atau lambat orang semacam itu harus dilenyapkan. Bahkan mereka yang sangat bersemangat dalam mengikuti tidaklah sepenuhnya yakin, hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki dasar. Karena kualitasmu terlalu rendah dan dasarmu terlalu dangkal, engkau semua tidak memiliki pemahaman tentang perbedaan. Tuhan tidak mengulangi pekerjaan-Nya, Dia tidak melakukan pekerjaan yang tidak realistis, Dia tidak menuntut manusia secara berlebihan, dan Dia tidak melakukan pekerjaan yang berada di luar akal manusia. Semua pekerjaan yang Dia lakukan berada dalam lingkup akal sehat manusia, dan tidak melebihi akal kemanusiaan yang normal, dan pekerjaan-Nya dilakukan sesuai dengan kebutuhan normal manusia. Jika itu adalah pekerjaan Roh Kudus, manusia akan menjadi semakin normal, dan kemanusiaan mereka akan menjadi semakin normal. Orang memperoleh pengetahuan yang semakin bertambah mengenai watak jahat mereka yang rusak, dan mengenai esensi manusia, dan mereka juga mendapatkan kerinduan akan kebenaran yang bahkan semakin besar. Dengan kata lain, kehidupan manusia semakin bertumbuh, dan watak manusia yang rusak menjadi semakin mampu mengalami perubahan—semuanya ini adalah arti dari Tuhan menjadi hidup manusia. Jika sebuah jalan tidak mampu mengungkapkan hal-hal yang merupakan esensi manusia, tidak mampu mengubah watak manusia, dan, terlebih lagi, tidak mampu membawa manusia ke hadapan Tuhan atau memberi mereka pemahaman yang benar tentang Tuhan, dan bahkan menyebabkan kemanusiaan mereka menjadi semakin hina dan akal mereka menjadi semakin tidak normal, jalan ini pastilah bukan jalan yang benar, dan mungkin ini adalah pekerjaan roh jahat, atau jalan yang lama. Singkatnya, ini tidak mungkin merupakan pekerjaan Roh Kudus saat ini. Engkau semua telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, tetapi engkau tidak memiliki sedikit pun pengetahuan tentang prinsip-prinsip untuk membedakan antara jalan yang benar dan jalan yang salah, atau untuk mencari jalan yang benar. Kebanyakan orang bahkan tidak tertarik dengan masalah ini; mereka hanya mengikuti ke mana kebanyakan orang pergi, dan mengulangi apa yang dikatakan mayoritas orang. Bagaimana bisa orang ini disebut sebagai orang yang mencari jalan yang benar? Dan bagaimana bisa orang semacam itu menemukan jalan yang benar? Jika engkau semua memahami beberapa prinsip utama ini, apa pun yang terjadi engkau tidak akan tertipu. Sekarang ini, sangatlah penting untuk manusia dapat membedakan; inilah yang harus dimiliki oleh kemanusiaan yang normal, dan inilah yang harus dimiliki manusia dalam pengalaman mereka. Jika, bahkan sekarang, manusia masih belum dapat membedakan apa pun dalam proses mengikuti, dan jika akal budi mereka masih belum berkembang, manusia terlalu bodoh, dan pengejaran mereka keliru dan menyimpang. Tak ada sedikit pun perbedaan dalam pengejaranmu sekarang ini, dan meskipun itu benar, seperti yang kaukatakan, bahwa engkau telah menemukan jalan yang benar, sudahkah engkau mendapatkannya? Sudahkah engkau mampu membedakan apa pun? Apa hakikat jalan yang benar? Di jalan yang benar, engkau belum mendapatkan jalan yang benar, engkau belum mendapatkan apa pun dari kebenaran. Artinya, engkau belum mencapai apa yang Tuhan tuntut darimu, dan karenanya tidak ada perubahan dalam kerusakanmu. Jika engkau terus mengejar dengan cara ini, pada akhirnya, engkau akan disingkirkan. Setelah mengikuti sampai pada hari ini, engkau seharusnya yakin bahwa jalan yang kauambil adalah jalan yang benar, dan seharusnya tidak ada keraguan lagi. Banyak orang selalu merasa bimbang dan berhenti mengejar kebenaran karena beberapa masalah sepele. Orang-orang semacam itu adalah mereka yang tidak memiliki pengetahuan tentang pekerjaan Tuhan; mereka adalah orang-orang yang mengikuti Tuhan dalam kebingungan. Orang-orang yang tidak mengetahui pekerjaan Tuhan tidak dapat menjadi sahabat karib-Nya, atau memberi kesaksian tentang Dia. Aku menasihati mereka yang hanya mencari berkat dan hanya mengejar apa yang samar dan abstrak untuk mengejar kebenaran sesegera mungkin, agar kehidupan mereka dapat memiliki makna. Jangan lagi membodohi dirimu sendiri!
Dikutip dari "Hanya Orang yang Mengenal Tuhan dan Pekerjaan-Nya yang Dapat Memuaskan Tuhan" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 147
Keseluruhan pekerjaan yang telah dijalankan selama enam ribu tahun telah secara bertahap berubah seiring dengan berawal dan berakhirnya zaman-zaman yang berbeda. Pergeseran dalam pekerjaan ini telah didasarkan pada keadaan seluruh dunia dan pada tren perkembangan umat manusia secara keseluruhan; pekerjaan pengelolaan hanya berangsur-angsur berubah sesuai dengan itu. Hal ini bukan direncanakan secara keseluruhan sejak awal penciptaan. Sebelum dunia diciptakan, atau segera setelah diciptakan, Yahweh belum merencanakan tahap pekerjaan pertama, yaitu pekerjaan hukum Taurat; tahap pekerjaan kedua, yaitu pekerjaan kasih karunia; ataupun tahap pekerjaan ketiga, yaitu pekerjaan penaklukan, di mana Dia pertama-tama akan memulainya dengan sebagian keturunan Moab, dan melalui ini Dia menaklukkan seluruh alam semesta. Setelah menciptakan dunia, Dia tidak pernah menyampaikan firman ini, dan Dia juga tidak pernah menyampaikan firman ini setelah Moab; sesungguhnya, sebelum Lot, Dia tidak pernah mengucapkannya. Semua pekerjaan Tuhan dilakukan secara spontan. Inilah tepatnya bagaimana seluruh pekerjaan pengelolaan-Nya selama enam ribu tahun telah berkembang; sebelum menciptakan dunia, Dia sama sekali tidak pernah menuliskan sebuah rencana dalam bentuk sesuatu seperti "Bagan Ringkasan Perkembangan Umat Manusia." Dalam pekerjaan Tuhan, Dia mengungkapkan siapa Dia secara langsung; Dia tidak memutar otak-Nya untuk menyusun rencana. Tentu saja, ada banyak nabi yang telah menyampaikan banyak nubuatan, tetapi tetap tidak bisa dikatakan bahwa pekerjaan Tuhan selalu merupakan perencanaan yang tepat; berbagai nubuatan itu disampaikan berdasarkan pekerjaan Tuhan pada waktu itu. Semua pekerjaan yang Dia lakukan adalah pekerjaan yang paling aktual. Dia melakukan pekerjaan-Nya sesuai dengan perkembangan setiap zaman, dan mendasarkannya pada bagaimana hal-hal berubah. Bagi Dia, melakukan pekerjaan itu sama seperti memberikan obat untuk mengobati penyakit; saat melakukan pekerjaan-Nya, Dia mengamati, dan melanjutkan pekerjaan-Nya sesuai dengan pengamatan-Nya. Di setiap tahap pekerjaan-Nya, Tuhan mampu mengungkapkan hikmat dan kemampuan-Nya yang luas; Dia menyatakan hikmat dan otoritas-Nya yang berlimpah sesuai dengan pekerjaan pada suatu zaman tertentu, dan memungkinkan semua orang yang dibawa kembali oleh-Nya pada zaman itu untuk melihat seluruh watak-Nya. Dia mencukupi kebutuhan manusia sesuai dengan pekerjaan yang harus dilakukan di setiap zaman, melakukan pekerjaan apa pun yang harus Dia lakukan. Dia membekali manusia dengan apa yang mereka butuhkan, berdasarkan sejauh mana Iblis telah merusak mereka. Ini sama seperti ketika Yahweh pada mulanya menciptakan Adam dan Hawa, Dia melakukannya untuk memungkinkan mereka memanifestasikan Tuhan di atas bumi sehingga mereka dapat menjadi saksi Tuhan di antara ciptaan. Akan tetapi, Hawa berdosa setelah dicobai oleh si ular, dan Adam pun berbuat hal yang sama; di taman itu, mereka berdua memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Dengan demikian, Yahweh memiliki pekerjaan tambahan untuk dilakukan atas mereka. Melihat ketelanjangan mereka, Dia menutupi tubuh mereka dengan pakaian yang terbuat dari kulit binatang. Setelah itu, Dia berkata kepada Adam: "Karena engkau telah mendengarkan perkataan istrimu dan telah makan dari pohon, yang Aku perintahkan jangan engkau memakannya: terkutuklah tanah karena engkau ... sampai engkau kembali ke tanah; karena dari tanahlah engkau diambil: engkau berasal dari debu, dan kepada debu engkau akan kembali." Kepada perempuan itu, Dia berfirman: "Aku akan melipatgandakan rasa sakitmu pada saat mengandung; dalam kesakitan engkau akan melahirkan anak-anakmu; dan engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan memerintah atasmu." Sejak itu, Dia mengusir mereka dari Taman Eden dan membuat mereka hidup di luarnya, sebagaimana manusia modern pada zaman sekarang hidup di atas bumi. Ketika Tuhan menciptakan manusia pada mulanya, bukanlah rencana-Nya untuk membiarkan manusia dicobai oleh si ular setelah diciptakan dan kemudian mengutuk manusia dan si ular. Dia sebenarnya tidak memiliki rencana semacam ini; hanya perkembangan hal-hal inilah yang memberi Dia pekerjaan baru untuk dilakukan di antara ciptaan-Nya. Setelah Yahweh melakukan pekerjaan ini di antara Adam dan Hawa di muka bumi, umat manusia terus berkembang selama beberapa ribu tahun, sampai "Yahweh melihat kejahatan manusia sangat besar di bumi, dan setiap pikiran dan maksud hatinya selalu jahat. Dan Yahweh pun menyesal karena Dia telah menciptakan manusia di bumi dan itu membuat hati-Nya sangat pilu ... namun Nuh memperoleh kasih karunia di mata Yahweh." Pada waktu itu, Yahweh memiliki lebih banyak pekerjaan baru untuk dilakukan, karena umat manusia yang Dia ciptakan telah menjadi terlalu berdosa sesudah dicobai oleh si ular. Karena keadaan ini, dari antara umat manusia, Yahweh memilih keluarga Nuh untuk diselamatkan, lalu melakukan pekerjaan-Nya untuk menghancurkan dunia dengan air bah. Umat manusia terus berkembang dengan cara demikian hingga hari ini, menjadi semakin rusak, dan ketika tiba waktunya saat perkembangan umat manusia mencapai puncaknya, itu berarti kesudahan umat manusia. Sejak awal hingga akhir dunia, kebenaran inti dari pekerjaan-Nya selalu dan selamanya seperti ini. Sama halnya dengan cara manusia akan digolongkan menurut jenisnya; setiap orang sama sekali bukan ditakdirkan untuk masuk ke dalam kategori tertentu sejak awal; sebaliknya, setiap orang berangsur-angsur digolongkan hanya setelah menjalani proses perkembangan. Pada akhirnya, siapa pun yang tidak dapat menerima keselamatan penuh akan dikembalikan kepada para "leluhurnya". Tidak ada satu pun pekerjaan Tuhan di antara umat manusia yang sudah dipersiapkan pada waktu penciptaan dunia; sebaliknya, perkembangan segala sesuatunyalah yang memungkinkan Tuhan melakukan pekerjaan-Nya di tengah manusia, langkah demi langkah, dan secara lebih nyata dan praktis. Sebagai contoh, Tuhan Yahweh tidak menciptakan si ular untuk mencobai perempuan itu; itu bukan rencana spesifik-Nya, hal itu juga bukan sesuatu yang sengaja Dia tentukan sejak semula. Bisa dikatakan bahwa hal ini merupakan peristiwa tidak terduga. Jadi, inilah sebabnya Yahweh mengusir Adam dan Hawa dari Taman Eden dan bersumpah tidak akan pernah lagi menciptakan manusia. Meskipun demikian, manusia hanya menemukan hikmat Tuhan di atas dasar ini. Seperti yang Kusebutkan sebelumnya: "Aku melaksanakan hikmat-Ku berdasarkan rencana Iblis." Menjadi serusak apa pun manusia atau bagaimanapun ular itu mencobai mereka, Yahweh tetap memiliki hikmat-Nya; oleh karena itu, Dia telah terlibat dalam pekerjaan yang baru sejak Dia menciptakan dunia, dan tak ada satu pun dari langkah-langkah pekerjaan ini yang pernah diulang. Iblis terus-menerus menjalankan rencana jahatnya, umat manusia tak henti-hentinya dirusak oleh Iblis, dan Tuhan Yahweh juga tanpa henti melakukan pekerjaan-Nya yang bijaksana. Dia tidak pernah gagal maupun pernah berhenti bekerja, sejak dunia diciptakan. Setelah manusia dirusak oleh Iblis, Dia terus-menerus bekerja di antara mereka untuk mengalahkannya, si musuh yang menjadi sumber kerusakan mereka. Pertempuran ini telah berkobar sejak awal dan akan terus berlanjut hingga akhir dunia. Dalam melakukan semua pekerjaan ini, Tuhan Yahweh bukan saja memungkinkan manusia, yang telah dirusak oleh Iblis, untuk menerima keselamatan-Nya yang besar, tetapi juga memungkinkan mereka untuk melihat hikmat, kemahakuasaan, dan otoritas-Nya. Lebih jauh lagi, pada akhirnya, Dia akan memungkinkan mereka melihat watak-Nya yang benar—menghukum yang jahat dan memberi upah kepada yang baik. Dia telah berperang melawan Iblis sampai hari ini dan tidak pernah terkalahkan. Ini karena Dia adalah Tuhan yang bijaksana, dan Dia menjalankan hikmat-Nya berdasarkan rencana jahat Iblis. Oleh karena itu, Tuhan bukan saja menjadikan segala sesuatu di surga tunduk pada otoritas-Nya, tetapi Dia juga membuat segala yang ada di bumi berada di bawah tumpuan kaki-Nya, dan, yang tak kalah penting, Dia membuat orang-orang jahat yang menyerang dan melecehkan umat manusia jatuh dalam hajaran-Nya. Hasil semua pekerjaan ini terwujud karena hikmat-Nya. Dia tidak pernah menyatakan hikmat-Nya sebelum keberadaan umat manusia, sebab Dia tidak memiliki musuh di surga, di bumi, atau di mana pun di seluruh alam semesta, dan tidak ada kekuatan gelap yang menyerang apa pun yang ada di tengah alam. Setelah penghulu malaikat mengkhianati-Nya, Dia menciptakan umat manusia di atas bumi, dan oleh karena umat manusialah Dia secara resmi mengawali perang-Nya selama ribuan tahun melawan Iblis, si penghulu malaikat—perang yang makin memanas seiring dengan setiap tahap yang berlangsung berturut-turut. Kemahakuasaan dan hikmat-Nya hadir dalam setiap tahap ini. Baru setelah itulah segala sesuatu di surga dan di atas bumi menyaksikan hikmat, kemahakuasaan, dan terutama kenyataan Tuhan. Dia tetap melakukan pekerjaan-Nya dengan cara yang sama nyatanya hingga hari ini; di samping itu, selama melakukan pekerjaan-Nya, Dia juga menyatakan hikmat dan kemahakuasaan-Nya. Dia memungkinkanmu untuk melihat kebenaran inti dari setiap tahap pekerjaan, memahami secara tepat bagaimana menjelaskan kemahakuasaan Tuhan, dan terlebih lagi, untuk memahami penjelasan yang pasti tentang kenyataan Tuhan.
Dikutip dari "Engkau Seharusnya Tahu Bagaimana Seluruh
Umat Manusia Telah Berkembang Hingga Hari Ini" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 148
Pekerjaan Roh Kudus selalu dilakukan secara spontan; Dia dapat merencanakan pekerjaan-Nya kapan pun, dan menjalankannya kapan pun. Mengapa Aku selalu mengatakan bahwa pekerjaan Roh Kudus itu nyata dan bahwa pekerjaan itu selalu baru dan tidak pernah usang, dan selalu paling segar? Pekerjaan-Nya belum direncanakan saat dunia diciptakan; sama sekali bukan begitu yang terjadi! Setiap langkah pekerjaan mencapai efek yang tepat pada waktunya masing-masing, dan langkah-langkahnya tidak saling mengganggu. Sering kali, rencana yang mungkin kaupikirkan sama sekali tidak mampu menandingi pekerjaan terakhir Roh Kudus. Pekerjaan-Nya tidak sesederhana pemikiran manusia, juga tidak serumit imajinasi manusia—pekerjaan ini terdiri dari pembekalan manusia kapan saja dan di mana saja seturut kebutuhan mereka saat ini. Tidak seorang pun yang lebih jelas memahami substansi manusia dibandingkan diri-Nya, dan justru karena alasan inilah tidak ada yang mampu memenuhi kebutuhan nyata manusia sebaik yang dilakukan pekerjaan-Nya. Oleh karena itu, dari sudut pandang manusia, pekerjaan-Nya seakan-akan telah direncanakan ribuan tahun sebelumnya. Saat Dia bekerja di tengah-tengahmu sekarang, sembari bekerja dan berbicara sambil mengamati keadaanmu saat ini, Dia memiliki firman yang tepat untuk disampaikan ketika menghadapi tiap-tiap keadaan, mengucapkan firman yang tepat dibutuhkan oleh orang. Ambillah contoh langkah pertama dari pekerjaan-Nya: saat-saat hajaran. Setelah itu, orang menunjukkan segala macam perilaku dan bertindak memberontak dengan cara-cara tertentu; berbagai keadaan positif muncul, demikian juga keadaan negatif tertentu. Mereka mencapai titik dalam kenegatifan mereka dan menunjukkan batas terendah yang akan membuat mereka jatuh. Tuhan telah melakukan pekerjaan-Nya berdasarkan semua hal ini, dan dengan demikian, memanfaatkan hal-hal ini untuk meraih hasil yang jauh lebih baik dari pekerjaan-Nya. Artinya, Dia melakukan pekerjaan pemeliharaan di antara manusia sesuai dengan apa pun keadaan mereka pada saat itu; Dia melakukan setiap langkah pekerjaan-Nya sesuai dengan keadaan aktual manusia. Semua ciptaan ada di tangan-Nya; mana mungkin Dia tidak mengenal mereka? Tuhan melakukan langkah pekerjaan berikutnya yang harus dilakukan, kapan saja dan di mana saja, sesuai keadaan manusia. Sama sekali bukan berarti pekerjaan ini direncanakan ribuan tahun sebelumnya; itu adalah gagasan manusia! Dia bekerja selagi Dia mengamati efek pekerjaan-Nya, dan pekerjaan-Nya terus-menerus makin mendalam dan berkembang; setiap kali, setelah mengamati hasil pekerjaan-Nya, Dia menerapkan langkah berikutnya dari pekerjaan-Nya. Dia menggunakan banyak hal untuk bertransisi secara bertahap dan menjadikan pekerjaan barunya terlihat oleh manusia seiring waktu. Cara bekerja semacam ini mampu memenuhi kebutuhan manusia, sebab Tuhan mengenal manusia dengan sangat baik. Beginilah cara Dia melaksanakan pekerjaan-Nya dari surga. Demikian juga, Tuhan yang berinkarnasi melakukan pekerjaan-Nya dengan cara yang sama, membuat pengaturan menurut kondisi aktual dan bekerja di antara umat manusia. Tidak satu pun dari pekerjaan-Nya telah diatur sebelum dunia diciptakan maupun direncanakan dengan cermat sebelumnya. Dua ribu tahun setelah dunia diciptakan, Yahweh melihat bahwa umat manusia telah menjadi begitu rusak sehingga Dia memakai Nabi Yesaya untuk menubuatkan bahwa setelah Zaman Hukum Taurat berakhir, Yahweh akan melakukan pekerjaan-Nya menebus umat manusia di Zaman Kasih Karunia. Tentu saja, ini adalah rencana Yahweh, tetapi rencana ini juga dibuat sesuai dengan keadaan yang Dia amati pada saat itu; Dia tentu tidak memikirkannya segera setelah menciptakan Adam. Yesaya hanya menyuarakan nubuat, tetapi Yahweh tidak melakukan persiapan lebih lanjut untuk pekerjaan ini selama Zaman Hukum Taurat; sebaliknya, Dia menjalankannya di awal Zaman Kasih Karunia, ketika malaikat pembawa berita itu muncul dalam mimpi Yusuf untuk mencerahkan dia dengan pesan bahwa Tuhan akan menjadi daging, dan baru setelah itulah, pekerjaan inkarnasi-Nya dimulai. Tuhan tidak mempersiapkan pekerjaan inkarnasi-Nya segera setelah menciptakan dunia, sebagaimana yang orang bayangkan; itu hanya diputuskan berdasarkan sejauh mana umat manusia telah berkembang dan status perang-Nya melawan Iblis.
Dikutip dari "Engkau Seharusnya Tahu Bagaimana Seluruh
Umat Manusia Telah Berkembang Hingga Hari Ini" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 149
Ketika Tuhan menjadi daging, Roh-Nya turun pada diri seorang manusia; dengan kata lain, Roh Tuhan membungkus diri-Nya dengan tubuh jasmani. Dia datang untuk melakukan pekerjaan-Nya di bumi bukan untuk membawa serta bersama-Nya langkah-langkah tertentu yang terbatas; pekerjaan-Nya sama sekali tidak terbatas. Pekerjaan yang dilakukan Roh Kudus dalam daging tetap ditentukan oleh hasil pekerjaan-Nya, dan Dia menggunakan hal-hal ini untuk menentukan lamanya waktu yang akan Dia gunakan untuk melakukan pekerjaan selama di dalam daging. Roh Kudus secara langsung menyingkapkan setiap langkah pekerjaan-Nya, memeriksa pekerjaan-Nya selagi menjalaninya; pekerjaan ini bukan hal yang supranatural yang dimaksudkan untuk merentangkan batas-batas imajinasi manusia. Ini seperti pekerjaan Yahweh dalam menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatu; Dia merencanakan dan bekerja sekaligus. Dia memisahkan terang dari kegelapan, lalu jadilah pagi dan petang—ini memakan waktu satu hari. Pada hari kedua, Dia menciptakan langit, dan itu juga menghabiskan satu hari; Dia kemudian menciptakan bumi, laut, dan segala makhluk yang mendiaminya, yang juga membutuhkan satu hari lagi. Ini terus berlangsung sampai hari keenam, saat Tuhan menciptakan manusia dan membiarkannya mengelola segala hal yang ada di bumi. Kemudian, pada hari ketujuh, ketika Dia sudah selesai menciptakan segala sesuatu, Dia beristirahat. Tuhan memberkati hari ketujuh dan menetapkannya sebagai hari yang kudus. Dia hanya memutuskan untuk menetapkan hari yang kudus ini setelah Dia selesai menciptakan segala sesuatu, bukan sebelum menciptakannya. Pekerjaan ini juga dilakukan secara spontan; sebelum menciptakan segala sesuatu, Dia tidak memutuskan untuk menciptakan dunia dalam waktu enam hari dan beristirahat pada hari ketujuh; itu sama sekali tidak selaras dengan fakta. Dia tidak pernah mengutarakan hal semacam itu, dan Dia juga tidak merencanakannya. Dia sama sekali tidak pernah mengatakan bahwa penciptaan segala sesuatu akan diselesaikan pada hari keenam dan bahwa Dia akan beristirahat pada hari ketujuh; sebaliknya, Dia menciptakan sesuai dengan apa yang tampaknya baik bagi-Nya pada saat itu. Begitu Dia selesai menciptakan segala sesuatu, itu sudah hari keenam. Seandainya pada hari kelima Dia selesai menciptakan segalanya, maka Dia tentu akan menetapkan hari keenam sebagai hari yang kudus. Namun, kenyataannya, Dia selesai menciptakan segalanya pada hari keenam, dan dengan demikian, hari ketujuh menjadi hari yang kudus, yang telah diturunkan hingga hari ini. Jadi, pekerjaan-Nya saat ini dijalankan dengan cara yang sama. Dia berfirman dan memenuhi kebutuhanmu sesuai dengan situasimu. Artinya, Roh berfirman dan bekerja sesuai dengan keadaan manusia; Dia terus mengawasi semuanya dan bekerja kapan saja dan di mana saja. Apa pun yang Aku lakukan, firmankan, tempatkan pada dirimu, dan anugerahkan kepadamu, tanpa kecuali, itulah yang engkau semua butuhkan. Jadi, tak satu pun dari pekerjaan-Ku yang terpisah dari kenyataan; semua itu nyata, karena engkau semua tahu bahwa "Roh Tuhan terus mengawasi semuanya." Jika semua ini telah diputuskan sebelumnya, bukankah itu terlalu sesuai prosedur? Seakan-akan engkau berpikir bahwa Tuhan menyusun rencana untuk enam milenium dan kemudian menetapkan sejak semula bahwa umat manusia itu suka memberontak, menentang, bengkok, dan licik, serta memiliki kerusakan daging, watak iblis, keinginan mata, dan kesenangan individu. Tak satu pun dari semua itu yang ditentukan oleh Tuhan sejak semula, melainkan semua itu terjadi sebagai akibat dari perusakan dari Iblis. Beberapa orang mungkin berkata, "Bukankah Iblis juga ada dalam cengkeraman Tuhan? Tuhan telah menetapkan sejak semula bahwa Iblis akan merusak manusia dengan cara ini, dan setelah itu, Tuhan melakukan pekerjaan-Nya di antara manusia." Akankah Tuhan benar-benar menetapkan Iblis untuk merusak manusia sejak semula? Tuhan semata-mata begitu berhasrat membiarkan manusia menjalani kehidupan yang normal, jadi, akankah Dia benar-benar ikut campur dalam kehidupan mereka? Jikalau demikian, bukankah mengalahkan Iblis dan menyelamatkan manusia akan menjadi upaya yang sia-sia? Bagaimana mungkin pemberontakan manusia ditentukan sejak semula? Itu adalah sesuatu yang telah terjadi akibat campur-tangan Iblis, jadi, bagaimana mungkin itu telah ditentukan sejak semula oleh Tuhan? Iblis dalam cengkeraman Tuhan yang engkau semua pikir sangatlah berbeda dari Iblis dalam cengkeraman Tuhan yang Kubicarakan. Menurut pernyataanmu bahwa "Tuhan itu Mahakuasa, dan Iblis ada dalam tangan-Nya," Iblis tidak akan pernah mampu mengkhianati-Nya. Bukankah engkau mengatakan bahwa Tuhan itu Mahakuasa? Pengetahuanmu terlalu abstrak dan tidak bersinggungan dengan kenyataan; manusia tidak pernah dapat menyelami pikiran Tuhan, manusia juga tidak pernah dapat memahami hikmat-Nya! Tuhan itu Mahakuasa; ini sama sekali bukan kepalsuan. Penghulu malaikat mengkhianati Tuhan karena pada mulanya Tuhan memberikan kepadanya sebagian otoritas. Tentu saja, ini peristiwa yang tak terduga, seperti ketika Hawa menyerah pada cobaan si ular. Namun, bagaimanapun Iblis melakukan pengkhianatannya, dia tetap tidak semahakuasa Tuhan. Seperti yang engkau semua katakan, Iblis itu sekadar berkuasa; apa pun yang dilakukannya, otoritas Tuhan akan selalu mengalahkannya. Inilah makna sebenarnya di balik perkataan "Tuhan itu Mahakuasa, dan Iblis ada dalam tangan-Nya." Oleh karena itu, perang melawan Iblis harus dilakukan selangkah demi selangkah. Terlebih lagi, Tuhan merencanakan pekerjaan-Nya sebagai tanggapan terhadap tipu daya Iblis—artinya, Dia membawa keselamatan kepada manusia dan menyatakan kemahakuasaan dan hikmat-Nya dengan cara yang sesuai dengan zaman yang sedang berlangsung. Demikian juga, pekerjaan di akhir zaman tidak ditentukan sejak semula, sebelum Zaman Kasih Karunia; penentuan sejak semula tidak dilakukan secara teratur seperti ini: pertama, membuat watak lahiriah manusia berubah; kedua, menundukkan manusia pada hajaran dan ujian-Nya; ketiga, menyebabkan manusia menjalani ujian kematian; keempat, membuat manusia mengalami saat-saat mengasihi Tuhan dan menyatakan tekadnya sebagai makhluk ciptaan; kelima, memungkinkan manusia memahami kehendak Tuhan dan mengenal Dia sepenuhnya; dan yang terakhir, melengkapi manusia. Dia tidak merencanakan semua hal ini selama Zaman Kasih Karunia; sebaliknya, Dia mulai merencanakannya di zaman sekarang. Iblis sedang bekerja, demikian juga Tuhan. Iblis mengungkapkan wataknya yang rusak, sedangkan Tuhan berfirman secara terus terang dan menyingkapkan beberapa hal substantif. Inilah pekerjaan yang sedang dilakukan pada zaman sekarang, dan ada prinsip kerja yang sama yang telah digunakan sejak lama, setelah penciptaan dunia.
Dikutip dari "Engkau Seharusnya Tahu Bagaimana Seluruh
Umat Manusia Telah Berkembang Hingga Hari Ini" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 150
Pada mulanya Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, dan Dia juga menciptakan seekor ular. Dari semuanya, ular ini adalah yang paling beracun; tubuhnya mengandung bisa, yang digunakan oleh Iblis untuk memanfaatkannya. Ular inilah yang mencobai Hawa hingga jatuh dalam dosa. Adam berbuat dosa setelah Hawa jatuh dalam dosa, dan kemudian mereka berdua mampu membedakan antara yang baik dan yang jahat. Jika Yahweh tahu bahwa si ular akan mencobai Hawa, dan bahwa Hawa akan mencobai Adam, lalu mengapa Dia menempatkan mereka semua di dalam sebuah taman? Jika Dia dapat memprediksi hal-hal ini, lalu mengapa Dia menciptakan ular dan menempatkannya di dalam Taman Eden? Mengapa Taman Eden memiliki buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat? Apakah Dia bermaksud agar mereka memakan buahnya? Ketika Yahweh datang, baik Adam maupun Hawa tidak berani menghadapi Dia, dan baru pada saat itulah, Yahweh tahu bahwa mereka telah memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, dan menjadi mangsa dari tipu daya ular. Akhirnya, Dia mengutuk ular, dan Dia juga mengutuk Adam dan Hawa. Pada saat mereka berdua makan buah dari pohon itu, Yahweh sama sekali tidak menyadari bahwa mereka sedang melakukannya. Umat manusia menjadi rusak sampai pada titik mereka menjadi jahat dan berhubungan seks bebas, bahkan hingga segala sesuatu yang mereka simpan dalam hati mereka adalah jahat dan tidak benar; semuanya najis. Oleh karena itu, Yahweh menyesal telah menciptakan umat manusia. Setelah itu, Dia melakukan pekerjaan-Nya untuk memusnahkan dunia dengan air bah, di mana Nuh dan putra-putranya selamat. Beberapa hal sebenarnya tidak semaju dan sesupranatural seperti yang mungkin manusia bayangkan. Beberapa orang bertanya, "Karena Tuhan tahu bahwa penghulu malaikat akan mengkhianati-Nya, mengapa Dia menciptakannya?" Inilah faktanya: sebelum bumi ada, penghulu malaikat adalah yang terbesar dari para malaikat surga. Dia memegang yurisdiksi atas segenap malaikat di surga; inilah otoritas yang Tuhan berikan kepadanya. Kecuali Tuhan, penghulu malaikat adalah yang terbesar dari segenap malaikat surga. Kemudian, setelah Tuhan menciptakan umat manusia, di atas bumi, penghulu malaikat melakukan pengkhianatan yang lebih besar lagi terhadap Tuhan. Aku mengatakan dia mengkhianati Tuhan karena dia ingin mengelola umat manusia dan melampaui otoritas Tuhan. Penghulu malaikatlah yang mencobai Hawa hingga jatuh ke dalam dosa, dan dia melakukannya karena dia ingin mendirikan kerajaannya di atas bumi dan membuat umat manusia meninggalkan Tuhan dan menaati penghulu malaikat. Penghulu malaikat melihat bahwa ada banyak hal yang dapat menaatinya—para malaikat dapat menaatinya, demikian juga manusia di atas bumi. Burung dan binatang, pohon, hutan, gunung, sungai, dan segala sesuatu di atas muka bumi berada di bawah pemeliharaan manusia—yaitu, Adam dan Hawa—sementara Adam dan Hawa menaati penghulu malaikat. Oleh karenanya, penghulu malaikat ingin melampaui otoritas Tuhan dan mengkhianati Tuhan. Setelah itu, dia memimpin banyak malaikat dalam pemberontakan melawan Tuhan, yang kemudian menjadi berbagai macam roh najis. Bukankah perkembangan manusia sampai hari ini disebabkan oleh perusakan dari sang penghulu malaikat? Umat manusia menjadi seperti sekarang ini hanya karena penghulu malaikat mengkhianati Tuhan dan merusak manusia. Pekerjaan langkah demi langkah ini sama sekali tidak seabstrak dan sesederhana yang mungkin dibayangkan orang. Iblis melakukan pengkhianatannya karena suatu alasan, tetapi orang tidak dapat memahami fakta sesederhana itu. Mengapa Tuhan, yang menciptakan langit dan bumi dan segala sesuatu, juga menciptakan Iblis? Karena Tuhan sangat membenci Iblis, dan Iblis adalah musuh-Nya, mengapa Dia menciptakan Iblis? Dengan menciptakan Iblis, bukankah Dia menciptakan musuh? Tuhan sebenarnya tidak menciptakan musuh; sebaliknya, Dia menciptakan malaikat, dan kemudian malaikat itu mengkhianati-Nya. Status malaikat itu telah menjadi begitu tinggi, sehingga dia ingin mengkhianati-Nya. Orang bisa mengatakan bahwa ini suatu kebetulan, tetapi ini juga tak terelakkan. Ini sama dengan bagaimana orang pasti akan mati setelah mencapai usia tertentu; segala hal telah berkembang hingga mencapai tahap tersebut. Beberapa orang bodoh yang absurd mengatakan, "Karena Iblis adalah musuh-Mu, mengapa Engkau menciptakannya? Tidak tahukah Engkau bahwa penghulu malaikat itu akan mengkhianati-Mu? Bukankah Engkau bisa memandang dari kekekalan hingga kekekalan? Apakah Engkau tidak tahu natur penghulu malaikat itu? Karena Engkau jelas tahu bahwa dia akan mengkhianati-Mu, mengapa Engkau menjadikannya penghulu malaikat? Dia bukan saja mengkhianati-Mu, dia juga memimpin begitu banyak malaikat dan turun ke dunia fana untuk merusak umat manusia, tetapi sampai hari ini, Engkau masih belum mampu menyelesaikan rencana pengelolaan enam ribu tahun-Mu." Benarkah perkataan tersebut? Jika engkau berpikir seperti ini, tidakkah engkau menempatkan dirimu melalui lebih banyak kesulitan dari yang diperlukan? Ada orang-orang lain yang berkata, "Seandainya Iblis tidak merusak umat manusia sampai hari ini, Tuhan tidak akan membawa keselamatan bagi umat manusia seperti ini. Dengan demikian, hikmat dan kemahakuasaan Tuhan akan tidak terlihat; di manakah hikmat-Nya akan dinyatakan? Oleh sebab itu, Tuhan menciptakan ras manusia untuk Iblis agar di masa mendatang, Dia dapat menyatakan kemahakuasaan-Nya—jika tidak, bagaimana manusia bisa menemukan hikmat Tuhan? Jika manusia tidak melawan Tuhan atau memberontak terhadap-Nya, tidaklah perlu tindakan-tindakan-Nya dinyatakan. Jika semua ciptaan menyembah Dia dan tunduk kepada-Nya, Tuhan tidak akan punya pekerjaan untuk dikerjakan." Ini bahkan lebih jauh dari kenyataan, karena tidak ada hal yang cemar tentang Tuhan, jadi Dia tidak dapat menciptakan kecemaran. Dia menyatakan perbuatan-Nya sekarang hanya demi mengalahkan musuh-Nya, menyelamatkan manusia yang Dia ciptakan, dan mengalahkan roh-roh jahat dan Iblis yang membenci, mengkhianati, dan melawan Tuhan, yang pada mulanya berada di bawah wilayah kekuasaan-Nya dan menjadi milik-Nya. Tuhan ingin mengalahkan roh-roh jahat ini dan, dengan melakukannya, juga menyatakan kemahakuasaan-Nya kepada segala sesuatu. Umat manusia dan segala hal di bumi sekarang berada di bawah wilayah kekuasaan Iblis dan di bawah wilayah kekuasaan orang jahat. Tuhan ingin menyatakan perbuatan-Nya kepada segala sesuatu sehingga manusia dapat mengenal Dia, dan dengan demikian, mengalahkan Iblis dan sepenuhnya mengalahkan musuh-musuh-Nya. Keseluruhan pekerjaan ini dicapai melalui pengungkapan perbuatan-Nya. Seluruh makhluk ciptaan-Nya berada di bawah wilayah kekuasaan Iblis, jadi Tuhan ingin menyatakan kemahakuasaan-Nya kepada mereka, dengan jalan itu Dia mengalahkan Iblis. Jika tidak ada Iblis, Dia tidak perlu menyatakan perbuatan-Nya. Jika bukan karena gangguan Iblis, Tuhan tentu akan menciptakan umat manusia dan menuntun mereka untuk hidup di Taman Eden. Mengapa, sebelum pengkhianatan Iblis, Tuhan tidak pernah menyatakan seluruh perbuatan-Nya kepada para malaikat atau penghulu malaikat? Jika pada mulanya semua malaikat dan penghulu malaikat telah mengenal Tuhan dan tunduk kepada-Nya, Tuhan tentu tidak akan melakukan tindakan pekerjaan yang tidak berarti tersebut. Karena keberadaan Iblis dan roh-roh jahat, manusia pun telah menentang Tuhan, dan dipenuhi dengan watak pemberontak. Oleh karena itu, Tuhan ingin menyatakan perbuatan-Nya. Karena Dia ingin berperang melawan Iblis, Dia harus menggunakan otoritas-Nya sendiri dan seluruh perbuatan-Nya untuk mengalahkannya; dengan cara ini, pekerjaan penyelamatan yang Dia kerjakan di antara umat manusia akan memungkinkan mereka untuk melihat hikmat dan kemahakuasaan-Nya. Pekerjaan yang Tuhan lakukan saat ini bermakna dan sama sekali tidak menyerupai apa yang dimaksudkan beberapa orang ketika mereka mengatakan, "Bukankah pekerjaan yang Engkau lakukan bertentangan? Bukankah rangkaian pekerjaan ini hanyalah pelaksanaan yang mendatangkan kesulitan bagi diri-Mu sendiri? Engkau menciptakan Iblis, lalu mengizinkannya mengkhianati dan melawan-Mu. Engkau menciptakan manusia, kemudian menyerahkan mereka kepada Iblis, membiarkan Adam dan Hawa dicobai. Karena Engkau melakukan semua hal ini dengan sengaja, mengapa Engkau tetap membenci manusia? Mengapa Engkau membenci Iblis? Bukankah semua ini perbuatan tangan-Mu sendiri? Apa yang membuat Engkau benci?" Banyak orang absurd mengatakan hal-hal semacam itu. Mereka ingin mengasihi Tuhan, tetapi di dalam hati, mereka mengeluh tentang Tuhan. Sungguh bertolak belakang! Engkau tidak memahami kebenaran, engkau memiliki terlalu banyak pikiran supranatural, dan engkau bahkan menyatakan bahwa Tuhan melakukan kesalahan—betapa konyolnya engkau! Engkaulah yang mengutak-atik kebenaran; sama sekali tidak benar bahwa Tuhan berbuat kesalahan! Beberapa orang bahkan berulang kali mengeluh: "Engkaulah yang menciptakan Iblis, dan Engkaulah yang mencampakkan Iblis ke tengah-tengah manusia dan menyerahkan mereka kepadanya. Begitu umat manusia memiliki watak Iblis, Engkau tidak mengampuni mereka; sebaliknya, Engkau justru membenci mereka sampai taraf tertentu. Pada mulanya, Engkau mengasihi umat manusia sampai taraf tertentu, tetapi kini Engkau membenci manusia. Engkaulah yang telah membenci manusia, tetapi Engkau jugalah yang telah mengasihi manusia. Apa yang sebenarnya terjadi di sini? Bukankah ini bertolak-belakang?" Terlepas dari bagaimana engkau semua memandangnya, inilah yang terjadi di surga; inilah cara penghulu malaikat mengkhianati Tuhan dan umat manusia dirusak, dan beginilah umat manusia telah berlanjut sampai hari ini. Terlepas dari bagaimana engkau semua mengucapkannya, inilah keseluruhan kisah itu. Namun, engkau semua harus memahami bahwa seluruh tujuan di balik pekerjaan yang Tuhan lakukan sekarang adalah untuk menyelamatkanmu dan mengalahkan Iblis.
Dikutip dari "Engkau Seharusnya Tahu Bagaimana Seluruh
Umat Manusia Telah Berkembang Hingga Hari Ini" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 151
Tuhan menggunakan pengelolaan-Nya atas manusia untuk mengalahkan Iblis. Dengan merusak manusia, Iblis mengakhiri nasib orang dan mengganggu pekerjaan Tuhan. Di sisi lain, pekerjaan Tuhan adalah keselamatan umat manusia. Langkah manakah dari pekerjaan Tuhan yang tidak dimaksudkan untuk menyelamatkan manusia? Langkah manakah yang tidak dimaksudkan untuk menahirkan manusia, dan untuk membuat mereka bersikap benar dan hidup dalam citra orang yang dapat dikasihi? Namun, Iblis tidak melakukan ini. Dia merusak umat manusia; dia terus-menerus melakukan pekerjaannya merusak umat manusia di seluruh alam semesta. Tentu saja, Tuhan juga melakukan pekerjaan-Nya sendiri, tanpa mengindahkan Iblis. Sebesar apa pun otoritas yang Iblis miliki, otoritasnya tetap diberikan oleh Tuhan; hanya saja, Tuhan sebenarnya tidak memberikan seluruh otoritas-Nya, sehingga apa pun yang Iblis lakukan, dia tidak pernah dapat melampaui Tuhan dan akan selalu berada di dalam genggaman Tuhan. Tuhan tidak mengungkapkan satu pun perbuatan-Nya selagi di surga. Dia hanya memberi Iblis sedikit otoritas dan mengizinkannya mengendalikan para malaikat lainnya. Oleh karena itu, apa pun yang Iblis lakukan, dia tidak dapat melampaui otoritas Tuhan, karena otoritas yang pada awalnya dianugerahkan oleh Tuhan kepadanya terbatas. Saat Tuhan bekerja, Iblis mengganggu. Pada akhir zaman, gangguannya akan berakhir; demikian juga, pekerjaan Tuhan akan selesai, dan jenis orang yang hendak Tuhan lengkapi akan dilengkapi. Tuhan mengarahkan manusia secara positif; hidup-Nya adalah air hidup, tak terukur dan tanpa batas. Iblis telah merusak manusia sampai taraf tertentu; pada akhirnya, air hidup dari kehidupan itu akan melengkapi manusia, dan tidak akan mungkin bagi Iblis untuk ikut campur dan melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian, Tuhan akan mampu mendapatkan orang-orang ini sepenuhnya. Bahkan saat ini, Iblis tetap menolak untuk menerima hal ini; dia terus-menerus mempersulit dirinya sendiri melawan Tuhan, tetapi Dia tidak mengindahkannya. Tuhan telah berfirman, "Aku akan menang atas semua kekuatan gelap Iblis dan atas semua pengaruh gelap." Inilah pekerjaan yang sekarang harus dilakukan dalam daging dan inilah juga yang menjadikan inkarnasi dalam daging itu penting: yaitu, untuk menyelesaikan tahap pekerjaan mengalahkan Iblis di akhir zaman, dan untuk memusnahkan segala sesuatu yang menjadi milik Iblis. Kemenangan Tuhan atas Iblis tak terelakkan! Sebenarnya, Iblis sudah gagal sejak lama. Ketika Injil mulai tersebar ke seluruh negeri si naga merah yang sangat besar—yaitu, ketika Tuhan yang berinkarnasi memulai pekerjaan-Nya dan pekerjaan ini mulai dijalankan—Iblis sudah dikalahkan sepenuhnya, karena tujuan inkarnasi yang sebenarnya adalah untuk menghancurkan Iblis. Begitu Iblis melihat bahwa Tuhan telah sekali lagi menjadi daging dan mulai melaksanakan pekerjaan-Nya, yang tidak dapat dihentikan oleh kekuatan apa pun, dia menjadi tercengang ketika melihat pekerjaan ini dan tidak berani melakukan kejahatan lebih jauh lagi. Awalnya Iblis berpikir bahwa dia juga memiliki banyak hikmat, dan dia pun menyela dan mengganggu pekerjaan Tuhan; akan tetapi, dia tidak menduga bahwa Tuhan akan sekali lagi menjadi daging, atau bahwa dalam pekerjaan-Nya, Tuhan akan menggunakan pemberontakan Iblis sebagai wahyu dan penghakiman bagi umat manusia, dan dengan demikian menaklukkan umat manusia dan mengalahkan Iblis. Tuhan lebih bijaksana daripada Iblis, dan pekerjaan-Nya jauh melebihi dia. Oleh karena itu, sebagaimana telah Kunyatakan sebelumnya, "Pekerjaan yang Kukerjakan dilaksanakan sebagai tanggapan terhadap tipu daya Iblis; pada akhirnya, Aku akan menyatakan kemahakuasaan-Ku dan ketidakberdayaan Iblis." Tuhan akan melakukan pekerjaan-Nya di lini depan, sementara Iblis akan mengekor dari belakang, sampai pada akhirnya, dia dihancurkan—dia bahkan tidak akan tahu apa yang menimpanya! Dia hanya akan menyadari kebenaran itu setelah dia sudah diremukkan dan dihancurkan, dan pada waktu itu, dia sudah akan terbakar di lautan api. Tidakkah dia akan sepenuhnya yakin saat itu? Karena Iblis tidak akan memiliki rencana jahat lagi untuk digunakan!
Dikutip dari "Engkau Seharusnya Tahu Bagaimana Seluruh
Umat Manusia Telah Berkembang Hingga Hari Ini" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 152
Pekerjaan Tuhan di antara manusia tidak dapat dipisahkan dari manusia, karena manusia adalah objek dari pekerjaan ini, dan satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang dapat memberikan kesaksian tentang Tuhan. Kehidupan manusia dan seluruh aktivitas manusia tidak dapat dipisahkan dari Tuhan, dan semuanya dikendalikan oleh tangan Tuhan, dan bahkan dapat dikatakan bahwa tak seorang pun yang bisa hidup terlepas dari Tuhan. Tak seorang pun bisa menyangkal hal ini, karena ini adalah fakta. Segala sesuatu yang Tuhan lakukan adalah demi keuntungan manusia dan diarahkan untuk melawan rencana-rencana licik Iblis. Segala sesuatu yang manusia butuhkan berasal dari Tuhan, dan Tuhanlah sumber kehidupan manusia. Karena itu, manusia sama sekali tidak bisa terpisah dari Tuhan, selain itu, Tuhan tidak pernah bermaksud untuk memisahkan diri dari manusia. Pekerjaan yang Tuhan lakukan adalah demi kebaikan seluruh umat manusia, dan pikiran-pikiran-Nya selalu baik. Jadi, bagi manusia, pekerjaan dan pikiran Tuhan (yaitu, kehendak Tuhan) keduanya merupakan "visi" yang harus diketahui oleh manusia. Visi tersebut juga merupakan pengelolaan Tuhan, dan pekerjaan yang tidak mampu dilakukan oleh manusia. Sementara itu, tuntutan yang Tuhan buat bagi manusia selama pekerjaan-Nya disebut "penerapan" manusia. Visi adalah pekerjaan Tuhan itu sendiri, atau itu adalah kehendak-Nya bagi manusia atau tujuan dan makna penting dari pekerjaan-Nya. Visi juga bisa dikatakan sebagai bagian dari pengelolaan, karena pengelolaan ini adalah pekerjaan Tuhan yang ditujukan kepada manusia, yang berarti bahwa ini adalah pekerjaan yang Tuhan lakukan di antara manusia. Pekerjaan ini adalah bukti dan jalan yang melaluinya manusia mengenal Tuhan, dan ini adalah hal yang terpenting bagi manusia. Jika, bukannya memusatkan perhatian pada pengenalan akan pekerjaan Tuhan, manusia hanya memusatkan perhatian pada doktrin kepercayaan kepada Tuhan, atau detail-detail sepele yang tidak penting, maka manusia sama sekali tidak akan mengenal Tuhan, dan, terlebih lagi, manusia tidak akan berkenan di hati Tuhan. Pekerjaan Tuhan yang sangat bermanfaat bagi pengenalan manusia akan Tuhan disebut visi. Visi-visi ini adalah pekerjaan Tuhan, kehendak Tuhan, dan tujuan serta makna penting dari pekerjaan Tuhan; semuanya bermanfaat bagi manusia. Penerapan mengacu pada apa yang harus dilakukan oleh manusia, yaitu yang harus dilakukan oleh makhluk ciptaan yang mengikuti Tuhan, dan itu juga merupakan tugas manusia. Hal yang harus dilakukan manusia ini bukanlah sesuatu yang sudah dipahami manusia sejak awal mulanya, tetapi merupakan tuntutan yang dibuat Tuhan selama pekerjaan-Nya. Tuntutan ini secara berangsur-angsur menjadi semakin dalam dan semakin tinggi seiring Tuhan bekerja. Contohnya, selama Zaman Hukum Taurat, manusia harus mengikuti hukum Taurat, dan selama Zaman Kasih Karunia, manusia harus memikul salib. Zaman Kerajaan berbeda: tuntutan bagi manusia menjadi lebih tinggi daripada tuntutan selama Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia. Dengan bertambah tingginya visi, tuntutan bagi manusia pun menjadi jauh lebih tinggi, jauh lebih jelas, dan lebih nyata. Demikian pula, visi pun menjadi semakin nyata. Banyaknya visi yang nyata ini tidak hanya kondusif bagi ketaatan manusia kepada Tuhan, tetapi terlebih lagi, kondusif bagi pengenalan manusia akan Tuhan.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Penerapan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 153
Dibandingkan zaman-zaman sebelumnya, pekerjaan Tuhan selama Zaman Kerajaan lebih praktis, lebih ditujukan pada hakikat manusia dan perubahan dalam wataknya, serta lebih mampu menjadi kesaksian bagi Tuhan itu sendiri bagi semua orang yang mengikut Dia. Dengan kata lain, selama Zaman Kerajaan, selagi Dia bekerja, Tuhan lebih banyak memperlihatkan diri-Nya sendiri kepada manusia melebihi pada masa-masa yang lampau, yang berarti bahwa visi yang harus diketahui manusia kini lebih tinggi daripada di zaman-zaman sebelumnya. Karena pekerjaan Tuhan di antara manusia telah memasuki wilayah yang belum pernah ada sebelumnya, visi yang dikenal manusia pada Zaman Kerajaan merupakan yang tertinggi di antara seluruh pekerjaan pengelolaan. Pekerjaan Tuhan telah memasuki wilayah yang belum pernah dimasuki sebelumnya, dan karena itu visi yang harus diketahui manusia menjadi yang tertinggi di antara semua visi, dan hasil penerapan manusia pun menjadi lebih tinggi daripada hasil penerapan pada zaman-zaman sebelumnya, karena penerapan manusia berubah sejalan dengan perubahan visi, dan kesempurnaan visi juga menandai kesempurnaan tuntutan terhadap manusia. Begitu seluruh pengelolaan Tuhan berhenti, penerapan manusia juga berhenti, dan tanpa pekerjaan Tuhan, manusia tidak akan punya pilihan lain selain mematuhi doktrin-doktrin masa lampau, karena kalau tidak, mereka tidak akan punya tempat untuk berpaling. Tanpa visi yang baru, tidak ada hal baru yang bisa manusia terapkan; tanpa visi yang lengkap, tidak akan ada penerapan sempurna yang bisa manusia lakukan; tanpa visi yang lebih tinggi, tidak akan ada penerapan yang lebih tinggi yang manusia bisa lakukan. Penerapan manusia berubah seiring dengan langkah-langkah Tuhan, dan demikian pula, pengetahuan dan pengalaman manusia juga berubah seiring dengan pekerjaan Tuhan. Seberapa pun mampunya manusia, dia tetap tidak bisa terpisah dari Tuhan, dan kalau Tuhan berhenti bekerja sejenak saja, manusia akan langsung binasa oleh karena murka-Nya. Manusia tidak memiliki apa pun untuk dibanggakannya, karena seberapa pun tingginya pengetahuan manusia saat ini, seberapa pun dalamnya pengalaman manusia, dia tetap tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan Tuhan—karena penerapan manusia, dan hal-hal yang harus dia cari dalam kepercayaannya kepada Tuhan, tidak dapat dipisahkan dari visi. Dalam setiap pekerjaan Tuhan, ada visi-visi yang harus diketahui oleh manusia, dan, setelah mengetahui visi-visi ini, tuntutan yang sesuai dibuat bagi manusia. Tanpa visi ini sebagai dasarnya, manusia sama sekali tidak akan mampu melakukan penerapan dan tidak akan mampu mengikut Tuhan dengan teguh. Jika manusia tidak mengenal Tuhan atau tidak memahami kehendak-Nya, maka segala sesuatu yang dilakukannya adalah sia-sia, dan tidak dapat diperkenan Tuhan. Seberapa pun berlimpahnya karunia manusia, dia tetap tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan dan bimbingan Tuhan. Betapapun baiknya atau sebanyak apa pun tindakan yang dilakukan manusia, semua itu tetap tidak dapat menggantikan pekerjaan Tuhan. Karena itu, dalam keadaan apa pun, penerapan manusia tidak dapat dipisahkan dari visi. Orang-orang yang tidak menerima visi yang baru tidak memiliki penerapan yang baru. Penerapan yang mereka lakukan sama sekali tidak berkaitan dengan kebenaran karena mereka mematuhi doktrin dan berpegang pada hukum yang mati; mereka sama sekali tidak memiliki visi yang baru, dan akibatnya, mereka tidak menerapkan apa pun pada zaman yang baru. Mereka telah kehilangan visi, dan karenanya mereka juga telah kehilangan pekerjaan Roh Kudus, serta telah kehilangan kebenaran. Mereka yang tidak memiliki kebenaran adalah keturunan dari kebodohan, mereka adalah perwujudan si Iblis. Orang macam apa pun seseorang, mereka tidak bisa hidup tanpa memiliki visi tentang pekerjaan Tuhan, dan tidak bisa kehilangan kehadiran Roh Kudus; begitu orang kehilangan visi, dia langsung turun ke dalam dunia orang mati dan hidup di tengah kegelapan. Orang-orang yang tidak memiliki visi adalah mereka yang mengikut Tuhan secara bodoh, yang sama sekali tanpa pekerjaan Roh Kudus, dan yang sedang hidup di neraka. Orang-orang seperti ini tidak mengejar kebenaran melainkan memajang nama Tuhan seperti papan iklan. Mereka yang tidak mengenal pekerjaan Roh Kudus, yang tidak mengenal Tuhan yang berinkarnasi, yang tidak mengenal ketiga tahap pekerjaan dalam seluruh pengelolaan Tuhan—mereka tidak mengetahui visi dan karena itu tidak memiliki kebenaran. Dan bukankah semua orang yang tidak memiliki kebenaran adalah para pelaku kejahatan? Mereka yang bersedia melakukan kebenaran, yang bersedia mencari pengenalan akan Tuhan, dan yang sungguh-sungguh bekerja sama dengan Tuhan adalah orang-orang yang baginya visi itu berfungsi sebagai landasan. Mereka diperkenan Tuhan karena mereka bekerja sama dengan Tuhan, dan kerja sama inilah yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Penerapan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 154
Di dalam visi terkandung banyak jalan untuk diterapkan. Tuntutan-tuntutan praktis yang dibuat bagi manusia juga terkandung di dalam visi ini, sebagaimana pekerjaan Tuhan yang harus diketahui oleh manusia. Di masa lampau, selama pertemuan khusus atau pertemuan akbar yang diselenggarakan di berbagai tempat, hanya satu aspek jalan penerapan yang dibahas. Penerapan semacam itu adalah hal yang harus dilakukan selama Zaman Kasih Karunia, dan hampir tidak berkaitan dengan pengenalan akan Tuhan, karena visi Zaman Kasih Karunia hanyalah visi penyaliban Yesus, dan tidak ada visi yang lebih besar. Manusia seharusnya hanya mengetahui tentang pekerjaan penebusan-Nya bagi umat manusia melalui penyaliban, dan karena itu selama Zaman Kasih Karunia, tidak ada visi lain yang perlu diketahui manusia. Dengan demikian, manusia hanya memiliki sedikit pengetahuan akan Tuhan, dan selain pengenalan akan kasih dan belas kasihan Yesus, hanya ada beberapa hal sederhana dan menyedihkan yang perlu diterapkan oleh manusia, hal-hal yang sangat berbeda dari masa sekarang. Di masa lampau, apa pun bentuk pertemuannya, manusia tidak mampu membicarakan mengenai pengetahuan praktis tentang pekerjaan Tuhan, apalagi ada yang dapat mengatakan dengan jelas jalan penerapan mana yang paling tepat untuk dimasuki manusia. Manusia hanya menambahkan beberapa detail sederhana pada landasan tentang toleransi dan kesabaran; pada dasarnya tidak ada perubahan hakikat dalam penerapan yang dilakukannya, karena pada zaman yang sama, Tuhan tidak melakukan pekerjaan yang baru, dan satu-satunya tuntutan yang Dia minta dari manusia hanyalah toleransi dan kesabaran, atau memikul salib. Selain penerapan semacam itu, tidak ada visi yang lebih tinggi dari penyaliban Yesus. Di masa lampau, tidak ada visi lain yang disebutkan karena Tuhan tidak melakukan banyak pekerjaan, dan karena Dia hanya memberikan tuntutan yang terbatas kepada manusia. Dengan demikian, apa pun yang manusia lakukan, dia tidak mampu melampaui batas-batas ini, batas-batas yang hanya berupa beberapa hal sederhana dan dangkal yang harus manusia lakukan. Pada zaman sekarang, Aku berbicara mengenai visi yang lain, karena pada zaman sekarang, lebih banyak pekerjaan telah dilakukan, pekerjaan yang berkali-kali lipat melebihi pekerjaan pada Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia. Tuntutan bagi manusia pun kini beberapa kali lipat lebih tinggi daripada di zaman-zaman sebelumnya. Jika manusia tidak mampu sepenuhnya mengetahui pekerjaan seperti ini, maka tidak ada makna penting dalam pekerjaan ini; dapat dikatakan bahwa manusia akan mengalami kesulitan untuk sepenuhnya mengetahui pekerjaan seperti ini jika manusia tidak mencurahkan seluruh upaya seumur hidupnya untuk itu. Dalam pekerjaan penaklukan, sekadar membicarakan tentang jalan penerapan akan membuat penaklukan manusia tidak mungkin terjadi. Sekadar membicarakan tentang visi, tanpa ada tuntutan apa pun bagi manusia, juga akan membuat penaklukan manusia menjadi tidak mungkin terjadi. Jika yang dibicarakan hanya jalan penerapan, adalah tidak mungkin untuk menyerang kelemahan utama manusia atau menyingkirkan pemahaman manusia, dan karena itu, tidaklah mungkin untuk menaklukkan manusia sepenuhnya. Visi adalah alat utama penaklukan manusia, tetapi jika tidak ada jalan penerapan selain dari visi, manusia tidak akan memiliki jalan yang harus diikuti, apalagi memiliki jalan masuk. Inilah yang selalu menjadi prinsip pekerjaan Tuhan dari awal sampai pada akhirnya: di dalam visi ada hal yang bisa diterapkan, dan begitu juga ada visi di samping adanya penerapan. Tingkat perubahan baik di dalam kehidupan manusia maupun di dalam wataknya menyertai perubahan di dalam visi. Jika manusia hanya mengandalkan usahanya sendiri, tidaklah mungkin baginya untuk mencapai tingkat perubahan yang besar. Visi berbicara tentang pekerjaan Tuhan itu sendiri dan pengelolaan Tuhan. Penerapan mengacu pada jalan penerapan manusia dan jalan keberadaan manusia; dalam seluruh pengelolaan Tuhan, hubungan antara visi dan penerapan adalah hubungan antara Tuhan dan manusia. Jika visi disingkirkan, atau jika visi dibicarakan tanpa membahas penerapan, atau jika hanya ada visi sedangkan penerapan manusia dihilangkan, maka hal-hal seperti itu tidak bisa dianggap sebagai pengelolaan Tuhan, apalagi mengatakan bahwa pekerjaan Tuhan adalah demi kebaikan umat manusia; dengan demikian, tidak hanya tugas manusia dihilangkan, tetapi ini juga merupakan penolakan terhadap tujuan pekerjaan Tuhan. Jika, dari sejak awal hingga akhir, manusia hanya diminta untuk melakukan penerapan tanpa keterlibatan pekerjaan Tuhan, dan selain itu, jika manusia tidak dituntut untuk mengetahui pekerjaan Tuhan, pekerjaan seperti itu lebih tidak bisa lagi disebut sebagai pengelolaan Tuhan. Jika manusia tidak mengenal Tuhan, dan tidak mengetahui kehendak Tuhan, serta melakukan penerapannya secara membabi buta dengan cara yang samar dan abstrak, dia tidak akan pernah menjadi makhluk ciptaan yang sepenuhnya layak. Karena itu, kedua hal ini tidak boleh dihilangkan. Jika hanya ada pekerjaan Tuhan, yang berarti, jika hanya ada visi dan jika tidak ada kerja sama atau penerapan oleh manusia, maka hal-hal seperti ini tidak bisa disebut pengelolaan Tuhan. Jika hanya ada penerapan dan jalan masuk manusia, maka setinggi apa pun jalan yang ditempuh manusia, ini pun tidak bisa diterima. Jalan masuk manusia harus secara berangsur-angsur berubah seiring dengan pekerjaan dan visi Tuhan; itu tidak bisa berubah dengan tiba-tiba. Prinsip penerapan manusia tidaklah bebas dan seenaknya saja, tetapi berada di dalam batas-batas tertentu. Prinsip-prinsip ini berubah seiring dengan visi pekerjaan Tuhan. Karena itu, pengelolaan Tuhan pada akhirnya bermuara pada pekerjaan Tuhan dan penerapan manusia.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Penerapan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 155
Pekerjaan pengelolaan hanya terjadi karena umat manusia, yang berarti, pekerjaan pengelolaan hanya muncul karena keberadaan umat manusia. Tidak ada pengelolaan sebelum adanya umat manusia, atau pada awalnya, ketika langit dan bumi dan segala sesuatu diciptakan. Jika di dalam seluruh pekerjaan Tuhan tidak ada penerapan yang bermanfaat bagi manusia, yang berarti, jika Tuhan tidak memberikan tuntutan yang sesuai bagi umat manusia yang rusak (jika dalam pekerjaan yang Tuhan lakukan tidak ada jalan yang sesuai bagi penerapan manusia), maka pekerjaan ini tidak bisa disebut pengelolaan Tuhan. Jika seluruh pekerjaan Tuhan hanya berisi instruksi kepada umat manusia yang rusak tentang cara mereka melakukan penerapan, tanpa Tuhan melaksanakan usaha-Nya sendiri atau tanpa menunjukkan sedikit pun kemahakuasaan atau hikmat-Nya, maka setinggi apa pun tuntutan Tuhan bagi manusia dan seberapa pun lamanya Tuhan hidup di tengah-tengah manusia, dia tidak akan mengenal watak Tuhan sama sekali; jika ini yang terjadi, pekerjaan semacam ini bahkan lebih tidak layak lagi disebut sebagai pengelolaan Tuhan. Sederhananya, pekerjaan pengelolaan Tuhan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan dan seluruh pekerjaan itu dilaksanakan di bawah arahan Tuhan oleh mereka yang telah didapatkan oleh Tuhan. Pekerjaan semacam ini secara singkat disebut pengelolaan. Dengan kata lain, pekerjaan Tuhan di antara manusia, juga kerja sama dengan-Nya dari semua orang yang mengikut-Nya secara keseluruhan disebut pengelolaan. Dalam hal ini, pekerjaan Tuhan disebut visi dan kerja sama manusia disebut penerapan. Semakin tinggi pekerjaan Tuhan (artinya, semakin tinggi visi), semakin jelas watak Tuhan diperlihatkan kepada manusia, dan semakin bertentangan watak Tuhan dengan pemahaman manusia, semakin tinggi pula penerapan dan kerja sama yang harus dilakukan manusia. Semakin tinggi tuntutan bagi manusia, semakin bertentangan pekerjaan Tuhan dengan pemahaman manusia, sehingga akibatnya ujian bagi manusia serta standar yang harus dipenuhi oleh manusia pun menjadi semakin tinggi. Pada akhir pekerjaan ini, semua visi akan diselesaikan, dan penerapan yang dituntut untuk manusia lakukan akan mencapai puncak kesempurnaan. Ini juga akan menjadi waktunya saat masing-masing orang dikelompokkan menurut jenisnya, karena segala yang dituntut untuk manusia ketahui akan diperlihatkan kepada manusia. Jadi, ketika visi mencapai puncaknya, pekerjaan pun akan mendekati akhirnya, dan penerapan manusia pun mencapai puncaknya. Penerapan manusia didasarkan pada pekerjaan Tuhan, dan pengelolaan Tuhan hanya sepenuhnya terungkap sebagai hasil dari penerapan dan kerja sama manusia. Manusia adalah wujud pekerjaan Tuhan yang terlihat, dan objek seluruh pekerjaan pengelolaan Tuhan, serta hasil dari seluruh pengelolaan Tuhan. Jika Tuhan bekerja sendirian tanpa kerja sama manusia, tidak ada apa pun yang bisa menjadi perwujudan seluruh pekerjaan-Nya, dan dengan demikian tidak akan ada makna penting sedikit pun dalam pengelolaan Tuhan. Selain pekerjaan Tuhan, dengan Tuhan memilih objek yang cocok untuk menyatakan pekerjaan-Nya, serta membuktikan kemahakuasaan dan hikmat pekerjaan itu, barulah Tuhan dapat mencapai tujuan pengelolaan-Nya, dan mencapai tujuan yakni menggunakan seluruh pekerjaan itu untuk mengalahkan Iblis. Oleh karena itu, manusia merupakan bagian yang tidak boleh dihilangkan dari pekerjaan pengelolaan Tuhan, dan manusia adalah satu-satunya yang bisa membuat pengelolaan Tuhan membuahkan hasil dan mencapai tujuan akhirnya; selain manusia, tidak ada bentuk kehidupan lain yang bisa melakukan peran ini. Jika manusia ingin menjadi perwujudan sejati dari pekerjaan pengelolaan Tuhan, ketidaktaatan manusia yang rusak haruslah dibuang sepenuhnya. Ini berarti manusia harus diberikan penerapan yang sesuai untuk dilakukan untuk masing-masing zaman, dan Tuhan harus melaksanakan pekerjaan yang sesuai di antara manusia. Hanya dengan cara inilah pada akhirnya akan didapatkan sekelompok orang yang merupakan perwujudan pekerjaan pengelolaan Tuhan. Pekerjaan Tuhan di antara manusia tidak bisa menjadi kesaksian tentang Tuhan sendiri jika hanya melalui pekerjaan Tuhan saja, kesaksian semacam itu juga membutuhkan manusia yang sesuai bagi pekerjaan-Nya. Pertama-tama Tuhan akan bekerja dalam diri orang-orang ini, yang melaluinya pekerjaan Tuhan akan diungkapkan kemudian, dan dengan demikian kesaksian tentang kehendak-Nya akan disebarkan di tengah-tengah ciptaan-Nya, dan dalam hal ini, Tuhan akan berhasil mencapai tujuan pekerjaan-Nya. Tuhan tidak bekerja sendirian untuk mengalahkan Iblis karena Dia tidak bisa secara langsung bersaksi tentang diri-Nya sendiri di antara segala ciptaan-Nya. Jika Dia melakukan hal ini, tentu menjadi tidak mungkin bagi-Nya untuk meyakinkan manusia sepenuhnya, jadi Tuhan harus bekerja dalam diri manusia untuk menaklukkan manusia, dan baru setelah itulah Dia akan mendapatkan kesaksian di antara seluruh ciptaan-Nya. Jika hanya Tuhan sendirian yang bekerja dan tidak ada kerja sama dari manusia, atau jika manusia tidak dituntut untuk bekerja sama, manusia tidak akan pernah mampu mengenal watak Tuhan dan selamanya tidak akan mengetahui kehendak Tuhan; dengan demikian pekerjaan Tuhan tidak bisa disebut sebagai pekerjaan pengelolaan Tuhan. Jika hanya manusia sendiri yang berusaha dan mencari dan bekerja keras, tanpa memahami pekerjaan Tuhan, ini berarti manusia sedang melakukan lelucon. Tanpa pekerjaan Roh Kudus, hal yang manusia lakukan adalah berasal dari Iblis, dia adalah pemberontak dan seorang pelaku kejahatan; Iblis diperlihatkan di dalam segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia yang rusak, dan tidak ada apa pun yang sesuai dengan Tuhan, dan semua yang manusia lakukan merupakan perwujudan Iblis. Tidak ada dalam semua hal yang telah disebutkan yang tidak termasuk dalam visi dan penerapan manusia. Di atas dasar visi, manusia menemukan penerapan yang harus dilakukannya dan jalan ketaatannya, sehingga dia bisa menyingkirkan pemahamannya dan memperoleh hal-hal yang tidak dimilikinya di masa lampau. Tuhan menuntut agar manusia bekerja sama dengan-Nya, agar manusia sepenuhnya tunduk pada tuntutan-Nya; dan manusia meminta untuk menyaksikan pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan itu sendiri, mengalami kemahakuasaan Tuhan, dan mengenal watak Tuhan. Singkatnya, inilah yang merupakan pengelolaan Tuhan. Kesatuan Tuhan dengan manusia adalah pengelolaan, dan itulah pengelolaan yang terbesar.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Penerapan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 156
Hal-hal yang melibatkan visi terutama merujuk pada pekerjaan Tuhan itu sendiri, dan hal-hal yang melibatkan penerapan harus dilakukan oleh manusia dan sama sekali tanpa keterkaitan dengan Tuhan. Pekerjaan Tuhan diselesaikan oleh Tuhan sendiri, dan penerapan manusia dicapai oleh manusia itu sendiri. Hal yang harus dilakukan oleh Tuhan sendiri tidak perlu dilakukan oleh manusia, dan hal yang harus dilakukan oleh manusia tidak berkaitan dengan Tuhan. Pekerjaan Tuhan adalah pelayanan-Nya sendiri dan tidak terkait dengan manusia. Pekerjaan ini tidak perlu dilakukan oleh manusia, dan selain itu, manusia tidak akan mampu melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan. Apa yang harus dilakukan manusia harus diselesaikan oleh manusia, apakah itu berupa pengorbanan hidupnya, atau penyerahan dirinya kepada si Iblis demi menjadi kesaksian—semuanya ini harus diselesaikan oleh manusia. Tuhan sendiri menyelesaikan semua pekerjaan yang harus Dia selesaikan, dan apa yang harus dilakukan manusia telah ditunjukkan kepada manusia, dan pekerjaan yang tersisa diserahkan kepada manusia untuk dilakukan. Tuhan tidak melakukan pekerjaan tambahan. Dia hanya melakukan pekerjaan yang ada dalam pelayanan-Nya, dan hanya menunjukkan jalan kepada manusia, dan hanya melakukan pekerjaan membukakan jalan, dan bukan pekerjaan mengerjakan jalan tersebut; manusia seharusnya memahami hal ini. Melakukan kebenaran berarti menerapkan firman Tuhan, dan semua ini adalah tugas manusia, yang harus dilakukan oleh manusia, dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan Tuhan. Jika manusia menuntut agar Tuhan juga menderita dalam penyiksaan dan pemurnian dalam kebenaran, dengan cara yang sama seperti yang dialami manusia, ini berarti manusia sedang berlaku tidak taat. Pekerjaan Tuhan adalah melakukan pelayanan-Nya, dan tugas manusia adalah menaati segala arahan Tuhan tanpa penentangan apa pun. Hal yang harus dicapai manusia haruslah dicapai oleh manusia, terlepas dari cara Tuhan bekerja atau hidup. Hanya Tuhan sendirilah yang bisa membuat tuntutan bagi manusia, artinya, hanya Tuhan sendirilah yang pantas membuat tuntutan kepada manusia. Manusia tidak boleh punya pilihan dan tidak boleh melakukan hal lain selain sepenuhnya tunduk dan melakukan penerapan; pemahaman inilah yang harus dimiliki oleh manusia. Begitu pekerjaan yang harus dilakukan oleh Tuhan itu sendiri selesai, manusia dituntut untuk mengalaminya, langkah demi langkah. Jika pada akhirnya, ketika seluruh pengelolaan Tuhan telah selesai, manusia masih belum melakukan apa yang dituntut oleh Tuhan, maka dia harus dihukum. Jika manusia tidak memenuhi tuntutan dari Tuhan, ini adalah karena ketidaktaatan manusia itu sendiri; bukan berarti bahwa karena Tuhan belum cukup tuntas dalam pekerjaan-Nya. Semua orang yang tidak bisa melakukan firman Tuhan, yang tidak dapat memenuhi tuntutan Tuhan, dan yang tidak bisa mempersembahkan kesetiaan serta memenuhi tugas mereka, semuanya akan dihukum. Pada zaman sekarang, yang harus kaucapai bukanlah tuntutan tambahan, melainkan tugas manusia, dan yang harus dilakukan oleh semua orang. Jika engkau bahkan tidak mampu melakukan tugasmu, atau melakukannya dengan baik saja engkau tidak mampu, bukankah ini berarti engkau mengundang bencana bagi dirimu sendiri? Bukankah engkau sedang mencari mati? Bagaimana mungkin engkau masih berharap dapat memiliki masa depan dan prospek? Pekerjaan Tuhan dilakukan demi kebaikan manusia, dan kerja sama manusia adalah demi kepentingan pengelolaan Tuhan. Setelah Tuhan melakukan segala sesuatu yang harus Dia lakukan, manusia dituntut untuk melakukan penerapannya tanpa kenal lelah, dan bekerja sama dengan Tuhan. Dalam pekerjaan Tuhan, manusia tidak boleh membatasi usahanya, harus mempersembahkan kesetiaannya, dan tidak boleh memuaskan diri dengan berbagai pemahaman atau duduk diam dengan pasif menunggu ajal menjemput. Tuhan bisa mengorbankan diri-Nya bagi manusia, lalu mengapa manusia tidak dapat mempersembahkan kesetiaannya kepada Tuhan? Tuhan bersikap sehati dan sepikir terhadap manusia, lalu mengapa manusia tidak bisa bekerja sama sedikit saja? Tuhan bekerja bagi manusia, lalu mengapa manusia tidak mampu melakukan sebagian tugasnya untuk kepentingan pengelolaan Tuhan? Pekerjaan Tuhan telah diselesaikan sampai sejauh ini, tetapi engkau semua melihat tetapi tetap tidak bertindak, engkau mendengar tetapi tidak bergerak. Bukankah orang-orang semacam ini adalah objek pembinasaan? Tuhan telah mengabdikan segala keberadaan-Nya kepada manusia, lalu mengapa, pada zaman sekarang, manusia tidak bisa melakukan tugasnya dengan sungguh-sungguh? Bagi Tuhan, pekerjaan-Nya adalah prioritas pertama-Nya, dan pekerjaan pengelolaan-Nya adalah yang paling penting. Bagi manusia, melakukan firman Tuhan dan memenuhi tuntutan Tuhan adalah prioritas pertamanya. Engkau semua harus memahami hal ini. Firman yang diucapkan kepadamu telah mencapai inti terdalam dari esensimu, dan pekerjaan Tuhan telah memasuki wilayah yang belum pernah ada sebelumnya. Banyak orang masih belum memahami kebenaran atau kesalahan jalan ini; mereka masih saja menunggu dan melihat tanpa melakukan tugas mereka. Sebaliknya, mereka menyelidiki setiap perkataan dan tindakan Tuhan, mereka berfokus pada apa yang Dia makan dan kenakan, dan pemahaman mereka menjadi jauh lebih menyedihkan. Bukankah orang-orang seperti ini sedang meributkan hal yang sama sekali tidak penting? Bagaimana orang-orang semacam itu bisa menjadi orang yang mencari Tuhan? Dan bagaimana mereka bisa menjadi orang-orang yang memiliki niat untuk tunduk kepada Tuhan? Mereka mengabaikan kesetiaan dan tugas mereka, dan malah berkonsentrasi pada di mana keberadaan Tuhan. Mereka benar-benar keterlaluan! Jika manusia telah memahami semua yang seharusnya dia pahami, dan telah melakukan semua yang seharusnya dia lakukan, Tuhan pasti akan menganugerahkan berkat-Nya kepada manusia, karena yang Dia tuntut dari manusia adalah tugas manusia, dan apa yang harus dilakukan oleh manusia. Jika manusia tidak mampu memahami apa yang seharusnya dia pahami, dan tidak mampu melakukan apa yang seharusnya dia lakukan, manusia akan dihukum. Mereka yang tidak bekerja sama dengan Tuhan berada dalam permusuhan dengan Tuhan, mereka yang tidak menerima pekerjaan yang baru adalah para penentang pekerjaan itu, meskipun orang semacam itu tidak melakukan apa pun yang jelas-jelas menentang pekerjaan itu. Semua orang yang tidak melakukan kebenaran yang dituntut oleh Tuhan adalah orang-orang yang secara sengaja melawan dan tidak taat terhadap firman Tuhan, meskipun orang-orang semacam ini memperhatikan pekerjaan Roh Kudus. Orang-orang yang tidak menaati firman Tuhan dan tidak tunduk kepada Tuhan adalah para pemberontak, dan mereka menentang Tuhan. Orang-orang yang tidak melakukan tugas mereka adalah mereka yang tidak bekerja sama dengan Tuhan, dan mereka yang tidak bekerja sama dengan Tuhan adalah mereka yang tidak menerima pekerjaan Roh Kudus.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Penerapan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 157
Ketika pekerjaan Tuhan mencapai titik tertentu, dan pengelolaan-Nya mencapai titik tertentu, mereka yang berkenan di hati-Nya semuanya akan sanggup memenuhi tuntutan-Nya. Tuhan membuat tuntutan bagi manusia menurut standar-Nya sendiri, dan menurut apa yang mampu dicapai manusia. Sementara berbicara tentang pengelolaan-Nya, Tuhan juga menunjukkan jalan bagi manusia, dan menyediakan bagi manusia sebuah jalan untuk bertahan hidup. Pengelolaan Tuhan dan penerapan manusia, keduanya berada dalam tahap pekerjaan yang sama, dan dilaksanakan secara bersamaan. Pembahasan tentang pengelolaan Tuhan berhubungan dengan perubahan watak manusia; dan pembahasan tentang hal yang harus dilakukan oleh manusia serta perubahan watak manusia berhubungan dengan pekerjaan Tuhan; Tidak ada pemisahan sama sekali di antara kedua hal ini. Penerapan manusia berubah, langkah demi langkah. Itu karena tuntutan Tuhan atas manusia juga berubah, dan karena pekerjaan Tuhan senantiasa berubah serta bergerak maju. Jika penerapan manusia tetap terperangkap dalam doktrin, ini membuktikan bahwa dia tidak lagi memiliki pekerjaan dan bimbingan Tuhan; jika penerapan yang dilakukan manusia tidak pernah berubah atau menjadi semakin dalam, ini membuktikan bahwa penerapan manusia itu dilakukan berdasarkan kehendak manusia, dan ini bukan melakukan kebenaran; jika manusia tidak memiliki jalan untuk ditempuh, ini berarti dia telah jatuh ke tangan Iblis, dan telah dikendalikan oleh Iblis, yang berarti dia telah dikendalikan oleh roh jahat. Jika penerapan yang dilakukan manusia tidak semakin dalam, ini berarti pekerjaan Tuhan tidak akan berkembang, dan jika tidak ada perubahan dalam pekerjaan Tuhan, jalan masuk manusia akan terhenti; ini tidak bisa dihindari. Di sepanjang seluruh pekerjaan Tuhan, jika manusia harus selalu mematuhi hukum Yahweh, maka pekerjaan Tuhan tidak akan berkembang, bahkan tidaklah mungkin untuk mengakhiri keseluruhan zaman itu. Jika manusia terus memikul salib dan menerapkan kesabaran serta kerendahan hati, maka tidaklah mungkin bagi pekerjaan Tuhan untuk terus bergerak maju. Pengelolaan selama enam ribu tahun sama sekali tidak dapat diakhiri di antara orang-orang yang hanya mematuhi hukum Taurat, atau hanya memikul salib dan menerapkan kesabaran serta kerendahan hati. Sebaliknya, seluruh pekerjaan pengelolaan Tuhan diakhiri di antara orang-orang pada akhir zaman, yang mengenal Tuhan, yang telah didapatkan kembali dari cengkeraman Iblis dan telah sepenuhnya melepaskan diri mereka dari pengaruh Iblis. Ini adalah arah pekerjaan Tuhan yang tak terhindarkan. Mengapa dikatakan bahwa penerapan yang dilakukan oleh mereka di gereja-gereja agamawi telah ketinggalan zaman? Itu karena penerapan yang mereka lakukan terpisah dari pekerjaan Tuhan pada zaman sekarang. Pada Zaman Kasih Karunia, penerapan yang mereka lakukan itu benar, tetapi karena zaman itu telah berlalu dan pekerjaan Tuhan kini telah berubah, penerapan mereka telah berangsur-angsur menjadi ketinggalan zaman. Itu telah ditinggalkan oleh pekerjaan yang baru dan terang yang baru. Berdasarkan landasan yang semula, pekerjaan Roh Kudus telah bergerak maju beberapa langkah lebih dalam. Namun, orang-orang itu tetap saja terjebak di dalam tahap pekerjaan Tuhan yang semula dan tetap bertahan dengan penerapan-penerapan yang lama dan terang yang lama. Pekerjaan Tuhan bisa berubah drastis dalam waktu tiga atau lima tahun saja, jadi bukankah perubahan yang jauh lebih besar bisa saja terjadi dalam jangka waktu 2.000 tahun? Jika manusia tidak memiliki terang atau penerapan yang baru untuk dilakukan, ini berarti dia tidak mengikuti pekerjaan Roh Kudus. Inilah kegagalan manusia; keberadaan pekerjaan Tuhan yang baru tidak bisa disangkal karena, pada zaman sekarang, mereka yang sebelumnya memiliki pekerjaan Roh Kudus masih tetap melakukan penerapan-penerapan yang telah ketinggalan zaman. Pekerjaan Roh Kudus selalu bergerak maju, dan semua orang yang berada di dalam aliran Roh Kudus harus pula bergerak maju lebih dalam dan berubah, langkah demi langkah. Mereka tidak boleh berhenti di tahap tertentu. Hanya mereka yang tidak mengenal pekerjaan Roh Kuduslah yang akan tetap bertahan di dalam pekerjaan-Nya yang semula, dan tidak menerima pekerjaan Roh Kudus yang baru. Hanya mereka yang tidak taatlah yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan Roh Kudus. Jika penerapan yang dilakukan manusia tidak mengikuti kecepatan pekerjaan Roh Kudus yang baru, maka penerapan manusia ini pasti akan terpisah dari pekerjaan zaman sekarang dan pasti tidak sesuai dengan pekerjaan zaman sekarang. Orang-orang yang ketinggalan zaman ini sama sekali tidak mampu menyelesaikan kehendak Tuhan, apalagi menjadi orang-orang yang pada akhirnya akan menjadi kesaksian bagi Tuhan. Selain itu, seluruh pekerjaan pengelolaan tidak bisa diselesaikan di antara sekelompok orang semacam ini. Bagi mereka yang dahulu pernah berpegang teguh pada hukum Taurat Yahweh, dan mereka yang dahulu pernah menderita karena salib, jika mereka tidak bisa menerima tahap pekerjaan pada akhir zaman, ini berarti segala sesuatu yang telah mereka lakukan akan menjadi sia-sia dan tidak berguna. Ungkapan yang paling jelas dari pekerjaan Roh Kudus adalah merangkul saat ini dan sekarang, bukan berpegang teguh pada masa lampau. Mereka yang belum mengikuti pekerjaan zaman sekarang, dan yang telah terpisah dari penerapan zaman sekarang, adalah orang-orang yang menentang dan yang tidak menerima pekerjaan Roh Kudus. Orang-orang semacam ini menentang pekerjaan Tuhan di masa sekarang. Meskipun mereka berpegang pada terang di masa yang lampau, tidak dapat disangkal bahwa mereka tidak mengenal pekerjaan Roh Kudus. Mengapa ada semua pembahasan tentang perubahan dalam penerapan yang harus dilakukan manusia, perbedaan antara penerapan manusia di masa lampau dan penerapan di masa sekarang, tentang bagaimana penerapan dilakukan di zaman yang sebelumnya dan bagaimana penerapan itu dilakukan di masa sekarang? Pemisahan seperti itu dalam penerapan manusia selalu dibahas karena pekerjaan Roh Kudus selalu bergerak maju secara konstan, dan karena itu penerapan manusia pun dituntut untuk senantiasa berubah. Jika manusia terjebak terus di satu tahap tertentu, ini membuktikan bahwa dia tidak mampu mengikuti pekerjaan Tuhan yang baru dan terang yang baru; ini tidak membuktikan bahwa rencana pengelolaan Tuhan itu belum berubah. Mereka yang berada di luar aliran Roh Kudus selalu berpikir diri mereka benar, padahal sebenarnya, pekerjaan Tuhan di dalam diri mereka telah lama berhenti, dan pekerjaan Roh Kudus telah meninggalkan mereka. Pekerjaan Tuhan telah lama dipindahkan ke kelompok manusia yang lain, kelompok di mana Tuhan bermaksud untuk menyelesaikan pekerjaan baru-Nya. Karena mereka yang agamawi ini tidak mampu menerima pekerjaan Tuhan yang baru dan hanya berpegang pada pekerjaan yang lama di masa lampau, maka Tuhan telah meninggalkan orang-orang ini, dan melakukan pekerjaan baru-Nya dalam diri orang-orang yang menerima pekerjaan yang baru ini. Inilah orang-orang yang bekerja sama di dalam pekerjaan Tuhan yang baru, dan hanya dengan cara inilah pengelolaan-Nya akan terselesaikan. Pengelolaan Tuhan selalu bergerak maju, dan penerapan yang harus dilakukan manusia pun selalu naik lebih tinggi. Tuhan senantiasa bekerja, dan manusia selalu memiliki kebutuhan, sehingga keduanya mencapai puncaknya dan Tuhan dan manusia mencapai kesatuan yang utuh. Inilah ungkapan selesainya pekerjaan Tuhan, dan inilah hasil akhir dari seluruh pengelolaan Tuhan.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Penerapan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 158
Di setiap tahap pekerjaan Tuhan, terdapat pula tuntutan yang sesuai bagi manusia. Semua orang yang berada di dalam aliran Roh Kudus memiliki kehadiran dan pendisiplinan Roh Kudus, sedangkan semua orang yang tidak berada di dalam aliran Roh Kudus berada di bawah kendali Iblis serta tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus. Orang-orang yang berada di dalam aliran Roh Kudus adalah mereka yang menerima pekerjaan Tuhan yang baru, yang bekerja sama di dalam pekerjaan Tuhan yang baru. Jika orang-orang yang berada di dalam aliran ini tidak mampu bekerja sama dan tidak mampu melakukan kebenaran yang dituntut oleh Tuhan selama zaman sekarang ini, mereka akan didisiplinkan dan kemungkinan terburuknya mereka akan ditinggalkan oleh Roh Kudus. Mereka yang menerima pekerjaan Roh Kudus yang baru akan hidup di dalam aliran Roh Kudus, dan mereka akan menerima pemeliharaan dan perlindungan Roh Kudus. Mereka yang mau melakukan kebenaran akan dicerahkan oleh Roh Kudus sedangkan mereka yang tidak mau melakukan kebenaran akan didisiplinkan oleh Roh Kudus, dan bahkan mungkin akan dihukum. Terlepas dari orang jenis apa mereka, asalkan mereka berada di dalam aliran Roh Kudus, Tuhan akan bertanggung jawab bagi mereka yang menerima pekerjaan-Nya yang baru demi nama-Nya. Mereka yang memuliakan nama-Nya dan mau melakukan firman-Nya akan menerima berkat-Nya; mereka yang tidak taat kepada-Nya dan tidak melakukan firman-Nya akan menerima hukuman-Nya. Orang-orang yang berada di dalam aliran Roh Kudus adalah mereka yang menerima pekerjaan yang baru, dan karena mereka telah menerima pekerjaan yang baru, mereka harus bekerja sama secara tepat dengan Tuhan dan tidak boleh berlaku sebagai pemberontak yang tidak melaksanakan tugasnya. Inilah satu-satunya tuntutan Tuhan bagi manusia. Tidak demikian halnya dengan orang-orang yang tidak mau menerima pekerjaan yang baru: mereka berada di luar aliran Roh Kudus, dan pendisiplinan serta teguran Roh Kudus tidak berlaku bagi mereka. Sepanjang hari, orang-orang semacam ini hidup di dalam daging, mereka hidup di dalam pikiran mereka, dan segala sesuatu yang mereka lakukan adalah berdasarkan pada doktrin yang dihasilkan oleh analisis dan penelitian otak mereka sendiri. Ini bukanlah apa yang dituntut dalam pekerjaan baru Roh Kudus, apalagi kerja sama dengan Tuhan. Mereka yang menolak pekerjaan Tuhan yang baru tidak memiliki hadirat Tuhan, dan terlebih lagi, tanpa berkat dan perlindungan Tuhan. Kebanyakan perkataan dan tindakan mereka berpegang pada tuntutan masa lalu dari pekerjaan Roh Kudus; semua itu adalah doktrin, bukan kebenaran. Doktrin dan peraturan semacam itu cukup membuktikan bahwa berkumpulnya orang-orang ini tidak lain adalah agama; mereka bukanlah orang-orang yang terpilih atau objek pekerjaan Tuhan. Persekutuan dari orang-orang yang ada di antara mereka hanya bisa disebut kongres besar agama, dan tidak bisa disebut gereja. Ini adalah fakta yang tidak bisa diubah. Mereka tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus yang baru; yang mereka lakukan tampaknya berbau agama, yang mereka hidupi seolah-olah penuh dengan agama; tetapi mereka tidak memiliki hadirat dan pekerjaan Roh Kudus, apalagi memenuhi syarat untuk menerima pendisiplinan atau pencerahan Roh Kudus. Orang-orang ini adalah mayat-mayat dan belatung yang sama sekali tanpa kerohanian. Mereka tidak memiliki pengetahuan akan sifat pemberontakan dan pertentangan manusia, tidak memiliki pengetahuan akan semua perbuatan jahat manusia, apalagi mengenal semua pekerjaan Tuhan dan kehendak Tuhan di masa kini. Mereka semua adalah orang-orang yang bodoh, orang-orang hina, dan mereka adalah sampah yang tidak pantas disebut orang percaya! Tidak ada apa pun yang mereka lakukan yang berhubungan dengan pengelolaan Tuhan, apalagi merusak rencana Tuhan. Perkataan dan tindakan mereka terlalu menjijikkan, terlalu menyedihkan, dan sama sekali tidak pantas disebutkan. Tidak ada hal apa pun yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak berada di dalam aliran Roh Kudus yang memiliki keterkaitan dengan pekerjaan Roh Kudus yang baru. Karena itu, apa pun yang mereka lakukan, mereka tidak memiliki pendisiplinan Roh Kudus, dan terlebih lagi, tidak memiliki pencerahan Roh Kudus. Karena mereka semua adalah orang-orang yang tidak mencintai kebenaran, yang telah dibenci dan ditolak oleh Roh Kudus. Mereka disebut para pelaku kejahatan karena mereka berjalan di dalam kedagingan dan melakukan apa pun yang mereka inginkan dengan membawa-bawa nama Tuhan. Ketika Tuhan bekerja, mereka sengaja memusuhi-Nya, dan berlari ke arah yang berlawanan dari-Nya. Kegagalan manusia untuk bekerja sama dengan Tuhan merupakan sikap yang sangat memberontak, jadi bukankah orang-orang itu yang secara sengaja melawan Tuhan adalah yang terutama harus menerima pembalasannya yang adil?
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Penerapan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 159
Engkau semua harus mengenal visi pekerjaan Tuhan dan menangkap arah pekerjaan-Nya secara umum. Ini adalah jalan masuk yang positif. Begitu engkau semua telah menguasai kebenaran visi ini secara akurat, jalan masukmu akan aman; bagaimanapun pekerjaan Tuhan berubah, engkau akan tetap teguh, menjadi jelas mengenai visi, dan memiliki tujuan untuk jalan masuk dan pengejaranmu. Dengan cara ini, semua pengalaman dan pengetahuan dalam dirimu akan bertumbuh semakin dalam dan menjadi semakin lebih detail. Begitu engkau telah menangkap gambaran yang lebih besar secara keseluruhan, engkau tidak akan menderita kerugian dalam hidup dan tidak akan tersesat. Jika engkau tidak mulai mengenal langkah-langkah pekerjaan ini, engkau akan menderita kerugian dalam setiap langkah, dan engkau akan membutuhkan waktu lebih dari beberapa hari untuk membalikkan keadaan, dan engkau juga tidak akan mampu berada di jalan yang benar bahkan dalam beberapa minggu. Bukankah ini menyebabkan penundaan? Ada banyak jalan masuk dan penerapan yang harus engkau semua kuasai. Adapun untuk visi pekerjaan Tuhan, engkau harus memahami hal-hal berikut ini: kualitas penting pekerjaan penaklukan, jalan masa depan untuk disempurnakan, apa yang harus dicapai lewat pengalaman ujian dan kesengsaraan, kualitas penting penghakiman dan hajaran, prinsip di balik pekerjaan Roh Kudus, dan prinsip di balik penyempurnaan dan penaklukan. Semua ini adalah milik kebenaran tentang visi. Sisanya adalah tiga tahap pekerjaan pada Zaman Hukum Taurat, Zaman Kasih Karunia, dan Zaman Kerajaan, dan juga kesaksian di masa depan. Semua ini juga adalah kebenaran tentang visi, dan itulah yang paling mendasar sekaligus paling krusial. Saat ini, ada begitu banyak yang harus engkau semua masuki dan lakukan, dan saat ini lebih berlapis dan lebih detail. Jika engkau tidak memiliki pengetahuan tentang kebenaran-kebenaran ini, ini membuktikan bahwa engkau belum mencapai jalan masuk. Sering kali, pengetahuan manusia akan kebenaran terlalu dangkal; manusia tidak mampu melakukan kebenaran dasar tertentu dan bahkan tidak tahu cara menangani masalah sepele sekali pun. Alasan mengapa manusia tidak mampu menerapkan kebenaran adalah karena watak mereka memberontak, dan karena pengetahuannya tentang pekerjaan saat ini terlalu dangkal dan sepihak. Jadi, bukanlah hal mudah bagi manusia untuk disempurnakan. Engkau terlalu memberontak, dan engkau terlalu banyak mempertahankan dirimu yang lama; engkau tidak mampu berdiri di sisi kebenaran, dan engkau tidak mampu melakukan penerapan bahkan kebenaran yang paling jelas sekali pun. Manusia semacam itu tidak bisa diselamatkan dan adalah orang-orang yang belum ditaklukkan. Jika jalan masukmu tidak memiliki detail atau tujuan, pertumbuhanmu akan lambat. Jika jalan masukmu tidak memiliki realitas sedikit pun, maka pengejaranmu akan sia-sia. Jika engkau tidak sadar akan hakikat kebenaran, engkau akan tetap tidak berubah. Pertumbuhan dalam kehidupan manusia dan perubahan dalam wataknya dicapai dengan masuk ke dalam realitas dan, terlebih lagi, dengan masuk ke dalam pengalaman yang detail. Jika engkau memiliki banyak pengalaman detail selama jalan masukmu, dan engkau memiliki banyak pengetahuan dan jalan masuk yang nyata, watakmu akan dengan cepat berubah. Bahkan jika saat ini engkau belum sepenuhnya jelas tentang melakukan penerapan, setidaknya engkau harus memiliki kejelasan tentang visi pekerjaan Tuhan. Jika tidak, engkau tidak akan bisa masuk; jalan masuk hanya mungkin setelah engkau memiliki pengetahuan tentang kebenaran. Jika Roh Kudus mencerahkanmu dalam pengalamanmu barulah engkau akan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang kebenaran, dan jalan masuk yang lebih dalam. Engkau semua harus mulai mengenal pekerjaan Tuhan.
Dikutip dari "Perbedaan antara Pelayanan Tuhan yang Berinkarnasi dan Tugas Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 160
Pada awalnya, setelah penciptaan manusia, orang Israel-lah yang menjadi dasar pekerjaan Tuhan. Seluruh Israel adalah dasar pekerjaan Yahweh di bumi. Pekerjaan Yahweh adalah untuk memimpin dan menggembalakan manusia secara langsung dengan cara menetapkan hukum-hukum sehingga manusia bisa menjalani cara hidup yang normal dan menyembah Yahweh dengan cara yang normal di bumi. Tuhan pada Zaman Hukum Taurat tidak bisa dilihat ataupun disentuh manusia. Karena yang Dia lakukan adalah membimbing orang-orang yang paling awal dirusak oleh Iblis dan Dia mengajar dan menggembalakan mereka, firman-Nya tidak mengandung apa pun selain hukum, ketetapan, dan norma perilaku manusia, dan tidak memberi mereka kebenaran tentang kehidupan. Orang Israel di bawah kepemimpinan-Nya tidak dirusak secara mendalam oleh Iblis. Pekerjaan hukum Taurat-Nya hanyalah tahap pertama dalam pekerjaan keselamatan, tahap paling awal dari pekerjaan keselamatan, dan hampir tidak ada hubungannya dengan perubahan dalam watak hidup manusia. Karena itu, tidak perlu bagi-Nya di awal pekerjaan keselamatan untuk menjadi daging untuk pekerjaan-Nya di Israel. Itulah sebabnya Dia membutuhkan perantara—alat—yang dapat digunakan untuk berhubungan dengan manusia. Jadi, bangkitlah di antara ciptaan-Nya mereka yang berbicara dan bekerja atas nama Yahweh, di mana begitulah anak-anak manusia dan para nabi mulai bekerja di antara manusia. Anak-anak manusia bekerja di antara manusia atas nama Yahweh. Disebut "anak-anak manusia" oleh Yahweh berarti orang-orang tersebut menetapkan hukum atas nama Yahweh. Mereka juga adalah para imam di antara orang Israel; imam yang diawasi dan dilindungi oleh Yahweh, dan di dalamnya Roh Yahweh bekerja; mereka adalah para pemimpin di antara orang-orang sebangsanya, dan secara langsung melayani Yahweh. Di sisi lain, para nabi adalah mereka yang mendedikasikan diri untuk berbicara atas nama Yahweh kepada semua penduduk di seluruh negeri dan semua suku. Mereka jugalah yang menubuatkan pekerjaan Yahweh. Baik anak-anak manusia maupun para nabi, mereka semua diangkat oleh Roh Yahweh sendiri dan memiliki pekerjaan Yahweh dalam dirinya. Di antara manusia, merekalah yang secara langsung mewakili Yahweh; mereka melakukan pekerjaan hanya karena diangkat oleh Yahweh dan bukan karena mereka adalah daging tempat Roh Kudus sendiri berinkarnasi. Karena itu, walaupun mereka sama dalam hal berbicara dan bekerja atas nama Tuhan, anak-anak manusia dan para nabi di Zaman Hukum Taurat itu bukanlah daging Tuhan yang berinkarnasi. Pekerjaan Tuhan pada Zaman Kasih Karunia dan tahap terakhir justru sebaliknya, karena pekerjaan penyelamatan dan penghakiman manusia sama-sama dilakukan oleh Tuhan yang berinkarnasi itu sendiri, dan karena itu tidak perlu sekali lagi membangkitkan para nabi dan anak-anak manusia untuk bekerja atas nama-Nya. Di mata manusia, tidak ada perbedaan mendasar antara hakikat dan cara kerja mereka. Dan karena alasan inilah manusia selalu merancukan pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi dan pekerjaan para nabi dan anak-anak manusia. Penampakan Tuhan yang berinkarnasi pada dasarnya sama dengan penampakan para nabi dan anak-anak manusia. Dan Tuhan yang berinkarnasi bahkan lebih noramal dan nyata daripada para nabi. Karena itulah manusia tidak mampu membedakan keduanya. Manusia hanya berfokus pada penampilan lahirah saja, sama sekali tidak menyadari bahwa walaupun keduanya sama dalam hal bekerja dan berbicara, ada sebuah perbedaan mendasar di antara keduanya. Karena kemampuan manusia untuk membedakan berbagai hal terlalu rendah, dia tidak mampu membedakan masalah-masalah yang sepele, apalagi membedakan sesuatu yang begitu rumit. Ketika para nabi dan orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus itu berbicara dan bekerja, ini bertujuan untuk melakukan tugas manusia, menjalankan fungsi makhluk ciptaan, dan itu adalah sesuatu yang harus dilakukan manusia. Namun, perkataan dan pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi bertujuan untuk melaksanakan pelayanan-Nya. Sekalipun penampilan lahiriah-Nya adalah makhluk ciptaan, pekerjaan-Nya bukan dilakukan untuk melakukan fungsi-Nya tetapi melakukan pelayanan-Nya. Istilah "tugas" digunakan dalam kaitannya dengan makhluk ciptaan, sedangkan "pelayanan" terkait dengan daging Tuhan yang berinkarnasi. Ada perbedaan mendasar di antara keduanya; keduanya tidak bisa saling menggantikan. Pekerjaan manusia hanya bertujuan untuk melakukan tugasnya, sementara pekerjaan Tuhan bertujuan untuk mengelola, dan melaksanakan pelayanan-Nya. Karena itu, walaupun banyak rasul dipakai Roh Kudus dan banyak nabi dipenuhi dengan Dia, pekerjaan dan perkataan mereka hanyalah sekadar untuk melaksanakan tugas mereka sebagai makhluk ciptaan. Nubuat mereka mungkin telah melampaui jalan kehidupan yang dikatakan oleh Tuhan yang berinkarnasi, dan kemanusiaan mereka mungkin bahkan melebihi kemanusian Tuhan yang berinkarnasi, tetapi mereka tetap saja melakukan tugas mereka, dan bukan melaksanakan pelayanan mereka. Tugas manusia merujuk pada fungsi manusia; itulah yang bisa dicapai oleh manusia. Namun, pelayanan yang dilakukan Tuhan yang berinkarnasi berkaitan dengan pengelolaan-Nya, dan ini tidak bisa dicapai oleh manusia. Apakah Tuhan yang berinkarnasi berfirman, bekerja, atau memanifestasikan keajaiban, Dia sedang melakukan pekerjaan besar di di tengah pengelolaan-Nya, dan pekerjaan semacam itu tidak bisa digantikan oleh manusia. Pekerjaan manusia hanyalah bertujuan untuk melakukan tugasnya sebagai makhluk ciptaan dalam tahap tertentu dari pekerjaan pengelolaan Tuhan. Tanpa pengelolaan Tuhan, yaitu, jika pelayanan Tuhan yang berinkarnasi tidak ada, maka tugas makhluk ciptaan juga tidak ada. Pekerjaan Tuhan dalam melakukan pelayanan-Nya adalah mengelola manusia, sedangkan pelaksanaan tugas manusia adalah pemenuhan kewajibannya sendiri untuk memenuhi tuntutan Sang Pencipta, dan sama sekali tidak dapat dianggap melaksanakan pelayanan. Bagi esensi dasar Tuhan—bagi Roh-Nya—pekerjaan Tuhan adalah pengelolaan-Nya, tetapi bagi Tuhan yang berinkarnasi, yang memakai wujud lahiriah makhluk ciptaan, pekerjaan-Nya adalah melaksanakan pelayanan-Nya. Apa pun pekerjaan yang dilakukan-Nya adalah bertujuan untuk melakukan pelayanan-Nya; yang bisa dilakukan manusia adalah memberikan yang terbaik dalam lingkup pengelolaan-Nya dan dalam bimbingan-Nya.
Dikutip dari "Perbedaan antara Pelayanan Tuhan yang Berinkarnasi dan Tugas Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 161
Pada Zaman Kasih Karunia, Yesus juga banyak berfirman dan melakukan banyak pekerjaan. Apa bedanya Dia dengan Yesaya? Apa bedanya Dia dengan Daniel? Apakah Dia adalah seorang nabi? Mengapa dikatakan Dia adalah Kristus? Apa perbedaan di antara mereka? Mereka semua adalah manusia yang mengucapkan perkataan, dan perkataan mereka tampak kurang lebih sama bagi manusia. Mereka semua mengucapkan perkataan dan melakukan pekerjaan. Para nabi Perjanjian Lama menyampaikan nubuat, dan begitu juga Yesus. Mengapa demikian? Perbedaannya di sini didasarkan pada sifat pekerjaannya. Untuk bisa memahami masalah ini, engkau tidak boleh mempertimbangkan natur daging, ataupun mempertimbangkan kedalaman atau kedangkalan perkataan mereka. Engkau harus terlebih dahulu mempertimbangkan pekerjaan mereka dan dampak yang dicapai oleh pekerjaan tersebut dalam diri manusia. Nubuat-nubuat yang disampaikan oleh para nabi pada saat itu tidak memberikan kehidupan kepada manusia, dan inspirasi yang diterima oleh orang-orang seperti Yesaya dan Daniel hanyalah nubuat dan bukan jalan kehidupan. Jika bukan karena pewahyuan langsung dari Yahweh, tak seorang pun yang mampu melakukan pekerjaan itu, di mana pekerjaan ini tidak mungkin dilakukan manusia fana. Yesus juga banyak berkata-kata, tetapi perkataan-Nya adalah jalan kehidupan yang darinya manusia bisa menemukan jalan penerapan. Dengan kata lain, pertama, Yesus bisa memberikan hidup kepada manusia, karena Yesus adalah kehidupan; kedua, Dia bisa membalikkan penyimpangan manusia; ketiga, pekerjaan-Nya dapat meneruskan pekerjaan Yahweh untuk melanjutkan zaman; keempat, Dia dapat memahami kebutuhan dalam diri manusia dan mengerti apa yang kurang dalam diri manusia; kelima, Dia bisa mengantar kita memasuki zaman yang baru dan mengakhiri zaman yang lama. Itu sebabnya Dia disebut Tuhan dan Kristus; Dia tidak hanya berbeda dari Yesaya, tetapi juga berbeda dari semua nabi yang lain. Kita lihat Yesaya sebagai perbandingan dalam hal pekerjaan para nabi. Pertama, Yesaya tidak bisa memberikan hidup kepada manusia; kedua, dia tidak bisa mengantar kita memasuki zaman yang baru. Dia bekerja di bawah kepemimpinan Yahweh dan tidak bisa mengantar kita memasuki zaman yang baru. Ketiga, apa yang dikatakannya berada di luar jangkauannya. Dia menerima pewahyuan langsung dari Roh Tuhan, dan orang lain tidak akan mengerti, bahkan setelah mendengarnya. Beberapa hal ini saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa perkataannya tidak lebih dari sekadar nubuat, tidak lebih dari satu aspek pekerjaan yang dilakukan atas nama Yahweh. Namun, dia tidak bisa sepenuhnya mewakili Yahweh. Dia adalah hamba Yahweh, alat dalam pekerjaan Yahweh. Dia hanya melakukan pekerjaan dalam Zaman Hukum Taurat dan dalam lingkup pekerjaan Yahweh; dia tidak melakukan pekerjaan di luar Zaman Hukum Taurat. Sebaliknya, pekerjaan Yesus berbeda. Dia melampaui lingkup pekerjaan Yahweh; Dia bekerja sebagai Tuhan yang berinkarnasi dan menjalani penyaliban untuk menebus seluruh umat manusia. Itu berarti Dia melakukan pekerjaan baru di luar pekerjaan yang dilakukan Yahweh. Inilah yang dimaksud mengantar masuk ke zaman yang baru. Selain itu, Dia mampu mengatakan apa yang tidak bisa dikatakan manusia. Pekerjaan-Nya adalah pekerjaan dalam pengelolaan Tuhan dan melibatkan seluruh umat manusia. Dia tidak bekerja dalam diri beberapa orang saja; pekerjaan-Nya juga tidak hanya memimpin beberapa orang saja. Adapun tentang bagaimana Tuhan berinkarnasi menjadi manusia, bagaimana Roh memberikan pewahyuan pada saat itu, dan bagaimana Roh turun ke atas seorang manusia untuk melakukan pekerjaan—ini adalah hal-hal yang tidak dapat dilihat atau disentuh manusia. Adalah sama sekali tidak mungkin kebenaran-kebenaran ini bisa menjadi bukti bahwa Dia adalah Tuhan yang berinkarnasi. Karena itu, perbedaan hanya bisa terlihat lewat perkataan dan pekerjaan Tuhan, yang merupakan sesuatu yang nyata bagi manusia. Hanya inilah yang nyata. Ini karena perkara-perkara Roh tidak dapat dilihat olehmu dan hanya bisa dikenali secara jelas oleh Tuhan sendiri, dan bahkan daging Tuhan yang berinkarnasi pun tidak mengetahui semuanya; engkau hanya bisa memastikan apakah Dia Tuhan atau bukan berdasarkan pekerjaan yang telah Dia lakukan. Dari pekerjaan-Nya, bisa terlihat bahwa, pertama, Dia mampu membuka zaman yang baru; kedua, Dia mampu memberikan hidup kepada manusia dan menunjukkan kepada manusia jalan untuk diikuti. Ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan itu sendiri. Setidaknya, pekerjaan yang Dia lakukan dapat sepenuhnya mewakili Roh Tuhan, dan dari pekerjaan tersebut bisa terlihat bahwa Roh Tuhan ada di dalam Dia. Karena pekerjaan yang dilakukan Tuhan yang berinkarnasi terutama bertujuan mengantar kita memasuki zaman yang baru, memimpin pekerjaan baru, dan membukakan suatu dunia baru, ini saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan itu sendiri. Inilah yang membedakan-Nya dari Yesaya, Daniel, dan nabi-nabi besar lainnya. Yesaya, Daniel, dan yang lainnya adalah orang-orang yang berasal dari golongan orang berpendidikan tinggi dan berbudaya; mereka adalah orang yang luar biasa di bawah kepemimpinan Yahweh. Daging Tuhan yang berinkarnasi juga memiliki pengetahuan dan tidak kekurangan nalar, tetapi kemanusiaan-Nya sangat normal. Dia adalah seorang manusia biasa dan mata telanjang tidak bisa membedakan kemanusiaan khusus apa pun tentang diri-Nya atau mendeteksi apakah ada sesuatu dalam kemanusiaan-Nya yang tidak sama dengan kemanusiaan orang lain. Dia sama sekali tidak supernatural atau unik, dan tidak memiliki pendidikan tinggi, pengetahuan, atau teori apa pun. Kehidupan yang dibicarakan-Nya dan jalan yang Dia jalani tidak diperoleh lewat teori, pengetahuan, pengalaman hidup, atau didikan keluarga. Sebaliknya, semua itu adalah pekerjaan langsung dari Roh, yang merupakan pekerjaan daging inkarnasi. Karena manusia mempunyai pemahaman yang besar tentang Tuhan, dan terutama karena pemahaman-pemahaman ini terbentuk dari terlalu banyak unsur yang samar dan supernatural sehingga, di mata manusia, Tuhan yang biasa dengan kelemahan manusia, yang tidak bisa mengadakan tanda-tanda dan mukjizat, pastilah bukan Tuhan. Bukankah ini adalah pemahaman manusia yang keliru? Jika daging Tuhan yang berinkarnasi bukanlah manusia normal, bagaimana bisa dikatakan Dia telah menjadi daging? Menjadi daging berarti menjadi manusia biasa dan normal; jika Dia adalah makhluk rohani, berarti Dia tidak akan berasal dari daging. Untuk membuktikan Dia adalah daging, Tuhan yang berinkarnasi harus memiliki daging yang normal. Ini hanya untuk melengkapi makna penting inkarnasi. Namun, tidak demikian halnya bagi para nabi dan anak-anak manusia. Mereka adalah orang-orang berbakat yang dipakai oleh Roh Kudus; di mata manusia, kemanusiaan mereka sangat hebat, dan mereka melakukan banyak tindakan yang melampaui kemanusiaan normal. Karena alasan ini, manusia menganggap mereka sebagai Tuhan. Sekarang engkau semua harus memahami hal ini dengan jelas, karena ini telah menjadi perkara yang paling membingungkan semua orang di masa lalu. Selain itu, inkarnasi adalah sesuatu yang paling misterius dari semua hal, dan Tuhan yang berinkarnasi adalah hal yang paling sulit diterima oleh manusia. Apa yang Kukatakan bermanfaat untuk memenuhi fungsimu dan pemahamanmu tentang misteri inkarnasi. Semua ini berkaitan dengan pengelolaan dan visi Tuhan. Pemahamanmu tentang hal ini akan lebih bermanfaat untuk memperoleh pengetahuan tentang visi, yaitu pekerjaan pengelolaan Tuhan. Dengan cara ini, engkau semua juga akan mendapatkan banyak pemahaman tentang tugas yang harus dilakukan berbagai jenis orang. Walaupun perkataan ini tidak secara langsung menunjukkan jalannya kepadamu, perkataan ini tetap sangat membantu untuk jalan masukmu, karena cara hidupmu di masa kini sangat kekurangan visi, dan ini akan menjadi penghalang signifikan yang menghalangi jalan masukmu. Jika engkau semua tidak mampu memahami hal-hal ini, maka tidak akan ada motivasi yang mendorongmu ke jalan masukmu. Dan bagaimana bisa pengejaran semacam itu memampukanmu untuk memenuhi tugasmu dengan sebaik-baiknya?
Dikutip dari "Perbedaan antara Pelayanan Tuhan yang Berinkarnasi dan Tugas Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 162
Beberapa orang akan bertanya, "Apa bedanya antara pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan yang berinkarnasi dan pekerjaan para nabi dan rasul di masa lalu? Daud juga disebut tuan, dan demikian pula Yesus; meskipun pekerjaan yang mereka lakukan berbeda, mereka disebut dengan sebutan yang sama. Katakan kepadaku, mengapa identitas mereka tidak sama? Hal yang disaksikan Yohanes adalah penglihatan, penglihatan yang berasal dari Roh Kudus, dan Yohanes dapat mengatakan perkataan yang ingin dikatakan Roh Kudus, lalu mengapa identitas Yohanes berbeda dari identitas Yesus?" Firman yang dikatakan Yesus dapat sepenuhnya merepresentasikan Tuhan, dan firman itu sepenuhnya merepresentasikan pekerjaan Tuhan. Hal yang disaksikan Yohanes adalah penglihatan, dan dia tidak dapat sepenuhnya merepresentasikan pekerjaan Tuhan. Mengapa Yohanes, Petrus, dan Paulus mengucapkan banyak perkataan, sama seperti Yesus, tetapi mereka tidak memiliki identitas yang sama dengan Yesus? Penyebabnya terutama karena pekerjaan yang mereka lakukan berbeda. Yesus merepresentasikan Roh Tuhan dan adalah Roh Tuhan yang bekerja secara langsung. Dia melakukan pekerjaan zaman yang baru, pekerjaan yang belum pernah dilakukan siapa pun sebelumnya. Dia membuka jalan yang baru, Dia merepresentasikan Yahweh, dan Dia merepresentasikan Tuhan itu sendiri, sedangkan Petrus, Paulus, dan Daud, terlepas dari sebutan mereka, mereka hanya merepresentasikan identitas ciptaan Tuhan, dan diutus oleh Yesus atau Yahweh. Jadi, sebanyak apa pun pekerjaan yang mereka lakukan, sedahsyat apa pun mukjizat yang mereka lakukan, mereka tetap hanya ciptaan Tuhan, dan tak dapat merepresentasikan Roh Tuhan. Mereka bekerja dalam nama Tuhan atau bekerja setelah diutus oleh Tuhan; terlebih lagi, mereka bekerja di zaman yang dimulai oleh Yesus atau Yahweh, dan mereka tidak melakukan pekerjaan lain. Bagaimanapun juga, mereka hanya ciptaan Tuhan. Di Perjanjian Lama, banyak nabi mengucapkan nubuat, atau menulis kitab nubuat. Tak seorang pun mengatakan bahwa mereka adalah Tuhan, tetapi begitu Yesus mulai bekerja, Roh Tuhan memberi kesaksian bahwa Yesus adalah Tuhan. Mengapa demikian? Saat ini, engkau seharusnya sudah tahu! Sebelumnya, para rasul dan nabi menulis berbagai surat, dan mengucapkan banyak nubuat. Kemudian, orang memilih sebagian dari itu untuk dicatat dalam Alkitab, sementara sebagian lainnya hilang. Karena ada orang-orang yang berkata bahwa segala sesuatu yang mereka katakan berasal dari Roh Kudus, mengapa sebagian dianggap baik, dan sebagian lagi dianggap buruk? Dan mengapa sebagian dipilih, sementara sebagian yang lain tidak? Jika kata-kata itu memang kata-kata yang diucapkan Roh Kudus, perlukah orang memilihnya? Mengapa catatan kata-kata yang diucapkan Yesus dan pekerjaan yang Dia lakukan berbeda-beda dalam Keempat Injil? Bukankah ini kesalahan orang-orang yang mencatatnya? Beberapa orang akan berkata, "Karena surat-surat yang ditulis Paulus dan para pengarang lainnya dalam Perjanjian Baru dan pekerjaan yang mereka lakukan sebagian timbul dari kehendak manusia, dan tercemar oleh gagasan manusia, maka, tidak adakah ketidakmurnian manusia dalam perkataan yang Engkau (Tuhan) katakan pada zaman sekarang? Benarkah perkataan itu tidak mengandung gagasan manusia sama sekali?" Tahap pekerjaan yang dilakukan Tuhan ini sama sekali berbeda dengan pekerjaan yang dilakukan Paulus dan banyak rasul serta nabi. Perbedaannya bukan hanya dalam identitas, tetapi terutama, ada perbedaan dalam pekerjaan yang dilangsungkan. Setelah Paulus dipukul jatuh dan rebah di hadapan Tuhan, dia dipimpin oleh Roh Kudus untuk bekerja, dan dia menjadi orang yang telah diutus. Oleh karena itu, dia menulis surat-surat kepada jemaat-jemaat, dan surat-surat ini semuanya mengikuti pengajaran Yesus. Paulus diutus oleh Tuhan untuk bekerja dalam nama Tuhan Yesus, tetapi waktu Tuhan sendiri datang, Dia tidak melakukan pekerjaan dalam nama siapa pun, dan tidak merepresentasikan siapa pun kecuali Roh Tuhan dalam pekerjaan-Nya. Tuhan datang untuk melakukan pekerjaan-Nya secara langsung: Dia tidak disempurnakan oleh manusia, dan pekerjaan-Nya tidak dilangsungkan berdasarkan ajaran manusia mana pun. Dalam tahap pekerjaan ini, Tuhan tidak memimpin melalui pembicaraan tentang pengalaman pribadi-Nya, tetapi sebaliknya, melakukan pekerjaan-Nya secara langsung, berdasarkan apa yang dimiliki-Nya. Misalnya, ujian para pelaku pelayanan, masa hajaran, ujian kematian, masa mengasihi Tuhan .... Semua ini adalah pekerjaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dan pekerjaan yang ada di zaman sekarang ini, dan bukan tentang pengalaman manusia. Dalam perkataan yang Kuucapkan, bagian manakah yang merupakan pengalaman manusia? Bukankah semua perkataan itu berasal langsung dari Roh, dan bukankah perkataan itu dikeluarkan oleh Roh? Masalahnya, kualitasmu begitu buruk sampai-sampai engkau tidak dapat melihat menembus kebenaran! Cara hidup praktis yang Kubicarakan bertujuan untuk menuntun jalan, dan belum pernah dibicarakan oleh siapa pun sebelumnya, dan belum pernah seorang pun mengalami jalan ini, atau mengetahui kenyataan ini. Sebelum Aku mengucapkan perkataan ini, belum ada seorang pun yang pernah mengucapkannya. Belum ada seorang pun yang pernah membicarakan pengalaman seperti ini, mereka pun belum pernah membicarakan hal-hal terperinci seperti ini, dan terlebih lagi, tak seorang pun pernah menunjukkan kondisi seperti ini untuk menyingkapkan hal-hal ini. Belum pernah ada seorang pun yang memimpin di jalan yang Kupimpin sekarang, dan andaikata jalan itu dipimpin manusia, maka jalan itu bukanlah jalan yang baru. Ambillah Paulus dan Petrus sebagai contoh. Mereka tidak memiliki pengalaman pribadi mereka sendiri sebelum Yesus memimpin jalan. Setelah Yesus memimpin jalan itu, barulah mereka mengalami firman yang diucapkan Yesus, dan jalan yang dipimpin oleh-Nya; dari sini, mereka mendapatkan banyak pengalaman, dan mereka menulis surat-surat. Jadi, pengalaman manusia tidak sama dengan pekerjaan Tuhan, dan pekerjaan Tuhan tidak sama dengan pengetahuan yang dijelaskan oleh gagasan dan pengalaman manusia. Sudah Kukatakan, berulang kali, bahwa pada zaman sekarang, Aku sedang memimpin jalan yang baru, melakukan pekerjaan yang baru, dan perkataan serta ucapan-Ku berbeda dari perkataan dan ucapan Yohanes dan semua nabi yang lainnya. Tidak pernah Aku mendapat pengalaman terlebih dahulu baru memberitahukannya kepadamu—sama sekali bukan begitu caranya. Jika begitu caranya, bukankah hal itu akan menghambatmu sejak dahulu? Pada masa lalu, pengetahuan yang dibicarakan banyak orang juga mulia, tetapi semua perkataan mereka hanya dikatakan berdasarkan perkataan orang-orang yang disebut tokoh-tokoh rohani. Perkataan itu tidak menuntun jalan, melainkan berasal dari pengalaman mereka, berasal dari hal yang mereka lihat, dan dari pengetahuan mereka. Sebagian berasal dari gagasan mereka, dan sebagian lagi terdiri dari pengalaman yang telah mereka simpulkan. Saat ini, natur pekerjaan-Ku sama sekali berbeda dengan natur pekerjaan mereka. Aku tak pernah mengalami dipimpin oleh orang lain, Aku juga tak pernah menerima disempurnakan oleh orang lain. Terlebih lagi, semua yang telah Kuucapkan dan Kupersekutukan tidak seperti yang diucapkan dan dipersekutukan oleh siapa pun dan belum pernah dibicarakan oleh siapa pun. Saat ini, terlepas dari siapa dirimu, pekerjaanmu dilakukan berdasarkan perkataan yang Kuucapkan. Tanpa ucapan-ucapan dan pekerjaan ini, siapa yang akan dapat mengalami perkara-perkara ini (ujian bagi para pelaku pelayanan, masa hajaran ...), dan siapa yang akan mampu membicarakan pengetahuan yang seperti ini? Apakah engkau benar-benar tak dapat memahaminya? Terlepas dari langkah pekerjaannya, begitu perkataan-Ku diucapkan, engkau semua mulai bersekutu seturut dengan perkataan-Ku, dan bekerja seturut dengan perkataan itu, dan jalan ini bukanlah jalan yang pernah terpikirkan oleh siapa pun di antaramu. Sampai sejauh ini, belum mampukah engkau memahami soal yang sedemikian jelas dan sederhana? Jalan ini bukanlah jalan yang pernah terpikirkan oleh siapa pun, bukan pula berdasarkan pemikiran seorang tokoh rohani mana pun. Jalan ini jalan yang baru, dan bahkan banyak perkataan yang dahulu diucapkan Yesus sudah tidak berlaku lagi. Pekerjaan yang sedang Kubicarakan adalah pekerjaan membuka zaman yang baru, dan pekerjaan itu adalah pekerjaan yang berdiri sendiri; pekerjaan yang Kulakukan, dan perkataan yang Kuucapkan, semuanya baru. Bukankah ini pekerjaan baru masa kini? Pekerjaan Yesus juga seperti ini. Pekerjaan-Nya juga berbeda dengan pekerjaan orang-orang di dalam Bait Suci, jadi, pekerjaan itu juga berbeda dengan pekerjaan orang Farisi, dan tidak memiliki kemiripan sama sekali dengan pekerjaan yang dilakukan oleh semua orang Israel. Setelah menyaksikannya, orang tidak dapat memutuskan: "Apakah pekerjaan itu benar-benar dilakukan oleh Tuhan?" Yesus tidak berpegang pada hukum Yahweh; saat Dia datang untuk mengajar manusia, semua yang diucapkan-Nya baru dan berbeda dari perkataan yang diucapkan orang-orang kudus masa lalu dan para nabi Perjanjian Lama, dan karena hal ini, orang tetap merasa tidak yakin. Hal inilah yang membuat manusia begitu sulit ditangani. Sebelum menerima tahap pekerjaan yang baru ini, jalan yang ditempuh oleh kebanyakan orang di antaramu adalah jalan menerapkan dan memasuki dasar yang dibuat oleh tokoh-tokoh rohani itu. Namun, pada zaman sekarang, pekerjaan yang Kulakukan sangatlah berbeda, sehingga engkau semua tidak dapat memutuskan apakah pekerjaan ini benar atau bukan. Aku tidak peduli jalan apa yang engkau tempuh sebelumnya, Aku juga tidak tertarik tentang "makanan" siapa yang engkau makan, atau siapa yang engkau anggap sebagai "bapamu." Karena Aku sudah datang dan membawa pekerjaan yang baru untuk menuntun manusia, semua yang mengikuti Aku harus bertindak seturut dengan perkataan-Ku. Seberapa kuat pun "keluarga" asalmu, engkau harus mengikuti Aku, engkau tak boleh bertindak menurut praktik-praktik lamamu, "bapa angkatmu" harus mundur, dan engkau harus datang ke hadapan Tuhanmu untuk mendapatkan bagian yang menjadi hakmu. Keseluruhan dirimu ada dalam tangan-Ku, dan engkau tidak boleh terlalu memercayai bapa angkatmu dengan tanpa pengertian; dia tak dapat mengendalikanmu sepenuhnya. Pekerjaan pada zaman sekarang ini berdiri sendiri. Semua yang Kukatakan saat ini jelas tidak didasarkan atas landasan dari masa lalu; ini adalah awal yang baru, dan jika menurutmu pekerjaan ini diciptakan oleh tangan manusia, engkau adalah orang yang sedemikian butanya sehingga tidak mungkin diselamatkan!
Dikutip dari "Mengenai Sebutan dan Identitas" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 163
Yesaya, Yehezkiel, Musa, Daud, Abraham, dan Daniel adalah para pemimpin atau nabi di antara bangsa pilihan Israel. Mengapa mereka tidak disebut Tuhan? Mengapa Roh Kudus tidak memberi kesaksian tentang mereka? Mengapa Roh Kudus memberi kesaksian tentang Yesus begitu Yesus memulai pekerjaan-Nya dan mulai mengucapkan firman-Nya? Dan mengapa Roh Kudus tidak memberi kesaksian tentang yang lain? Mereka, manusia yang adalah daging, semua disebut "tuan." Terlepas dari sebutan mereka, pekerjaan mereka merepresentasikan wujud dan hakikat mereka, dan wujud serta hakikat mereka merepresentasikan identitas mereka. Hakikat mereka tidak ada kaitannya dengan sebutan mereka; hakikat mereka direpresentasikan oleh apa yang mereka ungkapkan, dan apa yang mereka hidupi. Di Perjanjian Lama, bukan hal yang luar biasa jika dipanggil "Tuan", dan seseorang dapat dipanggil apa saja, tetapi hakikat dan identitas yang melekat padanya tidak dapat diubahkan. Di antara para Kristus palsu, nabi palsu, dan penyesat itu, bukankah ada juga yang disebut "Tuhan"? Lalu, mengapa mereka bukan Tuhan? Sebab mereka tak dapat melakukan pekerjaan Tuhan. Pada dasarnya, mereka adalah manusia, penyesat orang-orang, bukan Tuhan, karena itu mereka tidak memiliki identitas Tuhan. Bukankah Daud juga disebut tuan di antara kedua belas suku? Yesus juga disebut Tuhan; mengapa hanya Yesus sendiri yang disebut Tuhan yang berinkarnasi? Bukankah Yeremia juga dikenal sebagai Anak manusia? Apakah Yesus tidak dikenal sebagai Anak manusia? Mengapa Yesus disalibkan atas nama Tuhan? Bukankah karena hakikat-Nya berbeda? Bukankah karena pekerjaan yang dilakukan-Nya berbeda? Apakah gelar sebutan memang penting? Meskipun Yesus juga disebut Anak manusia, Dialah inkarnasi pertama Tuhan, Dia datang untuk mengambil kuasa, dan menyelesaikan pekerjaan penebusan. Hal ini membuktikan bahwa identitas dan hakikat Yesus berbeda dari orang-orang lain yang juga disebut Anak manusia. Sekarang, siapakah dari antaramu yang berani mengatakan bahwa perkataan yang diucapkan oleh orang-orang yang dipakai Roh Kudus itu semuanya berasal dari Roh Kudus? Adakah orang yang berani berkata demikian? Jika engkau berkata seperti itu, mengapa kitab nubuat Ezra dibuang, dan mengapa hal yang sama dilakukan pada kitab-kitab yang ditulis oleh orang-orang kudus dan para nabi di masa lampau? Jika semua itu berasal dari Roh Kudus, mengapa engkau semua berani membuat pilihan yang seenaknya begitu? Apakah engkau layak memilih pekerjaan Roh Kudus? Banyak cerita dari Israel juga dibuang. Jika engkau percaya bahwa tulisan-tulisan dari masa lalu ini semua berasal dari Roh Kudus, mengapa beberapa kitab dibuang? Jika semua itu berasal dari Roh Kudus, semua pasti harus dipertahankan, dan dikirim ke saudara-saudari di gereja-gereja untuk dibaca. Tulisan-tulisan itu tidak boleh dipilah-pilih atau dibuang seturut kehendak manusia; itu perbuatan yang salah. Mengatakan bahwa pengalaman Paulus dan Yohanes bercampur dengan wawasan pribadi mereka bukan berarti bahwa pengalaman dan pengetahuan mereka berasal dari Iblis, hanya saja ada hal-hal yang berasal dari pengalaman dan wawasan pribadi mereka. Pengetahuan mereka didasarkan pada latar belakang pengalaman nyata mereka pada waktu itu, dan siapa yang dapat berkata dengan yakin bahwa semua itu berasal dari Roh Kudus? Jika Keempat Injil semua berasal dari Roh Kudus, mengapa Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes masing-masing mengatakan hal yang berbeda tentang pekerjaan Yesus? Jika engkau semua tidak percaya hal ini, lihatlah catatan di Alkitab mengenai bagaimana Petrus menyangkal Yesus tiga kali: semuanya berbeda, dan masing-masing memiliki ciri-cirinya sendiri. Banyak orang bodoh berkata, "Tuhan yang berinkarnasi juga manusia, jadi, mungkinkah perkataan yang Dia katakan sepenuhnya berasal dari Roh Kudus? Jika perkataan Paulus dan Yohanes bercampur dengan kehendak manusia, apakah perkataan yang diucapkan-Nya benar-benar tidak bercampur dengan kehendak manusia?" Orang-orang yang mengatakan hal semacam itu buta dan bodoh! Bacalah Keempat Injil dengan saksama; bacalah apa yang dicatat Keempat Injil ini mengenai perkara-perkara yang dilakukan Yesus, dan perkataan yang diucapkan-Nya. Setiap catatan cukup berbeda, dan masing-masing memiliki sudut pandangnya sendiri. Jika hal yang ditulis oleh penulis-penulis kitab ini semua berasal dari Roh Kudus, catatan-catatan itu seharusnya sama dan konsisten. Lalu, mengapa ada perbedaan? Bukankah manusia sangat bodoh jika tidak dapat memahami hal ini? Jika engkau diminta untuk memberi kesaksian tentang Tuhan, kesaksian seperti apa yang bisa engkau berikan? Dapatkah cara mengenal Tuhan yang demikian menjadi kesaksian bagi-Nya? Jika orang lain bertanya kepadamu, "Jika tulisan Yohanes dan Lukas bercampur dengan kehendak manusia, apakah perkataan yang diucapkan oleh Tuhanmu tidak bercampur dengan kehendak manusia?", dapatkah engkau memberi jawaban yang jelas? Setelah Lukas dan Matius mendengar perkataan Yesus, dan melihat pekerjaan Yesus, mereka mengutarakan pengetahuan mereka sendiri, dalam bentuk kenangan yang memerinci sejumlah fakta pekerjaan yang diperbuat Yesus. Dapatkah engkau berkata bahwa pengetahuan mereka sepenuhnya dinyatakan oleh Roh Kudus? Di luar Alkitab, ada banyak tokoh rohani yang pengetahuannya lebih tinggi daripada mereka; lalu mengapa perkataan tokoh-tokoh ini tidak diterima oleh generasi berikutnya? Bukankah mereka juga dipakai oleh Roh Kudus? Ketahuilah bahwa dalam pekerjaan pada zaman sekarang, Aku tidak mengatakan wawasan-Ku sendiri berdasarkan landasan yang diletakkan oleh pekerjaan Yesus, Aku juga tidak membicarakan pengetahuan-Ku sendiri dengan latar belakang pekerjaan Yesus. Pekerjaan apa yang Yesus lakukan pada saat itu? Dan pekerjaan apa yang sedang Aku lakukan saat ini? Hal yang Aku lakukan dan katakan belum pernah ada sebelumnya. Jalan yang Kujalani saat ini belum pernah ditapaki sebelumnya, jalan itu belum pernah dijalani oleh orang-orang dari zaman dan generasi sebelumnya. Saat ini, jalan itu telah dibuka, dan bukankah ini pekerjaan Roh Kudus? Meskipun itu adalah pekerjaan Roh Kudus, para pemimpin masa lalu semuanya melakukan pekerjaannya di atas landasan yang dibangun orang lain; tetapi, pekerjaan Tuhan itu sendiri berbeda. Tahap dari pekerjaan Yesus sama: Dia membuka jalan yang baru. Pada waktu Dia datang, Dia mengabarkan Injil kerajaan surga, dan mengatakan bahwa manusia harus bertobat, dan mengaku dosa. Setelah Yesus menyelesaikan pekerjaan-Nya, Petrus dan Paulus dan yang lainnya mulai melanjutkan pekerjaan Yesus. Setelah Yesus dipakukan ke kayu salib dan naik ke surga, mereka diutus Roh untuk menyebarkan jalan salib. Meskipun perkataan Paulus mulia, perkataan itu juga didasarkan pada landasan yang diletakkan di atas apa yang Yesus telah katakan, seperti kesabaran, kasih, penderitaan, menudungi kepala, pembaptisan, atau doktrin-doktrin lain yang harus diikuti. Semua ini disampaikan berdasarkan perkataan Yesus. Mereka tidak dapat membuka jalan yang baru, sebab mereka semua hanya manusia yang dipakai Tuhan.
Dikutip dari "Mengenai Sebutan dan Identitas" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 164
Perkataan dan pekerjaan Yesus pada waktu itu tidak berpegang pada doktrin, dan Dia tidak melangsungkan pekerjaan-Nya berdasarkan pekerjaan hukum Taurat Perjanjian Lama. Itu dijalankan menurut pekerjaan yang harus dilakukan pada Zaman Kasih Karunia. Dia bekerja keras berdasarkan pekerjaan yang Dia adakan, berdasarkan rencana-Nya sendiri, dan berdasarkan pelayanan-Nya; Dia tidak bekerja berdasarkan hukum Taurat Perjanjian Lama. Tak ada satu pun hal yang Dia perbuat yang didasarkan pada hukum Taurat Perjanjian Lama, dan Dia tidak bekerja untuk menggenapi perkataan para nabi. Setiap tahap pekerjaan Tuhan bukan dilaksanakan untuk menggenapi nubuat-nubuat para nabi zaman dahulu, dan Dia tidak datang untuk mematuhi doktrin atau sengaja merealisasikan nubuat para nabi zaman dahulu. Namun, tindakan-tindakan-Nya tidak mengganggu nubuat para nabi zaman dahulu, atau mengusik pekerjaan yang Dia lakukan sebelumnya. Bagian terpenting pekerjaan-Nya tidak mematuhi doktrin mana pun, melainkan melakukan pekerjaan yang harus dilakukan-Nya sendiri. Dia bukanlah seorang nabi atau pelihat, tetapi seorang pelaku, yang sebenarnya datang untuk melakukan pekerjaan yang harus dilakukan-Nya, dan Dia datang untuk memulai zaman baru dan melakukan pekerjaan-Nya yang baru. Tentu saja, ketika Yesus datang untuk melakukan pekerjaan-Nya, Dia juga menggenapi banyak perkataan yang diucapkan para nabi zaman dahulu dalam Perjanjian Lama. Begitu pula, pekerjaan saat ini menggenapi nubuat-nubuat para nabi zaman dahulu dalam Perjanjian Lama. Hanya saja, Aku tidak berpegang pada "almanak tua yang sudah menguning", itu saja. Sebab ada lebih banyak pekerjaan yang harus Kulakukan, ada lebih banyak perkataan yang harus Kukatakan kepadamu, dan pekerjaan serta perkataan ini jauh lebih penting daripada menjelaskan perikop-perikop dari Alkitab, sebab pekerjaan seperti itu tidak memiliki makna penting atau nilai yang besar bagimu, dan tidak dapat menolongmu, ataupun mengubahmu. Maksud-Ku melakukan pekerjaan yang baru bukanlah demi menggenapi perikop-perikop apa pun dalam Alkitab. Jika Tuhan datang ke bumi hanya untuk menggenapi perkataan para nabi zaman dahulu di Alkitab, siapakah yang lebih besar, Tuhan yang berinkarnasi atau para nabi zaman dahulu itu? Lagi pula, para nabikah yang bertanggung jawab atas Tuhan, ataukah Tuhan yang bertanggung jawab atas para nabi? Bagaimana engkau menjelaskan perkataan ini?
Dikutip dari "Mengenai Sebutan dan Identitas" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 165
Setiap tahap pekerjaan Tuhan mengikuti satu alur yang sama. Jadi, dalam rencana pengelolaan enam ribu tahun Tuhan, setiap tahap langsung diikuti oleh tahap berikutnya, dari penciptaan dunia sampai sekarang ini. Jika tak ada seorang pun yang membuka jalan, tidak ada pula orang yang akan datang setelahnya; karena ada orang-orang yang datang setelahnya, berarti ada orang-orang yang membuka jalan. Dengan cara inilah, pekerjaan diteruskan tahap demi tahap. Satu tahap mengikuti tahap yang lain, dan tanpa ada orang yang membuka jalan, tidaklah mungkin untuk memulai pekerjaan ini, dan Tuhan tidak akan memiliki sarana untuk melanjutkan pekerjaan-Nya. Tidak ada tahap yang saling bertentangan, setiap tahap mengikuti tahap yang lain dalam urutan untuk membentuk suatu aliran. Semua ini dilakukan oleh Roh yang sama. Akan tetapi, terlepas dari apakah seseorang membuka jalan atau melanjutkan pekerjaan orang lain, hal ini tidak menentukan identitas mereka. Bukankah benar demikian? Yohanes membuka jalan, dan Yesus melanjutkan pekerjaannya, jadi, apakah hal ini membuktikan bahwa identitas Yesus lebih rendah daripada identitas Yohanes? Yahweh melakukan pekerjaan-Nya sebelum Yesus, jadi, dapatkah engkau mengatakan bahwa Yahweh lebih besar daripada Yesus? Entah mereka membuka jalan atau melanjutkan pekerjaan orang lain tidaklah penting; hal yang terpenting adalah hakikat pekerjaan mereka, dan identitas yang direpresentasikannya. Bukankah benar demikian? Karena Tuhan bermaksud untuk bekerja di antara manusia, Dia harus membangkitkan orang-orang yang dapat melakukan pekerjaan membuka jalan. Ketika Yohanes baru mulai berkhotbah, dia berkata, "Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan-Nya." "Bertobatlah engkau: karena Kerajaan Surga sudah dekat." Dia berkata demikian sejak awal, dan mengapa dia dapat mengatakan kata-kata ini? Dilihat dari urutan perkataan ini diucapkan, Yohaneslah yang pertama berbicara tentang Injil kerajaan surga, baru Yesus kemudian berbicara tentangnya. Menurut gagasan manusia, Yohaneslah yang membuka jalan yang baru, dan dengan demikian, tentu saja Yohanes lebih besar daripada Yesus. Akan tetapi, Yohanes tidak mengatakan bahwa dia adalah Kristus, dan Tuhan tidak memberi kesaksian tentang dia sebagai Anak terkasih Tuhan, tetapi Tuhan hanya memakainya untuk membuka jalan dan mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Dia membuka jalan bagi Yesus, tetapi tidak dapat bekerja atas nama Yesus. Semua pekerjaan manusia juga dipelihara oleh Roh Kudus.
Pada zaman Perjanjian Lama, Yahweh-lah yang memimpin jalan, dan pekerjaan Yahweh merepresentasikan keseluruhan zaman Perjanjian Lama, dan seluruh pekerjaan yang dilakukan di Israel. Musa sekadar menegakkan pekerjaan ini di bumi, dan jerih payahnya dianggap sebagai kerja sama yang diberikan manusia. Pada waktu itu, Yahweh-lah yang berbicara, yang memanggil Musa, dan Dia membangkitkan Musa di antara umat Israel, dan membuat Musa memimpin mereka ke padang gurun dan menuju ke Kanaan. Pekerjaan ini bukanlah pekerjaan Musa sendiri, melainkan pekerjaan yang diarahkan langsung oleh Yahweh sendiri, dan karena itu, Musa tidak dapat disebut Tuhan. Musa juga menuliskan hukum Taurat, tetapi hukum Taurat ini ditetapkan sendiri oleh Yahweh. Hanya saja Dia menyuruh Musa untuk mengungkapkannya. Yesus juga membuat perintah-perintah, dan Dia menghapuskan hukum Taurat Perjanjian Lama dan menetapkan perintah-perintah untuk zaman yang baru. Lalu, mengapa Yesus adalah Tuhan itu sendiri? Sebab ada perbedaan. Pada waktu itu, pekerjaan yang dilakukan Musa tidak merepresentasikan zaman itu, ataupun membuka jalan yang baru; Musa maju dengan arahan Yahweh dan dia hanya orang yang dipakai Tuhan. Saat Yesus datang, Yohanes sudah melakukan tahap pekerjaan membuka jalan dan sudah mulai menyebarkan Injil kerajaan surga (Roh Kuduslah yang memulai pekerjaan ini). Saat Yesus datang, Dia secara langsung melakukan pekerjaan-Nya sendiri, tetapi ada perbedaan besar antara pekerjaan-Nya dan pekerjaan Musa. Yesaya juga mengucapkan banyak nubuat, tetapi mengapa dia bukan Tuhan itu sendiri? Yesus tidak terlalu banyak bernubuat, tetapi mengapa Dia adalah Tuhan itu sendiri? Tidak ada seorang pun yang berani mengatakan bahwa pekerjaan Yesus pada waktu itu semuanya berasal dari Roh Kudus, mereka juga tidak berani mengatakan bahwa semua itu berasal dari kehendak manusia, atau bahwa itu sepenuhnya pekerjaan Tuhan itu sendiri. Manusia sama sekali tidak dapat menelaah perkara-perkara semacam itu. Dapat dikatakan bahwa Yesaya melakukan pekerjaan seperti itu, dan mengucapkan nubuat-nubuat tersebut, dan semua itu berasal dari Roh Kudus; semua itu tidak berasal langsung dari Yesaya sendiri, melainkan wahyu dari Yahweh. Yesus tidak melakukan banyak pekerjaan, dan tidak mengucapkan banyak perkataan, tidak pula Dia mengucapkan banyak nubuat. Bagi manusia, khotbah-Nya tidak tampak terlalu mulia, tetapi Dia adalah Tuhan itu sendiri, dan hal ini tidak dapat diselami oleh manusia. Tidak seorang pun pernah percaya kepada Yohanes, atau Yesaya, atau Daud, dan tak seorang pun pernah menyebut mereka Tuhan, atau Tuhan Daud, atau Tuhan Yohanes; tak seorang pun pernah berkata seperti itu, dan hanya Yesus yang pernah disebut Kristus. Penggolongan ini dibuat berdasarkan kesaksian Tuhan, pekerjaan yang dilakukan-Nya, dan pelayanan yang dilaksanakan-Nya. Adapun tokoh-tokoh besar dalam Alkitab—Abraham, Daud, Yosua, Daniel, Yesaya, Yohanes, dan Yesus—melalui pekerjaan yang mereka lakukan, engkau dapat menilai siapa yang adalah Tuhan itu sendiri, dan golongan orang mana yang nabi, dan yang mana yang rasul. Siapa yang dipakai Tuhan, dan siapa Tuhan itu sendiri, dibedakan dan ditentukan oleh hakikat dan jenis pekerjaan yang mereka lakukan. Jika engkau tidak dapat membedakannya, hal ini membuktikan bahwa engkau tidak mengerti apa artinya percaya kepada Tuhan. Yesus adalah Tuhan karena Dia mengucapkan begitu banyak perkataan dan melakukan begitu banyak pekerjaan, terutama Dia melakukan banyak mukjizat. Begitu pula Yohanes, dia juga melakukan banyak pekerjaan dan mengucapkan banyak perkataan, sama halnya dengan Musa; mengapa mereka tidak disebut Tuhan? Adam diciptakan langsung oleh Tuhan; mengapa dia tidak disebut Tuhan, sebaliknya hanya disebut ciptaan? Jika ada orang mengatakan kepadamu, "Saat ini, Tuhan sudah mengerjakan begitu banyak pekerjaan, dan mengucapkan begitu banyak perkataan; Dia adalah Tuhan itu sendiri. Jadi, karena Musa mengucapkan begitu banyak perkataan, pasti Musa juga Tuhan itu sendiri!", engkau harus kembali bertanya kepadanya, "Pada waktu itu, mengapa Tuhan memberi kesaksian tentang Yesus, dan bukan tentang Yohanes, sebagai Tuhan itu sendiri? Bukankah Yohanes datang sebelum Yesus? Pekerjaan mana yang lebih besar, pekerjaan Yohanes atau Yesus? Bagi manusia, pekerjaan Yohanes tampaknya lebih besar daripada pekerjaan Yesus, tetapi mengapa Roh Kudus memberi kesaksian tentang Yesus, dan bukan tentang Yohanes?" Hal yang sama terjadi saat ini! Pada waktu itu, ketika Musa memimpin bangsa Israel, Yahweh berbicara kepadanya dari tengah-tengah awan. Musa tidak berbicara langsung, melainkan diarahkan langsung oleh Yahweh. Inilah pekerjaan umat Israel dalam Perjanjian Lama. Di dalam Musa tidak ada Roh maupun wujud Tuhan. Dia tidak dapat melakukan pekerjaan itu, jadi, ada perbedaan besar antara pekerjaan yang dilakukan Musa dan pekerjaan yang dilakukan Yesus. Hal itu karena pekerjaan yang mereka lakukan memang berbeda! Entah seseorang itu dipakai Tuhan, atau seorang nabi, atau rasul, atau Tuhan sendiri, itu dapat dibedakan dari natur pekerjaannya, dan ini akan mengakhiri segala keraguanmu. Di dalam Alkitab, dikatakan bahwa hanya Anak Domba yang dapat membuka ketujuh meterai. Selama berabad-abad, sudah banyak penafsir kitab suci di antara tokoh-tokoh besar itu, lalu dapatkah engkau mengatakan bahwa mereka semua itu Anak Domba? Dapatkah engkau mengatakan bahwa semua penjelasan mereka berasal dari Tuhan? Mereka sekadar penafsir; mereka tidak memiliki identitas Anak Domba. Bagaimana mungkin mereka layak membuka ketujuh meterai? Memang benar bahwa "hanya Anak Domba yang dapat membuka ketujuh meterai," tetapi Dia datang bukan hanya untuk membuka ketujuh meterai; itu tidak ada kepentingannya bagi pekerjaan ini, melainkan dilakukan sepintas lalu. Dia memahami dengan jelas pekerjaan-Nya sendiri; apakah perlu bagi-Nya menghabiskan banyak waktu untuk menafsirkan kitab suci? Haruskah "Zaman Anak Domba Menafsirkan Kitab Suci" ditambahkan pada pekerjaan enam ribu tahun? Dia datang untuk melakukan pekerjaan yang baru, tetapi Dia juga memberikan sedikit penyingkapan mengenai pekerjaan di masa yang lampau, membuat orang memahami kebenaran dari pekerjaan enam ribu tahun. Tidak perlu menjelaskan begitu banyak perikop dalam Alkitab; pekerjaan zaman sekarang inilah kuncinya, itulah yang penting. Engkau harus tahu bahwa Tuhan bukan datang secara khusus untuk membuka ketujuh meterai, melainkan untuk melakukan pekerjaan penyelamatan.
Dikutip dari "Mengenai Sebutan dan Identitas" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 166
Pada Zaman Kasih Karunia, Yohanes membuka jalan bagi Yesus. Yohanes tidak dapat melakukan pekerjaan Tuhan itu sendiri, melainkan hanya memenuhi tugas manusia. Meskipun Yohanes adalah pendahulu Tuhan, dia tidak mampu merepresentasikan Tuhan; dia hanyalah seorang manusia yang dipakai oleh Roh Kudus. Setelah Yesus dibaptis, Roh Kudus turun ke atas-Nya seperti burung merpati. Dia kemudian memulai pekerjaan-Nya, yaitu, Dia mulai melakukan pelayanan Kristus. Itulah sebabnya Dia memiliki identitas Tuhan, karena dari Tuhanlah Dia berasal. Seperti apa pun keteguhan hati-Nya sebelum ini—mungkin terkadang lemah, atau terkadang kuat—semua yang ada dalam kehidupan manusia normal yang Dia jalani sebelum melakukan pelayanan-Nya. Setelah Dia dibaptis (yang berarti, diurapi), kuasa dan kemuliaan Tuhan segera menyertai-Nya, dan dengan demikian, mulailah Dia melakukan pelayanan-Nya. Dia dapat mengadakan tanda-tanda dan keajaiban, melakukan mukjizat, dan Dia memiliki kuasa dan otoritas, karena Dia bekerja secara langsung mewakili Tuhan itu sendiri; Dia sedang melakukan pekerjaan Roh mewakili-Nya dan mengungkapkan suara Roh. Jadi, Dia adalah Tuhan itu sendiri; hal ini tak terbantahkan. Yohanes adalah seseorang yang dipakai oleh Roh Kudus. Dia tidak dapat merepresentasikan Tuhan, dan tidak mungkin baginya untuk merepresentasikan Tuhan. Jika dia ingin melakukannya, Roh Kudus tidak akan mengizinkannya, karena dia tidak mampu melakukan pekerjaan yang hendak dilakukan oleh Tuhan itu sendiri. Mungkin ada banyak dalam dirinya yang merupakan kehendak manusia, atau ada sesuatu yang menyimpang; dalam keadaan apa pun, tidak mungkin dia dapat secara langsung merepresentasikan Tuhan. Kesalahan dan kebodohannya hanya merepresentasikan dirinya sendiri, tetapi pekerjaannya merepresentasikan Roh Kudus. Namun, engkau tidak dapat mengatakan bahwa seluruh dirinya merepresentasikan Tuhan. Dapatkah kesalahan dan kekeliruannya dianggap merepresentasikan Tuhan juga? Melakukan kekeliruan ketika merepresentasikan manusia adalah lumrah, tetapi jika orang menyimpang tatkala merepresentasikan Tuhan, bukankah itu mempermalukan Tuhan? Bukankah itu penghujatan terhadap Roh Kudus? Roh Kudus tidak akan semudah itu membiarkan manusia berdiri di tempatnya Tuhan, bahkan sekalipun dia ditinggikan oleh orang lain. Jika dia bukan Tuhan, dia tak akan mampu berdiri teguh pada akhirnya. Roh Kudus tidak akan mengizinkan manusia merepresentasikan Tuhan sesuai keinginannya! Sebagai contoh, Roh Kuduslah yang memberikan kesaksian tentang Yohanes dan Roh Kudus jugalah yang menyatakan kepadanya bahwa dia akan menjadi seseorang yang membuka jalan bagi Yesus, tetapi pekerjaan yang dilakukan di dalam dirinya oleh Roh Kudus itu terbatas. Satu-satunya yang diminta dari Yohanes adalah menjadi pembuka jalan bagi Yesus, mempersiapkan jalan bagi-Nya. Artinya, Roh Kudus hanya menopang pekerjaannya dalam membuka jalan dan mengizinkannya hanya untuk melakukan pekerjaan tersebut—dia tidak diizinkan melakukan pekerjaan yang lain. Yohanes merepresentasikan Elia, dan dia merepresentasikan nabi yang membuka jalan. Roh Kudus menopangnya dalam hal ini; sejauh apa yang dikerjakannya itu membuka jalan, Roh Kudus pun menopangnya. Namun, jika dia menyatakan dirinya sebagai Tuhan itu sendiri dan berkata bahwa dia telah datang untuk menyelesaikan pekerjaan penebusan, Roh Kudus harus mendisiplinkan dirinya. Sehebat apa pun pekerjaan Yohanes, dan sekalipun pekerjaannya ditopang Roh Kudus, pekerjaannya itu bukannya tanpa batas. Memang benar bahwa Roh Kudus sungguh menopang pekerjaannya, tetapi kuasa yang diberikan kepadanya pada saat itu terbatas hanya pada pekerjaannya membuka jalan. Dia tidak dapat sama sekali melakukan pekerjaan yang lain, karena dia hanyalah Yohanes yang membuka jalan dan bukan Yesus. Jadi, kesaksian Roh Kudus sangat penting, tetapi pekerjaan yang Roh Kudus izinkan untuk manusia lakukan bahkan lebih penting lagi. Bukankah Yohanes telah menerima kesaksian yang luar biasa pada waktu itu? Bukankah pekerjaannya juga hebat? Namun, pekerjaan yang dia lakukan tidak dapat melampaui pekerjaan Yesus, karena dia tidak lebih dari seorang manusia yang dipakai oleh Roh Kudus dan dia tidak dapat secara langsung merepresentasikan Tuhan, jadi pekerjaan yang dia lakukan terbatas. Setelah dia menyelesaikan pekerjaan membuka jalan, Roh Kudus tidak lagi menopang kesaksiannya, tidak ada lagi pekerjaan baru mengikutinya, dan dia pun pergi pada saat pekerjaan Tuhan itu sendiri dimulai.
Ada orang-orang yang dirasuki roh jahat dan berteriak dengan lantang, "Aku adalah Tuhan!" Namun, pada akhirnya, mereka tersingkap, karena mereka salah dalam apa yang mereka representasikan. Mereka merepresentasikan Iblis, dan Roh Kudus tidak mau memberikan mereka perhatian. Setinggi apa pun engkau meninggikan dirimu sendiri atau sekeras apa pun engkau berteriak, engkau tetaplah makhluk ciptaan dan milik Iblis. Aku tidak pernah berteriak, "Aku adalah Tuhan, Aku adalah Anak Tuhan yang terkasih!" Namun pekerjaan yang Aku lakukan adalah pekerjaan Tuhan. Perlukah Aku berteriak? Tidak perlu peninggian seperti itu. Tuhan melakukan pekerjaan-Nya sendiri dan tidak membutuhkan manusia untuk memberikan kepada-Nya status atau memberi-Nya gelar kehormatan: pekerjaan-Nya merepresentasikan identitas dan status-Nya. Sebelum pembaptisan-Nya, bukankah Yesus adalah Tuhan itu sendiri? Bukankah Dia adalah daging inkarnasi Tuhan? Tentu tidak dapat dikatakan bahwa hanya setelah menerima kesaksian, barulah Dia menjadi Anak tunggal Tuhan, bukan? Jauh sebelum Dia memulai pekerjaan-Nya, bukankah sudah ada seorang manusia bernama Yesus? Engkau tidak mampu memunculkan jalan yang baru ataupun merepresentasikan Roh Kudus. Engkau tidak dapat mengungkapkan pekerjaan Roh ataupun perkataan yang diucapkan-Nya. Engkau tidak mampu melakukan pekerjaan Tuhan itu sendiri, dan pekerjaan Roh, tidaklah mampu engkau lakukan. Hikmat, keajaiban, dan tak terselaminya Tuhan, serta keseluruhan watak Tuhan, yang dengannya Tuhan menghajar manusia—semuanya ini di luar kemampuanmu untuk mengungkapkannya. Oleh karena itu, tidak ada gunanya berusaha untuk menyatakan dirimu sebagai Tuhan; engkau hanya akan memiliki nama dan bukan substansi. Tuhan itu sendiri telah datang, tetapi tidak seorang pun mengenali-Nya, tetapi Dia melanjutkan pekerjaan-Nya dan melakukannya sebagai representasi Roh Kudus. Entah engkau memanggil-Nya manusia atau Tuhan, Tuhan atau Kristus, atau memanggil-Nya dengan sebutan saudari, itu tidak masalah. Namun, pekerjaan yang Dia lakukan adalah pekerjaan Roh Kudus dan merepresentasikan pekerjaan Tuhan itu sendiri. Dia tidak peduli dengan nama yang manusia gunakan untuk memanggil diri-Nya. Dapatkah nama menentukan pekerjaan-Nya? Dengan sebutan apa pun engkau memanggil-Nya, menurut pandangan Tuhan, Dia adalah daging inkarnasi Roh Tuhan; Dia merepresentasikan Roh dan disahkan oleh Roh. Jika engkau tidak mampu menciptakan zaman yang baru, atau mengakhiri zaman yang lama, atau memulai zaman yang baru, atau mengerjakan pekerjaan baru, maka engkau tidak dapat disebut Tuhan!
Dikutip dari "Misteri Inkarnasi (1)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 167
Bahkan manusia yang dipakai oleh Roh Kudus tidak dapat merepresentasikan Tuhan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa orang semacam itu bukan saja tidak dapat merepresentasikan Tuhan, tetapi juga pekerjaan yang dia lakukan tidak dapat secara langsung merepresentasikan Tuhan. Dengan kata lain, pengalaman manusia tidak dapat secara langsung ditempatkan di dalam pengelolaan Tuhan, dan itu tak dapat merepresentasikan pengelolaan Tuhan. Pekerjaan yang Tuhan itu sendiri lakukan sepenuhnya merupakan pekerjaan yang hendak Dia lakukan dalam rencana pengelolaan-Nya sendiri dan pekerjaan itu berkaitan dengan pengelolaan besar-Nya. Pekerjaan yang dilakukan oleh manusia terdiri dari membekali orang dengan pengalaman pribadi mereka. Pekerjaan itu terdiri dari menemukan jalan baru pengalaman yang melampaui jalan yang ditempuh oleh para pendahulunya, dan terdiri dari memimpin saudara-saudari mereka sementara di bawah bimbingan Roh Kudus. Yang orang-orang ini berikan adalah pengalaman pribadi mereka, atau tulisan-tulisan rohani yang ditulis oleh orang-orang yang rohani. Meskipun orang-orang ini dipakai Roh Kudus, pekerjaan yang mereka lakukan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pengelolaan besar dalam rencana enam ribu tahun. Mereka hanyalah orang-orang yang telah dibangkitkan oleh Roh Kudus dalam periode-periode berbeda untuk memimpin orang-orang dalam aliran Roh Kudus, sampai fungsi yang dapat mereka jalankan berakhir atau sampai hidup mereka berakhir. Pekerjaan yang mereka lakukan hanyalah mempersiapkan sebuah jalan yang tepat bagi Tuhan itu sendiri atau melanjutkan aspek tertentu dari pengelolaan Tuhan itu sendiri di bumi. Dalam diri mereka sendiri, orang-orang ini tidak mampu melakukan pekerjaan yang lebih besar dari pengelolaan-Nya, juga tidak dapat membuka jalan keluar yang baru, bahkan lebih dari itu, tak seorang pun dapat menyelesaikan seluruh pekerjaan Tuhan dari zaman sebelumnya. Jadi, pekerjaan yang mereka lakukan hanyalah merepresentasikan makhluk ciptaan yang menjalankan fungsinya dan tidak dapat merepresentasikan Tuhan itu sendiri yang melakukan pelayanan-Nya. Ini karena pekerjaan yang mereka lakukan tidak seperti pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan itu sendiri. Pekerjaan memulai zaman yang baru bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan oleh manusia menggantikan Tuhan. Pekerjaan itu tidak dapat dilakukan oleh siapa pun selain oleh Tuhan itu sendiri. Semua pekerjaan yang dilakukan oleh manusia terdiri dari melakukan tugasnya sebagai makhluk ciptaan dan dilakukan tatkala dia digerakkan atau dicerahkan oleh Roh Kudus. Pedoman yang dihasilkan oleh orang-orang ini sepenuhnya terdiri dari menunjukkan kepada manusia jalan penerapan dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana seharusnya dia bertindak selaras dengan kehendak Tuhan. Pekerjaan manusia tidak melibatkan pengelolaan Tuhan, juga tidak merepresentasikan pekerjaan Roh. Sebagai contoh, pekerjaan Witness Lee dan Watchman Nee adalah memimpin jalan. Entah jalan baru atau lama, pekerjaan tersebut didasarkan pada prinsip yang tetap berada dalam lingkup Alkitab. Entah untuk memulihkan gereja lokal atau membangun gereja lokal, pekerjaan mereka berkaitan dengan mendirikan gereja. Pekerjaan yang mereka lakukan adalah melanjutkan pekerjaan Yesus dan rasul-rasul-Nya yang belum selesai atau yang tidak berkembang lebih lanjut pada Zaman Kasih Karunia. Yang mereka lakukan dalam pekerjaan mereka adalah melakukan kembali apa yang Yesus perintahkan, di dalam pekerjaan-Nya pada zaman itu, untuk dilakukan oleh generasi-generasi yang muncul setelah Dia, seperti menudungi kepala mereka, menerima baptisan, memecah-mecahkan roti, atau minum anggur. Dapat dikatakan bahwa pekerjaan mereka adalah mengikuti apa yang diatur dalam Alkitab dan mencari jalan dari dalam Alkitab. Mereka tidak menghasilkan kemajuan baru apa pun. Oleh karena itu, yang dapat orang lihat dalam pekerjaan mereka hanyalah penemuan cara-cara baru di dalam Alkitab, juga penerapan-penerapan yang lebih baik dan lebih realistis. Namun, orang tidak dapat menemukan di dalam pekerjaan mereka kehendak Tuhan yang sekarang, apalagi menemukan pekerjaan baru yang berencana dilakukan oleh Tuhan pada akhir zaman. Ini karena jalan yang mereka tempuh masih jalan yang lama—tidak ada pembaruan dan tidak ada kemajuan. Mereka terus berpegang pada fakta tentang penyaliban Yesus, melakukan tindakan meminta orang untuk bertobat dan mengakui dosa-dosa mereka, setia berpegang pada perkataan bahwa orang yang bertahan sampai pada akhirnya akan diselamatkan, perkataan bahwa laki-laki adalah kepala perempuan, dan perempuan harus patuh kepada suaminya, dan bahkan setia berpegang pada gagasan tradisional yang mengatakan bahwa perempuan tidak boleh berkhotbah, tetapi hanya boleh taat. Jika cara kepemimpinan semacam ini harus terus dipatuhi, Roh Kudus tidak akan pernah dapat melakukan pekerjaan yang baru, untuk membebaskan orang-orang dari aturan, atau memimpin mereka ke dalam alam kebebasan dan keindahan. Oleh karena itu, tahap pekerjaan, yang mengubah zaman ini, mengharuskan Tuhan itu sendiri bekerja dan berfirman; jika tidak, tak ada orang yang dapat melakukannya menggantikan diri-Nya. Jadi sampai sejauh ini, seluruh pekerjaan Roh Kudus di luar aliran ini telah terhenti dan mereka yang dahulu dipakai oleh Roh Kudus telah kehilangan arah mereka. Jadi, karena pekerjaan orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus tidak seperti pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan itu sendiri, identitas mereka dan subjek yang mereka wakili dalam tindakan mereka pun berbeda. Ini karena pekerjaan yang hendak Roh Kudus kerjakan berbeda, dan oleh sebab itulah, mereka yang sama-sama melakukan pekerjaan diberikan identitas dan status yang berbeda. Orang-orang yang dipakai Roh Kudus mungkin juga melakukan beberapa pekerjaan baru dan mungkin juga menyingkirkan beberapa pekerjaan yang dilakukan di zaman sebelumnya, tetapi apa yang mereka lakukan tidak dapat mengungkapkan watak dan kehendak Tuhan di zaman yang baru. Mereka bekerja hanya untuk melakukan pekerjaan zaman sebelumnya, dan tidak untuk melakukan pekerjaan baru yang bertujuan untuk secara langsung merepresentasikan watak Tuhan itu sendiri. Dengan demikian, tidak peduli berapa banyak penerapan usang yang mereka hapuskan atau berapa banyak penerapan baru yang mereka perkenalkan, mereka tetap saja merepresentasikan manusia dan makhluk ciptaan. Namun, ketika Tuhan itu sendiri melakukan pekerjaan-Nya, Dia tidak secara terbuka mengumumkan penghapusan penerapan-penerapan zaman yang lama atau secara langsung mengumumkan dimulainya zaman yang baru. Dia itu gamblang dan lugas dalam pekerjaan-Nya. Dia terang-terangan dalam melakukan pekerjaan yang hendak Dia lakukan; artinya, Dia secara langsung mengungkapkan pekerjaan yang telah Dia lakukan, secara langsung melakukan pekerjaan-Nya sebagaimana yang dimaksudkan dari semula, mengungkapkan wujud dan watak-Nya. Dari sudut pandang manusia, watak-Nya, demikian pula pekerjaan-Nya berbeda dari watak dan pekerjaan-Nya di zaman-zaman yang lalu. Namun dari sudut pandang Tuhan itu sendiri, ini hanyalah kelanjutan dan perkembangan lebih lanjut dari pekerjaan-Nya. Tatkala Tuhan sendiri bekerja, Dia mengungkapkan firman-Nya dan secara langsung membawa pekerjaan yang baru tersebut. Sebaliknya, tatkala manusia bekerja, pekerjaan itu adalah hasil pertimbangan dan pembelajaran, atau merupakan perluasan pengetahuan dan sistematisasi penerapan yang dibangun di atas dasar pekerjaan orang lain. Itu berarti, esensi pekerjaan yang dilakukan oleh manusia adalah mengikuti tatanan yang sudah ada dan "menapaki jalan lama dengan mengenakan sepatu baru." Ini berarti, bahkan jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus pun dibangun di atas dasar yang telah diluncurkan oleh Tuhan itu sendiri. Jadi, kesimpulan semua yang telah dibahas adalah, manusia tetaplah manusia, dan Tuhan tetaplah Tuhan.
Dikutip dari "Misteri Inkarnasi (1)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 168
Yohanes dilahirkan berdasarkan janji, seperti halnya Ishak yang dilahirkan bagi Abraham. Dia membuka jalan bagi Yesus dan melakukan banyak pekerjaan, tetapi dia bukan Tuhan. Sebaliknya, dia adalah salah seorang nabi, karena dia hanya membuka jalan bagi Yesus. Pekerjaannya juga hebat, dan hanya setelah dia membuka jalan, barulah Yesus secara resmi memulai pekerjaan-Nya. Pada dasarnya, dia sekadar bekerja bagi Yesus, dan pekerjaan yang dia lakukan adalah melayani pekerjaan Yesus. Setelah dia selesai mempersiapkan jalan, Yesus pun memulai pekerjaan-Nya, pekerjaan yang lebih baru, lebih konkret, dan lebih terperinci. Yohanes hanya melakukan bagian awal dari pekerjaan tersebut; bagian yang lebih besar dari pekerjaan baru tersebut dikerjakan oleh Yesus. Yohanes pun melakukan pekerjaan baru, tetapi dia bukan orang yang memulai zaman yang baru. Yohanes lahir sesuai yang dijanjikan, dan namanya diberikan oleh malaikat. Pada waktu itu, beberapa orang ingin menamainya dengan nama ayahnya Zakharia, tetapi ibunya berkata, "Anak ini tidak dapat dipanggil dengan nama itu. Dia harus dinamai Yohanes." Ini semua adalah atas perintah Roh Kudus. Yesus pun dinamai atas perintah Roh Kudus, Dia dilahirkan dari Roh Kudus, dan Dia dijanjikan oleh Roh Kudus. Yesus adalah Tuhan, Kristus, dan Anak manusia. Namun, pekerjaan Yohanes juga hebat, mengapa dia tidak dipanggil Tuhan? Apakah tepatnya perbedaan antara pekerjaan yang Yesus lakukan dan pekerjaan yang Yohanes lakukan? Apakah satu-satunya alasan adalah karena Yohanes merupakan orang yang membuka jalan bagi Yesus? Ataukah karena hal itu telah ditentukan sejak semula oleh Tuhan? Walaupun Yohanes juga berseru, "Bertobatlah engkau: karena Kerajaan Surga sudah dekat," dan dia juga memberitakan Injil Kerajaan Surga, pekerjaannya itu tidak berkembang lebih jauh lagi dan hanya merupakan sebuah awal. Sebaliknya, Yesus bukan saja memulai zaman yang baru juga mengakhiri zaman yang lama, tetapi Dia juga menggenapi hukum Taurat Perjanjian Lama. Pekerjaan yang Dia lakukan lebih besar daripada pekerjaan Yohanes, dan terlebih dari itu, Dia datang untuk menebus seluruh umat manusia—Dia menyelesaikan tahap pekerjaan itu. Sedangkan Yohanes, dia hanya mempersiapkan jalan. Meskipun pekerjaannya hebat, perkataannya banyak, dan murid yang menjadi pengikutnya banyak, pekerjaannya tidak lebih dari mengantarkan sebuah awal baru kepada manusia. Manusia tidak pernah menerima dari dirinya jalan, hidup, ataupun kebenaran yang lebih mendalam, dan manusia juga tidak pernah memperoleh pemahaman tentang kehendak Tuhan melalui dirinya. Yohanes adalah seorang nabi yang besar (Elia) yang membukakan lahan baru bagi pekerjaan Yesus dan mempersiapkan orang-orang pilihan; dia adalah pendahulu Zaman Kasih Karunia. Perkara semacam ini tidak dapat dipahami hanya dengan mengamati penampilan luar manusia normal mereka. Terlebih lagi dalam hal ini karena Yohanes juga melakukan pekerjaan yang cukup besar dan terlebih lagi, dia dijanjikan oleh Roh Kudus, dan pekerjaannya itu ditopang oleh Roh Kudus. Jadi, hanya melalui pekerjaan yang mereka lakukan, orang dapat membedakan identitas masing-masing, karena tidak mungkin untuk mengetahui hakikat manusia hanya dari penampilan luarnya, juga tidak mungkin bagi manusia untuk memastikan apa yang menjadi kesaksian Roh Kudus. Pekerjaan yang Yohanes lakukan dan pekerjaan yang Yesus lakukan tidak sama dan memiliki natur yang berbeda. Dari inilah orang bisa menentukan apakah Yohanes adalah Tuhan atau bukan. Pekerjaan Yesus adalah memulai, melanjutkan, menyelesaikan, dan membuahkan hasil. Dia melakukan masing-masing dari langkah-langkah ini, sedangkan pekerjaan Yohanes tidak lebih dari membuat sebuah permulaan. Pada mulanya, Yesus menyebarkan Injil dan memberitakan jalan pertobatan, dan selanjutnya membaptis manusia, menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. Pada akhirnya, Dia menebus umat manusia dari dosa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya untuk seluruh zaman itu. Dia juga pergi ke mana-mana, berkhotbah kepada manusia dan menyebarkan Injil Kerajaan Surga. Dalam hal inilah, Dia sama dengan Yohanes, perbedaannya adalah bahwa Yesus memulai zaman yang baru dan mengantarkan Zaman Kasih Karunia kepada manusia. Dari mulut-Nya keluar firman tentang apa yang harus manusia lakukan dan jalan yang harus manusia ikuti di Zaman Kasih Karunia, dan pada akhirnya, Dia menyelesaikan pekerjaan penebusan. Yohanes tidak pernah dapat melakukan pekerjaan ini. Jadi, Yesus-lah yang mengerjakan pekerjaan Tuhan itu sendiri, dan Dialah Tuhan itu sendiri, dan yang secara langsung merepresentasikan Tuhan. Gagasan manusia mengatakan bahwa semua orang yang lahir berdasarkan janji, yang lahir atas kehendak Roh, yang ditopang oleh Roh Kudus, dan yang membuka jalan keluar yang baru adalah Tuhan. Jika menuruti alasan ini, Yohanes pun dapat dianggap sebagai Tuhan, juga Musa, Abraham, dan Daud ... mereka semua juga bisa dianggap sebagai Tuhan. Bukanlah ini lelucon luar biasa?
Dikutip dari "Misteri Inkarnasi (1)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 169
Beberapa orang mungkin bertanya-tanya, "Mengapa zaman harus dimulai oleh Tuhan itu sendiri? Tidak dapatkah makhluk ciptaan melakukannya menggantikan diri-Nya?" Engkau semua menyadari bahwa Tuhan menjadi manusia untuk tujuan yang jelas yakni memulai sebuah zaman baru, dan tentu saja, pada saat Dia memulai zaman yang baru, Dia telah mengakhiri zaman yang lama pada saat yang sama. Tuhan adalah Yang Awal dan Yang Akhir; Dia sendirilah yang menetapkan dimulainya pekerjaan-Nya dan oleh karenanya, Dia sendirilah yang harus mengakhiri zaman sebelumnya. Itu adalah bukti kemenangan-Nya atas Iblis dan penaklukan-Nya atas dunia. Setiap kali Dia sendiri bekerja di antara manusia, itu merupakan awal sebuah pertempuran baru. Tanpa dimulainya pekerjaan yang baru, tentu saja pekerjaan yang lama tidak akan diakhiri. Dan, bila tidak ada akhir dari yang lama, ini membuktikan bahwa pertempuran melawan Iblis belum berakhir. Hanya jika Tuhan itu sendiri datang dan melakukan pekerjaan baru di antara manusia, barulah manusia dapat sepenuhnya bebas dari wilayah kekuasaan Iblis dan memperoleh kehidupan yang baru dan permulaan yang baru. Jika tidak, manusia akan selamanya hidup di zaman lampau dan selamanya hidup di bawah pengaruh lama Iblis. Dengan setiap zaman dipimpin oleh Tuhan, sebagian dari manusia dibebaskan, dan dengan demikian manusia maju bersama dengan pekerjaan Tuhan menuju ke zaman baru. Kemenangan Tuhan berarti kemenangan bagi semua orang yang mengikuti Dia. Jika ras manusia ciptaan diberi tanggung jawab untuk mengakhiri zaman, maka baik dari sudut pandang manusia maupun Iblis, ini tidak lebih dari tindakan yang melawan atau mengkhianati Tuhan, bukan tindakan menaati Tuhan, dan pekerjaan manusia akan menjadi alat bagi Iblis. Hanya jika manusia menaati dan mengikuti Tuhan di sebuah zaman yang dimulai oleh Tuhan itu sendiri, barulah Iblis dapat sepenuhnya diyakinkan, karena itu adalah tugas makhluk ciptaan. Jadi, Aku katakan bahwa engkau semua hanya perlu mengikuti dan menaati, dan tidak ada hal lain yang dituntut darimu. Inilah yang dimaksud dengan masing-masing melakukan tugasnya dan masing-masing menjalankan fungsinya sendiri. Tuhan melakukan pekerjaan-Nya sendiri dan tidak perlu bagi manusia untuk melakukan pekerjaan itu menggantikan Dia, dan Dia pun tidak ikut serta dalam pekerjaan yang dilakukan oleh makhluk ciptaan. Manusia melakukan tugasnya sendiri dan tidak ikut serta dalam pekerjaan Tuhan. Hanya inilah yang merupakan ketaatan dan bukti kekalahan Iblis. Setelah Tuhan itu sendiri selesai memulai zaman baru, Dia sendiri tidak lagi turun untuk bekerja di tengah umat manusia. Hanya setelah itulah, manusia secara resmi melangkah ke zaman yang baru untuk melakukan tugasnya dan melaksanakan misinya sebagai makhluk ciptaan. Inilah prinsip-prinsip yang dengannya Tuhan bekerja, yang tidak boleh dilanggar oleh siapa pun. Hanya bekerja dengan cara seperti inilah yang paling wajar dan masuk akal. Pekerjaan Tuhan harus dikerjakan oleh Tuhan itu sendiri. Dialah yang memulai pekerjaan-Nya dan Dialah juga yang mengakhiri pekerjaan-Nya. Dialah yang merencanakan pekerjaan dan Dialah yang mengelolanya, dan lebih dari itu, Dialah yang membuat pekerjaan itu berhasil. Seperti dinyatakan dalam Alkitab, "Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir; Akulah Penabur dan Penuai." Semua yang berkenaan dengan pekerjaan pengelolaan-Nya dilakukan oleh Tuhan itu sendiri. Dia adalah Penguasa atas rencana pengelolaan enam ribu tahun; tidak seorang pun dapat melakukan pekerjaan-Nya menggantikan Dia dan tidak seorang pun dapat mengakhiri pekerjaan-Nya, karena Dialah yang mengendalikan segala sesuatu di tangan-Nya. Setelah menciptakan dunia, Dia akan memimpin seluruh dunia untuk hidup di dalam terang-Nya, dan Dia juga akan mengakhiri seluruh zaman, dan dengan demikian membawa seluruh rencana-Nya pada keberhasilan!
Dikutip dari "Misteri Inkarnasi (1)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 170
Seluruh watak Tuhan telah disingkapkan di sepanjang rencana pengelolaan enam ribu tahun. Watak Tuhan tidak disingkapkan hanya pada Zaman Kasih Karunia, atau hanya pada Zaman Hukum Taurat, atau hanya di akhir zaman sekarang ini. Pekerjaan yang dilakukan pada akhir zaman merepresentasikan penghakiman, murka dan hajaran. Pekerjaan yang dikerjakan pada akhir zaman tidak dapat menggantikan pekerjaan di Zaman Hukum Taurat ataupun pekerjaan di Zaman Kasih Karunia. Namun, ketiga tahap tersebut saling berhubungan menjadi satu entitas dan semuanya adalah pekerjaan yang dikerjakan oleh satu Tuhan. Tentu saja, pelaksanaan pekerjaan ini terbagi dalam beberapa zaman. Pekerjaan yang dikerjakan di akhir zaman membawa segala sesuatunya menuju akhir. Pekerjaan yang dikerjakan pada Zaman Hukum Taurat adalah permulaannya, dan pekerjaan yang dikerjakan pada Zaman Kasih Karunia adalah penebusan. Mengenai visi pekerjaan di seluruh rencana pengelolaan enam ribu tahun, tak seorang pun dapat memahaminya ataupun memiliki wawasan tentangnya. Visi seperti itu akan selalu menjadi misteri. Di akhir zaman, hanya pekerjaan firman yang dilakukan untuk mengantarkan Zaman Kerajaan, tetapi itu tidak mewakili semua zaman. Akhir zaman tidak lebih dari akhir zaman dan tidak lebih dari Zaman Kerajaan, yang tidak mewakili Zaman Kasih Karunia maupun Zaman Hukum Taurat. Akhir zaman hanyalah waktu, di mana seluruh pekerjaan yang tercakup dalam rencana pengelolaan enam ribu tahun disingkapkan kepada engkau semua. Ini adalah pengungkapan misteri. Misteri seperti ini tidak dapat disingkapkan oleh seorang manusia pun. Sehebat apa pun manusia memahami Alkitab, itu tidak lebih dari sekadar kata-kata, karena manusia tidak memahami substansi dari Alkitab. Ketika manusia membaca Alkitab, dia mungkin dapat menerima beberapa kebenaran, menjelaskan beberapa kata atau meneliti beberapa perikop dan kutipan terkenal, tetapi dia tidak akan pernah mampu menguraikan makna yang terkandung di balik kata-kata tersebut, karena semua yang manusia lihat hanyalah kata-kata yang mati, bukan kejadian sebenarnya yang dilakukan oleh Yahweh dan Yesus, dan manusia tidak mampu mengungkapkan misteri yang terkandung dalam pekerjaan semacam itu. Oleh karena itu, misteri rencana pengelolaan enam ribu tahun adalah misteri yang terbesar, yang paling tersembunyi dan yang sama sekali tak terbayangkan oleh manusia. Tak seorang pun dapat secara langsung memahami kehendak Tuhan, kecuali Dia sendiri menjelaskan dan membukakannya kepada manusia, jika tidak, semua itu akan tetap menjadi teka-teki bagi manusia dan akan selamanya menjadi misteri yang terkunci. Jangan hiraukan mereka yang berkecimpung dalam dunia agamawi; jika engkau semua tidak menerima pengungkapannya hari ini, engkau semua tidak akan pernah mampu memahaminya. Pekerjaan enam ribu tahun jauh lebih misterius dibanding semua nubuatan para nabi. Itu merupakan misteri terbesar sejak penciptaan, dan tak seorang pun dari para nabi terdahulu dapat menyelaminya, karena misteri ini hanya diungkapkan pada zaman yang terakhir dan belum pernah disingkapkan sebelumnya. Jika engkau memahami misteri ini dan mampu menerima sepenuhnya, orang-orang agamawi itu semuanya akan ditaklukkan oleh misteri ini. Inilah satu-satunya visi terbesar, yang paling manusia rindu untuk dapat memahaminya, namun juga yang paling tidak jelas baginya. Ketika berada di Zaman Kasih Karunia, engkau semua tidak dapat memahami pekerjaan yang dilakukan oleh Yesus, atau Yahweh. Manusia tidak mengerti mengapa Yahweh menetapkan hukum Taurat, mengapa Dia meminta orang berpegang pada hukum Taurat atau mengapa Bait Suci harus dibangun, apalagi mengerti mengapa orang Israel dipimpin keluar dari Mesir menuju padang gurun, lalu masuk ke Kanaan. Baru sekarang inilah hal-hal ini disingkapkan.
Dikutip dari "Misteri Inkarnasi (4)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 171
Tidak ada orang yang mampu hidup mandiri kecuali mereka yang telah diberi petunjuk dan bimbingan khusus oleh Roh Kudus, karena mereka membutuhkan pelayanan dan penggembalaan dari orang-orang yang dipakai oleh Tuhan. Oleh karena itu, di setiap zaman, Tuhan membangkitkan orang-orang berbeda, yang dengan sibuk bergegas untuk menggembalakan gereja demi pekerjaan-Nya. Dengan kata lain, pekerjaan Tuhan harus dilakukan melalui orang-orang yang Dia pandang baik dan diperkenan oleh-Nya; Roh Kudus harus menggunakan bagian dari dalam diri mereka yang layak dipakai agar Roh Kudus dapat bekerja, dan mereka dilayakkan untuk dipakai Tuhan melalui penyempurnaan oleh Roh Kudus. Karena kemampuan manusia untuk memahami sangatlah terbatas, mereka harus digembalakan oleh orang-orang yang dipakai oleh Tuhan; sama halnya dengan pemakaian Tuhan atas Musa, yang dalam dirinya Tuhan dapati banyak hal yang sangat sesuai untuk dipakai pada saat itu, dan yang Dia pakai untuk melakukan pekerjaan Tuhan pada tahap tersebut. Pada tahap ini, Tuhan memakai seorang manusia sekaligus memanfaatkan bagian dari dirinya yang dapat dipakai oleh Roh Kudus untuk bekerja, dan Roh Kudus mengarahkan dan pada saat bersamaan menyempurnakan bagian lain dari dirinya yang tidak terpakai.
Pekerjaan yang dilakukan oleh orang yang dipakai oleh Tuhan dilakukan dengan tujuan untuk bekerja sama dengan pekerjaan Kristus atau Roh Kudus. Orang ini dibangkitkan oleh Tuhan dari antara manusia lainnya, dan dia ada untuk memimpin semua orang pilihan Tuhan, dan dia juga dibangkitkan oleh Tuhan untuk melakukan pekerjaan kerja sama manusia. Dengan orang seperti ini, yang mampu melakukan pekerjaan kerja sama manusia, semakin banyak tuntutan Tuhan terhadap manusia dan pekerjaan yang harus dilakukan Roh Kudus di antara manusia dapat tercapai melalui dia. Atau, dapat dikatakan seperti ini: tujuan Tuhan dalam memakai orang ini adalah agar semua orang yang mengikut Tuhan dapat memahami kehendak Tuhan dengan lebih baik, dan dapat memenuhi lebih banyak tuntutan Tuhan. Karena manusia tidak mampu memahami firman Tuhan ataupun kehendak-Nya secara langsung, Tuhan telah mengangkat seseorang yang sudah terbiasa melakukannya. Orang yang dipakai oleh Tuhan juga dapat disebut sebagai seorang perantara yang melaluinya Tuhan membimbing manusia, sebagai seorang "penerjemah" yang menyampaikan pesan antara Tuhan dan manusia. Oleh karena itu, orang seperti ini tidak sama dengan mereka yang bekerja di rumah Tuhan, ataupun para rasul-Nya. Sama seperti mereka, dia dapat dikatakan sebagai seseorang yang melayani Tuhan, tetapi hakikat pekerjaannya dan latar belakang mengapa dia dipakai Tuhan berbeda jauh dari para pekerja dan rasul Tuhan lainnya. Dalam hal hakikat pekerjaan dan juga latar belakang dia dipakai Tuhan, orang yang dipakai Tuhan itu dibangkitkan oleh-Nya, dia dipersiapkan oleh Tuhan untuk pekerjaan Tuhan, dan dia bekerja sama dalam pekerjaan Tuhan itu sendiri. Tidak ada orang yang dapat menggantikan orang ini dalam pekerjaannya—ini merupakan kerja sama manusia yang sangat diperlukan bersama pekerjaan ilahi. Sementara pekerjaan yang dilaksanakan oleh para pekerja atau rasul lain hanyalah merupakan penyampaian dan implementasi dari berbagai aspek pengaturan gereja pada setiap periode, atau pekerjaan pembekalan hidup sederhana untuk memelihara kehidupan gereja. Para pekerja dan rasul ini tidak ditunjuk oleh Tuhan, apalagi disebut sebagai orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus. Mereka dipilih dari antara gereja-gereja dan setelah mereka dilatih dan dipersiapkan selama beberapa waktu, mereka yang layak akan dipertahankan, sementara mereka yang tidak layak akan dikirim kembali ke tempat mereka berasal. Karena orang-orang ini dipilih dari antara gereja-gereja, beberapa dari mereka menunjukkan tabiat asli mereka setelah menjadi pemimpin, dan beberapa bahkan berbuat banyak hal buruk dan akhirnya disingkirkan. Orang yang dipakai oleh Tuhan, sebaliknya, adalah orang yang telah dipersiapkan oleh Tuhan, dan yang memiliki kualitas tertentu, serta memiliki kemanusiaan. Dia telah dipersiapkan dan disempurnakan terlebih dahulu oleh Roh Kudus, dan sepenuhnya dipimpin oleh Roh Kudus, dan, khususnya saat menyangkut pekerjaannya, dia dibimbing dan diperintah oleh Roh Kudus—sebagai hasilnya, tidak ada penyimpangan dalam jalan memimpin orang-orang pilihan Tuhan, karena Tuhan pasti bertanggung jawab atas pekerjaan-Nya sendiri, dan Tuhan senantiasa mengerjakan pekerjaan-Nya sendiri.
dari "Perihal Pemakaian Tuhan Atas Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 172
Pekerjaan dalam arus Roh Kudus, baik itu pekerjaan Tuhan sendiri maupun pekerjaan manusia yang dipakai oleh Roh Kudus, merupakan pekerjaan Roh Kudus. Esensi Tuhan itu sendiri adalah Roh, yang dapat disebut sebagai Roh Kudus atau Roh yang diperkuat tujuh kali lipat. Sepenuhnya, Mereka adalah Roh Tuhan, meskipun Roh Tuhan telah disebut dengan nama-nama yang berbeda pada zaman yang berbeda. Esensi Mereka tetap satu. Oleh karena itu, pekerjaan Tuhan itu sendiri adalah pekerjaan Roh Kudus, sedangkan pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi tidak lain adalah Roh Kudus yang sedang bekerja. Pekerjaan manusia yang dipakai juga merupakan pekerjaan Roh Kudus. Namun, pekerjaan Tuhan adalah ungkapan sempurna dari Roh Kudus, yang mutlak benar, sedangkan pekerjaan manusia yang dipakai tercampur dengan banyak unsur manusia, dan itu bukan ungkapan langsung dari Roh Kudus, apalagi ungkapan sempurna-Nya. Pekerjaan Roh Kudus bervariasi dan tidak dibatasi oleh kondisi apa pun. Pekerjaan Roh Kudus bervariasi dalam diri orang-orang yang berbeda; pekerjaan ini mewujudkan berbagai esensi yang berbeda, dan berlainan sesuai zamannya, dan juga sesuai negara. Tentu saja, meskipun Roh Kudus bekerja dengan banyak cara yang berbeda dan menurut banyak prinsip, bagaimanapun pekerjaan itu dilakukan atau pada orang macam apa, esensinya selalu berbeda; semua pekerjaan yang dilakukan pada orang-orang yang berbeda mengandung prinsip, dan semuanya dapat merepresentasikan esensi dari objeknya. Ini karena pekerjaan Roh Kudus sangat spesifik lingkupnya dan sangat terukur. Pekerjaan yang dilakukan dalam daging inkarnasi tidak sama dengan pekerjaan yang dilakukan dalam diri manusia, dan pekerjaan tersebut juga bervariasi tergantung pada kualitas manusia yang atasnya pekerjaan tersebut dilakukan. Pekerjaan yang dilakukan dalam daging inkarnasi tidak dilakukan dalam diri manusia, dan pekerjaan itu bukanlah pekerjaan yang sama dengan yang dilakukan dalam diri manusia. Singkatnya, bagaimanapun pekerjaan tersebut dilakukan, pekerjaan yang dilakukan pada berbagai objek tidak pernah sama, dan prinsip yang digunakan-Nya untuk bekerja pun berbeda sesuai dengan keadaan dan natur berbagai orang, yang atasnya Dia bekerja. Roh Kudus bekerja pada berbagai orang berdasarkan esensi bawaannya dan tidak menuntut mereka melebihi esensi itu, dan Dia juga tidak bekerja atas mereka melebihi kualitas bawaan mereka. Jadi, pekerjaan Roh Kudus pada manusia memungkinkan mereka melihat esensi objek pekerjaan tersebut. Esensi bawaan manusia tidak berubah; kualitas bawaan manusia itu terbatas. Roh Kudus memakai orang atau bekerja atas mereka sesuai dengan keterbatasan kualitas mereka, agar mereka dapat memetik manfaat darinya. Ketika Roh Kudus bekerja dalam diri manusia yang sedang dipakai, bakat dan kualitas bawaan mereka dipergunakan dan tidak dikekang. Kualitas bawaan mereka digunakan untuk melayani pekerjaan. Dapat dikatakan bahwa Dia menggunakan unsur-unsur manusia yang dapat dipakai dalam pekerjaan-Nya, untuk mencapai hasil dalam pekerjaan tersebut. Sebaliknya, pekerjaan yang dilakukan dalam daging inkarnasi secara langsung mengungkapkan pekerjaan Roh dan tidak tercemar oleh pikiran dan gagasan manusia; karunia manusia, pengalaman manusia, atau keadaan bawaan manusia tidak dapat menjangkaunya. Pekerjaan Roh Kudus yang sangat banyak jenisnya semuanya ditujukan untuk memberi manfaat dan memperbaiki akhlak manusia. Namun, sebagian orang dapat disempurnakan sementara yang lain tidak memenuhi syarat untuk penyempurnaan, yang berarti bahwa mereka tidak dapat disempurnakan dan hampir tidak dapat diselamatkan, dan meskipun mereka mungkin memiliki pekerjaan Roh Kudus, mereka pada akhirnya tersingkir. Artinya, meskipun pekerjaan Roh Kudus adalah untuk memperbaiki akhlak manusia, tidak bisa dikatakan bahwa semua orang yang telah memiliki pekerjaan Roh Kudus akan disempurnakan sepenuhnya, karena jalan yang ditempuh oleh banyak orang dalam pengejaran mereka bukanlah jalan untuk disempurnakan. Mereka hanya memiliki pekerjaan sepihak dari Roh Kudus, bukan kerja sama manusia yang subjektif atau pengejaran manusia yang benar. Dengan demikian, pekerjaan Roh Kudus atas orang-orang ini berfungsi untuk melayani mereka yang disempurnakan. Pekerjaan Roh Kudus tidak dapat secara langsung dilihat oleh manusia atau secara langsung disentuh oleh manusia itu sendiri. Pekerjaan itu hanya dapat diungkapkan oleh mereka yang memiliki karunia bekerja, yang berarti bahwa pekerjaan Roh Kudus disediakan bagi para pengikut melalui pengungkapan yang dilakukan oleh manusia.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 173
Pekerjaan Roh Kudus dilakukan dan diselesaikan melalui banyak jenis manusia dan banyak keadaan yang berbeda. Meskipun pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi dapat merepresentasikan pekerjaan seluruh zaman dan dapat merepresentasikan masuknya manusia dalam seluruh zaman, pekerjaan mengenai masuknya manusia secara terperinci tetap harus dilakukan oleh manusia yang dipakai oleh Roh Kudus, bukan oleh Tuhan yang berinkarnasi. Jadi, pekerjaan Tuhan, atau pelayanan Tuhan sendiri, adalah pekerjaan daging Tuhan yang berinkarnasi, yang tidak dapat dilakukan oleh manusia untuk menggantikan-Nya. Pekerjaan Roh Kudus diselesaikan melalui berbagai jenis manusia yang berbeda; tak seorang pun mampu mencapainya sepenuhnya, dan tak seorang pun dapat mengungkapkannya dengan lengkap. Mereka yang memimpin gereja juga tidak dapat sepenuhnya merepresentasikan pekerjaan Roh Kudus; mereka hanya dapat melakukan sebagian pekerjaan memimpin. Dengan demikian, pekerjaan Roh Kudus dapat dibagi menjadi tiga bagian: pekerjaan Tuhan sendiri, pekerjaan manusia yang dipakai, dan pekerjaan dalam diri semua orang yang berada dalam aliran Roh Kudus. Pekerjaan Tuhan sendiri adalah memimpin seluruh zaman; pekerjaan manusia yang dipakai adalah memimpin semua pengikut Tuhan lewat pengutusan atau menerima amanat setelah Tuhan menyelesaikan pekerjaan-Nya sendiri, dan orang-orang ini adalah mereka yang bekerja sama dengan pekerjaan Tuhan; pekerjaan yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam diri mereka yang berada di dalam aliran adalah memelihara semua pekerjaan-Nya sendiri, yaitu memelihara seluruh pengelolaan dan kesaksian-Nya, sekaligus menyempurnakan mereka yang dapat disempurnakan. Jika digabungkan, ketiga bagian ini adalah pekerjaan lengkap Roh Kudus, tetapi tanpa pekerjaan Tuhan itu sendiri, seluruh pekerjaan pengelolaan akan terhambat. Pekerjaan Tuhan itu sendiri melibatkan pekerjaan seluruh umat manusia, dan juga merepresentasikan pekerjaan seluruh zaman, yang berarti bahwa pekerjaan Tuhan itu sendiri merepresentasikan setiap dinamika dan kecenderungan pekerjaan Roh Kudus, sedangkan pekerjaan para rasul menyusul pekerjaan Tuhan sendiri dan mengikutinya, dan pekerjaan itu tidak memimpin zaman maupun merepresentasikan kecenderungan pekerjaan Roh Kudus dalam keseluruhan zaman tersebut. Mereka hanya melakukan pekerjaan yang harus dilakukan manusia, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pengelolaan. Pekerjaan yang Tuhan sendiri lakukan adalah proyek dalam pekerjaan pengelolaan. Pekerjaan manusia hanyalah tugas yang dipenuhi oleh manusia yang dipakai, dan tidak ada kaitannya dengan pekerjaan pengelolaan. Terlepas dari fakta bahwa keduanya adalah pekerjaan Roh Kudus, tetapi karena identitas dan representasi pekerjaan tersebut berbeda, maka ada perbedaan yang jelas dan hakiki antara pekerjaan Tuhan sendiri dan pekerjaan manusia. Selain itu, taraf pekerjaan yang dilakukan oleh Roh Kudus berlainan pada objek-objek yang memiliki berbagai identitas berbeda. Ini adalah prinsip dan ruang lingkup pekerjaan Roh Kudus.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 174
Pekerjaan manusia menandakan pengalaman dan kemanusiaannya. Hal yang disediakan oleh manusia dan pekerjaan yang dilakukannya merepresentasikan dirinya. Wawasan manusia, penalaran manusia, logika manusia, dan imajinasinya yang kaya, semuanya terlibat dalam pekerjaannya. Secara khusus, pengalaman manusia mampu menandakan pekerjaannya, dan pengalaman seseorang menjadi komponen dari pekerjaannya. Pekerjaan manusia dapat mengungkapkan pengalamannya. Ketika beberapa orang mengalami pengalaman secara negatif, sebagian besar perkataan dalam persekutuan mereka akan memuat unsur-unsur negatif. Jika pengalaman mereka selama beberapa waktu bersifat positif dan mereka secara khusus memiliki jalan dalam aspek positif, persekutuan mereka sangat memberi dorongan semangat, dan orang dapat memperoleh perbekalan positif dari mereka. Jika seorang pekerja menjadi negatif selama beberapa waktu, persekutuannya akan selalu membawa unsur negatif. Persekutuan semacam ini terasa muram, dan orang lain secara tidak sadar menjadi muram setelah mengikuti persekutuannya. Keadaan para pengikut berubah, tergantung pada keadaan pemimpinnya. Seperti apa keadaan batin seorang pekerja, itulah yang dia ungkapkan, dan pekerjaan Roh Kudus sering berubah sesuai dengan keadaan manusia. Dia bekerja sesuai dengan pengalaman manusia dan tidak memaksa mereka, melainkan menuntut manusia sesuai dengan jalur normal pengalamannya. Dengan demikian, persekutuan manusia berbeda dengan firman Tuhan. Hal yang manusia persekutukan menyampaikan wawasan dan pengalaman pribadi mereka, mengungkapkan wawasan dan pengalaman mereka berdasarkan pekerjaan Tuhan. Tanggung jawab mereka adalah mencari tahu, setelah Tuhan bekerja atau berbicara, apa yang seharusnya mereka lakukan atau masuki, dan kemudian menyampaikannya kepada para pengikut. Oleh karena itu, pekerjaan manusia merepresentasikan jalan masuk dan pengamalannya. Tentu saja, pekerjaan tersebut bercampur dengan pelajaran dan pengalaman manusia atau beberapa pemikiran manusia. Bagaimanapun Roh Kudus bekerja, baik atas manusia atau dalam diri Tuhan yang berinkarnasi, para pekerjalah yang selalu mengungkapkan siapa mereka. Meskipun Roh Kudus yang bekerja, pekerjaan itu dilandaskan pada hakikat bawaan manusia, karena Roh Kudus tidak bekerja tanpa landasan. Dengan kata lain, pekerjaan tidak dilakukan begitu saja, tetapi selalu dilakukan sesuai dengan keadaan aktual dan kondisi nyata. Hanya dengan cara seperti inilah watak manusia dapat mengalami perubahan, dan konsep lama serta pemikiran lamanya dapat diubah. Hal-hal yang manusia ungkapkan adalah apa yang dia lihat, alami, dan dapat bayangkan, dan ini dapat dijangkau oleh pemikiran manusia, bahkan jika itu merupakan doktrin atau gagasan. Pekerjaan manusia tidak dapat melebihi ruang lingkup pengalaman manusia, atau apa yang manusia lihat, atau apa yang manusia dapat bayangkan atau pikirkan, terlepas dari skala pekerjaan tersebut. Segala yang Tuhan ungkapkan adalah siapa Tuhan itu sendiri, dan ini tidak dapat dicapai oleh manusia—yaitu di luar jangkauan pemikiran manusia. Dia mengungkapkan pekerjaan-Nya memimpin seluruh umat manusia, dan ini tidak berhubungan dengan rincian pengalaman manusia, melainkan berkaitan dengan pengelolaan-Nya sendiri. Hal yang manusia ungkapkan adalah pengalamannya, sementara hal yang Tuhan ungkapkan adalah keberadaan-Nya, yaitu watak bawaan-Nya, yang berada di luar jangkauan manusia. Pengalaman manusia adalah wawasan dan pengetahuannya yang diperoleh berdasarkan pengungkapan Tuhan tentang keberadaan-Nya. Wawasan dan pengetahuan ini disebut keberadaan manusia, dan dasar pengungkapannya adalah watak dan kualitas bawaan manusia—itulah sebabnya keduanya juga disebut keberadaan manusia. Manusia dapat mempersekutukan apa yang dia alami dan lihat. Tidak ada orang yang bisa mempersekutukan hal-hal yang belum dialami, belum dilihat, atau berada di luar jangkauan pemikirannya, karena hal-hal tersebut tidak ada dalam dirinya. Jika yang manusia ungkapkan bukan berasal dari pengalamannya, itu adalah imajinasi atau doktrinnya. Singkatnya, tidak ada kenyataan dalam perkataannya. Andaikata engkau tidak pernah berhubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat, engkau tidak akan dapat secara jelas mempersekutukan hubungan dalam masyarakat yang rumit. Jika engkau tidak memiliki keluarga, andaikata orang lain berbicara tentang masalah keluarga, engkau tidak dapat memahami sebagian besar dari apa yang mereka katakan. Jadi, apa yang manusia persekutukan dan pekerjaan yang dia lakukan merepresentasikan keberadaan batinnya. Jika seseorang mempersekutukan pemahamannya mengenai hajaran dan penghakiman, tetapi engkau tidak memiliki pengalaman tentang itu, engkau tidak mungkin berani menyangkal pengetahuannya, apalagi berani seratus persen yakin tentang hal itu. Ini karena persekutuannya menyangkut sesuatu yang belum pernah engkau alami, sesuatu yang belum pernah engkau ketahui, dan pikiranmu tidak dapat membayangkannya. Dari pengetahuannya, engkau hanya dapat mengambil jalan untuk menempuh hajaran dan penghakiman di kemudian hari. Akan tetapi, jalan ini hanya dapat berfungsi sebagai pemahaman berdasarkan doktrin; ini tidak dapat menggantikan pemahamanmu sendiri, apalagi pengalamanmu. Mungkin engkau mengira bahwa apa yang dikatakan orang itu memang benar, tetapi dalam pengalamanmu sendiri, engkau menemukan bahwa hal itu tidak dapat diterapkan dalam banyak hal. Mungkin engkau merasa bahwa beberapa hal yang engkau dengar sepenuhnya tidak dapat diterapkan; engkau menyimpan gagasan tentang hal tersebut pada saat itu, dan meskipun engkau menerimanya, engkau melakukannya dengan enggan. Namun dalam pengalamanmu sendiri, pengetahuan yang memberimu gagasan itu menjadi jalan pengamalanmu, dan semakin banyak engkau melakukan pengamalan, semakin engkau memahami nilai dan makna sebenarnya dari kata-kata yang telah kaudengar. Setelah memiliki pengalamanmu sendiri, engkau selanjutnya dapat berbicara tentang pengetahuan yang harus engkau miliki tentang hal-hal yang telah engkau alami. Selain itu, engkau juga dapat membedakan antara mereka yang pengetahuannya nyata dan praktis dan mereka yang pengetahuannya didasarkan pada doktrin dan tidak berguna. Jadi, apakah pengetahuan yang engkau bicarakan sesuai dengan kebenaran sangat bergantung pada apakah engkau memiliki pengalaman praktis tentang itu. Jika ada kebenaran dalam pengalamanmu, pengetahuanmu akan praktis dan berharga. Melalui pengalamanmu, engkau juga dapat memperoleh kearifan dan wawasan, memperdalam pengetahuanmu, dan meningkatkan kebijaksanaan dan akal sehatmu dalam cara engkau harus berperilaku. Pengetahuan yang diungkapkan oleh orang yang tidak memiliki kebenaran adalah doktrin, setinggi apa pun pengetahuan tersebut. Orang seperti ini mungkin sangat cerdas ketika menyangkut masalah daging tetapi tidak mampu membedakan ketika menyangkut masalah rohani. Ini karena orang seperti ini tidak memiliki pengalaman sama sekali dalam hal-hal rohani. Mereka adalah orang-orang yang tidak tercerahkan dalam hal-hal rohani dan tidak memahami perkara-perkara rohani. Apa pun pengetahuan yang engkau bicarakan, selama itu adalah keberadaanmu, maka itu adalah pengalaman pribadimu, pengetahuanmu yang sebenarnya. Hal-hal yang dibicarakan oleh mereka yang hanya menyampaikan doktrin—yaitu mereka yang tidak memiliki kebenaran atau kenyataan—dapat juga dikatakan sebagai keberadaan mereka, karena doktrin mereka didapatkan hanya dari renungan yang mendalam dan merupakan hasil dari pertimbangan mereka yang mendalam. Akan tetapi, itu hanyalah doktrin, itu tak lebih dari imajinasi!
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 175
Pengalaman berbagai jenis orang merepresentasikan hal-hal di dalam diri mereka. Siapa pun yang tidak memiliki pengalaman rohani tidak dapat berbicara tentang pengetahuan mengenai kebenaran, atau mengenai pengetahuan yang benar tentang berbagai hal rohani. Hal-hal yang dikatakan manusia adalah apa yang ada di dalam dirinya—ini sudah pasti. Jika seseorang ingin memiliki pengetahuan tentang hal-hal rohani dan kebenaran, dia harus memiliki pengalaman nyata. Jika engkau tidak dapat berbicara dengan jelas tentang akal sehat dalam kehidupan manusia, seberapa jauh engkau akan dapat berbicara tentang hal-hal rohani? Mereka yang dapat memimpin gereja, membekali orang dengan kehidupan, dan menjadi rasul bagi umat, harus memiliki pengalaman nyata; mereka harus memiliki pemahaman yang benar tentang hal-hal rohani serta penghargaan dan pengalaman yang benar mengenai kebenaran. Hanya orang-orang seperti itu yang memenuhi syarat untuk menjadi pekerja atau rasul yang memimpin gereja. Kalau tidak, mereka hanya dapat mengikuti di urutan paling belakang dan tidak dapat memimpin, apalagi menjadi rasul yang mampu membekali umat dengan kehidupan. Ini karena tugas para rasul bukanlah sibuk ke sana kemari atau bertarung; tugas mereka adalah melakukan pekerjaan menyalurkan kehidupan dan memimpin orang lain dalam mengubah watak mereka. Mereka yang menjalankan peran ini diberi amanat untuk memikul tanggung jawab yang berat, yang tidak dapat dilakukan sembarang orang. Pekerjaan semacam ini hanya dapat dilakukan oleh mereka yang memiliki keberadaan hidup, yaitu mereka yang memiliki pengalaman tentang kebenaran. Pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang yang dapat menyerahkan diri, sibuk ke sana kemari, atau bersedia mengorbankan diri; orang yang tidak memiliki pengalaman tentang kebenaran, yang belum dipangkas atau dihakimi, tidak dapat melakukan jenis pekerjaan ini. Orang yang tidak memiliki pengalaman, yaitu orang yang tidak memiliki kenyataan, tidak dapat melihat kenyataan dengan jelas karena mereka sendiri tidak memiliki keberadaan ini. Jadi, tipe orang seperti ini bukan saja tidak dapat melakukan pekerjaan kepemimpinan, tetapi jika mereka tetap tidak memiliki kebenaran dalam jangka waktu yang lama, mereka akan menjadi sasaran penyisihan. Wawasan yang engkau ungkapkan dapat membuktikan kesulitan yang engkau telah alami dalam hidup, mengenai masalah apa engkau dihajar, dan dalam persoalan apa engkau dihakimi. Ini juga benar adanya sehubungan dengan ujian: dalam hal apa orang dimurnikan, dalam hal apa orang lemah—inilah bidang-bidang di mana orang memiliki pengalaman, di mana dia memiliki jalan. Misalnya, jika orang menderita kekecewaan dalam pernikahan, maka dia akan sering mengatakan dalam persekutuan, "Terima kasih Tuhan, terpujilah Tuhan, aku harus memuaskan keinginan hati Tuhan dan mempersembahkan seluruh hidupku, memasrahkan pernikahanku sepenuhnya ke tangan Tuhan. Aku bersedia untuk membaktikan seluruh hidupku bagi Tuhan." Segala sesuatu dalam diri manusia bisa memperlihatkan siapa dirinya melalui persekutuan. Kecepatan orang dalam berbicara, apakah dia berbicara dengan suara keras atau dengan suara lembut—hal-hal ini bukan masalah pengalaman dan tidak dapat merepresentasikan apa yang dia miliki dan siapa dia. Hal-hal ini hanya dapat mengatakan apakah karakter seseorang itu baik atau buruk, atau apakah naturnya baik atau buruk, tetapi tidak dapat disamakan dengan apakah dia memiliki pengalaman. Kemampuan untuk mengungkapkan diri ketika berbicara, atau keterampilan atau kecepatan berbicara, hanyalah masalah kebiasaan dan tidak dapat menggantikan pengalaman seseorang. Ketika engkau berbicara tentang pengalaman pribadimu, engkau mempersekutukan hal-hal yang engkau anggap penting dan semua hal di dalam dirimu. Khotbah-Ku merepresentasikan keberadaan-Ku, tetapi apa yang Kufirmankan berada di luar jangkauan manusia. Hal yang Aku firmankan bukanlah apa yang manusia alami, dan itu bukanlah sesuatu yang dapat dilihat oleh manusia; itu juga bukan sesuatu yang dapat disentuh manusia, tetapi itulah Aku. Sebagian orang hanya mengakui bahwa apa yang Aku persekutukan adalah apa yang telah Kualami, tetapi mereka tidak menyadari bahwa itu adalah ungkapan langsung Roh. Tentu saja, apa yang Kukatakan adalah apa yang Kualami. Akulah yang telah melakukan pekerjaan pengelolaan selama enam ribu tahun. Aku telah mengalami segalanya sejak awal penciptaan manusia sampai sekarang; bagaimana mungkin Aku tidak dapat membicarakannya? Ketika menyangkut natur manusia, Aku telah melihatnya dengan jelas; Aku sudah lama mengamatinya. Bagaimana mungkin Aku tidak dapat membicarakannya dengan jelas? Karena Aku telah melihat esensi manusia dengan jelas, Aku memenuhi syarat untuk menghajar manusia dan menghakiminya, karena semua manusia berasal dari-Ku tetapi telah dirusak oleh Iblis. Tentu saja, Aku juga memenuhi syarat untuk menilai pekerjaan yang telah Kulakukan. Meskipun pekerjaan ini tidak dilakukan oleh daging-Ku, itu adalah ungkapan langsung Roh, dan inilah yang Aku miliki dan siapa Aku. Karena itu, Aku memenuhi syarat untuk mengungkapkannya dan melakukan pekerjaan yang seharusnya Aku lakukan. Hal-hal yang dikatakan manusia adalah apa yang telah mereka alami. Itu adalah apa yang telah mereka lihat, apa yang dapat dijangkau oleh pikiran mereka, dan apa yang dapat dirasakan oleh indera mereka. Itulah yang dapat mereka persekutukan. Firman yang diucapkan oleh daging Tuhan yang berinkarnasi adalah ungkapan langsung Roh dan mengungkapkan pekerjaan yang telah dilakukan oleh Roh, yang belum dialami atau dilihat oleh daging itu, tetapi Dia tetap mengungkapkan keberadaan-Nya karena esensi daging adalah Roh, dan Dia mengungkapkan pekerjaan Roh. Itu adalah pekerjaan yang sudah dilakukan oleh Roh, sekalipun pekerjaan itu berada di luar jangkauan daging. Setelah inkarnasi, melalui pengungkapan daging, Dia memampukan manusia untuk mengenal keberadaan Tuhan dan memungkinkan manusia melihat watak Tuhan dan pekerjaan yang telah Dia lakukan. Pekerjaan manusia memberi kejelasan yang lebih baik kepada orang tentang apa yang harus mereka masuki dan apa yang harus mereka pahami; pekerjaan ini termasuk memimpin umat untuk memahami dan mengalami kebenaran. Pekerjaan manusia adalah untuk memelihara manusia; pekerjaan Tuhan adalah untuk membuka jalan baru dan zaman baru bagi umat manusia, dan mengungkapkan kepada manusia hal-hal yang tidak diketahui oleh manusia fana, sehingga memungkinkan mereka mengenal watak-Nya. Pekerjaan Tuhan adalah memimpin seluruh umat manusia.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 176
Seluruh pekerjaan Roh Kudus dilakukan demi mendatangkan manfaat bagi manusia. Semuanya menyangkut perbaikan akhlak manusia; tidak ada pekerjaan yang tidak menguntungkan manusia. Entah kebenaran itu dalam atau dangkal, dan bagaimanapun kualitas orang-orang yang menerima kebenaran, segala sesuatu yang dilakukan Roh Kudus bermanfaat bagi manusia. Akan tetapi, pekerjaan Roh Kudus tidak dapat dilakukan secara langsung; pekerjaan itu harus diungkapkan melalui manusia yang bekerja sama dengan-Nya. Hanya dengan demikianlah hasil pekerjaan Roh Kudus dapat diperoleh. Tentu saja, saat Roh Kudus bekerja secara langsung, pekerjaan itu sama sekali tidak tercemar; tetapi saat Roh Kudus bekerja melalui manusia, pekerjaan itu banyak ternoda dan bukanlah pekerjaan asli Roh Kudus. Dengan demikian, kebenaran berubah dalam tingkatan yang berbeda-beda. Pengikut tidak menerima maksud asli dari Roh Kudus, melainkan kombinasi dari pekerjaan Roh Kudus dan pengalaman serta pengetahuan manusia. Bagian yang diterima oleh para pengikut, yang merupakan pekerjaan Roh Kudus, itu benar, sedangkan pengalaman dan pengetahuan manusia yang mereka terima bervariasi, karena pekerjanya berbeda. Pekerja yang memiliki pencerahan dan bimbingan Roh Kudus akan menimba pengalaman berdasarkan pencerahan dan bimbingan ini. Di dalam semua pengalaman ini berpadu pikiran dan pengalaman manusia, serta keberadaan kemanusiaan, setelah itu mereka mendapat pengetahuan atau wawasan yang harus mereka miliki. Inilah jalan pengamalan manusia setelah mengalami kebenaran. Jalan pengamalan ini tidak selalu sama karena manusia memiliki pengalaman yang berbeda dan hal-hal yang dialami manusia berbeda. Dengan demikian, pencerahan Roh Kudus yang sama menghasilkan pengetahuan dan pengamalan yang berbeda, karena mereka yang menerima pencerahan pun berbeda. Sebagian orang melakukan kesalahan kecil selama pengamalan, sementara sebagian melakukan kesalahan besar, dan sebagian lagi tidak melakukan apa pun kecuali kesalahan. Ini karena kemampuan pemahaman orang berbeda-beda dan karena kualitas bawaan mereka juga berbeda. Sebagian orang memiliki suatu pemahaman tertentu setelah mendengar pesan, dan sebagian orang memiliki pemahaman yang berbeda setelah mendengar kebenaran. Sebagian orang sedikit menyimpang, dan sebagian orang sama sekali tidak memahami makna kebenaran yang sesungguhnya. Oleh karena itu, pemahaman seseorang menentukan caranya memimpin orang lain; ini mutlak benar, karena pekerjaan seseorang hanyalah merupakan ungkapan keberadaannya. Orang yang dipimpin oleh mereka yang memiliki pemahaman yang benar tentang kebenaran juga akan memiliki pemahaman yang benar tentang kebenaran. Walaupun ada orang yang memiliki pemahaman yang salah, jumlah mereka sangat sedikit, dan tidak semua orang akan mengalami kesalahan. Jika seseorang memiliki kesalahan dalam pemahamannya tentang kebenaran, mereka yang mengikutinya sudah pasti akan salah juga, dan orang-orang ini akan salah sepenuhnya. Tingkat pemahaman pengikut tentang kebenaran sangat tergantung pada pekerjanya. Tentu saja, kebenaran dari Tuhan itu benar dan tanpa kesalahan, dan benar-benar pasti. Akan tetapi, para pekerja tidak sepenuhnya benar dan tidak bisa dikatakan dapat diandalkan sepenuhnya. Jika pekerja memiliki jalan untuk mengamalkan kebenaran yang sangat praktis, maka pengikut juga akan memiliki jalan pengamalan. Jika pekerja tidak memiliki cara untuk mengamalkan kebenaran tetapi hanya memiliki doktrin, pengikut tidak akan memiliki realitas. Kualitas dan natur pengikut ditentukan oleh kelahiran dan tidak terkait dengan pekerja, tetapi sejauh mana pengikut memahami kebenaran dan mengenal Tuhan tergantung pada pekerjanya (ini hanya berlaku untuk sebagian orang). Seperti apa seorang pekerja, seperti itulah pengikut yang dipimpinnya. Hal yang diungkapkan oleh seorang pekerja adalah keberadaannya sendiri, sepenuhnya. Tuntutan yang ditetapkannya atas para pengikutnya adalah apa yang dia sendiri ingin capai atau apa yang dapat dia capai. Sebagian besar pekerja menetapkan tuntutan kepada pengikut mereka berdasarkan apa yang mereka sendiri lakukan, meskipun banyak yang sama sekali tidak dapat dicapai oleh pengikutnya—dan hal-hal yang tidak dapat dicapai orang menjadi penghambat bagi masuknya mereka.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 177
Terdapat jauh lebih sedikit penyimpangan dalam pekerjaan orang-orang yang telah mengalami pemangkasan, penanganan, penghakiman, dan hajaran, dan ungkapan pekerjaan mereka jauh lebih akurat. Mereka, yang mengandalkan kealamian mereka dalam bekerja, membuat kesalahan yang cukup besar. Pekerjaan orang yang belum disempurnakan mengungkapkan terlalu banyak kealamian mereka sendiri, yang menjadi penghalang besar bagi pekerjaan Roh Kudus. Setinggi apa pun kualitas orang, mereka juga harus menjalani pemangkasan, penanganan, dan penghakiman sebelum mereka dapat menjalankan pekerjaan yang diamanatkan Tuhan. Jika mereka belum mengalami penghakiman ini, sebaik apa pun pekerjaan yang mereka tunaikan, pekerjaan itu tidak bisa sejalan dengan prinsip kebenaran dan selalu merupakan hasil dari kealamian dan kebaikan manusia. Pekerjaan orang yang telah mengalami pemangkasan, penanganan, dan penghakiman jauh lebih akurat dibandingkan dengan pekerjaan mereka yang belum dipangkas, ditangani, dan dihakimi. Mereka yang belum menjalani penghakiman tidak mengungkapkan apa pun kecuali daging dan pemikiran manusia, yang berbaur dengan banyak kecerdasan dan bakat bawaan manusia. Itu bukan ungkapan akurat manusia tentang pekerjaan Tuhan. Orang-orang yang mengikuti mereka dibawa ke hadapan mereka oleh kualitas bawaan mereka. Karena mereka mengungkapkan terlalu banyak wawasan dan pengalaman manusia, yang hampir terputus dari maksud asli Tuhan, dan menyimpang terlalu jauh darinya, pekerjaan orang seperti ini tidak dapat membawa umat ke hadapan Tuhan, melainkan membawa mereka ke hadapan manusia. Jadi, mereka yang belum menjalani penghakiman dan hajaran tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan pekerjaan yang diamanatkan oleh Tuhan. Pekerjaan pekerja yang memenuhi syarat dapat membawa umat ke jalan yang benar dan membuat mereka dapat masuk lebih jauh ke dalam kebenaran. Pekerjaan yang dilakukannya dapat membawa umat ke hadapan Tuhan. Selain itu, pekerjaan yang dilakukannya dapat bervariasi menurut orangnya dan tidak terikat oleh aturan, yang memberikan keleluasaan dan kebebasan kepada manusia, juga kapasitas untuk tumbuh secara bertahap dalam kehidupan dan memperoleh jalan masuk yang lebih mendalam ke dalam kebenaran. Pekerjaan pekerja yang tidak memenuhi syarat tidak memadai. Pekerjaannya tidak bijaksana. Dia hanya dapat membawa orang kepada peraturan, dan apa yang dituntutnya dari umat tidak bervariasi menurut orangnya; dia tidak bekerja sesuai dengan kebutuhan manusia yang sebenarnya. Dalam pekerjaan semacam ini, ada terlalu banyak aturan dan terlalu banyak doktrin, dan ini tidak dapat membawa orang ke dalam kenyataan ataupun ke dalam penerapan pertumbuhan dalam hidup yang normal. Pekerjaan ini hanya memungkinkan manusia untuk memegang teguh beberapa aturan yang tidak berharga. Panduan seperti ini hanya dapat menyesatkan manusia. Dia menuntunmu agar menjadi seperti dia; dia dapat membawamu kepada apa yang dia miliki dan siapa dia. Agar pengikut dapat mengetahui apakah pemimpin memenuhi syarat atau tidak, kuncinya adalah melihat jalan yang mereka pimpin dan hasil pekerjaan mereka, dan melihat apakah pengikut menerima prinsip sesuai dengan kebenaran, dan apakah mereka menerima jalan pengamalan yang cocok untuk perubahan hidup mereka. Engkau harus membedakan pekerjaan yang berbeda-beda dari jenis orang yang berbeda-beda; engkau tidak boleh menjadi pengikut yang bodoh. Ini memengaruhi masalah jalan masuk umat. Jika engkau tidak dapat membedakan kepemimpinan orang mana yang memiliki jalan dan mana yang tidak, engkau akan mudah ditipu. Semua ini berpengaruh langsung atas kehidupanmu sendiri. Ada terlalu banyak kealamian dalam pekerjaan orang yang belum disempurnakan; pekerjaan itu terlalu banyak tercampur dengan kehendak manusia. Keberadaan mereka adalah kealamian—mereka terlahir dengan itu. Itu bukan kehidupan setelah menjalani penanganan atau realitas setelah mengalami perubahan. Bagaimana orang seperti ini dapat membantu mereka yang mengejar kehidupan? Kehidupan asli manusia adalah kecerdasan atau bakat bawaannya. Kecerdasan atau bakat seperti ini sangat jauh dari tuntutan Tuhan yang sebenarnya terhadap manusia. Jika manusia belum disempurnakan dan wataknya yang rusak belum dipangkas dan ditangani, akan ada kesenjangan yang lebar antara apa yang dia ungkapkan dan kebenaran; apa yang dia ungkapkan akan tercampur dengan hal-hal yang tidak jelas, seperti imajinasi dan pengalamannya secara sepihak. Selain itu, terlepas dari cara kerjanya, orang merasa tidak ada tujuan menyeluruh dan tidak ada kebenaran yang cocok untuk masuknya semua orang. Sebagian besar hal yang dituntut dari manusia berada di luar jangkauan kemampuan mereka, seolah-olah mereka sekawanan bebek yang digiring ke tempat bertengger. Ini adalah pekerjaan kehendak manusia. Watak manusia yang rusak, pikiran, dan gagasannya menjalari seluruh bagian tubuhnya. Manusia tidak dilahirkan dengan naluri untuk melakukan kebenaran, dan manusia juga tidak memiliki naluri untuk memahami kebenaran secara langsung. Apalagi ditambah dengan watak manusia yang rusak—jika orang yang alami seperti ini bekerja, bukankah itu menyebabkan gangguan? Akan tetapi, orang yang telah disempurnakan memiliki pengalaman tentang kebenaran yang harus dipahami manusia, dan pengetahuan tentang watak mereka yang rusak, sehingga hal-hal yang tidak jelas dan tidak nyata dalam pekerjaannya berangsur-angsur berkurang, pencemaran oleh manusia pun semakin sedikit, dan pekerjaan serta pelayanannya semakin mendekati standar yang dituntut oleh Tuhan. Dengan demikian, pekerjaannya telah memasuki kebenaran kenyataan dan pekerjaan itu juga menjadi realistis. Pikiran di dalam jiwa manusia pada khususnya menghambat pekerjaan Roh Kudus. Manusia memiliki imajinasi yang kaya dan logika yang masuk akal, dan dia memiliki pengalaman jangka panjang dalam menangani berbagai urusan. Jika aspek-aspek manusia ini tidak menjalani pemangkasan dan pembetulan, semua itu menjadi penghambat pekerjaan. Oleh karena itu, pekerjaan manusia tidak dapat mencapai tingkat akurasi tertinggi, terutama pekerjaan manusia yang belum disempurnakan.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 178
Pekerjaan manusia memiliki jangkauan dan bersifat terbatas. Satu orang hanya mampu melakukan pekerjaan fase tertentu dan tidak dapat melakukan pekerjaan seluruh zaman—jika tidak, dia akan menuntun manusia ke dalam peraturan. Pekerjaan manusia hanya dapat diterapkan pada waktu atau fase tertentu. Ini karena pengalaman manusia memiliki ruang lingkup. Orang tidak dapat membandingkan pekerjaan manusia dengan pekerjaan Tuhan. Jalan pengamalan manusia dan pengetahuannya tentang kebenaran semuanya berlaku dalam ruang lingkup tertentu. Engkau tidak dapat mengatakan bahwa jalan yang ditempuh manusia sepenuhnya adalah kehendak Roh Kudus karena manusia hanya dapat dicerahkan oleh Roh Kudus dan tidak dapat sepenuhnya dipenuhi oleh Roh Kudus. Hal-hal yang dapat dialami manusia semuanya berada dalam lingkup kemanusiaan normal dan tidak dapat melampaui rentang pemikiran dalam pikiran manusia normal. Semua orang yang mampu hidup dalam kebenaran kenyataan memiliki pengalaman dalam rentang ini. Ketika mereka mengalami kebenaran, itu selalu merupakan pengalaman kehidupan manusia normal di bawah pencerahan Roh Kudus; itu bukan cara pengalaman yang menyimpang dari kehidupan manusia normal. Mereka mengalami kebenaran yang dicerahkan oleh Roh Kudus berdasarkan proses menjalani kehidupan manusia mereka. Selain itu, kebenaran ini bervariasi menurut orangnya, dan kedalamannya terkait dengan keadaan orang tersebut. Orang hanya dapat mengatakan bahwa jalan yang mereka tempuh adalah kehidupan manusia normal dari orang yang mengejar kebenaran, dan bahwa itu bisa disebut jalan yang ditempuh oleh orang normal yang mendapat pencerahan Roh Kudus. Orang tidak dapat mengatakan bahwa jalan yang mereka jejaki adalah jalan yang ditempuh oleh Roh Kudus. Dalam pengalaman manusia normal, karena orang yang mengejar tidak sama, maka pekerjaan Roh Kudus juga tidak sama. Selain itu, karena lingkungan yang mereka alami dan rentang pengalaman mereka tidak sama, dan karena campuran pikiran dan gagasan mereka, pengalaman mereka tercampur hingga taraf yang berbeda-beda. Setiap orang memahami kebenaran sesuai dengan keadaan masing-masing yang berbeda. Pemahaman mereka tentang makna kebenaran yang sesungguhnya tidak lengkap dan hanya satu atau beberapa aspek saja. Cakupan kebenaran yang dialami oleh manusia berbeda dari orang ke orang sesuai kondisi masing-masing. Dengan demikian, pengetahuan tentang kebenaran yang sama, yang diungkapkan oleh orang yang berbeda, tidaklah sama. Artinya, pengalaman manusia selalu memiliki keterbatasan dan tidak dapat sepenuhnya merepresentasikan kehendak Roh Kudus, dan pekerjaan manusia tidak dapat dianggap sebagai pekerjaan Tuhan, walaupun apa yang diungkapkan oleh manusia berhubungan sangat erat dengan kehendak Tuhan, dan walaupun pengalaman manusia sangat dekat dengan pekerjaan penyempurnaan yang dilakukan oleh Roh Kudus. Manusia hanya bisa menjadi pelayan Tuhan, yang melakukan pekerjaan yang Tuhan percayakan kepadanya. Manusia hanya dapat mengungkapkan pengetahuan yang dicerahkan oleh Roh Kudus dan kebenaran yang diperoleh dari pengalaman pribadinya. Manusia tidak memiliki kualifikasi dan tidak memenuhi syarat untuk menjadi saluran Roh Kudus. Dia tidak berhak mengatakan bahwa pekerjaan manusia adalah pekerjaan Tuhan. Manusia memiliki prinsip kerja manusia, dan semua manusia memiliki pengalaman yang berbeda dan memiliki kondisi yang berbeda. Pekerjaan manusia mencakup semua pengalamannya di dalam pencerahan Roh Kudus. Pengalaman ini hanya dapat merepresentasikan keberadaan manusia dan tidak merepresentasikan keberadaan Tuhan atau kehendak Roh Kudus. Oleh karena itu, jalan yang ditempuh oleh manusia tidak dapat dikatakan sebagai jalan yang ditempuh oleh Roh Kudus, karena pekerjaan manusia tidak dapat merepresentasikan pekerjaan Tuhan, dan pekerjaan manusia dan pengalaman manusia bukanlah kehendak penuh dari Roh Kudus. Pekerjaan manusia rentan terjerumus ke dalam aturan, dan cara kerjanya mudah dibatasi oleh ruang lingkup yang terbatas dan tidak dapat memimpin orang menuju jalan bebas hambatan. Sebagian besar pengikut hidup dalam lingkup terbatas, dan cara mereka menimba pengalaman juga terbatas dalam ruang lingkupnya. Pengalaman manusia selalu terbatas; cara kerjanya juga terbatas pada beberapa tipe dan tidak dapat dibandingkan dengan pekerjaan Roh Kudus atau pekerjaan Tuhan Sendiri. Ini karena pada akhirnya, pengalaman manusia itu terbatas. Bagaimanapun Tuhan melakukan pekerjaan-Nya, pekerjaan itu tidak terkekang oleh aturan; bagaimanapun pekerjaan itu dilakukan, itu tidak terbatas dalam satu cara saja. Tidak ada aturan apa pun dalam pekerjaan Tuhan—semua pekerjaan-Nya lepas dan bebas. Seberapa banyak pun waktu yang dihabiskan manusia untuk mengikuti-Nya, mereka tidak dapat menyimpulkan hukum apa pun tentang cara kerja Tuhan. Meskipun pekerjaan-Nya berprinsip, pekerjaan itu selalu dilakukan dengan cara baru dan selalu memiliki perkembangan baru, yang berada di luar jangkauan manusia. Selama satu jangka waktu, Tuhan mungkin memiliki beberapa jenis pekerjaan dan cara memimpin yang berbeda, yang membuat manusia selalu dapat memiliki jalan masuk baru dan perubahan baru. Engkau tidak dapat memahami hukum pekerjaan-Nya karena Dia selalu bekerja dengan cara baru, dan hanya dengan cara ini para pengikut Tuhan tidak terkekang oleh aturan. Pekerjaan Tuhan Sendiri selalu menghindari dan melawan gagasan manusia. Hanya mereka yang mengikuti dan mengejar-Nya dengan hati yang tulus dapat mengubah watak mereka dan dapat hidup bebas tanpa tunduk pada aturan apa pun atau dikekang oleh gagasan agama apa pun. Pekerjaan manusia menuntut manusia berdasarkan pengalamannya sendiri dan apa yang dia sendiri dapat capai. Standar persyaratan ini terbatas dalam lingkup tertentu, dan cara penerapannya juga sangat terbatas. Dengan demikian, para pengikut secara tidak sadar hidup dalam lingkup terbatas ini; seiring berjalannya waktu, hal-hal ini menjadi aturan dan ritual. Jika pekerjaan suatu periode dipimpin oleh orang yang belum menjalani penyempurnaan pribadi oleh Tuhan dan belum menerima penghakiman, pengikutnya semuanya akan menjadi agamawan dan pakar dalam melawan Tuhan. Oleh karena itu, jika seseorang adalah pemimpin yang memenuhi syarat, orang tersebut pasti telah menjalani penghakiman dan menerima penyempurnaan. Mereka yang belum mengalami penghakiman, meskipun mereka mungkin memiliki pekerjaan Roh Kudus, hanya mengungkapkan hal-hal yang samar dan tidak nyata. Seiring waktu, mereka akan memimpin manusia menuju aturan yang samar dan supranatural. Pekerjaan yang Tuhan lakukan tidak sesuai dengan daging manusia. Pekerjaan itu tidak sesuai dengan pikiran manusia, melainkan bertentangan dengan gagasan manusia; pekerjaan itu tidak ternoda oleh warna agamawi yang tidak jelas. Hasil pekerjaan Tuhan tidak dapat dicapai oleh orang yang belum disempurnakan oleh-Nya; itu berada di luar jangkauan pemikiran manusia.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 179
Pekerjaan dalam pikiran manusia terlalu mudah dicapai oleh manusia. Pendeta dan pemimpin di kalangan keagamaan, misalnya, menggantungkan diri pada karunia dan kedudukan mereka untuk melakukan pekerjaan mereka. Orang yang mengikuti mereka dalam jangka waktu panjang akan tertular oleh karunia mereka dan terpengaruh oleh sebagian dari keberadaan mereka. Mereka berfokus pada karunia, kemampuan, dan pengetahuan manusia, dan mereka memperhatikan hal-hal supranatural dan banyak doktrin mendalam yang tidak realistis (tentu saja, doktrin-doktrin mendalam ini tidak dapat dicapai). Mereka tidak berfokus pada perubahan pada watak manusia, melainkan pada melatih orang untuk berkhotbah dan bekerja, meningkatkan pengetahuan orang dan doktrin keagamaan mereka yang berlimpah. Mereka tidak berfokus pada sejauh mana watak orang diubahkan atau sejauh mana orang memahami kebenaran. Mereka tidak peduli tentang esensi manusia, apalagi berusaha mengetahui keadaan normal dan abnormal manusia. Mereka tidak menentang gagasan manusia atau mengungkapkan gagasan mereka, apalagi memangkas orang karena kekurangan atau kerusakan mereka. Sebagian besar orang yang mengikuti mereka melayani dengan menggunakan karunia mereka, dan segala hal yang mereka sampaikan adalah gagasan agamawi dan teori teologi, yang tidak bersentuhan dengan kenyataan dan sama sekali tidak dapat memberikan kehidupan kepada manusia. Kenyataannya, esensi dari pekerjaan mereka adalah mengasuh bakat, mengasuh orang yang tidak memiliki apa-apa menjadi lulusan seminari berbakat yang kemudian bekerja dan memimpin. Dapatkah engkau menemukan hukum apa pun dalam pekerjaan Tuhan selama enam ribu tahun? Ada banyak aturan dan batasan dalam pekerjaan yang dilakukan manusia, dan otak manusia terlalu dogmatis. Jadi, apa yang diungkapkan manusia adalah pengetahuan dan realisasi yang berada dalam ruang lingkup pengalamannya. Manusia tidak dapat mengungkapkan apa pun selain ini. Pengalaman atau pengetahuan manusia tidak muncul dari karunia bawaan atau nalurinya; itu muncul karena bimbingan Tuhan dan penggembalaan langsung oleh Tuhan. Manusia hanya memiliki indra untuk menerima penggembalaan ini dan bukan indra yang dapat secara langsung mengungkapkan apa yang dimaksud dengan keilahian. Manusia tidak dapat menjadi sumber; manusia hanya dapat menjadi wadah yang menerima air dari sumbernya. Ini adalah naluri manusia, indra yang harus dimiliki seseorang sebagai manusia. Jika orang kehilangan indra untuk menerima firman Tuhan dan kehilangan naluri manusia, orang itu juga kehilangan hal yang paling berharga, dan kehilangan tugas manusia ciptaan. Jika orang tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman tentang firman Tuhan atau pekerjaan-Nya, orang itu kehilangan tugasnya, tugas yang harus dia lakukan sebagai mahluk ciptaan, dan kehilangan martabat makhluk ciptaan. Sudah merupakan naluri Tuhan untuk mengungkapkan apa yang dimaksud dengan keilahian, baik itu diungkapkan dalam daging atau secara langsung oleh Roh; inilah pelayanan Tuhan. Manusia mengungkapkan pengalaman atau pengetahuannya sendiri (yaitu, mengungkapkan siapa dia) selama berlangsungnya pekerjaan Tuhan atau sesudahnya; ini adalah naluri manusia dan tugas manusia, dan itulah yang harus dicapai manusia. Walaupun pengungkapan manusia jauh terbelakang dibandingkan apa yang Tuhan ungkapkan, dan sekalipun ungkapan manusia dibatasi oleh banyak peraturan, manusia harus memenuhi tugas yang harus dia laksanakan dan melakukan apa yang harus dia lakukan. Manusia harus melakukan segala hal yang mungkin secara manusiawi untuk memenuhi tugasnya, dan tidak boleh memiliki keberatan sedikit pun.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 180
Engkau harus tahu bagaimana membedakan pekerjaan Tuhan dari pekerjaan manusia. Apa yang dapat engkau lihat dari pekerjaan manusia? Ada banyak unsur pengalaman manusia dalam pekerjaan manusia; hal yang diungkapkan manusia adalah siapa dirinya. Pekerjaan Tuhan sendiri juga mengungkapkan siapa Dia, tetapi keberadaan-Nya berbeda dengan keberadaan manusia. Keberadaan manusia merepresentasikan pengalaman dan kehidupan manusia (hal-hal yang manusia alami atau hadapi dalam hidupnya, atau falsafah kehidupan yang dipegangnya), dan orang yang tinggal di lingkungan yang berbeda mengungkapkan keberadaan yang berbeda. Baik engkau memiliki pengalaman sosial atau tidak dan bagaimana engkau benar-benar hidup dan menimba pengalaman dalam keluargamu dapat dilihat dari hal-hal yang engkau ungkapkan, sedangkan engkau tidak dapat melihat dari pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi apakah Dia memiliki pengalaman sosial atau tidak. Dia sangat menyadari esensi manusia dan dapat mengungkapkan semua jenis penerapan yang berkaitan dengan semua jenis orang. Dia bahkan lebih jitu dalam mengungkapkan watak rusak dan perilaku suka memberontak manusia. Dia tidak hidup di antara manusia duniawi, tetapi Dia menyadari natur manusia fana dan semua kerusakan manusia duniawi. Inilah keberadaan-Nya. Meskipun Dia tidak berurusan dengan dunia, Dia tahu aturan berurusan dengan dunia karena Dia sepenuhnya memahami natur manusia. Dia tahu tentang pekerjaan Roh yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia dan tidak dapat didengar telinga manusia, baik di zaman sekarang maupun di masa lalu. Ini mencakup hikmat yang bukan merupakan falsafah kehidupan dan keajaiban yang sulit untuk dipahami manusia. Inilah keberadaan-Nya, yang terbuka bagi manusia dan juga tersembunyi dari manusia. Hal yang diungkapkan-Nya bukanlah keberadaan orang yang luar biasa, melainkan sifat bawaan dan keberadaan Roh. Dia tidak melakukan perjalanan keliling dunia tetapi mengetahui segalanya tentang dunia. Dia menghubungi "antropoid" yang tidak memiliki pengetahuan atau wawasan, tetapi Dia mengungkapkan firman yang lebih tinggi daripada pengetahuan dan melampaui tokoh-tokoh hebat. Dia hidup di antara sekelompok orang bodoh dan mati rasa yang tidak memiliki kemanusiaan dan yang tidak memahami kebiasaan dan kehidupan manusia, tetapi Dia dapat meminta umat manusia untuk hidup dalam kemanusiaan yang normal, sekaligus mengungkapkan kemanusiaan manusia yang dangkal dan rendah. Semua ini adalah keberadaan-Nya, yang lebih tinggi daripada manusia mana pun yang terdiri atas daging-dan-darah. Bagi-Nya, tidak perlu mengalami kehidupan sosial yang rumit, merepotkan, dan kotor untuk melakukan pekerjaan yang perlu Dia lakukan dan mengungkapkan hakikat manusia yang rusak secara menyeluruh. Kehidupan sosial yang kotor tidak membangun daging-Nya. Pekerjaan dan firman-Nya hanya mengungkapkan ketidaktaatan manusia dan tidak membekali manusia dengan pengalaman dan pelajaran untuk menangani dunia. Dia tidak perlu menyelidiki masyarakat atau keluarga manusia ketika Dia membekali manusia dengan kehidupan. Mengungkap dan menghakimi manusia bukanlah ungkapan pengalaman daging-Nya; itu adalah pengungkapan-Nya atas ketidakbenaran manusia setelah lama mengetahui ketidaktaatan manusia dan membenci kerusakan manusia. Semua pekerjaan yang Dia lakukan adalah untuk mengungkapkan watak-Nya kepada manusia dan mengungkapkan keberadaan-Nya. Hanya Dia yang dapat melakukan pekerjaan ini; ini bukanlah sesuatu yang dapat dicapai oleh manusia yang terdiri atas daging-dan-darah.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 181
Pekerjaan yang dilakukan Tuhan tidak merepresentasikan pengalaman daging-Nya; pekerjaan yang dilakukan manusia merepresentasikan pengalaman manusia. Semua orang berbicara tentang pengalaman pribadinya. Tuhan dapat secara langsung mengungkapkan kebenaran, sedangkan manusia hanya dapat mengungkapkan hal yang berhubungan dengan pengalamannya akan kebenaran. Pekerjaan Tuhan tidak memiliki aturan dan tidak tunduk pada batasan waktu atau wilayah. Dia dapat mengungkapkan siapa Dia kapan saja, di mana saja. Dia bekerja sesuai kehendak-Nya. Pekerjaan manusia memiliki syarat dan konteks; jika tidak, dia tidak dapat bekerja dan tidak dapat mengungkapkan pengetahuannya tentang Tuhan atau pengalamannya tentang kebenaran. Untuk mengetahui apakah sesuatu merupakan pekerjaan Tuhan sendiri atau pekerjaan manusia, engkau hanya perlu membandingkan perbedaan di antara keduanya. Jika tidak ada pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan Sendiri dan hanya ada pekerjaan manusia, engkau akan dengan mudah mengetahui bahwa ajaran manusia itu tinggi, melampaui kapasitas orang lain; cara bicara mereka, prinsip mereka dalam menangani berbagai hal, dan sikap mereka yang berpengalaman dan mantap dalam bekerja berada di luar jangkauan orang lain. Engkau semua mengagumi orang-orang berkualitas baik dan berpengetahuan tinggi ini, tetapi engkau tidak dapat melihat dari pekerjaan dan firman Tuhan betapa tinggi kemanusiaan-Nya. Sebaliknya, Dia itu biasa, dan ketika bekerja, Dia itu normal dan nyata tetapi juga tidak terukur bagi manusia fana, yang karenanya membuat manusia merasakan semacam rasa hormat terhadap-Nya. Mungkin pengalaman seseorang dalam pekerjaannya sangat hebat, atau imajinasi dan nalarnya sangat tinggi, dan kemanusiaannya sangat baik; ciri-ciri semacam itu hanya dapat membuat orang kagum, tetapi tidak membangkitkan ketakjuban dan ketakutan mereka. Semua orang mengagumi mereka yang memiliki kemampuan untuk bekerja dengan baik, yang memiliki pengalaman mendalam, dan yang dapat melakukan kebenaran, tetapi orang-orang semacam itu tidak pernah dapat menimbulkan ketakjuban, hanya kekaguman dan iri hati. Namun, orang yang telah mengalami pekerjaan Tuhan tidak mengagumi Tuhan; sebaliknya, mereka merasa bahwa pekerjaan-Nya melampaui jangkauan manusia dan tidak terselami oleh manusia, dan bahwa pekerjaan itu baru dan luar biasa. Ketika manusia mengalami pekerjaan Tuhan, pengetahuan pertama mereka tentang Dia adalah bahwa Dia tidak terselami, bijaksana, dan luar biasa, dan mereka secara tidak sadar menghormati-Nya dan merasakan misteri pekerjaan yang Dia lakukan, yang melampaui jangkauan pikiran manusia. Orang hanya ingin dapat memenuhi tuntutan-Nya, memuaskan keinginan-Nya; mereka tidak ingin melampaui-Nya, karena pekerjaan yang Dia lakukan melampaui pemikiran dan imajinasi manusia dan tidak dapat digantikan oleh manusia. Bahkan manusia sendiri tidak mengenal kekurangannya sendiri, tetapi Tuhan telah memelopori jalan baru dan datang untuk membawa manusia ke dunia yang lebih baru dan lebih indah, dengan demikian, umat manusia telah mencapai kemajuan baru dan memiliki awal yang baru. Hal yang orang rasakan terhadap Tuhan bukanlah kekaguman, atau lebih tepatnya, bukan hanya kekaguman. Pengalaman terdalam mereka adalah kekaguman dan kasih; perasaan mereka adalah bahwa Tuhan memang luar biasa. Dia melakukan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan manusia dan mengatakan hal-hal yang tidak dapat dikatakan oleh manusia. Orang yang telah mengalami pekerjaan Tuhan selalu memiliki perasaan yang tak terlukiskan. Orang dengan pengalaman yang cukup dalam dapat memahami kasih Tuhan; mereka mampu merasakan keindahan-Nya, merasa bahwa pekerjaan-Nya sangat bijaksana, begitu luar biasa, dan dengan demikian menghasilkan kekuatan yang tak terbatas di antara mereka. Itu bukan rasa takut atau kasih dan rasa hormat sesekali, tetapi perasaan mendalam akan belas kasih dan toleransi Tuhan terhadap manusia. Namun, orang yang telah mengalami hajaran dan penghakiman-Nya merasakan kemegahan-Nya dan bahwa Dia tidak menoleransi pelanggaran. Bahkan orang yang telah mengalami banyak pekerjaan-Nya juga tidak mampu menyelami-Nya; semua orang yang benar-benar menghormati-Nya tahu bahwa pekerjaan-Nya tidak sejalan dengan gagasan manusia melainkan selalu bertentangan dengan gagasan mereka. Dia tidak membutuhkan manusia untuk mengagumi-Nya sepenuhnya atau tampak tunduk kepada-Nya; melainkan mereka harus mencapai rasa hormat sejati dan ketundukan sejati. Dalam banyak pekerjaan-Nya, siapa pun yang memiliki pengalaman sejati merasakan rasa hormat terhadap-Nya, yang lebih tinggi daripada kekaguman. Manusia telah melihat watak-Nya karena pekerjaan hajaran dan penghakiman-Nya, dan karena itu mereka menghormati-Nya di dalam hati mereka. Tuhan itu harus dihormati dan ditaati karena keberadaan dan watak-Nya tidak sama dengan keberadaan dan watak makhluk ciptaan, serta berada di atas keberadaan dan watak makhluk ciptaan. Tuhan adalah pribadi yang keberadaan-Nya tidak tergantung pada apa pun dan kekal, Dia adalah pribadi yang tidak diciptakan, dan hanya Tuhanlah yang layak menerima rasa hormat dan ketaatan; manusia tidak memenuhi syarat untuk ini. Jadi, semua orang yang telah mengalami pekerjaan-Nya dan benar-benar mengenal-Nya merasakan rasa hormat terhadap-Nya. Namun, mereka yang tidak melepaskan gagasan mereka tentang Dia—yaitu mereka yang tidak menganggap Dia sebagai Tuhan—tidak memiliki rasa hormat terhadap-Nya, dan meskipun mereka mengikuti-Nya, mereka tidak ditaklukkan; menurut naturnya, mereka memang orang-orang yang tidak taat. Tujuan yang hendak dicapai-Nya dengan melakukan pekerjaan sedemikian rupa adalah agar semua makhluk ciptaan dapat memiliki hati yang menghormati Sang Pencipta, menyembah-Nya, dan tunduk pada kekuasaan-Nya tanpa syarat. Inilah hasil akhir yang ingin dicapai oleh seluruh pekerjaan-Nya. Jika orang yang telah mengalami pekerjaan semacam ini sama sekali tidak menghormati Tuhan, dan jika ketidaktaatan mereka di masa lalu tidak berubah sedikit pun, mereka pasti akan disingkirkan. Jika sikap seseorang terhadap Tuhan hanya untuk mengagumi atau menunjukkan rasa hormat kepada-Nya dari kejauhan dan sama sekali bukan untuk mengasihi-Nya, maka inilah hasil yang dicapai orang yang tidak memiliki hati yang mengasihi Tuhan, dan orang itu tidak memenuhi syarat untuk disempurnakan. Jika begitu banyak pekerjaan tidak dapat memperoleh kasih sejati seseorang, berarti orang tersebut belum mendapatkan Tuhan dan tidak benar-benar mengejar kebenaran. Seseorang yang tidak mengasihi Tuhan tidak mengasihi kebenaran, dan dengan demikian tidak bisa mendapatkan Tuhan, apalagi menerima perkenanan Tuhan. Orang seperti ini, terlepas dari bagaimana mereka mengalami pekerjaan Roh Kudus, bagaimanapun mereka mengalami penghakiman, tetap tidak mampu menghormati Tuhan. Ini adalah orang yang naturnya tidak dapat diubah dan memiliki watak sangat jahat. Semua orang yang tidak menghormati Tuhan akan disingkirkan, menjadi sasaran hukuman, dan akan dihukum sama seperti mereka yang melakukan kejahatan, bahkan lebih menderita daripada mereka yang telah melakukan kefasikan.
Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 182
Bagaimanapun juga, pekerjaan Tuhan berbeda dari pekerjaan manusia dan, terlebih lagi, bagaimana mungkin ungkapan-Nya sama dengan ungkapan manusia? Tuhan memiliki watak-Nya sendiri yang khusus, sementara manusia memiliki tugas yang harus mereka laksanakan. Watak Tuhan diungkapkan dalam pekerjaan-Nya, sementara tugas manusia diwujudkan dalam pengalaman manusia dan diungkapkan dalam pencarian manusia. Oleh karenanya menjadi jelas melalui pekerjaan yang dilakukan apakah sesuatu itu merupakan ungkapan Tuhan atau ungkapan manusia. Hal itu tidak perlu dijelaskan oleh Tuhan sendiri, pun tidak mengharuskan manusia untuk berjuang menjadi kesaksian. Selain itu, hal tersebut tidak membuat Tuhan sendiri perlu menekan siapa pun. Semua ini terjadi sebagai penyingkapan yang alami; itu bukan sesuatu yang dipaksakan atau pun sesuatu yang manusia bisa mencampurinya. Tugas manusia dapat diketahui melalui pengalaman mereka, dan itu tidak mengharuskan orang untuk melakukan pekerjaan tambahan yang didasarkan pada pengalaman. Seluruh esensi manusia dapat diungkapkan ketika mereka melakukan tugas mereka, sedangkan Tuhan dapat mengungkapkan watak-Nya yang melekat ketika melakukan pekerjaan-Nya. Jika itu adalah pekerjaan manusia maka hal itu tidak dapat ditutup-tutupi. Jika itu adalah pekerjaan Tuhan, watak Tuhan bahkan lebih mustahil lagi untuk disembunyikan oleh siapa pun, apalagi dikendalikan oleh manusia. Tidak seorang pun dapat disebut sebagai Tuhan, demikian pula pekerjaan dan perkataan mereka tidak dapat dianggap sebagai hal yang kudus atau abadi. Tuhan dapat disebut sebagai manusia karena Dia mengenakan tubuh daging, tetapi pekerjaan-Nya tidak dapat dianggap sebagai pekerjaan manusia atau tugas manusia. Terlebih lagi, perkataan Tuhan dan surat-surat Paulus tidak dapat disamakan, demikian pula penghakiman dan hajaran Tuhan tidak dapat dikatakan sebagai hal yang sama dengan kata-kata pengajaran manusia. Karena itu, ada prinsip-prinsip yang membedakan pekerjaan Tuhan dari pekerjaan manusia. Hal ini dibedakan menurut esensinya, bukan menurut lingkup pekerjaannya atau efisiensi yang bersifat sementara. Mengenai hal ini, kebanyakan orang membuat kesalahan prinsip. Ini karena manusia melihat bagian luar, yang dapat mereka capai, sementara Tuhan melihat esensi, yang tidak dapat diamati dengan mata jasmani manusia. Jika engkau menganggap firman dan pekerjaan Tuhan sebagai tugas manusia biasa, dan memandang pekerjaan manusia yang berskala besar sebagai pekerjaan Tuhan yang mengambil rupa manusia, alih-alih tugas yang dijalankan manusia, bukankah prinsipmu keliru? Surat-surat dan biografi manusia dapat ditulis dengan mudah, tetapi hanya atas dasar pekerjaan Roh Kudus. Namun, perkataan dan pekerjaan Tuhan tidak bisa dicapai manusia dengan mudah atau dicapai dengan hikmat dan pemikiran manusia, demikian pula manusia tidak dapat menjelaskannya secara menyeluruh setelah menyelidikinya. Apabila masalah-masalah yang prinsip ini tidak membangkitkan reaksi apa pun di dalam dirimu, maka jelas imanmu semua tidak begitu benar atau murni. Orang hanya bisa mengatakan bahwa imanmu itu penuh dengan kesamaran, serta membingungkan dan tidak berprinsip. Tanpa memahami masalah pokok yang paling mendasar tentang Tuhan dan manusia sekalipun, bukankah iman seperti ini adalah iman yang sama sekali kurang memiliki persepsi?
Dikutip dari "Bagaimana Pendirianmu terhadap Ketigabelas Surat?" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 183
Yesus berada di bumi selama tiga puluh tiga setengah tahun, Dia datang untuk melakukan pekerjaan penyaliban, dan lewat penyaliban, Tuhan mendapat satu bagian dari kemuliaan-Nya. Ketika Tuhan datang menjadi manusia, Dia mampu merendahkan diri dan menyembunyikan diri-Nya dan sanggup menanggung penderitaan yang sangat hebat. Walaupun Dia adalah Tuhan itu sendiri, Dia tetap menanggung setiap hinaan, dan setiap caci-maki, dan Dia menanggung rasa sakit yang luar biasa karena harus disalibkan demi menyelesaikan pekerjaan penebusan. Setelah tahap pekerjaan ini selesai, walaupun manusia melihat bahwa Tuhan telah mendapat kemuliaan yang besar, ini bukanlah seluruh kemuliaan-Nya; itu hanyalah satu bagian dari kemuliaan-Nya, yang telah Dia dapatkan dari Yesus. Walaupun Yesus mampu menanggung semua penderitaan, direndahkan, dan tersembunyi, disalibkan bagi Tuhan, Tuhan hanya mendapatkan satu bagian dari kemuliaan-Nya, dan kemuliaan-Nya itu didapatkan di Israel. Tuhan masih memiliki bagian lain dari kemuliaan-Nya: datang ke bumi untuk melakukan pekerjaan secara nyata dan menyempurnakan sekelompok orang. Selama tahap pekerjaan Yesus, Dia melakukan beberapa hal supernatural, tetapi tahap pekerjaan itu bukanlah semata-mata untuk mengadakan tanda dan mukjizat. Tujuan yang utama adalah untuk menunjukkan bahwa Yesus bisa menderita, dan disalibkan bagi Tuhan, bahwa Yesus sanggup menderita sangat hebat karena Dia mengasihi Tuhan, dan bahwa sekalipun Tuhan meninggalkan diri-Nya, Dia tetap rela mengorbankan nyawa-Nya demi melakukan kehendak Tuhan. Setelah Tuhan menyelesaikan pekerjaan-Nya di Israel dan Yesus disalibkan, Tuhan memperoleh kemuliaan dan Dia telah menjadi kesaksian di hadapan Iblis. Engkau semua tidak mengetahui ataupun melihat bagaimana Tuhan telah menjadi manusia di Tiongkok, jadi bagaimana engkau bisa melihat bahwa Tuhan telah memperoleh kemuliaan? Ketika Tuhan melakukan banyak pekerjaan penaklukan dalam dirimu, dan engkau semua tetap berdiri teguh, maka tahap pekerjaan Tuhan ini berhasil, dan inilah bagian dari kemuliaan Tuhan. Engkau semua hanya melihat ini, dan masih harus disempurnakan oleh Tuhan, masih harus memberikan hatimu sepenuhnya kepada Tuhan. Engkau semua belum sepenuhnya melihat kemuliaan ini; engkau hanya melihat bahwa Tuhan sudah menaklukkan hatimu, bahwa engkau semua tidak bisa lagi meninggalkan Dia dan akan mengikuti Tuhan sampai akhir, dan hatimu tidak akan berubah, dan bahwa inilah kemuliaan Tuhan itu. Dalam hal apa engkau semua melihat kemuliaan Tuhan? Dalam dampak pekerjaan-Nya dalam diri manusia. Orang melihat bahwa Tuhan begitu indah, mereka memiliki Tuhan dalam hati mereka dan tidak mau meninggalkan-Nya dan inilah kemuliaan Tuhan itu. Ketika kekuatan saudara dan saudari di gereja-gereja bangkit, dan mereka bisa mengasihi Tuhan dari dalam hati mereka, menyaksikan kekuatan dahsyat dari pekerjaan yang Tuhan lakukan, kuasa firman-Nya yang tak tertandingi, ketika mereka melihat bahwa firman-Nya memiliki otoritas dan Dia bisa memulai pekerjaan-Nya di kota hantu di daratan Tiongkok, ketika, sekalipun manusia lemah, hati mereka tunduk di hadapan Tuhan dan mereka mau menerima firman Tuhan, dan ketika, sekalipun lemah dan tidak layak, mereka mampu melihat bahwa firman Tuhan begitu patut dicintai, dan begitu layak menjadi sukacita mereka, maka inilah kemuliaan Tuhan itu. Ketika harinya tiba saat manusia disempurnakan oleh Tuhan dan mampu berserah di hadapan-Nya, dan bisa sepenuhnya menaati Tuhan dan menyerahkan harapan masa depan dan nasib mereka di tangan Tuhan, maka bagian kedua dari kemuliaan Tuhan telah sepenuhnya diperoleh. Ini berarti, ketika pekerjaan Tuhan yang nyata sudah sepenuhnya diselesaikan, pekerjaan-Nya di daratan Tiongkok akan berakhir. Dengan kata lain, ketika orang-orang yang telah ditentukan dari semula dan dipilih oleh Tuhan sudah disempurnakan, Tuhan akan memperoleh kemuliaan. Tuhan berkata bahwa Dia telah membawa bagian kedua dari kemuliaan-Nya ke Timur, tetapi ini tidak terlihat oleh mata telanjang. Tuhan telah membawa pekerjaan-Nya ke Timur: Dia sudah datang ke Timur dan inilah kemuliaan Tuhan itu. Sekarang ini, walaupun pekerjaan-Nya masih belum selesai, karena Tuhan sudah memutuskan untuk bekerja, maka pekerjaan ini pasti akan diselesaikan. Tuhan sudah memutuskan bahwa Dia akan menyelesaikan pekerjaan ini di Tiongkok, dan Dia sudah bertekad untuk menyempurnakanmu. Karena itulah, Dia tidak memberikan kepadamu jalan keluar—Dia sudah menaklukkan hatimu dan engkau harus melanjutkan entah engkau menginginkannya atau tidak, dan pada saat engkau didapatkan oleh Tuhan, Tuhan pun memperoleh kemuliaan. Sekarang ini, Tuhan belum memperoleh kemuliaan sepenuhnya, karena engkau masih harus disempurnakan. Meskipun hatimu sudah kembali kepada Tuhan, masih ada banyak kelemahan dalam dagingmu, engkau tidak mampu memuaskan Tuhan, engkau tidak mampu menyelami kehendak Tuhan, dan engkau masih memiliki banyak hal negatif yang harus kausingkirkan dan engkau masih harus menjalani banyak ujian dan pemurnian. Hanya dengan cara itulah watak hidupmu dapat berubah dan engkau bisa didapatkan oleh Tuhan.
Dikutip dari "Pembahasan Singkat Tentang 'Kerajaan Seribu Tahun Telah Tiba'" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 184
Pada masa itu, pekerjaan Yesus adalah pekerjaan untuk menebus seluruh umat manusia. Dosa-dosa semua orang yang percaya kepada-Nya diampuni; asalkan engkau percaya kepada-Nya, Dia akan menebusmu; jika engkau percaya kepada-Nya, engkau tidak lagi berdosa, engkau telah dibebaskan dari dosa-dosamu. Inilah yang dimaksud dengan diselamatkan dan dibenarkan oleh iman. Namun, di antara orang-orang percaya, masih ada yang memberontak dan melawan Tuhan, dan perlahan-lahan masih harus dibuang. Keselamatan tidak berarti manusia telah sepenuhnya didapatkan oleh Yesus, melainkan bahwa manusia tidak lagi menjadi milik dosa, bahwa dosa-dosanya telah diampuni. Asalkan engkau percaya, engkau tidak akan pernah lagi menjadi milik dosa. Pada masa itu, Yesus melakukan banyak pekerjaan yang tidak dapat dimengerti oleh murid-murid-Nya, dan mengatakan banyak perkara yang tidak dimengerti orang. Hal ini karena, pada masa itu, Dia tidak memberikan penjelasan apa pun. Jadi, beberapa tahun setelah Dia pergi, Matius menciptakan silsilah untuk Yesus, dan orang-orang lainnya juga melakukan banyak pekerjaan yang berasal dari kehendak manusia. Yesus tidak datang untuk menyempurnakan dan mendapatkan manusia, tetapi untuk melakukan satu tahap pekerjaan: menyatakan Injil kerajaan surga dan menyelesaikan pekerjaan penyaliban. Jadi, begitu Yesus disalibkan, pekerjaan-Nya pun benar-benar telah selesai. Namun, pada tahap sekarang ini—pekerjaan penaklukan—lebih banyak firman harus diucapkan, lebih banyak pekerjaan harus dilakukan, dan banyak proses harus dilewati. Demikian pula misteri pekerjaan Yesus dan Yahweh harus disingkapkan, supaya semua orang dapat memiliki pemahaman dan kejelasan dalam iman mereka, karena inilah pekerjaan akhir zaman, dan akhir zaman adalah akhir pekerjaan Tuhan, saat diakhirinya pekerjaan ini. Tahap pekerjaan ini akan menjelaskan kepadamu hukum Yahweh dan penebusan Yesus, dan pada prinsipnya demikian agar engkau dapat memahami seluruh pekerjaan dari rencana pengelolaan Tuhan selama enam ribu tahun, dan menghargai seluruh makna penting dan hakikat rencana pengelolaan enam ribu tahun ini, serta memahami tujuan semua pekerjaan yang dilakukan Yesus dan firman yang diucapkan-Nya, bahkan memahami kepercayaanmu yang membabi-buta dan pemujaanmu terhadap Alkitab. Semua ini akan membuatmu mengerti sepenuhnya. Engkau akan mulai memahami baik pekerjaan yang dilakukan Yesus, maupun pekerjaan Tuhan pada masa kini; engkau akan memahami dan melihat seluruh jalan, kebenaran, dan hidup. Dalam tahap pekerjaan yang dilakukan Yesus, mengapa Dia pergi tanpa melakukan pekerjaan penyelesaian? Karena tahap pekerjaan Yesus bukanlah pekerjaan penutup. Ketika Dia dipaku di atas kayu salib, firman-Nya juga berakhir; setelah penyaliban-Nya, pekerjaan-Nya benar-benar telah selesai. Tahap pekerjaan saat ini berbeda: hanya ketika semua firman telah diucapkan hingga akhirnya, dan seluruh pekerjaan Tuhan diakhiri, barulah pekerjaan-Nya akan berakhir. Selama tahap pekerjaan Yesus, ada banyak firman yang tak diucapkan, atau tidak sepenuhnya dinyatakan dengan jelas. Namun, Yesus tidak peduli tentang apa yang Dia katakan atau tidak katakan, karena pelayanan-Nya bukanlah pelayanan firman, karena itulah, setelah Yesus dipaku di atas kayu salib, Dia pergi. Tahap pekerjaan itu terutama demi penyaliban, tidak seperti tahap pekerjaan saat ini. Tahap pekerjaan ini terutama demi penyempurnaan, pemberesan, dan untuk membawa seluruh pekerjaan sampai pada akhirnya. Jika firman itu tidak diucapkan sampai akhir, tidak akan ada jalan untuk menutup pekerjaan ini, karena dalam tahap pekerjaan ini semua pekerjaan diakhiri dan diselesaikan dengan menggunakan firman. Pada masa itu, Yesus melakukan banyak pekerjaan yang tidak dapat dimengerti oleh manusia. Dia pergi secara diam-diam, dan hingga kini masih banyak orang yang belum memahami firman-Nya, yang pemahamannya keliru tetapi tetap yakin bahwa mereka benar, dan tidak menyadari bahwa mereka keliru. Tahap akhir pekerjaan saat ini akan menuntaskan pekerjaan Tuhan, dan akan menetapkan kesudahannya. Semua orang akan memahami dan mengenal rencana pengelolaan Tuhan. Gagasan dalam diri manusia, pemahamannya yang keliru dan absurd, gagasannya terhadap pekerjaan Yahweh dan Yesus, pandangannya tentang bangsa-bangsa lain, dan penyimpangan serta dan kesalahannya yang lain akan diluruskan. Maka, manusia akan memahami seluruh jalan kehidupan yang benar, dan seluruh pekerjaan yang dilakukan Tuhan, dan seluruh kebenaran. Ketika itu terjadi, tahap pekerjaan ini akan berakhir. Pekerjaan Yahweh adalah penciptaan dunia, itu adalah permulaan; tahap pekerjaan ini adalah akhir pekerjaan, dan ini adalah penutupnya. Pada mulanya, pekerjaan Tuhan dilakukan di antara umat pilihan dari Israel, dan itu adalah awal zaman baru di tempat paling kudus di antara semua tempat. Tahap terakhir pekerjaan ini dilakukan di negara paling najis dari semua negara, untuk menghakimi dunia dan membawa zaman ini pada kesudahannya. Pada tahap pertama, pekerjaan Tuhan dilakukan di tempat paling terang dari semua tempat, dan tahap terakhir dilakukan di tempat paling gelap dari semua tempat, dan kegelapan ini akan diusir, terang akan muncul, dan semua orang ditaklukkan. Ketika orang-orang dari tempat yang paling najis dan paling gelap dari semua tempat ini telah ditaklukkan, dan seluruh penduduk telah mengakui adanya Tuhan, yaitu Tuhan yang sejati, dan setiap orang telah benar-benar diyakinkan, kenyataan ini akan digunakan untuk melakukan pekerjaan penaklukan atas seluruh alam semesta. Tahap pekerjaan ini merupakan lambang: begitu pekerjaan di zaman ini telah selesai, pekerjaan pengelolaan 6.000 tahun akan berakhir dengan sempurna. Begitu orang-orang di tempat paling gelap dari segala tempat telah ditaklukkan, sudah jelas hal itu juga akan terjadi di semua tempat yang lain. Dengan demikian, hanya pekerjaan penaklukan di Tiongkok inilah yang menjadi lambang yang berarti. Tiongkok melambangkan semua kekuatan kegelapan, dan bangsa Tionghoa melambangkan semua orang yang berasal dari daging, dari Iblis, dari daging dan darah. Orang Tionghoalah yang paling dirusak oleh si naga merah yang sangat besar, yang paling kuat melawan Tuhan, yang kemanusiaannya paling rendah dan najis, sehingga merupakan pola dasar semua kemanusiaan yang rusak. Hal ini bukan berarti negara-negara lain tidak memiliki masalah sama sekali; gagasan manusia semuanya sama, dan meskipun orang-orang di negara-negara ini mungkin memiliki kualitas yang baik, jika mereka tidak mengenal Tuhan, pastilah mereka menentang Dia. Mengapa orang Yahudi juga melawan dan menentang Tuhan? Mengapa orang Farisi juga menentang Dia? Mengapa Yudas mengkhianati Yesus? Pada masa itu, banyak murid tidak mengenal Yesus. Mengapa, setelah Yesus disalibkan dan bangkit kembali, orang masih tidak percaya kepada-Nya? Bukankah ketidaktaatan manusia itu sama saja? Hanya saja rakyat Tiongkoklah yang dijadikan contoh, dan ketika telah ditaklukkan, mereka akan menjadi model dan contoh, dan berfungsi sebagai rujukan bagi yang lain. Mengapa Aku selalu mengatakan bahwa engkau semua adalah penyambung bagi rencana pengelolaan-Ku? Dalam rakyat Tiongkoklah kerusakan, kenajisan, ketidakbenaran, perlawanan, dan pemberontakan paling lengkap ditunjukkan dan tersingkap dalam beragam bentuknya. Di satu sisi, orang-orang ini berkualitas buruk, dan di sisi lain, kehidupan dan pola pikir mereka terbelakang, dan kebiasaan, lingkungan sosial, garis keturunan mereka—semuanya buruk dan paling terbelakang. Status mereka juga rendah. Pekerjaan di tempat ini menjadi lambang, dan setelah pekerjaan pengujian ini dilaksanakan secara keseluruhan, pekerjaan Tuhan yang selanjutnya akan menjadi lebih mudah. Jika tahap pekerjaan ini dapat diselesaikan, pekerjaan berikutnya sudah jelas akan berlangsung. Begitu tahap pekerjaan ini telah dilaksanakan, kesuksesan besar akan tercapai sepenuhnya, dan pekerjaan penaklukan atas seluruh alam semesta akan berakhir dengan sempurna.
Dikutip dari "Visi Pekerjaan Tuhan (2)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 185
Sekarang ini, bekerja dalam diri keturunan Moab berarti menyelamatkan mereka yang telah jatuh ke kegelapan yang paling pekat. Meskipun mereka dikutuk, Tuhan bersedia mendapatkan kemuliaan dari mereka, karena pada mulanya, mereka semua adalah kaum yang tidak memiliki Tuhan dalam hati mereka; hanya dengan membuat mereka, orang-orang yang tidak memiliki Tuhan dalam hatinya, menjadi taat dan mengasihi-Nya, inilah penaklukan yang sesungguhnya, dan hasil dari pekerjaan seperti ini adalah buah yang paling berharga dan paling meyakinkan. Hanya inilah yang dimaksud dengan memperoleh kemuliaan—inilah kemuliaan yang ingin Tuhan dapatkan di akhir zaman. Walaupun orang-orang ini berkedudukan rendah, jika mereka sekarang dapat memperoleh keselamatan yang demikian besar, itu benar-benar merupakan peninggian dari Tuhan. Pekerjaan ini sangat berarti, dan melalui penghakimanlah Dia mendapatkan orang-orang ini. Dia tidak berniat menghukum orang-orang ini, melainkan menyelamatkan mereka. Jika pada akhir zaman Dia masih melakukan pekerjaan penaklukan di Israel, itu tidak ada nilainya atau memiliki makna penting apa pun, dan Dia tidak akan bisa mendapatkan semua kemuliaan. Dia sedang bekerja atas dirimu, orang-orang yang telah jatuh ke tempat paling gelap, orang-orang yang paling terbelakang. Orang-orang ini tidak mengakui adanya Tuhan dan tidak pernah tahu bahwa Tuhan itu ada. Makhluk-makhluk ini telah begitu dirusak oleh Iblis sampai-sampai mereka telah melupakan Tuhan. Mereka telah dibutakan oleh Iblis, dan tidak tahu sama sekali bahwa ada Tuhan di surga. Di dalam hatimu, engkau semua menyembah berhala dan Iblis—bukankah engkau kaum yang paling rendah, paling terbelakang dari segala umat? Engkau adalah daging yang paling rendah, tidak memiliki kebebasan pribadi, dan engkau juga menderita kesukaran. Engkau juga adalah orang-orang dari lapisan terendah dalam masyarakat ini, bahkan tanpa kebebasan beragama. Di sinilah letak pentingnya mengerjakan dirimu. Bekerja dalam dirimu sekarang, para keturunan Moab, bukanlah untuk mempermalukanmu, melainkan untuk mengungkapkan makna penting dari pekerjaan itu. Bagimu, ini adalah peninggian yang luar biasa. Jika orang memiliki nalar dan wawasan, mereka akan berkata: "Aku keturunan Moab, benar-benar tidak layak mendapat peninggian luar biasa dari Tuhan hari ini, atau berkat yang sedemikian luar biasa. Menurut apa yang kulakukan dan kukatakan, dan berdasarkan status dan nilaiku, aku sama sekali tidak layak mendapat berkat besar seperti ini dari Tuhan. Orang Israel sangat mengasihi Tuhan, dan kasih karunia yang mereka nikmati dianugerahkan kepada mereka oleh-Nya, tetapi status mereka jauh lebih tinggi daripada status kami. Abraham sangat mengabdi kepada Yahweh, dan Petrus sangat mengabdi kepada Yesus—pengabdian mereka ratusan kali melebihi pengabdian kami. Berdasarkan perbuatan kami, kami sama sekali tidak layak untuk menikmati kasih karunia Tuhan." Pelayanan orang-orang ini di Tiongkok sama sekali tidak dapat dibawa ke hadapan Tuhan. Pelayanan itu benar-benar kacau balau; jika sekarang engkau semua menikmati begitu banyak kasih karunia Tuhan, itu murni merupakan peninggian oleh Tuhan! Kapankah engkau mencari pekerjaan Tuhan? Kapankah engkau mengorbankan hidupmu demi Tuhan? Kapankah engkau siap meninggalkan keluargamu, orang tuamu, dan anak-anakmu? Tidak seorang pun di antaramu pernah membayar harga yang mahal! Jika bukan karena Roh Kudus yang membawamu keluar, berapa banyak darimu yang dapat mengorbankan segalanya? Engkau mengikuti hingga hari ini hanya atas dasar paksaan dan dorongan. Mana pengabdianmu? Mana ketaatanmu? Berdasarkan tindakanmu, engkau seharusnya sudah dimusnahkan sejak lama—engkau seharusnya sudah disapu bersih. Apa yang memberimu hak untuk menikmati berkat sebesar ini? Engkau sama sekali tidak layak! Siapa di antaramu yang telah merintis jalannya sendiri? Siapa di antaramu yang telah menemukan sendiri jalan yang benar? Engkau semua hanyalah bajingan pemalas dan rakus pengejar kenyamanan! Pikirmu engkau sangat hebat? Apa yang hendak kaubanggakan? Bahkan seandainya Aku tidak memandangmu sebagai keturunan Moab, apakah naturmu atau tempat kelahiranmu bernilai paling tinggi? Bahkan seandainya Aku tidak memandangmu sebagai keturunannya, bukankah engkau semua memang sepenuhnya keturunan Moab? Dapatkah kebenaran fakta diubah? Apakah mengungkapkan naturmu sekarang bertentangan dengan kebenaran fakta? Lihatlah ketundukanmu, hidupmu, dan karaktermu—tidakkah engkau tahu bahwa engkau adalah yang terendah dari yang paling rendah di antara umat manusia? Apa yang hendak kaubanggakan? Lihatlah kedudukanmu di masyarakat. Bukankah engkau berada di tingkat terendah? Apa menurutmu Aku telah salah bicara? Abraham mempersembahkan Ishak—apa yang telah engkau persembahkan? Ayub mempersembahkan segalanya. Apa yang telah engkau persembahkan? Begitu banyak orang telah menyerahkan nyawa mereka, memberikan kepala mereka, menumpahkan darah mereka untuk mencari jalan yang benar. Sudahkah engkau membayar harga itu? Sebagai perbandingan, engkau sama sekali tidak memenuhi syarat untuk menikmati kasih karunia yang demikian besar. Jadi apakah engkau tersinggung jika sekarang dikatakan bahwa engkau keturunan Moab? Jangan menganggap dirimu terlalu tinggi. Engkau tidak memiliki apa-apa untuk dibanggakan. Keselamatan yang demikian besar, kasih karunia yang demikian besar, diberikan kepadamu dengan gratis. Engkau tidak mengorbankan apa pun, tetapi menikmati kasih karunia dengan gratis. Apakah engkau tidak merasa malu? Apakah jalan yang benar ini sesuatu yang engkau cari dan temukan sendiri? Bukankah Roh Kudus yang memaksa engkau menerimanya? Engkau tidak pernah memiliki hati yang mencari, apalagi hati yang mencari dan merindukan kebenaran. Engkau hanya duduk-duduk dan menikmatinya; engkau mendapatkan kebenaran ini tanpa usaha sedikit pun. Apa hakmu mengeluh? Apakah engkau mengira bahwa engkau paling berharga? Dibandingkan dengan orang yang mengorbankan hidup mereka dan menumpahkan darah mereka, apa yang berhak engkau keluhkan? Memusnahkanmu saat ini adalah sesuatu yang patut dan alami! Engkau tidak punya pilihan selain taat dan mengikuti. Engkau benar-benar tidak layak! Sebagian besar orang dari antaramu dipanggil, tetapi andaikata lingkungan tidak memaksamu, atau jika engkau tidak dipanggil, engkau benar-benar tidak akan mau keluar. Siapa yang mau melakukan pelepasan semacam ini? Siapa yang rela melepaskan kesenangan daging? Engkau semua adalah orang yang dengan rakus menikmati kenyamanan dan mencari kehidupan mewah! Engkau telah memperoleh berkat yang begitu besar—apa lagi yang hendak engkau katakan? Keluhan apa yang engkau miliki? Engkau telah diperkenankan menikmati berkat terbesar dan kasih karunia terbesar di surga, dan pekerjaan yang belum pernah dilakukan di bumi sebelumnya kini diungkapkan kepadamu. Bukankah ini berkat? Engkau dihajar sedemikian rupa sekarang karena engkau telah menolak Tuhan dan memberontak terhadap-Nya. Karena hajaran ini, engkau telah melihat rahmat dan kasih Tuhan, dan lebih dari itu, engkau telah melihat kebenaran dan kekudusan-Nya. Karena hajaran ini dan karena kenajisan umat manusia, engkau telah melihat kuasa Tuhan yang besar, dan engkau telah melihat kekudusan dan kebesaran-Nya. Bukankah ini kebenaran yang paling langka? Bukankah ini hidup yang bermakna? Pekerjaan yang Tuhan lakukan penuh makna! Jadi, semakin rendah kedudukanmu, semakin itu membuktikan bahwa engkau ditinggikan oleh Tuhan, dan semakin membuktikan betapa berharganya pekerjaan Tuhan atas dirimu pada zaman sekarang. Ini benar-benar harta yang tak ternilai, yang tidak dapat diperoleh di mana pun! Selama berabad-abad, tidak seorang pun telah menikmati keselamatan yang demikian luar biasa. Kenyataan bahwa kedudukanmu rendah menunjukkan betapa hebatnya penyelamatan oleh Tuhan, dan itu menunjukkan bahwa Tuhan setia kepada umat manusia—Dia menyelamatkan, Dia tidak memusnahkan.
Dikutip dari "Makna Penting Menyelamatkan Keturunan Moab" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 186
Ketika Tuhan datang ke bumi, Dia bukan berasal dari dunia, dan Dia tidak menjadi manusia untuk menikmati dunia. Tempat di mana bekerja akan paling jelas mengungkapkan watak-Nya dan menjadi yang paling berarti adalah tempat Dia dilahirkan. Entah itu negeri yang kudus ataukah negeri yang najis, dan di mana pun Dia bekerja, Dia adalah kudus. Segala sesuatu di dunia diciptakan oleh-Nya, walaupun segala sesuatu telah dirusak oleh Iblis. Namun, segala sesuatu masih milik-Nya; semuanya ada di tangan-Nya. Dia datang ke negeri yang najis dan bekerja di sana untuk mengungkapkan kekudusan-Nya; Dia hanya melakukan ini demi pekerjaan-Nya, yang berarti, Dia menanggung penghinaan besar untuk melakukan pekerjaan semacam ini demi menyelamatkan manusia dari negeri yang najis ini. Ini adalah demi memberikan kesaksian, demi semua umat manusia. Hal yang dapat dilihat manusia dari pekerjaan seperti ini adalah kebenaran Tuhan, dan pekerjaan ini lebih mampu menampilkan kekuasaan Tuhan yang tertinggi. Kebesaran dan kebenaran-Nya diwujudkan melalui penyelamatan sekelompok manusia hina yang dicela orang. Terlahir di negeri yang najis sama sekali tidak membuktikan bahwa Dia rendah; itu hanya memungkinkan semua ciptaan melihat kebesaran-Nya dan kasih-Nya yang sejati bagi umat manusia. Semakin Dia melakukannya, semakin terungkap kasih-Nya yang murni, kasih-Nya yang tanpa cela bagi manusia. Tuhan itu kudus dan benar. Meskipun Dia lahir di negeri yang najis, dan meskipun Dia hidup dengan orang-orang yang penuh dengan kenajisan, sebagaimana Yesus hidup dengan orang-orang berdosa di Zaman Kasih Karunia, bukankah setiap rincian pekerjaan-Nya dilakukan demi kelangsungan hidup semua umat manusia? Bukankah itu semua agar manusia dapat memperoleh keselamatan yang luar biasa? Dua ribu tahun yang lalu Dia hidup bersama para pendosa selama beberapa tahun. Itu adalah demi penebusan. Hari ini, Dia hidup bersama sekelompok orang yang najis dan rendah. Ini adalah demi keselamatan. Bukankah semua pekerjaan-Nya adalah demi engkau, manusia? Jika bukan demi menyelamatkan manusia, untuk apa Dia harus hidup dan menderita dengan kaum pendosa selama bertahun-tahun setelah lahir di palungan? Dan jika bukan demi menyelamatkan manusia, mengapa Dia datang kembali menjadi manusia untuk kedua kalinya, lahir di negeri tempat setan-setan berkumpul, dan hidup dengan orang-orang ini yang telah sangat dalam dirusak oleh Iblis? Bukankah Tuhan itu setia? Bagian pekerjaan-Nya yang mana yang tidak ditujukan bagi umat manusia? Bagian mana yang bukan demi takdirmu? Tuhan itu kudus—ini tidak bisa berubah. Dia tidak tercemar oleh kenajisan meskipun Dia datang ke negeri yang najis; semua ini hanya berarti bahwa kasih Tuhan bagi umat manusia sangat tanpa pamrih, penderitaan dan penghinaan yang ditanggung-Nya begitu besar! Tidak tahukah engkau betapa besarnya penghinaan yang ditanggung-Nya bagi engkau semua dan bagi takdirmu? Alih-alih menyelamatkan orang-orang hebat atau anak-anak dari keluarga kaya dan berkuasa, Dia secara khusus menyelamatkan mereka yang rendah dan diremehkan orang lain. Bukankah semua ini adalah kekudusan-Nya? Bukankah semua ini adalah kebenaran-Nya? Demi kelangsungan hidup seluruh umat manusia, Dia lebih suka terlahir di negeri yang najis dan menderita segala penghinaan. Tuhan itu sangat nyata—Dia tidak melakukan pekerjaan yang palsu. Bukankah setiap tahap pekerjaan-Nya telah dilakukan secara nyata? Meskipun semua orang memfitnah-Nya dan mengatakan bahwa Dia duduk semeja dengan para pendosa, meskipun semua orang mengejek Dia dan mengatakan bahwa Dia hidup dengan anak-anak yang najis, bahwa Dia tinggal bersama orang-orang yang paling rendah, Dia tetap mengabdikan diri-Nya tanpa pamrih, dan Dia tetap ditolak seperti ini di antara manusia. Bukankah penderitaan yang Dia tanggung lebih besar dari penderitaanmu? Bukankah pekerjaan-Nya lebih besar daripada harga yang telah engkau bayar? Engkau lahir di negeri kenajisan, tetapi engkau telah memperoleh kekudusan Tuhan. Engkau lahir di negeri tempat setan-setan berkumpul, tetapi engkau menerima perlindungan yang luar biasa. Apa pilihan yang engkau miliki? Keluhan apa yang engkau miliki? Bukankah penderitaan yang Dia tanggung lebih besar daripada penderitaan yang engkau alami? Dia telah datang ke bumi dan tidak pernah menikmati kesenangan dunia manusia. Dia membenci semua hal itu. Tuhan tidak datang ke bumi untuk menyuruh manusia memberi-Nya hal-hal yang bersifat materi, dan juga bukan untuk menikmati makanan, pakaian, dan perhiasan manusia. Dia tidak memikirkan semua hal ini. Dia datang ke dunia untuk menderita bagi manusia, bukan untuk menikmati hal-hal duniawi. Dia datang untuk menderita, untuk bekerja, dan untuk menyelesaikan rencana pengelolaan-Nya. Dia tidak memilih tempat yang bagus, tinggal di kedutaan atau hotel mewah, dan juga tidak memiliki sejumlah pelayan yang melayani-Nya. Dari apa yang telah engkau lihat, tidakkah engkau tahu apakah Dia datang untuk bekerja ataukah untuk bersenang-senang? Apa matamu tidak bisa melihat? Berapa banyak yang telah Dia berikan kepadamu? Jika Dia lahir di tempat yang nyaman, apakah Dia akan dapat memperoleh kemuliaan? Akankah Dia bisa bekerja? Apakah pekerjaan-Nya akan berarti? Akankah Dia dapat sepenuhnya menaklukkan umat manusia? Akankah Dia dapat menyelamatkan manusia dari negeri yang najis? Orang-orang bertanya, menurut pemahaman mereka, "Karena Tuhan itu kudus, mengapa Dia dilahirkan di tempat kita yang najis ini? Engkau membenci dan jijik terhadap kami, manusia najis; Engkau membenci penentangan dan pemberontakan kami, jadi mengapa Engkau tinggal bersama kami? Engkau adalah Tuhan yang tertinggi. Engkau bisa saja dilahirkan di mana pun, lalu mengapa Engkau harus lahir di negeri yang najis ini? Engkau menghajar dan menghakimi kami setiap hari, dan Engkau jelas-jelas tahu bahwa kami keturunan Moab, jadi mengapa Engkau masih hidup di antara kami? Mengapa Engkau lahir dalam keluarga keturunan Moab? Mengapa Engkau lakukan itu?" Pemahamanmu ini sangat tidak bernalar! Hanya pekerjaan semacam inilah yang membuat manusia mampu melihat kebesaran, kerendahan hati, dan ketersembunyian-Nya. Dia bersedia mengorbankan segalanya demi pekerjaan-Nya, dan Dia telah menanggung semua penderitaan demi pekerjaan-Nya. Dia bertindak demi umat manusia, dan bahkan lebih dari itu, demi menaklukkan Iblis, sehingga semua makhluk dapat tunduk di bawah kekuasaan-Nya. Hanya inilah pekerjaan yang berarti dan berharga.
Dikutip dari "Makna Penting Menyelamatkan Keturunan Moab" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"
Firman Tuhan Harian: Kutipan 187
Pada waktu itu saat Yesus bekerja di Yudea, Dia melakukannya secara terbuka, tetapi sekarang, Aku bekerja dan berfirman di antara engkau semua secara rahasia. Orang-orang tidak percaya tidak menyadarinya sama sekali. Pekerjaan-Ku di antara engkau semua tertutup bagi mereka yang di luar. Firman ini, hajaran, dan penghakiman ini, hanya diketahui olehmu dan tidak oleh yang lain. Seluruh pekerjaan ini dilakukan di tengah-tengahmu dan disingkapkan hanya kepadamu; tak seorang pun di antara orang tidak percaya yang mengetahui hal ini, karena saatnya belum tiba. Orang-orang ini di sini akan segera disempurnakan setelah mengalami hajaran, tetapi mereka yang di luar tidak tahu mengenai hal ini. Pekerjaan ini terlalu tersembunyi! Bagi mereka, Tuhan menjadi daging adalah sesuatu yang tersembunyi, tetapi bagi mereka yang berada di aliran ini, orang bisa mengatakan bahwa Dia terbuka. Walaupun di dalam Tuhan semuanya terbuka, semuanya disingkapkan, dan semuanya dibebaskan, ini hanya berlaku bagi mereka yang percaya kepada-Nya; sedangkan bagi yang lain, bagi orang-orang tidak percaya, tidak ada yang diberitahukan kepada mereka. Pekerjaan yang sekarang ini sedang dilakukan di antaramu dan di Tiongkok sangat tertutup, agar mereka tidak mengetahuinya. Seandainya mereka menyadari akan pekerjaan ini, mereka semua hanya akan mengutuk dan menjadikannya sasaran penganiayaan. Mereka tidak akan memercayainya. Bekerja di negeri si naga merah yang sangat besar, tempat yang paling terbelakang ini, bukanlah tugas yang mudah. Jika pekerjaan ini dilaksanakan di tempat terbuka, tidak mungkin bisa dilanjutkan. Tahap pekerjaan ini sama sekali tidak dapat dilakukan di tempat ini. Jika pekerjaan ini dilakukan di tempat terbuka, bagaimana mungkin mereka membiarkannya terus berlanjut? Bukankah hanya akan membuat pekerjaan ini menghadapi risiko yang bahkan lebih besar lagi? Jika pekerjaan ini tidak disembunyikan, tetapi dilakukan seperti pada zaman Yesus, ketika Dia secara spektakuler menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan, bukankah pekerjaan ini sudah sejak lama "diambil" oleh Iblis? Apakah mereka dapat menoleransi keberadaan Tuhan? Jika sekarang Aku masuk ke dalam rumah ibadat untuk berkhotbah dan mengajar manusia, bukankah sudah sejak lama Aku dihancurkan sampai berkeping-keping? Dan jika ini terjadi, bagaimana mungkin pekerjaan-Ku dapat terus dilakukan? Alasan tidak adanya sama sekali tanda-tanda dan mukjizat yang diwujudkan secara terbuka adalah demi penyembunyian ini. Jadi, bagi orang tidak percaya, pekerjaan-Ku tidak dapat dilihat, diketahui, atau ditemukan. Jika tahap pekerjaan ini harus dilakukan dengan cara yang sama seperti yang Yesus lakukan pada Zaman Kasih Karunia, maka pekerjaan ini tidak akan bisa semantap sekarang ini. Jadi, bekerja secara rahasia seperti ini bermanfaat bagi engkau semua dan bagi pekerjaan secara keseluruhan. Saat pekerjaan Tuhan di bumi berakhir, yaitu saat pekerjaan rahasia ini selesai, maka tahap pekerjaan ini akan terbuka lebar. Semua orang akan tahu bahwa ada sekelompok pemenang di Tiongkok; semua orang akan tahu bahwa Tuhan yang menjadi daging ada di Tiongkok dan bahwa pekerjaan-Nya telah berakhir. Baru pada saat itulah, manusia akan mulai menyadari: mengapa Tiongkok belum menunjukkan kemunduran atau keruntuhan? Ternyata karena Tuhan sedang melakukan pekerjaan-Nya secara pribadi di Tiongkok dan telah menyempurnakan sekelompok orang untuk menjadi para pemenang.
Dikutip dari "Misteri Inkarnasi (2)" dalam "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"