Pekerjaan dan Jalan Masuk (7)

Dibutuhkan waktu sampai saat ini untuk manusia menyadari bahwa apa yang kurang dalam dirinya bukan hanya suplai kehidupan rohani dan pengalaman mengenal Tuhan, tetapi—yang bahkan lebih penting lagi—perubahan dalam wataknya. Karena ketidaktahuan manusia sepenuhnya akan sejarah dan budaya kuno rasnya sendiri, akibatnya adalah manusia sama sekali tidak mengetahui tentang pekerjaan Tuhan. Semua manusia berharap untuk dapat melekat kepada Tuhan di lubuk hatinya, tetapi karena daging manusia sangat rusak, mati rasa dan bodoh, ini menyebabkan manusia sama sekali tidak mengenal Tuhan. Kedatangan Tuhan di antara manusia saat ini tidak lain adalah bertujuan untuk mengubah pemikiran dan roh mereka, serta gambar Tuhan di dalam hati mereka yang sudah mereka miliki selama jutaan tahun. Dia akan mengambil kesempatan ini untuk menyempurnakan manusia. Artinya, melalui pengetahuan manusia, Dia akan mengubah cara manusia mengenal-Nya dan sikap mereka terhadap Dia, memungkinkan manusia untuk membuat awal baru yang penuh kemenangan dalam mengenal Tuhan, dan dengan demikian mencapai pembaruan dan perubahan roh manusia. Penanganan dan pendisiplinan adalah caranya, sementara penaklukan dan pembaruan adalah tujuannya. Menghilangkan pemikiran takhayul yang telah manusia miliki tentang Tuhan yang samar telah menjadi tujuan kekal Tuhan, dan akhir-akhir ini, hal ini juga telah menjadi masalah yang mendesak bagi-Nya. Seandainya semua orang bisa berpikir panjang dalam mempertimbangkan situasi ini. Mengubah pengalaman setiap orang sehingga tujuan Tuhan yang mendesak ini dapat segera tercapai sehingga tahap terakhir pekerjaan Tuhan di bumi dapat diselesaikan dengan sempurna. Berilah Tuhan kesetiaan yang seharusnya engkau semua berikan kepada-Nya, dan berilah penghiburan kepada hati Tuhan untuk terakhir kalinya. Di antara saudara-saudari, diharapkan tak seorang pun melalaikan tanggung jawab ini, atau hanya berpura-pura dan melakukannya secara asal-asalan. Tuhan menjadi manusia kali ini sebagai jawaban atas sebuah undangan, dan sebagai tanggapan langsung terhadap keadaan manusia. Artinya, Dia datang untuk menyediakan apa yang dibutuhkan manusia. Apa pun kualitas atau latar belakang manusia, Dia akan memampukan dia untuk memahami firman Tuhan dan, dari firman-Nya, melihat keberadaan dan perwujudan Tuhan serta menerima penyempurnaan Tuhan atas dirinya, mengubah pemikiran dan gagasan manusia sehingga wajah Tuhan yang asli tertanam kuat di lubuk hati manusia. Inilah satu-satunya keinginan Tuhan di bumi. Sehebat apa pun natur bawaan manusia, atau betapapun hinanya esensi manusia, atau seperti apa perilaku manusia di masa lampau, Tuhan tidak memedulikan semua ini. Dia hanya berharap agar manusia sepenuhnya memperbarui gambar Tuhan yang mereka miliki di dalam lubuk hatinya dan akhirnya mengetahui esensi umat manusia, dan dengan demikian tiba pada perubahan pandangan ideologis manusia, dan dapat merindukan Tuhan dari kedalaman hatinya dan membangkitkan keterikatan yang abadi dengan-Nya: inilah satu tuntutan yang Tuhan minta dari manusia.

Pengetahuan tentang budaya dan sejarah kuno yang mencakup beberapa ribu tahun telah menutup pemikiran dan gagasan serta pandangan mental manusia dengan begitu rapat sehingga sukar ditembus dan tidak dapat diuraikan[1]. Manusia hidup di dalam lingkaran neraka tingkat ke-18, di mana, seolah-olah mereka telah dibuang oleh Tuhan ke dalam penjara bawah tanah, mungkin tidak akan pernah melihat terang. Pemikiran feodal telah menekan manusia sedemikian rupa sehingga mereka nyaris tidak bisa bernapas dan sesak napas. Mereka tidak memiliki kekuatan sedikit pun untuk melawan; satu-satunya hal yang mereka lakukan adalah menanggungnya dan menangungnya dalam keheningan …. Tidak pernah ada siapa pun yang berani berjuang atau membela kebenaran dan keadilan; manusia hanya menjalani sebuah kehidupan yang lebih buruk daripada kehidupan binatang, di bawah pukulan dan perlakuan kejam etika feodal, hari demi hari, dan tahun demi tahun. Manusia tidak pernah berpikir untuk mencari Tuhan untuk menikmati kebahagiaan di dunia manusia. Seolah-olah manusia telah dipukuli sampai pada titik di mana mereka seperti daun yang berguguran di musim gugur, layu, kering, dan berwarna kuning kecoklatan. Manusia sudah lama kehilangan ingatan mereka; mereka hidup tak berdaya di neraka yang disebut dunia manusia, menunggu datangnya akhir zaman sehingga mereka bisa binasa bersama-sama dengan neraka ini, seolah-olah akhir zaman yang mereka rindukan adalah hari ketika manusia akan menikmati kedamaian yang tenang. Etika feodal telah membawa kehidupan manusia ke dalam "dunia orang mati", yang semakin melemahkan kekuatan manusia untuk melawan. Berbagai macam tekanan memaksa manusia, selangkah demi selangkah, untuk jatuh lebih dalam ke dalam dunia orang mati, semakin jauh dari Tuhan, hingga sekarang dia telah menjadi orang yang sama sekali asing bagi Tuhan dan bergegas untuk menghindari-Nya saat mereka bertemu. Manusia tidak mengindahkan-Nya dan membiarkan-Nya berdiri sendirian di satu sisi, seolah-olah manusia tidak pernah mengenal Dia, tidak pernah melihat Dia sebelumnya. Namun Tuhan telah menunggu manusia di sepanjang perjalanan panjang hidup manusia, tidak pernah melampiaskan amarah-Nya yang tak tertahankan terhadap manusia, hanya menunggu dengan tenang, tanpa sepatah kata pun, untuk manusia bertobat dan memulai dari awal. Tuhan sudah sejak lama datang ke dunia manusia untuk ikut menanggung penderitaan dunia manusia bersama manusia. Selama bertahun-tahun Dia telah hidup bersama manusia, tak seorang pun yang telah menyadari keberadaan-Nya. Tuhan hanya menanggung kesengsaraan dari keburukan di dunia manusia dalam keheningan sambil melaksanakan pekerjaan yang Dia bawa secara pribadi. Dia terus bertahan demi kehendak Bapa dan demi kebutuhan umat manusia, mengalami penderitaan yang belum pernah dialami oleh manusia. Di hadapan manusia Dia telah secara diam-diam melayani dia, dan di hadapan manusia Dia telah merendahkan diri-Nya, demi kehendak Bapa dan juga demi kebutuhan umat manusia. Pengetahuan tentang budaya kuno telah secara diam-diam mencuri manusia dari hadirat Tuhan dan menyerahkannya kepada raja setan dan keturunannya. Empat Buku dan Lima Klasik[a] (buku-buku yang memuat ajaran Konfusius) telah membawa pemikiran dan gagasan manusia ke dalam zaman pemberontakan lainnya, menyebabkan manusia memberikan sanjungan yang jauh lebih besar daripada mereka yang menyusun buku-buku itu, dan sebagai akibatnya memperburuk gagasannya tentang Tuhan. Tanpa sepengetahuan manusia, raja setan dengan kejam mengusir Tuhan dari hati manusia dan kemudian menguasainya sendiri dengan kegembiraan penuh kemenangan. Sejak saat itu, manusia memiliki jiwa yang buruk dan jahat serta memiliki wajah si raja setan. Kebencian terhadap Tuhan memenuhi dadanya, dan kejahatan raja setan menyebar dalam diri manusia hari demi hari sampai manusia sepenuhnya dikuasai. Manusia tidak lagi memiliki kebebasan sedikit pun dan tidak mungkin membebaskan diri dari perangkap raja setan. Manusia tidak punya pilihan selain langsung ditawan, menyerah, dan tunduk di hadapannya. Dahulu kala, ketika hati dan jiwa manusia masih dalam masa pertumbuhan, raja setan menanamkan benih tumor ateisme, mengajar manusia berbagai kekeliruan seperti "belajar ilmu pengetahuan dan teknologi; menyadari Empat Modernisasi; tidak ada Tuhan di dunia". Tidak hanya itu, dia berteriak di setiap kesempatan: "Mari kita mengandalkan kerja keras kita untuk membangun tanah air yang indah," meminta semua orang untuk bersiap sejak kanak-kanak untuk memberikan pelayanan setia kepada negara mereka. Manusia, tanpa sadar, dibawa ke hadapannya, di mana dia tanpa ragu mengambil semua pujian (yang berarti mengambil pujian kepada Tuhan karena memegang seluruh umat manusia di tangan-Nya) untuk dirinya sendiri. Dia tidak pernah memiliki rasa malu. Bahkan, dia tanpa tahu malu menangkap umat Tuhan dan menyeret mereka kembali ke dalam rumahnya, di mana dia melompat ke atas meja seperti seekor tikus dan menyuruh manusia untuk menyembahnya sebagai Tuhan. Sungguh penjahat nekat! Dia meneriakkan hal-hal yang memalukan dan mengejutkan, seperti: "Tidak ada yang namanya Tuhan di dunia. Angin berasal dari perubahan menurut hukum alam; hujan turun ketika air menguap, bertemu dengan suhu yang dingin, mengembun menjadi tetesan air yang jatuh ke bumi; gempa bumi adalah goncangan pada permukaan bumi karena adanya perubahan geologis; kekeringan terjadi karena kekeringan di udara yang disebabkan oleh gangguan nukleonik di permukaan matahari. Semua ini adalah fenomena alam. Di manakah, dalam semua ini, perbuatan Tuhan?" Bahkan ada orang-orang yang menyerukan pernyataan seperti berikut ini, pernyataan yang seharusnya tidak boleh diucapkan: "Manusia berevolusi dari kera pada zaman purbakala dan dunia pada zaman sekarang ini berasal dari perubahan masyarakat primitif yang dimulai dari sekitar satu miliar tahun yang lalu. Entah sebuah negara berkembang atau menurun sepenuhnya berada di tangan warga negaranya." Di latar belakangnya, dia membuat manusia menggantungnya di tembok atau menempatkannya di atas meja untuk memberi penghormatan dan memberi persembahan kepadanya. Pada saat yang sama dia berseru, "Tidak ada Tuhan," dia menetapkan dirinya sendiri sebagai Tuhan, dengan penuh kekasaran mendorong Tuhan keluar dari batas-batas bumi, sambil berdiri di posisi Tuhan dan mengambil peran sebagai raja setan. Betapa sangat tidak masuk akal! Ini membuat orang sangat membencinya. Tampaknya Tuhan dan dia adalah musuh bebuyutan, dan keduanya tidak dapat hidup berdampingan. Dia membuat rencana kotor untuk mengusir Tuhan sementara dia berkeliaran dengan bebas, di luar jangkauan hukum.[2] Benar-benar raja setan dia! Bagaimana keberadaannya bisa ditoleransi? Dia tidak akan beristirahat sampai dia telah mengacaukan pekerjaan Tuhan dan meninggalkan semuanya dalam keadaan kacau balau[3], seolah-olah dia ingin menentang Tuhan sampai akhir, sampai dia atau Tuhan yang mati, dengan sengaja menentang Tuhan dan mendesak semakin dekat. Wajahnya yang mengerikan telah lama disingkapkan sepenuhnya, kini telah penuh memar dan babak belur[4], dan dalam kondisi yang memprihatinkan, tetapi dia tetap tidak akan mengalah dalam kebenciannya kepada Tuhan, seolah-olah hanya dengan menelan Tuhan dalam sekali telan barulah dia bisa meredakan kebencian yang terpendam di dalam hatinya. Bagaimana bisa kita menoleransi musuh Tuhan ini! Hanya pemusnahan dan pembasmian total dirinya yang akan membuat harapan hidup kita tercapai. Bagaimana bisa dia dibiarkan terus merajalela? Dia sudah merusak manusia sedemikian rupa sehingga manusia tidak lagi mengenal matahari surga dan telah menjadi mati rasa dan tanpa perasaan. Manusia telah kehilangan nalar manusia normal. Mengapa tidak menyerahkan seluruh keberadaan kita untuk memusnahkannya dan membakarnya untuk menyingkirkan semua kekhawatiran akan masa depan dan membiarkan pekerjaan Tuhan mencapai kemuliaan seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan lebih cepat? Gerombolan bajingan ini telah datang ke dalam dunia manusia dan mengubahnya menjadi kekacauan. Mereka telah membawa seluruh umat manusia ke tepi jurang, diam-diam berencana untuk mendorong mereka ke jurang agar hancur berkeping-keping sehingga mereka dapat memakan mayat mereka. Mereka dengan sia-sia berharap untuk menghancurkan rencana Tuhan dan masuk ke dalam pertandingan dengan Dia, mempertaruhkan segalanya dalam satu lemparan dadu[5]. Itu sama sekali tidak mudah. Lagipula, salib telah dipersiapkan untuk si raja setan, yang bersalah atas kejahatan paling kejam. Salib bukan tempat Tuhan dan Dia telah meninggalkannya untuk si setan. Tuhan telah lama muncul sebagai pemenang dan tidak lagi merasa sedih karena dosa umat manusia, tetapi akan membawa keselamatan kepada seluruh umat manusia.

Dari atas sampai ke bawah dan dari awal sampai akhir, Iblis telah mengganggu pekerjaan Tuhan dan bertindak dalam penentangan terhadap-Nya. Semua pembicaraan tentang "warisan budaya kuno", "pengetahuan tentang budaya kuno" yang berharga, "ajaran Taoisme dan Konfusianisme", "nilai-nilai Konfusius dan ritual feodal" telah membawa manusia ke dalam neraka. Pengetahuan dan teknologi zaman modern yang maju serta industri, pertanian, dan bisnis yang sangat maju, tidak terlihat di mana pun. Sebaliknya, semua itu hanya menekankan pada ritual feodal yang disebarluaskan oleh para "kera-kera" pada zaman kuno untuk dengan sengaja mengganggu, menentang, dan merombak pekerjaan Tuhan. Sampai hari ini, dia tidak saja terus menyengsarakan manusia, tetapi juga ingin menelan[6] manusia sepenuhnya. Penyebaran ajaran moral dan etika feodalisme dan pengetahuan budaya kuno yang diturunkan telah lama menjangkiti umat manusia dan mengubah mereka menjadi setan-setan besar dan kecil. Hanya sedikit dari mereka yang akan dengan senang hati menerima Tuhan, hanya sedikit yang akan dengan penuh sukacita menyambut kedatangan-Nya. Wajah seluruh umat manusia dipenuhi dengan niat membunuh, dan di setiap tempat, napas pembunuhan memenuhi udara. Mereka berusaha mengusir Tuhan dari negeri ini; dengan pisau dan pedang terhunus, mereka mengatur barisan perangnya untuk "membinasakan" Tuhan. Di seluruh negeri setan ini, tempat manusia terus-menerus diajarkan bahwa tidak ada Tuhan, berhala-hala tersebar di mana-mana, dan udara di atasnya dipenuhi dengan bau kertas terbakar dan dupa yang memualkan, begitu tebal sehingga membuat sulit bernapas. Itu seperti bau busuk lumpur yang terbawa angin bersama dengan ular beracun yang menggeliat-geliat, sedemikian rupa sehingga orang tidak bisa menahan muntah. Selain itu, samar-samar terdengar suara roh-roh jahat melantunkan nyanyian, suara yang sepertinya datang dari jauh di neraka, sedemikian rupa sehingga orang pasti akan gemetar. Di seluruh negeri ini ditempatkan berhala dengan semua warna pelangi, yang mengubah negeri ini menjadi dunia kenikmatan hawa nafsu, sementara raja setan terus tertawa dengan culas, seolah-olah rencana jahatnya telah berhasil. Sementara itu, manusia tetap sama sekali tidak menyadarinya, juga tidak sadar sedikit pun bahwa setan telah merusaknya sampai pada titik di mana dia menjadi tak sadarkan diri dan menundukkan kepalanya dalam kekalahan. Iblis ingin, dalam satu gebrakan, melenyapkan segala sesuatu tentang Tuhan, dan sekali lagi mencemari dan membunuh-Nya; itu dimaksudkan untuk menghancurkan dan mengganggu pekerjaan-Nya. Bagaimana mungkin dia membiarkan Tuhan menyamai statusnya? Bagaimana mungkin dia membiarkan Tuhan "ikut campur" dalam pekerjaannya di antara manusia di bumi? Bagaimana mungkin dia membiarkan Tuhan membuka topengnya dan memperlihatkan wajahnya yang mengerikan? Bagaimana mungkin dia membiarkan Tuhan mengacaukan pekerjaannya? Bagaimana mungkin si setan ini, yang penuh dengan kemarahan, membiarkan Tuhan memegang kendali atas pengadilan kerajaannya di bumi? Bagaimana mungkin dia dengan rela tunduk pada kekuatan-Nya yang lebih unggul? Wajah aslinya yang mengerikan sudah tersingkap apa adanya, sehingga manusia tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis, dan itu benar-benar sulit untuk dibicarakan. Bukankah itulah esensi si setan? Memiliki jiwa yang buruk, tetapi tetap menganggap dirinya sangat indah. Gerombolan kaki tangan dalam kejahatan[7] ini! Mereka turun ke alam fana untuk menikmati kesenangan dan menyebabkan keributan, mengaduk-aduk segala sesuatu sedemikian rupa sehingga dunia menjadi tempat yang berubah-ubah dan tidak konstan serta hati manusia dipenuhi dengan kepanikan dan kegelisahan, dan mereka telah mempermainkan manusia sedemikian rupa sehingga penampilannya telah menjadi seperti binatang buas yang tidak manusiawi, sangat buruk, di mana jejak terakhir dari manusia yang awalnya kudus telah hilang. Selain itu, mereka bahkan ingin mendapatkan kekuasaan berdaulat di bumi. Mereka merintangi pekerjaan Tuhan sedemikian rupa sehingga itu hampir tidak bisa maju sedikit pun, dan mereka menutup manusia serapat tembok yang terbuat dari tembaga dan besi. Setelah melakukan begitu banyak dosa yang serius dan menyebabkan begitu banyak bencana, apakah mereka masih mengharapkan sesuatu selain hajaran? Setan dan roh jahat telah mengamuk di bumi selama beberapa waktu, dan telah menutup kehendak dan upaya Tuhan yang sungguh-sungguh dengan begitu rapatnya sehingga mereka tidak dapat ditembus. Sungguh, ini adalah dosa yang kejam! Bagaimana mungkin Tuhan tidak merasa cemas? Bagaimana mungkin Tuhan tidak merasa murka? Mereka telah dengan keras menghalangi dan menentang pekerjaan: Betapa memberontaknya mereka! Bahkan setan-setan itu, baik besar maupun kecil, berperilaku seperti serigala di belakang singa, dan mengikuti arus jahat, membuat gangguan ke mana pun mereka pergi. Mengetahui kebenaran, mereka dengan sengaja menentangnya, anak-anak pemberontak ini! Seolah-olah, sekarang setelah raja neraka naik ke atas takhta raja, mereka menjadi sombong dan berpuas diri, memperlakukan orang lain dengan jijik. Berapa banyak di antara mereka yang mencari kebenaran dan mengikuti keadilan? Mereka semua adalah binatang buas, tidak lebih baik daripada babi dan anjing, berada di depan sekelompok lalat busuk, mengibaskan kepala mereka memberi selamat pada diri sendiri dan menyebabkan berbagai macam masalah,[8] di tengah-tengah tumpukan kotoran. Mereka percaya bahwa raja neraka mereka adalah raja yang terhebat dari semuanya, tanpa menyadari bahwa mereka sendiri tidak lebih daripada lalat-lalat busuk. Namun, mereka memanfaatkan kekuatan babi dan anjing yang menjadi induk mereka untuk memperkecil keberadaan Tuhan. Sebagai lalat kecil, mereka percaya induk mereka sama besarnya dengan ikan paus biru.[9] Mereka sama sekali tidak menyadari bahwa, sementara mereka sendiri sangat kecil, induk mereka adalah anjing dan babi najis yang ratusan juta kali lebih besar daripada mereka. Tidak sadar akan posisi mereka sendiri yang rendah, mereka mengandalkan bau busuk yang dikeluarkan oleh babi dan anjing itu untuk mengamuk, dengan sia-sia berpikir untuk melahirkan generasi yang akan datang, sungguh tak tahu malu! Dengan sayap hijau di punggungnya (ini mengacu pada pengakuan mereka bahwa mereka percaya kepada Tuhan), mereka mulai menjadi angkuh dan menyombongkan kecantikan dan pesona mereka di mana-mana, sementara mereka dengan diam-diam melemparkan kenajisan di tubuh mereka sendiri ke atas manusia. Selain itu, mereka sangat senang dengan diri mereka sendiri, seolah-olah mereka dapat menggunakan sepasang sayap berwarna pelangi untuk menyembunyikan kenajisan mereka, dan dengan cara ini mereka membawa penindasan mereka untuk menganiaya keberadaan Tuhan yang benar (ini mengacu pada apa yang terjadi di balik layar di dunia keagamaan). Bagaimana manusia bisa mengetahui bahwa, seindah apa pun sayap seekor lalat, lalat itu sendiri sebenarnya tidak lebih daripada makhluk yang sangat kecil, dengan perut yang penuh kotoran dan tubuh yang dipenuhi dengan kuman? Dengan kekuatan anjing dan babi sebagai induk mereka, mereka mengamuk di seluruh negeri (ini mengacu pada para pemuka agama yang menganiaya Tuhan dengan dukungan yang kuat dari negara yang memberontak terhadap Tuhan yang benar dan kebenaran) dengan kebiadaban mereka yang tak terkendali. Seolah-olah hantu orang Farisi Yahudi telah kembali bersama dengan Tuhan ke negeri si naga merah yang sangat besar, kembali ke sarang lamanya. Mereka telah memulai babak penganiayaan lainnya, melanjutkan kembali pekerjaan mereka beberapa ribu tahun yang lalu. Sekelompok makhluk bobrok ini pasti akan binasa di bumi pada akhirnya! Tampaknya setelah beberapa ribu tahun, roh najis menjadi semakin licik dan licin. Mereka terus-menerus memikirkan cara untuk mengacaukan pekerjaan Tuhan secara diam-diam. Dengan tipu muslihat dan tipu daya yang berlimpah, mereka ingin mengulang kembali tragedi yang terjadi beberapa ribu tahun lalu itu di tanah air mereka, membuat Tuhan hampir berteriak. Dia hampir tidak mampu menahan diri-Nya untuk kembali ke tingkat yang ketiga dari surga untuk membinasakan mereka. Untuk manusia mengasihi Tuhan, dia harus memahami kehendak-Nya, mengetahui sukacita dan dukacita-Nya, dan memahami apa yang dibenci-Nya. Melakukan ini akan lebih memacu jalan masuk manusia. Semakin cepat jalan masuk manusia, semakin cepat kehendak Tuhan dipuaskan. Semakin jelas manusia mengenali si raja setan, semakin dekat dia kepada Tuhan, sehingga kerinduan-Nya dapat tercapai.

Catatan kaki:

1. "Tidak dapat diuraikan" dimaksudkan sebagai sindiran, yang berarti manusia itu kaku dalam pengetahuan, budaya dan pandangan spiritual mereka.

2. "Berkeliaran dengan bebas, di luar jangkauan hukum" menunjukkan bahwa Iblis kehilangan kendali dan mengamuk.

3. "Keadaan kacau balau" mengacu pada bagaimana perilaku kejam setan tak tertahankan untuk dilihat.

4. "Memar dan babak belur" mengacu pada wajah buruk raja setan.

5. "Mempertaruhkan segalanya dalam satu lemparan dadu" berarti menaruh semua uang seseorang pada satu taruhan dengan harapan mendapatkan kemenangan pada akhirnya. Ini adalah kiasan untuk rencana kotor setan yang jahat dan keji. Ungkapan ini digunakan sebagai ejekan.

6. "Menelan" mengacu pada sikap kejam raja setan, yang merampok manusia secara keseluruhan.

7. "Kaki tangan dalam kejahatan" memiliki jenis yang sama dengan "segerombolan penjahat".

8. "Menyebabkan berbagai macam masalah" mengacu pada bagaimana orang-orang yang jahat membuat kekacauan, menghalangi, dan menentang pekerjaan Tuhan.

9. "Ikan paus biru" digunakan sebagai ejekan. Ini adalah sebuah kiasan di mana lalat begitu kecil sehingga babi dan anjing tampak sebesar ikan paus bagi mereka.

a. Empat Buku dan Lima Klasik adalah buku-buku resmi Konfusianisme di Tiongkok.

Sebelumnya: Pekerjaan dan Jalan Masuk (6)

Selanjutnya: Pekerjaan dan Jalan Masuk (8)

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini