Mengapa Engkau Enggan Menjadi Sebuah Kontras?

Orang-orang yang ditaklukkan adalah kontras, dan hanya setelah diri mereka disempurnakan, mereka dapat menjadi model dan contoh dari pekerjaan akhir zaman. Sebelum disempurnakan, mereka adalah kontras, alat, atau objek yang dipakai dalam pelayanan. Mereka yang telah ditaklukkan sepenuhnya oleh Tuhan merupakan kristalisasi pekerjaan pengelolaan-Nya, sekaligus model dan contoh. Perkataan yang telah Kugunakan untuk menggambarkan orang-orang semacam ini mungkin terdengar biasa-biasa saja, tetapi perkataan ini telah menyingkapkan banyak kisah menarik. Engkau sekalian, yang beriman kecil, akan selalu berbantah-bantah perihal sebutan yang biasa-biasa saja sampai wajah mereka merah padam karena marah, dan terkadang bahkan hubungan sampai rusak sebagai akibatnya. Meskipun ini hanya sebuah sebutan yang sepele, dalam pemikiranmu, dan dalam keyakinanmu, ini bukan hanya hal yang jauh lebih besar dari sekadar sebutan sepele, melainkan sebuah perkara penting yang berkaitan dengan nasib hidupmu. Jadi, mereka yang kurang arif seringkali akan menderita kerugian yang besar akibat hal-hal sepele seperti itu—ini seumpama pelit dalam pengeluaran yang kecil namun boros dalam pengeluaran yang besar. Hanya gara-gara sebutan yang sepele, engkau semua akan melarikan diri dan tidak akan pernah kembali lagi. Ini disebabkan engkau semua memandang kehidupan ini tidak penting dan memberi nilai terlalu tinggi pada panggilan yang orang gunakan untuk menyebut dirimu. Jadi, dalam kehidupan rohanimu, dan bahkan dalam kehidupanmu sehari-hari, engkau semua sering mengembangkan banyak cerita yang semrawut dan aneh akibat gagasanmu tentang status. Mungkin engkau semua tidak mau mengakui hal ini, tetapi Kuberitahukan kepadamu bahwa orang-orang seperti ini benar-benar ada dalam kehidupan nyata, meskipun engkau semua belum disingkapkan secara perseorangan. Hal-hal semacam ini telah terjadi dalam kehidupanmu masing-masing. Jika engkau tidak percaya, silakan simak sebuah sketsa kehidupan di bawah ini tentang seorang saudari (atau saudara). Bisa saja orang ini sebenarnya adalah engkau sendiri atau mungkin seseorang yang sudah engkau kenal dalam hidupmu. Bisa saja, sketsa kehidupan ini menggambarkan sebuah pengalaman yang pernah engkau alami. Tidak ada yang dikurangi dalam penggambarannya, tidak ada satu pun pikiran atau gagasan yang dihilangkan, melainkan semuanya telah dicatat secara keseluruhan dalam kisah ini. Jika engkau tidak percaya, bacalah terlebih dahulu kisah ini.

Ini adalah sedikit pengalaman dari "seorang yang rohani".

Orang ini merasa cemas ketika menyaksikan banyak hal yang saudara-saudari lakukan di gereja tidak sejalan dengan kehendak Tuhan, sehingga ia mulai memarahi mereka dengan mengatakan: "Kalian ini benar-benar menyedihkan! Apa kalian sama sekali tidak punya hati nurani? Mengapa kalian sengaja melakukan hal-hal yang tak terpuji? Mengapa kalian bukannya mencari kebenaran malah melakukan apa pun yang kalian sukai? ... Dan aku mengatakan hal-hal ini kepadamu, tetapi pada saat yang sama dirikulah yang kubenci. Aku melihat bahwa Tuhan sudah sangat tidak sabar dan aku merasa tidak tenang. Aku sungguh-sungguh mau untuk sepenuhnya melakukan pekerjaan yang telah Tuhan percayakan kepadaku dan aku sungguh-sungguh ingin untuk bisa melayani engkau semua. Hanya saja saat ini diriku begitu lemah. Tuhan telah menghabiskan begitu banyak waktu untuk kita dan telah mengucapkan begitu banyak firman, tetapi kita masih tetap sama. Di dalam hatiku, aku selalu merasa telah berutang terlalu besar kepada Tuhan ..." (Ia mulai meratap, tak mampu meneruskan perkataannya.) Lalu, ia mulai berdoa, "Ya Tuhan! Kumohon kiranya Engkau memberiku kekuatan, bangkitkanlah semangatku lebih dari yang pernah Engkau lakukan sebelumnya, dan kiranya Roh-Mu bekerja dalam diriku. Aku bersedia bekerja sama dengan-Mu. Selama Engkaulah yang mendapatkan kemuliaan pada akhirnya, aku bersedia saat ini juga memberikan seluruh diriku kepada-Mu, bahkan jika itu berarti aku harus menyerahkan nyawaku. Kami ingin mempersembahkan puji-pujian yang agung agar saudara-saudari kami dapat bernyanyi dan menari dengan sukacita untuk memuji nama-Mu yang kudus, memuliakan-Mu, memanifestasikan diri-Mu, untuk menyatakan bahwa pekerjaan-Mu benar dan dengan sepenuh hati memikirkan beban yang Kautanggung ...." Ia berdoa sungguh-sungguh dengan cara ini, dan Roh Kudus memang memberinya beban. Selama waktu itu, ia merasa sangat terbeban, dan ia menghabiskan seluruh harinya dengan membaca, menulis, dan mendengarkan. Ia sedapat mungkin menyibukkan diri. Keadaan rohaninya sangat luar biasa, dan di dalam hatinya, ia selalu penuh semangat dan merasa terbeban. Dari waktu ke waktu, ia menjadi lemah dan merasa seperti membentur tembok, tetapi tak lama kemudian, keadaannya kembali normal. Setelah beberapa waktu seperti ini, kemajuannya pesat, ia dapat memperoleh beberapa pemahaman tentang firman Tuhan, dan ia juga dengan cepat belajar banyak lagu pujian—secara keseluruhan, keadaan rohaninya sangat bagus. Ketika ia menyaksikan banyak hal di gereja yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan, ia pun menjadi cemas dan menegur saudara-saudarinya dengan berkata: "Apakah ini yang disebut pengabdian pada tugas kalian? Mengapa kalian bahkan tidak mampu membayar harga sekecil ini? Jika engkau semua tidak mau melakukannya, aku yang akan melakukannya ...."

Sementara merasa terbeban, ia merasa semakin kuat dalam imannya karena Roh Kudus bekerja lebih lagi. Kadang-kadang ia menghadapi beberapa kesulitan dan menjadi negatif, tetapi ia mampu mengatasi hal ini. Dengan kata lain, ketika ia mengalami pekerjaan Roh Kudus, bahkan ketika keadaannya sangat baik, ia tetap tidak dapat menghindari kesulitan-kesulitan tertentu atau merasa agak lemah. Hal-hal seperti itu mau tak mau terjadi, tetapi tak lama kemudian, ia berhasil keluar dari keadaan tersebut. Pada saat ia mengalami kelemahan, ia akan berdoa dan merasa bahwa tingkat pertumbuhannya sendiri benar-benar tidak memadai, tetapi ia bersedia bekerja sama dengan Tuhan. Apa pun yang Tuhan lakukan, ia bersedia memuaskan kehendak-Nya, dan menaati semua pengaturan-Nya. Ada beberapa orang yang memiliki pendapat dan prasangka tertentu terhadapnya tetapi ia mampu mengesampingkan dirinya sendiri dan secara proaktif melibatkan diri dalam persekutuan bersama mereka. Seperti inilah keadaan manusia pada saat Roh Kudus melaksanakan pekerjaan normal-Nya. Setelah jangka waktu tertentu, pekerjaan Tuhan mulai berubah dan orang-orang semuanya memasuki tahap lain dalam pekerjaan, dan di tahap tersebut Tuhan memiliki tuntutan lain terhadap mereka. Jadi, ada firman baru yang diucapkan, dan itu menciptakan tuntutan baru yang harus orang-orang penuhi. "... Hanya kebencian yang ada pada-Ku terhadapmu, sama sekali bukan berkat. Aku tidak pernah berpikiran untuk memberkatimu, Aku juga tidak berpikiran untuk menyempurnakanmu, karena engkau semua terlalu suka memberontak. Karena engkau semua bengkok dan curang, dan karena engkau semua tidak berkualitas dan statusmu rendah, engkau semua tidak pernah ada di hadirat-Ku maupun dalam hati-Ku. Pekerjaan-Ku dilakukan dengan satu maksud, yakni untuk menghukummu; tangan-Ku maupun hajaran-Ku tidak pernah jauh darimu. Aku terus-menerus menghakimi dan mengutukmu. Karena engkau semua tidak memahami diri-Ku, murka-Ku selalu menimpamu. Walaupun Aku selalu bekerja di tengah-tengahmu, engkau semua tidak mengetahui bagaimana sikap-Ku terhadapmu. Tidak ada yang lain, kecuali kejijikan—tidak ada sikap atau pendapat yang lain. Aku hanya ingin engkau semua bertindak sebagai kontras bagi hikmat-Ku dan kuasa-Ku yang sangat besar. Engkau semua tidak lebih dari sekadar kontras-Ku karena kebenaran-Ku dinyatakan melalui pemberontakanmu. Aku menyuruhmu untuk bertindak sebagai kontras bagi pekerjaan-Ku, menjadi pelengkap dalam pekerjaan-Ku ...." Begitu mendengar kata, "pelengkap" dan "kontras", ia pun mulai berpikir, "Bagaimana aku harus mengikuti perkataan-perkataan ini? Setelah membayar harga seperti ini, aku tetaplah sebuah kontras. Bukankah kontras itu semata-mata pelaku pelayanan? Pada masa lalu, dikatakan bahwa kita tidak akan menjadi pelaku pelayanan, bahwa kita akan menjadi umat Tuhan, tetapi bukankah kita di sini sampai hari ini masih berperan sebagai pelaku pelayanan? Bukankah pelaku pelayanan itu tidak punya kehidupan? Seberat apa pun penderitaan yang kutanggung, Tuhan tidak akan memujiku karenanya! Setelah aku selesai menjadi kontras, bukankah semuanya akan berakhir begitu saja? ..." Semakin ia memikirkannya, semakin ia merasa sedih. Ia merasa bahkan lebih sedih lagi ketika datang ke gereja dan menyaksikan keadaan saudara-saudarinya: "Kalian ini tidak beres! Aku juga tidak beres! Aku telah menjadi negatif. Aduh! Apakah yang dapat kita lakukan? Tuhan tetap tidak menginginkan kita. Dengan terus melakukan pekerjaan seperti ini, tidak mungkin Dia tidak membuat diri kita jadi negatif. Aku tidak tahu apa yang salah dengan diriku. Aku bahkan tidak ingin berdoa. Bagaimanapun juga, aku sekarang sedang tidak beres dan aku benar-benar tidak mampu mengumpulkan kekuatan batinku. Aku telah berdoa berulang kali namun tetap saja tidak mampu dan aku tidak mau terus seperti ini. Beginilah yang kulihat. Tuhan mengatakan bahwa kita adalah kontras, jadi, bukankah kontras itu hanyalah pelaku pelayanan? Tuhan mengatakan kita adalah kontras, bukan anak-anak-Nya, dan kita juga bukan umat-Nya. Kita bukan anak-anak-Nya, apalagi anak-anak sulung-Nya. Kita bukan apa-apa, hanya kontras. Jika kita hanyalah kontras, mungkinkah kita memiliki kesudahan yang baik? Para kontras tidak punya harapan karena mereka tidak punya kehidupan. Jika kita adalah anak-anak-Nya, jika kita umat-Nya, pasti ada harapan dalam hal itu—yakni kita dapat dijadikan sempurna. Dapatkah kontras membawa kehidupan yang bersumber dari Tuhan? Dapatkah Tuhan menaruh kehidupan dalam diri orang-orang yang melakukan pelayanan bagi-Nya? Orang-orang yang dikasihi-Nya adalah mereka yang memiliki hidup yang bersumber dari Dia, dan hanya orang-orang yang memiliki hidup yang bersumber dari Dia yang disebut anak-anak-Nya, umat-Nya. Meskipun aku ini negatif dan lemah, aku harap engkau semua tidak negatif. Aku tahu bahwa mundur dan bersikap negatif seperti ini tidak dapat memuaskan kehendak Tuhan, tetapi aku tidak mau menjadi kontras. Aku takut menjadi sebuah kontras. Bagaimanapun juga, aku hanya punya sangat banyak energi, dan aku tidak dapat terus-menerus seperti ini sekarang. Aku harap tak seorang pun di antaramu akan melakukan apa yang telah kulakukan, sebaliknya engkau semua akan dapat memperoleh semacam inspirasi dariku. Aku merasa sebaiknya aku mati saja! Aku akan meninggalkan beberapa kata terakhir sebelum menghadapi kematianku—aku harap engkau semua dapat terus bertindak sebagai kontras sampai pada akhirnya; mungkin pada akhirnya, Tuhan akan memuji juga orang-orang yang menjadi kontras ...." Ketika saudara-saudari melihat hal ini, mereka bertanya-tanya: "Bagaimana mungkin ia dapat bersikap begitu negatif? Bukankah ia sepenuhnya baik-baik saja selama beberapa hari terakhir ini? Mengapa semangatnya tiba-tiba hilang sama sekali? Mengapa ia bersikap tidak normal?" Ia berkata: "Jangan bilang aku tidak bersikap normal. Sebetulnya, aku mengerti segala sesuatu dengan jelas di dalam hatiku. Aku tahu bahwa aku tidak memuaskan kehendak Tuhan, tetapi bukankah itu semata-mata karena aku tidak mau bertindak sebagai kontras bagi-Nya? Aku tidak melakukan apa pun yang buruk. Mungkin suatu hari nanti, Tuhan akan mengubah sebutan 'kontras' menjadi 'makhluk ciptaan,' dan bukan hanya itu, tetapi makhluk ciptaan-Nya yang dipakai oleh-Nya dengan cara-cara penting. Bukankah dalam hal ini masih ada harapan? Aku harap kalian tidak akan bersikap negatif ataupun merasa berkecil hati, dan dapat terus ikut Tuhan dan melakukan yang terbaik untuk melayani sebagai kontras. Namun, bagaimanapun juga, aku sendiri tidak dapat terus-menerus dalam keadaan seperti ini. Jangan biarkan tindakanku mengekang kalian." Orang lain mendengar itu dan berkata: "Sekalipun engkau berhenti mengikuti Dia, kami akan tetap ikut Tuhan, karena Tuhan tidak pernah memperlakukan kami dengan tidak adil. Kami tidak mau dihalangi oleh kenegatifanmu."

Setelah melewati pengalaman ini selama beberapa waktu, ia tetap saja berada dalam keadaan negatif perihal menjadi kontras, jadi, Aku berkata kepadanya: "Engkau tidak memiliki pemahaman tentang pekerjaan-Ku. Engkau tidak memahami kebenaran yang hakiki, esensi ataupun hasil yang Kukehendaki dari firman-Ku. Engkau tidak tahu tujuan, juga tidak tahu hikmat dari pekerjaan-Ku. Engkau tidak memahami kehendak-Ku. Yang kauketahui hanyalah bahwa kau ingin mundur karena engkau sebuah kontras—engkau terlalu menyibukkan dirimu dengan keinginanmu untuk memperoleh status! Betapa bodohnya engkau! Aku telah berbicara begitu banyak kepadamu di masa lalu. Aku telah mengatakan bahwa Aku akan menyempurnakanmu; sudah lupakah engkau? Bukankah Aku terlebih dahulu berbicara tentang disempurnakan sebelum Aku berbicara tentang kontras?" "Tunggu dulu, biar aku memikirkannya. Ya, benar! Engkau memang berbicara mengenai hal-hal itu sebelum Engkau berbicara tentang kontras!" "Ketika Aku berbicara tentang disempurnakan, bukankah Aku mengatakan bahwa hanya setelah orang ditaklukkan barulah mereka akan disempurnakan?" "Ya!" "Bukankah ucapan-Ku itu tulus? Bukankah semua itu dikatakan dengan cara yang jujur?" "Ya! Engkau adalah Tuhan yang tidak pernah mengatakan apa pun yang tidak jujur—ak seorang pun berani menyangkal hal ini. Namun, Engkau berbicara dengan begitu banyak cara." "Bukankah cara-Ku berbicara berubah sesuai dengan tahap-tahap pekerjaan yang berbeda? Bukankah hal-hal yang Kusampaikan itu Kulaksanakan dan Kukatakan berdasarkan kebutuhanmu?" "Engkau bekerja sesuai dengan kebutuhan orang-orang dan Engkau menyediakan apa yang mereka butuhkan. Memang ini benar!" "Jadi, bukankah hal-hal yang telah Kuutarakan kepadamu menguntungkan dirimu? Bukankah hajaran-hajaran-Ku itu dilaksanakan demi kebaikanmu"? "Bagaimana bisa Engkau terus mengatakan bahwa semua itu adalah demi kebaikanku! Engkau telah menghajarku sampai aku hampir mati—sampai rasanya aku tak mau hidup lagi. Hari ini Engkau mengatakan ini, dan besok Engkau mengatakan itu. Aku tahu Engkau sedang menyempurnakan diriku demi kebaikanku, tetapi Engkau belum menyempurnakan aku—Engkau menjadikan aku sebuah kontras dan Engkau masih terus menghajar diriku. Engkau membenciku, bukan? Tak seorang pun berani memercayai firman-Mu, dan baru sekarang aku melihat dengan jelas bahwa hajaran-Mu hanya untuk memecahkan masalah kebencian di dalam hati-Mu, bukan untuk menyelamatkan diriku. Sebelum ini, Engkau menyembunyikan kebenaran dariku; Engkau mengatakan akan menyempurnakan diriku dan bahwa hajaran itu adalah untuk menyempurnakan diriku. Jadi, aku selalu tunduk pada hajaran-Mu; aku tidak pernah membayangkan bahwa hari ini aku akan menyandang sebutan kontras. Tuhan, bukankah akan lebih baik seandainya Engkau menyuruhku berbuat yang lain selain hal ini? Haruskah Engkau membuatku memakai topi seorang kontras? Aku bahkan bisa menerima jika menjadi penjaga pintu gerbang di kerajaan. Aku telah sibuk ke sana kemari dan mengorbankan diri, tetapi pada akhirnya, kedua tanganku kosong—aku betul-betul tak punya uang satu sen pun. Namun bahkan sekarang pun Engkau mengatakan kepadaku bahwa Engkau menyuruh aku bertindak sebagai kontras-Mu? Bagaimana mungkin aku berani memperlihatkan wajahku?" "Apa yang kaubicarakan ini? Aku telah banyak sekali melakukan pekerjaan penghakiman di masa lalu, dan engkau tidak memahaminya? Apa kau tidak punya pemahaman sejati akan dirimu sendiri? Bukankah sebutan 'kontras' juga merupakan penghakiman berdasarkan firman? Apakah kaupikir semua yang Kubicarakan tentang kontras itu juga merupakan metode, suatu cara untuk menghakimimu? Lalu, bagaimana engkau bisa mengikuti Aku?" "Aku masih belum merencanakan caraku mengikuti Engkau. Pertama-tama, aku harus mengetahui: apakah aku seorang kontras atau bukan? Dapatkah kontras juga disempurnakan? Dapatkah sebutan 'kontras' diubah? Dapatkah aku menjadi saksi yang baik dengan menjadi sebuah kontras, dan kemudian menjadi seseorang yang disempurnakan, yang menjadi teladan sebagai orang yang mengasihi Tuhan dan contoh orang yang bergaul akrab dengan Tuhan? Dapatkah aku disempurnakan? Katakanlah kepadaku yang sebenarnya!" "Apa kau tidak menyadari bahwa segala sesuatu selalu berkembang, selalu berubah? Selama engkau sekarang ini mau taat dalam peranmu sebagai sebuah kontras, engkau akan dapat berubah. Entah engkau kontras atau bukan, itu tidak ada kaitannya dengan nasibmu. Kuncinya ialah apakah engkau mau atau tidak menjadi orang yang mengalami perubahan dalam watak hidupnya." "Bisakah Engkau memberitahuku apakah Engkau dapat menyempurnakanku atau tidak?" "Selama engkau mengikuti dan taat sampai akhir, Aku jamin bahwa Aku dapat menyempurnakan dirimu." "Dan penderitaan macam apa yang harus kualami?" "Engkau akan mengalami kesengsaraan, juga penghakiman dan hajaran berdasarkan firman, terutama hajaran berdasarkan firman, yang sama dengan hajaran menjadi sebuah kontras!" "Hajaran yang sama sebagai kontras juga? Tetapi, jika aku dapat disempurnakan oleh-Mu dengan cara menjalani kesengsaraan, jika masih ada harapan, itu tidak masalah. Bahkan seandainya itu hanya secercah harapan pun, itu lebih baik ketimbang menjadi sebuah kontras. Sebutan 'kontras' itu kedengarannya buruk sekali. Aku tidak mau menjadi kontras!" "Apa yang sedemikian buruknya tentang kontras? Bukankah menjadi kontras itu sendiri adalah hal yang baik? Apakah orang-orang yang menjadi kontras tidak layak untuk menikmati berkat? Jika Aku mengatakan bahwa orang-orang yang menjadi kontras dapat menikmati berkat, maka engkau pun akan dapat menikmati berkat. Bukankah benar bahwa sebutan orang berubah oleh karena pekerjaan-Ku? Namun, sekadar sebutan saja begitu banyak mengganggu dirimu? Kenyataan bahwa engkau adalah kontras semacam ini sangat layak. Apakah engkau mau ikut atau tidak?" "Tetapi, apakah Engkau dapat menyempurnakan aku atau tidak? Dapatkah Engkau mengizinkan aku menikmati berkat-berkat-Mu?" "Apakah engkau mau ikut sampai akhir atau tidak? Apakah engkau mau menyerahkan dirimu?" "Biarkan aku memikirkannya kembali. Sebuah kontras pun dapat menikmati berkat-berkat-Mu, dan dapat dijadikan sempurna. Setelah disempurnakan, aku akan menjadi mitra-Mu yang akrab dan akan mengerti kehendak-Mu secara keseluruhan, dan aku akan memiliki apa yang Engkau miliki. Aku akan dapat menikmati apa yang Engkau nikmati, dan aku akan mengetahui apa yang Engkau ketahui. ... Setelah menjalani kesengsaraan dan setelah disempurnakan, aku akan dapat menikmati berkat-berkat. Lalu, berkat-berkat apakah yang sebenarnya akan aku nikmati?" "Jangan khawatir tentang berkat-berkat apa yang akan kaunikmati. Bahkan, jika Aku memberitahukannya kepadamu, hal-hal ini melampaui bayanganmu. Setelah menjadi kontras yang baik, engkau akan ditaklukkan, dan engkau akan menjadi kontras yang berhasil. Ini adalah model dan contoh orang yang telah ditaklukkan, tetapi tentu saja engkau hanya dapat menjadi model dan contoh setelah dirimu benar-benar ditaklukkan." "Apakah yang dimaksud dengan model dan contoh?" "Maksudnya, menjadi model dan contoh bagi bangsa-bangsa asing, yaitu mereka yang belum ditaklukkan." "Berapa banyak orangkah yang termasuk di dalamnya?" "Sangat banyak orang. Bukan hanya empat atau lima ribu orang di antaramu—semua orang yang menerima sebutan itu di seluruh dunia harus ditaklukkan." "Jadi, bukan hanya lima atau sepuluh kota!" "Jangan mengkhawatirkan soal itu sekarang, dan jangan terlalu berlebihan mengkhawatirkan dirimu sendiri. Tetaplah berfokus pada bagaimana engkau seharusnya memperoleh jalan masukmu saat ini! Aku jamin engkau dapat disempurnakan." "Sampai sejauh manakah itu? Dan berkat-berkat apakah yang dapat kunikmati?" "Mengapa engkau begitu khawatir? Aku telah menjamin bahwa engkau dapat disempurnakan. Sudah lupakah engkau bahwa Aku dapat dipercaya?" "Memang benar Engkau dapat dipercaya, tetapi beberapa di antara metode bicara-Mu selalu berubah-ubah. Sekarang Engkau mengatakan bahwa Engkau menjamin aku dapat disempurnakan, tapi besok Engkau mungkin akan mengatakan bahwa itu belum tentu. Dan kepada beberapa orang Engkau berfirman, 'Aku jamin bahwa orang sepertimu tidak dapat disempurnakan.' Aku tidak tahu ada apa dengan firman-Mu. Aku hanya tidak berani memercayainya." "Jadi, apakah engkau mau menyerahkan dirimu atau tidak?" "Apa yang harus kuserahkan?" "Serahkan masa depanmu dan pengharapanmu." "Mudah melepaskan hal-hal seperti itu! Yang utama ialah sebutan 'kontras' itu—aku benar-benar tidak menginginkannya. Jika Engkau menghapus sebutan itu dari diriku, aku akan terbuka untuk apa pun, mampu melakukan apa pun. Bukankah semua itu hanya hal-hal kecil? Maukah Engkau menyingkirkan penyebutan itu?" "Itu hal yang mudah, bukan? Jika Aku dapat memberikan sebutan itu kepadamu, tentu saja Aku juga dapat menyingkirkannya. Tetapi sekarang belum waktunya. Engkau harus menuntaskan dahulu pengalamanmu di tahap pekerjaan ini, dan baru setelah itulah engkau dapat memperoleh sebutan yang baru. Semakin orang menyerupai dirimu, semakin perlu mereka menjadi kontras. Semakin takut engkau menjadi kontras, semakin Aku menyebut dirimu seperti itu. Orang seperti engkau harus didisiplin dengan keras dan ditangani. Semakin memberontak seseorang, semakin menjadi sekadar pelaku pelayanan mereka, dan pada akhirnya, mereka tidak akan memperoleh apa-apa." "Berhubung aku mencari dengan begitu tekun, kenapa aku tidak dapat membuang saja julukan 'kontras' tersebut? Kami telah mengikut Engkau selama bertahun-tahun dan telah banyak menderita. Kami telah melakukan banyak hal demi Engkau. Kami telah menerobos angin dan hujan; kami sudah mendekati akhir masa muda kami. Kami masih belum menikah ataupun membangun keluarga dan orang-orang di antara kami yang telah melakukan hal itu masih bertahan. Aku bersekolah hingga tamat Sekolah Menengah Atas, tetapi begitu mendengar Engkau telah datang, aku melepaskan kesempatan untuk masuk universitas. Dan Engkau katakan kami adalah kontras! Kami telah kehilangan begitu banyak! Kami melakukan semua ini, tetapi sekarang ternyata kami hanyalah kontras-kontras-Mu. Apa yang akan dipikirkan mantan teman sekolah dan rekan seusiaku mengenai diriku? Ketika mereka melihat aku dan menanyakan tentang kedudukan dan statusku, bagaimana aku tidak akan merasa malu untuk mengatakannya kepada mereka? Pertama, aku telah membayar harga berapapun karena keyakinanku kepada-Mu dan semua orang mencemooh diriku sebagai orang bodoh. Namun, aku tetap ikut dan merindukan saatnya tiba bagiku, ketika aku bisa membuktikan kepada semua orang yang tidak percaya. Tetapi, sekarang Engkau mengatakan kepadaku bahwa aku adalah kontras. Jika Engkau memberiku sebutan yang paling hina sekalipun, jika Engkau mengizinkan aku menjadi salah seorang umat Kerajaan, itu masih merupakan hal yang baik! Bahkan jika aku tidak dapat menjadi murid-Mu atau orang kepercayaan-Mu, aku sudah senang dengan hanya menjadi pengikut-Mu! Kami telah mengikuti Engkau selama bertahun-tahun, meninggalkan keluarga kami, dan merasa sulit sekali terus mengupayakan semua itu sampai sekarang, dan yang bisa kami tunjukkan sebagai hasilnya hanyalah sebutan 'kontras'! Aku telah meninggalkan semuanya demi Engkau; aku telah meninggalkan semua kekayaan duniawi. Sebelumnya, ada yang memperkenalkan kepadaku seorang calon pasangan hidup. Ia benar-benar tampan dan berpakaian rapi; ia putra seorang pejabat pemerintahan tingkat tinggi. Pada saat itu, aku tertarik kepada dirinya. Namun, begitu aku mendengar bahwa Tuhan sudah menampakkan diri dan sedang melakukan pekerjaan-Nya, bahwa Engkau akan memimpin kami masuk ke dalam Kerajaan dan menyempurnakan kami, dan bahwa Engkau meminta kami untuk memiliki tekad untuk segera meninggalkan segala sesuatu, begitu aku mendengarnya, aku menyadari bahwa aku sama sekali kurang bertekad! Aku pun menguatkan hatiku dan membuang kesempatan itu. Setelahnya, pria itu beberapa kali mengirim hadiah kepada keluargaku, tetapi aku bahkan tidak memedulikannya. Apakah menurut-Mu aku merasa kecewa pada waktu itu? Sesuatu yang begitu baik, dan menjadi sia-sia. Bagaimana aku tidak kecewa? Aku merasa kecewa selama beberapa hari sampai-sampai aku tidak dapat tidur pada malam hari, tetapi pada akhirnya aku tetap melepaskan kesempatan itu. Setiap kali berdoa, hatiku tersentuh oleh Roh Kudus, yang berkata, 'Apakah engkau rela mengorbankan segala sesuatu demi Aku? Maukah engkau mengorbankan dirimu untuk-Ku?' Setiap kali aku mengingat perkataan-perkataan-Mu itu, aku menangis. Aku tersentuh dan menangis dengan sedih lebih sering dari yang bisa kuingat. Setahun kemudian, aku mendengar pria itu telah menikah. Tak perlu dikatakan lagi, aku benar-benar sangat sedih, tetapi aku tetap membiarkan semuanya itu berlalu demi Engkau. Dan aku bahkan belum menyebutkan tentang betapa tak karuannya makanan dan pakaianku—aku telah menepis pernikahan itu, aku sudah menyerahkan segalanya, jadi, tidak seharusnya Engkau menyuruh aku bertindak sebagai sebuah kontras! Aku mengesampingkan kesempatanku untuk menikah, yang merupakan peristiwa terpenting dalam hidupku, semuanya itu demi mempersembahkan diriku kepada-Mu. Seluruh hidup seseorang tidak akan berarti dibandingkan dengan memperoleh pasangan hidup yang baik dan membangun keluarga yang bahagia. Aku telah melepaskan hal ini, hal yang terbaik dari semuanya, dan sekarang aku tidak punya apa-apa dan aku benar-benar sendirian. Ke manakah Engkau akan menyuruhku pergi? Aku telah menderita sejak aku mulai mengikut Engkau. Aku tidak memiliki kehidupan yang baik. Aku telah meninggalkan keluarga dan karierku, demikian pula seluruh kenikmatan jasmani dan apakah semua pengorbananku ini masih tidak cukup untuk aku dapat menikmati berkat-berkat-Mu? Lalu, sekarang perihal 'kontras' ini. Tuhan, Engkau sudah kelewatan! Lihatlah kami–kami tidak lagi memiliki apa pun yang dapat kami andalkan di dunia ini. Beberapa di antara kami telah meninggalkan anak-anak kami, pekerjaan, pasangan hidup[a], dan lain sebagainya; kami telah membuang semua kenikmatan jasmani. Masih adakah harapan bagi kami? Bagaimanakah kami dapat terus bertahan di dunia ini? Apakah pengorbanan yang telah kami lakukan ini tidak bernilai sepeser pun? Tidakkah Engkau mengerti semua ini? Status kami rendah dan kami tidak berkualitas—kami menerima hal ini, tetapi kapankah kami pernah tidak mengindahkan apa yang Kaukehendaki untuk kami lakukan? Kini tanpa belas kasihan Engkau meninggalkan kami dan 'membalas' kami dengan memberi kami sebutan 'kontras'? Itulah imbalan dari seluruh pengorbanan kami? Pada akhirnya, jika orang-orang bertanya kepadaku apakah sebenarnya yang telah kuperoleh dari kepercayaanku kepada Tuhan, dapatkah aku benar-benar membiarkan mereka melihat kata 'kontras' ini? Bagaimanakah aku dapat membuka mulutku untuk mengatakan bahwa aku adalah kontras? Aku tidak dapat menjelaskan mengenai hal ini kepada orang tuaku dan aku juga tidak dapat menjelaskannya kepada mantan calon pasanganku. Aku telah membayar harga sedemikian besarnya, dan yang aku peroleh sebagai imbalan hanyalah menjadi sebuah kontras! Ah! Aku merasa sangat sedih!" (Ia mulai memukul-mukul kedua pahanya, dan menangis.) "Jika Aku mengatakan bahwa sekarang Aku tidak akan lagi memberikan kepadamu sebutan kontras, melainkan akan menjadikanmu salah seorang dari umat-Ku dan menyuruhmu untuk pergi dan mewartakan Injil, jika Aku memberimu status agar engkau dapat bekerja, mampukah engkau melakukannya? Apa sesungguhnya yang telah engkau peroleh dari langkah demi langkah pekerjaan ini? Dan di sini engkau malah menyuguhkan kisahmu kepada-Ku—engkau tidak tahu malu! Engkau berkata telah membayar harga tetapi tidak memperoleh apa-apa. Mungkinkah Aku belum memberitahukan kepadamu mengenai persyaratan-Ku untuk mendapatkan satu jiwa? Untuk siapakah pekerjaan-Ku ini? Apakah engkau tahu? Engkau di sini malah menghidupkan kembali keluhan lamamu! Apakah engkau bahkan masih terhitung sebagai manusia? Bukankah engkau menanggung setiap penderitaan itu atas kemauanmu sendiri? Dan bukankah penderitaanmu itu kautanggung demi untuk memperoleh berkat? Apakah engkau telah memenuhi persyaratan-Ku? Semua yang kauinginkan hanyalah memperoleh berkat. Engkau tidak tahu malu! Kapankah persyaratan-Ku bagi dirimu itu bersifat wajib? Jika engkau bersedia mengikuti Aku, engkau harus mau patuh kepada-Ku dalam segala hal. Jangan coba-coba menegosiasikan persyaratan. Bagaimanapun juga, Aku telah mengatakan kepadamu sebelumnya bahwa jalan ini merupakan jalan penderitaan. Jalan itu penuh dengan kemungkinan yang suram disertai sedikit saja hal menguntungkan. Sudah lupakah engkau? Aku telah berulang kali mengatakan hal ini. Jika engkau bersedia menderita, maka ikutlah Aku. Jika engkau tidak bersedia menderita, berhenti saja. Aku tidak memaksamu—engkau bebas untuk datang atau pergi! Namun demikian, beginilah cara pekerjaan-Ku dilaksanakan, dan Aku tidak dapat menunda seluruh pekerjaan-Ku hanya karena pemberontakanmu secara pribadi. Engkau boleh saja tidak taat, namun masih ada orang lain yang mau taat. Engkau semua adalah orang-orang yang sangat menyedihkan! Engkau tidak takut pada apa pun! Engkau menegosiasikan persyaratan dengan-Ku—apakah engkau mau tetap hidup atau tidak? Engkau membuat rencana bagi dirimu sendiri dan berjuang demi ketenaran serta keuntungan dirimu sendiri. Bukankah seluruh pekerjaan-Ku adalah demi dirimu? Apakah engkau buta? Sebelum Aku menjelma menjadi manusia, engkau tidak dapat melihat Aku, dan perkataan yang telah kauucapkan ini masih dapat diampuni, tetapi sekarang Aku telah berinkarnasi dan Aku sedang bekerja di antaramu, tetapi engkau tetap tidak dapat melihatnya? Apakah engkau tidak mengerti? Engkau berkata telah menderita kerugian; jadi Aku telah menjadi manusia untuk menyelamatkanmu orang-orang yang keadaannya menyedihkan dan telah melakukan begitu banyak pekerjaan, tetapi bahkan sampai sekarang engkau masih mengeluh—tidakkah engkau akan mengatakan bahwa Aku telah menderita kerugian? Bukankah segala yang telah Kulakukan itu adalah demi engkau? Aku memberikan sebutan seperti ini kepada orang-orang berdasarkan tingkat pertumbuhan mereka sekarang. Jika Aku menyebut dirimu 'kontras', engkau pun langsung menjadi sebuah kontras. Demikian juga, jika Aku menyebut dirimu 'salah seorang umat Tuhan', engkau pun langsung menjadi umat Tuhan. Apa pun sebutan-Ku terhadapmu, itulah dirimu. Bukankah semuanya itu terwujud cukup dengan beberapa patah firman yang Kukatakan? Dan beberapa patah firman-Ku ini membuatmu semarah itu? Kalau begitu, maaf saja! Jika engkau tidak taat sekarang, pada akhirnya engkau akan dikutuk—lalu akankah engkau bahagia? Engkau tidak memperhatikan jalan kehidupan melainkan hanya berfokus pada status dan sebutan terhadap dirimu; seperti apakah hidupmu? Aku tidak menyangkal bahwa engkau telah membayar harga yang mahal, namun perhatikanlah tingkat pertumbuhan dan perbuatanmu—dan bahkan sekarang pun, engkau masih berusaha menegosiasikan persyaratan. Apakah ini tingkat pertumbuhan yang telah engkau peroleh melalui tekadmu? Apakah engkau masih punya integritas? Apakah engkau masih punya hati nurani? Akukah yang telah melakukan kesalahan? Apakah persyaratan-Ku atasmu merupakan kesalahan? Lalu, apakah itu? Aku menghendaki engkau menjadi kontras selama beberapa hari, tetapi engkau tidak mau melakukannya. Ketetapan hati macam apa itu? Engkau semua adalah orang-orang yang kemauannya lemah, engkau semua adalah para pengecut! Menghukum orang-orang sepertimu sekarang juga, memang sudah selayaknya!" Setelah Aku berkata demikian, ia tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Dalam mengalami pekerjaan semacam ini sekarang, engkau harus memiliki pemahaman tentang langkah-langkah pekerjaan Tuhan dan metode-metode yang dipergunakan-Nya untuk mengubah seseorang. Inilah satu-satunya cara agar perubahan membuahkan hasil. Dalam upaya yang engkau semua lakukan, ada terlalu banyak gagasan, harapan dan cita-cita yang bersifat individual. Pekerjaan saat ini adalah untuk menangani keinginanmu memiliki status serta hasratmu yang muluk-muluk. Harapan, status, dan gagasan, semuanya itu merupakan representasi klasik dari watak Iblis. Alasan mengapa hal-hal semacam ini ada dalam hati manusia adalah sepenuhnya karena racun yang ditebarkan Iblis selalu merusak pikiran manusia, dan manusia selalu tidak mampu menepis godaan Iblis tersebut. Mereka hidup dalam dosa tetapi tidak menganggap hal itu sebagai dosa, bahkan mereka beranggapan: "Karena kami percaya kepada Tuhan, Dia harus mencurahkan berkat kepada kami dan mengatur segalanya bagi kami dengan sepantasnya. Karena kami percaya kepada Tuhan, maka kami harus lebih unggul daripada orang lain, dan kami harus memiliki status yang lebih tinggi serta masa depan yang lebih baik dari orang lain. Karena kami percaya kepada Tuhan, maka Dia harus memberi berkat yang tak terbatas kepada kami. Jika tidak, itu namanya bukan percaya kepada Tuhan." Selama bertahun-tahun, cara pikir yang diandalkan oleh orang-orang untuk bertahan hidup telah sedemikian merusak hati mereka hingga mencapai titik di mana mereka menjadi orang-orang yang tak bisa dipercaya, pengecut dan tercela. Bukan hanya tidak memiliki kemauan keras atau tekad, mereka juga telah menjadi tamak, congkak dan degil. Mereka sama sekali tidak memiliki tekad yang melampaui keakuannya, bahkan mereka tidak mempunyai keberanian sedikit pun untuk menepis tekanan pengaruh kegelapan ini. Pemikiran dan kehidupan orang-orang telah sedemikian rusaknya, sehingga perspektif mereka tentang percaya kepada Tuhan masih teramat menjijikkan, bahkan ketika orang-orang membicarakan perspektif mereka tentang percaya kepada Tuhan, itu benar-benar tak tertahankan untuk didengar. Orang-orang semuanya pengecut, tidak kompeten, hina dan rapuh. Mereka tidak merasa muak akan kuasa kegelapan dan mereka tidak menyukai terang dan kebenaran; sebaliknya mereka berusaha sekuat tenaga untuk mengenyahkannya. Bukankah cara berpikir dan perspektifmu saat ini pun seperti ini? "Karena aku percaya kepada Tuhan, aku haruslah diberkati, dan harus dipastikan bahwa statusku tidak pernah kandas; statusku itu harus tetap lebih tinggi dari status orang-orang yang tidak percaya." Perspektif semacam itu sudah ada pada dirimu selama bertahun-tahun, bukannya baru satu atau dua tahun saja. Pola pikirmu yang berbau bisnis sudah kebablasan. Meskipun hari ini engkau sudah sampai pada langkah ini, engkau masih belum melepas soal status, tetapi masih terus berupaya untuk menanyakannya dan menyelidikinya setiap hari sambil merasa was-was kalau-kalau pada suatu hari engkau akan kehilangan statusmu dan namamu akan terpuruk. Manusia tidak pernah mengesampingkan keinginan mereka untuk mengalami kemudahan. Jadi sekarang saat Aku menghakimimu dengan cara seperti ini, tingkat pemahaman seperti apakah yang akan engkau miliki pada akhirnya? Engkau semua akan mengatakan bahwa meskipun statusmu tidak tinggi, engkau telah menikmati perbuatan Tuhan yang meninggikan dirimu. Karena engkau semua terlahir rendah, engkau tidak memiliki status, tetapi engkau mendapatkan status karena Tuhan telah meninggikan engkau—inilah sesuatu yang dianugerahkan Tuhan kepadamu. Sekarang engkau dapat secara pribadi menerima didikan dari Tuhan, serta hajaran dan penghakiman-Nya. Ini bahkan terlebih lagi merupakan peninggian-Nya atas dirimu. Engkau semua dapat secara pribadi menerima pemurnian dan pembakaran-Nya. Ini merupakan kasih Tuhan yang luar biasa. Selama berabad-abad tidak ada seorang pun yang pernah menerima api pemurnian-Nya dan tidak ada seorang pun yang pernah disempurnakan oleh firman-Nya. Sekarang Tuhan sedang berbicara kepadamu dengan berhadapan muka, memurnikanmu, menyingkapkan keadaan batiniahmu yang sedang memberontak—ini benar-benar perbuatan-Nya yang sedang meninggikanmu. Kemampuan apa yang orang-orang miliki? Terlepas dari apakah mereka anak-anak Daud, atau keturunan Moab, secara keseluruhan, manusia adalah makhluk ciptaan yang tidak memiliki apa pun untuk disombongkannya. Karena engkau adalah ciptaan Tuhan, engkau harus melakukan tugasmu sebagai makhluk ciptaan. Tidak ada hal lain yang dituntut darimu. Beginilah engkau seharusnya berdoa: "Ya Tuhan! Entah aku memiliki status atau tidak, aku sekarang telah mengerti tentang diriku sendiri. Jika statusku tinggi, itu karena Engkau yang meninggikannya, dan jika statusku rendah, itu karena ketetapan-Mu. Segala sesuatu berada di tangan-Mu. Aku tidak punya pilihan atau keluhan apa pun. Engkau telah menetapkan bahwa aku harus lahir di negeri ini dan di tengah orang-orang ini, dan satu-satunya yang harus kulakukan adalah taat sepenuhnya di bawah kekuasaan-Mu karena segala sesuatu berada di dalam ketetapan-Mu. Aku tidak memikirkan status; bagaimanapun juga, aku hanyalah makhluk ciptaan. Jika Engkau menaruhku dalam jurang maut, dalam lautan api dan belerang, diriku bukan apa-apa selain makhluk ciptaan. Jika Engkau memakai aku, diriku hanya makhluk ciptaan. Jika Engkau menyempurnakan aku, aku hanya makhluk ciptaan. Jika Engkau tidak menyempurnakanku, aku akan tetap mengasihi-Mu karena aku tidak lebih dari makhluk ciptaan. Aku tidak lebih dari makhluk ciptaan yang sangat kecil, yang diciptakan oleh Tuhan Sang Pencipta, hanya salah satu dari antara umat manusia yang diciptakan. Engkaulah yang menciptakan diriku, dan sekarang Engkau telah sekali lagi menaruh aku kembali di tangan-Mu untuk Kau perlakukan diriku seturut kehendak-Mu. Aku bersedia menjadi alat-Mu dan kontras-Mu karena segala sesuatu sudah ditetapkan oleh-Mu. Tidak seorang pun dapat mengubahnya. Segala sesuatu dan semua peristiwa ada di tangan-Mu." Ketika waktunya tiba, engkau tidak lagi memikirkan tentang status, engkau akan terbebas darinya. Hanya setelah itulah, engkau dapat mencari dengan percaya diri dan penuh keberanian, dan hanya setelah itulah hatimu dapat merdeka dari apa pun yang menghalangi. Begitu orang telah dimerdekakan dari hal-hal ini, mereka tidak akan memiliki kekhawatiran lagi. Apakah keprihatinan utama sebagian besar orang di antaramu sekarang ini? Engkau semua selalu terhalang oleh status dan terus-menerus mengkhawatirkan masa depanmu sendiri. Engkau selalu membuka-buka halaman perkataan Tuhan, ingin membaca perkataan tentang tempat tujuan umat manusia dan ingin tahu tentang prospek masa depanmu serta apa yang akan menjadi tempat tujuanmu. Engkau bertanya-tanya, "Apakah aku benar-benar memiliki prospek? Mungkinkah Tuhan telah menyingkirkannya? Tuhan hanya mengatakan bahwa aku adalah sebuah kontras; lalu, seperti apakah prospek masa depanku?" Sulit bagimu untuk mengesampingkan prospek dan nasibmu. Sekarang, engkau semua adalah para pengikut dan telah memperoleh sedikit pemahaman tentang tahap pekerjaan ini. Namun, engkau semua belum mengesampingkan hasratmu akan status. Ketika statusmu tinggi, engkau semua mencari dengan baik, tapi ketika statusmu rendah, engkau semua tidak mau lagi mencari. Berkat-berkat yang berkaitan dengan status selalu ada dalam pikiranmu. Mengapa sebagian besar orang tidak dapat melepaskan diri mereka dari sikap yang negatif? Bukankah jawabannya selalu akibat prospek yang suram? Segera setelah firman Tuhan diucapkan, engkau semua bergegas untuk melihat seperti apa sebenarnya status dan identitas dirimu. Engkau semua memprioritaskan status dan identitas dirimu sebagai yang paling utama, dan menurunkan visi di tempat kedua. Di tempat ketiga adalah sesuatu yang harus engkau masuki, dan di tempat keempat adalah kehendak Tuhan yang sekarang ini. Pertama-tama engkau melihat apakah sebutan "kontras" yang Tuhan berikan untukmu sudah berubah atau belum. Engkau membaca, dan membaca lagi, dan ketika engkau melihat bahwa sebutan "kontras" itu telah dihapus, engkau menjadi bahagia dan dengan segenap hati bersyukur kepada Tuhan dan memuji-muji kebesaran kuasa-Nya. Sebaliknya, jika engkau semua melihat bahwa dirimu masih tetap sebuah kontras, engkau menjadi kecewa dan semangat di dalam hatimu segera memudar. Semakin engkau mencari dengan cara seperti ini, semakin sedikit yang akan engkau tuai. Semakin kuat keinginan seseorang untuk meraih status, semakin serius dirinya harus ditangani dan semakin berat pemurnian yang harus mereka alami. Orang-orang semacam itu tidak layak! Mereka harus ditangani dan dihakimi sepantasnya supaya mereka mau melepaskan hasratnya akan hal-hal tersebut. Jika engkau semua mengejar dengan cara seperti ini sampai pada akhirnya, engkau tidak akan menuai apa pun. Mereka yang tidak mengejar kehidupan tidak dapat diubah, dan mereka yang tidak haus akan kebenaran tidak akan memperoleh kebenaran. Engkau tidak berfokus mengejar perubahan pribadi dan pada jalan masukmu, sebaliknya engkau selalu berfokus pada keinginan-keinginan yang berlebihan dan hal-hal yang menghalangi dirimu untuk mengasihi Tuhan serta menghalangimu untuk semakin dekat dengan Dia. Dapatkah semua hal itu mengubah dirimu? Dapatkah semua itu membawamu masuk ke dalam Kerajaan? Jika sasaran pengejaranmu bukan mencari kebenaran, sebaiknya engkau menarik manfaat dari kesempatan ini dan kembali saja pada kehidupan dunia dan meraih keberhasilan di sana. Membuang-buang waktumu seperti ini benar-benar tidak ada gunanya—mengapa harus menyiksa dirimu sendiri? Bukankah engkau akan dapat menikmati segala macam hal yang ada di dunia yang indah ini? Uang, wanita cantik, status, keangkuhan hidup, keluarga, anak-anak, dan lain sebagainya—bukankah semua produk dunia ini adalah hal yang terbaik yang dapat engkau nikmati? Apakah gunanya berkelana di dunia ini sambil mencari tempat yang dapat membuat dirimu bahagia? Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya, jadi bagaimana engkau dapat menemukan tempat yang nyaman? Mana mungkin Ia menciptakan bagimu sebuah tempat yang indah dan nyaman? Apakah itu mungkin? Selain penghakiman-Ku, sekarang engkau hanya dapat menerima pengajaran tentang kebenaran. Engkau tidak dapat memperoleh kenyamanan dari-Ku dan engkau tidak dapat memperoleh tempat penuh kebahagiaan yang engkau dambakan siang dan malam. Aku tidak akan mengaruniakan kepadamu kekayaan dunia ini. Jika engkau mengejar dengan hati yang murni, Aku bersedia mengaruniakan kepadamu jalan kehidupan dalam segala keutuhannya, dan membuatmu bagaikan ikan yang kembali ke air. Jika engkau tidak mengejar dengan hati yang murni, Aku akan mengambil kembali semua itu. Aku tidak mau mengaruniakan firman dari mulut-Ku ini kepada orang-orang yang serakah akan kenyamanan duniawi, yang kelakuannya seperti babi dan anjing!

Catatan kaki:

a. Dalam naskah aslinya tertulis "istri."

Sebelumnya: Fakta Sesungguhnya di Balik Pekerjaan Penaklukan (1)

Selanjutnya: Bagaimana Dampak Langkah Kedua dari Pekerjaan Penaklukan Tercapai

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini