Mereka yang Akan Disempurnakan Harus Mengalami Pemurnian
Jika engkau percaya kepada Tuhan, engkau harus tunduk pada Tuhan, melakukan kebenaran, dan melakukan semua tugasmu. Selain itu, engkau harus memahami hal-hal yang harus engkau alami. Jika engkau hanya mengalami dirimu dipangkas, didisiplinkan, dan dihakimi, jika engkau hanya mampu menikmati Tuhan, tetapi tetap tidak mampu merasakan ketika Tuhan sedang mendisiplinkan atau memangkas dirimu—ini tidak bisa diterima. Mungkin dalam peristiwa pemurnian ini, engkau masih mampu bertahan, tetapi ini masih belum cukup; engkau masih harus terus bergerak maju. Pelajaran mengasihi Tuhan tidak pernah berhenti, dan tidak akan pernah ada akhirnya. Manusia memandang percaya kepada Tuhan sebagai sesuatu yang sangat sederhana, tetapi begitu mereka mendapat sedikit pengalaman praktis, mereka kemudian menyadari bahwa percaya kepada Tuhan itu tidaklah sesederhana yang orang bayangkan. Ketika Tuhan bekerja untuk memurnikan manusia, manusia menderita. Makin besar pemurnian yang mereka alami, makin mereka memiliki hati yang mengasihi Tuhan, dan akan makin besar kekuatan Tuhan dinyatakan dalam dirinya. Sebaliknya, makin sedikit orang mengalami pemurnian, makin sedikit mereka memiliki hati yang mengasihi Tuhan dan akan makin sedikit kekuatan Tuhan dinyatakan di dalam diri mereka. Semakin besar pemurnian dan penderitaan seseorang, dan semakin besar siksaan yang mereka alami, akan semakin dalam kasihnya kepada Tuhan, akan menjadi semakin murni imannya kepada Tuhan, dan akan semakin mendalam pengenalannya akan Tuhan. Dalam pengalamanmu, engkau akan melihat bahwa orang-orang yang mengalami banyak penderitaan saat mereka dimurnikan, yang menerima banyak pemangkasan dan disiplin, memiliki kasih yang dalam kepada Tuhan serta pengenalan akan Tuhan yang lebih mendalam dan kuat, dan bahwa mereka yang tidak mengalami pemangkasan Tuhan hanya akan memiliki pengenalan yang dangkal. Mereka hanya bisa berkata: "Tuhan itu begitu baik, Dia memberikan anugerah kepada manusia sehingga manusia bisa menikmati-Nya." Jika orang telah dipangkas dan didisiplinkan Tuhan, mereka akan mampu membicarakan tentang pengenalan yang benar akan Tuhan. Jadi, semakin luar biasa pekerjaan Tuhan dalam diri manusia, semakin berharga dan bermakna pekerjaan itu. Semakin tak terselami itu bagimu dan semakin tidak sesuai dengan gagasanmu, semakin pekerjaan Tuhan itu mampu menaklukkanmu, mendapatkanmu, dan menjadikanmu sempurna. Betapa dalamnya makna penting pekerjaan Tuhan! Jika Tuhan tidak memurnikan manusia dengan cara ini, jika Dia tidak bekerja dengan metode ini, pekerjaan-Nya akan menjadi tidak efektif dan tanpa makna. Dikatakan di masa lalu bahwa Tuhan akan memilih dan mendapatkan kelompok orang ini, dan menyempurnakan mereka pada akhir zaman; dalam hal ini terkandung makna penting yang luar biasa. Semakin besar pekerjaan yang dikerjakan-Nya dalam dirimu, semakin dalam dan semakin murni kasihmu kepada Tuhan. Semakin besar pekerjaan Tuhan, semakin manusia mampu memahami sesuatu dari hikmat-Nya dan semakin dalam pengenalan manusia akan Dia. Selama akhir zaman, 6.000 tahun rencana pengelolaan Tuhan akan berakhir. Mungkinkah itu benar-benar berakhir dengan sedemikian mudahnya? Begitu Dia menaklukkan umat manusia, akankah pekerjaan-Nya itu berakhir? Mungkinkah sesederhana itu? Manusia memang membayangkannya sesederhana itu, tetapi apa yang Tuhan lakukan tidaklah sesederhana itu. Bagian mana pun dari pekerjaan Tuhan yang ingin kausebutkan, semua itu tak terselami oleh manusia. Jika engkau mampu menyelami pekerjaan Tuhan, pekerjaan Tuhan itu akan menjadi tak bermakna atau tak bernilai. Pekerjaan yang Tuhan lakukan tidak dapat diselami; itu terlalu bertentangan dengan gagasanmu, dan semakin tidak dapat diselami oleh pemahamanmu, semakin terlihat bahwa pekerjaan Tuhan bermakna: jika pekerjaan Tuhan sesuai dengan gagasanmu, pekerjaan Tuhan itu akan menjadi tidak bermakna. Hari ini, engkau merasa bahwa pekerjaan Tuhan sangatlah ajaib, dan semakin ajaib, semakin engkau merasa bahwa Tuhan tak terselami, dan engkau melihat betapa besar perbuatan Tuhan itu. Jika Dia hanya melakukan pekerjaan yang dangkal dan biasa-biasa saja untuk menaklukkan manusia dan tidak melakukan hal lain setelah itu, manusia tidak akan mampu melihat makna penting dari pekerjaan Tuhan. Walau engkau mengalami sedikit pemurnian sekarang ini, itu adalah keuntungan besar bagi pertumbuhanmu dalam kehidupan; jadi sangat perlu bagimu untuk mengalami kesukaran seperti itu. Hari ini, engkau mengalami sedikit pemurnian, tetapi setelahnya engkau akan benar-benar mampu melihat perbuatan Tuhan dan pada akhirnya engkau akan berkata: "Perbuatan Tuhan begitu ajaib!" Perkataan inilah yang akan ada dalam hatimu. Setelah mengalami pemurnian Tuhan untuk sejangka waktu (pengujian bagi pelaku pelayanan dan masa hajaran), pada akhirnya sebagian orang akan berkata: "Percaya kepada Tuhan sangat sulit!" Perkataan "sangat sulit" yang mereka gunakan menunjukkan bahwa perbuatan Tuhan memang tak terselami, bahwa pekerjaan Tuhan sangatlah bermakna dan bernilai, dan sangat layak dihargai oleh manusia. Jika, setelah Aku melakukan begitu banyak pekerjaan, engkau tidak sedikit pun memiliki pengetahuan, apakah pekerjaan-Ku masih memiliki nilai? Itu akan membuatmu berkata: "Pelayanan kepada Tuhan itu benar-benar sulit, perbuatan Tuhan sangat ajaib, Tuhan benar-benar bijak! Tuhan itu begitu indah!" Jika, setelah melewati satu masa pengalaman, engkau bisa mengatakan hal tersebut, hal ini membuktikan bahwa engkau sudah mendapatkan pekerjaan Tuhan dalam dirimu. Suatu hari, ketika engkau berada di negara lain untuk menyebarkan Injil dan seseorang bertanya kepadamu: "Bagaimana mengenai imanmu kepada Tuhan?" engkau akan bisa berkata: "Tindakan Tuhan begitu menakjubkan!" Mereka akan merasakan bahwa kata-katamu itu membicarakan tentang pengalaman nyata. Inilah kesaksian yang sejati. Engkau akan mengatakan pekerjaan Tuhan penuh hikmat, dan pekerjaan-Nya dalam dirimu benar-benar meyakinkanmu dan menaklukkan hatimu. Engkau akan selalu mengasihi-Nya karena Dia lebih dari layak untuk menerima kasih manusia! Jika engkau bisa mengatakan hal-hal ini, engkau bisa menggerakkan hati orang. Semua inilah yang dimaksud dengan memberi kesaksian. Jika engkau bisa memberi kesaksian yang berkumandang, menggerakkan orang hingga menangis, itu menunjukkan engkau benar-benar orang yang mengasihi Tuhan, karena engkau mampu bersaksi tentang mengasihi Tuhan, dan melalui dirimu, tindakan Tuhan dapat dipersaksikan dalam kesaksianmu. Melalui kesaksianmu, orang lain menjadi rindu untuk mencari pekerjaan Tuhan, untuk mengalami pekerjaan Tuhan, dan di lingkungan apa pun mereka berada, mereka mampu untuk berdiri teguh. Hanya inilah cara yang benar memberi kesaksian dan inilah tepatnya yang dituntut darimu saat ini. Engkau harus melihat bahwa pekerjaan Tuhan sangat berharga dan layak dihargai oleh manusia, bahwa Tuhan sangat berharga dan begitu berlimpah; Dia tidak hanya bisa berfirman, tetapi Dia juga menghakimi manusia, memurnikan hati mereka, memberi mereka kenikmatan, mendapatkan mereka, menaklukkan mereka, dan menyempurnakan mereka. Dari pengalamanmu, engkau akan melihat bahwa Tuhan sungguh layak dikasihi. Jadi, seberapa dalamkah engkau mengasihi Tuhan saat ini? Apakah engkau benar-benar bisa mengatakannya dari hatimu? Ketika engkau mampu mengungkapkan kata-kata ini dari kedalaman hatimu, engkau akan bisa memberi kesaksian. Begitu pengalamanmu telah mencapai tingkat ini, engkau akan mampu menjadi saksi bagi Tuhan, dan engkau akan memenuhi syarat. Jika engkau tidak mencapai tingkat ini dalam pengalamanmu, berarti engkau masih terlalu jauh. Wajar jika orang mengalami kelemahan selama proses pemurnian, tetapi setelah pemurnian engkau seharusnya mampu mengatakan: "Tuhan sangat berhikmat dalam pekerjaan-Nya!" Jika engkau sungguh-sungguh mampu mendapatkan pemahaman praktis dari perkataan ini, maka itu akan menjadi sesuatu yang sangat berharga bagimu, dan pengalamanmu akan menjadi bernilai.
Apa yang seharusnya engkau kejar sekarang? Apakah engkau mampu memberi kesaksian tentang pekerjaan Tuhan, apakah engkau mampu atau tidak menjadi kesaksian dan perwujudan Tuhan, dan apakah engkau layak atau tidak untuk dipakai oleh-Nya—inilah hal-hal yang harus engkau cari. Berapa banyak pekerjaan yang Tuhan lakukan dalam dirimu? Berapa banyak yang telah engkau lihat, berapa banyak yang telah engkau pahami? Berapa banyak yang telah kaualami, dan kaurasakan? Entah Tuhan telah mengujimu, memangkasmu, atau mendisiplinkan dirimu, tindakan-Nya dan pekerjaan-Nya telah terlaksana dalam dirimu. Namun sebagai seorang yang percaya kepada Tuhan dan seseorang yang mau mengejar untuk disempurnakan oleh-Nya, apakah engkau mampu memberikan kesaksian tentang pekerjaan Tuhan berdasarkan pengalaman praktismu sendiri? Bisakah engkau hidup dalam firman Tuhan melalui pengalaman praktismu? Apakah engkau mampu membekali orang lain melalui pengalaman praktismu sendiri, dan mengorbankan seluruh hidupmu untuk memberikan kesaksian tentang pekerjaan Tuhan? Untuk memberi kesaksian tentang pekerjaan Tuhan, engkau harus mengandalkan pengalamanmu, pengetahuanmu, dan harga yang sudah engkau bayar. Hanya dengan demikianlah engkau dapat memuaskan maksud-Nya. Apakah engkau seseorang yang memberi kesaksian tentang pekerjaan Tuhan? Apakah engkau memiliki aspirasi ini? Jika engkau mampu menjadi kesaksian tentang nama-Nya, dan terlebih lagi, tentang pekerjaan-Nya, dan jika engkau dapat hidup dalam gambaran yang Dia inginkan dari umat-Nya, berarti engkau adalah saksi bagi Tuhan. Bagaimanakah seharusnya engkau bersaksi bagi Tuhan? Engkau melakukannya dengan mencari dan merindukan untuk hidup dalam firman Tuhan, dan dengan memberi kesaksian melalui kata-katamu, engkau memungkinkan orang untuk mengenal pekerjaan-Nya dan melihat tindakan-Nya. Jika engkau sungguh-sungguh mencari semua ini, Tuhan akan menyempurnakanmu. Jika yang engkau cari hanyalah agar disempurnakan oleh Tuhan dan diberkati pada akhirnya, maka cara pandang imanmu kepada Tuhan tidaklah murni. Engkau harus berusaha mengetahui bagaimana agar melihat perbuatan Tuhan dalam kehidupan nyata, bagaimana memuaskan-Nya ketika Dia menyatakan maksud-Nya kepadamu, bagaimana engkau harus memberi kesaksian tentang kebesaran dan hikmat-Nya, dan bagaimana memberi kesaksian tentang cara-Nya mendisiplinkan dan memangkasmu. Semua ini adalah hal-hal yang harus engkau renungkan. Jika hatimu yang mengasihi Tuhan hanyalah supaya engkau bisa mengambil bagian dalam kemuliaan Tuhan setelah Dia menyempurnakanmu, maka itu masih belum cukup dan tidak bisa memenuhi tuntutan Tuhan. Engkau harus mampu memberi kesaksian tentang pekerjaan Tuhan, memuaskan tuntutan-Nya, dan mengalami pekerjaan yang telah Dia lakukan dalam diri manusia dengan cara yang praktis. Entah itu rasa sakit, air mata, atau kesedihan, engkau harus mengalami semua ini dalam penerapanmu. Semua itu dimaksudkan untuk menyempurnakanmu sebagai seseorang yang menjadi kesaksian bagi Tuhan. Sebenarnya, apa yang mendorongmu untuk menderita dan mencari penyempurnaan? Apakah penderitaanmu saat ini benar-benar demi mengasihi Tuhan dan menjadi kesaksian bagi-Nya? Ataukah demi mendapatkan berkat daging, bagi harapan masa depan dan nasibmu? Semua niat, motivasi, dan tujuan yang engkau kejar harus diluruskan dan tidak boleh dituntun oleh kehendakmu sendiri. Jika satu orang mencari penyempurnaan untuk menerima berkat dan memerintah dalam kuasa, sementara yang lain mengejar penyempurnaan untuk memuaskan Tuhan, untuk benar-benar menjadi kesaksian yang nyata tentang pekerjaan Tuhan, yang manakah dari antara kedua pengejaran itu yang akan engkau pilih? Jika engkau memilih yang pertama, engkau masih terlalu jauh dari standar Tuhan. Aku pernah mengatakan bahwa tindakan-tindakan-Ku akan diketahui secara terbuka di seluruh alam semesta dan Aku akan memerintah sebagai Raja di alam semesta. Di sisi lain, apa yang dipercayakan kepada engkau semua adalah untuk pergi dan menjadi kesaksian tentang pekerjaan Tuhan, bukan untuk menjadi raja dan menampakkan diri di seluruh alam semesta. Biarlah pekerjaan Tuhan memenuhi alam semesta dan cakrawala. Biarlah semua orang melihatnya dan mengakuinya. Perkataan ini dikatakan dalam hubungannya dengan Tuhan itu sendiri, dan apa yang harus manusia lakukan adalah menjadi kesaksian bagi Tuhan. Berapa banyak yang engkau ketahui tentang Tuhan sekarang? Seberapa banyak engkau dapat bersaksi tentang Tuhan? Apa tujuan Tuhan menyempurnakan manusia? Begitu engkau mengerti maksud Tuhan, bagaimana engkau harus memperhatikan maksud-Nya? Jika engkau ingin disempurnakan dan ingin memberi kesaksian tentang pekerjaan Tuhan lewat apa yang engkau hidupi, jika engkau memiliki dorongan ini, tidak ada yang terlalu sulit. Yang orang butuhkan saat ini adalah iman. Jika engkau memiliki dorongan ini, dengan mudah engkau akan melepaskan semua kenegatifan, kepasifan, kemalasan, dan gagasan dari daging, falsafah tentang cara berinteraksi dengan orang lain, watak pemberontakan, perasaan, dan sebagainya.
Sementara mengalami ujian, normal bagi manusia untuk merasa lemah, atau memiliki kenegatifan dalam diri mereka, atau kurang memiliki kejelasan tentang maksud Tuhan atau jalan penerapan mereka. Namun dalam hal apa pun, engkau harus memiliki iman dalam pekerjaan Tuhan, dan seperti Ayub, jangan menyangkal Tuhan. Walaupun Ayub lemah dan mengutuki hari kelahirannya sendiri, dia tidak menyangkal bahwa segala sesuatu dalam hidup manusia dikaruniakan oleh Yahweh dan Yahweh jugalah yang mengambil semuanya itu.. Apa pun ujian yang dihadapinya, dia tetap mempertahankan keyakinannya ini. Dalam pengalamanmu, pemurnian apa pun yang engkau alami melalui firman Tuhan, yang Tuhan kehendaki dari manusia, singkatnya, adalah iman mereka dan hati mereka yang mengasihi Tuhan. Yang Dia sempurnakan dengan bekerja dengan cara ini adalah iman, kasih dan aspirasi manusia. Tuhan melakukan pekerjaan penyempurnaan dalam diri manusia, dan mereka tidak bisa melihatnya, tidak bisa merasakannya; dalam situasi inilah imanmu dibutuhkan. Iman manusia dibutuhkan ketika sesuatu tidak bisa terlihat oleh mata telanjang, dan imanmu dibutuhkan ketika engkau tidak bisa melepaskan gagasanmu sendiri. Ketika engkau tidak mengerti pekerjaan Tuhan, yang dibutuhkan darimu adalah memiliki iman dan engkau harus bersikap tegas dan tetap teguh dalam kesaksianmu. Ketika Ayub mencapai titik ini, Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berbicara kepadanya. Artinya, hanya dari dalam imanmulah, engkau akan bisa melihat Tuhan, dan ketika engkau memiliki iman, Tuhan akan menyempurnakanmu. Tanpa iman, Dia tidak bisa melakukan ini. Tuhan akan mengaruniakan kepadamu apa pun yang ingin engkau dapatkan. Jika engkau tidak memiliki iman, engkau tidak bisa disempurnakan dan engkau tidak akan mampu melihat perbuatan Tuhan, apalagi kemahakuasaan-Nya. Jika engkau memiliki iman bahwa engkau akan melihat tindakan-Nya dalam pengalaman praktismu, Tuhan akan menampakkan diri kepadamu dan Dia akan mencerahkan dan membimbingmu dari dalam batinmu. Tanpa iman itu, Tuhan tidak bisa melakukan hal itu. Jika engkau sudah kehilangan harapan kepada Tuhan, bagaimana engkau akan bisa mengalami pekerjaan-Nya? Karena itu, hanya jika engkau memiliki iman dan tidak memendam keraguan terhadap Tuhan, hanya jika engkau memiliki iman yang sejati kepada-Nya apa pun yang Dia lakukan, Dia akan menerangi dan mencerahkanmu melalui pengalamanmu, dan hanya setelah itulah engkau akan bisa melihat tindakan-tindakan-Nya. Semua ini dicapai melalui iman. Iman hanya diperoleh melalui pemurnian, dan tanpa pemurnian, iman tidak dapat berkembang. Apa maksud kata "iman"? Iman adalah kepercayaan yang sejati dan hati yang tulus yang harus manusia miliki ketika mereka tidak bisa melihat atau menyentuh sesuatu, ketika pekerjaan Tuhan tidak sesuai dengan gagasan manusia, ketika itu di luar jangkauan manusia. Inilah iman yang Aku maksudkan. Manusia membutuhkan iman selama masa-masa sulit dan selama pemurnian, dan iman adalah sesuatu yang diikuti oleh pemurnian; pemurnian dan iman tidak bisa terpisahkan. Bagaimana pun cara Tuhan bekerja, dan dalam lingkungan seperti apa pun engkau, engkau mampu mengejar kehidupan, dan mencari kebenaran, serta mencari pengetahuan tentang pekerjaan Tuhan, dan memiliki pemahaman tentang tindakan-tindakan-Nya, dan engkau mampu bertindak sesuai kebenaran. Melakukan semua itu adalah arti memiliki iman yang sejati, dan menunjukkan bahwa engkau belum kehilangan iman kepada Tuhan. Engkau hanya dapat memiliki iman yang sejati kepada Tuhan jika engkau mampu untuk teguh mengejar kebenaran melalui pemurnian, jika engkau mampu benar-benar mengasihi Tuhan dan tidak mengembangkan keraguan tentang Dia, jika apa pun yang Dia lakukan, engkau tetap melakukan kebenaran untuk memuaskan-Nya, dan jika engkau mampu mencari maksud-Nya secara mendalam dan memikirkan maksud-Nya. Di masa lalu, ketika Tuhan berkata engkau akan memerintah sebagai raja, engkau mengasihi Dia, dan ketika Dia secara terbuka menunjukkan diri-Nya kepadamu, engkau mengejar-Nya. Namun sekarang Tuhan tersembunyi, engkau tidak bisa melihat-Nya, dan masalah telah datang menimpamu—sekarang di saat seperti ini, apakah engkau kehilangan harapan kepada Tuhan? Jadi, setiap saat engkau harus mengejar kehidupan dan berusaha memuaskan maksud Tuhan. Inilah yang disebut iman sejati, dan ini adalah kasih yang paling sejati dan jenis kasih yang paling indah.
Di masa lalu, orang-orang semuanya akan datang ke hadapan Tuhan untuk menyatakan tekad mereka, dan mereka berkata: "Bahkan seandainya tidak ada orang lain yang mengasihi Tuhan, aku harus mengasihi-Nya." Namun sekarang, pemurnian datang menimpamu, dan karena ini tidak sesuai dengan gagasanmu, engkau kehilangan iman kepada Tuhan. Apakah ini kasih yang murni? Engkau sudah membaca berulang kali tentang perbuatan Ayub—apakah engkau sudah lupa? Kasih sejati hanya bisa terbentuk dari dalam iman. Engkau mengembangkan kasih sejati kepada Tuhan lewat pemurnian yang engkau alami, dan melalui imanmu engkau mampu memikirkan maksud Tuhan dalam pengalaman praktismu, dan melalui iman engkau memberontak melawan dagingmu sendiri dan mengejar kehidupan; inilah yang seharusnya manusia lakukan. Jika engkau melakukan ini, engkau akan mampu melihat tindakan Tuhan, tetapi jika engkau kekurangan iman, engkau tidak akan bisa melihat tindakan Tuhan ataupun mengalami pekerjaan-Nya. Jika engkau ingin dipakai dan disempurnakan oleh Tuhan, engkau harus memiliki semuanya: kemauan untuk menderita, iman, daya tahan, ketundukan, dan kemampuan untuk mengalami pekerjaan Tuhan, memahami maksud-Nya, mau memikirkan kesedihan-Nya, dan lain sebagainya. Menyempurnakan seseorang tidaklah mudah, dan setiap pemurnian yang engkau alami membutuhkan iman dan kasihmu. Jika engkau ingin disempurnakan oleh Tuhan, tidaklah cukup untuk sekadar bergegas di jalan, juga tidak cukup sekadar mengorbankan diri bagi Tuhan. Engkau harus memiliki banyak hal supaya bisa menjadi seseorang yang disempurnakan oleh Tuhan. Ketika menghadapi penderitaan, engkau harus mampu untuk tidak memedulikan daging dan tidak mengeluh kepada Tuhan. Ketika Tuhan menyembunyikan diri-Nya darimu, engkau harus mampu memiliki iman untuk mengikuti-Nya, menjaga kasihmu kepada-Nya tanpa membiarkan kasih itu hilang atau berkurang. Apa pun yang Tuhan lakukan, engkau harus tunduk pada rancangan-Nya, dan siap untuk mengutuki dagingmu sendiri daripada mengeluh kepada-Nya. Ketika dihadapkan pada ujian, engkau harus memuaskan Tuhan, meskipun engkau mungkin menangis getir atau merasa enggan berpisah dengan beberapa objek yang engkau kasihi. Hanya inilah kasih dan iman yang sejati. Bagaimanapun tingkat pertumbuhanmu yang sebenarnya, engkau harus terlebih dahulu memiliki keinginan untuk menanggung kesukaran dan memiliki iman yang sejati, dan engkau juga harus memiliki keinginan untuk memberontak terhadap daging. Engkau harus mau menanggung kesukaran pribadi dan rela kepentingan pribadimu dirugikan demi memuaskan maksud Tuhan. Engkau juga harus mampu merasakan penyesalan tentang dirimu sendiri di dalam hatimu: di masa lalu, engkau tidak mampu memuaskan Tuhan dan sekarang, engkau dapat menyesali dirimu. Engkau tidak boleh kurang dalam satu pun dari hal-hal ini—melalui hal-hal inilah Tuhan akan menyempurnakanmu. Jika engkau tidak dapat memenuhi kriteria ini, engkau tidak bisa disempurnakan.
Seorang yang melayani Tuhan tidak boleh hanya tahu tentang menderita bagi-Nya; lebih dari itu, mereka harus mengerti bahwa tujuan percaya kepada Tuhan adalah berusaha untuk mengasihi Tuhan. Tuhan memakai dirimu bukan sekadar untuk memurnikanmu dan membuatmu menderita, tetapi Dia memakaimu supaya engkau mengetahui perbuatan-Nya, mengetahui makna sejati hidup manusia, dan secara khusus agar engkau tahu bahwa melayani Tuhan bukanlah tugas yang mudah. Mengalami pekerjaan Tuhan bukanlah tentang menikmati anugerah, tetapi lebih tentang menderita demi kasihmu kepada-Nya. Karena engkau menikmati anugerah Tuhan, engkau juga harus menikmati hajaran-Nya; engkau harus mengalami semua ini. Engkau bisa mengalami pencerahan Tuhan dalam dirimu dan engkau juga bisa merasakan bagaimana dipangkas dan dihakimi Tuhan. Dengan cara demikian, pengalamanmu akan menjadi luas dan lengkap. Tuhan telah melakukan pekerjaan penghakiman dan hajaran-Nya terhadapmu. Firman Tuhan telah memangkasmu, tetapi bukan hanya itu; firman Tuhan juga telah mencerahkan dan menerangimu. Ketika engkau negatif dan lemah, Tuhan mengkhawatirkan dirimu. Semua pekerjaan ini dimaksudkan supaya engkau tahu bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan manusia berada dalam pengaturan Tuhan. Engkau mungkin berpikir bahwa percaya kepada Tuhan adalah tentang penderitaan atau melakukan segala macam hal bagi-Nya; engkau mungkin berpikir bahwa tujuan percaya kepada Tuhan adalah agar dagingmu merasakan kedamaian, atau agar segala sesuatu dalam hidupmu berjalan lancar, atau agar engkau merasa nyaman dan tenang dalam segala hal. Namun, tak satu pun dari hal-hal ini merupakan tujuan yang harus manusia capai dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan. Jika engkau percaya demi tujuan-tujuan ini, berarti sudut pandangmu itu salah dan sama sekali tidak mungkin bagimu untuk disempurnakan. Tindakan Tuhan, watak Tuhan yang benar, hikmat-Nya, firman-Nya, keajaiban-Nya serta diri-Nya yang tak terselami, semua itulah yang harus manusia pahami. Engkau harus menggunakan pemahaman ini untuk menyingkirkan dari dalam hatimu semua tuntutan, harapan dan gagasan pribadimu. Hanya dengan menyingkirkan hal-hal ini, engkau bisa memenuhi syarat yang dituntut oleh Tuhan, dan hanya dengan melakukan ini, engkau bisa memiliki hidup dan memuaskan Tuhan. Tujuan percaya kepada Tuhan adalah untuk memuaskan-Nya dan hidup dalam watak yang Dia inginkan, sehingga tindakan dan kemuliaan-Nya dapat terwujud lewat sekelompok orang yang tidak layak ini. Inilah cara pandang yang benar untuk percaya kepada Tuhan, dan ini juga merupakan tujuan yang harus engkau capai. Engkau harus memiliki cara pandang yang benar dalam memercayai Tuhan dan engkau harus berusaha mendapatkan firman Tuhan. Engkau perlu makan dan minum firman Tuhan dan harus bisa hidup dalam kebenaran dan terutama engkau harus mampu melihat perbuatan-perbuatan-Nya yang nyata, perbuatan-Nya yang menakjubkan di seluruh alam semesta, juga pekerjaan nyata yang Dia lakukan dalam daging. Melalui pengalaman praktis mereka, manusia bisa menghargai bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan-Nya dalam diri mereka dan apa yang menjadi maksud-Nya bagi mereka. Tujuan semua ini adalah untuk menyingkirkan watak mereka yang rusak dan jahat. Setelah engkau menyingkirkan dari dalam dirimu kecemaran dan ketidakbenaran, dan setelah engkau membersihkan niatmu yang salah dan setelah engkau mengembangkan imanmu yang sejati kepada Tuhan—hanya dengan iman sejatilah engkau bisa benar-benar mengasihi Tuhan. Engkau hanya bisa mengasihi Tuhan dengan murni di atas dasar kepercayaanmu kepada-Nya. Dapatkah engkau mengasihi Tuhan tanpa percaya kepada-Nya? Karena engkau percaya kepada Tuhan, engkau tidak bisa membiarkan dirimu bingung tentang hal ini. Sebagian orang menjadi penuh semangat begitu mereka melihat bahwa iman kepada Tuhan akan memberi mereka berkat, tetapi langsung kehilangan energi begitu tahu bahwa mereka harus mengalami pemurnian. Seperti itukah percaya kepada Tuhan? Pada akhirnya, engkau harus mencapai ketundukan yang sempurna dan mutlak di hadapan Tuhan dalam imanmu. Engkau percaya kepada Tuhan, tetapi masih menuntut-Nya, memiliki banyak gagasan agamawi yang tidak bisa engkau lepaskan, keinginan pribadi yang tak bisa engkau lepaskan, dan masih mencari berkat daging, dan ingin agar Tuhan menyelamatkan dagingmu, menyelamatkan jiwamu—semua itu adalah perilaku orang yang punya cara pandang salah. Meskipun orang dengan kepercayaan agamawi memiliki iman kepada Tuhan, mereka tidak berusaha mengubah watak mereka, tidak mengejar pengenalan akan Tuhan, tetapi sebaliknya mereka hanya tertarik mencari apa yang daging mereka inginkan. Banyak di antara engkau sekalian yang memiliki iman yang termasuk dalam golongan orang agamawi; ini bukanlah iman yang sejati kepada Tuhan. Untuk percaya kepada Tuhan, manusia harus memiliki hati yang siap untuk menderita bagi-Nya dan kerelaan untuk menyerahkan diri bagi-Nya. Jika mereka tidak memenuhi kedua persyaratan ini, hal itu tidak dianggap sebagai iman kepada Tuhan dan mereka tidak akan mampu mengalami perubahan dalam watak mereka. Hanya mereka yang dengan sungguh-sungguh mengejar kebenaran, mencari pengenalan akan Tuhan, dan mengejar kehidupan yang merupakan orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan.
Ketika ujian datang kepadamu, bagaimana engkau akan menerapkan pekerjaan Tuhan dalam menangani ujian-ujian tersebut? Apakah engkau akan jadi negatif atau apakah engkau akan memahami ujian dan pemurnian Tuhan atas manusia dari aspek positif? Apa yang akan engkau dapatkan melalui ujian dan pemurnian Tuhan ini? Apakah kasihmu kepada Tuhan akan bertumbuh? Ketika engkau mengalami pemurnian, akankah engkau mampu menerapkan ujian Ayub dan dengan sungguh-sungguh terlibat dengan pekerjaan yang Tuhan lakukan dalam dirimu? Dapatkah engkau melihat bagaimana Tuhan menguji manusia lewat ujian Ayub? Inspirasi apa yang engkau dapatkan dari ujian Ayub? Apakah engkau mau bersaksi bagi Tuhan di tengah pemurnianmu, atau apakah engkau ingin memuaskan daging dalam lingkungan yang nyaman? Apakah sudut pandangmu yang sesungguhnya tentang iman kepada Tuhan? Apakah itu sungguh-sungguh untuk-Nya, dan bukan untuk daging? Apakah engkau sebenarnya memiliki target yang ingin kaukejar dalam pencarianmu? Apakah engkau mau menjalani pemurnian sehingga engkau dapat disempurnakan oleh Tuhan, atau apakah engkau lebih suka dihajar dan dikutuk oleh Tuhan? Apa sebenarnya pandanganmu tentang menjadi kesaksian bagi Tuhan? Apa yang seharusnya orang lakukan dalam lingkungan tertentu supaya menjadi kesaksian yang sejati bagi Tuhan? Karena Tuhan yang nyata telah menyatakan begitu banyak pekerjaan-Nya yang nyata dalam dirimu, mengapa engkau selalu berpikir untuk pergi? Apakah kepercayaanmu kepada Tuhan adalah untuk Tuhan? Bagi kebanyakan orang di antaramu, kepercayaanmu adalah bagian dari perhitungan yang engkau buat atas namamu sendiri, demi mengejar keuntungan pribadimu sendiri. Sangat sedikit orang yang percaya kepada Tuhan demi Tuhan; bukankah ini pemberontakan?
Tujuan pekerjaan pemurnian terutama adalah untuk menyempurnakan iman manusia. Pada akhirnya, apa yang dicapai adalah bahwa engkau ingin pergi, pada saat yang sama, engkau tidak bisa pergi; beberapa orang tetap mampu memiliki iman bahkan pada saat mereka tidak lagi memiliki sedikit pun harapan; dan orang tidak lagi memiliki harapan sama sekali mengenai masa depan mereka sendiri. Hanya pada saat inilah pemurnian Tuhan selesai. Manusia masih belum mencapai tahap mengambang antara hidup dan mati, dan mereka belum merasakan kematian, jadi proses pemurnian belum berakhir. Bahkan mereka yang berada pada tahap pelaku pelayanan pun belum dimurnikan sampai tingkat tertinggi. Ayub menjalani pemurnian yang ekstrem, dan tidak ada yang bisa dia andalkan. Manusia harus menjalani pemurnian sampai di tingkat di mana mereka tidak punya harapan dan tidak ada yang bisa diandalkan—hanya inilah pemurnian yang sejati itu. Selama masa para pelaku pelayanan, jika hatimu selalu tenang di hadapan Tuhan, dan jika apa pun yang dilakukan-Nya dan apa pun maksud-Nya bagimu, engkau selalu tunduk pada pengaturan-Nya, maka pada akhirnya, engkau akan mengerti semua yang telah Tuhan lakukan. Engkau menjalani ujian Ayub, dan pada saat yang sama engkau menjalani ujian Petrus. Ketika Ayub diuji, ia menjadi kesaksian, dan pada akhirnya Yahweh dinyatakan kepadanya. Hanya setelah dia menjadi kesaksian, dia layak memandang wajah Tuhan. Mengapa dikatakan: "Aku menyembunyikan diri dari tanah najis, tetapi memperlihatkan diri-Ku pada kerajaan yang kudus"? Itu artinya bahwa hanya ketika engkau kudus dan menjadi kesaksian, engkau bisa memiliki martabat untuk memandang wajah Tuhan. Jika engkau tidak bisa menjadi kesaksian bagi-Nya, engkau tidak memiliki martabat untuk memandang wajah-Nya. Jika engkau mundur atau mengeluh kepada Tuhan saat menghadapi pemurnian, sehingga gagal menjadi kesaksian bagi-Nya, dan menjadi bahan tertawaan Iblis, maka engkau tidak akan mendapatkan penampakan Tuhan. Jika engkau seperti Ayub, yang di tengah ujian mengutuki dagingnya sendiri dan tidak mengeluh kepada Tuhan, dan mampu membenci dagingnya sendiri tanpa mengeluh atau berdosa dalam perkataannya, itulah artinya engkau akan menjadi kesaksian. Ketika engkau menjalani pemurnian sampai tahap tertentu dan masih bisa seperti Ayub, sepenuhnya tunduk di hadapan Tuhan, dan tanpa menuntut hal lain dari-Nya atau memiliki gagasanmu sendiri, Tuhan pun akan menampakkan diri kepadamu. Sekarang ini Tuhan tidak menampakkan diri kepadamu karena engkau telah memiliki begitu banyak gagasan pribadi, prasangka pribadi, pikiran yang egois, persyaratan pribadi, dan keinginan daging, sehingga engkau tidak layak melihat wajah-Nya. Kalaupun engkau melihat Tuhan, engkau akan mengukur-Nya berdasarkan gagasanmu sendiri dan dengan melakukannya, Dia dipakukan lagi ke kayu salib olehmu. Jika ada banyak hal yang terjadi pada dirimu tidak sesuai dengan gagasanmu tetapi engkau bisa mengesampingkannya dan memperoleh pengetahuan tentang tindakan Tuhan dari hal-hal ini, dan jika di tengah pemurnian engkau memperlihatkan hati yang mengasihi Tuhan, berarti engkau tetap teguh dalam kesaksian bagi-Nya. Jika rumahmu damai, engkau menikmati kenyamanan daging, tidak ada yang menganiayamu, dan saudara-saudari di gereja menaatimu, bisakah engkau memperlihatkan hati yang mengasihi Tuhan? Dapatkah situasi ini memurnikanmu? Hanya melalui pemurnianlah kasihmu kepada Tuhan bisa diperlihatkan, dan hanya melalui terjadinya hal-hal yang tidak sesuai dengan gagasanmu, engkau bisa disempurnakan. Melalui adanya banyak hal negatif dan bertentangan, dan melalui segala macam perwujudan Iblis—tindakannya, tuduhannya, gangguannya dan penyesatannya—Tuhan memperlihatkan kepadamu wajah jahat Iblis dengan jelas, dan dengan demikian menyempurnakan kemampuanmu untuk membedakan Iblis, sehingga engkau akan membenci Iblis dan memberontak melawannya.
Banyaknya pengalaman kegagalan, kelemahan, dan masa-masa negatif yang engkau alami bisa dikatakan sebagai ujian Tuhan bagimu. Ini karena segala sesuatu berasal dari Tuhan, dan semua hal dan peristiwa ada di tangan-Nya. Entah engkau gagal atau lemah atau tersandung, semua tergantung pada Tuhan dan berada dalam genggaman tangan-Nya. Dari perspektif Tuhan, ini adalah ujian bagimu, dan jika engkau tidak bisa mengenalinya, itu akan menjadi pencobaan. Ada dua keadaan yang manusia harus kenali: satu datang dari Roh Kudus, yang lainnya bersumber dari Iblis. Yang satu adalah keadaan di mana Roh Kudus mencerahkanmu dan memungkinkanmu untuk mengenal dirimu sendiri, membenci dan menyesali dirimu sendiri, dan mampu memiliki kasih yang murni kepada Tuhan, sehingga bisa memusatkan hati untuk memuaskan Dia. Yang satu lagi adalah keadaan di mana engkau mengenal dirimu sendiri, tetapi engkau negatif dan lemah. Bisa dikatakan ini adalah pemurnian Tuhan, dan ini juga bisa dikatakan pencobaan Iblis. Jika engkau mengenali bahwa ini adalah penyelamatan Tuhan atas dirimu dan jika engkau merasa bahwa engkau sekarang sangat berutang kepada-Nya, dan jika mulai sekarang engkau berusaha membalas budi kepada-Nya dan tidak lagi jatuh dalam kebejatan, jika engkau berusaha makan dan minum firman-Nya, dan jika engkau selalu menganggap dirimu kekurangan, dan memiliki hati yang rindu, itu adalah ujian dari Tuhan. Setelah penderitaan berakhir, dan engkau sekali lagi bergerak maju, Tuhan akan tetap memimpin, menerangi, mencerahkan, dan memeliharamu. Namun, jika engkau tidak mengenalinya dan bersikap negatif, semata-mata menelantarkan dirimu dalam keputusasaan, jika engkau berpikir demikian, pencobaan Iblis telah menimpamu. Ketika Ayub menjalani ujian, Tuhan dan Iblis bertaruh, dan Tuhan mengizinkan Iblis menyakiti Ayub. Meskipun Tuhan-lah yang sedang menguji Ayub, Iblislah yang datang kepada Ayub. Bagi Iblis, dia sedang mencobai Ayub, tetapi Ayub ada di pihak Tuhan. Jika tidak demikian halnya, Ayub pasti telah jatuh ke dalam pencobaan. Begitu orang jatuh ke dalam pencobaan, mereka berada dalam bahaya. Menjalani pemurnian bisa dikatakan sebagai ujian dari Tuhan, tetapi jika engkau sedang tidak dalam keadaan baik, bisa dikatakan itu adalah pencobaan dari Iblis. Jika engkau tidak jelas tentang visi, Iblis akan menuduhmu dan mengaburkanmu dalam aspek visi. Tanpa sadar, engkau sudah jatuh ke dalam pencobaan.
Jika engkau tidak mengalami pekerjaan Tuhan, engkau tidak akan pernah bisa disempurnakan. Dalam pengalamanmu, engkau juga harus menyelami sampai ke rinciannya. Misalnya, hal-hal apa yang membuatmu mengembangkan gagasan serta begitu banyak motif, dan tindakan praktis apa yang kaumiliki untuk menyelesaikan masalah-masalah ini? Jika engkau bisa mengalami pekerjaan Tuhan, ini berarti engkau memiliki tingkat pertumbuhan. Jika engkau hanya terlihat bersemangat, itu bukanlah tingkat pertumbuhan yang sebenarnya dan engkau pasti tidak akan sanggup berdiri teguh. Hanya jika engkau semua mampu mengalami pekerjaan Tuhan dan engkau mampu mengalami dan merenungkan pekerjaan Tuhan setiap saat dan di mana saja, jika engkau semua mampu meninggalkan gembala, hidup mandiri dengan bergantung kepada Tuhan, dan mampu melihat tindakan Tuhan yang nyata—hanya pada saat itulah maksud Tuhan terpenuhi. Saat ini, kebanyakan orang tidak tahu bagaimana mengalaminya, dan saat menghadapi masalah, mereka tidak tahu cara menanganinya; mereka tidak mampu mengalami pekerjaan Tuhan, dan mereka tidak dapat menjalani kehidupan rohani. Engkau harus menerima firman dan pekerjaan Tuhan dalam kehidupan praktismu.
Kadang Tuhan memberimu perasaan tertentu, perasaan yang membuatmu kehilangan sukacita dalam batinmu, dan kehilangan hadirat Tuhan, sampai engkau merasa berada dalam kegelapan. Inilah salah satu jenis pemurnian. Setiap kali engkau melakukan sesuatu, selalu gagal atau seperti tidak berhasil. Inilah disiplin Tuhan. Terkadang, ketika engkau melakukan sesuatu yang memberontak dan menentang Tuhan, tidak seorang pun mengetahuinya—tetapi Tuhan tahu. Dia tidak akan melepaskanmu dan Dia akan mendisiplinkan dirimu. Pekerjaan Roh Kudus sangat mendetail. Dia dengan sangat saksama memperhatikan setiap perkataan dan perbuatan manusia, setiap tindakan dan gerak-geriknya, dan setiap pikiran dan gagasannya sehingga orang-orang bisa mendapat keyakinan dalam batin mereka tentang hal-hal ini. Engkau pernah melakukan sesuatu dan itu gagal, engkau kembali melakukan sesuatu dan itu tetap gagal, dan pelan-pelan engkau akan mulai memahami pekerjaan Roh Kudus. Lewat banyak disiplin, engkau akan tahu apa yang harus dilakukan supaya sesuai dengan maksud Tuhan dan apa yang tidak sesuai dengan maksud-Nya. Pada akhirnya, engkau akan memiliki respons yang akurat terhadap bimbingan Roh Kudus dalam dirimu. Kadang engkau akan berontak dan engkau akan ditegur oleh Tuhan di dalam batinmu. Semua ini berasal dari pendisiplinan Tuhan. Jika engkau tidak menghargai firman Tuhan, jika engkau memandang rendah pekerjaan-Nya, Dia tidak akan memedulikan engkau. Semakin engkau serius menanggapi firman Tuhan, semakin Dia akan mencerahkanmu. Sekarang ini, ada beberapa orang di gereja yang imannya campur aduk dan bingung, dan mereka melakukan banyak hal yang tidak pantas dan bertindak tanpa disiplin, sehingga pekerjaan Roh Kudus tidak dapat terlihat dengan jelas dalam diri mereka. Sebagian orang meninggalkan tugas mereka demi mendapatkan uang, pergi untuk menjalankan bisnis tanpa didisiplinkan; orang seperti itu berada dalam bahaya yang bahkan lebih besar. Mereka bukan hanya tidak memiliki pekerjaan Roh Kudus saat ini, tetapi di masa depan mereka akan sulit disempurnakan. Ada banyak orang yang di dalam dirinya pekerjaan Roh Kudus tidak bisa terlihat dan di dalam dirinya pendisiplinan Tuhan tidak bisa terlihat. Mereka adalah orang-orang yang tidak tahu dengan jelas maksud Tuhan dan yang tidak mengetahui pekerjaan-Nya. Mereka yang mampu berdiri teguh di tengah pemurnian, yang mengikuti Tuhan, apa pun yang Dia lakukan, dan setidak-tidaknya mampu untuk tidak meninggalkan-Nya, atau mencapai 0.1% dari apa yang Petrus capai, mereka akan baik-baik saja, tetapi mereka tidak punya nilai untuk dipakai oleh Tuhan. Banyak orang bisa mengerti sesuatu dengan cepat, memiliki kasih sejati kepada Tuhan, dan bisa melampaui tingkat yang dicapai Petrus, dan Tuhan melakukan pekerjaan penyempurnaan dalam diri mereka. Disiplin dan pencerahan datang kepada orang-orang seperti itu, dan jika ada sesuatu dalam diri mereka yang tidak sesuai dengan maksud Tuhan, mereka akan langsung membuangnya. Orang-orang semacam itu adalah emas, perak, dan batu-batu berharga—nilai mereka adalah yang tertinggi! Jika Tuhan sudah melakukan banyak pekerjaan tetapi engkau masih seperti pasir atau batu, engkau tidak berharga!
Pekerjaan Tuhan di negeri si naga merah yang sangat besar sangatlah menakjubkan dan tak terselami. Dia akan menyempurnakan sekelompok orang dan menyingkirkan beberapa orang lainnya, karena ada semua jenis orang di dalam gereja—ada orang yang mencintai kebenaran dan yang tidak; ada orang yang mengalami pekerjaan Tuhan dan yang tidak; ada orang yang melakukan tugas mereka dan yang tidak; ada orang yang bersaksi bagi Tuhan dan yang tidak—dan sebagian dari mereka adalah pengikut yang bukan orang percaya dan orang-orang jahat, dan mereka pasti akan disingkirkan. Jika engkau tidak mengetahui pekerjaan Tuhan dengan jelas, engkau akan menjadi negatif; ini adalah karena pekerjaan Tuhan hanya bisa dilihat dalam diri sebagian kecil orang. Pada saat ini, akan menjadi jelas siapa yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan siapa yang tidak. Mereka yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan memiliki pekerjaan Roh Kudus, sedangkan mereka yang tidak dengan sungguh-sungguh mengasihi Dia akan tersingkap melalui setiap langkah dalam pekerjaan-Nya. Mereka akan menjadi orang-orang yang akan disingkirkan. Orang-orang ini akan disingkapkan dalam pekerjaan penaklukan, dan mereka adalah orang-orang yang tidak punya nilai untuk disempurnakan. Mereka yang telah disempurnakan telah didapatkan oleh Tuhan dalam keseluruhan diri mereka, dan mampu mengasihi Tuhan seperti Petrus. Mereka yang telah ditaklukkan tidak memiliki kasih yang spontan, tetapi hanya kasih yang pasif, dan mereka terpaksa untuk mengasihi Tuhan. Kasih yang spontan dikembangkan melalui pemahaman yang diperoleh lewat pengalaman praktis. Kasih ini menguasai hati orang dan membuatnya rela mengabdikan dirinya kepada Tuhan; firman Tuhan menjadi landasan mereka dan mereka mampu menderita bagi Tuhan. Tentu saja, ini adalah hal-hal yang dimiliki orang yang sudah disempurnakan oleh Tuhan. Jika engkau hanya berusaha untuk ditaklukkan, engkau tidak bisa menjadi kesaksian bagi Tuhan; jika Tuhan hanya mencapai tujuan penyelamatan-Nya lewat menaklukkan orang, maka langkah para pelaku pelayanan sudah cukup untuk mencapai hal ini. Namun, menaklukkan manusia bukanlah tujuan akhir Tuhan, tujuan akhir-Nya adalah menyempurnakan manusia. Jadi, daripada mengatakan tahap ini adalah tahap pekerjaan penaklukan, lebih baik mengatakan bahwa ini adalah tahap pekerjaan penyempurnaan dan penyingkiran. Sebagian orang belum sepenuhnya ditaklukkan, dan dalam proses menaklukkan mereka, sekelompok orang akan disempurnakan. Kedua pekerjaan ini dilakukan serempak. Orang-orang belum pergi bahkan selama masa pekerjaan yang panjang, dan ini menunjukkan bahwa tujuan penaklukan sudah tercapai—inilah fakta mengenai ditaklukkan. Pemurnian bukanlah demi penaklukan, tetapi demi penyempurnaan. Tanpa pemurnian, manusia tidak bisa disempurnakan. Jadi, pemurnian begitu berharga! Hari ini sekelompok orang disempurnakan dan didapatkan. Kesepuluh berkat yang disebutkan sebelumnya ditujukan kepada mereka yang sudah disempurnakan. Segala hal tentang mengubah gambaran mereka di bumi ditujukan kepada mereka yang telah disempurnakan. Mereka yang belum disempurnakan, tidak memenuhi syarat untuk menerima janji-janji Tuhan.