Misteri Inkarnasi (3)

Ketika Tuhan melakukan pekerjaan-Nya, Dia datang bukan untuk terlibat dalam pembangunan atau gerakan apa pun, melainkan untuk melakukan pelayanan-Nya. Setiap kali Dia menjadi manusia, hal itu hanyalah untuk menyelesaikan satu tahap pekerjaan dan meluncurkan zaman yang baru. Sekarang Zaman Kerajaan telah tiba, demikian halnya dengan pelatihan untuk kerajaan. Tahap pekerjaan ini bukanlah pekerjaan manusia, dan bukan untuk membentuk manusia sampai ke taraf tertentu, melainkan hanya untuk menyelesaikan sebagian dari pekerjaan Tuhan. Apa yang Dia lakukan bukanlah pekerjaan manusia, bukan untuk mencapai hasil tertentu dalam membentuk manusia sebelum meninggalkan bumi; apa yang Dia lakukan adalah untuk melakukan pelayanan-Nya dan menyelesaikan pekerjaan yang harus Dia lakukan, yakni membuat pengaturan yang tepat untuk pekerjaan-Nya di bumi, dan dengan demikian memperoleh kemuliaan. Pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi tidak seperti pekerjaan orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus. Ketika Tuhan datang untuk melakukan pekerjaan-Nya di bumi, Dia hanya memedulikan tentang pelaksanaan pelayanan-Nya. Sedangkan mengenai semua hal lain yang tidak berkaitan dengan pelayanan-Nya, Dia nyaris tidak ambil bagian, bahkan sampai ke taraf menutup mata terhadap hal itu. Dia hanya melakukan pekerjaan yang harus Dia lakukan, dan tidak sedikit pun peduli tentang pekerjaan yang harus manusia lakukan. Pekerjaan yang Dia lakukan hanyalah yang berkaitan dengan zaman di mana Dia berada dan dengan pelayanan yang harus Dia lakukan, seolah-olah semua hal lainnya berada di luar lingkup-Nya. Dia tidak memperlengkapi diri-Nya dengan lebih banyak pengetahuan dasar tentang kehidupan sebagai salah satu di antara umat manusia, Dia juga tidak belajar lebih banyak keterampilan sosial atau memperlengkapi diri-Nya dengan hal lain apa pun yang manusia pahami. Segala sesuatu yang perlu dimiliki oleh manusia, sama sekali tidak dipedulikan-Nya dan Dia hanya melakukan pekerjaan yang merupakan tugas-Nya. Jadi, dalam pandangan manusia, Tuhan yang berinkarnasi memiliki kekurangan dalam banyak hal, sampai-sampai Dia bahkan tidak memperhatikan banyak hal yang seharusnya manusia miliki, dan Dia tidak memiliki pemahaman tentang hal-hal semacam itu. Hal-hal seperti pengetahuan umum tentang kehidupan, serta prinsip-prinsip yang mengatur perilaku pribadi dan interaksi dengan orang lain, tampaknya tidak ada hubungan dengan diri-Nya. Namun, engkau sama sekali tidak dapat merasakan sedikit pun ketidaknormalan dari Tuhan yang berinkarnasi. Dengan kata lain, kemanusiaan-Nya hanya mempertahankan kehidupan-Nya sebagai seorang yang normal dan penalaran normal otak-Nya, memberi-Nya kemampuan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah. Namun, Dia tidak diperlengkapi dengan hal lain apa pun, semua hal yang hanya manusia (makhluk ciptaan) saja yang seharusnya memilikinya. Tuhan menjadi daging hanya untuk melakukan pelayanan-Nya sendiri. Pekerjaan-Nya ditujukan pada keseluruhan zaman, bukan pada orang atau tempat tertentu melainkan pada seluruh alam semesta. Inilah arah pekerjaan-Nya dan prinsip-Nya dalam bekerja. Tidak seorang pun dapat mengubah hal ini, dan manusia sama sekali tidak dapat terlibat di dalamnya. Setiap kali Tuhan menjadi daging, Dia membawa bersama-Nya pekerjaan zaman itu, dan tidak berniat untuk hidup berdampingan dengan manusia selama dua puluh, tiga puluh, empat puluh, bahkan tujuh puluh atau delapan puluh tahun agar manusia dapat lebih memahami dan memperoleh wawasan tentang diri-Nya. Hal itu tidak perlu dilakukan! Melakukannya sama sekali tidak akan memperdalam pengetahuan manusia tentang watak yang melekat pada diri Tuhan; sebaliknya, itu hanya akan menambah gagasannya serta membuat gagasan dan pemikirannya itu menjadi keras dan tak mungkin berubah. Oleh karena itu, engkau semua harus memahami secara tepat apa yang dimaksud dengan pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi. Tentunya engkau semua tidak mungkin gagal memahami firman yang Kusampaikan kepadamu: "Aku telah datang bukan untuk mengalami kehidupan seorang manusia normal"? Apakah engkau semua sudah lupa dengan firman: "Tuhan datang ke bumi bukan untuk menjalani kehidupan seorang manusia normal"? Engkau semua tidak mengerti tujuan Tuhan dalam menjadi daging, engkau semua juga tidak memahami makna dari "Bagaimana mungkin Tuhan datang ke bumi dengan maksud mengalami kehidupan seorang makhluk ciptaan?" Tuhan datang ke bumi semata-mata untuk menyelesaikan pekerjaan-Nya, jadi pekerjaan-Nya di bumi tidak memakan waktu lama. Dia datang ke bumi bukan dengan maksud menyebabkan Roh Tuhan mengolah tubuh daging-Nya untuk menjadi manusia unggul yang akan memimpin gereja. Ketika Tuhan datang ke bumi, itu adalah Firman yang menjadi manusia; tetapi manusia tidak mengetahui pekerjaan-Nya tersebut dan secara paksa menghubungkan segala sesuatu kepada-Nya. Namun, engkau semua harus menyadari bahwa Tuhan adalah Firman yang menjadi manusia, bukan tubuh daging yang telah diolah oleh Roh Tuhan untuk mengambil peran sebagai Tuhan untuk saat ini. Tuhan itu sendiri bukan merupakan hasil pengolahan, melainkan Firman yang menjadi manusia, dan sekarang ini Dia secara resmi melakukan pekerjaan-Nya di antara engkau semua. Engkau semua mengetahui, dan mengakui, bahwa inkarnasi Tuhan adalah fakta yang nyata, tetapi engkau semua bertindak seolah-olah engkau memahaminya. Mulai dari pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi hingga makna penting dan hakikat dari inkarnasi-Nya, engkau semua tidak mampu memahami hal-hal ini sedikit pun dan hanya mengikuti orang lain melafalkan kata-kata yang dihafalkan dengan fasih. Apakah engkau menganggap Tuhan yang berinkarnasi itu seperti yang engkau bayangkan?

Tuhan menjadi daging semata-mata untuk memimpin zaman ini dan memulai pekerjaan baru. Penting bagi engkau semua untuk memahami poin ini. Hal ini sangat berbeda dengan fungsi manusia, dan keduanya tidak dapat disamakan. Manusia perlu diolah dan disempurnakan untuk waktu yang lama sebelum ia dapat dipakai untuk melakukan sebuah pekerjaan, dan jenis kemanusiaan yang dibutuhkan adalah yang bertaraf sangat tinggi. Manusia bukan saja harus mampu mempertahankan nalar kemanusiaannya yang normal, tetapi ia juga harus lebih jauh memahami banyak prinsip dan aturan yang mengatur perilakunya dalam hubungannya dengan orang lain, tambahan lagi ia harus berkomitmen untuk belajar lebih banyak lagi mengenai hikmat dan pengetahuan tentang etika manusia. Dengan hal-hal inilah manusia harus diperlengkapi. Namun, tidak demikian halnya dengan Tuhan yang menjadi daging, karena pekerjaan-Nya tidak merepresentasikan manusia, juga bukan merupakan pekerjaan manusia; sebaliknya, pekerjaan-Nya adalah pengungkapan langsung dari wujud-Nya dan implementasi langsung dari pekerjaan yang harus Dia lakukan. (Tentu saja, pekerjaan-Nya dilakukan pada saat yang tepat, tidak secara sembarangan atau acak, dan pekerjaan-Nya itu dimulai ketika tiba saatnya untuk melakukan pelayanan-Nya.) Dia tidak ambil bagian dalam kehidupan manusia ataupun pekerjaan manusia, yang berarti, kemanusiaan-Nya tidak diperlengkapi dengan satu pun dari hal-hal ini (meskipun ini tidak memengaruhi pekerjaan-Nya). Dia hanya melakukan pelayanan-Nya ketika tiba saat bagi-Nya untuk melakukannya; apa pun status-Nya, Dia hanya terus maju dengan pekerjaan yang harus Dia lakukan. Apa pun yang manusia ketahui tentang diri-Nya dan apa pun pendapat manusia tentang diri-Nya, pekerjaan-Nya sama sekali tidak terpengaruh. Sebagai contoh, ketika Yesus melakukan pekerjaan-Nya, tidak seorang pun mengetahui dengan pasti siapa diri-Nya, tetapi Dia hanya terus maju dalam pekerjaan-Nya. Tidak satu pun dari hal ini menghalangi Dia dalam melakukan pekerjaan yang harus Dia lakukan. Oleh karena itu, Dia tidak dari sejak awal mengakui atau menyatakan identitas-Nya sendiri, dan hanya meminta manusia untuk mengikuti diri-Nya. Tentu saja ini bukan semata-mata kerendahhatian Tuhan, tetapi juga merupakan cara Tuhan bekerja dalam daging. Dia hanya dapat bekerja dengan cara ini, karena manusia tidak mungkin dapat mengenali Dia dengan mata telanjang. Dan bahkan sekalipun manusia mengenali-Nya, manusia tidak akan mampu membantu dalam pekerjaan-Nya. Lagipula, Dia menjadi manusia bukan untuk membuat manusia mengenal tubuh daging-Nya; melainkan untuk melakukan pekerjaan dan menggenapi pelayanan-Nya. Karena alasan ini, Dia tidak menganggap penting untuk menyingkapkan identitas-Nya kepada orang banyak. Ketika Dia telah menyelesaikan semua pekerjaan yang harus Dia lakukan, seluruh identitas dan status-Nya akan dengan sendirinya menjadi jelas bagi manusia. Tuhan yang menjadi daging tetap berdiam diri dan tak pernah membuat pernyataan apa pun. Dia tidak memedulikan manusia atau bagaimana keadaan manusia dalam mengikuti Dia, tetapi terus saja maju dalam melaksanakan pelayanan-Nya dan melakukan pekerjaan yang harus Dia lakukan. Tidak seorang pun mampu menghalangi pekerjaan-Nya. Ketika tiba saatnya bagi-Nya untuk mengakhiri pekerjaan-Nya, pekerjaan itu pasti disudahi dan diakhiri, dan tidak seorang pun dapat menentukan hal yang sebaliknya. Hanya setelah Dia meninggalkan manusia setelah menyelesaikan pekerjaan-Nya, barulah manusia akan memahami pekerjaan yang Dia lakukan, meskipun masih belum memahami sepenuhnya dengan jelas. Dan akan perlu waktu yang lama bagi manusia untuk sepenuhnya memahami maksud-maksud Tuhan ketika Dia pertama kali melakukan pekerjaan-Nya. Dengan kata lain, pekerjaan zaman inkarnasi Tuhan terbagi menjadi dua bagian. Satu bagian terdiri atas pekerjaan yang dilakukan oleh daging inkarnasi dari Tuhan itu sendiri dan firman yang diucapkan oleh daging inkarnasi dari Tuhan itu sendiri. Begitu pelayanan daging-Nya telah diselesaikan sepenuhnya, bagian lainnya dari pekerjaan itu harus tetap dilakukan oleh mereka yang dipakai oleh Roh Kudus. Pada waktu inilah manusia harus memenuhi fungsinya, karena Tuhan telah membuka jalan, dan jalan itu harus ditempuh oleh manusia itu sendiri. Dengan kata lain, Tuhan yang menjadi manusia melakukan satu bagian pekerjaan, dan kemudian Roh Kudus dan mereka yang dipakai oleh Roh Kudus akan melanjutkan pekerjaan ini. Jadi, manusia harus tahu apa pekerjaan yang terutama dilakukan oleh Tuhan yang menjadi daging pada tahap ini, dan ia harus memahami secara tepat apa makna penting Tuhan menjadi daging dan pekerjaan apa yang harus dilakukan-Nya, dan tidak mengajukan tuntutan kepada Tuhan sesuai dengan tuntutan yang diajukan kepada manusia. Di sinilah letak kesalahan manusia, gagasannya, dan terlebih lagi, pemberontakannya.

Tuhan menjadi daging bukan dengan maksud memungkinkan manusia mengenal daging-Nya, atau memungkinkan manusia untuk mengetahui perbedaan antara daging dari Tuhan yang berinkarnasi dengan daging manusia; Tuhan juga menjadi daging bukan untuk melatih kekuatan kemampuan manusia dalam membedakan, dan terlebih lagi, Dia menjadi daging bukan dengan maksud memungkinkan manusia untuk menyembah daging inkarnasi Tuhan, sehingga dengan demikian memperoleh kemuliaan yang besar. Tidak satu pun dari hal-hal ini merupakan maksud Tuhan yang semula dalam menjadi daging. Tuhan juga menjadi daging bukan untuk menghukum manusia, bukan untuk secara sengaja menyingkapkan manusia, ataupun mempersulit manusia. Tidak satu pun dari hal-hal ini merupakan maksud Tuhan . Setiap kali Tuhan menjadi daging, ini adalah bentuk pekerjaan yang tak terhindarkan. Demi pekerjaan-Nya yang lebih besar dan pengelolaan-Nya yang lebih besarlah Dia bertindak sebagaimana yang Dia lakukan, dan bukan karena alasan-alasan yang manusia bayangkan. Tuhan datang ke bumi semata-mata yang diharuskan oleh pekerjaan-Nya, dan semata-mata sesuai dengan kebutuhan. Dia tidak datang ke bumi dengan maksud sekadar melihat-lihat, melainkan untuk melakukan pekerjaan yang harus Dia lakukan. Untuk apa lagi Dia menanggung beban seberat itu dan mengambil risiko sebesar itu untuk melakukan pekerjaan ini? Tuhan menjadi daging hanya saat Dia harus melakukannya, dan selalu dengan makna penting yang unik. Jika tujuan-Nya hanyalah memungkinkan orang untuk melihat diri-Nya dan untuk memperluas wawasan mereka, maka mutlak dapat dipastikan, Dia tidak akan pernah semudah itu datang di antara manusia. Dia datang ke bumi demi pengelolaan dan pekerjaan-Nya yang lebih besar, dan agar Dia bisa mendapatkan lebih banyak manusia. Dia datang untuk merepresentasikan zaman, Dia datang untuk mengalahkan Iblis, dan Dia mengenakan daging pada diri-Nya untuk mengalahkan Iblis. Bahkan lebih dari itu, Dia datang untuk menuntun seluruh umat manusia dalam menjalani hidup mereka. Semua ini menyangkut pengelolaan-Nya, dan menyangkut pekerjaan seluruh alam semesta. Jika Tuhan menjadi daging hanya untuk memungkinkan manusia mengenal daging-Nya dan membuka mata orang-orang, mengapa Dia tidak melakukan saja perjalanan ke semua negara? Bukankah ini hal yang sangat mudah? Namun, Dia tidak melakukannya, sebaliknya memilih sebuah tempat yang sesuai untuk menetap dan memulai pekerjaan yang harus Dia lakukan. Daging ini saja sudah memiliki makna yang sangat penting. Dia merepresentasikan seluruh zaman, dan juga melakukan pekerjaan seluruh zaman; Dia mengakhiri zaman yang lama serta memulai zaman yang baru. Semua ini adalah perkara penting yang menyangkut pengelolaan Tuhan, dan semua ini merupakan makna penting dari satu tahap pekerjaan yang membuat Tuhan datang ke bumi untuk melakukan-Nya. Ketika Yesus datang ke bumi, Dia hanya mengucapkan beberapa perkataan dan melakukan beberapa pekerjaan; Dia tidak menyibukkan diri-Nya dengan hidup manusia, dan Dia pergi segera setelah Dia menyelesaikan pekerjaan-Nya. Sekarang ini, setelah Aku selesai berbicara dan menyampaikan firman-Ku kepadamu, dan setelah engkau semua mengerti, tahap pekerjaan-Ku ini akan berakhir, bagaimana pun hidupmu nantinya. Di masa depan harus ada beberapa orang yang melanjutkan langkah pekerjaan-Ku ini dan terus bekerja di bumi sesuai dengan firman ini; pada saat itu, pekerjaan manusia dan pembentukan manusia akan dimulai. Namun, pada saat ini, Tuhan hanya melakukan pekerjaan-Nya untuk memenuhi pelayanan-Nya dan menyelesaikan satu tahap dari pekerjaan-Nya. Cara Tuhan bekerja tidak sama dengan cara manusia bekerja. Manusia suka mengadakan perkumpulan dan forum, dan mementingkan tatacara, sedangkan hal yang Tuhan paling benci justru adalah perkumpulan dan pertemuan manusia. Tuhan berkomunikasi dan berbicara dengan manusia secara tidak formal; inilah pekerjaan Tuhan, yang sangat bebas dan yang juga membebaskanmu. Namun, Aku benar-benar benci mengadakan perkumpulan denganmu, dan Aku tidak dapat membiasakan diri dengan kehidupan yang begitu penuh aturan seperti kehidupanmu. Aku sangat benci aturan; aturan membatasi manusia, sampai-sampai membuatnya takut untuk bergerak, takut untuk berbicara, dan takut untuk bernyanyi, matanya menatap lurus ke arahmu. Aku benar-benar benci caramu mengadakan perkumpulan dan Aku sangat membenci pertemuan-pertemuan besar. Aku sama sekali menolak untuk mengadakan perkumpulan denganmu dengan cara ini, karena cara hidup ini membuat orang merasa terbelenggu, dan engkau semua menaati terlalu banyak tatacara dan terlalu banyak aturan. Jika engkau semua diberi kesempatan untuk memimpin, engkau akan menuntun semua orang masuk ke dalam wilayah aturan, dan mereka tidak mungkin dapat mengesampingkan aturan di bawah kepemimpinanmu; sebaliknya, suasana keagamaan akan menjadi semakin intens, dan penerapan manusia akan terus bertambah banyak. Ada orang-orang yang terus berkata-kata dan berbicara ketika mereka berkumpul dan mereka tidak pernah merasa lelah, ada orang-orang yang dapat terus berkhotbah selama berhari-hari tanpa henti. Semua ini dianggap sebagai perkumpulan besar dan pertemuan manusia; semua ini tidak ada kaitannya dengan kehidupan makan dan minum, kehidupan penuh kesenangan, atau kehidupan roh yang dibebaskan. Semua ini adalah pertemuan! Pertemuan rekan kerjamu, serta perkumpulanmu baik yang besar maupun kecil, semuanya memuakkan bagi-Ku, dan Aku tidak pernah merasa tertarik sedikit pun akan semua itu. Inilah prinsip-Ku dalam bekerja: Aku tidak bersedia berkhotbah selama perkumpulan, Aku juga tidak ingin mewartakan apa pun dalam pertemuan umum yang besar, apalagi mengumpulkan engkau semua untuk mengadakan konferensi khusus selama beberapa hari. Aku tidak merasa senang bahwa engkau semua harus duduk, dengan sikap sopan dan pantas dalam sebuah perkumpulan; Aku benci melihatmu hidup dalam batas-batas tatacara tertentu, dan terlebih lagi, Aku menolak untuk ambil bagian dalam tatacaramu yang seperti itu. Semakin sering engkau semua melakukan hal ini, semakin Aku merasa muak. Aku sama sekali tidak tertarik dengan tatacara dan aturan-aturanmu ini; sebaik apa pun engkau membuatnya, Aku merasa semua itu memuakkan. Masalahnya bukanlah pengaturanmu itu tidak sesuai atau engkau terlalu rendah; masalahnya adalah Aku membenci cara hidupmu, dan terlebih lagi, Aku tidak dapat membiasakan diri dengan hal itu. Engkau semua tidak memahami sedikit pun pekerjaan yang ingin Kulakukan. Ketika Yesus melakukan pekerjaan-Nya pada waktu itu, setelah berkhotbah di tempat tertentu, Dia akan membawa murid-murid-Nya ke luar kota dan berbicara dengan mereka tentang jalan-jalan yang harus mereka pahami. Dia sering bekerja dengan cara seperti itu. Pekerjaan-Nya di antara orang banyak sedikit dan sangat jarang. Menurut apa yang engkau semua tuntut dari-Nya, Tuhan yang menjadi daging seharusnya tidak memiliki kehidupan sebagai manusia normal; Dia haruslah melakukan pekerjaan-Nya, dan, entah Dia sedang duduk, berdiri, ataupun berjalan, Dia harus terus berbicara. Dia harus bekerja sepanjang waktu dan tidak pernah berhenti dalam "operasi-Nya," jika tidak, Dia akan melalaikan tugas-Nya. Apakah tuntutan manusia ini sesuai dengan akal sehat manusia? Di manakah integritasmu? Bukankah engkau menuntut terlalu banyak? Apakah Aku membutuhkanmu untuk memeriksa diri-Ku ketika Aku melakukan pekerjaan-Ku? Apakah Aku membutuhkanmu untuk mengawasi ketika Aku melakukan pelayanan-Ku? Aku mengetahui dengan baik pekerjaan apa yang harus Aku lakukan dan kapan Aku harus melakukannya; tidak perlu orang lain ikut campur. Mungkin tampak bagimu seolah-olah Aku belum berbuat banyak, tetapi pada saat itu pekerjaan-Ku telah sampai pada akhirnya. Ambillah sebagai contoh perkataan Yesus dalam keempat Injil: tidakkah perkataan itu juga terbatas? Pada saat itu, ketika Yesus masuk ke dalam rumah ibadat dan berkhotbah, Dia selesai berkhotbah dalam waktu paling lama beberapa menit, dan setelah selesai berbicara, Dia membawa murid-murid-Nya naik ke perahu dan pergi tanpa penjelasan apa pun. Paling-paling, mereka di dalam rumah ibadat mendiskusikan hal ini di antara mereka sendiri, tetapi Yesus tidak ambil bagian di dalamnya. Tuhan hanya melakukan pekerjaan yang harus Dia lakukan, tidak ada hal lain selain dari itu. Sekarang ini, banyak orang meminta-Ku untuk berbicara dan berkata-kata lebih banyak lagi, setidaknya beberapa jam sehari. Dalam anggapanmu, Tuhan tidak lagi menjadi Tuhan kecuali Dia berbicara, dan hanya Dia yang berbicara yang adalah Tuhan. Engkau semua buta! Engkau semua brutal! Engkau semua makhluk bodoh yang tidak berakal sehat! Engkau semua memiliki terlalu banyak gagasan! Tuntutanmu itu keterlaluan! Engkau tidak manusiawi! Engkau semua sama sekali tidak memahami siapa Tuhan itu! Engkau semua percaya bahwa semua pembicara dan ahli berpidato adalah Tuhan, bahwa siapa saja yang bersedia membekalimu dengan perkataan adalah bapamu. Katakan kepada-Ku, apakah engkau semua, yang memiliki fitur "menarik" dan penampilan "luar biasa", masih memiliki sedikit saja akal sehat? Engkau belum mengenal matahari surga! Engkau semua masing-masing seperti pejabat yang tamak dan korup, jadi bagaimana engkau dapat memahami akal sehat? Bagaimana engkau dapat membedakan antara yang benar dan yang salah? Aku telah menganugerahkan banyak hal kepadamu, tetapi berapa banyak di antaramu yang telah menghargainya? Siapakah yang sepenuhnya memilikinya? Engkau semua tidak mengetahui siapa yang telah membukakan jalan yang engkau jalani hari ini, jadi, engkau semua terus menuntut Aku, mengajukan tuntutan-tuntutan yang konyol dan tidak masuk akal ini kepada-Ku. Apakah wajahmu tidak menjadi merah padam karena malu? Belum cukupkah Aku berbicara? Belum cukupkah Aku berbuat? Siapakah di antaramu yang dapat dengan sungguh-sungguh menghargai firman-Ku sebagai harta yang berharga? Engkau menyanjung-Ku ketika berada di hadirat-Ku, tetapi engkau berdusta dan menipu ketika tidak berada di hadirat-Ku! Tindakan-tindakanmu sungguh tercela, dan memuakkan bagi-Ku! Aku tahu bahwa engkau semua meminta-Ku untuk berbicara dan bekerja bukan untuk alasan apa pun selain memanjakan matamu dan memperluas wawasanmu, bukan demi mengubah hidupmu. Aku sudah bicara begitu banyak kepadamu. Hidupmu seharusnya telah lama berubah, jadi mengapa engkau semua masih terus kambuh ke keadaanmu yang lama bahkan pada saat ini? Mungkinkah perkataan-Ku telah dirampas darimu dan engkau semua tidak menerimanya? Sejujurnya, Aku tidak ingin mengatakan apa-apa lagi kepada orang-orang yang tidak bermoral sepertimu—itu akan sia-sia saja! Aku tidak ingin melakukan begitu banyak pekerjaan yang sia-sia seperti itu! Engkau hanya ingin memperluas wawasan atau memanjakan matamu, dan bukan memperoleh hidup! Engkau semua menipu dirimu sendiri! Aku bertanya kepadamu, berapa banyakkah dari apa yang telah Kusampaikan kepadamu dengan berhadapan muka yang telah engkau terapkan? Satu-satunya yang engkau semua lakukan adalah bermuslihat untuk menipu orang lain! Aku membenci mereka di antaramu yang senang mengamati sebagai penonton, dan Aku mendapati rasa ingin tahumu sangat memuakkan. Jika engkau semua ada di sini bukan untuk mengejar jalan yang benar atau haus akan kebenaran, maka engkau adalah sasaran kebencian-Ku! Aku tahu bahwa engkau semua mendengarkan Aku berbicara semata-mata untuk memuaskan rasa ingin tahumu atau memenuhi salah satu hasrat serakahmu. Engkau semua tidak punya pikiran untuk mencari keberadaan kebenaran atau menjelajahi jalur yang benar untuk masuk ke dalam hidup; tuntutan-tuntutan ini sama sekali tidak ada di antara engkau semua. Satu-satunya yang engkau lakukan adalah memperlakukan Tuhan sebagai barang mainan untuk engkau pelajari dan kagumi. Engkau semua memiliki terlalu sedikit gairah untuk mengejar kehidupan, tetapi banyak hasrat untuk ingin tahu! Menjelaskan jalan hidup kepada orang-orang semacam ini sama saja seperti berbicara kepada angin lalu; lebih baik Aku tidak berbicara sama sekali! Biar Kuberitahukan kepadamu: jika engkau semua hanya ingin mengisi kekosongan dalam hatimu, engkau sebaiknya tidak datang kepada-Ku! Engkau harus mementingkan bagaimana mendapatkan hidup! Jangan menipu dirimu sendiri! Engkau semua sebaiknya tidak menggunakan rasa ingin tahumu sebagai dasar pengejaranmu akan hidup ini, atau menggunakannya sebagai alasan untuk meminta-Ku berbicara kepadamu. Semua ini adalah tipu muslihat yang mahir engkau lakukan! Sekali lagi Aku bertanya kepadamu: berapa banyak dari apa yang Aku minta untuk engkau masuki, yang sudah benar-benar engkau masuki? Sudahkah engkau memahami semua hal yang telah Kukatakan kepadamu? Sudahkah engkau mampu menerapkan semua yang telah Kukatakan kepadamu?

Pekerjaan di setiap zaman dimulai oleh Tuhan itu sendiri, tetapi engkau harus tahu bahwa bagaimanapun cara Tuhan bekerja, Dia tidak datang untuk memulai sebuah gerakan, atau untuk mengadakan konferensi khusus, atau untuk mendirikan organisasi apa pun atas namamu. Dia datang semata-mata untuk melakukan pekerjaan yang harus Dia lakukan. Pekerjaan-Nya tidak dapat dibatasi oleh siapa pun. Dia melakukan pekerjaan-Nya sebagaimana yang Dia inginkan; apa pun yang manusia pikirkan atau ketahui tentang pekerjaan itu, Dia hanya peduli untuk melakukan pekerjaan-Nya. Dari penciptaan dunia hingga saat ini, telah ada tiga tahap pekerjaan; dari Yahweh hingga Yesus, dan dari Zaman Hukum Taurat hingga Zaman Kasih Karunia, Tuhan tidak pernah mengadakan konferensi khusus untuk manusia, Dia juga tidak pernah mengumpulkan seluruh umat manusia untuk mengadakan pertemuan kerja global khusus dan dengan demikian memperluas wilayah pekerjaan-Nya. Satu-satunya yang Dia lakukan adalah melakukan pekerjaan permulaan dari seluruh zaman pada waktu dan tempat yang tepat, dan dengan cara demikian, memulai sebuah zaman dan memimpin umat manusia dalam hal bagaimana menjalani hidup mereka. Konferensi khusus merupakan perkumpulan manusia; mengumpulkan orang untuk bersama-sama merayakan hari raya adalah pekerjaan manusia. Tuhan tidak merayakan hari-hari raya dan, terlebih lagi, menganggap semua itu menjijikkan; Dia tidak mengadakan konferensi khusus dan terlebih lagi menganggap semua itu menjijikkan. Sekarang engkau semua seharusnya memahami dengan tepat apa pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan yang berinkarnasi!

Sebelumnya: Misteri Inkarnasi (2)

Selanjutnya: Misteri Inkarnasi (4)

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini