Melindungi Pekerjaan Gereja Adalah Tugasku

03 Juni 2022

Oleh Saudari Yi Xun, Jepang

Bulan Desember tahun lalu, gereja perlu memilih pemimpin gereja yang baru. Suatu hari, aku dengar para pemimpin berkata, "Kita harus promosikan Saudari Liu ke posisi itu. Pada pertemuan berikutnya, kita akan baca evaluasi orang dalam tentang Saudari Liu, lalu saudara-saudari bisa memilih." Saat mendengar berita itu, aku sangat terkejut, lalu berpikir, "Saudari Liu? Hasratnya kuat untuk ketenaran dan status. Dahalu dia iri kepada rekannya, Saudari Cheng, jadi dia terang-terangan meremehkan dan menghakimi Saudari Cheng. Akibatnya, saudara-saudari tak puas dengan Saudari Cheng dan tak mendukung pekerjaannya, yang mengganggu pekerjaan gereja. Para pemimpin bersekutu dengannya berkali-kali, tapi dia tak berubah, dan akhirnya dia diberhentikan. Bahkan setelah pemangkasan dan penanganan yang berat, dia tak merenungkan diri. Dia terus tersenyum seolah tak ada yang terjadi, dan tak memahami atau membenci dirinya. Karena dia tak fokus mencari kebenaran dan merenungkan diri setelah itu, bagaimana mungkin orang seperti dia cocok menjadi pemimpin? Memilih pemimpin gereja adalah hal penting. Baik atau buruknya pemimpin gereja secara langsung memengaruhi jalan masuk kehidupan semua umat pilihan Tuhan di gereja. Jika pemimpin gereja tak fokus mengejar kebenaran, bagaimana mereka bisa memimpin saudara-saudari ke dalam kenyataan kebenaran? Apa Saudari Liu benar-benar cocok menjadi pemimpin?" Namun, kupikir, "Sudah hampir dua tahun aku tak berhubungan dengannya. Mungkinkah kini dia sudah bertobat dan berubah? Prinsip memilih pemimpin menyatakan pemimpin yang diberhentikan karena pelanggaran di masa lalu masih bisa dipilih jika mereka menunjukkan pertobatan tulus dan bisa bekerja nyata. Aku tak boleh membatasi orang lain dan harus berpikir mereka bisa berubah. Jika para pemimpin ingin mempromosikan Saudari Liu, dia pasti sudah bertobat dan berubah. Pemimpin biasanya mengevaluasi dan menangani semua hal sesuai prinsip." Setelah itu, aku tak terlalu memikirkannya.

Beberapa hari kemudian, waktu pertemuan tiba. Para pemimpin bersekutu dengan kami tentang prinsip memilih pemimpin dan membaca evaluasi orang dalam tentang Saudari Liu. Saat mendengar saudara-saudari berkomentar dia tak menerima kebenaran dengan baik dan tak sepenuhnya bertanggung jawab dalam tugas, aku sedikit kecewa. Kupikir, "jika Saudari Liu tak menerima kebenaran, bagaimana dia bisa menjadi pemimpin?" Itu membuatku sedikit gelisah, tapi kupikir, "Sebentar lagi para pemimpin akan memberi gambaran tentang perilakunya yang biasa, memberi tahu kami bagaimana dia merenungkan pelanggaran masa lalunya, dan memahami dirinya, bukan?" Namun, para pemimpin tak pernah menyebutkannya. Akhirnya, mereka menanyakan apa kami punya pendapat tentang promosi Saudari Liu. Semua orang diam. Tidak ada yang menjawab. Aku ingin memberi tahu pendapatku, tapi para pemimpin telah membaca evaluasi, bersekutu tentang prinsip, dan mereka tak merasa ada yang salah dengan Saudari Liu. Jika saat itu aku mengajukan keraguan, bukankah ini akan mempermalukan para pemimpin? Bagaimana nanti pendapat para pemimpin tentangku? Akankah mereka pikir aku sengaja membuat masalah dan mempersulit mereka? Akankah mereka pikir aku hendak melawan mereka? Aku tak ingin menyinggung para pemimpin. Aku juga baru-baru ini diberhentikan. Jika aku mengajukan keberatan setelah itu, akankah semua orang pikir aku mencoba memancing perselisihan dan memanfaatkan kesalahan orang lain untuk merebut posisi pemimpin? Kupikir, sudahlah, itu terlalu merepotkan. Jika tak ada yang bicara, sebaiknya aku juga. Selain itu, mempromosikan pemimpin bukan hal kecil. Kepemimpinan harus dievaluasi menurut prinsip dan orang terbaik harus dipilih. Jadi, aku menelan kata-kataku. Setelah pertemuan, aku sedikit gelisah, tapi itu sudah selesai. Aku hanya bisa menghibur diri dengan mengatakan, "Itu sudah diputuskan. Jika tidak layak, dia akan diganti." Aku tak memikirkannya lagi, dan masalah itu berlalu.

Suatu hari, beberapa saudari menyebutkan ini kepadaku, mereka juga berkata sedikit curiga tentang apakah Saudari Liu punya pengetahuan dan pertobatan nyata dari pelanggaran masa lalunya. Dalam diskusi juga disebutkan saat Saudari Liu diberhentikan dan diganti, dia tak menyadari pelanggarannya sendiri, tak merenung, dan sepertinya bukan pencari kebenaran. Jika dia tak fokus mengejar dan mencari kebenaran, bagaimana dia bisa membimbing orang untuk memahami kebenaran dan masuk ke dalam kenyataannya? Diskusi itu membuatku teringat sebuah kutipan firman Tuhan, "Apa penyebab munculnya kategori orang yang merupakan para pemimpin dan pekerja, dan bagaimana mereka muncul? Dalam skala besar, mereka diperlukan untuk pekerjaan Tuhan; dalam skala yang lebih kecil, mereka diperlukan untuk pekerjaan gereja, mereka diperlukan oleh umat pilihan Tuhan. ... Perbedaan antara pemimpin dan pekerja dan umat pilihan Tuhan lainnya hanyalah karakteristik khusus dalam tugas yang mereka laksanakan. Karakteristik khusus ini terutama terlihat dalam peran kepemimpinan mereka. Sebagai contoh, sebanyak apa pun jemaat yang dimiliki sebuah gereja, pemimpin adalah kepalanya. Jadi peran apa yang dimainkan pemimpin ini di antara para jemaat? Mereka memimpin semua umat pilihan Tuhan di gereja. Jadi apa pengaruh mereka terhadap seluruh jemaat? Jika pemimpin ini menempuh jalan yang salah, umat pilihan Tuhan di gereja akan mengikuti pemimpin ini menempuh jalan yang salah, yang akan berdampak yang besar pada mereka semua. Misalnya Paulus. Dia memimpin banyak gereja yang dirintisnya dan umat pilihan Tuhan. Ketika Paulus tersesat, gereja-gereja dan umat pilihan Tuhan yang dipimpinnya juga tersesat. Jadi, ketika pemimpin tersesat, mereka bukan satu-satunya yang terkena dampaknya, tetapi gereja-gereja dan umat pilihan Tuhan yang mereka pimpin juga terkena dampaknya" ("Mereka Berusaha Memenangkan Hati Orang" dalam "Menyingkapkan Antikristus"). Saat merenungkan firman Tuhan, hatiku terasa berat. Pemimpin gereja adalah kepala seluruh gereja. Baik atau buruknya pemimpin gereja berhubungan langsung dengan apakah seluruh gereja bisa memahami kebenaran dan diselamatkan Tuhan. Jika orang yang mengejar kebenaran menjadi pemimpin, mereka bisa bertanggung jawab atas jalan masuk kehidupan saudara-saudari mereka, memakai kebenaran untuk menyelesaikan masalah dalam jalan masuk kehidupan mereka, mempersekutukan pengetahuan sendiri dalam menerapkan firman Tuhan, serta perlahan membimbing dan memimpin orang ke dalam kenyataan kebenaran. Jika orang yang tak mengejar kebenaran menjadi pemimpin, mereka tak menerapkan kebenaran, sehingga tak bisa memimpin saudara-saudari ke dalam kebenaran. Mereka hanya bisa menuturkan kata-kata dan doktrin untuk membingungkan dan mengurung orang. Dengan begitu, bukankah umat pilihan Tuhan dirugikan dan hancur? Meskipun kami tak bisa menetapkan Saudari Liu bukan orang yang mengejar kebenaran, berdasarkan evaluasi orang dalam dan perilaku sebelumnya, pada saat ini, dia tak cocok menjadi pemimpin gereja. Jika dia dipromosikan menjadi pemimpin saat ini, itu tak akan baik untuk umat pilihan Tuhan atau pekerjaan gereja.

Malam itu, aku dan beberapa saudari menghubungi para pemimpin untuk menceritakan pemikiran dan kekhawatiran kami. Para pemimpin berjanji menyelidiki lebih detail dan mengevaluasi lagi semuanya berdasarkan situasi. Tak lama, dengan penyelidikan mendetail tentang perilaku sesungguhnya Saudari Liu dan penilaian orang dalam tentangnya, para pemimpin melihat Saudari Liu tak memahami pelanggarannya di masa lalu, tak merenungkan diri saat ada masalah, dan sulit menerima kebenaran. Para pemimpin berkata, "Sebelumnya kami tak tahu situasi sebenarnya Saudari Liu. Kami hanya lihat dia efektif dalam tugas, jadi kami pikir dia telah bertobat. Sekarang, dari yang kami tahu, kami lihat Saudari Liu memang tak cocok menjadi pemimpin." Saat mendengar hasil ini, aku tak bisa menggambarkan emosi yang kurasakan. Aku menyesal tak mengungkapkan keraguanku lebih cepat. Jika aku angkat bicara lebih cepat, dan semua orang menilai Saudari Liu berdasarkan situasi dia sebenarnya, masalah ini tak akan muncul. Namun, aku takut menyinggung para pemimpin dan pekerja, juga orang lain berpikir aku membuat keributan karena ingin menjadi pemimpin. Akhirnya, untuk melindungi diri, aku mundur seperti pengecut. Aku tak menerapkan kebenaran sama sekali, juga tak melindungi pekerjaan rumah Tuhan. Yang kupikirkan dan lindungi adalah kepentingan pribadiku. Aku sangat egois dan tercela!

Kemudian, aku mencari firman Tuhan tentang keadaanku. Firman Tuhan katakan: "Watak apakah ketika orang tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaan mereka? Itu adalah watak Iblis, itu adalah watak yang licik. Hal yang paling mencolok dalam falsafah hidup manusia adalah kelicikan. Orang berpikir bahwa jika mereka tidak licik, mereka akan cenderung menyinggung orang lain dan tidak dapat melindungi diri mereka sendiri; mereka berpikir mereka harus cukup licik untuk tidak menyakiti atau menyinggung siapa pun, dan dengan demikian membuat diri mereka aman, melindungi mata pencaharian mereka, dan memiliki pengaruh di antara orang banyak. Beginilah cara orang bertindak di dunia orang tidak percaya; mengapa engkau masih bertindak seperti ini di rumah Tuhan? Melihat sesuatu yang merugikan kepentingan rumah Tuhan, engkau tidak mengatakan apa pun, yang berarti: 'Jika orang lain ingin angkat bicara mengenai hal ini, biarkan saja—aku tidak akan melakukannya. Aku tidak mau mengecewakan siapa pun atau mengatakan sesuatu yang akan membuatku dikritik.' Ini sama saja dengan ketiadaan rasa tanggung jawab dan kelicikan, dan orang-orang semacam itu tidak bisa dipercaya. ... Hanya mereka yang mencintai kebenaran dan memiliki kenyataan kebenaranlah yang dapat memberikan bantuan ketika dibutuhkan oleh pekerjaan rumah Tuhan dan umat pilihan, hanya merekalah yang mampu berdiri, dengan berani dan berkomitmen, untuk bersaksi tentang Tuhan dan mempersekutukan kebenaran, memimpin umat pilihan Tuhan ke jalan yang benar, dan memungkinkan mereka untuk mencapai ketaatan pada pekerjaan Tuhan; dan hanya inilah sikap bertanggung jawab dan wujud kepedulian terhadap kehendak Tuhan. Jika engkau tidak memiliki sikap ini dan hanya sembarangan dalam menangani segala sesuatu, serta engkau berpikir, 'Aku akan melakukan segala sesuatu yang ada di dalam lingkup tugasku sendiri, tetapi aku tidak peduli tentang hal lainnya. Jika engkau menanyakan sesuatu kepadaku, aku akan menjawabmu—jika suasana hatiku sedang baik. Jika tidak, aku tidak akan menjawabmu. Inilah sikapku,' maka ini adalah jenis watak yang rusak, bukan? Hanya untuk melindungi kedudukan, reputasi, harga dirinya sendiri, dan hanya untuk melindungi hal-hal yang berkaitan dengan kepentingannya sendiri—apakah orang melakukan demikian demi alasan yang dianggapnya dapat dibenarkan? Apakah mereka melindungi hal-hal yang positif? Di balik motif yang picik dan egois ini ada watak yang muak akan kebenaran. Sebagian besar dari antaramu sering kali menyingkapkan perilaku semacam ini dan saat engkau menjumpai sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan keluarga Tuhan, engkau berbohong dan berkata, 'Aku tidak melihat,' atau 'Aku tidak tahu,' atau 'Aku belum mendengar.' Entah engkau benar-benar tidak sadar atau hanya berpura-pura, jika, pada saat yang paling penting, engkau mengungkapkan watak rusak semacam ini, maka sulit untuk mengatakan apakah engkau adalah orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan; bagi-Ku, engkau adalah orang yang bingung dalam kepercayaan mereka, atau orang tidak percaya. Engkau sama sekali bukan orang yang mencintai kebenaran" (Pembicaraan Kristus Akhir Zaman). Firman Tuhan menusuk hatiku. Tuhan mengungkapkan bahwa orang yang tak bertanggung jawab dalam tugasnya punya watak licik. Saat melihat kata "licik", aku teringat ucapan dan perbuatan Iblis yang menipu. Beginilah manifestasi keadaanku dan seperti apa watakku. Aku licik dan penuh tipu daya, tak punya ketulusan terhadap Tuhan. Dalam hal pemilihan Saudari Liu, aku bukan tak punya ketajaman atau pemahaman tentang masalah ini. Aku jelas-jelas keberatan dan ragu tentang promosi Saudari Liu sebagai pemimpin, juga paham betul bahayanya bagi gereja dan umat pilihan Tuhan jika memilih pemimpin yang salah. Namun, karena naturku yang licik dan penuh tipu daya, aku takut angkat bicara akan mempermalukan serta menyinggung pemimpin dan pekerja, juga khawatir orang lain akan berpikir aku ingin menjadi pemimpin dan punya kesan buruk tentangku. Untuk melindungi reputasi dan status, mengamankan diri, aku memilih menutup mata dan memuaskan orang agar tak ada yang tersinggung. Aku tak punya rasa takut sedikit pun kepada Tuhan. Aku meremehkan dan tak bertanggung jawab terhadap pekerjaan rumah Tuhan! Meskipun saat itu tak yakin apakah Saudari Liu siap menjadi pemimpin, aku bisa bertanya dan memeriksa lebih detail. Keraguanku bukanlah keberatan, juga sengaja mempersulit para pemimpin, tapi memeriksa fakta dan menjaga pemilihan agar sesuai prinsip. Jika aku menyelidiki Saudari Liu dan tahu dia tak merenungkan pelanggaran masa lalunya, masih tak menerima kebenaran, serta tak cocok menjadi pemimpin, aku pasti menghentikan itu. Melakukan itu artinya bertanggung jawab demi diriku, serta demi pekerjaan gereja dan kehidupan umat pilihan Tuhan. Namun, untuk hal sepenting pemilihan gereja, aku hanya mempertimbangkan kepentingan pribadi. Sama sekali tak melindungi pekerjaan rumah Tuhan. Aku tak punya hati nurani atau nalar, dan naturku tak mengasihi kebenaran. Setelah bertahun-tahun percaya kepada Tuhan, aku masih hidup berdasarkan racun iblis seperti, "Ketika kau tahu sesuatu itu salah, lebih baik jangan terlalu membicarakannya," dan "Tiap orang memperjuangkan kepentingannya sendiri." Prinsipku selalu "kepentingan dan keuntungan pribadi." Aku egois, tercela, culas, penuh tipu daya, dan berpikiran licik. Aku percaya dengan mengikuti logika jahat ini, aku tak akan menyinggung siapa pun, dan bisa mengamankan tempatku di keramaian. Namun, Tuhan mengamati perbuatan dan tindakanku, perilakuku membuat Tuhan membenci dan mengutukku. Aku teringat bagaimana Tuhan susah payah bersekutu dengan kita beberapa tahun terakhir ini tentang cara membedakan pemimpin palsu dan antikristus, pentingnya memilih pemimpin gereja yang baik, tanggung jawab pekerjaan pemimpin gereja, dan banyak aspek kebenaran lainnya. Tuhan melakukannya agar kita bisa belajar memahami orang dan masalah, agar kita semua bisa lebih baik memelihara kehidupan gereja dan melindungi pekerjaan gereja. Namun, setelah mendengar begitu banyak khotbah, aku tak mengecamkan firman Tuhan. Saat ada masalah, aku masih hidup berdasarkan falsafah jahat dan tak bisa menerapkan kebenaran. Memikirkan ini, aku merasa sangat sedih dan bersalah. Aku teringat firman Tuhan, "Sebanyak apa pun pekerjaan gereja dan kepentingan rumah Tuhan dirugikan, engkau tidak peduli, tidak menengahi, ataupun merasa bersalah—hal mana membuatmu menjadi seseorang yang tidak berhati nurani atau tidak berakal, orang tidak percaya, pelaku pelayanan. Engkau makan apa yang adalah milik Tuhan, minum apa yang adalah milik Tuhan, dan menikmati semua yang berasal dari Tuhan, tetapi merasa bahwa kerugian apa pun terhadap kepentingan rumah Tuhan tidak ada kaitannya denganmu—hal mana membuatmu menjadi pengkhianat yang tidak tahu berterima kasih. Jika engkau tidak melindungi kepentingan rumah Tuhan, apakah engkau masih bisa disebut manusia? Ini adalah setan yang telah menyusup ke dalam gereja. Engkau berpura-pura percaya kepada Tuhan, berpura-pura menjadi umat pilihan, dan engkau mau mendompleng di rumah Tuhan. Engkau tidak menjalani kehidupan manusia, dan jelas adalah salah satu dari orang tidak percaya" ("Hanya Mereka yang Menerapkan Kebenaran yang Takut akan Tuhan" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Dari firman Tuhan, kurasakan kebencian dan rasa jijik-Nya terhadap orang yang egois dan mementingkan diri sendiri sepertiku. Aku juga merasa sangat menyesal atas perbuatanku. Tuhan sepenuhnya benar. Aku hanya penghuni gelap di rumah Tuhan. Aku telah bertahun-tahun percaya Tuhan, menikmati penyiraman dan pasokan firman Tuhan, tapi tak ada tempat bagi Tuhan di hatiku, dan tak pernah sehati dengan Tuhan. Pada saat kritis, aku tak bisa melindungi kepentingan rumah Tuhan. Aku tahu ada masalah dengan pemilihan itu, tapi bahkan tak punya nyali untuk bicara jujur. Aku tetap gegabah percaya dia bisa dipecat begitu saja jika dia ternyata salah. Apa ini sikap orang percaya kepada Tuhan? Bukankah aku hanya orang tidak percaya, orang kafir? Anggota sejati umat pilihan Tuhan selalu memperlakukan urusan rumah Tuhan sebagai urusan mereka, bisa berdiri di sisi Tuhan dan menjaga pekerjaan rumah Tuhan. Namun, aku tak menganggap diriku anggota rumah Tuhan. Aku tak memedulikan pekerjaan gereja dan kepentingan rumah Tuhan. Saat melihat ada masalah, aku tak angkat bicara. Aku bahkan tak bisa memenuhi tanggung jawab dasar orang percaya kepada Tuhan. Bagaimana mungkin Tuhan bisa mengakui iman seperti itu? Memikirkan ini, hatiku hancur, dan tanpa sadar menangis. Aku benci diriku karena tak punya hati nurani atau nalar. Aku berdoa kepada Tuhan dengan berlinang air mata, "Ya Tuhan! Aku dirusak terlalu parah oleh Iblis. Aku hanya mempertimbangkan kepentingan pribadi dan tak bisa melindungi pekerjaan rumah Tuhan yang membuatku menghambat pekerjaan pemilihan. Aku sangat egois dan hina! Tuhan, aku ingin bertobat."

Kemudian, aku membaca dalam firman Tuhan, "Jangan selalu melakukan segala sesuatu demi kepentinganmu sendiri dan jangan selalu mempertimbangkan kepentinganmu sendiri; jangan memikirkan status, harga diri, atau reputasimu sendiri, dan jangan mempertimbangkan kepentingan manusia. Engkau harus terlebih dahulu memikirkan kepentingan rumah Tuhan, dan menjadikannya prioritas utamamu. Engkau harus mempertimbangkan kehendak Tuhan dan mulailah dengan merenungkan apakah engkau tidak murni dalam memenuhi tugasmu, apakah engkau telah setia, memenuhi tanggung jawabmu, dan mengerahkan seluruh tenagamu atau tidak, serta apakah engkau telah dengan sepenuh hati memikirkan tugasmu dan pekerjaan rumah Tuhan atau tidak. Engkau harus memikirkan hal-hal ini. Renungkanlah hal-hal ini sesering mungkin dan pahamilah semuanya itu, maka akan menjadi lebih mudah bagimu untuk melaksanakan tugasmu dengan baik. Jika kualitasmu buruk, jika pengalamanmu dangkal, atau jika engkau tidak cakap dalam pekerjaanmu, berarti mungkin ada beberapa kesalahan atau kekurangan dalam pekerjaanmu, dan hasilnya mungkin tidak terlalu baik—tetapi engkau telah mengerahkan upayamu yang terbaik. Dalam segala sesuatu yang kaulakukan, engkau tidak memikirkan keinginanmu sendiri yang egois atau melindungi kepentinganmu sendiri, dan sebaliknya selalu memikirkan pekerjaan dan kepentingan rumah Tuhan. Meskipun engkau mungkin tidak melaksanakan tugasmu dengan baik, hatimu telah diluruskan; jika, di atas semua ini, engkau dapat mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam tugasmu, maka tugasmu akan akan memenuhi standar dan engkau akan mampu masuk ke dalam kenyataan kebenaran; Inilah artinya menjadi kesaksian" ("Serahkanlah Hatimu yang Sejati kepada Tuhan, maka Engkau Dapat Memperoleh Kebenaran" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). "Lakukanlah segala sesuatu yang bermanfaat bagi pekerjaan Tuhan dan jangan lakukan apa pun yang merugikan kepentingan pekerjaan Tuhan. Belalah nama Tuhan, kesaksian Tuhan, dan pekerjaan Tuhan. Engkau harus mempertahankan dan memikul tanggung jawab atas apa pun yang berhubungan dengan kepentingan rumah Tuhan atau yang menyangkut pekerjaan rumah Tuhan dan nama Tuhan. Engkau masing-masing memiliki tanggung jawab dan kewajiban ini, dan itulah yang harus engkau semua lakukan" ("Pembahasan Tentang Ketetapan Administratif Tuhan pada Zaman Kerajaan" dalam "Pembicaraan Kristus Akhir Zaman"). Firman Tuhan memberiku jalan penerapan. Saat ada masalah, aku harus melepaskan status dan citraku, mengutamakan pekerjaan gereja dan kepentingan rumah Tuhan, serta memenuhi tanggung jawabku. Saat melihat kepentingan rumah Tuhan dirugikan, aku harus menjunjung prinsip dan kepentingan rumah Tuhan, serta tak takut menyinggung orang. Meski tidak memahami keadaan, aku harus fokus mencari dan menerapkan kebenaran serta melindungi kepentingan gereja. Seperti promosi pemimpin ini, aku tak bisa melihat dengan jelas atau yakin, jadi aku seharusnya angkat bicara, mencari, dan menyelidiki dengan saudara-saudariku. Aku seharusnya tak peduli pendapat orang lain atau pemimpinku. Aku seharusnya berpaling kepada Tuhan dan menerima pengawasan-Nya. Dengan niat yang benar, yaitu melindungi pekerjaan gereja dan kepentingan saudara-saudariku, tak akan ada yang menghakimi atau mengutukku. Setelah memahami ini, aku merasa sedikit lega.

Kemudian, aku bersekutu dan mencari dengan saudari-saudariku, dan ternyata aku punya pandangan keliru lain. Kupikir berbagai keputusan para pemimpinku dibuat sesuai prinsip dan tak perlu dipertanyakan. Jika tidak setuju, artinya aku sengaja mempersulit, mempermalukan dan menentang mereka. Sebenarnya, pandanganku tak sejalan dengan kebenaran. Itu sepenuhnya berdasarkan imajinasiku. Di masa teduh, aku membaca sebuah kutipan firman Tuhan yang mengajariku prinsip yang benar terhadap para pemimpin dan pekerja. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Ketika seseorang di gereja dipromosikan dan dibina untuk menjadi pemimpin, mereka hanya dipromosikan dan dibina dalam arti yang sederhana; itu bukan berarti bahwa mereka telah menjadi pemimpin yang memenuhi syarat atau cakap, bukan berarti bahwa mereka sudah mampu melakukan pekerjaan seorang pemimpin dan dapat melakukan pekerjaan nyata—itu tidak benar. Ketika seseorang dipromosikan dan dibina menjadi seorang pemimpin, setidaknya yang harus mereka miliki adalah sesuatu yang kebanyakan orang tidak lihat dengan jelas. Beberapa orang, dengan mengandalkan imajinasi mereka, menghormati orang-orang yang dipromosikan dan dibina itu, tetapi ini adalah kesalahan. Seberapa pun lamanya mereka sudah percaya kepada Tuhan, apakah mereka yang dipromosikan benar-benar memiliki kebenaran kenyataan? Belum tentu. Mampukah mereka melaksanakan pengaturan kerja rumah Tuhan? Belum tentu. Apakah mereka memiliki rasa tanggung jawab? Apakah mereka memiliki komitmen? Apakah mereka mampu tunduk kepada Tuhan? Ketika mereka menghadapi suatu masalah, apakah mereka mampu mencari kebenaran? Semua ini tidak diketahui. ... Orang tidak boleh memiliki harapan yang tinggi atau tuntutan yang tidak realistis terhadap orang yang dipromosikan dan dibina tersebut; itu tidak masuk akal dan tidak adil bagi mereka. Engkau semua dapat memantau pekerjaan mereka, dan jika engkau menemukan masalah atau hal-hal yang melanggar prinsip dalam proses pekerjaan mereka, engkau dapat mengangkat masalah itu dan mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalah-masalah ini. Yang tidak boleh kaulakukan adalah mengkritik, menghukum, menyerang, atau mengucilkan mereka, karena mereka sedang berada dalam masa pembinaan dan tidak boleh dipandang sebagai orang yang telah disempurnakan, apalagi sebagai orang yang sempurna, atau sebagai orang yang memiliki kenyataan kebenaran. Mereka sama seperti engkau semua: ini adalah waktu ketika mereka sedang dilatih. Perbedaannya adalah mereka melakukan lebih banyak pekerjaan dan tanggung jawab daripada orang biasa. Mereka memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk melakukan lebih banyak pekerjaan; mereka membayar harga yang lebih mahal, mengalami lebih banyak kesulitan, menanggung lebih banyak penderitaan, memecahkan lebih banyak masalah, menoleransi lebih banyak celaan dari orang, dan tentu saja mengerahkan upaya yang lebih besar, kurang tidur, lebih sedikit makan makanan enak, dan lebih sedikit mengobrol, dibandingkan orang biasa. Inilah yang istimewa dari mereka; selain dari hal ini, mereka sama seperti orang lain. Apa maksud-Ku mengatakan hal ini? Untuk memberitahukan kepada semua orang bahwa mereka harus memperlakukan promosi dan pembinaan terhadap berbagai jenis orang dalam rumah Tuhan dengan benar, dan tidak boleh bersikap keras dalam tuntutan mereka terhadap orang-orang ini. Tentu saja, orang juga harus bersikap realistis dalam memberikan pendapat mereka tentang orang-orang tersebut. Adalah bodoh untuk terlalu menghargai atau menghormati mereka, dan tidaklah manusiawi atau realistis untuk terlalu keras dalam tuntutanmu terhadap mereka. Jadi, apa cara paling rasional untuk bertindak terhadap mereka? Anggaplah mereka sebagai orang biasa dan, ketika ada masalah yang perlu dicari solusinya, bersekutulah dengan mereka dan belajarlah dari kekuatan satu sama lain serta saling melengkapi. Selain itu, merupakan tanggung jawab semua orang untuk mengawasi apakah para pemimpin dan pekerja sedang melakukan pekerjaan nyata atau tidak, apakah mereka menggunakan kebenaran untuk menyelesaikan masalah atau tidak; ini adalah standar dan prinsip untuk menilai apakah seorang pemimpin atau pekerja sesuai standar yang diharapkan" (Mengenali Para Pemimpin Palsu). Firman Tuhan sangat jelas. Para pemimpin gereja dipilih dan dibina dari antara umat pilihan Tuhan. Mereka bukan orang sempurna, dan mereka semua masih berlatih. Mereka masih dalam proses mengejar kebenaran dan perubahan watak. Penyimpangan dan kesalahan dalam pekerjaan tak bisa dihindari. Umat pilihan Tuhan harus menangani ini dengan benar, serta punya tanggung jawab untuk mengawasi dan melindungi pekerjaan mereka. Jika tindakan pemimpin gereja tak pantas atau merugikan pekerjaan, orang pilihan Tuhan harus angkat bicara dan bekerja sama dengan pemimpin untuk menyelesaikan pekerjaan gereja. Ini juga kewajiban umat pilihan Tuhan. Setiap kali memilih pemimpin, mengapa kita membaca begitu banyak evaluasi orang dalam, dan mengapa umat pilihan Tuhan perlu memilih? Karena orang pilihan Tuhan tahu faktanya. Tanpa kerjasama dari umat pilihan Tuhan, evaluasi pemimpin dan pekerja rentan terhadap kesalahan. Hanya saat mayoritas umat pilihan Tuhan menanggung beban dan memenuhi tanggung jawab, pemilihan pemimpin bisa relatif akurat dan sesuai dengan prinsip. Namun, aku tak melihat semuanya berdasarkan fakta. Berdasarkan gagasanku, kupikir pendapat dan keputusan para pemimpin dibuat sesuai dengan prinsip, dan tak akan punya masalah. Pandanganku sangat tak masuk akal! Aku terlalu menghormati pemimpin. Aku serta-merta mendengarkan dan mematuhi mereka tanpa prinsip. Ini sangat bodoh dan bebal! Setelah membaca firman Tuhan, baru kutahu cara memperlakukan pemimpin gereja dengan benar. Aku seharusnya tak serta-merta mendengarkan dan patuh. Jika yang mereka lakukan benar dan sesuai dengan prinsip kebenaran, aku harus menerima dan patuh. Ini bukan menaati seseorang atau pemimpin, tapi menaati kebenaran. Jika perkataan atau tindakan mereka tak sesuai prinsip kebenaran, pemimpin di level mana pun, aku harus menolaknya, menampiknya untuk patuh, membuka hatiku, bersekutu, dan menyelidikinya dengan orang lain sampai kita semua mengerti masalahnya. Inilah melindungi kepentingan gereja. Jika semua orang bisa menganggap serius prinsip kebenaran, bekerja sama secara harmonis dengan pemimpin, dan memenuhi tanggung jawab sendiri, pekerjaan gereja dan kehidupan gereja umat pilihan Tuhan akan terjamin dan terpelihara. Jika pandangan semua orang sama denganku dan membabi buta menghormati pemimpin dan pekerja, menyerahkan semua masalah kepada pemimpin dan pekerja, tak peduli bahkan untuk hal sepenting pemilihan pemimpin, menerapkan persis seperti perkataan pemimpin, tak memenuhi tanggung jawab sendiri, tak bekerja sama dengan pemimpin untuk mengawasi, dan tak mencari atau angkat bicara saat tahu situasinya jelas tak pantas, mereka tak hanya akan kehilangan tugas, tapi juga cenderung memilih pemimpin yang salah. Ini hanya akan membawa kerugian dan kehancuran bagi pekerjaan gereja dan saudara-saudari. Aku juga belajar untuk hal-hal yang tak kupahami, aku harus mencari kebenaran dengan hati yang takut akan Tuhan sampai aku paham betul pertanyaannya. Asalkan niat kita benar, untuk melindungi pekerjaan gereja, meskipun tak setuju dengan pemimpin, kita tak menyebabkan gangguan atau menentang pemimpin, tapi mencari kebenaran dengan cara tepat dan mendalami masalah ini, serta melindungi pekerjaan dan kepentingan rumah Tuhan. Jika pemimpinnya tepat, mereka akan bisa menerima kebenaran dan tak akan menindas siapa pun karenanya. Jika seorang pemimpin menekan orang lain karena perbedaan pendapat, ini membuktikan pemimpin itu tak menerima kebenaran, yang juga bisa membantu kita mengembangkan ketajaman. Begitu menyadari ini, hatiku terasa cerah dan lega. Kini aku tahu cara bekerja sama dengan pemimpin dan melindungi pekerjaan gereja.

Saudara-saudari kemudian melaporkan dan menyingkap Li, mereka berkata dia sangat egois dan serakah, juga sering mengambil keuntungan dari saudara-saudarinya dan meminta berbagai hal kepada mereka. Orang-orang menganggap dia menjijikkan dan pengaruh sangat buruk. Menurut prinsip, dia harus disingkirkan. Setelah para pemimpin menyelidiki dan memverifikasi laporannya, itu dipastikan benar, tapi para pemimpin mengatakan dia efektif dalam pekerjaan Injil dan bisa tetap melakukan tugas. Saat mendengar ini, aku teringat beberapa perilaku Li sebelumnya saat bertugas. Dia punya watak jahat, bertindak sewenang-wenang, dan menuntut mengambil keputusan. Jika ada yang menunjukkan masalah di dirinya, dia membalas dan menghukum mereka, dia juga tak menerima kebenaran sama sekali. Akhirnya, dia diberhentikan. Meski begitu, Li belum bertobat, dia masih serakah, dan masih sering meminta berbagai hal dari saudara-saudarinya. Menurut prinsip, dia adalah target untuk disingkirkan. Namun, aku masih punya kekhawatiran. Kemanusiaannya jahat, dia berbahaya dan serakah, jika tetap di gereja, dia akan melakukan lebih banyak kejahatan dan mengganggu pekerjaan Injil. Jika menunggu untuk menanganinya setelah itu berdampak besar pada pekerjaan, bukankah itu terlambat? Kupikir, "Bukankah aku harus memberi tahu para pemimpin tentang ini?" Namun, aku lalu berpikir, "Para pemimpin bisa mengevaluasi dan memantau semuanya sesuai prinsip. Jika aku bicara sekarang, bagaimana pandangan mereka terhadapku? Akankah mereka pikir aku punya masalah dengan pengaturan mereka? Tidak seorang pun yang bicara, jadi lupakan saja, aku juga tak akan bicara." Saat berpikir seperti ini, aku merasa tak nyaman. Aku ingat pengalamanku belum lama ini dan sadar aku melindungi kepentinganku sendiri lagi. Jadi, aku berdoa kepada Tuhan dalam hati, berkata ingin punya niat yang benar, menerima pengawasan Tuhan, dan melindungi pekerjaan gereja, bagaimanapun pandangan orang tentangku. Jadi, kunyatakan kekhawatiranku dan berdiskusi dengan semua orang. Setelah selesai, saudara-saudari yang lain juga memberikan saran. Setelah itu, para pemimpin menyelidiki dan memutuskan bahwa Li tak cocok untuk tetap tinggal di gereja, jadi dia diusir dari gereja menurut prinsip. Saat melihat penanganan itu, aku merasa sangat aman. Aku lihat tak hidup berdasarkan falsafah jahat dan menerapkan kebenaran adalah satu-satunya cara untuk hidup sebagai manusia sejati dan bermartabat. Syukur kepada Tuhan!

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait

Penderitaan karena Berbohong

Oleh Saudara Ni Qiang, Myanmar Pada Oktober 2019, aku menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Di pertemuan, aku melihat...