Aku Tidak Lagi Kesulitan untuk Bekerja Sama dengan Baik

26 November 2024

Selama beberapa tahun terakhir, aku telah menyirami para petobat baru dari negara asing di gereja. Karena memiliki pengalaman dalam pekerjaan penyiraman dan bisa sedikit berkomunikasi dalam bahasa mereka, saudara-saudari sering meminta bantuanku ketika mereka memiliki masalah yang berkaitan dengan penyiraman para petobat baru, dan biasanya mereka menerima saranku. Terkadang, saudara-saudari tidak tahu bagaimana menyelesaikan beberapa masalah petobat baru, tetapi aku dapat menyelesaikannya dengan mudah. Karena itu, aku percaya bahwa kualitasku bagus dan kemampuan kerjaku di atas rata-rata. Tak lama kemudian, aku pun terpilih sebagai pengawas dan bertanggung jawab untuk mengatur dan mengambil keputusan akhir mengenai hal-hal kecil maupun besar dalam pekerjaan penyiraman. Aku sangat menikmati perasaan ini.

Kemudian, seiring dengan makin meningkatnya jumlah petobat baru yang membutuhkan penyiraman, gereja mengatur agar seorang saudari bernama Emily bekerja sama denganku dan berbagi tanggung jawab atas pekerjaan tersebut. Selama pertemuan pertama kami, Emily membahas ide dan pendapatnya mengenai masalah-masalah yang ada dalam pekerjaan penyiraman. Semua saudara-saudari sependapat dengannya, tetapi aku merasa tidak nyaman. Tidak kusangka, meskipun baru sebentar melaksanakan tugas ini, Emily cukup berwawasan dalam hal-hal profesional. Sebelum dia bergabung dengan kami, semua orang mendengarkanku selama diskusi, tetapi sekarang, dia telah muncul dan mencuri perhatian dariku. Di kemudian hari, setelah dia menghabiskan waktu yang lama dengan saudara dan saudari, menunjukkan lebih banyak kelebihan dan keunggulannya, semua orang pasti akan sangat menghormatinya, dan itu akan mengancam statusku dalam kelompok ini. Makin merenungkan hal ini, makin aku merasa khawatir. Suatu hari, pemimpin meninjau pekerjaan bersama kami. Dia memperhatikan bahwa para petobat baru yang disirami oleh Emily menghadiri pertemuan dengan cukup normal, dan banyak yang melaksanakan tugas mereka, sementara banyak petobat baru yang kusirami tidak menghadiri pertemuan dengan normal, dan sedikit yang melaksanakan tugas mereka. Melihat situasi ini, pemimpin memintaku untuk menyerahkan sebagian pekerjaan yang menjadi tanggung jawabku kepada Emily. Ketika mendengar ini, aku merasakan penentangan yang luar biasa dalam hatiku dan berpikir, "Meskipun hasil pekerjaan yang menjadi tanggung jawabku tidak terlalu bagus, jika aku berusaha lebih keras, semua masalah ini akan membaik dan cepat atau lambat akan teratasi. Mengapa aku harus menyerahkan pekerjaanku kepada Emily? Jika saudara-saudari mengetahui hal ini, apa yang akan mereka pikirkan tentangku? Mereka pasti akan berpikir bahwa kemampuan kerjaku tidak sesuai standar. Bagaimana aku bisa tetap bertahan di dalam kelompok? Lagi pula, jika Emily terlibat dalam pekerjaan yang menjadi tanggung jawabku dan semua orang mulai mendengarkannya, siapa yang akan mendengarkanku? Bukankah itu akan mengubahku dari seorang pengawas menjadi seorang pemimpin boneka?" Namun, pemimpin telah mengatur ini dan aku tidak bisa menolaknya begitu saja, jadi dengan berat hati, aku menyerahkan beberapa tugas yang kurang penting kepada Emily. Biasanya, aku tidak mau berinisiatif bertemu dengannya untuk membahas pekerjaan, dan terkadang ketika dia mengirimiku pesan, aku tidak mau menanggapinya setelah membacanya.

Tak lama kemudian, aku mengetahui bahwa seorang saudara bernama Hunter sedang dalam keadaan yang buruk, jadi aku bersiap mendukung dan membantunya, tetapi, tanpa diduga, Emily memberitahuku bahwa dia telah mengadakan persekutuan dengan Hunter. Aku agak kesal, pikirku, "Akulah yang selalu melaksanakan persekutuan dengan Hunter, dan sekarang kau melaksanakan persekutuan bersamanya tanpa mengatakan padaku; jelas bahwa kau mencoba bersaing denganku, bukan?" Terutama ketika Hunter mengatakan dalam sebuah pertemuan bahwa persekutuan Emily sangat bermanfaat baginya dan membantunya memperoleh sedikit pemahaman tentang wataknya yang rusak, aku merasa sangat tidak nyaman. Pikirku, "Hunter pernah menyebutkan bahwa persekutuanku mengandung banyak doktrin, sedangkan sekarang Hunter malah mengagumi Emily karena membahas masalah-masalah Hunter dalam persekutuannya. Jika keadaan terus seperti ini, bukankah akan jelas siapa di antara kami yang lebih baik? Semua orang pasti akan berpikir bahwa Emily memahami kebenaran dan memiliki kenyataan, dan mereka akan makin mengaguminya di kemudian hari. Bukankah itu akan membahayakan statusku di dalam kelompok?" Sejak itu, aku menganggap Emily sebagai ancaman terbesarku. Aku menjadi sangat protektif terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabku secara langsung, tidak memberi Emily kesempatan untuk berpartisipasi. Pemimpin biasanya meminta kami untuk membahas pekerjaan bersama, tetapi aku tidak mau melibatkannya, merasa bahwa itu akan merendahkanku dan membuatku terlihat tidak kompeten. Bukankah aku telah mengelola pekerjaan ini dengan baik tanpa dia? Jadi, aku berdalih dan menolak agar dia tidak ikut terlibat, memberi tahu pemimpin bahwa aku telah menangani berbagai hal, atau mengatakan bahwa masalah tersebut tidak terlalu rumit dan aku dapat menyelesaikannya sendiri, bahwa membahas berbagai hal lebih lanjut dengan Emily hanya akan menghambat segalanya, dan seterusnya. Aku mengarang berbagai macam alasan agar dia tidak ikut campur dalam pekerjaanku. Suatu kali, aku baru saja selesai berbicara dengan seorang saudari bernama Joan tentang situasi pekerjaannya dan Emily menanyakan hal yang sama. Joan merasa sedikit kesal, berkata bahwa menyampaikan masalah pekerjaan berulang kali terasa seperti membuang-buang waktu. Aku tahu betul bahwa ini terjadi karena aku dan Emily tidak berkomunikasi dengan baik sebelumnya, tetapi alih-alih merenungkan masalahku, aku diam-diam merasa senang, pikirku, "Tepat sekali! Emily memang tidak perlu dilibatkan. Jika semua orang tidak menyukainya, dia tidak akan menjadi ancaman bagi statusku lagi." Jadi, aku sependapat dengan Joan dan berkata, "Ini benar-benar membuat semuanya menjadi sedikit terhambat." Selama mendiskusikan pekerjaan, ketika beberapa saudara-saudari menyarankan agar Emily ikut terlibat, aku tidak punya pilihan selain setuju demi menyelamatkan muka. Namun, di dalam hati, aku sangat enggan. Pikirku, "Emily, Emily! Sekarang hanya dia yang kalian pedulikan. Apakah mustahil melanjutkan pekerjaan tanpa dia? Sebelum dia bergabung dengan kami, akulah yang mengambil keputusan, dan pekerjaan tidak tertunda sama sekali!" Setiap kali mendengar saudara-saudari menyebut nama Emily, aku menjadi sangat sensitif, bertanya-tanya apakah mereka semua menganggapnya hebat. Begitu dia muncul, seketika aku menjadi waspada, seperti landak dengan duri-durinya yang tegak, siap mempertahankan statusku kapan saja. Karena upayaku untuk menghalanginya, Emily sama sekali tidak bisa berbaur dalam pekerjaan itu dan tidak tahu bagaimana bekerja sama denganku, dan itu membuatnya merasa sangat sedih. Aku menyadari bahwa keadaannya yang buruk itu banyak kaitannya denganku, dan aku agak merasa bersalah. Namun, kemudian aku berpikir, "Jika kau tidak bisa berbaur, jangan ikut campur dalam pekerjaanku. Alangkah baiknya jika kita bisa mengerjakan urusan masing-masing dan tidak saling mengganggu." Aku bahkan berharap Tuhan mengatur keadaan agar Emily dipindahkan ke tempat lain sehingga aku bisa merasa tenang. Selama waktu itu, aku hidup dalam keadaan menentang dan mengecualikan Emily, sering kali merasa mudah tersinggung dan lelah tanpa alasan yang jelas. Aku menjadi makin negatif, dan hatiku menjadi makin suram. Aku berdoa kepada Tuhan, "Ya Tuhan, sejak mulai bekerja sama dengan Emily, aku selalu ingin bersaing dengannya dan khawatir dia akan mengalahkanku. Aku tahu keadaan ini tidak benar, tetapi aku tidak dapat melihat inti permasalahanku. Mohon pencerahan agar aku dapat memahami diriku sendiri."

Suatu hari, aku membaca satu bagian firman Tuhan yang mengungkapkan antikristus dan memperoleh sedikit pemahaman tentang diriku sendiri. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Salah satu ciri yang paling nyata dari esensi seorang antikristus adalah bahwa mereka memonopoli kekuasaan dan menjalankan kediktatoran mereka sendiri: Mereka tidak mendengarkan siapa pun, mereka tidak menghormati siapa pun, dan apa pun kelebihan orang, atau apa pun pandangan benar atau pendapat bijak yang orang-orang itu ungkapkan, atau apa pun cara-cara sesuai yang orang-orang itu kemukakan, mereka tidak mengindahkannya; seolah-olah tak seorang pun memenuhi syarat untuk bekerja sama dengan mereka, atau mengambil bagian dalam apa pun yang mereka lakukan. Ini adalah sejenis watak yang antikristus miliki. Ada orang-orang yang menganggapnya sebagai kemanusiaan yang buruk—tetapi bagaimana ini bisa dianggap kemanusiaan buruk yang lumrah? Ini sepenuhnya adalah watak Iblis, dan watak seperti itu sangat jahat. Mengapa Kukatakan bahwa watak mereka sangat jahat? Antikristus mengambil alih segala sesuatu dari rumah Tuhan dan semua milik gereja, dan memperlakukannya sebagai milik pribadi mereka, yang semuanya dikelola oleh mereka, dan mereka tidak mengizinkan orang lain pun ikut campur dengannya. Satu-satunya yang antikristus pikirkan ketika melaksanakan pekerjaan gereja adalah kepentingan mereka sendiri, status mereka sendiri dan martabat mereka sendiri. Mereka tidak mengizinkan siapa pun merugikan kepentingan mereka, apalagi membiarkan siapa pun yang berkualitas atau siapa pun yang mampu menyampaikan kesaksian pengalaman mereka yang mengancam reputasi dan status mereka. Karena itu, mereka berusaha menindas dan menyingkirkan sebagai pesaing orang-orang yang mampu menyampaikan kesaksian pengalaman, dan yang mampu mempersekutukan kebenaran dan membekali umat pilihan Tuhan, dan mereka berusaha mati-matian untuk mengasingkan orang-orang itu dari orang lain, merusak reputasi mereka sepenuhnya, dan menjatuhkan mereka. Baru setelah itulah antikristus akan merasa tenang. ... Sebenarnya, orang-orang ini memiliki kesaksian pengalaman dan memiliki kenyataan kebenaran. Mereka memiliki kemanusiaan yang relatif baik, memiliki hati nurani dan nalar, dan mampu menerima kebenaran. Dan meskipun mereka mungkin memiliki kekurangan, kelemahan, dan sesekali menyingkapkan watak yang rusak, mereka mampu bermenung diri dan bertobat. Orang-orang ini adalah mereka yang akan Tuhan selamatkan, dan yang memiliki harapan untuk disempurnakan oleh Tuhan, Singkatnya, orang-orang ini pantas untuk melakukan tugas. Mereka memenuhi persyaratan dan prinsip untuk melakukan tugas. Namun, antikristus berpikir dalam hatinya, 'Tidak mungkin aku menerima hal ini. Kau ingin memiliki peran dalam wilayah kekuasaanku, bersaing denganku. Itu tidak mungkin; jangan pernah berpikir kau bisa melakukannya. Kau lebih berpendidikan daripadaku, kau lebih pandai bicara daripadaku, lebih populer daripadaku, dan kau mengejar kebenaran jauh lebih tekun daripadaku. Jika aku bekerja sama denganmu dan kau mencuri perhatian yang seharusnya kumiliki, lalu apa yang akan kulakukan?' Apakah mereka memikirkan kepentingan rumah Tuhan? Tidak" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Delapan (Bagian Satu)). Tuhan mengungkapkan bahwa antikristus sangat mementingkan status dan kekuasaan, tidak membiarkan siapa pun merugikan kepentingan mereka. Jika mereka melihat seseorang yang lebih baik dari mereka dan mengancam statusnya, mereka menekan dan mengecualikan orang itu. Setelah membandingkannya dengan perilakuku, aku menyadari bahwa aku bertindak persis seperti seorang antikristus. Menyadari bahwa Emily tidak hanya bersekutu tentang kebenaran dan menyelesaikan masalah lebih baik daripada aku, tetapi juga cukup berwawasan dalam hal profesi kami, aku khawatir bahwa dengan bekerja sama dengannya, aku tidak akan bisa menonjolkan diri. Oleh karena itu, aku mengecualikannya dan enggan membiarkannya ikut serta dalam pekerjaanku, semua itu demi melindungi statusku dan agar aku tidak perlu membagi kekuasaanku. Pemimpin mengatur agar Emily dan aku membagi pekerjaan dan saling bekerja sama, dan itu dilakukan dengan mempertimbangkan hasil pekerjaan penyiraman. Namun, aku menentangnya dalam hati. Sekalipun dengan berat hati aku setuju untuk melibatkannya, aku hanya memberinya beberapa tugas yang kurang penting, takut jika semua orang mendengarkannya, aku akan kehilangan statusku dalam kelompok. Ketika keadaan Hunter sedang buruk, Emily segera melaksanakan persekutuan dengannya untuk mengatasi keadaan tersebut, tetapi bukannya merasa senang, aku mencari berbagai macam alasan untuk menekan Emily demi melindungi statusku, dan mencegah agar dia tidak terlibat dalam pekerjaan yang menjadi tanggung jawabku. Ketika Joan mengkritik Emily, diam-diam aku bersukacita, berharap semua orang akan berprasangka terhadapnya sehingga dia tidak lagi menjadi ancaman bagi statusku. Karena kukecualikan, Emily tidak dapat terlibat dalam pekerjaan yang menjadi tanggung jawabku, dan itu memengaruhi keadaannya. Aku tidak merenungkan diriku sendiri, justru berharap dia segera pergi. Aku sangat autokratik, dengan keinginan yang kuat untuk mendapatkan status. Demi mempertahankan status dan kekuasaanku, aku mengecualikan dan menekan Emily dalam segala hal yang kukerjakan tanpa mempertimbangkan pekerjaan gereja sama sekali. Aku benar-benar sangat egois dan tercela, serta tidak memiliki rasa kemanusiaan. Perilakuku adalah perwujudan persis dari watak antikristus!

Kemudian, aku membaca bagian lain dari firman Tuhan yang membantuku memperoleh sedikit pemahaman tentang konsekuensi dari tindakanku. Firman Tuhan berkata: "Jika orang memiliki watak Iblis, mereka dapat memberontak dan menentang Tuhan kapan pun dan di mana pun. Orang yang hidup berdasarkan watak Iblis dalam diri mereka, mampu menolak, menentang, dan mengkhianati Tuhan setiap saat. Antikristus sangat bodoh, mereka tidak menyadari hal ini, mereka berpikir, 'Aku sudah cukup kesulitan mendapatkan kekuasaanku, mengapa aku harus membaginya dengan orang lain? Memberikan otoritasku kepada orang lain berarti aku sama sekali tidak memilikinya, bukan? Bagaimana aku bisa menunjukkan bakat dan kemampuanku tanpa kekuasaan?' Mereka tidak tahu bahwa apa yang telah Tuhan percayakan kepada manusia bukanlah kekuasaan atau status, melainkan tugas. Antikristus hanya mau menerima kekuasaan dan status, mereka mengesampingkan tugas mereka, dan mereka tidak melakukan pekerjaan nyata. Sebaliknya, mereka hanya mengejar ketenaran, keuntungan dan status, dan hanya ingin merebut kekuasaan, mengendalikan umat pilihan Tuhan, serta menikmati manfaat dari status. Melakukan segala sesuatu dengan cara ini sangat berbahaya—ini menentang Tuhan! Siapa pun yang mengejar ketenaran, keuntungan dan status, alih-alih melaksanakan tugas mereka dengan benar, mereka sedang melakukan hal yang berbahaya dan bermain-main dengan hidup mereka. Orang yang melakukan hal berbahaya dan bermain-main dengan hidup mereka dapat menghancurkan diri mereka sendiri setiap saat. Sekarang ini, sebagai pemimpin atau pekerja, engkau sedang melayani Tuhan, dan ini bukan hal yang biasa. Engkau tidak sedang melakukan sesuatu untuk manusia, apalagi bekerja agar dapat membayar tagihan dan menyediakan makanan di atas meja; melainkan, engkau sedang melaksanakan tugasmu di gereja. Dan terutama, mengingat bahwa tugas ini berasal dari amanat Tuhan, apa artinya melaksanakan tugas ini? Itu berarti dalam tugasmu, engkau bertanggung jawab kepada Tuhan, entah engkau melaksanakannya dengan baik atau tidak; pada akhirnya, engkau harus mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan, harus ada hasilnya. Yang telah kauterima ini adalah amanat Tuhan, tanggung jawab yang kudus, jadi sepenting atau sekecil apa pun tanggung jawab ini, ini adalah tanggung jawab yang serius. Seberapa seriuskah tanggung jawab ini? Dalam skala kecil, ini berkaitan dengan apakah engkau dapat memperoleh kebenaran dalam kehidupanmu ini dan berkaitan dengan bagaimana Tuhan akan memandangmu. Dalam skala besar, ini berkaitan langsung dengan masa depanmu, nasibmu, dan kesudahanmu; jika engkau melakukan kejahatan dan menentang Tuhan, engkau akan dikutuk dan dihukum. Segala sesuatu yang kaulakukan ketika engkau melaksanakan tugasmu dicatat oleh Tuhan, dan Tuhan memiliki prinsip dan standar-Nya sendiri tentang bagaimana itu dinilai dan dievaluasi; Tuhan menentukan kesudahanmu berdasarkan semua yang kauwujudkan saat engkau melaksanakan tugasmu" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Delapan (Bagian Satu)). Firman Tuhan dengan jelas menjabarkan konsekuensi dari upaya antikristus yang mengejar status. Antikristus tidak mengejar kebenaran, tetapi hanya mengejar reputasi dan status; mereka mengutamakan kekuasaan dan status di atas segalanya, mencengkeram kekuasaan dan enggan melepaskannya, ingin menjadi satu-satunya otoritas dan tidak mengizinkan orang lain mengambil bagian dalam pekerjaan mereka. Akhirnya, mereka disingkapkan dan disingkirkan karena menentang Tuhan. Jika kupikir-pikir, setelah terpilih sebagai pengawas dalam pekerjaan penyiraman, aku mengambil keputusan atas semua masalah pekerjaan, baik yang kecil maupun yang besar. Semua orang datang kepadaku untuk bertanya tentang masalah mereka dan mendengarkanku, dan aku sangat menikmati perasaan sebagai seorang pengambil keputusan. Setelah Emily bergabung dengan kami, aku menyadari bahwa dia lebih menonjol daripada aku dalam banyak hal. Aku khawatir semua orang akan mulai meminta nasihat kepadanya terkait masalah mereka, sehingga aku kehilangan suara dan kekuasaan dalam mengambil keputusan di antara mereka, jadi aku mengecualikannya dengan segala macam cara yang memungkinkan. Entah pemimpin memintaku untuk membagi pekerjaan dan bekerja sama dengan Emily, atau saudara-saudari ingin dia ikut berdiskusi tentang pekerjaan, aku menentangnya dalam hati. Aku bahkan mencari-cari alasan untuk mengusirnya, tidak mengizinkannya berpartisipasi dalam pekerjaan, dan ingin mendominasi kelompok, sehingga saudara-saudari hanya mau mendengarkanku ketika mereka punya masalah. Gereja telah memberiku tugas yang begitu penting, tetapi aku tidak pernah memikirkan cara untuk melaksanakan pekerjaan itu dengan baik. Sebaliknya, aku menghabiskan seluruh waktuku untuk memikirkan cara agar aku tidak kalah bersinar dari Emily dan agar aku bisa mempertahankan statusku. Keinginanku akan reputasi dan status terlalu kuat. Tuhan berfirman: "Siapa pun yang mengejar ketenaran, keuntungan dan status, alih-alih melaksanakan tugas mereka dengan benar, mereka sedang melakukan hal yang berbahaya dan bermain-main dengan hidup mereka. Orang yang melakukan hal berbahaya dan bermain-main dengan hidup mereka dapat menghancurkan diri mereka sendiri setiap saat" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Delapan (Bagian Satu)). Ketika membaca firman Tuhan, aku menjadi sangat takut, menyadari bahwa watak Tuhan itu benar dan tidak dapat disinggung. Jika aku terus mengejar ketenaran, keuntungan, dan status tanpa bertobat dan terus mengecualikan serta menyerang Emily, pada akhirnya aku hanya akan menyinggung watak Tuhan dan akan disingkapkan serta disingkirkan. Aku juga memikirkan para antikristus yang telah dikeluarkan dari gereja. Ketika seseorang lebih baik dari mereka dan mengancam statusnya, mereka menganggap orang itu sebagai musuh dan menggunakan berbagai cara tercela untuk menekan, mengucilkan, serta menyiksa mereka dan mencapai tujuan mereka demi mendapatkan kekuasaan semata. Akhirnya, mereka dikeluarkan dari gereja karena banyaknya perbuatan jahat yang mereka lakukan. Demikian pula, demi mengukuhkan rezimnya, Partai Komunis Tiongkok sangat ingin semua orang tunduk padanya. Partai Komunis Tiongkok bersikap kejam terhadap orang-orang yang dapat mengancam posisinya dan ingin menyingkirkan mereka sepenuhnya, berusaha mempertahankan status dan kekuasaan dalam cengkeramannya untuk selamanya. Jika melihat diriku sendiri, apakah tindakanku untuk mengukuhkan statusku dengan mengecualikan Emily berbeda naturnya dengan tindakan antikristus dan naga merah yang sangat besar? Setelah menyadari hal ini, aku merasa takut, dan aku berdoa kepada Tuhan dalam pertobatan, memohon kepada-Nya untuk membimbingku agar dapat menyelesaikan masalahku.

Beberapa hari kemudian, peringatan topan tiba-tiba dikeluarkan di wilayah Emily. Selama pertemuan kami sebelum topan melanda, dia merasa sangat terharu dan berkata, "Saat bencana melanda, aku merasa bahwa kesempatan untuk melaksanakan tugasku sangatlah berharga. Namun, aku belum memanfaatkan kesempatan ini atau memberikan yang terbaik untuk memuaskan Tuhan .…" Mendengar hal ini, aku sangat mencela diriku sendiri. Selama ini, aku telah bersaing dengan Emily untuk mendapat ketenaran dan keuntungan, mengucilkannya dengan segala cara demi mempertahankan statusku dan tidak bekerja sama dengan baik dengannya atau melaksanakan tugasku dengan baik. Tiba-tiba aku merasa bersalah kepada Emily dan Tuhan. Aku berdoa dalam hati kepada-Nya, "Ya Tuhan, jika aku tidak memiliki kesempatan lagi untuk bekerja sama dengan Emily di kemudian hari, aku hanya akan menyesal. Jika aku bisa memulai lagi, aku pasti akan memanfaatkan kesempatan ini untuk bekerja sama dengan baik dengannya." Sore itu, aku mengetahui bahwa topan telah berlalu, dan wilayah Emily tidak terkena dampaknya. Aku terus-menerus bersyukur kepada Tuhan atas perlindungan-Nya.

Setelah itu, aku berdoa kepada Tuhan, memohon jalan masuk dan jalan penerapan. Aku membaca firman Tuhan yang menyatakan: "Apa pun arah atau target pengejarannu, jika engkau tidak merenungkan pengejaranmu akan status dan reputasi, dan jika engkau merasa sangat sulit untuk mengesampingkan hal-hal ini, maka itu akan memengaruhi jalan masu kehidupanmu. Selama status memiliki tempat di hatimu, itu akan sepenuhnya mengendalikan dan memengaruhi arah hidupmu dan tujuan yang kaukejar, dan jika inilah yang terjadi, akan sangat sulit bagimu untuk masuk ke dalam kenyataan kebenaran, apalagi mencapai perubahan dalam watakmu; tentang apakah engkau pada akhirnya dapat memperoleh perkenanan Tuhan atau tidak, tentu saja tidak. Selain itu, jika engkau tidak pernah mampu mengesampingkan pengejaranmu akan status, ini akan mempengaruhi kemampuanmu untuk melaksanakan tugasmu dengan baik, yang akan membuatmu sangat sulit untuk menjadi makhluk ciptaan yang layak. Mengapa Kukatakan hal ini? Tuhan paling benci ketika orang mengejar status, karena mengejar status adalah watak Iblis, itu adalah jalan yang salah, itu lahir dari perusakan Iblis, itu adalah sesuatu yang dikutuk oleh Tuhan, dan itu adalah hal yang Tuhan hakimi dan tahirkan. Tuhan paling benci ketika orang mengejar status, tetapi engkau tetap dengan penuh semangat bersaing untuk mendapatkan status, engkau tak henti-hentinya menghargai dan melindunginya, selalu berusaha mengambilnya untuk dirimu sendiri. Dan pada dasarnya, bukankah semua ini bertentangan dengan Tuhan? Status tidak ditetapkan untuk manusia oleh Tuhan; Tuhan membekali manusia dengan jalan, kebenaran, dan hidup, dan pada akhirnya menjadikan mereka makhluk ciptaan yang layak, makhluk ciptaan kecil dan tidak berarti—bukan seseorang yang memiliki status dan gengsi serta dihormati oleh ribuan orang" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Tiga)). Setelah membaca firman Tuhan, aku memahami bahwa mengejar reputasi dan status benar-benar bertentangan dengan maksud Tuhan. Makin orang mengejar status, makin Tuhan membenci mereka, dan makin jauh mereka menyimpang dari tuntutan-Nya. Pada akhirnya, mereka akan makin menentang Tuhan, sehingga Tuhan menghukum dan menyingkirkan mereka. Makhluk ciptaan sejati harus dengan sungguh-sungguh tunduk kepada kedaulatan Tuhan dan melaksanakan tugas mereka dengan rendah hati demi memuaskan Tuhan. Inilah tujuan yang seharusnya dimiliki manusia. Tuhan berkenan kepadaku dan memberiku kesempatan untuk berlatih bekerja sebagai pengawas, itu dimaksudkan untuk membantuku melaksanakan tugasku dengan baik dan memanfaatkan kelebihanku untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Tujuannya bukanlah untuk memberiku kekuasaan, apalagi membuatku mengejar reputasi dan status. Aku harus melepaskan ambisi serta keinginanku, bekerja sama dengan baik dengan Emily, dan melaksanakan tugasku dengan baik.

Belakangan, aku membaca bagian lain dari firman Tuhan tentang cara bekerja sama dengan orang lain: "Menurutmu, apakah bekerja sama dengan orang lain itu sulit? Sebenarnya tidak sulit. Bahkan bisa dikatakan mudah. Namun, mengapa orang masih merasa hal ini sulit? Karena mereka memiliki watak yang rusak. Bagi orang yang memiliki kemanusiaan, hati nurani, dan nalar, bekerja sama dengan orang lain itu relatif mudah, dan mereka dapat merasa bahwa ini adalah sesuatu yang menyenangkan. Ini karena tidak mudah bagi siapa pun untuk menyelesaikan sesuatu seorang diri, dan apa pun bidang yang mereka geluti, atau apa pun yang mereka lakukan, selalu merupakan hal yang baik jika ada seseorang yang memberimu petunjuk dan menawarkan bantuan—jauh lebih mudah daripada melakukannya seorang diri. Selain itu, ada batas mengenai apa yang mampu orang capai dengan kualitas mereka atau apa yang mampu mereka alami seorang diri. Tak seorang pun mampu menguasai semua bidang pekerjaan: tidak mungkin satu orang mengetahui semuanya, cakap dalam semuanya, mencapai semuanya—itu tidak mungkin, dan semua orang harus memiliki nalar seperti ini. Jadi, apa pun yang kaulakukan, entah itu penting atau tidak, engkau akan selalu membutuhkan seseorang untuk membantumu, memberimu petunjuk dan nasihat, atau melakukan sesuatu dengan bekerja sama denganmu. Inilah satu-satunya cara untuk memastikan bahwa engkau akan melakukan segala sesuatu dengan lebih tepat, melakukan lebih sedikit kesalahan, sehingga makin kecil kemungkinanmu untuk menyimpang—ini adalah hal yang baik" (Firman, Vol. 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Delapan (Bagian Satu)). Tuhan berfirman dengan sangat jelas tentang makna dan pentingnya kerja sama. Betapa pun cakapnya seseorang, tidak ada seorang pun yang mahakuasa; setiap orang membutuhkan bantuan orang lain. Dengan bekerja sama, kita dapat saling menutupi kekurangan dan mencegah agar kita tidak menyimpang, dan itu juga bermanfaat bagi pekerjaan gereja. Bekerja sama dengan orang lain dan mendengarkan pendapat mereka adalah sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh orang yang memiliki nalar dan kemanusiaan yang normal. Setelah merenungkan diri, meskipun aku adalah pengawas pekerjaan penyiraman dan percaya bahwa aku memiliki pengalaman dan kualitas, bisa sedikit berbahasa asing, dan tampaknya mampu melakukan beberapa pekerjaan, aku sering melaksanakan tugas dengan menggunakan pikiran dan pengalamanku, jarang mencari prinsip-prinsip kebenaran. Dengan mengandalkan sedikit kemampuan yang kumiliki untuk mengerjakan segala sesuatu sendiri, perspektifku terhadap masalah tidak selalu akurat atau komprehensif, dengan penyimpangan yang sering terjadi, dan hasil kerjaku selalu agak buruk. Dibandingkan denganku, Emily memiliki kualitas yang lebih baik dan lebih memahami kebenaran. Dia mencari prinsip-prinsip kebenaran ketika menghadapi masalah, serta merenungkan dan memahami dirinya sendiri ketika menyingkapkan kerusakan. Kelebihan yang dimilikinya adalah hal yang tidak kumiliki. Tuhan menempatkan seseorang yang lebih baik dariku di sisiku agar kami saling melengkapi dan melaksanakan tugas kami dengan baik. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi pekerjaan gereja tetapi juga bagi kehidupanku sendiri. Itu adalah cara Tuhan menunjukkan kasih-Nya kepadaku. Setelah memahami maksud Tuhan, aku berdoa kepada-Nya, "Ya Tuhan, selama ini aku selalu iri kepada Emily dan bersaing dengannya, bahkan menindas dan mengejeknya. Sekarang, akhirnya aku memahami bahwa Engkau mengatur agar Emily bekerja sama denganku untuk menutupi kekuranganku. Aku bersyukur kepada-Mu dari lubuk hatiku. Mulai sekarang, aku bersedia bekerja sama dengan baik dengan Emily dan melaksanakan tugasku dengan baik, dan aku tidak akan mengejar reputasi dan status lagi." Setelah itu, aku berinisiatif untuk berterus terang kepada Emily tentang perwujudan kerusakanku. Setelah bersekutu, aku merasa jauh lebih tenang, dan kami menjadi sedikit lebih dekat satu sama lain. Setelah itu, saat melaksanakan tugas, aku tidak lagi memandangnya sebagai pesaing, tetapi sebagai penolong. Ketika ada masalah dalam kelompok, aku berkomunikasi secara proaktif dan mendiskusikan masalah itu dengannya. Ketika kami tidak dapat memahami sesuatu, kami menelusuri bersama dan mempersekutukannya menurut wawasan kami. Dengan cara ini, kami dapat merasakan pencerahan dan bimbingan Tuhan serta mampu menyelesaikan beberapa masalah nyata.

Tak lama kemudian, pekerjaan terpengaruh oleh seorang saudara karena selalu bersikap asal-asalan dalam tugasnya, dan kami perlu bersekutu dengannya dan memberhentikannya. Aku khawatir tidak dapat bersekutu dengannya dengan jelas dan menunjukkan masalahnya. Aku berpikir bahwa persekutuan Emily tentang kebenaran lebih menerangi daripada persekutuanku dan mempertimbangkan untuk mengajaknya bergabung denganku dalam persekutuan. Namun, aku merasa khawatir, pikirku, "Jika aku mengambil inisiatif untuk melibatkannya dalam pekerjaanku, bukankah itu akan membuatku tampak tidak kompeten?" Ketika pikiran ini muncul, aku menyadari bahwa keadaanku tidak benar; aku kembali mencoba melindungi reputasi dan statusku. Jadi, aku berdoa kepada Tuhan. Aku membaca firman Tuhan yang menyatakan: "Orang mendapatkan hasil dalam hal apa pun yang mereka fokuskan, di mana pun mereka mengerahkan upaya. Jika engkau selalu berfokus pada doktrin, maka engkau hanya akan memperoleh doktrin; jika engkau berfokus untuk mendapatkan status dan kekuasaan, maka status dan kekuasaanmu mungkin stabil, tetapi engkau tidak akan memperoleh kebenaran, dan engkau akan disingkirkan. Tugas apa pun yang kaulaksanakan, jalan masuk kehidupan adalah hal yang penting. Engkau tidak boleh santai dalam hal ini, dan engkau juga tidak boleh lalai" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Enam Indikator Pertumbuhan dalam Hidup"). "Hanya jika orang bekerja sama dalam keharmonisan, barulah orang dapat diberkati di hadapan Tuhan, dan semakin orang mengalami ini, semakin banyak kenyataan yang mereka miliki, jalan mereka pun menjadi semakin terang saat mereka menempuhnya, dan mereka menjadi semakin tenang" (Firman, Vol. 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Tentang Kerja Sama yang Harmonis"). Firman Tuhan memberiku jalan penerapan yang jelas; mengejar reputasi dan status adalah jalan yang menentang Tuhan dan pada akhirnya hanya akan membuatku disingkirkan. Aku tidak boleh terus-menerus mengkhawatirkan apakah statusku aman dan apakah saudara-saudari menganggapku hebat. Aku harus mempertimbangkan pekerjaan gereja dan melakukan apa yang bermanfaat bagi gereja. Setelah menyadari hal ini, aku merasa lega, dan aku mengundang Emily untuk bergabung denganku dalam persekutuan bersama saudara itu. Setelah persekutuan, saudara tersebut memperoleh sedikit pemahaman tentang natur masalahnya. Akhirnya aku merasakan sukacita karena dapat bekerja sama dengan baik, serta kedamaian dan kebahagiaan karena melakukan penerapan sesuai kebenaran. Syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa!

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Apa Itu Sifat dari Kasih Tuhan?

Ibu Siqiu Kota Suihua, Propinsi Heilongjiang Setiap kali melihat penggalan firman Tuhan berikut ini, "Jika engkau selalu sangat setia...