Bagaimana Kita Dapat Menjadi Gadis Bijaksana dalam Matius 25:1–13 dan Menyambut Tuhan?

12 April 2020

Sudahkah engkau lihat? Saat ini, seluruh dunia telah diliputi oleh bencana.

Pada pagi hari tanggal 30 Juli 2025, gempa bumi dahsyat berkekuatan 8,8 skala Richter tiba-tiba mengguncang Semenanjung Kamchatka di Rusia, memicu tsunami dan mendorong dikeluarkannya peringatan tsunami darurat di berbagai negara. Gempa tersebut juga memicu letusan pertama gunung berapi Krasheninnikov dalam 600 tahun, dengan kolom abu mencapai ketinggian 6 km. Beberapa gunung berapi menjadi aktif, yang menyebabkan peningkatan drastis aktivitas vulkanik regional.

Antara tanggal 23 dan 29 Juli 2025, Beijing, Tiongkok, mengalami hujan lebat selama berhari-hari, yang mengakibatkan sedikitnya 44 orang meninggal.

Pada tanggal 4 Juli 2025, banjir bandang "sekali dalam seabad" melanda Texas, AS, merendam desa-desa dan menghanyutkan jembatan dalam semalam. Banjir tersebut menyebabkan lebih dari 100 korban jiwa.

Antara akhir Juni dan awal Juli 2025, fenomena "kubah panas" melanda Eropa, dengan suhu melonjak lebih dari 40°C di Prancis, Spanyol, dan Portugal. Suhu di banyak daerah melebihi 42°C, dan panas ekstrem mengakibatkan lebih dari 2.000 kematian serta penutupan banyak tempat wisata.

Pada tanggal 28 Maret 2025, Myanmar dilanda gempa bumi kuat berkekuatan 7,7 skala Richter, yang menewaskan lebih dari 3.000 orang.

Pada tanggal 7 Januari 2025, kebakaran hutan berskala besar terjadi di Los Angeles, California Selatan, AS, menghancurkan atau merusak lebih dari 18.000 bangunan dan menyebabkan 29 kematian.

Bencana seperti perang, gempa bumi, banjir, wabah serangga, kelaparan, pandemi, dan cuaca ekstrem menjadi makin parah dan sering terjadi, dan berbagai fenomena langit juga sering muncul. Apakah semua ini terjadi secara kebetulan? Tentu saja tidak. Dua ribu tahun yang lalu, Tuhan Yesus telah memberikan sebuah peringatan: "Karena bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan: dan akan ada kelaparan, dan gempa bumi, di berbagai tempat. Semua itu adalah awal dari penderitaan. ... Karena kemudian akan ada kesengsaraan besar (malapetaka dahsyat), seperti yang belum pernah ada sejak permulaan dunia hingga saat ini, dan tidak akan pernah terjadi lagi. ... Demikian juga kamu, ketika kamu akan melihat semua hal ini, tahu bahwa itu sudah dekat, bahkan di depan pintu" (Matius 24:7-8, 21, 33).

Semua tanda ini sedang digenapi di depan mata kita. Lonceng peringatan akhir zaman telah berbunyi—Tuhan Yesus sedang berdiri di depan pintu kita dan mengetuk! Di saat terakhir ini, bagaimana kita bisa menjadi gadis-gadis bijaksana dan menyambut kedatangan Tuhan kembali untuk menerima keselamatan Tuhan? Ini adalah topik yang menjadi perhatian semua orang yang merindukan kedatangan Tuhan kembali. Tuhan Yesus pernah berkata: "Maka Kerajaan Surga diumpamakan seperti sepuluh anak dara, yang membawa pelita mereka, dan menunggu mempelai laki-laki. Lima di antaranya bijaksana, dan lima bodoh. Mereka yang bodoh membawa pelita mereka, tetapi tidak membawa minyak. Tetapi yang bijaksana mengambil minyak dalam bejana mereka bersama pelita mereka" (Matius 25:1-4). Dari Alkitab, kita dapat melihat bahwa gadis-gadis bijaksana mempersiapkan minyak dan dengan waspada menantikan kedatangan Tuhan. Pada akhirnya, mereka menyambut-Nya dan menghadiri perjamuan di Kerajaan Surga. Banyak saudara-saudari percaya bahwa selama kita terus-menerus membaca Alkitab, menghadiri pertemuan, dengan tekun melakukan pekerjaan Tuhan, dan menanti dengan waspada, ini berarti kita telah mempersiapkan minyak dan menjadi gadis-gadis bijaksana, dan bahwa kita akan diangkat ke dalam Kerajaan Surga ketika Tuhan datang. Kita telah menerapkan cara ini selama bertahun-tahun, dan sekarang segala macam malapetaka telah datang, tetapi kita belum juga menyambut Tuhan. Hal ini membuat kita mau tidak mau harus merenungkan dan bertanya pada diri sendiri: Apakah dengan tekun melakukan pekerjaan Tuhan seperti ini benar-benar berarti menjadi gadis bijaksana? Akankah dengan cara itu kita dapat menyambut Tuhan dan diangkat sebelum terjadinya malapetaka?

Apakah Membaca Alkitab, Berdoa, dan dengan Tekun Melakukan Pekerjaan Tuhan Menjadikan Seseorang Gadis Bijaksana?

Mari kita mengingat kembali para ahli Taurat, imam-imam kepala, dan orang-orang Farisi. Mereka semua sangat memahami Alkitab, dan keluarga mereka telah melayani Tuhan selama beberapa generasi. Mereka dengan ketat menaati hukum Taurat, mematuhi perintah-perintah, bekerja dengan tekun, dan bahkan bepergian ke seluruh dunia untuk menyebarkan Injil Tuhan. Dapat dikatakan bahwa mereka melakukan cukup banyak pekerjaan, menanggung penderitaan yang tidak sedikit, dan mereka dengan waspada menantikan kedatangan Mesias. Menurut gagasan dan angan-angan kita, mereka seharusnya menjadi gadis-gadis bijaksana yang mempersiapkan minyak, dan mereka seharusnya menjadi yang paling memenuhi syarat untuk menyambut Tuhan dan menerima keselamatan-Nya. Namun, apa faktanya? Ketika Tuhan Yesus menjadi daging dan datang untuk bekerja, orang-orang ini bukan hanya gagal mengenali Tuhan Yesus, tetapi mereka bahkan percaya, berdasarkan gagasan dan angan-angan mereka, bahwa "siapa pun yang tidak disebut 'Mesias' bukanlah Tuhan". Mereka dapat dengan jelas mendengar bahwa firman Tuhan memiliki otoritas dan kuasa, tetapi berdasarkan gagasan dan angan-angan mereka, mereka mengutuk pekerjaan dan firman Tuhan Yesus sebagai sesuatu yang menyimpang dari Alkitab. Mereka menggunakan ini sebagai pembenaran untuk menyangkal bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan itu sendiri, dan mereka juga memanfaatkannya untuk menghakimi Tuhan Yesus dan menghujat-Nya. Mereka sama sekali tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan. Mereka tidak memiliki pemahaman dan mereka tidak mencari atau menyelidiki. Mereka bahkan bekerja sama dengan pemerintah Romawi untuk memakukan Tuhan Yesus di kayu salib, dan pada akhirnya, mereka dihukum oleh Tuhan. Jadi, dapatkah dikatakan bahwa orang-orang Farisi adalah gadis-gadis bijaksana? Mereka hanya mementingkan kerja keras dan menegakkan hukum Perjanjian Lama, tetapi mereka tidak memiliki sedikit pun pengetahuan tentang Tuhan. Mereka tidak mampu mendengar suara Tuhan. Dapat dikatakan bahwa mereka adalah gadis-gadis yang paling bodoh. Lalu, apa sesungguhnya yang menjadikan seseorang gadis bijaksana? Bacalah terus untuk mengetahui lebih lanjut.

Apa Itu Gadis Bijaksana?

Tuhan Yesus pernah berkata: "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka, dan mereka mengikut Aku" (Yohanes 10:27). "Dan pada tengah malam terdengar teriakan, 'Lihat, mempelai laki-laki datang; keluarlah menyambutnya'" (Matius 25:6). Dari Alkitab, kita dapat melihat bahwa gadis-gadis bijaksana dapat menyambut mempelai laki-laki, terutama karena mereka berfokus untuk mendengarkan suara Tuhan. Ketika mendengar ada yang berseru bahwa mempelai laki-laki datang, gadis-gadis bijaksana berinisiatif keluar untuk menyambutnya, serta mencari dan menyelidiki. Pada akhirnya, mereka mengenali suara Tuhan di dalam firman Tuhan, sehingga mereka pun menyambut Tuhan. Hal ini sama seperti yang dicatat dalam Alkitab, ketika wanita Samaria itu mendengar Tuhan Yesus berkata: "Karena kamu telah memiliki lima suami; dan dia yang kamu miliki sekarang bukan suamimu: perkataanmu itu jujur" (Yohanes 4:18). Dia kemudian menyadari bahwa hanya Tuhan yang dapat mengetahui dan mengungkapkan hal-hal yang tersembunyi di dalam hatinya. Dengan takjub, dia berseru kepada orang-orang: "Mari, temuilah seorang pria, yang memberitahuku segala hal yang pernah kulakukan: bukankah ini Kristus?" (Yohanes 4:29). Dari firman Tuhan Yesus, dia mengenali bahwa Dia adalah Mesias yang akan datang. Lalu ada Petrus—selama bersama Tuhan, dia melihat bahwa firman yang diucapkan dan pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus bukanlah sesuatu yang dapat diucapkan atau dilakukan oleh orang biasa. Dari firman dan pekerjaan Tuhan, dia mengenali bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus, Anak Tuhan. Ada juga Natanael, Yohanes, Andreas, dan yang lainnya yang semuanya mengenali suara Tuhan dari firman Tuhan Yesus. Mereka menjadi yakin bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan itu sendiri, dan mereka meninggalkan segalanya untuk mengikut Dia. Orang-orang inilah yang merupakan gadis-gadis bijaksana.

Fakta-fakta di atas memperjelas bahwa tidak semua orang yang membaca Alkitab, menghadiri pertemuan, dengan tekun melakukan pekerjaan Tuhan, dan menanti dengan waspada adalah gadis-gadis bijaksana. Yang terpenting, gadis-gadis bijaksana adalah mereka yang berfokus untuk mendengar suara Tuhan. Ketika mereka mendengar orang lain menyebarkan Injil Tuhan, mereka mampu menyingkirkan gagasan dan angan-angan mereka sendiri, serta menyelidiki pekerjaan Tuhan dengan sikap rendah hati dan mau mencari. Pada akhirnya, mereka mendapatkan pencerahan Tuhan, mengenali suara Tuhan, dan menyambut Tuhan. Sedangkan mereka yang tidak berfokus untuk mendengarkan suara Tuhan, yang tidak mencari bahkan setelah mendengar kebenaran diungkapkan, yang tidak memiliki kemampuan membedakan, yang dengan keras kepala terus berpegang pada kata-kata harfiah Alkitab, dan yang percaya bahwa dengan berjerih payah, mengorbankan diri, dan memberi persembahan, mereka akan dapat menyambut penampakan Tuhan—orang-orang ini semuanya adalah gadis-gadis bodoh, dan pada akhirnya mereka akan kehilangan keselamatan Tuhan.

Untuk menghindari menjadi gadis-gadis bodoh serta ditinggalkan dan disingkirkan oleh Tuhan di tengah malapetaka, di saat yang genting untuk menyambut kembalinya Tuhan ini, kita harus menjadi gadis-gadis bijaksana dan berfokus untuk mendengar suara Tuhan. Ada tertulis dalam Kitab Wahyu: "Barang siapa memiliki telinga, hendaklah dia mendengarkan apa yang diucapkan Roh kepada gereja-gereja" (Wahyu 2:7). "Lihatlah, Aku berdiri di pintu dan mengetuk: kalau ada orang yang mendengar suara-Ku, dan membuka pintu itu, Aku akan masuk kepadanya, dan bersantap dengannya, dia bersama-Ku" (Wahyu 3:20). Nubuat-nubuat ini menunjukkan bahwa ketika Tuhan kembali pada akhir zaman, Dia akan mengucapkan firman. Jadi, bagaimana kita dapat membedakan suara Tuhan? Mari kita lanjutkan dengan mempersekutukan beberapa prinsip.

1. Firman yang Diungkapkan oleh Tuhan Memiliki Otoritas dan Kuasa, dan Merupakan Pengungkapan Watak Tuhan

Seperti yang kita semua tahu, pada mulanya, Tuhan menggunakan firman-Nya untuk menciptakan dunia. Firman Tuhan memiliki otoritas dan kuasa. Begitu firman Tuhan diucapkan, hal itu pun tergenapi. Sama seperti yang Tuhan firmankan dalam Kitab Kejadian: "'Jadilah terang.' Dan terang pun jadi" (Kejadian 1:3). "Hendaklah air di bawah langit berkumpul di satu tempat, dan tanah yang kering terlihat: maka jadilah demikian" (Kejadian 1:9). Yahweh berfirman kepada Musa: "Umumkanlah kepada seluruh umat Israel, dan katakan kepada mereka, Hendaklah engkau kudus: karena Aku Yahweh Tuhanmu kudus" (Imamat 19:2). Juga, Tuhan Yesus mengucapkan firman berikut yang menyingkapkan orang-orang Farisi: "Celakalah engkau, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, orang munafik! Karena engkau menutup kerajaan surga terhadap manusia: padahal engkau sendiri tidak pernah pergi ke sana, tetapi engkau menghalangi orang-orang yang berusaha masuk ke sana" (Matius 23:13).

Begitu kita mendengar firman Tuhan, kita menjadi sadar bahwa tidak ada manusia biasa yang dapat mengucapkannya. Firman Tuhan dapat memerintah segala sesuatu, membuatnya tetap teguh dan tergenapi. Firman-Nya juga dapat mengutuk semua orang yang menentang dan memberontak terhadap-Nya. Mendengarnya membuat kita takjub, dan kita dapat merasakan bahwa watak Tuhan tidak menoleransi pelanggaran dari manusia mana pun. Firman Tuhan sepenuhnya mewakili identitas dan otoritas-Nya. Pada akhir zaman, jika kita ingin mengenali apakah yang kita dengar adalah suara Tuhan yang datang kembali atau bukan, inilah cara untuk membedakannya.

2. Firman Tuhan Dapat Menyingkapkan Misteri serta Mengungkapkan Kerusakan dan Rahasia Umat Manusia

Seperti yang kita semua tahu, Tuhan Yesus yang berinkarnasi menyingkapkan banyak misteri selama pekerjaan-Nya. Misalnya, "Bertobatlah engkau: karena Kerajaan Surga sudah dekat" (Matius 4:17) juga "Bukan setiap orang yang memanggil-Ku, Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam kerajaan surga; melainkan dia yang mengikuti kehendak Bapa-Ku yang di surga" (Matius 7:21). Hanya karena Tuhan menyingkapkan misteri tentang jalan masuk ke Kerajaan Surga, barulah kita tahu bahwa hanya mereka yang sungguh-sungguh bertobat dan menjadi orang yang melakukan kehendak Bapa Surgawi yang dapat masuk ke Kerajaan Surga. Ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah kita ketahui jika Tuhan Yesus tidak menyingkapkan misteri ini kepada kita.

Terlebih lagi, Tuhan memeriksa lubuk hati manusia. Tuhan memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang kita, dan hanya Tuhan yang dapat mengungkapkan kerusakan kita dan hal-hal yang ada di dalam hati kita. Contohnya, Tuhan Yesus berbicara tentang Natanael yang berada di bawah pohon ara, sehingga Natanael mengenali bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang akan datang. Ada juga Matius si pemungut cukai, yang mengenali bahwa Tuhan Yesus adalah Tuhan karena Tuhan Yesus menyebutkan isi doanya. Dari hal-hal ini kita dapat melihat bahwa firman Tuhan tidak hanya menyingkapkan misteri, tetapi juga mengungkapkan kerusakan dan rahasia umat manusia. Ini juga merupakan salah satu cara kita dapat membedakan apakah sesuatu itu adalah suara Tuhan.

3. Firman Tuhan Dapat Memberi Kehidupan dan Memberi Manusia Jalan ke Depan

Tuhan Yesus berfirman: "Akulah jalan, kebenaran, dan hidup: tidak ada manusia yang datang kepada Bapa, tanpa melalui Aku" (Yohanes 14:6). Tuhan sendiri adalah kebenaran. Tuhan mampu mengungkapkan kebenaran untuk membekali umat manusia sesuai dengan kebutuhan mereka, kapan pun dan di mana pun. Selama Zaman Hukum Taurat, umat manusia tidak tahu cara hidup atau cara menyembah Tuhan, jadi Tuhan menetapkan hukum Taurat melalui Musa untuk membimbing orang-orang dalam kehidupan mereka. Seperti yang tertulis dalam Sepuluh Perintah Tuhan: "Aku adalah YAHWEH, Tuhanmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. Jangan ada padamu tuhan lain di hadapan-Ku" (Ulangan 5:6-7). "Engkau tidak boleh membunuh. Engkau tidak boleh berzina. ... Engkau tidak boleh bersumpah palsu atas sesamamu. Engkau juga tidak boleh menginginkan istri sesamamu" (Ulangan 5:17-21). Setelah mendengar firman Tuhan, orang-orang pada zaman itu tahu bagaimana mereka harus hidup dan bagaimana mereka harus menyembah Tuhan. Kemudian, ketika Tuhan Yesus datang untuk bekerja dan memberitakan Injil Kerajaan Surga, Dia mulai mengajar orang-orang bahwa mereka harus mengakui dosa mereka dan bertobat, harus bersikap toleran dan sabar, harus mengasihi sesama seperti diri sendiri, harus menjadi garam dan terang dunia, dan banyak lagi. Sama seperti ketika Petrus bertanya kepada Tuhan Yesus: "Tuhan, berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia bersalah kepadaku dan aku mengampuninya? Sampai tujuh kali?" (Matius 18:21). Yesus memberi tahu Petrus secara langsung: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, tapi tujuh puluh kali tujuh kali" (Matius 18:22). Setelah mendengar firman dari Tuhan ini, Petrus mengerti bahwa pengampunan adalah sesuatu yang harus kita patuhi, dan itu tidak bersyarat atau terbatas pada jumlah tertentu. Dengan demikian, Petrus memperoleh jalan penerapan.

Jadi, jika seseorang memberitakan Injil tentang kedatangan Tuhan kembali kepada kita dan memberi kesaksian tentang firman Roh Kudus kepada gereja-gereja, kita dapat mendengarkan dan membedakan apakah yang mereka beritakan dapat memenuhi kebutuhan kita saat ini. Kita hidup dalam keadaan berbuat dosa lalu mengakuinya, sebuah keadaan yang tidak dapat kita lepaskan. Jika jalan yang mereka beritakan dapat memberi kita jalan untuk membuang dosa dan disucikan, ini berarti Tuhan Yesus telah kembali. Kita dapat membedakan suara Tuhan berdasarkan prinsip ini.

Apakah persekutuan ini telah memberimu jalan untuk menjadi gadis bijaksana dan menyambut Tuhan? Aku harap engkau akan membagikan ini kepada orang lain jika ini bermanfaat bagimu. Harapanku adalah agar kita semua dapat menjadi gadis-gadis bijaksana, dan agar kita semua dapat mencari dengan sepenuh hati dan mendengarkan suara Tuhan dengan saksama. Semoga kita segera menyambut kembalinya Tuhan dan menghadiri perjamuan bersama-Nya!

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Tinggalkan Balasan

Hubungi kami via WhatsApp