Aku Tidak Lagi Memilih Tugasku Berdasarkan Kesukaan
Pada tahun 2006, aku menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman. Sejak itu, aku melayani sebagai pemimpin dan pekerja di gereja. Meskipun...
Kami menyambut semua pencari yang merindukan penampakan Tuhan!
Menjelang akhir tahun 2019, aku ditugaskan untuk memimpin pekerjaan video di gereja. Aku merasa sangat tertekan karena pekerjaan ini membutuhkan keterampilan yang belum pernah kupelajari sebelumnya. Tekanan menghadapi pekerjaan yang masih asing ini terasa sangat berat. Ketika aku menindaklanjuti pekerjaan, para pemimpin kelompok sering membahas masalah teknis, dan aku duduk di sana hanya memahami sebagian dari apa yang mereka bicarakan. Ketika ada sesuatu yang tidak mereka sepakati, mereka selalu meminta pandangan dan saranku dan ini membuatku sangat gugup karena aku tak mampu memahami apa masalahnya. Terkadang aku memberikan beberapa saran berdasarkan insting, tetapi saranku tidak dipakai. Aku merasa malu setiap kali ini terjadi. Aku adalah pemimpin gereja, jadi apa yang akan saudara-saudari pikirkan tentangku jika aku tak mampu memahami masalah ini atau memberitahukan cara untuk menyelesaikannya? Setelah hal seperti ini terjadi beberapa kali, aku tidak mau melibatkan diri saat mendiskusikan pekerjaan. Kupikir, "Aku sebenarnya tidak memahami masalah teknis semacam ini, dan sudah terlambat untuk mempelajarinya sekarang. Merekalah yang membuat videonya, jadi biar mereka saja yang berupaya untuk mendiskusikan bagian pekerjaan itu. Aku tidak mampu membimbing mereka di bidang ini, tetapi aku lebih mampu membantu mereka dalam jalan masuk kehidupan mereka. Jika keadaan mereka normal dan mampu menangani aspek teknis, bukankah itu berarti aku tetap melaksanakan tugasku? Dengan begitu, aku tidak akan mempermalukan diriku sendiri di depan mereka." Dengan pemikiran ini, aku membiarkan mereka mendiskusikan pekerjaan itu, tetapi aku sendiri tidak melibatkan diri.
Setelah beberapa waktu, aku mendapati pembuatan video berjalan sangat lambat, beberapa masalah prinsip juga muncul, dan saudara-saudari tidak bekerja sama secara harmonis. Beberapa saudari satu per satu melaporkan pemimpin kelompok, Saudari Sarah, kepadaku, berkata bahwa dia congkak dan memaksa orang lain untuk mendengarkannya dalam beberapa diskusi pekerjaan, yang berarti video harus terus dibuat ulang. Kupikir, "Sarah memiliki kualitas yang baik. Meskipun wataknya agak congkak, dia cukup terampil. Wajar jika orang yang agak berbakat bersikap congkak, aku hanya perlu bersekutu dengannya." Jadi, aku mencari firman Tuhan dan menyampaikan persekutuanku kepadanya tentang cara bekerja sama dengan orang lain dan pelajaran yang harus dipetiknya. Sarah menyatakan kesediaannya untuk menerima perkataanku dan berubah. Namun, tak lama setelah itu, Saudari Elsie menemuiku dan berkata bahwa dia telah menghabiskan waktu dan tenaga untuk membuat video, tetapi Sarah hanya melihatnya sekilas dan menolaknya mentah-mentah, tanpa memberinya kesempatan untuk menjelaskan. Elsie sangat sedih dan bertanya kepadaku bagaimana dia harus melewati keadaan ini. Kupikir, "Apakah memang ada yang salah dengan video yang dibuat oleh Elsie, atau apakah Sarah mengandalkan wataknya yang congkak untuk menangani segala sesuatu?" Aku ingin Elsie menjelaskan kepadaku secara rinci agar aku bisa mengetahui dengan tepat apa masalahnya, tetapi kemudian aku ingat bahwa aku masih asing dengan bagian pekerjaan itu. Jika dia menjelaskannya kepadaku dan aku tidak mampu memahami masalahnya, apa yang akan dia pikirkan tentangku? Kupikir, "Sudahlah, akan kubiarkan mereka berdua saja yang mendiskusikan masalah ini. Aku cukup mempersekutukan kepada Elsie tentang keadaannya dan menasihatinya agar menganggap peristiwa ini sebagai pengalaman dirinya dipangkas. Jika dia mampu menangani masalah ini dengan benar, itu akan menyelesaikan masalah pekerjaannya dengan Sarah." Jadi, aku menyampaikan persekutuanku kepada Elsie, menasihatinya agar menerima saran orang lain, jangan dikendalikan oleh harga diri, menerapkan kebenaran terlebih dahulu dan secara proaktif bekerja sama dengan orang lain. Setelah mendengar perkataanku, Elsie tetap terlihat tidak setuju, lalu pergi dengan kecewa. Aku juga sangat sedih, karena aku tahu masalahnya sebenarnya belum terselesaikan. Aku ingin melihat apa yang salah dengan dengan video Elsie, tetapi khawatir aku tak mampu memahaminya dan akan terlihat tidak cakap. Kupikir, "Sudahlah, akan kubiarkan mereka berdua saja yang mendiskusikan masalah ini." Kemudian, kutemui dan kusampaikan persekutuanku kepada Sarah untuk menyelesaikan keadaannya. Aku menunjukkan bahwa wataknya congkak, dan aku menasihatinya agar bekerja secara harmonis dengan orang lain dan bahwa mereka harus belajar dari kelebihan satu sama lain, dan sekalipun dia memiliki saran yang bagus, dia harus mendiskusikannya dengan yang lain. Sarah berjanji akan berfokus mengubah sikapnya, tetapi setelah itu, dia tetap sangat congkak dan selalu merasa pendapatnya lebih baik daripada pendapat orang lain. Dia menganggap dirinya terampil dan berpengalaman, dan kemampuan orang lain lebih rendah daripada kemampuannya, dan selalu ingin menjadi penentu keputusan ketika dia bekerja bersama mereka. Jika saudara-saudari menyepakati rencana pembuatan video yang berbeda dari yang dia inginkan, dia akan menolaknya dan menuntut agar video dibuat ulang sesuai dengan permintaannya. Jika orang lain merasa rencana dia tidak cocok dan memberinya saran, dia tak pernah mau menerimanya, dan akan menganggap saran mereka tidak berguna. Saudara-saudari tidak dapat berkomunikasi dengannya, dan sering kali harus mengulang pekerjaan mereka. Keadaan semua orang terus menjadi makin buruk dan mereka hidup dalam kenegatifan. Melihat bahwa Sarah congkak, merasa dirinya benar, dan bertindak sekehendak hatinya, serta sangat memengaruhi kemajuan pekerjaan, aku merasa sangat gelisah, tetapi aku tak mampu memahami masalah teknis ini. Pada waktu itu, aku samar-samar merasa bahwa Sarah tidak menerima kebenaran dan tidak bertobat serta berubah, dan mungkin dia tidak lagi layak untuk melaksanakan tugas ini. Namun kemudian kupikir, dia lebih baik daripada yang lain dalam pekerjaan ini, dan kupikir jika dia diberhentikan, apakah ada orang lain yang mampu mengambil alih pekerjaan itu. Aku merasa tidak yakin dan ingin melaporkannya kepada para pemimpin tingkat atas, tetapi aku khawatir jika mereka melihat kekacauan yang kubuat dalam pekerjaan kami, mereka mungkin akan memangkasku dan memberhentikanku. Setelah bergumul dengan diriku sendiri, kuputuskan untuk kembali bersekutu dengan Sarah. Jadi, aku menemuinya dan menunjukkan wataknya yang congkak, menyingkapkan dia karena selalu bersikap sekehendak hatinya dan karena ingin menjadi penentu keputusan, dan kukatakan kepadanya bahwa dia sedang menempuh jalan antikristus. Dia tidak mengatakan apa pun setelah mendengar perkataanku, tetapi jelas bahwa dia bersikap menentang. Setelah itu, dia tetap melakukan segala sesuatu dengan caranya sendiri, dan sering pamer serta meremehkan orang lain. Sebagian besar saudara-saudari merasa terkekang dan tidak mau bekerja dengannya. Karena gangguan dan kekacauan yang dibuatnya, pekerjaan video tertunda, dan pada akhirnya, aku tak punya pilihan selain melaporkan masalah tersebut kepada pemimpin tingkat atas. Setelah mereka menyelidiki masalah ini, Sarah diberhentikan dari jabatannya sebagai pemimpin kelompok, dan aku diberhentikan karena tidak melakukan pekerjaan nyata atau menyelesaikan masalah nyata.
Setelah pemberhentianku, aku hanya mengakui bahwa kualitasku buruk, bahwa aku tidak memahami bidang pekerjaan itu, dan tidak mampu melakukan pekerjaan nyata. Aku tidak memiliki pemahaman yang nyata tentang masalahku sendiri. Beberapa waktu kemudian, ketika aku membaca persekutuan Tuhan tentang mengenali berbagai perwujudan pemimpin palsu, aku mulai merenung dan memahami apa yang sebenarnya telah kulakukan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Para pemimpin palsu ahli dalam pekerjaan dangkal, tetapi mereka tidak pernah melakukan pekerjaan nyata. Mereka tidak pergi dan memeriksa, mengawasi, atau mengarahkan berbagai pekerjaan profesional, atau mencari tahu apa yang sedang terjadi di berbagai tim secara tepat waktu, memeriksa bagaimana kemajuan pekerjaan, apa saja masalah yang ada, apakah para pengawas tim kompeten dalam pekerjaan mereka, dan bagaimana cara saudara-saudari melaporkan atau menilai para pengawas. Mereka tidak memeriksa untuk melihat apakah ada orang-orang yang dikekang oleh para pemimpin tim atau pengawas, apakah saran-saran tepat yang orang-orang ajukan diterima atau tidak, apakah ada orang-orang berbakat atau mengejar kebenaran yang sedang ditekan atau dikucilkan, apakah ada orang-orang jujur yang sedang ditindas, apakah orang-orang yang menyingkapkan dan melaporkan para pemimpin palsu diserang, dibalas, dikeluarkan, atau diusir, apakah para pemimpin tim atau pengawas adalah orang-orang jahat, dan apakah ada orang-orang yang sedang disiksa. Jika para pemimpin palsu tidak melakukan pekerjaan nyata ini, mereka harus diberhentikan. Sebagai contoh, katakanlah, seseorang melaporkan kepada seorang pemimpin palsu bahwa ada seorang pengawas yang sering mengekang dan menekan orang-orang. Pengawas tersebut telah melakukan beberapa kesalahan tetapi dia tidak mengizinkan saudara-saudari memberikan saran apa pun, dan dia bahkan mencari-cari alasan untuk membenarkan dan membela dirinya sendiri, tidak pernah mengakui kesalahannya. Bukankah pengawas semacam itu harus segera diberhentikan? Ini adalah masalah yang harus segera diselesaikan oleh pemimpin tersebut secara tepat waktu. Beberapa pemimpin palsu tidak mengizinkan para pengawas yang telah mereka tunjuk untuk disingkapkan, apa pun masalah yang telah muncul dalam pekerjaan mereka, dan mereka tentu saja tidak mengizinkan para pengawas tersebut dilaporkan kepada pemimpin tingkat atas—para pemimpin palsu tersebut bahkan memberi tahu orang-orang untuk belajar tunduk. Jika seseorang menyingkapkan seorang pengawas yang bermasalah, para pemimpin palsu ini berusaha untuk melindungi pengawas itu atau menutupi fakta yang sebenarnya, dengan berkata, 'Ini adalah masalah dengan jalan masuk kehidupan pengawas tersebut. Wajar saja jika dia memiliki watak yang congkak—semua orang yang sedikit berkualitas biasanya congkak. Itu bukan masalah besar, aku hanya perlu sedikit bersekutu dengannya.' Melalui persekutuan, pengawas tersebut mengungkapkan pendiriannya, dengan berkata, 'Kuakui aku congkak. Kuakui ada kalanya aku khawatir dengan kesombongan, harga diri, dan statusku sendiri, dan tidak bersedianya aku menerima saran orang lain. Namun, orang lain tidak ahli dalam profesi ini, mereka sering kali memberikan saran yang tidak berguna, jadi ada alasan mengapa aku tidak mendengarkan mereka.' Pemimpin palsu itu tidak berusaha memahami situasinya secara menyeluruh, dia tidak melihat hasil pekerjaan pengawas tersebut, apalagi seperti apa kemanusiaan, watak, dan pengejarannya. Yang dia lakukan hanyalah mengecilkan masalahnya, dengan berkata, 'Ini dilaporkan kepadaku, jadi aku akan mengawasimu. Aku memberimu kesempatan sekali lagi.' Setelah pembicaraan mereka, pengawas tersebut berkata bahwa dia bersedia untuk bertobat, tetapi mengenai apakah dia benar-benar bertobat setelahnya, atau hanya berbohong dan menipu, pemimpin palsu itu tidak mengindahkannya" (Firman, Jilid 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja, "Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja (3)"). "Para pemimpin palsu melakukan pekerjaan dengan cara yang sangat monoton dan dangkal: mereka mengajak orang-orang untuk mengobrol, melakukan sedikit pekerjaan untuk membimbing orang tentang cara mereka berpikir, sedikit menasihati orang-orang, dan percaya bahwa ini adalah melakukan pekerjaan nyata. Ini dangkal, bukan? Dan masalah apa yang tersembunyi di balik kedangkalan ini? Bukankah kenaifan? Para pemimpin palsu sangat naif, dan mereka juga memandang orang-orang dan segala sesuatu dengan cara yang sangat naif. Tidak ada yang lebih sulit dibereskan selain watak manusia yang rusak—macan tutul tidak dapat mengubah bintik-bintiknya. Pemimpin palsu sama sekali tidak dapat mengetahui yang sebenarnya tentang masalah ini. Oleh karena itu, mengenai para pengawas di gereja yang selalu menyebabkan gangguan, yang selalu mengekang dan menyiksa orang-orang, para pemimpin palsu tidak melakukan apa pun selain berbicara kepada mereka, dan memangkas mereka dengan beberapa patah kata, dan itu saja. Mereka tidak segera memindahtugaskan dan memberhentikan mereka. Tindakan para pemimpin palsu ini menyebabkan kerugian yang besar pada pekerjaan gereja, dan sering kali menyebabkan pekerjaan gereja terhambat, tertunda, dirusak, dan dihalangi sehingga tidak berkembang secara normal, lancar, dan efisien karena gangguan dari beberapa orang jahat—dan semua ini adalah konsekuensi menyedihkan yang disebabkan oleh pemimpin palsu yang bertindak berdasarkan perasaan mereka, melanggar prinsip-prinsip kebenaran, dan menggunakan orang-orang yang salah. Di luarnya, para pemimpin palsu terlihat tidak dengan sengaja melakukan berbagai kejahatan, atau melakukan hal-hal dengan cara mereka sendiri dan mendirikan kerajaan mereka sendiri, seperti yang dilakukan para antikristus. Namun, para pemimpin palsu tidak mampu dengan segera menyelesaikan berbagai masalah yang muncul dalam pekerjaan gereja, dan ketika masalah terjadi dengan para pengawas dari berbagai tim, dan ketika para pengawas tersebut tidak mampu memikul pekerjaan mereka, para pemimpin palsu tidak mampu dengan segera mengubah tugas mereka atau memberhentikan mereka, sehingga pekerjaan gereja menjadi sangat dirugikan. Dan semua ini disebabkan oleh kelalaian para pemimpin palsu dari tanggung jawab" (Firman, Jilid 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja, "Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja (3)"). Ketika membaca firman Tuhan ini, aku merasa sangat sedih dan hancur hati. Aku merasa bahwa pemimpin palsu yang Tuhan gambarkan adalah diriku. Tuhan menyingkapkan bahwa pemimpin palsu tidak melakukan pekerjaan nyata, tidak pernah memeriksa, mengawasi, atau mengarahkan pekerjaan, dan tidak pernah berusaha memahami masalah nyata secara langsung atau menindaklanjuti pekerjaan tertentu. Ketika seseorang melaporkan masalah dengan pengawas, dia tak pernah melakukan penyelidikan secara menyeluruh atau memahami esensi pengawas tersebut dan dampak dari pekerjaannya. Yang akan dia lakukan hanyalah menyampaikan persekutuan kepada pengawas itu dan melakukan sedikit pekerjaan ideologis dan menganggap itu akan menyelesaikan masalahnya. Ini berarti dia tidak segera memindahkan pengawas yang tidak bertanggung jawab, yang menyebabkan kerugian besar terhadap pekerjaan. Perilakuku persis seperti yang Tuhan singkapkan. Aku jarang terlibat dalam pekerjaan, dan jarang menanyakan perkembangannya atau memberikan bimbingan. Aku tahu bahwa pembuatan video berjalan lambat, dan orang-orang telah melaporkan bahwa Sarah congkak, bersikeras memaksakan kehendaknya dan bahwa ini memengaruhi pekerjaan, tetapi yang kulakukan hanyalah bersekutu tentang keadaannya. Aku tidak menyelidiki perdebatan mereka tentang proses pembuatan video atau apa sumber masalahnya, aku hanya menyampaikan persekutuanku bahwa mereka harus memahami watak rusak mereka dan memetik pelajaran. Aku menganggap persekutuan dan melakukan pekerjaan ideologis sebagai cara untuk menyelesaikan masalah dan melakukan pekerjaan nyata, dan aku tidak menanyakan atau menyelesaikan masalah nyata yang menghambat kemajuan pekerjaan. Aku tidak memindahkan atau menangani pemimpin kelompok yang mengganggu dan mengacaukan segala sesuatu, aku malah membiarkan dia terus menghambat pekerjaan video. Bukankah aku pemimpin palsu yang disingkapkan dalam firman Tuhan? Selama waktu itu, lebih dari satu orang mengatakan kepadaku bahwa mereka dikekang oleh Sarah. Semua video harus disetujui olehnya, dan jika mereka membuat keputusan tanpa dia, dia pasti menolak keputusan itu. Apa pun yang mereka diskusikan, saudara-saudari harus menunggu sarannya, dan ini sangat menunda pekerjaan. Sebenarnya, dia sudah menjadikan dirinya pemegang kekuasaan dalam kelompok dan menjadi penentu keputusan. Yang lainnya terus-menerus melaporkan bahwa Sarah bermasalah, tetapi aku buta dan bodoh serta tidak terlalu memiliki pemahaman yang mendalam tentang pekerjaan itu, jadi aku hanya melihat masalah ini di permukaannya dan tidak mampu memahami masalah Sarah yang sangat serius. Aku masih menganggap dirinya terampil, hanya wataknya saja yang sedikit congkak, dan dengan sedikit persekutuan, dia akan mampu merenungkan dan mengenal dirinya sendiri. Karena aku tak mampu memahami dengan jelas natur dari apa yang dia lakukan, sebanyak apa pun persekutuan yang kusampaikan, aku hanya mengucapkan kata-kata dan doktrin, dan sama sekali tidak menyelesaikan masalah yang sebenarnya. Akibatnya, selama setengah tahun, banyak orang yang terkekang olehnya, merasa negatif dan lemah, pembuatan video tidak efektif, dan pekerjaan video menjadi sangat terhambat dan terganggu. Baru pada saat itulah aku melihat dengan jelas bahwa pekerjaan telah sangat dirugikan karena aku tidak melakukan pekerjaan nyata atau tidak memindahkan pemimpin kelompok yang tidak sesuai tepat pada waktunya. Aku benar-benar pemimpin palsu. Pada awalnya, aku mengira aku telah gagal dalam pekerjaanku hanya karena kualitasku buruk dan tidak memahami bidang pekerjaan itu. Hanya setelah memeriksa diriku berdasarkan firman Tuhan, barulah aku sadar bahwa aku bahkan tidak berusaha untuk memahami masalahnya secara langsung atau menyelesaikan masalah yang sebenarnya. Ini bukan sekadar masalah kualitas yang buruk, ini adalah masalah tidak melakukan pekerjaan nyata.
Aku terus merenungkan diriku sendiri, "Mengapa aku enggan mempelajari lebih lanjut tentang pekerjaan ini?" Setelah mengingat beberapa pemikiran dan perilakuku sebelumnya, barulah aku sadar bahwa sebenarnya selama ini aku selalu memiliki pandangan yang keliru. Aku merasa tidak memahami bidang pekerjaan itu, jadi aku ingin menghindari masalah yang berkaitan dengan itu, dan aku tak mau menyelidiki atau mempelajarinya. Aku takut jika aku mendiskusikan masalah ini dengan orang yang benar-benar memahaminya, aku akan menyingkapkan betapa bodohnya diriku. Jadi, meskipun pekerjaan itu seharusnya merupakan tanggung jawabku, aku tetap ingin mengabaikannya. Kemudian, aku membaca dalam firman Tuhan: "Ciri utama pekerjaan pemimpin palsu adalah mengoceh tentang doktrin dan mengulang-ulang slogan. Setelah mengeluarkan perintah, mereka hanya lepas tanggung jawab dari hal tersebut. Mereka tidak bertanya tentang perkembangan selanjutnya dari pekerjaan tersebut; mereka tidak bertanya apakah ada masalah, penyimpangan, atau kesulitan yang telah muncul. Mereka menganggap pekerjaan mereka sudah selesai begitu mereka menugaskan pekerjaan tersebut. Padahal sebenarnya, sebagai pemimpin, setelah mengatur pekerjaan, engkau harus menindaklanjuti kemajuan pekerjaan itu. Meskipun engkau belum terbiasa dengan bidang pekerjaan itu—meskipun engkau tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang hal ini—engkau bisa mencari cara untuk melaksanakan tugasmu. Engkau bisa mencari seseorang yang benar-benar mengerti tentangnya, yang memahami profesi yang dimaksud, untuk melakukan pemeriksaan dan memberi saran. Dari saran mereka, engkau dapat mengidentifikasi prinsip-prinsip yang sesuai, dan dengan demikian, engkau akan dapat menindaklanjut pekerjaan tersebut. Entah engkau sudah terbiasa atau memahami profesi yang dimaksud atau belum, paling tidak engkau harus memimpin pekerjaan tersebut, menindaklanjutinya, dan terus menerus mengajukan pertanyaan serta bertanya tentang kemajuannya. Engkau harus memahami hal-hal semacam itu; inilah tanggung jawabmu, ini adalah bagian dari pekerjaanmu. Tidak menindaklanjuti pekerjaan, tidak melakukan apa pun lagi setelah pekerjaan itu ditugaskan, lepas tanggung jawab dari pekerjaan—inilah cara para pemimpin palsu melakukan segala sesuatu. Tidak menindaklanjuti atau tidak memberi arahan mengenai pekerjaan, tidak menanyakan atau menyelesaikan masalah yang muncul, dan tidak memahami kemajuan atau efisiensi pekerjaan, ini juga merupakan perwujudan dari pemimpin palsu" (Firman, Jilid 5, Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja, "Tanggung Jawab Para Pemimpin dan Pekerja (4)"). Dari firman Tuhan, aku mengerti bahwa tidak menindaklanjuti pekerjaan tertentu dengan alasan aku tidak memahami bidang tersebut dan tidak menyelesaikan masalah nyata yang ada dalam pekerjaan adalah perwujudan dari pemimpin palsu yang tidak bertanggung jawab dan melalaikan kewajibannya. Sebagai pemimpin, yang setidaknya harus kita lakukan adalah memimpin dan menindaklanjuti pekerjaan, menanyakan perkembangannya, serta mencari dan menyelesaikan masalah dalam pekerjaan itu. Meskipun kita tidak memahami suatu bidang pekerjaan dengan baik, kita dapat bertanya kepada orang yang memahami pekerjaan itu untuk memeriksanya dan memberikan saran, lalu bekerja sama dengan orang itu untuk melengkapi kekurangan kita. Kita tetap dapat melakukan pekerjaan dengan baik dengan cara seperti itu. Namun, selama ini aku berusaha menghindari apa pun yang berkaitan dengan pekerjaan teknis dan tidak melibatkan diri dalam pekerjaan tertentu dengan alasan aku tidak memahaminya. Aku melakukan hal ini untuk menutupi kekurangan dan kelemahanku dan untuk mempertahankan citra dan statusku dan karena aku takut akan dipandang rendah oleh saudara-saudariku jika aku tak mampu membimbing mereka. Ketika ada masalah dalam pembuatan video, ketika saudara-saudari saling berbeda pendapat tentang sesuatu, tidak dapat bekerja sama, dan kemajuannya melambat, alih-alih menyelesaikan masalah, aku malah lepas tangan. Bukankah akulah tepatnya pemimpin palsu yang disingkapkan dalam firman Tuhan? Sebenarnya, semua pekerjaan gereja melibatkan prinsip kebenaran, jadi menguasai pengetahuan khusus saja tidak cukup untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Sebagai pemimpin, meskipun kita tidak memahami suatu bidang pekerjaan, kita harus memahami prinsip kebenaran yang relevan sehingga kita dapat membimbing dan memeriksanya. Ada pemimpin yang pada awalnya tidak memahami suatu bidang pekerjaan, tetapi mereka belajar dengan giat dan menguasai prinsip kebenaran yang relevan, dan setelah itu mereka benar-benar dapat membimbing dan memeriksanya, dan pekerjaan terus menjadi makin baik. Kutanyakan pada diriku, "Aku selalu berkata tidak memahami bidang pekerjaan ini, tetapi apakah aku pernah berusaha keras untuk mempelajarinya? Apakah aku mengerahkan upaya atau membayar harga? Ketika aku tidak tahu bagaimana memeriksa sesuatu, apakah aku mencari prinsip kebenaran?" Aku tidak melakukan satu pun dari hal-hal ini. Aku lalai dalam tugasku, tidak berusaha membuat kemajuan, dan ketika aku tidak memahami sesuatu, aku tidak berusaha belajar dari orang lain, apalagi mencari prinsip kebenaran. Aku menggunakan ketidaktahuanku dalam bidang pekerjaan itu sebagai alasan untuk melindungi reputasi dan statusku, yang berarti banyak masalah nyata dan kesulitan yang muncul, saat orang melaksanakan tugas mereka, tidak dapat diselesaikan dengan segera, dan ini sangat memengaruhi hasil pembuatan video. Ini adalah akibat aku hanya mengulang-ulang slogan dan tidak melakukan pekerjaan nyata ataupun menyelesaikan masalah nyata.
Setelah itu, aku juga membaca dalam firman Tuhan: "Ketika Tuhan meminta agar orang-orang mengesampingkan ketenaran, keuntungan, dan status, bukan berarti Dia sedang merampas hak orang untuk memilih; sebaliknya, itu karena ketika mengejar ketenaran, keuntungan, dan status, orang mengacaukan dan mengganggu pekerjaan gereja dan jalan masuk kehidupan umat pilihan Tuhan, dan bahkan dapat memengaruhi orang lain dalam makan dan minum firman Tuhan, memahami kebenaran, dan memperoleh keselamatan dari Tuhan. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan. Saat orang mengejar ketenaran, keuntungan, dan status mereka sendiri, mereka pasti tidak akan mengejar kebenaran dan mereka pasti tidak akan melaksanakan tugas mereka dengan setia. Mereka hanya akan berbicara dan bertindak demi ketenaran, keuntungan, dan status, dan semua pekerjaan yang mereka lakukan, tanpa terkecuali, adalah demi hal-hal tersebut. Berperilaku dan bertindak dengan cara seperti ini tentu saja berarti menempuh jalan antikristus; itu adalah pengacauan dan gangguan terhadap pekerjaan Tuhan, dan semua akibatnya menghalangi penyebarluasan injil Kerajaan dan pelaksanaan kehendak Tuhan di dalam gereja. Jadi, dapat dikatakan dengan pasti bahwa jalan yang ditempuh oleh mereka yang mengejar ketenaran, keuntungan, dan status adalah jalan penentangan terhadap Tuhan. Ini adalah penentangan yang disengaja terhadap-Nya, perlawanan terhadap-Nya—ini artinya bekerja sama dengan Iblis dalam menentang Tuhan dan melawan Dia. Inilah natur dari pengejaran orang akan ketenaran, keuntungan, dan status. Masalah dengan orang yang mengejar kepentingan diri mereka sendiri adalah bahwa tujuan yang mereka kejar adalah tujuan Iblis—semua itu adalah tujuan yang jahat dan tidak adil. Ketika orang mengejar kepentingan pribadi seperti ketenaran, keuntungan, dan status, tanpa disadari mereka menjadi alat Iblis, mereka menjadi saluran keluar bagi Iblis, dan selain itu, mereka menjadi perwujudan Iblis. Mereka memainkan peran negatif di dalam gereja; terhadap pekerjaan gereja, dan terhadap kehidupan bergereja yang normal serta terhadap pengejaran normal umat pilihan Tuhan, efek yang mereka hasilkan adalah mengganggu dan merusak; mereka memiliki efek yang merugikan dan negatif" (Firman, Jilid 4, Menyingkapkan Antikristus, Bab Sembilan (Bagian Satu)). Saat merenungkan firman Tuhan, aku sadar bahwa semua yang kulakukan dalam tugasku selama ini adalah melindungi citra dan statusku, dan bahwa aku sama sekali tidak melindungi pekerjaan gereja, dan hal ini telah sangat merugikan gereja. Aku telah bertindak sebagai hamba Iblis, mengganggu dan menghambat pekerjaan gereja. Karena aku takut orang lain akan memandang rendah diriku jika aku tidak memahami suatu bidang pekerjaan, aku tidak melibatkan diri dalam diskusi pekerjaan, juga tidak menindaklanjuti pekerjaan tertentu. Ketika aku melihat pemimpin kelompok bertindak sekehendak hatinya dan mengganggu pekerjaan, dan bahwa aku tidak mampu menyelesaikan masalah ini, aku takut pemimpin tingkat atas akan tahu bahwa aku tidak dapat melakukan pekerjaan nyata dan memberhentikanku, jadi aku tidak melaporkan masalah ini kepada pemimpin tingkat atas ataupun mencari solusinya, dan hanya melihat saja saat pekerjaan gereja dirugikan. Aku secara terang-terangan menyembunyikan yang sebenarnya, menipu atasan dan bawahanku, dan membuat orang percaya bahwa pekerjaan yang kuawasi tidak ada masalah dan mengalami kemajuan secara normal, agar aku dapat melindungi kedudukanku sebagai pemimpin. Sementara aku berupaya sebaik mungkin untuk melindungi citra dan statusku, saudara-saudariku merasa terkekang dan tidak bisa mengalami kemajuan dalam tugas mereka. Mereka hidup dalam penderitaan dan kesengsaraan, menderita dalam hal jalan masuk kehidupan mereka, dan pekerjaan menjadi sangat terhambat, tetapi aku tidak peduli dengan semua ini. Bukankah ini perwujudan dari pemimpin palsu? Saat merenungkan hal-hal ini, aku merasa sedikit takut, menyesal dan penuh penyesalan. Aku membenci diriku sendiri karena begitu egois dan licik. Hati nuraniku menjadi begitu mati rasa dan tak bernalar! Pekerjaan video memainkan peranan penting dalam pengabaran Injil. Aku melaksanakan tugas yang begitu penting, tetapi aku tidak memikirkan maksud Tuhan, aku melindungi citra dan statusku dalam segala sesuatu, dan aku mengganggu dan mengacaukan pekerjaan gereja. Mengingat perilakuku saat melaksanakan tugasku dan kerugian yang telah kutimbulkan ke dalam pekerjaan gereja sama menyakitkannya seperti pisau yang menghunjam jantungku. Aku merasa sangat malu. Dalam tangis penyesalanku, aku berdoa kepada Tuhan, "Tuhan, aku licik dan curang dalam tugasku, aku tidak melakukan pekerjaan nyata dan sudah terlambat untuk memperbaiki kerugian yang telah kuakibatkan terhadap pekerjaan gereja. Aku ingin bertobat kepada-Mu dalam tugasku kelak, dan aku memohon agar Engkau memeriksaku."
Beberapa waktu kemudian, aku menemukan beberapa jalan penerapan dan jalan masuk dalam firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Bagaimana engkau menjadi manusia yang biasa dan normal? Bagaimana engkau, seperti yang Tuhan firmankan, dapat dengan benar menempatkan dirinya sebagai makhluk ciptaan—bagaimana engkau mampu untuk tidak berusaha menjadi manusia super, atau sosok yang hebat? Bagaimana seharusnya engkau berlatih menjadi orang biasa dan normal? Bagaimana ini bisa dilakukan? ... Pertama, jangan memberi gelar pada dirimu sendiri dan menjadi terikat oleh gelar tersebut, dengan berkata, 'Aku ini seorang pemimpin, kepala tim, aku pengawas, tak seorang pun tahu urusan ini lebih baik daripadaku, tak seorang pun mengerti keahlian ini lebih daripadaku.' Jangan terjebak dalam gelar yang kau tunjuk sendiri. Begitu engkau melakukannya, itu akan mengikat tangan dan kakimu, dan apa yang kaukatakan dan lakukan akan terpengaruh. Pemikiran dan penilaian normalmu juga akan terpengaruh. Engkau harus membebaskan diri dari belenggu status ini. Pertama-tama, turunkan dirimu dari gelar dan kedudukan resmi ini dan tempatkanlah dirimu sebagai orang biasa. Jika engkau melakukannya, mentalitasmu akan menjadi sedikit normal. Engkau juga harus mengakui dan berkata, 'Aku tidak tahu bagaimana melakukan ini, dan aku juga tidak mengerti itu—aku harus melakukan penelitian dan belajar,' atau 'Aku tidak pernah mengalami ini, jadi aku tidak tahu harus berbuat apa.' Ketika engkau mampu mengatakan apa yang sebenarnya kaupikirkan dan mengatakannya dengan jujur, engkau akan memiliki nalar yang normal. Orang lain akan mengetahui dirimu yang sebenarnya, dan dengan demikian akan memiliki pandangan yang normal tentang dirimu, dan engkau tidak perlu berpura-pura, engkau juga tidak akan merasa sangat tertekan, sehingga engkau akan dapat berkomunikasi dengan orang-orang secara normal. Hidup seperti ini adalah hidup yang bebas dan mudah; siapa pun yang mendapati hidupnya melelahkan, mereka sendirilah yang menyebabkannya. Jangan berpura-pura atau menyembunyikan sesuatu. Pertama-tama, engkau harus membuka diri tentang apa yang kaupikirkan di dalam hatimu, tentang pikiranmu yang sebenarnya, sehingga semua orang menyadari dan memahaminya. Sebagai hasilnya, kekhawatiranmu dan hambatan serta kecurigaan di antaramu dan orang lain semuanya akan sirna. Selain itu, engkau juga terbelenggu oleh sesuatu yang lain. Engkau selalu menganggap dirimu sebagai kepala tim, pemimpin, pekerja, atau seseorang yang bergelar, berstatus, dan berposisi: jika engkau berkata engkau tidak mengerti sesuatu, atau tidak mampu melakukan sesuatu, bukankah engkau sedang merendahkan dirimu sendiri? Ketika engkau mengesampingkan semua belenggu ini di dalam hatimu, ketika engkau tidak lagi menganggap dirimu sebagai pemimpin atau pekerja, dan ketika engkau tidak lagi berpikir dirimu lebih baik daripada orang lain, dan merasa bahwa engkau hanya manusia biasa, yang sama dengan orang lain, dan bahwa ada beberapa area di mana engkau lebih rendah dari orang lain—ketika engkau mempersekutukan kebenaran dan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dengan sikap ini, maka dampaknya akan berbeda, demikian juga suasananya akan berbeda. Jika, dalam hatimu, engkau selalu memiliki perasaan waswas, jika engkau selalu merasa stres dan terbelenggu, dan jika engkau ingin melepaskan diri dari hal-hal ini tetapi tidak bisa, maka engkau harus berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan, merenungkan dirimu, melihat kekuranganmu, dan berusaha untuk memperoleh kebenaran. Jika engkau mampu menerapkan kebenaran, engkau akan memperoleh hasil" (Firman, Jilid 3, Pembicaraan Kristus Akhir Zaman, "Menghargai Firman Tuhan adalah Landasan Kepercayaan kepada Tuhan"). Setelah membaca firman Tuhan, hatiku sangat dicerahkan. Aku selalu menempatkan diriku pada posisi pemimpin. Aku selalu ingin berpura-pura bahwa aku memahami segalanya untuk membuat orang lain mengagumiku, dan aku tidak ingin orang lain mengetahui diriku yang sebenarnya. Aku menganggap bahwa untuk menjadi pemimpin, aku harus lebih unggul daripada orang lain dan cakap melakukan apa pun, tetapi aku keliru. Sebenarnya, aku tidak lebih baik daripada orang lain. Watak rusakku sama dengan watak rusak saudara-saudariku, dan ada banyak hal yang tidak dapat kulihat dengan jelas atau kupahami. Menjadi pemimpin hanyalah kesempatan untuk berlatih. Aku harus mengesampingkan kedudukanku, bersikap jujur, membuka diri kepada orang lain tentang diriku yang sebenarnya, dan bekerja dengan semua orang secara setara saat kami melaksanakan tugas kami. Jika aku tidak memahami sesuatu, aku harus mengakuinya dan membiarkan mereka yang benar-benar memahami hal itu untuk lebih banyak menyampaikan persekutuannya. Dengan begitu, aku bukan saja mampu menyelesaikan masalah pekerjaan dengan segera, aku juga dapat melengkapi kekuranganku sendiri. Jika ada masalah yang tak mampu kupecahkan atau kuselesaikan, aku harus segera melaporkannya kepada pemimpin untuk menghindari konsekuensi serius akibat penanganan yang tidak tepat waktu.
Kini, aku telah kembali dipilih sebagai pemimpin gereja. Aku sangat bersyukur, dan aku tahu bahwa Tuhan telah memberiku kesempatan ini agar aku dapat bertobat. Aku tidak dapat menebus pelanggaranku di masa lalu, jadi kelak aku mau berusaha sebaik mungkin saat melaksanakan tugasku. Aku bertekad dalam hatiku: "Tuhan, aku mau berusaha sebaik mungkin untuk melaksanakan tugas ini dengan baik. Jika aku mengandalkan watak rusakku dan kembali tidak bertanggung jawab dalam tugasku, kiranya Engkau mendidik dan mendisiplinkanku." Ada banyak pekerjaan dalam tugasku sekarang yang tidak terlalu kupahami. Terkadang, ketika saudara-saudari menemuiku untuk membahas pekerjaan, aku tidak memahami sebagian dari masalah itu dengan baik, dan aku masih merasakan keinginan untuk menghindarinya dan memilih untuk tidak terlibat. Namun, ketika kurenungkan pelajaran yang telah kupetik dari kegagalanku sebelumnya, aku merasa sedikit takut dan aku segera berdoa kepada Tuhan. Aku memohon agar Dia membantuku untuk tenang, mendengarkan dengan saksama, dan bekerja dengan saudara-saudariku untuk mencari cara menyelesaikan masalah-masalah ini. Ketika aku terbeban dan benar-benar terlibat dalam tugas-tugas ini, aku bukan saja mampu memahami apa masalahnya, terkadang aku juga mampu memberikan beberapa saran yang masuk akal. Ketika ada masalah yang berkaitan dengan prinsip yang tak mampu kupahami dengan jelas atau kuselesaikan, aku melaporkannya ke pemimpin tingkat atas dan mencari bantuan. Dengan demikian pekerjaan tidak tertunda, dan masalahnya diselesaikan dengan cepat.
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.
Pada tahun 2006, aku menerima pekerjaan Tuhan di akhir zaman. Sejak itu, aku melayani sebagai pemimpin dan pekerja di gereja. Meskipun...
Oleh Saudari Keanna, Ukraina Pada musim panas 2020. Saat itu, aku dan adikku Albina menemukan sebuah video Gereja Tuhan Yang Mahakuasa...
Oleh Saudari Christina, Amerika SerikatPada pertengahan Mei 2021, Jen, pemimpin kami, memintaku menuliskan penilaian tentang Laura. Dia...
Oleh Saudari Xiaocheng, Shaanxi Firman Tuhan berkata: "Maksud Tuhan dalam menyingkapkan manusia bukanlah untuk menyingkirkan mereka, tetapi...