Tuhan Telah Datang Kembali, Sehingga Aku Tidak Lagi Menjalani Kehidupan Yang Penuh Dengan Ritual Keagamaan (Bagian 2)
Ternyata ada tipu daya setan yang tersembunyi dalam ritual keagamaan
Selanjutnya Saudara Zhang berkata: "Sebenarnya, perayaan dan ritual keagamaan yang kita pegang kebanyakan bukanlah tuntutan Tuhan terhadap manusia, melainkan diatur dan diteruskan turun-temurun oleh orang-orang jaman dulu. Itu adalah hal-hal yang dipikirkan oleh pikiran manusia, sehingga kita harus belajar untuk membedakannya. Mari kita melihat apa yang dikatakan oleh firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Bahkan Festival Musim Semi dan Hari Natal, yang dikenal semua orang, tidak ditetapkan oleh Tuhan, apalagi mainan dan dekorasi untuk hari-hari libur meriah, seperti puisi Natal, petasan, lampion, perjamuan kudus, hadiah Natal, dan perayaan Natal—bukankah semua itu berhala di benak manusia? Memecah-mecahkan roti pada hari Sabat, anggur, dan kain lenan halus bahkan lebih lagi merupakan berhala. Semua hari raya tradisional yang populer di Tiongkok, seperti Hari Raya Kepala Naga, Festival Perahu Naga, Festival Pertengahan Musim Gugur, Festival Laba, dan Tahun Baru Imlek; hari-hari raya di dunia keagamaan, seperti Paskah, Hari Pembaptisan, dan Hari Natal, semua festival yang tidak dapat dibenarkan ini telah diatur dan diwariskan sejak zaman dahulu sampai sekarang oleh banyak orang. Imajinasi manusia yang kaya dan konsepsi cerdik manusialah yang memungkinkan semua perayaan itu diwariskan turun-temurun sampai hari ini. Hari-hari raya itu kelihatannya bebas dari kekurangan, tetapi sebenarnya merupakan tipu muslihat yang Iblis mainkan terhadap manusia. Semakin banyak Iblis memenuhi suatu tempat, semakin usang dan terbelakang tempat itu, semakin dalam pula adat istiadat feodalnya bercokol. Begitu kuatnya hal-hal ini mengikat manusia, sampai-sampai manusia tidak dapat bergerak sama sekali. Banyak perayaan dalam dunia keagamaan tampaknya menampilkan keaslian yang luar biasa dan menciptakan jembatan bagi pekerjaan Tuhan, tetapi semua itu sebenarnya merupakan ikatan tak terlihat yang digunakan Iblis untuk mengikat orang dan mencegah orang untuk mengenal Tuhan—semua ini adalah tipu muslihat Iblis yang licik. Sebenarnya, ketika satu tahap pekerjaan Tuhan selesai, Dia telah menghancurkan alat dan gaya dari zaman tersebut tanpa menyisakan jejak apa pun. Namun, 'orang-orang percaya yang saleh' terus memuja benda-benda materiel yang berwujud tersebut; sementara itu, mereka menempatkan apa yang Tuhan miliki di bagian belakang dari pikiran mereka, tidak mempelajarinya lebih lanjut, kelihatannya penuh dengan kasih kepada Tuhan padahal mereka mendorong-Nya keluar dari rumah sejak dahulu dan menempatkan Iblis di atas meja untuk disembah. Lukisan-lukisan Yesus, Salib, Maria, Pembaptisan Yesus, dan Perjamuan Terakhir—orang memuja hal-hal ini sebagai Tuhan yang di Surga, sambil berulang kali berseru 'Tuhan, Bapa surgawi.' Bukankah semua ini lelucon? Sampai hari ini, banyak ucapan dan praktik serupa yang telah diwariskan di antara umat manusia sangatlah dibenci oleh Tuhan; semua itu sangat menghalangi jalan ke depan bagi Tuhan dan, lebih jauh lagi, menciptakan kemunduran besar bagi jalan masuk manusia."
Firman Tuhan Yang Mahakuasa dengan jelas memberi tahu kita bahwa berbagai acara keagamaan, seperti Paskah, kelahiran Yesus, dan lain lainnya, serta hal-hal yang bergambar, seperti gambar Yesus dan lukisan Yesus makan malam,dan lainnya. Ini semua bukan dihasilkan dari pekerjaan Tuhan, dan bukanlah hal yang dituntut oleh Tuhan untuk manusia pegang, melainkan adalah hal yang dirancang oleh manusia dengan imajinasinya agar manusia mempertahankannya. Ada tipu daya Iblis yang tersembunyi di dalamnya, yang merupakan sarana Iblis untuk menghalangi manusia mengenal Tuhan. Sesungguhnya Tuhan itu setia, Ia berharap kita menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran, dan bukannya membatasi kita dengan cara kita menyembah. Karena ketika kita mengutamakan bentuk atau kegiatan apa yang kita lakukan, maka semua orang hanya berniat untuk bersenang-senang bersama, bahkan menjadikan hal-hal itu sebagai Tuhan dan menyembahnya, sehingga tidak memiliki posisi Tuhan di hati kita. Akibatnya, meskipun begitu banyak acara ritual yang kita ikuti, namun tidak bisa membuat kita memahami kehendak Tuhan, melainkan kita masih terikat, sehingga rohani kita gelap dan lelah. Tuhan adalah kebenaran, jalan, dan hidup. Apa yang diberikan oleh pekerjaan Tuhan kepada manusia adalah kebebasan dan kelepasan, sedangkan aturan dan ritual itu membawa umat manusia ke dalam ikatan dan kendali. Hal-hal ini tidak bisa menuntun orang untuk mengenal Tuhan sama sekali, tetapi hanya bisa membuat manusia semakin menjauh dari Tuhan, bahkan menentang Tuhan. Sama seperti orang Farisi di Zaman Hukum Taurat. Mereka bersikeras untuk berpegang pada hukum dan peraturan Taurat. Mereka percaya bahwa Tuhan hanya bisa disembah di Bait Suci, memelihara hari Sabat berarti setia kepada Tuhan. Ketika Tuhan Yesus datang untuk bekerja, dan mereka melihat bahwa Tuhan tidak masuk ke dalam Bait suci untuk berkhotbah, menyembuhkan orang sakit, dan memimpin para murid untuk memungut bulir gandum untuk dimakan pada hari Sabat, sehingga mereka menyangkal bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias yang akan datang dengan alasan bahwa Tuhan Yesus tidak mematuhi hukum Taurat. Dapat dilihat bahwa berpegang teguh pada ritual keagamaan dapat dengan mudah membuat orang memberontak dan melawan Tuhan. Hari ini kita telah mengikuti pekerjaan Tuhan yang baru. Jika kita masih berpegang pada aturan dan ritual keagamaan di masa lalu,dan tidak mengutamakan untuk mencari kehendak Tuhan, dan membaca firman Tuhan, maka kita tidak akan mendapatkan suplai sumber air hidup dari Tuhan, dan kehidupan rohani kita juga tidak akan bertumbuh. Ini adalah penderitaan yang diakibatkan setan bagi kita. Oleh karena itu, kita harus tahu bahwa acara dan ritual keagamaan ini adalah tipuan setan untuk menggoda manusia. Mereka membatasi pikiran kita dan menghalangi kita untuk mengenal Tuhan. Kita harus meninggalkannya dan tidak lagi dikendalikan olehnya, barulah kita bisa hidup bebas dan terlepas di hadapan Tuhan."
Mendengar sampai disini, aku tiba-tiba menjadi jelas dan berkata, "Aku bisa mengerti apa yang saudara katakan. Dulu aku berpikir bahwa ketika aku mempertahankan upacara keagamaan ini selama beberapa tahun, aku tidak pernah meragukan bahwa ada yang salah dengan apa yang aku lakukan ini. Hari ini, melalui firman Tuhan Yang Mahakuasa, aku baru mengerti bahwa ternyata aturan dan ritual keagamaan yang kita pegang ini berasal dari Setan, dan Setan menggunakan aturan dan ritual ini untuk mengendalikan dan mencelakakan manusia. Ditambah lagi dengan berpikir bahwa saat kita melakukan jalan salib, kita sebenarnya menyembah gambar lukisan itu. Ibadah semacam ini tidak membuat kita bisa memahami watak Tuhan dan pekerjaan Tuhan yang baru, dan watak kita yang rusak juga tidak bisa terselesaikan. Perkataan dan perbuatan kita masih penuh dengan kebohongan, dan masa bodoh terhadap Tuhan. Dan ini sedikitpun tidak membuat hubungan kita dengan Tuhan menjadi dekat.Sama seperti yang Tuhan Yesus katakan: 'Karena bangsa ini mendekati Aku dengan mulut mereka, dan menghormati Aku dengan bibirnya, tetapi hatinya telah menjauh dari Aku, dan ibadah mereka terhadap Aku diajarkan oleh manusia'(Yesaya 29:13). Dan Tuhan telah berfirman: Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan, Tampaknya imajinasi dan konsep kita tidak sejalan dengan kehendak Tuhan dan dihukum oleh Tuhan. Jika kita masih terus berpegang teguh pada aturan dan ritual ini, maka kita akan menjadi orang Farisi zaman sekarang yang menentang Tuhan." Setelah mendengarkan perkataanku, Istri aku mengangguk setuju.
Aku menjalani kehidupan bergereja yang baru
Kemudian aku melihat Firman Tuhan berkata: "Iman di dalam Tuhan membutuhkan kehidupan rohani yang normal, yang merupakan dasar untuk mengalami firman Tuhan dan masuk ke dalam kenyataan. Apakah semua aktivitas rohanimu yang sekarang ini: berdoa, mendekat kepada Tuhan, menyanyikan lagu pujian, memuji Tuhan, perenungan, dan merenungkan firman Tuhan sama dengan 'kehidupan rohani yang normal'? Sepertinya tak seorang pun dari antaramu yang tahu jawabannya. Kehidupan rohani yang normal tidak terbatas pada praktik-praktik seperti berdoa, menyanyikan lagu pujian, berpartisipasi dalam kehidupan bergereja, serta makan dan minum firman Tuhan. Sebaliknya, kehidupan rohani yang normal adalah hidup dalam kehidupan rohani yang baru dan penuh semangat. Yang penting bukanlah cara engkau mempraktikkannya, melainkan buah yang dihasilkan dari penerapanmu. Sebagian besar orang mengira bahwa kehidupan rohani yang normal tentunya melibatkan doa, menyanyikan lagu pujian, makan dan minum firman Tuhan, atau merenungkan firman-Nya, tanpa menghiraukan apakah praktik-praktik tersebut benar-benar memiliki efek atau menuntun pada pemahaman yang benar. Orang-orang ini berfokus pada mengikuti tata cara yang dangkal tanpa sedikit pun memikirkan hasilnya; mereka adalah orang-orang yang hidup dalam ritual keagamaan, bukan orang-orang yang hidup di dalam gereja, apalagi umat kerajaan."
"Kehidupan rohani yang normal adalah kehidupan yang dijalani di hadapan Tuhan. Ketika berdoa, orang dapat menenangkan hatinya di hadapan Tuhan, dan melalui doa, dia dapat mencari pencerahan Roh Kudus, mengenal firman Tuhan, dan memahami kehendak Tuhan. Dengan makan dan minum firman Tuhan, orang bisa mendapatkan pemahaman yang lebih jelas dan lebih menyeluruh mengenai pekerjaan Tuhan sekarang ini. Mereka juga bisa mendapatkan jalan penerapan yang baru, dan tidak akan berpegang teguh pada jalan penerapan yang lama; semua yang mereka lakukan akan bertujuan untuk mencapai pertumbuhan dalam kehidupan."
Dari firman Tuhan ini, kita dapat melihat bahwa kehidupan rohani yang sejati tidak mementingkan perbuatan secara lahiriah, baik itu membaca firman Tuhan, berdoa, menyanyikan lagu pujian, atau memuji, itu semua untuk membangun hubungan yang normal dengan Tuhan agar semakin dekat dengan Tuhan. Dan jika kita ingin mencapai hasil dalam kehidupan rohani kita, maka kita tidak boleh hanya formalitas, tetapi kita harus menenangkan hati kita di hadapan Tuhan, menggunakan hati kita untuk merenungkan firman Tuhan, dan melalui Firman Tuhan,memahami kehendak dan tuntutan Tuhan terhadap manusia, dan bagaimana,manusia harus mendalaminya dan menerapkannya. Setelah kita mencoba memahami hal-hal ini secara menyeluruh, maka kita akan dapat mengesampingkan praktik lama itu dan bertindak sesuai dengan tuntutan Tuhan yang baru. Hanya dengan cara ini maka Anda dapat memperoleh pekerjaan Roh Kudus, hubungan dengan Tuhan akan menjadi semakin normal, dan kehidupan pribadi Anda akan menjadi semakin maju. Setelah memiliki pemahaman ini, maka aku tidak lagi terikat dan terkendali oleh aturan dan ritual keagamaan itu, melainkan aku mencoba untuk merenungkan firman Tuhan, dekat dengan Tuhan, dan berdoa kepada Tuhan kapan saja dan di mana saja. aku juga menjalani kehidupan gereja dengan saudara-saudara aku setiap minggu, dan kami semua saling berbicara satu sama lain tentang pemahaman akan Firman Tuhan, dan bersekutu tentang bagaimana masing-masing orang mencari dan menerapkan kebenaran dalam hidup mereka. Pertemuan dan persekutuan semacam ini membuat hati aku mendapatkan kelepasan, sehingga aku telah tahu bagaimana menjalani kehidupan rohani yang normal, bagaimana berdoa dan mengatakan isi hati aku kepada Tuhan, bagaimana berdoa kepada Tuhan dengan logika aku. ketika aku memiliki hubungan yang normal dengan Tuhan, maka hidup aku juga bertumbuh dari hari ke hari. Terima kasih Tuhan! Kebenaran yang diungkapkan oleh Tuhan di akhir zaman itulah yang membawa aku keluar dari peraturan dan ritual agama dan menuntun aku untuk menjalani kehidupan bergereja yang baru. (selesai)
Artikel sebelumnya: Tuhan telah datang kembali, aku tidak lagi menjalani kehidupan ritual keagamaan (Bagian 1)
Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.