104  Ketika Aku Kehilangan Tuhan

I

Saat ku kehilangan Tuhan,

Ku m'rasa s'perti daun yang terombang di air,

tanpa sesuatu yang dapat dipegang.

Tanpa kehadiran Tuhan, hidup jadi sangat hampa.

Andalkan kata permohonan tak cukup dapatkan lagi hati Tuhan.

Ku benci diriku kar'na hanya nikmati kes'nangan daging,

tak kejar keb'naran.

Ya Tuhan, ku rindu-Mu. Di hatiku, ku teriakkan nama-Mu.

Ku hidup di bawah kuasa Iblis s'perti mayat berjalan.

Tanpa bimbingan dan pencerahan-Mu, bagaimana ku bisa t'rus hidup?

Ku 'kan rindu-Mu di hatiku

hingga ku dapat m'nangkan-Mu lagi dengan kasihku.


II

Saat ku kehilangan Tuhan,

Ku m'rasa s'perti daun yang terombang di air,

tanpa sesuatu yang dapat dipegang.

Tanpa kehadiran Tuhan, hidup jadi sangat hampa.

Melihat malapetaka dahsyat sudah tiba, aku merasa cemas sekali.

Dengan nikmati k'daginganku dan menjauhi firman Tuhan,

bagaimana ku dapat harapkan perlindungan Tuhan?

Ya Tuhan, ku rindu-Mu. Di hatiku, ku teriakkan nama-Mu.

Ku tak bisa t'rus menjadi bejat,

ku ingin laksanakan tugasku 'tuk puaskan-Mu.

Ku tak minta Kau 'tuk ampuniku, tapi ku dapat jalani sisa hidupku untuk-Mu.

Ku 'kan rindu-Mu di hatiku

hingga ku dapat m'nangkan-Mu lagi dengan kasihku.

Sebelumnya: 103  Kerinduan akan Kasih Tuhan

Selanjutnya: 105  Perpisahan yang Sentimental

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini

Hubungi kami via WhatsApp