Bab Empat: Mereka Meninggikan dan Memberi Kesaksian tentang Diri Mereka Sendiri
Lampiran: Memburu Tikus
Belum lama ini, aku mendengar tentang suatu hal baru. Dengarkan dan pikirkan bagaimana hal ini berkaitan dengan perilaku dan watak orang, apa isi cerita ini, dan masalah seperti apa yang digambarkan. Setelah orang-orang Tionghoa datang ke Amerika, selain melihat bahwa lingkungan sosial dan suasana di sinisangat berbeda dengan di Tiongkok, ada juga hal lain yang menurut mereka sangat menarik. Di negara ini, tidak hanya manusia yang bebas, tetapi semua jenis makhluk hidup dan hewan juga sangat bebas, dan tidak ada yang menyakiti mereka. Tentu saja kebebasan manusia merupakan produk dari sistem sosial, jadi apa yang menyebabkan kebebasan bagi semua jenis makhluk hidup dan hewan? Apakah ini berkaitan dengan sistem sosial? (Benar.) Hal ini berkaitan dengan bagaimana sistem sosial dan kebijakan pemerintah dalam melindungi dan mengelola seluruh lingkungan alam. Di Amerika, hewan liar ada di mana-mana dan bisa dilihat di mana saja. Contohnya, orang bisa melihat angsa liar yang sedang makan rumput di padang rumput di tepi jalan raya, dan ada beberapa taman, padang rumput, serta hutan di mana orang bisa melihat rusa, beruang, atau serigala, juga kalkun, ayam pegar, dan segala jenis burung serta hewan liar lainnya. Apa kesan pertama yang orang miliki ketika melihat pemandangan seperti ini? (Mereka merasa telah melihat alam.) Lalu seperti apa perasaan mereka ketika melihat alam? Tidakkah mereka akan berkata, "Lihatlah negara mereka ini. Tidak hanya manusia yang bebas, bahkan hewan-hewan di sini juga bebas. Bereinkarnasi menjadi hewan di tempat ini akan lebih baik daripada hidup sebagai manusia di Tiongkok, karena di sini hewan pun bebas, dan tidak ada yang menyiksa mereka"? Apakah mereka tidak memiliki perasaan seperti itu? (Mereka memilikinya.) Bagi mereka yang sudah lama menetap di sini, hal-hal seperti ini sudah biasa, dan sama sekali tidak aneh; mereka menganggapnya sebagai hal yang sangat normal. Namun, bagi sebagian orang, setelah mereka mulai terbiasa dengan lingkungan seperti ini, pemikiran-pemikiran kritis mulai timbul di dalam diri mereka, "Semua hewan ini sangat bebas dan tidak ada yang memantau atau mengawasi mereka, jadi bisakah aku menangkap dan memakan mereka? Alangkah bagusnya jika aku bisa memakan mereka, tetapi aku tidak bisa berbuat sembarangan, kalau-kalau mereka dilindungi oleh hukum. Aku harus menyelidikinya." Setelah memeriksa informasi tersebut, mereka mendapati bahwa hukum secara tegas menyatakan bahwa hewan liar secara merata dilindungi oleh undang-undang nasional, dan bahwa orang-orang tidak bisa memburu serta membunuh mereka sesuka hati. Jika ingin berburu hewan, mereka harus melakukannya di dalam kawasan perburuan yang ditetapkan oleh negara bagian; mereka juga memerlukan izin dan mungkin harus membayar biaya untuk hewan yang mereka tangkap. Sederhananya, undang-undang melindungi hewan-hewan liar ini dan ada ketentuan yang jelas tentang semua itu. Ada orang-orang yang tidak dapat memahami undang-undang perlindungan hewan liar dan mereka berpikir, "Ada banyak sekali makanan lezat di alam liar, tetapi pemerintah tidak mengizinkan kami untuk menangkap dan memakannya sesuka hati. Sayang sekali! Di Tiongkok, tidak ada yang peduli dengan hal itu. 'Jika tidak ada yang melaporkannya, pihak berwenang tidak akan menyelidikinya.' Selama tidak ada yang tahu, engkau bisa menangkap dan memakan hewan. Namun, engkau tidak bisa melakukan ini di negara demokratis. Di sini ada peraturan hukum dan aku tidak bisa seenaknya melakukan apa pun yang kuinginkan di negara orang lain. Namun, semua hewan ini adalah hewan buruan, sayang sekali kita hanya bisa melihatnya dan tidak memakannya! Aku harus memikirkan solusinya. Bagaimana caranya aku bisa makan hewan buruan ini tanpa ada yang tahu dan tanpa melanggar hukum?" Ada orang-orang yang memikirkan siasat licik, dan berkata, "Jika aku membuat kurungan dan meletakkan makanan yang enak di dalamnya untuk menarik perhatian hewan, menangkap beberapa hewan kecil seperti kelinci liar, lalu mencari tempat terpencil untuk membunuh dan memakannya, aku tidak akan melanggar hukum, bukan? Hewan-hewan kecil itu tidak dilindungi oleh negara dan tidak ada ketentuan khusus dalam undang-undang tentang mereka. Jika aku melakukannya, aku bisa makan hewan buruan dan juga memastikan bahwa aku tidak melanggar hukum. Itu situasi yang sama-sama menguntungkan." Setelah memiliki ide ini, mereka membuat kurungan dan mulai berburu. Sebelum dua hari berlalu, seekor tikus masuk ke dalam kurungan, dan mereka buru-buru membunuh dan memakannya, merasa bahwa ini adalah hewan buruan yang sesungguhnya! Kesimpulan apa yang mereka dapatkan setelah memakannya? "Hewan liar itu cukup enak. Mulai sekarang, aku akan memikirkan lebih banyak cara agar bisa memakan jenis hewan buruan lainnya. Aku tidak takut memakannya selama aku tidak melanggar hukum." Cerita itu berakhir di sini.
Ada orang-orang yang bertanya, "Apakah ini cerita nyata atau karangan?" Untuk saat ini, jangan khawatirkan apakah itu nyata atau karangan, dan apakah itu benar-benar terjadi atau tidak. Pikirkan saja apa yang salah dengan orang-orang yang melakukan hal-hal seperti ini, berdasarkan cerita ini. Apakah melakukan hal seperti ini adalah kesalahan besar? Apakah hal ini dianggap sebagai pelanggaran hukum? Apakah hal ini dianggap tidak bermoral? (Ya.) Apakah ini bertentangan dengan moralitas, dengan kemanusiaan, atau dengan sesuatu yang lain? Pertama, katakan kepada-Ku: Apakah perilaku seperti ini layak dipuji atau dikecam? Sisi mana yang engkau semua pilih? (Dikecam.) Entah hal itu bertentangan dengan moralitas, melanggar hukum, atau bertentangan dengan kemanusiaan, bagaimanapun juga, perilaku seperti ini adalah buruk dan itu bukan perilaku orang yang memiliki kemanusiaan. Jadi, apakah itu? Apakah watak atau perilaku semacam ini merupakan masalah serius? Bagaimana engkau semua menilai hal ini menurut standarmu sendiri? Dalam kehidupan sehari-hari dan di antara semua kelompok orang, apakah ini perilaku yang umum? (Ya.) Ini bukanlah tindakan yang sangat licik atau jahat, tetapi tidak pantas, dan itu bukanlah perwujudan yang seharusnya dimiliki oleh orang dengan kemanusiaan yang normal. Perwujudan seperti apakah ini, tepatnya? Silakan tentukan. Perilaku macam apa ini? Haruskah ini dipromosikan? (Tidak.) Perilaku itu tidak layak untuk dipromosikan dan dipuji oleh orang-orang, sehingga harus dikecam dan dibenci. Perilaku semacam ini adalah hal yang umum, sering muncul di antara semua kelompok orang dan dalam kehidupan sehari-hari, sering diamati, dan ada orang-orang yang sering melakukan hal semacam ini. Jadi, apakah tidak ada gunanya menyortir dan mendiskusikannya, sehingga memampukan setiap orang untuk memiliki pemahaman yang akurat tentang hal ini dan sebaiknya, menjauhkan diri mereka dari perilaku semacam ini? Bukankah itu bagus? (Ya.) Kalau begitu jelaskan, jenis perilaku apakah ini? Apakah itu congkak? Keras kepala? Licik? (Tidak.) Apakah itu jahat? (Sedikit.) Hampir mendekati itu. Di antara kata-kata yang telah engkau semua pelajari dan pahami, adakah yang dapat menjelaskan jenis perilaku ini? (Hina.) Hina, memang sedikit memiliki kualitas ini. Kata ini mengandung jenis perilaku dan esensi tersebut, tetapi tidak merangkumnya secara lengkap dan keseluruhan. Perilaku ini tidak bisa dianggap jahat, karena jika membunuh tikus itu jahat maka membasmi tikus adalah hal yang negatif. Pembasmian tikus adalah hal yang positif; tikus merugikan manusia, jadi membasmi tikus merupakan hal yang benar. Namun, bukankah ada perbedaan antara membasmi dan memakan mereka? (Ada.) Lalu bagaimana perilaku ini dapat dirangkum? Kata-kata apa yang dapat engkau semua pikirkan yang berkaitan dengan perilaku seperti ini? (Menjijikkan.) (Karakter rendahan.) Karakter rendahan, hina, dan menjijikkan. Dalam kehidupan sehari-hari, kata apa yang digunakan untuk merangkum perilaku rendahan dan tidak pantas? (Keji.) Kata "keji" merangkum jenis perilaku ini dengan tepat dan jelas. Mengapa ini dianggap sebagai "keji"? Jika dikatakan hina, egois, atau menjijikkan, itu hanyalah salah satu jenis perwujudan yang ditunjukkan oleh orang-orang keji. Kata "keji" memiliki banyak arti, orang yang hina, bejat, menjijikkan, egois, tidak bermoral, tidak berperilaku baik, tidak terbuka atau tidak bertindak tulus, dan sebaliknya bertindak dengan cara yang licik, serta hanya melakukan hal-hal yang tidak pantas. Ini adalah berbagai perilaku dan perwujudan dari orang-orang keji. Contohnya, jika orang normal ingin melakukan sesuatu, selama itu benar, mereka akan melakukannya secara terbuka, dan jika itu melanggar hukum, mereka akan menyerah dan tidak melakukannya. Orang-orang keji tidaklah sama; mereka akan mencapai tujuan mereka dengan berbagai cara dan memiliki berbagai strategi untuk mengatasi keterbatasan hukum. Mereka menyiasati hukum dan mencari cara-cara untuk mencapai tujuan mereka, entah hal itu sejalan dengan etika, moralitas, atau kemanusiaan, dan entah apa pun akibatnya. Mereka tidak peduli dengan hal-hal ini dan hanya berusaha mencapai tujuan mereka dengan cara apa pun. Inilah tindakan yang "keji". Apakah orang-orang keji memiliki integritas atau martabat? (Tidak.) Apakah mereka orang yang mulia atau rendahan? (Rendahan.) Dalam hal apa mereka rendahan? (Tidak ada dasar moral dalam perilaku mereka.) Benar, orang seperti ini tidak memiliki dasar atau prinsip dalam perilaku mereka; mereka tidak mempertimbangkan akibat dan hanya melakukan apa pun yang mereka inginkan. Mereka tidak peduli dengan hukum, moralitas, apakah hati nurani mereka dapat menerima tindakan mereka, atau apakah ada orang yang mengecam, menghakimi, atau mengutuk mereka. Mereka mengabaikan semua ini dan tidak keberatan selama mereka mendapatkan keuntungan dan bisa bersenang-senang. Cara mereka melakukan segala sesuatu itu bejat, pemikiran mereka tercela, dan keduanya memalukan. Inilah yang dimaksud dengan menjadi keji. Dapatkah kata "keji" digantikan oleh perwujudan dari beberapa watak yang telah kita bicarakan sebelumnya? Itu tidak akan berhasil. Kata "keji" cukup istimewa, jadi apakah orang-orang keji adalah orang yang istimewa? Tidak. Apakah engkau semua memiliki sifat keji di dalam dirimu? (Ya.) Apa saja perwujudan tertentu dari hal ini? (Terkadang setelah orang mencuci muka, mereka membiarkan sisa air di atas meja dan tidak menyekanya. Ketika orang selesai makan, mereka tidak membersihkan sisa-sisa nasi dan sup sayuran dari meja. Ketika pakaian mereka kotor, mereka hanya melemparkannya ke suatu tempat tanpa melipatnya. Aku pikir ini juga merupakan perwujudan dari sifat keji.) Sebenarnya, semua ini adalah detail kecil dalam kehidupan sehari-hari dan tidak menjaga kebersihan bukan berarti keji, melainkan ada hubungannya dengan orang yang menjalani kemanusiaan. Jika orang tidak melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain ketika berada dalam kelompok, jika orang tidak dibesarkan dengan baik atau berperilaku baik, membuat orang lain marah dan membencinya, tidak tahu cara mematuhi aturan atau sistem di tempat mana pun mereka pergi, serta tidak memiliki kesadaran ini, tidakkah kemanusiaannya kehilangan sesuatu? (Benar.) Apa yang hilang? Nalarnya yang hilang. Bukankah orang-orang seperti ini kurang bermartabat? (Ya.) Mereka tidak memiliki martabat, integritas, dan dibesarkan dengan buruk. Hal ini berhubungan dengan dasar perilaku manusia dan dengan menjalani kemanusiaan yang normal. Jika orang bahkan tidak dapat memenuhi standar-standar ini, lalu bagaimana mereka bisa menerapkan kebenaran? Bagaimana mereka bisa memuliakan Tuhan? Bagaimana mereka bisa bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran? Mereka sangat jauh dari melakukan semua hal ini. Orang seperti ini tidak memiliki hati nurani atau nalar, apakah mudah untuk mengelola mereka? Apakah mudah bagi mereka untuk berubah? Ini sama sekali tidak mudah. Lalu bagaimana mereka bisa berubah? Hal ini akan tergantung pada setiap orang yang mengawasi, mengendalikan, dan mengarahkan mereka. Dalam kasus-kasus serius, semua orang harus berani mengkritik mereka. Apa tujuan dari kritik ini? Hal ini untuk menolong mereka, membantu mereka berperilaku baik, dan menghentikan mereka melakukan hal-hal yang memalukan dan buruk. Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan menjadi keji? Apa saja gejala dan perwujudan utamanya? Lihat apakah rangkuman-Ku akurat atau tidak. Apa yang setara dengan orang-orang keji? Mereka setara dengan hewan liar yang tidak dijinakkan, dibesarkan dengan buruk, dan perwujudan utama dari hal ini adalah kecongkakan, kekejaman, kurangnya pengendalian diri, bertindak ceroboh, tidak menerima kebenaran sedikit pun, serta melakukan apa pun yang diinginkannya, tidak mendengarkan siapa pun, atau mengizinkan siapa pun untuk mengelolanya, berani melawan siapa pun, dan tidak menghormati siapa pun. Katakan kepada-Ku, apakah berbagai perwujudan menjadi keji itu parah? (Benar.) Paling tidak, watak congkak, kurangnya nalar, dan bertindak ceroboh ini sangat parah. Meskipun orang seperti ini tampaknya tidak melakukan hal-hal yang menghakimi atau menentang Tuhan, karena watak congkak mereka, kemungkinan besar mereka akan melakukan kejahatan dan menentang-Nya. Semua tindakan mereka adalah pengungkapan dari watak mereka yang rusak. Ketika orang menjadi keji hingga ke titik tertentu, mereka menjadi penjahat dan iblis, dan penjahat serta iblis tidak akan pernah menerima kebenaran, mereka hanya bisa dihancurkan.
Adakah manfaatnya membicarakan cerita ini? (Ya.) Meskipun cerita ini tidak menyentuh esensi natur atau watak manusia, cerita ini berkaitan dengan perilaku manusia, yang tidak jauh berbeda atau tidak berhubungan dengan esensi manusia. Apa sebutan untuk cerita ini? Berilah nama yang memiliki makna kiasan dan jangan membuatnya terlalu lugas. (Memburu Tikus.) "Memburu Tikus" adalah nama yang cukup bagus. Seseorang menangkap tikus dengan cara yang "sah-sah saja" dan berkata, "Apa yang bisa kulakukan? Tikus itu berlari ke sini dan aku merasa kasihan padanya. Ditambah lagi, dia terluka. Jika dia kembali keluar, dia akan mati, dan hewan lain akan memakannya, jadi mengapa aku tidak memakannya? Bukankah itu sah-sah saja?" Untuk memakan tikus itu, mereka membuat-buat dan mengarang semua alasan itu, lalu memakannya tanpa rasa bersalah. Inilah artinya menjadi keji. Bukan berarti orang-orang di Amerika tidak bisa makan daging, jadi tidak ada gunanya bersusah payah dan berusaha keras untuk melakukan hal semacam itu. Ini adalah hal yang dilakukan oleh orang-orang keji. Apakah orang-orang normal melakukan hal seperti ini? Apakah orang-orang yang memiliki rasa kemanusiaan dan integritas melakukan hal seperti ini? (Tidak.) Mengapa mereka tidak melakukannya? Hal ini berkaitan dengan integritas. Mereka yang pada dasarnya adalah pencuri yang tidak dapat diperbaiki selalu mencuri dan merampok, serta melakukan hal-hal yang memalukan. Apakah mereka kekurangan sesuatu di rumah? Belum tentu. Karena mereka adalah orang-orang keji, mereka harus mencuri, mengandalkan pencurian untuk memuaskan keinginan dan watak serakah mereka yang tak pernah terpuaskan. Melakukan hal-hal ini memberikan kenyamanan di hati mereka. Jika mereka tidak melakukan hal seperti ini, mereka akan merasa kesal. Inilah artinya menjadi keji. Sekarang, aku akan mengakhiri cerita ini dan beralih ke topik utama.
Sebelum aku membicarakan topik utama, pertama-tama mari kita merenungkan isi dari persekutuan kita yang terakhir. Tugas-tugas yang dilaksanakan oleh umat pilihan Tuhan dapat dibagi menjadi enam kategori utama. Kita telah selesai membahas kategori pertama, yaitu orang-orang yang melaksanakan tugas penyebaran Injil. Kategori kedua adalah mereka yang melaksanakan tugas-tugas sebagai pemimpin dan pekerja di gereja di berbagai tingkatan. Para anggota kategori ini pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua jenis utama, dan terakhir kali kita berbicara tentang salah satu jenis ini, yaitu antikristus. Bagaimana antikristus bekerja, perwujudan apa yang mereka miliki dan hal-hal apa yang mereka lakukan yang dapat menjelaskan mereka sebagai antikristus —kita menggolongkan perwujudan dan watak antikristus ini. Apa saja bab tertentu yang ada di sana? (Bab satu: Mereka berusaha memenangkan hati orang; bab dua: Mereka menyerang dan mengucilkan para pembangkang; bab tiga: Mereka mengucilkan dan menyerang orang yang mengejar kebenaran; bab empat: Mereka meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri mereka sendiri; bab lima: Mereka menipu, membujuk, mengancam, dan mengendalikan orang.) Terakhir kali, ada lima bab yang dirangkum, dan engkau semua telah mencatat semuanya. Sekarang, catatlah yang berikutnya. Bab Enam: Mereka berperilaku dengan cara yang licik, mereka bersikap sewenang-wenang dan diktatorial, mereka tidak pernah bersekutu dengan orang lain, dan mereka memaksa orang lain untuk mematuhi mereka; Bab Tujuh: Mereka jahat, berbahaya, dan curang; Bab Delapan: Mereka akan membuat orang lain hanya taat kepada mereka, bukan kepada kebenaran atau Tuhan; Bab Sembilan: Mereka melakukan tugas mereka hanya untuk membedakan diri mereka sendiri dan memuaskan kepentingan dan ambisi mereka sendiri; mereka tidak pernah mempertimbangkan kepentingan rumah Tuhan, dan bahkan menjual kepentingan tersebut sebagai ganti kemuliaan pribadi; Bab Sepuluh: Mereka merendahkan kebenaran, mencemooh prinsip di depan umum, dan mengabaikan pengaturan rumah Tuhan; Bab Sebelas: Mereka tidak menerima penanganan dan pemangkasan, juga tidak memiliki sikap pertobatan ketika mereka melakukan kesalahan apa pun, melainkan menyebarkan gagasan dan mengkritik Tuhan di depan umum; Bab Dua Belas: Mereka ingin mundur ketika tidak ada status atau harapan untuk memperoleh berkat; Bab Tiga Belas: Mereka mengendalikan keuangan gereja, juga mengendalikan hati orang; Bab Empat Belas: Mereka memperlakukan rumah Tuhan seperti wilayah kekuasaan pribadi mereka sendiri; Bab Lima Belas: Mereka tidak percaya pada keberadaan Tuhan dan mereka menyangkal esensi Kristus. Secara keseluruhan ada 15 bab dan semuanya menelaah serta mengungkapkan berbagai perwujudan antikristus. Pada dasarnya, 15 bab ini merangkum berbagai jenis perilaku, perwujudan, dan watak yang dimiliki antikristus. Beberapa di antaranya tampak seperti perilaku yang terlihat dari luar, tetapi di balik perilaku ini ada watak dan esensi yang mendasari antikristus. Dalam makna harfiahnya, apakah 15 bab ini tidak mudah dipahami? Semuanya disampaikan dalam bahasa yang sederhana, dan di satu sisi, mudah dipahami, sementara di sisi lain, hal yang dirangkum oleh masing-masing bagian tersebut berkaitan dengan perwujudan, penyingkapan, dan esensi manusia. Setiap bab adalah jenis watak, bukan hanya perilaku atau pemikiran sesaat. Apa itu watak? Bagaimana orang bisa menjelaskan apa itu watak? Watak adalah ketika, entah ke mana pun seseorang pergi, pikiran, ide, prinsip mereka dalam melakukan segala sesuatu, cara kerja, dan tujuan yang mereka kejar tidak berubah seiring dengan perubahan waktu dan lokasi geografis. Jika cara seseorang melakukan segala sesuatu menghilang begitu lingkungannya berubah, ini bukanlah penyingkapan dari watak yang rusak, melainkan perilaku sesaat. Apa yang dimaksud dengan watak yang nyata? (Itu bisa menguasai seseorang kapan saja dan di mana saja.) Itu benar, hal itu bisa menguasai kata-kata dan tindakan seseorang terlepas dari waktu dan tempat, tanpa pengekangan atau pengaruh bersyarat; itulah esensi. Esensi adalah hal yang diandalkan seseorang untuk bertahan hidup; itu tidak akan berubah mengikuti perubahan waktu, lokasi, atau faktor luar lainnya. Ini adalah esensi seseorang. Ada 0rang-orang yang berkata: "Aku memiliki kurang lebih semua dari 15 perwujudan antikristus ini yang telah Engkau rangkum, tetapi aku tidak mengejar status dan aku tidak terlahir dengan ambisi apa pun. Selain itu, aku tidak memikul tanggung jawab apa pun saat ini. Aku bukan seorang pemimpin atau pekerja dan aku tidak suka menjadi pusat perhatian, jadi bukankah esensi natur dari sifat antikristus tidak relevan bagiku? Jika tidak relevan, bukankah benar bahwa aku tidak perlu mendengarkan persekutuan-persekutuan ini atau membandingkan diriku dengan mereka?" Apakah memang seperti itu keadaannya? (Tidak.) Lalu, bagaimana orang seharusnya memperlakukan perwujudan antikristus ini? Bagaimana orang seharusnya memperlakukan kebenaran yang dipersekutukan tentang perwujudan ini? Orang harus memahami kebenaran dan mengenal diri mereka sendiri di dalam persekutuan ini, kemudian menemukan jalan yang benar, dan memiliki prinsip-prinsip dalam melaksanakan tugas serta pelayanan mereka kepada Tuhan. Hanya dengan cara ini mereka dapat melepaskan diri dari jalan antikristus dan mulai menempuh jalan untuk disempurnakan. Jika engkau semua bisa menghubungkan perwujudan antikristus ini dengan dirimu sendiri, maka ini akan menjadi peringatan, pengingat, penyingkapan, dan penghakiman bagi engkau semua. Jika engkau tidak bisa menghubungkannya dengan dirimu sendiri, tetapi engkau bisa merasakan bahwa engkau juga memiliki keadaan yang sama, maka engkau semua harus mencoba lebih dalam untuk merenungkan dan mengenal dirimu sendiri, serta mencari kebenaran untuk menyelesaikan keadaan tersebut. Dengan demikian, engkau perlahan-lahan juga bisa menyingkirkan watakmu yang rusak dan menghindari berjalan di jalan antikristus.
Analisis tentang Bagaimana Antikristus Meninggikan dan Memberi Kesaksian tentang Diri Mereka Sendiri
Persekutuan hari ini adalah tentang poin keempat dari berbagai perwujudan antikristus: Meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri mereka sendiri, memamerkan diri, berusaha membuat orang kagum terhadap mereka dan memuja mereka—umat manusia yang rusak mampu melakukan hal-hal ini. Inilah cara orang bereaksi secara naluriah ketika mereka dikuasai oleh natur Iblis dalam diri mereka, dan ini umum dilakukan oleh semua manusia yang rusak. Bagaimana biasanya orang meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri? Bagaimana mereka mencapai tujuan, yaitu membuat orang meninggikan dan memuja mereka? Mereka bersaksi tentang berapa banyak pekerjaan yang telah mereka lakukan, berapa banyak mereka telah menderita, berapa banyak mereka telah mengorbankan diri, dan berapa harga yang telah mereka bayarkan. Mereka meninggikan diri dengan membicarakan modal mereka, yang memberikan kepada mereka tempat yang lebih tinggi, lebih mantap, lebih aman di dalam pikiran orang, sehingga lebih banyak orang akan menghargai, menghormati, mengagumi, dan bahkan memuja, menganggap penting dan mengikuti mereka. Untuk mencapai tujuan ini, orang melakukan banyak hal sehingga di luarnya mereka bersaksi tentang Tuhan, padahal pada dasarnya mereka meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri. Apakah bertindak seperti ini masuk akal? Mereka sama sekali tidak masuk akal dan tidak tahu malu, yang berarti, mereka tanpa malu-malu memberi kesaksian tentang apa yang telah mereka lakukan bagi Tuhan dan berapa banyak mereka telah menderita bagi Dia. Mereka bahkan memamerkan karunia, bakat, pengalaman, keterampilan khusus, teknik-teknik cerdas mereka dalam berinteraksi dengan orang lain, cara-cara yang mereka gunakan untuk mempermainkan orang, dan sebagainya. Metode mereka untuk meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri adalah dengan memamerkan diri dan menganggap rendah orang lain. Mereka juga menyamarkan dan menyembunyikan diri mereka yang sebenarnya, menyembunyikan kelemahan, kekurangan, dan ketidakmampuan mereka dari orang-orang sehingga mereka hanya bisa melihat kehebatan mereka. Mereka bahkan tidak berani untuk menceritakan kepada orang lain ketika mereka merasa negatif; mereka tidak berani untuk terbuka dan bersekutu dengan orang lain, dan ketika mereka melakukan kesalahan, mereka melakukan upaya terbaik untuk menyembunyikan dan menutupinya. Tidak pernah mereka menyebutkan kerugian yang mereka timbulkan terhadap pekerjaan gereja selama pelaksanaan tugas mereka. Namun, ketika mereka membuat kontribusi kecil atau memperoleh sedikit keberhasilan kecil, mereka segera memamerkannya. Mereka tidak sabar ingin segera memberi tahu seluruh dunia tentang betapa mampunya mereka, betapa tingginya kualitas mereka, betapa istimewanya mereka, dan betapa mereka jauh lebih baik daripada orang normal. Bukankah ini suatu cara untuk meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri? Apakah meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri adalah sesuatu yang dilakukan oleh orang yang berhati nurani dan bernalar? Tidak. Jadi ketika orang melakukan hal ini, watak apa yang biasanya mereka perlihatkan? Watak congkak. Ini adalah salah satu watak utama yang mereka perlihatkan, diikuti dengan watak licik, yang termasuk di dalamnya melakukan apa pun yang memungkinkan untuk membuat orang lain menghormati mereka. Perkataan mereka sepenuhnya tanpa cela dan jelas mengandung motivasi dan tipu muslihat, mereka memamerkan diri mereka sendiri, tetapi mereka ingin menyembunyikan fakta ini. Hasil dari apa yang mereka katakan adalah orang-orang pun jadi merasa bahwa mereka lebih baik dari yang lain, bahwa tidak ada yang dapat menandingi mereka, bahwa semua orang lain lebih rendah daripada mereka. Dan bukankah hasil ini diperoleh melalui cara-cara licik? Watak apa di balik cara-cara semacam itu? Dan apakah ada unsur-unsur kejahatan? (Ya.) Ini adalah sejenis watak jahat. Dapat terlihat bahwa cara-cara yang mereka gunakan ini diarahkan oleh watak yang curang—jadi mengapa Kukatakan bahwa itu jahat? Apa hubungannya ini dengan kejahatan? Apa yang engkau semua pikirkan: dapatkah mereka terbuka tentang tujuan mereka meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri? Tidak. Namun, selalu ada suatu keinginan di lubuk hati mereka, dan apa yang mereka katakan dan lakukan adalah untuk mewujudkan keinginan tersebut, dan tujuan serta motivasi tentang apa yang mereka ucapkan dan lakukan disimpan dengan sangat rahasia. Misalnya, mereka akan menggunakan taktik-taktik curang atau menyesatkan untuk mencapai tujuan mereka. Bukankah kerahasiaan semacam itu pada dasarnya licik? Bukankah kelicikan semacam itu bisa disebut kejahatan? (Ya.) Ini memang dapat disebut kejahatan, dan ini jauh lebih dalam daripada kecurangan. Mereka menggunakan cara atau metode tertentu untuk mencapai tujuan mereka. Watak ini adalah kecurangan. Namun, ambisi dan keinginan di lubuk hati mereka yang selalu ingin diikuti, dihormati, dan dipuja oleh orang lain sering kali mengarahkan mereka untuk meninggikan dan memberi kasaksian tentang diri sendiri, serta melakukan berbagai hal dengan tidak bermoral dan tanpa rasa malu. Watak apakah itu? Ini naik ke tingkat kejahatan. Kejahatan lebih dari sekadar kepicikan biasa atau kelicikan dan kebohongan. Jika seseorang bisa naik dari kerusakan biasa ke tingkat kejahatan, bukankah ini berarti kerusakannya makin parah? (Benar.) Lalu, diskripsikan tingkat kejahatannya—bagaimana cara yang tepat untuk menjelaskannya? Mengapa seseorang bisa naik dari kerusakan biasa menjadi kejahatan? Mampukah engkau semua melihat masalah ini dengan jelas? Apa perbedaan antara kelicikan dan kejahatan? Dalam hal perwujudannya, kejahatan dan kelicikan sangat berkaitan erat, tetapi kejahatan lebih parah—ini adalah kelicikan yang dibawa ke tingkat ekstrem. Jika seseorang dikatakan memiliki watak yang jahat, mereka tidak sekadar licik dalam pengertian biasa. Kelicikan biasa mungkin hanya menunjukkan bahwa mereka sudah biasa berbohong atau tidak terlalu jujur dalam tindakannya, sedangkan kejahatan lebih parah dan berada di tingkat yang lebih dalam daripada kelicikan. Kelicikan seseorang dengan watak jahat jauh lebih besar dan lebih parah dari kebanyakan orang, cara serta metode mereka dalam melakukan sesuatu, juga rencana jahat di balik tindakannya, semuanya lebih licik dan penuh rahasia, sebagian besar orang tidak mampu memahaminya. Inilah yang dimaksud dengan kejahatan.
Apa bedanya antikristus yang meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri dengan kebanyakan orang yang melakukan hal yang sama? Orang biasa sering kali membanggakan dan memamerkan diri agar orang lain menganggapnya hebat, mereka juga akan memiliki perwujudan dari watak dan keadaan ini. Jadi, apa bedanya antikristus yang meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri dengan orang biasa yang melakukan hal yang sama? Di mana letak perbedaannya? Engkau harus memahami hal ini—jangan mengelompokkan semua perwujudan yang kadang-kadang meninggikan atau membanggakan diri sendiri ke dalam kategori antikristus. Bukankah ini kesalahan konseptual? (Benar.) Lalu bagaimana hal tersebut dapat dibedakan dengan jelas? Di mana letak perbedaannya? Jika mampu menyatakan hal ini secara gamblang, engkau akan benar-benar mampu memahami esensi seorang antikristus. Coba perhatikan. (Cara antikristus melakukan berbagai hal lebih tersembunyi; mereka menggunakan beberapa cara yang tampaknya sangat tepat untuk menyesatkan orang. Mereka seolah-olah berbicara tentang hal yang benar, tetapi secara tiba-tiba, mereka mulai meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri tanpa ada yang menyadarinya. Cara mereka relatif tersembunyi.) Cara yang relatif tersembunyi berarti membedakan mereka melalui cara meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri. Adakah hal yang lain? Katakan kepada-Ku, apa perbedaan natur antara meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri secara sadar dan melakukannya tanpa sadar? (Niatnya berbeda.) Bukankah di sini letak perbedaannya? (Ya.) Saat orang biasa dengan watak rusak meninggikan dan memamerkan diri, itu hanyalah untuk menarik perhatian. Begitu mereka mendapatkan perhatian, persoalannya sudah selesai baginya, mereka tidak peduli apakah orang lain menganggap mereka baik atau buruk. Niat mereka tidak terlalu jelas, hanya watak yang mengaturnya yang merupakan penyingkapan dari watak tersebut. Hanya itu saja. Apakah mudah untuk mengubah watak semacam ini? Jika orang tersebut mengejar kebenaran, lambat laun akan mampu berubah saat mengalami pemangkasan, penghakiman, dan hajaran. Perlahan, mereka akan makin merasa malu dan rasional, serta akan makin jarang menunjukkan perilaku tersebut. Mereka akan mengutuk perilaku semacam ini, menahan dan mengendalikan diri. Inilah yang dinamakan meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri secara tidak sadar. Meskipun watak yang terkandung dalam meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri secara sadar dan tidak sadar adalah sama, natur keduanya berbeda. Apa perbedaan natur keduanya? Meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri secara sadar dilakukan dengan niat. Orang-orang yang melakukan hal ini tidak hanya berbicara begitu saja—tiap kali mereka meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri, mereka menyembunyikan niat tertentu dan tujuan tersembunyi. Mereka melakukan hal semacam ini dengan ambisi dan keinginan Iblis. Di luarnya, hal tersebut tampak seperti bentuk perwujudan yang sama. Pada kedua kasus tersebut, orang-orang meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri, tetapi bagaimana Tuhan mendefinisikan perbuatan meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri yang dilakukan secara tidak sadar? Sebagai penyingkapan atas watak yang rusak. Bagaimana Tuhan mendefinisikan perbuatan meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri yang dilakukan secara sadar? Sebagai seseorang yang ingin menyesatkan orang lain, berniat agar orang lain menghormati, memuja, mengagumi, lalu mengikuti mereka. Tindakan mereka pada dasarnya menyesatkan. Jadi, begitu mereka berniat untuk menyesatkan dan menguasai orang-orang agar mereka mengikuti dan memujanya, mereka akan menggunakan sejumlah cara dan metode saat berbicara dan bertindak yang dapat dengan mudah menyesatkan dan menjerumuskan orang yang tidak memahami kebenaran dan tidak memiliki dasar yang kuat. Orang-orang seperti itu bukan hanya tidak memiliki kearifan, melainkan juga percaya bahwa apa yang dikatakan oleh orang ini benar, mereka mungkin mengagumi dan menghormatinya. Seiring waktu, mereka akhirnya memuja dan bahkan mengikutinya. Fenomena yang paling umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah seseorang yang terlihat cukup memahami khotbah setelah mendengarnya, tetapi kemudian saat terjadi sesuatu, mereka tidak tahu bagaimana cara mengatasinya. Mereka menghadap Tuhan untuk mencari, tetapi tidak membuahkan hasil, dan pada akhirnya, mereka harus menemui pemimpinnya untuk menanyakan masalah ini dan meminta solusi. Setiap kali terjadi sesuatu, mereka ingin meminta pemimpinnya untuk mengatasinya. Ini serupa dengan bagaimana menghisap opium menjadi sebuah kecanduan dan rutinitas bagi sebagian orang, dan pada akhirnya, mereka tidak akan bisa hidup tanpa menghisapnya. Jadi, antikristus yang meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri, tanpa disadari menjadi semacam candu bagi mereka yang tingkat pertumbuhannya kecil, tidak memiliki kearifan, bodoh, dan tidak tahu apa-apa. Setiap kali terjadi sesuatu, mereka akan bertanya kepada antikristus mengenai hal tersebut. Jika antikristus tidak mengeluarkan perintah, mereka tidak berani melakukan apa-apa sekalipun semua orang telah selesai membicarakannya dan mencapai kesepakatan terkait hal tersebut. Mereka takut menentang keinginan antikristus dan ditindas sehingga dalam segala hal, mereka hanya berani mengambil tindakan setelah antikristus berbicara. Sekalipun telah memahami dengan jelas prinsip-prinsip kebenaran, mereka tidak berani mengambil keputusan atau menangani hal tersebut, tetapi menunggu "tuan" yang mereka hormati untuk mengambil keputusan akhir. Jika tuannya tidak mengeluarkan perintah, siapa pun yang menangani masalah tersebut akan merasa ragu tentang apa yang harus dilakukan. Bukankah orang-orang ini sudah diracuni? (Mereka sudah diracuni.) Inilah artinya diracuni. Untuk meracuni mereka sedemikian dalam, berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh antikristus, dan berapa banyak racun yang perlu diberikan kepada mereka? Jika antikristus sering menganalisis dan mengenal dirinya sendiri, serta sering mengungkapkan kelemahan, kesalahan, dan pelanggarannya di muka umum, apakah orang-orang akan tetap memujanya seperti ini? Sama sekali tidak. Tampaknya, antikristus berusaha keras meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri, itulah sebabnya mereka mencapai "kesuksesan" tersebut. Inilah hasil yang diinginkannya. Tanpa mereka, tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana melaksanakan tugas dengan benar, dan semua orang akan mengalami kerugian besar. Sudah jelas bahwa saat mengendalikan orang-orang ini, antikristus secara diam-diam memberikan banyak racun kepada mereka dan melakukan berbagai upaya! Jika mereka hanya mengucapkan beberapa patah kata, apakah orang-orang ini masih akan dikekang oleh mereka seperti ini? Sama sekali tidak. Saat antikristus berhasil mencapai tujuan, yaitu agar orang memuja, menghormati serta mendengarkan mereka dalam segala hal, bukankah mereka telah melakukan berbagai hal dan mengucapkan banyak kata yang meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri? Apa hasil yang mereka capai dengan melakukan hal tersebut? Hasilnya adalah orang-orang tidak akan memiliki jalan dan tidak mampu melanjutkan hidup tanpa mereka—seolah-olah langit akan runtuh dan bumi akan berhenti berputar tanpa mereka, percaya kepada Tuhan tidak akan ada nilainya atau artinya, dan mendengarkan khotbah pun tidak ada gunanya. Selain itu, orang-orang juga merasa memiliki harapan dalam hidup saat antikristus ada dan akan kehilangan semua harapan jika antikristus mati. Bukankah orang-orang ini telah ditawan oleh Iblis? (Benar.) Bukankah orang-orang semacam ini pantas mendapatkannya? (Benar.) Mengapa kita mengatakan bahwa mereka pantas mendapatkannya? Tuhan-lah yang engkau percayai, lalu mengapa engkau memuja dan mengikuti antikristus, membiarkan mereka mengekang dan mengendalikanmu di setiap kesempatan? Selain itu, apa pun tugas yang dilakukan, rumah Tuhan telah membekali orang-orang dengan prinsip dan aturan yang jelas. Jika ada kesulitan yang tidak mampu diselesaikan sendiri, hendaknya mereka mencari orang yang memahami kebenaran, dan mencari Yang di Atas untuk masalah yang lebih serius. Namun, engkau bukan saja tidak mencari kebenaran, melainkan juga memuja dan mengagumi manusia, memercayai apa yang dikatakan oleh antikristus. Oleh karena itu, engkau telah menjadi antek-antek Iblis, dan bukankah dirimu sendirilah yang patut disalahkan? Bukankah engkau pantas menerimanya? Meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri adalah perilaku dan perwujudan yang lazim di antara antikristus, serta merupakan salah satu perwujudan yang paling umum. Apa ciri utama antikristus yang meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri? Dalam hal apa perbedaannya dengan cara orang pada umumnya meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri? Antikristus memiliki maksud tersendiri di balik tindakan ini dan pastinya mereka bukan melakukannya secara tidak sadar, melainkan menyembunyikan niat, keinginan, serta ambisi tertentu. Konsekuensi dari mereka yang memberi kesaksian tentang diri sendiri dengan cara ini terlalu mengerikan untuk direnungkan—mereka mampu menyesatkan dan mengendalikan orang.
Biarkan Aku memberikan contoh. Engkau semua bisa merenungkan apakah perwujudan dan watak semacam ini berkaitan dengan meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri. Dulu, ada seorang pemimpin yang melakukan pekerjaan gereja di suatu tempat selama dua atau tiga tahun. Dia telah berjalan di antara gereja-gereja dan akhirnya dia berakar di sana. Apa yang dimaksud dengan dia berakar? Maksudnya adalah sebagian besar orang mengenalnya, menghormatinya, dan dia cukup terkenal di tempat itu. Begitu orang-orang melihatnya, mereka akan menyambutnya, menawarkan tempat duduk, dan memberinya makanan. Tidak ada perbedaan pendapat, tidak ada yang menentangnya; semua orang cukup akrab dengan pemimpin ini, dan jauh di lubuk hati, mereka semua menyetujui cara dia melakukan sesuatu dan menerima kepemimpinannya. Tidak diketahui secara pasti berapa banyak pekerjaan yang dilakukan oleh pemimpin tersebut di sana, berapa banyak yang dia sampaikan, atau apa yang dibicarakan; detailnya tidak diketahui, tetapi singkatnya, sebagian besar orang cukup menyetujui kepemimpinannya. Setelah beberapa waktu berlalu, pemimpin itu berkata: "Saudara-saudari di sini semuanya patuh dan tunduk, segala sesuatu berjalan dengan baik di gereja. Sayangnya, ada satu hal yang tidak sepenuhnya memuaskan, yaitu lingkungan di sini sungguh buruk. Jika lingkungannya mendukung, kita akan mencari hari yang cerah dan menyenangkan untuk pergi ke taman yang luas untuk mengadakan pertemuan besar dengan ribuan orang. Kita akan mengungkapkan kebenaran dengan menggunakan mikrofon dan seperangkat pengeras suara yang besar, dan mengajak lebih banyak orang untuk percaya kepada Tuhan. Bukankah pekerjaan kita akan membuahkan hasil?" Setelah mendengar hal ini, semua orang berkata "Amin" dan menyetujuinya. Katakan kepada-Ku, apakah ada masalah dengan perkataan "kita akan mengungkapkan kebenaran"? (Ya.) Apa masalahnya? (Pemimpin itu memperlakukan dirinya sebagai Tuhan.) Engkau semua menyadari bahwa ada masalah dengan hal tersebut, tetapi orang-orang di sana yang kebingungan berpikir sebaliknya. Mereka bahkan menanggapi pernyataan ini dengan "Amin"! Apakah pemimpin ini sungguh-sungguh menyampaikan kebenaran? Siapakah dia? Dia adalah pemimpin biasa; dia bekerja selama beberapa tahun, lalu mulai berpikir bahwa dirinya lebih unggul daripada orang lain dan lupa siapa dirinya, bahkan ingin menyampaikan kebenaran—itu akan menjadi tugas yang sangat berat baginya. Hal ini membuktikan apa? Ini membuktikan bahwa dia tidak tahu siapa dirinya dan tidak mengetahui tugas apa yang sedang dilaksanakannya. Mengingat wataknya yang semacam ini, adakah bagian dari pekerjaan rutinnya atau ucapannya yang sejalan dengan kebenaran? Pekerjaan rutin dan ucapannya tentu saja dipenuhi dengan perkataan yang membingungkan dan jahat, sama sekali tidak mampu mencapai hasil dalam membekali dan menyirami gereja. Dia tidak tahu apa itu kebenaran, apalagi apa artinya mengungkapkan kebenaran. Dia baru bekerja di suatu tempat selama dua atau tiga tahun, tetapi sudah merasa memiliki semacam gengsi dan modal, lalu lupa siapa dirinya, menjadi berpuas diri, dan ingin mengungkapkan kebenaran. Bukankah kesalahpahaman seperti itu menjijikkan? Dari mana kesalahpahaman ini berasal? Apakah dia memiliki gangguan mental atau hanya dorongan sesaat? Dia melakukan sedikit pekerjaan, tidak ada seorang pun di gereja setempat yang menentangnya, dan segala sesuatu tampak berjalan lancar baginya, lalu dia meyakini bahwa segala sesuatu adalah hasil dari pekerjaan yang dilakukannya, dan tiba-tiba merasa dirinya pantas mendapatkan pujian atas hal tersebut. Dia berpikir, "Jika aku mampu melakukan pekerjaan yang begitu penting ini, apakah aku bukan Tuhan? Jika aku memang Tuhan, aku sangat dibatasi saat ini—jika keadaan di luar lebih baik, aku akan bisa mengungkapkan kebenaran!" Pemikiran ini tiba-tiba muncul di benaknya. Bukankah ada yang salah dengan kondisi mentalnya? (Ya.) Ada yang salah dengan kondisi mentalnya. Bukankah dia tidak memiliki cukup nalar? Bisakah tindakan serta perkataan Iblis dan antikristus memiliki nalar manusia yang normal? Jelas tidak bisa. Pemimpin ini melakukan suatu pekerjaan dan mendapatkan sejumlah hasil, lalu tiba-tiba lupa bahwa dirinya manusia. Bukankah kemampuannya melontarkan kata-kata yang tidak masuk akal itu ada kaitannya dengan wataknya? (Memang benar.) Bagaimana kaitannya? Berdasarakan wataknya, apakah dia bersedia menjadi pengikut? Apakah dia tahu dirinya hanyalah seorang pengikut Tuhan yang biasa? Dia sama sekali tidak tahu. Dia percaya bahwa status dan identitasnya sangat terhormat dan lebih unggul dari orang lain. Apakah engkau semua tidak mengenal perilaku dan natur semacam ini? Mengapa Iblis dibuang ke angkasa? (Iblis ingin setara dengan Tuhan.) Keinginan Iblis untuk setara dengan Tuhan adalah alasannya. Karena Iblis tidak tahu tempatnya di alam semesta, tidak tahu siapa dirinya, dan tidak menyadari keterbatasannya, saat Tuhan mengizinkan Iblis berjalan di tempat yang sama dengan-Nya, Iblis mulai mengira bahwa dirinya adalah Tuhan. Iblis ingin melakukan hal-hal yang dilakukan oleh Tuhan, ingin mewakili-Nya, menggantikan-Nya, dan menyangkal keberadaan-Nya. Akibatnya, Iblis dibuang ke angkasa. Antikristus melakukan hal yang serupa, natur tindakan mereka sama, dan mereka berasal dari satu sumber dengan Iblis. Bagi seorang antikristus, perwujudan seperti itu bukanlah penyingkapan sesekali atau hasil dari keinginan sesaat—itu benar-benar merupakan dominasi natur Iblis dan penyingkapan yang wajar dari watak Iblis mereka. Apa natur dari perwujudan pemimpin yang baru saja Kubicarakan? (Seorang antikristus.) Mengapa kita membahas perwujudan ini untuk tujuan meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri? Bagaimana natur dari perwujudan ini berkaitan dengan meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri? Apa natur dari perkataan "mengungkapkan kebenaran" yang diucapkannya? Mengapa Aku menganggap bahwa perkataan ini berkaitan dengan meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri? (Pemimpin itu merasa dirinya bisa menyampaikan kebenaran kepada orang-orang.) Itulah yang dia maksud. Saat dia mengatakan hal-hal seperti itu, orang-orang yang mendengarnya berpikir, "Engkau memiliki sikap yang mengesankan dan mampu berbicara dengan nada seperti itu—bukankah ini nada yang seharusnya dimiliki oleh Tuhan? Bukankah sikap dan aspirasi yang mengesankan seperti ini seharusnya dimiliki oleh Tuhan?" Bukankah pemimpin ini telah mencapai tujuan untuk meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri? Dia telah membuat orang-orang secara tidak sadar mengembangkan perasaan hormat, pemujaan, dan kekaguman terhadapnya. Bukankah itu yang terjadi? (Ya.) Ini adalah penampakan yang mengerikan dari seorang antikristus; inilah antikristus yang secara diam-diam meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri.
Apakah ada perwujudan lain dari meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri? Engkau semua harus merenungkan diri terkait hal ini. Apakah engkau semua akan melakukan hal seperti bersaksi tentang dirimu sendiri? Mampukah engkau menahan diri dengan hati nurani dan nalarmu serta mencegah dirimu melakukan hal yang memalukan tersebut? Jika engkau mampu menahan diri, ini membuktikan bahwa engkau memiliki rasionalitas dan berbeda dengan antikristus. Jika engkau tidak memiliki rasionalitas, tetapi mempunyai ambisi dan keinginan seperti itu, serta mampu melakukan hal seperti bersaksi tentang dirimu sendiri, engkau tidak ada bedanya dengan antikristus. Jadi, bagaimana dengan engkau semua? Apakah engkau bertindak dengan menahan diri? Jika engkau memiliki hati yang takut akan Tuhan, rasa malu, dan rasionalitas, bahkan jika engkau memiliki keinginan untuk melakukan hal seperti itu, engkau akan menyadari bahwa hal tersebut akan menyinggung Tuhan dan dibenci oleh-Nya, lalu engkau akan mampu menahan diri dan tidak berani bersaksi tentang dirimu sendiri. Jika engkau menahan diri sekali, kemudian dua kali, lama-kelamaan gagasan, niat dan pikiran ini perlahan-lahan akan mulai berkurang, sedikit demi sedikit. Engkau akan mampu mengenali gagasan ini dan merasa bahwa gagasan tersebut hina dan menjijikkan, dorongan hati dan keinginanmu untuk melakukan hal-hal seperti itu akan berkurang. Perlahan-lahan, engkau akan mampu menahan dan mengendalikan diri sedemikian rupa sehingga gagasan ini akan makin jarang muncul. Jika engkau menyadarinya, tetapi tidak mampu menahan diri dan engkau memiliki niat yang sangat kuat, hanya ingin agar orang memujamu, engkau merasa tidak puas jika tidak ada yang memuja atau mengikutimu, menjadi penuh dengan kebencian, ingin melakukan sesuatu, dan tanpa rasa malu bersaksi tentang dirimu sendiri serta memamerkan diri—ini menandakan engkau adalah antikristus. Bagaimana dengan engkau semua? (Saat aku menyadarinya, aku mampu menahan diri.) Apa yang kauandalkan untuk menahan diri? (Aku mengandalkan pengetahuan tentang Tuhan dan memiliki hati yang takut akan Tuhan.) Jika seseorang memiliki hati yang takut akan Tuhan, mereka mampu menahan diri. Menahan diri tidak dicapai dengan mengekang atau menghalangi diri sendiri, tetapi lebih pada hasil yang dicapai melalui pemahaman tentang kebenaran dan takut akan Tuhan. Manusia menahan diri melalui rasionalitas dan kesadaran, dan pada saat yang sama, manusia menahan diri karena memiliki hati yang takut akan Tuhan dan takut menyinggung Dia. Jika rasionalitasmu tidak mampu menahanmu dan engkau juga tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan, jika engkau tidak merasa malu saat bersaksi tentang dirimu sendiri dan ingin terus melakukannya, tidak menyerah sampai tujuanmu tercapai, ini menandakan naturmu berbeda—engkau adalah antikristus.
Teknik dan perwujudan yang dimiliki oleh antikristus untuk meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri sangat beragam. Beberapa di antaranya melibatkan antikristus yang secara langsung meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri, berbicara tentang semua kelebihannya. Sementara yang lain melibatkan cara-cara atau metode tidak langsung untuk secara diam-diam membuat orang mengagumi mereka dan mencapai tujuan agar dihormati, dipuja, dan diikuti, bahkan memiliki tempat di hati orang-orang—inilah natur dari perilaku tersebut. Watak antikristus yang meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri berbeda dengan watak manusia biasa dalam hal natur, hasil yang ditimbulkannya, cara perwujudannya, dan maksud serta tujuan yang mendasarinya. Selain itu, apakah orang-orang yang meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri hanya berbicara tentang semua kelebihannya? Terkadang, mereka juga membicarakan sisi buruknya, tetapi apakah mereka benar-benar mengoreksi diri dan berusaha mengenal dirinya sendiri saat melakukan hal tersebut? (Tidak.) Lalu bagaimana seseorang mampu mengetahui bahwa pengetahuan diri mereka tidak nyata, bahkan tidak murni, dan ada maksud di baliknya? Bagaimana seseorang mampu memahami masalah ini secara menyeluruh? Yang menjadi fokus di sini adalah pada saat yang sama, mereka berusaha mengenal diri sendiri dan menyingkapkan kelemahan, kesalahan, kekurangan, dan watak rusaknya, mereka juga mencari dalih dan alasan untuk membebaskan diri dari rasa bersalah. Mereka secara diam-diam mengatakan kepada orang-orang, "Semua manusia bisa melakukan kesalahan, bukan hanya aku. Engkau semua juga bisa melakukannya. Kesalahan yang kulakukan bisa dimaafkan; itu adalah kesalahan kecil. Jika engkau semua melakukan kesalahan yang sama, kasusnya akan jauh lebih parah daripada kasusku karena engkau semua tidak akan merenungkan dan menganalisis dirimu. Sekalipun melakukan kesalahan, aku lebih baik daripada engkau semua dan memiliki lebih banyak rasionalitas serta integritas." Saat semua orang mendengar hal ini, mereka berpikir, "Engkau benar. Engkau sangat memahami kebenaran dan sungguh-sungguh memiliki tingkat pertumbuhaan. Saat melakukan kesalahan, engkau mampu merenungkan diri dan menganalisis dirimu; engkau jauh lebih baik daripada kami. Jika melakukan kesalahan, kami tidak merenungkan diri, tidak berusaha mengenal diri sendiri, dan karena takut malu, kami tidak berani menganalis diri sendiri. Engkau memiliki tingkat pertumbuhan dan keberanian yang lebih besar daripada kami." Orang-orang ini melakukan kesalahan, tetapi mereka masih mendapatkan penghormatan dari orang lain dan menyanyikan pujian bagi diri mereka sendiri—watak apakah ini? Sebagian antikristus sangat mahir dalam berpura-pura, menipu orang, dan menampilkan citra palsu. Saat bertemu dengan orang-orang yang memahami kebenaran, mereka mulai berbicara tentang pengetahuan diri, mengatakan bahwa mereka adalah setan dan Iblis, kemanusiaan mereka buruk, dan mereka pantas dikutuk. Misalkan engkau bertanya kepada mereka, "Karena engkau mengatakan bahwa dirimu adalah setan dan Iblis, perbuatan jahat apa yang telah kaulakukan?" Mereka akan menjawab: "Aku tidak melakukan apa-apa, tetapi aku adalah setan. Bukan hanya setan, melainkan juga Iblis!" Lalu engkau bertanya kepada mereka, "Karena engkau mengatakan bahwa dirimu adalah setan dan Iblis, tindakan jahat setan dan Iblis apa yang telah kaulakukan, serta bagaimana engkau menentang Tuhan? Bisakah engkau mengatakan yang sebenarnya tentang hal-hal jahat yang telah kaulakukan?" Mereka akan menjawab: "Aku tidak melakukan sesuatu yang jahat!" Lalu engkau mendesak lebih jauh dan bertanya, "Jika tidak melakukan sesuatu yang jahat, mengapa kaukatakan dirimu adalah setan dan Iblis? Apa yang ingin kaucapai dengan mengatakan hal tersebut?" Saat engkau bersikap serius dengan mereka seperti ini, mereka tidak akan bisa berkata apa-apa. Sebenarnya, mereka telah melakukan banyak hal buruk, tetapi sama sekali tidak akan membagikan fakta tentang hal itu kepadamu. Mereka hanya akan berbicara omong kosong dan mengutarakan beberapa doktrin untuk menunjukkan pengetahuan diri mereka dengan cara yang tidak tulus. Terkait dengan cara mereka secara khusus menarik perhatian, menipu, memanfaatkan orang-orang berdasarkan perasaan mereka, tidak memperhatikan kepentingan rumah Tuhan dengan serius, menentang pengaturan kerja, menipu Yang di Atas, menyembunyikan banyak hal dari saudara-saudari, dan seberapa besar mereka merusak kepentingan rumah Tuhan, mereka tidak akan mengatakan sepatah kata pun tentang fakta-fakta tersebut. Apakah ini pengetahuan sejati tentang diri sendiri? (Bukan.) Dengan mengatakan bahwa dirinya adalah setan dan Iblis, bukankah mereka berpura-pura mengenal diri sendiri untuk meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri mereka? Bukankah ini metode yang mereka gunakan? (Benar.) Rata-rata orang tidak mampu memahami metode ini. Saat sejumlah pemimpin diberhentikan, mereka akan segera terpilih kembali. Saat engkau menanyakan alasannya, sebagian orang akan berkata: "Pemimpin itu memiliki kualitas yang baik. Mereka tahu bahwa dirinya adalah setan dan Iblis. Siapa lagi yang memiliki tingkat pengetahuan seperti itu? Hanya orang yang sungguh-sungguh mengejar kebenaran yang memiliki pengetahuan tersebut. Tak satu pun dari kita mampu memperoleh pengetahuan tentang diri kita sendiri; rata-rata manusia tidak memiliki tingkat pertumbuhan seperti itu. Karena alasan tersebut, semua orang memilihnya lagi." Apa yang terjadi di sini? Orang-orang ini telah disesatkan. Pemimpin itu tahu bahwa dirinya adalah setan dan Iblis, tetapi mereka tetap dipilih oleh semua orang. Jadi, apa dampak dan konsekuensi dari perkataan bahwa mereka adalah setan dan Iblis terhadap orang-orang? (Hal ini membuat orang-orang mengaguminya.) Benar, hal ini membuat orang-orang mengagumi mereka. Orang-orang tidak percaya menyebut metode ini "mundur untuk melangkah maju". Ini berarti bahwa untuk membuat orang-orang mengaguminya, pertama-tama mereka mengatakan hal buruk tentang dirinya agar orang lain percaya bahwa mereka dapat membuka diri dan mengenal diri sendiri, mereka memiliki kedalaman dan wawasan, serta pemahaman yang luas, dan karenanya, semua orang lebih memuja mereka. Apa hasil dari semua orang yang lebih memuja mereka? Saat tiba waktunya untuk memilih pemimpin, mereka masih dianggap sebagai orang yang tepat untuk peran tersebut. Bukankah ini metode yang cukup cerdik? Jika mereka tidak berbicara tentang pengetahuan dirinya seperti ini, tidak mengatakan mereka adalah setan dan Iblis, dan justru bersikap negatif saat orang lain melihat hal ini, mereka akan berkata, "Begitu engkau diberhentikan dan kehilangan status, engkau menjadi negatif. Engkau dulu mengajari kami untuk tidak bersikap negatif, tetapi sekarang sikap negatifmu, bahkan lebih parah daripada kami. Kami tidak akan memilihmu." Tidak ada seorang pun yang akan mengagumi pemimpin ini. Meskipun semua orang masih kurang mengenali mereka, setidaknya mereka tidak akan dipilih lagi untuk menjadi pemimpin, dan orang ini tidak akan mencapai tujuannya agar orang lain mengaguminya. Namun pemimpin ini mengambil inisiatif dengan mengatakan: "Aku adalah setan dan Iblis; tuhan mungkin akan mengutuk dan mengirimku ke neraka tingkat delapan belas dan tidak mengizinkanku bereinkarnasi untuk selamanya!" Sejumlah orang merasa kasihan setelah mendengar hal tersebut dan berkata: "Pemimpin kami telah sangat menderita. Oh, betapa mereka telah dianiaya! Jika Tuhan tidak mengizinkannya menjadi pemimpin, kami yang akan memilihnya." Semua orang sangat mendukung pemimpin ini. Jadi, bukankah mereka telah disesatkan? Maksud sebenarnya dari perkataan mereka telah terkonfirmasi, ini membuktikan bahwa mereka memang menyesatkan orang dengan cara tersebut. Iblis terkadang menyesatkan manusia dengan meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri, Terkadang, Iblis bisa mengakui kesalahannya secara tidak langsung saat tidak mempunyai pilihan lain, tetapi itu semua hanyalah kedok. Tujuannya adalah untuk mendapatkan simpati dan pengertian orang-orang. Iblis bahkan akan mengatakan, "Tidak ada yang sempurna. Setiap orang memiliki watak rusak dan masing-masing bisa melakukan kesalahan. Selama ada yang bisa memperbaiki kesalahannya, mereka adalah orang baik." Saat orang-orang mendengarnya, mereka merasa bahwa hal itu memang benar, mereka terus memuja dan mengikuti Iblis. Metode Iblis adalah secara proaktif mengakui kesalahannya, dan secara diam-diam meninggikan dirinya sendiri serta meningkatkan posisinya di hati manusia sehingga manusia menerima segalanya—bahkan kesalahannya—lalu memaafkan kesalahan-kesalahan tersebut, sedikit demi sedikit melupakannya, dan pada akhirnya, menerima Iblis seutuhnya, setia kepadanya sampai mati, tidak pernah meninggalkan atau mengabaikannya, dan mengikutinya sampai akhir. Bukankah ini cara Iblis melakukan sesuatu? Beginilah cara Iblis bertindak. Antikristus juga menggunakan metode serupa untuk memenuhi ambisi dan tujuannya agar orang-orang memuja dan mengikuti mereka. Konsekuensi yang dihasilkan sama dengan akibat yang ditimbulkan oleh Iblis yang menyesatkan dan merusak manusia.
Saat sejumlah orang berbicara tentang pengetahuan dirinya, mereka menggambarkan diri mereka sebagai bencana besar dan tidak berguna, bahkan mengatakan bahwa diri mereka adalah setan dan Iblis yang pantas dikutuk, dan mereka tidak akan mengeluh jika Tuhan melenyapkannya. Namun, orang-orang ini tidak memiliki pemahaman yang benar tentang esensi natur atau wataknya yang rusak, dan mereka tidak mampu membagikan apa pun tentang keadaannya yang sebenarnya. Sebaliknya, mereka berusaha memakai kedok untuk menyesatkan orang lain, menggunakan metode dan teknik mengakui kesalahannya secara proaktif, serta menerapkan slogan "mundur untuk melangkah maju" dengan maksud membutakan dan menipu orang lain demi mendapatkan opini yang baik tentang dirinya. Ini adalah penerapan yang dilakukan antikristus. Suatu saat jika engkau semua berjumpa dengan orang semacam ini, bagaimana seharusnya engkau memperlakukan mereka? (Mengorek lebih dalam.) Benar, engkau harus belajar menyelidiki masalah ini dan mengorek lebih dalam. Seberapa dalam engkau harus menyelidikinya? Lakukan sampai mereka memohon ampun dan berkata, "Aku tidak akan pernah lagi menyesatkan engkau semua. Sekalipun engkau semua memilihku menjadi pemimpin, aku tidak akan mengambil peran itu." Katakan kepada mereka, "Kami tidak akan pernah lagi disesatkan olehmu atau memilihmu menjadi pemimpin kami, jadi berhentilah bermimpi!" Bagaimana kedengarannya? Siapa pun yang berbicara dengan cara yang sangat berlebihan tentang pengetahuan dirinya, bahkan sampai mengutuk dirinya sendiri tanpa ada satu pun yang terdengar tulus adalah orang-orang yang palsu secara rohani dan munafik. Semua perkataan mereka menyesatkan. Ada karakteristik dan beberapa detail pada ucapan orang-orang seperti itu yang harus bisa kaukenali. Sebagai contoh, katakan kepada-Ku, jika seseorang diminta menulis sumpah untuk menjaga persembahan, apa yang harus dikatakan dalam kalimat pertama dari sumpah tersebut? Apa yang akan ditulis oleh seseorang yang memiliki rasionalitas dan kemanusiaan? Nada dan ungkapan seperti apa yang akan mereka gunakan untuk berdiri di posisi yang tepat dan menunjukkan sikap mereka? Ketika orang awam berbicara, semua orang bisa merasakan bahwa mereka berbicara secara normal, tetapi mereka yang ambisius dan jahat atau antikristus memiliki nada bicara yang berbeda dari kebanyakan orang. Sebagai contoh, mereka berkata: "Jika aku, si polan, menggelapkan satu sen saja dari persembahan Tuhan, biarlah aku mati dengan cara yang menyedihkan—biarlah aku ditabrak mobil!" Nada macam apa ini? Mereka memulai dengan kata "aku," menggunakan nada yang terdengar paling tinggi—motivasi di balik nada dan cara bicara mereka dapat diamati dalam perkataan harfiah yang digunakan. Kata pertama adalah "aku"—mereka menggunakan nada yang terdengar paling tinggi dan intonasi yang begitu tinggi—bukankah ini sumpah yang muluk-muluk? Disebut apakah sumpah semacam ini? Itu disebut sumpah yang muluk-muluk dan munafik. Menulis sumpah dengan begitu agresif—watak macam apa ini? Ini adalah sumpah, lalu kepada siapakah engkau bersumpah? Engkau bersumpah kepada Tuhan, lalu bagaimana biasanya seseorang menyampaikannya? Mereka harus berbicara dengan rendah hati, berdiri di posisi yang sepantasnya, berdoa kepada Tuhan, dan berbicara dari hati. Mereka tidak boleh menggunakan perkataan yang muluk-muluk atau bersikap agresif. Orang-orang seperti ini sangat agresif bahkan saat bersumpah—watak iblis mereka sungguh parah! Sulit untuk menentukan apakah sumpah mereka tulus atau tidak. Maksud mereka adalah: "Engkau tidak percaya kepadaku? Engkau takut aku mengambil keuntungan dari rumah Tuhan dan mencuri persembahan? Engkau memakaiku, tetapi tidak memercayaiku, dan engkau memintaku bersumpah—baiklah, aku akan bersumpah, engkau lihat saja apakah aku berani bersumpah! Aku tidak percaya diriku mampu melakukan hal seperti itu." Sikap macam apa ini? Ini adalah sikap agresif dan tidak bermoral. Mereka bahkan berani berteriak menentang Tuhan dan menggunakan sumpah untuk membenarkan diri serta menyesatkan orang. Apakah ini yang disebut takut akan Tuhan? Tidak ada kesalehan sama sekali dalam hal ini. Orang semacam ini adalah Iblis dan antikristus; inilah cara antikristus berbicara. Bersumpah dengan nada menantang—watak macam apa ini? Masih bisakah orang semacam ini diselamatkan? Pernahkah engkau semua bertemu dengan orang semacam ini? Engkau semua tidak tahu bagaimana mengenali perwujudan, penyingkapan, atau watak yang mereka tunjukkan, bukan? Sebagian orang bahkan meyakini bahwa orang semacam ini berpikiran jernih, memiliki pemahaman rohani, jujur, dan setia kepada Tuhan. Bukankah ini hal yang bodoh? Bukankah ini kurangnya kearifan? Perilaku dan watak yang mengerikan ini terlihat jelas dalam kata-kata dan ungkapan sumpah mereka, tetapi orang-orang masih menganggap bahwa antikristus ini cukup baik. Apakah orang-orang ini memahami kebenaran? Tampaknya, yang engkau semua pahami hanyalah doktrin, engkau hanya dapat berbicara tentang doktrin dan mengucapkan kata-kata tak bermakna, dan engkau tidak memiliki kearifan dalam hal dan masalah tertentu. Ke depannya, jika engkau menghadapi hal-hal semacam ini, akankah engkau memiliki kearifan? (Ya, tentu saja.) Orang-orang yang menulis sumpah semacam itu, semuanya seperti binatang dan mereka tidak memiliki kemanusiaan. Apakah engkau semua pernah menemukan sumpah seperti ini sebelumnya? Pernahkah engkau menulis sumpah semacam ini? (Ya.) Apakah nada dan pembukaannya sama seperti ini? (Tidak setajam itu.) Lalu apakah naturnya sama? (Ya.) Naturnya sama. Mengambil sumpah tidak seperti memasuki medan perang yang membutuhkan semangat pengorbanan diri yang heroik. Sumpah tidak membutuhkan semangat seperti itu. Saat bersumpah kepada Tuhan, engkau harus memikirkannya dengan saksama, memahami mengapa engkau perlu menulis sumpah tersebut, serta kepada siapa engkau bersumpah dan berjanji. Tuhan hanya menginginkan sikap seseorang, bukan sekadar semangat di baliknya. Semangatmu itu agresif dan mengganggu; itu adalah perwujudan watak Iblis yang congkak. Ini bukanlah kesalehan maupun perwujudan yang seharusnya dimiliki oleh makhluk ciptaan, apalagi posisi yang seharusnya diemban oleh makhluk ciptaan. Bukankah mereka yang menunjukkan perwujudan ini telah dipengaruhi oleh sikap patriotisme? Apakah ada kaitannya dengan itu? Orang-orang telah sangat diracuni oleh hal tersebut—setiap kali menulis sumpah atau janji, mereka memikirkan semua tokoh terkenal sepanjang sejarah yang setia kepada negara dan rakyatnya. Tokoh-tokoh terkenal itu adalah bagian dari komplotan Iblis. Mereka bertindak dengan cara yang tidak bermoral untuk membedakan dirinya dan menjadi saksi bagi diri mereka sendiri, serta untuk mendapatkan tempat di hati orang-orang dan meninggalkan reputasi yang baik bagi dirinya sehingga mereka dapat tercatat dalam sejarah dan mendapatkan nama baik yang abadi. Generasi selanjutnya menilai hal ini sebagai pengabdian buta kepada negara; apakah menurutmu mereka benar-benar buta? Apa sebenarnya kebutaan tersebut? Ini adalah penerapan yang paling berbahaya dan jahat yang terdapat niat pribadi di dalamnya. Ini bukanlah kebutaan dan juga bukan pengabdian, melainkan kejahatan.
Kita telah melakukan banyak persekutuan dengan topik antikristus yang bersaksi tentang dirinya sendiri. Adakah isu lain yang relevan dengan topik ini yang masih belum engkau semua pahami sepenuhnya? Beberapa orang bersaksi tentang dirinya sendiri dengan menggunakan bahasa dan mengucapkan kata-kata yang menunjukkan dirinya, sedangkan orang lain menggunakan perilaku. Apa saja perwujudan seseorang yang menggunakan perilaku untuk bersaksi tentang dirinya sendiri? Di luarnya, mereka memperlihatkan perilaku yang sejalan dengan gagasan orang-orang, menarik perhatian, dipandang orang sebagai perilaku yang cukup mulia dan sesuai dengan standar moral. Perilaku ini membuat orang percaya bahwa mereka terhormat, memiliki integritas, benar-benar mengasihi Tuhan, sangat saleh, sungguh-sungguh memiliki hati yang takut akan Tuhan, dan merupakan orang yang mengejar kebenaran. Mereka sering kali menunjukkan perilaku baik secara lahiriah untuk menyesatkan orang lain—bukankah ini juga berbau meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri? Biasanya orang-orang meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri melalui kata-kata, menggunakan ucapan yang jelas untuk mengungkapkan betapa diri mereka berbeda dari kebanyakan orang, bagaimana mereka mempunyai pendapat yang lebih bijaksana daripada orang lain agar mereka dikagumi dan dihormati. Namun, ada beberapa metode yang tidak melibatkan ucapan langsung di mana seseorang menggunakan penerapan lahiriah untuk bersaksi bahwa mereka lebih baik daripada yang lain. Penerapan semacam ini telah dipikirkan dengan matang, memiliki motif serta maksud tertentu, dan memang disengaja. Semua itu telah dibungkus dan diolah sehingga apa yang dilihat orang adalah sejumlah perilaku dan penerapan yang sejalan dengan gagasan manusia, mulia, saleh, sesuai dengan kepatutan orang kudus, bahkan mengasihi Tuhan, takut akan Tuhan, dan sejalan dengan kebenaran. Hal ini mencapai tujuan yang sama, yaitu meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri, membuat orang lain menganggap mereka hebat, dan memujanya. Pernahkah engkau semua menemukan atau melihat hal seperti itu? Apakah engkau semua memiliki perwujudan seperti ini? Apakah semua hal dan topik yang Aku bahas ini terpisah dari kehidupan nyata? Sebenarnya tidak. Aku akan memberi contoh yang sangat sederhana. Saat beberapa orang melaksanakan tugasnya, di luarnya, mereka terlihat sangat sibuk, dan dengan sengaja terus bekerja di saat yang lain sedang makan atau tidur. Saat orang lain mulai melaksanakan tugasnya, mereka pergi makan atau tidur. Apa tujuan mereka melakukan hal tersebut? Mereka ingin menarik perhatian dan menunjukkan kepada semua orang bahwa mereka sangat sibuk melaksanakan tugasnya sehingga tidak punya waktu untuk makan atau tidur. Mereka berpikir: "Engkau semua benar-benar tidak menanggung beban. Bagaimana engkau bisa begitu fokus soal makan dan tidur? Engkau sungguh tidak berguna! Lihatlah diriku, aku bekerja saat engkau semua makan, dan aku masih bekerja di malam hari saat engkau tidur. Mampukah engkau semua menderita seperti ini? Aku bisa menanggung penderitaan ini; aku memberi contoh dengan perilakuku." Apa pendapat engkau semua tentang perilaku dan perwujudan semacam ini? Bukankah orang-orang ini sengaja melakukannya? Sejumlah orang memang melakukannya dengan sengaja, perilaku macam apa ini? Orang-orang ini ingin menjadi pembangkang; mereka ingin menjadi berbeda dari kebanyakan orang dan menunjukkan bahwa mereka sibuk melaksanakan tugas sepanjang malam, khususnya mampu menanggung penderitaan. Dengan cara ini, semua orang akan merasa kasihan dan sangat bersimpati kepada mereka, berpikir bahwa mereka mempunyai beban berat di pundaknya, sampai-sampai tidak sempat makan atau tidur karena terlalu sibuk bekerja. Jika mereka tidak bisa diselamatkan, semua orang akan memohon kepada Tuhan untuk mereka, meminta kepada Tuhan atas nama mereka, dan berdoa untuk mereka. Dalam melakukan hal ini, mereka menggunakan perilaku dan penerapan yang baik yang sejalan dengan gagasan manusia, seperti menanggung kesukaran dan membayar harga untuk mengelabui orang lain, dan dengan curang mendapatkan simpati dan pujian mereka. Dan apa hasil akhirnya? Setiap orang yang pernah berhubungan dengan mereka dan melihat mereka membayar harga akan berkata dengan satu suara: "Pemimpin kami adalah orang yang paling kompeten, paling mampu menanggung kesukaran dan membayar harga!" Bukankah dengan ini mereka telah mencapai tujuan untuk menyesatkan orang? Lalu suatu hari, rumah Tuhan berkata, "Pemimpinmu tidak melakukan pekerjaan nyata. Mereka menyibukkan diri dan bekerja tanpa tujuan; mereka bertindak ceroboh, bersikap sewenang-wenang, dan berperilaku layaknya diktator. Mereka telah mengacaukan pekerjaan gereja, tidak melakukan pekerjaan yang seharusnya, tidak melakukan pekerjaan injil atau membuat film, dan kehidupan bergereja pun berantakan. Saudara-saudari tersebut tidak memahami kebenaran, tidak memiliki jalan masuk kehidupan, dan tidak mampu menulis artikel kesaksian. Hal yang paling menyedihkan adalah mereka bahkan tidak mampu mengenali pemimpin palsu dan antikristus. Pemimpin semacam ini sungguh tidak kompeten; mereka adalah pemimpin palsu yang harus diberhentikan!" Dalam keadaan seperti ini, apakah akan mudah untuk memberhentikan mereka? Mungkin sulit. Karena saudara-saudari semua menyetujui dan mendukung mereka, jika ada yang berusaha memberhentikan pemimpin ini, saudara-saudari akan mengajukan protes dan meminta kepada Yang di Atas untuk mempertahankannya. Mengapa kesudahannya akan seperti ini? Karena pemimpin palsu dan antikristus ini menggunakan perilaku baik secara lahiriah seperti menanggung kesukaran dan membayar harga, serta kata-kata yang terdengar indah untuk menggerakkan, membujuk, dan menyesatkan orang. Begitu mereka menggunakan penampakan palsu ini untuk menyesatkan orang, semua orang akan berbicara atas nama mereka dan tidak mampu meninggalkannya. Mereka jelas tahu bahwa pemimpin ini belum melakukan banyak pekerjaan nyata, belum membimbing umat pilihan Tuhan untuk memahami kebenaran dan memperoleh jalan masuk kehidupan, tetapi orang-orang ini tetap mendukung, menyetujui, dan mengikutinya, bahkan tidak peduli jika itu berarti mereka tidak akan memperoleh kebenaran dan hidup. Selain itu, karena disesatkan oleh pemimpin tersebut, orang-orang ini memujanya, tidak menerima pemimpin selain mereka, dan bahkan tidak lagi menginginkan Tuhan. Bukankah mereka memperlakukan pemimpin ini sebagai Tuhan? Jika rumah Tuhan mengatakan bahwa orang ini tidak melakukan pekerjaan nyata dan merupakan pemimpin palsu serta antikristus, orang-orang di gereja akan memprotes dan memberontak. Katakan kepada-Ku, sejauh mana antikristus ini telah menyesatkan orang-orang tersebut? Jika ini adalah pekerjaan Roh Kudus, kondisi manusia akan menjadi lebih baik, lebih memahami kebenaran, lebih taat kepada Tuhan, memiliki lebih banyak tempat bagi Tuhan di hati mereka, dan makin bisa membedakan pemimpin palsu dan antikristus. Dari sudut pandang ini, situasi yang baru saja kita bahas sama sekali bukan pekerjaan Roh Kudus—hanya antikristus dan roh jahat yang dapat menyesatkan manusia sedemikian rupa setelah bekerja selama beberapa waktu. Banyak orang yang telah disesatkan dan dikendalikan oleh antikristus ini. Di dalam hati mereka, hanya ada tempat bagi antikristus dan tidak ada tempat bagi Tuhan. Inilah hasil akhir yang dicapai oleh antikristus yang meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri mereka sendiri melalui perilaku baik secara lahiriah. Mereka menggunakan perilaku baik secara lahiriah dengan menanggung kesukaran dan membayar harga untuk meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri, yang merupakan salah satu cara yang digunakan oleh antikristus untuk menyesatkan dan mengendalikan orang. Kini, engkau semua melihat masalah ini dengan jelas, bukan? Bukankah seorang antikristus yang menggunakan perilaku baik lahiriahnya dengan menanggung kesukaran dan membayar harga untuk menyesatkan orang, sungguh licik dan berbahaya? Bukankah engkau semua juga terkadang melakukan hal ini? Ada yang minum kopi untuk meningkatkan energi mereka di malam hari sebagai persiapan untuk begadang mengerjakan tugasnya. Saudara-saudari mengkhawatirkan kesehatannya, lalu memasakkan mereka sup ayam. Saat menghabiskan sup, orang-orang ini berkata, "Syukur kepada Tuhan! Aku telah menikmati kasih karunia Tuhan. Aku tidak pantas menerima ini. Karena aku sudah menghabiskan sup ayam ini, aku harus lebih efisien dalam melaksanakan tugasku!" Pada kenyataannya, mereka tetap melaksanakan tugas dengan cara yang sama seperti yang biasa dilakukan tanpa meningkatkan efisiensi sama sekali. Bukankah mereka berpura-pura? Mereka memang berpura-pura, perilaku semacam ini juga merupakan cara terselubung untuk meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri mereka sendiri; hasil yang dicapai adalah membuat orang-orang menyetujui mereka, menganggapnya hebat, dan menjadi pengikut setia mereka. Jika orang-orang memiliki mentalitas semacam ini, bukankah mereka telah melupakan Tuhan? Mereka tidak lagi memiliki Tuhan di dalam hatinya, lalu siapakah yang mereka pikirkan siang dan malam? Yang dipikirkannya adalah "pemimpin mereka yang baik", "orang yang mereka kasihi". Di luarnya, beberapa antikristus sangat mengasihi sebagian besar orang. Mereka menggunakan teknik tertentu dalam berbicara agar orang-orang menganggap mereka penuh kasih dan bersedia untuk lebih dekat dengannya. Mereka tersenyum hangat kepada siapa saja yang mendekati dan berinteraksi dengan mereka, serta berbicara dengan nada yang sangat lembut. Sekalipun mereka melihat beberapa saudara-saudari tidak berprinsip dalam tindakannya dan merugikan kepentingan gereja, mereka sama sekali tidak memangkasnya, hanya menasihatinya, menghibur, dan membujuk mereka saat melaksanakan tugasnya—mereka terus-menerus membujuk semua orang hingga membawanya ke hadapan mereka. Orang-orang secara bertahap digerakkan oleh antikristus ini; semua sangat menyetujui hatinya yang penuh kasih dan menyebut mereka sebagai orang yang mengasihi Tuhan. Pada akhirnya, semua orang memuja dan mencari persekutuan mereka dalam segala hal, menceritakan semua pikiran dan perasaan terdalam mereka kepada antikristus ini, sampai-sampai mereka tidak lagi berdoa kepada Tuhan atau mencari kebenaran dalam firman-Nya. Bukankah orang-orang ini telah disesatkan oleh antikristus? Ini adalah cara lain yang digunakan oleh antikristus untuk menyesatkan orang. Saat engkau semua terlibat dalam perilaku dan penerapan ini, atau menyimpan niat ini, sadarkah engkau semua bahwa ada masalah di dalamnya? Saat engkau menyadarinya, mampukah engkau mengubah arah tindakanmu? Jika engkau mampu merenungkan dirimu, merasakan penyesalan yang sesungguhnya saat menyadari dan memeriksa bahwa perilaku, penerapan, atau niatmu bermasalah, ini membuktikan bahwa engkau telah mengubah arahmu. Jika engkau menyadari masalahmu, tetapi membiarkannya begitu saja dan bertindak sesuai dengan niatmu sendiri, jatuh lebih dalam dan makin dalam hingga engkau tidak lagi mampu melepaskan diri, engkau belum mengubah arahmu dan dengan sengaja membuat dirimu sendiri menentang Tuhan, meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirimu sendiri, serta menyimpang dari jalan yang benar. Watak apakah ini? Ini adalah watak antikristus. Apakah ini serius? (Ya.) Seberapa seriuskah itu? Akibat dari seseorang yangmenggunakan cara yang lebih berbahaya dan licik, menggunakan kemampuan menanggung kesukaran dan membayar harga untuk menyesatkan orang, berusaha membuat orang lain memuja dan mengikuti mereka adalah sama dengan seseorang yang secara terang-terangan meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri—ini adalah natur yang sama. Terlepas dari cara yang engkau gunakan untuk meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirimu sendiri, apakah dalam bentuk ucapan yang jelas atau perilaku baik yang cukup nyata, naturnya sama. Semuanya memiliki kualitas antikristus dan kualitas melawan Tuhan atas orang-orang pilihan-Nya. Apa pun bentuk perwujudanmu atau cara-cara yang kaugunakan, selama niatmu tidak berubah dan konsekuensinya sama, maka semuanya memiliki natur yang sama. Dengan demikian, jelaslah bahwa antikristus sungguh licik dan tidak mengasihi atau mengejar kebenaran. Namun, mereka sanggup menggunakan kemampuan menanggung kesukaran dan membayar harga sebagai cara untuk menyesatkan orang—inilah kejahatan antikristus.
Ada orang-orang yang berbicara tentang sejumlah teori yang tidak masuk akal dan argumen abstrak agar orang mengira bahwa mereka adalah intelektual dan berpengetahuan luas, dan tindakan mereka sangat mendalam. Tujuan mereka adalah agar orang-orang memuja mereka. Artinya, mereka selalu ingin terlibat dan memberikan pendapat dalam segala hal, dan bahkan saat semua orang telah mengambil keputusan akhir. Jika mereka tidak puas dengan keputusan tersebut, mereka akan mengeluarkan beberapa gagasan yang terdengar hebat untuk dipamerkan. Bukankah ini cara untuk meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri? Dalam beberapa persoalan, semua orang sebenarnya telah membicarakannya, berunding satu sama lain, menemukan prinsip-prinsipnya, dan memutuskan rencana tindakan, tetapi mereka tidak menerima keputusan tersebut dan menghalanginya dengan cara yang tidak masuk akal dengan mengatakan, "Itu tidak bisa. Engkau semua belum mempertimbangkan hal ini secara menyeluruh. Selain beberapa aspek yang telah kita bicarakan, aku pun memikirkan aspek lain." Faktanya, aspek yang mereka pikirkan hanyalah teori yang tidak masuk akal; mereka hanya mencari-cari kesalahan. Mereka sepenuhnya sadar hanya mencari-cari kesalahan dan mempersulit orang lain, tetapi mereka tetap melakukannya. Apa tujuannya? Untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa mereka berbeda dan lebih pintar daripada yang lain. Maksud mereka adalah, "Jadi, inikah level engkau semua? Aku harus menunjukkan kepada engkau semua bahwa aku berada di level yang lebih tinggi." Mereka biasanya mengabaikan semua hal yang dikatakan orang lain, tetapi begitu ada sesuatu yang penting, mereka mulai mengacaukan segalanya. Apa sebutan untuk orang semacam ini? Dalam bahasa sehari-hari, mereka disebut orang yang sok tahu dan pembuat onar. Apa pendekatan yang umumnya dilakukan oleh orang yang sok tahu? Mereka senang melontarkan gagasan yang terdengar hebat dan terlibat dalam penerapan yang tercela dan curang. Jika engkau meminta mereka memberikan rencana tindakan yang benar, mereka tidak akan mampu membuatnya, dan jika engkau meminta mereka menangani sesuatu yang serius, mereka juga tidak akan mampu melakukannya. Mereka hanya melakukan hal-hal yang tercela dan selalu ingin memberikan "kejutan" kepada orang lain serta memamerkan kemampuannya. Bagaimana bunyi ungkapan itu? "Wanita tua mengenakan lipstik untuk memberimu sesuatu untuk dilihat." Artinya mereka selalu ingin memamerkan kemampuannya, dan terlepas dari apakah mereka mampu memamerkannya dengan baik atau tidak, mereka ingin memberitahu orang-orang, "Aku lebih hebat dari engkau semua. Engkau semua tidak berguna, engkau semua hanyalah manusia biasa, orang biasa. Aku luar biasa dan lebih unggul. Aku akan membagikan gagasanku untuk mengejutkan engkau semua dan engkau semua dapat melihat apakah aku lebih unggul atau tidak." Bukankah ini hal yang menjengkelkan? Mereka sengaja mengacaukan segalanya. Perilaku macam apa ini? Mereka menimbulkan gangguan dan kekacauan. Maksud mereka adalah begini: Aku belum menunjukkan betapa pintarnya diriku dalam hal ini, maka tidak peduli siapa yang kepentingannya dirugikan dan siapa yang usahanya sia-sia, aku akan merusak ini sampai semua orang mengakui bahwa aku lebih unggul, lebih mampu, dan lebih cakap. Baru setelah itu, aku akan membiarkan hal ini berjalan tanpa hambatan. Adakah orang jahat semacam ini? Pernahkah engkau semua melakukan hal semacam ini? (Ya. Terkadang orang lain telah selesai membahas suatu hal dan menemukan rencana yang sesuai, tetapi karena mereka tidak memberitahuku selama proses pengambilan keputusan, aku dengan sengaja mencari beberapa kekurangan dalam rencana tersebut.) Saat melakukannya, tahukah engkau di dalam hatimu ini benar atau salah? Tahukah engkau bahwa natur masalah ini serius hingga menimbulkan gangguan dan kekacauan? (Aku tidak menyadari hal tersebut pada saat itu, tetapi melalui pemangkasan yang keras oleh saudara-saudariku, serta dengan makan dan minum firman penghakiman dan hajaran Tuhan, aku melihat bahwa natur masalah ini serius, mengganggu dan mengacaukan pekerjaan gereja, serta merupakan semacam perilaku Iblis.) Karena engkau menyadari betapa seriusnya hal ini, saat persoalan serupa kemudian menimpamu, apakah engkau mampu sedikit berubah dan memiliki beberapa jalan masuk terkait pendekatanmu? (Ya. Saat aku mengungkapkan pemikiran dan gagasan seperti itu, aku sadar bahwa itu adalah watak Iblis, aku tidak bisa melakukan hal-hal seperti itu, dan aku mampu secara sadar berdoa kepada Tuhan dan memberontak terhadap pemikiran dan gagasan yang keliru tersebut.) Engkau mampu sedikit berubah. Saat memiliki masalah kerusakan seperti itu, engkau harus mencari kebenaran untuk mengatasinya, menahan diri, dan berdoa kepada Tuhan. Ketika engkau berpikir bahwa orang lain memandangmu dengan sinis, tidak menghargaimu atau menganggapmu serius, dan karena itu engkau ingin membuat kekacauan, saat memiliki pemikiran seperti ini, engkau harus menyadari bahwa itu tidak datang dari kemanusiaan yang normal, tetapi dari watak Iblis. Jika engkau terus seperti ini, engkau akan menimbulkan masalah dan kemungkinan besar menyinggung watak Tuhan. Engkau harus terlebih dahulu tahu cara menahan diri, lalu datang ke hadirat Tuhan untuk berdoa kepada-Nya dan mengubah arahmu. Ketika manusia hidup dalam pemikirannya sendiri, dalam wataknya yang rusak, tidak ada satu pun tindakan mereka yang sejalan dengan kebenaran atau mampu menyenangkan Tuhan; segala sesuatu yang mereka lakukan bertentangan dengan-Nya. Engkau semua kini mampu mengenali fakta ini, bukan? Selalu ingin berjuang demi ketenaran dan keuntungan, serta tidak segan-segan mengganggu dan mengacaukan pekerjaan gereja demi mendapatkan reputasi dan status merupakan perwujudan paling nyata dari antikristus. Sebenarnya, semua orang memiliki perwujudan ini, tetapi jika engkau mampu mengenali dan mengakui hal tersebut, lalu mengubah arahmu, mengambil sikap pertobatan sejati di hadirat Tuhan, serta mengubah pendekatan, perilaku, dan watakmu, itu menunjukkan engkau adalah orang yang mengejar kebenaran. Jika engkau tidak mengakui masalah nyata ini, engkau pasti tidak memiliki sikap pertobatan dan bukanlah orang yang mengejar kebenaran. Jika engkau tetap menempuh jalan antikristus dan mengikuti jalan tersebut sampai akhir, masih menganggap bahwa itu bukan masalah, tidak mau bertobat, terus menerus berperilaku seperti itu, bersaing demi ketenaran dan keuntungan dengan pekerja dan pemimpin, bersikeras lebih menonjol daripada yang lain, menjadi lebih terlihat dibandingkan yang lain, berusaha menjadi lebih baik daripada yang lain di kelompok mana pun engkau berada, itu artinya engkau berada dalam masalah! Jika engkau terus mengejar reputasi dan status serta dengan keras kepala menolak bertobat, engkau adalah antikristus dan pada akhirnya akan dihukum. Firman Tuhan, kebenaran, serta hati nurani dan nalar tidak akan berpengaruh pada dirimu, engkau pasti akan menemui akhir dari antikristus. Engkau tidak dapat diselamatkan dan tidak dapat ditebus! Mampu atau tidaknya seseorang memperoleh keselamatan, memulai jalan takut akan Tuhan, dan menjauhi kejahatan tergantung pada apakah mereka menunjukkan perwujudan pertobatan sejati setelah mengenal dirinya, dan sikap yang mereka gunakan untuk mendekati kebenaran, serta jalan yang mereka pilih. Jika engkau tidak meninggalkan jalan antikristus, dan sebaliknya, memilih memenuhi ambisi serta keinginanmu sendiri, dengan berani menentang kebenaran dan menentang Tuhan, engkau tidak dapat ditebus. Jika seseorang tidak mengetahui rasa takutnya, betapa pun besarnya kesalahan mereka atau banyaknya perbuatan jahat yang dilakukan, dan mereka tidak merasa bersalah, serta terus-terusan mencari-cari alasan tanpa merasakan sedikit pun penyesalan, mereka adalah antikristus sejati dan iblis. Jika seseorang hanya menunjukkan berbagai perwujudan antikristus, tetapi mampu mengakui kesalahannya, mengubah arahnya, dan memiliki hati yang penuh penyesalan, hal seperti ini naturnya berbeda dengan antikristus dan merupakan persoalan yang sama sekali berbeda. Jadi, kunci untuk menentukan mampu atau tidaknya seseorang memperoleh keselamatan terletak pada apakah mereka mampu merenungkan diri, memiliki hati yang bertobat, dan mampu menempuh jalan untuk mengejar kebenaran.
Poin keempat, meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri merupakan pendekatan yang selalu digunakan oleh antikristus. Engkau semua mampu mengenali dengan jelas sarana, cara, dan metode yang digunakan oleh antikristus untuk meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri, tetapi mampukah engkau mengenali perilaku dan perwujudan yang lebih tersembunyi? Terkait dengan hal-hal yang sudah jelas seperti menggunakan bahasa untuk meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri, engkau semua menyingkapkan semua hal tersebut, engkau pun telah melihat orang lain menyingkapkannya, dan engkau mampu mengenalinya. Namun, jika tidak ada bahasa yang digunakan dan hanya ada perwujudan perilaku, masih mampukah engkau semua mengenalinya? Dapat dikatakan bahwa sebagian besar orang tidak mampu mengenalinya. Jadi, apa saja ciri-ciri perilaku antikristus yang meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri? Perilaku mereka tentunya sejalan dengan gagasan, imajinasi, moral, hati nurani, dan perasaan manusia. Apa lagi? (Mendapatkan persetujuan dan pemujaan orang-orang.) Mendapatkan persetujuan dan pemujaan; inilah hasil yang dicapai. Jika melihatnya dari sudut pandang hasil, perilaku ini benar-benar memiliki kualitas yang menyesatkan. Dari sudut pandang natur, tindakan ini memiliki tujuan yang jelas. Sebagai contoh, saat seseorang jatuh sakit, jika mereka ingin menyesatkan orang lain dan berusaha agar dihormati, akankah mereka meminum obatnya di depan orang lain atau saat tidak ada siapa-siapa? (Di depan orang lain.) Bukankah ada maksud di baliknya? Artinya mereka memiliki tujuan yang jelas. Apa tujuan mereka sebenarnya meminum obat dengan cara demikian? Mereka ingin mendapatkan pujian dengan melakukan hal tersebut, dan berkata kepadamu: "Lihatlah, aku sangat lelah melaksanakan tugasku sampai aku jatuh sakit, tetapi aku tidak mengeluh atau meneteskan air mata. Aku mengobati penyakitku, tetapi masih tetap bisa melaksanakan tugas sambil minum obat." Faktanya, mereka tidak serta merta mendapatkan penyakit ini karena kelelahan dalam melaksanakan tugas atau setelah percaya kepada Tuhan. Mereka hanya berusaha menggunakan segala macam perilaku untuk menyampaikan pesan kepada orang-orang bahwa mereka menanggung penderitaan dan membayar harga, mereka telah begitu banyak menderita di lingkungan itu tanpa sekali pun mengeluh, tetap aktif melaksanakan tugas, dan mereka memiliki kemauan untuk menanggung penderitaan. Apa yang secara implisit ingin disampaikan kepada orang-orang? Hal ini menyiratkan bahwa kesetiaan mereka kepada Tuhan tidak perlu diragukan lagi. Mereka ingin mengungkapkan bahwa mereka itu setia dan bersedia membayar harga. Bukankah ini bentuk meninggikan diri secara terselubung? Jika mereka memiliki nalar, persoalan ini tidak akan dibahasnya. Sebaliknya, mereka akan berdoa kepada Tuhan saat tidak ada siapa-siapa, mengungkapkan tekad dan berusaha mengenal diri sendiri, atau mereka hanya akan meminum obat seperti biasa. Singkatnya, mereka tidak akan menggunakan perilaku lahiriah untuk memberi tahu orang-orang bahwa mereka menderita, melaksanakan tugas dengan setia, dan layak mendapatkan upah. Mereka tidak akan memendam niat seperti itu. Namun, jika mereka bertindak dengan cara yang sangat mencolok agar dikagumi dan dipuji orang lain, perilaku ini sangat disengaja. Lalu apa tujuan mereka? Untuk mencapai hasil dengan meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri melalui pesan yang mereka sampaikan kepada orang-orang. Jika mereka setia, Tuhan akan mengetahuinya, jadi mengapa mereka harus membanggakan hal tersebut kepada orang lain dan membuat semua orang mengetahuinya? Apa tujuan mereka membuat semua orang mengetahuinya? Tujuannya agar mereka dikagumi oleh orang lain. Jika tidak memiliki tujuan tersebut, mereka akan bertindak tanpa niat, dan orang lain tidak akan melihat tindakan mereka. Jika memiliki tujuan yang jelas, mereka akan mengukur skala tindakan mereka, membuat kehebohan, serta memikirkan waktu dan tempatnya, menunggu sampai semua orang datang, lalu meminta seseorang untuk membawakan obatnya, memamerkannya di depan umum dan dengan gembar-gembor. Ada tujuan yang sangat jelas untuk hal tersebut. Jika tidak memiliki tujuan, mereka akan menunggu sampai tidak ada orang untuk meminum obat. Kesediaanmu menanggung penderitaan dan membayar harga berkaitan dengan hubunganmu dengan Tuhan; engkau tidak perlu menjelaskannya dan diketahui orang lain. Jika engkau menjelaskannya kepada orang lain, apa yang bisa mereka berikan kepadamu? Selain mendapatkan simpati dan pujian dari mereka, adakah hal lain yang bisa engkau dapatkan? Tidak ada. Saat engkau menanggung penderitaan dan membayar harga dalam melaksanakan tugasmu, di satu sisi, ini adalah sesuatu yang memang seharusnya engkau lakukan dengan rela, dan melaksanakan tugasmu sendiri. Di sisi lain, semua itu adalah perwujudan yang harus engkau tunjukkan kepada Sang Pencipta sebagai makhluk ciptaan, jadi mengapa engkau harus mempublikasikannya? Begitu engkau mempublikasikannya, hal itu menjadi menjijikkan; apa natur dari perilaku tersebut? Perilaku tersebut berubah menjadi meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri—naturnya berubah, dan menyesatkan orang lain. Sebagai contoh, ada orang-orang yang selalu menggaruk kepala mereka di depan orang lain, dan saat ada yang bertanya tentang hal itu, mereka berkata: "Aku belum mencuci rambut selama lebih dari 10 hari karena harus bertemu dengan para penerima Injil satu per satu. Aku pernah berusaha meluangkan waktu untuk mencuci rambut, tetapi ada seorang calon penerima Injil datang untuk menyelidiki, dan aku tidak bisa pergi." Faktanya, mereka sengaja tidak mencuci rambut agar orang lain menganggap mereka sangat sibuk melaksanakan tugasnya. Ini disebut memamerkan diri. Apa tujuan mereka memamerkan diri? Tujuannya agar dikagumi oleh orang lain, dan natur perilaku ini adalah meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri. Bahkan dengan masalah kecil seperti ini, mereka tidak membiarkannya berlalu begitu saja, mereka tetap ingin membesar-besarkannya, mengubahnya menjadi semacam sumber daya berharga yang bisa mereka gunakan untuk memamerkan diri, memuaskan ambisi dan keinginan mereka, serta mencapai tujuan agar dikagumi dan dipuja oleh orang lain. Bukankah ini memalukan? Itu memalukan dan menjijikkan. Dari manakah semua ini berasal? Semua itu berasal dari watak rusak Iblis yang di dalamnya terdapat kepura-puraan, kelicikan, kejahatan, dan ambisi. Orang-orang semacam ini selalu memikirkan citra, status, dan reputasi. Mereka tidak membiarkan apa pun berlalu begitu saja, selalu mencari cara mengubahnya menjadi modal dan sumber daya yang bisa mereka gunakan agar dikagumi dan dipuja oleh orang lain. Pada akhirnya, ketika mencapai tujuannya, mereka bertindak seolah-olah tidak peduli tentang hal tersebut. Ini juga merupakan bentuk kepura-puraan karena sebenarnya di dalam hatinya, mereka diam-diam merayakan dan bangga dengan dirinya sendiri. Bukankah ini lebih menjijikkan? Tampak jelas bahwa mereka sudah memiliki status yang sangat tinggi, semua orang menghargai, menghormati, mematuhi, dan mengikutinya, tetapi di luarnya, mereka masih berpura-pura tidak menyukai status. Ini bahkan lebih munafik. Pada akhirnya, semua orang disesatkan oleh mereka, dan menganggapnya sebagai seseorang yang dilahirkan tanpa ambisi dan hanya merupakan orang yang bertindak. Sebenarnya, hal ini dapat disingkapkan dengan tes sederhana: jika mereka dicopot dari statusnya, mereka akan segera berhenti melaksanakan tugas. Akan secepat itu; satu hal kecil akan menyingkapkan ambisi mereka. Inilah perilaku dan pendekatan yang dimunculkan oleh watak rusak Iblis dalam diri manusia, serta berbagai keadaan buruk manusia. Dari perwujudan ini, dapat dilihat bahwa manusia menyukai status dan ingin memiliki tempat di hati orang lain. Mereka ingin memiliki dan memenangkan hati orang lain agar dipuja, dihormati, dan bahkan diikuti sehingga menggantikan posisi Tuhan di hati manusia. Inilah keinginan yang dimiliki setiap orang sejak lahir. Hal ini membuktikan apa? Ini membuktikan bahwa dalam kehidupan manusia, mereka dikendalikan oleh watak Iblis. Di antara umat manusia yang rusak, tidak ada satu orang pun yang tidak menyukai status—bahkan orang bodoh ingin menjadi pejabat, dan orang dungu ingin mengatur orang lain. Semua orang menyukai status dan melakukan berbagai hal demi status, bahkan rela bersaing dengan Tuhan. Setiap orang memiliki perilaku, pendekatan, dan watak semacam ini. Jadi, saat menyingkapkan antikristus yang meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri, kita juga menyingkapkan watak rusak setiap orang. Apa tujuan dari penyingkapan ini? Tujuannya adalah agar orang-orang memahami bahwa perilaku dan perwujudan meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri bukanlah sesuatu yang seharusnya dimiliki oleh manusia normal, tetapi merupakan penyingkapan watak yang rusak, serta hal-hal yang negatif dan menjijikkan. Tidak peduli seberapa pintarnya caramu meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri, atau seberapa tersembunyinya tindakanmu, tidak satu pun dari semua itu yang seharusnya dimiliki oleh manusia normal, semuanya dibenci, dikecam, dan dikutuk oleh Tuhan. Jadi, semua orang harus mengabaikan pendekatan ini. Meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri bukanlah naluri yang diciptakan oleh Tuhan untuk manusia—sebaliknya, ini adalah salah satu penyingkapan yang paling khas dari watak rusak Iblis, dan terlebih lagi, ini adalah salah satu watak dan pendekatan yang paling khas dan spesifik dari esensi rusak Iblis.
Apakah persekutuan tentang beberapa contoh spesifik, baik itu cara berbicara dan bertindak yang nyata maupun tersembunyi, membantu engkau semua dalam memahami berbagai perwujudan meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri? (Ya, sangat membantu.) Bagaimana hal tersebut membantu? Itu membantu orang mengenali dirinya sendiri dan orang lain. Keadaan, perwujudan, dan penyingkapan yang Aku bicarakan ini adalah semua hal yang sering engkau semua tunjukkan, dan engkau semua harus membandingkan keadaanmu dengan hal-hal tersebut, memahami siapa sebenarnya dirimu, apa sebenarnya kehidupan yang menjadi sandaran dan tempatmu bergantung untuk bertahan hidup, apa sebenarnya yang terkandung dalam kehidupan ini, apa sebenarnya pengaruh watak-watak ini terhadap tindakan seseorang, dan apa yang membuat orang menjalani hidupnya. Dengan memahami perilaku, perwujudan, pendekatan, dan watak spesifik ini, secara bertahap, orang-orang akan mampu menganalisis dan mengenal dirinya sendiri, esensi, dan naturnya sendiri yang berlawanan dengan Tuhan sehingga mereka meninggalkan pendekatan-pendekatan tersebut, datang ke hadirat Tuhan dan sungguh-sungguh memperbaiki diri, serta menerapkannya sesuai dengan kebenaran dan menghidupinya. Sebagian orang berkata: "Karena meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri adalah pendekatan yang tidak sesuai dengan kebenaran serta berasal dari Iblis dan antikristus, jika aku tidak mengatakan atau melakukan apa pun, bukankah itu berarti aku tidak meninggikan atau memberi kesaksian tentang diri sendiri?" Ini tidak benar. Jadi, cara bertindak apa yang tidak meninggikan dan bersaksi tentang diri sendiri? Jika engkau pamer dan bersaksi tentang dirimu sendiri mengenai hal tertentu, hasil yang akan kauperoleh adalah membuat beberapa orang menganggap tinggi dirimu dan memujamu. Namun, jika engkau mengungkapkan dirimu dan membagikan pengenalan dirimu mengenai hal yang sama, maka natur dari hal ini berbeda. Bukankah ini tidak benar? Mengungkapkan diri sendiri untuk berbicara tentang pengenalan akan dirinya sendiri adalah sesuatu yang harus manusia normal miliki. Ini adalah hal yang positif. Jika engkau benar-benar mengenal dirimu sendiri dan mengatakan tentang keadaanmu secara akurat, yang sebenarnya, dan tepat; jika engkau berbicara tentang pengenalan yang sepenuhnya didasarkan pada firman Tuhan; jika mereka yang mendengarmu merasa diteguhkan dan memperoleh manfaat darinya; dan jika engkau bersaksi tentang pekerjaan Tuhan dan memuliakan Dia, itulah yang dimaksud dengan bersaksi tentang Tuhan. Jika, saat mengungkapkan dirimu, engkau berbicara banyak tentang kelebihanmu, bagaimana engkau telah menderita, dan membayar harga, dan tetap teguh dalam kesaksianmu, dan sebagai hasilnya, orang menganggap tinggi dirimu dan memujamu, maka ini adalah bersaksi tentang dirimu sendiri. Engkau harus mampu membedakan kedua perilaku ini. Sebagai contoh, menjelaskan tentang betapa lemah dan negatifnya dirimu ketika menghadapi ujian, dan bagaimana setelah berdoa dan mencari kebenaran, engkau akhirnya memahami maksud Tuhan, memperoleh iman, dan tetap teguh dalam kesaksianmu, ini adalah meninggikan dan bersaksi tentang Tuhan. Ini sama sekali bukan pamer atau bersaksi tentang dirimu sendiri. Oleh karena itu, apakah engkau pamer dan bersaksi tentang dirimu sendiri atau tidak, itu terutama tergantung pada apakah engkau membicarakan tentang pengalaman nyatamu, dan apakah engkau memperoleh hasil dari bersaksi tentang Tuhan; hal yang juga perlu dilihat adalah apa niat dan tujuanmu ketika engkau menyampaikan kesaksian pengalamanmu. Dengan melakukannya, akan mudah bagimu untuk membedakan perilaku seperti apa yang sedang kaulakukan. Jika engkau memiliki niat yang benar ketika engkau bersaksi, maka sekalipun orang menganggap tinggi dirimu dan memujamu, itu sebenarnya bukan masalah. Jika niatmu salah, meskipun tak seorang pun menganggap tinggi dirimu atau memujamu, itu tetap menjadi masalah—dan jika orang menganggap tinggi dirimu dan memujamu, ini akan menjadi masalah yang lebih besar. Oleh karena itu, engkau tidak bisa hanya melihat hasil untuk menentukan apakah seseorang sedang meninggikan dan bersaksi tentang dirinya sendiri atau tidak. Engkau terutama harus melihat niatnya; cara yang benar untuk membedakan kedua perilaku ini adalah berdasarkan niatnya. Jika engkau berusaha membedakan hal ini berdasarkan hasilnya, engkau akan cenderung menuduh orang baik secara keliru. Ada orang-orang yang membagikan kesaksian yang sungguh-sungguh, dan akibatnya beberapa orang menganggap tinggi dan memuja dirinya—dapatkah engkau menganggap bahwa orang itu sedang bersaksi tentang dirinya sendiri? Tidak. Tidak ada masalah dengan orang itu, kesaksian yang dibagikannya dan tugas yang dilakukannya bermanfaat bagi orang lain, dan hanya orang bodoh dan tidak peduli yang memiliki pemahaman menyimpang yang memuja manusia lainnya. Kunci untuk membedakan apakah orang sedang meninggikan dan bersaksi tentang dirinya sendiri atau tidak adalah dengan melihat niat pembicara. Jika niatmu adalah untuk menunjukkan kepada semua orang bagaimana kerusakanmu diperlihatkan, dan bagaimana engkau telah berubah, dan untuk memungkinkan orang lain memperoleh manfaat darinya, maka perkataanmu itu sungguh-sungguh dan benar serta sesuai dengan kenyataan. Niat seperti itu benar, dan engkau tidak sedang pamer atau bersaksi tentang dirimu sendiri. Jika niatmu adalah untuk menunjukkan kepada semua orang bahwa engkau memiliki pengalaman nyata, dan bahwa engkau telah berubah dan memiliki kenyataan kebenaran, sehingga mereka menganggap tinggi dirimu dan memujamu, maka niatmu itu tidak benar. Itu berarti pamer dan bersaksi tentang dirimu sendiri. Jika kesaksian pengalaman yang kaukatakan itu palsu, tidak murni, dan dimaksudkan untuk menipu orang, menghalangi orang-orang untuk melihat keadaanmu yang sebenarnya, dan mencegah niat, kerusakan, kelemahan, atau kenegatifanmu terlihat kepada orang lain, maka perkataan semacam itu menipu dan menyesatkan. Ini adalah kesaksian palsu, ini berarti menipu Tuhan dan mempermalukan Tuhan, dan inilah yang paling Tuhan benci. Ada perbedaan yang jelas antara keadaan-keadaan ini, dan semua itu dapat dibedakan berdasarkan niatnya. Jika engkau dapat membedakan orang lain, engkau akan mampu mengetahui keadaan mereka yang sebenarnya, dan kemudian engkau akan mampu membedakan dirimu sendiri dan mengetahui keadaanmu sendiri yang sebenarnya.
Setelah mendengarkan semua khotbah ini, sejumlah orang masih tetap meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri seperti yang telah mereka lakukan sebelumnya. Bagaimana seharusnya engkau semua mendekati orang-orang tersebut? Kenali mereka, singkapkan, dan jaga jarak dengan mereka. Jika perkataan mereka bernilai sebagai suatu acuan, engkau bisa menerima perkataan tersebut, tetapi jika perkataan mereka tidak memberikan panduan yang bermanfaat, engkau harus mengabaikannya dan tidak boleh terpengaruh. Jika orang-orang tersebut adalah pemimpin, singkapkan mereka, laporkan, tinggalkan mereka, dan jangan menerima kepemimpinannya. Katakan seperti ini, "Engkau selalu meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri, membuat kami mati rasa, mengendalikan dan menyesatkan kami. Kami semua makin jauh dari Tuhan, dan bahkan tidak ada Tuhan di dalam hati kami—hanya ada engkau. Sekarang, kami akan bangkit dan meninggalkanmu." Engkau harus bertindak demikian, saling mengawasi, mengawasi dirimu sendiri dan orang lain. Apakah engkau semua sering menggaruk kepala di depan orang lain, atau memberi tahu mereka bahwa engkau telah beberapa kali melewatkan makan padahal sebenarnya sudah memakan banyak cemilan di belakang mereka? Terkadang, saat lingkungan tidak memungkinkan, wajar bagi seseorang untuk tidak mandi selama satu bulan, atau melewatkan mandi atau tidak mencuci rambut karena terlalu sibuk dengan pekerjaan. Ini semua adalah kejadian yang biasa terjadi, dan inilah harga yang harus dibayar orang. Ini bukan masalah besar—jangan membesar-besarkan hal-hal kecil. Jika seseorang benar-benar membuat masalah kecil menjadi sesuatu yang lebih besar daripada yang sebenarnya, dengan sengaja menggaruk kepala di depan orang lain dan mengatakan bahwa mereka belum mencuci rambut selama beberapa hari, sengaja meminum obat di depan orang lain, atau berpura-pura kelelahan dan dalam kondisi fisik yang sangat buruk, sudah seharusnya semua orang bangkit untuk menyingkapkannya dan menyatakan ketidaksenangannya terhadap mereka. Dengan begitu, orang yang tidak tahu malu ini dapat dibatasi. Mereka bersikap munafik, memamerkan diri agar dilihat orang lain, berusaha membuat orang lain setuju dengan perilaku mereka, menatap dengan rasa iri, kagum, dan penuh penghargaan. Bukankah mereka menipu orang? Pendekatan ini sama seperti orang Farisi yang memegang kitab suci dan berdoa kepada Tuhan di sudut-sudut jalan. Mereka sama saja. Begitu seseorang menyinggung tentang orang Farisi yang memegang kitab suci dan berdiri di sudut-sudut jalan sambil membaca kitab suci atau berdoa, orang-orang ini berpikir, "Itu terlalu memalukan. Aku tidak akan melakukan hal semacam itu." Namun, mereka dengan sengaja meminum obat atau menggaruk kepala di depan orang lain, tanpa menyadari bahwa tindakan mereka memiliki natur yang sama. Mereka tidak mampu memahaminya. Kelak, saat menghadapi persoalan seperti itu, engkau semua harus belajar mengenali dan menyingkapkan orang-orang semacam ini, menyingkapkan semua kemunafikannya—maka mereka tidak akan berani bertindak demikian. Engkau harus memberi mereka sedikit tekanan dan membuat mereka berpikir bahwa pendekatan, perilaku, dan watak tersebut memalukan dan sangat dibenci oleh semua orang. Jika manusia sangat membencinya, apakah Tuhan membenci mereka? Dia bahkan lebih membenci mereka. Pada dasarnya, engkau bukan apa-apa. Engkau sudah cukup menyedihkan sekalipun engkau tidak meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri. Jadi, jika engkau begitu menyedihkan dan masih meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri, bukankah ini akan membuat orang merasa jijik? Engkau tidak pernah setia melaksanakan tugasmu, tidak pernah bertindak berdasarkan prinsip, dan belum memenuhi tuntutan Tuhan dalam hal apa pun. Engkau sudah dalam masalah, jadi jika engkau juga meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri, bukankah keadaan akan makin sulit bagimu? Engkau akan makin jauh dari tuntutan Tuhan dan makin sulit mencapai standar untuk memperoleh keselamatan.
Katakan kepada-Ku, apakah natur dari persoalan meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri? Iblis telah merusak manusia sedemikian rupa; bukankah kemanusiaan dan nalar mereka sudah tidak normal? Sudahkah engkau semua menunjukkan perwujudan meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri dalam pelaksanaan tugasmu? Siapa yang bisa menjawab hal ini? (Aku telah menunjukkan perwujudan seperti itu. Saat melaksanakan tugasku hingga larut malam, aku akan mengirim pesan kepada kelompok yang berkumpul sehingga orang lain tahu bahwa aku masih belum tidur pada jam-jam tersebut, dan agar mereka berpikir bahwa aku mampu menanggung penderitaan dan membayar harga. Aku sendiri telah melakukan hal ini dan juga sering melihat orang lain melakukannya.) Tampaknya ada banyak orang seperti itu dan jumlahnya tidak sedikit. Apakah pantas melakukan hal tersebut? Sungguh tidak masuk akal! Siapa lagi yang ingin berbagi pengalaman? (Aku telah menunjukkan perwujudan seperti itu. Saat melihat ada beberapa masalah dalam pekerjaan gereja, aku akan berusaha menyelesaikannya, berpura-pura memberi kesan bahwa aku sangat antusias, tetapi aku lebih sering tidak melakukan apa-apa setelah berbicara. Tindakanku tidak berkembang dan tidak efisien. Pada akhirnya, masalah tersebut tidak terselesaikan dan dibiarkan begitu saja. Aku menggunakan antusiasme yang dangkal untuk menipu orang dan menutupi fakta bahwa aku tidak menerapkan kebenaran.) Engkau hanya berbicara omong kosong, berucap yang muluk-muluk, dan sama sekali tidak melakukan tindakan nyata. Engkau memperlihatkan semangatmu kepada orang lain, seolah-olah menerapkan kebenaran, tetapi saat harus melakukan sesuatu, engkau tidak melakukannya dengan sungguh-sungguh, hanya meneriakkan slogan-slogan. Pada akhirnya, engkau memulai dengan semangat dan mengakhirinya dengan kelesuan, meninggalkan masalah yang tidak terselesaikan. Perwujudan seperti itu juga menyesatkan. Nantinya, saat hal yang sama menimpamu, akankah engkau mampu mengenalinya? (Kini, aku bisa sedikit mengenalinya.) Lantas, apakah engkau tahu harus berjalan ke arah mana? Jika hal seperti itu kembali menimpamu, engkau bisa mengikuti dua langkah ini: Langkah pertama adalah menilai apakah engkau benar-benar mampu menangani masalah ini atau tidak. Jika mampu, engkau harus melakukannya secara serius dan nyata. Langkah kedua adalah berdoa di hadirat Tuhan dan meminta-Nya untuk membimbingmu dalam persoalan ini, dan saat mengambil tindakan, engkau juga harus menerima pengawasan dari semua orang dan bertekad bekerja sama dengan semuanya untuk menyelesaikan tugas tersebut. Jika engkau belajar melakukan sesuatu selangkah demi selangkah dan bekerja dengan cara yang membumi, engkau akan mampu menyelesaikan masalah tersebut. Jika engkau selalu berbicara omong kosong, berucap yang muluk-muluk, membual, hanya melakukan sesuatu secara dangkal, dan sama sekali tidak membumi, itu menunjukkan engkau adalah orang yang suka berpura-pura. Mengingat engkau mampu melihat adanya persoalan dalam pekerjaan gereja dan mampu memberikan saran bagaimana persoalan tersebut harus diselesaikan, ini membuktikan bahwa engkau mungkin memiliki potensi dan kemampuan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Satu-satunya yang bermasalah adalah watakmu—engkau bertindak dengan terburu-buru, tidak rela membayar harga, dan hanya berfokus meneriakkan slogan-slogan kosong. Begitu engkau menemukan sebuah persoalan, pertama-tama, lihatlah apakah engkau mampu menyelesaikannya atau tidak, dan jika engkau mampu, ambil tugas tersebut dan tindak lanjuti hingga selesai, tuntaskan persoalan tersebut, kerjakan dan penuhi tanggung jawabmu, dan pertanggungjawabkan kepada Tuhan. Inilah yang dimaksud dengan melaksanakan tugas serta bertindak dan berperilaku dengan cara yang membumi. Jika engkau tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut, laporkan kepada pemimpinmu, dan lihatlah siapa yang paling cocok untuk menanganinya. Pertama-tama, engkau harus memenuhi tanggung jawabmu; dengan begitu, engkau akan tetap menjalankan tugas dan berdiri di posisi yang benar. Setelah engkau menemukan persoalannya, jika tidak mampu mengatasinya tetapi dapat melaporkannya, itu artinya engkau telah memenuhi tanggung jawab pertamamu. Jika engkau merasa bahwa ini adalah tugas yang harus dilaksanakan dan mampu melakukannya, engkau harus mencari bantuan saudara-saudarimu. Pertama-tama, mempersekutukan prinsip dan menetapkan rencana, lalu bekerja sama secara harmonis untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Ini adalah tanggung jawabmu yang kedua. Jika mampu mengemban kedua tanggung jawab ini, engkau telah melaksanakan tugas dengan baik dan akan menjadi makhluk ciptaan yang berkualitas. Tugas manusia hanya terdiri atas dua aspek tersebut. Jika engkau mampu mengemban tanggung jawab atas persoalan yang engkau temui dan mampu menanganinya, serta melaksanakan tugasmu dengan baik, itu menunjukkan engkau sudah selaras dengan maksud Tuhan.
Apakah ada perwujudan lain untuk meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri? (Baru-baru ini aku mengalami perwujudan seperti itu. Saat melaksanakan tugas, aku menyibukkan diri dengan berbagai hal sepanjang hari, dan ada beberapa masalah di gereja yang tidak kuatasi secara nyata, tetapi secara asal-asalan. Namun, beberapa orang melihat bahwa aku sibuk melaksanakan tugas setiap hari sehingga aku dihormati dan dikagumi. Bukankah perilaku ini juga mengandung unsur meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri? Aku tidak mampu melihat persoalan ini dengan jelas dan selalu merasa sedikit terkekang.) Apakah ini memberi kesaksian tentang diri sendiri? Jika engkau sibuk melaksanakan tugasmu, mampu menanggung penderitaan dan tidak mengeluh, serta dihormati dan dikagumi oleh umat pilihan Tuhan, itu adalah sesuatu yang normal dan bukan disebabkan oleh tindakan memberi kesaksian tentang diri sendiri. Engkau hanya sibuk melaksanakan tugasmu dan tidak memamerkan dirimu sendiri atau berusaha memamerkan diri, dan engkau tidak terus bercerita tentang pengalaman penderitaanmu, jadi ini tidak ada hubungannya dengan memberi kesaksian tentang diri sendiri. Namun, banyak orang yang di luarnya terlihat sibuk saat melaksanakan tugas, padahal kenyataannya, pekerjaan mereka tidak membuahkan hasil dan mereka belum menyelesaikan persoalan apa pun. Apakah Tuhan menyetujui orang yang sibuk dengan cara semacam itu? Jika engkau sibuk sepanjang hari dengan masalah sederhana yang seharusnya mampu diselesaikan oleh seseorang yang memahami kebenaran dan memegang prinsip dalam waktu dua jam, dan engkau akhirnya merasa sangat lelah dan menderita, bukankah engkau hanya menyibukkan diri tanpa alasan yang jelas, hanya menghabiskan waktu tanpa tujuan? Mampukah engkau memperoleh perkenanan Tuhan dengan melaksanakan tugasmu seperti itu? (Tidak.) Engkau bekerja dengan sangat tidak efisien! Dalam persoalan ini, engkau harus mencari prinsip-prinsip kebenaran. Terkadang, orang memiliki banyak hal yang harus dikerjakan dan benar-benar sibuk, dan ini merupakan sesuatu yang normal. Namun, adakalanya mereka tidak memiliki banyak pekerjaan tetapi tetap sibuk. Apa yang menyebabkan hal tersebut? Salah satu alasannya karena pekerjaanmu belum direncanakan dan diatur dengan baik. Engkau harus memahami tugas pekerjaan utama, merencanakan dan mengaturnya sewajarnya, dan melaksanakan tugasmu dengan lebih efisien. Menghabiskan waktu tanpa tujuan dan menyibukkan diri dengan sia-sia tidak akan diperkenan oleh Tuhan. Situasi lainnya adalah saat engkau berniat agar orang lain mengira engkau sibuk, dan engkau menggunakan cara dan penampilan palsu ini untuk mengelabui orang lain. Setiap kali berkumpul, sebagian pemimpin dan pekerja tidak menyelesaikan masalah yang sebenarnya, justru membuat pernyataan yang tidak berguna, menyimpang dari topik, dan berbicara panjang lebar tanpa menyentuh inti persoalan. Cara sibuk seperti ini—tidak berusaha efisien atau membuat kemajuan—disebut menyibukkan diri dengan hal yang tidak penting. Sikap seperti apakah ini? Sikap ini adalah melakukan pekerjaan secara sembarangan, bersikap asal-asalan, membuang-buang waktu, dan pada akhirnya masih berpikir, "Apa pun yang dipikirkan orang lain atau Tuhan, selama hati nuraniku bersih, aku akan baik-baik saja. Setidaknya, aku tidak bermalas-malasan, atau mendapatkan makan siang gratis." Di luarnya, engkau mungkin terlihat tidak bermalas-malasan, tidak mendapatkan makan siang gratis, setiap hari menghadiri pertemuan atau melaksanakan tugas, dan semua yang dilakukan berkaitan dengan pekerjaan gereja, tetapi kenyataannya, jauh di lubuk hatimu, engkau tahu bahwa hal-hal yang engkau lakukan sama sekali tidak berguna atau bernilai, engkau hanya melakukannya dengan asal-asalan. Ini adalah masalah. Jadi, sebaik apakah engkau melaksanakan tugasmu? Engkau tahu betul bahwa engkau punya masalah, tetapi tidak mencari kebenaran untuk menyelesaikannya—ini adalah sikap asal-asalan, mati rasa, dan keras kepala. Apa konsekuensi dari bersikap asal-asalan dan menunda-nunda saat melaksanakan tugas? Engkau pasti tidak akan memperoleh perkenanan Tuhan karena tidak bertindak berdasarkan prinsip atau tidak bertindak secara efisien, dan melaksanakan tugasmu seperti ini hanyalah berjerih payah. Jika engkau dipangkas dan ditolong, tetapi tetap tidak bertobat, bahkan mengeluh dan bersikap negatif serta bermalas-malasan saat bekerja, satu-satunya jalan keluarnya adalah engkau harus disingkirkan. Jadi, jika engkau tidak mengejar kebenaran untuk membereskan sikapmu yang asal-asalan, seberapa lama pun engkau melaksakan tugasmu, itu tidak akan berguna, dan engkau akan gagal memenuhi standar untuk melaksanakan tugasmu dengan setia. Penting untuk merenungkan masalah ini. Tuhan menuntut agar manusia bertindak berdasarkan prinsip, menerapkan kebenaran, dan bersikap jujur. Jika manusia mampu memasuki kebenaran ini, mereka akan mencapai hasil dalam pelaksanaan tugasnya, dan setidaknya akan bisa bertindak berdasarkan prinsip. Landasan dan kunci untuk meningkatkan efisiensi seseorang terletak di sini. Jika seseorang tidak memiliki prinsip kebenaran, sesibuk apa pun mereka melaksanakan tugas, dan seberapa pun lamanya mereka bekerja setiap harinya, mereka tidak akan melihat hasil yang sebenarnya. Saat menilai apakah seseorang melaksanakan tugasnya dengan setia, Tuhan tidak melihat berapa lama mereka melaksanakan tugas, tetapi lebih pada hasil nyata dan efisiensi kerjanya, serta apakah mereka bertindak berdasarkan prinsip dan sesuai dengan kebenaran. Sederhananya, Dia melihat apakah manusia memiliki kesaksian pengalaman sejati dan jalan masuk kehidupan dalam melaksanakan tugasnya. Jika manusia sama sekali tidak memiliki kenyataan kebenaran, mereka hanyalah orang-orang yang berjerih payah, tetapi jika mampu menerapkan kebenaran dan bertindak berdasarkan prinsip, itu tandanya mereka melaksanakan tugasnya sebagai umat Tuhan. Melalui perbandingan ini, dapat dipahami bahwa hanya mereka yang memenuhi standar dalam melaksanakan tugasnya yang bisa dianggap sebagai umat Tuhan. Mereka yang tidak memenuhi standar, selalu bersikap asal-asalan adalah orang-orang yang berjerih payah. Jika seseorang mampu memahami kebenaran dan bertindak berdasarkan prinsip, melaksanakan tugas apa pun tidak akan menjadi masalah bagi mereka, dan selama mereka berusaha sejenak untuk memahaminya, pada akhirnya, mereka akan memenuhi standar dalam melaksanakan tugas. Adapun bagi mereka yang kualitasnya terlalu rendah atau selalu bersikap asal-asalan, mereka akan kesulitan memenuhi tuntutan, dan pelaksanaan tugasnya tidak lebih dari sekadar berjerih payah. Sedangkan untuk orang-orang yang bingung, bodoh, dan memiliki kemanusiaan yang buruk yang tidak melaksanakan pekerjaan dengan benar, tidak menerima kebenaran meskipun telah dipersekutukan, dan terus bertindak sembrono, mereka hanya dapat disingkirkan dan dibiarkan percaya kepada Tuhan sesuka hatinya. Jadi, jika seseorang tidak melaksanakan tugas berdasarkan prinsip, menghabiskan waktunya tanpa tujuan, dan menyibukkan diri tanpa hasil setiap hari, mereka harus segera mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalah ini dan bertindak berdasarkan prinsip. Mereka harus mampu melaksanakan tugasnya dengan baik setiap hari, dan bukan sekadar merasa puas setelah bekerja dalam waktu yang lama, dengan mengutamakan efisiensi dan menciptakan hasil yang nyata—hanya orang-orang seperti itulah yang diperkenan oleh Tuhan dan yang melaksanakan tugasnya dengan setia.
Saat ini, ada banyak orang yang mengikuti Tuhan dan melaksanakan tugasnya masing-masing, tetapi sebagian dari mereka tidak pernah mengejar kebenaran, dan saat melaksanakan tugas, mereka selalu bertindak sembrono, menuruti keinginannya sendiri, dan melakukan apa pun yang mereka mau. Mereka tidak melakukan kesalahan besar, tetapi selalu melakukan kesalahan kecil, terutama terlihat sibuk setiap hari, padahal kenyataanya mereka tidak menangani masalah dengan benar dan hanya membuang-buang waktu. Bisa juga dikatakan bahwa mereka melakukan pekerjaannya dengan setengah hati. Apakah orang-orang seperti ini tidak dalam bahaya? Jika seseorang selalu menjalankan tugas dan amanat Tuhan dengan sikap yang tidak menghargai seperti itu, apa akibatnya? Bekerja secara tidak efektif dan diberhentikan dari tugasnya adalah konsekuensi yang ringan—jika seseorang melakukan berbagai perbuatan jahat, mereka harus disingkirkan, dan Tuhan akan menyerahkan orang seperti itu kepada Iblis. Apa artinya diserahkan kepada Iblis? Artinya Tuhan tidak akan lagi menjaga dan menyelamatkannya, mereka akan mulai menempuh jalan yang salah, dan kemudian akan dihukum. Engkau memahami hal ini, bukan? Sekaranglah saatnya Tuhan menyingkapkan manusia, dan jika engkau sedang tidak berada di jalan yang benar, Tuhan akan menggunakan lingkungan yang nyata untuk memberimu kesempatan mengenali masalahmu. Namun, begitu engkau menyadari bahwa Tuhan telah memberimu waktu untuk merenung dan menawarkan kesempatan terakhir, jika engkau masih menolak untuk berubah dan tetap dengan keras kepala melaksanakan tugasmu secara asal-asalan, Tuhan akan mengambil tindakan. Saat Tuhan menghancurkan kota Niniwe, apakah Dia langsung melakukannya? Tidak. Apa langkah pertama yang Tuhan ambil saat bertindak? Dia terlebih dahulu memberi tahu Yunus, dan secara jelas menyampaikan kepadanya bagaimana keseluruhan proses itu akan berjalan dan apa maksud-Nya. Setelah itu, Yunus pergi ke Niniwe dan berjalan mengelilingi kota seraya mengumumkan: "Empat puluh hari lagi, dan Niniwe akan ditunggangbalikkan" (Yunus 3:4). Berita ini sampai ke telinga semua orang; laki-laki dan perempuan, tua dan muda, dan orang-orang dari semua lapisan masyarakat mendengarnya—berita ini diketahui oleh setiap rumah tangga, bahkan raja mereka pun mendengar beritanya. Mengapa Tuhan bertindak seperti itu? Dengan mencermati hal tersebut, kita bisa melihat bahwa baik Ketika Tuhan menyelamatkan manusia, menyingkapkannya, atau menghukum mereka, cara-Nya memperlakukan manusia semuanya memiliki prosedur dan prinsip. Tuhan tidak bertindak secara tiba-tiba, atau langsung menghancurkan seseorang saat Dia tidak menyukai penampilan mereka. Sebaliknya, Dia memberi manusia waktu. Apa tujuan Tuhan memberi manusia waktu? (Memberi kesempatan bagi manusia untuk bertobat.) Tujuannya adalah untuk memberi tahu orang-orang Niniwe apa yang akan dilakukan Tuhan agar mereka merenung dan sedikit demi sedikit memahami maksud-Nya, lalu secara bertahap mulai bertobat. Ada proses agar orang-orang menyadari hal ini, dan Tuhan memberikan mereka waktu selama 40 hari untuk bertobat. Jika setelah 40 hari mereka masih belum bertobat dan belum mengakui dosa-dosa mereka kepada-Nya, Tuhan akan menyelesaikan perkara ini sebagaimana yang telah Dia nyatakan. Ini karena Tuhan bersungguh-sungguh dengan firman-Nya, dan apa yang Dia nyatakan pasti akan dilakukan—tidak ada kepalsuan dalam firman-Nya. Lalu, apa reaksi orang-orang Niniwe saat mereka menerima berita tersebut? Apakah mereka langsung menutupi diri dengan kain kabung dan abu? Tidak, ada prosesnya. Pada awalnya, mungkin ada keraguan di antara mereka, "Tuhan akan membinasakan kita; apakah Dia benar-benar mengatakannya? Apa yang sudah kita lakukan?" Setelah itu, semua rumah tangga saling memberi tahu tentang masalah tersebut dan mendiskusikannya bersama. Mereka merasa bahwa krisis telah datang dan mereka berada di persimpangan antara hidup dan mati. Lalu, apa yang harus mereka lakukan? Haruskah mereka mengaku dan bertobat, atau tetap skeptis dan menentangnya? Jika mereka benar-benar memilih bersikap skeptis dan menentangnya, konsekuensinya adalah mereka akan dibinasakan setelah 40 hari, tetapi jika mereka mengakui dosa-dosanya dan bertobat, mereka masih memiliki kesempatan untuk diselamatkan. Setelah membahas persoalan ini di semua tingkatan selama berhari-hari, hanya sebagian kecil warga yang mampu mengambil sikap untuk mengakui dosa-dosanya dan bertobat. Mereka mampu bersujud menyembah, berkorban, atau menunjukkan perilaku dan perwujudan yang baik. Namun, ada satu sosok yang sangat penting yang menyelamatkan kota tersebut—siapakah dia? Dia adalah raja Niniwe. Dia memerintahkan seluruh negeri, dari raja hingga rakyat jelata untuk menutupi diri dengan kain kabung dan abu, mengakui dosa-dosa mereka dan bertobat kepada Tuhan Yahweh. Setelah mengeluarkan perintah tersebut, apakah ada orang di kota itu yang berani mengabaikannya? Seorang raja memiliki kuasa seperti itu. Jika dia menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk melakukan hal-hal buruk, rakyat di negeri itu akan mengalami bencana besar. Akan tetapi, dia memilih menggunakan kekuasaan tersebut untuk melakukan hal-hal baik, yaitu menyembah Tuhan dan bertobat kepada-Nya. Hasilnya, kota itu terlindungi, orang-orang di seluruh negeri terselamatkan, dan mereka memiliki pengharapan untuk diampuni. Bukankah ini diputuskan oleh satu pemikiran saja dari raja tersebut? Jika dia berkata, "Terlepas dari apakah engkau semua mau bertobat atau tidak, aku tidak akan melakukannya; engkau semua harus melakukannya sendiri. Aku tidak percaya pada hal-hal seperti itu dan aku tidak melakukan kejahatan apa pun. Terlebih lagi, aku memiliki status, jadi apa yang bisa Tuhan lakukan terhadapku? Bisakah Dia menurunkanku dari takhta? Jika kota ini hancur, biarkan saja. Tanpa rakyat jelata, aku akan tetap menjadi raja, sama seperti sebelumnya!" Bagaimana jika dia memiliki gagasan dan pemikiran seperti itu? Maka jauh lebih sedikit rakyat jelata yang akan diselamatkan, dan Tuhan pada akhirnya mungkin hanya akan memilih orang-orang yang mau bertobat. Setelah Tuhan menyelamatkan mereka, orang-orang yang lebih memilih mati daripada bertobat akan dibinasakan bersama dengan kota itu, dan tentu saja, raja akan termasuk di dalamnya. Bagi mereka yang mau bertobat, mereka akan dapat terus hidup setelah Tuhan menyelamatkan mereka dari kota itu. Namun, yang terbaik dari hal tersebut adalah raja Niniwe mampu memimpin dengan menutupi dirinya menggunakan kain kabung dan abu, serta memerintahkan semua orang di kota itu, baik perempuan maupun laki-laki, tua maupun muda—siapa pun mereka, pejabat tinggi atau petani rendahan—dari para bangsawan hingga rakyat jelata—agar mereka semua menutupi diri dengan kain kabung dan abu serta berlutut di hadirat Tuhan Yahweh, menyembah, bersujud dan mengakui dosa-dosa mereka, menunjukkan sikap pertobatan, berpaling dari jalan mereka yang jahat dan meninggalkan kejahatan yang ada di tangan mereka, bertobat kepada Tuhan, dan berdoa agar Tuhan tidak membinasakan mereka. Raja Niniwe memimpin dengan bertobat dan mengakui dosa-dosanya kepada Tuhan, dan perbuatannya tersebut telah menyelamatkan seluruh penduduk kota dengan banyak orang yang mendapat manfaat bersamanya. Dengan mengambil inisiatif dalam melakukan hal tersebut, kekuasaannya menjadi berharga. Raja yang memimpin rakyatnya untuk bertobat kepada Tuhan adalah sesuatu yang dikenang oleh-Nya.
Apakah mempersekutukan isi ajaran antikristus yang meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri dengan sangat mendetail memiliki manfaat bagi engkau semua? Mempersekutukan berulang kali seperti ini, memberikan contoh, berbagi cerita, menggunakan berbagai cara dan istilah untuk menggambarkan dan mendefinisikannya—jika orang-orang masih belum memahaminya, itu menunjukkan kurangnya pemahaman rohani mereka, dan orang-orang semacam ini tidak dapat ditebus. Apa tujuan dari persekutuan yang sangat mendetail? Tujuannya adalah memastikan bahwa setelah orang mendengar kata-kata ini, apa yang mereka pahami dan terima bukanlah doktrin, makna harfiah, maupun ungkapan tertentu, melainkan kebenaran tentang bagaimana segala sesuatu itu ada, serta sejumlah kebenaran dan prinsip yang berkaitan dengan esensi, keberadaan, dan kehidupan manusia. Jika engkau semua mampu memegang perkataan atau contoh yang telah Aku bahas ini sesuai dengan keadaanmu yang sebenarnya, atau dengan hal-hal yang engkau perlihatkan dalam kehidupanmu sendiri sebagai perbandingan, engkau semua mampu memahami kebenaran dan merupakan orang yang memiliki pemahaman rohani. Jika engkau mampu menjalin dan menemukan hubungan antara setiap contoh dan persoalan yang dibahas dan aspek kebenaran yang sedang dipersekutukan, serta kaitannya dengan keadaan dan penyingkapanmu sendiri—jika engkau tahu cara menghubungkan semuanya dan menerapkan pengetahuan tersebut, itu menandakan engkau memiliki pemahaman rohani, mempunyai harapan untuk memasuki kenyataan kebenaran, dan mampu memahami kebenaran. Akan tetapi, jika engkau sama sekali tidak memahami apa yang dikatakan, tidak mampu menghubungkan semua hal tersebut dengan dirimu sendiri, merasa bahwa setiap hal yang engkau dengar tidak ada kaitannya dengan apa yang engkau singkapkan dan esensi naturmu sendiri, dan tidak mampu menemukan korelasinya, itu artinya engkau sama sekali tidak mengerti, tidak mampu memahami, dan tidak memiliki pemahaman rohani. Orang-orang yang tidak memiliki pemahaman rohani seperti itu hanya bisa berjerih payah dan tidak mampu memasuki kenyataan kebenaran. Orang-orang yang ingin memperoleh keselamatan harus memasuki kenyataan kebenaran, dan untuk memasuki kenyataan kebenaran, mereka harus memahami firman, kisah dan keadaan yang telah Aku bahas, serta apa arti dari setiap persoalan, setiap jenis penyingkapan, dan esensi dari setiap tipe orang serta perwujudan dan keadaannya, dan mampu membandingkan semua itu dengan dirinya sendiri. Hanya dengan cara inilah mereka mampu memahami kebenaran; jika tidak mencapai titik ini, mereka tidak akan mampu memahaminya. Ini serupa dengan orang yang memelihara ayam—jika seseorang memelihara ayam selama setengah tahun, dan ayam tersebut belum juga bertelur, bisakah dikatakan bahwa ayam tersebut tidak bertelur? (Tidak bisa.) Jika pemiliknya telah memelihara ayam ini selama tiga tahun dan telah memberinya makan biji-bijian dan sayuran, tetapi apa pun makanannya, ayam itu tetap belum bertelur, bisakah dikatakan bahwa ayam tersebut tidak bertelur? (Ya.) Demikian pula, ketika menyangkut manusia, apa pun khotbah yang mereka dengarkan dan bagaimanapun caramu mempersekutukan kebenaran kepada mereka, ada orang-orang yang tidak bisa memahaminya. Ini adalah orang yang tidak memiliki pemahaman rohani. Ada juga tipe lainnya, orang yang mampu memahami apa yang telah mereka dengar, tetapi tidak menerapkannya, dan tidak mau bertobat. Tipe orang seperti ini sudah tamat dan sama seperti orang-orang dari kota Sodom—yang ditakdirkan untuk binasa. Antikristus termasuk dalam kategori orang seperti ini; mereka tidak akan bertobat bagaimanapun caramu mempersekutukan kebenaran. Apakah ini sekadar watak keras kepala? (Tidak.) Mereka memiliki esensi natur yang membenci Tuhan dan kebenaran, dan bagi orang seperti itu, mustahil untuk memahami kebenaran. Mereka menjadikan kebenaran sebagai musuh, membenci kebenaran dan Tuhan, serta tidak menyukai hal-hal positif, jadi saat engkau mempersekutukan kebenaran, mereka tidak memperlakukannya sebagai kebenaran, tetapi semacam teori, keilmuan, atau doktrin. Setelah mendengarkan persekutuan, mereka memperlengkapi hati mereka dengan hal tersebut sehingga setelahnya mereka bisa memamerkan diri dan mengejar kepentingan, status, ketenaran, dan keuntungannya sendiri. Inilah tujuan mereka. Bagaimanapun caramu mempersekutukan kebenaran dan contoh apa pun yang dibahas, engkau tidak bisa mengubah mereka, tidak bisa mengubah niat atau cara mereka melakukan sesuatu. Mereka adalah orang-orang yang tidak mengejar kebenaran. Mereka yang tidak menerima dan menerapkan kebenaran setelah mendengarnya, tidak akan bisa diubah oleh kebenaran, dan Tuhan tidak akan menyelamatkannya. Mereka ini pada dasarnya dapat didefinisikan sebagai orang-orang yang memusuhi kebenaran, dan lebih spesifiknya, mereka adalah antikristus. Inilah perbedaan antara antikristus dan orang biasa.
Ada orang-orang yang memiliki watak antikristus, dan sering memperlihatkan watak rusak tertentu, tetapi pada saat yang sama mereka memperlihatkan watak tersebut, mereka juga merenungkan dan mengenal diri mereka sendiri, serta mampu menerima dan menerapkan kebenaran, dan setelah beberapa waktu, perubahan dapat dilihat dalam diri mereka. Mereka adalah objek yang berkemungkinan untuk diselamatkan. Ada orang-orang yang secara lahiriah terlihat mampu meninggalkan berbagai hal, mengorbankan diri, menderita kesukaran, dan membayar harga, tetapi dalam esensi naturnya, mereka menolak kebenaran dan membencinya. Saat engkau mempersekutukan kebenaran, mereka menolak dan memusuhinya. Mereka mengantuk dan tertidur selama pertemuan dan khotbah. Mereka menganggapnya membosankan, dan sekalipun mereka memahami apa yang didengar, mereka tidak menerapkannya. Ada pula yang tampaknya mendengarkan khotbah dengan sungguh-sungguh, tetapi hati mereka tidak haus akan kebenaran dan sikap mereka terhadap firman Tuhan adalah menilainya sebagai semacam pengetahuan atau teori rohani. Jadi, terlepas dari berapa lama mereka telah menjadi orang percaya, atau berapa banyak firman Tuhan yang telah mereka baca, atau berapa banyak khotbah yang telah mereka dengar, tidak ada perubahan dalam pandangan mereka yang mengejar status dan mengagungkan kekuasaan, atau dalam sikap mereka yang menolak kebenaran, membenci kebenaran, dan menentang Tuhan. Mereka adalah antikristus yang sesungguhnya. Jika engkau menyingkapkan mereka dengan mengatakan, "Apa yang engkau lakukan adalah berusaha memenangkan hati orang, dan saat engkau meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri, engkau menyesatkan orang dan bersaing dengan Tuhan demi mendapatkan status. Ini adalah tindakan Iblis dan antikristus," apakah mereka mampu menerima kecaman seperti itu? Tentu saja tidak. Apa yang mereka pikirkan? "Aku dibenarkan bertindak seperti ini, jadi beginilah caraku bertindak. Tidak peduli bagaimana engkau mengutukku, apa pun yang engkau katakan, dan betapa pun benarnya hal tersebut, aku tidak akan meninggalkan cara, keinginan, dan pengejaran ini." Kalau begitu, tidak perlu diragukan lagi: mereka adalah antikristus. Tidak ada satu pun perkataanmu yang mampu mengubah pandangan, niat, agenda, ambisi, atau keinginan mereka. Ini adalah esensi natur dasar dari antikristus; tidak ada yang bisa mengubahnya. Bagaimanapun cara orang mempersekutukan kebenaran dengan mereka, atau apa pun bahasa atau perkataan yang mereka gunakan, tidak peduli waktu, ruang, atau konteksnya, tidak ada yang bisa mengubah mereka. Terlepas dari perubahan lingkungan, orang-orang, peristiwa, hal-hal di sekitar mereka, dan perubahan zaman, atau seberapa besar tanda dan keajaiban yang Tuhan tunjukkan, kasih karunia yang Tuhan anugerahkan kepada mereka, atau bahkan bagaimana Tuhan menghukum mereka, cara mereka melihat sesuatu dan agenda mereka tidak akan pernah berubah. Ambisi dan keinginan mereka untuk merebut kekuasaan, caranya mengatur diri sendiri dan berinteraksi dengan orang lain, juga sikap mereka yang membenci kebenaran dan Tuhan tidak akan pernah berubah. Ketika orang lain menunjukkan bahwa yang sedang mereka lakukan adalah meninggikan dan bersaksi tentang diri mereka sendiri dan berusaha menyesatkan orang, mereka mengubah cara bicara mereka dengan cara bicara yang dengannya orang lain tidak dapat menemukan kesalahan atau mengenalinya. Mereka bahkan menggunakan cara yang lebih licik untuk menjalankan pengelolaan mereka dan mencapai tujuan mereka untuk memerintah dan mengendalikan umat pilihan Tuhan. Inilah yang diwujudkan dalam diri antikristus, dan itu ditimbulkan oleh esensi antikristus. Bahkan seandainya Tuhan mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan dihukum, bahwa kesudahan mereka telah datang, bahwa mereka dikutuk, dapatkah ini mengubah esensi mereka? Dapatkah itu mengubah sikap mereka terhadap kebenaran? Dapatkah itu mengubah cinta mereka akan status, ketenaran, dan keuntungan? Tidak bisa. Mengubah orang-orang yang telah dirusak oleh Iblis menjadi orang-orang dengan kemanusiaan normal yang menyembah Tuhan adalah pekerjaan Tuhan; itu bisa dicapai. Namun, apakah mungkin mengubah iblis, orang-orang yang mengenakan kulit manusia tetapi yang esensinya adalah jahat, dan yang memusuhi Tuhan, menjadi manusia normal? Itu tidak mungkin. Tuhan tidak melakukan pekerjaan semacam ini; orang-orang ini tidak termasuk di antara mereka yang Tuhan selamatkan. Lalu bagaimana Tuhan mendefinisikan orang-orang semacam itu? Mereka adalah milik Iblis. Mereka bukan objek pilihan atau objek penyelamatan Tuhan; Tuhan tidak menginginkan orang-orang semacam itu. Seberapa pun lamanya mereka telah percaya kepada Tuhan, sebanyak apa pun mereka telah menderita atau apa pun yang telah mereka capai, agenda mereka tidak akan berubah. Mereka tidak akan melepaskan ambisi atau keinginan mereka, mereka, terlebih lagi, tidak akan melepaskan motivasi dan keinginan mereka untuk bersaing dengan Tuhan demi mendapatkan orang dan status. Orang-orang semacam itu adalah antikristus yang sesungguhnya.
Sebagian orang berkata, "Bukankah antikristus melakukan kejahatan dan menentang Tuhan hanyalah karena mereka sedang dalam kebingungan sesaat? Jika Tuhan menunjukkan sejumlah tanda dan mukjizat atau memberi sedikit hukuman agar mereka bisa melihat Tuhan, bukankah mereka kemudian dapat mengakui dan tunduk kepada-Nya? Bukankah mereka kemudian akan dapat menerima dan mengakui bahwa Tuhan adalah kebenaran dan tidak lagi bersaing dengan-Nya demi mendapatkan status? Bukankah itu berarti mereka tidak memiliki iman karena belum pernah menyaksikan Tuhan menunjukkan tanda dan mukjizat atau melihat tubuh rohani Tuhan sehingga mereka sangat lemah dan kemudian tertipu oleh Iblis?" Tidak, bukan itu masalahnya. Ambisi, keinginan, dan esensi antikristus benar-benar berbeda dan tidak sama dengan seseorang yang sesaat tertipu dan bodoh serta tidak memahami kebenaran. Antikristus pada dasarnya memiliki natur Iblis dan mereka menentang serta membenci kebenaran sejak lahir. Mereka adalah Iblis yang tidak bisa berdamai dengan Tuhan, menentang dan bersaing dengan-Nya hingga akhir, dan mereka adalah Iblis yang hidup mengenakan kulit manusia. Orang-orang seperti itu didefinisikan sebagai antikristus menurut esensi naturnya, lalu peran dan perbuatan apa yang bisa mereka lakukan di rumah Tuhan? Mereka mengganggu, mengacaukan, merusak, dan menghancurkan pekerjaan Tuhan. Orang-orang ini selalu melakukan hal tersebut di rumah Tuhan. Inilah diri mereka. Mereka memiliki natur Iblis, dan layaknya serigala yang masuk ke tengah-tengah kawanan domba, mereka berniat memangsanya—inilah satu-satunya tujuan mereka. Dilihat dari sudut pandang lain, mengapa Tuhan mengizinkan orang-orang ini muncul di rumah-Nya? Agar kemampuan umat pilihan Tuhan dalam mengenali bisa bertumbuh. Tidak seorang pun pernah melihat seperti apa rupa Iblis, apa esensi dari tindakannya, apa penyingkapan spesifiknya, atau bagaimana dia menyesatkan manusia dan menentang Tuhan di dunia. Ketika Iblis si setan disebutkan, mereka merasa itu abstrak dan kosong, tidak cukup konkret. "Di manakah Iblis?" tanya mereka. "Di angkasa," jawabnya. "Jadi, seberapa besar Iblis itu? Mujizat apa yang secara spesifik dilakukannya? Seberapa spesifik dia menentang Tuhan? Apa esensi naturnya?" Mereka merasa itu semua sangat abstrak, samar, dan kosong. Namun, melalui perwujudan dan penyingkapan antikristus, mereka mampu mencocokkan semua hal ini dengan apa yang Iblis lakukan dan esensi naturnya, dan kemudian semuanya menjadi konkret dan tidak lagi abstrak atau kosong. Setelah semuanya menjadi konkret, orang kemudian dapat mendengarnya berbicara, melihat perilakunya, dan dengan cermat mengenali esensi naturnya. Dengan cara ini, bukankah mereka kemudian merasa bahwa esensi Iblis yang dibicarakan Tuhan menjadi lebih konkret dan nyata, dan mereka mampu membuat perbandingan yang praktis? Sebagian orang belum memiliki tingkat pertumbuhan yang dewasa dan tidak memahami kebenaran, dan melalui kebodohan sesaat, mereka ditipu dan disesatkan oleh antikristus sehingga mereka pergi selama satu tahun atau lebih. Saat kembali ke rumah Tuhan, mereka menyadari bahwa mengikuti Iblis tidak mendatangkan kedamaian. Saat orang-orang ini pertama kali mulai mengikuti antikristus, mereka merasa memiliki alasan yang cukup dan kepercayaan diri yang tinggi, dengan mengatakan, "Yang di Atas tidak ingin kita mengikuti antikristus, tetapi kita akan tetap mengikutinya, dan suatu hari nanti kita akan terbukti benar!" Hasilnya, setelah beberapa waktu, mereka merasa telah kehilangan pekerjaan Roh Kudus dan tidak mampu merasakan peneguhan di dalam hati. Bagi mereka, rasanya seolah-olah Tuhan tidak lagi menyertai, iman mereka telah kehilangan makna dan arah, serta lambat laun mereka makin mengenali antikristus. Mereka sebelumnya mengira bahwa antikristus sungguh memahami kebenaran, dan dengan mengikutinya, mereka tidak akan salah dalam iman mereka, tetapi sekarang, mereka melihat bahwa antikristus memiliki masalah yang serius dan berbicara seolah-olah memahami kebenaran, tetapi tidak pernah menerapkannya—ini adalah fakta. Mereka menyadari bahwa mereka telah mengikuti antikristus begitu lama dan tidak mendapatkan kebenaran, memang sungguh berbahaya untuk terus mengikuti antikristus. Karena itu, mereka merasa menyesal dan menolak antikristus, mereka bersedia untuk kembali ke rumah Tuhan. Setelah rumah Tuhan menerima orang-orang tersebut kembali, mereka diminta untuk menceritakan pengalamannya, dan berkata, "Antikristus sangat pandai menyesatkan orang. Saat itu, mereka terlihat benar, terlepas dari anggapanku terhadap mereka, tetapi hasilnya aku tidak mendapatkan apa-apa, tidak memahami kebenaran, dan tidak memiliki sedikit pun kenyataan kebenaran setelah mengikutinya selama lebih dari satu tahun. Aku menyia-nyiakan waktu yang berharga. Aku benar-benar merasa rugi!" Pengalaman kegagalan ini menjadi kenangan yang terdalam bagi mereka. Setelah kembali ke rumah Tuhan, dengan lebih sering mendengarkan khotbah, mereka makin memahami kebenaran dan hati mereka pun kian terang. Saat mengingat kembali waktu yang telah mereka habiskan mengikuti antikristus dan melihat bagaimana mereka telah dirugikan, mereka mulai merasa bahwa antikristus itu benar-benar Iblis dan pada dasarnya tidak memiliki kebenaran, hanya Tuhan-lah yang merupakan kebenaran, dan mereka tidak berani lagi mengikuti manusia lain. Ketika tiba saatnya untuk kembali memilih pemimpin, mereka memberikan suara dengan sangat hati-hati sambil berpikir, "Jika aku memberikan suara untuk orang tertentu, kemungkinan besar antikristus yang akan terpilih. Jika aku tidak memberikan suara untuk orang tertentu, mungkin antikristus tidak akan terpilih. Aku harus berhati-hati dan menilai orang berdasarkan prinsip." Bukankah tindakan mereka sekarang didasarkan pada prinsip dan standar? (Ya, benar.) Ini adalah hal yang baik. Ada orang-orang yang disesatkan oleh antikristus, lalu berkata, "Mengapa hal ini terjadi pada kita? Apakah kita telah dikesampingkan oleh Tuhan? Apakah Dia tidak peduli lagi dengan kita?" Dalam situasi seperti itu, akankah engkau setuju jika Tuhan menyuruhmu untuk tidak mengikuti antikristus? Tidak, engkau tidak akan setuju. Engkau akan tetap bersikeras mengikuti mereka, dan yang bisa Tuhan lakukan hanyalah mengizinkanmu melakukannya, kemudian memberimu pelajaran dengan menggunakan fakta yang ada. Setelah mengikuti antikristus selama beberapa waktu, engkau tiba-tiba tersadar dan melihat bahwa engkau telah mengalami kerugian dalam hidupmu. Baru pada saat itulah engkau merasa menyesal dan bersedia menolak antikristus dan kembali lagi ke hadirat Tuhan. Untungnya bagimu, Tuhan itu toleran, berbelas kasihan, dan masih menginginkanmu. Jika tidak, engkau akan benar-benar sudah tamat, tidak ada lagi kesempatan untuk memperoleh keselamatan—tidak ada akhir yang baik dari mengikuti antikristus.
Engkau harus melihat antikristus dengan jelas dan mengenalinya dengan benar. Engkau harus tahu cara mengenali berbagai perwujudan antikristus, dan pada saat yang sama, engkau harus dengan jelas mengetahui bahwa ada banyak kesamaan antara antikristus dan esensi naturmu sendiri. Ini karena engkau adalah bagian dari umat manusia yang telah dirusak oleh Iblis, dan satu-satunya perbedaan adalah antikristus sepenuhnya berada di bawah kendali Iblis, dan mereka telah menjadi kaki tangan Iblis dan berbicara atas namanya. Engkau pun termasuk umat manusia yang rusak, tetapi engkau mampu menerima kebenaran dan memiliki harapan untuk memperoleh keselamatan. Namun, ada banyak kesamaan terkait esensi antara dirimu dan antikristus, metode dan agendamu pun sama. Hanya saja, setelah mendengarkan kebenaran dan khotbah, engkau mampu mengubah arah sehingga memiliki harapan untuk memperoleh keselamatan—inilah perbedaan antara dirimu dan antikristus. Oleh karena itu, saat Aku menyingkapkan antikristus, engkau juga harus membandingkan dan mengenali kesamaan apa saja antara dirimu dan antikristus, serta perwujudan, watak, dan aspek esensi yang sama-sama dimiliki olehmu dan mereka. Dengan melakukan hal ini, bukankah engkau akan lebih mampu mengenal dirimu sendiri? Jika engkau selalu merasa agresif, meyakini bahwa dirimu bukan antikristus, merasakan kebencian yang mendalam terhadap antikristus, dan tidak sanggup membuat perbandingan ini atau merenungkan dirimu sendiri serta memahami jalan apa yang sedang engkau lalui, lalu apa konsekuensinya? Dengan watak Iblis, engkau sangat mungkin menjadi antikristus. Ini karena tidak ada antikristus yang dengan sengaja berusaha menjadi antikristus dan kemudian menjadi salah satunya; itu disebabkan mereka tidak mengejar kebenaran, dan sebagai akibatnya, mereka akhirnya mengikuti jalan antikristus. Bukankah semua orang di dunia keagamaan yang tidak mencintai kebenaran adalah antikristus? Setiap orang yang tidak merenungkan dan memahami esensi naturnya sendiri, dan yang percaya kepada Tuhan menurut gagasan dan imajinasinya adalah antikristus. Begitu engkau menempuh jalan antikristus, mendapatkan status, dan ditambah dengan fakta bahwa engkau memiliki sejumlah karunia dan pembelajaran, serta semua orang mengagumimu, seiring dengan bertambahnya waktu yang dihabiskan untuk bekerja, engkau akan mendapatkan tempat di hati orang-orang. Saat pekerjaan yang menjadi tanggung jawabmu bertambah, engkau akan memimpin lebih banyak orang, memperoleh lebih banyak modal, dan kemudian menjadi Paulus yang sesungguhnya. Apakah semua ini tergantung pada dirimu? Engkau tidak memiliki rencana untuk mengikuti jalan ini, tetapi mengapa tanpa sadar telah menempuh jalan antikristus? Salah satu alasan utamanya adalah jika tidak mengejar kebenaran, engkau pasti akan mengejar status dan gengsi, akan sibuk dengan urusanmu sendiri hingga akhirnya, tanpa disadari, engkau akan mengikuti jalan antikristus. Jika orang-orang yang mengikuti jalan antikristus tidak mengubah arah pada waktunya, saat mendapatkan status, mereka kemungkinan besar akan menjadi antikristus—hal ini tidak dapat dihindari. Jika tidak mampu melihat masalah ini dengan jelas, mereka berada dalam bahaya karena setiap orang memiliki watak yang rusak dan menyukai reputasi dan status; jika tidak mencintai kebenaran, mereka sangat rentan jatuh akibat reputasi dan status. Tanpa penghakiman dan hajaran Tuhan, semua orang akan mengikuti jalan antikristus dan jatuh akibat reputasi dan status, dan ini adalah sesuatu yang tidak dapat disangkal oleh siapa pun. Engkau berkata, "Aku hanya mendapatkan penyingkapan ini sesekali, itu hanya perwujudan sementara. Meskipun memiliki esensi yang sama dengan antikristus, aku masih berbeda karena tidak memiliki ambisi yang besar seperti mereka. Selain itu, saat melaksanakan tugas, aku terus-menerus merenungkan diriku, merasakan penyesalan, dan mencari kebenaran, serta bertindak sesuai dengan prinsip kebenaran. Dilihat dari perilakuku, aku bukan antikristus dan tidak ingin menjadi antikristus, oleh karena itu, aku tidak mungkin menjadi antikristus." Saat ini, engkau mungkin bukan antikristus, tetapi bisakah engkau memastikan tidak akan mengikuti jalan antikristus dan menjadi salah satunya? Bisakah engkau menjaminnya? Tidak, engkau tidak bisa menjaminnya. Jadi, bagaimana engkau bisa menjaminnya? Satu-satunya cara untuk melakukannya adalah dengan mengejar kebenaran. Lalu, bagaimana engkau harus mengejar kebenaran? Apakah engkau memiliki cara untuk melakukannya? Pertama, engkau harus mengakui fakta bahwa dirimu memiliki esensi watak yang sama dengan antikristus. Meskipun saat ini engkau bukan antikristus, bagimu, apa hal yang paling mematikan dan berbahaya? Hal tersebut adalah engkau memiliki esensi natur yang sama dengan antikristus. Apakah itu sesuatu yang baik bagimu? (Tidak.) Tentu saja tidak. Itu hal yang mematikan bagimu. Oleh karena itu, meskipun engkau mendengarkan khotbah yang menyingkapkan berbagai perwujudan antikristus, jangan berpikir bahwa hal tersebut tidak ada hubungannya denganmu; itu adalah sikap yang salah. Jadi, sikap seperti apa yang harus engkau miliki untuk menerima fakta dan perwujudan tersebut? Bandingkan dirimu dengan mereka, akui bahwa engkau memiliki esensi natur antikristus, dan kemudian periksa dirimu sendiri untuk mengetahui perwujudan dan penyingkapanmu yang identik dengan antikristus. Pertama, akui fakta ini—jangan berusaha menyembunyikan atau menutupinya. Jalan yang engkau tempuh adalah jalan antikristus, jadi sesuai dengan fakta, dapat dikatakan bahwa dirimu adalah antikristus; hanya saja rumah Tuhan belum menetapkanmu sebagai antikristus dan masih memberimu kesempatan untuk bertobat, itu saja. Mengertikah engkau? Pertama, terima dan akui fakta ini, lalu yang harus engkau lakukan adalah datang ke hadirat Tuhan dan minta Dia mendisiplinkan dan mengendalikanmu. Jangan menjauh dari terang hadirat Tuhan atau meninggalkan perlindungan-Nya. Dengan cara ini, engkau akan dikendalikan oleh hati nurani dan nalarmu saat melakukan berbagai hal, dan engkau juga akan memiliki firman Tuhan yang akan menerangi, menuntun, dan mengendalikanmu. Selain itu, engkau akan memiliki pekerjaan Roh Kudus untuk membimbingmu, mengatur orang-orang, peristiwa, dan hal-hal di sekitarmu agar menjadi peringatan bagimu dan mendisiplinkanmu. Bagaimana Tuhan memperingatkanmu? Tuhan bertindak dengan banyak cara. Terkadang, Tuhan akan membuatmu memiliki perasaan yang nyata di dalam hati, yang memungkinkanmu menyadari dengan jelas bahwa engkau perlu dikendalikan dan tidak bisa bertindak semaumu. Apabila bertindak salah, engkau akan mempermalukan Tuhan dan dirimu sendiri, dan karenanya, engkau harus menahan diri. Bukankah Tuhan melindungimu? Ini salah satu caranya. Terkadang, Tuhan akan menegur di dalam dirimu dan menyampaikan firman yang jelas kepadamu untuk memberi tahu bahwa bertindak seperti itu memalukan. Tuhan membencinya dan itu terkutuk. Dia menggunakan firman yang jelas untuk menegurmu agar engkau membandingkannya dengan dirimu sendiri. Apa tujuan Tuhan menegurmu dengan cara demikian? Dia melakukannya agar hati nuranimu merasakan sesuatu, dan saat dirimu merasakan sesuatu, engkau akan mempertimbangkan dampak, konsekuensi, serta rasa malumu sendiri, dan akan menahan diri dalam tindakan dan perbuatanmu. Setelah mengalami banyak pengalaman seperti itu, engkau akan memyadari bahwa meskipun watak yang rusak ini sudah mengakar di dalam diri manusia, saat seseorang mampu menerima kebenaran dan dengan jelas melihat kebenaran dari wataknya yang rusak, mereka mampu dengan sengaja memberontak terhadap daging; saat seseorang mampu menerapkan kebenaran, watak jahat mereka akan ditahirkan dan diubah. Watak jahat manusia dapat dihancurkan atau diubah—saat engkau mampu menerima kebenaran dan menerapkannya, watak jahatmu dengan sendirinya akan dihancurkan dan diganti. Begitu engkau merasakan betapa manisnya menerapkan kebenaran, engkau akan berpikir, "Aku dulu tidak tahu malu. Betapa pun beraninya kata-kataku atau bagaimana caraku meninggikan diri agar orang lain memujaku, aku tidak merasa malu dan sama sekali tidak menyadarinya. Kini, aku merasa bahwa tindakan seperti itu salah dan aku kehilangan muka, merasa seolah-olah banyak mata tertuju padaku." Ini adalah pekerjaan Tuhan. Dia memberimu perasaan, dan engkau akan merasa seolah-olah menegur dirimu sendiri, dan kemudian tidak akan melakukan kejahatan atau tetap berpegang pada jalanmu sendiri. Tanpa disadari, caramu meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri makin berkurang, engkau pun makin menahan diri, dan kian merasakan bahwa dengan bertindak seperti itu, hatimu merasa tenang dan hati nuranimu merasa damai—inilah hidup dalam terang, dan tidak perlu lagi merasa gelisah atau menggunakan kebohongan atau perkataan yang menyenangkan demi menyamarkan dirimu. Dulu, engkau berbohong dan terus melakukan kebohongan setiap hari demi melindungi reputasimu. Setiap kali berbohong, engkau harus terus melanjutkan kebohongan itu karena takut rahasiamu terbongkar. Akibatnya, engkau makin banyak berbohong, dan kemudian harus berusaha keras dan mencari cara agar kebohonganmu tetap berjalan; engkau menjalani kehidupan yang tidak menyerupai kehidupan manusia maupun setan, dan itu sangat melelahkan! Kini, engkau berusaha menjadi orang yang jujur, dan mampu membuka hati dan mengatakan hal-hal yang nyata. Engkau tidak perlu berbohong dan terus melakukan kebohongan setiap hari, engkau tidak lagi terkekang oleh kebohongan atau mengalami penderitaan. Engkau menjalani hidup yang lebih tenang, bebas, dan merdeka. Di lubuk hatimu, engkau menikmati perasaan damai dan sukacita—engkau merasakan manisnya kehidupan ini. Selagi engkau merasakan manisnya kehidupan ini, dunia batinmu tidak lagi licik, jahat, atau palsu. Sebaliknya, engkau kini bersedia datang ke hadirat Tuhan, berdoa kepada-Nya, serta mencari kebenaran dan mampu mendiskusikannya dengan orang lain saat ada masalah, dan engkau tidak lagi bertindak secara sepihak atau sewenang-wenang. Engkau makin merasa bahwa caramu dulu melakukan sesuatu adalah hina, dan tidak ingin lagi melakukan hal-hal seperti itu. Sebaliknya, engkau bertindak dengan cara apa pun yang sesuai dengan kebenaran, nalar, dan maksud Tuhan; caramu bertindak telah berubah. Saat engkau mampu mencapai semua hal tersebut, bukankah itu berarti engkau telah meninggalkan jalan antikristus? Ketika engkau meninggalkan jalan antikristus, bukankah itu berarti engkau telah memulai jalan untuk mencapai keselamatan? Saat engkau telah menempuh jalan untuk mencapai keselamatan dan sering datang ke hadirat Tuhan, sikap, niat, cara pandang, tujuan, dan arah hidupmu tidak lagi menentang Tuhan, engkau mulai mencintai hal-hal positif, keadilan, kebenaran, dan kejujuran. Saat hal ini terjadi, hati dan pikiranmu yang terdalam sudah mulai berubah. Saat engkau telah memulai jalan untuk mencapai keselamatan, masih bisakah engkau menjadi antikristus? Masih bisakah engkau dengan sengaja menentang Tuhan? Tidak, engkau tidak bisa, dan engkau sekarang sudah terbebas dari bahaya. Hanya dengan memasuki keadaan ini, manusia akan berada di jalur iman yang benar kepada Tuhan, dan hanya dengan mencari dan menerima kebenaran dengan cara ini, mereka mampu membuang masalah, kendali, dan gangguan yang disebabkan oleh natur Iblis dan natur antikristusnya. Sudahkah engkau memulai jalan yang benar dalam hidup untuk mengejar kebenaran? Jika belum, bergegaslah dan berusahalah dengan keras untuk menapaki jalan tersebut. Jika tidak mampu menempuh jalan untuk mengejar kebenaran, engkau masih akan hidup dalam bahaya—semua orang yang menempuh jalan antikristus berada dalam bahaya karena dapat disingkirkan sewaktu-waktu.
Saat melaksanakan tugas, sebagian besar orang berusaha keras melawan watak antikristusnya sendiri. Mereka kelelahan baik secara mental maupun fisik berjuang demi reputasi, status, uang dan kepentingan. Jadi, kapan masalah ini dapat teratasi? Hanya dengan mengejar kebenaran dan mampu menerima kebenaran, barulah engkau bisa secara bertahap melepaskan kekangan dan belenggu esensi natur antikristusmu, serta membuat watak iblismu perlahan-lahan melemah dan lenyap. Dengan demikian, engkau akan memiliki harapan untuk membebaskan dirimu dari kuasa Iblis. Pernahkah engkau semua menangis dalam hati karena hal ini, merasa bahwa engkau tidak pernah bisa berubah, tidak pernah mencintai kebenaran, tidak pernah menangani segala sesuatunya sesuai dengan prinsip kebenaran sampai-sampai begitu membenci diri sendiri, menampar wajahmu, dan menangis tersedu-sedu? Apakah engkau sering mengalaminya? Jika seseorang tidak sering mengalaminya, bukankah itu menunjukkan bahwa mereka mati rasa? Orang-orang seperti itu tidak akan pernah bisa menyadari kerusakannya sendiri dan tetap meyakini bahwa dirinya bekerja dengan baik, memiliki kualitas dan bakat, memahami banyak kebenaran, dan mampu menangani berbagai hal sesuai dengan prinsip, mereka merasa sangat yakin—orang-orang seperti itu mati rasa dan menganggap dirinya hebat, ini sangat berbahaya bagi mereka! Mampukah engkau semua sekarang sungguh-sungguh menyadari bahwa tingkat pertumbuhanmu terlalu rendah, belum mampu membuang watakmu yang rusak, dan masih berada di zona berbahaya? Orang-orang yang tidak mengejar kebenaran tidak memiliki pemahaman ini, begitu pula mereka yang tidak mempunyai pekerjaan Roh Kudus. Sebagian besar orang merasa linglung dan bingung, menganggap bahwa selama dirinya melaksanakan tugas dengan tertib dan tidak melakukan kejahatan, mereka tidak mengikuti jalan antikristus, dan selama dirinya tidak melakukan segala macam kejahatan, mereka bukanlah antikristus. Oleh karena itu, mereka seringkali dalam keadaan mati rasa, berpuas diri, merasa hebat dan akan segera memperoleh keselamatan, serta menganggap jalan antikristus tidak ada hubungannya dengan mereka. Doa-doa harian engkau semua bisa digunakan untuk mengukur apakah engkau berada dalam keadaan ini atau tidak. Apa yang engkau semua doakan saat datang ke hadirat Tuhan setiap hari? Jika setiap hari engkau berdoa, "Ya Tuhan, aku mengasihi-Mu! Ya Tuhan, aku bersedia tunduk kepada-Mu! Ya Tuhan, aku bersedia memenuhi amanat yang telah Engkau berikan kepadaku! Aku mampu melaksanakan tugasku dengan setia dan bertekad menyenangkan-Mu serta disempurnakan oleh-Mu. Apa pun perwujudan antikristus yang aku miliki atau betapa pun kurangnya aku mengenal diriku sendiri, Engkau tetap mengasihiku dan ingin menyelamatkanku," lalu perwujudan apakah ini? Ini adalah keadaan mati rasa di mana engkau hanya menunjukkan tekad dan tidak sedikit pun memahami esensi naturmu sendiri. Engkau berada dalam fase antusias dan sangat jauh dari memiliki kenyataan kebenaran. Berapa banyak waktu yang telah berlalu sebelum engkau semua mampu mengucapkan satu doa yang nyata, mengungkapkan isi hatimu kepada Tuhan, memberitahukan situasimu yang sebenarnya kepada-Nya, merasakan kedamaian dan sukacita di dalam hatimu, dan merasakan bahwa engkau benar-benar hidup di hadirat Tuhan? Katakan kepada-Ku, berapa banyak waktu yang telah berlalu sebelum engkau mampu melakukannya satu kali? Satu bulan, dua bulan, enam bulan, atau satu tahun? Jika engkau tidak pernah mengucapkan satu doa yang nyata dan masih berdoa seperti yang dilakukan oleh orang-orang di dunia keagamaan, selalu mengatakan bahwa engkau mengasihi Tuhan, selalu menunjukkan tekadmu, dan mengucapkan frasa yang sama, engkau semua masih sangat kurang dalam hal ini dan sungguh-sungguh tidak memiliki kenyataan kebenaran. Biasanya, orang-orang yang telah percaya kepada Tuhan selama tiga atau lima tahun tidak mengatakan hal yang kekanak-kanakan dan bodoh semacam itu ketika datang ke hadirat Tuhan karena mereka yakin akan mengikuti Tuhan, memiliki iman, dan telah memahami dengan jelas kebenaran dari berbagai visi tentang pekerjaan Tuhan, maksud-Nya, rencana pengelolaan-Nya, dan tujuan pekerjaan-Nya. Apa yang paling sering didoakan oleh mereka saat datang ke hadirat Tuhan? Salah satunya adalah mengenal diri sendiri, dan yang lainnya adalah mengucapkan sejumlah perkataan yang benar: ya Tuhan, aku mengalami kesulitan hari ini, aku telah melakukan sesuatu yang membuatku berutang kepada-Mu, aku kurang dalam beberapa hal, dan meminta-Mu untuk melindungi, memimpin, mencerahkan, dan menerangiku. Orang ini mulai mengatakan beberapa hal yang cukup benar terkait kenyataan kebenaran, dan tidak lagi menuturkan ungkapan tekad serta slogan yang diucapkan oleh orang-orang antusias yang baru mulai percaya. Mengapa mereka tidak mengatakan hal-hal tersebut? Mereka merasa tidak ada gunanya mengatakan hal demikian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan batin mereka akan kebenaran, atau kebutuhan mereka akan jalan masuk kehidupan. Terlepas berapa tahun engkau telah percaya, atau apakah engkau hanya bersikap asal-asalan, atau dengan tulus datang ke hadirat Tuhan saat berdoa kepada-Nya, dari sepuluh hari, berapa hari engkau mengucapkan kata-kata tak bermakna dan slogan-slogan itu? Ada yang mungkin menjawabnya satu hari, jadi apa yang mereka doakan selama sembilan hari lainnya? Jika doa mereka berkaitan dengan tugas dan jalan masuk kehidupan, itu bagus. Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka memikul beban terhadap kebenaran, firman Tuhan, dan tugasnya sendiri, dan mereka tidak lagi mati rasa. Apa yang Aku maksud dengan "mereka tidak lagi mati rasa"? Yang Aku maksud adalah ketika hal-hal yang berkaitan dengan watak rusak manusia dan berbagai macam keadaannya disinggung, mereka merasakan sesuatu, memiliki kesadaran, dan juga mampu memahaminya. Mereka mampu mencapai pengertian dan pemahaman, mampu memahami persoalannya bagaimana pun cara menjelaskannya, dan mereka hampir sejalan dengan hal tersebut—ini menunjukkan bahwa mereka telah memperoleh sedikit tingkat pertumbuhan. Perwujudan apa yang ditunjukkan oleh orang-orang yang mati rasa? Setiap hari mereka hidup seperti itu, tidak berusaha dan tidak membuat kemajuan, dan itulah sebabnya mereka selalu mengatakan hal yang sama saat berdoa kepada Tuhan. Mereka sama sekali tidak memahami jalan masuk kehidupan, tidak memiliki pemahaman rohani, tidak merasakan apa pun, tidak memberikan tanggapan berapa pun banyaknya khotbah yang didengarkan, dan terlepas dari bagaimana kebenaran dipersekutukan, mereka merasa semuanya monoton dan mempunyai arti sama. Jadi, apakah mereka memiliki sesuatu untuk diucapkan kepada Tuhan? Apa yang akan didoakan dan diucapkan oleh orang-orang saat datang ke hadirat Tuhan bergantung pada kata-kata dalam hatinya yang ingin disampaikan kepada-Nya, dan mereka merasa benar-benar harus menyampaikannya kepada Tuhan. Di dalam hati, engkau setidaknya harus memiliki pemahaman akan tuntutan Tuhan, kesulitan yang engkau hadapi, dan bagaimana engkau seharusnya memenuhi tuntutan-Nya. Jika tidak ada apa pun di dalam hatimu, dan yang dapat engkau lakukan hanyalah mengucapkan sejumlah kata yang terdengar menyenangkan, beberapa slogan dan doktrin, dan hanya bersikap asal-asalan, itu bukanlah doa. Jika engkau telah bersumpah setia selama bertahun-tahun, tetapi sama sekali tidak melakukan hal yang nyata, dan pada akhirnya masih cenderung mengkhianati Tuhan, menyangkal-Nya, dan meninggalkan-Nya kapan saja, ini menunjukkan bahwa engkau tidak memiliki tingkat pertumbuhan. Namun, ketika saat ini engkau semua datang ke hadirat Tuhan untuk berdoa, engkau semua cukup mampu menjaga hubunganmu dengan Tuhan agar tetap sejalan dengan tuntutan-Nya dan perubahan watakmu, itu menandakan hubunganmu dengan Tuhan akan terjalin. Engkau tidak akan mengikuti jalan antikristus, dan ini berarti engkau telah memulai jalan yang benar dalam iman kepada Tuhan.
Sekarang, apakah engkau semua telah mengerti berbagai perwujudan antikristus yang meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri, serta definisi dari natur perilaku tersebut? Apakah ada perbedaan antara perwujudan antikristus dan perwujudan watak rusak orang-orang biasa? Apakah engkau semua bisa membuat perbandingan saat benar-benar menghadapi suatu masalah? Apakah engkau menganggap perwujudan antikristus sebagai perwujudan orang biasa yang rusak, dan sebaliknya? Bagaimana engkau seharusnya membedakan kedua hal tersebut? Menilai watak seseorang melalui perwujudan dan penyingkapannya yang konsisten, serta menilai esensinya dari watak tersebut adalah cara yang akurat untuk mendefinisikan mereka. Antikristus tidak menerima kebenaran atau meninggikan Tuhan; mereka hanya meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri. Perwujudan ini sangat jelas terlihat dan sepenuhnya didominasi oleh natur iblis mereka. Meskipun orang-orang biasa juga meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri, saat engkau mempersekutukan kebenaran, mereka mampu menerimanya serta mengakui bahwa Tuhan adalah kebenaran. Mereka bisa menerima kebenaran, hanya saja perubahan tersebut tidak terjadi dengan sangat cepat atau mudah bagi mereka—inilah perbedaan antara antikristus dan orang biasa. Sekarang, setelah membahas hal ini, apakah kemudian menjadi mudah untuk mengenali mereka? Antikristus memiliki karakteristik: ketika mereka tidak mencintai atau menyangkal kebenaran, apakah mereka langsung menyangkalnya? (Tidak.) Metode apa yang mereka gunakan untuk menyangkal kebenaran sehingga engkau melihat bahwa mereka tidak mengakui kebenaran? Mereka akan menggunakan cara yang menyesatkan untuk membantahmu dengan mengatakan bahwa apa yang engkau persekutukan bukanlah kebenaran, dan hanya apa yang mereka persekutukanlah yang merupakan kebenaran. Misalnya, ketika mereka memberi kesaksian tentang dirinya sendiri dan seseorang menyingkapkannya, perwujudan apa yang mereka tunjukkan setelahnya yang membuat orang lain beranggapan bahwa mereka tidak mencintai atau menerima kebenaran? Menggunakan cara yang menyesatkan dan berusaha membenarkan diri adalah salah satunya, dan yang lainnya adalah menyembunyikan kebenaran faktual karena menyembunyikan kebenaran itulah yang menjadi agendanya. Agenda mereka adalah memberi kesaksian tentang dirinya sendiri agar orang lain menghormatinya. Mereka tidak akan membiarkanmu mengetahui agenda tersebut; mereka hanya akan mengatakan kebohongan dan sesuatu yang menyenangkan, menggunakan cara yang menyesatkan, mengelabui dan membingungkanmu. Pada akhirnya, engkau mengatakan bahwa mereka tidak memberi kesaksian tentang dirinya sendiri, dan pada saat itulah, mereka akan mencapai tujuannya. Mereka mengatakan kebohongan dan hal-hal yang menyenangkan, menggunakan cara yang menyesatkan, dan mengelabui orang. Mereka tidak mengakui bahwa mereka memberi kesaksian tentang dirinya sendiri, tidak menerima engkau menyingkapkannya, tidak menerima teguranmu, apalagi menerima didefinisikan dalam fakta ini. Mereka sama sekali tidak menerimanya dan bahkan mencari-cari alasan dengan berkata, "Aku tidak memberi kesaksian tentang diriku sendiri. Ada alasan dan konteks di balik apa yang aku katakan. Mengucapkan beberapa pernyataan yang tidak pantas dalam situasi tersebut adalah hal yang wajar dan tidak menjadi masalah. Bisakah itu dianggap sebagai memberi kesaksian tentang diriku sendiri? Terlebih lagi, aku telah melakukan semua pekerjaan ini, dan meskipun tidak mendapatkan imbalan, aku tetap menderita melakukannya. Bukanlah masalah besar jika ada orang yang menghormati dan memujaku." Mereka tidak menganggap perilaku tercela dan tindakan menjijikkan tersebut sebagai masalah besar—apakah ini sikap menerima kebenaran? Mereka tidak merasa malu atas perbuatan jahat tersebut, bahkan menganggap diri mereka hebat—inilah esensi orang jahat. Antikristus percaya bahwa meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri adalah hal yang sepenuhnya pantas, dan itulah yang seharusnya mereka lakukan. Mereka beranggapan, "Aku melakukannya karena memiliki kemampuan—apakah orang lain pantas melakukannya? Aku telah mendapatkan dukungan semua orang, menghabiskan begitu banyak upaya melakukan pekerjaan gereja, memberikan kontribusi yang begitu besar bagi rumah tuhan dan menanggung begitu banyak risiko! Apakah adil jika engkau tidak memberiku upah dan manfaat? Bukankah tuhan itu adil? Bukankah dia membalas setiap orang sesuai dengan tindakannya? Jadi, bukankah aku pantas mendapatkan dukungan semua orang karena telah memberikan segenap kontribusi dan menanggung segala risikonya?" Mereka merasa berhak mendapatkan sesuatu sebagai imbalan atas pekerjaannya, dan setidaknya, mereka mendapatkan dukungan dari semua orang dan menikmati kesetiaan, kehormatan, dan manfaat yang pantas didapatkan. Apakah ini sikap menerima kebenaran? (Tidak.) Jadi, apakah kebenaran itu? Misalnya, engkau berkata kepada mereka, "Betapa pun besarnya penderitaan yang dialami, manusia adalah makhluk ciptaan dan harus menderita karena memiliki watak yang rusak. Penderitaan saat melaksanakan tugas hanyalah salah satu bentuk penderitaan manusia. Tidak peduli seberapa mampunya kita atau apa pun karunia yang dimiliki, seharusnya kita tidak mengharapkan imbalan apa pun atau berusaha membuat kesepakatan dengan Tuhan." Bukankah ini kebenaran? Ini adalah kebenaran paling dasar yang harus dipahami oleh makhluk ciptaan. Akan tetapi, bisakah kebenaran ini ditemukan dalam falfasah duniawi, pemikiran, dan pandangan mereka? (Tidak.) Apakah mereka menerima kebenaran ini saat mendengarnya? Tidak. Bagaimana sikap mereka? Mereka percaya bahwa berada di rumah Tuhan itu seperti hidup di dunia, harus diberi upah sesuai dengan jerih payahnya, mendapatkan imbalan atas pelaksanaan tugasnya, dan jika menanggung risiko, mereka harus menerima manfaat dan kasih karunia yang pantas didapatkan. Melaksanakan tugas adalah tanggung jawab dan kewajiban setiap orang, dan tidak ada imbalan yang diberikan. Apakah antikristus menerima kebenaran ini? Bagaimana sikap mereka? Mereka mencemooh dan menentangnya dengan berkata, "Dasar bodoh, engkau semua benar-benar percaya itu! Apakah itu kebenaran? Itu bukan kebenaran, hanyalah cara untuk mengelabui orang. Keadilan dan kesetaraan di antara manusia—itulah kebenaran!" Pernyataan macam apa ini? Ini adalah logika, kesesatan, dan kekeliruan Iblis. Bisakah mereka menyesatkan orang-orang yang tidak memahami kebenaran? Mereka bisa dengan mudah menyesatkannya! Sebagian orang lemah, mereka tidak memahami kebenaran yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas. Selain itu, mereka juga kurang memiliki kualitas dan kemampuan pemahaman, tidak memiliki keyakinan yang kuat, dan saat mendengar hal-hal tersebut, mereka merasa itu sangat masuk akal. Mereka berpikir, "Benar sekali. Bagaimana aku bisa begitu bodoh? Akhirnya, hari ini aku bertemu seseorang yang benar-benar mengerti. Apa yang mereka katakan itu benar!" Orang-orang ini hanya mendengarkan dan menerima hal-hal yang terdengar masuk akal dan sejalan dengan gagasannya; mereka tidak mendekati firman Tuhan sesuai dengan prinsip bahwa firman-Nya adalah kebenaran. Terlepas apakah firman Tuhan sesuai dengan perasaan, pemikiran, logika, adat istiadat dan kebiasaan manusia atau budaya tradisional, firman Tuhan bersifat final, dan setiap kata di dalamnya, dari awal hingga akhir adalah kebenaran. Firman Tuhan tidak memerlukan siapa pun untuk mempertanyakan atau menganalisisnya, dan terlepas apakah seluruh umat manusia memercayainya sebagai sesuatu yang benar atau salah, atau apakah ada yang bisa menerimanya, firman Tuhan adalah kebenaran untuk selamanya. Firman Tuhan tidak perlu bertahan diuji oleh waktu dan tidak perlu dibuktikan oleh manusia melalui pengalaman—firman Tuhan adalah kebenaran. Apakah ini yang dipikirkan oleh antikristus? Mereka berpendapat, "Tuhan harus masuk akal! Apa arti keadilan Tuhan? Bukankah mereka yang banyak menderita dan memiliki kemampuan yang lebih besar pantas menerima upah yang besar, dan mereka yang sedikit menderita, kurang memiliki kemampuan, dan tidak memberikan kontribusi hanya menerima upah yang kecil?" Apakah Tuhan mengatakan ini? (Tidak.) Dia tidak mengatakan demikian. Apa yang dikatakan oleh Tuhan? Dia mengatakan bahwa melaksanakan tugas adalah tanggung jawab setiap orang dan ada prinsipnya sendiri, setiap orang harus melaksanakan tugasnya sesuai dengan prinsip kebenaran, dan inilah yang seharusnya dilakukan oleh makhluk ciptaan. Apakah di sini disebutkan adanya imbalan atau upah? (Tidak.) Tidak disebutkan adanya imbalan atau upah—itu adalah kewajiban. Apa arti "kewajiban"? Kewajiban adalah sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh seseorang di mana konsep diberi upah sesuai dengan jerih payahnya tidak berlaku. Tuhan tidak pernah menetapkan bahwa orang yang sering melaksanakan tugasnya akan menerima upah yang besar, dan orang yang jarang melaksanakan tugasnya atau melakukannya dengan cara yang tidak baik akan menerima upah yang kecil—Tuhan tidak pernah mengatakan hal seperti itu. Jadi, apa yang dikatakan oleh firman Tuhan? Tuhan berfirman bahwa melaksanakan tugas adalah panggilan setiap orang, dan itu adalah sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh makhluk ciptaan—ini adalah kebenarannya. Apakah ini cara antikristus memahaminya? Bagaimana mereka memandang firman Tuhan ini? Mereka akan menafsirkannya dengan cara yang berbeda. Dari sudut pandang kepentingannya sendiri, mereka akan memiliki penafsiran yang menyimpang dari firman Tuhan. Tepatnya, mereka merusak firman Tuhan, menggunakan penalaran dan pemahamannya sendiri untuk mengubah firman dan kebenaran Tuhan menjadi penafsiran lain. Apa natur dari penafsiran seperti itu? Mereka memanfaatkannya untuk menyesatkan, memprovokasi dan menarik perhatian orang. Antikristus menjadikan firman Tuhan sebagai cara mereka berbicara seolah-olah itu adalah kebenaran yang mereka ungkapkan. Setelah Tuhan memfirmankan sesuatu, mereka merasa perlu mengubah cara Tuhan berfirman dan mengubah prinsip firman-Nya agar sesuai dengan penafsiran mereka. Apakah itu masih merupakan kebenaran setelah antikristus mengubahnya sesuai dengan sudut pandangnya sendiri? Bukan—itu sudah menjadi kekeliruan dan kesesatan. Mampukah engkau semua mengenalinya? (Ya, hingga batas tertentu.) Setelah mendengarkan begitu banyak khotbah, beberapa orang telah memperoleh kemampuan untuk mengenali. Apa esensi dari penentangan dan penyangkalan antikristus terhadap kebenaran? (Yaitu merusak dan memberikan penafsiran yang menyimpang terhadap firman Tuhan.) Apa maksud antikristus merusak dan memberikan penafsiran yang menyimpang terhadap firman Tuhan? Yaitu agar orang-orang tidak menerima kebenaran dan justru menerima kekeliruan dan kesesatan mereka. Antikristus memutarbalikkan kebenaran sesuai dengan pemikiran, logika, kepentingan, pandangan, dan gagasannya sendiri. Hal ini kemudian menguntungkan mereka dan memungkinkannya untuk memprovokasi dan menyesatkan orang-orang yang bodoh, tidak tahu apa-apa, dan tidak memahami kebenaran. Perkataan mereka mungkin seolah-olah benar bagimu saat pertama kali mendengarnya, tetapi jika menganalisisnya dengan saksama, engkau akan menemukan ambisi dan rencana jahat Iblis yang mengintai di dalam diri mereka. Apa tujuan dari ambisi dan rencana antikristus? Tujuan mereka adalah menguntungkan dirinya sendiri, melakukan segala sesuatu sesuai dengan caranya sendiri, mempertahankan perilaku tersebut, memengaruhi orang agar dinilai baik, mengubah perilaku buruk dan jahat mereka menjadi perilaku dan cara yang benar dalam melakukan sesuatu sesuai dengan kebenaran. Dengan cara ini, antikristus percaya bahwa orang-orang tidak akan menolaknya dan Tuhan tidak akan mengutuknya. Antikristus mungkin bisa menyesatkan orang lain untuk menghindari penolakan, tetapi bisakah mereka membuat Tuhan tidak mengutuknya? Bisakah manusia mengubah esensi Tuhan? (Tidak.) Di sinilah letak kebodohan antikristus. Mereka ingin menggunakan kata-kata yang manis dan "otaknya yang pintar" untuk memunculkan semacam kekeliruan dan kesesatan guna merusak kebenaran agar pernyataan mereka dapat dipertahankan, dan dengan demikian, menolak perkataan Tuhan dan menyangkal adanya kebenaran—bukankah ini pemikiran yang keliru? Bisakah mereka mencapai tujuannya? (Tidak.) Sebagian orang bertanya tentang apa yang bisa dilakukan saat antikristus menyesatkan sejumlah orang. Jika orang-orang tersebut benar-benar telah disesatkan dan tidak mampu mengubah arah, itu artinya mereka akan disingkapkan dan disingkirkan, dan memang sepantasnya demikian. Inilah mereka yang dikutuk dan tidak bisa melarikan diri; mereka ditakdirkan untuk binasa, dan Tuhan tidak pernah berencana menyelamatkan orang-orang seperti itu. Antikristus masuk ke gereja dengan kepura-puraan dan melakukan sejumlah pekerjaan dan menikmati sedikit kasih karunia, dan saat Tuhan tidak lagi menginginkan mereka, Dia menyerahkannya kepada Iblis. Jika mereka kebetulan mendengar kesesatan dan kekeliruan, mereka bertepuk tangan dan memberikan persetujuannya, lalu pergi mengikuti Iblis. Apa ini maksudnya? Ini menunjukkan bahwa mereka menggunakan Iblis untuk memberikan pelayanan. Ada sebuah ayat dalam Kitab Wahyu yang berbunyi, "Ia yang berbuat lalim, biarkan dia tetap berbuat lalim: dan ia yang kotor, biarkan ia tetap kotor: dan ia yang benar, biarlah ia tetap benar: dan ia yang kudus, biarlah ia tetap kudus" (Wahyu 22:11). Ini berarti orang-orang dipisahkan menurut jenisnya masing-masing. Perihal orang-orang yang mengikuti antikristus, apakah ini hanya kecerobohan mereka sesaat? Apakah karena Tuhan tidak mengawasi? Bukan, mereka ditakdirkan untuk binasa! Setelah berinteraksi dengan orang-orang semacam itu selama beberapa waktu, engkau akan melihat bahwa mereka tidak layak untuk diselamatkan—mereka terlalu rusak! Dilihat dari karakter dan pengejarannya terhadap kebenaran, natur mereka jahat, menentang kebenaran, dan tidak layak untuk diselamatkan. Mereka tidak layak untuk mewarisi kasih karunia yang begitu besar dari-Nya. Jika Tuhan tidak memberi kasih karunia ini, mereka tidak akan menerimanya, dan cara yang paling tepat untuk menggambarkan mereka dalam tiga kata adalah "ditakdirkan untuk binasa."
Meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri adalah perwujudan utama antikristus, dan mendefinisikan esensi mereka sesuai dengan perwujudan ini sangatlah tepat dan konkret—ini bukan definisi kosong. Dengan melihat agenda, ambisi, dan penyingkapan esensi, serta tujuan yang konsisten di balik tindakan mereka, bisa dilihat bahwa meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri adalah perwujudan karakteristik antikristus. Apakah ada antikristus yang tidak pernah meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri? (Tidak.) Mengapa tidak? Karena ambisi serta keinginan mereka begitu besar dan mereka tidak mampu mengendalikannya. Di mana pun mereka berada, jika tidak ada yang meninggikan dan memujanya, mereka merasa hidupnya tidak bernilai atau bermakna, itulah sebabnya, untuk mencapai tujuan ini, mereka sangat ingin meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri. Antikristus hidup untuk mengungguli orang lain, butuh dipuja serta diikuti, dan sekalipun orang-orang itu mengganggu dan menjijikkan seperti lalat atau gerombolan pengemis, mereka tidak peduli. Selama ada yang memuja dan mengikuti, mereka merasa tenang. Jika mereka bisa menerima tepuk tangan meriah dari penggemar layaknya penyanyi terkenal, mereka akan bahagia bukan kepalang dan benar-benar menikmatinya—ini adalah natur antikristus. Tidak peduli orang macam apa yang mengikuti atau memujanya, antikristus menyukai mereka semua. Bahkan jika orang-orang yang mengikutinya adalah yang paling hina dan menjijikkan, atau binatang buas sekalipun, selama mereka meninggikan dan memenuhi ambisi dan keinginannya akan status, maka antikristus tidak keberatan. Jadi, bisakah antikristus berhenti meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri, atau memamerkan diri ke mana pun mereka pergi? (Tidak.) Ini adalah esensi mereka. Katakan kepada-Ku, orang seperti apakah yang sungguh-sungguh mengikuti Tuhan? Di antara umat manusia, ada tipe orang yang Tuhan ingin pilih dan selamatkan, dan orang-orang ini setidaknya memiliki hati nurani, nalar, dan rasa malu. Mereka yang sedikit lebih baik dari ini mampu mencintai kebenaran, hal-hal positif, serta keadilan dan kebenaran Tuhan; mereka mampu membenci kejahatan, merasa marah ketika melihat ketidakadilan atau kejahatan, dan bahkan jika mereka tidak bisa melakukan apa pun terhadap hal-hal tersebut, mereka tetap membencinya—paling tidak, orang-orang seperti inilah yang diinginkan oleh Tuhan. Untuk mereka yang tidak memiliki kemanusiaan dan esensi ini, Tuhan tidak menginginkan mereka, tak peduli sebanyak apa pun mereka berbicara tentang kebaikan Tuhan atau keagungan-Nya. Misalnya, dalam hal agama, orang Farisi meninggikan dan memberi kesaksian tentang Tuhan melalui berbagai teori lama yang tak bermakna dan perkataan yang dangkal, dan mereka tidak bosan mengatakannya bahkan setelah dua ribu tahun. Tuhan sekarang mengungkapkan begitu banyak kebenaran, tetapi mereka tidak mampu melihatnya, justru mengabaikannya, dan sebagian dari mereka bahkan mengutuk dan menghujatnya. Perilaku ini sepenuhnya menyingkapkan mereka dan Tuhan telah lama mendefinisikannya sebagai orang Farisi yang munafik, yang semuanya adalah bagian dari gerombolan Iblis; Tuhan telah menetapkan mereka sebagai setan, Iblis, babi, dan anjing. Ketika antikristus masuk ke dalam kelompok orang semacam itu dan melihat bahwa sangat sedikit dari mereka yang mampu memahami kebenaran, dan tidak seorang pun yang memiliki kemampuan untuk mengenali atau punya bakat, mereka bergegas memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memamerkan diri. Beberapa membanggakan diri bahwa mereka pernah diterima di dua universitas kelas dunia pada waktu yang bersamaan, tetapi pada akhirnya memilih untuk tidak kuliah karena mereka percaya kepada Tuhan dan menerima perintah-Nya. Setelah mendengar perkataan tersebut, sebagian orang mulai menghormati mereka. Jika engkau tidak memahami kebenaran, dan hal-hal yang engkau cintai serta pandangan duniamu sama seperti orang-orang duniawi, engkau akan memuja orang-orang semacam ini, dan itulah sebabnya saat antikristus mengatakan hal-hal tersebut, engkau akan disesatkan dan dibodohi oleh mereka. Antikristus secara diam-diam meninggikan dirinya sendiri dengan cara ini, dan orang bodoh yang tidak memiliki kemampuan untuk mengenali disesatkan oleh mereka. Pada akhirnya, antikristus merasa sangat bahagia, menganggap bahwa setiap orang yang berada di bawah mereka adalah orang-orang yang luar biasa, padahal sebenarnya orang-orang ini hanyalah sekelompok orang yang bingung dan tidak berguna. Mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk memahami kebenaran dapat disesatkan oleh Iblis dan antikristus. Ketika mendengar Iblis dan antikristus berbicara, mereka merasa bahwa itu benar-benar sesuai dengan pikiran dan seleranya, jadi mereka senang mendengarkannya. Mereka tidak mampu menggunakan cara berpikir normal untuk menilai apa yang mereka dengar, mereka juga tidak akan mencari seseorang yang memahami kebenaran untuk membantunya mengenali hal-hal tersebut; selama mereka merasa bahwa apa yang didengarnya masuk akal, mereka akan bersedia menerimanya sehingga membuat mereka disesatkan bahkan tanpa menyadarinya. Sebaliknya, mereka yang mampu memahami kebenaran dan memiliki kemampuan untuk mengenali mendengar antikristus berbicara akan menyadari bahwa orang-orang itu berusaha menyesatkan orang lain, dan mereka akan menolaknya. Sementara itu, orang-orang bingung yang tidak memiliki memiliki kemampuan untuk mengenali akan percaya bahwa antikristus memiliki pengetahuan, kualitas yang baik, dan memiliki prospek. Mereka akan melihat segala hal dengan cara ini dan disesatkan oleh beberapa fenomena dangkal; mereka tidak akan tahu apa prinsip kebenaran dan akhirnya akan mengikuti Iblis. Bukankah orang-orang semacam itu menghancurkan dirinya sendiri akibat kebodohan dan ketidaktahuannya? Begitulah adanya. Jika engkau memiliki kemampuan untuk mengenali berbagai perwujudan antikristus yang sering meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri, atau berbagai cara mereka dalam melakukannya, dan engkau mampu menilai tujuan dan agenda di balik perkataan mereka, akan mudah bagimu untuk melihat esensi antikristus, lalu engkau akan mampu menolak dan mengutuknya dengan segera dan tidak pernah terlibat dengan mereka lagi. Mengapa engkau akan berbuat demikian? Karena ketika melihat antikristus berbicara dan bertindak, engkau akan menentang dan membencinya, merasa jijik seolah-olah sedang melihat lalat dan perlu mengusirnya sesegera mungkin. Oleh karena itu, begitu engkau memiliki kemampuan untuk mengenali tindakan dan perilaku antikristus, engkau harus segera menyingkapkannya sehingga orang lain mampu mengenali, dan kemudian mengeluarkan mereka dari gereja sesuai dengan prinsip. Beranikah engkau semua melakukan hal ini? Jika umat pilihan Tuhan mampu melakukannya, ini menunjukkan bahwa mereka telah mengalami kemajuan dalam tingkat pertumbuhan, serta mampu menunjukkan perhatian terhadap maksud Tuhan dan menjaga pekerjaan rumah Tuhan. Ketika umat pilihan Tuhan memahami kebenaran dan memiliki kemampuan untuk mengenali, antikristus tidak akan lagi memiliki tempat di gereja atau rumah Tuhan.
Apa pun situasinya, selama antikristus memiliki kesempatan, mereka akan memamerkan diri dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri. Selama ada orang yang memuja dan memandang mereka dengan tatapan penuh kekaguman, iri hati, dan hormat, mereka akan senang—mereka tidak peduli siapa orang-orang itu. Apakah antikristus memiliki standar yang dituntut dari orang-orang yang mengikuti, memuja, dan menghormatinya? (Tidak.) Terlepas dari apakah orang-orang itu bodoh, kurang waras, jahat, atau pengikut yang bukan orang percaya, seperti apa pun mereka, bahkan termasuk mereka yang seharusnya dikeluarkan dan disingkirkan, selama orang-orang itu bisa mengikuti, memuja, dan meninggikan mereka, maka antikristus akan menerima, menyukai, membujuk, dan melindunginya. Antikristus menganggap orang-orang itu sebagai domba yang dimilikinya secara pribadi, dan mereka tidak mengizinkan orang lain untuk memindahkan, menyingkapkan, atau menanganinya. Bagaimanapun orang-orang itu menyanjung dan memuji antikristus, mengatakan hal-hal yang memuakkan dan menjijikkan, antikristus akan menikmatinya; semuanya dianggap baik oleh antikristus selama orang-orang itu menyanjungnya. Segala sesuatu yang dikatakan dan dilakukan oleh antikristus adalah agar orang lain menghormati, menyukai, dan mengikuti mereka, dan tidak peduli seberapa banyak hal buruk yang dilakukan oleh orang yang mengikutinya, antikristus tidak akan menyelidiki dan mempermasalahkannya betapa pun rusak dan jahatnya kemanusian mereka. Selama orang-orang itu mengikuti dan memujanya, antikristus akan menyukainya, dan selama orang-orang tersebut bisa mempertahankan kekuasaan dan status antikristus, dan tidak menentang atau melawan mereka, antikristus akan merasa sangat puas—begitulah antikristus. Sebaliknya, bagaimana antikristus memperlakukan orang-orang yang selalu menyingkapkan serta menghalanginya dari meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri, mereka yang tidak menghormati antikristus karena melakukan hal tersebut, serta orang-orang yang mempersekutukan kebenaran dengan mereka, yang dapat melihat esensi permasalahannya, dan yang benar-benar memiliki kemampuan untuk mengenali antikristus? Mereka langsung marah karena malu, bersikap waspada, mengucilkan, dan menyerang orang-orang itu, serta memikirkan cara untuk mengasingkan mereka yang mampu mengenali dan menentangnya. Apa alasan antikristus melakukan hal tersebut? Karena ketika meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri, antikristus selalu menganggap orang-orang itu sebagai hambatan dan duri dalam daging. Mereka takut orang-orang itu akan mengenali, menolak, menyingkapkannya, serta merusak hal baik yang telah mereka lakukan. Begitu melihat orang-orang tersebut, antikristus akan merasa tidak nyaman dan selalu ingin menanganinya, menganggap bahwa selama mereka dapat menangani orang-orang itu, tidak akan ada seorang pun yang menyingkapkan atau menghalangi saat mereka kembali meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirinya sendiri, dan mereka bisa dengan bebas melakukan kejahatan. Inilah prinsip yang digunakan oleh antikristus untuk bertindak. Tidak peduli orang macam apa yang menyanjung, memuji, atau meninggikannya, terlepas apakah perkataan orang-orang itu sesuai fakta atau tidak, sekalipun berbohong, antikristus akan bersedia menerimanya, senang mendengarkannya, dan sangat menyukai orang-orang tersebut. Mereka tidak peduli masalah apa yang dimiliki oleh orang-orang itu, dan sekalipun menemukan adanya masalah, mereka akan menyembunyikannya, menutupinya, dan tidak akan mengungkapkan sepatah kata pun tentang hal tersebut. Selama antikristus memiliki orang-orang itu di sekitar mereka, yang mengikuti dan menyanjungnya, mereka akan menikmatinya. Beginilah cara antikristus melakukan berbagai hal. Mampukah engkau semua melakukan hal-hal yang dilakukan oleh antikristus? Misalnya, katakanlah engkau semua adalah pemimpin dan pekerja di gereja, orang-orang yang berstatus dan berkedudukan di antara umat pilihan Tuhan. Jika saudara-saudari menghormati, mengagumi, menyanjung, dan sering memujimu dengan berkata bahwa engkau menyampaikan khotbah yang bagus, memiliki paras yang rupawan, dan dianggap sebagai pemimpin terbaik, bagaimana perasaanmu? Mampukah engkau mengenali niat di balik perkataan mereka? Mampukah engkau menolak dan menjauhi orang-orang seperti itu? Jika tidak, engkau berada dalam bahaya. Engkau tahu betul bahwa dirimu tidak terlalu menarik dan tidak mampu mempersekutukan kenyataan kebenaran, tetapi engkau tetap merasa senang ketika mendengar orang-orang menyanjungmu seperti itu, dan selalu ingin dekat serta mendorong orang-orang tersebut, bukankah artinya engkau dalam masalah? Ini berarti engkau dalam posisi yang berbahaya.
Ketika pemimpin dan pekerja bekerja, mereka terkadang dicerahkan dan diterangi oleh Roh Kudus, mampu berbicara tentang beberapa pengalaman nyata, dan tentu saja, akan ada orang-orang yang sangat menghormati, memuja, dan mengikutinya, menempel padanya seolah-olah bayangannya sendiri—pada saat-saat seperti ini, bagaimana seharusnya mereka menyikapi hal tersebut? Setiap orang memiliki kecenderungannya masing-masing dan bersikap sombong; jika mendengar ada yang memuji dan menyanjungnya, mereka akan sangat menikmatinya. Ini adalah sesuatu yang wajar untuk dirasakan dan bukan masalah besar. Namun, jika mereka mulai mempromosikan orang-orang yang suka menyanjung dan memujinya secara berlebihan, dan menempatkan orang-orang tersebut untuk suatu peran penting, itu menjadi berbahaya. Ini karena orang-orang yang suka menyanjung dan memberikan pujian secara berlebihan biasanya sangat licik dan suka menipu, serta tidak jujur atau tidak tulus. Begitu orang-orang semacam itu memperoleh status, mereka tidak memberikan manfaat bagi jalan masuk kehidupan umat pilihan Tuhan atau pekerjaan gereja. Orang-orang ini licik dan paling mampu mengacaukan segalanya. Di sini lain, mereka yang relatif jujur tidak pernah memuji orang lain secara berlebihan. Sekalipun menyetujuimu dalam hati, mereka tidak akan mengatakannya secara langsung, dan jika mereka menemukan kekuranganmu atau engkau telah melakukan kesalahan, mereka akan menunjukkannya kepadamu. Namun, sebagian orang tidak menyukai mereka yang berterus terang, dan saat ada yang menunjukkan kekurangan atau mencelanya, mereka akan menindas dan mengucilkan orang tersebut, bahkan akan memanfaatkan kekurangan dan kelemahannya untuk terus-menerus menghakimi dan mengutuknya. Dengan melakukan hal ini, bukankah mereka menindas dan menyakiti orang baik? Melakukan hal tersebut dan menganiaya orang baik adalah sesuatu yang paling dibenci oleh Tuhan. Menganiaya orang baik adalah perbuatan yang jahat! Jika ada yang menganiaya banyak orang baik, mereka adalah Iblis. Pemimpin dan pekerja harus memperlakukan semua orang dengan adil dan penuh kasih, serta menangani masalah sesuai dengan prinsip. Apalagi jika di sekelilingmu ada orang-orang yang menyanjung dan memujimu, engkau harus memperlakukan mereka dengan baik, membantunya dengan penuh kasih, dan membuat mereka melaksanakan tugasnya dengan benar, dan tidak menyanjung orang lain seperti yang dilakukan oleh orang tidak percaya; engkau harus menyatakan posisi dan perspektifmu dengan jelas, membuat mereka merasa terhina dan malu sehingga tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Jika engkau mampu berpegang teguh pada prinsip dan memperlakukan orang dengan adil, apakah para badut hina dan ragam iblis ini tidak akan merasa malu? Ini akan membuat Iblis merasa malu dan akan menyenangkan hati Tuhan. Mereka yang suka menyanjung orang lain percaya bahwa pemimpin dan pekerja menyukai orang yang menyanjungnya, dan setiap kali ada yang mengatakan sesuatu untuk menyanjung atau memujinya, kesombongan dan keinginan mereka untuk mendapatkan status terpenuhi. Namun, orang-orang yang mencintai kebenaran tidak menyukai semua ini, mereka sangat membencinya dan benar-benar merasa jijik. Hanya pemimpin palsu yang senang disanjung. Rumah Tuhan mungkin tidak memberikan pujian atau penghargaan kepada mereka, tetapi jika orang-orang pilihan Tuhan memuji dan mengaguminya, mereka merasa sangat senang dan menikmatinya, dan pada akhirnya, mereka memperoleh sedikit kenyamanan dari hal tersebut. Antikristus lebih senang disanjung, dan hal yang paling mereka nikmati adalah saat orang-orang seperti ini mendekati dan berada di sekitar mereka. Bukankah ini mengkhawatirkan? Seperti inilah ciri antikristus; mereka suka dipuji dan dikagumi, dipuja dan diikuti, sedangkan orang-orang yang mengejar kebenaran dan relatif jujur tidak menyukai semua ini. Engkau harus mendekat kepada orang-orang yang mampu berbicara jujur kepadamu; memiliki orang-orang seperti ini di sisimu sangat menguntungkan dirimu. Apalagi, jika orang-orang baik di sekitarmu itu adalah orang-orang yang, ketika mendapati adanya masalah dengan dirimu, berani menegurmu dan menyingkapkan dirimu, itu dapat mencegahmu tersesat. Mereka tidak peduli apa statusmu, dan pada saat mereka mendapatimu telah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kebenaran, mereka kemudian akan menegur dan menyingkapkanmu jika perlu. Hanya orang-orang seperti inilah yang merupakan orang yang jujur, orang yang memiliki rasa keadilan, dan bagaimanapun cara mereka menyingkapkan dan menegur dirimu, semuanya itu adalah untuk membantumu, dan semuanya itu adalah untuk mengawasimu dan mendorongmu untuk maju. Engkau harus mendekat kepada orang-orang seperti itu; memiliki orang-orang seperti itu di sisimu akan menolongmu, engkau akan relatif lebih aman—ini berarti engkau memiliki perlindungan Tuhan. Selalu dikelilingi orang-orang yang memahami kebenaran dan menjunjung tinggi prinsip untuk mengawasimu sangatlah bermanfaat dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Jangan pernah sekali pun membiarkan orang-orang licik, suka menipu, yang memuji, dan menyanjungmu menjadi asistenmu; adanya orang seperti ini di dekatmu ibarat lalat bau yang menempel di tubuh, engkau akan terpapar begitu banyak bakteri dan virus! Orang-orang semacam itu cenderung mengganggu dan memengaruhi pekerjaanmu, mereka bisa menyebabkanmu jatuh ke dalam godaan dan tersesat, dan dapat mendatangkan bencana dan malapetaka bagimu. Engkau harus menjauhi mereka, makin jauh makin baik, dan jika engkau bisa mengenali bahwa mereka memiliki esensi pengikut yang bukan orang percaya dan mengeluarkannya dari gereja, itu akan lebih baik lagi. Begitu seseorang yang jujur dan mengejar kebenaran melihatmu memiliki masalah, mereka akan mengatakan kebenaran tanpa memandang status atau melihat perlakuanmu terhadap mereka sekalipun engkau akan memberhentikannya. Mereka tidak akan pernah berusaha menutupinya atau berbohong. Memiliki lebih banyak orang-orang seperti ini di sekitarmu sangatlah bermanfaat! Saat melakukan sesuatu yang bertentangan dengan prinsip, mereka akan menyingkapkanmu, memberikan pendapat tentang persoalanmu, serta menunjukkan masalah dan kesalahanmu dengan terus terang dan jujur. Mereka tidak akan berusaha membantu menyelamatkan reputasimu, dan bahkan tidak akan memberimu kesempatan untuk menghindari rasa malu di depan banyak orang. Bagaimana seharusnya engkau memperlakukan orang-orang semacam itu? Haruskah engkau menghukum mereka ataukah mendekat kepada mereka? (Mendekat kepada mereka.) Benar. Engkau harus membuka hatimu dan bersekutu dengan mereka, dengan berkata, "Masalah yang engkau tunjukkan kepadaku benar adanya. Pada saat itu, aku penuh dengan kesombongan dan pemikiran tentang status. Aku merasa bahwa aku sudah menjadi pemimpin selama bertahun-tahun, tetapi engkau bukan saja tidak berusaha untuk membantuku menyelamatkan muka, engkau juga menunjukkan apa masalahku di depan begitu banyak orang, jadi aku tidak bisa menerimanya. Namun, kini aku sadar bahwa yang telah kulakukan itu sangat bertentangan dengan prinsip dan kebenaran, dan aku tidak seharusnya melakukan hal itu. Apa gunanya memiliki kedudukan sebagai pemimpin? Bukankah ini hanya tugasku? Kita semua melakukan tugas dan status kita semuanya sama. Satu-satunya perbedaan adalah aku memikul tanggung jawab yang sedikit lebih banyak, itu saja. Jika kelak kaudapati masalah apa pun, engkau harus mengatakan apa yang seharusnya kaukatakan, dan tidak boleh ada dendam di antara kita. Jika ada perbedaan dalam pemahaman kita akan kebenaran, kita dapat bersekutu bersama-sama. Di rumah Tuhan dan di hadapan Tuhan dan kebenaran, kita harus bersatu, tidak saling menjauhkan diri." Ini adalah sikap yang menerapkan dan mencintai kebenaran. Apa yang harus engkau lakukan jika engkau ingin menjauhkan dirimu dari jalan antikristus? Engkau harus berinisiatif untuk mendekatkan dirimu kepada orang-orang yang mencintai kebenaran, orang-orang yang jujur, mendekat kepada orang-orang yang bisa menunjukkan masalahmu, yang mampu berbicara jujur dan menegurmu ketika mereka menemukan masalahmu, dan terutama orang-orang yang mampu memangkasmu ketika menemukan masalahmu—orang-orang inilah yang paling bermanfaat bagimu, dan engkau harus menghargai mereka. Jika engkau mengucilkan dan menyingkirkan orang-orang baik tersebut, engkau akan kehilangan perlindungan Tuhan, dan bencana akan secara berangsur menimpamu. Jika engkau mendekat kepada orang-orang yang baik dan orang-orang yang memahami kebenaran, engkau akan memiliki damai dan sukacita, dan engkau akan mampu menjauhkan dirimu dari bencana; jika engkau mendekat kepada orang-orang keji, orang-orang yang tidak tahu malu, dan orang-orang yang menjilatmu, engkau akan berada dalam bahaya. Engkau bukan saja akan dengan mudah ditipu dan dikelabui, tetapi bencana dapat menimpamu setiap saat. Engkau harus tahu tipe orang seperti apa yang paling bermanfaat bagimu—yaitu mereka yang bisa memperingatkanmu ketika melakukan kesalahan, atau ketika engkau meninggikan dan memberi kesaksian tentang dirimu sendiri serta menyesatkan orang lain, itulah yang paling bermanfaat bagimu. Mendekati orang-orang seperti itu adalah jalan yang benar untuk ditempuh. Mampukah engkau semua melakukannya? Jika ada yang mengatakan sesuatu yang merusak reputasimu, dan engkau menghabiskan sisa hidupmu membenci mereka dengan berkata, "Mengapa engkau menyingkapkanku? Aku tidak pernah memperlakukanmu dengan buruk. Mengapa engkau harus selalu mempersulitku?" Engkau pun menyimpan dendam dalam hati, menciptakan keretakan, dan selalu berpikir, "Aku seorang pemimpin, aku memiliki identitas dan status ini, aku tidak akan membiarkanmu berbicara seperti itu." Lalu perwujudan macam apakah ini? Itu adalah perwujudan tidak menerima kebenaran dan menempatkan diri dalam posisi yang bertentangan dengan orang lain; menunjukkan kurangnya rasionalitas. Bukankah pemikiranmu tentang status yang menimbulkan masalah? Hal ini menunjukkan bahwa watak rusakmu sudah terlalu parah. Mereka yang selalu menyembunyikan pemikiran tentang status adalah orang-orang dengan watak antikristus yang parah. Jika mereka juga melakukan kejahatan, mereka akan segera tersingkap dan disingkirkan. Sangat berbahaya bagi seseorang yang menolak dan tidak menerima kebenaran! Selalu memiliki keinginan untuk bersaing demi status dan mendapatkan manfaat dari status adalah tanda-tanda bahaya. Ketika hati selalu terkekang oleh status, masih bisakah seseorang menerapkan kebenaran dan menangani segala sesuatunya sesuai dengan prinsip? Jika ada yang tidak mampu menerapkan kebenaran, dan selalu bertindak demi ketenaran, keuntungan, status, dan selalu menggunakan kekuasaan untuk melakukan sesuatu, bukankah mereka adalah antikristus yang jelas-jelas memperlihatkan sifat aslinya?
Perwujudan seperti meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri adalah perwujudan antikristus yang paling umum. Baik dalam kehidupan sehari-hari maupun cara mereka berperilaku dalam hubungannya dengan orang lain, atau dalam kehidupan bergereja, perwujudan tersebut selalu terlihat karena ini merupakan penyingkapan watak yang rusak. Misalnya, kebenaran yang berkaitan dengan bagaimana seseorang melaksanakan tugasnya serta memperlakukan dan mengenali orang lain adalah kebenaran yang telah dibahas dalam persekutuan. Apakah engkau semua mengetahui perwujudan nyata dari perilaku-perilaku tersebut dalam kehidupan sehari-harimu, tetapi tidak melihatnya sebagai masalah? Atau apakah engkau belum mulai menanganinya berdasarkan masalah-masalah khusus ini? Jika engkau semua tidak memulai dengan watak, atau terkadang memperlihatkan perwujudan ini, tetapi tidak mengenalinya sebagai masalah watak dan justru mengabaikannya, itu artinya engkau masih jauh dari mencapai perubahan watak. Jika engkau gagal menyadari bahwa perwujudan ini adalah tindakan meninggikan dan memberi kesaksian tentang diri sendiri, tidak tahu bahwa perwujudan ini didorong oleh watakmu yang rusak, dan menganggapnya semacam ciri kepribadian, atau cara bawaan dalam melakukan sesuatu, atau bentuk pemahaman, meremehkannya, dan tidak menganggapnya sebagai penyingkapan watak dan esensimu yang rusak, engkau akan mengalami kesulitan dalam mengubah watak rusakmu itu. Apa pun yang dapat dikenali oleh manusia yang berkaitan dengan watak, entah itu cara melakukan sesuatu atau keadaan mereka, perilaku eksternal atau ucapan dan pernyataannya, pikiran dan pandangan atau pemahamannya akan suatu persoalan, selama hal tersebut berkaitan dengan esensi watak, maka mereka harus selalu menganggapnya sebagai perwujudan atau penyingkapan esensi natur manusia. Dengan demikian, bukankah pemahaman mereka akan lebih luas? Mereka seharusnya tidak hanya memahami hal-hal besar, seperti menentang Tuhan, tidak mencintai kebenaran, tamak akan status, atau menyesatkan orang dengan perkataannya, tetapi juga harus memahami segala sesuatu mulai dari hal-hal kecil, seperti gagasan dan niat tertentu, hingga hal-hal besar, seperti argumen atau pernyataan. Aku baru saja menyebutkan enam aspek secara keseluruhan, di antaranya adalah pemikiran dan pandangan, serta pemahaman seseorang akan suatu persoalan. Pemikiran dan pandangan merupakan hal-hal yang ada dalam kesadaran dan pemikiran seseorang; pemahaman adalah sesuatu yang telah dikenali dan dapat diutarakan melalui kata-kata dan pernyataan kongkret; kemudian ada perilaku dan bahasa. Secara keseluruhan ini adalah empat aspek. Ada juga pernyataan dan argumen. Apa lawan kata dari pernyataan dan argumen? (Niat dan gagasan.) Gagasan adalah sesuatu yang samar-samar yang secara tidak sadar muncul dalam pikiran. Gagasan belum didefinisikan sebagai sesuatu yang benar atau salah, engkau hanya memikirkannya, dan belum terbentuk di dalam dirimu, sedangkan argumen lisan sudah terbentuk. Secara keseluruhan, ada tiga kategori dan enam aspek. Gunakan keenam aspek tersebut sebagai jalan untuk menganalisis esensi dari watak rusak engkau semua dan mencapai perubahan watak. Mulai sekarang, fokuslah pada mengenali watak dan esensi rusakmu sendiri dari keenam aspek ini, dan dengan demikian, engkau akan benar-benar mengenal dirimu sendiri.
Apakah engkau semua membutuhkan waktu untuk mencerna apa yang telah engkau dengar dalam persekutuan hari ini? Ketika berkumpul bersama, dapatkah engkau semua mempersekutukan pencerahan atau membuat perbandingan dengan dirimu sendiri mengenai landasan tersebut? Ini adalah kuncinya dan sangat bermanfaat bagimu. Saat berkumpul bersama, engkau semua perlu melakukan persekutuan, bertukar gagasan, dan mendiskusikan pengalaman dan pemahamanmu—ini adalah yang paling efektif. Kita selalu menggunakan kata "merenungkan" sebelumnya; dalam istilah sehari-hari, kita mengatakan, "mengunyah." Ini berarti lebih sering membaca, lebih banyak mendoa-bacakan, berpikir lebih dalam, dan mencari lebih banyak. Ambillah apa yang engkau pahami pada saat itu, serta apa yang tidak engkau pahami dan anggap sebagai doktrin, poin-poin penting, hal-hal yang telah disalahpahami oleh semua orang, dan aspek-aspek yang belum engkau pahami, dan fokuslah pada semua itu dalam persekutuan—inilah yang dimaksud dengan "mengunyah." Dengan demikian, pemahamanmu akan hal-hal spesifik dari kebenaran, berbagai perbedaan di antara kebenaran, dan definisi dari setiap kebenaran akan makin jelas dan akurat. Menurut engkau semua, apakah berbagai kebenaran yang telah engkau pahami dan terapkan dalam beberapa tahun terakhir menjadi lebih jelas atau lebih ambigu dibandingkan sebelumnya? (Lebih jelas.) Selama bertahun-tahun ini, apakah ada perubahan besar dalam jalan iman engkau semua kepada Tuhan, caramu berperilaku, serta niat, motivasi, dan dorongan awal di balik pelaksanaan tugasmu? (Setelah mengalami sejumlah didikan dan pendisiplinan dari Tuhan, serta makan dan minum firman Tuhan, aku merasakan adanya perubahan.) Memang benar telah ada perubahan, dan itulah yang seharusnya terjadi. Sebagian orang selama ini bersikap acuh tak acuh dan tidak berubah sedikit pun setelah mendengarkan begitu banyak khotbah. Hati mereka yang terdalam tidak tergerak, artinya, tidak ada pertemuan atau persekutuan yang dapat mengubah arah yang mereka tuju—mereka begitu mati rasa dan bodoh! Jalan memperoleh keselamatan kini seharusnya makin jelas, dan mereka yang memiliki pengalaman dapat melihat dengan jelas dan gamblang cara Tuhan menyelamatkan manusia dan tujuan-Nya dalam melakukan hal tersebut. Jika, setelah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, engkau masih tidak tahu bagaimana Tuhan menyelamatkan dan mentahirkan manusia dari kerusakan, itu menunjukkan bahwa engkau sama sekali tidak memiliki pemahaman akan kebenaran dan pekerjaan Tuhan. Bukankah orang-orang seperti itu hanya sedang bingung dalam imannya?
20 Maret 2019