Bab Sepuluh: Mereka Merendahkan Kebenaran, dengan Lancang Melanggar Prinsip, dan Mengabaikan Pengaturan Rumah Tuhan (Bagian Empat)

II. Merendahkan Daging yang di Dalamnya Tuhan Berinkarnasi

Dalam persekutuan yang sebelumnya, kita mempersekutukan subtopik kedua tentang perwujudan kesepuluh dari antikristus; merendahkan daging yang di dalamnya Tuhan berinkarnasi. Sampai di mana persekutuan kita? (Bagaimana mereka memperlakukan Kristus tergantung pada suasana hati mereka.) Kita telah mencapai poin "bagaimana mereka memperlakukan Kristus tergantung pada suasana hati mereka". Mari kita terlebih dahulu mengulang aspek-aspek yang telah kita persekutukan. Berapa banyak situasi yang sudah ditelaah mengenai "tergantung pada suasana hati mereka"? (Ada lima situasi: perilaku mereka ketika dihadapkan dengan pemangkasan, perilaku mereka terhadap Kristus saat Dia sedang diburu, ketika mereka memunculkan gagasan tentang Tuhan yang berinkarnasi, ketika mereka dipromosikan atau diberhentikan, dan ketika dihadapkan dengan lingkungan berbeda.) Kurang lebih semua ini. Ketika engkau semua mendengarkan isi dari aspek-aspek ini, apakah engkau hanya mendengarkan peristiwa di dalamnya, ataukah engkau mencocokkannya dengan dirimu sendiri, memperoleh dan memahami kebenaran melalui peristiwa-peristiwa ini? Dengan perspektif apa engkau semua mendengarkannya? (Ketika Tuhan menyingkapkan dan menelaah keadaan serta perwujudan ini, aku dapat mencocokkannya dengan diriku sendiri. Terkadang, perilakuku mungkin tidak sepenuhnya sama dengan perwujudan antikristus, tetapi watak dan esensi natur yang kuperlihatkan sama.) Keadaan, perwujudan, dan esensi yang terungkap ada dalam diri setiap orang pada taraf yang berbeda-beda. Ketika orang pertama kali percaya kepada Tuhan, sulit bagi mereka untuk melihat perwujudan watak-watak rusak ini dalam diri mereka, tetapi seiring dengan pengalaman mereka percaya kepada Tuhan yang berangsur-angsur menjadi makin mendalam, tanpa sadar mereka menyadari adanya watak dan perilaku tertentu dalam diri mereka. Oleh karena itu, entah perwujudan spesifik yang disebutkan dalam isi pembahasan kita saat ini berkaitan denganmu atau tidak, atau entah engkau berperilaku seperti itu di masa lalu atau tidak, bukan berarti masalah-masalah ini tidak ada kaitannya dengan dirimu; bukan berarti engkau tidak akan melakukan hal-hal seperti ini di masa depan, juga bukan berarti engkau tidak memiliki watak dan perilaku seperti ini. Kita telah mempersekutukan dan menyingkapkan berbagai perwujudan antikristus selama lebih dari setahun sampai saat ini. Setelah menghabiskan lebih dari setahun mempersekutukan sebuah topik dan masih belum selesai, apakah menurutmu isi dari persekutuan kita ini spesifik dan menyeluruh? (Menyeluruh.) Ini sangat spesifik dan menyeluruh! Namun, meskipun persekutuan telah mencapai taraf ini, ada banyak orang yang masih memperlihatkan perilaku asli mereka, tidak berubah sedikit pun. Artinya, firman yang telah diucapkan serta keadaan, watak, dan esensi yang telah disingkapkan tidak membantu mereka sedikit pun. Selama kurun waktu ini, masih ada orang yang terus-menerus berperilaku sembrono dan tidak berprinsip, bertindak sewenang-wenang dan diktatorial, serta berperilaku seenaknya dan berubah-ubah. Mereka tetap sama seperti sebelumnya, atau bahkan menjadi makin merajalela setelah memperoleh status, memperlihatkan diri mereka secara jauh lebih menyeluruh. Selain itu, selalu ada orang-orang yang diganti dan dikeluarkan; apa yang sedang terjadi di sini? (Ini karena orang-orang ini tidak pernah menerima kebenaran; mereka telah mendengar begitu banyak khotbah tetapi tidak pernah menganggapnya serius.) Salah satu alasannya adalah karena orang-orang ini tidak pernah menerima kebenaran; mereka muak akan kebenaran dan tidak mencintai hal-hal positif. Alasan lainnya adalah karena mereka pada dasarnya memiliki esensi antikristus, tidak mampu menerima kebenaran atau hal-hal positif. Oleh karena itu, meskipun Aku telah mempersekutukan dan menyingkapkan berbagai esensi serta perwujudan antikristus dengan sedemikian spesifiknya, para antikristus dan orang-orang jahat ini tetap bertindak tanpa terkendali serta tanpa rasa takut, melakukan apa pun sekehendak hati mereka. Bukankah ini ditentukan oleh esensi mereka? Benar-benar mustahil bagi orang-orang ini untuk mengubah natur mereka; mereka tetap tidak terpengaruh oleh khotbah, tak peduli sebanyak apa pun khotbah yang mereka dengarkan, dan mereka juga tidak bertobat. Dinilai dari kehidupan mereka sehari-hari, sikap mereka terhadap tugas mereka, serta cara mereka melaksanakannya, mereka tidak menerima kebenaran sama sekali dan watak mereka belum berubah sedikit pun; firman ini seperti dikhotbahkan kepada orang tuli; sama sekali tidak efektif. Firman ini tidak memengaruhi antikristus, tetapi apakah firman ini telah memiliki pengaruh pengekangan tertentu dalam dirimu? Apakah firman ini telah berfungsi mengekang perilaku tertentu dan meningkatkan standar hati nurani serta moralitasmu? (Sedikit.) Jika firman ini tidak berpengaruh seperti ini dalam diri seseorang, apakah dia masih manusia? Dia bukan manusia; dia adalah setan. Tentu saja, setelah mendengarkan firman ini, kebanyakan orang telah memperoleh sedikit kemampuan untuk membedakan berbagai esensi watak antikristus, dan menjadi makin membenci watak antikristus ini di lubuk hati mereka, sembari juga memperoleh pemahaman serta pengetahuan tentang esensi dari watak rusak mereka sendiri. Ini adalah pertanda yang baik, hal yang baik. Namun, adakah orang-orang yang menjadi makin negatif setelah mereka makin banyak mendengar? Setelah mendengarkan firman ini, mereka berpikir, "Habislah sudah. Setiap kali perwujudan, keadaan, dan watak antikristus disingkapkan, itu sepenuhnya cocok dengan apa yang ada dalam diriku. Tidak sekali pun itu tidak relevan denganku. Kapan aku dapat sepenuhnya melepaskan diriku dari watak antikristus? Kapan aku dapat memperlihatkan perwujudan umat Tuhan, perwujudan anak Tuhan yang terkasih?" Makin banyak mereka mendengar, makin mereka menjadi negatif, makin mereka merasa bahwa tidak ada jalan untuk ditempuh. Apakah reaksi ini normal? (Tidak.) Apakah engkau semua merasa negatif? (Tidak.) Setiap kali engkau semua mendengarkan-Ku menyingkapkan perwujudan dan peristiwa antikristus ini, apakah itu terasa menyakitkan atau membuatmu merasa tidak nyaman? Apakah engkau merasa malu? (Itu menyakitkan, kami merasa malu.) Seperti apa pun perasaanmu, fakta bahwa itu tidak membuatmu menjadi negatif adalah hal yang baik; engkau semua telah mampu untuk tetap teguh. Namun, tidak menjadi negatif tidaklah cukup; itu belum mencapai tujuan, itu bukanlah tujuan akhir. Engkau perlu mencapai pengenalan akan dirimu sendiri melalui firman ini. Ini bukanlah tentang memahami salah satu aspek dari perilaku melainkan tentang mengetahui watak dan esensimu sendiri. Pemahaman ini seharusnya memungkinkanmu untuk menemukan jalan penerapan dalam hidup ini dan selama proses melaksanakan tugasmu, mengetahui tindakan apa yang sesuai dengan perilaku antikristus, tindakan apa yang memperlihatkan watak antikristus, serta tindakan apa yang berprinsip. Jika engkau mampu mencapainya, berarti tidaklah sia-sia engkau mendengarkan firman ini; firman ini berpengaruh terhadapmu. Selanjutnya, kita akan lanjutkan dengan mempersekutukan perwujudan keempat dari bagaimana antikristus memperlakukan Tuhan yang berinkarnasi; sekadar mendengarkan apa yang Kristus katakan, tetapi tidak taat ataupun tunduk.

D. Sekadar Mendengarkan Apa yang Kristus Katakan, tetapi Tidak Taat ataupun Tunduk

Antikristus sekadar mendengarkan apa yang Kristus katakan, tetapi tidak taat ataupun tunduk; jadi, bagaimana cara mereka mendengar? Kalimat ini pada dasarnya merangkum sikap mereka dalam mendengar: Tidak ada kepatuhan, tidak ada ketundukan yang sejati; mereka tidak menerimanya dari hati mereka, tetapi sekadar mendengarkan dengan telinga mereka, tidak mendengarkan atau memahaminya dengan hati mereka. Jika dilihat secara harfiah, perilaku dan watak antikristus dalam hal ini dapat dirangkum oleh unsur-unsur dasar tersebut. Dari perspektif esensi watak antikristus, orang-orang semacam itu tidak taat ataupun tunduk pada apa pun yang berasal dari Tuhan atau apa pun yang dianggap baik dan positif oleh Tuhan atau oleh manusia, serta apa pun yang sesuai dengan hukum alam; sebaliknya, mereka memandang rendah hal-hal tersebut dan memiliki perspektif serta pandangan mereka sendiri. Apakah perspektif mereka sesuai dengan aturan dan hukum tentang hal-hal positif? Tidak. Perspektif mereka dapat diringkas menjadi dua aspek: Yang pertama adalah hukum-hukum Iblis, dan yang kedua adalah sesuai dengan kepentingan Iblis serta esensi natur Iblis. Oleh karena itu, berkaitan dengan daging yang di dalamnya Tuhan berinkarnasi, perspektif dan sikap antikristus pada dasarnya dapat dirangkum menjadi dua hal: Yang pertama adalah logika serta hukum-hukum Iblis, dan yang kedua adalah esensi watak Iblis. Kristus adalah juru bicara bagi Tuhan pada saat Dia melaksanakan suatu tahap pekerjaan di bumi, Dia adalah ungkapan dan inkarnasi Tuhan pada saat Dia melaksanakan suatu tahap pekerjaan di bumi. Terhadap peran semacam itu, selain merasa ingin tahu, suka meneliti, dan memperlakukan Dia seperti mereka memperlakukan seseorang yang berstatus untuk dijilat dan disanjung, antikristus tidak benar-benar percaya serta mengikuti di dalam hatinya, dan terlebih lagi, mereka tidak benar-benar mengasihi ataupun tunduk. Mengenai Kristus, sosok yang tampak kecil di mata manusia yang rusak, penampilan-Nya biasa dan normal; ucapan, perilaku, dan sikap-Nya, serta semua aspek kemanusiaan-Nya, juga biasa dan normal. Terlebih lagi, wujud, cara, dan metode pekerjaan yang Dia lakukan tampak sangat biasa, normal dan nyata di mata semua orang. Semua itu tidak supernatural, tidak hampa, tidak samar, dan tidak terpisah dari kehidupan nyata. Singkatnya, dari luar, Kristus tidak terlihat agung. Ucapan, tindakan, dan sikap-Nya tidak mendalam ataupun abstrak. Jika diamati melalui mata manusia, tidak ada misteri yang terlihat, dan tidak ada apa pun yang tidak terpahami; Dia benar-benar sangat nyata, sangat normal. Sebelum kita membahas esensi dan natur semua pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan yang berinkarnasi, mari kita lihat semua yang terlihat dari luar oleh manusia tentang peran Tuhan yang berinkarnasi ini: ucapan, perilaku, sikap, rutinitas sehari-hari, kepribadian, minat, tingkat pendidikan, masalah yang Dia pedulikan dan bahas, cara-Nya memperlakukan dan berinteraksi dengan orang-orang, serta hal-hal pengetahuan yang Dia sampaikan, dan sebagainya. Dalam pandangan manusia, semua ini tidaklah supernatural, agung, ataupun hampa, tetapi sangat nyata. Semua aspek ini adalah ujian bagi setiap orang yang mengikuti Kristus; tetapi bagi mereka yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, yang memiliki hati nurani dan nalar, setelah mereka memahami beberapa kebenaran, mereka merangkum semua perwujudan lahiriah Kristus yang normal dan nyata ini di bawah kategori Tuhan yang berinkarnasi untuk dipahami, dimengerti dan ditunduki. Namun, hanya antikristus yang tidak melakukan hal ini; mereka tidak mampu melakukannya. Di lubuk hati mereka, bagi mereka, tampak seperti ada sesuatu yang kurang dari sosok yang sangat biasa seperti Kristus. Apa sebenarnya yang mereka anggap kurang? Di lubuk hatinya, antikristus sering merasa bahwa orang biasa seperti ini tidak terlalu terlihat seperti tuhan. Mereka juga sering menuntut bahwa orang biasa seperti ini seharusnya berbicara, bertindak, dan berperilaku dengan cara, yang bagi mereka, akan sesuai dengan tuhan yang sejati, dengan kristus yang ada dalam imajinasi mereka. Oleh karena itu, jika melihat lubuk hati antikristus, mereka tidak bersedia menerima orang biasa seperti ini sebagai penguasa mereka, sebagai tuhan mereka. Makin normal, nyata, dan biasa aspek Kristus, makin itu direndahkan, dicemooh, dan bahkan dipandang dengan sikap bermusuhan oleh antikristus. Jadi, mengenai aspek perilaku Kristus apa pun, termasuk firman-Nya, di lubuk hati mereka, antikristus tidak dapat menerimanya, dan bahkan menentangnya.

Apa saja yang Kristus bicarakan? Terkadang itu adalah tentang membuat pengaturan kerja, terkadang menunjukkan kekurangan seseorang, terkadang menyingkapkan esensi rusak dari jenis orang tertentu, terkadang menganalisis esensi dan semua rincian suatu masalah untuk menelaah masalah-masalah terkait, terkadang menilai benar dan salahnya suatu hal, terkadang menentukan kesudahan jenis orang tertentu, terkadang mempromosikan orang-orang tertentu, terkadang memberhentikan orang-orang tertentu, terkadang memangkas orang-orang tertentu, dan terkadang menghibur serta menasihati orang-orang tertentu. Tentu saja, selain kebenaran yang berkaitan dengan watak hidup manusia yang Kristus ucapkan selama pekerjaan-Nya, Dia juga sering menyinggung segala macam hal, serta topik-topik tertentu yang berkaitan dengan pengetahuan manusia dan berbagai bidang profesional. Kristus adalah manusia yang normal dan nyata; Dia tidak hidup dalam ruang hampa. Dia memiliki pemikiran dan sudut pandang mengenai segala hal yang berkaitan dengan kelangsungan hidup serta kehidupan manusia, dan Dia menangani hal-hal ini berdasarkan prinsip. Jika prinsip-prinsip ini berkaitan dengan topik tentang kelangsungan hidup manusia, jalan masuk kehidupan manusia, dan penyembahan terhadap Tuhan, dapatkah dikatakan bahwa semua ini adalah kebenaran? (Ya.) Perkataan mengenai pengetahuan, falsafah manusia, dan beberapa hal profesional yang Kristus bicarakan tidak dapat secara langsung disebut sebagai kebenaran, tetapi perkataan itu berbeda dalam sudut pandang, sikap, dan prinsip dari apa yang manusia ketahui tentang topik-topik ini. Sebagai contoh, manusia mungkin memiliki sikap yang memuja terhadap suatu bidang pengetahuan, hidup berdasarkannya, sedangkan Kristus mampu menelaah dan membedakan segala macam pengetahuan serta memperlakukannya dengan benar. Contohnya adalah keahlianmu dalam profesi tertentu dan penguasaanmu akan pengetahuan terkait. Apa yang dapat engkau semua capai dengan menerapkan pengetahuan ini? Bagaimana engkau semua menerapkan pengetahuan ini selama proses pelaksanaan tugasmu? Apakah ada prinsip kebenaran yang berkaitan dengan hal ini? Jika engkau tidak memahami kebenaran, berarti tidak ada prinsip, dan engkau hanya akan mengandalkan pengetahuan dalam melaksanakan tugasmu. Meskipun Aku mungkin bukan ahli dalam profesi tersebut ataupun tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang pengetahuan itu, hanya memahami ide umumnya dan mengetahui beberapa hal mendasar tentangnya, Aku tahu bagaimana menerapkan pengetahuan ini dengan cara dan prinsip yang memungkinkannya untuk melayani pekerjaan Tuhan secara efektif. Inilah perbedaannya. Karena antikristus tidak menerima kebenaran, mereka tidak akan pernah memahami poin ini dan tidak akan pernah memahami apa sebenarnya esensi Kristus. Kristus memiliki esensi Tuhan; di mana tepatnya pernyataan ini diaktualisasikan dan diwujudkan, bagaimana seharusnya orang memperlakukannya, dan manfaat serta keuntungan apa yang manusia terima darinya? Antikristus tidak akan pernah memahami aspek ini. Mengapa demikian? Ada alasan terpenting: Seperti apa pun cara antikristus memandang daging yang di dalamnya Tuhan berinkarnasi, mereka hanya melihat seorang manusia. Mereka menilai dari perspektif manusia, menggunakan pengetahuan, pengalaman, kecerdasan, rencana licik, dan tipu muslihat manusia untuk melihatnya, tetapi seperti apa pun cara mereka melihatnya, mereka tidak dapat melihat apa pun yang istimewa mengenai orang ini, dan mereka juga tidak mampu melihat bahwa Dia memiliki esensi Tuhan. Katakan kepada-Ku, dapatkah mereka melihat hal itu dengan mata telanjang? (Tidak.) Bagaimana jika mereka menggunakan mikroskop atau sinar-X? Bahkan lebih tidak mungkin bagi mereka untuk melihatnya. Ada orang yang bertanya: "Jika itu tidak bisa dilihat dengan mata telanjang ataupun dengan mikroskop, apakah mereka yang berhubungan dengan alam roh dapat melihatnya?" (Tidak.) Mereka yang berhubungan dengan alam roh mampu melihat ke dalam alam itu dan merasakan roh, lalu mengapa mereka tidak dapat mengenali Tuhan yang berinkarnasi? Apakah menurutmu Iblis mampu melihat Tuhan di alam roh? (Ya.) Seperti halnya Tuhan, Iblis ada di alam roh, tetapi apakah dia mengakui Tuhan sebagai Tuhan? (Tidak.) Apakah dia mengikuti atau percaya kepada Tuhan? (Tidak.) Iblis bisa melihat Tuhan setiap hari, tetapi dia tidak percaya kepada-Nya ataupun mengikuti-Nya. Jadi, sekalipun mereka yang berhubungan dengan alam roh bisa melihat Roh Tuhan, akankah mereka mengakui Roh ini sebagai Tuhan? (Tidak.) Apakah penjelasan ini mengatasi sumber masalahnya? (Ya.) Apa sumber masalahnya di sini? (Mereka tidak mengakui Tuhan dan tidak takut akan Dia.) Di lubuk hatinya, antikristus tidak mengakui Tuhan. Leluhur mereka, akar mereka, tidak mengakui Tuhan. Bahkan sekalipun Tuhan berada tepat di depan mata mereka, mereka tidak akan mengakui ataupun menyembah-Nya. Jadi, bagaimana mungkin mereka menyembah Tuhan yang berinkarnasi, yang terlihat begitu biasa dan kecil? Sama sekali tidak mungkin. Oleh karena itu, apa pun cara yang antikristus gunakan untuk melihat, itu sia-sia. Sejak Tuhan memulai pekerjaan-Nya hingga sekarang, Tuhan telah mengucapkan begitu banyak firman dan melakukan pekerjaan yang begitu besar. Bukankah ini adalah tanda dan keajaiban terbesar di dunia manusia? Jika antikristus dapat mengakuinya, mereka sudah percaya sejak lama; mereka tidak akan menunggu sampai sekarang. Apakah ada orang-orang yang berpikir, "Antikristus hanya belum cukup banyak melihat perbuatan Tuhan yang nyata, sehingga mereka masih belum yakin; jika Tuhan memperlihatkan beberapa tanda serta keajaiban, membiarkan mereka melihat seperti apa sebenarnya alam roh itu, dan jika mereka melihat pribadi Tuhan yang sebenarnya dan bahwa semua firman-Nya digenapi, mereka tentunya akan mengakui dan mengikuti Tuhan"? Itukah yang akan terjadi? Setelah melawan Tuhan di alam roh selama bertahun-tahun tanpa pernah merasa yakin, akankah antikristus tiba-tiba tunduk hanya dalam beberapa tahun? Itu tidak mungkin; esensi natur mereka tidak dapat berubah. Tuhan yang berinkarnasi telah melakukan begitu banyak pekerjaan dan mengucapkan begitu banyak firman, tetapi tak satu pun dari semua ini dapat menaklukkan mereka, dan mereka juga tidak mampu mengakui identitas serta esensi Tuhan. Ini adalah natur bawaan mereka. Natur ini menunjukkan apa? Itu berarti bahwa orang-orang seperti antikristus akan selamanya berperang melawan Tuhan, kebenaran, dan hal-hal positif, berperang hingga akhir, tidak pernah berhenti sampai mati. Bukankah mereka sudah semestinya menjadi sasaran penghancuran? Apa artinya "tidak pernah berhenti sampai mati"? Itu berarti mereka lebih baik mati daripada mengakui bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, mereka lebih baik mati daripada tunduk kepada Tuhan. Ini berarti mereka sudah sepantasnya mati.

Dalam hal Kristus, orang biasa ini, antikristus bukan hanya memeriksa Dia dari luar, tetapi juga dari dalam hatinya. Dengan demikian, ketika Kristus berfirman dan bertindak, antikristus memperlihatkan berbagai perilaku. Mari kita singkapkan esensi natur mereka melalui berbagai perwujudan yang antikristus perlihatkan dalam menanggapi ucapan dan tindakan Kristus. Sebagai contoh, ketika Kristus mempersekutukan pekerjaan dan prinsip-prinsip kebenaran kepada orang-orang, Dia menyebutkan beberapa penerapan khusus. Ini berkaitan dengan bagaimana seharusnya orang secara khusus melaksanakan dan menerapkan suatu tugas selama proses pelaksanaan tugas mereka. Secara umum, tidak ada tugas yang adalah tentang membahas teori, meneriakkan slogan, menyemangati semua orang, dan meminta semua orang untuk bersumpah, lalu selesailah tugas tersebut; setiap hal yang berkaitan dengan tugas bersifat rumit dan berkaitan dengan rincian tertentu. Sebagai contoh: Bagaimana memilih orang yang tepat; bagaimana menangani dan memperlakukan keadaan yang berbeda-beda yang dialami berbagai orang; bagaimana menangani berbagai masalah yang muncul selama proses pelaksanaan tugas berdasarkan prinsip; bagaimana mencapai kerja sama yang harmonis di antara orang-orang tanpa bertindak sewenang-wenang dan diktatorial, atau berperilaku seenaknya serta berubah-ubah; dan sebagainya, yang mencakup berbagai topik. Ketika orang perlu menerapkan pekerjaan spesifik yang telah dipersekutukan oleh Kristus dan bertanggung jawab atas proyek-proyek tertentu, orang-orang itu mungkin akan menghadapi kesulitan. Meneriakkan slogan dan mengkhotbahkan doktrin itu mudah, tetapi menerapkan secara nyata tidaklah sesederhana itu. Setidaknya, orang perlu untuk mengerahkan upaya, membayar harga, dan meluangkan waktu untuk benar-benar pergi serta melaksanakan tugas-tugas ini. Di satu sisi, ini berkaitan dengan menemukan orang-orang yang cocok, dan di sisi lain, ini mengharuskan orang untuk mempelajari profesi terkait, meneliti pengetahuan umum dan teori-teori yang ada kaitannya dengan berbagai aspek profesional, dan metode serta pendekatan pengoperasian yang spesifik. Selain itu, mereka mungkin menghadapi beberapa masalah yang menantang. Secara umum, orang normal akan merasa sedikit gentar saat mendengar tentang kesulitan-kesulitan ini, merasakan sedikit tekanan, tetapi mereka yang setia dan tunduk kepada Tuhan, ketika dihadapkan dengan kesulitan dan tekanan, akan berdoa di dalam hatinya, memohon agar Tuhan membimbing mereka, memperkuat iman mereka, mencerahkan serta membantu mereka, dan juga memohon agar Tuhan melindungi mereka sehingga tidak melakukan kesalahan, agar mereka mampu memenuhi kesetiaan mereka serta mengerahkan upaya terbaik sehingga mereka akan memiliki hati nurani yang murni. Namun, orang-orang seperti antikristus tidak seperti ini. Ketika mendengar tentang pengaturan kerja yang spesifik dari Kristus yang perlu mereka terapkan dan bahwa ada beberapa kesulitan dalam pekerjaan tersebut, mereka mulai merasa menentang di dalam hatinya, dan tidak bersedia untuk melakukannya. Seperti apakah keengganan ini? Mereka berkata: "Mengapa hal-hal baik tidak pernah terjadi padaku? Mengapa aku selalu diberi masalah dan tuntutan? Apakah aku ini dianggap pengangguran atau budak yang bisa diperintah? Aku tak bisa dimanipulasi semudah itu! Engkau mengatakannya dengan begitu enteng, mengapa tidak kau coba untuk melakukannya sendiri!" Seperti inikah ketundukan itu? Seperti inikah sikap yang menerima itu? Apa yang sedang mereka lakukan? (Menentang, melawan.) Bagaimana munculnya penentangan dan perlawanan ini? Sebagai contoh, jika diminta, "Pergilah membeli beberapa kilo daging dan masaklah hidangan daging babi rebus untuk semua orang," akankah mereka menentangnya? (Tidak.) Namun, jika diminta, "Hari ini, pergilah menggarap tanah, dan sementara menggarapnya, kau harus terlebih dahulu membuang batu-batunya, baru setelah itu kau boleh makan," mereka tidak akan bersedia melakukannya. Ketika itu ada kaitannya dengan kesukaran fisik, kesulitan, atau tekanan, kebencian dalam diri mereka pun muncul, dan mereka jadi tidak bersedia untuk melakukannya; mereka mulai menentang dan mengeluh: "Mengapa hal-hal baik tidak terjadi padaku? Ketika saatnya tiba untuk tugas-tugas yang mudah atau ringan, mengapa aku diabaikan? Mengapa aku dipilih untuk melakukan pekerjaan yang berat, melelahkan, atau kotor? Apakah karena aku terlihat lugu dan mudah untuk diperintah?" Di sinilah penentangan dalam hati mereka mulai muncul. Mengapa mereka begitu menentang? "Pekerjaan yang kotor dan melelahkan" apa itu? "Kesulitan" apa itu? Bukankah semua ini adalah bagian dari tugas mereka? Siapa pun yang ditugaskan haruslah melaksanakannya; apa yang bisa dipilah atau dipilih? Apakah ini adalah tentang sengaja mempersulit mereka? (Tidak.) Namun, mereka yakin bahwa ini berarti dengan sengaja mempersulit mereka, menempatkan mereka pada posisi yang sulit, sehingga mereka tidak menerima bahwa tugas ini adalah dari Tuhan dan tidak bersedia menerimanya. Apa yang terjadi di sini? Apakah ketika mereka menghadapi kesulitan, perlu menanggung kesukaran fisik, dan tidak dapat lagi hidup nyaman, mereka menjadi menentang? Seperti inikah ketundukan tanpa syarat dan tanpa mengeluh itu? Mereka tidak bersedia begitu menghadapi kesulitan terkecil sekalipun. Apa pun yang tidak ingin mereka lakukan, pekerjaan apa pun yang mereka anggap sulit, tidak diinginkan, merendahkan, atau dipandang rendah oleh orang lain, mereka menentangnya, merasa keberatan, dan menolaknya dengan keras, tidak memperlihatkan sedikit pun ketundukan. Reaksi pertama antikristus ketika dihadapkan dengan firman Kristus, perintah, atau prinsip-prinsip yang Dia persekutukan—begitu itu menyebabkan kesulitan bagi mereka, atau menuntut mereka untuk menderita atau membayar harga—adalah menentang dan menolaknya, merasa jijik di dalam hati mereka. Namun, untuk hal-hal yang ingin mereka lakukan atau yang menguntungkan mereka, sikap mereka tidaklah sama. Antikristus ingin menikmati kenyamanan dan ingin menonjol, tetapi apakah mereka akan dengan gembira dan senang hati bersedia menerima ketika menghadapi penderitaan jasmani, keharusan untuk membayar harga, atau bahkan menghadapi risiko menyinggung orang lain? Mampukah mereka tunduk secara mutlak? Sama sekali tidak; sikap mereka sepenuhnya adalah sikap yang tidak taat dan membangkang. Ketika orang-orang seperti antikristus dihadapkan dengan hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan, hal-hal yang tidak sesuai dengan preferensi, selera, atau kepentingan diri mereka sendiri, sikap mereka terhadap firman yang Kristus ucapkan menjadi sikap yang sepenuhnya menolak dan menentang, tanpa ada sedikit pun tanda ketundukan.

Ketika mendengarkan Kristus berbicara, ada orang-orang yang mulai berpikir: "Mengapa Kristus mengatakan hal ini? Mengapa Dia memperlakukan hal ini dengan pandangan seperti ini? Mengapa Dia berpendapat seperti ini, mengapa Dia mendefinisikan sesuatu dengan cara seperti ini? Apakah ini juga adalah kebenaran? Apakah ini juga adalah firman Tuhan? Kurasa bukan. Cara Tuhan berfirman yang tercatat dalam Alkitab berbeda, dengan adanya semacam rasionalitas tertentu, tanpa membahas hal-hal yang terperinci dan sepele seperti ini. Mengapa Kristus berbicara seperti ini? Ini selalu tentang rincian dan menelaah hal-hal terperinci; mungkinkah Tuhan benar-benar berbicara seperti ini?" Mereka tidak memiliki gagasan setiap kali mereka membaca firman Tuhan, dan yang mereka pikirkan adalah, "Ini adalah firman Tuhan; aku harus mengandalkannya untuk memperoleh hidup, keselamatan, dan berkat." Namun, ketika mereka benar-benar berinteraksi dengan Kristus, mereka mulai memiliki pandangan, komentar, dan sikap-Nya mengenai beberapa hal, serta cara-Nya dalam menangani orang-orang tertentu, dan pendapat ini dapat dianggap sebagai gagasan manusia. Ketika antikristus memunculkan gagasan di hati mereka, akankah mereka berdoa kepada Tuhan untuk memangkas gagasan mereka? Sama sekali tidak. Mereka terus-menerus menilai perkataan Kristus dengan menggunakan gagasan mereka sendiri tanpa sedikit pun hati yang tunduk. Dengan demikian, ketika mereka mengembangkan gagasan tentang Kristus, mereka mulai merasakan penentangan di dalam hati mereka dan lambat laun mereka bersikap antagonis terhadap Kristus. Ketika sikap yang antagonis ini muncul, apakah antikristus masih berencana untuk tunduk? Apakah mereka masih berencana untuk menerima? Di dalam hatinya, mereka mulai menentang, berpikir, "Huh, kini aku punya pegangan untuk menentangmu. Bukankah engkau seharusnya adalah tuhan? Bukankah semua firmanmu adalah kebenaran? Ternyata engkau juga harus bernalar secara logis ketika melakukan sesuatu, dan engkau menilai hal-hal berdasarkan apa yang kaulihat dengan matamu. Tindakanmu tidak sesuai dengan esensi tuhan!" Mereka mulai merasakan ketidaktaatan di dalam hatinya. Ketika ketidaktaatan ini muncul, itu terlihat dari luar. Mereka mungkin berkata, "Apa yang kaukatakan kedengarannya benar, tetapi aku perlu memeriksa firman tuhan untuk melihat apa yang dia katakan tentang hal itu. Aku perlu berdoa kepada tuhan untuk melihat bagaimana dia menuntunku. Aku perlu menunggu dan mencari, untuk melihat bagaimana tuhan membimbing dan mencerahkanku. Adapun mengenai apa yang telah kaukatakan, itu tidak lagi menjadi pertimbanganku, dan itu tidak dapat menjadi dasar bagi tindakanku." Perwujudan apakah ini? (Menyangkal Kristus.) Mereka menyangkal Kristus, tetapi mengapa mereka masih membaca Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia? (Tuhan, menurutku mereka hanya mengakui Tuhan yang samar yang di surga dan dengan terang-terangan menyangkal Kristus yang di bumi.) Antikristus secara konsisten hidup dalam kata-kata dan doktrin kosong, menyembah Tuhan yang agung dan tak kasatmata. Oleh karena itu, mereka sangat memuja dan menghargai firman tertulis yang merupakan perkataan Kristus yang tercatat, tetapi menganggap Kristus, yang sangat biasa itu, sebagai sosok yang sama sekali tidak berstatus di hati mereka. Bukankah ini bertentangan? Ketika mereka memiliki gagasan tentang Kristus, mereka berkata, "Aku harus berdoa dan mencari tahu apa yang firman tuhan katakan." Siapakah orang yang hanya mengakui firman Tuhan tetapi tidak mengakui Kristus? (Antikristus.) Betapa pun signifikannya atau mendalamnya gagasan mereka tentang firman Kristus, begitu firman itu telah tercetak, gagasan mereka pun lenyap. Setelah firman itu menjadi teks, mereka menyembahnya sebagai Tuhan. Bukankah ini adalah kesalahan yang sama yang dilakukan oleh orang-orang Farisi dan mereka di kalangan keagamaan? Gagal memahami kebenaran membuat perwujudan dan gagasan ini muncul dengan mudahnya. Setelah antikristus mengembangkan gagasan, hati mereka tidak dapat tunduk; tidak ada ketundukan, yang ada hanyalah penentangan.

Dalam keadaan apa orang-orang biasa mengembangkan gagasan, atau, orang seperti apa yang cenderung mengembangkan gagasan? Yang satu adalah mereka yang tidak memahami firman Tuhan, dan yang lain adalah mereka yang tidak memiliki pemahaman rohani serta tidak menerima kebenaran; merekalah yang cenderung mengembangkan gagasan. Begitu gagasan muncul, mereka mulai menentang di dalam hatinya. Sebagai contoh, Aku mungkin memberi tahu orang-orang untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu berdasarkan latar belakang, lingkungan, dan kebutuhan orang pada saat itu. Di kemudian hari, seiring berjalannya waktu dan berubahnya keadaan, cara serta metode untuk menangani hal tersebut mungkin juga berubah. Namun, perubahan ini memberikan kesempatan kepada antikristus untuk mengembangkan gagasan: "Sebelumnya engkau berkata seperti ini, menyatakannya sebagai kebenaran dan menyuruh orang untuk menerapkannya dengan cara seperti itu. Kami akhirnya memahaminya dan mampu menerapkan serta mematuhinya, mengira bahwa ada harapan bagi kami untuk memperoleh berkat, dan sekarang engkau menyuruh kami untuk melakukannya dengan cara yang berbeda; apa maksudnya ini? Bukankah engkau sedang menyiksa kami? Bukankah engkau memperlakukan kami seakan-akan kami bukan manusia? Bagaimana tepatnya cara yang benar untuk melakukannya?" Perubahan apa pun dalam metode, pendekatan, atau pernyataan dapat membuat orang-orang tertentu marah; orang-orang ini adalah mereka yang sama sekali tidak memahami kebenaran dan tidak mampu memahaminya. Mereka mengukur semua yang Tuhan lakukan dengan menggunakan sudut pandang lama, teori-teori lama, standar moral manusia tertentu, standar hati nurani, dan bahkan beberapa pemikiran logis serta pengetahuan manusia. Ketika semua ini bertentangan dengan apa yang pernah Kristus katakan atau ketika perbedaan muncul di tengah-tengahnya, mereka tidak tahu bagaimana menanganinya. Ketika tidak yakin bagaimana harus melanjutkan sesuatu, orang normal seharusnya mampu menenangkan diri dan menerimanya terlebih dahulu, lalu secara bertahap berusaha untuk memahaminya. Namun, antikristus tidak seperti ini. Mereka terlebih dahulu menentang dan kemudian berdoa kepada Tuhan yang samar, terlihat seolah-olah mereka sedang menerapkan kebenaran dan sangat mengasihi Tuhan. Apa tujuan doa mereka? Tujuannya adalah untuk menemukan bukti yang cukup untuk menyangkal firman Kristus, untuk mengutuk dan mengkritik apa yang telah Kristus katakan, untuk mencapai ketenangan pikiran. Dengan cara inilah mereka meluruskan gagasan mereka. Dapatkah ini meluruskan gagasan mereka? (Tidak) Mengapa tidak? (Karena mereka tidak menerima kebenaran. Mereka tidak mencari kebenaran dari firman Tuhan, tetapi berusaha untuk menyangkal Tuhan.) Sebenarnya, mereka tidak sedang meluruskan gagasan mereka dengan sikap yang menerima kebenaran atau dengan cara yang menerima kebenaran. Gagasan mereka tidak disingkirkan; semua itu tetap ada di hati mereka. Oleh karena itu, cara seperti ini tidak akan pernah meluruskan gagasan mereka, tidak akan pernah memungkinkan mereka untuk melepaskan gagasan mereka. Sebaliknya, gagasan ini akan terakumulasi seiring berjalannya waktu; seiring bertambahnya tahun-tahun mereka percaya kepada Tuhan, makin bertambah pula gagasan dan imajinasi mereka. Akibatnya, sikap mereka terhadap Kristus, terhadap orang biasa ini, mau tak mau menjadi makin dicemari oleh gagasan mereka. Pada saat yang sama, penghalang dalam hati mereka terhadap Kristus dan kebencian mereka terhadap-Nya juga meningkat. Dengan membawa penghalang dan gagasan ini saat melaksanakan tugas mereka, menghadiri persekutuan, serta makan dan minum firman Tuhan, apa yang akhirnya dapat mereka peroleh? Selain meningkatnya keinginan mereka untuk mendapatkan berkat dari hari ke hari, mereka tidak memperoleh apa pun.

Apakah engkau semua memiliki gagasan tentang Kristus? Tuntutan orang terhadap Tuhan membentuk gagasan mereka tentang Kristus. Berasal dari manakah tuntutan ini? Itu berasal dari ambisi, keinginan, gagasan, dan imajinasi manusia. Jadi, gagasan seperti apakah yang orang kembangkan? Mereka yakin bahwa Kristus seharusnya mengatakan ini atau itu, bahwa Dia seharusnya berfirman dan bertindak dengan cara-cara tertentu. Sebagai contoh, ketika seseorang merasa negatif dan lemah, dia mungkin berpikir, "Bukankah Tuhan itu kasih? Tuhan itu seperti ibu yang penuh kasih, seperti ayah yang penuh belas kasihan; Tuhan seharusnya memberi penghiburan kepada manusia. Lupakan tentang Tuhan yang di surga; Dia tidak terjangkau. Kini Tuhan telah datang ke bumi, sehingga manusia memiliki akses yang mudah ini. Karena aku sedang merasa negatif, aku harus datang ke hadapan Tuhan dan mencurahkan isi hatiku." Dan sembari mencurahkan isi hatinya, orang ini menitikkan air mata, berbicara tentang kesulitan, kelemahannya, dan dengan terbuka membahas watak rusaknya. Apa sebenarnya yang orang-orang inginkan dalam hati mereka? Mereka ingin dihibur, ingin mendengar perkataan yang enak didengar, mereka ingin Tuhan mengucapkan perkataan yang akan meringankan kesedihan mereka, menghibur mereka, membuat mereka merasa nyaman, dan menghentikan mereka agar tidak merasa negatif lagi. Bukankah itulah yang mereka inginkan? Terutama, ada jenis orang tertentu yang memiliki imajinasi seperti ini: "Bagi manusia, sulit untuk melepaskan kelemahan dan kenegatifan begitu saja, tetapi bagi Tuhan, satu kalimat saja mampu membuat seseorang disegarkan sepenuhnya, semua masalah dan kesedihan di hati mereka langsung lenyap. Kelemahan dan kenegatifan akan lenyap bagaikan asap, dan mereka mampu kuat dalam menghadapi apa pun, tidak lagi lemah atau terpuruk dalam kenegatifan, tetap teguh dalam kesaksian mereka. Dengan demikian, biarlah Kristus berfirman!" Katakan kepada-Ku, apa yang harus Kukatakan ketika dihadapkan dengan situasi seperti itu? Di satu sisi, Aku perlu mencari tahu mengapa orang ini merasa negatif dan tugas apa yang sedang dilaksanakannya; di sisi lain, Aku harus mempersekutukan prinsip-prinsip yang harus orang patuhi selama proses pelaksanaan tugas mereka. Bukankah mengatakannya seperti ini sudah cukup jelas? Bagi orang-orang yang bodoh dan keras kepala serta tidak menerima kebenaran, perlu untuk mengatakan sesuatu yang mendisiplinkan untuk menstimulasi mereka, mendorong mereka. Pada saat yang sama, juga perlu untuk menyingkapkan esensi natur dari jenis orang seperti ini, agar mereka memahami apa artinya selalu bersikap negatif dan mengapa mereka terus-menerus bersikap negatif. Jika Kukatakan bahwa mereka yang selalu bersikap negatif adalah orang-orang yang tidak menerima kebenaran, yang tidak mencintai kebenaran, dapatkah mereka merasa terhibur setelah mendengarnya? (Tidak.) Seandainya Kukatakan seperti ini: "Terus-menerus bersikap negatif itu normal. Itu adalah perwujudan dari sikap yang kekanak-kanakan; itu seperti seorang anak yang harus memikul beban orang dewasa, sehingga terus-menerus bersikap negatif karena beban tersebut. Tingkat pertumbuhanmu masih kecil, engkau masih muda, dan belum banyak berpengalaman, jadi engkau perlu belajar secara bertahap. Selain itu, orang tuamu juga bertanggung jawab; mereka belum mendidikmu dengan baik, jadi ini bukanlah kesalahanmu." Dengan demikian, mereka mungkin akan bertanya, "Jadi, watak rusak macam apa yang kumiliki ini?" "Ini bukanlah watak yang rusak; ini hanya karena engkau masih terlalu muda dan berasal dari lingkungan keluarga yang baik; engkau sangat disayangi dan dimanjakan. Dalam beberapa tahun, saat engkau tumbuh dewasa, itu akan membaik." Akankah mereka merasa terhibur setelah mendengar perkataan ini? Jika Kutambahkan dengan memeluk mereka erat-erat dan menyalurkan energi positif kepada mereka, bukankah hati mereka akan terasa hangat? Dengan cara ini, mereka akan merasa telah mengalami kasih dan kehangatan Tuhan. Namun, Kristus biasanya tidak bertindak seperti ini. Dia mungkin benar-benar melakukannya kepada anak-anak yang lebih besar sebagai bentuk penghiburan, tetapi terhadap semua orang dewasa, Dia tidak akan bertindak dengan cara seperti ini; itu disebut menipu orang bodoh. Sebaliknya, Dia akan berbicara langsung ke intinya, menunjukkan kepadamu jalannya, menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, dan membiarkanmu memilih dengan bebas. Orang seperti apa dirimu menentukan jalan yang kautempuh. Melihat esensi dari segala sesuatu yang Kristus lakukan, Dia tidak menipu atau mempermainkan manusia, tetapi mereka tidak dapat menerima fakta ini. Mereka tidak menghadapi fakta, tetapi inilah tepatnya esensi Kristus; Dia hanya dapat bertindak dengan cara seperti ini. Jika manusia tidak dapat menerima fakta ini, bukankah ini menciptakan konflik antara manusia dan Tuhan? Jika mereka tidak mampu mencapai tujuan mereka dan juga tidak menerima kebenaran, bukankah ini menciptakan penghalang? (Ya.) Hal ini bersarang dalam hati manusia. Awalnya, orang menganggap bahwa Tuhan itu sangat penuh kasih, lembut bagaikan seorang ibu atau nenek. Namun sekarang, melihat bahwa itu tidaklah demikian dan mereka tidak merasakan sedikit pun kehangatan, mereka merasa kecewa. Dapatkah imajinasi mereka bahwa "hanya satu kalimat dari Kristus dapat menarikku keluar dari kenegatifan" terpenuhi? "Asalkan Kristus datang untuk menyelesaikan masalahku, kujamin hatiku akan langsung terasa hangat, dan aku tidak akan pernah lagi bersikap negatif; segala sesuatunya akan menjadi jelas, dan jalan akan terbuka." Apakah imajinasi ini realistis? Dapatkah tujuan ini tercapai? (Tidak.) Oleh karena itu, jika orang selalu mengandalkan gagasan dan imajinasi mereka, itu tidak akan berhasil; mereka harus mencari kebenaran untuk menyelesaikan masalah.

Ada orang-orang yang melakukan hal-hal tertentu tanpa sepengetahuan orang lain, dan ketika bertemu dengan-Ku, mereka menceritakannya kepada-Ku, "Aku pernah melakukan dosa percabulan ketika masih remaja." Aku berkata, "Tolong jangan katakan hal ini kepada-Ku. Berdoalah dengan tulus secara pribadi dan bertobatlah dengan sungguh-sungguh, maka masalahnya akan selesai, dan Tuhan tidak akan mengingatnya. Engkau tidak perlu menceritakannya kepada-Ku secara langsung; Aku tidak akan menyelidiki hal-hal ini." Ketika Aku menghentikan mereka agar tidak menceritakannya, mereka mulai memiliki pemikiran: "Apakah Engkau benar-benar Tuhan? Hatiku begitu tulus, hati yang berapi-api, dan Engkau malah menyiramnya dengan seember air dingin. Aku hanya ingin berbicara dari hati ke hati dengan-Mu, mengapa Engkau tidak mau mendengarkanku? Alangkah baiknya jika Engkau mendengarkan; ada lebih banyak hal terperinci yang ingin kuceritakan." Aku berkata, "Tujuan utama mengakui dosa-dosamu adalah untuk bertobat, bukan untuk menceritakan banyak hal terperinci. Jika engkau sudah benar-benar bertobat di lubuk hatimu, bentuknya tidak masalah; menjalani proses ini tidak ada gunanya. Menjelaskan semua rincian dan keadaan kepada-Ku tidak berarti bahwa engkau telah bertobat. Jika engkau sudah benar-benar bertobat, sekalipun engkau tidak mengatakan apa pun, engkau tetaplah sudah bertobat. Dan jika engkau belum bertobat, sekalipun engkau membicarakannya, itu akan sia-sia." Ada orang-orang yang tidak paham, mengira bahwa Aku ingin mendengar segala sesuatunya, seperti tentang mereka yang melakukan percabulan, mencuri, atau mengutuk dan menjebak orang lain sebelum mereka percaya kepada Tuhan. Mereka mengira bahwa Aku bersedia mendengarkan semua masalah kehidupan pribadi ini, mengira bahwa Aku ingin tahu dan memahami pemikiran terdalam dari setiap orang dan semua tindakan yang telah mereka lakukan, baik ataupun buruk. Bukankah ini adalah gagasan manusia? Mereka keliru. Aku hanya perlu tahu tentang watak rusak orang, esensi mereka, dan jalan yang mereka tempuh; ini cukup untuk menyelesaikan masalah penting dalam hal keselamatan mereka. Tidak perlu mengetahui kehidupan masa sekarang atau kehidupan masa depan setiap orang; tidak perlu rincian seperti itu. Orang-orang beranggapan: "Engkau juga normal dan nyata. Ada beberapa hal yang tidak Kauketahui, jadi Engkau mungkin ingin memahami latar belakang keluarga setiap orang, lingkungan tempat mereka dibesarkan, dan pengalaman-pengalaman khusus selama pertumbuhan tersebut, mengetahuinya secara menyeluruh untuk tujuan pekerjaan, agar memperoleh pegangan yang dapat Kaugunakan untuk menghakimi dan menyingkapkan mereka." Benarkah demikian? (Tidak.) Dengan memiliki gagasan dan imajinasi seperti ini, ada orang-orang yang ketika bertemu dengan-Ku, selalu ingin menceritakan kepada-Ku perbuatan mereka di masa lalu, dengan berkata, "Oh, Engkau tidak tahu, dahulu keluargaku seperti ini …." Aku berkata, "Jangan katakan masalah keluargamu; ceritakan beberapa pengalaman tentang kepercayaanmu kepada Tuhan." Ada yang berkata, "Oh, Engkau tidak tahu, aku punya begitu banyak pasangan sebelumnya," atau, "Engkau tidak tahu siapa yang pernah kujebak sebelumnya." Bergunakah mengatakan hal-hal ini? (Tidak.) Mereka mengira bahwa Tuhan yang berinkarnasi benar-benar ingin mengetahui hal-hal ini, sangat ingin memahami semua perilaku tercela di antara manusia dan berbagai aspek terperinci dari kehidupan manusia yang telah jatuh. Ketika menghadapi orang-orang seperti itu, Kukatakan kepada mereka, "Jika kau ingin mengaku dan bertobat, berdoalah kepada Tuhan secara pribadi, jangan menceritakannya kepada-Ku. Aku hanya bertanggung jawab untuk mengajarimu cara melaksanakan tugasmu dengan baik dan cara menyembah Tuhan dalam kehidupan nyata, untuk menolongmu agar dapat memperoleh keselamatan. Kita bisa membicarakan apa pun yang berkaitan dengan hal-hal ini ketika kita bertemu, tetapi sebaiknya tidak menyebutkan hal-hal yang tidak ada kaitannya." Setelah mendengarnya, ada orang-orang yang mulai berpikir, "Tuhan benar-benar tidak memiliki kasih, Tuhan tidak bertoleransi." Dalam pandangan mereka, orang seperti apakah yang memiliki kasih? Seorang ketua RT, seseorang yang secara khusus menangani urusan sepele orang-orang sehari-hari. Apakah Aku seharusnya menangani hal-hal semacam itu? Aku sama sekali tidak peduli akan hal-hal itu! Bagaimana engkau menjalani hidupmu, apa yang kaumakan dan kaukenakan, bagaimana caramu menghasilkan uang, bagaimana keadaan ekonomimu, bagaimana caramu bergaul dengan tetanggamu, Aku tidak ikut campur dalam satu pun dari hal-hal itu. Seperti inilah sikap orang terhadap Kristus ketika mereka memendam gagasan di benak mereka. Khususnya ketika mereka mengembangkan gagasan terhadap firman Kristus atau ketika firman Kristus sepenuhnya bertentangan dengan gagasan mereka sendiri, antikristus tidak melepaskan gagasan mereka ataupun menerima kebenaran, dan mereka juga tidak menelaah gagasan mereka ataupun mencari kebenaran; sebaliknya, mereka berpaut pada gagasan mereka, dan di dalam hatinya, mereka diam-diam mengutuk apa yang Kristus katakan.

Pada periode terakhir ini, Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman pada akhir zaman. Seiring dengan meluasnya Injil kerajaan Tuhan, di rumah Tuhan telah muncul banyak tugas pekerjaan yang berkaitan dengan berbagai profesi, seperti tugas-tugas yang berkaitan dengan musik, menulis, film, dan sebagainya. Selama berjalannya tugas-tugas pekerjaan ini, Kristus juga telah terlibat dalam beberapa tugas yang berkaitan dengan profesi tersebut, tentu saja terutama dengan memberikan bimbingan dan menentukan arah berbagai tugas; Dia bekerja dalam lingkup ini. Tidak terelakkan bahwa Kristus mungkin saja tidak familier dengan beberapa pengetahuan atau informasi umum yang berkaitan dengan bidang-bidang ini, dan mungkin saja ada beberapa hal yang tidak Dia pahami. Bukankah ini sangat normal? Bagi kebanyakan orang, ini tampak sangat wajar dan bukan masalah besar karena semua orang sedang berada dalam proses belajar, dan di bawah bimbingan Tuhan, segala macam pekerjaan hanya dapat menjadi makin baik, dengan adanya makin banyak produk jadi dan hasil berkualitas tinggi yang diproduksi. Namun, bagi antikristus, ini bukanlah masalah kecil. Mereka berkata, "Engkau sama sekali tidak familier dengan bidang tertentu, bahkan tidak memahaminya. Apa hakmu untuk terlibat di dalamnya, mengarahkan dan membimbing kami? Mengapa engkau harus menjadi penentu keputusan? Mengapa kami semua harus mendengarkanmu? Apakah mendengarkanmu sudah pasti benar? Apakah kami tidak akan menempuh jalan yang salah atau melakukan kesalahan dalam pekerjaan kami jika kami tidak mendengarkanmu? Aku tidak terlalu yakin mengenai hal itu." Ketika Kristus memberi bimbingan dalam pekerjaan, ada orang-orang yang memperlakukannya dengan sikap yang skeptis: "Mari kita lihat terlebih dahulu apakah yang Dia katakan masuk akal dan berada dalam lingkup keahlian yang tepat, dan apakah itu lebih baik daripada ide-ide kita sendiri. Jika ya, kita akan menerimanya dan mengikuti bimbingan-Nya; jika tidak, kita akan mengambil pilihan lain, mencari cara lainnya." Namun, di dalam hatinya, antikristus memiliki mentalitas yang sama sekali tidak taat: "Kami adalah para profesional, telah bekerja di bidang ini selama bertahun-tahun. Kami mampu menyelesaikan tugas ini dengan mata tertutup. Mengikuti bimbinganmu hanya berarti bahwa kami bersikap asal-asalan, bukan? Mengapa kami harus mendengarkanmu? Bukankah saran-saranmu hanyalah pembicaraan resmi? Jika kami mendengarkanmu, bukankah itu hanya akan membuat kami terlihat tidak kompeten? Namun kini semua orang mendengarkanmu, dan aku tidak bisa mengambil sikap untuk menolak dan merasa keberatan terhadapmu, karena itu mungkin akan membuatku ditangani sebagai seorang antikristus. Jadi, aku akan berpura-pura untuk sementara waktu, berpura-pura mendengarkan, bersikap asal-asalan, kemudian melanjutkan apa yang kulakukan seperti biasa tanpa memengaruhi apa pun." Jadi, tidak peduli bagaimana Kristus mempersekutukan prinsip-prinsip kebenaran, sejelas apa pun Dia menerangkan segala sesuatunya, antikristus selalu memiliki ide-ide mereka sendiri dan selalu yakin bahwa mereka memahami profesi tersebut, bahwa mereka adalah ahli dalam bidang tersebut, sehingga mereka gagal memahami apa prinsip-prinsip kebenaran yang sedang Kristus persekutukan. Setiap kali Kristus memberikan bimbingan tentang pekerjaan yang berkaitan dengan profesi mereka, itu menjadi saat bagi antikristus untuk membandingkan kemampuan dan bakat mereka dengan Kristus. Yang lebih parah lagi, terkadang ketika Kristus membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan profesi mereka, antikristus memandangnya sebagai Kristus yang memperlihatkan ketidaktahuan-Nya akan hal itu, dan mereka diam-diam mengejek serta merendahkan Kristus, dan sekalipun menyadari kesalahan mereka sendiri, mereka justru makin menentang dan muak akan bimbingan Tuhan dalam pekerjaan mereka. Di dalam hatinya, mereka sepenuhnya tidak yakin, berkata, "Engkau menyuruhku melakukan ini dan itu, tetapi apa yang kauketahui? Apakah engkau bahkan memahami berbagai langkah yang berkaitan dengan bidang-bidang ini? Apakah engkau mengetahui rincian spesifik tentang cara mereka bekerja? Ketika engkau membimbing kami dalam pembuatan film, tahukah engkau cara bertindak secara autentik atau cara merekam suara?" Setiap kali dihadapkan dengan hal-hal ini, di dalam hatinya, antikristus tidak sungguh-sungguh mendengarkan prinsip-prinsip kebenaran yang terkait dengan setiap profesi. Sebaliknya, di dalam hatinya, mereka diam-diam menentang Kristus, bahkan bersikap sebagai penonton yang mengejek dan mencemooh Kristus, hati mereka dipenuhi dengan ketidaktaatan. Ketika melaksanakan pekerjaan mereka, mereka menjalani prosesnya secara dangkal, dengan terlebih dahulu meninjau catatan persekutuan yang Tuhan sampaikan untuk melihat apa yang Tuhan katakan, dan baru setelah itu mereka mulai bekerja, melakukan segala sesuatu dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Ada orang-orang yang berkata, "Tuhan tidak mengatakan hal itu, mengapa kau melakukannya seperti ini?" yang dijawab oleh mereka, "Tuhan tidak mengatakan hal itu, tetapi apakah tuhan tahu situasi yang sebenarnya? Bukankah kitalah yang sebenarnya harus menyelesaikannya? Apa yang tuhan ketahui? Tuhan hanya memberikan suatu prinsip, tetapi kitalah yang harus menanganinya berdasarkan situasi yang sebenarnya. Sekalipun tuhan ada di sini, kita tetap harus menanganinya dengan cara seperti ini. Kita mendengarkan firman tuhan jika itu ada kaitannya dengan kebenaran, tetapi jika itu adalah tentang pekerjaan profesional dan tidak ada kaitannya dengan kebenaran, kitalah yang menjadi penentu keputusan." Mereka mendengarkan prinsip-prinsip kebenaran yang telah Tuhan persekutukan, kemudian mencatatnya, dan semua orang telah menjalani proses tersebut serta meninjau catatan, tetapi mengenai bagaimana segala sesuatu harus dilakukan, siapa yang menjadi penentu keputusan? Dalam kasus mereka, bukan kebenaran yang berkuasa, apalagi Kristus. Jadi, siapa yang berkuasa? Antikristuslah yang berkuasa; itu berarti seorang manusialah yang menjadi penentu keputusan. Dalam perspektif mereka, kebenaran itu bagaikan udara, hanya doktrin dan slogan yang disebutkan sambil lalu, dan itu saja; orang-orang tetap melakukan apa pun yang perlu mereka lakukan, dengan cara apa pun mereka ingin melakukannya. Pada waktu itu, mereka setuju dengan sangat baik, dan sikap mereka tampak sangat tulus, tetapi begitu berkaitan dengan kehidupan nyata, semuanya berubah; mereka tidak lagi seperti itu.

Karena selalu memiliki gagasan serta penentangan terhadap Tuhan yang berinkarnasi dan tidak merasa yakin di dalam hatinya, antikristus pada dasarnya tidak mengakui Tuhan yang berinkarnasi di dalam hatinya; mereka hanya percaya kepada Tuhan yang di surga. Mereka sama seperti Paulus: Dia tidak benar-benar merasa yakin akan Yesus yang berinkarnasi, tetapi penuh dengan gagasan. Itulah sebabnya dalam semua surat yang ditulisnya, dia tidak pernah bersaksi bagi Yesus, tidak pernah bersaksi bahwa firman yang Yesus ucapkan adalah kebenaran, dan tidak pernah membahas apakah dia memiliki kasih terhadap Yesus atau tidak. Ini adalah hal-hal yang bisa orang-orang lihat; Paulus adalah antikristus sejati. Kini engkau semua mampu mengenali bahwa Paulus adalah contoh klasik seorang antikristus. Sekalipun orang-orang yang termasuk kategori antikristus mengakui bahwa firman yang Tuhan ungkapkan adalah kebenaran, dapatkah mereka menerima kebenaran? Dapatkah mereka tunduk kepada Kristus? Dapatkah mereka bersaksi bagi Kristus? Itu adalah hal yang berbeda. Dapatkah mereka tunduk pada semua yang Kristus lakukan? Jika Kristus mengatur atau menugaskan pekerjaan, membimbing orang tentang cara melakukannya, dapatkah antikristus menaatinya? Hal inilah yang paling jelas menyingkapkan manusia. Antikristus tidak mampu taat; mereka mengabaikan dan meremehkan firman Kristus. Oleh karena itu, betapa pun spesifiknya bimbingan yang Kristus berikan atau tugas yang Dia berikan untuk pekerjaan apa pun, antikristus tidak akan pernah menerapkannya. Antikristus sama sekali tidak bersedia tunduk kepada Kristus. Seperti apa pun cara-Nya mengatur pekerjaan, mereka tidak bersedia melaksanakannya, selalu yakin bahwa ide-ide mereka lebih bijaksana dan menganggap bahwa yang terbaik adalah mengikuti rencana mereka sendiri. Jika engkau memberi tahu mereka, "Ketika dihadapkan dengan situasi tertentu, engkau semua harus bekerja sama dengan tiga atau empat orang lainnya, berunding bersama, lebih banyak mempersekutukan prinsip-prinsip kebenaran, dan bertindak berdasarkan prinsip-prinsip tersebut tanpa melanggarnya," akankah mereka mendengarkannya? Mereka sama sekali tidak mendengarnya; mereka sudah sejak lama menyingkirkan perkataan ini dari benak mereka dan ingin menjadi penentu keputusan. Engkau berkata kepada mereka, "Jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan, engkau bisa mencari dari Yang di Atas," tetapi ketika benar-benar ada masalah dan semua orang berpikir untuk mencari dari Yang di Atas, antikristus berkata, "Mengapa bertanya tentang hal sepele seperti itu? Itu hanya akan mengganggu yang di atas. Kita mampu menanganinya sendiri, tidak perlu bertanya! Akulah yang menjadi penentu keputusan, dan aku akan menanggung akibatnya jika terjadi kesalahan!" Perkataan ini terdengar begitu menyenangkan, tetapi sanggupkah mereka menanggung akibatnya ketika benar-benar terjadi kesalahan? Jika pekerjaan gereja mengalami kerugian, dapatkah mereka menanggung akibatnya? Sebagai contoh, jika karena para pemimpin dan pekerja bertindak ceroboh dalam mengatur persekutuan, saudara-saudari ditangkap selama persekutuan, sehingga menyebabkan beberapa orang menjadi negatif dan lemah serta goyah, siapa yang mampu memikul tanggung jawab semacam itu? Apakah antikristus bertanggung jawab atas perkataan mereka? Mereka sama sekali tidak bertanggung jawab! Seperti inilah sikap antikristus terhadap pekerjaan. Katakan kepada-Ku, dapatkah antikristus benar-benar menerima dan tunduk pada firman yang Kristus ucapkan? (Tidak.) Di dalam hatinya, bagaimanakah sikap antikristus terhadap menerapkan kebenaran dan tunduk kepada Kristus? Satu kata: penentangan. Mereka terus saja menentang. Dan watak apa yang terkandung dalam penentangan ini? Apa yang menyebabkannya? Ketidaktaatanlah yang menyebabkannya. Dalam hal watak, ini adalah watak yang muak akan kebenaran, ini adalah memiliki ketidaktaatan di dalam hati mereka, ini adalah sikap mereka yang tidak mau tunduk. Jadi, apa yang antikristus pikirkan, di dalam hati mereka, ketika rumah Tuhan meminta agar para pemimpin dan pekerja belajar untuk bekerja sama secara harmonis, alih-alih satu orang yang menjadi penentu keputusan, tetapi belajar berdiskusi dengan orang lain? "Mendiskusikan segala sesuatunya dengan orang lain sangatlah merepotkan! Aku mampu mengambil keputusan mengenai hal-hal ini. Bekerja dengan orang lain, membicarakannya dengan mereka, melakukan segala sesuatu berdasarkan prinsip—betapa lemah dan memalukan!" Antikristus menganggap dirinya memahami kebenaran, menganggap semuanya jelas bagi mereka, menganggap dirinya memiliki wawasan dan cara mereka sendiri dalam melakukan segala sesuatu, sehingga mereka tidak mampu bekerja sama dengan orang lain, mereka tidak mendiskusikan apa pun dengan orang lain, mereka melakukan segala sesuatu dengan cara mereka sendiri, dan tidak tunduk kepada siapa pun! Meskipun di mulutnya antikristus menyatakan bahwa mereka bersedia untuk tunduk, dan bersedia bekerja bersama orang lain, namun, terdengar sebagus apa pun jawaban mereka, semuluk apa pun perkataan mereka, mereka tak mampu mengubah keadaan mereka yang memberontak, tak mampu mengubah watak Iblis dalam diri mereka. Di dalam hatinya, mereka sebenarnya sangat menentang—sampai sejauh mana? Jika dijelaskan dalam bahasa pengetahuan, ini adalah fenomena yang terjadi ketika dua hal yang sama sekali berbeda dipersatukan: penolakan, yang dapat kita artikan sebagai "penentangan". Inilah tepatnya watak antikristus: penentangan terhadap Yang di Atas. Mereka suka menentang Yang di Atas dan mereka tidak menaati siapa pun.

Ketika dihadapkan dengan firman yang Kristus ucapkan, antikristus hanya memiliki satu sikap: ketidaktaatan; dan satu-satunya pendekatan mereka adalah penentangan. Misalnya, Aku berkata, "Pekarangan kita cukup luas dan kekurangan keteduhan. Pada musim dingin, matahari bersinar ke semua tempat, memungkinkan orang untuk berjemur di bawah sinar matahari, tetapi pada musim panas, udara menjadi agak panas. Mari kita beli beberapa pohon, pohon yang tumbuh dengan cepat dan akan memberikan cukup keteduhan di masa depan, serta pohon yang relatif bersih dan indah dipandang." Ada berapa prinsip di sini? (Tiga.) Pertama, pohon yang tumbuh dengan cepat, kedua, pohon yang bersih dan relatif indah, dan ketiga, pohon yang akan memberikan cukup keteduhan di masa depan, yang berarti pohon-pohon itu harus memiliki batang serta dedaunan yang rimbun. Orang-orang hanya perlu menerapkan ketiga prinsip ini, sedangkan mengenai berapa banyak yang harus dibeli, di mana menanamnya, dan pohon jenis apa saja, Aku juga sudah memberitahu mereka. Apakah tugas ini mudah untuk diterapkan? (Ya.) Apakah ini termasuk tugas yang sulit? (Tidak.) Ini bukan tugas yang sulit. Mengapa tidak sulit? Ada tempat-tempat yang menjual pepohonan, rumah Tuhan menyediakan dana, dan semua persyaratan dasar untuk membelinya sudah terpenuhi. Orang-orang hanya perlu melaksanakannya; tidak ada yang sulit mengenai tugas ini. Namun, bagi antikristus, ada kesulitan: "Apa? Membeli pohon? Menghabiskan uang hanya untuk keteduhan dan mempercantik lingkungan? Bukankah itu berarti memuaskan kenyamanan daging? Uang itu adalah persembahan untuk tuhan, bolehkah itu dihabiskan dengan begitu ceroboh? Apa salahnya sedikit panas? Matahari diciptakan oleh tuhan; apakah berjemur akan membunuhmu? Itu disebut menikmati sinar matahari dan hujan. Jika kau tidak ingin terkena sinar matahari, tinggallah di dalam rumah. Dan kini, kau ingin menghabiskan uang untuk kenyamanan ini; kau pasti sedang bermimpi!" Dia merenung: "Aku tidak bisa menjadi penentu keputusan dalam hal ini; jika aku secara langsung menentangnya, itu tidak akan baik. Aku bisa saja dikutuk, dan orang lain mungkin tidak akan setuju. Jadi, aku akan melaporkan hal ini kepada kelompok pengambil keputusan. Selain itu, yang terbaik adalah membiarkan saudara-saudari mengungkapkan pendapat mereka juga. Jika kelompok pengambil keputusan setuju, kami akan membeli pohon; jika mereka tidak setuju, kami tidak akan membelinya, sekalipun saudara-saudari setuju." Mereka mengumpulkan semua orang, menyebutkan hal ini, kemudian membiarkan semua orang membahas dan mengungkapkan pendapat mereka. Semua orang berkata, "Membeli pohon adalah hal yang baik, semua orang mendapatkan manfaatnya." Antikristus mendengarkan hal ini dan berkata, "Bagaimana ini bisa dianggap hal yang baik? Bolehkah melakukannya hanya karena semua orang mendapatkan manfaat? Uang siapa yang dihabiskan untuk membuat semua orang mendapat manfaat? Itu berarti menghabiskan uang tuhan; bukankah itu berarti menghambur-hamburkan uang persembahan? Apakah ini sesuai dengan prinsip?" Semua orang merenung: "Menghambur-hamburkan uang persembahan untuk memberi manfaat kepada semua orang, untuk kepentingan orang-orang, terdengar agak kurang pantas." Setelah mendiskusikannya berulang kali, keputusan terakhirnya adalah tidak membeli pohon. Uangnya harus disimpan; siapa pun yang memerintahkannya, itu tidak dapat dilakukan. Setelah diskusi seperti itu, kesimpulan pun diambil. Apa kesimpulannya? "Mengenai perintah kristus kali ini, keputusan akhir kami adalah menentangnya; kami tidak akan membelanjakan uang persembahan atau menghabiskan satu sen pun dari uang milik rumah tuhan. Secara konkret, ini berarti kami tidak akan membeli pohon, kami tidak akan menghijaukan pekarangan." Keputusan ini telah diambil. Beberapa hari kemudian, Kuperhatikan pohon-pohon masih belum dibeli, jadi Aku bertanya, "Mengapa kau belum membeli pohon?" "Oh, kami akan segera membelinya." Ketika musimnya tiba dan pepohonan orang lain telah menumbuhkan dedaunan, mengapa mereka masih belum membeli apa pun? Setelah bertanya, Aku mendapati bahwa setelah mendiskusikannya, mereka tidak setuju untuk membeli pohon; firman-Ku menjadi sia-sia. Setelah berunding, berdiskusi, dan menganalisis, semua orang secara sepakat memutuskan untuk menolak perintah-Ku, yang berarti: "Kamilah penentu keputusan di sini. Engkau minggir saja. Ini adalah rumah kami, ini tidak ada hubungannya denganmu." Pendekatan macam apa ini? Bukankah ini adalah penentangan? Sampai sejauh mana mereka menentang? Mereka memiliki dasar, menyatakan untuk tidak menghabiskan satu sen pun uang milik rumah Tuhan, tidak membelanjakan uang persembahan milik Tuhan. Bagaimana pendapatmu tentang dasar ini? Apakah perkataan ini benar? (Tidak.) Sering kali, justru orang-orang yang suka menghambur-hamburkan dan menyalahgunakan persembahan adalah para antikristus ini. Mereka ingin menjadi penentu keputusan, jadi mereka membuat serangkaian teori ini untuk menyesatkan orang-orang yang bodoh, tidak mengerti, dan tidak mengetahui yang sebenarnya tentang hal ini. Dan memang, ada orang-orang yang teperdaya dan bertindak sesuai dengan perkataan mereka, sementara firman yang Kristus ucapkan dilanggar dan disabotase oleh antikristus, menyebabkan pelaksanaannya tertunda. Apa akar dari masalah ini? Kuncinya terletak pada umat pilihan Tuhan yang tidak mampu mengenali kemunafikan antikristus, selalu disesatkan oleh aspek dangkal dari berbagai hal, gagal memahami esensi dari segala sesuatu. Antikristus dengan kejamnya menyebabkan orang-orang ini mengalami hambatan, menyebabkan orang yang tidak mampu memahami yang sebenarnya di antara umat pilihan Tuhan sering kali disesatkan dan dikendalikan oleh mereka.

Dalam setiap pengaturan kerja dan perintah khusus yang Kristus berikan di gereja, jika tidak ada antikristus yang menimbulkan gangguan, semua itu dapat diterapkan dengan cepat. Namun, begitu antikristus ikut campur, tugas tersebut menjadi tertunda dan tidak dapat diterapkan. Terkadang pengaturan dan perintah yang Kristus maksudkan untuk orang laksanakan ditolak mentah-mentah oleh antikristus dengan beberapa alasan. Dalam melakukannya, mereka menggunakan bentuk pengambilan keputusan yang melibatkan semua orang, dengan berkata, "Ini adalah hasil pengambilan keputusan saudara-saudari; ini adalah hasil keputusan bersama, bukan hanya keputusanku." Apa artinya? Ini berarti bahwa keputusan saudara-saudari itu sesuai dengan kebenaran, dan ketika masalah muncul, keputusan bersama dari saudara-saudari berarti bahwa kebenaranlah yang sedang berkuasa. Namun, ketika antikristus yang sedang memimpin menentang apa yang Kristus katakan, apakah ini berarti kebenaranlah yang sedang berkuasa? Jelaslah bahwa sebenarnya antikristuslah yang sedang berkuasa. Bukankah tidak masuk akal dan licik jika berkata bahwa kebenaranlah yang sedang berkuasa padahal antikristuslah yang sedang mengendalikan seluruh situasinya? Antikristus memang mahir berpura-pura! Ketika Kristus menyuruh mereka untuk menerapkan sesuatu, dan diberitahukan kepada semua orang bahwa itu adalah perbuatan Tuhan, bahwa Dia bertindak dengan mempertimbangkan semua orang, dan semua orang bersyukur atas kasih karunia Tuhan, hal itu membuat antikristus merasa tidak senang dan tidak nyaman. Mereka kemudian berpikir keras, mencari cara untuk mengganggu dan menyabotase. Namun, jika inisiatif tersebut adalah dari mereka dan semua orang akhirnya merasa sangat bersyukur serta menghargainya, mereka akan menerapkannya dengan lebih aktif daripada siapa pun, rela menanggung penderitaan apa pun. Bukankah orang-orang seperti antikristus tersebut menjijikkan? (Ya.) Watak macam apa ini? (Watak yang jahat.) Antikristus mampu menyamarkan dirinya, berpura-pura menjadi orang baik untuk menyesatkan dan memikat orang lain, bahkan berpura-pura bahwa mereka sedang menerapkan kebenaran. Ini adalah kejahatan. Kebenaran apa yang sedang kauterapkan? Engkau menolak firman dan perintah yang diberikan oleh Kristus, tidak mampu tunduk dan menerapkannya. Di manakah kebenaran yang kaunyatakan sedang kauterapkan? Apakah engkau orang yang percaya kepada Tuhan? Apakah engkau memperlakukan Tuhan sebagai Tuhan? Tuhan yang kaupercayai bukanlah kolegamu, bukan rekan kerjamu, bukan temanmu; Dia adalah Kristus, Dia adalah Tuhan! Tidakkah engkau menyadarinya? Selalu menganalisis dan meneliti firman Kristus, berusaha membedakan benar dan salahnya, mempertimbangkan pro dan kontranya; bukankah engkau sedang menempatkan dirimu di posisi yang salah? Antikristus mahir meneliti serta menganalisis perkataan orang, dan mereka akhirnya menerapkan penelitian yang tanpa henti ini terhadap Kristus. Meneliti dan memperlakukan Kristus dengan cara ini, apakah mereka adalah pengikut Tuhan? Bukankah mereka hanyalah pengikut yang bukan orang percaya? Mereka selalu meneliti Kristus, tetapi dapatkah mereka memahami esensi ilahi Kristus? Makin mereka meneliti Kristus, makin mereka menjadi ragu, dan pada akhirnya menganggap Kristus sebagai manusia biasa. Masih adakah iman atau ketundukan sejati yang tersisa dalam diri mereka? Sama sekali tidak. Di dalam hati antikristus, Kristus hanya dianggap sebagai manusia biasa. Memperlakukan Kristus sebagai manusia tampaknya wajar bagi mereka, sehingga mereka merasa boleh mengabaikan firman dan perintah Kristus, tidak menganggapnya serius, tetapi hanya menyebutkannya untuk dibahas dan diteliti selama pertemuan. Pada akhirnya, orang yang memutuskan bagaimana melakukan segala sesuatunya adalah antikristus, bukan Tuhan. Mereka telah merendahkan Kristus dengan menganggap-Nya sebagai apa? Mereka menganggap-Nya hanya pemimpin biasa, sama sekali tidak memperlakukan Kristus sebagai Tuhan. Bukankah ini sama naturnya dengan iman Paulus kepada Tuhan? Paulus tidak pernah memperlakukan Tuhan Yesus sebagai Tuhan, tidak pernah makan dan minum firman-Nya, juga tidak berusaha untuk tunduk kepada Tuhan Yesus. Dia selalu menganggap bahwa baginya hidup adalah kristus, berusaha menggantikan Tuhan Yesus, dan akibatnya, dia menerima hukuman dari Tuhan. Karena engkau telah menerima bahwa Kristus adalah Tuhan yang berinkarnasi, engkau harus tunduk kepada Kristus. Apa pun yang Kristus firmankan, engkau harus menerima dan tunduk, bukannya meneliti dan mendiskusikan apakah firman Tuhan itu benar atau sesuai dengan kebenaran atau tidak. Firman Tuhan bukan dimaksudkan untuk kauanalisis dan teliti, melainkan agar engkau tunduk dan menerapkannya. Bagaimana cara melakukan sesuatu dan bagaimana menentukan langkah-langkah penerapannya, itulah ruang lingkup persekutuan dan diskusimu. Karena, di dalam hatinya, antikristus selalu meragukan esensi ilahi Kristus, dan selalu memiliki watak yang tidak taat, ketika Kristus meminta mereka untuk melakukan sesuatu, mereka selalu meneliti dan mendiskusikannya, dan meminta orang untuk menentukan apakah hal tersebut benar atau salah. Apakah ini adalah masalah yang serius? (Ya.) Mereka tidak memperlakukan hal-hal ini dari sudut pandang ketundukan pada kebenaran; sebaliknya, mereka memperlakukannya dengan sikap yang menentang terhadap Tuhan. Inilah watak antikristus. Ketika mereka mendengar perintah dan pengaturan kerja dari Kristus, mereka tidak menerima dan tunduk akan hal itu, tetapi mulai berdiskusi. Dan apa yang mereka diskusikan? Apakah mereka berdiskusi tentang bagaimana menerapkannya dengan sikap yang tunduk? (Tidak.) Mereka mendiskusikan apakah perkataan dan perintah Kristus itu benar atau salah, dan memeriksa apakah itu harus dilaksanakan atau tidak. Apakah sikap mereka adalah sikap yang benar-benar ingin melaksanakan hal-hal ini? Tidak—mereka ingin mendorong lebih banyak orang untuk menjadi seperti mereka, untuk tidak melaksanakannya. Dan apakah tidak melaksanakannya berarti mereka menerapkan kebenaran dalam hal ketundukan? Tentu saja tidak. Jadi apa yang mereka lakukan? (Menentang.) Bukan saja mereka sendiri yang menentang Tuhan, mereka juga mencari orang lain untuk menentang bersama dengan mereka. Ini adalah natur dari tindakan mereka, bukan? Mengajak orang lain untuk menentang: membuat semua orang menjadi sama dengan mereka, membuat semua orang berpikir sama dengan mereka, mengatakan hal yang sama dengan mereka, memutuskan hal yang sama dengan mereka, secara bersama-sama menentang keputusan dan perintah Kristus. Inilah modus operandi antikristus. Keyakinan antikristus adalah, "Hukum tidak bisa ditegakkan jika semua orang adalah pelanggarnya", dan karena itu mereka mendorong orang lain untuk menentang Tuhan bersama dengannya, berpikir bahwa jika itu yang terjadi, tidak akan ada yang bisa rumah Tuhan lakukan terhadap mereka. Bukankah ini bodoh? Kemampuan antikristus sendiri untuk menentang Tuhan sangat terbatas, mereka sendirian. Jadi mereka berusaha mengumpulkan orang untuk bersama dengan mereka menentang Tuhan, berpikir di dalam hatinya, "Aku akan menyesatkan sekelompok orang, dan membuat mereka berpikir dan bertindak dengan cara yang sama sepertiku. Bersama-sama, kami akan menolak firman kristus, dan menghambat firman tuhan, serta menghalanginya agar tidak lagi berbuah. Dan ketika seseorang datang untuk memeriksa pekerjaanku, akan kukatakan bahwa semua orang memutuskan untuk melakukannya seperti ini—dan kita lihat saja nanti bagaimana engkau akan menangani hal ini. Aku tidak akan melakukannya untukmu, aku tidak akan melaksanakan pekerjaan ini—dan mari kita lihat apa yang akan kaulakukan terhadapku!" Mereka mengira bahwa mereka memiliki kuasa, mengira bahwa rumah Tuhan tidak dapat melakukan apa pun untuk menangani mereka, begitu pun dengan Kristus. Menurutmu, apakah orang semacam itu mudah untuk ditangani? Bagaimana seharusnya cara menangani jenis orang semacam ini? Cara yang termudah adalah dengan memberhentikan dan menyelidiki mereka. Begitu setan tersingkap dengan sendirinya, langsung singkirkan dia, dan dia pun berakhir dengan cara seperti itu. Rumah Tuhan mengizinkanmu untuk menjadi pemimpin, tetapi engkau tidak tunduk dan bahkan berani menentang Tuhan; bukankah engkau adalah setan? Rumah Tuhan menugaskanmu untuk memimpin agar engkau mampu melakukan pekerjaan nyata, agar engkau tunduk pada pengaturan kerja rumah Tuhan, dan agar engkau mampu melaksanakan tugasmu dengan baik. Engkau seharusnya menerima dan tunduk pada firman Tuhan; apa pun yang Tuhan firmankan, engkau seharusnya menerima dan menerapkan firman-Nya, tidak menentang-Nya. Engkau telah menjadikan penentangan terhadap Tuhan sebagai tugasmu; jadi, maaf saja, memberhentikanmu adalah solusi yang termudah. Rumah Tuhan berotoritas untuk memakaimu dan juga berotoritas untuk memberhentikanmu. Ada orang-orang yang berkata, "Aku melaksanakan tugasku sebagai pemimpin dengan baik, mengapa aku diberhentikan? Bukankah ini seperti membunuh keledai begitu dia selesai menggiling biji-bijian?" Apakah engkau benar-benar sedang melaksanakan tugasmu dengan baik ketika engkau diberhentikan? Seekor keledai yang menendang dan menggigit dengan ganasnya, dan tidak fokus melakukan tugas yang semestinya sekalipun sudah dilatih, memang harus dibunuh begitu "dia selesai menggiling biji-bijian". Mengenai kapan waktu untuk membunuhnya, itu tergantung pada kinerjanya. Katakan kepada-Ku, adakah orang yang akan rela membunuh keledai yang baik? Selama penggilingan, keledai adalah penolong yang paling krusial dan penting. Ketika keledai paling dibutuhkan, adakah orang yang cukup bodoh untuk membunuh keledai itu, menghentikan penggilingan, dan lebih memilih hidup tanpa memiliki biji-bijian? Adakah orang yang akan melakukan hal itu? (Tidak.) Hanya ada satu situasi di mana hal ini akan terjadi: Keledai itu tidak mau mengindahkan pelatihan dan terus-menerus menendang serta menggigit dengan liar, sehingga tidak mungkin untuk menggiling apa pun. Saat itulah engkau harus menghentikan penggilingan dan membunuh keledai itu, bukan? (Ya.) Mereka yang mengetahui yang sebenarnya tentang hal ini mampu memahaminya dengan jelas. Jadi, bagaimana seharusnya menangani antikristus yang tidak taat, suka melawan, dan gagal melaksanakan pekerjaan apa pun? Cara yang termudah adalah dengan terlebih dahulu memberhentikan mereka dari jabatan mereka. Ada orang-orang yang bertanya, "Apakah memberhentikan mereka saja sudah cukup?" Mengapa terburu-buru? Amati perilaku mereka. Setelah diberhentikan dan kehilangan kuasa, jika mereka masih mampu berjerih payah di rumah Tuhan, mereka tidak akan dikeluarkan. Namun, jika mereka tidak berjerih payah dan malah memperburuk segala sesuatunya dengan menyebarkan gagasan, melakukan kejahatan, dan menciptakan gangguan di mana-mana, maka berdasarkan prinsip, mereka harus dikeluarkan. Bukankah hal-hal inilah yang terwujud dalam diri antikristus yang penuh kebencian? (Mereka sangat penuh kebencian.) Dan apa yang membuat mereka penuh kebencian? Antikristus ingin merebut kekuasaan di rumah Tuhan; firman yang Kristus ucapkan tidak dapat diterapkan oleh mereka, mereka tidak akan melaksanakannya. Tentu saja, situasi lain juga dapat terjadi ketika orang tidak mampu tunduk pada firman Kristus: ada orang-orang yang memiliki kualitas yang buruk, mereka tidak mampu memahami firman Tuhan ketika mereka mendengarnya, dan tidak tahu bagaimana cara melaksanakannya; meskipun engkau mengajari mereka caranya, mereka tetap tidak tahu. Ini adalah masalah yang berbeda. Topik yang kita bahas saat ini adalah esensi antikristus, yang tidak berkaitan dengan apakah orang mampu melakukan sesuatu atau tidak, atau seperti apa kualitas mereka; ini berkaitan dengan watak dan esensi antikristus. Antikristus sepenuhnya menentang Kristus, pengaturan kerja rumah Tuhan, dan prinsip kebenaran. Mereka tidak memiliki ketundukan, hanya ada penentangan. Seperti inilah antikristus itu.

Pikirkan dan kenalilah, dari perwujudan antikristus yang telah disebutkan sebelumnya, termasuk perwujudan yang manakah situasi berikut ini. Ada seorang pemimpin yang bekerja setiap hari dari fajar hingga petang, terlihat sangat bertanggung jawab. Namun, dia jarang terlihat, menciptakan kesan bahwa dia sangat sibuk bekerja dan seolah-olah dia tidak menganggur, tampak membayar harga untuk melaksanakan tugasnya. Beberapa waktu kemudian, ketika ada pekerjaan yang harus dilakukan di pekarangan dan area yang mereka tinggali, kami mengatur seseorang untuk membimbing mereka dalam pekerjaan itu. Ketika kami tidak berada di sana, dia seharusnya maju untuk membantu membimbing dan bertanggung jawab atas pekerjaan itu; dia seharusnya berinisiatif. Bukankah ini masuk akal dan sudah sepantasnya? Haruskah Aku selalu berada di sana untuk mengawasi pekerjaan dan tugas-tugas rumah tangga ini? (Tidak.) Sering kali, tugas-tugas kasar seperti ini tidak benar-benar berkaitan dengan kebenaran. Orang hanya perlu bekerja dengan rajin, tidak melakukan tindakan yang merusak, patuh, dan melakukan apa yang diminta; ini sederhana dan mudah untuk dilaksanakan. Beberapa waktu kemudian, tugas-tugas di area tersebut pada dasarnya sudah selesai, tetapi pengelolaan berkelanjutan masih perlu dilakukan, Aku menyerahkan tanggung jawab itu kepada pemimpin ini. Aku menyuruhnya untuk menjaga kebersihan di area tersebut, memastikan bahwa segala sesuatu yang perlu dipelihara haruslah dipelihara dengan baik. Ada dua hal utama: Pertama, semua ruang dan kamar tetap di dalam serta di luar harus tetap bersih dan rapi. Kedua, pelihara tanaman dengan baik; sebagai contoh, sirami tanaman yang baru ditanam agar tidak mati, pangkas jika perlu, sesuai dengan musim dan pertumbuhannya, dan beri pupuk jika perlu. Hanya dua tugas ini; apakah menurutmu tugas itu banyak? Mungkinkah itu melelahkan? (Tidak.) Kedua tugas ini tidak banyak; orang dapat menyelesaikannya hanya sambil berjalan-jalan setelah makan. Selain itu, bukankah engkau juga harus merawat lingkungan tempat tinggalmu sendiri? Seperti itulah hidup sebagai manusia; tugas-tugas semacam ini penting bagi kehidupan manusia normal. Engkau harus mengelola lingkungan tempat tinggalmu sendiri. Jika engkau tidak melakukannya, engkau tidak ada bedanya dengan binatang. Dengan demikian, masih dapatkah engkau disebut manusia? Binatang tidak mengelola lingkungan mereka; mereka tidak memiliki tempat khusus untuk kebutuhan jasmani mereka, dan tidak memiliki tempat yang tetap untuk makan dan tidur. Manusia lebih unggul daripada binatang dalam hal ini; manusia mengelola lingkungan mereka, memedulikan kebersihan, dan memiliki standar bagi lingkungan mereka. Jadi, permintaan-Ku terhadapnya tidak berlebihan, bukan? (Ya.) Setelah memberinya tugas-tugas ini, Aku pergi ke tempat lain, dan pemimpin itu seharusnya melaksanakan pekerjaan khusus tersebut. Suatu hari, Aku pergi untuk memeriksa bagaimana lingkungan itu dikelola, dan selama memeriksa, Aku merasa sakit hati, kesal, dan marah! Menurutmu apa yang terjadi? Apa yang bisa menimbulkan emosi semacam ini? (Dia tidak melaksanakan perintah dan pengaturan Tuhan.) Tepat, hanya itulah jawabannya; dia tidak menerapkannya. Selama kurun waktu kepergian-Ku, cuaca tidak terlalu kering, tetapi banyak bibit pohon yang baru ditanam daun-daunnya telah menguning, bahkan sebagian sudah rontok. Yang menjengkelkan adalah daun-daun dari dua pohon bunga yang terkenal telah berubah dari hijau segar menjadi merah keunguan, hampir menguning. Apakah mendengar ini membuat engkau semua marah? Yang lebih menjengkelkan lagi adalah lantai semen di jalan masuk, yang awalnya bersih, menjadi dipenuhi dengan keranjang, kantong plastik, sampah, serpihan kayu sisa pekerjaan yang sudah selesai, paku, peralatan; semuanya berserakan, menciptakan pemandangan yang kotor dan berantakan! Siapa yang tidak akan marah melihat pemandangan seperti itu? Hanya ada satu jenis orang yang tidak akan marah, yakni mereka yang seperti binatang, yang tidak memiliki standar atau kepekaan terhadap lingkungan sekitar, yang tidak memedulikan bau, kebersihan, atau kenyamanan, dan sama sekali tidak menyadari apa yang baik atau yang buruk. Siapa pun yang memiliki kemanusiaan yang normal, yang memiliki standar untuk lingkungan mereka dan memiliki kemampuan untuk berpikir, akan marah melihat keadaan seperti itu. Sekelompok besar orang tinggal di sana, tetapi menangani tugas sekecil itu pun mereka tidak mampu. Orang macam apa mereka? Setelah Aku memberi instruksi, dengan cara inilah mereka memperlakukan tempat itu, inilah yang mereka lakukan pada tempat tersebut. Mengelola lingkungan di sini dan mengurus beberapa hal ini tidak melelahkan, bukan? Itu tidak akan merintangi satu pun dari kegiatanmu, bukan? Itu tidak memengaruhi persekutuan, doa, atau pembacaan firman Tuhan yang kaulakukan, bukan? Jadi, mengapa itu tidak dapat dilakukan? Ketika Aku berada di sini, mengamati dan mengawasi, orang-orang ini melakukan beberapa pekerjaan, tetapi segera setelah Aku pergi, mereka tidak lagi melakukannya; tak seorang pun bertanggung jawab. Apa yang sedang terjadi di sini? Apakah mereka menganggap tempat ini sebagai rumah mereka? (Tidak.) Mereka masih mengatakan bahwa kerajaan Kristus adalah rumah mereka yang hangat, tetapi itukah yang sebenarnya mereka pikirkan? Itukah sebenarnya cara mereka bertindak? Tidak. Mereka bahkan tidak mengelola lingkungan tempat mereka tinggal. Bahkan setelah Aku memberi mereka instruksi, tak seorang pun mau bertanggung jawab, dan tak seorang pun peduli. Ketika disuruh untuk bekerja, mereka bekerja sedikit, tetapi setelah selesai, mereka membuang peralatan dengan sembarangan, berpikir, "Siapa pun yang peduli, silakan saja membereskannya, itu bukan urusanku. Asalkan aku memiliki makanan dan tempat tinggal, itu cukup bagiku." Kemanusiaan macam apa ini? Moralitas macam apa ini? Apakah orang semacam ini memiliki sedikit saja kemanusiaan yang normal? Percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun tanpa ada perubahan apa pun benar-benar tidak masuk akal! Aku telah mengerahkan begitu banyak upaya untuk melakukan hal-hal ini bagi engkau semua, mengatur segala sesuatunya dengan sangat baik. Aku tidak tinggal di sini, Aku tidak menikmati semua ini; semuanya adalah untukmu. Engkau semua tidak perlu bersyukur; hanya perlu mengelola lingkungan tempat tinggalmu sendiri dan itu sudah cukup; mengapa begitu sulit untuk melakukannya? Kemudian, Aku menyadari bahwa ada alasan orang berperilaku seperti ini. Orang datang ke rumah Tuhan, entah mereka telah meninggalkan keluarga dan karier mereka atau melepaskan studi serta prospek masa depan mereka, untuk melaksanakan tugas mereka, bukan untuk menjadi pekerja jangka panjang bagi-Ku. Mengapa? Mereka tidak menerima satu sen pun, jadi mengapa mereka harus mendengarkan-Ku? Mengapa mereka harus mengelola lingkungan untuk-Ku? Mengapa mereka harus mengerahkan upaya untuk-Ku? Beginilah cara mereka berpikir. Mereka merasa bahwa melakukan pekerjaan mereka sendiri dengan baik dan melaksanakan tugas mereka sudah cukup, bahwa mengurus hal-hal yang berada dalam lingkup pekerjaan mereka sendiri berarti sudah menyelesaikan tanggung jawab mereka. Hal lain yang Kuperintahkan, selama itu berkaitan dengan tugas dan profesi mereka, mereka mungkin akan mempertimbangkannya, tetapi selain hal itu, Aku harus mencari orang lain untuk melakukannya. Pesan tersirat mereka adalah, "Kami adalah umat kerajaan; bagaimana mungkin kami melakukan pekerjaan yang kotor dan melelahkan semacam itu? Kami adalah manusia unggul; selalu menyuruh kami melakukan pekerjaan yang hina dan merendahkan akan merusak citra kami! Kami adalah orang-orang yang memiliki identitas tertentu, mengapa engkau terus saja mempersulit kami?" Setelah memahami hal ini, Aku memperoleh wawasan tentang mengapa kebanyakan orang muak, menentang, dan tidak bersedia untuk bekerja, mengapa mereka membandingkan diri mereka dengan orang lain dan menggunakan tipu muslihat untuk melalaikan tugas mereka ketika bekerja; itu karena kebanyakan orang tidak mengejar kebenaran. Tidak mengejar kebenaran adalah perkataan umum, tetapi pada kenyataannya, banyak orang secara alami cenderung menyukai kemudahan dan tidak suka bekerja. Ditambah dengan dikendalikannya mereka oleh pola pikir yang sekadar ingin bertahan hidup, mereka yakin bahwa mengejar kebenaran berarti duduk bersama, berbicara, dan berdiskusi, sama seperti di negara si naga merah yang sangat besar di mana orang terus-menerus mengadakan rapat, membaca surat kabar, dan menyeruput teh; itulah yang mereka anggap sebagai percaya kepada Tuhan dan melaksanakan tugas mereka. Begitu topik tentang bekerja dan berjerih payah seperti petani dibahas, banyak orang berpikir bahwa hidup dengan cara seperti ini tidak ada hubungannya dengan kita orang-orang Kristen. Kehidupan orang Kristen adalah kehidupan yang terbebas dari "kesenangan yang rendahan". Secara tersirat, mereka yakin bahwa tugas mereka lebih tinggi daripada tugas-tugas biasa di dunia ini, seperti bersih-bersih, membasmi hama, bertani, memangkas tanaman, menanam bunga, dan sebagainya, semua itu tidak ada kaitannya dengan mereka; sudah sejak lama mereka melampaui cara-cara hidup yang rendahan semacam itu. Bukankah seperti inilah keadaan kebanyakan orang? (Ya.) Apakah keadaan seperti ini mudah untuk diperbaiki? Ada orang-orang, yang ketika diminta untuk belajar mengoperasikan mesin, tidak menganggapnya serius dan bahkan sengaja menyalahgunakannya, sehingga mesin menjadi rusak dalam beberapa hari saja. Mesin-mesin yang baru dibeli menjadi rusak, dan biaya perbaikannya tidaklah murah. Mereka berpikir: "Bukankah engkau memintaku untuk belajar? Kini aku telah merusak mesin dan tidak ada mesin yang tersisa, ada alasan bagiku untuk beristirahat, bukan? Aku tidak perlu lagi bekerja, bukan? Engkau terus saja memintaku untuk belajar, dan inilah hasilnya. Inikah yang ingin kaulihat?" Biaya memperbaiki beberapa mesin hampir seharga membeli mesin-mesin baru. Ada orang-orang yang sama sekali tidak merasa buruk atau bersalah setelah melakukan kesalahan seperti itu. Jika engkau membandingkan ini dengan gagasan yang sebelumnya disebutkan tentang "tidak menghabiskan satu sen pun uang dari rumah tuhan, karena itu adalah persembahan bagi tuhan," pernyataan manakah yang diucapkan dengan tulus, dan perilaku seperti apa yang merupakan kenyataannya? Mereka merusak mesin, dan biaya perbaikan beberapa mesin cukup untuk membeli sebuah mesin yang baru. Perilaku boros seperti inilah yang merupakan kenyataannya, sedangkan pernyataan tentang tidak menghamburkan uang persembahan adalah palsu, licik, dan menyesatkan. Mengacu pada contoh yang telah dibahas sebelumnya, jika kita menggolongkannya ke dalam watak atau esensi antikristus, hal itu berkaitan dengan aspek yang mana dalam pembahasan hari ini? Termasuk aspek yang manakah hal itu? Mereka berkata, "Aku berada di sini untuk melaksanakan tugasku, bukan untuk menjadi buruh jangka panjangmu." Apakah pernyataan ini benar? Engkau berada di sini untuk melaksanakan tugasmu, tetapi siapa yang telah mendefinisikan apa yang termasuk dan tidak termasuk dalam tugas tersebut? Bukankah tugas-tugas ini adalah bagian dari apa yang seharusnya kaulakukan? Sama halnya dengan kehidupan sehari-hari, pergi mencari uang untuk menafkahi keluargamu adalah tanggung jawabmu. Jika engkau ingin makan sayuran dan memutuskan untuk menanamnya sendiri, itu adalah pilihanmu, tetapi apakah itu berarti tugas-tugas rumah tangga lainnya bukanlah tanggung jawabmu? Pernyataan bahwa engkau berada di sini untuk melaksanakan tugasmu adalah benar, tetapi berkata bahwa engkau berada di sini bukan untuk menjadi buruh jangka panjang itu bermasalah. Apa maksudnya "buruh jangka panjang"? Siapa yang memperlakukanmu seperti itu? Tak seorang pun menganggapmu sebagai buruh jangka panjang, dan melakukan tugas-tugas ini atau mengerahkan sedikit upaya tidak menjadikanmu buruh jangka panjang. Aku tidak menganggapmu sebagai buruh jangka panjang, rumah Tuhan juga tidak memakaimu sebagai buruh jangka panjang. Engkau melaksanakan pekerjaan yang merupakan tanggung jawabmu; semua ini berada dalam lingkup tugasmu. Dalam skala kecil, ini adalah tentang mempertahankan kehidupanmu sehari-hari, menjamin terpenuhinya kesejahteraan jasmani dan fungsi fisiologis normalmu, memastikan bahwa engkau hidup dengan baik. Dalam skala besar, setiap tugas berkaitan dengan perluasan pekerjaan Tuhan. Jadi, mengapa engkau mau melakukan sebagian dari tugas-tugas ini tetapi tidak mau melakukan tugas-tugas lainnya? Mengapa engkau memilah dan memilih? Mengapa engkau menganggap mengerahkan sedikit upaya, sedikit bersih-bersih, dan mengelola lingkungan sebagai pekerjaan buruh jangka panjang, sebagai pekerjaan kasar? Di sinilah letak alasannya: Mengenai perintah Kristus dan semua tuntutan-Nya, orang menganggap tugas-tugas yang bersedia mereka lakukan sebagai bagian dari tugas mereka, sedangkan tugas-tugas yang tidak bersedia mereka lakukan atau tugas yang mereka tentang sebagai tugas buruh jangka panjang. Bukankah ini adalah pemutarbalikan fakta? Ini merepresentasikan pemahaman yang bias. Apa yang menyebabkan pemahaman yang bias ini? Penyebabnya adalah preferensi manusia. Dan cenderung ke arah manakah preferensi ini? Itu tergantung pada apakah tubuh menderita atau tidak. Jika tubuh tidak dapat menikmati kenyamanan, jika tubuh harus menanggung kesukaran atau kelelahan, orang akan menentangnya. Tugas-tugas yang bersedia mereka lakukan, yang mewah dan terhormat, diterima dengan enggan dan dianggap sebagai pelaksanaan tugas mereka. Dapatkah sikap ini digolongkan sebagai sikap yang menentang Kristus? Orang-orang dengan tegas menentang dan menolak tugas yang tidak bersedia mereka lakukan; sebaik apa pun engkau berdebat, mereka tetap akan menolak dan menentangnya. Apakah keadaan dan masalah orang tersebut mudah untuk dibereskan? Itu sepenuhnya tergantung pada seberapa dalam orang mencintai kebenaran. Jika orang sama sekali tidak mencintai kebenaran dan muak akan kebenaran, mereka tidak akan pernah berubah. Namun, jika engkau memiliki kemauan untuk menanggung penderitaan, mampu memberontak terhadap daging, dan memiliki ketundukan sejati serta sikap yang tunduk, masalah ini akan dapat diatasi dengan mudah, bukan? (Ya.) Dalam kehidupan seseorang, tidak ada yang namanya sama sekali tidak bekerja. Ada orang yang berkata, "Para kaisar pada zaman dahulu tidak bekerja." Benarkah demikian? Kebanyakan kaisar tidak menghabiskan sepanjang hari mereka dengan menikmati kehidupan istana. Beberapa dari mereka mulai mempelajari puisi dan kesusastraan di usia muda, bekerja dari pagi hingga petang. Setelah naik takhta, mereka akan melakukan kunjungan rahasia untuk memahami kesengsaraan rakyat, dan selama terjadinya krisis nasional, beberapa dari mereka bahkan pergi ke medan pertempuran. Meskipun tidak banyak kaisar yang seperti ini, ada yang memang seperti ini. Sekalipun ada kaisar yang tidak melakukan apa pun, sebagaimana yang orang katakan, jumlahnya sangat sedikit. Orang yang sama sekali tidak melakukan kegiatan yang semestinya tetapi tetap bermimpi untuk menikmati yang terbaik saja, orang itu hanya sedang berkhayal.

Banyak orang selalu menganggap mengerahkan diri dalam melakukan pekerjaan kasar sebagai sesuatu yang tidak bermartabat. Apakah pandangan ini benar? Ada juga orang yang menganggap mengerahkan diri seperti itu sebagai berjerih payah, yang yakin bahwa hanya melaksanakan pekerjaan gereja sebagai pemimpin dan pekerjalah yang dapat dianggap melaksanakan tugas; apakah pemahaman semacam ini benar? (Tidak.) Engkau harus memahami hal ini dengan cara berikut: orang-orang dibutuhkan untuk melaksanakan semua yang Tuhan tuntut untuk orang lakukan, dan berbagai jenis pekerjaan di rumah Tuhan—semua ini termasuk tugas manusia. Pekerjaan apa pun yang orang lakukan, ini adalah tugas yang harus dia laksanakan. Tugas mencakup lingkup yang sangat luas, dan melibatkan banyak bidang, tetapi apa pun tugas yang kaulaksanakan, bahasa sederhananya, itu adalah kewajibanmu dan sesuatu yang harus kaulakukan. Asalkan engkau berusaha melaksanakannya dengan baik dengan segenap hatimu, Tuhan akan memperkenan dirimu, dan mengakuimu sebagai orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan. Siapa pun dirimu, jika engkau selalu berusaha menghindarkan diri atau bersembunyi dari tugasmu, itu artinya ada masalah. Bahasa halusnya, engkau terlalu malas, terlalu licik, engkau bermalas-malasan, dan engkau suka bersantai dan tidak suka bekerja keras. Bahasa kasarnya, engkau tidak bersedia melaksanakan tugasmu, dan engkau tidak memiliki kesetiaan ataupun ketundukan. Jika engkau bahkan tidak bisa mengerahkan dirimu secara jasmani untuk memikul pekerjaan yang sedikit ini, apa yang dapat kaulakukan? Apa yang mampu kaulakukan dengan benar? Jika orang benar-benar memiliki kesetiaan dan rasa tanggung jawab terhadap tugas mereka, maka selama tugas itu dituntut oleh Tuhan, dan selama tugas itu dibutuhkan oleh rumah Tuhan, mereka akan melakukan apa pun yang diminta, tanpa membuat pilihan mereka sendiri. Bukankah salah satu prinsip melaksanakan tugas adalah orang harus melakukan dan melaksanakan dengan baik apa yang mampu dan harus mereka lakukannya? (Ya.) Beberapa orang yang melakukan tugas kasar di luar ruangan tidak setuju, dan berkata, "Engkau semua menghabiskan sepanjang hari melakukan tugasmu di kamarmu, terlindung dari angin dan matahari. Sama sekali tidak ada kesukaran melakukan hal itu, tugasmu jauh lebih nyaman daripada tugas kami. Tempatkan dirimu pada posisi kami, mari kita lihat apakah engkau semua akan tahan bekerja di luar selama beberapa jam dan berada di tengah angin dan hujan." Sebenarnya, setiap tugas melibatkan kesulitan tertentu. Pekerjaan fisik melibatkan kesulitan fisik, dan pekerjaan yang menggunakan pikiran melibatkan kesulitan mental; masing-masing memiliki kesulitannya sendiri. Segalanya lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Ketika orang benar-benar melaksanakan suatu tugas, hal yang sangat penting, di satu sisi, adalah karakter mereka, dan di sisi lain, adalah apakah mereka mencintai kebenaran atau tidak. Mari kita terlebih dahulu membahas tentang karakter. Jika orang memiliki karakter yang baik, mereka melihat sisi positif dari segala sesuatu, dan mampu menerima serta memahami segala sesuatu dari sudut pandang yang positif dan di atas dasar kebenaran; itu berarti, hati, karakter, dan semangat mereka tulus—ini adalah dari sudut pandang karakter. Selanjutnya, mari kita membahas aspek lain—apakah orang mencintai kebenaran atau tidak. Yang dimaksud mencintai kebenaran adalah mampu menerima kebenaran, yang berarti, entah engkau memahami firman Tuhan atau tidak, entah engkau memahami maksud Tuhan atau tidak, entah pandangan, pendapat, dan sudut pandangmu tentang pekerjaan, tentang tugas yang seharusnya kaulaksanakan, sesuai dengan kebenaran atau tidak, engkau masih mampu menerima bahwa tugas itu adalah dari Tuhan; jika engkau tunduk dan tulus, maka ini sudah cukup, ini membuatmu memenuhi syarat untuk melaksanakan tugasmu, dan ini adalah persyaratan minimum. Jika engkau tunduk dan tulus, maka ketika engkau melaksanakan suatu tugas, engkau tidak akan bersikap asal-asalan, dan engkau tidak akan bermalas-malasan dengan licik, melainkan akan mengerahkan segenap hati dan tenagamu untuk melaksanakannya. Jika keadaan batin seseorang salah dan kenegatifan muncul dalam diri mereka, mereka akan kehilangan semangat dan ingin bersikap asal-asalan; mereka tahu betul bahwa keadaan mereka tidak benar, tetapi mereka tetap tidak berusaha untuk memperbaikinya dengan mencari kebenaran. Orang yang seperti ini tidak mencintai kebenaran, dan hanya sedikit bersedia untuk melaksanakan tugas mereka; mereka tidak mau berusaha atau tidak mau mengalami kesukaran, dan mereka selalu berusaha untuk bermalas-malasan dengan licik. Sebenarnya, Tuhan telah memeriksa semua ini—jadi mengapa Dia tidak mengindahkan orang-orang ini? Tuhan hanya menunggu umat pilihan-Nya untuk sadar, mengenali, dan menyingkapkan orang-orang tersebut, dan menyingkirkan mereka. Namun, orang-orang tersebut tetap berpikir, "Lihat betapa cerdasnya aku. Kami makan makanan yang sama, tetapi setelah bekerja, engkau semua benar-benar kelelahan, dan aku sama sekali tidak lelah. Akulah yang cerdas. Aku tidak bekerja sekeras itu; siapa pun yang bekerja keras adalah orang bodoh." Bolehkah mereka memandang orang yang jujur dengan cara seperti ini? Tidak. Sebenarnya, orang yang bekerja keras saat mereka melaksanakan tugas adalah orang yang menerapkan kebenaran dan memuaskan Tuhan, jadi mereka adalah orang yang paling cerdas. Apa yang membuat mereka cerdas? Mereka berkata, "Aku tidak melakukan apa pun yang Tuhan tidak minta untuk kulakukan, dan aku melakukan semua yang Dia minta untuk kulakukan. Aku melakukan apa pun yang Dia minta, aku mengerahkan segenap hati dan tenagaku dalam melakukannya, dan aku sama sekali tidak bersikap asal-asalan. Aku tidak melakukan pekerjaan ini untuk siapa pun, aku melakukannya untuk Tuhan. Tuhan sangat mengasihiku; aku harus melakukan pekerjaan ini untuk memuaskan Tuhan." Ini adalah keadaan pikiran yang benar. Hasilnya adalah, ketika gereja membersihkan diri dari orang-orang tertentu, mereka yang bersikap licin dalam melaksanakan tugas semuanya disingkirkan, sedangkan orang-orang yang jujur dan yang menerima pemeriksaan Tuhan akan tetap tinggal. Keadaan orang-orang yang jujur ini makin membaik, dan mereka dilindungi oleh Tuhan dalam segala hal yang menimpa mereka. Dan apa yang membuat mereka layak menerima perlindungan ini? Karena di dalam hatinya, mereka jujur. Mereka tidak takut mengalami kesukaran atau kelelahan ketika melaksanakan tugas, dan mereka tidak bersikap memilih tentang apa pun yang ditugaskan kepada mereka; mereka tidak bertanya mengapa, mereka hanya melakukan apa yang diperintahkan, mereka taat, tanpa melakukan penyelidikan atau analisis apa pun, atau tanpa mempertimbangkan hal lain apa pun. Mereka tidak melakukan perhitungan, dan mampu taat dalam segala sesuatu. Keadaan batin mereka selalu sangat normal. Ketika menghadapi bahaya, Tuhan melindungi mereka, ketika penyakit atau wabah menimpa, Tuhan juga melindungi mereka, dan di masa depan mereka hanya akan menikmati berkat. Ada orang-orang yang tidak dapat memahami yang sebenarnya tentang hal ini. Ketika mereka melihat orang jujur dengan rela menanggung kesukaran dan kelelahan dalam melaksanakan tugas mereka, mereka menganggap orang-orang jujur ini bodoh. Katakan kepada-Ku, apakah ini adalah kebodohan? Ini adalah ketulusan, ini adalah iman yang sejati. Tanpa iman yang sejati, ada banyak hal yang tidak pernah dapat benar-benar orang pahami atau jelaskan. Hanya mereka yang memahami kebenaran, mereka yang selalu hidup di hadapan Tuhan dan memiliki hubungan yang normal dengan-Nya, serta mereka yang benar-benar tunduk dan sungguh-sungguh takut akan Tuhan, yang paling tahu dengan jelas di dalam hatinya apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa mereka tahu sedangkan yang lain tidak tahu? Itu karena mereka memperoleh pengalaman melalui penerapan kebenaran dan menjadi orang yang jujur. Pengalaman ini tidak dapat diberikan oleh siapa pun, juga tidak dapat dicuri atau diambil oleh siapa pun. Bukankah ini adalah berkat? Berkat semacam itu tidak bisa didapatkan oleh orang biasa. Dan mengapa demikian? Karena orang-orang terlalu licik dan jahat; mereka tidak jujur, mereka tidak mampu menjadi orang jujur, dan tidak memiliki hati yang tulus, sehingga apa yang mereka terima terbatas. Apalagi antikristus, mereka bahkan lebih dari itu. Berdasarkan sikap mereka terhadap berbagai hal, serta esensi natur mereka, dan terutama berdasarkan sikap mereka terhadap Kristus, orang-orang seperti antikristus tidak akan pernah menerima berkat ini. Mengapa demikian? Itu karena hati mereka terlalu jahat dan licik! Mereka memperlakukan orang secara berbeda tergantung pada orangnya, mereka mengubah diri mereka seperti bunglon, dan pikiran mereka selalu bergerak, tidak melepaskan elang sampai mereka melihat kelinci, tidak tulus terhadap Tuhan, tidak memiliki ketundukan terhadap-Nya, dan hanya bertransaksi dengan-Nya. Apa akibatnya memiliki sikap dan esensi seperti itu? Akibatnya, dalam hal apa pun, mereka tidak mengetahui yang sebenarnya atau tidak mampu memahami esensi dari berbagai orang dan keadaan, serta tidak memahami kebenaran yang berkaitan dengan keadaan ini. Firman Tuhan dibeberkan di hadapan mereka, dan mereka berpendidikan, tahu cara membaca dan menganalisis, memiliki kecerdasan, dan tahu cara meneliti, lalu mengapa mereka tidak mampu memahami? Sampai berusia berapa pun, bahkan sampai mereka berusia 80 tahun, mereka tetap tidak akan memahami. Mengapa mereka tidak akan memahami? Alasan terpentingnya adalah karena mata mereka telah tertutup. Ada orang-orang yang berkata, "Namun, kami tidak melihat mata mereka tertutup." Hati merekalah yang telah tertutup. Apa artinya tertutup? Itu berarti hati mereka tidak dicerahkan; mereka selalu diselubungi. Sebelumnya, pernah dikatakan bahwa "hati manusia telah menebal". Lalu, siapa yang telah membuat hati antikristus menebal? Sebenarnya, Tuhanlah yang tidak mencerahkan mereka. Dia tidak bermaksud untuk menyempurnakan atau menyelamatkan mereka. Dia hanya turun tangan pada saat yang tepat, pada saat yang kritis dan penting, untuk sedikit menahan mereka serta menghindarkan kepentingan rumah Tuhan agar tidak dirugikan. Namun sering kali, dalam hal-hal yang berkaitan dengan firman Tuhan, kebenaran, ketundukan terhadap-Nya, pengenalan akan diri sendiri, dan pengenalan akan diri-Nya, Dia tidak pernah mencerahkan mereka. Ada orang-orang yang berkata, "Itu tidak benar. Bagaimana Engkau bisa berkata bahwa Dia tidak mencerahkan mereka? Sebagian orang yang tergolong sebagai antikristus sangatlah pintar. Setelah mendengarkan khotbah, jika engkau berbicara selama tiga jam, mereka mampu berbicara selama enam jam. Bukankah itu adalah pencerahan?" Selama berapa jam pun mereka mampu berbicara, sekalipun itu 30 jam, itu hanyalah sekumpulan kata-kata dan doktrin. Dapatkah orang Farisi dan ahli Taurat berbicara dengan lebih baik daripada orang-orang ini? Masing-masing dari mereka adalah ahli dalam berkhotbah, dan masing-masing dari mereka berbicara dengan fasih, tetapi apa gunanya hal itu? Ketika Tuhan datang, mereka tetap menentang dan mengutuk-Nya. Apa akibat melakukan hal ini? Akibatnya, mereka mengalami kehancuran, kebinasaan, dan bencana dahsyat. Dari luarnya, semua orang di rumah Tuhan terlihat melaksanakan tugas mereka, setiap orang makan tiga kali sehari, melaksanakan tugas mereka pada siang hari, dan beristirahat pada malam hari. Namun, setelah beberapa tahun, perbedaan di antara berbagai jenis orang menjadi signifikan, dan hasil dari berbagai jenis orang terungkap serta terlihat perbedaannya. Ada orang-orang yang secara lisan menyatakan bahwa mereka percaya kepada Tuhan tetapi tidak menempuh jalan yang benar, malah bergegas menuju neraka. Ada orang-orang yang mencintai kebenaran dan terus-menerus mengejarnya, sehingga lambat laun mereka masuk ke dalam kenyataan kebenaran. Ada orang yang selalu ingin hidup dengan nyaman dan menjadi makin licik dalam melaksanakan tugas mereka, sehingga pada akhirnya mereka disingkirkan. Ada orang yang mampu menerima kebenaran, menjadi makin jujur di dalam hatinya, dan mengalami perubahan dalam watak hidupnya, menjadi dikasihi baik oleh Tuhan maupun manusia. Ada orang yang selalu fokus mengkhotbahkan kata-kata dan doktrin, dan setelah semua khotbah mereka, mereka dibenci serta ditolak oleh Tuhan, dan dengan demikian dihancurkan. Ada orang yang tidak memiliki pemahaman rohani, dan makin banyak mereka mendengarkan khotbah, makin mereka menjadi bingung, tidak tertarik akan kebenaran, serta tidak tunduk, ingin bertindak seenaknya dan berubah-ubah, selalu berusaha memenuhi keinginan mereka sendiri serta bertujuan untuk memperoleh ketenaran, keuntungan, dan status; ini berbahaya. Ada orang yang mengikuti Tuhan selama bertahun-tahun, dan setelah makan dan minum firman Tuhan serta mengalami banyak hal, mereka akhirnya memahami banyak kebenaran, makin beriman kepada Tuhan, dan memperoleh perkenanan-Nya. Semua orang ini percaya kepada Tuhan, menjalani kehidupan bergereja, dan melaksanakan tugas mereka, jadi mengapa setelah delapan atau sepuluh tahun, hasil mereka berbeda, masing-masing menurut jenis mereka? Menggambarkan apakah hal ini? Bukankah ada perbedaan dalam esensi natur orang-orang? (Ya.)

Berikut ini adalah hal lain untuk engkau semua dengarkan dan pertimbangkan, yakni termasuk dalam kategori manakah hal berikut ini dari antara perwujudan antikristus yang telah kita bahas. Di beberapa gereja, jelas terdapat orang-orang jahat yang bertindak dengan kejam dan tidak masuk akal. Mereka tidak mampu melakukan pekerjaan nyata apa pun, tetapi selalu ingin menjadi yang berkuasa. Dalam pekerjaan apa pun yang mereka lakukan, mereka menciptakan gangguan dan kehancuran serta tidak mematuhi prinsip, dan dalam hal apa pun yang mereka lakukan, mereka tidak pernah mau membayar harga tetapi selalu ingin orang lain mendengarkan mereka. Singkatnya, selama ada orang seperti ini dalam suatu gereja, banyak orang lain akan terganggu oleh mereka, dan pekerjaan rumah Tuhan serta ketertiban gereja akan terpengaruh dan dirugikan. Meskipun orang-orang seperti ini belum melakukan tindakan kejahatan besar secara nyata atau belum merugikan saudara-saudari, jika engkau melihat kemanusiaan mereka, esensi mereka, sudut pandang mereka tentang berbagai hal, serta sikap mereka terhadap saudara-saudari, pekerjaan rumah Tuhan, dan tugas mereka sendiri, mereka sepenuhnya termasuk di antara jajaran orang-orang jahat. Bagaimana Aku harus menangani orang-orang seperti ini jika Aku bertemu dengan mereka sebelum saudara-saudari menyadarinya? Haruskah Aku menunggu sampai mereka melakukan kesalahan besar atau menimbulkan bencana besar barulah Aku mengeluarkan mereka, mengusir mereka setelah mereka "melakukan gebrakan besar"? Perlukah menunggu? (Tidak.) Jadi, apa yang harus Kulakukan? Setidaknya, Aku harus memberhentikan orang-orang itu dari tugas mereka. Selanjutnya, Aku harus mengisolasi atau mengusir mereka, menghalangi mereka agar tidak lagi melaksanakan tugas, agar orang lain tidak dirugikan. Dalam pekerjaan yang sangat penting di rumah Tuhan, kehadiran orang-orang jahat seperti ini tidak diperbolehkan; apakah prinsip ini benar? Jika mereka belum tersingkap, biarkan saja dahulu, tetapi setelah mereka tersingkap, terlihat dengan jelas, dan telah digolongkan sebagai orang jahat, tepatkah untuk mengusir mereka? (Ya.) Ada orang yang mungkin berkata, "Itu tidak akan berhasil. Engkau telah mengetahui yang sebenarnya tentang mereka, tetapi orang lain belum. Mengeluarkan mereka akan membuat orang lain terkena dampaknya. Jika engkau mengeluarkan mereka karena engkau telah mengetahui yang sebenarnya tentang mereka, bukankah itu berarti engkau mengambil keputusan sendiri? Benar-benar seperti itukah membiarkan kebenaran berkuasa? Kita harus berkumpul dan bersekutu dengan saudara-saudari, menelaah bersama mereka, melakukan pekerjaan ideologis terhadap mereka, menyusun materi dan mendapatkan persetujuan semua orang sebelum menindaklanjuti. Engkau harus mengikuti prosedur, dan jika tidak, bukankah engkau melanggar pengaturan kerja gereja? Bukankah ini salah? Engkau sendirilah yang harus terlebih dahulu mematuhi pengaturan kerja gereja; engkau tidak boleh menyabotasenya. Selain itu, bukankah segala sesuatu, apa pun itu, harus dilakukan dengan mempertimbangkan saudara-saudari? Karena demikian, engkau harus membuat semua saudara-saudari sepenuhnya menyadari hal ini dan memahami aspek kebenaran ini dengan jelas. Engkau tidak boleh membiarkan mereka dalam keadaan bingung; engkau harus membuat semua saudara-saudari mampu mengetahui yang sebenarnya tentang hal ini." Jika prosedur ini tidak diikuti dan Kuputuskan untuk mengusir seseorang, bagaimana engkau semua akan menindaklanjutinya? Engkau akan bingung, bukan? Bahwa engkau semua mendapati dirimu buntu membuktikan bahwa sudut pandang seperti ini ada di antaramu. Apa yang akan Kubicarakan ini pernah terjadi. Di suatu lingkungan pekerjaan yang sangat penting, ada setan yang memiliki kemanusiaan yang buruk, yang saat melaksanakan tugasnya bermalas-malasan dengan liciknya, berusaha menghindarkan dirinya agar tidak mengalami kesukaran dan kelelahan. Dia mengacaukan dan mengganggu pekerjaan gereja di setiap kesempatan, dan ketika dipangkas, dia menjadi tak terkendali, sepenuhnya menolak kebenaran. Dia selalu ingin memegang jabatan dan menjadi penentu keputusan, sambil juga suka memerintah orang lain, dan dia tidak pernah mempertimbangkan kepentingan gereja ataupun mematuhi prinsip, bertindak hanya berdasarkan preferensinya. Selama kurun waktu dia menjadi penanggung jawab pekerjaan, dia mengabaikan beberapa hal yang telah Kuperintahkan untuk dia lakukan, memperlakukan firman-Ku bagaikan angin lalu. Selain tidak melaksanakan tugasnya, dia menimbulkan gangguan. Gereja adalah tempat kerja yang penting bagi orang untuk melaksanakan tugasnya; jika dia berpikir bahwa dia datang bukan untuk melaksanakan tugasnya melainkan untuk hidup dalam kenyamanan bangsawan atau untuk menikmati pensiun dini, berarti dia keliru. Rumah Tuhan bukanlah lembaga kesejahteraan, juga bukan tempat penampungan. Sampah seperti orang ini tidak ada gunanya di mana pun mereka berada; mereka tidak pernah setia dalam tugas apa pun, selalu bersikap asal-asalan dan hanya menjalankan rutinitas tanpa tujuan. Jadi, Kuperintahkan untuk segera mengusir orang itu. Apakah ini mudah untuk diterapkan? (Ya.) Namun, bagi jenis orang tertentu, bahkan hal yang semudah ini pun sulit untuk diterapkan. Tiga bulan setelah Kuperintahkan, barulah orang jahat ini akhirnya diusir secara paksa. Apa alasannya? Setelah Aku mengeluarkan perintah untuk mengusir orang itu, pemimpin gereja tersebut mulai "menerapkan" tugas itu. Bagaimana caranya menerapkan tugas itu? Dia mengadakan pertemuan, meminta semua orang memberi suara untuk memutuskannya. Setelah banyak berdiskusi, mayoritas orang akhirnya setuju untuk mengusirnya, tetapi ada satu orang yang tidak setuju, jadi masalah itu ditunda. Pemimpin ini berkata bahwa perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut bersama dengan orang yang tidak setuju itu, untuk berdiskusi dengannya dan memperoleh persetujuannya. Sementara itu, Aku telah bertanya dua kali apakah orang itu telah diusir, dan pemimpin menjawab bahwa orang itu belum diusir, bahwa mereka masih mengumpulkan dan merangkum bahan. Di belakang-Ku, dia juga berkata, "Selama ada satu orang yang tidak setuju, kita tidak boleh mengeluarkannya." Maksudnya mengatakan ini adalah bahwa dia tidak ingin mengusir orang ini, jadi dia mencari alasan yang tidak masuk akal ini. Sebenarnya, dia sedang menipu orang lain; dia takut menyinggung orang ini dan tidak berani mengusirnya. Akhirnya, Yang di Atas memberi peringatan terakhir: "Orang ini harus diusir. Jika dia tidak pergi, kaulah yang harus pergi. Salah seorang dari kalian harus pergi; silakan kau pilih!" Setelah mendengarnya, dia berpikir, "Aku tidak bisa pergi; aku belum cukup lama menikmati kedudukanku!" Baru setelah itulah dia mengusir setan ini. Katakan kepada-Ku, mengapa pemimpin ini melindungi setan? Bukankah inilah pendekatan yang antikristus lakukan? Inilah tepatnya perilaku antikristus.

Ada seseorang yang selalu menyatakan bahwa mereka percaya kepada Tuhan, tetapi ketika kejadian menimpa mereka, mereka meminta pendapat setiap saudara-saudari tanpa pernah meminta pendapat Kristus. Mereka tidak bertanya tentang apa yang Kristus katakan, apa kesimpulan-Nya, mengapa Dia ingin melakukan hal ini, atau bagaimana seharusnya orang tunduk. Mereka telah meminta pendapat setiap saudara-saudari dan mampu menghargai semua pendapat serta pemikirannya, tetapi tidak menerima satu pun dari kalimat yang Kristus ucapkan, memperlihatkan bahwa mereka tidak berniat untuk tunduk. Apa natur dari hal ini? Bukankah mereka adalah antikristus? (Ya.) Apa yang terjadi dalam situasi ini? Mengapa mereka tidak menerapkan hal ini? Mengapa begitu sulit bagi mereka untuk menerapkannya? Ada alasan untuk hal ini. Mereka berpikir, "Kristus memiliki kebenaran dan esensi tuhan, tetapi semua itu hanyalah pembicaraan resmi, hanya doktrin dan slogan. Mengenai hal-hal nyata, engkau sama sekali tidak mampu mengetahui yang sebenarnya tentang siapa pun. Firmanmu diucapkan hanya untuk kami dengarkan, untuk dicetak di dalam buku, dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan kemampuanmu yang sebenarnya. Jadi, jika engkau menentukan bahwa seseorang itu adalah orang jahat atau antikristus, itu mungkin tidak tepat. Mengapa aku tidak melihat bahwa dia adalah orang jahat atau antikristus? Mengapa aku tidak memahami masalah ini?" Bukankah dengan cara inilah mereka berpikir? Mereka yakin, "Engkau baru dua kali bertemu dengan orang ini, mendengarnya mengucapkan beberapa patah kata serta melakukan satu hal, dan engkau mendefinisikannya sebagai orang jahat. Saudara-saudari tidak berpikir seperti itu; mengapa engkau bisa berpikir seperti itu? Mengapa firmanmu harus dianggap sangat berbobot? Aku belum pernah melihat orang ini melakukan kejahatan, dan aku juga tidak tahu apa saja hal buruk yang telah dia lakukan, jadi aku tidak bisa mengatakan 'Amin' atas apa yang kaukatakan. Aku memiliki gagasan dan keraguan tentang apa yang kaulakukan. Namun, meskipun memiliki gagasan, aku tidak dapat mengungkapkannya secara langsung, jadi aku harus menggunakan cara-cara tidak langsung: Aku akan membiarkan saudara-saudari memutuskan hal ini melalui pemungutan suara. Jika saudara-saudari tidak setuju, berarti tidak ada yang perlu dilakukan; dapatkah engkau benar-benar memangkas mereka semua juga? Selain itu, engkau baru beberapa kali berinteraksi dengan orang ini dan kemudian engkau mendefinisikannya sebagai orang jahat. Mengapa engkau tidak memberinya sedikit kesempatan? Lihatlah betapa toleran dan penuh kasihnya saudara-saudari. Aku tidak boleh menjadi orang jahat; aku juga harus penuh kasih dan memberi kesempatan kepada orang lain; tidak sepertimu, yang dengan begitu cepatnya mengambil keputusan tentang orang lain. Mengusir seseorang tidaklah mudah; bagaimana jika orang itu menjadi lemah setelahnya? Ketika menghadapi masalah, kristus seharusnya melindungi saudara-saudari. Dia seharusnya menoleransi kebodohan, pemberontakan, atau ketidaktahuan saudara-saudari dan tidak bersikap sedemikian tegas serta tidak mengasihi. Bukankah tuhan seharusnya penuh dengan belas kasih? Ke mana perginya belas kasih itu? Mendefinisikan orang yang tidak kausukai sebagai orang jahat dan ingin mengusirnya, itu sama sekali tidak sesuai dengan aturan!" Ini adalah gagasan, bukan? (Ya.) Ketika Kristus melakukan sesuatu atau mengambil suatu keputusan, jika mereka tidak menyetujuinya, itu menjadi sulit untuk diterapkan. Mereka menunda-nunda, menggunakan berbagai alasan dan cara untuk menentang; mereka benar-benar tidak mau menerapkan atau menaatinya. Niatnya adalah: "Jika aku tidak menerapkannya, berarti tugasmu tidak akan tuntas!" Kuberitahukan kepadamu, jika engkau tidak menerapkannya, Aku akan menemukan seseorang yang mampu menjadi pemimpin, dan engkau boleh kembali ke tempat asalmu! Bukankah masalah ini harus ditangani dengan cara seperti ini? (Ya.) Aku mengusirnya begitu saja, secara terang-terangan dan efisien; tidak perlu berunding dengan siapa pun.

Ada orang-orang yang tidak pernah memahami kebenaran dan selalu meragukan firman Tuhan. Mereka berkata, "Apakah kebenaran berkuasa sama artinya dengan kristus berkuasa?" Firman yang kristus ucapkan belum tentu selalu benar, karena terdapat aspek manusia di dalam dirinya." Mereka tidak bisa menerima fakta bahwa Kristus berkuasa. Jika itu adalah fakta bahwa Roh Tuhan berkuasa, mereka tidak memiliki gagasan apa pun. Apa masalahnya di sini? Orang-orang seperti ini tidak sedikit pun meragukan Tuhan yang di surga tetapi selalu meragukan Tuhan yang berinkarnasi. Kristus telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran, tetapi mereka tidak mengakui-Nya sebagai Tuhan yang berinkarnasi. Jadi, mungkinkah mereka mengakui bahwa Kristus adalah kebenaran, jalan, dan hidup? Itu sulit untuk dikatakan. Sekalipun orang-orang semacam itu mengikuti Kristus, dapatkah mereka bersaksi bagi-Nya? Apakah mereka sesuai dengan Kristus? Tidak ada jawaban yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan ini. Juga tidak pasti apakah orang-orang seperti ini mampu mengikuti sampai akhir perjalanan. Ada orang-orang yang di dalam hatinya mengakui sepenuhnya bahwa di rumah Tuhan, kebenaranlah yang berkuasa. Namun, bagaimana mereka memahami bahwa kebenaranlah yang berkuasa? Mereka beranggapan bahwa pekerjaan apa pun yang dilakukan, selama itu ada kaitannya dengan rumah Tuhan, semua orang harus mendiskusikan dan memutuskannya bersama-sama. Asalkan tercapai kesepakatan, apa pun hasilnya, itulah yang harus diterapkan. Mereka yakin bahwa itulah yang dimaksud dengan kebenaranlah yang berkuasa. Apakah pandangan ini benar? Ini adalah kesalahpahaman yang sangat menyedihkan; ini adalah pernyataan yang paling konyol dan tidak masuk akal. Dari manakah kebenaran berasal? Kebenaran diungkapkan oleh Kristus. Hanya Kristus yang adalah kebenaran, sedangkan manusia yang rusak sama sekali tidak memiliki kebenaran, jadi bagaimana mungkin manusia menghasilkan kebenaran melalui musyawarah? Jika manusia mampu menghasilkan kebenaran melalui musyawarah, itu berarti manusia yang rusak memiliki kebenaran. Bukankah itu adalah hal yang paling tidak masuk akal? Jadi, kebenaranlah yang berkuasa berarti Kristuslah yang berkuasa, itu berarti firman Tuhanlah yang berkuasa, bukan berarti semua oranglah yang berkuasa atau menjadi penentu keputusan. Berkumpul bersama untuk mempersekutukan kebenaran dan firman Tuhan adalah hal yang benar; ini adalah kehidupan bergereja. Namun, apa tujuan menerapkan dengan cara seperti ini? Tujuannya adalah agar semua orang memahami kebenaran dan mengenal firman Tuhan, agar semua orang mampu tunduk pada firman Tuhan dan bekerja berdasarkannya. Orang berkumpul untuk mempersekutukan kebenaran justru karena mereka tidak memahaminya. Jika mereka memahami kebenaran, mereka dapat langsung tunduk kepada Kristus dan firman Tuhan; itu akan menjadi ketundukan yang sejati. Jika suatu hari nanti semua umat pilihan Tuhan memahami kebenaran, semua orang mampu langsung tunduk, meninggikan, dan bersaksi bagi Kristus, itu akan menandakan bahwa umat pilihan Tuhan telah disempurnakan. Terlebih lagi, itu akan mempersaksikan bahwa rumah Tuhan dikuasai oleh kebenaran, oleh Kristus. Hanya fakta dan kesaksian semacam inilah yang akan membuktikan bahwa Tuhan telah memerintah sebagai raja di bumi, dan kerajaan Kristus telah muncul. Namun, bagaimana beberapa antikristus dan pemimpin palsu memahami fakta bahwa kebenaranlah yang berkuasa? Dalam penerapan mereka, kebenaranlah yang berkuasa berarti saudara-saudarilah yang berkuasa. Pekerjaan apa pun yang mereka lakukan, jika mereka dapat memahaminya secara menyeluruh, mereka akan melaksanakannya sesuai dengan keinginan mereka sendiri; jika mereka tidak mampu memahaminya, mereka akan mempersekutukannya dengan beberapa orang dan membiarkan kelompok itu yang memutuskan. Dapatkah ini membuktikan bahwa kebenaranlah yang sedang diterapkan? Apakah keputusan kelompok pasti sesuai dengan maksud Tuhan? Dapatkah penerapan seperti ini menunjukkan bahwa kebenaranlah yang berkuasa? Dapatkah itu mempersaksikan bahwa Kristuslah yang berkuasa di rumah Tuhan? Mereka beranggapan bahwa kebenaranlah yang berkuasa berarti membiarkan saudara-saudari mengungkapkan pendapat mereka, mendiskusikan pandangan mereka, dan akhirnya mencapai kesepakatan serta mengambil keputusan, yang berarti bahwa saudara-saudari adalah juru bicara kebenaran, identik dengan kebenaran itu sendiri. Apakah memahami dengan cara seperti ini benar? Jelas tidak benar, tetapi beberapa antikristus dan pemimpin palsu memang bertindak dengan cara seperti ini dan menerapkannya dengan cara seperti ini. Mereka beranggapan bahwa dengan melakukannya, mereka sedang menerapkan demokrasi, bahwa mereka sedang mengambil keputusan yang demokratis dan itu harus dilaksanakan dengan cara seperti itu, entah itu sesuai dengan kebenaran atau tidak. Apa esensi dari bertindak dengan cara seperti ini? Apakah hal-hal yang diputuskan secara demokratis otomatis sesuai dengan kebenaran? Apakah semua itu otomatis merepresentasikan Tuhan? Jika demokrasi adalah kebenaran, tidak perlu bagi Tuhan untuk mengungkapkan kebenaran; bukankah sudah cukup untuk membiarkan demokrasi berkuasa? Seperti apa pun cara manusia yang rusak menerapkan demokrasi, mereka tidak akan dapat menghasilkan kebenaran dengan menerapkan demokrasi. Kebenaran berasal dari Tuhan, dari apa yang Kristus ungkapkan. Betapa pun sesuainya metode manusia dengan ide-ide atau selera manusia, itu tidak dapat merepresentasikan kebenaran. Ini adalah fakta. Esensi dari pendekatan para pemimpin palsu dan antikristus adalah, dengan kedok kebenaranlah yang berkuasa, mereka menyingkirkan Kristus sepenuhnya, mengganti Kristus dengan demokrasi, dan mengganti pemerintahan Kristus dengan metode persekutuan komunal dan pemerintahan yang demokratis. Apakah natur dan akibat dari hal ini dapat terlihat dengan mudah? Orang-orang yang tanggap seharusnya dapat melihatnya. Pemimpin palsu dan antikristus bukanlah orang-orang yang tunduk kepada Kristus melainkan orang-orang yang menyangkal dan menentang-Nya. Apa pun yang Kristus persekutukan di gereja, sekalipun orang-orang mendengarkan dan memahaminya, mereka memperlakukannya hanya bagaikan angin lalu dan tidak bersedia untuk menerapkannya. Sebaliknya, mereka memperhatikan apa yang pemimpin palsu dan antikristus katakan; pada akhirnya, perkataan pemimpin palsu dan antikristus itulah yang penting. Apakah orang mampu menerapkan berdasarkan firman Kristus atau tidak, itu tergantung pada keputusan para pemimpin palsu dan antikristus ini, dan kebanyakan orang cenderung mengikuti mereka. Antikristus menerapkan pengawasan yang ketat terhadap pekerjaan gereja, hanya memperbolehkan mereka sendiri mengambil keputusan dan tidak membiarkan Kristus menjadi penentu keputusan atau menjadi yang berkuasa. Mereka berpikir, "Kristus ada di sini hanya untuk memeriksa pekerjaan. Kau boleh saja menyampaikan pendapatmu dan mengatur pekerjaan, tetapi mengenai penerapannya, itu terserah kami. Jangan ikut campur dalam pekerjaan kami." Bukankah inilah yang antikristus lakukan? Antikristus selalu berkata "semua saudara-saudari telah bersekutu" atau "semua saudara-saudari telah mencapai kesepakatan"; apakah mereka yang mengatakan hal-hal seperti ini benar-benar memahami kebenaran? Siapakah saudara dan saudari? Bukankah mereka hanyalah sekelompok orang yang dirusak Iblis sedemikian dalamnya? Berapa banyak kebenaran yang mereka pahami, berapa banyak kenyataan kebenaran yang mereka miliki? Dapatkah mereka merepresentasikan Kristus? Apakah mereka adalah perwujudan kebenaran? Dapatkah mereka menjadi juru bicara kebenaran? Apakah mereka ada hubungannya dengan kebenaran? (Tidak.) Karena tidak ada hubungannya, mengapa mereka yang mengatakan hal-hal seperti itu selalu menganggap saudara-saudari sebagai yang tertinggi? Mengapa mereka tidak meninggikan Tuhan dan bersaksi bagi-Nya? Mengapa mereka tidak berbicara dan bertindak berdasarkan kebenaran? Bukankah mereka yang berbicara dengan cara seperti ini adalah orang-orang yang tidak masuk akal? Setelah membaca firman Tuhan dan mendengarkan khotbah selama bertahun-tahun, mereka tidak memahami kebenaran apa pun dan tidak mengerti apa itu saudara-saudari sejati. Bukankah mereka buta? Kini, semua orang telah digolongkan menurut jenisnya; banyak orang telah memperlihatkan karakter mereka yang sebenarnya, mereka semua adalah sejenis Iblis; mereka adalah sepenuhnya binatang buas. Tidak dapatkah engkau semua melihat hal ini dengan jelas? Engkau sama sekali tidak memiliki kebenaran! Ada orang-orang tertentu yang tidak mau mendengarkan-Ku menelaah antikristus. Mereka berkata, "Oh, jangan selalu berbicara tentang hal yang sepele seperti tentang antikristus; itu memalukan. Mengapa Engkau selalu menelaah antikristus?" Bukankah tidak masalah menelaah mereka? Mereka harus ditelaah dengan cara ini untuk mengajari orang-orang agar mampu mengenali mereka. Jika tidak, begitu antikristus muncul, mereka akan menyebarkan banyak kesesatan dan kekeliruan, menyesatkan banyak orang, dan bahkan mengendalikan gereja, serta mendirikan kerajaan independen mereka sendiri. Apakah engkau semua mengerti dengan jelas betapa seriusnya akibat dari masalah ini? Barusan, kita telah bersekutu tentang apa artinya kebenaranlah yang berkuasa. Melalui persekutuan, orang telah melihat cara-cara konyol dan pandangan yang tidak masuk akal dari antikristus. Antikristus selalu ingin mereka sendiri yang berkuasa dan tidak ingin Kristus berkuasa, jadi mereka mengganti pemerintahan kebenaran menjadi bentuk demokratis, menganjurkan bahwa arti kebenaranlah yang berkuasa adalah bahwa semua orang harus merundingkan masalah bersama-sama. Bukankah ada tipu muslihat Iblis dalam hal ini? Apakah kebenaran adalah sesuatu yang bisa diperoleh semua orang melalui musyawarah? Kebenaran diungkapkan oleh Tuhan dan berasal dari Tuhan. Mengapa engkau semua tidak dapat secara langsung menerapkan firman Tuhan, secara langsung tunduk kepada Tuhan, dan secara langsung tunduk pada pengaturan Tuhan? Mengapa perintah Kristus harus ditentukan melalui musyawarah semua orang? Bukankah ini adalah rencana licik Iblis? Antikristus sering menyebarkan serangkaian teori yang menyesatkan orang, dan tugas pekerjaan apa pun yang mereka terapkan, mereka ingin menjadi penentu keputusan, sepenuhnya melanggar prinsip-prinsip kebenaran. Jika dilihat dari apa yang antikristus wujudkan, seperti apa tepatnya watak mereka? Apakah mereka adalah orang-orang yang mencintai hal-hal positif dan mencintai kebenaran? Apakah mereka benar-benar tunduk kepada Tuhan? (Tidak.) Esensi mereka adalah muak akan kebenaran dan membencinya. Selain itu, mereka sangat congkak sampai-sampai mereka kehilangan seluruh rasionalitas mereka, bahkan tidak memiliki hati nurani dan nalar dasar yang seharusnya manusia miliki. Orang-orang seperti itu tidak layak disebut manusia. Mereka hanya dapat dianggap sebagai orang-orang sejenis Iblis; mereka adalah para setan. Siapa pun yang tidak menerima kebenaran sedikit pun adalah setan; ini tidak diragukan lagi.

Ada juga orang-orang yang tidak bersikap rendah hati, juga tidak bersikap congkak terhadap firman Kristus. Mereka tidak terlihat sepenuhnya menerima, juga tidak sepenuhnya menentang. Ketika Kristus berfirman, mempersekutukan kebenaran, menyingkapkan yang sebenarnya tentang seseorang, atau memberikan tugas pekerjaan, dari luarnya mereka terlihat mendengarkan dan mencatat, memperlihatkan keseriusan serta kerja sama. Mereka mencatat segala sesuatunya dengan saksama, mencantumkan berbagai tanda pada catatan mereka, tampak sangat tertarik akan kebenaran dan sangat menghargai apa yang Kristus firmankan, seolah-olah mereka sangat mencintai kebenaran serta memiliki kesetiaan yang tak tergoyahkan terhadap Kristus. Namun, dapatkah fenomena dangkal seperti itu memperlihatkan sikap orang tersebut terhadap kebenaran, watak mereka, dan esensi mereka? Tidak bisa. Orang-orang semacam itu dari luarnya terlihat mencatat dan mendengarkan, tetapi apa yang sebenarnya mereka pikirkan dalam hatinya? Ketika melihat isi catatannya, mereka berpikir, "Apa semua ini? Tidak ada satu pun kalimat yang berguna, tidak ada yang terlihat luhur atau sesuai dengan kebenaran, juga tidak ada apa pun yang tampak logis bagiku. Mungkin sebaiknya kurobek saja catatan ini!" Bukankah ini adalah sejenis sikap? Aku telah melihat banyak orang yang mengangguk-angguk dan memperlihatkan berbagai ekspresi wajah saat mendengarkan khotbah, sembari mencatatnya juga, tetapi setelah itu, mereka sama sekali tidak menganggapnya serius. Mereka tidak ingat apa yang seharusnya mereka terapkan, juga tidak menghafalkannya ataupun bertindak berdasarkannya. Mengenai apa yang seharusnya mereka terapkan, lebih kecil lagi kemungkinan mereka akan menerapkannya. Apa yang seharusnya mereka terapkan berkaitan dengan pekerjaan rumah Tuhan serta tugas mereka, dan apa yang seharusnya mereka masuki berkaitan dengan jalan masuk mereka sendiri. Mereka tidak menerapkan apa yang seharusnya mereka terapkan, dan bahkan tidak menganggap serius jalan masuk mereka sendiri. Mereka berkata, "Pernah dikatakan bahwa setiap kalimat yang diucapkan dan diungkapkan oleh kristus adalah kebenaran, merupakan apa yang seharusnya manusia masuki, bahwa semua itu adalah kebenaran, jalan, dan hidup; tetapi setiap kali mencatat, aku tidak melihat kebenaran atau jalan apa pun dalam catatanku, dan aku juga tidak merasa bahwa itu adalah hidup. Lalu bagaimana pernyataan bahwa kristus memiliki esensi tuhan dapat digenapi? Bagaimana itu dapat diwujudkan? Bagaimana semua itu dapat cocok dengan apa yang kulihat? Tidak mudah menemukan kecocokannya." Ada orang-orang yang berkata, "Jika seperti inilah sikap mereka setelah mendengarkan, lalu mengapa mereka mencatatnya? Mereka terlihat bersikap sebagaimana mestinya, serius, dan bertanggung jawab; apa yang terjadi?" Hanya ada satu alasan. Jika orang yang tidak mencintai kebenaran dan sangat muak akan kebenaran mampu terlihat sangat bersungguh-sungguh dan penuh perhatian ketika Kristus berfirman, niat mereka satu-satunya pastilah hanya untuk menjalani rutinitas dengan setengah hati, bukan berniat untuk benar-benar menerimanya. Setiap kali mereka membaca firman Tuhan atau berinteraksi dengan Kristus dan berbincang dengan-Nya, yang mereka rasakan bukanlah apa yang disebut keagungan, tidak terselaminya Tuhan, atau keindahan Tuhan, melainkan kenyataan, kenormalan, dan betapa kecil diri-Nya. Oleh karena itu, dari sudut pandang dan pendirian mereka, tidak mungkin bagi mereka untuk menghubungkan perkataan orang biasa ini dengan kebenaran, jalan, atau hidup. Tak peduli bagaimana mereka memandang orang ini, mereka hanya melihat seorang manusia; mereka tidak bisa menganggap-Nya sebagai Tuhan atau Kristus. Jadi, mereka tidak mungkin mampu memperlakukan perkataan yang sangat biasa ini sebagai kebenaran yang harus ditaati, diterapkan, dan digunakan sebagai pedoman hidup, sebagai tujuan keberadaan mereka, dan sebagainya; mereka mendapati bahwa itu membuat mereka tidak nyaman. Mereka berkata, "Mengapa aku tidak dapat melihat kebenaran apa pun dalam perkataan yang biasa ini? Mengapa engkau semua dapat melihatnya? Bukankah ini hanyalah perkataan biasa? Semua ini hanyalah bahasa manusia, tulisan manusia, tata bahasa manusia, bahkan menggunakan ungkapan dan kosa kata manusia, serta menelaah beberapa peribahasa dan aspek budaya manusia. Bagaimana mungkin perkataan ini mengandung kebenaran? Mengapa aku tidak bisa melihatnya? Karena engkau semua mengatakan bahwa ini adalah kebenaran, aku akan mengikuti saja dan meniru yang lainnya; aku akan mencatatnya karena itulah yang semua orang lakukan, tetapi meskipun engkau semua menganggapnya sebagai kebenaran, aku tentu tidak akan menganggapnya demikian. 'Kebenaran' adalah kata yang sangat sakral, itu haruslah sesuatu yang sangat luhur! Jika mengenai kebenaran, itu pasti berkaitan dengan tuhan, dan jika berkaitan dengan tuhan, itu tidaklah mungkin begitu biasa, begitu kecil, begitu umum. Jadi, seperti apa pun caraku memeriksa dan menganalisis, aku tidak bisa menemukan apa pun di dalam dirinya yang menandakan bahwa dia adalah tuhan. Jika di dalam dirinya tidak ada apa pun yang menandakan bahwa dia adalah tuhan, bagaimana mungkin dia dapat menyelamatkan kita? Itu tidak mungkin. Jika firmannya tidak dapat menyelamatkan kita atau bermanfaat bagi kita, mengapa kita harus mengikutinya? Mengapa kita harus menerapkan firmannya? Mengapa kita harus hidup berdasarkan firmannya?" Kini, mereka telah memperlihatkan diri mereka yang sebenarnya sebagai antikristus, bukan? Dari awal hingga akhir, sikap mereka terhadap daging yang di dalamnya Tuhan berinkarnasi adalah sikap yang memeriksa. Tidak ada sikap yang menerima ataupun tunduk dalam cara mereka memperlakukan firman Tuhan, apalagi sikap yang mau menerapkan, menerima, ataupun mengalaminya. Sebaliknya, mereka memperlakukan firman Tuhan dengan sikap yang menentang, melawan, dan menolak. Mereka dengan enggan mencatat ketika Kristus berbicara kepada orang-orang, tetapi di lubuk hatinya, mereka tidak sedikit pun menerimanya. Setelah berinteraksi dengan Kristus, ada orang-orang yang berkata, "Berbicara dan bersekutu dengan Tuhan secara langsung sangatlah menyenangkan." Antikristus berkata, "Aku juga akan mencobanya. Aku akan berbicara secara langsung dengan kristus dan melihat seperti apa sebenarnya ekspresi wajah, tindakan, dan ucapan kristus ketika dia berbicara kepada orang-orang. Aku akan melihat apa yang dapat orang peroleh atau temukan darinya, apakah itu bermanfaat bagi orang-orang sehingga mereka memiliki landasan dan keteguhan dalam memercayainya sebagai tuhan yang sejati." Dengan bersikap seperti itu terhadap Kristus dan firman-Nya, dapatkah mereka memiliki perbuatan atau penerapan yang nyata? Tidak. Mereka tidak lebih dari penonton yang datang untuk menonton kegembiraan, mereka berada di sini sama sekali bukan untuk mencari kebenaran. Menurutmu, apakah sikap orang-orang ini dalam memperlakukan Kristus dan berbicara dengan-Nya agak mirip dengan sekelompok ibu-ibu tetangga yang mengobrol di teras, di mana berbicara dengan siapa pun tidak membutuhkan kesungguhan, dan setiap orang bisa mengatakan apa pun yang mereka inginkan? Orang-orang ini memperlakukan Kristus dengan cara yang sama: "Silakan saja kauungkapkan pandanganmu. Aku akan berpaut pada pandanganku. Mari kita tidak memperdebatkan apa pun; jangan harap kau bisa membujukku, dan aku tentu tidak akan menerima apa yang kaukatakan." Bukankah ini adalah sejenis sikap? Sikap macam apa ini? (Menghina dan tidak hormat.) Orang-orang ini aneh. Karena engkau tidak mengakui bahwa Kristus adalah daging Tuhan yang berinkarnasi, lalu mengapa engkau percaya pada-Nya dan mengikuti-Nya? Jika engkau tidak percaya, mengapa engkau tidak pergi saja dan masalahnya selesai? Siapa yang memaksamu untuk percaya? Tak seorang pun memaksamu untuk percaya kepada Tuhan; itu adalah pilihanmu sendiri.

Ketika mendengar persekutuan-Ku tentang suatu hal, ada orang-orang yang segera mengembangkan berbagai pendapat: "Engkau berpikir seperti itu, tetapi aku berpikir seperti ini. Engkau memiliki ide-idemu sendiri mengenai setiap hal, dan aku memiliki ide-ideku sendiri; semua orang memiliki ide mereka masing-masing." Makhluk macam apa yang akan berkata seperti ini? Ketika Tuhan memberikan kebenaran kepada manusia, apakah itu adalah semacam argumen? Apakah firman Tuhan adalah teori akademis? (Bukan.) Lalu, apa firman Tuhan itu? (Itu adalah kebenaran.) Jawablah dengan lebih spesifik. (Itu adalah prinsip dan arah bagi manusia dalam berperilaku, itu adalah kebutuhan hidup manusia.) Mengapa kita katakan bahwa Tuhan memberikan kebenaran kepada manusia? Pernahkah dikatakan bahwa Dia memberikan pengetahuan? (Tidak.) Mengapa kita berkata bahwa firman Tuhan adalah untuk dimakan dan diminum manusia? Firman Tuhan itu seperti makanan bagi manusia; itu mampu menopang tubuhmu serta memungkinkanmu untuk hidup, dan terlebih lagi, firman Tuhan memungkinkanmu untuk hidup dengan baik, memungkinkanmu untuk hidup dalam keserupaan dengan manusia. Itu adalah hidup bagi manusia! Firman Tuhan bukanlah suatu bentuk pengetahuan, argumen, ataupun pepatah. Pengetahuan, argumen, dan budaya tradisional manusia hanya dapat merusak manusia. Manusia bisa hidup dengannya ataupun tanpanya, tetapi jika orang ingin hidup dan menjadi makhluk ciptaan yang memenuhi standar, yang memenuhi syarat, mereka tidak dapat melakukannya tanpa kebenaran. Jadi, apa tepatnya kebenaran itu? (Kebenaran adalah standar yang berdasarkannya orang berperilaku, bertindak dan menyembah Tuhan.) Benar, itu lebih spesifik. Apakah antikristus menganggapnya demikian? Mereka tidak menerima fakta ini. Mereka menolak, menentang, dan mengutuk fakta ini, sehingga mereka tidak dapat memperoleh kebenaran. Dalam pemikiran dan pandangannya, mereka beranggapan, "Engkau hanyalah manusia biasa. Engkau mengatakan satu hal dan orang lain menerapkan berdasarkan perkataanmu, jadi mengapa aku tidak boleh mengatakan sesuatu yang benar dan menyuruh orang lain untuk menerapkannya juga? Mengapa hal yang kaukatakan selalu benar dan hal yang kukatakan selalu salah? Mengapa perkataanmu dianggap sebagai kebenaran sedangkan perkataanku dianggap sebagai pengetahuan dan doktrin?" Hal ini tidaklah berdasarkan apa pun; ini adalah fakta, dan ini ditentukan oleh esensi. Kristus adalah daging Tuhan yang berinkarnasi, dan esensi diri-Nya adalah Tuhan. Tak seorang pun dapat menyangkal hal ini; sekalipun antikristus tidak mau mengakui atau menerimanya, mereka tidak dapat menyangkalnya. Saat manusia berpaling dari Kristus dan menolak Dia adalah saat kehancuran manusia. Tanpa Kristus dan firman-Nya, tak seorang pun dapat diselamatkan. Bukankah ini adalah fakta? (Ya.) Didikan rohani macam apa yang dapat orang peroleh dari perkataan dan teori yang antikristus sampaikan kepada orang-orang? Jika orang tidak menerimanya, apakah mereka akan menderita kerugian? Tidak, tidak akan ada kerugian apa pun. Perkataan antikristus tidak berdampak positif pada siapa pun, tetapi memiliki banyak dampak negatif. Jika Kristus tidak mengucapkan satu kalimat pun dan hanya datang untuk menjalani kehidupan yang normal selama beberapa tahun sebelum kemudian pergi, apa yang akan manusia peroleh? Selain memikul salib, apa lagi yang dapat manusia peroleh? Mereka tetap akan hidup dalam dosa, mengakui dosa dan bertobat, terperangkap dalam dosa tanpa mampu melepaskan diri, menjadi makin bejat, dan pada akhirnya, ketika pekerjaan Tuhan berakhir, mereka semua akan dihancurkan. Itulah yang akan dialami manusia. Namun, Kristus telah datang, mengungkapkan semua firman yang dimaksudkan untuk Tuhan sampaikan kepada manusia, menyediakan semua kebenaran yang manusia butuhkan, serta mengungkapkan kepada manusia apa yang Tuhan miliki dan siapa diri-Nya. Bukankah ini membawa titik balik bagi manusia? Dengan kata lain, bukankah firman Kristus menciptakan titik balik bagi manusia? (Ya.) Apa titik balik ini? Titik balik ini terutama adalah manusia beralih dari menghadapi kutukan dan penghancuran menjadi memiliki kesempatan serta harapan untuk diselamatkan. Bukankah ini adalah titik balik? Harapan manusia telah tiba; mereka melihat fajar dan ada harapan bagi mereka untuk diselamatkan serta bertahan hidup. Ketika Tuhan menghancurkan dan menghukum umat manusia, mereka dapat terhindar dari kehancuran dan hukuman. Jadi, bagi manusia yang mampu bertahan hidup, apakah Kristus dan firman-Nya adalah hal yang baik atau hal yang buruk? (Hal yang baik.). Itu adalah hal yang baik. Fakta bahwa antikristus bersikap begitu memusuhi dan membenci Kristus, orang biasa seperti ini, itu ditentukan oleh esensi mereka.

Ada perwujudan lain dari antikristus dalam cara mereka memperlakukan Tuhan yang berinkarnasi: Mereka berkata, "Begitu kusadari bahwa kristus adalah manusia biasa, gagasan pun terbentuk di dalam benakku. Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia adalah ungkapan tuhan; itu adalah kebenaran dan aku mengakuinya. Aku memiliki salinan Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia, dan itu sudah cukup. Aku tidak perlu berinteraksi dengan kristus. Jika aku memiliki gagasan, kenegatifan, atau kelemahan, aku mampu membereskannya hanya dengan membaca firman tuhan. Gagasan mudah terbentuk jika aku berinteraksi dengan tuhan yang berinkarnasi, dan ini akan menunjukkan bahwa aku telah dirusak sedemikian dalamnya. Jika aku sampai dikutuk oleh tuhan, tidak akan ada harapan bagiku untuk diselamatkan. Jadi, lebih baik aku hanya membaca firman tuhan sendiri. Tuhan yang di surgalah yang mampu menyelamatkan manusia." Firman Tuhan dan persekutuan Tuhan sekarang ini, terutama firman yang menyingkapkan watak dan esensi antikristus, adalah yang paling menyengat hati antikristus dan yang paling menyakitkan bagi mereka. Inilah firman yang paling tidak ingin dibaca oleh antikristus. Oleh karena itu, di dalam hatinya, antikristus berharap agar Tuhan segera meninggalkan bumi agar mereka dapat berkuasa dengan kekuatan mereka sendiri di bumi. Mereka yakin bahwa daging Tuhan yang berinkarnasi, orang biasa ini, tidak ada gunanya bagi mereka. Mereka selalu merenung, "Sebelum mendengarkan khotbah kristus, aku merasa memahami semuanya, dan baik-baik saja dalam segala hal, tetapi setelah mendengarkan khotbah kristus, semuanya menjadi berbeda. Aku sekarang merasa seolah-olah tidak memiliki apa pun, aku merasa begitu tidak berarti dan menyedihkan." Jadi, mereka memutuskan bahwa firman Kristus bukanlah menyingkapkan diri mereka melainkan menyingkapkan orang lain, dan menganggap bahwa tidaklah perlu bagi mereka untuk mendengarkan khotbah Kristus, bahwa membaca Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia saja sudah cukup. Di dalam hatinya, niat utama antikristus adalah untuk menyangkal fakta bahwa Tuhan telah menjadi daging, menyangkal fakta bahwa Kristus mengungkapkan kebenaran, mengira bahwa dengan melakukannya, akan ada harapan bagi mereka untuk diselamatkan melalui kepercayaan mereka kepada Tuhan, dan mereka dapat memerintah sebagai raja di gereja, yang berarti niat awal mereka percaya kepada Tuhan dapat terpenuhi. Antikristus memiliki natur bawaan yang menentang Tuhan; mereka tidak sesuai dengan Tuhan yang berinkarnasi, bagaikan api dan air, selamanya berada dalam perselisihan. Mereka beranggapan bahwa setiap hari Tuhan ada merupakan hari di mana sulit bagi mereka untuk menonjol, serta menjadi hari di mana mereka berada dalam bahaya dikutuk, disingkirkan, dihancurkan, dan dihukum. Selama Kristus tidak berfirman serta tidak bekerja, dan selama umat pilihan Tuhan tidak menghormati Kristus, maka ada kesempatan bagi antikristus. Mereka memiliki kesempatan untuk memperlihatkan kemampuan mereka. Dengan melambaikan tangan saja, banyak orang akan membelot dan berpihak pada mereka, dan antikristus akan dapat memerintah sebagai raja. Esensi natur antikristus adalah muak akan kebenaran dan penuh kebencian terhadap Kristus. Mereka bersaing dengan Kristus tentang siapa yang lebih berbakat atau siapa yang lebih mampu; mereka bersaing dengan Kristus mengenai perkataan siapa yang lebih berkuasa dan kemampuan siapa yang lebih besar. Ketika mereka melakukan hal yang sama dengan Kristus, mereka ingin membuat orang lain melihat bahwa meskipun mereka dan Dia sama-sama manusia, kemampuan dan pengetahuan Kristus tidaklah lebih baik daripada yang dimiliki orang biasa. Antikristus bersaing dengan Kristus dalam segala hal, bersaing tentang siapa yang lebih baik, dan berusaha menyangkal fakta dari setiap sudut bahwa Kristus adalah Tuhan, bahwa Dia adalah perwujudan Roh Tuhan, dan bahwa Dia adalah perwujudan kebenaran. Mereka juga memikirkan berbagai cara dan sarana di setiap bidang untuk menghalangi Kristus agar tidak berkuasa di antara umat pilihan Tuhan, menghalangi firman Kristus agar tidak disebarluaskan atau diterapkan di antara umat pilihan Tuhan, dan bahkan menghalangi hal-hal yang Kristus lakukan dan menghalangi tuntutan serta harapan-Nya terhadap manusia agar tidak terwujud di antara umat pilihan Tuhan. Seolah-olah ketika Kristus hadir, mereka dicemooh, dikutuk dan ditolak oleh gereja─sekelompok orang yang ditempatkan di sudut yang gelap. Kita dapat melihat dalam berbagai perwujudan antikristus bahwa berdasarkan esensi dan watak, mereka tidak dapat diperdamaikan dengan Kristus; mereka tidak dapat berada di bawah langit yang sama dengan-Nya! Antikristus telah memusuhi Tuhan sejak mereka lahir; mereka terutama berniat untuk menentang Tuhan, dan mereka ingin mengalahkan serta menaklukkan Kristus. Mereka ingin semua pekerjaan yang Kristus lakukan menjadi sia-sia dan tidak ada gunanya, sehingga pada akhirnya, Kristus tidak akan mendapatkan banyak orang, agar di mana pun Dia bekerja, Dia tidak akan mendapatkan hasil. Hanya jika itu terjadi, barulah antikristus akan merasa bahagia. Jika Kristus mengungkapkan kebenaran, dan orang-orang haus akannya, mencarinya, dengan gembira menerimanya, rela mengorbankan diri bagi Kristus, meninggalkan segala sesuatunya dan menyebarkan Injil Kristus, antikristus akan menjadi putus asa dan merasa bahwa tidak akan ada harapan untuk hari esok, merasa bahwa tidak akan pernah ada kesempatan bagi mereka untuk menonjol, seolah-olah mereka telah dilemparkan ke dalam neraka. Dilihat dari perwujudan antikristus ini, apakah esensi mereka untuk melawan Tuhan dan memandang-Nya dengan sikap bermusuhan ini ditanamkan dalam diri mereka oleh orang lain? Sama sekali tidak; mereka terlahir dengan esensi tersebut. Oleh karena itu, antikristus adalah jenis orang yang sejak lahirnya merupakan reinkarnasi setan, setan yang datang ke bumi. Mereka tidak akan pernah mampu menerima kebenaran, dan tidak akan pernah menerima Kristus, meninggikan Kristus, ataupun menjadi saksi bagi Kristus. Meskipun di luarnya, engkau tidak akan melihat mereka menghakimi atau mengutuk Kristus secara terbuka, dan meskipun mereka mampu dengan patuh mengerahkan sedikit upaya dan membayar harga, begitu ada kesempatan, ketika saatnya tiba, ketidaksesuaian antikristus yang tak terdamaikan dengan Tuhan akan terlihat dengan sendirinya. Fakta bahwa antikristus melawan Tuhan dan mendirikan kerajaan independen mereka sendiri akan diketahui orang banyak. Semua hal ini telah terjadi sebelumnya di tempat-tempat di mana terdapat antikristus, dan ini sangat sering terjadi terutama dalam beberapa tahun terakhir ini ketika Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman-Nya pada akhir zaman; banyak orang telah mengalami dan mengamatinya.

27 Juni 2020

Sebelumnya: Bab Sepuluh: Mereka Merendahkan Kebenaran, dengan Lancang Melanggar Prinsip, dan Mengabaikan Pengaturan Rumah Tuhan (Bagian Tiga)

Selanjutnya: Lampiran Dua: Bagaimana Nuh dan Abraham Menaati Firman Tuhan dan Tunduk kepada-Nya (Bagian Satu)

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini