Bab Sepuluh: Mereka Merendahkan Kebenaran, dengan Lancang Melanggar Prinsip, dan Mengabaikan Pengaturan Rumah Tuhan (Bagian Satu)
Sebelum memulai persekutuan kita hari ini, kita akan menyimak sebuah percakapan. Dua orang sedang berbincang-bincang. Yang pertama berkata: "Jika aku dipangkas, saudara-saudari tidak akan mau lagi melaksanakan tugas mereka." Yang kedua berkata, "Mereka tidak akan mau melaksanakan tugas mereka? Itu bukan masalah. Jika aku diganti, saudara-saudari akan menjadi negatif dan lemah." Merasa telah diungguli, orang yang pertama berkata: "Jika aku tidak lagi percaya, semua saudara-saudari di tempatku berada akan mengikutiku." Mendengar perkataannya, orang yang kedua berkata, "Berarti kehadiranmu lebih kuat daripada kehadiranku. Meskipun demikian, jika aku dikeluarkan, banyak orang di gereja kami tidak akan lagi percaya. Bagaimana menurutmu? Kehadiranku lebih kuat daripada kehadiranmu, bukan?" Mengertikah engkau apa yang sedang mereka katakan dalam percakapan ini? Apa yang mereka berdua persaingkan? (Mereka bersaing tentang siapa yang lebih mampu memenangkan orang, siapa yang lebih mampu mendirikan kerajaan mereka sendiri; mereka sedang melihat siapa di antara mereka yang sedikit lebih cerdik dibandingkan yang lain.) Mereka bersaing tentang siapa yang lebih cerdik, siapa yang lebih mampu, siapa yang memiliki kemampuan yang lebih besar, dan siapa di antara mereka yang telah memenangkan lebih banyak orang. Apakah mereka sedang bersaing tentang siapa di antara mereka yang memiliki lebih banyak kenyataan kebenaran? Tentang siapa di antara mereka yang memiliki lebih banyak kemanusiaan? Tentang siapa di antara mereka yang lebih memahami kebenaran? (Tidak. Mereka sedang bersaing tentang siapa di antara mereka yang memiliki lebih banyak orang yang akan bergegas membela mereka jika mereka diganti, atau jika mereka dikeluarkan.) Kemampuan seperti apa yang sampai mereka persaingkan? Mereka sedang bersaing tentang siapa yang lebih mampu untuk mengendalikan, menjerat, dan menyesatkan orang. Coba tebak: Jenis orang seperti apa kedua orang ini? (Keduanya adalah antikristus.) Siapakah mereka? Bukankah keduanya adalah sepasang orang jahat, sepasang penguasa yang zalim? (Ya.) Jelas terlihat bahwa mereka adalah sepasang orang jahat. Mereka dengan lancangnya bersaing tentang siapa di antara mereka yang lebih mampu melakukan kejahatan, siapa yang lebih mampu menyesatkan serta mengendalikan orang, siapa yang lebih mampu memenangkan orang, dan siapa yang lebih mampu bersaing dengan Tuhan untuk memperebutkan umat pilihan-Nya. Siapa pun di antara mereka yang mampu mengendalikan lebih banyak orang, dialah yang kemampuannya lebih besar. Itulah yang sedang mereka persaingkan. Katakan kepada-Ku, adakah antikristus yang melakukan persaingan seperti itu? (Ada.) Apakah mereka bersaing satu sama lain secara terbuka, ataukah mereka bersaing secara diam-diam? (Secara diam-diam.) Jadi, apakah isi percakapan di antara kedua orang dalam kisah ini ada? Apakah ini nyata? (Ada dan nyata.) Mengingat bahwa mereka bersaing satu sama lain secara diam-diam, akankah mereka secara terang-terangan mengatakan hal-hal ini? Sebagian besar antikristus itu licik dan jahat; mereka tidak akan secara terbuka atau secara langsung mengatakannya agar tidak memberi orang lain senjata yang dapat digunakan untuk melawan mereka. Namun, seperti inilah cara mereka berpikir secara diam-diam, dan memang inilah yang mereka lakukan. Tidak peduli bagaimana mereka berusaha menutupi dan menyembunyikan segala sesuatunya, serta menyamarkan diri mereka, natur antikristus dan natur kejam mereka tidak dapat ditutupi. Semua itu pasti akan tersingkap. Mereka mungkin tidak mengatakan apa pun dengan lantang, dan tidak ada apa pun yang terdengar jelas oleh orang lain, tetapi mereka bertindak tanpa sedikit pun menutupinya atau tanpa bertindak ambigu, tanpa menyembunyikan atau tanpa merahasiakan apa pun. Mereka juga tidak bertindak di belakang orang lain, apalagi menyerah. Sama sekali tidak ada keambiguan ataupun kecerobohan dalam cara mereka berperilaku dan bertindak untuk menjerat orang, menyesatkan orang, mengendalikan orang,serta mendirikan kerajaan mereka sendiri. Mereka dengan terang-terangan menentang Tuhan, dan dengan terang-terangan menjerat serta menyesatkan orang. Mereka berharap jika mereka dipangkas, banyak saudara-saudari akan membela mereka, bahwa saudara-saudari itu akan menentang Tuhan dan rumah-Nya, bahwa saudara-saudari itu akan menjadi negatif dan bermalas-malasan, serta tidak melaksanakan tugas mereka. Hal itu akan menyenangkan hati mereka dan memenuhi harapan mereka. Jika mereka digantikan, mereka sangat ingin ada banyak orang yang akan menjadi negatif, berbicara mewakili mereka, membela mereka, memberi penjelasan dan berdebat mewakili mereka di balik layar. Mereka sangat ingin orang lain memperhitungkan kebaikan mereka, membela dengan mengatakan bahwa mereka benar, dan bahkan menghakimi serta mengutuk pengaturan rumah Tuhan, agar orang lain diam-diam menentang Tuhan di dalam hati, menyangkal kebenaran-Nya, dan menyangkal bahwa semua yang Dia firmankan serta lakukan adalah kebenaran, bahwa semua itu adalah hal yang positif. Dan jika mereka tidak lagi percaya, mereka sangat ingin semua orang mengikuti mereka untuk tidak lagi percaya, untuk pergi bersama mereka, untuk menjadi pengikut mereka; mereka sangat ingin semua orang menyangkal bahwa Tuhan adalah kebenaran, dan percaya bahwa merekalah yang memiliki kebenaran, serta semua yang mereka lakukan itu benar, dan mereka mampu mengubah orang serta menyelamatkan orang tersebut. Jika mereka diberhentikan atau dikeluarkan oleh gereja karena melakukan kejahatan, mereka sangat ingin ada banyak orang yang akan menyangkal keberadaan Tuhan dan kembali ke dunia, di mana mereka akan menjadi orang-orang tidak percaya. Hal itu akan menyenangkan hati mereka. Hal itu akan memulihkan keseimbangan dalam hati mereka, dan menjadi kelegaan bagi mereka. Perwujudan watak Iblis ini, perilaku ini, esensi ini, dan bahkan ide serta pemikiran yang sangat rumit dan terperinci ini, merepresentasikan siapakah semua ini? Apakah orang-orang ini adalah saudara-saudari sejati? Apakah mereka orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan? Apakah mereka benar-benar tunduk kepada Tuhan? Adakah sedikit saja rasa takut akan Tuhan dalam diri mereka? (Tidak.) Dari hal ini, dapat dilihat bahwa esensi antikristus adalah memusuhi Tuhan dan bahwa mereka adalah musuh Tuhan. Apakah pernyataan ini akurat? Apakah ini adalah kebenaran? (Pernyataan ini akurat dan merupakan kebenaran.) Pernyataan ini seratus persen akurat. Pernyataan ini adalah kebenaran, tidak sedikit pun kurang dari itu, karena ini adalah fakta, fakta yang tidak akan pernah berubah. Begitulah cara antikristus berpikir, dan itulah yang mereka lakukan. Semua tindakan dan perbuatan mereka dikendalikan oleh ambisi serta keinginan pribadi mereka, dan dikendalikan serta dipicu oleh natur antikristus. Lalu, dapatkah orang-orang seperti antikristus diselamatkan? (Tidak.) Mereka memusuhi Tuhan di setiap kesempatan, dan memusuhi kebenaran di setiap kesempatan. Terhadap siapa pun yang mereka anggap merugikan kepentingan mereka, merusak reputasi mereka, merampas keinginan dan ambisi mereka, harapan mereka untuk diberkati, mereka akan bangkit untuk menentang orang itu dan menjadi musuhnya, tanpa peduli apakah yang mereka lakukan itu benar atau salah. Seperti itulah natur antikristus. Oleh sebab itu, apa pun kesalahan dan kejahatan yang telah dilakukan oleh orang-orang seperti antikristus, atau hal apa pun yang telah mereka lakukan yang bertentangan dengan prinsip dan pengaturan kerja rumah Tuhan, mereka tidak akan mengizinkan orang lain untuk memangkas mereka, atau menyingkapkan dan menangani mereka. Begitu hal-hal ini terjadi pada mereka, mereka bukan hanya tidak mau tunduk dan menerimanya, bukan hanya tidak mau mengakui bahwa yang telah mereka lakukan itu adalah perbuatan jahat; tidak, mereka malah akan menyerang balik dan berusaha memulihkan nama baik mereka dengan segala cara. Dengan segala cara yang bisa mereka lakukan, mereka akan menyalahkan orang lain atas dosa serta kesalahan mereka, dan sama sekali tidak mau bertanggung jawab atas perbuatan mereka sendiri. Dan terlebih lagi: Harapan terbesar mereka adalah agar orang-orang dapat ditipu dan disesatkan sehingga orang-orang itu akan membuat alasan untuk perbuatan jahat mereka dan berdebat untuk membela mereka, dan agar ada lebih banyak orang yang akan membela serta berbicara mewakili mereka. Inilah yang paling mereka inginkan untuk orang lakukan.
Kita akan mengakhiri kisah kita di sini. Engkau telah menebak dengan benar: Kedua orang ini memang adalah antikristus. Hanya antikristuslah yang dapat berbincang-bincang seperti ini, menyuarakan hal-hal semacam ini, dan mengharapkan hal-hal seperti ini. Orang rusak biasa mungkin sesekali memiliki pemikiran semacam ini, tetapi ketika sesuatu benar-benar terjadi pada mereka, mereka akan kembali ke hadirat Tuhan untuk mencari dan berdoa. Sedikit demi sedikit, mereka akan tunduk. Semua orang yang benar-benar orang percaya, semua orang yang memiliki hati nurani dan nalar, setidaknya akan memiliki hati yang takut akan Tuhan ketika mereka dipangkas atau digantikan. Setidaknya mereka akan memiliki sikap yang tunduk, kemauan untuk tunduk. Mereka tidak ingin melawan Tuhan, tidak ingin bermusuhan dengan-Nya. Dengan cara inilah orang biasa yang memiliki watak rusak seharusnya berperilaku. Namun, antikristus tidak memiliki satu pun dari perilaku ini. Sebanyak apa pun khotbah yang mereka dengarkan, mereka tidak akan melepaskan keinginan mereka, dan mereka tidak akan melepaskan ambisi mereka untuk mengendalikan, memenangkan, serta menyesatkan orang lain. Terlebih lagi, hal-hal tersebut sama sekali tidak berkurang; seiring berjalannya waktu, seiring berubahnya keadaan, ambisi dan keinginan mereka akan menjadi jauh lebih buruk, jauh lebih meningkat. Inilah perbedaan radikal antara esensi natur antikristus dan esensi natur orang rusak biasa.
Kini, kita telah selesai mempersekutukan bab sembilan tentang berbagai perwujudan antikristus. Kali ini, kita akan mempersekutukan bab sepuluh: Mereka merendahkan kebenaran, dengan lancang melanggar prinsip, dan mengabaikan pengaturan rumah Tuhan. Merendahkan kebenaran, dengan lancang melanggar prinsip, dan mengabaikan pengaturan rumah Tuhan. Masing-masing dari perbuatan ini sendiri sudah cukup serius, dan tak satu pun darinya merupakan perwujudan watak rusak biasa. Orang dapat melihat dari masing-masing perbuatan ini bahwa terdapat kekejaman dan kejahatan dalam esensi antikristus. Ini adalah dua unsur yang jelas dan serius. Dalam hal ini, dapatkah watak congkak, watak keras kepala, dan watak licik digunakan untuk menggambarkan esensi antikristus? (Tidak.) Akan cukup sulit untuk mengetahui inti dari ciri-ciri esensi antikristus dengan menggunakan penggambaran tersebut. Hanya dua watak, yaitu watak kejam dan watak jahat, yang dapat digunakan untuk merangkum esensi antikristus.
Kita akan membahas ini, satu per satu. Mereka merendahkan kebenaran. Apa yang dimaksud dengan "merendahkan"? (Memandang rendah sesuatu.) (Mengecilkan, menghina, dan meremehkan sesuatu.) (Menganggap sesuatu sebagai hal yang hina.) Semua kata yang kaugunakan ini memiliki arti yang hampir sama. "Merendahkan" sesuatu berarti tidak menghiraukan, memandang rendah, meremehkan, mengecilkan, dan menghina hal tersebut. Secara umum, itu berarti orang menentang sesuatu, merasa jijik dan muak akan hal itu, dari lubuk hatinya, serta tidak menerimanya, dan bahkan juga mengutuknya, disertai dengan sikap menghakimi yang penuh permusuhan dan sikap yang memfitnah. Bagaimana definisi ini dibandingkan dengan apa yang telah kaukatakan? (Ini lebih terperinci dan spesifik.) Ini lebih spesifik dan nyata dibandingkan apa yang telah kaukatakan. Kebanyakan definisi yang telah kauberikan adalah sinonim dari "merendahkan". Yang Kukatakan adalah penjelasan lebih lanjut tentang esensi tindakan dan perilaku "merendahkan"; ini adalah penjelasan yang konkret dan terperinci tentang perilaku dan esensi merendahkan kebenaran. Artinya, ketika seseorang merendahkan kebenaran, maka dalam apa yang dia lakukan, dalam caranya memperlakukan kebenaran di kehidupan sehari-hari, dan dalam caranya bersikap di dalam hatinya ketika menghadapi hal-hal yang berkaitan dengan kebenaran serta hal-hal positif, orang dapat melihat bahwa sikapnya terhadap kebenaran adalah sebagai berikut: tidak menerima, menentang, serta muak akan kebenaran, dan bahkan menghakimi, mengutuk, serta memfitnahnya. Semua ini adalah cara-cara spesifik yang digunakan orang dalam mewujudkan dan memperlihatkan sikapnya yang merendahkan kebenaran; sedemikian spesifik hingga mencakup setiap aspek dari sikap orang tersebut terhadap kebenaran dan perlakuannya terhadap kebenaran, yakni mereka jijik akan kebenaran, firman Tuhan, dan hal-hal positif. Mereka menentangnya dari lubuk hati mereka, dan tidak menerimanya. Ketika engkau memberi tahu mereka bahwa sesuatu adalah firman Tuhan, bahwa itu adalah kebenaran, akan seperti apa sikap mereka? "Firman Tuhan, kebenaran, siapa yang peduli! Kau menggunakan firman tuhan dan kebenaran sebagai pengganti segala sesuatu. Bukankah ada hal lain selain firman tuhan dalam kehidupan yang kita orang-orang jalani? Kita telah membaca begitu banyak buku, kita telah menyerap begitu banyak pendidikan, apakah semua itu tidak ada gunanya? Manusia punya otak dan pikiran; mereka memiliki kemampuan untuk berpikir secara mandiri tentang berbagai masalah. Mendasarkan segala sesuatu pada firman tuhan dan kebenaran, bukankah itu sedikit terlalu dogmatis?" Akan seperti apa sikap mereka ketika sesuatu terjadi pada mereka, dan engkau memberi tahu mereka bahwa mereka harus berdoa kepada Tuhan, mencari Dia, dan membaca firman-Nya? "Membaca firman tuhan? Ketika sesuatu terjadi pada kita, itu adalah masalah kita sendiri. Apa hubungannya masalah manusia dengan tuhan? Apa hubungannya itu dengan kebenaran? Apakah kau benar-benar menganggap bahwa segala sesuatu ada di dalam firman tuhan, bahwa itu adalah ensiklopedia? Firman tuhan belum tentu menyebutkan semuanya. Masalah manusia harus ditangani oleh manusia, dan masalah spesifik memerlukan solusi yang spesifik. Dan jika engkau tidak mampu menangani sesuatu, carilah solusinya di internet, atau konsultasikanlah hal itu dengan ahlinya. Bahkan di gereja kita ini ada profesor perguruan tinggi, dan ada banyak saudara-saudari yang merupakan mahasiswa. Bukankah kita semua bersama-sama dapat menjadi sebanding dengan kebenaran?" Begitu engkau menyebutkan tentang mencari Tuhan dan mencari kebenaran, begitu kaukatakan bahwa mereka harus membaca firman Tuhan, di pikirannya, mereka memandang rendah dirimu. Mereka tidak mau bertindak seperti itu; mereka akan menganggapnya terlalu merendahkan serta memalukan, dan mereka berpikir bahwa itu akan membuat mereka terlihat tidak kompeten. Bukankah itu adalah bentuk dari merendahkan sesuatu? Ini adalah perwujudan nyata dan perilaku nyata merendahkan kebenaran. Orang-orang seperti ini bukanlah minoritas. Mereka mungkin sering mendengarkan khotbah, dan memegang berjilid-jilid firman Tuhan di tangan mereka, serta melaksanakan tugas di rumah Tuhan, tetapi ketika sesuatu terjadi pada mereka, dan mereka diminta untuk mencari kebenaran serta membaca firman Tuhan, mereka menganggapnya konyol, dan merasa muak terhadapnya. Mereka tidak bisa menerimanya; mereka bahkan merasa jijik akan hal itu. Oleh sebab itu, ketika sesuatu terjadi pada mereka, mereka menggunakan cara-cara manusia untuk menyelesaikannya, dengan menyatakan, "Masalah spesifik memerlukan solusi yang spesifik, dan masalah manusia harus diselesaikan oleh manusia. Tidak perlu mencari tuhan. Tuhan tidak harus mengurus segala sesuatunya. Selain itu, ada beberapa hal yang tidak boleh tuhan urus. Hal-hal tersebut adalah urusan pribadi kita, yang tidak ada hubungannya dengan tuhan, dan tidak ada hubungannya dengan kebenaran. Tuhan tidak boleh mencampuri kebebasan pribadi kita, dan dia tidak boleh mencampuri urusan pribadi kita. Kita berhak untuk menentukan pilihan, dan kita berhak untuk memilih cara hidup kita, cara kita berperilaku, dan cara kita berbicara. Kebenaran dan firman tuhan adalah untuk saat-saat yang paling membutuhkan, untuk saat-saat kritis, untuk saat-saat paling memerlukan, ketika sesuatu terjadi pada seseorang yang tidak mampu menyelesaikannya, ketika tidak ada jalan lain baginya. Saat itulah dia perlu mengeluarkan firman tuhan dan membacanya sedikit, untuk melegakan perasaannya, memberinya sedikit penghiburan rohani. Itu sudah lebih dari cukup." Dapat dilihat dari hal ini bahwa sikap orang yang merupakan antikristus tersebut jelas adalah sikap yang tidak mengakui bahwa kebenaran dapat menjadi hidup manusia, atau bahwa firman Tuhan berkaitan dengan segala sesuatu yang terjadi pada manusia dalam kehidupan nyata mereka. Dan selain itu, mereka tidak memercayai fakta bahwa Tuhan mengendalikan semua yang manusia miliki di tangan-Nya.
Antikristus merendahkan kebenaran; ini mencakup banyak unsur. Apa artinya mengatakan bahwa antikristus merendahkan kebenaran? Apa lingkup dari hal ini? Kita akan memecahnya menjadi tiga hal untuk kita telaah. Dengan cara ini, engkau akan dapat memahaminya dengan lebih jelas. Pertama, mereka merendahkan identitas dan esensi Tuhan. Bukankah identitas dan esensi Tuhan menandakan kebenaran? (Ya.) Berikutnya, mereka merendahkan daging yang di dalamnya Tuhan berinkarnasi. Bukankah daging yang di dalamnya Tuhan berinkarnasi dan pekerjaan yang Dia lakukan adalah kebenaran? (Ya.) Yang tersisa adalah mereka merendahkan firman Tuhan. Yang pertama, mereka merendahkan identitas dan esensi Tuhan; yang kedua dapat disingkat dengan mengatakan bahwa mereka merendahkan Kristus; dan yang ketiga, mereka merendahkan firman Tuhan. Kita akan lanjutkan dengan menelaah masing-masing dari hal ini.
I. Merendahkan Identitas dan Esensi Tuhan
Kita akan terlebih dahulu mempersekutukan sikap seperti apa yang antikristus miliki terhadap identitas dan esensi Tuhan, yang akan menunjukkan bahwa mereka merendahkan kebenaran dalam hal ini. Bagaimana sikap antikristus terhadap identitas Tuhan dan esensi-Nya? Bagaimana pendapat mereka tentang hal-hal tersebut? Bagaimana mereka mendefinisikannya? Bagaimana mereka memandangnya? Apa saja yang tercakup dalam esensi Tuhan? Watak benar Tuhan, kemahakuasaan-Nya, kekudusan-Nya, dan keunikan-Nya. Mengenai fakta bahwa identitas-Nya adalah Sang Pencipta, bahwa Dia berdaulat atas nasib semua manusia, apakah antikristus mengakuinya? (Tidak.) Apa khususnya perwujudan atas penolakan mereka untuk mengakuinya? (Antikristus tidak akan menerima bahwa orang, peristiwa dan hal-hal yang mereka temui setiap harinya adalah dari Tuhan; sebaliknya, mereka hanya akan menganalisis masalah-masalah tersebut secara berlebihan dan menanganinya dengan menggunakan gagasan serta imajinasi manusia.) Mereka akan menanganinya dengan menggunakan gagasan dan imajinasi manusia? Separuh pertama dari apa yang telah kaukatakan itu benar: Ketika sesuatu terjadi pada antikristus, mereka hanya akan menganalisis masalahnya secara berlebihan. Namun, separuh kedua, di mana kaukatakan bahwa mereka akan menangani segala sesuatu dengan menggunakan gagasan dan imajinasi manusia, itu adalah perilaku orang rusak biasa. Yang sedang kita persekutukan dan singkapkan di sini adalah bahwa antikristus merendahkan kebenaran dan fakta bahwa Tuhan berdaulat atas nasib manusia. Untuk membuktikannya, engkau harus menemukan cara-cara dan perilaku antikristus yang relevan. Sebenarnya, antikristus mengakui dengan kata-kata mereka bahwa "manusia diciptakan oleh tuhan dan nasib manusia berada di tangan tuhan, sehingga manusia harus tunduk pada kekuasaan tuhan", tetapi begitukah cara mereka menerima ketika sesuatu terjadi pada mereka? Perkataan yang mereka ucapkan itu cukup baik dan benar, tetapi bukan seperti itu cara mereka menerapkan ketika sesuatu terjadi pada mereka. Pendekatan dan sikap mereka ketika sesuatu terjadi pada mereka memperlihatkan bahwa perkataan yang mereka ucapkan hanyalah slogan, bukan pengetahuan yang sebenarnya. Ketika sesuatu terjadi pada mereka, pandangan seperti apa, pemikiran, pernyataan dan sikap apa yang mereka miliki yang membuktikan bahwa mereka memiliki esensi antikristus? Ketika sesuatu menimpa antikristus, mungkinkah reaksi pertama mereka adalah menerima fakta tersebut? Tenang dan tunduk di hadapan Tuhan, serta menerima lingkungan yang telah Tuhan atur, entah itu baik atau buruk, dan entah itu menguntungkan mereka atau tidak;apakah sikap seperti ini yang mereka miliki? Jelas, mereka tidak memiliki sikap seperti ini. Pertimbangan pertama mereka ketika sesuatu terjadi pada mereka adalah apakah hal itu akan memengaruhi kepentingan dan kedudukan mereka; kemudian, mereka merancang cara untuk melepaskan diri darinya, untuk mencari jalan keluar, untuk menghindarinya. Karena tidak mau bertanggung jawab atas hal tersebut, mereka secara tidak langsung mencari alasan dan dalih; mereka menggunakan cara-cara manusia untuk menyelesaikannya, dan mereka menggunakan otak mereka untuk menganalisis serta menangani masalah tersebut. Mereka bahkan akan membuat orang lain menjadi yang bertanggung jawab, mengeluh bahwa orang ini salah dan orang itu tidak melakukan yang diperintahkan sembari menyesali kecerobohan dan kelalaian mereka sejak awal, bahwa segala sesuatunya memang sudah seperti itu dari awal. Mereka jelas memiliki sikap yang menentang, mengelak, menolak, dan tidak menerima keadaan yang menimpa mereka, keadaan yang Tuhan atur. Reaksi pertama mereka terhadap keadaan tersebut adalah menolak kedatangannya; kedua, menggunakan cara-cara manusia untuk mempermudah serta mengatasi masalahnya, dan bahkan menggunakan cara-cara manusia untuk menutupi fakta, dan menutupi kerugian yang mereka timbulkan terhadap pekerjaan gereja serta jalan masuk kehidupan saudara-saudari. Mereka mengerahkan segenap energi mental mereka untuk menggunakan cara-cara manusia demi menutupi dan menyembunyikan perbuatan jahat mereka. Mereka tidak mengakui natur dari hal-hal buruk yang telah mereka lakukan, atau prinsip-prinsip kebenaran yang mana yang mereka langgar, bahkan menginstruksikan kepada orang-orang di sekitar mereka: "Jangan biarkan hal ini tersebar. Jangan ada seorang pun di antara kita yang mengatakan apa pun; jangan sampai ada orang lain yang mengetahuinya." Mereka bukan hanya tidak tunduk dan tidak mau menerima keadaan ini, mereka juga akan menyerang balik, menipu dan menyembunyikan, berusaha untuk menutupi fakta yang sebenarnya, dengan harapan dapat memperkecil masalahnya, meremehkannya, agar para pemimpin di atas mereka atau Tuhan tidak mengetahui hal tersebut. Dengan cara inilah antikristus menangani segala sesuatu yang menimpa mereka. Apakah cara mereka menangani segala sesuatu konsisten dengan slogan yang mereka teriakkan? Di antara slogan yang mereka teriakkan dan sikap mereka ketika sesuatu terjadi pada mereka, yang manakah yang merupakan perwujudan dari esensi natur mereka? (Sikap mereka ketika sesuatu menimpa mereka.) Jadi, bagaimana tepatnya sikap mereka? Apakah mereka memiliki sikap yang tunduk? Apakah mereka memiliki sikap yang dengan rendah hati menerima pendisiplinan dan pemangkasan Tuhan terhadap mereka? Apakah mereka bersedia untuk tunduk pada kedaulatan Tuhan? Apakah sikap dan perilaku mereka adalah sikap serta perilaku tulus orang yang benar-benar percaya bahwa apa pun yang terjadi pada mereka, Tuhan adalah Pribadi yang berdaulat atas semua yang manusia miliki? (Tidak.) Sama sekali tidak. Lalu, bagaimana sikap mereka? Sikap mereka sangat jelas: Mereka bermaksud menolak segala sesuatunya, menutupinya, dan menipu; mereka bermaksud menentang hingga akhir, dan tidak membiarkan Tuhan bertindak ataupun berdaulat. Mereka mengira bahwa mereka memiliki kesanggupan dan kemampuan untuk mengatur segala sesuatunya dengan benar. Di wilayah mereka, tak seorang pun boleh mencampuri pekerjaan mereka atau mengatur mereka. Mereka harus menjadi yang terhebat Kalau begitu, apakah tuhan yang mereka percayai masih ada pada saat itu? Tidak lagi; dia kini sudah menjadi cangkang kosong. Jadi, seperti apakah iman mereka pada saat itu? Samar dan hampa, serta mengandung kelicikan di dalamnya. Mereka tidak memiliki iman yang sejati.
Ketika tidak terjadi apa pun pada dirinya, antikristus akan berpura-pura mendengarkan khotbah, membaca firman Tuhan, dan belajar nyanyian pujian. Mereka akan ambil bagian dalam kehidupan bergereja dan secara proaktif ambil bagian dalam semua proyek pekerjaan gereja, serta sering kali berkata: "Kita percaya kepada tuhan, jadi kita harus percaya pada kedaulatannya, dan tunduk pada kedaulatan-Nya. Segala sesuatu berada di tangan tuhan, dan semua yang dia lakukan adalah baik." Selain itu, mereka sering menginstruksikan orang lain: "Manusia tidak boleh bersikeras bertindak dengan cara mereka sendiri. Ketika sesuatu terjadi, mereka harus berdoa kepada tuhan, karena segala sesuatu berada di tangannya." Mereka meneriakkan slogan-slogan ini dengan cukup lantang, serta sikap mereka tampak cukup tegas dan mutlak, tetapi mereka tidak memenuhi pengharapan tersebut karena ketika sesuatu benar-benar terjadi pada mereka, ketika fakta yang sebenarnya terjadi, apa yang secara nyata mereka perlihatkan menyingkapkan tingkat pertumbuhan serta esensi mereka yang sebenarnya, dengan seutuhnya dan sepenuhnya. Itu menyingkapkan bahwa mereka tidak percaya akan fakta identitas dan esensi Sang Pencipta, juga tidak percaya akan fakta bahwa Dia berdaulat atas segala sesuatu. Mereka tidak mau menerima fakta-fakta ini, apalagi mengakuinya. Yang lebih parah, mereka bukan hanya tidak mau mengakui atau menerimanya, melainkan juga dengan keras kepala tetap menentang sampai akhir. Ketika sesuatu terjadi pada mereka, mereka merasa dirugikan, jika bukan karena satu hal, berarti karena hal lainnya. Mereka tidak datang ke hadirat Tuhan dengan perilaku yang baik dan tunduk untuk mencari hasrat serta maksud-Nya; mereka tidak dengan taat datang ke hadirat Tuhan, dan tunduk pada kedaulatan serta pengaturan-Nya, maupun menerima penataan dan kedaulatan-Nya; dan mereka tidak dengan tunduk menerima pendisiplinan-Nya. Sebaliknya, mereka ingin meredakan masalah dengan menggunakan teknik, dan rencana jahat manusia, dengan cara-cara manusia untuk membereskan masalahnya serta mengelabui orang lain dan Tuhan. Mereka yakin bahwa dengan meredakan masalahnya, mereka akan mampu secara efektif mengakhiri masalah itu, bahwa dengan meredakan masalahnya, kesalahan dan watak rusak mereka akan tertutupi, serta tak seorang pun akan mengetahuinya, atau mampu mendeteksi sesuatu yang salah dengan antikristus itu, atau mempermasalahkannya lebih lanjut. Mereka akan mencapai sesuatu yang sangat besar, dan setelah itu, mereka akan merasa nyaman. Dilihat dari perkataan dan perilaku antikristus, serta perbuatan dan tindakan mereka ketika sesuatu terjadi pada mereka, maupun dari esensi perilaku dan tindakan mereka, mereka dengan keras kepala menentang kedaulatan Tuhan. Mereka dengan gigih akan memperjuangkannya hingga akhir. Apa pun kesalahan yang telah mereka lakukan, mereka tidak akan mengizinkan Tuhan untuk memangkas mereka, atau menciptakan lingkungan yang dapat digunakan untuk mendisiplinkan mereka, dan terlebih lagi, mereka tidak akan mengizinkan-Nya untuk mengungkapkan serta menyingkapkan mereka. Begitu mereka tersingkap, begitu diri mereka yang sebenarnya terungkap, mereka panik, menjadi resah dan jengkel; mereka bahkan akan memutarbalikkan fakta dan melemparkan tuduhan terlebih dahulu, dengan berkata bahwa Tuhan tidak melindungi mereka, bahwa Dia tidak memberkati mereka, bahwa Dia tidak adil. Mengapa ketika hal yang sama terjadi pada mereka dan orang lain, Tuhan tidak menyingkapkan orang lain, hanya menyingkapkan mereka? Mengapa ketika hal yang sama terjadi, Tuhan tidak mendisiplinkan orang lain, hanya mendisiplinkan mereka? Mereka bahkan akan berkata, "Karena tuhan tidak benar, aku harus melindungi diriku sendiri dengan cara-cara manusia, dengan caraku sendiri." Mereka yakin bahwa tuhan tidak boleh mendisiplinkan dan menyingkapkan mereka setelah mereka melakukan kesalahan, tetapi harus menutupi kesalahan mereka, memberi mereka lampu hijau di setiap kesempatan, jalan keluar yang mudah, dan membiarkan setiap kesalahan mereka. Mereka yakin bahwa itulah yang akan tuhan lakukan. Jika Tuhan menyingkapkan mereka, tidak memperlakukan mereka dengan kebaikan khusus ketika sesuatu terjadi pada mereka, dan tidak memberi mereka visi atau kepemimpinan khusus, mereka akan merasa bahwa Tuhan seperti itu tidak menyenangkan, bahwa Dia tidak layak untuk berdaulat atas nasib mereka. Jadi, ketika terjadi sesuatu pada mereka, mereka tidak mau tunduk kepada Tuhan dan tidak mau menerima semua yang berasal dari-Nya sebagai makhluk ciptaan; sebaliknya, mereka ingin Tuhan melayani mereka, memberi mereka dukungan dalam segala hal, dan bahkan tidak menegur atau mendisiplinkan mereka atas pelanggaran apa pun yang mereka lakukan, atau atas kerusakan, pemberontakan, atau penentangan apa pun yang mereka perlihatkan. Dapat dilihat dalam setiap perilaku dan perwujudan antikristus bahwa mereka tidak memiliki iman yang sejati kepada Tuhan. Yang mereka sebut iman sejati hanyalah upaya untuk meraup manfaat dan memperoleh keuntungan. Mereka tidak tunduk pada pengaturan Tuhan, tetapi ingin mengatur Tuhan, ingin memanfaatkan Dia untuk melakukan segala hal bagi mereka dan membukakan pintu bagi mereka. Mereka tidak menerima kedaulatan dan pengaturan Tuhan, atau keselamatan dari-Nya, sebagai makhluk ciptaan yang rusak. Sebaliknya, mereka merasa sedang melakukan kebaikan yang luar biasa kepada Tuhan dengan percaya kepada-Nya, dan mereka merasa bahwa Tuhan seharusnya mengingat hal itu, melindungi mereka, memberkati mereka tanpa syarat, dan mengampuni mereka, apa pun hal buruk yang telah mereka lakukan, memberi mereka pengampunan khusus. Orang-orang yang merupakan antikristus tersebut benar-benar jahat. Mereka benar-benar tidak tahu malu. Mereka bahkan tidak tahu orang seperti apa mereka atau siapa mereka, sehingga ketika sesuatu terjadi pada mereka, mereka tanpa malu memberikan pembenaran dan dalih, mengajukan pembelaan atas kesalahan mereka, mengalihkan tanggung jawab, serta menyembunyikan fakta. Mereka menentang Tuhan hingga akhir, karena takut jika mereka tersingkap dan orang-orang mengetahui diri mereka yang sebenarnya, mereka tidak akan lagi memiliki status ataupun gengsi. Iman mereka kepada Tuhan hanya sampai di mulut mereka; mereka sama sekali tidak mengorbankan diri, dan mereka tidak benar-benar tunduk, apalagi menerima. Oleh karena itu, mengenai fakta identitas Tuhan, dapat dilihat dalam esensi antikristus bahwa mereka menentangnya dari lubuk hati mereka; mereka tidak mau membiarkan Tuhan berdaulat atas nasib mereka dan mengatur segala sesuatu yang merupakan milik mereka. Mereka tidak ingin membiarkan Tuhan berdaulat; siapa yang mereka inginkan untuk berdaulat? Mereka ingin mereka sendiri yang menjadi penentu keputusan, yang secara tersirat berarti membiarkan Iblis memanipulasi segala sesuatunya, dan membiarkan watak rusak serta esensi rusak Iblis menjadi hidup mereka, dan memerintah sebagai raja di hati mereka. Seperti itulah yang terjadi. Dan adapun esensi Tuhan, bagaimana antikristus memperlakukannya? Antikristus menyimpan keraguan tentang unsur-unsur yang tercakup dalam esensi Tuhan. Mereka tidak memercayainya; mereka meragukannya; mereka bahkan memiliki gagasan tentang semua unsur tersebut, serta mengutuknya. Terkadang, mereka bahkan menggunakan imajinasi, pengetahuan, dan otak mereka untuk menganalisis dan menafsirkan unsur-unsur tersebut. Ada orang-orang bodoh yang bahkan percaya bahwa penafisiran mereka itu cukup baik, bersifat rohani, bisa dipercaya, dan nyata. Itu lebih menjijikkan lagi.
A. Merendahkan Keadilan Tuhan
Orang-orang seperti antikristus selalu memperlakukan keadilan dan watak Tuhan sesuai gagasan mereka sendiri, dengan sikap yang meragukan dan menentangnya. Mereka berpikir, "Bahwa tuhan itu adil, hanyalah sebuah teori. Apa benar ada yang namanya keadilan di dunia ini? Selama bertahun-tahun aku hidup, belum pernah sekalipun aku menemukan atau melihatnya. Dunia ini sangat gelap dan jahat, orang-orang jahat dan para setan hidup makmur, hidup penuh dengan kepuasan. Aku belum pernah melihat mereka mendapatkan apa yang pantas mereka terima. Aku tak bisa melihat di mana keadilan tuhan dalam hal ini; aku bertanya-tanya, apakah keadilan tuhan itu benar-benar ada? Siapa yang pernah melihatnya? Tak seorang pun pernah melihatnya, dan tak seorang pun bisa membuktikannya." Inilah yang mereka pikirkan dalam hati mereka. Mereka tidak menerima semua pekerjaan Tuhan, semua firman-Nya, dan semua pengaturan-Nya atas dasar keyakinan bahwa Dia adalah adil, melainkan selalu meragukan dan menghakimi, selalu penuh dengan gagasan, yang berarti mereka tidak pernah mencari kebenaran untuk membereskannya. Antikristus percaya kepada Tuhan selalu dengan cara seperti ini. Apakah mereka memiliki iman yang benar kepada Tuhan? Tidak. Antikristus selalu bersikap ragu-ragu dalam hal keadilan Tuhan. Tentu saja, mereka memiliki keraguan tentang watak Tuhan, kekudusan-Nya, serta apa yang Dia miliki dan siapa Dia. Mereka tidak memercayai hal-hal tersebut, tetapi hanya memercayai apa yang dapat dilihat oleh mata. Jika mereka tidak dapat melihat sesuatu dengan mata mereka sendiri, mereka tidak akan pernah memercayainya. Mereka sama seperti Tomas, selalu meragukan Tuhan Yesus, tidak percaya bahwa Tuhan Yesus telah bangkit dari kematian, tidak percaya akan kekuatan Tuhan yang besar. Mungkinkah sampah seperti antikristus, yang tidak memiliki pemahaman rohani atau yang tidak mengejar kebenaran, percaya bahwa firman Tuhan adalah kebenaran? Mungkinkah mereka percaya akan kemahakuasaan dan hikmat-Nya? Mereka tidak memercayainya; selalu ada keraguan di hati mereka. Dinilai dari esensi antikristus, karena mereka hanya memercayai apa dapat dilihat oleh mata, itu berarti mereka adalah materialis. Mereka tidak mampu melihat kemahakuasaan Tuhan, dan mereka tidak percaya bahwa firman-Nya adalah kebenaran, bahwa itu adalah fakta yang telah Dia jadikan. Karena mereka tidak memiliki pemahaman rohani, dan tidak memiliki iman sejati, mereka tidak mungkin dapat melihat tindakan Tuhan. Sebenarnya, mereka memiliki motif tersembunyi dalam kepercayaan mereka kepada Tuhan. Mereka adalah pembuat onar yang sembrono, hamba-hamba Iblis. Dapatkah orang yang tidak menerima kebenaran atau yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan, yang memandang segala sesuatu dengan mata manusia, menemukan keberadaan kebenaran? Dapatkah mereka menemukan fakta bahwa Tuhan berdaulat atas umat manusia? Tentu saja tidak. Mereka memandang segala sesuatu dengan mata yang memeriksa, mata yang curiga, dan sikap yang skeptis, dan bahkan menentang semua yang Tuhan lakukan, sehingga antikristus tidak percaya akan watak adil Tuhan. Mereka meragukannya dan tidak menerimanya. Apa saja perilaku antikristus yang memperlihatkan kepada orang lain bahwa mereka tidak menerima kebenaran atau tidak mengakui esensi Tuhan? Ada banyak perilaku yang spesifik. Sebagai contoh: ketika suatu masalah muncul dalam pekerjaan gereja, separah apa pun kesalahannya, apa pun akibatnya, reaksi pertama antikristus adalah membersihkan diri mereka dari kesalahan dan melemparkan kesalahan itu. Agar tidak perlu bertanggung jawab, mereka bahkan akan mengalihkan perhatian orang dari diri mereka, mengatakan beberapa hal yang terdengar benar dan bagus dan melakukan sesuatu yang dangkal, untuk menutupi yang sebenarnya tentang masalah itu. Pada waktu-waktu biasa, orang tidak dapat melihat hal ini, tetapi ketika sesuatu menimpa mereka, keburukan antikristus pun tersingkap. Seperti seekor landak, dengan semua duri berdiri tegak, mereka melindungi diri mereka sendiri dengan sekuat tenaga, berharap tak perlu memikul tanggung jawab apa pun. Sikap macam apa ini? Bukankah ini sikap yang tidak percaya bahwa Tuhan itu adil? Mereka tidak percaya bahwa Tuhan memeriksa semuanya atau bahwa Dia itu adil; mereka ingin menggunakan cara mereka sendiri untuk melindungi diri mereka. Mereka yakin, "Jika aku tidak melindungi diriku sendiri, tak seorang pun akan melakukannya. Tuhan juga tidak bisa melindungiku. Mereka berkata bahwa dia adil, tetapi ketika orang menghadapi masalah, apakah dia benar-benar memperlakukan mereka dengan adil? Sama sekali tidak, tuhan tidak melakukan hal itu." Ketika dihadapkan dengan masalah atau penganiayaan, mereka merasa tidak dibantu, dan berpikir, "Jadi, di manakah tuhan? Manusia tidak bisa melihatnya atau menyentuhnya. Tak seorang pun bisa membantuku; tak seorang pun bisa bersikap adil terhadapku dan memastikan keadilan ditegakkan bagiku." Mereka menganggap satu-satunya cara untuk melindungi diri mereka adalah dengan cara mereka sendiri, karena kalau tidak, mereka akan dirugikan, diintimidasi, dan dianiaya—dan rumah Tuhan pun tidak terkecuali dalam hal ini. Antikristus sudah merencanakan segala sesuatunya untuk kepentingan mereka sendiri sebelum sesuatu menimpa mereka. Di satu sisi, yang mereka lakukan adalah berusaha keras menyamarkan diri mereka sebagai seseorang yang berkuasa sehingga tak seorang pun berani mengganggu mereka, mengganggu mereka, atau menindas mereka. Di sisi lain, mereka mematuhi falsafah dan aturan kelangsungan hidup Iblis. Apa sajakah falsafah tersebut, yang terutama? "Tiap orang memperjuangkan kepentingannya sendiri," "Biarkan hal-hal berlalu jika tidak memengaruhi seseorang secara pribadi," "Tetaplah diam untuk melindungi diri sendiri dan berusahalah agar tidak disalahkan," jika keadaan memungkinkan, mereka bertindak licin dan licik, "Aku tidak akan menyerang kecuali aku diserang," "Keharmonisan adalah harta karun; kesabaran adalah kecerdikan," "Ucapkan kata-kata baik yang sesuai dengan perasaan dan nalar orang lain karena berkata jujur mengganggu sesama," "Orang bijak mengalah pada keadaan," dan falsafah Iblis lain semacam itu. Mereka tidak mencintai kebenaran, melainkan menerima falsafah Iblis seolah-olah semua itu adalah hal-hal positif, meyakini bahwa semua itu mampu melindungi mereka. Mereka hidup berdasarkan hal-hal ini; mereka tidak mengatakan yang sebenarnya kepada siapa pun, tetapi selalu mengatakan hal-hal yang terdengar menyenangkan, yang menyanjung, tidak menyinggung siapa pun, memikirkan cara untuk memamerkan diri mereka agar orang lain akan menghormati mereka. Mereka hanya memedulikan pengejaran mereka sendiri akan ketenaran, keuntungan, dan status, dan sama sekali tidak melakukan apa pun untuk menjunjung tinggi pekerjaan gereja. Terhadap siapa pun yang melakukan hal buruk dan merugikan kepentingan rumah Tuhan, mereka tidak menyingkapkan atau melaporkannya, melainkan bertindak seolah-olah mereka tidak melihatnya. Jika melihat prinsip mereka dalam menangani berbagai hal dan perlakuan mereka terhadap apa yang terjadi di sekitar mereka, apakah mereka memiliki pengetahuan tentang watak adil Tuhan? Apakah mereka memiliki iman dalam hal itu? Mereka tidak memilikinya. "Tidak memiliki" di sini bukan berarti mereka tidak memiliki kesadaran akan hal ini, melainkan mereka selalu memiliki keraguan akan watak adil Tuhan di dalam hati mereka. Mereka tidak menerima, juga tidak mengakui bahwa Tuhan itu adil. Ketika mereka melihat banyak orang bersaksi bahwa kebenaran dan keadilan berkuasa di rumah Tuhan, mereka menentang dan menghakiminya di dalam hati mereka, berkata, "Lalu mengapa si naga merah yang sangat besar belum mendapatkan balasan atas penganiayaan yang telah mereka lakukan terhadap umat pilihan tuhan? Orang-orang jahat di antara orang tidak percaya menindas umat pilihan tuhan, memfitnah mereka, serta menghakimi mereka, dan orang-orang itu juga belum mendapatkan balasannya. Mereka semua sedang hidup dengan nyaman. Mengapa orang-orang yang percaya kepada tuhan selalu menjadi yang ditindas?" Sebenarnya, mereka tidak percaya akan watak adil Tuhan. Mereka tidak percaya bahwa Tuhan memperlakukan setiap orang dengan adil, juga tidak percaya pada pemikiran bahwa Tuhan akan membalas setiap orang sesuai dengan perbuatan mereka, dan bahwa hanya mereka yang mengejar kebenaranlah yang akan diberkati oleh Tuhan serta memperoleh tempat tujuan yang indah. Antikristus tidak percaya akan hal-hal ini. Mereka berkata pada diri mereka sendiri, "Jika semua ini adalah fakta, mengapa aku belum melihatnya? Kau berkata bahwa mereka yang mengejar kebenaran akan diberkati oleh tuhan. Lihatlah, si A di gereja kita mengejar kebenaran, serta mengorbankan dirinya untuk tuhan, dan dia melaksanakan tugasnya dengan cukup setia. Apa yang dia alami pada akhirnya? Dia diburu oleh si naga merah yang sangat besar sampai-sampai dia hampir tidak bisa pulang ke rumahnya; keluarganya tercerai-berai. Dia bahkan tidak dapat bertemu dengan anak-anaknya. Apakah itu keadilan tuhan? Dan ada si B, yang dijebloskan ke dalam penjara karena percaya kepada tuhan, di mana dia disiksa sampai setengah mati. Di manakah watak adil Tuhan? Dia telah memberikan kesaksiannya; dia bukanlah seorang Yudas. Mengapa tuhan tidak memberkati dan melindunginya? Dan mengapa tuhan mengizinkan si naga merah yang sangat besar memukulinya sampai dia hampir mati? Ada juga seorang pemimpin di gereja kami yang meninggalkan keluarga dan kariernya untuk bekerja di gereja. Dia telah melaksanakan tugasnya selama bertahun-tahun serta mengalami cukup banyak kesukaran, dan pada akhirnya, dia dihukum serta dikeluarkan karena telah melakukan sedikit kejahatan dan mengganggu pekerjaan gereja. Di manakah watak adil Tuhan? Dan ada beberapa saudara-saudari yang melaksanakan tugas di rumah tuhan di usia yang masih sangat muda, menanggung kesukaran dan bekerja keras, tetapi begitu mereka melakukan kesalahan dan melanggar prinsip, mereka dipangkas. Beberapa dari mereka menangis dengan sangat sedih karena takut dikeluarkan dan disingkirkan, tanpa ada seorang pun yang menghibur mereka. Mengapa aku tidak dapat melihat keadilan tuhan dalam hal ini? Tepatnya, dengan cara apakah watak adil tuhan diwujudkan dalam hal-hal ini? Mengapa aku tidak dapat melihatnya? Dan dalam kasusku sendiri, aku mungkin bersikap sedikit asal-asalan dalam melaksanakan tugasku, dan terkadang aku mungkin memperlihatkan sedikit watak yang rusak, tetapi tetap saja, aku ini orang berbakat. Mengapa rumah tuhan tidak mempromosikanku?" Dalam semua hal tersebut, antikristus tidak mampu melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi. Mereka hanya melihat fenomena lahiriah, tetapi tidak dapat melihat apa maksud Tuhan di balik segala sesuatunya. Lubuk hati mereka dipenuhi dengan kekhawatiran dan keraguan, dengan pemikiran serta gagasan. Selain itu, ada begitu banyak simpul di hati mereka, yang tidak dapat mereka uraikan. Setiap kali memikirkan hal-hal ini, mereka dipenuhi kebencian, kutukan dan hujatan terhadap watak adil Tuhan. Dengan perasaan jengkel, mereka berkata di dalam hati: "Jika tuhan itu adil, mengapa orang jujur dipangkas? Jika dia adil, mengapa dia tidak mengampuni orang karena telah memperlihatkan sedikit kerusakan? Jika dia adil, mengapa sebagian orang, yang telah melaksanakan tugas mereka dan menanggung begitu banyak penderitaan, malah diberhentikan, hanya karena tidak melakukan pekerjaan yang nyata? Jika dia adil, mengapa kita, yang mengikutinya dengan kesetiaan yang teguh, dianiaya serta disiksa, dan mungkin dijebloskan ke dalam penjara, serta dalam beberapa kasus, bahkan dipukuli sampai mati?" Antikristus tidak mampu menerangkan semua fenomena ini dengan jelas. Mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi; mereka tidak mampu memahaminya dengan jelas. Mereka sering bertanya pada diri mereka sendiri, "Apakah tuhan yang kupercaya ini adil atau tidak? Apakah tuhan yang adil itu ada atau tidak? Di manakah dia? Ketika kita menghadapi kesulitan, ketika kita dianiaya, apa yang dia lakukan saat itu? Apakah dia dapat menyelamatkan kita atau tidak? Jika dia itu adil, mengapa dia tidak menghancurkan Iblis? Mengapa dia tidak menghancurkan si naga merah yang sangat besar? Mengapa dia tidak menghukum manusia yang jahat ini? Mengapa dia tidak memberi kita keadilan dan menegakkan keadilan bagi kita, yang percaya kepadanya dan yang telah sangat menderita? Mengapa dia tidak membela kita? Kita membenci para setan serta Iblis, dan kita membenci orang-orang jahat; mengapa tuhan tidak membalaskan keluhan-keluhan kita?" Pertanyaan "mengapa" muncul satu per satu tanpa henti dari hati antikristus, bagaikan senapan mesin, tidak dapat dikendalikan dengan cara apa pun. Ketika mereka tidak mampu mengendalikan hal-hal ini, mengapa mereka tidak datang ke hadirat Tuhan untuk mencari dan berdoa, atau membaca firman-Nya serta mencari saudara-saudari untuk bersekutu? Bukankah setelah itu mereka akan mampu membereskan masalah semacam itu satu demi satu? Apakah membereskan masalah ini benar-benar hal yang sulit untuk dilakukan? Jika engkau memiliki sikap yang tunduk kepada Tuhan dan kebenaran, sikap yang menerima kebenaran, masalah seperti ini tidak akan lagi menjadi masalah. Semua ini akan dapat dibereskan. Mengapa antikristus tidak mampu melakukannya? Karena mereka tidak menerima kebenaran, atau tidak percaya bahwa firman Tuhan adalah kebenaran, atau tidak mengakui kebenaran. Mereka tidak mampu tunduk pada semua kedaulatan dan pengaturan Tuhan, apalagi menerima bahwa semua hal yang terjadi adalah dari Tuhan. Itulah sebabnya di dalam hatinya, antikristus dipenuhi dengan keraguan tentang keadilan Tuhan. Ketika mereka dihadapkan dengan ujian, keraguan yang memenuhi hati mereka akan meledak, dan di dalam hatinya, mereka akan mempertanyakan Tuhan: "Jika tuhan itu adil, mengapa dia membiarkan kita begitu menderita? Jika tuhan itu adil, mengapa dia tidak berbelas kasihan kepada orang-orang di antara kita yang telah menanggung begitu banyak penderitaan karena mengikuti kristus? Jika tuhan itu adil, mengapa dia tidak melindungi orang-orang di antara kita yang mengorbankan diri baginya dan melaksanakan tugas kita, atau mengapa dia tidak melindungi keluarga kita? Jika tuhan itu adil, mengapa dia membiarkan beberapa orang yang dengan sungguh-sungguh percaya kepadanya mati di penjara, di tangan si naga merah yang sangat besar?" Kemudian mereka mulai berteriak kepada Tuhan: "Jika tuhan itu adil, seharusnya dia tidak membiarkan kita begitu menderita; jika tuhan itu adil, seharusnya dia tidak mendisiplinkan dan menyingkapkan kita tanpa alasan yang jelas; jika tuhan itu adil, seharusnya dia menoleransi semua perbuatan jahat yang kita lakukan, dan mengampuni seluruh kenegatifan serta kelemahan kita, dan memberi kelonggaran atas semua pelanggaran kita. Jika melakukan hal-hal ini pun Kau tidak bisa, berarti Kau bukanlah tuhan yang adil!" Semua ini adalah hal-hal yang antikristus pikirkan di benak mereka. Mereka penuh dengan gagasan tentang Tuhan, dan mereka sama sekali tidak mencari kebenaran untuk membereskannya. Ketika tiba saatnya mereka disingkapkan, gagasan itu pasti muncul. Seperti itulah pola pikir yang buruk dan wajah antikristus yang sebenarnya.
Antikristus tidak mengakui ataupun tidak menerima kebenaran, dan terlebih lagi, tidak mengakui fakta bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta, sehingga bagi mereka, watak adil Tuhan tetap menjadi pertanyaan besar yang belum terjawab. Dan seiring berjalannya waktu, seiring terjadinya berbagai peristiwa serta munculnya berbagai masalah, tanda tanya mereka menjadi makin besar, dan lambat laun berubah menjadi tanda silang. Apa arti tanda silang ini? Itu berarti bahwa mereka sepenuhnya menyangkal fakta bahwa Tuhan itu adil. Dan ketika tanda silang itu telah dibuat—ketika antikristus menyangkal bahwa Tuhan itu adil—semua khayalan dan keinginan mereka lenyap. Coba pikirkan: Apa titik awal yang menimbulkan akibat seperti ini? (Antikristus mengira bahwa dengan percaya kepada Tuhan, mereka seharusnya diberkati dan menerima perlindungan-Nya. Jadi, ketika Tuhan melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan gagasan dan imajinasi mereka, mereka merasa bahwa Dia tidak adil, dan mereka tidak bisa menerima bahwa hal itu adalah dari Dia. Selain itu, mereka tidak berdoa kepada Tuhan dan tidak mencari kebenaran begitu gagasan mereka tentang Tuhan muncul, dan mereka tidak mampu membereskan gagasan itu dengan segera. Dengan demikian, gagasan mereka menjadi makin banyak dan menumpuk. Itulah yang pada akhirnya menimbulkan akibat seperti ini.) Engkau membicarakan fenomena ini pada tingkat yang dangkal; engkau belum memahami akar masalahnya. Mengapa Kukatakan demikian? Karena ada sesuatu yang menjadi akar masalah mengapa antikristus sampai mampu berperilaku seperti ini dan memiliki pandangan seperti ini, mengapa mereka sampai mampu meragukan dan menyangkal Tuhan. Tentu saja, itu ditentukan oleh esensi natur antikristus. Itulah akar masalahnya, dan kita akan tinggalkan dahulu pembahasan hal ini di sini. Jadi, sumber utama penyebabnya adalah karena sejak awal antikristus tidak mencintai kebenaran atau tidak menerimanya. Mengapa mereka tidak menerima kebenaran? Ini juga ada akar masalahnya: Mereka tidak mengakui bahwa Tuhan adalah kebenaran, bahwa firman-Nya adalah kebenaran, dan karena mereka tidak mengakuinya, mereka tidak mampu menerimanya. Mengingat bahwa mereka tidak menerima kebenaran, dapatkah mereka memandang masalah apa pun dari sudut pandang kebenaran? (Tidak.) Mereka tidak dapat melakukan hal itu. Lalu, apa akibatnya? Mereka tidak mampu mengetahui yang sebenarnya tentang hal-hal yang terjadi pada mereka, apa pun itu, baik hal besar maupun hal kecil yang terjadi di sekitar mereka, dan tentang perkataan orang lain. Mereka tidak mampu memahami yang sebenarnya tentang orang-orang atau peristiwa, tentang apa pun. Ada hal-hal yang di luarnya tampak seperti yang mereka katakan, tetapi esensi dari hal-hal tersebut bukanlah demikian. Ini ada kaitannya dengan kebenaran. Jika engkau tidak memahami kebenaran atau tidak menerimanya, dapatkah engkau memahami kebenaran yang ada kaitannya dengan hal-hal ini? Tidak, jadi satu-satunya yang dapat kaulakukan hanyalah menganalisis dan mempelajari hal-hal tersebut dengan menggunakan pandangan manusia, pengetahuan manusia, dan pikiran manusia. Apa hasil yang akan didapat dengan mempelajari dengan cara seperti itu? Akankah hasilnya sesuai dengan kebenaran? Akankah hasilnya sesuai dengan tuntutan dan maksud Tuhan? Tidak, tidak akan pernah. Ini seperti kisah Ayub, yang dikenal oleh semua orang yang percaya kepada Tuhan. Semua orang yang mengakui serta menerima kebenaran dan yang mampu percaya kepada Tuhan serta tunduk kepada-Nya sebenarnya memuji dan mengagumi Ayub; mereka semua ingin menjadi orang seperti Ayub. Mereka juga memuji dan mengagumi ungkapan pujian Ayub kepada Tuhan dan pengenalannya akan Dia di tengah ujiannya. Di dalam hatinya, orang mampu memahami bahwa berbagai kesengsaraan dan penderitaan yang menimpa Ayub adalah pekerjaan Tuhan. Secara keseluruhan, sebagai manusia, Ayub telah menjadi teladan yang dicita-citakan oleh semua orang yang mengejar kebenaran. Mereka semua ingin mengikuti teladannya dan menjadi orang seperti itu. Lalu, bagaimana cara memperoleh hasil yang positif seperti itu? Apa landasannya? Keyakinan dan pengakuan sepenuh hati bahwa ini adalah kebenaran, bahwa semua ini adalah pekerjaan Tuhan. Di atas landasan inilah, selangkah demi selangkah, orang-orang ingin menjadi seperti Ayub, ingin menjadi orang yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Mereka meyakini semua ini dan benar-benar mengakuinya, dan pada akhirnya, mereka bercita-cita untuk menjadi orang seperti itu, cita-cita yang terus mereka kejar dalam hidup mereka. Untuk mencapai hasil seperti ini, yang paling mendasar adalah orang mengakui semua ini dan benar-benar meyakininya. Jadi, apakah antikristus memiliki pengakuan dan keyakinan seperti ini? Tidak. Bagaimana antikristus memandang semua yang telah Ayub alami? Apakah menurut mereka ada makna penting dalam semua yang Tuhan lakukan? Dapatkah mereka melihat bahwa semua itu telah diatur oleh-Nya? Mereka tidak dapat melihatnya, juga tidak dapat melihat bahwa ada makna penting dalam semua yang telah Tuhan lakukan. Apa yang mereka lihat dalam hal itu? Ayub memiliki kekayaan yang banyak, memiliki domba dan lembu yang memenuhi gunung, serta putra-putri terelok di negeri itu. Inilah yang mereka lihat. Dan kemudian, setelah semua penderitaan yang dia alami, Tuhan kembali memberkatinya. Apa yang mereka lihat dalam hal itu? Mereka berkata, "Orang tersebut dibayar dengan berkat-berkat itu. Dia pantas mendapatkannya. Wajar bagi tuhan untuk menganugerahkan semua itu." Dalam keseluruhan pemahaman mereka tentang hal itu, apakah sudut pandang antikristus adalah sudut pandang orang yang menerima kebenaran dan tunduk kepada Tuhan? (Bukan.) Lalu, sudut pandang apa yang mereka gunakan? Hanya ada satu sudut pandang yang antikristus gunakan dalam memandang seluruh masalah ini, dan itu adalah sudut pandang pengikut yang bukan orang percaya. Pengikut yang bukan orang percaya melihat apakah ada keuntungan atau manfaat yang bisa didapatkan, atau adakah kerugian yang akan diderita; bagaimana cara memanfaatkannya, dan sebaliknya; apa yang akan menyebabkan kerugian serta penderitaan; dan apa yang tidak layak dilakukan, dan apa yang layak. Ini adalah sudut pandang pengikut yang bukan orang percaya. Pengikut yang bukan orang percaya memandang, memperlakukan, dan melakukan segala sesuatu dengan cara ini, dengan esensi semacam ini. Ini adalah sikap antikristus terhadap watak adil Tuhan.
B. Merendahkan Kemahakuasaan Tuhan
Bagaimana antikristus memandang kemahakuasaan Tuhan? Wajar jika dikatakan bahwa bagi antikristus, "kemahakuasaan" adalah kata yang sangat emosional, kata yang dapat merangsang ambisi dan keinginan mereka. Ini karena mereka sangat ingin menjadi orang semacam itu. Menjadi mahakuasa, mahaberkuasa dan mahahadir, mampu berbuat apa pun, tahu cara melakukan apa pun, dan mampu melakukan apa pun. Jika orang memiliki kesanggupan ini, kemampuan ini, segala sesuatunya akan menjadi mudah bagi mereka. Mereka tidak perlu takut pada siapa pun; mereka akan memiliki otoritas tertinggi, status tertinggi, dan mereka akan mampu memerintah orang lain. Mereka akan memiliki kuasa yang mutlak untuk mengendalikan dan memanipulasi orang lain. Hal seperti ini berada jauh di luar jangkauan antikristus, dan ini menyingkapkan ambisi, keinginan, serta diri mereka yang sebenarnya. Di satu sisi, ungkapan "kemahakuasaan Tuhan" memenuhi mereka dengan segala macam imajinasi, keingintahuan, dan gagasan. Di sisi lain, mereka ingin memperoleh wawasan tentang kemahakuasaan Tuhan melalui kepercayaan kepada-Nya, sehingga mereka dapat memperluas cakrawala mereka sendiri, menjadi makin berwawasan, dan memuaskan keingintahuan mereka. Di sisi lain lagi, mereka juga berusaha agar dapat menjadi mahaberkuasa, dipuja oleh ribuan orang, dan agar ada jauh lebih banyak orang yang bersujud kepada mereka serta punya tempat bagi mereka di dalam hatinya. Jadi, apakah antikristus benar-benar memahami kemahakuasaan Tuhan? Apakah mereka benar-benar percaya akan hal itu? Sekali lagi, ini sama halnya dengan watak benar Tuhan—antikristus bukan hanya dipenuhi dengan gagasan, dengan imajinasi yang samar dan hampa yang tidak sesuai dengan fakta—mereka juga memiliki keraguan yang mendalam tentang kemahakuasaan Tuhan. Mereka meragukannya; mereka tidak memercayainya: "Kemahakuasaan? Mana ada orang yang mahakuasa di dunia ini? Mana ada orang yang mahahadir dan mahaberkuasa? Tidak ada orang semacam itu! Ada banyak orang hebat dan terkenal di dunia ini, serta ada banyak orang yang memiliki kekuatan supernatural: misalnya para nabi dan segala macam astrolog serta para penafsir nubuat, dan bahkan mereka pun tidak mahaberkuasa. Tanda tanya masih perlu disematkan di balik 'kemahakuasaan tuhan', hal ini masih perlu diteliti secara menyeluruh." Jadi, bagi antikristus, esensi kemahakuasaan Tuhan itu tidak ada karena sebagaimana yang mereka yakini, "Aku tidak bisa membayangkan atau memahami betapa mahakuasanya tuhan itu, jadi 'kemahakuasaannya' ini tidak ada. Aku tidak mengakuinya. Seberapa besar sebenarnya kemampuan dan kesanggupan tuhan itu? Tak seorang pun—baik di masa lalu, masa sekarang, maupun masa depan—pernah melihatnya atau akan melihatnya." Antikristus selalu merasa ragu dan tidak yakin di dalam hatinya, sehingga semua yang terjadi di gereja dan dialami oleh saudara-saudari menjadi topik dan ruang lingkup penelitian mereka. Apa yang sedang mereka teliti? Mereka sedang meneliti segala sesuatu yang muncul, segala sesuatu yang terjadi di suatu kelompok atau dalam diri seseorang, apa yang telah Tuhan lakukan, bagaimana Dia telah bekerja, apakah ada tanda-tanda dan keajaiban di dalamnya, apakah ada kejadian yang baru dan unik yang melampaui apa yang mampu manusia pahami atau yang melampaui kemampuan serta jangkauan manusia. Selain itu, mereka meneliti apakah ada saudara-saudari yang pernah berbicara tentang pengalaman di mana Tuhan melakukan pekerjaan seperti itu dalam diri mereka yang melampaui pengharapan manusia. Misalnya, dalam cerita rakyat, ada seorang gadis yang keluar dari cangkang siput sungai dan membuatkan makan malam untuk mereka pada saat mereka merasa paling lapar. Atau tentang emas yang tiba-tiba muncul di rumah mereka pada saat mereka kekurangan uang, atau para pengejar mereka tiba-tiba menjadi buta, tidak mampu melihat apa pun pada saat mereka sedang dikejar, dan sesosok malaikat turun serta berkata kepada mereka, "Jangan takut, Nak. Aku ada di sini untuk menolongmu." Contoh lain misalnya, pada saat saudara-saudari dipukuli dan disiksa dengan kejam, cahaya tuhan yang besar bersinar turun dan membutakan mata para pelaku, membuat mereka berguling-guling di lantai, memohon belas kasihan, tidak pernah berani lagi memukul saudara-saudari, karena tuhan telah membalaskan dendam mereka; atau pada saat mereka sedang membaca firman Tuhan tetapi mereka tidak dapat memahaminya tak peduli sekeras apa pun mereka mencoba, dan hampir tertidur, tiba-tiba melihat satu sosok di tengah kabut yang berkata kepada mereka, "Jangan tidur; bangunlah. Inilah yang dimaksud firmanku"; atau, ketika sesuatu terjadi dan mereka hampir melakukan kesalahan, mereka diperingatkan oleh pendisiplinan dan teguran kuat di dalam hati mereka bahwa melakukan hal itu salah, dan melakukan hal ini benar. Jika semua hal ini, yang tidak dapat dialami dan tidak mampu dilakukan oleh manusia biasa, terjadi di gereja, di rumah Tuhan, dalam diri siapa pun yang mengikuti Tuhan, itu sudah cukup membuktikan bahwa Tuhan itu mahakuasa. Jika hal-hal semacam ini tidak pernah terjadi, atau sangat jarang terjadi, dan sekalipun hal-hal semacam ini benar-benar terjadi, itu hanyalah desas-desus, sehingga apakah hal itu adalah kenyataan dan dapat dipercaya atau tidak, itu sangat diragukan. Jadi, apakah kemahakuasaan Tuhan itu adalah fakta, atau bukan? Apakah Tuhan memiliki esensi kemahakuasaan atau tidak? Di dalam hati antikristus, mereka memiliki tanda tanya di balik pemikiran ini.
Antikristus selamanya mengejar tanda-tanda, keajaiban, dan kekuatan supernatural seperti ini saat Tuhan bekerja, berfirman dan menyelamatkan manusia. Mereka mengejar hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan atau fakta. Hal-hal yang mereka kejar ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan pekerjaan Tuhan menyelamatkan manusia, atau dengan kebenaran, atau dengan perubahan watak manusia. Namun tetap saja, mereka bertekad untuk mengejarnya. Mereka penuh rasa ingin tahu tentang kemahakuasaan Tuhan. Dalam doanya, mereka akan sering memohon kepada Tuhan: "Ya tuhan, maukah kau memperlihatkan kemahakuasaanmu kepadaku? Ya tuhan, bukankah kau mahakuasa? Jika kau mahakuasa, kumohon kepadamu untuk membereskan masalah ini untukku. Tuhan, jika kau mahakuasa, mahaberkuasa dan mahahadir, kumohon kepadamu untuk menolongku, karena sekarang aku sedang menghadapi tantangan. Tuhan, jika kau mahakuasa, kumohon kepadamu untuk mengangkat penyakit ini dari tubuhku, menghilangkan keadaan yang sedang kualami, dan bantu aku agar terhindar dari bahaya. Tuhan, jika kau mahakuasa, kumohon agar saat aku melaksanakan tugasku, buatlah aku menjadi pintar dan cerdas, berbakat serta berkarunia dalam waktu semalam, sehingga aku mampu memahami keterampilan profesional tanpa harus mempelajarinya, menjadi ahli, dan menonjol dibandingkan yang lain. Ya tuhan, jika kau mahakuasa, kumohon kepadamu untuk menghukum dan membalas mereka yang memfitnah serta mengejek imanku kepadamu. Jadikan mereka buta dan tuli, dengan borok memenuhi kepala mereka dan nanah keluar dari telapak kaki mereka. Biarkan mereka mati seperti anjing. Tuhan, jika kau mahakuasa, kumohon kepadamu untuk membiarkanku melihat kemahakuasaanmu." Tuhan telah mengucapkan begitu banyak firman dan melakukan begitu banyak pekerjaan, tetapi antikristus menutup mata terhadapnya dan mengabaikannya; mereka tidak pernah menganggap penting firman Tuhan, tidak menganggap penting pekerjaan-Nya dan setiap langkah dari pekerjaan-Nya yang penting dalam menyelamatkan manusia, atau tidak menganggapnya serius. Sebaliknya, mereka bertekad untuk meminta tanda-tanda dan keajaiban, agar Tuhan melakukan mukjizat di tengah pekerjaan-Nya, meminta Tuhan untuk melakukan hal-hal khusus yang akan membuka mata mereka dan memuaskan rasa ingin tahu mereka, untuk membuktikan keberadaan-Nya, untuk membuktikan bahwa Dia itu mahakuasa. Yang lebih menggelikan adalah antikristus bahkan sering memohon kepada Tuhan dalam doa mereka: "Ya tuhan, aku tidak bisa melihatmu, sehingga imanku kecil. Kumohon kepadamu untuk memperlihatkan pribadimu yang nyata kepadaku, sekalipun hanya dalam mimpi. Kumohon kepadamu untuk memperlihatkan kemahakuasaanmu kepadaku agar aku dapat percaya kepadamu dan dengan yakin percaya akan keberadaanmu. Jika ini tidak kaukabulkan, aku akan selalu memiliki keraguan dalam kepercayaanku kepadamu." Mereka tidak mampu melihat keberadaan Tuhan ataupun tidak mengetahui esensi dan watak-Nya di tengah pekerjaan serta firman-Nya, tetapi mereka malah meminta-Nya untuk melakukan hal-hal tambahan, hal-hal yang tidak bisa dipahami oleh manusia, untuk menguatkan mereka dan membangun iman mereka. Tuhan telah mengucapkan banyak firman dan melakukan banyak pekerjaan, tetapi senyata apa pun firman-Nya, sekalipun kebenaran yang Dia ucapkan begitu mendidik kerohanian orang, sekalipun sangat perlu bagi mereka untuk memahaminya, antikristus tidak tertarik, dan mereka tidak menganggapnya penting. Memang, makin banyak firman yang Tuhan ucapkan, makin spesifik pekerjaan yang Dia lakukan, makin mereka merasa jijik, kesal, dan menentang. Terlebih lagi, bahkan di dalam diri mereka akan muncul kutukan terhadap Tuhan dan hujatan terhadap-Nya; mereka akan berteriak menentang-Nya: "Apakah kemahakuasaanmu terdapat di dalam firman ini? Hanya itukah yang kaulakukan, menyatakan firman? Jika kau tidak berfirman, bukankah berarti kau mahakuasa? Jika kau mahakuasa, jangan berfirman. Jangan menggunakan perkataan atau mempersekutukan kebenaran dan jangan membekali manusia dengan kebenaran untuk memungkinkan kami memperoleh hidup serta mencapai perubahan watak. Jika kau membuat kami semua menjadi malaikat dalam semalam, menjadi utusanmu, saat ini, itulah kemahakuasaan!" Ketika Tuhan mengucapkan firman-Nya dan melakukan pekerjaan-Nya, natur antikristus tersingkap dan terungkap sedikit demi sedikit, tanpa ada yang bisa ditutupi, dan esensi mereka yang muak akan kebenaran serta menentangnya juga sepenuhnya tersingkap. Watak dan esensi antikristus yang merendahkan identitas Tuhan serta esensi-Nya juga terungkap dan tersingkap, sedikit demi sedikit, seiring berjalannya waktu dan seiring dengan kemajuan yang Tuhan buat tanpa henti dalam pekerjaan-Nya. Antikristus mengejar hal-hal yang samar; mereka mengejar penampakan tanda-tanda serta keajaiban, dan dikendalikan oleh ambisi serta keinginan ini, yang tidak sesuai dengan kenyataan, natur mereka yang muak akan kebenaran dan membencinya telah tersingkap. Sebaliknya, mereka yang benar-benar mengejar kenyataan dan kebenaran, yang percaya pada hal-hal positif dan mencintainya, melihat kemahakuasaan Tuhan selama proses pekerjaan serta firman-Nya; apa yang dapat orang-orang ini lihat, apa yang dapat mereka peroleh, serta apa yang dapat mereka ketahui tepatnya adalah hal yang justru tidak mampu antikristus ketahui dan peroleh untuk selamanya. Antikristus yakin jika orang ingin memperoleh hidup dari Tuhan, harus ada tanda-tanda dan keajaiban; mereka yakin bahwa tanpa adanya tanda-tanda dan keajaiban, mustahil bagi orang untuk memperoleh hidup serta kebenaran dari firman Tuhan saja, dan dengan demikian mencapai perubahan watak serta memperoleh keselamatan juga mustahil. Bagi antikristus, itu adalah kemustahilan yang kekal, itu tidak mungkin. Itulah sebabnya mereka tanpa lelah menunggu dan berdoa, dengan harapan bahwa Tuhan akan memperlihatkan tanda-tanda dan keajaiban, serta melakukan mukjizat bagi mereka. Jika Dia tidak melakukannya, berarti kemahakuasaan-Nya tidak ada. Maksud sebenarnya di balik ini adalah jika kemahakuasaan Tuhan tidak ada, berarti Tuhan pasti tidak ada. Inilah cara berpikir antikristus. Mereka mengutuk keadilan Tuhan, dan mereka mengutuk kemahakuasaan-Nya.
Selagi Tuhan sedang menyelamatkan manusia, antikristus sama sekali tidak tertarik pada firman-Nya, berbagai tuntutan-Nya, dan maksud-Nya. Mereka menentang hal-hal ini dan merasa muak akan hal-hal ini dari lubuk hati mereka. Mereka bukan tertarik pada kenyataan dari semua hal positif, juga bukan tertarik untuk diselamatkan dan disempurnakan, yang mampu manusia capai sebagai hasil dari mengejar kebenaran dan tunduk pada pengaturan Tuhan. Lalu, hal apa yang membuat mereka tertarik? Mereka tertarik kepada tuhan yang memperlihatkan tanda-tanda dan keajaiban, serta melakukan mukjizat yang dapat mereka lihat, kepada dia yang memungkinkan mereka untuk memperoleh wawasan dengan melakukannya, dan memungkinkan mereka untuk berubah menjadi orang hebat, manusia super, manusia yang memiliki kekuatan istimewa, manusia luar biasa. Mereka ingin melepaskan diri dari sebutan, identitas dan status mereka sebagai orang biasa, orang kebanyakan, dan orang rusak melalui kemahakuasaan tuhan. Jadi, gagasan atau masalah apa pun yang mungkin mereka hadapi di tengah pekerjaan Tuhan, mereka tidak mencari kebenaran untuk menyelesaikannya. Mereka bukan hanya tidak mampu memahami kebenaran atau mencapai perubahan watak; tidak, mereka juga akan menghakimi Tuhan, mengutuk-Nya, dan menentang-Nya, karena semua hal yang Dia lakukan tidak sesuai dengan gagasan mereka. Di mata antikristus, semua pekerjaan nyata yang Tuhan lakukan adalah hal-hal yang tidak mereka akui. Itu adalah hal-hal yang mereka kutuk. Pada akhirnya, pandangan inilah dan definisi tentang Tuhan inilah yang menuntun mereka untuk sepenuhnya menyangkal keberadaan esensi Tuhan di dalam hati mereka, dan untuk lebih sepenuhnya mengutuk, memfitnah, serta menghujat keberadaan esensi Tuhan. Ini karena kepercayaan mereka kepada Tuhan dibangun di atas landasan bahwa tuhan itu mahakuasa, bahwa tuhan akan mengatasi keluhan mereka, bahwa dia akan membalaskan dendam mereka, dan bagi mereka, dia akan mengalahkan semua orang yang mereka benci serta yang mereka pandang rendah, dan bahwa tuhan akan memuaskan keinginan serta ambisi mereka. Ini adalah landasan kepercayaan mereka kepada Tuhan. Namun setelah sampai ke masa kini, orang-orang jahat ini sekarang menyadari bahwa tuhan yang seperti itu tidak ada, dan tidak ada kemungkinan bahwa Tuhan akan melakukan apa pun bagi mereka. Dari sudut pandang mereka, ini adalah situasi yang sangat tidak menguntungkan bagi mereka. Ini sangat buruk. Jadi, setelah mereka mengalami banyak hal, perasaan was-was dan keraguan mereka tentang Tuhan menjadi makin kuat, sampai mereka memutuskan untuk meninggalkan Tuhan dan rumah-Nya, untuk mengejar dunia, mengikuti tren-tren jahat, dan menghamburkan diri ke pelukan Iblis. Itulah yang akhirnya terjadi pada orang-orang ini. Dinilai dari sikap antikristus terhadap watak adil Tuhan dan kemahakuasaan-Nya, antikristus memang merupakan pengikut yang bukan orang percaya. Mereka sama sekali tidak percaya kepada Tuhan, juga sama sekali tidak tunduk atau tidak menerima apa yang Tuhan lakukan. Terhadap hal-hal positif dan kebenaran, mereka jijik dan menentangnya. Oleh sebab itu, tak peduli seperti apa caramu melihatnya, esensi pengikut yang bukan orang percaya dari antikristus memang benar-benar ada. Itu bukanlah sesuatu yang orang lain paksakan pada mereka, dan bukan hal yang dibesar-besarkan. Esensi mereka ini didefinisikan atas dasar seluruh pandangan dan pendekatan yang mereka perlihatkan ketika sesuatu menimpa mereka.
Antikristus percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun tanpa mampu melihat fakta bahwa Tuhan berdaulat atas nasib manusia. Mereka tidak mampu memahami fakta itu. Mereka tidak mampu memahami suatu fakta, padahal itu terpampang di depan mata mereka. Bukankah mereka buta? Watak adil Tuhan dan kemahakuasaan-Nya sering terlihat dalam pekerjaan gereja, dalam diri umat pilihan-Nya, dan dalam segala macam hal yang terjadi. Dia membiarkan orang melihat hal-hal ini di mana-mana, tetapi karena buta, antikristus tidak dapat melihatnya. Setelah bertahun-tahun mengikuti Tuhan, antikristus akan mengatakan kalimat yang terkenal ini: "Aku telah percaya kepada tuhan selama bertahun-tahun, dan apa yang telah kuperoleh?" Tampaknya mereka benar-benar belum memperoleh apa pun. Tuhan telah mencurahkan hidup-Nya bagi manusia, tetapi antikristus belum memperoleh apa pun. Bukankah itu menyedihkan? Itu benar-benar menyedihkan! Kalimat antikristus tersebut menggambarkan masalahnya dengan sangat baik. Setiap orang yang mendengarkan firman Tuhan dan mengalami pekerjaan-Nya, yang menerima firman-Nya sebagai hidup mereka, akan berkata: "Kami telah percaya kepada Tuhan selama bertahun-tahun, dan kami telah memperoleh begitu banyak dari-Nya. Bukan hanya kasih karunia dan berkat, perlindungan-Nya, serta belas kasihan-Nya, yang lebih penting adalah bahwa dari Tuhan, kami telah memahami dan memperoleh begitu banyak kebenaran. Kami hidup dalam keserupaan dengan manusia, dengan bermartabat. Kami tahu bagaimana harus berperilaku. Kami berutang sangat banyak kepada Tuhan. Dibandingkan dengan harga yang Dia bayarkan, dengan apa yang Dia lakukan bagi kami, kesukaran kecil kami bahkan tidak layak untuk disebutkan. Manusia sudah seharusnya membalas kasih Tuhan." Namun, antikristus justru sebaliknya. Mereka berkata, "Tuhan telah bekerja selama beberapa tahun terakhir ini, jadi mengapa aku belum memperoleh apa pun? Engkau semua berkata bahwa engkau telah memperoleh ini dan itu, telah mengalami ini ataupun itu, tetapi akankah pengalaman tersebut tetap mengenyangkanmu? Apa artinya pengalaman-pengalaman itu? Selain berkat, kasih karunia, melihat tanda-tanda dan keajaiban, bukankah semua itu sama sekali tidak layak untuk disebutkan? Itulah sebabnya aku merasa bahwa selama bertahun-tahun aku percaya kepada tuhan, aku belum memperoleh apa pun. Selain penderitaan yang telah kutanggung, selain hal-hal yang telah kutinggalkan dan kukorbankan bagi tuhan, hal-hal yang telah kuperoleh sama sekali tidak sepadan! Apa kebenaran selain hanya beberapa pernyataan dan teori? Apa itu selain hanya beberapa doktrin? Aku sudah mendengarkan firman ini, kebenaran ini, dan aku tidak merasakan adanya perubahan besar yang telah terjadi dalam diriku! Pertama, pikiranku tidak setangkas itu ketika berpikir tentang sesuatu. Selain itu, aku makin menua, dan kesehatanku tidak menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya. Rambutku beruban, wajahku makin keriput, bahkan beberapa gigiku telah tanggal, dan tidak ada gigi baru yang tumbuh. Tuhan berfirman bahwa mereka yang diselamatkan akan menjadi seperti anak-anak yang segar dan penuh semangat, sedangkan di sini aku hanyalah orang tua, dengan wajah seorang pria tua. Aku belum berubah menjadi seorang anak kecil. Berdasarkan firman tuhan, orang tua yang sudah beruban dapat berubah menjadi orang muda berambut hitam legam. Mengapa aku belum berubah? Tuhan berfirman bahwa dia akan sepenuhnya mengubah manusia, tetapi itu belum terjadi padaku; aku belum menjadi manusia yang baru. Aku masih tetap aku, dan ketika sesuatu terjadi padaku, aku tetap harus mencari tahu bagaimana cara untuk menanganinya sendiri. Kesulitan dagingku juga bertambah. Aku sering merasa lemah dan negatif. Dan selain itu, ingatanku telah menjadi makin buruk selama dua tahun terakhir ini. Aku membaca begitu banyak firman tuhan, tetapi dia belum memperkuat ingatanku. Tidak dapatkah tuhan memberi kepada manusia sedikit kemampuan khusus, yang akan membuat tubuh mereka tidak menua? Kurasa masalah terbesar saat ini adalah orang berubah sepenuhnya; kebenaran tampaknya tidak mampu memecahkan masalah ini. Seandainya tuhan mengatakan sesuatu yang bisa benar-benar mengubah seseorang menjadi manusia yang baru, yang berpenampilan seperti malaikat yang bersinar, yang bisa terpisah dari tubuhnya, yang dapat melarikan diri melewati tembok-tembok kokoh, yang mampu mengucapkan mantra dan menghilang saat menghadapi penganiayaan serta bahaya, dan selamanya tidak dapat ditangkap—seandainya dengan sering membaca firman tuhan, rambut orang tidak akan beruban, serta wajah mereka tidak akan keriput, dan gigi baru akan tumbuh menggantikan gigi yang telah tanggal—alangkah bagusnya itu! Itulah yang dimaksud dengan diubah sepenuhnya! Jika tuhan melakukan hal-hal itu, aku akan percaya bahwa dia adalah tuhan, tanpa keraguan sedikit pun. Jika dia hanya terus mengatakan dan mengkhotbahkan kebenaran, imanku akan segera memudar; tak lama kemudian, aku tidak akan dapat terus percaya, dan mungkin aku tidak akan mampu melaksanakan tugasku lagi. Aku tidak akan mau melakukannya." Selama jangka waktu antkristus mengikuti Tuhan, berbagai tuntutan terhadap-Nya akan sering muncul di hati mereka, dan segala macam keraguan serta tuntutan yang sulit akan sering muncul dalam gagasan mereka, dan sebagai tanggapan terhadap lingkungan mereka serta keinginan pribadi mereka, segala macam pemikiran aneh akan muncul di benak mereka. Namun, ada satu hal: mereka tidak mampu memahami firman yang Tuhan ucapkan, dan mereka tidak dapat melihat fakta bahwa Tuhan bekerja untuk menyelamatkan manusia, dan terlebih lagi, mereka tidak dapat memahami bahwa semua yang Tuhan lakukan dimaksudkan untuk menyelamatkan manusia, bahwa semua itu dimaksudkan untuk memungkinkan manusia mengalami perubahan watak. Jadi, saat mereka terus percaya, mereka kehilangan semangat; saat mereka terus percaya, perasaan negatif dan putus asa muncul di hati mereka, dan mereka memiliki perasaan dan pemikiran untuk mundur, untuk menyerah. Sedangkan mengenai esensi Tuhan, lupakan apakah mereka akan memercayainya, mengakuinya, menerimanya atau tidak. Saat mereka terus percaya, mereka bahkan tidak mau repot-repot memikirkan hal ini. Oleh sebab itu, ketika kaukatakan dalam persekutuan bahwa sesuatu adalah keadilan Tuhan dan kemahakuasaan serta kedaulatan-Nya, bahwa orang haruslah tunduk pada hal itu dan mengetahuinya, di luarnya antikristus tidak akan mengatakan apa pun. Mereka tidak akan mengungkapkan pandangan sama sekali. Namun di dalam hatinya, perasaan jijik akan muncul dalam diri mereka: Mereka tidak mau mendengarkannya; mereka tidak bersedia mendengarkan; beberapa dari mereka hanya akan berdiri dan pergi. Ketika semua orang sedang mendengarkan khotbah, ketika orang lain sedang mempersekutukan firman Tuhan, ketika saudara-saudari sedang mempersekutukan kesaksian pengalaman mereka dengan penuh semangat, apa yang antikristus lakukan? Minum teh, membaca majalah, bermain ponsel, iseng bergosip. Dan dengan memprotes serta menentang dengan menggunakan tindakan diam ini, mereka sedang berusaha menegaskan dengan perilaku mereka bahwa semua yang Tuhan lakukan tidak ada gunanya: "Kalian hanya berusaha membenarkan berbagai hal, membodohi dirimu sendiri. Tuhan dan kebenaran sama sekali tidak ada, dan sama sekali tidak mungkin bagi manusia untuk diselamatkan oleh tuhan!" Di mata mereka, semua orang yang percaya akan kebenaran, tunduk kepada Tuhan, dan meyakini fakta bahwa Tuhan mampu menyelamatkan manusia adalah orang bodoh; mereka semua tidak berotak, dan mereka semua telah tertipu. Mereka percaya bahwa nasib manusia berada di tangan mereka sendiri, bahwa tak seorang pun boleh membiarkan orang lain mengaturnya untuk mereka, bahwa orang bukanlah boneka, melainkan memiliki pikiran serta kemampuan untuk memikirkan masalah secara mandiri, dan jika seseorang bahkan tidak mampu mengendalikan nasibnya sendiri, berarti dia adalah sampah, orang yang rendah. Jadi, apa pun yang terjadi, mereka tidak mau menyerahkan nasib mereka kepada Tuhan untuk dikendalikan oleh-Nya. Inilah sikap antikristus terhadap semua yang Tuhan lakukan. Dari awal hingga akhir, mereka tetap hanyalah para pengamat dan pengikut yang bukan orang percaya, yang berperan sebagai antek-antek Iblis. Mereka adalah para pendompleng dan pembuat onar. Mereka adalah orang-orang jahat yang telah menyelinap masuk.
C. Merendahkan Kekudusan dan Keunikan Tuhan
Antikristus sama sekali tidak mengakui ataupun percaya akan keadilan dan kemahakuasaan dalam esensi watak Tuhan, apalagi memahaminya. Tentu saja, tetap lebih sulit bagi mereka untuk memercayai, mengakui dan memahami kekudusan serta keunikan Tuhan. Jadi, ketika Tuhan menyebutkan bahwa Dia menuntut manusia untuk jujur, bahwa Dia menuntut mereka untuk menjadi makhluk ciptaan yang praktis dan realistis yang mampu bertahan pada posisinya, ide pun muncul dalam benak antikristus, dan mereka memiliki sikap serta perasaan tertentu. Mereka berkata: "Bukankah tuhan itu tinggi? Bukankah dia adalah yang tertinggi? Jika demikian, tuntutan yang dia ajukan terhadap manusia seharusnya muluk dan tinggi. Kupikir tuhan itu sangat misterius; aku tidak menyangka bahwa dia akan mengajukan tuntutan yang seremeh itu terhadap manusia. Dapatkah itu dianggap sebagai kebenaran? Itu terlalu sederhana! Tuntutan tuhan seharusnya tinggi, yaitu: Orang haruslah menjadi manusia super, orang hebat, orang mampu; seperti itulah seharusnya tuntutan tuhan terhadap manusia. Dia malah menuntut orang untuk menjadi orang yang jujur. Apakah itu benar-benar pekerjaan tuhan? Bukankah itu palsu?" Di lubuk hatinya, antikristus bukan hanya menentang kebenaran, melainkan saat melakukannya, mereka juga melakukan penghujatan. Bukankah itu berarti bahwa mereka sedang meremehkan kebenaran? Mereka sangat meremehkan dan menghina tuntutan Tuhan; mereka mendefinisikan dan memperlakukannya dengan sikap yang mencemooh, mengabaikan, sarkastis, dan mengejek. Jelas bahwa esensi watak antikristus sangatlah menjijikkan; mereka tidak mampu menerima hal-hal atau perkataan yang benar, indah, dan nyata. Esensi Tuhan itu benar dan nyata, dan tuntutan-Nya terhadap manusia sesuai dengan apa yang manusia butuhkan. Apa yang dimaksud dengan "muluk dan tinggi" yang antikristus katakan? Itu salah, kosong, dan hampa; itu merusak manusia dan menyesatkan mereka; itu membuat mereka jatuh, dan menjauhkan mereka dari Tuhan. Sebaliknya, kebenaran yang Tuhan ungkapkan dan hidup-Nya itu setia, indah, dan nyata. Setelah orang mengalami dan menyelami firman Tuhan selama beberapa waktu, mereka akan menemukan bahwa hidup Tuhan sajalah yang paling indah, bahwa firman-Nya sajalah yang mampu mengubah manusia serta menjadi hidup mereka, dan merupakan apa yang manusia butuhkan, sedangkan pendapat serta pepatah yang muluk dan tinggi yang dikemukakan Iblis serta antikristus itu sepenuhnya berlawanan dengan benarnya dan nyatanya tuntutan Tuhan terhadap manusia. Oleh karena itu, berdasarkan esensi antikristus yang seperti ini, mereka sama sekali tidak mampu menerima kekudusan dan keunikan Tuhan. Mereka sama sekali tidak akan mungkin mengakui hal-hal tersebut. Dan mengenai berbagai aspek watak rusak serta esensi rusak manusia yang disingkapkan oleh Tuhan—sikap keras kepala dan kecongkakan mereka, watak mereka yang licik, jahat, muak akan kebenaran, dan kejam—antikristus tidak menerimanya sama sekali. Dan adapun penghakiman Tuhan terhadap manusia serta teguran keras-Nya terhadap mereka, antikristus bukan hanya tidak mampu mengetahui kekudusan dan keindahan Tuhan dalam hal-hal ini; sebaliknya, mereka pada dasarnya muak akan firman yang Tuhan ucapkan, dan menentangnya. Setiap kali mereka membaca firman Tuhan yang menghajar, menghakimi, serta menyingkapkan watak rusak manusia, mereka membencinya dan ingin mengutuknya. Jika seseorang berkata bahwa mereka adalah orang yang congkak, orang yang keras kepala, orang jahat yang muak akan kebenaran, mereka akan berdebat dengan orang itu dan mengutuk leluhurnya; dan jika seseorang menyingkapkan esensi rusak mereka dan mengutuk mereka, seolah-olah orang itu bermaksud untuk membunuh mereka, mereka benar-benar tidak akan menerimanya. Itu karena antikristus memiliki esensi seperti itu dan memperlihatkan hal-hal seperti itu sehingga tanpa mereka sadari, mereka telah dikenali, dan tanpa mereka sadari, mereka telah diasingkan serta disingkapkan di rumah Tuhan dan gereja. Ambisi dan keinginan mereka sering kali tidak terpenuhi, sehingga kebencian mereka meningkat terhadap firman yang Tuhan ucapkan, terhadap keberadaan-Nya, dan terhadap ungkapan "kebenaranlah yang berkuasa di rumah Tuhan". Jika engkau mengatakan ungkapan ini kepada mereka, mereka pasti ingin memerangimu sampai mati, menyiksa dan menghukummu sampai mati. Bukankah ini dengan sendirinya memperlihatkan bahwa antikristus itu memusuhi Tuhan? Ya, memang! Jika seseorang berkata, "Tuhan itu unik; manusia tidak boleh menyembah siapa pun kecuali Dia, juga tidak boleh menyembah berhala apa pun," akankah antikristus bersedia mendengarnya? (Tidak.) Mengapa tidak? Perkataan ini mengutuk mereka, bukan? Bukankah ini merampas hak mereka untuk menjadi tuhan? Akankah mereka merasa senang jika tidak punya hak untuk menjadi tuhan, jika harapan itu dipadamkan? (Tidak.) Oleh sebab itu, jika engkau menyingkapkan mereka, membuat kedudukan dan reputasi mereka hancur, tanpa ada seorang pun yang memuja mereka, membuat mereka tak mampu memenangkan hati orang, dan tidak memiliki status, mereka akan mencengkerammu dengan cakar yang jahat dan kejam untuk menyiksamu. Ketika sesuatu terjadi di suatu gereja, dan seseorang bermaksud melaporkannya kepada Yang di Atas, jika sang pemimpin gereja adalah seorang antikristus, akankah dia membiarkan mereka melaporkan itu? Mereka tidak akan bisa melewati sang pemimpin gereja. Dia akan berkata, "Jika kau melaporkan itu, akibatnya akan kautanggung sendiri! Jika yang di atas memangkas kita dan mengeluarkan orang-orang di gereja kita, akan kupastikan bahwa kau akan menyesalinya. Aku akan membuat semua orang meninggalkanmu. Dengan demikian, kau akan mengalami sendiri bagaimana rasanya dikeluarkan!" Bukankah ini membuat takut dan mengancam orang yang akan melaporkan itu? Antikristus berkata, "Tuhan itu unik, bukan? Baiklah; aku juga akan menjadi unik. Apa yang kukatakan harus dilaksanakan di gereja kita. Apa pun yang ingin kaulakukan, kau harus melalui aku, dan kau tidak boleh melewatiku. Kau ingin melewati aku? Langkahi dulu mayatku! Akulah yang berkuasa di gereja kita; apa yang kukatakan harus dilaksanakan di sini. Akulah kebenaran, akulah yang unik!" Bukankah ini adalah Iblis yang sedang mewujudkan dirinya? Ya, wajah setannya telah tersingkap, perkataan jahatnya telah terucap.
Mengenai bagaimana antikristus memperlakukan esensi Tuhan, mereka beralih dari tidak memercayai dan meragukannya, menjadi menunggu serta mencobai, dan pada akhirnya menghakimi serta menghujatnya. Ini menuntun mereka selangkah demi selangkah ke dalam rawa, ke jurang maut, dan menuntun mereka ke jalan menentang Tuhan dan menjadi musuh-Nya, sepenuhnya bertentangan dengan-Nya, serta berteriak menentang-Nya hingga akhir, yang darinya tidak ada jalan untuk kembali. Mereka bukan hanya tidak mengakui keberadaan esensi Tuhan; sebaliknya, segala macam gagasan dan imajinasi tentang setiap aspek esensi Tuhan juga muncul dalam diri mereka, yang mereka gunakan untuk menyesatkan orang-orang di sekitar mereka dan orang-orang yang berinteraksi dengan mereka. Tujuan mereka adalah membuat lebih banyak orang menjadi sama seperti mereka, meragukan keberadaan Tuhan dan keberadaan esensi-Nya. Ketika mereka mati, mereka bahkan akan menyeret orang lain bersama mereka. Tidak cukup bagi mereka untuk melakukan hal-hal buruk seorang diri; mereka ingin menemukan orang lain untuk menemani mereka, melakukan hal-hal buruk bersama mereka, menentang Tuhan dan mengganggu pekerjaan rumah-Nya bersama mereka, meragukan serta menyangkal Tuhan bersama mereka. Antikristus dipenuhi dengan gagasan dan imajinasi tentang setiap aspek dari esensi Tuhan. Mereka bukan hanya tidak mampu mengetahui esensi Tuhan dari segala sesuatu yang Dia lakukan; mereka juga akan dengan saksama menganalisis, mempelajari, mencobai, serta menghakimi esensi Tuhan, dan bahkan secara diam-diam bersaing dengan Tuhan, dengan berkata: "Bukankah kau unik? Bukankah kau adalah tuhan yang berdaulat atas nasib manusia? Mengapa kaubiarkan hal-hal seperti itu terjadi pada orang-orang yang percaya kepadamu? Jika kau adalah tuhan yang unik, tidak seharusnya kaubiarkan kekuatan musuh apa pun masuk tanpa izin ke tempat kerjamu." Pembicaraan macam apa itu? Setiap kali terjadi sesuatu di gereja, antikristus akan menjadi orang pertama yang bereaksi dan mengucapkan perkataan yang merendahkan, negatif dan menghakimi. Mereka akan menjadi orang pertama yang bereaksi dan berdebat dengan Tuhan, menghadapi-Nya, menuntut-Nya untuk melakukan ini dan itu. Terutama pada saat-saat rumah Tuhan sedang menghadapi kesulitan atau masalah yang pelik, antikristus justru merasa sangat bersukacita. Itulah saat-saat ketika mereka paling gembira dan paling senang, ketika mereka melompat paling tinggi karena sukacita. Mereka bukan hanya tidak mampu menjunjung tinggi kepentingan rumah Tuhan; tidak, mereka hanya melihat tanpa melakukan apa pun, menonton dan tertawa, menantikan dengan penuh semangat terjadinya pemberontakan di rumah Tuhan, menunggu semua umat pilihan-Nya ditangkap serta dibubarkan, dan pekerjaan rumah-Nya tidak dapat berkembang lebih lanjut. Saat itu, mereka akan sama gembiranya seperti pada malam Tahun Baru. Dan setiap kali sesuatu yang terjadi di rumah Tuhan dapat diselesaikan dan dibereskan, setelah saudara-saudari memetik pelajaran darinya, saat itulah "hukuman" bagi antikristus akan dijatuhkan. Itu juga merupakan saat di mana antikristus merasa paling putus asa, sedih, dan tak punya harapan. Mereka tidak tahan melihat saudara-saudari dalam keadaan baik-baik saja, atau para pengikut Tuhan memiliki iman, dan dipenuhi dengan keyakinan saat mereka mengikuti Dia; mereka tidak tahan melihat saudara-saudari mengalami perubahan watak di bawah bimbingan firman Tuhan, serta melaksanakan tugas dengan setia, dan pekerjaan menjadi jauh makin bertumbuh. Mereka tidak tahan melihat gereja berkembang pesat, atau pekerjaan pengelolaan Tuhan berkembang secara bertahap ke arah yang baik, dan mereka lebih benci lagi ketika orang-orang selalu memberitakan firman Tuhan, memberikan kesaksian bagi-Nya, serta memuji keindahan-Nya dan watak benar-Nya. Dan terlebih dari itu, mereka benci ketika orang mencari Tuhan, berdoa kepada-Nya, dan mencari firman-Nya terlepas dari apa pun yang terjadi pada mereka, tunduk kepada-Nya dan mematuhi pengaturan-Nya. Bahkan saat antikristus makan dari rumah Tuhan, menikmati firman Tuhan, dan menikmati semua manfaat dari rumah-Nya, mereka sering berharap ada kesempatan bagi mereka untuk menertawakan rumah Tuhan. Mereka dengan penuh semangat menunggu semua orang yang percaya kepada Tuhan tercerai-berai, dan menunggu pekerjaan Tuhan menjadi tidak dapat berkembang lebih jauh. Oleh karena itu, ketika sesuatu terjadi di rumah Tuhan, alih-alih membelanya, atau memikirkan cara untuk menyelesaikan masalahnya, atau melindungi saudara-saudari dengan segenap tenaga mereka, atau bergabung dengan mereka untuk bersama-sama mengatasi masalahnya, bersama-sama datang ke hadirat Tuhan dan tunduk pada kedaulatan-Nya, antikristus hanya akan melihat tanpa berbuat apa pun, tertawa, menawarkan nasihat yang tidak berguna, menghancurkan dan mengganggu. Pada saat genting, mereka bahkan akan menawarkan bantuan kepada orang luar dengan mengorbankan rumah Tuhan, dan dengan demikian bertindak sebagai antek Iblis, dengan sengaja mengganggu serta menghancurkan berbagai hal. Bukankah orang seperti itu adalah musuh Tuhan? Makin genting saat tersebut, keserupaan mereka dengan Iblis makin jelas tersingkap; makin genting saat tersebut, makin penting saat tersebut, keserupaan mereka dengan Iblis makin tersingkap hingga ke taraf yang paling tinggi dan paling terperinci; makin genting saat tersebut, makin banyak bantuan yang akan mereka berikan kepada orang luar dengan mengorbankan rumah Tuhan. Orang macam apa mereka? Apakah orang-orang seperti itu adalah saudara-saudari? Mereka adalah orang-orang yang melakukan hal-hal yang merusak dan keji; mereka adalah musuh Tuhan; mereka adalah setan, mereka adalah Iblis; mereka adalah orang-orang jahat, antikristus. Mereka bukanlah saudara-saudari, dan bukan calon orang yang akan diselamatkan. Jika mereka benar-benar saudara-saudari, orang-orang rumah Tuhan, begitu terjadi masalah apa pun di rumah-Nya, mereka akan menyatukan hati dan pikiran dengan saudara-saudari mereka untuk menghadapinya serta menanganinya bersama-sama. Mereka tidak akan menjadi penonton, apalagi melihat dan menertawakan. Hanya orang-orang seperti antikristuslah yang akan melihat saja tanpa melakukan apa pun, serta menertawakan, dan dengan penuh semangat menunggu hal-hal buruk terjadi di rumah Tuhan.
Esensi antikristus dapat tersingkap dalam setiap hal dan dalam hal apa pun. Itu cukup sulit untuk disembunyikan. Apa pun yang sedang mereka lakukan, apa pun masalahnya, semua pandangan serta watak yang mereka perlihatkan itu menjijikkan bagi manusia dan bagi Tuhan. Mereka bukan hanya menyebabkan kehancuran, kekacauan, dan gangguan dalam segala hal yang terjadi, menertawakan sembari melihat tanpa melakukan apa pun, melainkan juga sering menentang Tuhan dan mencobai-Nya. Apa yang dimaksud dengan mencobai Tuhan? (Mereka pada dasarnya tidak percaya kepada Tuhan, dan mereka mengatakan hal-hal tertentu atau menggunakan tipu muslihat tertentu untuk menguji pemikiran-Nya, berusaha mencari tahu apa itu.) Engkau melihat bahwa itu sering terjadi. Dalam kasus Ayub, bagaimana Iblis mencobai Tuhan? (Kali pertama Iblis berbicara, dia berkata jika Tuhan mengambil seisi rumah Ayub dan harta miliknya, dia tidak akan lagi menyembah Tuhan; kali kedua, dia berkata jika Tuhan memukul daging dan tulang Ayub, dia akan menyangkal Tuhan. Iblis ingin mencobai Tuhan dengan menimpakan bencana kepada Ayub.) Apakah itu pencobaan? Apakah itu adalah definisi yang tepat untuk perkataan tersebut? (Tidak.) Sebenarnya, perkataan itu dimaksudkan untuk menuduh. Maksud Iblis mengatakan hal-hal tersebut adalah, "Bukankah kau berkata bahwa Ayub adalah orang yang sempurna? Dengan semua hal baik yang telah kauberikan kepadanya, bagaimana mungkin dia tidak menyembahmu? Jika kau mengambil semua hal yang baik itu darinya, apa kaupikir dia akan tetap menyembahmu?" Itu adalah tuduhan. Lalu, hal seperti apa yang merupakan pencobaan? Iblis menyuruh para penjahat untuk merampok dan menjarah harta milik Ayub. Bagi Ayub, itu adalah pencobaan. Mengapa itu adalah pencobaan? Seperti ini: "Bukankah kau percaya kepada tuhan? Begitu hal-hal yang kaumiliki ini kuambil, mari kita lihat apakah kau akan tetap percaya kepadanya!" Namun, bagaimana Ayub memahaminya? Karena yakin bahwa ini adalah ujian dari Tuhan, dia tidak melawan ataupun menentang, dan dia juga tidak mengatakan apa pun. Dia tunduk dan menerima bahwa hal itu adalah dari Tuhan. Ada juga hal-hal menimpa Tuhan Yesus: Iblis menyuruh-Nya untuk mengubah batu menjadi makanan, dan memperlihatkan kepada Tuhan Yesus semua kemuliaan dan kekayaan dunia, menyuruh-Nya untuk bersujud menyembahnya. Itu adalah pencobaan. Jadi, hal-hal apa yang antikristus lakukan untuk mencobai Tuhan? (Antikristus tidak memiliki hati yang takut akan Tuhan. Mereka melakukan kejahatan meskipun tahu bahwa itu adalah kejahatan; mereka ingin mencobai Tuhan untuk melihat apakah mereka akan mendapat hukuman Tuhan atau tidak. Karena mereka tidak percaya akan watak benar Tuhan, ketika melakukan kejahatan, mereka tidak menyadari hal tersebut.) Itu adalah pencobaan. Mereka melakukannya dengan pola pikir "coba saja lakukan dan lihat bagaimana hasilnya"; mereka ingin melihat apa yang akan Tuhan lakukan: "Bukankah tuhan itu megah dan penuh kemurkaan? Aku sedang merajalela di gereja, dan aku telah melakukan begitu banyak hal buruk di belakang tuhan serta manusia; apakah tuhan mengetahuinya atau tidak? Jika tidak ada kesedihan dalam hatiku dan aku tidak menderita hukuman fisik, berarti tuhan tidak mengetahuinya." Mereka melakukan berbagai pelanggaran kecil untuk menguji apakah Tuhan itu mahakuasa atau tidak, untuk menguji apakah Dia mengetahui lubuk hati manusia atau tidak. Itulah yang dimaksud dengan pencobaan. Mereka ingin menegaskan benar atau tidaknya hal ini, untuk menguji apakah Tuhan benar-benar akan bertindak dan apakah Dia benar-benar ada. Itulah yang dimaksud dengan pencobaan.
Dahulu, ada seorang antikristus di daratan Tiongkok yang menyesatkan sekelompok orang. Dia melihat bahwa rumah Tuhan membentuk paduan suara serta menyanyikan lagu-lagu pujian di luar negeri, dan dia berpikir, "Jika kalian bisa memiliki paduan suara di luar negeri, kami juga bisa melakukannya di sini." Jadi, dia mengumpulkan orang-orang dari berbagai tempat untuk menyanyi di paduan suara. Dia juga mengumpulkan banyak penonton untuk mereka; itu cukup heboh. Mengapa dia melakukan hal ini? Di satu sisi, dia sedang mendirikan kerajaannya sendiri, yang tidak perlu dijelaskan lebih lanjut. Di sisi lain, yang dia maksudkan adalah, "Tuhan yang kita percaya adalah tuhan yang benar, dan kita memiliki pekerjaan roh kudus. Kita mungkin hidup di lingkungan yang memusuhi kita, dengan si naga merah yang sangat besar menganiaya kita dan mengawasi kita dengan ketat, tetapi mari kita tunjukkan kepada orang-orang apakah tuhan sedang melindungi kita atau tidak. Mari kita lihat apakah ada sesuatu yang bisa terjadi pada kita atau tidak, apakah kita bisa tertangkap atau tidak." Pola pikir macam apa itu? (Pola pikir yang mencobai.) Itu berarti mencobai, menggunakan panji dan slogan seperti percaya bahwa Tuhan itu mahakuasa dan mahahadir untuk melihat apa yang benar-benar akan Tuhan lakukan, bertaruh dengan-Nya, dan menantang diri-Nya. Itulah yang disebut "mencobai". Ada seseorang yang ketika orang lain berkata kepadanya, "Kau tidak boleh makan ini; ini akan membuatmu sakit perut," dia berkata, "Aku tidak percaya kepadamu, aku akan memakannya! Mari kita lihat apakah Tuhan akan membuatku sakit perut atau tidak." Lalu, dia memakannya, dan makanan itu benar-benar membuatnya sakit perut. Dia berpikir, "Mengapa Tuhan tidak melindungiku? Makanan itu membuat orang lain sakit perut, tetapi itu karena mereka tidak percaya kepada Tuhan. Aku percaya kepada Tuhan; mengapa perutku juga sakit seperti orang lain?" Perilaku macam apa ini? (Mencobai.) Itu terbentuk karena dia tidak mengenal Tuhan. Namun, mengenai antikristus, ada hal tambahan: Mereka sama sekali tidak mengakui keberadaan esensi Tuhan, jadi mereka melakukan segala sesuatu dengan upaya serta imajinasi mereka sendiri, dan mereka tidak melakukannya dengan iman. Sebaliknya, mereka mencobai Tuhan. Mereka menggunakan perilaku mereka serta pemikiran dan dorongan sesaat mereka untuk menyelidiki apakah Tuhan itu ada, apakah kemahakuasaan-Nya itu nyata, dan apakah Dia benar-benar mampu melindungi mereka atau tidak. Jika eksperimen mereka berhasil, mereka akan terus percaya berdasarkan hal itu; jika itu tidak berhasil, jika Tuhan mengecewakan mereka, apa yang akan mereka lakukan? Mereka akan berkata, "Aku tidak akan percaya kepada tuhan lagi. Dia sepertinya tidak peduli kepada manusia. Semua orang mengatakan bahwa tuhan adalah tempat perlindungan manusia; menurutku, itu belum tentu. Mengenai firman-firman ini, orang perlu membuat beberapa rencana cadangan untuk diri mereka sendiri di masa depan; mereka tidak boleh sebodoh itu tentang berbagai hal. Orang harus menyelesaikan urusan mereka sendiri; mereka tidak boleh mengandalkan tuhan untuk segala sesuatunya." Itulah hasil yang telah mereka simpulkan dari pencobaan yang mereka lakukan. Bagaimana pendapatmu tentang hasil ini? Apakah ini adalah hasil yang akan orang peroleh jika mereka mengejar kebenaran? (Tidak.) Mengapa tidak? Jika orang mengejar kebenaran, pada akhirnya mereka akan memperoleh pencapaian serta hasil yang baik dan positif. Artinya, apa pun yang orang lakukan, Tuhan memiliki cara serta prinsip-Nya sendiri dalam cara-Nya menanggapi dan dalam cara-Nya memandang hal-hal ini, dan manusia memiliki kewajiban yang harus mereka laksanakan serta memiliki nalurinya sendiri. Tuhan menganugerahkan naluri ini kepada mereka; Dia telah memberi mereka prinsip-prinsipnya, jadi orang harus bertindak berdasarkan prinsip-prinsip tersebut di bawah bimbingan firman Tuhan. Ada beberapa hal yang dari luarnya tampak seolah-olah Tuhan sudah seharusnya melindungi manusia, tetapi apakah "seharusnya" itu berasal dari manusia ataukah dari Tuhan? (Dari manusia.) Itu dibayangkan dalam pikiran manusia. "Seharusnya" tersebut bukanlah kebenaran; itu bukanlah tanggung jawab Tuhan. Jadi, apa sebenarnya yang akan Tuhan lakukan? Tuhan memiliki cara-cara bertindak-Nya sendiri, dan Dia memiliki prinsip-prinsip-Nya sendiri. Terkadang, dengan tidak melindungimu, Dia sedang menyingkapkanmu, melihat jalan mana yang kaupilih. Terkadang, melalui lingkungan yang memusuhimu, Dia sedang menyempurnakan pengetahuanmu di bidang tertentu, membiarkanmu memperoleh aspek kebenaran tertentu dan membiarkanmu berubah dalam hal-hal tertentu. Dia sedang menguatkanmu dan membuatmu bertumbuh. Singkatnya, seperti apa pun tindakan Tuhan, Dia memiliki prinsip dan alasan-Nya sendiri serta tujuan dan sasaran-Nya sendiri. Jika engkau menjadikan pemikiran bahwa "Tuhan seharusnya melindungiku, dan Dia seharusnya bertindak dengan cara ini atau itu" sebagai kebenaran dan mematuhinya sebagai kebenaran, serta menuntut Tuhan berdasarkannya, ketika Tuhan tidak bertindak seperti itu, akan muncul pertentangan antara dirimu dan Tuhan. Ketika pertentangan ini muncul, itu bukanlah kesalahan Tuhan. Kesalahan siapakah itu? (Manusia.) Itu dimulai dengan adanya masalah dalam pandangan manusia, karena mereka memiliki pendirian yang salah, menempatkan diri mereka pada posisi yang salah. Ketika engkau meminta Tuhan untuk bertindak dengan cara tertentu, engkau akan merasa cukup bisa dibenarkan. Padahal, jika engkau merenungkannya sejenak, ketika engkau mampu tunduk dan menerima, engkau akan merasa bahwa pembenaranmu itu sama sekali tidak benar, dan bahwa ini adalah watak rusak serta tuntutanmu yang tidak masuk akal. Ketika engkau mampu menerima, Tuhan akan menganugerahkan kepadamu kebenaran dan pengetahuan sebanyak yang seharusnya kauperoleh. Di mata-Nya, itulah unsur kebenaran yang paling harus kauperoleh, bukan sekadar kasih karunia atau berkat yang kecil. Hanya Tuhan-lah yang tahu apa yang paling penting bagimu, dan Dia akan menganugerahkannya kepadamu di saat yang tepat dan sesuai dengan jumlah yang kaubutuhkan. Sebaliknya, antikristus tidak mengakui kebenaran ataupun pekerjaan Roh Kudus. Siapa pun yang mempersekutukan kebenaran dan bersaksi tentang kasih serta keselamatan dari Tuhan, antikristus bukan hanya menolak untuk menerimanya, melainkan juga akan merasa jijik dan menentangnya. Inilah perbedaan antara antikristus dan orang-orang rusak biasa.
Kita akan mengakhiri persekutuan kita di sini tentang ciri penyangkalan antikristus terhadap identitas Tuhan dan esensi keunikan diri-Nya. Apakah engkau semua punya pertanyaan lagi? (Tuhan, aku ada satu pertanyaan. Aku bertemu banyak orang yang percaya kepada Tuhan Yesus ketika menyebarkan Injil, dan mereka semua bertekad untuk menjunjung tinggi pandangan Paulus, "Sebab bagiku hidup adalah kristus." Mereka mengira jika mereka mampu memenuhi standar perkataan Paulus, mereka dapat menjadi tuhan. Apakah ini adalah perwujudan lain dari antikristus, dan juga merupakan suatu penyangkalan terhadap esensi keunikan Tuhan?) Kurang lebih ya. Bahwa antikristus menyangkal keunikan Tuhan terutama karena mereka ingin menjadi tuhan. Perkataan Paulus adalah perkataan yang khususnya mereka sukai: "Sebab bagiku, hidup adalah kristus, hidup adalah tuhan, dengan memiliki hidup tuhan, maka aku adalah tuhan". Mereka percaya bahwa jika pandangan ini benar, mereka memiliki harapan untuk menjadi tuhan, memerintah sebagai raja, dan memegang kendali atas manusia; jika pandangan ini tidak benar, harapan mereka untuk memerintah sebagai raja dan menjadi tuhan pupus. Singkatnya, Iblis selalu ingin menjadi setara dengan Tuhan—dan demikian pula para antikristus: mereka juga memiliki esensi ini. Sebagai contoh, di antara mereka yang mengikuti Tuhan, ada orang-orang yang selalu meninggikan Tuhan dan bersaksi tentang Dia, memberi kesaksian tentang pekerjaan-Nya serta hasil penghakiman dan hajaran firman-Nya dalam diri manusia. Mereka memuji semua pekerjaan yang Tuhan lakukan untuk menyelamatkan manusia, dan mereka juga memuji harga yang dibayar oleh Tuhan. Apakah para antikristus juga mau menikmati semua ini, atau tidak mau? Mereka mau menikmati dukungan, sanjungan, peninggian—bahkan pujian dari orang-orang. Dan gagasan memalukan apa lagi yang mereka munculkan? Mereka ingin orang-orang percaya kepada mereka, bergantung kepada mereka dalam segala sesuatu; tidak masalah bagi orang untuk mengandalkan Tuhan juga—tetapi jika pada saat yang sama ketika mereka bergantung kepada Tuhan, adalah lebih realistis dan nyata bagi mereka untuk bergantung pada antikristus, maka antikristus akan merasa sangat senang. Jika, pada saat yang sama ketika engkau memuji Tuhan dan menghitung kasih karunia yang telah Tuhan berikan kepadamu, engkau juga mengumpulkan semua prestasi berjasa para antikristus, dan menaikkan pujian kepada mereka di antara saudara-saudarimu, menyebarkan secara luas segala sesuatu yang mereka lakukan, maka di dalam hati mereka, mereka akan merasa sangat senang dan puas. Jadi, berbicara dari sudut pandang esensi natur antikristus, ketika engkau berkata Tuhan memiliki otoritas, bahwa Dia benar, dan bahwa Dia mampu menyelamatkan manusia, ketika engkau berkata bahwa hanya Tuhan yang memiliki esensi seperti itu, bahwa hanya Tuhan yang dapat melakukan pekerjaan semacam ini, dan tak seorang pun yang dapat menggantikan atau mewakili-Nya dalam melakukan hal-hal ini, juga tak seorang pun yang dapat memiliki esensi ini dan melakukan hal-hal ini: ketika engkau mengatakan hal ini, para antikristus tidak menerima perkataan ini dan menolak untuk mengakuinya di dalam hati mereka. Mengapa mereka tidak menerima perkataan ini? Di satu sisi, karena mereka punya ambisi. Di sisi lain, karena mereka tidak percaya ataupun mengakui bahwa daging yang berinkarnasi ini adalah Tuhan. Setiap kali siapa pun berkata bahwa Tuhan itu unik, bahwa hanya Tuhan yang benar, mereka merasa terganggu di dalam hati mereka dan dalam hati akan menentangnya, dengan berkata: "Salah—aku juga benar!" Ketika engkau berkata bahwa hanya Tuhan yang kudus, mereka akan berkata: "Salah—aku juga kudus!" Paulus adalah contohnya: ketika orang-orang menyebarkan firman Tuhan Yesus Kristus, berkata bahwa Tuhan Yesus Kristus memberikan darah-Nya yang berharga bagi umat manusia, bahwa Dia melayani sebagai korban penghapus dosa, dan menyelamatkan seluruh umat manusia, serta menebus seluruh umat manusia dari dosa—bagaimana perasaan Paulus mendengar hal ini? Apakah dia mengakui bahwa semua ini adalah pekerjaan Tuhan? Apakah dia mengakui bahwa Pribadi yang mampu melakukan semua ini adalah Kristus, dan bahwa hanya Kristus yang dapat melakukan semuanya itu? Dan apakah dia mengakui bahwa hanya Pribadi yang mampu melakukan semua ini yang dapat merepresentasikan Tuhan? Dia tidak mengakuinya. Dia berkata: "Jika Yesus bisa disalibkan, manusia juga bisa disalibkan! Jika dia bisa memberikan darahnya yang berharga, manusia juga bisa! Selain itu, aku juga bisa berkhotbah, dan aku lebih berpengetahuan luas daripada dia, dan aku dapat menanggung penderitaan! Jika engkau berkata bahwa dia adalah kristus, tidakkah aku juga seharusnya disebut kristus? Jika engkau menyebarkan namanya yang kudus, bukankah seharusnya engkau juga menyebarkan namaku? Jika dia layak disebut kristus, jika dia dapat merepresentasikan tuhan, dan jika dia adalah anak tuhan, bukankah kita juga demikian? Kita yang mampu menderita dan membayar harga, serta yang dapat bekerja keras dan bekerja bagi tuhan—tidak bisakah kita juga disebut kristus? Apa bedanya diperkenan oleh tuhan dan disebut kristus dengan kristus?" Singkatnya, antikristus telah gagal memahami aspek esensi Tuhan yaitu keunikan diri-Nya, dan mereka tidak memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan keunikan Tuhan. Mereka percaya, "Menjadi kristus atau menjadi tuhan adalah sesuatu yang bisa orang hasilkan berdasarkan kekuatan keterampilan dan kemampuan, sama seperti orang yang meraih kesuksesan melalui perjuangan. Engkau tidak bisa disebut kristus dengan memiliki esensi tuhan. Menjadi kristus adalah hasil kerja keras dari keterampilan seseorang sendiri; sama halnya dengan yang terjadi di dunia ini—siapa pun yang lebih terampil dan lebih mampu adalah orang yang dapat menjadi pejabat tinggi dan yang menjadi penentu keputusan." Inilah logika mereka. Para antikristus tidak mengakui firman Tuhan sebagai kebenaran. Esensi dan watak Tuhan yang dibicarakan dalam firman Tuhan tidak dapat dipahami oleh mereka; mereka adalah orang awam dan orang luar, dan mereka tidak tahu apa pun, sehingga seluruh isi pembicaraan mereka terdiri dari perkataan orang luar, perkataan yang tidak memiliki pemahaman rohani. Jika mereka telah bekerja selama beberapa tahun dan mengira bahwa mereka mampu menderita dan membayar harga, bahwa mereka mampu mengucapkan banyak omong kosong saat mengkhotbahkan doktrin, bahwa mereka telah belajar cara memainkan peran orang munafik dan dapat menyesatkan orang lain serta telah mendapatkan penerimaan dari beberapa orang, maka mereka percaya, sudah sewajarnya, bahwa mereka mampu menjadi kristus dan menjadi tuhan.
Apakah engkau semua punya pertanyaan lagi? (Tuhan, maukah Engkau mempersekutukan kepada kami lebih jauh tentang apa yang dimaksud dengan mencobai Tuhan? Dalam hal apa orang memperlihatkan bahwa dirinya sedang mencobai Tuhan?) Mencobai Tuhan adalah ketika orang tidak mengetahui cara Tuhan bertindak, dan tidak mengenal atau memahami Dia, sehingga mereka sering mengajukan tuntutan yang tidak masuk akal terhadap-Nya. Misalnya, ketika seseorang jatuh sakit, dia mungkin berdoa agar Tuhan menyembuhkannya. "Aku tidak akan berobat; mari kita lihat apakah Tuhan akan menyembuhkanku atau tidak." Jadi, setelah berdoa cukup lama tanpa adanya tindakan dari Tuhan, dia lalu berkata, "Karena Tuhan belum melakukan apa pun, aku akan minum obat dan melihat apakah Dia akan mencegahku untuk meminumnya atau tidak. Jika obatnya tersangkut di tenggorokanku, atau jika aku menumpahkan air, mungkin itu adalah cara Tuhan untuk menghalangiku dan mencegahku untuk meminumnya." Itulah yang disebut dengan pencobaan. Atau misalkan, engkau diminta untuk menyebarkan Injil. Dalam keadaan normal, semua orang memutuskan melalui persekutuan dan musyawarah hal apa yang menjadi tugasmu serta apa yang harus kaulakukan, dan kemudian engkau bertindak pada saat yang tepat. Jika sesuatu terjadi saat engkau sedang bertindak, itu adalah kedaulatan Tuhan. Jika Tuhan bermaksud mencegahmu, Dia akan melakukannya secara proaktif. Namun, katakanlah engkau berkata dalam doamu, "Ya Tuhan, aku akan pergi hari ini untuk menyebarkan Injil. Apakah sesuai dengan maksud-Mu bahwa aku harus pergi? Aku tidak tahu apakah calon penerima Injil pada hari ini akan dapat menerimanya atau tidak, atau bagaimana tepatnya Engkau akan mengatur hal ini. Aku memohon pengaturan-Mu, bimbingan-Mu, agar Engkau menunjukkan hal-hal ini kepadaku." Setelah berdoa, engkau duduk di sana, tidak bergerak, lalu berkata, "Mengapa Tuhan tidak mengatakan apa pun tentang hal ini? Mungkin firman-Nya yang kubaca tidak cukup banyak, sehingga Dia tidak dapat menunjukkan hal-hal itu kepadaku. Kalau begitu, aku akan pergi saja sekarang. Jika aku jatuh terjerembap di sana, berarti mungkin Tuhan mencegahku untuk pergi, dan jika semuanya berjalan lancar dan Tuhan tidak mencegahku, berarti Tuhan mungkin mengizinkanku untuk pergi." Itulah yang dimaksud dengan pencobaan. Mengapa kita menyebutnya pencobaan? Pekerjaan Tuhan itu nyata; tidak apa-apa bagi orang untuk melakukan saja tugas-tugas yang seharusnya mereka lakukan, mengatur kehidupan mereka sehari-hari, dan menjalani kehidupan dalam kemanusiaan normal mereka dengan cara yang sesuai dengan prinsip. Tidak perlu menguji bagaimana Tuhan akan bertindak atau bimbingan apa yang akan Dia berikan. Engkau hanya perlu melakukan saja apa yang seharusnya kaulakukan; jangan selalu memiliki pemikiran tambahan, seperti, "Apakah Tuhan akan membiarkanku melakukan hal ini, atau tidak? Jika aku melakukan ini, bagaimana Tuhan akan memperlakukanku? Apakah benar bagiku untuk melakukannya dengan cara seperti ini?" Jika sesuatu jelas-jelas benar, lakukan saja itu; jangan memikirkan ini dan itu. Tentu saja engkau boleh berdoa memohon bimbingan-Nya, agar Dia membimbingmu dalam menjalani hidup pada hari ini, agar Dia membimbingmu dalam tugas yang kaulaksanakan pada hari ini. Cukuplah bagi manusia untuk memiliki hati dan sikap yang tunduk. Sebagai contoh, engkau tahu jika engkau menyentuh listrik dengan tanganmu, engkau akan tersengat listrik, dan mungkin akan kehilangan nyawamu. Namun, engkau memikirkannya lebih jauh: "Tak perlu khawatir, Tuhan sedang melindungiku. Aku akan mencoba menyentuhnya untuk melihat apakah Tuhan akan melindungiku, dan agar aku tahu seperti apa rasanya mendapat perlindungan Tuhan itu." Lalu engkau menyentuhnya dengan tanganmu, dan akibatnya, engkau tersengat listrik. Seperti itulah pencobaan. Ada hal-hal yang jelas salah dan tidak boleh dilakukan. Jika engkau tetap melakukannya, untuk melihat akan seperti apa reaksi Tuhan, itu disebut pencobaan. Ada orang yang berkata, "Tuhan tidak suka orang berdandan mencolok dan mengenakan riasan tebal. Kalau begitu, aku akan melakukannya, dan melihat seperti apa rasanya ketika Tuhan menegurku dalam hatiku." Jadi, setelah selesai berdandan, orang itu melihat sekilas pantulan dirinya di cermin: "Astaga, aku terlihat seperti hantu hidup, tetapi aku hanya merasa sedikit jijik dan tidak sanggup melihat pantulan diriku di cermin. Tidak ada perasaan tambahan selain itu; aku tidak merasakan kebencian Tuhan, dan aku tidak merasakan firman-Nya langsung turun untuk memukulku dan menghakimiku." Perilaku macam apa ini? (Mencobai.) Jika engkau terkadang bersikap asal-asalan dalam tugasmu, dan engkau tahu jelas bahwa engkau sedang bersikap demikian, cukuplah bagimu untuk bertobat dan berubah. Namun, engkau selalu berdoa, "Ya Tuhan, aku telah bersikap asal-asalan. Kumohon agar Engkau mendisiplinkanku!" Apa tujuan hati nuranimu? Jika engkau memiliki hati nurani, engkau seharusnya bertanggung jawab atas perilakumu sendiri. Engkau harus mengendalikannya. Jangan mengatakannya dalam doamu kepada Tuhan; doa tersebut akan menjadi pencobaan. Menganggap hal yang sangat serius dan menjadikannya bahan tertawaan, bahan untuk mencobai, adalah sesuatu yang Tuhan benci. Saat orang berdoa kepada Tuhan dan mencari Dia ketika menghadapi suatu masalah, dan juga dalam beberapa sikap, tuntutan, dan cara mereka bertindak dalam memperlakukan Tuhan, beberapa pencobaan akan sering muncul. Keinginan apa yang terutama ada dalam pencobaan ini? Engkau ingin melihat bagaimana Tuhan akan bertindak, atau apakah Tuhan mampu melakukan sesuatu atau tidak. Engkau ingin mencobai Tuhan; engkau ingin menggunakan hal ini untuk memastikan seperti apa Tuhan itu, untuk memastikan firman mana yang telah Tuhan ucapkan yang benar dan akurat, mana yang dapat menjadi kenyataan, dan mana yang mampu Dia laksanakan. Semua ini adalah pencobaan. Apakah pemikiran untuk melakukan tindakan seperti ini sering muncul dalam dirimu? Katakanlah ada sesuatu yang tidak kauketahui apakah engkau telah bertindak dengan benar, atau apakah itu sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran atau tidak. Di sini, ada dua cara yang dapat memastikan apakah hal yang telah kaulakukan dalam masalah ini adalah tindakan mencobai, atau apakah itu positif. Salah satu caranya adalah dengan memiliki hati yang mencari kebenaran dan bersikap rendah hati, dengan berkata, "Beginilah caraku menangani serta memandang hal yang terjadi padaku ini, dan bagaimana keadaannya sekarang, sebagai hasil dari penangananku dengan cara seperti itu. Aku tidak yakin apakah ini benar-benar yang seharusnya kulakukan." Bagaimana menurutmu sikap seperti ini? Ini adalah sikap yang mencari kebenaran; tidak ada tindakan mencobai di dalamnya. Misalkan engkau berkata, "Semua orang memutuskan hal ini bersama-sama setelah bersekutu." Seseorang bertanya, "Siapa penanggung jawab hal ini? Siapa pengambil keputusan utamanya?" Dan engkau berkata: "Semua orang." Niatmu adalah: "Jika mereka menganggap bahwa hal ini telah ditangani berdasarkan prinsip, aku akan berkata bahwa akulah yang melakukannya. Jika mereka menganggap bahwa hal itu tidak ditangani berdasarkan prinsip, aku akan mulai dengan tidak memberitahukan siapa yang melakukannya dan siapa yang membuat keputusan. Dengan demikian, sekalipun mereka terus mendesak dan berusaha menyalahkan, mereka tidak akan menyalahkanku, dan jika ada yang dipermalukan, itu bukan hanya aku." Jika engkau berbicara dengan niat seperti itu, itu berarti pencobaan. Seseorang mungkin berkata, "Tuhan benci jika manusia mengikuti tren-tren duniawi. Dia membenci hal-hal seperti hari peringatan dan hari raya manusia." Jadi, karena sekarang engkau mengetahui hal ini, engkau bisa berusaha sebaik mungkin untuk menghindari hal-hal tersebut, sejauh keadaannya memungkinkan. Namun, misalkan engkau dengan sengaja mengikuti hal-hal duniawi saat sedang melakukan sesuatu selama hari raya, dan saat engkau melakukannya, niatmu adalah ini: "Aku hanya ingin melihat apakah Tuhan akan mendisiplinkanku karena melakukannya, apakah Dia akan memperhatikanku atau tidak. Aku hanya ingin melihat seperti apa sebenarnya sikap-Nya terhadapku, sedalam apa kebencian-Nya. Mereka berkata bahwa Tuhan membenci hal ini, mereka berkata bahwa Dia itu kudus dan membenci kejahatan, jadi aku akan melihat bagaimana Dia membenci kejahatan dan bagaimana Dia akan mendisiplinkanku. Jika saat aku melakukan hal-hal ini, Tuhan membuatku memuntahkan isi perutku, membuatku sangat pusing, tidak mampu bangun dari tempat tidurku, tampaknya Tuhan benar-benar membenci hal-hal ini. Dia bukan sekadar berbicara, tetapi fakta akan membuktikannya." Jika engkau selalu ingin melihat pemandangan seperti ini, perilaku dan niat seperti apa yang kaumiliki? Engkau sedang mencobai. Manusia sama sekali tidak boleh mencobai Tuhan. Ketika engkau mencobai Tuhan, Dia akan bersembunyi darimu serta menutupi wajah-Nya darimu, dan doa-doamu tidak ada gunanya. Ada orang yang mungkin bertanya, "Sekalipun hatiku benar-benar tulus, apakah itu tidak akan berhasil?" Ya, sekalipun hatimu benar-benar tulus. Tuhan tidak akan membiarkan manusia mencobai diri-Nya; Dia membenci kejahatan. Jika engkau memiliki ide dan pemikiran yang jahat ini, Tuhan akan bersembunyi darimu. Dia tidak akan lagi mencerahkanmu, tetapi akan menyingkirkanmu, dan engkau akan terus melakukan hal-hal yang bodoh, mengacaukan dan mengganggu ini sampai engkau memperlihatkan dirimu yang sebenarnya. Inilah akibatnya jika manusia mencobai Tuhan.
(Tuhan, aku punya satu pertanyaan. Aku mengelola peralatan di gereja. Sikapku terhadap tugas ini selalu sembrono dan tidak serius. Saudara-saudari telah menunjukkan kesalahanku serta memangkasku, dan mereka mempersekutukan kepadaku sebuah contoh yang pernah Tuhan berikan tentang seorang pria yang diam-diam meminum sirup obat batuk: Tuhan tidak mendisiplinkan atau menegurnya, tetapi menyingkirkannya begitu dia telah meminum sirup tersebut. Watak Tuhan tidak menoleransi pelanggaran manusia; aku tahu firman itu, tetapi aku berpandangan bahwa Tuhan itu berbelas kasihan dan penuh kasih, bahwa Dia mungkin tidak akan memperlakukanku seperti cara-Nya memperlakukan pria itu. Jadi, aku tidak merasa takut. Berdasarkan persekutuan Tuhan hari ini, aku merasa bahwa aku memiliki sikap yang meragukan watak benar-Nya dan memiliki perilaku antikristus, yakni menguji Tuhan, tidak pernah takut kepada-Nya.) Sikap Tuhan terhadap manusia bukanlah berdasarkan apakah orang itu takut kepada-Nya atau tidak, juga bukan berdasarkan sikap sementara orang itu terhadap masalah tertentu. Tuhan tidak menganggap kebiasaan buruk dan cara-cara tidak bertanggung jawab yang orang tunjukkan dan perlihatkan pada urusan sepele dalam kehidupan sebagai masalah yang serius. Cukuplah jika engkau mampu melaksanakan tugas utamamu dan bertanggung jawab atasnya. Jika engkau merasa selamanya tidak mampu memikul tanggung jawab untuk mengelola peralatan, dan engkau tidak mampu mengerahkan segenap kekuatanmu untuk melakukannya dengan baik, hal ini memperlihatkan apa? Di satu sisi, ini memperlihatkan bahwa engkau tidak pandai dalam mengelola; selain itu, ini berarti engkau kurang cocok untuk pekerjaan tersebut. Jika engkau merasa bahwa bertahannya engkau di pekerjaan itu mungkin akan menyebabkan bencana suatu hari nanti, akan lebih baik bagimu untuk mengusulkan orang lain untuk tugas itu; biarkan orang lain di gereja yang cocok untuk tugas itu menggantikanmu, lalu laksanakanlah pekerjaan yang kaukuasai serta kauminati, dan setialah dalam melaksanakan tugas tersebut. Selain itu, jika orang benar-benar mencintai kebenaran dan benar-benar ingin takut akan Tuhan serta menjauhi kejahatan, hidup dengan bermartabat, dan tidak dibenci, tetapi dihormati oleh orang lain, mereka harus bertekad untuk melakukan segala sesuatu dengan baik. Dan saat melakukannya, mereka harus memiliki tekad untuk berkata di hadirat Tuhan: Tuhan, mohon disiplinkanlah aku jika kinerjaku buruk; kumohon lakukanlah pekerjaan-Mu. Manusia adalah pengelola yang buruk bagi manusia lainnya; paling maksimal, mereka hanya mampu mengajari orang untuk menjadi berbakat dalam satu bidang. Adapun jalan yang orang tempuh, pandangan hidup mereka, tujuan yang mereka pilih dalam hidup ini, dan dalam memilih menjadi orang seperti apa mereka, tak seorang pun dapat menolong mereka. Hanya firman Tuhan dan Tuhan-lah yang dapat mengubah manusia. Bagaimana hal ini diwujudkan? Karena manusia itu sendiri tidak berdaya, mereka harus membiarkan Tuhan menangani segala sesuatunya. Jadi, standar apa yang harus orang penuhi agar dapat membiarkan Tuhan bekerja, agar Dia bersedia untuk bekerja? Mereka harus terlebih dahulu memiliki tekad dan aspirasi tersebut, dengan berkata, "Aku tahu aku tidak pernah berhasil melaksanakan tugas ini dengan baik. Saudara-saudari belum merasa puas—aku sendiri belum merasa puas—tetapi aku benar-benar ingin melaksanakannya dengan baik. Apa yang harus kulakukan? Aku akan datang ke hadapan Tuhan dalam doa dan membiarkan-Nya bekerja dalam diriku." Jika engkau ingin Tuhan bekerja dalam dirimu, engkau harus terlebih dahulu mampu menanggung penderitaan; ketika Tuhan mendisiplinkanmu, ketika Dia menegurmu, engkau harus mampu menerimanya. Taat dan menerima dari lubuk hati adalah awal dari melakukan sesuatu dengan baik. Dapat dikatakan bahwa semua orang akan memiliki keraguan akan keadilan dan kemahakuasaan Tuhan sebelum mereka sepenuhnya diselamatkan. Yang membedakan adalah meskipun memiliki sedikit keraguan, orang rusak biasa mampu melaksanakan tugas mereka dengan normal dan mengejar kebenaran, serta mulai mengenal Tuhan sedikit demi sedikit; keinginan subjektif mereka aktif dan positif. Antikristus justru sebaliknya: Keinginan subjektif mereka bukanlah menerima serta taat, dan mereka tidak berkeinginan untuk mengakuinya; mereka justru menentang. Mereka tidak menerimanya. Jadi, hal baik apa yang orang rusak biasa miliki? Di lubuk hatinya, mereka menerima dan mencintai hal-hal positif; hanya saja karena watak rusak mereka, terkadang mereka tidak mampu menahan diri. Terkadang, ketika mereka melakukan hal yang buruk, ada hal-hal yang berada di luar kemampuan mereka dan di luar jangkauan mereka, sehingga hati mereka sering menjadi negatif dan lemah, merasa bahwa Tuhan tidak menginginkan mereka, merasa bahwa Dia membenci mereka. Apakah itu perasaan yang baik? Memiliki perasaan seperti itu adalah hal yang baik; itu berarti engkau punya kesempatan untuk diselamatkan, dan itu adalah tanda bahwa engkau dapat diselamatkan. Jika engkau bahkan tidak merasakannya, berarti harapanmu untuk memperoleh kebenaran dan diselamatkan sangatlah kecil. Justru memiliki perasaan ini memperlihatkan bahwa engkau masih memiliki hati nurani, martabat, dan integritas, bahwa masih ada rasionalitas di dalam dirimu. Jika engkau bahkan tidak memiliki hal-hal ini, berarti engkau benar-benar adalah antikristus, pengikut yang bukan orang percaya. Saat ini, engkau hanya memiliki beberapa perilaku pengikut yang bukan orang percaya, sedikit dari apa yang mereka perlihatkan, sedikit dari watak mereka, tetapi engkau bukanlah pengikut yang bukan orang percaya. Di mata Tuhan, engkau percaya kepada-Nya, dan engkau adalah pengikut-Nya, meskipun masih ada banyak masalah dan kekurangan di jalan kepercayaanmu kepada-Nya, di dalam pengejaranmu, di dalam pandanganmu, dan di setiap aspek kehidupan pribadimu. Lalu, bagaimana cara mengatasi masalah-masalah ini? Itu mudah. Selama engkau memenuhi tuntutan-tuntutan dasar, yakni memiliki hati nurani dan nalar, mengejar kebenaran, serta mencintai hal-hal positif, semua masalah ini dapat dibereskan; ini hanya masalah waktu. Selama engkau mampu menerima kebenaran, hajaran dan pendisiplinan yang berasal dari Tuhan, engkau sudah melewati rintangan yang pertama. Rintangan yang kedua adalah bagimu, engkau harus belajar untuk mengatasi watak rusakmu, serta berbagai keadaan yang muncul dalam dirimu setiap kali sesuatu menimpamu, dan belajar menyelesaikan masalah dengan menggunakan firman Tuhan, sementara engkau membaca firman Tuhan dan mendengarkan persekutuan serta kesaksian pengalaman saudara-saudarimu. Engkau harus mampu untuk sering datang ke hadirat-Nya, memberitahukan kepada-Nya keadaan dan situasimu, serta masalah yang kauhadapi, mengatakan kepada-Nya secara terbuka, dan dengan tulus menerima pemangkasan, pendisiplinan, serta hajaran-Nya, dan bahkan menerima penyingkapan-Nya terhadapmu dan sikap-Nya terhadapmu; hatimu harus tetap terbuka bagi-Nya, tidak tertutup. Selama hatimu tetap terbuka, hati nurani serta nalarmu masih berfungsi, dan kebenaran akan dapat masuk ke dalam dirimu dan menimbulkan perubahan dalam dirimu. Dengan demikian, semua masalah ini dapat diatasi. Semua masalah ini tidak mustahil untuk diatasi, tak satu pun darinya yang merupakan masalah besar. Adalah hal yang umum bagi manusia untuk bersikap asal-asalan dalam melaksanakan tugas mereka. Ini adalah keadaan yang paling umum ditemukan dalam diri semua manusia yang rusak. Keadaan yang pertama adalah penuh dengan kebohongan, yang kedua adalah bermalas-malasan, bersikap asal-asalan, dan tidak bertanggung jawab dalam segala hal, berada dalam keadaan bingung, dalam keadaan kacau; ini adalah keadaan yang lumrah ditemukan dalam diri semua manusia yang rusak. Ini adalah hal-hal yang jauh lebih ringan dibandingkan penentangan manusia terhadap Tuhan dan penolakan mereka terhadap kebenaran. Bahkan ini bukanlah hal-hal yang Tuhan lihat dalam diri manusia. Seandainya Tuhan menilai manusia dengan menggunakan hal-hal ini, jika mereka mengatakan satu hal yang salah, Dia tidak akan menginginkan mereka; jika mereka sekali saja melakukan kesalahan kecil, Dia tidak akan menginginkan mereka; jika orang terburu nafsu karena masih muda dan tidak sabar dalam melakukan sesuatu, Tuhan tidak akan menyukai mereka, dan mereka akan menjadi orang-orang yang Dia tinggalkan dan singkirkan. Jika itu yang terjadi, tak ada seorang pun yang akan diselamatkan. Ada orang-orang yang akan berkata, "Bukankah Engkau berfirman bahwa Tuhan menghukum manusia dan memutuskan kesudahan mereka melalui perilaku mereka?" Ini adalah masalah lain. Saat orang menempuh jalan mengejar kebenaran untuk mencapai perubahan watak dan memperoleh keselamatan, di mata Tuhan, keadaan seperti itu dalam diri manusia adalah hal yang paling umum, suatu keadaan yang paling biasa dan lumrah dalam diri manusia. Tuhan bahkan tidak melihat hal-hal tersebut. Apa yang Dia lihat? Dia melihat apakah engkau memiliki pengejaran yang positif, dan bagaimana sikapmu terhadap kebenaran serta hal-hal positif, dan bagaimana sikapmu terhadap pengejaran akan perubahan watak. Dia melihat apakah engkau memiliki keinginan seperti itu atau tidak, apakah engkau sedang berusaha atau tidak. Ketika Tuhan melihat bahwa engkau memiliki hal-hal ini, bahwa hati nuranimu menegurmu ketika engkau berbuat salah, engkau tahu bahwa engkau harus membencinya, engkau tahu bahwa engkau harus menghampiri hadirat Tuhan dalam doa dan mengaku kepada-Nya serta bertobat, Dia akan menganggap bahwa engkau masih punya harapan, bahwa engkau tidak akan disingkirkan. Apakah menurutmu watak benar Tuhan, belas kasihan dan kasih-Nya, semuanya itu hanyalah perkataan kosong? Justru karena Dia memiliki esensi seperti itu, maka Tuhan bersikap demikian terhadap setiap jenis orang, dan sikap ini sangatlah nyata, sama sekali bukan perkara kosong.
Pembahasan tentang esensi antikristus yang telah kita lakukan selama ini dimaksudkan untuk didengarkan oleh semua orang; di satu sisi agar semua orang mampu memahami dan mengenali antikristus, mengindentitifikasi mereka, serta menolak mereka; di sisi lain juga agar semua orang tahu bahwa setiap orang memiliki watak antikristus, sama seperti antikristus, tetapi hanya antikristus sejatilah yang akan disingkirkan dan ditinggalkan, sedangkan orang biasa yang memiliki watak antikristus adalah orang-orang yang akan Tuhan selamatkan, bukan orang-orang yang akan Dia singkirkan. Bersekutu dengan orang-orang tentang esensi antikristus dan setiap aspek dari watak mereka bukan bertujuan untuk mengutuk manusia, melainkan untuk menyelamatkan manusia, memberi mereka jalan, membuat mereka memahami dengan jelas watak rusak apa yang sebenarnya mereka miliki, apa sebenarnya yang Tuhan maksud ketika Dia berfirman bahwa manusia adalah musuh-Nya, dan mengapa Dia berfirman demikian—watak rusak macam apa tepatnya yang ada dalam diri manusia, dan apa saja perwujudan dari penentangan serta pemberontakan yang ada dalam diri manusia terhadap Tuhan, yang menyebabkan-Nya berkata demikian, yang menyebabkan-Nya mengutuk mereka seperti ini. Justru karena Tuhan ingin menyelamatkan manusia, karena Dia tidak meninggalkan manusia, atau para pengikut-Nya, atau mereka yang telah dipilih-Nya, Dia tanpa kenal lelah berfirman dan bekerja dengan cara seperti ini. Tuhan berfirman dan bekerja seperti ini bukan hanya bertujuan untuk membuat orang memahami betapa indah diri-Nya, betapa sungguh-sungguh dan sabarnya Dia terhadap manusia, betapa banyaknya upaya yang telah Dia kerahkan. Apa gunanya memahami hal-hal ini? Setelah orang memahami hal-hal ini, mereka hanya sedikit bersyukur kepada Tuhan, tetapi watak rusak mereka sama sekali tidak dibereskan. Tuhan berfirman dengan kesabaran yang sungguh-sungguh agar orang memahami bahwa Tuhan telah berupaya dan bertekad untuk menyelamatkan manusia; Dia tidak sedang bercanda; Tuhan ingin menyelamatkan manusia, dan Dia bertekad untuk melakukannya. Bagaimana cara memandang hal ini? Tuhan menyampaikan semua aspek kebenaran tidak dari satu sisi atau satu sudut, dan Dia juga tidak berfirman dengan satu cara; sebaliknya, Dia menyampaikannya kepada manusia dari berbagai sudut, dengan gaya berbeda, dengan bahasa yang berbeda, dan hingga taraf berbeda, agar orang dapat mengetahui watak rusak mereka serta mengenal diri mereka sendiri, dan dari sini, memahami arah pengejaran yang harus mereka ambil, serta jalan seperti apa yang harus mereka tempuh. Dia melakukannya agar orang meninggalkan dan mengubah watak rusak Iblis dalam diri mereka, serta melepaskan falsafah tentang cara berinteraksi dengan orang lain, cara bertahan hidup, dan metode serta cara hidup yang Iblis gunakan untuk merusak manusia, dan agar mereka hidup berdasarkan metode, cara, arah, serta tujuan yang telah Tuhan tunjukkan kepada manusia dan beritahukan kepada mereka. Tuhan melakukan semua ini bukan agar orang memercayai hal ini, bukan agar orang melihat maksud-Nya yang sungguh-sungguh baik, atau betapa berat untuk melakukan semua yang Dia lakukan. Engkau tidak perlu mengetahui hal-hal tersebut. Fokuslah hanya untuk menemukan apa yang seharusnya kauterapkan dalam firman yang Tuhan ucapkan, dan pahamilah kebenaran serta maksud Tuhan di dalamnya; masuklah ke dalam kenyataan kebenaran; hiduplah berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, dan berperilaku serta bertindaklah berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, dan selesaikan amanat yang Tuhan berikan, sehingga engkau akan memperoleh keselamatan. Dengan demikian, Tuhan akan dipuaskan, dan masalah keselamatan manusia akan sepenuhnya diselesaikan, sehingga manusia juga akan mendapatkan manfaat. Dan mengenai saat-saat ketika masih terdapat banyak doktrin dalam apa yang orang katakan, ketika mereka terlalu dangkal dalam tindakan mereka, ketika mereka selalu bersikap asal-asalan, ketika keburukan mereka sangat kuat—terutama dalam diri anak-anak muda, yang cenderung tidak mengikuti aturan, yang terkadang senang bergadang, yang memiliki beberapa kebiasaan yang sangat tidak masuk akal atau yang tidak mendidik kerohanian orang lain—jangan memaksakan hal-hal ini. Ajarkan hal-hal ini kepada mereka sedikit demi sedikit. Asalkan engkau bersedia mengejar kebenaran, mampu berupaya dengan firman Tuhan, dapat sering datang ke hadirat Tuhan, dan membuka hatimu kepada-Nya, Dia akan bekerja. Tak seorang pun dapat mengubah orang lain dengan kekuatan manusia atau cara-cara manusia, termasuk orang tuamu, yang tidak mampu mengubah dirimu.
Bahwa hari ini engkau bisa datang ke rumah Tuhan adalah pekerjaan Tuhan, dan bahwa engkau bisa mendengarkan khotbah di sini, dengan aman dan tenang, bahkan di zaman ini, di tengah tren-tren jahat, dan melaksanakan tugasmu tanpa memperoleh uang sepeser pun, ini adalah pekerjaan Tuhan. Mengapa Tuhan melakukan hal ini? Apa yang Tuhan perkenan di dalam dirimu? Bahwa engkau memiliki sedikit rasa keadilan, dan engkau memiliki hati nurani; bahwa engkau muak akan tren-tren jahat, serta menyukai hal-hal positif; dan bahwa engkau menantikan datangnya kerajaan Tuhan, menantikan memerintahnya Kristus serta kebenaran. Engkau memiliki aspirasi ini, dan Tuhan berkenan akan hal-hal yang ada dalam dirimu ini, dan itulah sebabnya Dia membawamu ke rumah-Nya. Apakah menurutmu Tuhan tidak melihat kesalahan dan kebiasaan burukmu itu? Tuhan mengetahui kesalahanmu; Dia mengetahui semua itu. Jika Dia tahu, mengapa Dia tidak menanganinya? Hal-hal seperti ini membuat orang sering merasakan pertentangan dalam hati mereka. Mereka berkata: "Akankah Tuhan menyelamatkan orang sepertiku? Mungkinkah orang sepertiku memperoleh keselamatan? Aku sangat jahat dan rusak, sangat enggan untuk tunduk pada pendisiplinan, sangat memberontak, dan aku menentang serta meragukan Tuhan. Bagaimana mungkin Tuhan masih memilihku?" Apa yang membuatmu begitu cemas? Hanya Tuhan-lah yang mampu menyelamatkanmu; engkau harus percaya bahwa Dia mampu melakukannya. Cukuplah bagimu untuk hanya fokus mendengarkan firman Tuhan, menerima dan menerapkannya. Jangan terjebak oleh hal-hal lain; jangan selalu bersikap negatif karena hal-hal itu. Tak seorang pun menyulitkanmu; tak seorang pun menjahatimu. Tuhan tidak melihat hal-hal itu. Jika kebiasaan buruk, kekurangan atau keburukan yang ditimbulkan oleh hal-hal sepele dalam kehidupan ini mengganggu pengejaranmu akan jalan yang benar dan kebenaran, bukankah itu adalah kerugian? Bukankah itu tidak sepadan? (Ya.) Saat ini, seharusnya ada cukup banyak orang yang terjebak dalam keadaan seperti ini. Ada orang-orang yang beranggapan bahwa itu disebabkan oleh kepribadian mereka yang terlalu tergesa-gesa, sehingga mereka sangat kasar dalam apa pun yang mereka lakukan, dan mereka tidak suka belajar. Mereka juga berkata bahwa mereka memiliki kebiasaan buruk: tidak suka bangun pagi atau tidur awal pada malam hari, dan suka bermain gim; mereka terkadang suka bergosip, dan terkadang suka bercanda. Mereka bertanya: Akankah Tuhan menyelamatkanku? Bukankah masalahnya adalah engkau memiliki begitu banyak gagasan dan imajinasi tentang dirimu sendiri? Mengapa engkau tidak sedikit mencari? Bagaimana sebenarnya pandangan Tuhan dan apa sebenarnya yang dikatakan firman-Nya? Apakah hal-hal itu disebutkan sebagai masalah dalam firman-Nya? Ada orang yang berkata bahwa mereka suka berdandan dan harus selalu menahan diri. Ada yang berkata bahwa mereka suka makan daging, memiliki nafsu makan yang berlebihan. Ini adalah masalah kecil. Kekurangan ini, kepribadian ini, atau kebiasaan hidup ini paling-paling hanya kekurangan dalam kemanusiaan seseorang; hal-hal ini tidak termasuk watak yang rusak. Yang benar-benar perlu orang bereskan adalah watak rusak mereka. Jangan fokus pada hal sepele dan melupakan hal yang penting. Ketika menyadari bahwa engkau memiliki watak rusak tertentu, dan engkau mulai fokus merenungkan watak rusak tersebut, mengenalinya, serta berupaya membereskannya, lalu mulai membencinya, kekurangan kecilmu itu perlahan-lahan akan berubah; itu tidak akan lagi menjadi masalah. Ada anak muda yang suka bersenang-senang. Setelah melaksanakan pekerjaan mereka dengan baik, tidak masalah untuk bersenang-senang sebentar. Ada wanita muda yang suka berpenampilan cantik, berdandan dan mengenakan riasan wajah. Itu juga tidak masalah, asalkan tidak melakukannya secara berlebihan, dan mereka tidak mengenakan pakaian mewah yang aneh-aneh atau riasan wajah yang tebal. Itu tidak masalah; tak seorang pun membatasi mereka. Semua ini bukan masalah. Kebiasaan hidup, tuntutan akan kualitas kehidupanmu, dan masalah kecil dalam kepribadianmu, semua hal ini tidak dapat membuatmu menentang Tuhan, juga tidak dapat membuatmu melawan kebenaran. Hal yang benar-benar membuatmu menentang Tuhan, yang menghalangimu agar engkau tidak datang ke hadirat-Nya, dan yang membuatmu memberontak terhadap-Nya adalah watak rusakmu. Ketika engkau mampu menemukan, mengetahui, serta membenci watak rusakmu, dan engkau memiliki keinginan subjektif untuk melakukan penerapan berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, semua kekurangan kecil ini akan dapat diatasi. Dan setelah watak rusakmu dibereskan—setelah masalah terbesar ini, yakni penentanganmu terhadap Tuhan, dibereskan—apakah kekurangan kecilmu itu akan tetap dianggap sebagai masalah? Ketika saatnya tiba, hal-hal kecil tersebut, seperti caramu berperilaku, cara hidupmu, apa yang kaumakan, apa yang kauminum, caramu bersantai, caramu melaksanakan tugasmu, dan caramu bergaul dengan orang lain, akan menjadi lebih berprinsip, sedikit demi sedikit. Baru setelah itulah engkau akan menyadari bahwa membereskan watak yang rusak tetap merupakan masalah besar dalam hidup manusia, bahwa setelah watak rusak dibereskan, semua masalah lain juga akan dapat dibereskan. Setelah engkau membereskan masalah pemberontakan terhadap Tuhan, barulah engkau akan hidup dalam keserupaan dengan manusia, dengan bermartabat. Mungkin saja saat ini engkau tidak lagi memperlihatkan beberapa kekurangan kecilmu. Orang-orang mungkin memujimu, menganggapmu sebagai anak muda yang baik, menganggapmu tulus dalam kepercayaanmu kepada Tuhan, dan menganggapmu seperti orang yang percaya kepada Tuhan. Namun, jika Tuhan menganggap bahwa engkau masih memberontak terhadap-Nya, perilaku lahiriahmu itu tidak ada gunanya, betapa pun baiknya perilaku tersebut. Masalah mendasarmu belum dibereskan, watak rusakmu belum dibereskan, dan engkau mungkin masih memberontak terhadap Tuhan. Engkau masih jauh dari keselamatan! Apa gunanya bagimu untuk sekadar memiliki perilaku yang baik? Bukankah engkau sedang menipu dirimu sendiri dengan menggunakannya?
Masalah apa yang sekarang ini sangat penting untuk kaubereskan? (Masalah watak yang rusak.) Ada orang yang mungkin berkata: "Aku suka mengenakan pakaian berwarna-warni, tetapi rumah Tuhan tidak menyukainya, jadi aku akan memberontak terhadapnya." Engkau tidak perlu melakukannya; kenakan saja jika engkau menyukainya. Ada yang berkata: "Aku suka memakai bedak serta riasan wajah, dan tampil cantik ketika bertemu orang setiap harinya; rasanya sangat menyenangkan!" Asalkan engkau ada waktu untuk melakukannya, itu tidak masalah. Ada yang berkata: "Aku suka makan makanan mewah; aku suka makanan yang pedas dan juga asam." Asalkan engkau memiliki uang, kesempatan, dan waktu luang, engkau boleh saja memakannya sampai puas. Sekalipun engkau tidak memuaskan keinginanmu akan hal-hal ini, dan menahan diri, serta memberontak terhadapnya, watak rusakmu tidak akan dibereskan. Apa hasil yang kauperoleh dengan menahan diri? Engkau menanggung penderitaan daging yang besar, tetapi di dalam hatimu engkau akan merasa diperlakukan sangat tidak adil, dan akibat negatif seperti apa yang akan kaurasakan, sebagai tambahannya? Engkau akan merasa telah sangat menderita bagi Tuhan, bahwa engkau telah memperoleh kebenaran, padahal sebenarnya, engkau belum memperoleh apa pun atau menjadi apa pun. Engkau mungkin berpakaian dengan anggun, bermartabat, dan tidak mencolok—engkau mungkin terlihat seperti seorang saudara atau saudari, dan penuh pengendalian diri—tetapi jika engkau bahkan tidak dapat menemukan prinsip penerapan ketika diminta melaksanakan suatu tugas, dan jika engkau mungkin terus-menerus mengacaukan serta mengganggu pekerjaan gereja, apakah masalah mendasarmu telah dibereskan? (Belum.) Oleh karena itu, dari sudut mana pun engkau memandangnya, hal yang paling mendasar adalah memahami firman Tuhan, kebenaran, dan masuk ke dalam kenyataan kebenaran, serta membereskan watak rusakmu. Jangan mengerahkan upayamu untuk beberapa masalah sepele dan perilaku lahiriah, terus-menerus memikirkannya dan tidak melepaskannya, selalu merasa bersalah dan berutang di dalam hatimu, selalu membereskan hal-hal itu seolah-olah itu adalah masalah yang besar. Akibatnya, watak rusakmu akan selamanya tidak dibereskan. Jika engkau bahkan tidak tahu orang macam apa dirimu, atau watak rusak macam apa yang kaumiliki, jika engkau sama sekali tidak memiliki pemahaman akan hal itu, bukankah itu akan mengacaukan segalanya? Setelah engkau memahami esensi rusak dirimu, masalah-masalah kecil yang kaumiliki itu tidak akan lagi menjadi masalah. Secara alami, setelah engkau memahami kebenaran dan masuk ke dalam kenyataan kebenaran, serta makin mampu bertindak berdasarkan prinsip-prinsip kebenaran, engkau akan secara bertahap melepaskan dirimu dari masalah-masalah kecil tersebut. Sama halnya dengan kepribadian yang tidak sabaran atau lamban, banyak bicara atau pendiam, ini bukan masalah. Ini hanyalah masalah kepribadian. Ada orang yang pandai memilih kata-kata yang tepat saat berbicara, ada yang tidak; ada yang lebih pemberani dan berani berbicara di depan banyak orang, ada yang kurang pemberani dan tidak berani berbicara ketika berada di antara banyak orang; ada orang yang ekstrover, ada yang introver. Semua ini bukan masalah. Apa yang merupakan masalah? Watak antikristus yang menentang Tuhan; itu adalah masalah. Itu adalah masalah terbesar, sumber dari semua kerusakan manusia. Jika engkau membereskan masalah watak yang rusak, masalah lain tidak lagi menjadi masalah.
Ada pertanyaan lagi? (Tuhan, aku punya satu pertanyaan: Selama proses mengejar kebenaran, aku memiliki kehidupan rohani yang normal, tetapi hatiku yang mencintai dan mengejar kebenaran tidak terlalu besar. Ketika aku merasa bahwa keadaanku salah, aku mengejar dengan tekun selama beberapa hari, tetapi setelah hari-hari itu berlalu, semangatku kembali mengendur. Keadaan ini terjadi berulang kali, dan aku menyadari bahwa ini adalah watak yang muak akan kebenaran, tetapi aku masih belum mampu membereskannya hingga ke akarnya.) Tidak mungkin engkau mampu melakukannya; seperti itulah jalan masuk kehidupan manusia. Jika engkau selalu ingin membereskan masalah ini, berarti engkau sedang melakukan kesalahan. Sebagai contoh: Ada seorang wanita, yang ketika berusaha mencari suami, kriterianya adalah tidak masalah jika pria itu berpenampilan rata-rata, tetapi dia harus romatis. Dia harus ingat kapan dan di mana mereka bertemu untuk pertama kalinya, kapan ulang tahun si wanita, serta hari jadi mereka, dan sebagainya. Dia harus ingat setiap hari penting mereka, dan dia juga harus ingat untuk sesekali berkata, "Aku mencintaimu, sayangku!" dan sesekali membelikan si wanita hadiah. Wanita itu akan mengujinya: "Kapan kita berkencan untuk pertama kalinya? Kapan Hari Valentin?" Dia sering mencari asmara dan kegembiraan seperti itu, dan jika kehidupan terasa hambar, dia merasa kesal, mengeluh kepada suaminya: "Lihatlah dirimu, kau ini bodoh. Kau tidak mengerti asmara. Menghabiskan hari-hariku bersamamu begitu membosankan! Hidupku hancur di tanganmu!" Bukankah ada banyak wanita yang memperlihatkan kekurangan ini? Dan ketika engkau berkata bahwa suami si A romantis, tahu cara membujuk wanita, dan memperlakukan istrinya bagaikan seorang putri, wanita itu menjadi sangat iri, berharap dapat merebut suami itu untuk dirinya sendiri. Dia sama sekali tidak mau menjalani kehidupan yang normal dan biasa-biasa saja. Pernahkah engkau memperlihatkan kekurangan ini? (Ya.) Saat Tuhan melakukan pekerjaan dan menyelamatkan manusia, tidak terdapat begitu banyak hal yang mendebarkan serta mengasyikkan, dan Dia tidak akan menciptakan kejutan untukmu. Hal itu normal dan biasa-biasa saja; itulah yang dimaksud dengan nyata. Mengejar kebenaran tidak membutuhkan perasaan. Selama pengejaran itu ada di dalam hatimu; dan selama engkau sesekali memeriksa apakah jalan yang kautempuh menyimpang atau tidak, dan apakah telah terjadi kelalaian atau kerugian yang disebabkan oleh kesalahan manusia dalam tugas yang kaulaksanakan, dan engkau bersekutu tentang apakah selama waktu ini saudara-saudari memperoleh wawasan atau pemahaman baru tentang pelaksanaan tugas yang tidak kaumiliki, tentang apakah ada penyimpangan dalam pemahamanmu akan firman Tuhan ketika membacanya, tentang apakah ada hal-hal di dalam firman Tuhan yang tidak mampu kaupahami, atau yang belum pernah kaualami, atau yang telah kauabaikan, dan sebagainya; selama semua jalan, tujuan, dan arah tersebut normal dan benar, itu sudah cukup. Selama arah yang kautempuh secara umum benar, itu sudah cukup. Jangan mencari kegembiraan, dan jangan mencari kejutan. Tak seorang pun akan mengejutkanmu. Percaya kepada Tuhan dan mengejar kebenaran itu sama seperti cara manusia normal menjalani kehidupannya. Sering kali tidak ada kejadian istimewa, karena engkau hidup di dunia ini, di mana tidak ada hal yang supernatural, dan tidak ada hal yang terpisah dari kehidupan nyata. Sebiasa itulah hal tersebut. Namun, ada perbedaan antara kehidupan yang biasa seperti ini dengan kehidupan orang-orang yang tidak percaya: Saat engkau percaya kepada Tuhan dan melaksanakan tugasmu, engkau terus-menerus mengenali watak rusakmu, terus-menerus memperbaiki serta mengubah hubunganmu dengan Tuhan, dan terus-menerus mempelajari kebenaran yang belum kaupahami, mengetahui dan menerima kebenaran yang tidak kauketahui atau pahami. Itulah perbedaannya. Itu saja sudah merupakan perbedaan yang sangat besar; jadi, apa lagi yang engkau semua inginkan? Bukankah ada cukup banyak hal yang terjadi di rumah Tuhan, di gereja, dan di sekitarmu? Hal-hal yang telah terjadi dari awal pekerjaan Tuhan sampai sekarang sudah cukup untuk diperhitungkan manusia. Waktu berlalu begitu cepat: Sepuluh, dua puluh tahun berlalu dalam sekejap, kemudian dalam sekejap mata, tiga puluh, lima puluh tahun pun telah berlalu. Hal-hal ini cukup menarik dalam kehidupan manusia. Masih adakah kegembiraan yang perlu dicari? Hal-hal ini sudah cukup mengasyikkan. Segala hal yang terjadi di sekitarmu seharusnya memungkinkanmu untuk menemukan hal-hal unik, menemukan kebenaran, dan menjadi hal yang mengejutkan bagimu. Itu bukan hal yang membosankan, bukan? (Bukan.) Mengejar kebenaran bukanlah mencari kegembiraan. Begitulah cara hidup orang yang hidup dalam kemanusiaan normal mereka, di dunia materiel ini. Jangan mencari kegembiraan; mencari kegembiraan dan perasaan adalah hal yang dilakukan orang yang suka membuang-buang waktu melakukan hal tidak berguna. Selama proses melaksanakan tugas dan mengejar kebenaran, ada pelajaran baru yang orang petik setiap harinya. Ada orang yang akan berkata, "Lalu, mengapa aku tidak belajar apa pun?" Itu mungkin karena kemajuanmu berjalan lebih lambat; jika ada hal-hal yang kaupelajari setiap bulannya, itu sudah cukup. Selama engkau membuat kemajuan dan sedang mengejar kebenaran, engkau akan memperoleh sesuatu. Apakah persekutuan ini telah membereskan masalahnya? (Ya.) Dengan cara apa? Firman mana yang telah membereskannya? (Masalahku dibereskan setelah kusadari bahwa pandanganku tentang pengejaran dalam kepercayaanku kepada Tuhan tidaklah nyata; caraku bukanlah cara mengejar yang pragmatis. Aku selalu ingin mengejar kegembiraan, selalu mengejar perasaan, dan memandang Tuhan hanya berdasarkan gagasan serta imajinasiku, mempertahankan hubungan dengan-Nya dengan jarak yang tepat, tetapi mengabaikan fakta bahwa manusia akan memiliki kelemahan selama proses mereka memasuki jalan masuk kehidupan, dan akan bertumbuh selama mereka melakukannya, dan bahwa mereka akan menghadapi berbagai macam keadaan. Itu adalah hal yang normal.) Engkau telah memahaminya dengan benar. Saat tidak terjadi keadaan tertentu, orang haruslah melaksanakan tugas mereka sebagaimana mestinya, dan terus melakukan pengejaran mereka sebagaimana seharusnya. Jangan mencari kegembiraan, atau ingin merasakan sesuatu; jangan terlalu sensitif dan berkata, "Mengapa suasana hatiku buruk hari ini? Oh, hubunganku dengan Tuhan jauh; aku akan segera berdoa!" Tidak perlu terlalu sensitif seperti itu. Tuhan tidak keberatan; Dia tidak memedulikan masalahmu yang sepele itu! Engkau mungkin berkata, "Aku sudah berhari-hari tidak berdoa, tetapi aku sering mencari Tuhan di dalam hatiku ketika bertindak, dan hatiku selalu takut akan Tuhan." Tidak ada masalah di sana. Ada yang mungkin akan berkata, "Oh, aku sangat sibuk dengan tugasku sehingga sudah berhari-hari aku tidak membaca firman Tuhan." Engkau tidak melakukan prosedur itu—engkau mengabaikannya—tetapi selama proses melaksanakan tugasmu, engkau telah menghadapi banyak masalah serta memperlihatkan sedikit watak yang rusak, dan engkau telah mendengarkan persekutuan orang lain selama periode tersebut, yang sangat mendidik kerohanianmu. Bukankah itu adalah keuntungan yang nyata? Bukankah engkau membaca firman Tuhan agar memahami dan memperoleh kebenaran? Apa gunanya bersikeras melakukannya dengan cara atau metode tertentu? Baiklah, kita akan akhiri persekutuan kita hari ini di sini. Sampai jumpa! (Syukur kepada Tuhan, sampai jumpa!)
30 Mei 2020