16. Firman Tuhan Adalah Kekuatanku

Oleh Saudari Jingnian, Kanada

Aku telah mengikuti kepercayaan keluargaku kepada Tuhan sejak aku masih kecil, dan sering membaca Alkitab serta menghadiri pertemuan-pertemuan. Setelah menikah, aku meneruskan injil Tuhan Yesus kepada ibu mertuaku, dan setelah ibu mertuaku mulai percaya kepada Tuhan, dia tidak lagi hilang kesabaran ketika hal-hal terjadi atau bertindak sepenuhnya atas dorongannya sendiri dalam hal-hal yang dilakukannya, dan relasi dalam keluarga kami mulai membaik. Suamiku melihat perubahan dalam diri ibunya, maka dia juga mulai percaya kepada Tuhan pada tahun 2015, dan pergi ke gereja bersamaku setiap minggu. Ketika aku melihat bahwa keluarga terasa damai setelah menerima injil Tuhan, aku menyadari bahwa ini adalah kasih karunia Tuhan, dan aku bersyukur kepada Tuhan dari lubuk hatiku.

Pada suatu hari di bulan Februari 2017, ketika aku sedang bekerja, seorang pelanggan perempuan melihatku dan menjadi sangat senang. Dia menarikku ke samping dan berkata: "Engkau terlihat sangat mirip dengan seorang temanku. Bolehkah aku mengenalkanmu kepadanya? Dia baru saja datang ke Kanada dan tidak kenal siapa-siapa, jadi jika engkau ada waktu, akan bagus jika kalian bisa mengobrol." Aku sangat terkejut mendengar ini, dan berpikir: Mungkinkah hal seperti ini terjadi? Apakah temannya benar-benar mirip denganku? Namun, aku menyadari segala hal membawa maksud baik Tuhan, dan bahwa membantu sesama dengan penuh kasih juga merupakan salah satu ajaran Tuhan, maka aku menyetujui permintaannya. Beberapa hari kemudian, aku bertemu dengan temannya bernama Xiao Han. Xiao Han memang terlihat sangat mirip denganku. Orang yang melihat kami bertanya apakah kami saudari kembar. Aku tidak tahu apakah itu karena kami terlihat begitu mirip atau karena pengaturan Tuhan ada di balik semua ini, tetapi ketika aku melihatnya, aku segera merasa sangat dekat dengannya. Setelah beberapa pertemuan dengannya, kami seperti saudari yang bisa berbicara tentang apa pun. Yang paling mengejutkanku adalah bahwa melalui Xiao Han, aku mendengar injil tentang Tuhan Yesus yang datang kembali pada akhir zaman ...

Pada suatu hari, Xiao Han mengajakku ke rumah bibinya, di mana bibinya mengajari kami injil kerajaan Tuhan Yang Mahakuasa. Dia meminta kami membaca firman yang disampaikan oleh Tuhan pada akhir zaman, dan bersekutu dengan kami tentang kehendak Tuhan dalam penciptaan Adam dan Hawa, pemikiran dan maksud Tuhan ketika Dia memanggil Nuh untuk membangun bahtera, bagaimana hati Tuhan sakit ketika Dia menghancurkan manusia pada zaman Nuh, dan seterusnya. Dia mengatakan bahwa misteri-misteri ini semuanya dinyatakan dalam firman Tuhan yang disampaikan pada akhir zaman, dan bahwa tanpa semua itu, tidak seorang pun dapat mengerti misteri-misteri ini. Aku percaya kepadanya, sebab hanya Tuhan sendirilah yang dapat menjelaskan pemikiran-pemikiran di balik tindakan-tindakan-Nya. Seandainya Tuhan tidak datang secara pribadi untuk berfirman dan bekerja, siapa lagi yang dapat dengan gamblang menjelaskan pemikiran dan maksud Tuhan? Aku sangat tertarik pada firman Tuhan, dan memutuskan untuk secara serius menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman. Sementara aku menyelidiki, aku mengajukan banyak pertanyaan yang tidak aku mengerti ketika aku membaca Alkitab, dan bibinya Xiao Han memberiku jawaban berdasarkan firman Tuhan Yang Mahakuasa. Jawaban-jawaban itu sangat menyeluruh, dan jelas serta dapat kumengerti. Semakin banyak aku membaca firman Tuhan, pertanyaan-pertanyaan dan kebingungan di hatiku terjawab sedikit demi sedikit, dan aku mengerti bahwa pekerjaan Tuhan pada akhir zaman adalah pekerjaan penghakiman melalui firman-Nya yang menggenapi nubuat dalam Alkitab bahwa "Penghakiman harus dimulai di rumah Tuhan" (1 Petrus 4:17). Tahap pekerjaan Tuhan ini adalah sebuah peningkatan dan pendalaman dari pekerjaan Tuhan Yesus, dan merupakan tahap terakhir dari pekerjaan Tuhan pada akhir zaman untuk menyucikan umat manusia dan menyelamatkan umat manusia. Setelah menyelidiki selama beberapa waktu, aku yakin bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, aku dengan senang hati menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, dan mulai menghadiri pertemuan-pertemuan dengan saudara-saudari.

Suatu pagi, sekitar tiga bulan kemudian, aku bertemu dengan saudari-saudariku seperti biasanya, ketika tiba-tiba telepon selulerku mulai berbunyi. Aku membukanya dan melihat sebuah notifikasi bahwa seseorang sedang berusaha menemukan posisiku dengan memakai iPhone-ku. Aku sangat terkejut, dan aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi segera setelah itu, suamiku mengirimkan sebuah pesan WeChat kepadaku menanyakan, "Kau ada di mana?" Sementara aku melihat pesan itu, aku ragu-ragu, sebab aku ingat bahwa suamiku pergi ke sebuah pertemuan gereja lebih dari sebulan lalu dan memberitahukan kepadaku bahwa pastor telah mengatakan banyak hal negatif mengenai Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan memperingatkan orang-orang percaya untuk waspada dan tidak menjalin kontak apa pun dengan orang-orang yang mengikuti Kilat dari Timur. Pada waktu itu, aku takut bahwa suamiku akan dibingungkan oleh pastor dan para penatua, dan bahwa rumor mereka akan membuat suamiku memusuhi Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku ingin menunggu sampai aku lebih memahami tentang kebenaran itu dan dapat dengan lebih baik bersaksi tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman untuk mengabarkan injil kepada suamiku, sehingga aku tidak pernah berani untuk memberitahukan kepadanya mengenai pertemuan-pertemuanku dengan saudari-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Sembari berpikir demikian, aku membalas pesannya, "Aku sedang dalam perjalanan ke tempat kerja." Namun, ketika aku memikirkan tentang hal ini lagi, aku merasa bahwa ada sesuatu yang salah, "Dia tidak pernah mengirimiku pesan pada waktu seperti ini. Mengapa dia tiba-tiba mengirimiku pesan hari ini untuk bertanya aku di mana? Apa yang sedang terjadi?"

Ketika aku pulang dari kerja malam itu, aku melihat suamiku duduk di tempat tidur dan menatapku dengan pandangan marah. Suamiku telah menemukan kitab-kitab firman Tuhan yang kusembunyikan di rumah dan menaruhnya di atas meja. Aku sangat terkejut melihat semuanya ini, tetapi sebelum aku punya waktu untuk berpikir tentang bagaimana harus bereaksi, suamiku menanyaiku, "Sejak kapan kau percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa? Ada banyak berita daring yang negatif tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, tidakkah engkau tahu itu? Engkau berbohong kepadaku hari ini. Engkau tidak sedang dalam perjalanan ke tempat kerja pagi ini. Di mana engkau?" Aku menjawabnya, dengan agak marah, "Jadi kaulah yang membuat teleponku memperingatkanku pagi ini bahwa seseorang sedang berusaha melacakku!" Dia menjawab, "Saat sedang istirahat kerja pagi ini, aku ingin tahu kau ada di mana, maka aku mencari posisimu dan menemukan bahwa kau tidak berada di tempat yang kau katakan." Dia melunakkan nada bicaranya dan melanjutkan, "Pemerintahan Tiongkok mengatakan batas-batas antara laki-laki dan perempuan tidak jelas di antara orang yang percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, dan ada juga banyak informasi yang lebih negatif. Bisakah engkau tidak berhubungan dengan mereka lagi? Akan jauh lebih baik bila engkau pergi ke pertemuan-pertemuan gereja saja, dan aku dapat pergi bersamamu setiap minggu. Mengapa engkau berhubungan dengan mereka?" Setelah dia selesai, dia membuka internet dan menemukan banyak informasi negatif tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa untuk kubaca. Setelah membaca rumor-rumor tak berdasar ini, aku sangat marah, dan berkata, "Orang-orang ini sama sekali tidak pernah berhubungan dengan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Mengapa mereka berkomentar tentangnya? Kata-kata ini sepenuhnya tak berdasar, hanya kabar angin. Ini adalah kebohongan dan rumor. Sama sekali tak bisa dipercaya! Dalam beberapa bulan terakhir, aku telah bersama saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa, dan apa yang sudah kulihat adalah bahwa mereka berpakaian dengan cara yang sederhana dan jujur, dan mereka berbicara dan berperilaku dengan cara yang bermartabat. Saudara-saudari mereka menghormati batas-batas dan berprinsip dalam interaksi mereka. Mereka sama sekali tidak seperti rumor yang PKT (Partai Komunis Tiongkok) dan para pastor serta penatua sebarkan. Ketetapan administratif untuk Zaman Kerajaan yang dikeluarkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa dengan jelas menyatakan, 'Manusia memiliki watak yang rusak dan selain itu, Dia memiliki emosi-emosi. Oleh karena itu, sangat dilarang bagi dua orang jemaat yang berlainan jenis kelamin untuk bekerja bersama-sama tanpa didampingi ketika melayani Tuhan. Siapa pun yang ketahuan melakukannya akan dikeluarkan, tanpa pengecualian' (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Sepuluh Ketetapan Administratif yang Harus Ditaati Umat Pilihan Tuhan pada Zaman Kerajaan"). Tuhan itu kudus dan benar, dan tidak ada yang lebih membuatnya jijik kecuali ketika orang terlibat dalam perzinahan. Jadi, Tuhan telah mengeluarkan ketetapan administratif yang ketat bagi umat pilihan-Nya, dan siapa pun yang melanggarnya akan diusir dari gereja. Saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa sepenuhnya patuh pada ketetapan administratif Tuhan, dan tidak seorang pun berani melanggarnya. Inilah yang secara pribadi kulihat dan kualami. Rumor yang disebarkan oleh PKT dan para pastor dan penatua bahwa batasan antara laki-laki dan perempuan di Gereja Tuhan Yang Mahakuasa tidak jelas, itu tidak lain hanyalah rumor dan fitnah!" Namun, apa pun yang kukatakan, suamiku tidak mendengarkan, dan dia bersikeras agar aku tidak lagi bertemu dengan saudara-saudariku. Aku mulai merasa negatif ketika aku melihat sikap keras kepala suamiku, sebab di sini di luar negeri aku hanya mengenal suamiku dan aku tidak ingin bertengkar dengannya. Di sisi lain, aku takut bahwa dia akan memberi tahu keluargaku di Tiongkok dan pastor, yang akan membuatku berada dalam masalah yang lebih besar. Jadi, ketika dia menegaskan bahwa aku tidak boleh datang ke pertemuan-pertemuan, aku setuju, tetapi aku mengatakan bahwa aku ingin terus membaca firman Tuhan di rumah, dan dia setuju. Dan demikianlah, badai itu mereda untuk saat itu.

Ada banyak hal yang tidak kumengerti ketika aku membaca firman Tuhan di rumah, sehingga aku memakai telepon selulerku untuk menghubungi saudariku ketika suamiku berada di tempat kerja, yang memungkinkanku melanjutkan pertemuan-pertemuanku dengan saudari-saudariku. Aku juga memberi tahu saudariku tentang bagaimana suamiku memintaku untuk tidak lagi pergi ke pertemuan, dan setelah itu saudari itu membacakan sebuah bagian firman Tuhan bagiku, "Dalam setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam diri manusia, dari luar pekerjaan itu terlihat seperti interaksi antara manusia, seolah-olah lahir karena pengaturan manusia atau dari campur tangan manusia. Namun di balik layar, setiap langkah pekerjaan, dan semua yang terjadi, adalah pertaruhan yang Iblis buat di hadapan Tuhan, dan menuntut orang-orang untuk berdiri teguh dalam kesaksian mereka bagi Tuhan. Misalnya, ketika Ayub diuji: di balik layar, Iblis bertaruh dengan Tuhan, dan yang terjadi kepada Ayub adalah perbuatan manusia, dan campur tangan manusia. Di balik setiap langkah pekerjaan yang Tuhan lakukan di dalam dirimu adalah pertaruhan antara Iblis dengan Tuhan—di balik semua itu ada peperangan. ... Ketika Tuhan dan Iblis berperang di alam roh, bagaimanakah seharusnya engkau memuaskan Tuhan, dan bagaimana engkau harus berdiri teguh dalam kesaksianmu bagi-Nya? Engkau harus tahu bahwa segala sesuatu yang terjadi kepadamu adalah sebuah ujian besar dan merupakan saat ketika Tuhan membutuhkanmu untuk menjadi kesaksian" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Hanya Mengasihi Tuhan yang Berarti Sungguh-Sungguh Percaya kepada Tuhan"). Saudariku menjelaskan, "Ketika kita menghadapi lingkungan semacam itu hampir seketika setelah menerima Tuhan Yang Mahakuasa, dari luar hal itu tampaknya bahwa keluarga kita menghentikan kita dan tidak membiarkan kita pergi ke pertemuan-pertemuan, tetapi jika kita melihat masalah itu melalui firman Tuhan, gangguan Iblis ada di balik semua ini, sebab ini adalah sebuah pertempuran rohani. Tuhan ingin menyelamatkan kita, tetapi Iblis tidak ingin membiarkan itu terjadi, maka ia mengikuti di belakang Tuhan untuk mengganggu kita, dan memakai orang-orang di seputar kita untuk menghentikan kita datang ke hadapan Tuhan. Tujuan Iblis adalah menghancurkan relasi normal kita dengan Tuhan, membuat kita merasa negatif dan lemah sehingga kita meninggalkan dan mengkhianati Tuhan, dan akhirnya kembali berada dalam kekuasaannya dan kehilangan kesempatan untuk diselamatkan oleh Tuhan. Jadi, kita harus belajar membedakan, melihat hal-hal menurut firman Tuhan, memahami tipu muslihat Iblis, lebih banyak berdoa dan mengandalkan Tuhan, memiliki iman yang sejati kepada Tuhan, dan melihat tindakan-tindakan Tuhan melalui iman kita!" Setelah mendengar firman Tuhan dan persekutuan saudariku, aku tiba-tiba menyadari, "Suamiku memintaku berhenti untuk percaya kepada Tuhan dan mengikuti Tuhan karena Iblis memakai dirinya untuk menggangguku dan membuatku mengkhianati Tuhan, yang merupakan ujian yang sama yang dialami oleh Ayub. Iblis mencoba segala cara yang diketahuinya untuk mencobai Ayub. Iblis membuatnya kehilangan kekayaannya yang amat besar dan kawanan ternak dan dombanya, membuat sekujur tubuhnya dipenuhi bisul busuk, lalu juga memakai teman-teman Ayub untuk mengganggu dan menyerangnya, dan bahkan memakai istrinya untuk mencobai Ayub agar meninggalkan Tuhan dan mati. Dengan congkak Iblis mencoba untuk menghancurkan iman Ayub kepada Tuhan dan membuatnya mengingkari dan menolak Tuhan. Iblis benar-benar jahat dan keji!" Ketika aku berpikir tentang hal ini, hatiku penuh dengan kebencian terhadap Iblis, tetapi kemudian aku berpikir, "Walaupun Iblis secara membabi-buta berusaha untuk menghancurkan Ayub, ia tidak akan pernah membahayakan Ayub kecuali Tuhan mengizinkannya melakukan hal itu, maka tidakkah itu berarti bahwa yang sedang kualami juga ada dalam tangan Tuhan? Asalkan aku benar-benar mengikuti Tuhan dan mengandalkan Tuhan, Tuhan pasti akan menuntunku untuk mengatasi godaan-godaan Iblis." Pemikiran itu memberiku iman yang lebih besar pada Tuhan, dan aku jadi bertekad kuat untuk tetap berhubungan dengan para saudariku dan meneruskan pertemuan-pertemuanku dan persekutuan melalui telepon selulerku.

Pada suatu malam, aku meletakkan teleponku di atas meja, dan aku tidak membayangkan bahwa suamiku akan mengambilnya dan memeriksa catatan pembicaraanku dengan saudariku. Dengan amat marah, dia berkata kepadaku, "Engkau masih berhubungan dengan mereka, dan pembicaraan kalian berlangsung selama dua jam." Kemudian, dia menunjukkan kepadaku lebih banyak informasi negatif dari internet. Dia juga menggunakan berbagai cara untuk mengawasiku dan mencegahku agar tidak berhubungan dengan saudariku di teleponku. Aku kehilangan kehidupan gerejaku lagi, dan tidak dapat memperoleh bantuan dari saudariku. Setelah itu, suamiku terus mengirimiku rumor-rumor yang ditemukannya di internet, dan mengganggu serta menghalangiku untuk menjalin hubungan apa pun dengan saudara-saudariku. Pembatasan dan gangguan suamiku membuatku sedih, dan secara tak sadar aku kembali mulai merasa lemah, "Mengapa suamiku sangat menentang kepercayaanku kepada Tuhan? Aku hanya ingin percaya kepada Tuhan, mengapa ini begitu sulit? Kapan aku dapat percaya kepada Tuhan tanpa begitu banyak gangguan? Apakah ini akan menjadi kehidupanku mulai dari sekarang?" Ketika berpikir tentang hal itu, aku berusaha untuk menghentikan jatuhnya air mataku, tetapi aku tak dapat, dan aku merasa sangat kesepian dan tak berdaya. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa bertahan, dan tak terhitung lagi berapa kali aku menangis karena perasaan itu. Dalam kepedihanku, satu-satunya yang bisa kulakukan adalah berdoa kepada Tuhan, "Tuhan! Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan menghadapi pembatasan suamiku, aku tidak tahu bagaimana harus menjalani ini, tetapi aku percaya bahwa seperti apa pun keadaannya, Engkau memiliki maksud baik-Mu. Aku memohon bimbingan-Mu dan iman untuk menjalani ini."

Secara ajaib, tepat saat aku berdoa, aku menerima dua bagian firman Tuhan dari saudariku, "Dalam peperangan melawan Tuhan dan mengikuti di belakang-Nya, tujuan Iblis adalah untuk menghancurkan semua pekerjaan yang Tuhan ingin lakukan, untuk merasuki dan mengendalikan orang-orang yang Tuhan ingin dapatkan, untuk sepenuhnya memusnahkan orang-orang yang Tuhan ingin dapatkan. Jika mereka tidak dimusnahkan, mereka menjadi milik Iblis, untuk dipakai olehnya—inilah tujuannya" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik IV"). "Engkau harus memiliki keberanian-Ku di dalam dirimu, dan engkau harus memiliki prinsip-prinsip dalam hal menghadapi kerabat yang tidak percaya. Namun demi Aku, engkau juga tidak boleh tunduk pada kekuatan gelap apa pun. Andalkanlah hikmat-Ku untuk berjalan dengan cara yang sempurna; jangan izinkan persekongkolan Iblis apa pun menguasaimu. Kerahkan segala upayamu untuk menaruh hatimu di hadapan-Ku, dan Aku akan menghiburmu dan memberimu kedamaian dan kebahagiaan di hatimu" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 10"). Melalui firman Tuhan, aku beroleh beberapa pemahaman mengenai niat jahat Iblis. Tuhan bekerja untuk menyelamatkan manusia, sedangkan Iblis berusaha menghancurkan pekerjaan Tuhan dan bersaing dengan Tuhan untuk mendapatkan manusia, sehingga ia menyebarkan beragam rumor di Internet untuk membingungkan dan menipu manusia, dan juga memakai keluarga kita untuk mencegah dan mengganggu kita dan membuat kita tidak mungkin untuk datang ke hadapan Tuhan dan diselamatkan. Suamiku dibutakan oleh rumor yang disebarkan oleh Iblis sebab dia tidak tahu kebenaran, dan itulah sebabnya dia berusaha mencegahku agar tidak percaya kepada Tuhan, dan Iblis juga memanfaatkan kelemahanku untuk membelenggu dan membahayakan diriku. Iblis tahu kelemahan fatalku yang adalah kasih sayang romantis, sehingga dia menyerangku melalui kasih sayangku kepada suamiku, membuatku memilih untuk mempertahankan kedamaian keluargaku oleh karena perhatianku pada perasaan-perasaan kedaginganku dan menyerah untuk mengikuti Tuhan, dan karenanya membuatku meninggalkan jalan yang benar dan kehilangan kesempatanku untuk diselamatkan oleh Tuhan. Iblis benar-benar keji! Pada waktu yang sama, aku merasa Tuhan menghiburku dengan firman-Nya, mendorongku untuk tidak menyerah pada kekuatan gelap si Iblis, dan menunjukkan kepadaku jalan penerapannya. Tuhan berfirman, "Andalkanlah hikmat-Ku untuk berjalan dengan cara yang sempurna." Dalam keadaanku saat itu, bagaimana aku dapat memakai kebijaksanaan ekstra yang Tuhan berikan untuk menghadiri pertemuan? Aku ingat bahwa terakhir suamiku memakai teleponku untuk melacakku, sehingga aku tidak dapat pergi ke rumah saudariku lagi, dan aku tidak dapat memakai teleponku untuk melakukan pertemuan dengannya tetapi aku dapat pergi ke pujasera yang dikunjungi saudariku di mal. Jika suamiku bertanya lagi, aku bisa mengatakan bahwa aku sedang berbelanja di mal. Maka, dengan bimbingan Tuhan, aku bisa bertemu dengan saudariku lagi. Setelah itu, begitu saudariku mengerti kesulitan-kesulitanku, dia membagikan firman Tuhan kepadaku, dan menghibur serta menguatkanku. Begitu aku memahami kebenaran, sikap negatifku dengan segera terselesaikan.

Suatu hari, sepulang kerja, aku ingin membaca lebih banyak firman Tuhan, tetapi ketika aku mencari di laci dan almari di mana aku telah meletakkan kitab-kitabku yang berisi firman Tuhan, aku tidak dapat menemukannya. Aku sangat cemas, dan berpikir, "Oh tidak, suamiku pasti telah membuang kitab-kitabku. Dia orang yang sangat berhati-hati, maka dia pasti tidak akan membuangnya ke tempat sampah di mana aku dapat menemukannya. Jika dia membawanya ke kantor untuk membuangnya, maka aku benar-benar tidak akan menemukannya." Pemikiran itu membuatku sedih, dan aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.

Beberapa hari kemudian, ketika aku pergi dengan suamiku untuk mengikuti ujian surat izin mengemudinya, aku bertemu dengan salah seorang saudariku. Dengan diam-diam, aku memberitahukan kepadanya bahwa kitab-kitab firman Tuhanku telah hilang. Dia memintaku untuk lebih banyak berdoa, mengandalkan Tuhan, dan dengan cermat mencarinya lagi. Tuhan menguasai dan mengatur segala hal, katanya padaku, sehingga apakah suamiku telah membuang kitab-kitab itu atau tidak, itu berada di tangan Tuhan, dan aku tidak boleh membiarkan imajinasiku membuatku terburu-buru menghakimi. Ketika tiba di rumah, aku mengirim pesan kepada seorang saudari lain, yang mengatakan hal yang sama kepadaku. Dengan persekutuan semacam itu dari keduanya, aku percaya bahwa maksud Tuhan yang baik pasti ada di balik ini. Apakah Tuhan sedang memakai saudari-saudariku untuk mengingatkanku? Kemudian, aku ingat satu bagian firman Tuhan, "Tuhan Yang Mahakuasa menguasai segala hal dan segala peristiwa! Selama hati kita memandang kepada-Nya setiap saat dan kita masuk ke dalam roh dan ke dalam persekutuan dengan-Nya, Dia akan menunjukkan kepada kita semua hal yang kita cari, dan kehendak-Nya pasti akan diungkapkan kepada kita. Hati kita pun akan berada dalam sukacita dan kedamaian, tetap teguh dengan kejelasan yang sempurna" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 7"). Dari firman Tuhan, aku memahami bahwa Tuhan selalu ada bagi manusia yang mengandalkan dan membutuhkan bantuan-Nya. Ketika manusia berada dalam masalah dan tidak punya jalan keluar, asalkan kita dengan tulus berseru kepada Tuhan, Tuhan akan memberi pencerahan dan membimbing kita, dan membantu kita melewati kesulitan-kesulitan kita. Berkat pencerahan dan bimbingan firman Tuhan, imanku kepada Tuhan kembali dikuatkan, dan aku menemukan jalan untuk kulalui. Aku juga mengerti bahwa dalam masalah kehilangan kitab firman Tuhan milikku, aku tidak akan pernah menemukannya jika aku hanya mengandalkan usahaku sendiri. Tuhan itu mahakuasa, dan asalkan aku mengandalkan dan mencari pertolongan Tuhan, dan kemudian mencari kitab-kitab itu secara praktis, aku percaya bahwa Tuhan akan membimbing dan membantuku. Jadi, aku menghadap Tuhan dan dengan tulus berdoa, "Tuhan! Aku tidak dapat menemukan kitab-kitab firman-Mu. Pada awalnya, aku mengandalkan gagasan dan imajinasiku sendiri untuk mengira-ngira di mana kitab-kitab itu berada, aku bertindak berdasar pikiranku sendiri, aku tidak menempatkan-Mu di atas segalanya, dan aku tidak menyadari bahwa segala sesuatu ada di bawah kendali-Mu. Kini, aku ingin mencari-Mu dan memercayakan masalah ini kepada-Mu, dan kemudian bekerja sama dengan mencarinya lagi. Apakah aku akan menemukan kitab-kitab itu atau tidak, itu adalah seizin-Mu. Aku mohon bimbingan-Mu."

Setelah berdoa, aku tiba-tiba merasakan keinginan untuk pergi ke gudang untuk mencari sepasang sepatu. Saat aku berlutut di gudang untuk mengambil sepatu itu, secara tak terduga-duga aku melihat sebuah tas putih, dan sebuah gagasan yang sangat jelas tiba-tiba muncul di benakku: Kitab-kitab firman Tuhan ada dalam tas itu. Saat aku mengambil tas itu dan mengeceknya, ternyata benar! Aku terkejut dan gembira, dan tidak kuasa untuk tidak berseru, "Syukur kepada Tuhan! Syukur kepada Tuhan!" Aku menyadari bahwa aku dituntun kepada kitab-kitab itu oleh Tuhan. Aku benar-benar menyadari bahwa segala sesuatu berada di bawah kendali Tuhan, Tuhan telah mengatur pemikiran dan gagasan di hati manusia, dan bahwa ketika kita mengandalkan Tuhan dan meminta kepada Tuhan, tidak ada yang terlalu sulit. Setelah itu, aku dengan segera membawa kitab-kitab tersebut ke kamar tidur dan menaruhnya di laciku. Malam itu, ketika suamiku kembali, dia mendapati bahwa aku telah menemukan kitab-kitab yang disembunyikannya di gudang dan mendesakku untuk menyerahkannya kepadanya. Kali ini, dengan sungguh-sungguh aku mengandalkan Tuhan dan memohon kepada-Nya untuk memberiku keyakinan dan kekuatan, dan aku menolak untuk berkompromi lebih jauh dengannya. Ketika dia melihat tekadku, dia tidak mendesak lebih jauh.

Kemudian, untuk memudahkanku menghadiri pertemuan dan melatihkan devosi rohani, saudariku memberiku sebuah telepon khusus untuk mendengarkan khotbah, dan dia juga mengunduhkan beberapa kitab firman Tuhan di sana. Suatu kali, ketika aku mengganti tas punggungku, secara ceroboh aku meninggalkannya di rumah, dan suamiku menjadi tahu bahwa aku datang ke pertemuan-pertemuan lagi. Dia mengirim pesan untuk menanyaiku, "Mengapa kau masih berhubungan dengan mereka? Mengapa dengan diam-diam engkau datang ke pertemuan?" Aku marah dan cemas ketika aku melihat pesan itu, tetapi aku ingat pengalamanku di waktu sebelumnya, bagaimana setiap kali suamiku berusaha untuk mengganggu atau menindasku, aku selalu berkompromi, mundur, atau merasa negatif dan lemah, dan bahwa yang sangat kurang dariku adalah mengandalkan Tuhan dan bersaksi bagi Tuhan. Kali ini, aku tidak dapat mengalah pada Iblis. Aku ingin mengandalkan Tuhan, mencari Tuhan, mengalahkan Iblis dengan iman, dan menjadi kesaksian bagi Tuhan. Aku teringat akan firman Tuhan, "Di mana pun atau kapan pun, atau seburuk apa pun lingkungannya, Aku akan membuatmu mengerti dengan jelas, dan hati-Ku akan diungkapkan kepadamu jika engkau memandang-Ku dengan hatimu; dengan cara inilah, engkau akan menempuh jalan ke depan dan tidak pernah tersesat" (Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Perkataan Kristus pada Mulanya, Bab 13"). Maka, aku berdoa kepada Tuhan, "Tuhan! Hari ini, Engkau telah memilihku dan membuatku mengikuti jejak langkah-Mu. Jika aku tidak mengejar dengan segenap kekuatanku, jika aku berkompromi dengan Iblis, aku akan kehilangan kesempatanku untuk diselamatkan. Tuhan! Aku ingin memercayakan kesulitan-kesulitanku saat ini kepada-Mu. Tidak peduli jika suamiku memberi tahu keluargaku atau pastor mengenai kepercayaanku kepada Tuhan Yang Mahakuasa, atau apa pun yang dia lakukan terhadapku, aku akan taat. Kali ini, aku akan mengandalkan-Mu untuk menjadi kesaksian bagi-Mu dan mempermalukan Iblis."

Setelah berdoa, aku merasa jauh lebih tenang. Aku mengambil teleponku dan menjawabnya, "Ya, aku datang ke pertemuan lagi. Besok, ayo kita duduk dan bicarakan soal ini." Begitu aku mengirimkan pesan itu, aku masih merasakan bahwa aku sedang dimurnikan dalam hatiku: Mengapa setiap kali aku ingin secara sungguh-sungguh mengejar kebenaran, aku dihalangi? Kemudian, aku berpikir mengenai pengalaman Ayub yang sudah dipersekutukan denganku berkali-kali oleh saudari-saudariku. AKu pun memikirkan tentang apa yang difirmankan Tuhan, "Apa yang Tuhan lakukan ketika Ayub mengalami siksaan ini? Tuhan mengamati, dan menyaksikan, dan menunggu hasilnya. Ketika Tuhan mengamati dan menyaksikan, bagaimana perasaan-Nya? Tentu saja, Dia merasa sangat sedih" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II"). Aku merenungkan firman Tuhan, dan memikirkan pengalaman Ayub itu. Dia menghabiskan hidupnya dengan takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan, tetapi Iblis tidak suka jika Tuhan mendapatkan Ayub, sehingga ia mencobainya berkali-kali. Sementara Iblis mencobai Ayub, Tuhan mengamati dan memperhatikan semuanya, dan Tuhan memberi Iblis sebuah batas yang ketat: Iblis tidak boleh mengambil nyawa Ayub, yang dengan cara demikian Tuhan menjamin keamanan Ayub. Ini menunjukkan bahwa Tuhan sangat menghargai manusia, tidak ingin kita menderita, dan tidak berharap untuk melihat kita jatuh di bawah pengaruh Iblis dan disakiti oleh Iblis. Selain itu, Tuhan memiliki maksud yang baik ketika membiarkan Iblis mencobai Ayub. Tuhan berharap untuk memakai Ayub untuk beroleh kesaksian dan menyempurnakan iman dan ketaatan Ayub kepada Tuhan. Bukankah ini sama dengan situasiku sekarang? Walaupun Iblis mencobaiku berkali-kali, Tuhan tidak pernah meninggalkanku, dan telah membimbingku sampai saat ini. Tuhan telah mengatur keadaan ini dengan harapan bahwa aku akan bertumbuh dalam hidupku, menjadi kesaksian bagi-Nya, dan mempermalukan Iblis, sehingga kali ini aku harus berusaha sebisaku untuk memberi kesaksian bagi Tuhan, dan mempermalukan Iblis. Aku merasakan imanku kepada Tuhan, dan aku bertekad untuk mematuhi pengaturan-pengaturan Tuhan, berdiri dengan Tuhan, dan tidak pernah berkompromi dengan Iblis.

Keesokan malamnya, ketika aku pulang dari kerja, suamiku sudah ada di sana menungguku. Ketika aku duduk, dia berkata, "Bisakah engkau tak lagi percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa?" Kemudian, dia mulai berbicara tentang semua informasi negatif dari Internet yang telah ditunjukkannya kepadaku mengenai Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Aku menjawab, "Tidak, aku tidak mau. Apa yang benar-benar kau ketahui tentang Gereja Tuhan Yang Mahakuasa? Semua informasi yang sudah kau lihat di Internet adalah rumor yang dikarang oleh PKT untuk memfitnah, mencemarkan nama baik, dan menghancurkan Gereja Tuhan Yang Mahakuasa. Tak satu pun darinya benar. PKT adalah sebuah partai politik yang ateis, ia membenci kebenaran dan Tuhan, sehingga ia dengan membabi-buta mengarang dan menyebarkan segala jenis rumor untuk membuat orang bingung. PKT dengan congkak ingin memperdaya manusia agar menentang Tuhan dan membawa sampai mati penentangan seperti itu. Itulah maksud jahat PKT. Dengan percaya kepada Tuhan, aku tidak melakukan sesuatu yang salah, dan aku juga tidak melakukan sesuatu yang perlu kumintakan maaf darimu. Aku melangkah di jalan yang benar dalam kehidupan, dan aku telah memutuskan untuk terus melangkah di jalan ini. Aku telah memikirkannya, dan aku telah memutuskan engkau dapat menghubungi pastor dan para pengkhotbah dan membiarkan mereka menuduhku dalam khotbah-khotbah mereka dan kemudian mengeluarkanku dari gereja. Engkau juga dapat menelepon orangtuaku dan membiarkan mereka mengepung dan menindasku. Namun, apa pun yang engkau lakukan, keputusanku tidak akan berubah. Aku telah menerima pekerjaan Tuhan pada akhir zaman, dan dengan membaca firman Tuhan dan mengalami lingkungan yang sudah Tuhan atur, aku telah berketetapan bahwa Tuhan Yang Mahakuasa adalah Tuhan Yesus yang datang kembali, dan aku akan tetap teguh dalam pilihanku apa pun yang terjadi." Suamiku berkata, "Engkau mengkhianati Tuhan, tahukah engkau itu? Tuhan telah memberimu begitu banyak kasih karunia. Bagaimana mungkin engkau bisa mengkhianati-Nya?" Aku berkata, "Percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa tidak mengkhianati Tuhan, karena itu berarti mengikuti jejak Anak Domba, sebab Tuhan Yang Mahakuasa dan Tuhan Yesus adalah Tuhan yang sama. Justru karena aku telah menikmati begitu banyak kasih karunia Tuhan Yesus maka aku tahu aku harus menyelidiki dan menerima ketika aku mendengar kabar bahwa Tuhan Yesus sudah kembali sekarang ini. Sekarang, Tuhan Yesus telah kembali berinkarnasi untuk menyampaikan firman yang baru dan menjelaskan pekerjaan dan kehendak Tuhan. Aku sudah mendengar suara Tuhan, maka aku harus bekerja untuk mengejarnya, datang ke pertemuan-pertemuan, dan membalas kasih Tuhan kepadaku." Suamiku berkata, "Baik, lupakan itu! Lakukan apa yang kau ingin! Aku sempat terpikir untuk memberitahu pastormu dan memintanya mengeluarkanmu dari gereja, dan menelepon orangtuamu, tetapi aku takut bahwa mereka akan sangat marah sampai-sampai mereka sakit. Percayai apa pun yang kau inginkan mulai dari sekarang, aku tidak akan turut campur."

Ketika aku mendengar suamiku mengatakan dia tidak akan lagi mencoba menghalangiku untuk percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, aku sangat bahagia. Aku tahu bahwa ini adalah bimbingan Tuhan, dan bahwa hati dan pikiran suamiku juga berada di tangan Tuhan. Bahwa dia dapat mengatakan hal-hal semacam itu menunjukkan bahwa segala sesuatu dikuasai oleh Tuhan. Tuhanlah yang telah membuka jalan bagiku. Aku menyadari melalui pengalamanku bahwa Tuhan menginginkan hatiku, dan ketika aku sungguh-sungguh mengandalkan-Nya, mencari-Nya, dan mempertaruhkan segalanya untuk memuaskan Tuhan, aku dapat melihat pekerjaan Tuhan, dan bahwa Tuhan telah secara diam-diam memimpinku dan membantuku. Aku teringat akan firman Tuhan: "Setiap kali Iblis merusak manusia atau menimbulkan kerugian tak terkendali pada manusia, Tuhan tidak berpangku tangan, Dia juga tidak mengabaikan ataupun menutup mata terhadap orang-orang yang telah dipilih-Nya. Tuhan mengerti dengan sangat jelas semua yang Iblis lakukan. Tak peduli apa pun yang Iblis lakukan, apa pun tren yang Iblis munculkan, Tuhan tahu semua yang Iblis berusaha lakukan, dan Tuhan tidak menyerah atas orang-orang yang telah dipilih-Nya. Sebaliknya, tanpa menarik perhatian—secara rahasia, secara diam-diam—Tuhan melakukan semua yang perlu dilakukan" (Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik VI"). Aku merasa tersentuh ketika aku merenungkan firman Tuhan ini. Aku memikirkan kembali pengalamanku sendiri, dan ingat bagaimana ketika Iblis memakai suamiku untuk mengganggu dan menghalangiku agar tidak menghadiri pertemuan-pertemuan, Tuhan memakai kata-kata dari saudara-saudariku untuk membantuku mengenali tipu daya Iblis dan untuk terlepas dari sikap negatifku; ketika suamiku menyembunyikan kitab-kitab firman Tuhan milikku dan berusaha menghentikanku untuk percaya kepada Tuhan, aku sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan dan mencari Tuhan dan menjadi saksi tentang tindakan-tindakan Tuhan yang ajaib; ketika aku menjadi bertekad untuk memihak Tuhan dan bersedia untuk mempertaruhkan segalanya untuk mengikuti Tuhan, Iblis dipermalukan dan mundur. Melalui pengalamanku, aku menyadari bahwa Tuhan sungguh-sungguh menyertaiku, dan bahwa Dia mengatur lingkungan bagiku berdasarkan tingkat pertumbuhan rohaniku. Tuhan tidak memberiku suatu beban yang tak bisa kutanggung. Aku telah berpikir bagaimana di masa lalu, ketika aku belum benar-benar memberikan hatiku kepada Tuhan, aku selalu khawatir dengan kasih sayang kedagingan, mengandalkan cara-cara manusia untuk menghadapi masalah, dan tidak berani untuk mengkhianati Iblis, yang mengakibatkan Iblis mengambil keuntungan dari kelemahanku dan menyasar titik lemahku berulang kali, dan menyerangku pada setiap kesempatan, dan menyiksaku tanpa akhir. Namun, ketika aku sungguh-sungguh mengandalkan Tuhan dan mempertaruhkan segalanya, Tuhan membukakan jalan bagiku, dan Iblis tak berdaya, dipermalukan, dan dikalahkan. Setelah mengalami lingkungan seperti ini, aku beroleh pemahaman yang sejati akan kemahakuasaan dan kedaulatan Tuhan dan watakku sendiri yang gemar memberontak, iman dan ketaatanku kepada Tuhan bertumbuh, aku memperoleh pengertian akan rancangan jahat Iblis, aku melihat natur Iblis yang jahat dan keji, dan kebencian yang sejati terhadap Iblis muncul dalam diriku. Aku mampu beroleh pengertian-pengertian ini berkat bimbingan dan pencerahan Tuhan, dan aku sungguh-sungguh bersyukur kepada Tuhan!

Melalui periode mengalami ini, aku beroleh banyak hal. Aku merasa lemah dan negatif selama prosesnya, tetapi bimbingan firman Tuhan dan dukungan serta bantuan dari para saudariku memberiku iman untuk mengatasi berbagai godaan dan serangan Iblis dan aku bertahan sampai hari ini. Melalui pengalaman nyataku, aku menyadari kasih Tuhan, dan bahwa Tuhan telah membimbingku dan berada di sampingku dalam segala perkara. Ketika kita sungguh-sungguh memberikan hati kita kepada Tuhan, mencari Tuhan, dan mengandalkan Tuhan, kita melihat pekerjaan Tuhan yang menakjubkan dan keluar dari penderitaan kita. Di masa yang akan datang, aku berharap mengalami lebih banyak pekerjaan Tuhan dan mengejar pengetahuan yang sejati akan Tuhan.

Sebelumnya: 15. Sekarang Aku Tahu Nama Baru Tuhan

Selanjutnya: 17. Menerobos Pengepungan Iblis yang Kuat

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

44. Aku Telah Pulang

Oleh Saudara Chu Keen Pong, MalaysiaAku telah percaya kepada Tuhan selama lebih dari sepuluh tahun dan melayani di gereja selama dua tahun,...

Pengaturan

  • Teks
  • Tema

Warna Solid

Tema

Jenis Huruf

Ukuran Huruf

Spasi Baris

Spasi Baris

Lebar laman

Isi

Cari

  • Cari Teks Ini
  • Cari Buku Ini