Firman Tuhan Harian: Mengenal Pekerjaan Tuhan | Kutipan 179

16 April 2021

Pekerjaan dalam pikiran manusia terlalu mudah dicapai oleh manusia. Pendeta dan pemimpin di kalangan keagamaan, misalnya, menggantungkan diri pada karunia dan kedudukan mereka untuk melakukan pekerjaan mereka. Orang yang mengikuti mereka dalam jangka waktu panjang akan tertular oleh karunia mereka dan terpengaruh oleh sebagian dari keberadaan mereka. Mereka berfokus pada karunia, kemampuan, dan pengetahuan manusia, dan mereka memperhatikan hal-hal supranatural dan banyak doktrin mendalam yang tidak realistis (tentu saja, doktrin-doktrin mendalam ini tidak dapat dicapai). Mereka tidak berfokus pada perubahan pada watak manusia, melainkan pada melatih orang untuk berkhotbah dan bekerja, meningkatkan pengetahuan orang dan doktrin keagamaan mereka yang berlimpah. Mereka tidak berfokus pada sejauh mana watak orang diubahkan atau sejauh mana orang memahami kebenaran. Mereka tidak peduli tentang hakikat manusia, apalagi berusaha mengetahui keadaan normal dan abnormal manusia. Mereka tidak menentang gagasan manusia atau mengungkapkan gagasan mereka, apalagi memangkas orang karena kekurangan atau kerusakan mereka. Sebagian besar orang yang mengikuti mereka melayani dengan menggunakan karunia mereka, dan segala hal yang mereka sampaikan adalah gagasan agamawi dan teori teologi, yang tidak bersentuhan dengan kenyataan dan sama sekali tidak dapat memberikan kehidupan kepada manusia. Kenyataannya, hakikat dari pekerjaan mereka adalah mengasuh bakat, mengasuh orang yang tidak memiliki apa-apa menjadi lulusan seminari berbakat yang kemudian bekerja dan memimpin. Dapatkah engkau menemukan hukum apa pun dalam pekerjaan Tuhan selama enam ribu tahun? Ada banyak aturan dan batasan dalam pekerjaan yang dilakukan manusia, dan otak manusia terlalu dogmatis. Jadi, apa yang diungkapkan manusia adalah pengetahuan dan realisasi yang berada dalam ruang lingkup pengalamannya. Manusia tidak dapat mengungkapkan apa pun selain ini. Pengalaman atau pengetahuan manusia tidak muncul dari karunia bawaan atau nalurinya; itu muncul karena bimbingan Tuhan dan penggembalaan langsung oleh Tuhan. Manusia hanya memiliki indra untuk menerima penggembalaan ini dan bukan indra yang dapat secara langsung mengungkapkan apa yang dimaksud dengan keilahian. Manusia tidak dapat menjadi sumber; manusia hanya dapat menjadi wadah yang menerima air dari sumbernya. Ini adalah naluri manusia, indra yang harus dimiliki seseorang sebagai manusia. Jika orang kehilangan indra untuk menerima firman Tuhan dan kehilangan naluri manusia, orang itu juga kehilangan hal yang paling berharga, dan kehilangan tugas manusia ciptaan. Jika orang tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman tentang firman Tuhan atau pekerjaan-Nya, orang itu kehilangan tugasnya, tugas yang harus dia lakukan sebagai mahluk ciptaan, dan kehilangan martabat makhluk ciptaan. Sudah merupakan naluri Tuhan untuk mengungkapkan apa yang dimaksud dengan keilahian, baik itu diungkapkan dalam daging atau secara langsung oleh Roh; inilah pelayanan Tuhan. Manusia mengungkapkan pengalaman atau pengetahuannya sendiri (yaitu, mengungkapkan siapa dia) selama berlangsungnya pekerjaan Tuhan atau sesudahnya; ini adalah naluri manusia dan tugas manusia, dan itulah yang harus dicapai manusia. Walaupun pengungkapan manusia jauh terbelakang dibandingkan apa yang Tuhan ungkapkan, dan sekalipun ungkapan manusia dibatasi oleh banyak peraturan, manusia harus memenuhi tugas yang harus dia laksanakan dan melakukan apa yang harus dia lakukan. Manusia harus melakukan segala hal yang mungkin secara manusiawi untuk memenuhi tugasnya, dan tidak boleh memiliki keberatan sedikit pun.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan Tuhan dan Pekerjaan Manusia"

Lihat lebih banyak

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Bagikan

Batalkan