Firman Tuhan Harian: Jalan Masuk ke Dalam Kehidupan | Kutipan 494

04 September 2020

Kasih sejati kepada Tuhan berasal dari dalam hati; itu adalah kasih yang hanya ada atas dasar pengetahuan manusia tentang Tuhan. Ketika hati seseorang sepenuhnya berpaling kepada Tuhan, mereka memiliki kasih kepada Tuhan, tetapi kasih itu belum tentu murni dan belum tentu lengkap. Ini karena masih ada jarak antara hati orang yang sepenuhnya berpaling kepada Tuhan dan orang tersebut memiliki pemahaman sejati tentang Tuhan dan pemujaan yang tulus kepada-Nya. Cara manusia mencapai kasih yang sejati kepada Tuhan dan mengenal watak Tuhan adalah dengan memalingkan hati mereka kepada Tuhan. Ketika manusia menyerahkan hatinya yang tulus kepada Tuhan, mereka akan mulai masuk ke dalam pengalaman hidup. Dengan cara demikian, watak mereka akan mulai berubah, kasih mereka kepada Tuhan akan berangsur-angsur tumbuh, dan pengetahuan mereka tentang Tuhan juga akan berangsur-angsur meningkat. Jadi memalingkan hati seseorang kepada Tuhan adalah prasyarat untuk mendapatkan jalur pengalaman hidup yang benar. Ketika manusia menempatkan hati mereka di hadapan Tuhan, mereka hanya memiliki hati yang merindukan-Nya tetapi bukan kasih kepada-Nya, karena mereka tidak memiliki pemahaman tentang Dia. Meskipun dalam keadaan ini mereka memang memiliki kasih kepada-Nya, kasih itu tidak spontan dan tidak murni. Ini karena segala sesuatu yang berasal dari daging manusia adalah produk emosi dan tidak berasal dari pemahaman sejati. Itu hanyalah dorongan sesaat dan tidak bisa menghasilkan pemujaan yang bertahan lama. Ketika orang tidak memiliki pemahaman tentang Tuhan, mereka hanya dapat mengasihi-Nya berdasarkan keinginan mereka sendiri dan gagasan pribadi mereka sendiri; kasih seperti ini tidak bisa disebut kasih yang spontan, juga tidak bisa disebut kasih sejati. Hati manusia bisa benar-benar berpaling kepada Tuhan, dan mampu memikirkan kepentingan Tuhan dalam segala sesuatu, tetapi jika manusia tidak memiliki pemahaman tentang Tuhan, ia tidak akan mampu memiliki kasih yang benar-benar spontan. Yang bisa ia lakukan hanyalah melaksanakan beberapa fungsi bagi gereja atau melakukan sedikit tugasnya, tetapi ia akan melakukannya tanpa dasar. Watak orang semacam ini sulit berubah; orang-orang seperti itu tidak mengejar kebenaran, atau mereka tidak memahaminya. Walaupun seseorang benar-benar memalingkan hati mereka kepada Tuhan, itu tidak berarti bahwa kasih kepada Tuhan dalam hati mereka benar-benar murni, karena mereka yang memiliki Tuhan di dalam hatinya belum tentu memiliki kasih kepada Tuhan di dalam hatinya. Ini menyangkut perbedaan antara orang yang mengejar dan orang yang tidak mengejar pemahaman tentang Tuhan. Ketika orang telah memiliki pemahaman tentang Dia, ini menunjukkan bahwa hati mereka telah sepenuhnya berpaling kepada Tuhan, ini menunjukkan bahwa kasih sejati mereka kepada Tuhan di dalam hatinya bersifat spontan. Hanya orang seperti itu yang memiliki Tuhan di dalam hati mereka. Memalingkan hati seseorang kepada Tuhan adalah prasyarat untuk orang berada di jalur yang benar, untuk memahami Tuhan, dan untuk mencapai kasih kepada Tuhan. Ini bukan penanda selesainya tugas orang untuk mengasihi Tuhan, juga bukan penanda orang telah memiliki kasih yang sejati kepada-Nya. Satu-satunya cara bagi seseorang untuk mencapai kasih sejati kepada Tuhan adalah dengan memalingkan hati mereka kepada-Nya, yang juga merupakan hal pertama yang harus orang lakukan sebagai salah satu ciptaan-Nya. Mereka yang mengasihi Tuhan adalah semua orang yang mengejar kehidupan, yaitu orang-orang yang mengejar kebenaran dan sungguh-sungguh menginginkan Tuhan; mereka semua memiliki pencerahan Roh Kudus dan telah digerakkan oleh-Nya. Mereka semua mampu memperoleh bimbingan Tuhan.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kasih Sejati kepada Tuhan itu Spontan"

Lihat lebih banyak

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Bagikan

Batalkan