Menerobos Gagasan Agamawi untuk Menyambut Tuhan

27 Juli 2022

Oleh Saudari Li Huan, Tiongkok

Pertama kali aku mendengar pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa adalah pada tahun 2005, di sebuah pertemuan pemahaman Alkitab. Waktu itu, sang imam memberi tahu kami, "Sekarang ini, ada denominasi yang disebut 'Kilat dari Timur' Mereka memberitakan bahwa Tuhan telah datang kembali, sedang melakukan pekerjaan baru, dan telah mengungkapkan firman baru. Mereka juga mengatakan bahwa tidak semua perkataan dalam Alkitab adalah firman Tuhan, sebagian adalah perkataan manusia, dan bahwa Alkitab sudah ketinggalan zaman." Imam itu mengatakan bahwa ini tidak mungkin, semua firman Tuhan berada di dalam Alkitab, dan bahwa firman Tuhan tidak ada di luar Alkitab. Dia juga mengutip Paulus dari 2 Timotius 3:16-17, yang berbunyi, "Semua tulisan dalam Kitab Suci, yang diilhamkan oleh Tuhan, berguna untuk mengajar, untuk menegur, untuk memperbaiki kelakuan, dan memberi didikan dalam kebenaran, supaya setiap manusia kepunyaan Tuhan menjadi sempurna, diperlengkapi untuk melakukan segala macam pekerjaan baik." Dia berkata, berdasarkan ayat ini, semua perkataan dalam Alkitab adalah firman Tuhan, yang berarti bahwa Alkitab merepresentasikan Tuhan, kepercayaan kepada Tuhan harus didasarkan pada Alkitab, dan apa pun yang keluar dari Alkitab bukanlah kepercayaan kepada Tuhan. Dia berkata bahwa apa pun yang keluar dari Alkitab adalah kebohongan dan menipu orang, dan berkata bahwa apa pun yang terjadi, kami tidak boleh percaya. Dia juga meminta kami untuk menjaga gereja kami dengan baik, dan tidak mengizinkan jemaat kami untuk berhubungan dengan orang yang memberitakan Kilat dari Timur. Pada waktu itu, aku benar-benar setuju dengan pandangan sang imam, karena tertulis di dalam Alkitab bahwa segala tulisan dalam Kitab Suci diberikan atas ilham Tuhan. Bukankah itu berarti semuanya adalah firman Tuhan? Kitab Suci berkata, Langit dan bumi akan berakhir, tetapi firman-Ku akan digenapi, dan tidak akan pernah berakhir. Kupikir, "Kilat dari Timur tidak membaca Alkitab, dan mereka telah keluar dari Alkitab, jadi bukankah mereka sedang menipu orang?" Aku harus bekerja sama dengan imam untuk melindungi jemaat dan mencegah agar saudara-saudari kita tidak tertipu. Kupikir, "Imam lebih memahami Alkitab, apa yang dia katakan pasti benar, jadi aku harus menuruti perkataan imam dan tetap berpegang pada Alkitab." Inilah sebabnya, pada waktu itu, aku sering berbicara tentang bagaimana bersikap waspada terhadap Kilat dari Timur di pertemuan. Aku juga berpikir ini adalah tanggung jawabku sebagai pengkhotbah, dan aku selalu waspada terhadap orang-orang dari Kilat dari Timur yang datang ke gereja kami untuk berkhotbah. Aku terkejut ketika tak lama kemudian, ibuku menerima pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman.

Segera setelah dia menerimanya, dia datang untuk memberitakan Injil kepadaku. Namun, ketika aku mendengarnya mengatakan itu adalah Kilat dari Timur, aku sangat menentangnya. Aku bahkan membantahnya dengan berkata, "Bu, mengapa kau percaya pada Kilat dari Timur? Imam mengatakan Kilat dari Timur menyimpang dari Alkitab dan adalah kebohongan. Jika kau percaya pada Kilat dari Timur, kau sedang mengkhianati Tuhan. Kau harus mengakui dosa-dosamu kepada Tuhan dan bertobat." Yang dijawab ibuku, "Apa kau tahu keadaan Kilat dari Timur yang sebenarnya? Kau belum pernah mendengar khotbah Kilat dari Timur atau membaca firman Tuhan Yang Mahakuasa, tetapi kau secara membabi buta mengkritik dan mengutuknya. Terlalu mudah untuk menentang Tuhan seperti itu. Ada nubuat dalam Alkitab tentang Kilat dari Timur, 'Karena sama seperti kilat memancar dari arah timur dan bersinar sampai ke barat, demikianlah kedatangan Anak Manusia kelak' (Matius 24:27)." Dia mengatakan kepadaku bahwa Kilat dari Timur adalah penampakan dan pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Ketika mendengar ibuku mengatakan hal itu, aku tidak mau mendengarkan semua itu. Aku bahkan kembali membantahnya. Aku berkata, "Apa pun yang kaukatakan, Kilat dari Timur keluar dari Alkitab dan bukan jalan yang benar. Jika kita percaya kepada Tuhan dan tidak membaca Alkitab, apakah itu masih percaya kepada Tuhan? Keluar dari Alkitab berarti mengkhianati Tuhan." Pada waktu itu, ketika ibuku melihat sikapku, dia hanya menggelengkan kepalanya dan tidak mengatakan apa pun lagi.

Tak lama kemudian, imamku tahu ibuku percaya Tuhan Yang Mahakuasa. Suatu hari, setelah Misa berakhir, imam mengumumkan kepada jemaat bahwa ibuku percaya Tuhan Yang Mahakuasa, dan melarang jemaat agar tidak berhubungan dengannya, atau mereka akan ikut ambil bagian dalam kejahatannya. Waktu itu, aku merasa imam melakukan ini untuk melindungi jemaat, jadi aku memihak imam dan berusaha membujuk saudara-saudariku. Aku berkata, "Imam melakukan ini untuk kebaikan kita. Kita tidak boleh mendengarkan khotbah Kilat dari Timur. Bahkan jika seorang kerabat memberitakannya kepada kita, kita tidak boleh memercayainya. Kita harus berpegang pada Alkitab dan nama Tuhan. Hanya orang yang bertahan sampai akhir yang akan diselamatkan." Aku juga berkata, "Ibuku memberitakannya kepadaku, tetapi aku takkan pernah memercayainya." Ketika saudara-saudari mendengarku mengatakan hal ini, mereka juga mengatakan bahwa mereka takkan pernah mendengarkan khotbah Kilat dari Timur.

Setelah beberapa waktu, ibu dan kakak perempuanku datang ke rumahku lagi. Saat melihat mereka, aku berkata, "Jangan coba-coba membujukku lagi. Aku takkan pernah membaca buku Kilat dari Timur. Semua firman Tuhan berada di dalam Alkitab. Bagaimana mungkin buku ini adalah firman Tuhan?" Kakak perempuanku menjawab, "Kau berkata itu bukan firman Tuhan bahkan tanpa melihatnya. Kau agak terlalu dogmatis." Dia berkata, "Alkitab hanyalah kesaksian tentang Tuhan, sebuah buku sejarah yang mencatat firman dan pekerjaan Tuhan pada Zaman Hukum Taurat dan Zaman Kasih Karunia. Bagaimana mungkin firman dan pekerjaan Tuhan pada akhir zaman dapat dituliskan di dalam Alkitab terlebih dahulu? Sekarang ini, Tuhan Yang Mahakuasa, Sang Juruselamat, telah datang, telah mengungkapkan banyak firman, dan sedang melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan. Firman dan pekerjaan Tuhan pada akhir zaman berada di dalam buku ini. Tak ada manusia yang mampu membuka gulungan kitab kecil yang disebutkan dalam kitab Wahyu. Itu hanya bisa dibuka oleh Anak Domba. Sekarang ini, Tuhan Yang Mahakuasa telah datang dan membuka gulungan kitab itu, yaitu buku ini, Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba". Dia berkata, "Buku ini berisi firman yang diungkapkan oleh Tuhan sendiri." Ketika mendengar kakak perempuanku mengatakan hal ini, kupikir, "Memang ada gulungan kitab disebutkan dalam kitab Wahyu, jadi yang dia katakan tidak keluar dari Alkitab." Tiba-tiba, buku itu tidak terasa begitu menjijikkan bagiku, tetapi setelah berpikir ulang, rasanya tetap tidak benar. Lagipula, mereka tidak membaca Alkitab lagi. Bagaimana mungkin mereka percaya kepada Tuhan jika mereka keluar dari Alkitab? Jadi aku terus menolak untuk membacanya. Akhirnya, setelah ibu dan kakak perempuanku berulang kali berusaha membujukku, tidak ada yang bisa kulakukan selain dengan enggan membiarkan mereka meninggalkan buku itu untukku. Namun, aku memang merenungkan apa yang dikatakan kakak perempuanku tentang gulungan kitab dalam kitab Wahyu dan bahwa buku ini berisi firman dan pekerjaan Tuhan pada akhir zaman. Kupikir, "Kitab Wahyu berkaitan dengan masalah akhir zaman dan membahas penglihatan. Sangat sedikit orang yang berani membicarakannya atau mampu membahasnya dengan jelas." Kupikir, isi buku ini pasti sangat mendalam dan membahas misteri, jadi aku sangat ingin membaca buku itu. Namun, aku juga berpikir percaya kepada Tuhan berarti percaya pada Alkitab. Sebagus apa pun sebuah buku, itu tidak bisa menggantikan Alkitab. Jadi, pada waktu itu, aku menyingkirkan pikiran untuk membaca buku itu dari benakku.

Tak lama kemudian, ibuku datang lagi untuk memberitakan Injil kepadaku, tetapi ini bertepatan dengan serangan penyakit jiwa adik laki-lakiku, jadi aku menyalahkan ibuku atas kemunculan penyakitnya. Aku berkata bahwa kami telah kehilangan perlindungan Tuhan karena dia telah mengkhianati Tuhan. Aku berusaha membujuknya untuk mengakui dosanya kepada Tuhan, bertobat, dan bersama-sama berdoa untuk adikku untuk memohon Dia segera menyembuhkan adikku. Sambil menangis, ibuku menjawab, "Aku juga sangat sedih dengan kondisi adikmu, tetapi kita tidak boleh percaya kepada Tuhan hanya untuk mendapatkan kasih karunia dan berkat dari-Nya. Tuhan adalah Sang Pencipta, dan kita harus percaya kepada-Nya apakah Dia memberi kita kasih karunia dan berkat atau tidak. Kita harus seperti Ayub, yang menaati Tuhan dan memuji nama-Nya entah menerima berkat atau bencana. Inilah yang dimaksud dengan iman yang sejati." Dia berkata percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa tidak mengkhianati Tuhan, dan itu berarti mengikuti jejak langkah Anak Domba dan menerima Tuhan. Dia berkata dia tidak mengeluh terhadap Tuhan tentang penyakit adikku, dan apa pun yang terjadi, dia akan mengikut Tuhan sampai akhir. Ketika mendengar ibuku mengatakan hal itu, aku sangat terkejut. Kupikir, yang kami bahas di gereja hanyalah bagaimana percaya kepada Tuhan untuk mendapatkan berkat dan kasih karunia, tetapi hari itu, ibuku berbicara dengan pemahaman yang begitu mendalam. Jadi, aku bertanya-tanya, apakah ini adalah sesuatu yang dia peroleh dari buku itu? Dan kemudian aku bertanya-tanya, Tuhan seperti apa Tuhan Yang Mahakuasa itu? Hal-hal seperti apa yang Dia katakan? Setelah sesuatu yang begitu berdampak terjadi pada keluarga kami, ibuku bukan hanya tidak mengeluh, dia memiliki iman yang begitu kuat kepada Tuhan. Jadi, aku makin penasaran dengan buku itu. Namun, aku teringat perkataan imamku, bahwa kami tak boleh membaca buku itu, dan siapa pun yang membacanya akan ditarik masuk tanpa jalan kembali. Jadi aku masih ragu-ragu, dan sekali lagi aku menyingkirkan pikiran untuk membacanya dari benakku.

Setelah itu, ibuku datang untuk memberitakan Injil kepadaku berkali-kali. Ini berlangsung selama tujuh tahun, tetapi aku tetap tidak berani menyelidikinya. Itu terjadi pada bulan September 2011. Saat itu, aku merasa rohku kering, dan tidak ada hal yang baru untuk dikhotbahkan. Aku telah membaca berbagai jenis buku khotbah, tetapi tidak ada apa pun di dalamnya yang membantuku. Setiap kali aku berkhotbah, aku selalu merasa sangat cemas. Aku tidak tahu harus berkhotbah tentang apa. Aku sama sekali tidak tahu. Namun kemudian, tiba-tiba aku teringat dengan buku yang ibuku berikan kepadaku dan pemahaman yang dengannya ibu dan kakak perempuanku berbicara, yang semuanya belum pernah kudengar sebelumnya, dan aku merasa sangat tersentuh. Kupikir, "Mengapa aku tidak mencoba membaca buku ini? Mengapa aku tidak melihat kalau-kalau aku dapat menemukan sesuatu yang baru untuk khotbahku?" Jadi, aku mengambil buku itu, membukanya, dan menemukan sebuah bab yang berjudul "Tentang Alkitab (3)". Mengenai yang tertulis di dalamnya, bagaimana kalau kita menonton video pembacaan firman Tuhan? "Sekarang ini, orang-orang percaya bahwa Alkitab adalah Tuhan, dan Tuhan adalah Alkitab. Jadi, mereka juga percaya bahwa semua perkataan dalam Alkitab adalah satu-satunya perkataan yang Tuhan ucapkan, dan bahwa semua perkataan itu diucapkan oleh Tuhan. Mereka yang percaya kepada Tuhan bahkan mengira meskipun enam puluh enam kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru semuanya ditulis oleh manusia, semuanya itu diberikan oleh ilham dari Tuhan, dan merupakan catatan perkataan Roh Kudus. Ini adalah pemahaman manusia yang keliru, dan tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan. Sebenarnya, selain kitab-kitab nubuat, sebagian besar Perjanjian Lama adalah catatan sejarah. Beberapa surat dalam Perjanjian Baru berasal dari pengalaman orang, dan beberapa berasal dari pencerahan Roh Kudus; surat-surat Paulus, misalnya, muncul dari pekerjaan seorang manusia, surat-surat itu semuanya adalah hasil pencerahan Roh Kudus, dan dituliskan kepada jemaat-jemaat, dan merupakan kata-kata nasihat dan dorongan bagi saudara-saudari di jemaat-jemaat. Perkataan itu bukan perkataan yang diucapkan oleh Roh Kudus—Paulus tidak dapat berbicara atas nama Roh Kudus, dan ia juga bukan seorang nabi, apalagi melihat penglihatan yang Yohanes lihat. Surat-suratnya ditulis untuk jemaat-jemaat di Efesus, Filadelfia, Galatia, dan jemaat-jemaat lain. Dan dengan demikian, surat-surat Paulus dalam Perjanjian Baru adalah surat-surat yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat, dan bukan ilham dari Roh Kudus, juga bukan perkataan langsung Roh Kudus. Surat-surat itu hanyalah kata-kata nasihat, penghiburan, dan dorongan yang ia tuliskan kepada jemaat selama pekerjaannya. Jadi, surat-surat itu juga adalah catatan tentang sebagian besar pekerjaan Paulus pada masa itu. Surat-surat itu ditulis kepada semua orang, yang merupakan saudara-saudari di dalam Tuhan, sehingga saudara-saudari di jemaat-jemaat pada waktu itu akan mengikuti nasihatnya dan mematuhi jalan pertobatan Tuhan Yesus. ... Semua yang ia katakan yang mendidik kerohanian dan yang positif bagi orang-orang adalah benar, tetapi tidak merepresentasikan perkataan Roh Kudus, dan perkataan itu tidak dapat merepresentasikan Tuhan. Adalah pemahaman yang sangat mengerikan, dan penghujatan yang sangat besar, jika orang memperlakukan catatan pengalaman seorang manusia dan surat-surat seorang rasul sebagai kata-kata yang diucapkan oleh Roh Kudus kepada jemaat-jemaat! Hal itu terutama benar berkenaan dengan surat-surat yang Paulus tulis kepada jemaat-jemaat, karena surat-suratnya ditulis kepada saudara-saudari sesuai dengan keadaan dan situasi masing-masing jemaat pada masa itu, dan untuk menasihati saudara-saudari di dalam Tuhan, supaya mereka dapat menerima kasih karunia dari Tuhan Yesus. Surat-suratnya ditulis untuk membangun saudara-saudari pada masa itu. Dapat dikatakan bahwa ini merupakan bebannya sendiri, juga beban yang ditanggungkan kepadanya oleh Roh Kudus; bagaimanapun juga, dia adalah seorang rasul yang memimpin jemaat-jemaat pada masa itu, yang menulis surat kepada jemaat-jemaat dan menasihati mereka—itu adalah tanggung jawabnya. Identitasnya semata-mata seorang rasul yang bekerja, dan ia semata-mata rasul yang diutus oleh Tuhan; ia bukan seorang nabi, atau seorang penubuat. Baginya, pekerjaannya sendiri dan kehidupan saudara-saudari adalah yang terpenting. Jadi, ia tidak dapat berbicara atas nama Roh Kudus. Perkataannya bukanlah perkataan Roh Kudus, terlebih lagi tidak bisa dikatakan sebagai perkataan Tuhan, karena Paulus tidak lebih dari makhluk ciptaan Tuhan, dan tentu saja bukan inkarnasi Tuhan. Identitasnya tidak sama dengan identitas Yesus. Perkataan Yesus adalah perkataan Roh Kudus, perkataan itu adalah firman Tuhan, karena identitas-Nya adalah identitas Kristus—Anak Tuhan. Bagaimana mungkin Paulus bisa setara dengan Dia? Jika orang memandang surat-surat atau perkataan Paulus sebagai perkataan Roh Kudus, dan menyembah perkataannya sebagai Tuhan, dapat dikatakan bahwa mereka terlalu sembarangan. Mengatakannya lebih tegas lagi, bukankah ini benar-benar penghujatan?" (Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba). "Mengatakan bahwa pengalaman Paulus dan Yohanes bercampur dengan wawasan pribadi mereka bukan berarti bahwa pengalaman dan pengetahuan mereka berasal dari Iblis, hanya saja ada hal-hal yang berasal dari pengalaman dan wawasan pribadi mereka. Pengetahuan mereka didasarkan pada latar belakang pengalaman nyata mereka pada waktu itu, dan siapa yang dapat berkata dengan yakin bahwa semua itu berasal dari Roh Kudus? Jika Keempat Injil semua berasal dari Roh Kudus, mengapa Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes masing-masing mengatakan hal yang berbeda tentang pekerjaan Yesus? Jika engkau semua tidak percaya hal ini, lihatlah catatan di Alkitab mengenai bagaimana Petrus menyangkal Yesus tiga kali: semuanya berbeda, dan masing-masing memiliki ciri-cirinya sendiri. ... Bacalah Keempat Injil dengan saksama; bacalah apa yang dicatat Keempat Injil ini mengenai perkara-perkara yang dilakukan Yesus, dan perkataan yang diucapkan-Nya. Setiap catatan cukup berbeda, dan masing-masing memiliki sudut pandangnya sendiri. Jika hal yang ditulis oleh penulis-penulis kitab ini semua berasal dari Roh Kudus, catatan-catatan itu seharusnya sama dan konsisten. Lalu, mengapa ada perbedaan?" ("Mengenai Sebutan dan Identitas" dalam "Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba"). Itu benar-benar mengejutkan. Ini adalah pertama kalinya aku melihat Alkitab dijelaskan seperti ini, bahwa selain kitab-kitab nubuat dan perkataan Tuhan Yesus dalam keempat Injil, yang merupakan firman Tuhan, selebihnya, seperti surat-surat Paulus, dan catatan khotbah Tuhan Yesus dalam keempat Injil, semuanya ditulis oleh orang, dan merupakan sejarah pekerjaan Tuhan dan pengalaman orang tentang pekerjaan mereka sendiri. Semua ini adalah perkataan manusia. Dan benar, manusia adalah makhluk ciptaan, Tuhan adalah Sang Pencipta, status dan esensinya berbeda. Surat-surat yang ditulis oleh orang tidak bisa dikatakan sebagai firman Tuhan, dan adalah penghujatan untuk menyebutnya firman Tuhan. Aku teringat bagaimana, selama bertahun-tahun, aku percaya semua perkataan dalam Alkitab adalah firman Tuhan. Bukankah itu berarti aku menghujat Tuhan? Namun kupikir ulang, "Meskipun Alkitab ditulis oleh orang, itu diilhami oleh Tuhan, dan ada dasar alkitabiah untuk mengatakan demikian." Jadi kupikir, aku harus mengambil sikap tegas, dan aku tidak boleh goyah seperti ini. Namun sekali lagi, aku teringat bagaimana Tuhan Yang Mahakuasa berkata bahwa keempat Injil dan surat-surat para rasul adalah catatan orang tentang apa yang mereka lihat dan alami. Siapa yang berani mengatakan bahwa ini sepenuhnya berasal dari Roh Kudus? Kemudian, aku teringat perkataan Paulus dalam Alkitab yang menyuruh Timotius untuk minum anggur. Timotius memiliki pencernaan yang buruk dan sering mengalami sakit perut, jadi Paulus menyuruhnya minum anggur untuk melindungi dari hawa dingin dan menjaga perutnya tetap hangat. Aku juga teringat catatan tentang bagaimana Tuhan memilih Petrus. Kupikir, "Jika seluruh Alkitab diilhamkan oleh Tuhan, itu pasti melampaui apa yang bisa ditulis manusia, tetapi nasihat Paulus agar minum anggur untuk menghangatkan perut adalah akal sehat. Itu tidak perlu diilhami. Bagaimana Petrus mengikut Tuhan juga tidak membutuhkan ilham Tuhan. Yang lain hanya menuliskan bagaimana dia mengikut Tuhan." Jadi kupikir, "Apakah yang dikatakan buku ini benar, bahwa Alkitab tidak semuanya diilhami oleh Tuhan? Bagaimana mungkin? Segala tulisan dalam Alkitab diberikan atas ilham Tuhan, dan semuanya adalah firman Tuhan. Pandangan ini telah bertahan selama dua ribu tahun. Bukan hanya denominasiku yang menerima pandangan ini, inilah pendapat seluruh dunia keagamaan. Mungkinkah seluruh dunia keagamaan benar-benar keliru tentang hal ini?" Lalu kupikir, "Tentang bagaimana Petrus dipanggil, Injil Matius berkata bahwa dia dipanggil secara pribadi oleh Tuhan, sedangkan Injil Yohanes berkata Petrus diperkenalkan kepada Tuhan oleh Yohanes Pembaptis. Mereka masing-masing menceritakan kisah yang berbeda." Kupikir, "Jika Alkitab diilhami oleh Tuhan, mengapa ada catatan yang berbeda dari hal yang sama? Mungkinkah sebenarnya Tuhan mengilhami hal-hal yang berbeda kepada berbagai orang?" Dari sini, aku melihat bahwa perkataan dalam Alkitab tidak semuanya adalah firman Tuhan.

Pada saat itu, aku segera menyadari bahwa pandangan yang kupegang selama bertahun-tahun, bahwa semua perkataan dalam Alkitab adalah firman Tuhan, sangat keliru. Aku telah berpegang teguh pada pandangan ini dan menolak untuk melepaskannya dan memperlakukan perkataan orang-orang di dalam Alkitab sebagai firman Tuhan. Bukankah ini menentang dan menghujat Tuhan? Selama ini aku melakukan begitu banyak pekerjaan dan banyak berkhotbah, tetapi aku telah mengajari orang untuk menaati perkataan Paulus dan orang lain di dalam Alkitab seolah-olah itu adalah firman Tuhan, sementara mengira bahwa aku telah mendapatkan pahala di hadapan Tuhan dan bahwa Tuhan akan mengingat semua yang kulakukan. Aku sungguh buta dan bodoh! Aku menyesatkan saudara-saudari selama bertahun-tahun. Bukankah aku telah menyesatkan semua orang? Kupikir, "Bagaimana aku akan memberikan pertanggungjawaban kepada Tuhan?" Aku telah menentang Tuhan dan melakukan kejahatan yang begitu besar di hadapan Tuhan, dan yang kurasakan hanyalah ketakutan dan kengerian. Pada waktu itu, aku berlutut menangis di hadapan Tuhan dan berdoa untuk mengakui dosa-dosaku. Aku berkata, "Tuhan Yesus, selama bertahun-tahun, aku telah selalu memperlakukan perkataan manusia di dalam Alkitab sebagai firman-Mu. Aku keliru. Aku mengakui dosa-dosaku kepada-Mu dan bertobat. Kumohon, kasihanilah aku dan ampuni dosa-dosaku. Jika Engkau benar-benar telah datang kembali sebagai Tuhan Yang Mahakuasa, aku ingin menerimanya. Kumohon cerahkan aku sehingga dapat memastikan dari firman ini apakah itu adalah perkataan-Mu atau bukan."

Setelah berdoa, aku merasa sedikit lebih tenang, dan memutuskan untuk mencari dalam firman ini. Kemudian, aku membaca beberapa bagian firman Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Pekerjaan Tuhan pada setiap zaman memiliki batasan-batasan yang jelas; Dia hanya melakukan pekerjaan pada zaman yang bersangkutan, dan tidak pernah melakukan pekerjaan zaman selanjutnya terlebih dahulu. Hanya dengan cara inilah pekerjaan-Nya yang mewakili setiap zaman dapat dimunculkan. Yesus hanya berbicara tentang tanda-tanda akhir zaman, tentang bagaimana menjadi sabar dan bagaimana diselamatkan, tentang cara bertobat dan mengaku dosa, serta bagaimana memikul salib dan menanggung penderitaan; Dia tidak pernah berbicara tentang bagaimana manusia pada akhir zaman seharusnya memperoleh jalan masuk, atau bagaimana dia harus berusaha memuaskan kehendak Tuhan. Dengan demikian, bukankah bodoh untuk menyelidiki Alkitab tentang pekerjaan Tuhan pada akhir zaman? Apa yang dapat engkau pahami dengan hanya memegang Alkitab? Entah itu penafsir Alkitab atau pengkhotbah, siapa yang bisa melihat pekerjaan zaman sekarang ini sebelumnya?" ("Bagaimana Mungkin Manusia yang Telah Membatasi Tuhan dalam Gagasannya Dapat Menerima Penyingkapan Tuhan?" dalam "Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba"). "Pekerjaan Tuhan selalu berkembang, dan tidak dapat berhenti pada zaman Paulus dan Petrus, atau selalu tetap tinggal pada Zaman Kasih Karunia di mana Yesus disalibkan. Jadi, kitab-kitab ini hanya sesuai untuk Zaman Kasih Karunia, bukan untuk Zaman Kerajaan pada akhir zaman. Kitab-kitab ini hanya dapat membekali orang-orang percaya pada Zaman Kasih Karunia, bukan orang-orang suci pada Zaman Kerajaan, dan betapa pun bagusnya kitab-kitab ini, semuanya tetaplah usang" ("Tentang Alkitab (4)" dalam "Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba"). "Jika engkau ingin melihat pekerjaan pada Zaman Hukum Taurat, dan melihat bagaimana bangsa Israel mengikuti jalan Yahweh, engkau harus membaca Perjanjian Lama; jika engkau ingin memahami pekerjaan pada Zaman Kasih Karunia, engkau harus membaca Perjanjian Baru. Namun bagaimana jika engkau ingin melihat pekerjaan pada akhir zaman? Engkau harus menerima kepemimpinan Tuhan pada zaman sekarang, dan memasuki pekerjaan pada zaman ini, karena inilah pekerjaan yang baru itu, yang belum pernah dicatat oleh siapa pun dalam Alkitab. Pada zaman ini, Tuhan telah menjadi daging dan memilih orang-orang pilihan lainnya di Tiongkok. Tuhan bekerja di dalam diri orang-orang ini, Dia melanjutkan pekerjaan-Nya di bumi, melanjutkan pekerjaan yang dilakukan-Nya dari Zaman Kasih Karunia. Pekerjaan pada zaman sekarang adalah jalan yang belum pernah ditempuh oleh manusia dan belum pernah dilihat oleh siapa pun. Ini adalah pekerjaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya—inilah pekerjaan terbaru Tuhan di muka bumi. Jadi, pekerjaan yang belum pernah dilakukan sebelumnya bukanlah sejarah, karena masa kini adalah masa kini, dan belum menjadi masa lalu. Orang-orang tidak tahu bahwa Tuhan telah melakukan pekerjaan yang lebih besar, yang lebih baru di bumi, dan di luar Israel. Pekerjaan ini telah melampaui lingkup Israel, dan di luar nubuatan para nabi. Ini adalah pekerjaan yang baru dan menakjubkan di luar nubuatan, dan pekerjaan yang lebih baru di luar Israel, dan ini adalah pekerjaan yang tidak bisa dipahami atau dibayangkan orang. Mana mungkin Alkitab memuat catatan-catatan yang jelas mengenai pekerjaan seperti ini? Siapakah yang bisa terlebih dahulu mencatat setiap bagian pekerjaan Tuhan zaman ini, tanpa kelalaian? Siapa yang bisa mencatat pekerjaan yang lebih besar dan lebih bijaksana, yang menentang tradisi ini, dalam buku tua yang berjamur? Pekerjaan pada zaman ini bukanlah sejarah, dan karenanya, jika engkau ingin menapaki jalan baru pada hari ini, engkau harus beranjak dari Alkitab, engkau harus melangkah melampaui kitab-kitab nubuatan atau sejarah yang ada dalam Alkitab. Hanya dengan begitu engkau akan dapat menapaki jalan yang baru ini dengan benar, hanya dengan begitu engkau akan bisa memasuki dunia baru dan pekerjaan yang baru tersebut. Engkau harus mengerti mengapa pada hari ini engkau diminta untuk tidak membaca Alkitab, mengapa ada pekerjaan lain yang terpisah dari Alkitab, mengapa Tuhan tidak mencari penerapan yang lebih baru, lebih rinci, di dalam Alkitab, mengapa ada pekerjaan yang lebih besar di luar Alkitab. Inilah semua hal yang harus engkau sekalian pahami" ("Tentang Alkitab (1)" dalam "Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba"). Di sini, aku memahami bahwa dengan setiap tahap pekerjaan baru Tuhan, pekerjaan lama menjadi ketinggalan zaman. Pada setiap zaman baru, Tuhan melakukan pekerjaan baru dan memiliki tuntutan yang baru bagi manusia, dan beberapa aturan dan peraturan lama tidak perlu dipatuhi karena sudah ketinggalan zaman dan tidak berlaku untuk zaman baru. Ini membuatku teringat bahwa pada Zaman Hukum Taurat Perjanjian Lama, Tuhan memakai Musa untuk mengumumkan hukum Taurat yang harus ditaati. Jika ada yang melanggar hukum Taurat, mereka harus mempersembahkan korban untuk menebus dosa mereka, atau mereka akan dihukum. Orang-orang pada zaman itu menaati hukum Taurat sesuai dengan tuntutan Tuhan, dan tak seorang pun yang berani melanggarnya. Pada zaman Perjanjian Baru, Tuhan datang berinkarnasi dan disalibkan sebagai korban penghapus dosa bagi manusia, yang menebus manusia dari keadaan berdosa. Jika seseorang berbuat dosa, mereka hanya perlu berdoa dalam nama Tuhan, mengaku, dan bertobat. Kemudian, dosa-dosa mereka akan diampuni, dan tidak perlu lagi mempersembahkan korban, mereka juga takkan dihukum oleh Tuhan karena gagal menaati hukum Taurat. Jadi, bagi orang-orang pada zaman Perjanjian Baru, bukankah beberapa tuntutan dari zaman Perjanjian Lama sudah usang? Jika orang-orang pada zaman Perjanjian Baru menaati aturan Perjanjian Lama dan menolak perkataan dan pekerjaan Tuhan Yesus, bukankah mereka akan disingkirkan? Dahulu kupikir bahwa percaya kepada Tuhan mengharuskan kita berpegang pada Alkitab, dan kita tidak boleh keluar dari Alkitab dalam keadaan apa pun. Namun sekarang, Tuhan sedang melakukan pekerjaan baru dan telah mengungkapkan firman baru, jadi jika aku bersikeras untuk tetap berpegang pada Alkitab, bukankah aku hanya berpegang teguh pada yang lama? Kupikir keluar dari Alkitab berarti aku tidak percaya kepada Tuhan. Namun, pandangan itu tidak masuk akal, bukan? Bagian-bagian ini juga mengatakan bahwa Perjanjian Lama dan Baru mencatat pekerjaan yang telah dilakukan oleh Tuhan, dan bahwa setelah Tuhan menyelesaikan pekerjaan-Nya, para murid menuliskan pekerjaan yang Tuhan lakukan dan perkataan yang Dia ucapkan, dan generasi selanjutnya mengumpulkan catatan-catatan ini untuk membuat Alkitab. Tuhan berjanji Dia akan datang kembali pada akhir zaman, jadi bagaimana mungkin firman dan pekerjaan Tuhan yang baru pada akhir zaman ditulis terlebih dahulu di dalam Alkitab? Makin aku merenungkan firman ini, makin aku menyadari bahwa semua itu sesuai dengan fakta. Firman ini benar, yang membuatku makin yakin bahwa firman dan pekerjaan baru Tuhan akan berada di luar Alkitab. Dahulu, kupikir takkan ada lagi firman Tuhan di luar Alkitab. Ini keliru. Itu adalah gagasan dan imajinasiku sendiri.

Selama dua ribu tahun, tak seorang pun yang mampu menganalisis Alkitab dengan begitu teliti dan dengan dasar yang begitu kuat atau yang telah mampu menyingkapkan misteri ini. Bagaimana mungkin ada orang yang mampu melakukannya? Bagaimana seseorang bisa berbicara dengan otoritas seperti itu? Bukankah ini suara Tuhan? Pada saat itu, aku merasa sangat bersemangat, seolah-olah aku telah diberi harta karun. Aku mendekap buku firman Tuhan itu erat-erat dalam pelukanku dan sangat menghargainya. Setelah itu, aku terus membaca Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba. Dari pagi hingga malam, aku membaca sambil berdoa dan mencari. Makin banyak membaca, makin aku merasa firman ini luar biasa. Itu adalah hal-hal yang belum pernah kudengar atau pahami selama lebih dari dua puluh tahun percaya kepada Tuhan. Makin banyak membaca, makin besar kerinduan yang kurasakan. Seolah ada api yang dinyalakan di hatiku. Ketika mulai membaca, aku tak ingin berhenti. Aku memperoleh begitu banyak dari hanya beberapa bagian yang singkat, dan merasa bahwa ini mungkin benar-benar adalah firman yang diungkapkan oleh Tuhan yang datang kembali. Pada waktu itu, aku ingin meminta beberapa rekan sekerjaku untuk mencari bersamaku, tetapi aku menyadari rekan sekerjaku semuanya mendengarkan pastor dan menentang Kilat dari Timur. Mereka tidak mau menyelidiki dengan sikap mencari, jadi aku batal mencari bersama mereka. Sebaliknya, berdoa dalam hati kepada Tuhan dan memohon Dia untuk membimbingku.

Setelah itu, aku membaca satu bagian firman Tuhan Yang Mahakuasa. "Dalam penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan yang diucapkan di masa lampau, kata 'penghakiman' ini mengacu pada penghakiman yang Tuhan jatuhkan zaman sekarang ini kepada mereka yang datang ke hadapan takhta-Nya pada akhir zaman. Mungkin ada orang-orang yang percaya pada imajinasi supernatural seperti itu bahwa, ketika akhir zaman telah tiba, Tuhan akan membuat sebuah meja besar di surga, yang di atasnya dibentangkan taplak meja putih, dan kemudian, sambil duduk di sebuah takhta besar dengan semua orang berlutut di tanah, Dia akan mengungkapkan dosa masing-masing orang dan dengan demikian menentukan apakah mereka akan naik ke surga atau dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang. Apa pun yang manusia imajinasikan, itu tidak dapat mengubah hakikat pekerjaan Tuhan. Imajinasi manusia tidak lain hanyalah konsepsi pemikiran manusia; semua itu berasal dari otak manusia, disimpulkan dan digabungkan dari apa yang telah manusia lihat dan dengar. Karena itu Kukatakan, secemerlang apa pun gambar-gambar yang dibayangkan, semua itu hanyalah gambar kartun, dan tidak bisa menggantikan rencana pekerjaan Tuhan. Bagaimanapun, manusia telah dirusak oleh Iblis, jadi bagaimana mungkin dia dapat memahami pikiran Tuhan? ... Semua orang membayangkan pekerjaan penghakiman Tuhan sebagai sesuatu yang menakjubkan. Namun, tahukah engkau bahwa pada saat Tuhan sudah sejak lama memulai pekerjaan penghakiman-Nya di antara manusia, engkau tetap tertidur dengan lesu? Bahwa pada saat engkau mengira pekerjaan penghakiman Tuhan telah secara resmi dimulai, Tuhan akan sudah membuat langit dan bumi menjadi baru? Pada saat itu, mungkin barulah akhirnya engkau akan memahami makna kehidupan, tetapi pekerjaan hukuman Tuhan yang tak kenal ampun akan membawamu yang masih terlelap ke dalam neraka. Barulah pada saat itu engkau tiba-tiba menyadari bahwa pekerjaan penghakiman Tuhan sudah berakhir" ("Kristus Melakukan Pekerjaan Penghakiman dengan Menggunakan Kebenaran" dalam "Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba"). Ketika pertama kali membaca bagian ini, aku tidak memahaminya. Kupikir, "Bukankah pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman dilakukan dari takhta putih yang besar saat Dia menghakimi semua orang? Dan ini memiliki dasar alkitabiah. Bagaimana mungkin ini berasal dari imajinasi manusia? Dan inilah yang dipikirkan oleh seluruh dunia keagamaan." Namun, firman ini mengatakan pekerjaan penghakiman Tuhan telah dimulai. Bagiku, tampaknya firman ini menjungkirbalikkan pandangan seluruh dunia keagamaan, jadi aku tak bisa menerima semuanya sekaligus. Namun, aku merenungkan apa yang Alkitab katakan, "Karena hukum yang tertulis mematikan, sedangkan Roh menghidupkan" (2 Korintus 3:6). Ini berarti aku tidak boleh membuat aturan berdasarkan makna harfiah. Selain itu, apa yang dikhotbahkan oleh dunia keagamaan belum tentu benar. Dunia keagamaan menganggap semua perkataan dalam Alkitab sebagai firman Tuhan, tetapi bukankah pandangan itu sudah terbukti keliru? Kupikir pasti ada misteri dalam firman ini, jadi dalam firman ini, aku harus mencari bagaimana Tuhan menghakimi semua orang pada akhir zaman, bukan sepenuhnya memercayai imam dan pengkhotbah. Jadi, aku berdoa kepada Tuhan dan memohon Dia untuk membimbingku.

Suatu hari, aku melihat bagian ini di dalam buku. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Apakah Tuhan bekerja sesuai dengan gagasan manusia, ataukah Dia bekerja melawan gagasan manusia? Bukankah gagasan manusia semuanya berasal dari Iblis? Bukankah semua manusia telah dirusak oleh Iblis? Seandainya Tuhan melakukan pekerjaan-Nya seturut gagasan manusia, bukankah Dia kemudian akan menjadi Iblis? Bukankah Dia akan menjadi sama seperti makhluk ciptaan-Nya sendiri? Karena makhluk ciptaan-Nya saat ini sudah sedemikian dirusak oleh Iblis, sehingga manusia telah menjadi perwujudan Iblis, jika Tuhan bekerja sesuai dengan sifat-sifat Iblis, bukankah kemudian Dia akan bersekutu dengan Iblis? Bagaimana manusia dapat menyelami pekerjaan Tuhan? Oleh karena itu, Tuhan tidak akan pernah bekerja menurut gagasan manusia, dan tidak akan pernah bekerja dengan cara yang kaubayangkan" ("Visi Pekerjaan Tuhan (3)" dalam "Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba"). Saat aku merenungkan firman ini berulang-ulang, kurasakan rasa sakit yang menyayat hati dan rasa bersalah yang mendalam. Memang, Tuhan tidak melakukan segala sesuatu menurut gagasan atau imajinasi manusia. Aku ingat bahwa dikatakan dalam Alkitab, "O betapa dalamnya kekayaan hikmat maupun pengetahuan Tuhan! Betapa tak terselami keputusan-keputusan-Nya, dan betapa tak terselidiki jalan-jalan-Nya! Karena siapakah yang pernah mengenal pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?" (Roma 11:33-34). "Karena pemikiran-Ku bukanlah pemikiranmu, dan jalan-Ku bukanlah jalanmu, demikianlah firman Tuhan. Karena setinggi langit dari bumi, setinggi itulah jalan-Ku dari jalanmu, dan rancangan-Ku dari rancanganmu" (Yesaya 55:8-9). Dalam buku Tanya Jawab tentang Kesaksian Injil Kerajaan, saudara-saudari dari Gereja Tuhan Yang Mahakuasa berkata dalam persekutuan mereka bahwa semua orang Israel menantikan kedatangan Mesias, tetapi karena gagasan dan imajinasi mereka sendiri, mereka mengira Mesias akan lahir di istana ketika Dia datang, bahwa Dia akan menjadi megah dan luar biasa, dan akan memimpin mereka untuk berperang seperti Raja Daud dan menyelamatkan mereka dari kekuasaan Romawi. Namun, ketika Tuhan Yesus datang, Dia lahir di palungan, bukan di istana, dan Dia tidak memimpin orang untuk pergi berperang, melainkan mengajarkan kerendahan hati dan kesabaran, dan meminta orang-orang untuk mengakui dosa-dosa mereka dan bertobat. Karena kedatangan Tuhan Yesus tidak sesuai dengan pemikiran manusia dan tidak seperti yang mereka bayangkan, mereka menyangkal Dia, memfitnah Dia, menolak Dia, dan akhirnya memakukan Dia di kayu salib, menjadi pendosa abadi yang merindukan kedatangan Mesias, tetapi menentang dan mengutuk Dia. Ketika aku membaca firman ini, aku sangat tersentuh. Sungguh, pikiran Tuhan memang tak terduga bagi kita, dan pekerjaan Tuhan benar-benar melampaui apa yang dapat dibayangkan manusia! Aku harus mengesampingkan diriku dan dengan serius mencari bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman untuk menghindari membuat kesalahan yang sama seperti orang Israel.

Kemudian, aku membaca dua bagian firman Tuhan lagi. Tuhan Yang Mahakuasa berfirman: "Kristus akhir zaman menggunakan berbagai kebenaran untuk mengajar manusia, mengungkapkan esensi manusia, dan membedah perkataan dan perbuatan manusia. Firman ini terdiri dari berbagai kebenaran, seperti tugas-tugas manusia, bagaimana manusia seharusnya menaati Tuhan, bagaimana seharusnya manusia setia kepada Tuhan, bagaimana manusia seharusnya hidup dalam kemanusiaan yang normal, serta hikmat dan watak Tuhan, dan sebagainya. Firman ini semuanya ditujukan pada esensi manusia dan wataknya yang rusak. Secara khusus, firman yang mengungkapkan bagaimana manusia menolak Tuhan diucapkan berkaitan dengan bagaimana manusia merupakan perwujudan Iblis, dan kekuatan musuh yang melawan Tuhan. Dalam melaksanakan pekerjaan penghakiman-Nya, Tuhan tidak hanya menjelaskan natur manusia dengan beberapa kata; Dia menyingkapkan, menangani, dan memangkasnya dalam jangka panjang. Semua cara-cara penyingkapan, penanganan, dan pemangkasan yang beragam ini tidak bisa digantikan dengan perkataan biasa, tetapi dengan kebenaran yang sama sekali tidak dimiliki manusia. Hanya cara-cara seperti inilah yang dapat disebut penghakiman; hanya melalui penghakiman jenis inilah manusia bisa ditundukkan dan diyakinkan sepenuhnya tentang Tuhan, dan bahkan memperoleh pengenalan yang sejati akan Tuhan" ("Kristus Melakukan Pekerjaan Penghakiman dengan Menggunakan Kebenaran" dalam "Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba"). "Beberapa orang percaya bahwa Tuhan bisa turun ke bumi pada saat yang tidak diketahui dan menampakkan diri kepada manusia, di mana Dia secara pribadi akan menghakimi seluruh umat manusia, menguji mereka satu demi satu tanpa ada yang terlewat. Mereka yang berpikir seperti ini tak mengerti tahap pekerjaan inkarnasi ini. Tuhan tidak menghakimi manusia satu per satu dan tidak menguji manusia satu per satu; melakukan itu bukanlah pekerjaan penghakiman. Bukankah kerusakan semua manusia itu sama? Bukankah hakikat semua manusia itu sama? Yang dihakimi adalah hakikat rusak umat manusia, hakikat manusia yang dirusak oleh Iblis, dan seluruh dosa manusia. Tuhan tidak menghakimi kesalahan manusia yang remeh dan tak penting. Pekerjaan penghakiman bersifat representatif, dan tidak dilakukan secara khusus untuk orang tertentu. Sebaliknya, ini adalah pekerjaan di mana sekelompok orang dihakimi untuk merepresentasikan penghakiman atas seluruh umat manusia. Dengan melakukan pekerjaan-Nya secara pribadi atas sekelompok orang, Tuhan dalam daging menggunakan pekerjaan-Nya untuk merepresentasikan pekerjaan-Nya atas seluruh umat manusia, setelah itu, pekerjaan ini secara bertahap menyebar. Demikian juga halnya dengan pekerjaan penghakiman. Tuhan tidak menghakimi orang tertentu atau sekelompok orang tertentu, tetapi menghakimi kefasikan seluruh umat manusia—penentangan manusia terhadap Tuhan, contohnya, atau sikap tidak hormat manusia terhadap-Nya, atau gangguan mereka terhadap pekerjaan Tuhan, dan seterusnya. Yang dihakimi adalah hakikat penentangan umat manusia terhadap Tuhan, dan pekerjaan ini adalah pekerjaan penaklukan pada akhir zaman. Pekerjaan dan firman Tuhan yang berinkarnasi yang disaksikan manusia adalah pekerjaan penghakiman di hadapan takhta putih yang besar pada akhir zaman, yang dipahami manusia di masa lampau. Pekerjaan yang sedang dilakukan Tuhan yang berinkarnasi adalah penghakiman di hadapan takhta putih yang besar" ("Manusia yang Rusak Lebih Membutuhkan Keselamatan dari Tuhan yang Berinkarnasi" dalam "Gulungan Kitab Dibuka oleh Anak Domba"). Setelah membaca firman ini, aku tercengang. Hanya ketika aku membaca persekutuan tentang bagaimana Tuhan melakukan pekerjaan penghakiman dalam buku Tanya Jawab tentang Kesaksian Injil Kerajaan barulah akhirnya aku mengerti. Dahulu, kupikir Tuhan akan duduk di atas takhta putih yang besar ketika setiap orang berlutut di hadapan-Nya, di mana Dia akan menghakimi setiap orang karena dosa-dosa mereka. Namun, ini adalah gagasan dan imajinasiku sendiri. Berapa lama waktu yang dibutuhkan Tuhan untuk menghakimi setiap orang seperti itu? Untuk apa Tuhan melakukan pekerjaan yang tidak berguna seperti itu? Tuhan tidak menghakimi manusia seperti ini dalam penghakiman-Nya pada akhir zaman. Dia mengungkapkan kebenaran untuk melakukan pekerjaan penghakiman. Dia menargetkan natur berdosa dan watak jahat di dalam diri kita dengan cara menghakimi dan menyingkapkan untuk menyelesaikan masalah dosa dan sikap menentang Tuhan pada sumbernya. Jika kita hanya menerima penebusan Tuhan Yesus tanpa menerima pekerjaan penghakiman Tuhan pada akhir zaman, maka sumber dosa kita takkan pernah terselesaikan, kita akan terjebak dalam lingkaran berbuat dosa dan mengaku dosa, dan kita takkan pernah melepaskan diri dari belenggu dosa. Alkitab berkata, "Karena ganjaran dosa adalah kematian" (Roma 6:23). "Karena tanpa kekudusan, tidak ada manusia yang bisa melihat Tuhan" (Ibrani 12:14). Aku menyadari bahwa jika aku percaya kepada Tuhan tanpa menerima penghakiman-Nya pada akhir zaman, aku takkan pernah melepaskan diri dari belenggu dosa, aku takkan layak untuk melihat wajah Tuhan, dan aku pasti tidak memenuhi syarat untuk diangkat ke dalam kerajaan-Nya. Aku merasa bahwa pekerjaan penghakiman Tuhan benar-benar bermakna. Pada waktu itu, makin aku membaca firman ini, makin terang hatiku. Aku memahami bahwa firman Tuhan Yang Mahakuasa adalah kebenaran, dan bahwa tidak ada orang yang rohani di dunia keagamaan yang mampu dengan jelas menerangkan bagaimana Tuhan menghakimi manusia ketika Dia datang kembali. Sekarang ini, Tuhan Yang Mahakuasa telah datang, dan sedang melakukan pekerjaan penghakiman yang dimulai di rumah Tuhan, dan telah mengungkapkan begitu banyak kebenaran untuk menyingkapkan semua kebenaran dan misteri ini. Mungkinkah siapa pun selain Tuhan yang datang kembali berbicara sendiri menjelaskan hal-hal ini dengan begitu jelas? Ini adalah pekerjaan Tuhan itu sendiri, dan hanya Tuhan itu sendiri yang mengetahui hal-hal ini. Jadi, setelah menyelidiki selama beberapa waktu, sedikit demi sedikit, firman Tuhan menyingkirkan gagasan agamawi yang kupegang ini. Sejak saat itu, aku telah menjadi yakin sepenuhnya akan tahap pekerjaan baru yang sedang dilakukan Tuhan Yang Mahakuasa. Dalam hidupku, aku telah cukup beruntung untuk mendengar suara Tuhan dan menyambut kedatangan Tuhan kembali. Ini sangat menyentuh bagiku, dan itu membuatku ingin melompat kegirangan!

Syukur kepada Tuhan! Jika Tuhan tidak mengungkapkan begitu banyak firman baru yang memampukanku untuk memahami kebenaran dan menyadari bahwa aku sedang berpegang teguh pada gagasan yang keliru, mungkin aku telah mati tanpa pertobatan, tetap mendengarkan imamku, dan menolak menyelidiki pekerjaan baru Tuhan. Pada waktu itu, kupikir aku harus memberi tahu lebih banyak saudara-saudari kabar baik tentang kedatangan Tuhan kembali, agar mereka bisa melepaskan diri dari belenggu imam, tidak mengalami kekangan gagasan agamawi, dan menerima kedatangan Tuhan kembali. Setelah itu, aku memberitakan Injil bersama saudara-saudariku dan membawa banyak orang dari denominasi asliku ke rumah Tuhan. Mengingat kembali tujuh tahun itu, aku tidak hanya menolak untuk menyelidiki pekerjaan Tuhan Yang Mahakuasa pada akhir zaman, aku juga menanamkan saudara-saudariku dengan banyak gagasan dan kekeliruan yang menyesatkan mereka dan menghalangi mereka untuk menyelidiki jalan yang benar. Ketika teringat bagaimana aku menentang Tuhan dan melakukan kejahatan yang begitu besar, aku merasakan penyesalan yang mendalam. Aku takkan pernah mampu menghapus noda pemberontakan dan sikap menentang terhadap Tuhan selama bertahun-tahun. Aku menyadari sekarang betapa gagasan agamawi ini merugikan orang! Jika tidak melepaskan gagasan agamawi ini dan mencari kebenaran, kita takkan pernah dapat menerima kedatangan Tuhan kembali. Aku bersyukur bahwa Tuhan mengasihaniku, memampukanku untuk melepaskan diri dari gagasan agamawi ini, dan memberiku keberuntungan untuk kembali kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Kelak, aku akan melakukan yang terbaik untuk memberitakan Injil untuk membalas kasih Tuhan. Syukur kepada Tuhan!

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Kisahku Menyambut Tuhan

Oleh Saudari Su Yang, Tiongkok Saat kecil, aku tak bisa berjalan karena rasa sakit parah di kakiku, jadi ibuku membawaku ke hadapan Tuhan....

Tinggalkan Balasan