Firman Tuhan Memutarbalikkan Gagasan dan Cara Pandangku yang Salah

17 September 2019

Peihe, Kota Xianning, Provinsi Hubei

Aku selalu percaya bahwa aku dan suamiku menghabiskan hidup kami "dengan bekerja membanting tulang" sebab kami tidak cukup mengenyam bangku sekolah ketika masih muda, dan karena kami tidak berpengetahuan. Itulah sebabnya aku memutuskan bahwa tidak peduli seberapa keras atau seberapa berat penderitaanku, aku akan menyekolahkan putra-putriku sehingga mereka dapat mencapai sesuatu, dan tidak harus mengikuti jejak kami. Dengan berpedoman pada hal ini, aku dan suami makan dan berpakaian sederhana dan menyisihkan setiap receh untuk mengirim putri sulung kami ke sekolah teknik dan putra sulung kami ke universitas. Namun, kami masih punya dua anak lain, sehingga untuk mengirim mereka ke universitas, suamiku harus meninggalkan rumah untuk bekerja selama bertahun-tahun dan aku pun tidak berpangku tangan; aku berladang dan beternak babi di rumah dari fajar hingga senja. Setiap kali pekerjaan di ladang terasa sangat melelahkan, aku berharap dapat berhenti, tetapi ketika memikirkan betapa ketatnya persaingan di masyarakat dewasa ini, apa yang akan terjadi kalau aku tidak mengirimkan anak-anakku ke sekolah, mereka hanya akan memiliki masa depan bekerja di lumpur seperti aku, mereka tidak akan pernah mencapai apa pun dan diremehkan, dan bahwa hanya dengan lulus ke universitaslah mereka dapat memperoleh pekerjaan yang bagus atau menjadi pejabat, mencapai sesuatu, merebut masa depan bagi diri mereka sendiri, dan memberi kemuliaan bagi kami, rasa sakit dan lelah yang kuderita rasanya layak. Maka begitulah, setiap hari sejak bangun tidur aku selalu begitu sibuk dengan pekerjaanku sampai sering kali tidak punya waktu untuk makan dan minum Firman Tuhan atau memiliki kehidupan rohani yang normal, dan bahkan lebih sedikit waktu untuk kehidupan normal di gereja atau untuk menjalankan tugas-tugasku, tetapi aku tidak memusingkannya dan terus bekerja membanting tulang bagi anak-anakku ... sampai belum lama berselang, ketika aku mendengar Firman dari persekutuan Tuhan: "Berkenaan dengan perlakuan terhadap anak-anak: semua orang tua berharap anak mereka akan menerima pendidikan tinggi, dan suatu hari akan mereka akan menjadi ternama dan memiliki peran di dalam masyarakat, dengan penghasilan dan pengaruh yang mapan. Hal ini saja akan menghormati leluhur mereka. Konsep ini umum bagi semua orang. Seperti pepatah yang mengatakan, 'Semoga anak laki-lakiku menjadi naga, dan anak perempuanku menjadi burung feniks.' Apakah konsep ini benar? Semua orang ingin anak mereka masuk ke universitas bergengsi, lalu mengambil. Mereka percaya bahwa setelah mendapatkan gelar, anak-anak mereka akan menjadi orang yang ternama, karena semua orang, di dalam hati mereka, memuja pengetahuan. Mereka percaya, 'Pengejaran akan hal-hal yang lain kurang bernilai, mempelajari buku-buku mengungguli semua pengejaran.' Terlebih lagi, masyarakat masa kini sangatlah kompetitif. Tanpa gelar, orang tidak mungkin makan—beginilah cara berpikir semua orang, dan pandangan yang mereka pegang. ... Tetapi apakah terpikir olehmu berapa banyak racun dan berapa banyak gagasan serta teori Iblis yang akan tertanam dalam diri mereka setelah mereka menerima pendidikan semacam itu? ... Sampai suatu hari, anak-anakmu pulang dan engkau memberitahu mereka tentang percaya kepada Tuhan, dan mereka menunjukkan antipati. Setelah engkau memberi tahu mereka tentang kebenaran, mereka mengatakan engkau bodoh dan menertawakanmu, serta mengejek apa yang kaukatakan. Pada saat itu engkau akan berpikir bahwa mengirim anak-anakmu ke sekolah untuk mendapatkan pendidikan semacam itu adalah memilih jalan yang salah, tetapi akan sangat terlambat untuk menyesalinya .... Sejauh menyangkut anak-anak mereka, tidak seorang pun bersedia membawa mereka ke hadapan Tuhan untuk sepenuhnya menerima sudut pandang dan pemikiran yang dituntut Tuhan, atau menjadi tipe orang yang dikehendaki oleh Tuhan. Orang tidak bersedia melakukan hal ini dan tidak berani melakukannya. Mereka takut jika mereka melakukannya, anak-anak mereka tidak akan dapat mencari nafkah atau memiliki masa depan dalam masyarakat. Apa yang ditegaskan oleh sudut pandang ini? Sudut pandang ini menegaskan bahwa umat manusia tidak memiliki minat, keyakinan, dan terlebih lagi tidak memiliki iman yang tulus terhadap kebenaran atau kepada Tuhan. Apa yang dikagumi dan dipuja umat manusia dalam hati mereka tetap dunia ini, mereka berpikir bahwa orang-orang yang meninggalkan dunia ini tidak akan dapat bertahan hidup. ... Gagasan dan sudut pandang manusia ini bertentangan dengan Tuhan, merupakan pengkhianatan dan penolakan terhadap Tuhan, dan tidak sesuai dengan kebenaran" ("Hanya dengan Mengenali Pandanganmu yang Salah Engkau Dapat Mengenal Dirimu Sendiri" dalam "Rekaman Pembicaraan Kristus"). Masing-masing dan setiap kata dari Firman Tuhan itu sangat menyentuh hatiku. Bertahun-tahun aku hidup dengan sangat hemat dan bekerja keras tanpa lelah, merelakan segalanya agar anak-anakku dapat belajar di universitas, dan mengapa? Karena aku meyakini kata-kata Iblis "Nilai dari pengejaran-pengejaran yang lain itu kecil, belajar dari buku mengungguli semuanya itu," adalah prinsip untuk kelangsungan hidup! Di bawah pengaruh racun sang Iblis, aku meninggikan pengetahuan di atas segalanya, dan berpikir bahwa hanya dengan pengetahuan seseorang dapat menonjol, mencapai banyak hal, memiliki masa depan, dan meraih status dalam masyarakat. Aku berpikir mereka yang tidak berpendidikan adalah kelompok kelas bawah yang layak dihina, yang paling rendah dari yang rendah. Karenanya, untuk memastikan anak-anakku dapat berhasil di dunia dan terhindar dari kehidupan "bekerja membanting tulang", aku melakukan segala upaya untuk mengirim mereka belajar dan menuntut ilmu di perguruan tinggi. Selama bertahun-tahun, aku menempatkan tujuanku di atas segalanya dalam hatiku, sementara aku mengubur Firman Tuhan, tugas-tugasku, dan keselamatanku sendiri di nomor sekian. Racun sang Iblis telah begitu merusakku! Walaupun aku sudah mengikuti Tuhan selama bertahun-tahun, aku belum mendapatkan kebenaran, dan cara pandangku belum berubah sama sekali. Yang aku sembah masih pengetahuan, dan yang kurindukan serta kuandalkan adalah Iblis. Aku masih seorang tidak percaya yang mengejar hal-hal duniawi dan melawan Tuhan!

Kemudian, dengan selalu membaca firman Tuhan, aku pun paham bahwa ada pengetahuan yang memungkinkan kita memperoleh berbagai hal seperti akal sehat, wawasan, dan prinsip hidup, dan jenis pengetahuan semacam ini dapat bermanfaat bagi kita hingga taraf tertentu. Kendati demikian, sebagian besar pengetahuan berasal dari bermacam-macam teori Iblis, yang merupakan kesalahan berpikir dan kesesatan yang digunakan Iblis untuk mengelabui dan merusak manusia. Iblis menggunakan studi dan pembelajaran untuk memperdaya mereka hingga menerima pendidikannya dan menyambut racun dan pemikirannya di dalam pikiran mereka, dan begitu racun itu dilepaskan, orang-orang sepenuhnya dikuasai oleh berbagai pemikiran dan kekeliruan ateis yang menyangkal dan melawan Tuhan, dan dengan demikian Iblis mencapai tujuannya untuk merusak dan melahap orang-orang. Ungkapan semacam: "Tidak pernah ada Juru Selamat," "Manusia berevolusi dari kera," "Segala cuaca dibentuk oleh alam," "Nasib orang ditentukan oleh dirinya sendiri," "Semua orang memikirkan kepentingannya sendiri dan yang ketinggalan dimangsa setan," semuanya merupakan gagasan dan cara pandang mengenai teori materialism dan evolusi. Ini semua disuntikkan ke kedalaman batin kita sehingga membuat kita menentang Tuhan dan semakin lama semakin menyangkali keberadaan-Nya Karena dulu tidak mampu menyadari tipu daya Iblis, aku dengan penuh semangat mengirimkan anak-anakku untuk menerima pendidikan dari setan, menyerahkan mereka kepada kejahatan tanpa sedikit pun memikirkan bagaimana membawa mereka ke hadirat Tuhan atau membuat mereka menerima kebenaran yang datang dari Tuhan serta membuat mereka hidup seturut perintah Tuhan. Belum lama ini, putraku lulus dari sebuah universitas bergengsi, dan ketika ia pulang, walaupun telah meraih pengetahuan yang luas, ia betul-betul sarat dengan segala macam kesalahan berpikir dan kesesatan Iblis. Ketika aku menyinggung sesuatu mengenai keyakinan pada Tuhan, ia memaparkan segala jenis pengetahuan dan teori ilmiah untuk mendebatku; ia menyebutku tidak terpelajar, bebal, kurang bijak; ia mengatakan bahwa aku seharusnya lebih percaya pada ilmu pengetahuan. ... Menghadapi hal ini, aku begitu menyesal, dan baru saat itulah aku menyadari bahwa semua budaya dan pengetahuan Iblis itu bertentangan dengan kebenaran. Itu adalah alat yang digunakan Iblis untuk merusak dan mengendalikan manusia. Aku juga jadi mengerti bahwa memiliki banyak pengetahuan bukanlah hal yang baik. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai seseorang dan semakin banyak pengetahuan yang mereka pahami, semakin banyak racun jahat yang tertanam dalam diri mereka, semakin jauh mereka dari Tuhan, semakin sulit bagi mereka untuk menerima kebenaran, dan semakin sulit bagi mereka untuk menerima keselamatan dari Tuhan. Orang bisa mengatakan bahwa semakin banyak buku yang dibaca orang dan semakin banyak pengetahuan yang dimilikinya, semakin serius pula penentangan mereka terhadap Tuhan. Pengetahuan semacam ini sangatlah berbahaya!

Pencerahan dari Tuhan akhirnya membuatku paham bahwa "Nilai pengejaran-pengejaran yang lain kecil, belajar dari buku mengungguli semuanya itu" adalah sebuah kekeliruan dari setan, salah satu kebohongan Iblis untuk menipu, memperdaya, dan merusak orang. Aku paham bahwa dengan hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis dan menerima pendidikan ideologi Iblis, kita hanya akan menjadi semakin rusak. Selain itu, aku memahami bahwa hanya dengan membawa anak-anak kita ke hadapan Tuhan untuk membaca firman-Nya dan berperilaku sesuai dengan tuntutan-Nya, mereka dapat menjalani kehidupan yang bermakna. Tuhan, aku tak mau dikelabui dan didera oleh Iblis lagi, aku ingin mengejar kebenaran dan mengubah pandangan-pandanganku yang keliru, aku ingin Firman-Mu menjadi ondasi bagi keberadaanku, dan aku ingin membawa dua anakku yang paling muda ke hadirat-Mu, sehingga mereka dapat menerima keselamatan dan menjadi manusia yang semestinya.

Penderitaan akan berakhir dan air mata akan berhenti. Percayalah kepada Tuhan bahwa Dia mendengar permohonan kita dalam penderitaan kita, dan Dia ingin menyelamatkan kita dari penderitaan. Hubungi kami untuk memahami kabar baik tentang keselamatan Tuhan.

Konten Terkait

Iman Berarti Mengandalkan Tuhan

Oleh Saudari Cheng Cheng, ItaliaTuhan Yang Mahakuasa berkata: "Hanya dari dalam imanmulah, engkau akan bisa melihat Tuhan, dan ketika...

Persimpangan

Oleh Saudari Wang Xin, KoreaDahulu aku memiliki keluarga yang bahagia, dan suamiku sangat baik kepadaku. Kami membuka restoran keluarga...