215 Pujian bagi Tuhan dari Keturunan Moab
1 Keturunan Moab menangis dalam siksaan, wajah-wajah sedih, basah oleh air mata. Penghakiman firman Tuhan membuatku gemetar ketakutan. Dengan berlinang air mata dagingku diserahkan kepada api penghakiman. Keturunan Moab menangis dalam siksaan. Penghakiman tak kenal ampun mengirimku ke neraka. Kesakitan dan hajaran turun atasku. Dalam ujian aku berseru dan mencari-Mu. Tenggelam dalam keputusasaan, aku semakin membenci diriku sendiri. Adalah sebuah tragedi, aku percaya kepada-Mu tapi bukan milik-Mu. Aku merasa bersalah dan mengutuki diriku dalam penyesalan. Ujian perapian menyiksa hatiku. Keturunan Moab menangis dalam siksaan, keinginan untuk diberkati sepenuhnya hilang dalam penghakiman Tuhan, kerusakan dihapus oleh hajaran. Dalam penyesalan, aku bertekad untuk bangkit dan mengasihi Tuhan. Keturunan Moab menyampaikan pujian yang tulus, Tuhan begitu patut dikasihi, dan aku akan selalu mengasihi-Nya.
2 Percaya tapi tak menyenangkan-Mu, tak pantas disebut manusia. Jika aku punya hati nurani, aku seharusnya bangkit, menjadi saksi bagi-Mu. Bahkan jika Kau membenciku, aku akan tetap mengasihi-Mu, tanpa malu. Walau aku keturunan Moab, hatiku yang mengasihi-Mu tak akan berubah. Banyak yang berusaha untuk memahami kehendak-Mu. Banyak yang rindu untuk sepenuhnya mengasihi-Mu. Banyak yang menyiapkan kesaksian mereka untuk memuaskan-Mu. Banyak yang rela memberikan hidup mereka untuk membalas kasih-Mu. Keturunan Moab menangis dalam siksaan, keinginan untuk diberkati sepenuhnya hilang dalam penghakiman Tuhan, kerusakan dihapus oleh hajaran. Dalam penyesalan, aku bertekad untuk bangkit dan mengasihi Tuhan. Keturunan Moab menyampaikan pujian yang tulus, Tuhan begitu patut dikasihi, dan aku akan selalu mengasihi-Nya.