1 Saat aku mengalami aniaya Partai Komunis Tiongkok (PKT), aku telah merasakan tantangan dalam percaya kepada Tuhan. Ketika aku menghadiri pertemuan atau menyebarkan Injil, aku menghadapi ditangkap dan dipenjara kapan saja. Bilakah rumahku menjadi milikku, tempat di mana kita bisa berkumpul secara normal dan berdoa kepada Tuhan? Bilakah aku bisa membagikan Injil dan bersaksi bagi Tuhan tanpa takut ditangkap? Bilakah aku akan berhenti melarikan diri, dan melakukan tugasku dengan damai? Bilakah kebebasan beragama, hak asasi manusia, dan demokrasi tak lagi menjadi dusta? Oh, betapa aku berharap saudari-saudariku akan segera dilepaskan dari penjara! Oh, betapa aku berharap keadilan bagi saudara-saudaraku yang menjadi martir! Betapa kejamnya negara yang diperintah oleh Iblis jahat; di manakah terang hidup manusia? Mengikuti Kristus, aku harus bersaksi bagi Tuhan, tidak peduli seberapa berat kesulitannya.

2 Lewat aniaya dan kesulitan, aku melihat PKT adalah perwujudan Iblis. Mereka memburu Kristus dan menganiaya dan membunuh orang Kristen; kekejamannya tiada akhir. Kebebasan beragama di Tiongkok tidak mungkin selama PKTberkuasa. Ketika aku mengikuti Kristus dan mengejar kebenaran dan hidup, bagaimana bisa aku peduli pada hidupku sendiri? Semua firman Kristus adalah kebenaran dan semuanya tertanam dalam di hatiku. Aku mengenali Kristus adalah kebenaran, jalan, dan hidup, dan aku mengikuti Tuhan dengan hati baja. Tidak peduli seberapa buas PKT, mereka tetap berperan dalam penyempurnaan umat Tuhan. Tuhan sudah menjadikan sekelompok pemenang untuk bersaksi bagi Tuhan. Semakin dewasa umat Tuhan, semakin Iblis dikalahkan. Firman Tuhan pasti akan digenapi. Di rute terakhir, aku akan berkhotbah dan menjadi saksi bagi Tuhan, tidak peduli seberapa berat penderitaannya.