282 Tuhan Menentukan Nasib Manusia dari Dahulu
Bait 1
Dalam perkara nasib, tiap orang berdiri sendiri.
Dalam perkara nasib, tiap orang punya nasib sendiri.
Orang tua tak bisa cegah nasib seseorang
atau memb'ri pengaruh pada peranan seseorang.
Refrain
Hanya ketetapan s'mula dari Sang Pencipta
tentukan nasib seseorang.
Tiada yang bisa atur masa depan seseorang
yang ditentukan sejak dulu, orang tua pun tak bisa.
Bait 2
K'luarga tempat dilahirkan
adalah prasyarat untuk pemenuhan misi.
Lingkungan tempat seseorang tumbuh
juga hanya s'bagai prasyarat.
S'mua itu tidak menentukan nasib atau takdir seseorang
dalam memenuhi misinya.
Bait 3
Orang tua tidak bisa bantu penuhi misi seseorang.
K'luarga tak bisa bantu 'tuk jalankan peran seseorang.
Bagaimana seseorang s'lesaikan misi,
di lingkungan s'perti apa dia berperan
ditentukan oleh nasib, tiada yang bisa atur.
Refrain
Hanya ketetapan s'mula dari Sang Pencipta
tentukan nasib seseorang.
Tiada yang bisa atur masa depan seseorang
yang ditentukan sejak dulu, orang tua pun tak bisa.
Bait 4
Tak ada kondisi objektif pengaruhi
misi yang telah ditentukan oleh Sang Pencipta sendiri.
S'mua orang jadi dewasa di lingkungan yang unik,
cara m'reka bertumbuh, berbeda-beda.
Refrain
Hanya ketetapan s'mula dari Sang Pencipta
tentukan nasib seseorang.
Tiada yang bisa atur masa depan seseorang
yang ditentukan sejak dulu, orang tua pun tak bisa.
Bridge
Bertahap, m'reka tapaki jalan.
Bertahap, m'reka penuhi takdir mereka.
Bertahap, m'reka masuki lautan manusia.
Bertahap, m'reka tempatkan diri dalam hidup.
Bertahap, m'reka penuhi tanggung jawab
demi ketetapan semula Sang Pencipta.
Bertahap, m'reka lakukan s'cara tak sadar,
demi kedaulatan Sang Pencipta.
Tuhan t'lah tentukan nasib manusia.
Refrain
Hanya ketetapan s'mula dari Sang Pencipta
tentukan nasib seseorang.
Tiada yang bisa atur masa depan seseorang
yang ditentukan sejak dulu, orang tua pun tak bisa.
Diadaptasi dari Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik III"