1 Di masa lalu, ketika aku percaya kepada Tuhan, aku tidak tahu tentang realitas kebenaran. Aku tidak bisa membedakan antara pemimpin sejati dan palsu dan antikristus. Aku akan menghormati, menyembah, mengikuti siapa saja yang bisa menjelaskan teori Alkitab. Aku pikir siapa saja yang bekerja dan menderita dengan sangat bagi gereja adalah pemimpin yang baik. Aku dengan naif berpikir bahwa dengan mengikuti mereka, aku bisa masuk ke dalam kerajaan surga.

2 Hanya setelah mengalami penghakiman aku menyadari betapa lucu, konyolnya, pemikiranku. Aku tidak pernah menilai orang dengan kebenaran, tetapi dengan gagasan dan imajinasi. Aku melakukan apa pun yang dikatakan pemimpin dan berpikir aku menaati Tuhan. Aku memuja status dan kekuasaan; Tuhan tidak punya tempat sedikit pun dalam hatiku. Hanya sekarang aku menyadari betapa sesatnya kepercayaanku kepada Tuhan.

3 Kini, aku menghargai betapa sulitnya mendapatkan kebenaran dan hidup dalam kepercayaan kepada Tuhan. Hanya dengan mengalami penghakiman Tuhan dan mengamalkan kebenaran aku bisa benar-benar mengenal Tuhan. Ketika manusia tidak mengenal Tuhan, seberapa pun baik perilaku mereka, itu tetaplah kemunafikan. Tidak peduli seberapa baik gagasan dan imajinasi manusia, semuanya keliru dan tidak selaras dengan kebenaran. Hanya firman Tuhanlah kebenaran, hanya firman-Nya bisa mentahirkan dan menyelamatkan manusia.

4 Ketika kita percaya kepada Tuhan, kita harus percaya bahwa Kristus adalah kebenaran, dan kita tidak boleh mengikuti manusia. Ketika kita memahami kebenaran dan mengenal Tuhan, kita secara alami akan mampu mengenali berbagai jenis orang yang berbeda. Ketika kita percaya kepada Tuhan, kita hanya boleh mengamalkan ketaatan kepada kebenaran firman Tuhan dan harus waspada terhadap manusia. Tanpa kebenaran, tanpa kemampuan untuk membedakan, kita cenderung akan tertipu dan membawa kehancuran atas diri kita sendiri. Hanya ketika kita mengenali bahwa Kristus selamanya adalah kebenaran kita bisa dengan setia ikut sampai akhir.