Misteri Inkarnasi (1) Bagian Satu

Di Zaman Kasih Karunia, Yohanes mempersiapkan jalan bagi Yesus. Ia tidak dapat mengerjakan pekerjaan Tuhan itu sendiri, dan hanya dapat memenuhi tugas manusia. Meskipun Yohanes adalah orang yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan, ia tidak mampu merepresentasikan Tuhan; ia hanyalah manusia yang dipakai oleh Roh Kudus. Setelah Yesus dibaptiskan, Roh Kudus turun ke atas-Nya seperti burung merpati. Setelah itu, Ia memulai pekerjaan-Nya, yang artinya, Ia mulai mengerjakan pelayanan Kristus. Itulah sebabnya identitas Tuhan melekat pada diri-Nya, karena dari Tuhanlah Ia berasal. Tidak masalah seperti apa keteguhan hati-Nya sebelum ini—mungkin terkadang lemah, atau terkadang kuat—semua yang ada dalam kehidupan manusia biasa yang Ia jalani sebelum melakukan pelayanan-Nya. Setelah Ia dibaptis (dengan kata lain, diurapi), kuasa dan kemuliaan Tuhan segera menyertai-Nya, dan dengan demikian, mulailah Ia melakukan pelayanan-Nya. Ia dapat melakukan tanda-tanda dan keajaiban, melakukan mukjizat, dan Ia memiliki kuasa dan otoritas, karena Ia bekerja secara langsung mewakili Tuhan itu sendiri; Ia sedang mewakili Roh Kudus melakukan pekerjaan-Nya dan mengungkapkan apa yang Roh katakan. Oleh karena itu, Dia adalah Tuhan itu sendiri: hal ini tidak terbantahkan. Yohanes dipakai oleh Roh Kudus. Ia tidak dapat menjadi seseorang yang merepresentasikan Tuhan, dan tidak mungkin baginya untuk merepresentasikan Tuhan. Jika ia ingin melakukannya, Roh Kudus tidak akan membiarkannya, karena ia tidak mampu melakukan pekerjaan yang akan dilakukan oleh Tuhan itu sendiri. Mungkin ada banyak kehendak manusiawi dalam dirinya, atau ada sesuatu yang menyimpang; dalam keadaan apa pun, tidak mungkin baginya untuk secara langsung merepresentasikan Tuhan. Kesalahan dan kekeliruannya hanya merepresentasikan dirinya sendiri, namun pekerjaannya merupakan representasi pekerjaan Roh Kudus. Namun, engkau juga tidak dapat mengatakan bahwa semua dari dirinya merepresentasikan Tuhan. Dapatkah kesalahan dan kekeliruannya dianggap merepresentasikan Tuhan juga? Melakukan kekeliruan ketika merepresentasikan manusia adalah lumrah, tetapi jika seseorang menyimpang tatkala merepresentasikan Tuhan, bukankah itu sama saja dengan mempermalukan Tuhan? Bukankah itu sama dengan penghujatan terhadap Roh Kudus? Roh Kudus tidak akan semudah itu membiarkan manusia berdiri di tempatnya Tuhan, bahkan sekalipun ia disanjung oleh orang-orang di sekelilingnya. Jika ia bukan Tuhan, pada akhirnya ia tidak akan mampu bertahan. Roh Kudus tidak akan membiarkan manusia merepresentasikan Tuhan sesuai keinginannya! Sebagai contoh, Roh Kuduslah yang memberikan kesaksian tentang Yohanes dan Roh Kudus jugalah yang menyatakan kepadanya bahwa ia akan menjadi seseorang yang mempersiapkan jalan bagi Yesus, namun pekerjaan yang dikerjakan di dalam dirinya oleh Roh Kudus itu terbatas. Yang diminta dari Yohanes hanyalah menjadi pembuka jalan bagi Yesus, mempersiapkan jalan bagi-Nya. Artinya, Roh Kudus hanya menopang pekerjaannya dalam mempersiapkan jalan dan mengizinkannya hanya melakukan pekerjaan tersebut—pekerjaan yang boleh ia lakukan, bukan pekerjaan yang lain. Yohanes merepresentasikan Elia, dan ia merepresentasikan nabi yang mempersiapkan jalan. Roh Kudus menopangnya dalam hal ini; sejauh apa yang dikerjakannya itu mempersiapkan jalan, Roh Kudus pun menopangnya. Namun, jika ia menyatakan dirinya sebagai Tuhan itu sendiri dan berkata bahwa ia telah datang untuk menyelesaikan pekerjaan penebusan, maka Roh Kudus pasti harus mendisiplinkan dirinya. Tidak peduli sebesar apa pun pekerjaan Yohanes, dan sekalipun pekerjaan itu ditopang Roh Kudus, pekerjaannya itu tetap berada dalam batas-batas tertentu. Memang benar bahwa Roh Kudus sungguh menopang pekerjaannya tersebut, namun kuasa yang diberikan kepadanya pada saat itu terbatas hanya pada pekerjaannya untuk mempersiapkan jalan. Ia tidak dapat, sama sekali tidak dapat, melakukan pekerjaan yang lain, karena ia hanyalah Yohanes yang mempersiapkan jalan dan bukan Yesus. Jadi, kesaksian Roh Kudus memang sangat penting, tetapi pekerjaan yang Roh Kudus izinkan untuk manusia kerjakan, itu jauh lebih penting. Bukankah Yohanes telah menerima kesaksian yang luar biasa tentang dirinya pada waktu itu? Bukankah pekerjaan yang ia lakukan juga hebat? Tetapi pekerjaan yang ia lakukan tidak dapat melampaui pekerjaan yang Yesus lakukan, karena ia tidak lebih dari seorang manusia yang dipakai Roh Kudus dan ia tidak dapat secara langsung merepresentasikan Tuhan, jadi pekerjaan yang ia lakukan pun terbatas. Setelah ia selesai mempersiapkan jalan, tidak ada lagi yang menopang kesaksiannya, tidak ada lagi pekerjaan baru yang ditugaskan kepadanya, dan ia pun tidak disebut-sebut lagi manakala pekerjaan Tuhan itu sendiri dimulai.

Ada orang-orang yang dirasuki roh jahat dan berteriak dengan lantang, "Aku adalah Tuhan!" Namun, pada akhirnya, mereka tersingkap, karena mereka salah dalam apa yang mereka representasikan. Mereka merepresentasikan Iblis, dan Roh Kudus tidak mau memberikan perhatian kepada mereka. Setinggi apa pun engkau meninggikan dirimu sendiri atau sekeras apa pun engkau berteriak, engkau tetaplah hanya makhluk ciptaan, milik Iblis. Aku tidak pernah berteriak-teriak, "Aku adalah Tuhan, Aku adalah Anak yang dikasihi Tuhan!" Namun pekerjaan yang Aku lakukan adalah pekerjaan Tuhan. Perlukah Aku berteriak? Tidak ada yang perlu ditinggikan. Tuhan itu sendiri mengerjakan pekerjaan-Nya sendiri dan tidak membutuhkan manusia untuk memberi-Nya status atau memberi-Nya gelar kehormatan: pekerjaan-Nya itu sendiri sudah cukup untuk merepresentasikan identitas dan status-Nya. Sebelum pembaptisan-Nya, bukankah Yesus adalah Tuhan itu sendiri? Bukankah Ia adalah Tuhan yang berinkarnasi dalam daging? Tentu tidak boleh beranggapan bahwa hanya setelah menerima kesaksian, barulah Dia menjadi Anak tunggal Tuhan, bukan? Lama sebelum Ia memulai pekerjaan-Nya, bukankah sudah ada seorang manusia bernama Yesus? Engkau tidak mampu menciptakan jalan yang baru ataupun merepresentasikan Roh Kudus. Engkau tidak dapat mengungkapkan pekerjaan Roh ataupun perkataan-perkataan yang diucapkan-Nya. Engkau tidak mampu mengerjakan pekerjaan Tuhan itu sendiri, dan pekerjaan Roh Kudus tidak mampu engkau lakukan. Hikmat, keajaiban, dan keberadaan Tuhan yang tak terselami, dan keseluruhan watak Tuhan, yang oleh karenanya Ia menghajar manusia: semua itu di luar kemampuanmu untuk menyatakannya. Jadi, tidak ada gunanya berusaha untuk menyatakan dirimu sebagai Tuhan: nama sajalah dan bukan substansi-Nya yang dapat engkau miliki. Tuhan sendiri telah datang, tetapi tidak seorang pun yang mengenali-Nya, namun Ia melanjutkan pekerjaan-Nya dan melakukannya sebagai representasi Roh Kudus. Entah engkau mau memanggil-Nya manusia atau Tuhan, atau Kristus, atau memanggil-Nya dengan sebutan saudari, itu tidak masalah. Tetapi pekerjaan yang dilakukan-Nya adalah pekerjaan Roh Kudus dan merepresentasikan pekerjaan Tuhan itu sendiri. Ia tidak ambil pusing dengan nama yang manusia gunakan untuk memanggil diri-Nya. Dapatkah nama menentukan pekerjaan-Nya? Dengan sebutan apa pun engkau memanggil-Nya, sejauh menyangkut Tuhan, Dia adalah Roh Tuhan yang berinkarnasi dalam daging; Ia merepresentasikan Roh dan disahkan oleh Roh. Jika engkau tidak mampu menciptakan zaman yang baru, atau mengakhiri zaman terdahulu, atau memulai zaman yang baru, atau mengerjakan pekerjaan yang baru, maka engkau tidak dapat disebut sebagai Tuhan!

Bahkan seseorang yang dipakai oleh Roh Kudus, ia pun tidak dapat merepresentasikan Tuhan itu sendiri. Bukan hanya orang semacam itu tidak dapat merepresentasikan Tuhan, tetapi pekerjaan yang ia lakukan pun tidak dapat secara langsung merepresentasikan Tuhan. Dengan kata lain, pengalaman manusia tidak dapat secara langsung ditempatkan di dalam pengelolaan Tuhan, dan tidak dapat pula merepresentasikan pengelolaan Tuhan. Pekerjaan yang Tuhan sendiri lakukan sepenuhnya merupakan pekerjaan yang hendak Ia lakukan di dalam rencana pengelolaan-Nya sendiri dan berhubungan dengan pengelolaan besar-Nya. Pekerjaan yang dikerjakan oleh manusia (yaitu, manusia yang dipakai oleh Roh Kudus) terdiri dari menyediakan pengalaman pribadi bagi dirinya. Terdiri dari menemukan jalan baru pengalaman yang melampaui jalan yang pernah ditempuh oleh para pendahulunya, terdiri dari memimpin saudara-saudari mereka seraya berada di bawah bimbingan Roh Kudus. Yang dihasilkan oleh orang-orang ini adalah pengalaman pribadi mereka, atau tulisan-tulisan rohani yang ditulis oleh manusia-manusia rohani. Meskipun orang-orang ini dipakai Roh Kudus, pekerjaan yang mereka lakukan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pengelolaan agung yang tercakup dalam rencana enam ribu tahun. Mereka semata-mata manusia yang telah dibangkitkan oleh Roh Kudus dalam periode-periode tertentu untuk memimpin orang-orang dalam aliran Roh Kudus, sampai fungsi yang mereka jalankan berakhir atau sampai hidup mereka berakhir. Pekerjaan yang mereka lakukan hanyalah mempersiapkan sebuah jalan yang tepat bagi Tuhan sendiri atau melanjutkan satu aspek tertentu dalam pengelolaan yang Tuhan sendiri kerjakan di muka bumi. Dalam diri mereka sendiri, orang-orang ini tidak mampu melakukan pekerjaan yang lebih besar di dalam pengelolaan-Nya, dan mereka juga tidak dapat membuka jalan keluar yang baru, apalagi menyimpulkan seluruh pekerjaan Tuhan dari zaman sebelumnya. Oleh karena itu, pekerjaan yang mereka lakukan hanyalah merepresentasikan makhluk ciptaan yang menjalankan fungsinya dan tidak dapat merepresentasikan Tuhan itu sendiri yang mengerjakan pelayanan-Nya. Ini dikarenakan pekerjaan yang mereka lakukan tidak seperti pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan sendiri. Pekerjaan mengantarkan zaman yang baru bukanlah sesuatu yang dapat dilakukan oleh manusia menggantikan Tuhan. Pekerjaan itu tidak dapat dikerjakan oleh siapa pun selain oleh Tuhan sendiri. Semua pekerjaan yang dilakukan oleh manusia terdiri dari melakukan tugasnya sebagai makhluk ciptaan dan dilakukan tatkala digerakkan atau dicerahkan oleh Roh Kudus. Pedoman yang dihasilkan oleh orang-orang ini sepenuhnya terdiri dari menunjukkan kepada manusia jalan penerapan dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana seharusnya ia bertindak selaras dengan kehendak Tuhan. Pekerjaan manusia tidak melibatkan pengelolaan Tuhan, juga tidak merepresentasikan pekerjaan Roh. Sebagai contoh, pekerjaan Witness Lee dan Watchman Nee adalah memimpin. Entah jalan baru atau lama, pekerjaan tersebut dilakukan bersandarkan prinsip untuk tetap berada dalam lingkup Alkitab. Entah untuk memulihkan gereja lokal ataupun membangun gereja lokal, pekerjaan mereka berkaitan dengan mendirikan gereja. Pekerjaan yang mereka lakukan dalam melanjutkan pekerjaan Yesus dan rasul-rasul-Nya belum selesai atau tidak berkembang lebih lanjut pada Zaman Kasih Karunia. Yang mereka lakukan dalam pekerjaan mereka adalah semata-mata melakukan kembali apa yang Yesus perintahkan di awal pekerjaan-Nya untuk dilakukan oleh generasi-generasi yang muncul setelah Dia, seperti menudungi kepala mereka, menerima baptisan, memecah-mecah roti, atau minum anggur. Dapat dikatakan bahwa pekerjaan mereka adalah berpegang pada Alkitab dan mencari jalan dari dalam Alkitab. Mereka tidak menghasilkan kemajuan baru apa pun. Oleh karena itu, yang dapat orang lihat dalam pekerjaan mereka hanyalah penemuan cara-cara baru di dalam Alkitab, juga tindakan-tindakan yang lebih baik dan lebih realistis. Orang tidak dapat melihat di dalam pekerjaan mereka kehendak Tuhan yang sekarang, apalagi menemukan pekerjaan baru yang berencana dilakukan oleh Tuhan di akhir zaman. Ini karena jalan yang mereka tempuh masih jalan yang lama; tidak ada pembaruan dan tidak ada kemajuan. Mereka terus berpegang teguh pada fakta tentang penyaliban Yesus, melakukan tindakan meminta orang untuk bertobat dan mengakui dosa-dosa mereka, setia berpegang pada perkataan bahwa orang yang bertahan sampai pada akhirnya akan diselamatkan, perkataan bahwa laki-laki adalah kepala perempuan, dan perempuan harus patuh kepada suaminya, dan bahkan setia berpegang pada gagasan tradisional yang mengatakan bahwa perempuan tidak boleh berkhotbah, tetapi hanya boleh taat. Jika gaya kepemimpinan semacam ini harus terus dilakukan, Roh Kudus tidak akan pernah dapat melakukan pekerjaan yang baru, untuk membebaskan manusia dari doktrin, ataupun memimpin mereka memasuki alam kebebasan dan keindahan. Oleh karena itu, tahap pekerjaan yang mengubah zaman ini haruslah dikerjakan dan diucapkan oleh Tuhan itu sendiri; jika tidak, tak seorang pun dapat menggantikan Dia untuk melakukannya. Dengan demikian, sejauh ini, seluruh pekerjaan Roh Kudus di luar aliran ini telah terhenti dan mereka yang dahulu dipakai oleh Roh Kudus telah kehilangan arah mereka. Jadi, karena pekerjaan orang-orang yang dipakai oleh Roh Kudus tidak seperti pekerjaan yang dikerjakan Tuhan sendiri, identitas mereka dan subjek yang mereka wakili dalam tindakan mereka pun berbeda. Ini karena pekerjaan yang ingin Roh Kudus kerjakan berbeda, dan oleh sebab itulah kepada mereka yang sama-sama melakukan pekerjaan diberikan identitas dan status yang berbeda. Manusia yang dipakai Roh Kudus mungkin juga melakukan beberapa pekerjaan baru dan mungkin juga menghapuskan beberapa pekerjaan yang dilakukan di zaman sebelumnya, tetapi apa yang mereka lakukan tidak dapat mengungkapkan watak dan kehendak Tuhan di zaman yang baru. Mereka bekerja sekadar mengerjakan pekerjaan zaman sebelumnya, dan tidak untuk mengerjakan pekerjaan baru yang secara langsung bertujuan merepresentasikan watak Tuhan itu sendiri. Dengan demikian, tidak peduli berapa banyak praktik usang yang mereka hapuskan atau berapa banyak praktik baru yang mereka perkenalkan, mereka tetap hanya merepresentasikan manusia dan makhluk ciptaan. Sebaliknya, ketika Tuhan sendiri melakukan pekerjaan-Nya, Ia tidak secara terbuka mengumumkan penghapusan praktik-praktik zaman dahulu atau secara langsung mengumumkan dimulainya zaman yang baru. Dia itu gamblang dan lugas dalam pekerjaan-Nya. Dia terang-terangan dalam melakukan pekerjaan yang ingin Ia lakukan; artinya, Ia secara langsung mengungkapkan pekerjaan yang telah dilakukan-Nya, secara langsung melakukan pekerjaan-Nya sebagaimana yang dimaksudkan dari semula, yang mengungkapkan keberadaan dan watak-Nya. Dari perspektif manusia, watak-Nya, demikian pula pekerjaan-Nya berbeda dari watak dan pekerjaan-Nya di zaman-zaman yang lalu. Namun dari perspektif Tuhan sendiri, ini hanyalah kelanjutan dan perkembangan lebih lanjut dari pekerjaan-Nya. Tatkala Tuhan sendiri bekerja, Ia mengungkapkan firman-Nya dan secara langsung membawa pekerjaan yang baru tersebut. Sebaliknya, tatkala manusia bekerja, pekerjaan itu adalah hasil pertimbangan dan pembelajaran, atau merupakan perluasan pengetahuan dan sistematisasi tindakan yang didirikan di atas dasar pekerjaan orang lain. Dapat dikatakan, esensi pekerjaan yang dilakukan oleh manusia adalah mengikuti tatanan yang sudah ada dan "menapaki jalan lama dengan mengenakan sepatu baru." Ini artinya, bahkan jalan yang ditempuh oleh manusia yang dipakai oleh Roh Kudus pun dibangun di atas dasar yang telah dibuka oleh Tuhan sendiri. Jadi, kesimpulan semua yang telah dibahas adalah, manusia tetaplah manusia, dan Tuhan tetaplah Tuhan.

Yohanes dilahirkan berdasarkan janji, seperti halnya Ishak yang dilahirkan bagi Abraham. Ia mempersiapkan jalan bagi Yesus dan melakukan banyak pekerjaan, tetapi ia bukan Tuhan. Ia adalah salah seorang nabi, karena ia hanya mempersiapkan jalan bagi Yesus. Pekerjaannya juga hebat, dan hanya setelah ia mempersiapkan jalan, Yesus pun secara resmi memulai pekerjaan-Nya. Pada dasarnya, ia sekadar bekerja bagi Yesus, dan pekerjaan yang ia lakukan adalah melayani pekerjaan Yesus. Setelah ia selesai mempersiapkan jalan, Yesus pun memulai pekerjaan-Nya, pekerjaan yang lebih baru, lebih konkret, dan lebih terperinci. Yohanes hanya melakukan bagian awal dari pekerjaan tersebut; bagian yang lebih besar dari pekerjaan baru tersebut dikerjakan oleh Yesus. Yohanes pun melakukan pekerjaan baru, tetapi ia bukan orang yang mengantarkan zaman baru. Yohanes lahir sesuai yang dijanjikan, dan namanya diberikan oleh malaikat. Pada waktu itu, orang ingin menamainya mengikut nama ayahnya Zakharia, tetapi ibunya berkata, "Anak ini tidak dapat dipanggil dengan nama itu. Ia harus dinamai Yohanes." Ini semua atas perintah Roh Kudus. Yesus pun dinamai atas perintah Roh Kudus, dan Ia dilahirkan dari Roh Kudus, dan Ia dijanjikan oleh Roh Kudus. Yesus adalah Tuhan, Kristus, dan Anak manusia. Namun, pekerjaan Yohanes juga besar, mengapa ia tidak dipanggil Tuhan? Apakah tepatnya perbedaan antara pekerjaan yang Yesus lakukan dan pekerjaan yang Yohanes lakukan? Apakah satu-satunya alasan adalah bahwa Yohanes merupakan orang yang membuka jalan bagi Yesus? Ataukah karena hal itu telah ditetapkan sebelumnya oleh Tuhan? Walaupun Yohanes juga berseru, "Bertobatlah engkau: karena Kerajaan Surga sudah dekat," dan ia juga memberitakan Injil Kerajaan Surga, pekerjaannya itu tidak berkembang lebih jauh lagi dan hanya merupakan sebuah awal. Sebaliknya, Yesus bukan hanya memulai zaman yang baru juga mengakhiri zaman yang lama, tetapi Ia juga menggenapi hukum Perjanjian Lama. Pekerjaan yang Ia lakukan lebih besar dari pekerjaan Yohanes, dan terlebih dari itu, Ia datang untuk menebus seluruh umat manusia—Dialah yang mengerjakan tahap pekerjaan itu. Sedangkan Yohanes, ia hanya mempersiapkan jalan. Meskipun pekerjaannya hebat, perkataannya banyak, dan murid yang menjadi pengikutnya banyak, pekerjaan yang dilakukannya tidak lebih dari mengantarkan sebuah awal baru kepada manusia. Manusia tidak pernah menerima dari dirinya kehidupan, jalan ataupun kebenaran yang lebih mendalam, dan manusia juga tidak pernah memperoleh pemahaman tentang kehendak Tuhan melalui dirinya. Yohanes adalah seorang nabi yang besar (Elia) yang membukakan landasan baru bagi pekerjaan Yesus dan mempersiapkan orang-orang pilihan. Ia adalah pendahulu Zaman Kasih Karunia. Perkara semacam ini tidak dapat dipahami hanya dengan mengamati penampilan manusia normal mereka. Ini lebih dari itu karena Yohanes juga melakukan pekerjaan yang cukup besar dan terlebih lagi yang dijanjikan oleh Roh Kudus dan pekerjaannya itu ditopang oleh Roh Kudus. Karena itu, hanya melalui pekerjaan yang mereka lakukanlah orang dapat membedakan identitas masing-masing, karena tidak mungkin untuk mengetahui hakikat manusia hanya dari penampilan luarnya, juga tidak mungkin bagi manusia untuk memastikan apa yang menjadi kesaksian Roh Kudus. Pekerjaan yang Yohanes lakukan dan pekerjaan yang Yesus lakukan tidak sama dan berbeda juga dalam naturnya. Dari inilah orang menentukan apakah ia Tuhan atau bukan. Pekerjaan Yesus adalah memulai, melanjutkan, menyimpulkan dan membuahkan hasil. Ia melakukan setiap langkah ini, sedangkan pekerjaan Yohanes tidak lebih dari menciptakan sebuah awal. Pada mulanya, Yesus menyebarkan Injil dan memberitakan jalan pertobatan, dan selanjutnya membaptis manusia, menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan-setan. Pada akhirnya, Ia menebus umat manusia dari dosa dan menyelesaikan pekerjaan-Nya untuk seluruh zaman itu. Ia juga mendatangi setiap tempat, berkhotbah kepada manusia dan menyebarkan Injil Kerajaan Surga di semua tempat. Dalam hal ini, Ia sama dengan Yohanes, perbedaannya adalah bahwa Yesus memulai zaman yang baru dan mengantarkan Zaman Kasih Karunia bagi manusia. Dari mulut-Nya keluar firman tentang apa yang seharusnya manusia lakukan dan cara yang seharusnya manusia ikuti di Zaman Kasih Karunia, dan pada akhirnya, Ia menyelesaikan pekerjaan penebusan. Yohanes tidak pernah dapat melakukan Pekerjaan ini. Jadi, Yesus-lah yang mengerjakan pekerjaan Tuhan itu sendiri, dan Dialah Tuhan itu sendiri, dan yang secara langsung merepresentasikan Tuhan. Gagasan manusia mengatakan bahwa semua orang yang lahir berdasarkan janji, yang lahir atas kehendak Roh, yang ditopang oleh Roh Kudus, dan yang membuka jalan keluar yang baru adalah Tuhan. Jika menuruti alasan ini, Yohanes pun dapat dianggap sebagai Tuhan, juga Musa, Abraham, dan Daud ... mereka semua juga bisa dianggap sebagai Tuhan. Bukanlah ini lelucon luar biasa?

Dikutip dari "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait