Firman Tuhan Harian: Mengenal Tuhan | Kutipan 117

Perasaan Sang Pencipta yang Tulus Terhadap Umat Manusia

Manusia sering mengatakan tidak mudah mengenal Tuhan. Namun, Aku katakan bahwa mengenal Tuhan tidaklah sulit sama sekali, karena Tuhan sering membiarkan manusia menyaksikan perbuatan-Nya. Tuhan tidak pernah berhenti berdialog dengan umat manusia; Dia tidak pernah menyembunyikan diri-Nya dari manusia, atau menyembunyikan diri-Nya sendiri. Pikiran, gagasan, firman, dan perbuatan-Nya, semua dinyatakan kepada umat manusia. Oleh karena itu, selama manusia ingin mengenal Tuhan, ia bisa memahami dan mengenal Dia lewat segala macam cara dan metode. Alasan mengapa manusia dengan buta berpikir bahwa Tuhan dengan sengaja menghindarinya, bahwa Tuhan dengan sengaja menyembunyikan diri-Nya dari umat manusia, bahwa Tuhan tidak berniat membiarkan manusia memahami dan mengenal-Nya, adalah karena ia tidak tahu siapa Tuhan itu, juga karena ia tidak ingin memahami Tuhan, bahkan ia tidak peduli dengan pikiran, perbuatan, firman Sang Pencipta ... Sejujurnya, jika seseorang hanya menggunakan waktu luangnya untuk berfokus dan memahami firman atau perbuatan Sang Pencipta dan mencurahkan sedikit perhatian pada pikiran Sang Pencipta dan suara hati-Nya, tidak akan sulit bagi mereka untuk menyadari bahwa pikiran, perkataan, dan tindakan Sang Pencipta terlihat dan transparan. Begitu juga, akan dibutuhkan sedikit usaha untuk menyadari bahwa Sang Pencipta ada di antara manusia selama ini, bahwa Dia selalu berbicara dengan manusia dan seluruh ciptaan dan Dia melakukan perbuatan yang baru setiap harinya. Hakikat dan watak-Nya diungkapkan dalam dialog-Nya dengan manusia; pikiran dan gagasan-Nya dinyatakan sepenuhnya dalam perbuatan-Nya; Dia menemani dan menyelidiki umat manusia sepanjang waktu. Dia berbicara diam-diam kepada umat manusia dan seluruh ciptaan dengan firman-Nya yang lembut dan tenang: Aku ada di surga dan Aku berada di antara ciptaan-Ku. Aku mengawasi; Aku menunggu, Aku ada di sisi-Mu ... Tangan-Nya hangat dan kuat; langkah kaki-Nya ringan; suara-Nya lembut dan enak didengar; figur-Nya berulang kali lewat dan berbalik, merengkuh seluruh umat manusia; wajah-Nya indah dan lembut. Dia tidak pernah pergi atau menghilang. Siang dan malam, Dialah teman umat manusia yang selalu ada. Pemeliharaan-Nya yang sepenuh hati dan kasih sayang-Nya yang istimewa bagi umat manusia dan juga kepedulian dan cinta-Nya bagi manusia ditunjukkan sedikit demi sedikit ketika Dia menyelamatkan kota Niniwe. Secara khusus, pembicaraan antara Tuhan Yahweh dan Yunus menyingkapkan rasa iba Sang Pencipta bagi umat manusia yang Dia ciptakan sendiri. Lewat firman ini, engkau dapat memiliki pengertian yang dalam tentang perasaan Tuhan yang tulus bagi umat manusia ....

Berikut adalah apa yang tercatat di kitab Yunus 4:10-11: "Lalu Yahweh berfirman: engkau menyayangi pohon jarak itu, padahal engkau tidak perlu berjerih lelah menanam atau membuatnya tumbuh, yang tumbuh dalam semalam dan mati dalam semalam: Dan apakah Aku tidak boleh menyayangi Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari 120.000 orang, yang tidak bisa membedakan tangan kanan dari tangan kiri; dan juga banyak sekali ternaknya?" Ini adalah kata-kata Tuhan Yahweh yang sebenarnya, sebuah percakapan antara Dia dan Yunus. Walau percakapan ini singkat, di dalamnya penuh dengan kepedulian Sang Pencipta bagi umat manusia dan keengganan-Nya untuk melepaskan umat manusia. Kata-kata itu mengungkapkan sikap dan perasaan sebenarnya yang Tuhan rasakan dalam hati-Nya bagi ciptaan-Nya dan dengan kata-kata yang jelas ini, seperti yang jarang didengar manusia, Tuhan menyatakan maksud-Nya yang sebenarnya bagi umat manusia. Percakapan ini menyatakan sikap Tuhan terhadap penduduk Niniwe—tetapi sikap semacam apakah ini? Ini adalah sikap yang Dia tunjukkan kepada penduduk Niniwe sebelum dan sesudah pertobatan mereka. Tuhan memperlakukan umat manusia dengan cara yang sama. Dalam kata-kata ini kita bisa menemukan pikiran-Nya, dan juga watak-Nya.

Pikiran Tuhan apakah yang dinyatakan dalam kata-kata ini? Bila dibaca dengan teliti, kita akan segera menemukan bahwa Dia menggunakan kata "iba"; penggunaan kata ini menunjukkan sikap sebenarnya Tuhan terhadap umat manusia.

Dari sudut pandang semantik, kita bisa menafsirkan kata "iba" dalam berbagai cara: pertama, mengasihi dan melindungi, merasakan kelembutan terhadap sesuatu; kedua, menyayangi dengan sangat, dan terakhir, tidak mau menyakiti dan tidak bisa untuk menyakiti. Singkat kata, kata "iba" memiliki arti sayang dan kasih, dan juga keengganan untuk menyerahkan seseorang atau sesuatu; itu berarti belas kasih dan toleransi Tuhan terhadap manusia. Walau Tuhan menggunakan kata yang umum dikatakan di antara manusia, penggunaan kata ini menyuarakan isi hati Tuhan dan sikap-Nya terhadap umat manusia.

Walau kota Niniwe penuh dengan orang-orang yang rusak, jahat, dan kejam sama seperti orang-orang di Sodom; pertobatan mereka menyebabkan Tuhan mengubah hati-Nya dan memutuskan untuk tidak menghancurkan mereka. Karena reaksi mereka terhadap firman dan instruksi Tuhan menunjukkan sebuah sikap yang sangat berbeda dengan sikap penduduk Sodom dan karena penundukan diri mereka yang jujur kepada Tuhan dan pertobatan mereka yang jujur dari dosa-dosanya, serta perilaku mereka yang benar dan sepenuh hati dalam segala hal, Tuhan sekali lagi menunjukkan rasa iba-Nya yang sepenuh hati dan memberikannya kepada mereka. Upah Tuhan dan rasa iba-Nya kepada umat manusia tidak mungkin ditiru oleh siapa pun; tidak ada orang yang bisa memiliki belas kasih dan toleransi Tuhan atau perasaan-Nya yang tulus terhadap umat manusia. Apakah ada orang yang engkau anggap sebagai pria dan wanita yang hebat atau bahkan manusia super yang dari posisi yang tinggi berkata-kata sebagai seorang pria atau wanita yang hebat atau saking hebatnya membuat pernyataan serupa ini kepada umat manusia atau ciptaan? Siapakah di antara umat manusia yang bisa mengetahui kondisi kehidupan umat manusia seperti telapak tangannya sendiri? Siapakah yang bisa menanggung beban dan tanggung jawab bagi keberadaan umat manusia? Siapakah yang mampu menyatakan kehancuran sebuah kota? Dan siapakah yang mampu mengampuni sebuah kota? Siapakah yang bisa mengatakan mereka mengasihi ciptaannya sendiri? Hanya Sang Pencipta! Hanya Sang Pencipta memiliki rasa iba terhadap umat manusia. Hanya Sang Pencipta menunjukkan kasih dan kelembutan ini kepada umat manusia. Hanya Sang Pencipta yang memiliki kasih sayang yang benar, tidak terpatahkan bagi umat manusia. Demikian pula, hanya Sang Pencipta yang bisa memberikan belas kasih pada umat manusia dan mengasihi semua ciptaan-Nya. Hati-Nya melompat dan sakit karena setiap perbuatan manusia: Dia marah, tertekan, dan berduka karena kejahatan dan kerusakan manusia, Dia senang, gembira, bersukacita, mengampuni, dan bergirang karena pertobatan dan kepercayaan manusia; setiap pikiran, gagasan-Nya ada dan berpusat pada umat manusia. Siapa diri-Nya dan apa yang dimiliki-Nya diungkapkan sepenuhnya demi umat manusia; seluruh emosi-Nya terkait dengan keberadaan umat manusia. Demi umat manusia, Dia bepergian dan menjadi sibuk; Dia diam-diam memberikan seluruh hidup-Nya; Dia mendedikasikan setiap menit dan detik hidup-Nya ... Dia tidak pernah tahu cara menaruh rasa iba terhadap hidup-Nya sendiri, tetapi Dia selalu menaruh rasa iba dan mengasihi umat manusia yang Dia ciptakan sendiri ... Dia memberikan semua yang Dia punya kepada umat manusia ... Dia memberikan belas kasih-Nya dan toleransi tanpa syarat dan tanpa meminta balasan. Dia melakukan ini hanya agar umat manusia bisa terus bertahan hidup di hadapan mata-Nya, menerima perbekalan hidup dari-Nya; Dia melakukan ini hanya agar umat manusia suatu hari tunduk di hadapan-Nya dan mengenali-Nya sebagai Dia yang memelihara keberadaan manusia dan memberikan kehidupan pada semua ciptaan.

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik II"

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait