Firman Tuhan Harian: Mengenal Tuhan | Kutipan 106

Kejadian 19:1-11 Dan datanglah dua malaikat ke Sodom saat petang hari, dan Lot sedang duduk di pintu gerbang Sodom: dan ketika Lot melihat mereka, ia bangkit untuk menyambut mereka; lalu bersujud sampai mukanya menyentuh tanah, dan berkata: "Silakan, tuan-tuan, mampirlah ke rumah hambamu ini, tinggallah semalam, lalu cucilah kakimu dan besok pagi tuan-tuan bisa bangun dan melanjutkan perjalanan." Dan mereka menjawab: "Tidak; kami akan di jalan saja sepanjang malam." Karena ia sangat mendesak mereka sehingga mereka pun menyerah, dan masuk ke rumahnya; lalu ia menjamu mereka dan memanggang roti tidak beragi dan mereka makan. Tetapi sebelum mereka tidur, orang-orang kota itu, para lelaki dari Sodom, mengepung rumah itu, baik tua maupun muda, semua orang dari setiap rumah di kota itu. Lalu mereka memanggil Lot, dan berkata kepadanya: "Di manakah orang-orang yang datang malam ini? Bawalah mereka keluar kepada kami, supaya kami bisa mengenal mereka." Lot pun keluar menemui mereka dan menutup pintu di belakangnya, dan berkata: "Saudara-saudara, aku mohon, janganlah berlaku jahat. Lihatlah, aku mempunyai dua anak perempuan yang belum pernah mengenal laki-laki; biarlah aku bawa mereka keluar kepadamu dan lakukan apa yang menurutmu pantas: hanya saja jangan lakukan apa pun kepada dua orang tadi; sebab mereka berada di bawah perlindunganku." Lalu mereka berkata: "Mundur." Dan mereka berkata lagi: "orang ini datang untuk tinggal sementara dan sekarang ia menjadi hakim bagi kita: sekarang kami akan bertindak lebih keras kepadamu daripada kepada mereka." Lalu mereka mendesak Lot bahkan hampir mendobrak pintu. Tetapi kedua orang itu mengulurkan tangan mereka, dan menarik Lot masuk, lalu menutup pintu. Dan mereka membuat orang-orang yang ada di depan pintu menjadi buta, baik yang tua maupun yang muda: sehingga mereka tidak bisa menemukan pintu.

Kejadian 19:24-25 Maka Yahweh menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, dari Yahweh dari langit; dan Dia menjungkirbalikkan kota-kota itu dan seluruh lembah dan penghuni kota-kota itu, dan semua yang tumbuh di tanah.

Setelah Sodom Berulangkali Menentang dan Memusuhi Tuhan, Dia Membumihanguskannya Sepenuhnya

Dari sudut pandang manusia, Sodom adalah sebuah kota yang benar-benar bisa memuaskan keinginan dan kejahatan manusia. Kota itu menarik dan memikat dengan musik dan tarian, malam demi malam, kemakmurannya menarik orang sehingga menjadi gila dan terpikat. Kejahatannya merusak hati orang-orang dan menarik mereka ke dalam kemerosotan. Ini adalah kota di mana roh najis dan roh jahat mengamuk; kota ini penuh dengan dosa dan pembunuhan dan udaranya bau busuk darah. Ini adalah kota yang membuat orang gemetar sampai ke tulang-tulang, kota yang membuat orang membungkuk karena takut. Tidak ada orang di kota ini—pria atau wanita, tua atau muda—yang mencari jalan yang benar; tidak ada yang merindukan terang atau ingin menjauh dari dosa. Mereka hidup di bawah kendali, kerusakan, dan tipu daya si Iblis. Mereka sudah kehilangan kemanusiaan, akal sehat, dan tujuan semula keberadaan manusia. Mereka melakukan tak terhitung banyaknya dosa yang menentang Tuhan, mereka menolak bimbingan-Nya dan melawan kehendak-Nya. Perbuatan jahat merekalah, yang membuat orang-orang, kota tersebut, dan semua yang hidup di dalamnya, selangkah demi selangkah, menuju ke jalan kehancuran.

Walau kedua perikop ini tidak mencatat detail tentang sampai sejauh mana kerusakan orang-orang Sodom, sebaliknya mencatat tingkah laku mereka terhadap kedua hamba Tuhan yang baru tiba di kota itu, sebuah kebenaran sederhana dapat mengungkapkan sampai sejauh mana orang Sodom sudah rusak, jahat, dan menentang Tuhan. Karena ini, wajah asli dan hakikat orang-orang di kota itu disingkapkan. Tidak hanya mereka tidak menerima peringatan dari Tuhan, mereka juga tidak takut hukuman-Nya. Sebaliknya, mereka membenci kemarahan Tuhan. Mereka dengan membabi buta menentang Tuhan. Tidak peduli apa yang Dia lakukan atau bagaimana Dia melakukannya, sifat jahat mereka semakin meningkat dan mereka berkali-kali melawan Tuhan. Orang-orang Sodom tidak suka terhadap keberadaan Tuhan, kedatangan-Nya, hukuman-Nya, dan bahkan peringatan-Nya. Mereka tidak melihat apa pun yang berharga di sekelilingnya. Mereka memangsa dan mencelakai semua orang yang bisa dimangsa dan dicelakai dan mereka memperlakukan hamba-hamba Tuhan juga seperti itu. Dibandingkan dengan seluruh perbuatan jahat yang dilakukan oleh penduduk Sodom, mencelakai kedua hamba Tuhan itu hanyalah ujung gunung es dan sifat cemar mereka yang tersingkapkan sebenarnya banyaknya tidak lebih dari setetes air di tengah lautan luas. Oleh karena itulah, Tuhan memilih untuk menghancurkan mereka dengan api. Tuhan tidak menggunakan air bah atau badai, gempa bumi, tsunami, atau metode lain untuk menghancurkan kota itu. Apa yang bisa dipelajari dari cara Tuhan menggunakan api untuk menghancurkan kota ini? Ini berarti penghancuran total kota itu; ini berarti kota itu hilang sepenuhnya dari bumi dan dari keberadaan. Di sini "penghancuran" tidak hanya merujuk kepada penghilangan bentuk dan struktur atau penampakan luar kota; ini juga berarti jiwa orang-orang di dalam kota tidak ada lagi, sepenuhnya dimusnahkan. Secara sederhana, semua orang, kejadian, dan benda yang berkaitan dengan kota itu dihancurkan. Tidak akan ada kehidupan setelah kematian atau reinkarnasi bagi mereka; Tuhan telah menghapuskan mereka dari antara umat manusia, ciptaan-Nya, sekali dan selamanya. "Menggunakan api" di sini berarti menghentikan dosa dan ini artinya mengakhiri dosa; dosa ini tidak akan ada lagi dan tidak akan menyebar. Ini berarti kejahatan Iblis sudah kehilangan tanah subur dan juga kubur yang membuatnya memiliki tempat untuk tinggal dan hidup. Dalam perang antara Tuhan dan Iblis, penggunaan api oleh Tuhan adalah tanda kemenangan-Nya di mana Iblis pun ditandai. Kehancuran Sodom adalah kemunduran besar dalam ambisi Iblis untuk menentang Tuhan dengan cara merusak dan memangsa manusia dan itu juga adalah tanda memalukan yang akan bertahan seumur hidup di dalam perkembangan manusia ketika manusia menolak bimbingan Tuhan dan menyerahkan dirinya pada kejahatan. Terlebih lagi, ini adalah catatan pewahyuan sejati tentang watak Tuhan yang benar.

Ketika api yang Tuhan kirim dari langit telah membuat Sodom menjadi abu, itu berarti kota yang bernama "Sodom" tidak ada lagi, dan begitu juga semua yang ada di dalamnya. Semua dihancurkan oleh amarah Tuhan. Semua hilang di bawah murka dan kemegahan Tuhan. Karena watak Tuhan yang benar, Sodom menerima hukumannya yang adil. Karena watak Tuhan yang benar, Sodom menemui kesudahannya yang adil. Kesudahan keberadaan Sodom disebabkan karena kejahatannya dan itu juga karena keinginan Tuhan untuk tidak pernah memandang kota ini lagi dan juga orang-orang yang tinggal di dalamnya atau kehidupan yang bertumbuh di dalam kota itu. "Keinginan Tuhan untuk tidak pernah memandang kota itu lagi" adalah murka-Nya dan juga kemegahan-Nya. Tuhan membakar kota itu karena kejahatan dan dosanya membuat Tuhan merasa marah, jijik, dan muak dan tidak ingin melihatnya lagi atau orang-orangnya atau makhluk hidup di dalamnya. Begitu kota itu selesai dibakar, dan hanya menyisakan abu, kota itu benar-benar tidak ada lagi di mata Tuhan; bahkan ingatan tentangnya hilang, dihapuskan. Ini berarti bahwa api yang dikirim dari langit tidak hanya menghancurkan seluruh kota Sodom dan orang-orang yang penuh kejahatan di dalamnya, dan semua yang ada di dalamnya karena ternoda oleh dosa, tetapi api ini juga menghancurkan ingatan akan kejahatan dan perlawanan umat manusia terhadap Tuhan. Inilah tujuan Tuhan membumihanguskan kota itu.

Umat manusia sudah menjadi rusak sampai ke tahap ekstrem. Mereka tidak tahu siapa Tuhan atau dari mana asal mereka. Jika engkau menyebut-nyebut Tuhan, orang-orang ini akan menyerang, menghujat, dan memfitnah. Bahkan ketika dua hamba Tuhan datang untuk menyebarkan peringatan-Nya, orang-orang yang telah rusak ini tidak hanya tidak menunjukkan tanda-tanda pertobatan; mereka tidak meninggalkan perbuatan jahatnya. Sebaliknya, mereka dengan berani mencelakai hamba Tuhan. Apa yang mereka ungkapkan dan nyatakan adalah sifat dan hakikat permusuhan yang ekstrem terhadap Tuhan. Kita bisa melihat bahwa perlawanan orang-orang yang rusak ini terhadap Tuhan lebih daripada sekadar pernyataan watak mereka yang rusak, ini juga lebih dari sekadar peristiwa memfitnah atau mengejek sebagai akibat kurangnya pemahaman akan kebenaran. Ini juga bukan kebodohan atau kebebalan yang disebabkan oleh tingkah laku mereka yang jahat; ini bukanlah karena orang-orang ini telah ditipu, dan ini jelas bukan karena mereka telah salah jalan. Tingkah laku mereka telah sampai tingkat antagonisme, oposisi, dan kemarahan terhadap Tuhan yang sudah terlampau parah. Tidak diragukan lagi, perilaku manusia seperti ini akan membuat Tuhan murka dan itu akan membuat watak-Nya sangat marah—sebuah watak yang tidak boleh disinggung. Oleh karena itu, Tuhan secara langsung dan terbuka melepaskan murka dan kemegahan-Nya; inilah pernyataan sejati dari watak-Nya yang benar. Dihadapkan dengan kota yang penuh dengan dosa, Tuhan ingin menghancurkannya dengan cara yang paling cepat; Dia ingin memusnahkan orang-orang yang ada di dalamnya dan seluruh dosa mereka dengan cara yang paling lengkap, sehingga penduduk kota ini tidak ada lagi dan membuat dosa di tempat ini berhenti berlipat ganda. Cara paling cepat dan sempurna untuk melakukannya adalah dengan membakarnya. Sikap Tuhan terhadap orang-orang di Sodom bukanlah pengabaian atau ketidakpedulian, melainkan Dia menggunakan murka, kemegahan, dan otoritas-Nya untuk menghukum, memukul, dan sepenuhnya menghancurkan orang-orang itu. Sikap-Nya terhadap mereka bukan hanya sekadar penghancuran secara fisik tetapi juga penghancuran jiwa mereka, pemusnahan kekal. Ini adalah implikasi sejati dari keinginan Tuhan agar mereka "tidak lagi ada".

—Firman, Vol. 2, Tentang Mengenal Tuhan, "Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik II"

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait