Tuhan dan Manusia akan Masuk ke Tempat Perhentian Bersama-sama (Bagian Satu)

Pada mulanya, Tuhan sedang beristirahat. Tidak ada manusia atau apa pun di bumi pada waktu itu, dan Tuhan belum melakukan pekerjaan apa pun. Tuhan hanya mulai melakukan pekerjaan pengelolaan-Nya begitu umat manusia ada dan begitu umat manusia telah dirusak. Mulai dari saat inilah, Tuhan tidak lagi beristirahat, melainkan mulai menyibukkan diri-Nya di antara umat manusia. Oleh karena kerusakan manusialah, Tuhan direnggut dari istirahat-Nya, dan juga karena pemberontakan si penghulu malaikatlah, Tuhan direnggut dari istirahat-Nya. Jika Tuhan tidak mengalahkan Iblis dan menyelamatkan umat manusia, yang telah dirusak, Tuhan tidak akan pernah dapat masuk kembali ke tempat perhentian. Sama seperti manusia tidak memiliki tempat perhentian, demikian pula Tuhan. Ketika Tuhan sekali lagi masuk ke tempat perhentian, manusia pun akan masuk ke tempat perhentian. Kehidupan di tempat perhentian adalah kehidupan tanpa peperangan, tanpa kenajisan, tanpa ketidakbenaran yang bercokol. Ini berarti, kehidupan tanpa adanya godaan Iblis (di sini "Iblis" merujuk pada kekuatan musuh), tanpa kerusakan Iblis, dan tanpa masuknya serangan kekuatan apa pun yang bertentangan dengan Tuhan. Segala sesuatu mengikuti jenisnya masing-masing dan menyembah Tuhan atas ciptaan. Surga dan bumi sepenuhnya tenang. Inilah kehidupan tenang umat manusia. Ketika Tuhan memasuki tempat perhentian, tidak akan ada ketidakbenaran yang akan terus bercokol di bumi, dan tidak akan ada serangan masuk kekuatan musuh apa pun. Seluruh manusia pun akan masuk ke alam yang baru. Mereka bukan lagi umat manusia yang dirusak Iblis, melainkan yang telah diselamatkan setelah dirusak Iblis. Hari perhentian umat manusia juga merupakan hari perhentian Tuhan. Tuhan kehilangan istirahat-Nya karena ketidakmampuan manusia untuk masuk ke dalam tempat perhentian, bukan karena Ia pada mulanya tidak mampu beristirahat. Masuk ke tempat perhentian bukan berarti segala sesuatu akan berhenti bergerak, bukan berarti segala sesuatu berhenti berkembang, dan bukan berarti Tuhan berhenti bekerja atau manusia berhenti hidup. Tanda dari masuk ke tempat perhentian adalah sebagai berikut: Iblis telah dihancurkan; orang-orang jahat yang bergabung dengan Iblis dalam kejahatannya telah dihukum dan disapu bersih; semua kekuatan yang berseteru dengan Tuhan tidak ada lagi. Tuhan masuk ke tempat perhentian artinya Ia tidak lagi melakukan pekerjaan-Nya untuk menyelamatkan manusia. Umat manusia masuk ke tempat perhentian artinya seluruh manusia akan hidup dalam terang Tuhan dan berkat-berkat-Nya; tidak akan ada kerusakan yang disebabkan si Iblis, dan tidak akan ada ketidakbenaran. Seluruh manusia akan hidup dengan normal di bumi, dan mereka akan hidup di bawah pemeliharaan Tuhan. Ketika Tuhan dan manusia masuk ke tempat perhentian bersama-sama, itu artinya umat manusia telah diselamatkan dan Iblis telah dihancurkan, pekerjaan Tuhan di antara manusia telah selesai sepenuhnya. Tuhan tidak akan lagi terus bekerja di antara manusia, dan manusia tidak akan lagi terus hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis. Oleh karena itu, Tuhan tidak akan sibuk lagi, dan manusia tidak akan tergesa-gesa lagi. Tuhan dan manusia akan masuk ke tempat perhentian bersama-sama. Tuhan akan kembali ke posisi-Nya yang semula, dan setiap orang akan kembali ke tempatnya masing-masing. Keduanya merupakan tempat tujuan yang akan ditinggali oleh Tuhan dan manusia setelah berakhirnya seluruh pengelolaan Tuhan. Tuhan memiliki tempat tujuan Tuhan dan manusia memiliki tempat tujuan manusia. Sementara beristirahat, Tuhan akan terus membimbing seluruh umat manusia dalam kehidupan mereka di bumi. Sementara itu, di dalam terang Tuhan, manusia akan menyembah satu-satunya Tuhan di surga yang sejati. Tuhan tidak akan tinggal lagi di tengah umat manusia, dan manusia juga tidak akan dapat hidup bersama dengan Tuhan di tempat tujuan Tuhan. Tuhan dan manusia tidak dapat hidup di alam yang sama. Sebaliknya, keduanya memiliki cara hidup mereka masing-masing. Tuhan adalah Pribadi yang membimbing umat manusia, sementara seluruh manusia adalah perwujudan dari pekerjaan pengelolaan Tuhan. Ini merupakan umat manusia yang dipimpin. Secara hakikat, umat manusia tidak sama dengan Tuhan. Beristirahat artinya kembali ke tempatnya yang semula. Jadi, ketika Tuhan masuk ke tempat perhentian, itu artinya Tuhan kembali ke tempat-Nya yang semula. Tuhan tidak akan lagi tinggal di bumi atau berbagi sukacita dan penderitaan dengan seluruh manusia manakala berada di antara umat manusia. Ketika umat manusia masuk ke tempat perhentian, itu artinya manusia telah menjadi ciptaan yang sejati; seluruh manusia akan menyembah Tuhan dari bumi dan menjalani kehidupan normal manusia. Manusia tidak akan lagi membangkang kepada Tuhan atau menolak Tuhan. Mereka akan kembali ke kehidupan Adam dan Hawa yang semula. Inilah masing-masing kehidupan dan tempat tujuan Tuhan dan umat manusia setelah mereka masuk ke tempat perhentian. Kekalahan Iblis adalah kecenderungan yang tidak terelakkan dalam peperangan antara Tuhan dan Iblis. Dengan cara demikian, masuknya Tuhan ke tempat perhentian setelah menyelesaikan pekerjaan pengelolaan-Nya dan keselamatan penuh manusia serta masuknya manusia ke tempat perhentian menjadi kecenderungan yang tidak terelakkan. Tempat perhentian manusia adalah di bumi, dan tempat peristirahatan terakhir Tuhan adalah di surga. Sementara manusia beristirahat, ia akan menyembah Tuhan dan juga hidup di bumi. Sementara Tuhan beristirahat, Ia akan memimpin sekelompok umat manusia yang tersisa; Ia akan memimpin mereka dari surga, bukan dari bumi. Tuhan akan tetap berupa Roh, dan manusia akan tetap berupa daging. Tuhan dan manusia, keduanya memiliki cara istirahat masing-masing yang berbeda. Sementara Tuhan beristirahat, Ia akan datang dan menampakkan diri di antara manusia. Sementara manusia beristirahat, ia akan dipimpin oleh Tuhan untuk mengunjungi surga dan juga menikmati kehidupan di surga. Setelah Tuhan dan manusia masuk ke tempat perhentian, Iblis tidak akan ada lagi, dan sebagaimana Iblis, orang-orang jahat pun tidak akan ada lagi. Sebelum Tuhan dan manusia masuk ke tempat perhentian, individu-individu jahat di muka bumi yang pernah menganiaya Tuhan serta musuh-musuh yang tidak taat kepada-Nya di muka bumi sudah dihancurkan. Mereka akan dihancurkan oleh bencana-bencana besar yang terjadi pada akhir zaman. Setelah orang-orang jahat sepenuhnya dihancurkan, bumi tidak akan pernah lagi mengenal godaan Iblis. Seluruh manusia akan memperoleh keselamatan sempurna, dan baru setelah itulah, pekerjaan Tuhan berakhir sepenuhnya. Inilah prasyarat bagi Tuhan dan manusia untuk masuk ke tempat perhentian.

Mendekatnya kesudahan segala sesuatu menunjukkan akhir pekerjaan Tuhan dan perkembangan manusia. Ini berarti, keadaan manusia yang dirusak oleh Iblis telah mencapai akhir perkembangan mereka, dan keturunan Adam dan Hawa telah berkembang biak hingga kesudahan mereka masing-masing. Ini juga berarti bahwa mustahil bagi manusia seperti itu—yang sudah dirusak oleh Iblis—untuk terus berkembang. Adam dan Hawa pada awalnya belum rusak, tetapi Adam dan Hawa yang diusir dari Taman Eden telah dirusak oleh Iblis. Ketika Tuhan dan manusia masuk ke tempat perhentian bersama-sama, Adam dan Hawa—yang diusir dari Taman Eden—dan keturunan mereka akan berakhir. Manusia di masa depan tetap merupakan keturunan Adam dan Hawa, tetapi mereka tidak akan menjadi orang-orang yang hidup di bawah wilayah kekuasaan Iblis. Sebaliknya, mereka akan menjadi orang-orang yang telah diselamatkan dan dikuduskan. Inilah manusia yang telah dihakimi dan dihajar, sehingga menjadi kudus. Orang-orang ini tidak akan serupa dengan umat manusia sebelumnya; bisa dikatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang sama sekali berbeda dari Adam dan Hawa semula. Orang-orang ini akan dipilih dari antara mereka yang dirusak oleh Iblis, dan mereka akan menjadi orang-orang yang akhirnya berdiri teguh selama penghakiman dan penghajaran Tuhan. Mereka akan menjadi kelompok terakhir yang tersisa dari antara umat manusia yang rusak. Hanya kelompok inilah yang bisa bersama-sama masuk ke tempat perhentian terakhir bersama dengan Tuhan. Mereka yang mampu berdiri teguh dalam masa penghakiman dan penghajaran Tuhan pada akhir zaman—yaitu pada masa pentahiran terakhir—adalah orang-orang yang akan masuk ke dalam tempat perhentian terakhir bersama Tuhan; karena itu, mereka yang masuk ke tempat perhentian semua pasti terbebas dari pengaruh Iblis dan sudah menjadi milik Tuhan setelah melalui pekerjaan pentahiran terakhir-Nya. Orang-orang ini, yang pada akhirnya akan menjadi milik Tuhan, akan masuk ke tempat perhentian terakhir. Esensi pekerjaan penghakiman dan hajaran Tuhan adalah pentahiran manusia, untuk hari perhentian terakhir. Jika tidak, seluruh umat manusia tidak akan pernah bisa mengikuti sesamanya atau masuk ke tempat perhentian terakhir. Inilah satu-satunya jalan agar manusia bisa masuk ke tempat perhentian. Hanya pekerjaan pentahiran Tuhan yang mampu mentahirkan manusia dari ketidakbenaran mereka, dan hanya pekerjaan hajaran dan penghakiman-Nya yang mampu menyoroti hal-hal yang tidak patuh di antara manusia, sehingga memisahkan orang-orang yang dapat diselamatkan dari yang tidak, serta mana yang akan tinggal dari yang tidak. Saat pekerjaan-Nya telah selesai, mereka yang tinggal akan ditahirkan dan menikmati kehidupan manusia kedua yang lebih indah di bumi saat mereka memasuki alam manusia yang lebih tinggi; dengan kata lain, mereka akan masuk ke hari perhentian manusia dan hidup bersama Tuhan. Setelah mereka yang tidak bisa tinggal menjalani hajaran dan penghakiman, wujud asli mereka akan seluruhnya terungkap. Setelah ini, mereka semua akan dihancurkan dan, sama seperti Iblis, mereka tidak akan diizinkan untuk bertahan hidup di bumi. Manusia di masa depan tidak akan lagi terdiri dari jenis orang-orang seperti ini; orang-orang ini tidak layak masuk ke tanah tempat perhentian akhir, maupun memasuki hari perhentian yang akan dimiliki Tuhan bersama dengan manusia, karena mereka adalah target penghukuman dan merupakan orang-orang jahat, dan mereka bukan orang-orang benar. Mereka sudah pernah ditebus, dan sudah dihakimi dan dihajar; mereka juga sudah pernah memberikan pelayanan kepada Tuhan, tetapi ketika hari terakhir tiba, mereka tetap akan dilenyapkan dan dihancurkan oleh karena kejahatan mereka sendiri dan oleh karena ketidaktaatan dan sifat mereka sendiri yang tidak dapat ditebus. Mereka tidak akan ada lagi di dunia masa depan, dan mereka tidak akan ada lagi di antara umat manusia di masa depan. Semua dan setiap pelaku kejahatan, semua dan setiap orang yang belum diselamatkan akan dihancurkan ketika yang kudus di antara umat manusia memasuki tempat perhentian, terlepas apakah mereka adalah roh orang mati ataupun mereka masih hidup dalam daging. Terlepas pada zaman apakah roh-roh pelaku kejahatan, dan orang-orang pelaku kejahatan, atau roh-roh orang benar dan orang-orang yang melakukan kebenaran itu hidup. Setiap pelaku kejahatan akan dihancurkan dan setiap orang benar akan bertahan hidup. Apakah seseorang atau sesosok roh menerima keselamatan tidak sepenuhnya ditentukan berdasarkan pekerjaan di akhir zaman, tetapi lebih ditentukan berdasarkan apakah mereka telah menolak atau tidak taat kepada Tuhan. Jika orang-orang pada zaman sebelumnya melakukan kejahatan dan tidak dapat diselamatkan, mereka pasti akan menjadi sasaran penghukuman. Jika orang-orang pada zaman ini melakukan kejahatan dan tidak dapat diselamatkan, mereka juga pasti akan menjadi sasaran penghukuman. Orang dipisahkan atas dasar kebaikan dan kejahatan, bukan atas dasar zaman. Begitu orang dipisahkan atas dasar kejahatan dan kebaikan, mereka tidak langsung dihukum atau diberi upah; sebaliknya Tuhan hanya akan melakukan pekerjaan-Nya untuk menghukum orang jahat dan memberi upah orang baik setelah Ia melakukan pekerjaan penaklukan-Nya di akhir zaman. Sebenarnya, Ia telah menggunakan kebaikan dan kejahatan untuk memisahkan manusia sejak Ia mulai melakukan pekerjaan-Nya di antara manusia. Ia hanya akan memberi upah kepada orang yang benar dan menghukum orang yang jahat setelah menyelesaikan pekerjaan-Nya, dan bukan memisahkan orang yang jahat dan orang yang benar setelah Ia menyelesaikan pekerjaan-Nya pada akhirnya, dan kemudian segera memulai pekerjaan-Nya untuk menghukum orang yang jahat dan memberi upah orang yang benar. Pekerjaan terakhir-Nya untuk menghukum orang yang jahat dan memberi upah orang yang baik dilakukan sepenuhnya untuk benar-benar memurnikan seluruh umat manusia, sehingga Ia dapat membawa umat manusia yang sepenuhnya kudus ke tempat perhentian yang abadi. Tahap pekerjaan-Nya ini adalah tahap pekerjaan yang paling penting. Ini merupakan tahap terakhir dari seluruh pekerjaan pengelolaan-Nya. Jika Tuhan tidak menghancurkan orang jahat dan membiarkan mereka tetap ada, seluruh umat manusia tetap tidak dapat masuk ke tempat perhentian, dan Tuhan tidak dapat membawa seluruh umat manusia ke alam yang lebih baik. Pekerjaan semacam ini tidak akan sepenuhnya selesai. Ketika Ia menyelesaikan pekerjaan-Nya, seluruh umat manusia akan sepenuhnya kudus. Hanya dengan cara inilah Tuhan dapat tinggal dengan damai di tempat perhentian.

Orang-orang pada zaman sekarang tidak mampu berpisah dari hal-hal yang berkaitan dengan daging. Mereka tidak dapat melepaskan kesenangan daging, atau juga meninggalkan keduniawian, uang atau watak rusak mereka. Kebanyakan orang melakukan pengejaran mereka secara asal-asalan. Sebenarnya, orang orang ini sama sekali tidak memiliki Tuhan dalam hati mereka; bahkan mereka tidak takut akan Tuhan. Mereka tidak memiliki Tuhan dalam hati mereka, sehingga mereka tidak dapat memahami semua yang Tuhan lakukan, dan bahkan mereka tidak dapat memercayai firman yang Ia ucapkan dari mulut-Nya. Orang-orang ini terlalu duniawi. Mereka sudah terlalu rusak dan sama sekali tidak memiliki kebenaran apa pun, bahkan mereka tidak percaya bahwa Tuhan dapat menjadi daging. Barang siapa tidak percaya kepada Tuhan yang berinkarnasi—artinya, siapa pun yang tidak memercayai pekerjaan dan firman yang diucapkan oleh Tuhan yang kasat mata dan tidak percaya kepada Tuhan yang kasatmata, tetapi malah menyembah Tuhan yang di surga yang tidak kasatmata—tidak memiliki Tuhan dalam hatinya. Mereka adalah orang-orang yang tidak taat dan menolak Tuhan. Orang-orang ini tidak memiliki kemanusiaan dan akal sehat, apa lagi kebenaran. Bagi orang-orang ini, Tuhan yang kasatmata dan nyata tidak dapat dipercayai, namun Tuhan yang tidak kasatmata dan tidak nyata adalah yang paling dapat dipercaya dan juga paling menggembirakan hati mereka. Apa yang mereka cari bukanlah kebenaran atas kenyataan, juga bukan hakikat sejati kehidupan, apalagi maksud-maksud Tuhan; sebaliknya mereka mengejar kenikmatan. Hal apa pun yang paling memampukan mereka untuk mendapatkan keinginan mereka sendiri, tidak diragukan lagi, merupakan iman dan pengejaran mereka. Mereka hanya percaya kepada Tuhan untuk memuaskan keinginan mereka sendiri dan bukan untuk mencari kebenaran. Bukankah orang-orang seperti ini adalah para pelaku kejahatan? Mereka sangat percaya diri, dan mereka tidak percaya bahwa Tuhan yang di surga akan menghancurkan mereka, "orang-orang yang baik" ini. Mereka, sebaliknya, percaya bahwa Tuhan akan mengizinkan mereka untuk tetap tinggal dan bahkan memberi mereka upah yang melimpah, karena mereka telah melakukan banyak hal bagi Tuhan dan menunjukkan "kesetiaan" yang luar biasa terhadap-Nya. Seandainya mereka mengejar Tuhan yang kasatmata, mereka akan segera menyerang balik Tuhan atau meledak dalam kemarahan begitu keinginan mereka tidak tercapai. Mereka ini adalah orang-orang jahat yang berusaha memuaskan keinginan sendiri. Mereka bukan orang yang berintegritas dalam pencarian mereka akan kebenaran. Orang-orang semacam ini biasanya disebut orang-orang jahat yang mengikuti Kristus. Mereka yang tidak mencari kebenaran tidak dapat memercayai kebenaran. Mereka bahkan tidak mampu memahami tentang kesudahan umat manusia di masa depan, karena mereka tidak memercayai baik pekerjaan maupun ucapan yang disampaikan oleh Tuhan yang kasatmata, dan mereka tidak dapat memercayai tempat tujuan akhir umat manusia di masa depan. Oleh karena itu, bahkan jika mereka mengikuti Tuhan yang kasatmata, mereka tetap melakukan kejahatan dan tidak mencari kebenaran ataupun melakukan kebenaran yang Aku inginkan. Orang-orang itu yang tidak percaya bahwa mereka akan dihancurkan justru adalah orang-orang yang akan dihancurkan. Mereka semua percaya bahwa diri mereka sangat pintar, dan mereka percaya bahwa mereka sendiri adalah orang-orang yang melakukan kebenaran. Mereka menganggap tingkah laku mereka yang jahat sebagai kebenaran dan karena itu menghargainya. Orang-orang jahat ini sangat percaya diri. Mereka mengambil kebenaran untuk dijadikan doktrin dan menganggap tindakan-tindakan jahat mereka sebagai kebenaran, dan pada akhirnya mereka hanya akan menuai apa yang telah mereka tabur. Semakin percaya diri manusia dan semakin congkak mereka, semakin mereka tidak dapat memperoleh kebenaran. Semakin orang percaya kepada Tuhan yang di surga, semakin mereka menolak Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang akan dihukum. Sebelum umat manusia masuk ke tempat perhentian, apakah setiap jenis orang akan dihukum ataukah dihargai, akan ditentukan dari apakah mereka mencari kebenaran atau tidak, apakah mereka mengenal Tuhan atau tidak, dan apakah mereka bisa menaati Tuhan yang kasatmata. Mereka yang telah melayani Tuhan yang kasatmata namun tidak mengenal atau menaati-Nya, tidak memiliki kebenaran. Orang-orang ini adalah para pelaku kejahatan, dan para pelaku kejahatan pasti akan dihukum. Selain itu, mereka akan dihukum berdasarkan tingkah laku mereka yang jahat. Tuhan dipercaya oleh manusia dan Ia juga layak untuk ditaati manusia. Mereka yang hanya percaya kepada Tuhan yang samar dan tidak kasatmata adalah mereka yang tidak percaya kepada Tuhan; lebih jauh lagi, mereka tidak dapat menaati Tuhan. Jika orang-orang ini tetap tidak dapat percaya kepada Tuhan yang kasatmata saat pekerjaan penaklukan-Nya telah selesai, dan juga tetap tidak taat dan menolak Tuhan yang kasatmata dalam rupa daging, maka orang-orang yang percaya kepada Tuhan yang samar ini, pasti akan dihancurkan. Demikian pula yang akan terjadi kepada mereka di antaramu—setiap orang yang secara lisan mengenali Tuhan yang berinkarnasi namun tidak dapat melakukan kebenaran berupa ketaatan kepada Tuhan yang berinkarnasi, pada akhirnya akan dihapuskan dan dihancurkan, dan barang siapa yang secara lisan mengenali Tuhan yang kasatmata dan juga makan dan minum dari kebenaran yang dinyatakan oleh Tuhan yang kasatmata namun mencari Tuhan yang samar dan tidak kasatmata, mereka terlebih lagi akan dihancurkan di masa depan. Tidak seorang pun dari antara orang-orang ini yang akan tetap bertahan sampai waktu perhentian tiba setelah pekerjaan Tuhan selesai. Tidak mungkin terdapat seorang pun seperti mereka yang akan bertahan hingga tiba waktu perhentian. Orang-orang berkarakter Iblis adalah mereka yang tidak melakukan kebenaran. Hakikat mereka adalah menolak dan tidak taat kepada Tuhan, dan mereka tidak punya niat sedikit pun untuk menaati Tuhan. Orang-orang semacam ini semuanya akan dihancurkan. Apakah engkau semua memiliki kebenaran atau tidak dan apakah engkau menolak Tuhan atau tidak, itu ditentukan menurut hakikatmu, bukan menurut penampilanmu atau ucapanmu dan tingkah lakumu sesekali. Hakikat setiap orang menentukan apakah mereka akan dihancurkan atau tidak. Ini ditentukan menurut hakikat yang diungkapkan melalui tingkah laku mereka dan pengejaran mereka akan kebenaran. Di antara orang yang sama-sama melakukan pekerjaan dan juga melakukan pekerjaan yang sama banyaknya, mereka yang hakikat manusiawinya baik serta memiliki kebenaran, merekalah yang dapat bertahan. Sebaliknya, mereka yang hakikat manusiawinya jahat dan tidak taat kepada Tuhan yang kasatmata, merekalah yang akan dihancurkan. Setiap pekerjaan dan firman Tuhan yang diarahkan pada tempat tujuan umat manusia menangani umat manusia dengan cara yang tepat menurut hakikat setiap orang. Tidak akan ada yang kebetulan, dan yang pasti tidak akan ada sedikit pun kesalahan. Hanya ketika orang melakukan pekerjaan, emosi atau makna manusiawinya akan bercampur. Pekerjaan yang Tuhan lakukan adalah yang paling sesuai. Ia tentu saja tidak akan memberikan klaim yang palsu terhadap makhluk apa pun. Sekarang ini ada banyak orang yang tidak mampu memahami tentang tempat tujuan masa depan manusia dan yang juga tidak percaya pada firman yang Aku ucapkan. Semua orang yang tidak percaya serta mereka yang tidak melakukan kebenaran, adalah roh-roh jahat!

Mereka yang mencari dan mereka yang tidak mencari adalah dua tipe manusia yang berbeda, dan mereka adalah dua tipe manusia dengan dua tempat tujuan yang berbeda. Mereka yang mengejar pengetahuan akan kebenaran dan melakukan kebenaran adalah orang-orang yang akan Tuhan selamatkan. Mereka yang tidak mengenal jalan yang benar adalah roh-roh jahat dan musuh. Mereka adalah keturunan si penghulu malaikat dan akan dihancurkan. Bahkan orang percaya saleh yang percaya kepada Tuhan yang samar—bukankah mereka juga roh-roh jahat? Orang yang memiliki hati nurani yang baik namun tidak menerima jalan yang benar adalah roh-roh jahat. Hakikat mereka adalah menentang Tuhan. Mereka yang tidak menerima jalan yang benar adalah mereka yang menentang Tuhan, dan bahkan seandainya orang-orang ini menanggung banyak kesukaran, mereka tetap akan dihancurkan. Mereka yang tidak mau meninggalkan dunia, yang tidak dapat berpisah dengan orang tua mereka, tidak dapat menyingkirkan kesenangan daging mereka sendiri, semuanya tidak taat kepada Tuhan dan semuanya akan dihancurkan. Setiap orang yang tidak percaya kepada Tuhan yang berinkarnasi adalah roh-roh yang jahat. Mereka terlebih lagi akan dihancurkan. Mereka yang percaya namun tidak melakukan kebenaran, mereka yang tidak percaya kepada Tuhan yang berinkarnasi, dan mereka yang sama sekali tidak percaya akan keberadaan Tuhan akan dihancurkan. Setiap orang yang mampu bertahan adalah orang yang telah mengalami kepahitan karena dimurnikan dan tetap teguh berdiri. Inilah orang yang sudah benar-benar mengalami ujian. Setiap orang yang tidak mengenali Tuhan adalah musuh, artinya setiap orang yang berada di dalam atau di luar aliran ini yang tidak mengenali Tuhan yang berinkarnasi adalah antikristus! Siapakah Iblis, siapakah roh-roh jahat, dan siapakah seteru Tuhan, kalau bukan para penolak yang tidak percaya kepada Tuhan? Bukankah mereka adalah orang-orang yang tidak taat kepada Tuhan? Bukankah mereka adalah orang-orang yang secara lisan saja menyatakan bahwa mereka percaya namun tidak memiliki kebenaran? Bukankah mereka adalah orang-orang yang hanya berupaya untuk beroleh berkat namun tidak dapat bersaksi bagi Tuhan? Engkau masih bisa bersenang-senang dengan roh-roh jahat itu sekarang dan menekankan pada hati nurani dan kasih dengan mereka; tidakkah ini dapat dianggap menawarkan niat baikmu kepada si Iblis? Tidakkah ini dapat dianggap bersekutu dengan roh-roh jahat? Jika orang tetap tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat sekarang ini, dan tetap secara membabi buta menekankan pada kasih dan rasa iba tanpa berusaha untuk mencari kehendak Tuhan dan tidak dapat dengan cara apa pun memiliki hati Tuhan sebagai milik mereka, akhir hidup mereka akan benar-benar hancur. Setiap orang yang tidak percaya kepada Tuhan dalam rupa daging adalah musuh Tuhan. Jika engkau dapat menekankan pada hati nurani dan kasih kepada musuh, bukankah engkau tidak memiliki rasa kebenaran? Jika engkau selaras dengan mereka yang Aku benci dan yang tidak sependapat dengan-Ku, dan tetap menekankan pada kasih dan perasaan pribadimu dengan mereka, bukankah itu berarti engkau tidak taat? Bukankah engkau sedang melawan Tuhan dengan sengaja? Apakah orang yang seperti ini memiliki kebenaran? Jika orang menekankan hati nurani kepada musuh, menekankan kasih kepada roh jahat dan menekankan rasa iba kepada Iblis, bukankah mereka dengan sengaja mengganggu pekerjaan Tuhan? Orang-orang yang hanya percaya kepada Yesus dan tidak percaya kepada Tuhan yang berinkarnasi selama akhir zaman dan mereka yang secara lisan menyatakan diri percaya kepada Tuhan yang berinkarnasi namun melakukan yang jahat, mereka semuanya adalah antikristus, apalagi mereka yang tidak percaya kepada Tuhan. Orang-orang ini semuanya akan dihancurkan. Standar yang dipergunakan manusia untuk menghakimi manusia adalah berdasarkan pada perilakunya. Orang yang baik perilakunya adalah orang yang benar, dan orang yang keji perilakunya adalah orang yang jahat. Standar yang Tuhan pakai untuk menghakimi manusia adalah berdasarkan pada apakah hakikat orang tersebut menaati Dia. Orang yang menaati Tuhan adalah orang yang benar dan orang yang tidak menaati Tuhan adalah musuh dan orang yang jahat, terlepas dari apakah perilaku orang ini baik atau buruk, dan terlepas dari apakah ucapan orang ini benar atau tidak benar. Beberapa orang ingin menggunakan perbuatan baik untuk mendapatkan tempat tujuan yang baik di masa depan, dan beberapa orang ingin menggunakan ucapan yang baik untuk membeli tempat tujuan yang baik. Orang secara keliru percaya bahwa Tuhan menentukan kesudahan manusia menurut perilaku atau ucapannya, dan karenanya banyak orang akan berusaha menggunakan ini untuk memperoleh kasih karunia sementara melalui tipu daya. Orang yang kelak akan bertahan sampai tempat perhentian semuanya telah mengalami hari kesengsaraan dan juga menjadi saksi bagi Tuhan. Mereka semuanya adalah orang-orang yang telah melakukan tugas mereka dan berniat untuk menaati Tuhan. Orang-orang yang hanya ingin menggunakan kesempatan untuk melayani demi menghindarkan diri dari melakukan kebenaran tidak akan dapat bertahan. Tuhan punya standar yang tepat untuk mengatur kesudahan semua orang. Ia tidak hanya mengambil keputusan ini berdasarkan pada perkataan dan perilaku orang, Ia juga tidak membuat keputusan berdasarkan pada perilaku mereka selama periode waktu tertentu. Ia sama sekali tidak akan berlaku lunak terhadap semua perilaku jahat seseorang karena pelayanan orang tersebut kepada Tuhan di masa lalu. Ia juga tidak akan melepaskan orang dari kematian karena jasa satu kali yang orang tersebut lakukan bagi Tuhan. Tidak seorang pun dapat menghindari pembalasan atas kejahatan mereka, dan tidak seorang pun dapat menutupi perilaku jahat mereka dan dengan demikian menghindarkan diri mereka dari siksaan kehancuran. Jika orang dapat dengan sungguh-sungguh melakukan tugasnya sendiri, ini berarti mereka selamanya setia kepada Tuhan dan tidak mencari upah, terlepas dari apakah mereka menerima berkat atau menderita kemalangan. Jika orang setia kepada Tuhan ketika mereka melihat berkat, tetapi kehilangan kesetiaan ketika mereka tidak dapat melihat berkat dan pada akhirnya mereka tidak dapat menjadi saksi bagi Tuhan, dan tetap tidak mampu melakukan tugas mereka seperti yang seharusnya, orang-orang ini, yang pernah memberikan pelayanan kepada Tuhan dengan setia, mereka tetap akan dihancurkan. Singkatnya, orang-orang jahat tidak dapat bertahan sampai ke kekekalan, dan mereka juga tidak dapat masuk ke tempat perhentian. Hanya orang benar yang merupakan tuan atas tempat perhentian. Setelah umat manusia masuk ke jalur yang benar, mereka akan memiliki kehidupan manusia yang normal. Mereka semua akan melakukan tugas mereka masing-masing dan benar-benar setia kepada Tuhan. Mereka akan sepenuhnya membuang ketidaktaatan dan watak rusak mereka, dan mereka akan hidup bagi Tuhan dan karena Tuhan. Mereka tidak akan memiliki ketidaktaatan dan penolakan dalam diri mereka. Mereka akan mampu sepenuhnya menaati Tuhan. Inilah kehidupan Tuhan dan manusia, dan kehidupan dalam kerajaan, dan inilah kehidupan di tempat perhentian.

Dikutip dari "Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait