Tuhan itu Sendiri, Tuhan yang Unik X

Tuhan adalah Sumber Kehidupan bagi Segala Sesuatu (IV) Bagian Satu

Hari ini, kita membicarakan sebuah topik yang khusus. Untuk setiap orang percaya, hanya ada dua hal utama yang perlu mereka ketahui, alami, dan pahami—apakah kedua hal ini? Yang pertama adalah masuknya manusia secara pribadi ke dalam hidup, dan yang kedua berhubungan dengan mengenal Tuhan. Apakah engkau semua berpikir bahwa apa yang baru-baru ini kita bicarakan tentang mengenal Tuhan dapat tercapai? Tepatlah untuk dikatakan bahwa hal itu di luar jangkauan kebanyakan orang. Engkau semua mungkin tidak yakin dengan perkataan ini. Mengapa Aku berkata demikian? Karena ketika engkau semua mendengarkan apa yang Aku katakan sebelumnya, terlepas dari bagaimana Aku mengatakannya, atau dengan kata-kata apa, secara harfiah dan secara teoritis engkau semua menyadari apa yang Kukatakan. Namun, masalah yang sangat serius dengan engkau semua adalah, engkau semua tidak mengerti mengapa Aku mengatakan hal-hal ini, mengapa Aku berbicara tentang topik-topik ini. Inilah inti masalahnya. Jadi, meskipun mendengarkan hal-hal ini menambah dan memperkaya pemahamanmu tentang Tuhan dan perbuatan-Nya, engkau semua masih mengalami kesulitan untuk mengenal Tuhan. Setelah mendengar apa yang Kukatakan, kebanyakan dari engkau tidak mengerti mengapa Aku mengatakan hal ini, dan apa hubungannya dengan mengenal Tuhan. Alasan mengapa engkau tidak mampu memahami hubungan antara apa yang Kukatakan dengan mengenal Tuhan adalah karena pengalaman hidupmu terlalu dangkal. Jika pengetahuan dan pengalaman manusia tentang firman Tuhan tetap pada tingkat yang sangat dangkal, maka sebagian besar pengetahuan mereka tentang Dia akan samar dan abstrak; semua itu akan bersifat umum, bersifat doktrin, dan teoritis. Secara teori, hal itu tampaknya atau kedengarannya logis dan masuk akal, tetapi pengetahuan tentang Tuhan yang keluar dari mulut kebanyakan orang adalah kosong belaka. Mengapa Aku mengatakan bahwa pengetahuan itu kosong? Karena, pada kenyataannya, di dalam hatimu engkau tidak tahu dengan jelas apakah perkataan tentang mengenal Tuhan yang berasal dari mulutmu itu benar atau tidak, apakah perkataan itu akurat atau tidak. Dengan demikian, meskipun kebanyakan orang telah mendengar banyak informasi dan topik tentang mengenal Tuhan, pengetahuan mereka tentang Tuhan belum melampaui teori dan doktrin yang samar dan abstrak. Jadi bagaimana masalah ini bisa dipecahkan? Pernahkah engkau semua berpikir tentang itu? Jika seseorang tidak mengejar kebenaran, dapatkah mereka memiliki realitas? Jika seseorang tidak mengejar kebenaran, tidak diragukan lagi mereka tidak memiliki realitas, sehingga mereka pasti tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman apa pun tentang firman Tuhan. Bisakah mereka yang tidak mengetahui firman Tuhan mengenal Tuhan? Sama sekali tidak. Kedua hal ini saling berkaitan. Karena itu, kebanyakan orang berkata: "Bagaimana mungkin mengenal Tuhan itu begitu sulit? Ketika aku berbicara tentang mengenal diriku, aku bisa terus berbicara selama berjam-jam, tetapi ketika itu perihal mengenal Tuhan, aku kehilangan kata-kata. Bahkan ketika aku dapat berbicara sedikit saja, hal itu dipaksakan, dan terdengar membosankan—bahkan terdengar canggung ketika aku mendengar diriku sendiri mengatakannya." Inilah sumber masalahnya. Jika engkau merasa bahwa mengenal Tuhan itu terlalu sulit, bahwa itu sangat berat untukmu, bahwa engkau tidak memiliki apa pun untuk dikatakan—tidak ada sesuatu pun yang nyata untuk dibicarakan dan diberikan kepada orang lain, dan untuk diberikan kepada dirimu sendiri—maka hal ini membuktikan bahwa engkau bukanlah seseorang yang telah mengalami firman Tuhan. Apa yang dimaksud dengan firman Tuhan? Bukankah firman Tuhan itu ekspresi dari apa yang dimiliki Tuhan dan siapa Tuhan itu? Jika engkau belum mengalami firman Tuhan, bisakah engkau memiliki pengetahuan apa pun tentang apa yang dimiliki Tuhan dan siapa Tuhan itu? Tentu saja tidak. Hal-hal ini saling berkaitan. Jika engkau tidak memiliki pengalaman tentang firman Tuhan, maka engkau tidak dapat memahami kehendak Tuhan, dan tidak akan mengenal watak-Nya, apa yang disukai-Nya, apa yang dibenci-Nya, apa tuntutan-Nya bagi manusia, bagaimana sikap-Nya terhadap mereka yang baik, dan terhadap mereka yang jahat—semua ini pasti akan membingungkan dan tidak jelas bagimu. Jika engkau percaya kepada Tuhan di tengah ketidakjelasan tersebut, ketika engkau mengatakan engkau adalah salah seorang dari antara mereka yang mengejar kebenaran dan mengikuti Tuhan, apakah kata-kata ini realistis? Tidak! Jadi mari kita lanjutkan dengan bersekutu tentang pengenalan akan Tuhan.

Engkau semua sangat ingin mendengar topik yang akan kita bicarakan hari ini, bukan? Topik yang sedang kita bicarakan hari ini juga berkaitan dengan topik "Tuhan adalah sumber kehidupan bagi segala sesuatu" yang telah kita bicarakan baru-baru ini. Kita telah banyak berbicara tentang bagaimana "Tuhan adalah sumber kehidupan bagi segala sesuatu," dengan menggunakan berbagai cara dan perspektif untuk memberitahukan kepada manusia bagaimana Tuhan berkuasa atas segala sesuatu, dengan cara apa Dia berkuasa atas segala sesuatu, dan dengan prinsip apa Dia mengelola segala sesuatu, sehingga semuanya ada di planet yang diciptakan Tuhan ini. Kita juga telah berbicara banyak tentang bagaimana Tuhan memelihara umat manusia: dengan cara apa Dia memberikan penyediaan seperti itu, jenis-jenis lingkungan hidup seperti apa yang disediakan-Nya bagi manusia, dan dengan cara apa serta dari titik awal mana Dia menyediakan lingkungan hidup yang stabil bagi manusia. Meskipun Aku tidak membicarakan secara langsung tentang hubungan antara kekuasaan Tuhan atas segala sesuatu, penyelenggaraan-Nya atas segala sesuatu, dan pengelolaan-Nya, Aku secara tidak langsung membicarakan tentang mengapa Dia menyelenggarakan segala sesuatu dengan cara ini, dan mengapa Dia mencukupi dan memelihara umat manusia dengan cara ini—yang semuanya berkaitan dengan pengelolaan Tuhan. Isi yang kita bicarakan sangatlah luas: mulai dari lingkungan makro hingga perkara-perkara yang jauh lebih kecil seperti kebutuhan dasar dan makanan manusia; mulai dari bagaimana Tuhan berkuasa atas segala sesuatu dan membuat semuanya berfungsi secara teratur, sampai ke lingkungan hidup yang benar dan sesuai yang diciptakan-Nya bagi manusia dari setiap ras, dan seterusnya. Isi yang cakupannya luas ini semuanya berkaitan dengan bagaimana manusia hidup dalam daging. Artinya, semua itu berkaitan dengan perkara-perkara dunia fisik yang terlihat oleh mata telanjang, dan bisa dirasakan manusia, sebagai contohnya pegunungan, sungai, lautan, dataran .... Semua ini adalah hal-hal yang bisa dilihat dan disentuh. Ketika Aku berbicara tentang udara dan suhu, engkau semua dapat menggunakan napasmu untuk secara langsung merasakan adanya udara, dan tubuhmu untuk merasakan apakah suhunya tinggi atau rendah. Pepohonan, rumput, burung-burung dan hewan-hewan di hutan, makhluk-makhluk yang terbang di langit, dan berjalan di tanah, dan berbagai hewan kecil yang muncul dari dalam liang, semuanya dapat dilihat dengan mata manusia sendiri dan didengar dengan telinga mereka sendiri. Meskipun ruang lingkup dari hal-hal seperti itu sangat luas, di antara segala sesuatu mereka hanya merepresentasikan dunia fisik. Benda-benda fisik adalah apa yang dapat dilihat dan dirasakan manusia, artinya ketika engkau menyentuh mereka, engkau akan merasakannya, dan ketika matamu melihat mereka, otakmu akan menghadirkan sebuah bayangan, sebuah gambar. Semua itu adalah benda-benda yang nyata dan aktual; bagimu benda-benda itu tidak abstrak, tetapi memiliki bentuk; bentuknya bisa persegi, atau bulat, atau tinggi atau pendek; dan masing-masing memberimu kesan yang berbeda. Semua benda ini merepresentasikan bagian fisik dari segala sesuatu. Jadi, mencakup apakah "segala sesuatu" dalam "kekuasaan Tuhan atas segala sesuatu" bagiTuhan? Ini tidak hanya mencakup hal-hal yang dapat dilihat dan disentuh manusia, tetapi, terlebih lagi, apa yang tidak terlihat dan tidak dapat dirasakan. Inilah salah satu makna yang sesungguhnya dari kekuasaan Tuhan atas segala sesuatu. Meskipun hal-hal ini tidak terlihat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia, bagi Tuhan, selama mereka dapat diamati oleh mata-Nya dan berada dalam lingkup kedaulatan-Nya, mereka benar-benar ada. Meskipun hal-hal tersebut abstrak dan tak terbayangkan bagi umat manusia—dan, terlebih lagi, meskipun hal-hal tersebut tidak terlihat dan tidak dapat dirasakan—bagi Tuhan mereka sungguh-sungguh dan benar-benar ada. Itulah dunia lain dari segala sesuatu yang Tuhan kuasai, dan itu merupakan bagian lain dari cakupan segala sesuatu yang Dia kuasai. Inilah topik yang sedang kita bicarakan hari ini—bagaimana Tuhan menguasai dan mengatur dunia roh. Karena topik ini meliputi bagaimana Tuhan menguasai dan mengelola segala sesuatu, hal ini berkaitan dengan dunia di luar dunia fisik—dunia roh—karenanya sangatlah penting bagi kita untuk memahaminya. Hanya setelah pembahasan ini diberikan dan hanya ketika orang telah memahaminya, mereka akan dapat benar-benar memahami makna sesungguhnya dari perkataan "Tuhan adalah sumber kehidupan bagi segala sesuatu." Inilah alasannya mengapa kita akan membicarakan tentang topik ini. Tujuan dari topik ini adalah untuk melengkapi tema "Tuhan berkuasa atas segala sesuatu, dan Tuhan mengelola segala sesuatu." Mungkin, ketika engkau semua mendengar topik ini, topik ini terasa asing atau tidak dapat kaupercaya—namun terlepas dari bagaimana perasaanmu, karena dunia roh merupakan satu bagian dari segala sesuatu yang dikuasai oleh Tuhan, engkau semua harus mempelajari sesuatu tentang topik ini. Setelah engkau semua melakukannya, engkau akan memiliki penghargaan, pemahaman, dan pengetahuan yang lebih mendalam terhadap perkataan "Tuhan adalah sumber kehidupan bagi segala sesuatu."

Bagaimana Tuhan Menguasai dan Menyelenggarakan Dunia Roh

Dalam dunia fisik, jika manusia tidak memahami hal-hal atau fenomena tertentu, mereka dapat mencari informasi yang relevan, atau mereka dapat menggunakan berbagai saluran untuk mencari tahu asal-usul hal-hal tersebut dan kisah di baliknya. Tetapi ketika berbicara tentang dunia lain yang sedang kita bahas saat ini—dunia roh yang ada di luar dunia fisik—manusia sama sekali tidak memiliki cara atau saluran untuk mempelajari apa pun tentang hal itu. Mengapa Aku berkata demikian? Karena, di dunia umat manusia, segala sesuatu yang berasal dari dunia fisik tidak dapat dipisahkan dari keberadaan fisik manusia, dan karena manusia merasa bahwa segala sesuatu di dunia fisik tidak dapat dipisahkan dari cara hidup dan kehidupan fisik mereka, kebanyakan orang hanya menyadari, atau melihat, hal-hal fisik di depan mata mereka, hal-hal yang terlihat oleh mereka. Namun ketika berbicara tentang dunia roh—artinya, segala hal tentang dunia lain itu—tepatlah untuk dikatakan bahwa kebanyakan orang tidak memercayainya. Karena manusia tidak dapat melihatnya, dan yakin bahwa tidak ada perlunya memahami hal itu atau mengetahui apa pun tentangnya, belum lagi bagaimana dunia roh merupakan dunia yang sama sekali berbeda dengan dunia fisik dan, dari sudut pandang Tuhan, dunia roh itu terbuka—walaupun bagi manusia, dunia roh itu rahasia dan tertutup—maka manusia mengalami banyak kesulitan menemukan jalan untuk memahami berbagai aspek dari dunia ini. Berbagai aspek yang akan Aku bicarakan tentang dunia roh hanya menyangkut pengaturan dan kedaulatan Tuhan. Aku tidak sedang mengungkapkan misteri, Aku juga tidak sedang memberitahukan kepadamu rahasia apa pun yang engkau semua ingin ketahui, karena hal ini menyangkut kedaulatan Tuhan, penyelenggaraan Tuhan, dan ketentuan Tuhan, karena itu Aku hanya akan berbicara tentang bagian yang perlu untuk engkau semua ketahui.

Pertama-tama, biar Aku ajukan sebuah pertanyaan kepada engkau semua: Dalam pikiranmu, apakah dunia roh itu? Secara umum, itu adalah sebuah dunia di luar dunia fisik, dunia yang tidak terlihat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia. Tetapi dalam imajinasimu, dunia seperti apakah seharusnya dunia roh itu? Barangkali, sebagai akibat dari tidak dapat melihat dunia roh, engkau semua tidak mampu membayangkannya. Tetapi ketika engkau semua mendengar legenda tentang hal itu, engkau tetap akan memikirkannya, engkau tidak akan dapat menghentikan dirimu sendiri. Mengapa Aku berkata demikian? Ada sesuatu yang terjadi pada banyak orang ketika mereka masih muda: Ketika seseorang menceritakan kepada mereka sebuah kisah yang menakutkan—tentang hantu-hantu, roh-roh—mereka takut hingga kehabisan akal. Mengapa mereka takut? Karena mereka membayangkan hal-hal itu; meskipun mereka tidak dapat melihatnya, mereka merasa bahwa hal-hal itu ada di sekitar ruangan mereka, di suatu tempat yang tersembunyi, atau di suatu tempat yang gelap, dan mereka sangat ketakutan hingga mereka tidak berani tidur. Terutama pada malam hari, mereka tidak berani sendirian di dalam ruangan, atau sendirian di halaman. Itulah dunia roh dari imajinasimu, dan itulah sebuah dunia yang menurut orang menakutkan. Pada kenyataannya, setiap orang memiliki imajinasi, dan setiap orang bisa merasakan sesuatu.

Mari kita mulai dengan dunia roh. Apakah dunia roh itu? Biar Kujelaskan kepadamu secara singkat dan sederhana. Dunia roh adalah sebuah tempat yang penting, yang berbeda dari dunia fisik. Mengapa Aku katakan bahwa dunia roh itu penting? Kita akan membicarakan hal ini secara terperinci. Keberadaan dunia roh terkait erat dengan dunia fisik umat manusia. Dalam kekuasaan Tuhan atas segala sesuatu, dunia roh memainkan peran penting dalam siklus kehidupan dan kematian manusia; inilah perannya, dan salah satu alasan mengapa keberadaannya penting. Karena dunia roh adalah tempat yang tidak dapat dilihat dengan jelas oleh kelima indra, tidak seorang pun dapat secara akurat menilai apakah dunia roh itu ada atau tidak. Berbagai dinamika dunia roh terkait erat dengan keberadaan manusia, sebagai akibatnya, tatanan kehidupan umat manusia juga sangat dipengaruhi oleh dunia roh. Apakah hal ini berkaitan dengan kedaulatan Tuhan? Ya, berkaitan. Ketika Aku mengatakan ini, engkau semua memahami mengapa Aku membahas topik ini: Karena hal ini menyangkut kedaulatan Tuhan, dan penyelenggaraan-Nya. Di dunia yang seperti ini—dunia yang tidak terlihat oleh manusia—setiap maklumat, ketetapan dan sistem penyelenggaraan surgawinya jauh lebih tinggi daripada hukum dan sistem di negara mana pun di dunia fisik, dan tidak ada makhluk hidup di dunia ini yang berani melanggar ataupun merebutnya. Apakah ini berkaitan dengan kedaulatan dan penyelenggaraan Tuhan? Di dunia ini, ada ketetapan administratif yang jelas, maklumat surgawi yang jelas, dan undang-undang yang jelas. Pada tingkatan yang berbeda-beda dan di daerah yang berbeda-beda, petugas pengadilan secara ketat mematuhi tugas mereka dan menjalankan hukum dan peraturan, karena mereka mengetahui apa konsekuensi dari melanggar maklumat surgawi, mereka secara jelas menyadari bagaimana Tuhan menghukum yang jahat dan mengganjar yang baik, dan bagaimana Dia menyelenggarakan segala sesuatu, bagaimana Dia menguasai segala sesuatu, dan terlebih lagi, mereka secara jelas melihat bagaimana Tuhan melaksanakan maklumat dan undang-undang surgawi-Nya. Apakah ini berbeda dengan dunia fisik yang dihuni oleh umat manusia? Sangat berbeda. Ini adalah sebuah dunia yang benar-benar berbeda dengan dunia fisik. Karena ada maklumat surgawi, dan undang-undang, hal ini menyangkut kedaulatan Tuhan, penyelenggaraan Tuhan, dan terlebih lagi, watak Tuhan dan apa yang dimiliki-Nya serta siapa Tuhan itu. Setelah mendengar ini, tidakkah engkau semua merasa bahwa sangat penting bagi-Ku untuk berbicara tentang topik ini? Apakah engkau semua tidak ingin mempelajari rahasia di dalamnya? (Ya, kami ingin.) Seperti itulah konsep dunia roh. Meskipun dunia roh itu ada berdampingan dengan dunia fisik, dan sama-sama tunduk pada penyelenggaraan dan kedaulatan Tuhan, penyelenggaraan dan kedaulatan Tuhan terhadap dunia ini jauh lebih ketat daripada di dunia fisik. Ketika berbicara tentang perinciannya, kita harus memulai dengan bagaimana dunia roh itu bertanggung jawab atas pekerjaan siklus kehidupan dan kematian umat manusia, karena pekerjaan ini merupakan bagian utama dari pekerjaan makhluk-makhluk di dunia roh.

Di antara umat manusia, Aku mengelompokkan semua manusia menjadi tiga tipe. Tipe pertama adalah orang tidak percaya, yaitu mereka yang tidak memiliki keyakinan agama. Mereka disebut orang tidak percaya. Mayoritas orang tidak percaya yang sangat banyak jumlahnya itu hanya percaya pada uang, mereka hanya mengejar kepentingan mereka sendiri, mereka materialistis, dan mereka hanya percaya pada dunia materi, bukan siklus kehidupan dan kematian, ataupun pepatah tentang dewa-dewa dan hantu-hantu. Aku mengelompokkan mereka sebagai orang tidak percaya, dan mereka adalah tipe pertama. Tipe kedua adalah berbagai macam orang beriman selain orang-orang tidak percaya. Di antara umat manusia, Aku membagi orang-orang beriman ini ke dalam beberapa tipe utama: Yang pertama adalah orang Yahudi, yang kedua adalah orang Katolik, yang ketiga adalah orang Kristen, yang keempat adalah orang Islam, dan yang kelima adalah orang Buddha—ada lima tipe. Ini merupakan berbagai tipe orang beriman. Tipe ketiga adalah mereka yang percaya kepada Tuhan, yang berhubungan dengan engkau semua. Orang-orang percaya seperti itu adalah mereka yang mengikuti Tuhan pada zaman sekarang. Orang-orang ini terbagi menjadi dua tipe: umat pilihan Tuhan dan para pelaku pelayanan. Tipe-tipe utama ini telah dibedakan secara jelas. Jadi sekarang, dalam pikiranmu, engkau dapat dengan jelas membedakan tipe-tipe dan peringkat manusia, benar bukan? Yang pertama adalah orang-orang tidak percaya—Aku telah mengatakan apa yang dimaksud orang-orang tidak percaya. Apakah mereka yang percaya kepada Penguasa Langit termasuk dalam kelompok orang yang tidak percaya? Banyak orang tidak percaya hanya percaya kepada Penguasa Langit; mereka percaya bahwa angin, hujan, guntur, dan lain-lain semuanya dikendalikan oleh entitas ini, yang mereka andalkan untuk penanaman hasil bumi dan panen—tetapi ketika kepercayaan kepada Tuhan disebut-sebut, mereka tidak mau percaya kepada-Nya. Bisakah ini disebut kepercayaan kepada Tuhan? Orang-orang seperti itu termasuk dalam orang-orang tidak percaya. Engkau mengerti hal ini, bukan? Jangan salah dalam pengelompokan ini. Tipe kedua adalah orang-orang beriman. Tipe ketiga adalah mereka yang mengikuti Tuhan pada zaman sekarang. Mengapa Aku membagi semua manusia ke dalam tipe-tipe ini? (Karena beragam tipe manusia memiliki kesudahan dan tempat tujuan yang berbeda.) Itu merupakan salah satu aspek. Karena, ketika berbagai ras dan tipe manusia ini kembali ke dunia roh, mereka masing-masing akan pergi ke tempat yang berbeda, mereka akan tunduk pada hukum yang berbeda dalam siklus kehidupan dan kematian, dan inilah alasan mengapa Aku telah mengelompokkan manusia ke dalam tipe-tipe utama ini.

1. Siklus Kehidupan dan Kematian Orang-Orang Tidak Percaya

Mari kita mulai dengan siklus kehidupan dan kematian orang-orang tidak percaya. Setelah seseorang meninggal, mereka diambil oleh petugas pengadilan dari dunia roh. Apa yang diambil dari mereka? Bukan tubuh jasmani mereka, tetapi roh mereka. Ketika roh mereka diambil, mereka tiba di tempat yang merupakan perantara dunia roh, yang secara khusus menerima roh orang-orang yang baru saja meninggal. (Catatan: Tempat pertama yang mereka datangi setelah seseorang meninggal itu asing bagi roh tersebut.) Ketika mereka dibawa ke tempat ini, seorang petugas melakukan pemeriksaan pertama, memastikan nama, alamat, usia, dan semua pengalaman mereka. Segala sesuatu yang mereka lakukan saat masih hidup dicatat dalam sebuah buku dan dipastikan ketepatannya. Setelah semuanya diperiksa, perilaku dan tindakan orang tersebut di sepanjang kehidupan mereka digunakan untuk menentukan apakah mereka akan dihukum atau terus bereinkarnasi sebagai seorang manusia, yang merupakan tahap pertama. Apakah tahap pertama ini menakutkan? Tahap ini tidak terlalu menakutkan, karena satu-satunya hal yang telah terjadi adalah orang tersebut tiba di sebuah tempat yang gelap dan tak dikenal.

Pada tahap kedua, jika orang ini telah melakukan banyak hal buruk sepanjang hidup mereka, jika mereka telah melakukan banyak perbuatan jahat, maka mereka akan dibawa ke tempat hukuman untuk dihukum. Itu merupakan tempat yang sengaja digunakan untuk menghukum orang. Seluk-beluk tentang bagaimana mereka dihukum tergantung pada dosa-dosa yang telah mereka lakukan, dan berapa banyak hal-hal jahat yang mereka lakukan sebelum mereka meninggal—ini merupakan situasi pertama yang terjadi pada tahap kedua. Karena hal-hal yang telah mereka perbuat dan kejahatan yang mereka lakukan sebelum mereka meninggal, ketika mereka bereinkarnasi setelah dihukum—ketika mereka sekali lagi terlahir ke dunia fisik—beberapa orang akan tetap menjadi manusia, dan beberapa akan menjadi hewan. Artinya, setelah seseorang kembali ke dunia roh, mereka dihukum karena kejahatan yang telah mereka lakukan. Selain itu, karena hal-hal jahat yang telah mereka perbuat, pada reinkarnasi berikutnya mereka mungkin tidak menjadi manusia, melainkan hewan. Cakupan tentang dapat menjadi hewan apa sajakah mereka termasuk sapi, kuda, babi, dan anjing. Beberapa orang mungkin menjadi burung di langit, atau bebek atau angsa .... Setelah mereka bereinkarnasi sebagai hewan, ketika mereka meninggal mereka kembali ke dunia roh, dan, sebagaimana sebelumnya, berdasarkan perilaku mereka sebelum mereka meninggal, dunia roh akan memutuskan apakah mereka akan bereinkarnasi sebagai manusia. Sebagian besar orang melakukan terlalu banyak kejahatan, dosa-dosa mereka terlalu serius, sehingga ketika mereka bereinkarnasi mereka menjadi hewan tujuh hingga dua belas kali. Tujuh hingga dua belas kali—apakah itu mengerikan? (Itu mengerikan.) Apa yang menakutkan bagi engkau semua? Manusia menjadi hewan, itu menakutkan. Bagi manusia, apa yang paling menyakitkan dari menjadi seekor hewan? Tidak memiliki bahasa, hanya memiliki pemikiran yang sederhana, hanya mampu melakukan hal-hal yang dilakukan hewan dan makan apa yang dimakan hewan, memiliki pola pikir sederhana dan bahasa tubuh seekor hewan, tidak bisa berjalan tegak, tidak bisa berkomunikasi dengan manusia, dan tidak satu pun perilaku dan aktivitas manusia berkaitan dengan hewan. Artinya, di antara segala hal, menjadi hewan membuatmu menjadi yang terendah dari semua makhluk hidup, dan jauh lebih menyakitkan daripada menjadi manusia. Inilah salah satu aspek dari hukuman dunia roh terhadap mereka yang telah berbuat banyak kejahatan dan melakukan dosa-dosa besar. Dalam hal beratnya hukuman, ini ditentukan oleh menjadi jenis hewan apakah mereka. Misalnya, apakah menjadi seekor babi lebih baik daripada menjadi seekor anjing? Apakah seekor babi memiliki kehidupan yang lebih baik atau lebih buruk daripada seekor anjing? Lebih buruk, bukan? Jika manusia menjadi seekor sapi atau seekor kuda, apakah mereka akan hidup lebih baik atau lebih buruk daripada seekor babi? (Lebih baik.) Apakah akan lebih nyaman jika seseorang menjadi kucing? Jika engkau dapat memilih di antara hewan-hewan, engkau akan memilih menjadi kucing, itu lebih nyaman daripada menjadi kuda atau sapi, karena engkau dapat bermalas-malasan dan menggunakan sebagian besar waktumu untuk tidur. Menjadi sapi atau kuda lebih melelahkan, karena itu jika manusia bereinkarnasi sebagai sapi atau kuda, mereka harus bekerja keras—yang tampaknya seperti hukuman yang berat. Menjadi seekor anjing sedikit lebih baik daripada seekor sapi atau kuda, karena seekor anjing memiliki hubungan yang lebih dekat dengan tuannya. Terlebih lagi, saat ini, banyak orang memelihara anjing dan setelah tiga atau lima tahun, anjing itu telah belajar untuk banyak memahami apa yang dikatakan manusia! Karena seekor anjing dapat memahami banyak perkataan tuannya, ia memiliki pemahaman yang baik tentang tuannya, dan terkadang dapat menyesuaikan diri dengan suasana hati dan tuntutan tuannya, karena itu tuannya memperlakukan anjing itu dengan lebih baik, dan anjing itu makan dengan lebih baik dan minum dengan lebih baik, dan ketika kesakitan anjing itu diperhatikan lebih lagi—jadi tidakkah anjing itu menikmati kehidupan yang bahagia? Karena itu, menjadi anjing lebih baik daripada menjadi sapi atau kuda. Dalam hal ini, beratnya hukuman seseorang menentukan berapa kali mereka bereinkarnasi sebagai hewan, dan sebagai jenis hewan apa mereka bereinkarnasi. Engkau mengerti, kan?

Karena mereka melakukan begitu banyak dosa ketika mereka masih hidup, beberapa orang akan dihukum dengan bereinkarnasi sebagai hewan tujuh hingga dua belas kali. Setelah dihukum cukup banyak kali, ketika mereka kembali ke dunia roh, mereka dibawa ke tempat lain. Berbagai roh di tempat ini telah dihukum, dan termasuk jenis roh yang sedang mempersiapkan diri untuk bereinkarnasi sebagai manusia. Tempat ini mengelompokkan masing-masing roh ke dalam tipe yang sesuai dengan di keluarga seperti apa mereka akan dilahirkan, peran apa yang akan mereka mainkan setelah mereka bereinkarnasi, dan seterusnya. Sebagai contoh, beberapa orang akan menjadi penyanyi ketika mereka datang ke dunia ini, jadi mereka ditempatkan di antara para penyanyi; beberapa akan menjadi pebisnis ketika mereka datang ke dunia ini, jadi mereka ditempatkan di antara para pebisnis; dan jika seseorang akan menjadi peneliti ilmiah ketika mereka menjadi manusia, mereka ditempatkan di antara para peneliti ilmiah. Setelah mereka dikelompokkan, masing-masing dikirim sesuai dengan waktu dan tanggal yang ditentukan, sebagaimana orang mengirim e-mail saat ini. Dengan ini satu siklus kehidupan dan kematian akan menjadi lengkap. Dari hari ketika seseorang tiba di dunia roh sampai akhir hukuman mereka, atau sampai mereka telah bereinkarnasi sebagai hewan berkali-kali, dan bersiap untuk bereinkarnasi sebagai manusia, proses ini lengkap.

Akankah mereka yang telah selesai dihukum, dan tidak bereinkarnasi sebagai hewan, dengan cepat dikirim ke dunia fisik untuk menjadi manusia? Atau berapa lamakah waktunya sebelum mereka bisa datang di antara manusia? Berapa seringkah hal ini dapat terjadi? Ada batasan waktu untuk hal ini. Segala sesuatu yang terjadi di dunia roh tunduk pada batasan dan aturan waktu yang tepat—yang, jika Kujelaskan dengan angka, engkau semua akan mengerti. Bagi mereka yang bereinkarnasi dalam jangka waktu singkat, ketika meninggal kelahiran mereka kembali sebagai manusia akan dipersiapkan. Waktu tersingkat adalah tiga hari. Bagi beberapa orang, waktunya tiga bulan, bagi beberapa orang tiga tahun, bagi beberapa orang tiga puluh tahun, bagi beberapa orang tiga ratus tahun, bagi beberapa orang bahkan tiga ribu tahun, dan seterusnya. Jadi apa yang bisa dikatakan tentang aturan waktu ini, dan apa rinciannya? Semua itu didasarkan pada apa yang dunia fisik, dunia manusia butuhkan dari roh tersebut dan peran yang akan dimainkan oleh roh tersebut di dunia ini. Ketika seseorang bereinkarnasi sebagai orang biasa, sebagian besar dari mereka bereinkarnasi dengan segera, karena dunia manusia memiliki kebutuhan mendesak untuk orang-orang semacam itu, sehingga tiga hari kemudian mereka dikirim kembali ke sebuah keluarga yang sama sekali berbeda dengan keluarga tempat mereka tinggal sebelum mereka meninggal. Tetapi ada beberapa orang yang memainkan peran istimewa di dunia ini. "Istimewa" berarti bahwa tidak ada permintaan yang besar akan orang-orang ini di dunia manusia; tidak banyak orang diperlukan untuk memainkan peran semacam itu, sehingga bisa terdapat rentang waktu tiga ratus tahun. Artinya, roh ini hanya akan datang satu kali setiap tiga ratus tahun, atau bahkan satu kali setiap tiga ribu tahun. Mengapa demikian? Karena selama tiga ratus tahun atau tiga ribu tahun, peran semacam itu tidak diperlukan di dunia manusia, sehingga mereka ditahan di suatu tempat di dunia roh. Ambil saja Confusius sebagai contohnya. Ia memiliki dampak yang besar pada budaya tradisional Tiongkok. Kedatangannya memiliki efek mendalam pada budaya, pengetahuan, tradisi, dan pemikiran orang-orang pada waktu itu. Tetapi seseorang seperti ini tidak diperlukan di setiap zaman, karena itu dia harus tetap di dunia roh, menunggu di sana selama tiga ratus atau tiga ribu tahun sebelum bereinkarnasi. Karena dunia manusia tidak sedang membutuhkan seseorang seperti ini, dia harus menunggu tanpa melakukan apa-apa, karena hanya ada sangat sedikit peran seperti itu, hanya sedikit yang perlu dilakukannya, jadi dia harus ditahan di suatu tempat di dunia roh untuk waktu yang lama, tidak melakukan apa-apa, dan dikirim ke luar ketika dunia manusia membutuhkannya. Seperti itulah aturan waktu dunia roh tentang seberapa sering kebanyakan orang bereinkarnasi. Apakah mereka orang biasa atau istimewa, dunia roh memiliki aturan yang sesuai dan praktik-praktik yang benar untuk memproses reinkarnasi orang, dan aturan-aturan serta praktik-praktik ini diturunkan dari Tuhan, dan tidak ditentukan atau dikendalikan oleh petugas pengadilan atau makhluk apa pun di dunia roh. Sekarang engkau mengerti, bukan?

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Konten Terkait