Firman Tuhan Harian: Inkarnasi | Kutipan 129

09 Oktober 2020

Setiap tahap pekerjaan yang dilakukan oleh Tuhan memiliki makna praktisnya sendiri. Saat itu, ketika Yesus datang, Dia adalah laki-laki, dan ketika Tuhan datang kali ini, Dia adalah perempuan. Dari ini, engkau bisa melihat bahwa Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan demi pekerjaan-Nya, dan bagi-Nya tidak ada perbedaan gender. Ketika Roh-Nya datang, Ia dapat mengenakan jenis daging apa pun sekehendak-Nya dan daging tersebut dapat merepresentasikan diri-Nya. Entah laki-laki atau perempuan, daging itu dapat merepresentasikan Tuhan sejauh itu adalah daging inkarnasi-Nya. Jika Yesus menampakkan diri sebagai perempuan ketika Ia datang, dengan kata lain, jika seorang bayi perempuan, dan bukan bayi laki-laki, yang dikandung dari Roh Kudus, maka tahap pekerjaan itu akan sama saja diselesaikan. Jika kasusnya seperti demikian, maka pekerjaan di tahap sekarang akan diselesaikan oleh seorang laki-laki, tetapi pekerjaan itu sendiri akan sama saja diselesaikan. Pekerjaan yang dilakukan di setiap tahap sama-sama sangat penting. Tidak ada tahap pekerjaan yang diulangi, atau yang bertentangan satu dengan lainnya. Pada saat itu, Yesus dalam melakukan pekerjaan-Nya disebut "Putra tunggal", dan "Putra" menyiratkan gender laki-laki. Lalu, mengapa Putra tunggal tidak disebutkan di tahap ini? Ini karena persyaratan dari pekerjaan ini mengharuskan adanya perubahan dalam gender, yang berbeda dengan gender Yesus. Bagi Tuhan tidak ada perbedaan gender. Ia melakukan pekerjaan-Nya seperti yang Ia inginkan dan dalam melakukan pekerjaan-Nya, Ia tidak tunduk pada pembatasan apa pun, tetapi terutama bebas. Namun, setiap tahap pekerjaan memiliki makna praktisnya sendiri. Tuhan menjadi daging dua kali, dan tidak diragukan lagi bahwa inkarnasi-Nya di akhir zaman adalah untuk yang terakhir kalinya. Ia telah datang untuk mengungkapkan semua perbuatan-Nya. Jika di tahap ini Ia tidak menjadi daging agar secara pribadi melakukan pekerjaan untuk disaksikan manusia, manusia akan selamanya berpegang pada gagasan bahwa Tuhan itu hanya laki-laki, dan bukan perempuan. Sebelum ini, semua manusia percaya bahwa Tuhan hanya bisa laki-laki dan bahwa seorang perempuan tidak dapat disebut Tuhan, karena semua manusia menganggap laki-laki memiliki otoritas atas perempuan. Mereka percaya bahwa tidak ada perempuan yang dapat memegang otoritas, tetapi hanya laki-laki. Terlebih lagi, mereka bahkan mengatakan bahwa laki-laki adalah kepala atas perempuan dan perempuan harus menaati laki-laki dan tidak boleh mengunggulinya. Di masa lalu, ketika dikatakan bahwa laki-laki adalah kepala perempuan, ini ditujukan kepada Adam dan Hawa yang telah teperdaya oleh ular, dan bukan ditujukan kepada laki-laki dan perempuan yang diciptakan Yahweh pada mulanya. Tentu saja, seorang perempuan harus menaati dan mengasihi suaminya, sebagaimana suami harus belajar untuk memberi makan dan menyokong keluarganya. Ini adalah hukum dan ketetapan yang Yahweh tetapkan untuk ditaati umat manusia dalam kehidupan mereka di bumi. Yahweh berkata kepada perempuan itu, "Engkau akan berahi kepada suamimu, dan ia akan memerintah atasmu." Ia berkata demikian hanya agar umat manusia (yaitu, laki-laki dan perempuan) dapat menjalani kehidupan yang normal di bawah kekuasaan Yahweh, dan hanya agar kehidupan umat manusia memiliki sebuah struktur dan tidak melenceng dari tatanan yang semestinya. Oleh karena itulah, Yahweh membuat aturan yang tepat tentang bagaimana laki-laki dan perempuan seharusnya bertindak, tetapi ini hanya berkaitan dengan semua makhluk ciptaan yang hidup di bumi dan tidak ada kaitannya dengan daging inkarnasi Tuhan. Bagaimana mungkin Tuhan menjadi sama dengan ciptaan-Nya? Firman-Nya ditujukan hanya kepada umat manusia yang diciptakan-Nya. Agar umat manusia menjalani kehidupan yang normal, Ia menetapkan aturan untuk laki-laki dan perempuan. Pada mulanya, ketika Yahweh menciptakan umat manusia, Ia membuat dua jenis manusia, laki-laki dan perempuan; dan dengan demikian daging inkarnasi-Nya juga dibedakan menjadi laki-laki atau perempuan. Ia tidak memutuskan tentang pekerjaan-Nya berdasarkan firman yang Ia ucapkan kepada Adam dan Hawa. Dua kali Ia menjadi daging ditentukan sepenuhnya menurut pemikiran-Nya pada saat Ia pertama kali menciptakan umat manusia, artinya, Ia menyelesaikan pekerjaan dua inkarnasi-Nya berdasarkan pada laki-laki dan perempuan sebelum mereka dirusak. Jika manusia menggunakan firman yang diucapkan Yahweh kepada Adam dan Hawa yang telah teperdaya oleh ular dan menerapkan firman itu pada pekerjaan inkarnasi Tuhan, tidakkah Yesus juga harus mengasihi istri-Nya sebagaimana seharusnya? Jika demikian, akankah Tuhan tetap adalah Tuhan? Dan dengan demikian, akankah Ia tetap dapat menyelesaikan pekerjaan-Nya? Jika adalah salah bahwa daging inkarnasi Tuhan perempuan, bukankah kesalahan yang paling besar bagi Tuhan adalah telah menciptakan perempuan? Jika manusia masih percaya bahwa adalah keliru bagi Tuhan untuk berinkarnasi sebagai seorang perempuan, maka bukankah Yesus, yang tidak menikah dan karenanya tidak dapat mengasihi istri-Nya, adalah juga kekeliruan yang sama besarnya dengan inkarnasi di masa sekarang? Karena engkau menggunakan firman yang Yahweh ucapkan kepada Hawa untuk mengukur kebenaran inkarnasi Tuhan di masa sekarang, maka engkau harus menggunakan firman Yahweh kepada Adam untuk menilai Tuhan Yesus yang menjadi daging di Zaman Kasih Karunia. Bukankah keduanya sama? Karena engkau mengukur Tuhan Yesus menurut laki-laki yang belum teperdaya oleh ular, maka engkau tidak dapat menilai kebenaran inkarnasi di zaman sekarang menurut perempuan yang telah teperdaya oleh ular. Ini tentu tidak adil! Jika engkau membuat penilaian seperti ini, itu membuktikan bahwa engkau telah kehilangan akal sehatmu. Ketika Yahweh dua kali menjadi daging, gender dari daging-Nya terkait dengan laki-laki dan perempuan yang belum teperdaya oleh ular. Menurut laki-laki dan perempuan yang belum teperdaya oleh ularlah Ia dua kali menjadi daging. Jangan berpikir bahwa kelelakian Yesus sama seperti kelelakian Adam yang telah teperdaya oleh ular. Ia dan Adam sepenuhnya tidak terkait, dan keduanya adalah dua laki-laki dengan sifat yang berbeda. Tentunya tidak mungkin bahwa kelelakian Yesus membuktikan bahwa Ia hanyalah kepala atas semua perempuan dan bukan kepala atas semua laki-laki, bukan? Bukankah Ia adalah Raja atas semua orang Yahudi (termasuk laki-laki dan perempuan)? Ia adalah Tuhan itu sendiri, bukan hanya kepala atas perempuan tetapi kepala atas laki-laki juga. Ia adalah Tuhan atas semua makhluk dan kepala atas semua makhluk. Bagaimana mungkin engkau menentukan kelelakian Yesus sebagai simbol kepala atas perempuan? Apakah ini bukan penghujatan? Yesus adalah laki-laki yang tidak rusak. Ia adalah Tuhan. Ia adalah Kristus. Bagaimana mungkin Ia menjadi laki-laki seperti Adam yang telah rusak? Yesus adalah daging yang dikenakan oleh Roh Tuhan yang mahakudus. Bagaimana mungkin engkau mengatakan bahwa Ia adalah Tuhan yang memiliki kelelakian Adam? Jika demikian, bukankah semua pekerjaan Tuhan itu keliru? Apakah Yahweh bisa menyatukan ke dalam diri Yesus kelelakian Adam, yang telah teperdaya? Bukankah inkarnasi di masa sekarang merupakan contoh lain dari pekerjaan Tuhan yang berinkarnasi, yang berbeda secara gender dengan Yesus namun yang seperti Dia secara sifat? Masih beranikah engkau mengatakan bahwa Tuhan yang berinkarnasi tidak mungkin perempuan karena perempuan adalah orang pertama yang teperdaya oleh ular? Masih beranikah engkau mengatakan bahwa karena perempuan adalah yang paling najis dan merupakan sumber kerusakan umat manusia, maka Tuhan tidak mungkin menjadi daging sebagai seorang perempuan? Beranikah engkau bersikukuh mengatakan bahwa "perempuan harus selalu menaati laki-laki dan tidak akan pernah memanifestasikan atau merepresentasikan Tuhan secara langsung?" Engkau tidak mengerti di masa lalu, tetapi dapatkah engkau sekarang terus saja menghujat pekerjaan Tuhan, terutama daging inkarnasi Tuhan? Jika engkau tidak mampu sepenuhnya memahami hal ini, paling baik engkau menjaga lidahmu, jika tidak kebodohan dan ketidaktahuanmu akan diungkapkan dan keburukanmu akan dibeberkan. Jangan berpikir engkau memahami segalanya. Aku katakan kepadamu bahwa semua yang telah engkau lihat dan alami tidak cukup bagimu untuk memahami bahkan seperseribu bagian saja dari rencana pengelolaan-Ku. Jadi mengapa engkau bertindak sedemikian sombongnya? Secuil bakat dan pengetahuan minimal yang engkau miliki tidak cukup untuk Yesus pakai bahkan dalam satu detik pun dari pekerjaan-Nya! Sebanyak apakah pengalamanmu sebenarnya? Apa yang telah engkau lihat, semua yang telah engkau dengar di sepanjang hidupmu, dan apa yang telah engkau bayangkan jauh lebih sedikit dibandingkan pekerjaan yang Aku lakukan sebentar saja! Engkau sebaiknya jangan suka mengecam dan mencari-cari kesalahan. Searogan apa pun dirimu, engkau hanya makhluk yang tidak lebih daripada seekor semut! Semua yang bisa engkau tahan dalam perutmu kurang dari apa yang dimiliki seekor semut di dalam tubuhnya! Jangan berpikir, hanya karena engkau telah memperoleh beberapa pengalaman dan senioritas, itu memberimu hak untuk menggerak-gerakkan tanganmu dengan pongah dan berbicara yang muluk-muluk. Bukankah pengalaman dan senioritasmu adalah hasil dari firman yang telah Kuucapkan? Apakah engkau menganggap bahwa engkau telah membeli semua itu melalui kerja keras dan usahamu sendiri? Sekarang ini, engkau melihat bahwa Aku telah menjadi daging, dan mengenai hal ini saja, engkau dipenuhi dengan konsep yang sedemikian kayanya dan telah mengumpulkan gagasan yang tak terhitung jumlahnya daripadanya. Jika bukan karena inkarnasi-Ku, bahkan seandainya engkau memiliki bakat yang luar biasa, engkau tidak akan memiliki begitu banyak konsep; dan bukankah dari konsep-konsep ini semua gagasanmu berasal? Jika Yesus tidak menjadi daging untuk pertama kalinya, apakah engkau bahkan akan mengetahui tentang inkarnasi? Bukankah karena inkarnasi yang pertama telah memberimu pengetahuan, sehingga engkau memiliki kelancangan untuk menilai inkarnasi yang kedua? Mengapa, alih-alih menjadi pengikut yang setia, engkau malah menjadikannya bahan penelitian? Ketika engkau telah masuk ke dalam aliran ini dan datang menghadap Tuhan yang berinkarnasi, apakah Ia akan mengizinkanmu untuk menjadikan ini sebagai bahan penelitianmu? Tidak apa-apa bagimu untuk mempelajari sejarah keluargamu sendiri, tetapi jika engkau mencoba untuk mempelajari "sejarah keluarga" Tuhan, apakah Tuhan zaman sekarang akan mengizinkanmu untuk melakukan penelitian semacam itu? Bukankah engkau buta? Bukankah yang engkau lakukan itu tercela?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Kedua Inkarnasi Melengkapi Signifikansi Inkarnasi"

Lihat lebih banyak

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Bagikan

Batalkan