Firman Tuhan Harian: Mengenal Pekerjaan Tuhan | Kutipan 226

23 Agustus 2020

Aku menggunakan otoritas-Ku di atas muka bumi, membentangkan membeberkan pekerjaan-Ku secara keseluruhan. Segala perkara yang ada dalam pekerjaan-Ku tercermin di atas muka bumi; di bumi umat manusia tidak pernah mampu memahami langkah-Ku di surga, atau merenungkan secara mendalam peredaran dan lintasan Roh-Ku. Sebagian besar umat manusia hanya memahami perkara-perkara kecil di luar roh, tanpa mampu memahami keadaan roh yang sebenarnya. Tuntutan yang Kuajukan terhadap umat manusia tidak berasal dari Aku yang samar di surga, atau Aku yang tak terpahami di bumi: Aku mengajukan tuntutan yang sesuai berdasarkan tingkat pertumbuhan manusia di bumi. Aku tidak pernah menempatkan seseorang dalam kesulitan, demikian pula Aku tidak pernah meminta seseorang untuk "memeras darahnya" demi kesenangan-Ku: Mungkinkah tuntutan-Ku hanya terbatas pada kondisi-kondisi ini? Di antara tak terhitung banyaknya makhluk di bumi, manakah yang tidak tunduk pada watak pengaturan dari firman dalam mulut-Ku? Manakah dari makhluk-makhluk ini, yang datang di hadapan-Ku, tidak terbakar habis melalui firman-Ku dan api-Ku yang menyala-nyata? Manakah dari makhluk-makhluk ini yang berani berjalan dengan angkuh dan penuh kegembiraan di hadapan-Ku? Manakah dari makhluk-makhluk ini yang tidak bersujud di hadapan-Ku? Apakah Aku Tuhan yang hanya memaksakan keheningan pada ciptaan? Di antara tak terhitung banyaknya benda ciptaan, Aku memilih mereka yang memenuhi tujuan-Ku; di antara tak terhitung banyaknya manusia di antara seluruh umat manusia, Aku memilih mereka yang peduli pada hati-Ku. Aku memilih yang terbaik dari semua bintang, sehingga menambah pancaran cahaya yang redup pada kerajaan-Ku. Aku berjalan di atas muka bumi, menyebarkan keharuman-Ku di mana-mana, dan di setiap tempat Aku meninggalkan wujud-Ku. Setiap tempat menggemakan suara-Ku. Di mana-mana pun orang berlama-lama bernostalgia tentang pemandangan indah masa lalu, karena semua umat manusia mengenang masa lalu ...

Semua umat manusia rindu untuk melihat wajah-Ku, tetapi ketika Aku turun ke muka bumi secara pribadi, mereka semua menolak kedatangan-Ku, mereka semua mengusir terang itu agar tidak datang, seolah-olah aku adalah musuh manusia di surga. Manusia menyapa-Ku dengan sinar mata defensif, dan senantiasa waspada, sangat takut kalau Aku memiliki rencana lain baginya. Karena manusia menganggap-Ku sebagai teman yang asing, mereka merasa seolah-olah Aku memiliki niat untuk membunuh mereka tanpa pandang bulu. Di mata manusia, Aku merupakan seorang lawan yang mematikan. Meskipun telah merasakan kehangatan-Ku di tengah-tengah malapetaka, manusia tetap tidak menyadari kasih-Ku, dan masih bertekad untuk menangkis dan menentang-Ku. Jauh dari memanfaatkan keberadaannya dalam kondisi ini untuk mengambil tindakan terhadapnya, Aku mendekap manusia dalam kehangatan pelukan-Ku, mengisi mulutnya dengan apa yang manis, dan memasukkan makanan yang diperlukan ke perutnya. Namun, ketika kemarahan-Ku yang penuh dengan kemurkaan mengguncang pegunungan dan sungai-sungai, Aku tidak akan lagi, karena sikap manusia yang pengecut, melimpahkan kepadanya berbagai bentuk pertolongan. Pada saat ini, Aku akan menjadi geram, menolak memberikan kepada semua makhluk hidup kesempatan untuk bertobat dan, melenyapkan semua harapan manusia, Aku akan memberikan hukuman yang sangat layak baginya. Pada saat ini, guntur dan halilintar akan menyambar dan bergemuruh, bagaikan gelombang laut yang mengamuk dalam kemarahannya, bagaikan sepuluh ribu gunung yang hancur. Atas pemberontakannya, manusia ditumbangkan oleh guntur dan halilintar, makhluk-makhluk lainnya dimusnahkan dalam bunyi guntur dan halilintar, seluruh alam semesta mendadak terjebak dalam kekacauan, dan makhluk ciptaan tidak dapat memulihkan napas kehidupan yang semula. Banyak sekali umat manusia yang tidak dapat meloloskan diri dari gemuruh guntur; di tengah kilatan halilintar, manusia—gerombolan demi gerombolan—jatuh bergelimpangan ke aliran yang deras, tersapu oleh derasnya air yang memancar dari pegunungan. Secara tiba-tiba, di tempat perlindungan, berkumpullah manusia yang tak terhitung banyaknya. Mayat-mayat mengapung di permukaan samudera. Semua umat manusia menjauhi-Ku oleh karena murka-Ku, karena manusia telah menyakiti esensi dari Roh-Ku, pemberontakannya telah membuat-Ku tidak senang. Tetapi, di tempat-tempat yang tak berair, orang-orang lainnya masih menikmati, di tengah-tengah gelak tawa dan nyanyian, janji-janji yang telah Kuberikan kepada mereka.

Ketika seluruh umat manusia telah menjadi tenang, Aku memancarkan secercah cahaya di hadapan pandangannya. Setelah itu, pikiran manusia menjadi jernih dan matanya menjadi terang, dan mereka tidak lagi bersedia untuk tetap diam; dengan demikian, firasatkerohanian segera timbul di dalam hati mereka. Pada saat ini, semua umat manusia dibangkitkan. Dengan mengesampingkan keluhan mereka yang tak terucapkan, semua orang datang dihadapan-Ku, setelah memperoleh kesempatan lain untuk bertahan hidup melalui firman yang Kunyatakan. Ini karena semua manusia ingin hidup di muka bumi. Namun siapakah di antara mereka yang pernah memiliki niat untuk hidup demi Aku? Siapakah di antara mereka yang pernah menyingkapkan hal-hal yang indah dalam dirinya untuk memberi-Ku kesenangan? Siapakah di antara mereka yang pernah mencium aroma yang memikat pada diri-Ku? Semua manusia terbuat dari bahan yang kasar dan bermutu rendah: Di luarnya, mereka tampak mempesona, tetapi dalam diri mereka yang mendasar mereka tidak mengasihi-Ku dengan tulus, karena di dalam lubuk hati manusia yang terdalam tidak pernah ada diri-Ku sekecil apa pun. Manusia sangat berkekurangan: Jika membandingkannya dengan diri-Ku, akan tampak bahwa kami terpisah jauh bagaikan langit dan bumi. Meskipun demikian, Aku tidak menyerang manusia pada titik lemah dan rentannya, demikian pula Aku tidak menertawakan dia untuk mencela kekurangannya. Tangan-Ku telah melakukan pekerjaan di bumi selama ribuan tahun, dan sepanjang waktu itu mata-Ku terus mengawasi seluruh umat manusia. Tetapi Aku tidak pernah secara sembarangan mengambil satu pun kehidupan manusia dan mempermainkannya seolah-olah itu adalah mainan. Aku memperhatikan darah di hati manusia, dan Aku mengerti pengorbanan yang telah dilakukannya. Saat dia berdiri di hadapan-Ku, Aku tidak ingin memanfaatkan ketidakmampuan manusia untuk menghajarnya, atau memberikan kepadanya hal-hal yang tidak diinginkannya. Sebaliknya, sepanjang waktu ini Aku hanya menyediakan dan memberi kepada manusia. Jadi, apa yang dinikmati manusia sepenuhnya adalah anugerah-Ku, sepenuhnya karunia yang berasal dari tangan-Ku. Karena Aku berada di bumi, manusia tidak pernah harus menderita siksaan kelaparan. Sebaliknya, Aku memperkenankan manusia untuk menerima dari tangan-Ku hal-hal yang mungkin dinikmatinya, dan memperkenankan manusia untuk hidup dalam berkat-Ku. Bukankah semua umat manusia hidup di bawah hajaran-Ku? Sama seperti gunung-gunung menyimpan di dalamnya materi yang banyak dan berlimpah, dan perairan menyimpan dalam kapasitasnya segala sesuatu yang dapat dinikmati, tidakkah orang-orang yang hidup dalam firman-Ku saat ini memiliki, terlebih lagi, makanan yang mereka hargai dan rasakan? Aku masih berada di bumi, dan umat manusia menikmati berkat-Ku di bumi. Ketika Aku meninggalkan bumi, yakni ketika pekerjaan-Ku juga telah mencapai penyelesaiannya, pada saat itu, manusia tidak akan lagi menerima kemudahan apa pun sedikit pun kemurahan hati dari-Ku berkaitan dengan kelemahan mereka.

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Firman Tuhan kepada Seluruh Alam Semesta, Bab 17"

Lihat lebih banyak

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Bagikan

Batalkan