Firman Tuhan Harian: Mengenal Pekerjaan Tuhan | Kutipan 197

14 Maret 2021

Inkarnasi Tuhan telah menimbulkan gejolak yang mengejutkan melalui semua agama dan sektor, hal itu telah "mengacaubalaukan" tatanan semula dari lingkup agamawi, dan telah mengguncang hati semua orang yang merindukan penampakan Tuhan. Siapakah yang tidak memuja-Nya? Siapakah yang tidak rindu melihat Tuhan? Tuhan secara pribadi telah berada di antara manusia selama bertahun-tahun, namun manusia tidak pernah menyadarinya. Hari ini, Tuhan sendiri telah menampakkan diri, dan menunjukkan identitas-Nya kepada orang banyak—bagaimana mungkin hal ini tidak membawa kesenangan pada hati manusia? Tuhan pernah berbagi suka dan duka dengan manusia, dan sekarang ini Dia telah bersatu kembali dengan umat manusia, dan berbagi kisah tentang masa-masa yang telah lewat bersamanya. Setelah Dia berjalan keluar dari Yudea, manusia tidak dapat menemukan jejak-Nya. Mereka rindu untuk sekali lagi bertemu dengan Tuhan, nyaris tidak mengetahui bahwa saat ini mereka telah bertemu lagi dengan-Nya, dan telah bersatu kembali dengan-Nya. Bagaimana mungkin hal ini tidak membangkitkan pikiran tentang masa yang telah lewat? Hari ini dua ribu tahun yang lalu, Simon bin Yunus, keturunan orang Yahudi, melihat Yesus Sang Juruselamat, ia makan di meja yang sama dengan-Nya, dan setelah mengikuti-Nya selama bertahun-tahun merasakan kasih sayang yang lebih dalam bagi-Nya: Simon mengasihi-Nya dari lubuk hatinya, ia sangat mengasihi Tuhan Yesus. Bangsa Yahudi tidak mengetahui apa pun tentang betapa bayi berambut emas ini, yang lahir di palungan yang dingin, adalah gambar pertama dari inkarnasi Tuhan. Mereka semua mengira bahwa Dia sama dengan mereka, tidak seorang pun menganggap-Nya berbeda—bagaimana mungkin manusia mengenali Yesus yang normal dan biasa ini? Orang Yahudi menganggap-Nya sebagai anak Yahudi dari zaman itu. Tidak ada yang memandang-Nya sebagai Tuhan yang indah, dan manusia tidak melakukan apa pun selain secara membabi buta mengajukan tuntutan terhadap-Nya, meminta agar Dia memberi kepada mereka kasih karunia yang kaya dan berlimpah, kedamaian, dan sukacita. Mereka hanya tahu bahwa, seperti seorang miliuner, Dia memiliki apa saja yang mungkin diinginkan orang. Tetapi manusia tidak pernah memperlakukan Dia sebagai seorang yang terkasih; manusia pada waktu itu tidak mengasihi-Nya, hanya memprotes-Nya, dan mengajukan tuntutan-tuntutan yang tak masuk akal kepada-Nya, dan Dia tidak pernah melawan, terus-menerus memberikan kasih karunia kepada manusia, meskipun manusia tidak mengenal-Nya. Dia tidak melakukan apa pun kecuali secara diam-diam memberikan kehangatan, kasih, dan belas kasihan, bahkan terlebih lagi, Dia memberi kepada manusia cara-cara penerapan yang baru, memimpin manusia keluar dari ikatan hukum Taurat. Manusia tidak mengasihi-Nya, ia semata-mata iri kepada-Nya dan mengenali talenta-talenta-Nya yang luar biasa. Bagaimana mungkin umat manusia yang buta mengetahui betapa besar penghinaan yang diderita oleh Yesus Juruselamat yang indah ketika Dia datang di antara umat manusia? Tidak seorang pun mempertimbangkan kesusahan-Nya, tidak seorang pun mengetahui tentang kasih-Nya kepada Bapa, dan tidak seorang pun bisa mengetahui kesepian-Nya. Meskipun Maria adalah ibu yang melahirkan-Nya, bagaimana mungkin ia mengetahui pikiran-pikiran di dalam hati Tuhan Yesus yang penyayang? Siapakah yang mengetahui penderitaan tak terkatakan yang ditanggung Anak Manusia? Setelah mengajukan permintaan-permintaan kepada-Nya, manusia pada zaman itu dengan sikap dingin menempatkan Dia di bagian belakang dari pikiran mereka, dan membuang-Nya ke luar. Jadi Dia mengembara di jalan-jalan, hari demi hari, tahun demi tahun, berkelana selama bertahun-tahun hingga Dia hidup selama tiga puluh tiga tahun yang sulit, tahun-tahun yang panjang dan sekaligus singkat. Ketika manusia membutuhkan-Nya, mereka mengundang-Nya ke dalam rumah mereka dengan wajah penuh senyuman, mencoba untuk mengajukan tuntutan kepada-Nya—dan setelah Dia memberikan sumbangsih-Nya kepada mereka, mereka segera mendorong-Nya ke luar dari pintu. Manusia memakan apa yang disediakan dari mulut-Nya, mereka meminum darah-Nya, mereka menikmati kasih karunia yang dilimpahkan-Nya kepada mereka, namun mereka juga menentang Dia, karena mereka tidak pernah mengetahui siapa yang telah memberi mereka kehidupan. Pada akhirnya, mereka memakukan-Nya di atas kayu salib, namun tetap saja Dia tidak bersuara. Bahkan hingga saat ini, Dia tetap bungkam. Manusia memakan daging-Nya, mereka memakan makanan yang dibuat-Nya bagi mereka, mereka menempuh jalan yang telah dibukakan-Nya bagi mereka, dan mereka minum darah-Nya, namun mereka tetap berniat untuk menolak-Nya, mereka sesungguhnya memperlakukan Tuhan yang telah memberi mereka kehidupan sebagai musuh, dan sebaliknya memperlakukan orang-orang yang adalah budak sama seperti mereka sebagai Bapa Surgawi. Dalam hal ini, bukankah mereka dengan sengaja menentang Dia? Bagaimana Yesus mati di kayu salib? Apakah engkau tahu? Bukankah Dia dikhianati oleh Yudas, yang paling dekat dengan-Nya dan yang telah memakan-Nya, meminum-Nya, dan menikmati-Nya? Bukankah alasan pengkhianatan Yudas adalah karena Yesus tidaklah lebih dari seorang guru biasa yang tidak penting? Jika manusia benar-benar memahami bahwa Yesus itu luar biasa, dan Pribadi yang berasal dari surga, bagaimana mungkin mereka memakukan-Nya hidup-hidup di kayu salib selama dua puluh empat jam, hingga tidak ada napas yang tersisa di dalam tubuh-Nya? Siapakah yang bisa mengenal Tuhan? Manusia tidak melakukan apa pun selain menikmati Tuhan dengan keserakahan yang tak terpuaskan, tetapi mereka tidak pernah mengenal Dia. Mereka diberi sedikit tetapi telah mengambil sangat banyak, dan mereka membuat Yesus sepenuhnya taat pada perintah mereka, kepada instruksi mereka. Siapakah yang pernah menunjukkan jalan belas kasih terhadap Anak Manusia ini, yang tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya? Siapakah yang pernah berpikir untuk menggabungkan kekuatan dengan-Nya demi menggenapi perintah Bapa? Siapakah yang pernah memikirkan diri-Nya? Siapakah yang pernah bertenggang rasa terhadap kesulitan-kesulitan-Nya? Tanpa kasih sedikit pun, manusia menghempaskan Dia ke depan dan ke belakang. Manusia tidak tahu dari mana asalnya terang dan kehidupannya, dan tidak melakukan apa pun kecuali secara diam-diam merencanakan untuk bagaimana sekali lagi menyalibkan Yesus dari dua ribu tahun yang lalu, yang telah mengalami penderitaan di antara manusia. Apakah Yesus benar-benar membangkitkan kebencian semacam itu? Apakah segala sesuatu yang dilakukan-Nya telah lama dilupakan? Kebencian selama ribuan tahun yang melebur menjadi satu akhirnya tersembur keluar. Engkau semua, yang serumpun dengan orang Yahudi! Kapankah Yesus pernah memusuhimu, sehingga engkau harus begitu membenci-Nya? Dia telah berbuat begitu banyak, dan berbicara begitu banyak—bukankah itu demi kebaikanmu? Dia telah menyerahkan nyawa-Nya bagimu tanpa meminta imbalan apa pun, Dia telah memberikan kepadamu seluruh diri-Nya—apakah engkau benar-benar masih ingin memakan-Nya hidup-hidup? Dia telah memberikan seluruh diri-Nya kepadamu tanpa menahan apa pun, tanpa pernah menikmati kemuliaan duniawi, kehangatan di antara manusia, kasih di antara manusia, atau semua berkat di antara manusia. Manusia sangat jahat kepada-Nya, Dia tidak pernah menikmati semua kekayaan di bumi, Dia mengabdikan seluruh hati-Nya yang tulus dan penuh gairah kepada manusia, Dia telah mengabdikan seluruh diri-Nya kepada umat manusia—tapi siapakah yang pernah memberi Dia kehangatan? Siapakah yang pernah memberi Dia kenyamanan? Manusia telah memberikan tekanan yang sangat besar kepada-Nya, ia telah memberikan semua kemalangan kepada-Nya, ia telah memaksakan pengalaman yang paling nahas di antara manusia bagi-Nya, ia menyalahkan Dia atas semua ketidakadilan, dan Dia menerimanya tanpa sepatah kata pun. Pernahkah Dia memprotes siapa pun? Pernahkah Dia meminta sedikit balasan dari siapa pun? Siapakah yang pernah menunjukkan simpati kepada-Nya? Sebagai manusia normal, siapakah dari antaramu yang tidak memiliki masa kecil yang romantis? Siapakah yang tidak memiliki masa muda yang penuh warna? Siapakah yang tidak memiliki kehangatan dari orang-orang terkasih? Siapakah yang tanpa kasih dari kerabat dan teman? Siapakah yang tidak mendapatkan rasa hormat dari orang lain? Siapakah yang tanpa keluarga yang penuh kehangatan? Siapakah yang tidak mendapatkan kenyamanan dari orang kepercayaan mereka? Lalu apakah Dia pernah menikmati semua ini? Siapakah yang pernah memberi-Nya sedikit kehangatan? Siapakah yang pernah memberi-Nya sedikit kenyamanan? Siapakah yang pernah menunjukkan sedikit moralitas manusia kepada-Nya? Siapakah yang pernah bertenggang rasa terhadap-Nya? Siapakah yang pernah bersama-Nya selama masa-masa yang sulit? Siapakah yang pernah melewati kehidupan yang sulit bersama-Nya? Manusia tidak pernah mengendurkan tuntutan mereka kepada-Nya; ia semata-mata mengajukan tuntutan kepada-Nya tanpa keraguan, seolah-olah, setelah datang ke dunia manusia, Dia harus menjadi lembu atau kudanya manusia, tawanan manusia, dan harus memberikan seluruh diri-Nya kepada manusia; jika tidak, manusia tidak akan pernah mengampuni-Nya, tidak akan bersikap lemah lembut kepada-Nya, tidak akan pernah menyebut-Nya Tuhan, dan tidak akan pernah memberikan penghargaan yang tinggi kepada-Nya. Manusia terlalu keras dalam sikapnya terhadap Tuhan, seolah-olah ia berniat menyiksa Tuhan sampai mati, baru setelah itu ia akan mengendurkan tuntutannya kepada Tuhan; jika tidak, manusia tidak akan pernah menurunkan standar tuntutannya kepada Tuhan. Bagaimana mungkin manusia seperti ini tidak dibenci oleh Tuhan? Bukankah itu tragedi pada zaman sekarang? Hati nurani manusia tak tampak di mana pun. Ia terus mengatakan bahwa ia akan membalas kasih Tuhan, tetapi ia "membedah" Tuhan dan menyiksa-Nya hingga mati. Bukankah ini adalah "resep rahasia" imannya kepada Tuhan, yang diwariskan dari leluhurnya? Tidak ada tempat di mana "orang Yahudi" tidak ditemukan, dan pada masa kini mereka masih berbuat hal yang sama, mereka masih melakukan pekerjaan yang sama menentang Tuhan, namun yakin bahwa mereka sangat meninggikan Tuhan. Bagaimana mungkin mata manusia sendiri mengenal Tuhan? Bagaimana mungkin manusia, yang hidup dalam daging, memperlakukan Tuhan yang berinkarnasi dan berasal dari Roh sebagai Tuhan? Siapakah di antara manusia yang bisa mengenal Dia? Di manakah kebenaran di antara manusia? Di manakah kebenaran yang sejati? Siapakah yang bisa mengetahui watak Tuhan? Siapakah yang mampu bersaing dengan Tuhan yang di surga? Tidak mengherankan bahwa, ketika Dia datang di antara manusia, tidak ada yang mengenal Tuhan, dan Dia ditolak. Bagaimana manusia dapat menerima keberadaan Tuhan? Bagaimana ia bisa membiarkan terang mengusir kegelapan dunia? Bukankah ini semua adalah tentang pengabdian manusia yang terhormat? Bukankah ini adalah jalan masuk manusia yang lurus? Tidakkah pekerjaan Tuhan terpusat di sekitar jalan masuk manusia? Aku ingin agar engkau menyatukan pekerjaan Tuhan dengan jalan masuk manusia, dan membangun hubungan yang baik antara manusia dan Tuhan, serta melakukan tugas yang seharusnya dilakukan oleh manusia dengan sebaik-baiknya. Dengan cara ini, pekerjaan Tuhan kemudian akan selesai, diakhiri dengan pemuliaan diri-Nya!

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan dan Jalan Masuk (10)"

Lihat lebih banyak

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Bagikan

Batalkan