Firman Tuhan Harian: Mengenal Pekerjaan Tuhan | Kutipan 191

29 Juli 2020

Tuhan berinkarnasi di daratan Tiongkok, yang disebut oleh rekan-rekan sebangsa di Hong Kong dan Taiwan sebagai daerah pedalaman. Ketika Tuhan datang dari atas ke bumi, tidak seorang pun di surga dan bumi mengetahui tentang hal itu, karena inilah arti yang sesungguhnya dari Tuhan yang datang kembali secara tersembunyi. Dia telah bekerja dan hidup sebagai manusia untuk waktu yang lama, tetapi tidak ada seorang pun yang mengetahui tentang hal itu. Bahkan sampai hari ini, tidak seorang pun mengenali-Nya. Mungkin ini akan tetap menjadi teka-teki yang abadi. Kedatangan Tuhan sebagai manusia kali ini bukanlah sesuatu yang bisa disadari oleh siapa saja. Tidak peduli seberapa besar dan kuatnya pekerjaan Roh, Tuhan selalu tetap tenang, tidak pernah menunjukkan perasaan-Nya yang tersembunyi. Orang bisa saja mengatakan seolah-olah tahap pekerjaan-Nya ini sedang berlangsung di alam surgawi. Meskipun hal itu sangat jelas bagi semua orang, tidak seorang pun mengenalinya. Ketika Tuhan menyelesaikan tahap pekerjaan-Nya ini, semua orang akan terbangun dari mimpi panjang mereka dan mengubah sikap mereka di masa lalu. Aku ingat Tuhan pernah berkata: "Mengambil rupa seorang manusia kali ini seperti jatuh ke dalam sarang harimau." Artinya adalah karena tahap pekerjaan Tuhan ini membuat Tuhan harus mengambil rupa seorang manusia dan dilahirkan di tempat tinggal si naga merah yang sangat besar, kedatangan-Nya ke bumi kali ini disertai dengan bahaya yang jauh lebih besar lagi. Yang dihadapi-Nya adalah pisau, senapan, dan pentungan; yang dihadapi-Nya adalah pencobaan; yang dihadapi-Nya adalah orang banyak bertampang pembunuh. Dia berisiko terbunuh kapan saja. Tuhan memang datang dengan murka. Namun, Dia datang untuk melakukan pekerjaan penyempurnaan, yang berarti melakukan bagian kedua dari pekerjaan-Nya yang merupakan kelanjutan dari pekerjaan penebusan. Demi tahap pekerjaan-Nya ini, Tuhan telah mencurahkan pikiran dan perhatian sepenuhnya dan menggunakan segala cara yang mungkin untuk menghindari serangan pencobaan, menyembunyikan diri-Nya dengan rendah hati dan tidak pernah memamerkan jati diri-Nya. Ketika menyelamatkan manusia dari salib, Yesus hanya menyelesaikan pekerjaan penebusan; Dia tidak melakukan pekerjaan penyempurnaan. Jadi hanya separuh dari pekerjaan Tuhan yang dilakukan, dan menyelesaikan pekerjaan penebusan hanyalah separuh dari seluruh rencana-Nya. Ketika zaman baru akan segera dimulai dan yang lama mulai memudar, Bapa mulai mempertimbangkan bagian kedua dari pekerjaan-Nya dan mulai mempersiapkannya. Di masa lalu, inkarnasi pada akhir zaman ini mungkin belum dinubuatkan, oleh karenanya hal itu meletakkan landasan bagi semakin besarnya kerahasiaan yang melingkupi kedatangan Tuhan dalam rupa manusia pada saat ini. Pada waktu fajar menyingsing, tanpa sepengetahuan siapa pun, Tuhan datang ke bumi dan memulai kehidupan-Nya dalam rupa manusia. Manusia tidak menyadari momen ini. Mungkin mereka semua sedang tertidur pulas, mungkin banyak yang terjaga dengan waspada sambil menunggu, dan mungkin banyak yang sedang berdoa dalam hati kepada Tuhan yang di surga. Namun di antara sekian banyak orang ini, tidak seorang pun mengetahui bahwa Tuhan telah tiba di bumi. Tuhan bekerja dengan cara ini agar lebih lancar melakukan pekerjaan-Nya dan mencapai hasil yang lebih baik, dan hal itu juga dimaksudkan untuk menghindari lebih banyak pencobaan. Ketika aktivitas tidur manusia di musim semi berakhir, pekerjaan Tuhan telah lama selesai dan Dia akan pergi, mengakhiri kehidupan pengembaraan dan masa tinggal-Nya yang singkat di bumi. Karena pekerjaan Tuhan mengharuskan agar Tuhan bertindak dan berbicara secara pribadi, dan karena tidak mungkin bagi manusia untuk membantu, Tuhan telah menanggung rasa sakit yang luar biasa untuk datang ke bumi dan melakukan pekerjaan itu sendiri. Manusia tidak mampu menggantikan pekerjaan Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan menanggung risiko bahaya ribuan kali lebih besar daripada orang-orang di zaman Kasih Karunia untuk turun ke tempat kediaman si naga merah yang sangat besar demi melakukan pekerjaan-Nya sendiri, demi mencurahkan seluruh pemikiran dan perhatian-Nya dalam menebus sekelompok yang tidak berkualitas ini, menebus sekelompok orang yang telah terjerumus dalam kubangan kotoran ini. Meski tidak seorang pun mengetahui keberadaan Tuhan, Tuhan tidak merasa terusik karena hal itu sangat menguntungkan pekerjaan Tuhan. Semua manusia itu sangat jahat, jadi bagaimana manusia bisa menolerir keberadaan Tuhan? Itulah mengapa di bumi Tuhan selalu berdiam diri. Tidak peduli betapa pun kejamnya manusia, Tuhan tidak pernah mengambil hati, melainkan terus melakukan pekerjaan yang perlu dilakukan-Nya untuk memenuhi amanat lebih besar yang diberikan Bapa surgawi kepada-Nya. Siapakah di antara kamu sekalian yang telah mengenali keelokan Tuhan? Siapakah yang lebih menunjukkan perhatian terhadap beban Bapa selain dari Anak-Nya? Siapakah yang mampu memahami kehendak Bapa? Roh Bapa di surga sering merasa terusik, dan Anak-Nya di bumi sering berdoa tentang kehendak Bapa, yang sangat mengkhawatirkan hati-Nya. Adakah yang mengetahui kasih Bapa bagi Anak-Nya? Adakah yang mengetahui bagaimana Anak yang terkasih merindukan Bapa? Terpisah antara langit dan bumi, keduanya senantiasa saling bertatapan dari jauh, berdampingan dalam Roh. Wahai umat manusia! Kapankah kamu sekalian akan memikirkan hati Tuhan? Kapankah kamu sekalian akan memahami maksud Tuhan? Bapa dan Anak selalu bergantung satu sama lain. Lalu mengapa Mereka harus dipisahkan, satu di surga di atas dan satu lagi di bumi di bawah? Bapa mengasihi Anak-Nya sebagaimana Anak mengasihi Bapa-Nya. Lalu mengapa Bapa harus menunggu dengan penuh kerinduan dan merindukan dengan penuh kecemasan? Meskipun Mereka belum lama terpisah, adakah yang mengetahui bahwa Bapa telah dengan cemas merindukan Anak-Nya selama berhari-hari dan bermalam-malam dan telah lama menantikan kembalinya Anak-Nya dengan segera? Dia mengamati, Dia duduk dalam keheningan, Dia menunggu. Ini semua demi kembalinya Anak-Nya yang terkasih dengan segera. Kapankah Dia akan bersama lagi dengan Anak-Nya yang sedang mengembara di bumi? Meskipun pernah bersama, dan Mereka akan bersama untuk selamanya, bagaimanakah Dia dapat menanggung keterpisahan selama ribuan hari dan malam, yang satu di surga di atas dan satu lagi di bumi di bawah? Puluhan tahun di bumi itu seperti ribuan tahun di surga. Bagaimana mungkin Bapa tidak khawatir? Ketika Tuhan datang ke bumi, Dia mengalami banyak perubahan di dunia manusia sama seperti manusia. Tuhan sendiri tidak berdosa, jadi mengapa membiarkan Tuhan menderita rasa sakit yang sama seperti manusia? Tidak heran, Bapa sangat merindukan Anak-Nya; siapakah yang bisa memahami hati Tuhan? Tuhan memberi terlalu banyak kepada manusia; bagaimana manusia bisa cukup membalas kebaikan hati Tuhan? Namun manusia memberi kepada Tuhan terlalu sedikit; jadi bagaimana mungkin Tuhan tidak khawatir?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Pekerjaan dan Jalan Masuk (4)"

Lihat lebih banyak

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Bagikan

Batalkan