Firman Tuhan Harian: Mengenal Pekerjaan Tuhan | Kutipan 182

04 Oktober 2020

Bagaimanapun juga, pekerjaan Tuhan berbeda dari pekerjaan manusia dan, terlebih lagi, bagaimana mungkin ungkapan-Nya sama dengan ungkapan manusia? Tuhan memiliki watak-Nya sendiri yang khusus, sementara manusia memiliki tugas yang harus mereka laksanakan. Watak Tuhan diungkapkan dalam pekerjaan-Nya, sementara tugas manusia diwujudkan dalam pengalaman manusia dan diungkapkan dalam pencarian manusia. Oleh karenanya menjadi jelas melalui pekerjaan yang dilakukan apakah sesuatu itu merupakan ungkapan Tuhan atau ungkapan manusia. Hal itu tidak perlu dijelaskan oleh Tuhan sendiri, pun tidak mengharuskan manusia untuk berjuang menjadi kesaksian. Selain itu, hal tersebut tidak membuat Tuhan sendiri perlu menekan siapa pun. Semua ini terjadi sebagai penyingkapan yang alami; itu bukan sesuatu yang dipaksakan atau pun sesuatu yang manusia bisa mencampurinya. Tugas manusia dapat diketahui melalui pengalaman mereka, dan itu tidak mengharuskan orang untuk melakukan pekerjaan tambahan yang didasarkan pada pengalaman. Seluruh esensi manusia dapat diungkapkan ketika mereka melakukan tugas mereka, sedangkan Tuhan dapat mengungkapkan watak-Nya yang melekat ketika melakukan pekerjaan-Nya. Jika itu adalah pekerjaan manusia maka hal itu tidak dapat ditutup-tutupi. Jika itu adalah pekerjaan Tuhan, watak Tuhan bahkan lebih mustahil lagi untuk disembunyikan oleh siapa pun, apalagi dikendalikan oleh manusia. Tidak seorang pun dapat disebut sebagai Tuhan, demikian pula pekerjaan dan perkataan mereka tidak dapat dianggap sebagai hal yang kudus atau abadi. Tuhan dapat disebut sebagai manusia karena Dia mengenakan tubuh daging, tetapi pekerjaan-Nya tidak dapat dianggap sebagai pekerjaan manusia atau tugas manusia. Terlebih lagi, perkataan Tuhan dan surat-surat Paulus tidak dapat disamakan, demikian pula penghakiman dan hajaran Tuhan tidak dapat dikatakan sebagai hal yang sama dengan kata-kata pengajaran manusia. Karena itu, ada prinsip-prinsip yang membedakan pekerjaan Tuhan dari pekerjaan manusia. Hal ini dibedakan menurut esensinya, bukan menurut lingkup pekerjaannya atau efisiensi yang bersifat sementara. Mengenai hal ini, kebanyakan orang membuat kesalahan prinsip. Ini karena manusia melihat bagian luar, yang dapat mereka capai, sementara Tuhan melihat esensi, yang tidak dapat diamati dengan mata jasmani manusia. Jika engkau menganggap firman dan pekerjaan Tuhan sebagai tugas manusia biasa, dan memandang pekerjaan manusia yang berskala besar sebagai pekerjaan Tuhan yang mengambil rupa manusia, alih-alih tugas yang dijalankan manusia, bukankah prinsipmu keliru? Surat-surat dan biografi manusia dapat ditulis dengan mudah, tetapi hanya atas dasar pekerjaan Roh Kudus. Namun, perkataan dan pekerjaan Tuhan tidak bisa dicapai manusia dengan mudah atau dicapai dengan hikmat dan pemikiran manusia, demikian pula manusia tidak dapat menjelaskannya secara menyeluruh setelah menyelidikinya. Apabila masalah-masalah yang prinsip ini tidak membangkitkan reaksi apa pun di dalam dirimu, maka jelas imanmu semua tidak begitu benar atau murni. Orang hanya bisa mengatakan bahwa imanmu itu penuh dengan kesamaran, serta membingungkan dan tidak berprinsip. Tanpa memahami masalah pokok yang paling mendasar tentang Tuhan dan manusia sekalipun, bukankah iman seperti ini adalah iman yang sama sekali kurang memiliki persepsi?

—Firman, Vol. 1, Penampakan dan Pekerjaan Tuhan, "Bagaimana Pendirianmu terhadap Ketigabelas Surat?"

Lihat lebih banyak

Jika Tuhan telah membantu Anda, apakah Anda mau belajar firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan dan terima berkat Tuhan?

Bagikan

Batalkan